• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Ekspor – Impor

Transaksi Ekspor - Impor adalah transaksi perdagangan internasional (International Trade) yang sederhana dan tidak lebih dari membeli dan menjual barang antara pengusaha - pengusaha yang bertempat di negara yang berbeda.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No 146/MPP/IV/99 tanggal 22 April 1999 tentang ketentuan umum di bidang ekspor maka diperoleh pengertian ekspor, yaitu kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean sesuai peraturan dan perundang-undang yang berlaku. Sedangkan pengertian impor adalah perdagangan dengan cara memasukkan barang dari luar negeri ke dalam wilayah pabean dengan memenuhi ketentuan yang berlaku.

Ketentuan yang dimaksud adalah ketentuan Ekspor - Impor yang diatur dalam UU No. 10 Tahun 1995 tentang kepabeanan, (Nurpatria 2012).

B. Pengertian Letter of Credit

Letter of credit adalah suatu surat yang dikeluarkan bank devisa atas permintaan importir nasabah bank devisa bersangkutan dan ditujukan kepada

(2)

eksportir di luar negeri yang menjadi relasi dari importir tersebut. Isi surat itu menyatakan bahwa eksportir penerima L/C diberi hak oleh importir untuk menarik wesel (surat perintah untuk melunasi utang) atas Bank Pembuka untuk sejumlah uang yang disebut dalam surat itu. Bank yang bersangkutan menjamin untuk mengakseptir atau menghonorir wesel yang ditarik tersebut asal sesuai dan memenuhi syarat yang tercantum di dalam surat itu.

Menurut Andisusilo (2013) Letter of Credit yang umum juga dikenal dengan

“Documentary Credit” (kredit berdokumen) sifatnya unik. Berbagai istilah digunakan untuk Letter of Credit tergantung pada kebiasaan negara/bank yang mengeluarkan instrument tersebut. Istilah mana pun yang digunakan sebenarnya tidak perlu dipusingkan karena pada hakikatnya semuanya menyatakan instrument yang sama.

Ada yang menyatakan Letter of Credit dengan singkatan saja yakni L/C, atau Commercial of Credit, Documentary Credit, bahkan kadang-kadang Credit saja.

Demikian juga dalam kolom yang terdapat pada form instrument L/C itu sendiri terdapat berbagai variasi penggunaan judul seperti “Commercial Credit” atau “Letter of Credit” atau “Documentary Credit” atau sama sekali tidak ada judul.

Di Amerika Serikat misalnya orang lebih condong menggunakan istilah Commercial Letter of Credit dari pada Documentary Credit karena istilah yang disebut terakhir ini masih dianggap lebih luas, meliputi berbagai jenis dokumentasi seperti Commercial Letter of Credit, Authority to Purchase,Authority to pay dan

(3)

sebagainya. Commercial Letter of Credit menunjukan alat membayar barang-barang yang dibeli dalam transaksi perdagangan international. Authority to Purchase semata- mata menyatakan kerelaan bank pembeli untuk membayar wesel penjual dengan harapan sipembeli akan membayar wesel pada saat jatuh tempo dan authority to pay menunjukan bank bertindak berdasarkan kuasa membayar yang diberikan oleh sitertarik (pembeli) kepada pemegang wesel, yaitu si penarik.

Istilah L/C tidak lain mencerminkan pengertian akan pentingnya penggunaan L/C oleh bank sebagai alat yang mampu untuk membiayai penyerahan barang-barang dagang. L/C tersebut memberikan dua kepastian yakni mekanisme pembiayaan dan hubungan antara perkembangan-perkembangan atau variasi - variasi dalam L/C dengan perkembangan-perkembangan atau variasi - variasi dalam mekanisme komersial untuk mana L/C tersebut secara khusus diciptakan guna memudahkannya.

Dalam penggunaan L/C maka bank dapat memenuhi permintaan-permintaan pembiayaan yang bermacam-macam dengan syarat-syarat yang dapat disesuaikan.

Oleh Karena itu, L/C tersebut bersifat luwes dan dapat disesuaikan dengan berbagai macam gabungan teknik pembiayaan.

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, diperlukannya suatu instrument atau alat yang melindungi penjual (Ekspor) dan pembeli (Impor) dari resiko tidak dipatuhinya kewajiban - kewajiban yang dipersyaratkan kedua belah pihak, menyebabkan dikeluarkannya instrument Letter of Credit oleh bank. Maka sebuah Letter of Credit

(4)

(L/C) didefinisikan sebagai instrument yang dikeluarkan oleh suatu bank atas nama salah satu nasabahnya, yang menguasakan seseorang atau sebuah perusahaan penerima instrument tersebut menarik wesel atas bank yang bersangkutan atau atas salah satu bank korespondennya bagi kepentingannya, berdasarkan kondisi- kondisi/persyaratan - persyaratan yang tercantum pada instrument tersebut. Definisi lain dalam arti yang lebih luas adalah suatu pernyataan yang dikeluarkan oleh suatu bank untuk mempertaruhkan credit (tingkat kepercayaan) akan dirinya yang telah cukup dikenal baik, sebagai pengganti credit terhadap impor tersebut, yang mungkin juga tetapi tidak begitu dikenal.

Dalam publikasi terbitan ICC (International Chamber Comercee), dinyatakan bahwa documentary credit adalah perjanjian tertulis dari sebuah bank (issuing bank) yang diberikan kepada penjual (beneficiary, exportir) atas permintaanya dan sesuai dengan instruksi-instruksi dari pembeli (applicant) untuk melakukan pembayaran yakni dengan cara membayar, mengaksep atau menegosiasi wesel sampai jumlah tertentu dalam jangka waktu yang ditentukan dan atas dokumen-dokumen yang ditetapkan. Dengan singkat Letter of Credit adalah suatu perjanjian membayar bersyarat dari bank. (guide to documentary credit operations,1978)

Letter of credit, atau sering disingkat menjadi L/C, LC, atau LOC, adalah sebuah cara pembayaran internasional yang memungkinkan Eksportir menerima pembayaran tanpa menunggu berita dari luar negeri setelah barang dan berkas

(5)

dokumen dikirimkan keluar negeri (kepada pemesan). (uniform Custom Practice 600).

Menurut Nurpatria (2012) Letter of Credit adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh suatu bank atas permintaan impor langganan bank tersebut ditujukan kepada ekspor diluar negeri yang menjadi relasi importir itu, yang memberi hak kepada eksportir itu untuk sejumlah uang yang disebutkan dalam surat itu. Seterusnya bank bersangkutan menjamin untuk mengakseptir atau menghonorir wesel yang ditarik itu asal saja sesuai dan memenuhi semua syarat yang tercantum dalam surat itu.

Menurut Kobi (2011) Letter of Credit adalah suatu dokumen yang dikeluarkan suatu bank devisa yang menjamin bahwa nasabah akan sanggup membayar barang atau jasa yang di Ekspor atau Impor. Bank devisa tersebut menerbitkan atau mengeluarkan L/C atas nama impor/buyer. Selain itu juga memberikan hak atau wewenang kepada ekportir atau seller untuk mendapatkan pembayaran dalam rentang waktu tertentu sesuai ketentuan dan persyaratan yang tertuang dalam L/C terpenuhi tanpa adanya penyimpangan. Sedangkan menurut Ahsjar (2007) Letter of Credit adalah sebuah instrument yang diterbitkan oleh bank atas permintaan nasabahnya, yang menguasakan seseorang/perusahaan penerima instrument tersebut menarik wesel atas bank berdasarkan persyaratan dalam instrument.

(6)

C. Prosedur - Perusahaan Dagang Ekspor Impor dengan Mekanisme Letter of Credit

Prosedur ekspor impor menurut (Hamdani. 2011)

1. Eksportir dan Importir mengadakan kontrak jual beli (sales contract).Dalam Sales Contract dicantumkan cara pembayaran yang digunakan.

2. Apabila menggunakan L/C maka Eksportir - Importir akan meminta pada Bank untuk membuka sebuah Letter of Credit (L/C) sebagai dana yang dipersiapkan untuk melunasi hutangnya kepada eksportir, sejumlah yang disepakati dalam sales contract. Bank yang diminta eksportir membuka L/C itu disebut Opening Bank. Opening Bank inilah yang bertanggung jawab melakukan pembayaran atas L/C kepada eksportir penerima L/C. Importir yang meminta pembukaan L/C disebut applicant.

3. Opening Bank setelah menyelesaikan jaminan dana L/C dengan importir melakukan pembukaan L/C melalui bank korespondennya di negara eksportir.

Pembukaan L/C dilakukan dengan surat, kawat, teleks, faksimile, atau media elektronik lainnya yang sah. Penegasan pembukaan L/C dalam bentuk tertulis itu disebut L/C Confirmation yang diteruskan oleh opening Bank kepada bank korespondennya untuk disampaikan kepada penerima, yaitu eksportir yang disebut dalam surat itu. Bank koresponden yang diminta Opening Bank untuk menyampaikan amanat pembukaan L/C disebut Advising Bank.

(7)

4. Advising Bank setelah meneliti keabsahan amanat pembukaan L/C yang diterimanya dari opening Bank meneruskan amanat pembukaan L/C itu kepada eksportir yang berhak menerima dengan surat pengantar dari advising bank.

Surat pengantar itu disebut L/C advis, sedangkan ekspor penerima L/C disebut Beneficiary dari L/C itu. Bila Advising Bank diminta tertulis oleh opening Bank untuk turut menjamin pembayaran atas L/C tersebut maka Advising Bank juga disebut Confirming Bank.

5. Eksportir setelah menerima L/C Confirmation kemudian mempersiapkan barang untuk diekspor, melakukan pemesanan ruang/tempat kepada perusahaan pelayaran (shipping company) yang kapalnya akan berangkat ke pelabuhan tujuan yang dimaksud dalam Sales Contract serta sesuai dengan waktu pengapalan (shippment date) yang disepakati dalam sales contract. Eksportir kemudian mengurus formalitas ekspor seperti mengisi pemberitahuan ekspor barang, membayar Pajak Ekspor dan Pajak Ekspor Tambahan melalui advising Bank, mengurus izin muat kepada Kantor Inspeksi Bea dan Cukai di pelabuhan muat. Setelah semua formalitas ekspor selesai, ekspor menyerahkan barang kepada perusahaan pelayaran (shipping company) untuk dimuat pada waktu yang disepakati.

a. Shipping company setelah selesai melakukan pemuatan barang ke atas kapal, menyerahkan bukti penerimaan barang, bukti kontrak angkutan, dan bukti pemilikan barang dalam bentuk Bill of Lading atau transport

(8)

document lainnya kepada ekspor yang dalam pengangkutan ini disebut shipper.

b. Shipping company selanjutnya bertanggung jawab mengangkut muatan itu sampai ke pelabuhan tujuan, serta menyerahkannya dengan selamat dan utuh kepada penerima barang yang disebut dalam B/L di pelabuhan tujuan (destination port) yang juga disebut dalam B/L itu.

6. Eksportir setelah menerima Bill of Lading dari perusahaan pelayaran, menyiapkan semua dokumen pengapalan yang disyaratkan dalam Letter of credit seperti faktur/invoice, packing list/daftar pengepakan, wesel/draft serta surat pengantar negosiasi dokumen secara lengkap dan cermat. Semua dokumen pengapalan itu diserahkan eksportir kepada negotiating bank yang ditentukan dalam L/C untuk memperoleh pembayaran. Negotiating bank meneliti dengan seksama semua dokumen pengapalan yang diminta dalam syarat - syarat L/C.

Bila semuanya cocok baik jumlah, jenis, maupun uraian sebagaimana yang dituntut oleh L/C, maka negotiating bank akan membayarkan jumlah yang ditagih oleh ekspor dari dana L/C yang tersedia. Formalitas ekspor seperti mengisi pemberitahuan ekspor barang, membayar Pajak Ekspor dan Pajak Ekspor Tambahan melalui advising Bank, mengurus izin muat kepada Kantor Inspeksi Bea dan Cukai di pelabuhan muat. Setelah semua formalitas ekspor selesai, ekspor menyerahkan barang kepada perusahaan pelayaran (shipping company) untuk dimuat pada waktu yang disepakati.

(9)

7. Negotiating Bank meneruskan dokumen pengapalan yang sudah dilunasi itu kepada opening Bank yang membuka L/C bersangkutan sebagai penagihan kembali dari uang yang sudah dibayarkan oleh negotiating bank tersebut kepada ekspor. Opening Bank memeriksa dengan seksama semua dokumen pengapalan itu dan bila ternyata sesuai dengan syarat - syarat yang dibuka maka opening Bank kemudian melunasi uang yang sudah dibayarkan oleh Negotiating Bank pembayaran pelunasan kembali ini disebut reimbursement. Opening Bank selanjutnya memberitahukan penerimaan dokumen pengapalan itu kepada importir. Importir akan mengambil dokumen pengapalan itu dari opening Bank dan menyelesaikan pelunasan dokumen pengapalan tersebut dengan opening Bank yang bersangkutan. Setelah itu opening Bank akan menyerahkan seluruh dokumen pengapalan itu kepada importir untuk dipergunakan menerima barang yang bersangkutan dari perusahaan pelayaran dan Bea cukai setempat.

D. Perjanjian Dasar Pembukaan Letter of Credit

(Svrnha, 2012) Perjanjian pembukaan Letter of Credit yang diadakan bukan merupakan perjanjian yang berdiri sendiri, tetapi merupakan, perjanjian tambahan dari perjanjian pokoknya yang berupa perjanjian jual beli yang tertuang dalam kontrak dagang (Sales Contract) antara eksportir dan importir.

(10)

Proses pembukaan L/C dimulai dengan adanya kontrak jual beli antara penjual dan pembeli yang mensyaratkan pembukaan L/C sebagai pembayarannya, pembeli kemudian mengajukan aplikasi L/C kepada bank devisa di negaranya untuk manfaat pihak penjual. Jalannya pembukaan suatu L/C secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Skematis Letter of Credit (hutabarat, 1989)

Pada waktu mengajukan suatu permohonan pembukaan L/C kepada sebuah bank, impor akan diminta mengisi formulir aplikasi (permohonan) pembukaan L/C yang mencantumkan semua syarat yang harus dpenuhi oleh ekspor dinegara lain dalam persiapan-persiapan pengiriman barang yang dikehendaki impor.

(Menurut Svrnha, 2012) agar dapat mempersiapkan aplikasi pembukaan L/C tersebut dengan baik, maka terlebih dahulu impor harus mengetahui hal-hal berikut :

(11)

1. Nama jelas dan alamat ekspor (beneficiary)

2. Jumlah dan valuta (jenis mata uang) L/C

3. Jenis L/C apakah recovable, irrecovable, atau confirmed irrecoverable

4. Apakah L/C tersebut diselesaikan dengan cara pembayaran akseptasi atau negosiasi

5. Atas siapa wesel (draft) akan ditarik dan bagaimana tenor wesel (draft) tersebut

6. Uraian singkat dari barang-barang impor termasuk perincian jumlah dan harga unit, kalau ada.

7. Apakah syarat-syarat kontak FOB, CIF<, C and F dan sebagainya.

8. Perincian dari dokumen-dokumen yang diminta

9. Nama-nama dari pelabuhan tempat pengapalan dan pelabuhan tujuan.

10. Bilamana barang-barang dipindahkan, apakah pindah dari kapal yang satu ke kapal yang lain atau dari jenis pengangkutan yang satu ke jenis yang lain.

11. Apakah pengapalan sebagian-sebagian (partial shipment) dilarang?

12. Tanggal pengapalan terakhir.

13. Tanggal dan jatuh tempo L/C

(12)

14. Jangka waktu setelah tanggal pengeluaran B/L atau dokumen-dokumen pengapalan, dalam batas waktu mana dokumen-dokumen harus di ajukan untuk pembayaran, akseptasi atau negosiasi.

15. Apakah L/C dapat dialihkan (transferable)

16. Apakah advis L/C harus dikirim persurat, kawat atau telex

E. Tatacara Pembayaran dengan Letter of Credit

Tata cara pembayaran dengan Letterof credi (Hamdani, 2011)

1. Importir meminta kepada bank devisanya untuk membuka sebuah Letter of Credit (L/C) sebagai dana yang dipersiapkan untuk melunasi hutangnya kepada eksportir, sejumlah yang disepakati dalam sales contract dan sesuai dengan syarat-syarat pencairan yang disebut dalam Miles Contract dan merujuk pada ketentuan dari The Uniform Customs and Practise for Documentary Letter of Credit dari Kamar Dagang Internasional, UCP 600. L/C yang dibuka adalah untuk dan atas nama eksportir atau orang atau badan usaha lain yang ditentukan eksportir, sesuai kesepakatan dalam sales contract. Bank devisa yang diminta eksportir membuka L/C itu disebut opening bank. Opening bank inilah yang bertanggung jawab melakukan pembayaran atas L/C itu kepada eksportir penerima L/C. Importir yang disebut pembukaan L/C disebut applicant.

(13)

2. Opening bank setelah menyelesaikan jaminan dana L/C dengan importir, melakukan pembukaan L/C melalui bank korespondennya di negara eksportir.

Pembukaan L/C dilakukan dengan surat, kawat, teleks, faksimile, atau media elektronik lainnya yang sah. Penegasan pembukaan UC dalam bentuk tertulis itu disebut L/C confirmation yang diteruskan oleh opening bank kepada bank korespondennya untuk disampaikan kepada penerima, yaitu eksportir yang disebut dalam surat itu. Bank koresponden yang diminta opening bank untuk menyampaikan amanat pembukaan L/C disebut Advising Bank.

3. Advising Bank setelah meneliti keabsahan amanat pembukaan L/C yang diterimanya dari opening bank meneruskan amanat pembukaan L/C itu kepada eksportir yang berhak menerima dengan surat pengantar dari Advising Bank.

Surat pengantar itu disebut L/C advice, sedangkan eksportir penerima L/C disebut sebagai beneficiary dari L/C itu. Bila Advising Bank diminta dengan tertulis oleh opening bank untuk turut menjamin pembayaran atas L/C tersebut, maka Advising Bank juga disebut sebagai confirming bank. Isi pokok dari Letter of Credit antara lain:

a. Nomor dan tanggal L/C

b. Jenis dan sifat L/C yang dibuka.

c. Nama dan alamat eksportir (penerima L/C) yang lazim disebut sebagai

"beneficiary".

d. Jumlah dana yang tersedia.

(14)

e. Uraian barang dan jumlahnya.

f. Perincian dokumen pengapalan yang disyaratkan seperti:

1) Bill of Lading 2) Faktur perdagangan 3) Daftar Pengepakan 4) Daftar kubikasi 5) Daftar timbangan 6) Keterangan negara asal 7) 7Sertifikat mutu

8) Laporan Kebenaran Pemeriksaan 9) Polis asuransi, dan lain-lain.

g. Batas waktu pengapalan terakhir.

h. Batas waktu berlakunya L/C.

i. Syarat pengapalan seperti partial shipment, transshipment dan lain-lain.

j. Ketentuan negosiasi dokumen pengapalan.

Mekanisme pembayaran dengan L/C dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:

1) Tahap pembukaan

Importir mengajukan permohonan pembukaan L/C kepada sebuah Bank yang dianggap bonafide. Untuk ini importir diminta mengisi formulir aplikasi (permohonan) pembukaan L/C yang mencantumkan semua syarat yang harus dipenuhi oleh eksportir di negara lain.

(15)

2) Tahap penerusan kredit advis

Apabila Issuing Bank menyetujui aplikasi pembukaan L/C, makaIssuing Bank menerbitkan "kredit advis" yang menyebutkan bahwa pembeli akan membayar sejumlah uang kepada penjual atas barang yang dibeli. Kredit advis ini dilengkapi dengan syarat-syarat yang tercantum daim formulir permohonan L/C yang ditujukan kepada Bank di tempat eksportir, sebagaimana disyaratkan dalam formulir aplikasi tersebut.

Apabila nama dari Bank di negara eksportir tidak disyaratkan oleh importir, maka biasanya Bank pembuka L/C akan memilih sendiri Advising Banknya yaitu Bank korespondennya yang setelah menerima advis kredit kemudian akan meneruskannya kepada eksportir. Advising Bank ditempat eksportir inilah yang akan melakukan pembayaran atau akseptasi atau negosiasi atas dokumendokumen yang disyaratkan dan diserahkan oleh eksportir.

Dalam tahap penerusan kredit advis ini, adakalanya terjadi suatu perubahan dari kondisi L/C yang harus dilakukan dan harus disampalkan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam L/C, sehingga L/C yang dibuka harus dimintakan amandements (perubahan-perubahan) terhadap syarat L/C, khususnya sebelum L/C jatuh tempo.

Adanya perubahan terhadap syarat-syarat L/C harus dimintakan persetujuan dari pihak-pihak yang terlibat dalam L/C. Sekiranya sudah disetujui dan sudah cukup lengkap dan tepat, kemudian disampaikan oleh Advising Bank kepada eksportir dengan surat, kawat atau telex sesuai dengan permintaan importir.

(16)

3) Tahap pengapalan barang

Setelah eksportir menerima kredit advis dari Bank koresponden, maka eksportir mengajukan formulir Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) kepada Perusahaan Pelayaran untuk dapat mengirim barang yang akan diekspor.

Dalam instruksi muat tercantum: jumlah dan kualitas, harga barang, pelabuhan tujuan, nama pembeli dan penerima barang di luar negeri, shipping mark, serta syarat pembayaran freight. Formulir PEB tersebut diajukan kepada kantor Bea dan Cukai untuk mendapatkan izin meat barang, yang menunjukkan bahwa barang dapat diekspor dan Maskapai Pelayaran melaksanakan pemuatan barang ke atas kapal dan mengeluarkan dokumen pengangkutan atau Bill of Lading (B/L). Dokumen pengangkutan yang asli dikirimkan kepada pembeli, sedang copy-nya diberikan kepada eksportir.

4) Tahap pengumpulan dokumen

Eksportir yang telah menerima dokumen pengangkutan selanjutnya mengumpulkan dokumen-dokumen yang disyaratkan, yaitu dokumen pengangkutan (Bill of Lading/ Airway Bill/ Railway Bill); Invoice (Profoma Invoice/ Comercial Invoice/ Consular Invoice); Dokumen asuransi (Insurance Policy/ Insurance Certificate/ Cover Note). Dokumen-dokumen utama tersebut masih harus ditambah dengan dokumen-dokumen lain sebagai pelengkap, yaitudokumen yang diperlukan sesuai dengan jenis barang yang diperjanjikan. Misalnya certificate of analysis, certificate of origindan sebagainya.

(17)

5) Tahap penyelesaian pembayaran

Setelah Bank pembayar meneliti kelengkapan dan kebenaran formal dokumen dari dokumen yang dipersyaratkan dan ternyata sudah sesuai dengan kredit advis, maka Bank pembayar sejumlah uang yang diperjanjikan kepada eksportir.

Eksportir harus mempelajari dengan seksama semua keterangan yang tercantum di dalam L/C. Kalau semua ketentuan itu tidak dipenuhi secara cepat dan cermat, maka bank dari importir yang membuka L/C berhak penuh untuk menolak dokumen pengapalan yang diajukan dan menolak pembayaran atas beban L/C itu.

F. Jenis-jenis Letter of Credit

(Menurut kobi,2011) Letter of Credit dapat dibedakan menjadi dua bentuk:

1. Revocable Letter of Credit

Letter of Credit dalam bentuk ini mempunyai risiko yang tinggi, karena kurang menjamin pembayaran. Pada Letter of Credit yang berbentuk revocable, importir setiap saat dapat memerintahkan banknya (Issuing Bank) untuk membatalkan L/C yang telah dibuka tanpa memberitahukan dan meminta persetujuan terlebih dahulu dari pihak eksportir. Pembatalan yang diperintahkan oleh importir di luar negeri tidak berlaku (tidak mempunyai kekuatan) bilamana eksportir telah mengapalkan dan wesel ekspor telah dinegoisir oleh Negotiating Bank pada saat pembatalan diterima.

(18)

2. Irrevocable Letter of Credit

Letter of Credit dalam bentuk ini dapat dibatalkan hanya atas persetujuan ksportir dan importir. L/C dalam bentuk ini memberikan jaminan pembayaran yang lebih baik jika dibandingkan dengan Revocable L/C. Dilihat dari segi saat pembayaran, L/C dapat dibagi menjadi:

a. Sight L/C

Yaitu L/C yang jika semua persyaratan dipenuhi, maka Negotiating Bank wajib membayar nominal L/C kepada eksportir paling lama dalam 7 hari kerja.

b. .Usance L/C

Yaitu yang L/C yang pembayarannya baru dapat dilunasi jika L/C tersebut sudah jatuh tempo yaitu sekian hari dari tanggal pengapalan (tanggal Bill of Lading).

c. Red Clause L/C

Yaitu L/C dimana bank pembuka L/C memberi kuasa kepada bank Pembayar untuk membayar uang muka kepada beneficiary sebagian tertentu atau seluruh nilai L/C sebelum beneficiary menyerahkan dokumen.

Dan syarat-syaratnya L/C dibagi menjadi:

1. Open L/C

Yaitu suatu L/C yang memberi hak kepada eksportir penerima L/C untuk menegoisasikan dokumen melalui bank mana saja yang diingininya.

(19)

2. Restricted L/C

Yaitu kebalikan dari Open L/C di mana, negotiating bank dibatasi pada bank tertentu.

3. Documentary L/C

Yaitu L/C yang mewajibkan eksportir penerima L/C untuk menyerahkan dokumen pengapalan yang membuktikan pemilikan barang serta dokumen pelengkap lainnya sebagai syarat untuk memperoleh pembayaran.

4. Revolving L/C

Yaitu L/C di mana kredit yang, tersedia dapat dipakai ulang tanpa perlu mengadakan perubahan syarat baik dalam bentuk waktu maupun nilai uang.

5. Back to back L/C

Yaitu L/C yang dapat dibuka lagi oleh eksportir penerima L/C pertama kepada eksportir kedua dengan menjaminkan L/C yang diterimanya. L/C ini biasa digunakan dalam perdagangan segi tiga.

Tabel 2.1

Data transaksi Letter of Credit pada bulan November 2013 – Januari 2014

Tipe transaksi Jumlah transaksi

01 Nopember 2013 01 Desember 2013 01 Januari 2014

LC Import 35 10 41

L/C Amendment 47 18 58

L/C Advise 56 36 63

G. Dokumen – dokumen yang terdapat di dalam Letter of Credit

(20)

(Menurut Amir, 2004) Sehubungan dengan pentingnya dokumen dalam pembayaran melalui L/C Bank harus memeriksa semua dokumen yang disebutkan dalam kredit dengan seksama untuk memastikan apakah dokumen tersebut, secara nyata sesuai atau tidak dengan persyaratan dan kondisi kredit. Kesesuaian dokumen dengan persyaratan dan kondisi kredit harus dilakukan berdasarkan standar praktek perbankan internasional. Dokumen yang tidak sesuai satu dengan yang lainnya akan dianggap tidak sesuai dengan persyaratan dan kondisi kredit yang bersangkutan.

Pemeriksaan dokumen oleh Bank hanya dilakukan terhadap dokumen dokumen yang diminta atau disepakati dalam kredit. Dokumen yang tidak diminta. tidak akan diperiksa oleh Bank. Dokumen dalam pembayaran transaksi ekspor impor dengan L/C merupakan hal penting.

Dokumen-dokumen yang harus disepakati dan diminta dalam L/C tersebut adalah:

1. Dokumen Induk a. Dokumen Pengangkutan:

1) Bill of Lading

Bill of Lading atau Marine Bill of Lading atau Konosemen merupakan dokumen pengapalan yang paling penting, karena mempunyai sifat jaminan atau pengamanan. Bill of Lading (Marine Bill of Lading/Konosemen) menunjukkan hal pemilikan atas barang-barang yang dikirim melalui laut ke sesuatu tujuan tertentu, dan selanjutnya barang-barang tersebut diserahkan kepada penerima.

2) Airway Bill

(21)

Apabila Letter of Credit mensyaratkan barang-barang untuk diangkut dengan pengangkutan udara, maka digunakan Airway Bill. Airway Bill (AWB) ini merupakan tanda terima yang dikirim melalui udara untuk orang dan alamat tertentu.

b. Invoice atau Faktur

Invoice atau faktur penjualan ini sangat penting karena merupakan dokumen resmi dari penjualan yang menguraikan barang-barang apa saja yang tercantum dalam Invoice tersebut yang sesuai dengan L/C yang bersangkutan. Invoice tau faktur dapat dibedakan menjadi 3 bentuk, yaitu:

1) Profoma Invoice

Profoma Invoice ini menyatakan syarat-syarat jual beli danbersangkutan menyetujui pesanan tersebut maka akan ada kontrak antara pembeli dengan penjual sesuai dengan yang ditetapkan dalam Proforma Invoice.

2) Commercial Invoice

Nota perincian tentang keterangan barang-barang yang dijual, dan harga dari barang-barang tersebut. Commercial Invoice dari penjual (eksportir) ini ditujukan kepada pembeli (importir) yang nama dan alamatnya sesuai dengan yang tercantum dalam L/C dan ditandatangani oleh pihak yang berhak menandatangani.

c. Dokumen Asuransi 1) Insurance Policy

(22)

Polis Asuransi ini menyatakan bukti kontrak asuransi atas barang-barang yang akan diongkut dengan kapal dan si tertanggung yang membayar premi.

2) Insurance Certificate

Merupakan surat keterangan yang menjelaskan terhadap barang-barang tertentu telah dilakukan penutupan asuransinya dalam bentuk Open policy. Open policy ini diperlukan untuk pengapalan-pengapalan dalam jumlah yang tidak terbatas.

Setiap kali yang bersangkutan mengapalkan barang, ia akan memberitahukan perusahaan asuransi dan membayar preminya.

3) Cover Note

Merupakan sebuah pemberitahuan yang digunakan sebagai “permulaan alai bukti" dari perusahaan asuransi yang menyatakan bahwa sebuah asuransi telah ditutup sementara menunggu polis atau sertifikat asuransi \dikeluarkan.

d. Draft (wesel)

Fungsi wesel sama dengan dokumen-dokumen lain yang dipersyaratkan dalam perjanjian. Apabila suatu L/C, telah disyaratkan disertai dengan wesel, maka seorang penjual akan menerima pembayaran setelah menyerahkan dokumendokumen disertai dengan wesel.

H. Pihak – pihak yang terlibat dalam Pembukaan Letter of Credit

(23)

(Djauhari, 2007) Pihak-pihak yang terlibat dalam pembukaan L/C adalah:

1. Opener atau Applicant

Importir yang meminta bantuan bank devisanya untuk membuka L/C guna keperluan penjual atau eksportir.

2. Opening bank atau Issuing Bank

Bank devisa yang dimintai bantuannnya oleh importir untuk suatu L/C untuk keperluan eksportir. Bank devisa inilah yang memberikan jaminan kepada eksportir. Oleh karena itu, "nilai" L/C sangat bergantung pada nama baik dan reputasi dari bank devisa yang membuka L/C tersebut.

3. Advising Bank

Opening bank membuka L/C untuk eksportir melalui bank lain di negara eksportir yang menjadi koresponden dari Opening bank tersebut Bank korespondensi, ini berkewajiban untuk menyampaikan amanat yang terkandung dalam L/C kepada eksportir yang berhak. Oleh karena itu bank korespondensi yang bersangkutan disebut Advising Bank atau Bank penyampai amanat.

4. Beneficiary

(24)

Eksportir yang menerima pembukaan L/C dan diberi hak untuk menarik uang dari dana L/C yang tersedia itu disebut sebagai penerima L/C atau beneficiary.

5. Negotiating Bank

Di dalam L/C biasanya disebutkan bahwa Beneficiary boleh menguangkan (menegosiasikan shipping document) melalui bank mana saja yang disukainya asalkan memenuhi syarat L/C. Bank yang membayar dokumen itu disebut sebagai Negotiating Bank.

Gambar

Gambar 2.1 Skematis Letter of Credit (hutabarat, 1989)

Referensi

Dokumen terkait

Pada kelompok kontrol yang tidak diberikan terapi tomat, sebagian besar responden yaitu 7 responden (63,64%) tetap mengalami hipertensi sedang dan 1 responden (9,09%) berada

KPR BRISyariah iB adalah Pembiayaan Kepemilikan Rumah kepada Perorangan untuk memenuhi sebagian atau keseluruhan kebutuhan akan hunian dengan menggunakan prinsip

Peraturan Walikota Pekanbaru Nomor 10 Tahun 2011 sebagai peraturan pelaksanaan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah 04 Tahun 2010 Tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah

Jakarta, 24 April 2019 – Sebagai upaya konsisten untuk memperkenalkan industri fintech kepada media di Indonesia, Asosiasi FinTech Indonesia (AFTECH) melaksanakan

Okelah kalau begitu…dalam teknik sentuhan hal yang harus pertama bisa kita sentuh adalah tangan dan pundak si wanita dengan cara memeluknya dari samping…itu

Pengadilan Agama Kebumen adalah entitas akuntansi dari Mahkamah Agung RI yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran

1 Lokasi dan jarak bank.. Setelah data-data digabung maka akan terlihat seperti gambar 4.17 dibawah ini. Dimana akan terlihat persentase dari 4 hambatan tersebut. Gambar 4.16 Empat

lisan lisan Non Test: Non Test:   Karya Karya :karangan, :karangan, puisi, doa puisi, doa   Sikap: Sikap: tindakan tindakan yang akan yang akan dilakukan dilakukan untuk