• Tidak ada hasil yang ditemukan

7 KONDISI DAN AKTIVITAS WISATA BAHARI PANTAI JAYANTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "7 KONDISI DAN AKTIVITAS WISATA BAHARI PANTAI JAYANTI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

94

7

KONDISI DAN AKTIVITAS WISATA BAHARI PANTAI

JAYANTI

7.1 Kondisi Alam dan Fasilitas Pendukung Wisata Bahari

Selain memiliki potensi perikanan laut, Pantai Jayanti memiliki kelebihan dalam hal potensi wisata bahari yaitu keindahan alamnya. Keindahan alam yang ada merupakan bukti betapa potensi wisata bahari yang ada di Pantai Jayanti tidak dapat diabaikan. Sejauh ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur belum menata dan mengelola potensi wisata ini dengan optimal. Di satu sisi Pantai Jayanti menampakkan keindahan alamnya yang sangat alami, namun di sisi lain menurut responden wisatawan dan hasil pengamatan memperlihatkan ketidaktertataan berbagai fasilitas dan sarana yang menghiasi Pantai Jayanti menjadikan pantai ini terkesan “semrawut dan tidak rapi”.

Gambar 32 Gerbang menuju kawasan wisata Pantai Jayanti tahun 2009 Terlepas dari masalah penataan yang belum optimal di atas, karena keindahannya, Pantai Jayanti menjadi rujukan tempat wisata alternatif yang diminati, khususnya oleh wisatawan lokal dari berbagai tempat seperti Kabupaten Cianjur bagian selatan, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Garut bagian selatan. Walaupun ada beberapa pantai lainnya yang dimiliki Kabupaten Cianjur, namun

(2)

95

Pantai Jayanti memiliki keunikan tersendiri, dimana kegiatan perikanan tangkap dan ikan-ikan hasil tangkapan menjadi salah satu daya tarik wisata.

Pantai ini patut dikembangkan karena memiliki “pasar” yang jelas, yaitu wisatawan yang datang walau tidak setiap hari namun setiap akhir pekan, akhir bulan, akhir tahun, saat pesta laut, dan musim-musim liburan, para wisatawan lokal berkunjung meramaikan Pantai Jayanti. Pantai lain yang memiliki potensi aktivitas perikanan tangkap dan wisata bahari adalah Pantai Baron di Gunung Kidul. Kurniati (2005) menyatakan bahwa di Pantai Baron, kegiatan pariwisata merupakan daya dukung bagi pengembangan kegiatan perikanan tangkap. Potensi pariwisata salah satu diantaranya berupa panorama pantai merupakan daya tarik yang dapat memikat wisatawan untuk berkunjung ke Pantai tersebut.

Namun ada perbedaan antara Pantai Jayanti dengan Pantai Baron, diantaranya adalah mengenai prasarana jalan. Jalan menuju Pantai Baron adalah jalan yang telah diperkeras dengan aspal, sedangkan jalan menuju Pantai Jayanti yang mencapai 143 km dari pusat kota Cianjur, masih banyak mengalami kerusakan. Investor tidak jarang yang datang ke Pantai Jayanti namun kembali mengurungkan niat untuk berinvestasi ketika melihat dan merasakan kondisi jalan menuju Pantai Jayanti yang seperti demikian.

Kondisi jalan yang kurang mendukung tentunya tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Harus ada upaya yang nyata dilakukan pemerintah daerah dalam memberikan solusi. Hal ini sudah mulai dilakukan, yaitu dengan adanya pembangunan dan perbaikan jembatan sebanyak enam unit yang terbentang antara Kecamatan Cidaun (Kabupaten Cianjur) sampai Kecamatan Caringin (Kabupaten Garut) yang merupakan jalur utama yang melewati objek wisata Pantai Jayanti. Dikatakan jalur utama karena jembatan-jembatan yang sedang dibangun dan diperbaiki ini secara umum menghubungkan dua kabupaten, yaitu Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Garut, sehingga jika sudah selesai pembangunannya dapat menjadi alternatif bagi para pengguna kendaraan yang hendak melintas dari Kabupaten Cianjur ke Kabupaten Garut, atau sebaliknya.

Selain melakukan perbaikan infrastruktur, perlu juga diperhatikan daya tarik wisata dan penataan kawasan Pantai Jayanti. Daya tarik yang dibuat salah satunya dapat diangkat dari budaya dan sesuatu lainnya yang tidak bertentangan dengan

(3)

96

kearifan lokal di Pantai Jayanti. Pantai Jayanti memiliki sejarah yang unik, terdapat beberapa situs kebudayaan seperti Batu Kukumbung (batu yang di atasnya terdapat bekas telapak kaki raja Pajajaran) beserta seperangkat kursi dan meja yang dilengkapi cawan dan kendi untuk minum yang juga terbuat dari batu bekas digunakan raja Kerajaan Pajajaran tersebut, gua Sedong Parat (gua yang panjangnya sekitar 10 meter, dari ujung ke ujung masih dapat terjangkau dengan jarak pandang mata normal yang cukup jelas), dan di samping timur Pantai Jayanti terbentang Hutan Lindung Bojong Larang. Keseluruhan potensi wisata ini dapat digali dan diangkat untuk dijadikan cagar budaya dan daya tarik wisata.

(a) Gua sedong parat (b) kolam mata air di hutan Bojong Larang

Gambar 33 Beberapa obyek wisata yang terdapat di sekitar Pantai Jayanti tahun 2009

Selain itu, potensi perikanan tangkap dengan segala fasilitas dan aktivitasnya juga merupakan aset yang dapat dijadikan daya tarik bagi para wisatawan. Dengan demikian, diharapkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) tidak hanya memperhatikan tempat-tempat wisata yang memang sejauh ini banyak berkontribusi lebih besar terhadap pendapatan asli daerah seperti Kebun Raya Cibodas, Taman Bunga Nusantara, dan Taman Nasional Gunung Gede, namun Pantai Jayanti pun layak untuk dikembangkan lebih jauh secara terpadu, sehingga ada keterikatan hubungan saling menguntungkan antara subsektor perikanan tangkap dan subsektor wisata bahari.

(4)

97

Contoh keterikatan hubungan saling menguntungkan antara subsektor perikanan tangkap dan subsektor wisata bahari telah terjadi di Pantai Baron. Di pantai tersebut, baik kegiatan perikanan tangkap maupun kegiatan wisata bahari tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Masyarakat di Pantai Baron sangat bergantung pada kegiatan perikanan tangkap dan kegiatan wisata bahari, dimana kedua kegiatan tersebut merupakan sumber penghasilan bagi masyarakat sekitar (Kurniati, 2005).

7.2 Kondisi dan Aktivitas Wisatawan di Pantai Jayanti

Pada tahun 2007, tercatat sejumlah 13.532 orang wisatawan telah mengunjungi Pantai Jayanti dengan berbagai tujuan (Anonymous, 2009). Di antara wisatawan ada yang bertujuan menikmati keindahan pantai sambil membawa serta keluarga (Gambar 34a), membeli hasil tangkapan, dan atau kegiatan pendidikan yang biasanya dilakukan oleh para guru dari suatu sekolah yang membawa serta para muridnya (Gambar 34b).

Beberapa aktivitas yang dilakukan para wisatawan di pantai Jayanti adalah berenang dan berfoto di atas batu karang atau di pinggir pantai. Selain itu, ada juga wisatawan yang menikmati kebun petani yang berlokasi di sekitar pantai dan terkadang ada juga yang senang menyaksikan nelayan jaring ampar yang sedang melakukan operasi penangkapan ikan.

(a) (b)

Gambar 34 Aktivitas wisatawan di Pantai Jayanti tahun 2009

Pantai Jayanti memiliki panorama yang indah dan saat paling menyenangkan untuk menikmati pemandangan pantai bagi sebagian besar

(5)

98

wisatawan adalah saat matahari terbit dan atau saat matahari tenggelam. Perahu yang berjejer di dermaga, hamparan karang, ombak yang berkejaran dan kondisi pantai dengan udara yang segar menambah daya tarik Pantai Jayanti bagi para wisatawan (Gambar 35).

Gambar 35

Salah satu keindahan Pantai Jayanti tahun 2009

Untuk dapat menyaksikan matahari terbit dan atau matahari tenggelam ini, biasanya sebagian wisatawan menginap dengan menyewa kamar penginapan yang tersedia di sekitar PPI Jayanti. Terdapat beberapa unit penginapan yang berada di lingkungan sekitar Pantai Jayanti (Gambar 36). Penginapan-penginapan tersebut dikelola oleh pihak swasta. Masing-masing dari pengelola menawarkan kisaran harga sewa kamar per malam sekitar Rp. 60.000,- sampai Rp. 125.000,-.

Wisatawan dapat memilih jenis penginapan berdasarkan lokasinya. Ada yang secara langsung berdekatan dengan pantai sehingga dengan jelas dapat melihat pemandangan Pantai Jayanti atau memilih penginapan yang dikelilingi oleh kebun sayuran dan palawija sehingga mereka dapat menikmati pemandangan kebun petani. Kedua lokasi penginapan ini berdekatan dengan PPI Jayanti.

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden wisatawan, diketahui bahwa tidak banyak wisatawan yang berkunjung ke Pantai Jayanti kemudian menginap di tempat penginapan yang tersedia. Salah satu alasan wisatawan tidak menginap karena kebanyakan di antara mereka berasal dari wilayah yang terjangkau untuk pulang pergi dimana letak tempat tinggal mereka berdekatan

(6)

99

dengan Pantai Jayanti. Jumlah responden yang tidak memilih menginap ketika berkunjung ke Pantai Jayanti ada sekitar 80% (Gambar 37).

Gambar 36Salah satu bangunan penginapan bagi wisatawan di Pantai Jayanti tahun 2009

Hanya sekitar 20% di antara responden wisatawan memilih untuk menginap ketika berkunjung ke Pantai Jayanti (Gambar 37). Alasan mereka menginap adalah berlibur di Pantai Jayanti lebih dari satu hari atau mereka sengaja datang sore hari untuk dapat menikmati keindahan matahari tenggelam di pantai tersebut dan keesokan harinya kembali ke tempat asal mereka, sehingga malamnya memilih menginap di penginapan yang tersedia di Pantai Jayanti.

Gambar 37 Persentase jumlah responden pengguna dan bukan pengguna fasilitas penginapan di Pantai Jayanti tahun 2009

(7)

100

Kelebihan lain dari Pantai Jayanti yang terkesan alami adalah adanya kebun-kebun milik petani di area PPI. Hal ini berpotensi untuk dijadikan sebagai daya tarik wisata bagi para wisatawan yang datang ke Pantai Jayanti. Kegiatan yang menjadi daya tarik wisata tersebut adalah “menikmati’ kebun di sekitar Pantai Jayanti dan atau ikut dalam kegiatan berkebun bersama petani. Kebun yang ada di sekitar Pantai Jayanti yang juga berdekatan dengan penginapan merupakan tempat yang disukai wisatawan.

Gambar 38 Cinderamata yang ditawarkan di Pantai Jayanti tahun 2009 Setelah kebutuhan berwisata terpenuhi, para wisatawan biasanya pulang dengan membeli oleh-oleh berupa ikan, terutama ikan layur (subsubbab 8.1.2) atau cinderamata yang dijajakan di kios sekitar penginapan. Berdasarkan hasil wawancara dengan penjual cinderamata, mereka menyatakan bahwa cinderamata tersebut dibuat oleh pengrajin di Pangandaran (Ciamis) dan dipasarkan salah satunya di Pantai Jayanti.

Berdasarkan jumlah kunjungan wisatawan (Gambar 39), diketahui bahwa pada bulan Oktober 2007 terjadi jumlah kunjungan wisatawan tertinggi sepanjang tahun 2007. Bulan Oktober 2007 adalah saat lebaran Iedul Fitri, sehingga banyak warga yang memanfaatkan waktu liburan setelah hari raya Iedul Fitri ini dengan membawa serta keluarga untuk mengunjungi objek wisata Pantai Jayanti. Ada 9.074 orang yang berkunjung ke Pantai Jayanti pada bulan Oktober 2007.

(8)

101

Tingginya kunjungan wisatawan ke tempat wisata pada saat lebaran Iedul Fitri, terjadi juga di Pantai Baron. Kurniati (2005) menyatakan bahwa puncak kunjungan wisatawan di Gunung Kidul (salah satunya di Pantai Baron) adalah pada bulan Desember 2003, dimana salah satu peristiwa yang terjadi pada bulan tersebut adalah lebaran Iedul Fitri.

Setelah bulan Desember, kunjungan wisatawan terbanyak di Pantai Jayanti pada tahun 2007 adalah pada bulan Agustus. Pada bulan tersebut tercatat sebanyak 2.013 orang wisatawan berkunjung ke Pantai Jayanti. Banyaknya kunjungan ini diduga karena pada bulan Agustus merupakan puncak perayaan pesta laut sehingga banyak wisatawan yang tertarik untuk datang.

Sumber: Anonymous (2009)

Gambar 39 Grafik jumlah kunjungan wisatawan Pantai Jayanti tahun 2007 Sementara itu, pada bulan September 2007 tercatat tidak ada wisatawan yang datang ke Pantai Jayanti untuk tujuan berwisata, hal ini diduga karena pada bulan tersebut warga lebih mempersiapkan diri untuk melaksanakan ibadah di Bulan Suci Ramadhan yang memang bertepatan dengan bulan September 2007. Selain alasan tersebut, pada bulan September merupakan awal musim penghujan di daerah Kecamatan Cidaun (subbab 4.1).

(9)

102

1) Sebaran asal wisatawan

Berdasarkan hasil wawancara pada bulan Januari tahun 2009 diketahui bahwa 100% dari keseluruhan responden merupakan wisatawan domestik (lokal) yang berasal dari sekitar Jawa Barat, diantaranya berasal dari Kabupaten Cianjur (40%), Kabupaten Bandung (27%), Kabupaten Garut (20%), dan wilayah lainnya (13%) (Gambar 40). Belum mampunya Pantai Jayanti menarik wisatawan yang berasal dari luar negeri atau pun wisatawan yang berasal dari luar lingkungan sekitar Kabupaten Cianjur harus menjadi tantangan bagi pengelola wisata bahari di Pantai Jayanti khususnya agar lebih mampu bersaing dan memperkenalkan kekayaan dan potensi wisata bahari kepada para peminat wisata baik wisatawan lokal (Jawa Barat dan sekitarnya), nasional maupun internasional.

Gambar 40 Diagram pie sebaran jumlah wisatawan Pantai Jayanti berdasarkan daerah asal pada bulan Januari tahun 2009

2) Motivasi kunjungan wisatawan

Hasil wawancara menunjukkan bahwa sekitar 80% wisatawan yang datang ke Pantai Jayanti memiliki motivasi berupa keinginan untuk menikmati pemandangan yang indah dan alami yang tidak mereka temui di pantai lain di Kabupaten Cianjur (Pantai Apra dan Pantai Cikakap) atau pantai di luar Kabupaten Cianjur seperti Pantai Pangandaran (Kabupaten Ciamis) atau Pantai Rancabuaya (Kabupaten Garut). Sekitar 13% memilih alasan karena senang

(10)

103

dengan kegiatan yang alami, tidak ramai dan tidak hiruk-pikuk dengan berbagai kesibukan manusia sebagaimana dijumpai di tempat-tempat wisata lainnya, sedangkan sisanya sekitar 7% datang ke Pantai Jayanti karena jarak tempat tinggal wisatawan dengan Pantai Jayanti relatif dekat jika dibandingkan dengan tempat wisata lain (Gambar 41).

Gambar 41 Histogram motivasi wisatawan yang mengunjungi Pantai Jayanti pada bulan Januari tahun 2009

Hal ini berbeda dengan motivasi kunjungan wisatawan ke Pantai Baron. Menurut Kurniati (2005), 80% dari 20 responden yang berkunjung ke pantai tersebut menyatakan bahwa tujuan mereka datang ke Pantai Baron adalah untuk menikmati ikan, baik ikan basah maupun ikan olahan. Ke depan, diharapkan bahwa motivasi kunjungan wisatawan ke Pantai Jayanti juga salah satunya adalah untuk menikmati produk hasil tangkapan baik berupa ikan basah atau ikan olahan. Tentu salah satu langkah yang dapat dilakukan pemerintah Kabupaten Cianjur dalam hal ini adalah mencontoh kebijakan yang telah diterapkan pemerintah Kabupaten Gunung Kidul terhadap Pantai Baron, dimana Pantai Baron dijadikan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan wisata bahari berbasis perikanan tangkap (Kurniati, 2005).

(11)

104

3) Frekwensi kunjungan wisatawan

Salah satu kelebihan wisata alam semacam wisata pantai adalah adanya pengalaman baru yang diperoleh setiap kali berkunjung. Walau berkunjung ke tempat yang sama namun biasanya wisatawan akan mendapatkan kesan baru yang berbeda, misalnya mereka dapat menikmati panorama dan keindahan alam dengan kondisi udara yang bersih dan sejuk. Hal yang sama terjadi kepada para wisatawan di Pantai Jayanti. Di antara mereka yang dijadikan responden menyatakan pernah datang ke Pantai Jayanti lebih dari 10 kali (13% responden), antara 6-10 kali (33%), walaupun sebagian terbesar dari responden mengunjungi Pantai Jayanti 1-5 kali saja (54%) (Gambar 42).

Gambar 42 Histogram frekwensi kunjungan wisatawan ke Pantai Jayanti pada bulan Januari tahun 2009

4) Waktu kunjungan wisatawan

Kapan waktu pelaksanaan berwisata para wisatawan Pantai Jayanti adalah berbeda-beda. Sebanyak 46% responden melakukannya saat liburan akhir pekan, 20% saat libur panjang dan 20% berwisata ke Pantai Jayanti saat peringatan hari besar (Gambar 43). Wisatawan yang memilih berkunjung pada akhir pekan maksudnya adalah mereka yang menggunakan hari-hari Sabtu dan Minggu untuk melakukan kunjungan wisata, dan tidak menunggu waktu khusus seperti adanya libur panjang sekolah atau adanya perayaan hari besar. Walaupun demikian, tidak

(12)

105

setiap pekan mereka mengunjungi Pantai Jayanti, melainkan pada pekan-pekan tertentu saja ketika ada keinginan untuk berwisata. Wisatawan yang berkunjung pada akhir pekan ini lebih banyak berasal dari wilayah sekitar Pantai Jayanti.

Sementara itu, wisatawan yang berkunjung ke Pantai Jayanti saat liburan panjang atau saat ada peringatan hari besar (misalnya ketika perayaan hari kemerdekaan RI atau saat lebaran Iedul Fitri) adalah mereka tidak hanya wisatawan yang dekat dengan Pantai Jayanti tetapi juga wisatawan yang berasal dari luar Kabupaten Cianjur, seperti dari Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung.

Gambar 43 Waktu berwisata responden wisatawan di Pantai Jayanti tahun 2009

5) Harapan para wisatawan

Sebagaimana disampaikan pada subsubbab 4.3.1 bahwa saat ini Pemerintah Kabupaten Cianjur sedang melakukan pembangunan infrastruktur jalan khususnya di wilayah selatan, salah satunya adalah pembangunan jembatan Cidamar yang terletak pada jalan menuju Pantai Jayanti. Beberapa jembatan lain dalam ruas jalan yang sama sudah selesai dibangun. Ruas jalan ini nantinya akan menjadi penghubung antara Pantai Pangandaran (Utara Jawa) dan Pantai Palabuhanratu (Selatan Jawa).

Hal di atas sejalan dengan keinginan para wisatawan yang datang ke Pantai Jayanti, dimana sekitar 47% dari responden wisatawan menghendaki adanya

(13)

106

perbaikan jalan khususnya jalan yang melintasi Pantai Jayanti. Menurut para responden wisatawan ini ketika akses jalan sudah lancar maka kemungkinan besar Pantai Jayanti pun akan lebih ramai dikunjungi wisatawan. Sementara itu, 33% responden berharap bahwa kelestarian lingkungan Pantai Jayanti tetap dipertahankan, karena bagi mereka yang membuat Pantai Jayanti menarik adalah keasrian pantai dan lingkungan sekitarnya, sehingga disayangkan jika nantinya justru Pantai Jayanti menjadi sebuah kawasan yang tidak lagi memperhatikan keasrian dan kelestarian lingkungan.

Gambar 44 Histogram harapan wisatawan terhadap pengembangan Pantai Jayanti pada bulan Januari tahun 2009

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang petugas penarik retribusi karcis wisata yang direkrut oleh Disbudpar diketahui bahwa dengan adanya pembangunan infrastruktur berupa jalan dan jembatan di sekitar Kabupaten Cianjur bagian selatan, membuat akses jalan ke Pantai Jayanti menjadi lebih lancar. Namun demikian, akses jalan yang baik juga berdampak kepada perpindahan beberapa wisatawan yang biasanya datang ke Pantai Jayanti memilih pindah ke objek wisata Pantai Rancabuaya yang relatif tidak jauh dari Pantai Jayanti namun di Pantai Rancabuaya tingkat pengelolaan dan penataannya sudah lebih baik dan rapi.

(14)

107

Tentunya kondisi perpindahan beberapa wisatawan yang biasa berkunjung ke Pantai Jayanti harus ditanggapi serius oleh pihak Disbudpar karena dikhawatirkan dapat mengancam potensi pasar wisatawan yang berkunjung ke Pantai Jayanti. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah mengadakan kerjasama terpadu dengan subsektor perikanan tangkap, misalnya dengan menjadikan kegiatan perikanan tangkap sebagai salah satu daya tarik wisata bahari, selain tentunya dengan melakukan penataan dan pengelolaan yang lebih baik.

6) Harapan masyarakat terkait

Walaupun belum ada penggunaan dan pengelolaan yang baik dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata terkait kegiatan wisata bahari di Pantai Jayanti namun berdasarkan hasil wawancara dengan para wisatawan, pemilik penginapan, nelayan, pemilik rumah makan dan pedagang ikan di gedung pemasaran ikan diketahui bahwa mereka sangat berharap bahwa Pantai Jayanti menjadi prioritas pengembangan. Ada sekitar 93% responden yang menginginkan agar Pantai Jayanti ini dikembangkan (Gambar 45).

Gambar 45 Diagram pie aspirasi wisatawan terkait pengembangan Pantai Jayanti pada bulan Januari tahun 2009

Para wisatawan menginginkan Pantai Jayanti dikembangkan karena bagi mereka Pantai Jayanti merupakan alternatif tempat rekreasi pantai yang ada di selatan Kabupaten Cianjur yang sangat digemari. Sementara itu, pemilik

(15)

108

penginapan, nelayan, pemilik rumah makan dan pedagang ikan merasa optimis jika Pantai Jayanti dikembangkan maka akan berpengaruh pada peningkatan pendapatan mereka. Namun demikian, ada sekitar 7% responden tidak setuju jika Pantai Jayanti dikembangkan karena mereka khawatir ketika pantai ini dikembangkan justru akan merusak keasrian dan keindahan Pantai Jayanti.

7.3 Kontribusi Pendapatan Wisata di Pantai Jayanti

Salah satu sumber pendapatan subsektor wisata bahari di Pantai Jayanti berasal dari karcis masuk. Karcis masuk menuju Pantai Jayanti dibedakan atas karcis untuk wisatawan dan karcis untuk kendaraan wisatawan. Berdasarkan data karcis yang terjual selama tahun 2007, dapat diketahui jumlah wisatawan yang berkunjung di Pantai Jayanti selama tahun 2007 yaitu 13.532 orang (subbab 7.2), sedangkan untuk kendaraan terdapat 11.331 unit yang digunakan untuk mengunjungi Pantai Jayanti. Di antara kendaraan yang digunakan adalah sepeda motor, truk, sedan, colt dan sejenis colt (Tabel 19).

Tabel 19 Jumlah orang dan kendaraan berkunjung ke Pantai Jayanti serta kontribusi pemasukan bagi pemerintah Kabupaten Cianjur tahun 2007

Jenis objek retribusi Jumlah (orang; unit) Pemasukan Jumlah (Rp.) PAD (Rp.) 1. Orang 13.532 13.532.000 8.795.800 2. Sedan, colt 1.148 2.296.000 1.492.400 3. Motor 10.093 10.093.000 6.560.450 4. Truk 90 225.000 146.250 5. Bis 0 - - Jumlah 24.863 26.146.000 16.994.900

Sumber: Anonymous (2009), (data diolah kembali) Ket: PAD=Pendapatan Asli Daerah

Sebagian terbesar pengunjung yang datang ke Pantai Jayanti pada tahun 2007 menggunakan kendaraan roda dua berupa sepeda motor, yaitu ada sebanyak 10.093 unit atau 89,1%. Sisanya, 10,9% menggunakan kendaraan roda empat seperti truk, sedan, colt dan sejenis sedan atau colt.

Sepeda motor digunakan biasanya oleh wisatawan yang berasal dari sekitar Kabupaten Cianjur. Namun demikian, wisatawan yang berasal dari luar Kabupaten Cianjur pun lebih suka mengendarai sepeda motor secara rombongan dibanding menyewa kendaraan umum secara bersama-sama. Mereka merasa senang dengan perjalanan yang dilakukan sambil menikmati pemandangan kebun

(16)

109

teh yang dilanjutkan dengan pemandangan hamparan sawah yang terdapat di kiri dan kanan jalan menuju Pantai Jayanti, jika perjalanan tersebut menggunakan rute a (subsubbab 4.3.1).

Gambar 46 Kendaraan yang digunakan wisatawan Pantai Jayanti tahun 2009 Bagi wisatawan yang menggunakan rute b, mereka mendapat tantangan berupa kondisi jalan yang terjal berbatu dan harus melewati beberapa bukit dan hutan yang masih sangat asri, dimana hutan ini membentang sepanjang Ciwidey (Kabupaten Bandung)–Naringgul–Cidaun (Naringgul dan Cidaun termasuk dalam wilayah Kabupaten Cianjur) sehingga ketika sampai di Pantai Jayanti, mereka mendapat pengalaman perjalanan dari nuansa pegunungan kemudian beralih kepada nuansa pantai.

Sementara itu, kendaraan roda empat seperti truk, colt, sedan atau sejenis sedan atau colt biasa digunakan oleh wisatawan yang membawa serta keluarga termasuk anak-anak. Mereka biasanya berkunjung ketika musim libur sekolah tiba.

Pada Tabel 19 diketahui bahwa nilai pemasukan pendapatan yang diperoleh dari kegiatan wisata bahari selama tahun 2007 adalah sebesar Rp. 26.146.000,-. Nilai ini diperoleh hanya dari penjualan karcis saja. Sebenarnya masih terdapat sumber pemasukan potensial lainnya di PPI Jayanti yang bisa diperoleh, yaitu retribusi yang berasal dari tempat berdagang (warung), rumah makan, dan tempat penginapan, namun berdasarkan pengakuan petugas penarik retribusi, para pemilik warung dan penginapan belum berkeinginan untuk membayar retribusi

(17)

110

tersebut dengan alasan masih kecilnya pendapatan para pemilik warung dan penginapan karena sepinya wisatawan.

Nilai Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Cianjur dari subsektor wisata bahari di Pantai Jayanti sebesar 65% dari keseluruhan pendapatan subsektor tersebut. Pada tahun 2007, kontribusi subsektor wisata bahari yang masuk kas Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) berupa PAD sebesar 65% atau Rp. 16.994.900,- sisanya sebesar 35% merupakan hak petugas penarik retribusi karcis wisata dan pemasukan bagi pemerintah Kecamatan Cidaun.

Jumlah petugas penarik retribusi karcis wisata di Pantai Jayanti adalah tiga orang. Dua orang diantaranya adalah petugas yang ditunjuk Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, sementara satu orang lagi adalah petugas keamanan yang ditunjuk pemerintah Kecamatan Cidaun untuk membantu menjaga keamanan dan ketertiban di Pantai Jayanti. Ketiga petugas tersebut mendapatkan upah dari hasil penarikan retribusi. Sisa pendapatan retribusi wisata yang tidak disetor ke Dispenda yang berjumlah 35%, 15% diantaranya adalah untuk upah ketiga petugas tersebut, sedangkan sisanya (20%) digunakan untuk kegiatan operasional di Pantai Jayanti dan pemasukan untuk kas Kecamatan Cidaun.

Nilai pemasukan/pendapatan di atas, sebagaimana tercantum pada Tabel 19 masih dapat ditingkatkan lagi jika ada langkah-langkah ‘kreatif” yang dilakukan pengelola wisata bahari. Salah satu langkah kreatif tersebut adalah menjadikan kegiatan perikanan tangkap di PPI Jayanti sebagai salah satu daya tarik wisata dan lebih mengoptimalkan berbagai potensi wisata yang ada di Pantai Jayanti.

Pihak pengelola wisata bahari menyatakan bahwa segala aktivitas yang dilakukan dalam lingkup Pantai Jayanti berada dalam kewenangan Disbudpar, namun hingga saat ini Pantai Jayanti belum dijadikan lokasi strategis dalam pengembangan wisata di Kabupaten Cianjur, padahal Pantai Jayanti merupakan pantai yang potensial memberikan kontribusi pendapatan yang baik jika dikelola lebih baik lagi. Sejauh ini yang menjadi kendala bagi investor dan pemerintah daerah dalam mengembangkan Pantai Jayanti adalah permasalahan infrastruktur jalan. Diharapkan setelah pembangunan jalan dan jembatan di sekitar pantai tersebut selesai akan terjadi peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pantai Jayanti.

Gambar

Gambar 32  Gerbang menuju kawasan wisata Pantai Jayanti tahun 2009  Terlepas  dari  masalah  penataan  yang  belum  optimal  di  atas,  karena  keindahannya,  Pantai  Jayanti  menjadi  rujukan  tempat  wisata  alternatif  yang  diminati, khususnya oleh wis
Gambar 34  Aktivitas wisatawan di Pantai Jayanti tahun 2009
Gambar 35    Salah satu keindahan Pantai Jayanti tahun 2009
Gambar 36 Salah satu bangunan penginapan bagi wisatawan di Pantai Jayanti  tahun 2009
+6

Referensi

Dokumen terkait

Kenyataan yang terjadi di SMAN 14 Gowa yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan salah satu peserta didik bernama Muhammad Iqbal kelas XI IPS 2

Bersamaan satu atap BRI syariah dengan BRI konvensional yang dulunya terletak di seberang Lotte Mart Km 4.5, masih berbentuk Unit Usaha Syariah atau dikenal dengan (UUS)

4.1.2 Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L.) dan DMBA Terhadap Tebal Epitel dan Diameter Lumen Duktus Mammae serta Alveoli Mammae Mencit (Mus musculus) ....

Definisi Sampah dalam Dinas Kebersihan Kota Kupang, 2005 adalah limbah yang bersifat padat atau setengah padat yang terdiri dari zat organik, berasal dari kegiatan manusia yang

Hasil penelitian menemukan bahwa sebagian besar faktor pengetahuan adalah cukup yaitu sebanyak 46,3%, dan yang kurang sebesar 17,1%. Berdasarkan hasil penelitian diketahui

Penelitian ini berkaitan dengan analisis pendapatan nelayan tradisional telah dilakukan oleh Asmita Syahma (2016) dalam penelitiannya yang berjudul ANALISIS FAKTOR

[r]

Variasi sudut pitch dan variasi taper blade sebagai parameter untuk mengetahui pengaruh terhadap Torsi, Daya, TSR dan C P yang dihasilkan oleh turbin angin