• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Energi cahaya matahari dapat dikonversi menjadi energi listrik melalui suatu sistem yang disebut sel surya. Peluang dalam memanfaatkan energi matahari masih sangat besar, hal ini dikarenakan energi matahari sangat melimpah dan memiliki waktu penyinaran yang panjang terutama di daerah tropis atau di daerah katulistiwa seperti indonesia. Energi surya merupakan alternatif yang paling baik dan tepat sebagai pengganti bahan bakar fosil untuk mengatasi krisis energi di dunia. Energi total dari matahari yang dapat diserap bumi sekitar 3 x 1024 joule, atau sekitar 10.000 kali lebih besar daripada kebutuhan energi di dunia sekarang (Septina dll, 2007). Sel surya atau solar cell dapat digunakan untuk memaksimalkan pemanfaatkan energi matahari yang memcapai permukaan bumi.

Sel surya yang paling banyak digunakan atau di komersialkan adalah sel surya generasi pertama, yaitu sel surya yang berasal dari bahan dasar silikon. Namun biaya produksi silikon yang mahal membuat biaya penggunaannya lebih mahal dari pada energi fosil. Salah satu cara memproduksi sel surya berbiaya murah adalah dengan mengembangkan berbagai devais dengan struktur dan material baru. Sel surya yang murah bisa dibuat dari bahan semikonduktor organik, karena ketersediaan di alam yang melimpah sehingga dapat di sintesis dalam jumlah besar, oleh karena itu penelitian terhadap material organik sel surya akan terus dikembangkan (Karnjanawipagul et al, 2010).

Dye sensitized solar cell (DSSC) adalah generasi ketiga dari sel surya organik yang

(2)

mengembangkan DSSC dari pewarna yang diperoleh dari bahan organik alam seperti ekstrak tumbuhan. Pengembangan teknologi sensitisasi dari bahan organik alam menarik untuk dipelajari karena ketersediaan di alam yang melimpah. Molekul pewarna dari bahan organik sangat baik untuk dijadikan bahan pembuatan devais sel surya. Pewarna alami yang digunakan sebagai sensitizer pada DSSC tergolong ramah lingkungan, pembuatannya mudah dan murah meskipun waktu pemakaiannya masih singkat.

Menurut Gratzel (2003) dye yang terdapat pada DSSC mempunyai fungsi sebagai donor electron atau penghasil elektron. Saat cahaya matahari mengenai dye maka elektron yang terdapat pada dye akan terinjeksi ke semikonduktor tipe-n (umumnya TiO2) dan akan menimbulkan hole pada semikondutor tipe-p (dye). Penelitian dengan memakai dye dari senyawa ruthenium complex dapat mencapai efisiensi 11,1%, sedangkan dari pewarna organik alam efisiensinya masih lebih rendah (Chiba et al., 2006). Jumlah ruthenium

complex yang terbatas dan harganya yang mahal, membuat penelitian berkembang menuju

ke pewarna alami yang dapat diekstrak dari bunga, daun, buah, akar maupun pewarna organik lainnya.

Gratzel pada tahun 1991 menemukan bahwa semikonduktor Titanium Dioxide (TiO2) yang disensitisasi oleh dye dalam larutan elektrolit dapat menghasilkan arus listrik dengan efisiensi 7,1%. Solar sel ini kemudian disebut sebagai Dye-sensitized solar cell (DSSC). Dengan seiring bertambahnya partikel TiO2 maka akan semakin banyak dye yang terikat pada partikel TiO2, sehingga hal ini akan mempengaruhi kinerja dari sel DSSC yang dibuat. Proses sensitisasi dilakukan dengan melakukan perendaman lapisan tipis TiO2 ke dalam dye (zat warna) selama beberapa waktu. TiO2 digunakan dalam DSSC sebagai elektroda kerja. TiO2 bersifat inert, tidak berbahaya, murah dan reaktif terhadap cahaya sehingga memiliki karakteristik optik yang baik. Semikonduktor TiO2 aktif dalam rentang panjang gelombang

200 nm sampai 700 nm, dengan puncak tertinggi di daerah ultraviolet (UV).

(3)

nilai efisiensi sel surya. Penelitian ini menggunakan logam tembaga (Cu) yang disisipkan ke dalam dye. Tembaga dalam Sistem Periodik Unsur merupakan logam transisi golongan IB yang memiliki nomor atom 29 dan massa atom 63,55 g/mol. Untuk penyisipan logam Cu ke dalam elektroda kerja (lapisan TiO2), dilakukan dengan metode sputtering dapat mencapai efisiensi 1,2%. Metode elektroplating mampu mencapai efisiensi 0,78%, sedangkan dengan metode doctor blade dapat menghasilkan efisiensi 0,4% (Saehana et al, 2011). Metode pulse plating didapatkan efisiensi sel surya sebesar 0,147% sedangkan dengan metode elektroplating sebesar 0,04% (Gumilar dll, 2014). Penyisipan logam tembaga (Cu) ke dalam dye belum banyak dilakukan, sehingga penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.

Logam tembaga yang digunakan dalam DSSC harus disintesis terlebih dahulu, sebelum digunakan dalam devais sel surya. Hasil sintesis tembaga mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya dapat digunakan sebagai material semikonduktor, tidak beracun, proses pembuatan yang relatif lebih mudah, biaya produksi yang murah, serta memiliki celah pita 2,1 eV yang dapat digunakan untuk konversi sel surya (Oktaviani dan Astuti, 2014). Tembaga dalam bentuk logam memiliki warna kemerah-merahan, namun lebih sering ditemukan ketika berikatan dengan ion-ion lain seperti sulfat, sehingga memiliki warna yang berbeda dari tembaga murni. Tembaga (II) sulfat pentahidrat (CuSO4.5H2O) merupakan salah satu bentuk sintesis Cu yang mudah ditemukan (Alloway, 1995), dengan warna biru cerah berkilauan.

(4)

logam tembaga (II) sulfat pentahidrat (CuSO4.5H2O) ke dalam salah satu pewarna (dye) organik alam yang berbahan beras hitam.

B. Rumusan Masalah

Adapun penelitian ini memiliki perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik absorbansi dan efisiensi berbagai dye organik alam, seperti dye sawi putih (Brassica chinensis L.), jahe merah (Zingiber officinale var rubrum), kayu manis (Cinnamomum zaylanicum), kunyit (Curcuma longa L.), dan beras hitam (Oriza

sativa L. indica)?.

2. Bagaimana karakteristik konduktivitas kelistrikan pada dye jahe merah (Zingiber

officinale var rubrum), kayu manis (Cinnamomum zaylanicum), kunyit (Curcuma longa L.), dan beras hitam (Oriza sativa L. indica)?.

3. Bagaimana pengaruh penyisipan logam tembaga (Cu) ke dalam dye beras hitam (Oriza

sativa L. indica) terhadap karakteristik spektrum absorbansinya, nilai konduktivitas

kelistrikannya, struktur molekulnya, serta karakteristik arus tegangannya?.

C. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada pengujian sifat optik (absorbansi), gugus fungsi, sifat kelistrikan (konduktivitas), karakterisasi arus tegangan (efisiensi) dye organik alam. Serta penyisipan logam tembaga (Cu) dalam dye beras hitam dengan berbagai variasi massa. 1. Pewarna organik alam yang digunakan berasal dari sawi putih (Brassica chinensis L.),

jahe merah (Zingiber officinale Var. Rubrum), kayu manis (Cinnamomum zaylanicum), kunyit (Curcuma longa L.) dan beras hitam (Oryza sativa L. indica).

2. Penyisipan (doping) logam Cu hanya ke dalam dye beras hitam (Oryza sativa L. indica). Logam Cu berasal dari tembaga (II) sulfat pentahidrat (CuSO4.5H2O), dengan variasi konsentrasi penyisipan massa logam Cu sebesar 0,01 gram (0,002 M), 0,1 gram (0,023 M), 1 gram (0,229 M), 2 gram (0,457 M), 3 gram (0,686 M), dan 4 gram (0,914 M). 3. Metode yang digunakan untuk ekstraksi dye organik alam adalah metode maserasi, yaitu

(5)

4. Material semikonduktor yang digunakan untuk pembuatan DSSC adalah TiO2 nano partikel berukuran 21 nm.

5. Elektroda lawan menggunakan platina (Pt) yang dideposisikan menggunakan metode tetes pada bagian konduktif kaca Fluoride Thin Oxide (± 30 Ω/cm).

6. Elektrolit pertama yang digunakan adalah KI dan I2 yang dilarutkan dalam PEG 400, sedangkan elektrolit kedua menggunakan NaI dan I2 yang dilarutkan dalam PEG 400.

D. Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui karakteristik absorbansi dan efisiensi dye organik alam seperti dye sawi putih (Brassica chinensis L.), jahe merah (Zingiber officinale var rubrum), kayu manis (Cinnamomum zaylanicum), kunyit (Curcuma longa L.) dan beras hitam (Oryza sativa

L. indica).

2. Mengetahui karakteristik kelistrikan atau konduktivitas pada dye jahe merah (Zingiber

officinale var rubrum), kayu manis (Cinnamomum zaylanicum), kunyit (Curcuma longa L.) dan beras hitam (Oryza sativa L. indica).

3. Mengetahui pengaruh penyisipan logam Cu ke dalam dye beras hitam (Oryza sativa L.

indica) terhadap karakteristik spektrum absorbansinya, nilai konduktivitas kelistrikannya, struktur molekulnya, serta karakteristik arus tegangan (I-V).

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi mengenai karakteristik sifat optik (absorbansi), sifat kelistrikan (konduktivitas) dan karakteristik arus-tegangan (I-V) pada dye organik alam atau dye yang tersisipi dengan logam tembaga.

Referensi

Dokumen terkait

Akidah Akhlak) dalam meningkatkan prestasi belajar PAI siswa di SMA Ulul Albab Sepanjang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, sedanglcan

Bila konselor kurang memiliki kesadaran mengenai beragam budaya yang ada di Indonesia, maka akan mengakibatkan suatu hambatan dalam berkomunikasi dengan konseli, hal ini

[r]

Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Taufiq dan Hidayahnya sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini dengan judul: “Strategi

Penampungan air pada tapak dengan disediakan water catchment, untuk mendistribusikan air hujan yang kemudian diolah dan digunakan sebagai penyiraman tanaman holtikultura

9 judul peran Muhammadiyah dalam pengembangan pendidikan Islam di masyarakat (pendekatan sosiologis di Kelurahan salaka) yaitu suatu penelitian tentang usaha atau kiprah

Dari proses awal hingga sampai pada tahap evaluasi, peneliti menemukan fakta bahwa apa yang dilakukan Kemenpar telah sesuai dengan penerapan strategi komunikasi dimana dalam

Belum adanya standar warna untuk tag produksi untuk setiap tipe part yang menyebabkan finish goods tidak sesuai dengan tag produksi, sehingga operator PPC cenderung