ANALISIS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
BERDASARKAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMOR 35 (ISAK 35)
Studi kasus di Paroki Kristus Raja Mbaumuku, Manggarai SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Oliveira Sasmita Adur NIM : 172114083
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2021
i
ANALISIS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
BERDASARKAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMOR 35 (ISAK 35)
Studi kasus di Paroki Kristus Raja Mbaumuku, Manggarai SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Oliveira Sasmita Adur NIM : 172114083
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2021
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Hal yang paling penting adalah menikmati hidupmu, menjadi bahagia,
apapun yang terjadi”
(Audrey Hepburn)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
Bapak dan Ibu tercinta, Adrianus Adur dan Eviana Bahagia,
Adik-adik saya Anggi Adur, Alin Adur, dan Ello Adur
Nenek saya tercinta Alm Agnes Krumbit
Kakek saya tercinta Alm Donatus Djagom
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi dengan judul:
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMOR 35 (ISAK 35) Diajukan untuk diuji pada tanggal 19 Juli 2021 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak sengaja, dengan ini saya menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri,berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 30 Juli 2021
Yang membuat pernyataan
(Oliveira Sasmita Adur)
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Oliveira Sasmita Adur Nomor Mahasiswa : 172114083
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Analisis Penyajian Laporan Keuangan Berdasarkan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan Nomor 35 (ISAK 35)
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Atas kemajuan teknologi informasi, saya tidak berkeberatan jika nama, tanda tangan, gambar atau image yang ada di dalam karya ilmiah saya terindeks oleh mesin pencari (search engine), misalnya google.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 30 Juli 2021 Yang menyatakan
( Oliveira Sasmita Adur )
vii
Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan kasihnyalah saya mampu menyelesaikan skripsi saya yang berjudul Analisis Penyajian Laporan Keuangan Berdasarkan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan Nomor 35 (ISAK 35) dengan studi kasus di Paroki Kristus Raja Mbaumuku, Manggarai. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut :
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan saya kesempatan untuk belajar.
2. Tiberius Handono Eko Prabowo, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
3. Dr. Firma Sulistiyowati, SE., M.Si., Ak., QIA., CA, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma serta selaku pembimbing yang telah membantu dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan
viii
skripsi ini serta memberikan masukan-masukan yang berguna dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Semua Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Snata Dharma yang telah membimbing dan memberikan banyak ilmu yang berguna bagi penulis.
5. Romo Ardus, Kak Ancik, Kak Viany, Kak Def, Kak Aldo, serta semua pihak dari Paroki Kristus Raja Mbaumuku, Manggarai yang telah banyak membantu penulis selama penelitian berlangsung.
6. Bapak Adrianus Adur, Mama Eviana Bahagia, Adik Anggi, Adik Alin Adik Elo yang selalu memberikan banyak dukungan dan doa sejak saya memulia memasuki dunia perkuliahan sampai sekarang ini. Berkat kalian saya mempu menghadapi semua kesulitan selama ini.
7. Mba Reva, Tyas, Indri yang sudah menjadi tempat berbagi kesulitan saya selama ini. Terima kasih sudah selalu mendengarkan cerita dan keluhan saya.
8. Christin, Melin, Claudia, Lucita, Mecan, Arman, Nathanael, keponakan- keponakan saya yang selalu menghibur saya dengan berbagai caranya sendiri.
9. Keluarga besar Nunduk yang selalu mendukung saya dalam berbagai kesempatan dan selalu mendoakan saya.
ix
10. Kelas Akuntansi B 2017 yang menemani saya dari semester 1 sampai sekarang. Selalu menjadi teman kelas yang kompak dan tentunya banyak membantu saya selama perkuliahan dan di luar perkuliahan,
11. Kelas bimbingan Bu Firma yang banyak membantu saya memberikan masukan dan saran selama bimbingan dan kelas.
12. Teman-teman saya Melin, Kak Asri, Ellyq, Ridho,Rivan yang selalu ada disaat saya membutuhkan untuk didengarkan tanpa mengeluh.
13. Lee Taeyong, chara Attack on titan, Jujutsu kaisen yang menjadi pelampiasan saat saya sedang pusing dan butuh hiburan.
14. Serta semua pihak yang sudah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini namun belum disebutkan.
Saya memohon maaf apabila ada kesalahan atau kata-kata yang menyinggung didalam skripsi ini. Saya berharap pembaca memaklumi apabila ada ketidaksempurnaan didalam skripsi saya ini. Saya berharap tulisan saya ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, saya juga mengharapkan kritik dan saran untuk skripsi ini.
Yogyakarta, 30 Juli 2021
Oliveira Sasmita Adur
x
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman judul ... i
Halaman Persetujuan Pembimbing ... ii
Halaman Pengesahan ... iii
Halaman Persembahan ... iv
Halaman Pernyataan Keaslian Karya Tulis... v
Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya ... vi
Kata pengantar ... vii
Daftar isi ... x
Daftar Tabel ... xiii
Daftar Gambar ... xiv
Daftar Lampiran ... xv
Abstrak ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Batasan Masalah... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 4
F. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Organisasi nonlaba ... 7
B. Paroki ... 10
1. Sejarah Paroki ... 10
2. Pastor Paroki ... 12
3. Gereja ... 14
4. Keuangan Paroki ... 15
xi
C. Laporan Keuangan ... 17
1. Pengertian Laporan Keuangan ... 17
2. Tujuan Laporan Keuangan ... 18
3. Jenis-jenis Laporan Keuangan ... 19
D. ISAK 35 ... 27
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 36
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36
C. Subjek Penelitan ... 37
D. Data Penelitian ... 37
E. Teknik Pengumpulan Data ... 37
F. Model Penelitian ... 39
G. Teknik Analisa Data ... 40
BAB IV GAMBARAN UMUM GERJA PAROKI KRISTUS RAJA MBAUMUKU MANGGARAI A. Sejarah singkat Paroki Kristus Raja Mbaumuku, Manggarai ... 44
B. Alamat lokasi ... 46
C. Visi dan Misi Paroki Kristus Raja ... 46
D. Letak Geografis Paroki ... 48
E. Keadaan Ekonomi Umat Paroki ... 48
F. Keadaan Budaya Umat Paroki ... 49
G. Imam yang pernah menjabat sebagai pastor paroki di Paroki Kristus Raja ... 49
H. Pastor kapelan yang pernah bertugas di Paroki Kristus Raja ... 49
I. Imam-imam asal Paroki Kristus Raja ... 50
J. Komunitas biara yang berkarya di Paroki Kristus Raja ... 50
K. Ketua Pelaksana Dewan Pastoral Paroki Kristus Raja Mbaumuku Manggarai ... 50
L. Kepengurusan dan komposisi Dewan Kepengurusan Paroki tahun 2017 s/d 2021 ... 51
M. Struktur Dewan Pastoral Paroki (DPP) ... 54
N. Data umat Paroki Kristus Raja Mbaumuku selama tahun 2020 ... 55
O. Laporan Keuangan Paroki ... 56
BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi dan Analisa Data ... 59
1. Laporan Posisi Keuangan ... 59
2. Laporan Aktivitas ... 61
xii
3. Laporan Arus Kas ... 66
B. Pembahasan ... 71
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 74
B. Keterbatasan Penelitian ... 75
C. Saran ... 76
Daftar Pustaka ... 78
Lampiran ... 81
Biografi Penulis ... 119
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1 Contoh Laporan Posisi Keuangan Menurut ISAK 35 ... 31 Tabel 2 Contoh Laporan Aktivitas Menurut ISAK 35 ... 32 Tabel 3 Contoh Laporan Arus Kas Menurut ISAK 35 ... 34 Tabel 4 Analisis penyusunan Laporan Keuangan
Paroki Kristus Raja Mbaumuku, Manggarai ... 43 Tabel 5 Penyebaran Umat Paroki Kristus Raja Mbaumuku, Manggarai ... 55 Tabel 6 Contoh Laporan Posisi Keuangan
Paroki Kristus Raja Mbaumuku, Manggarai ... 61 Tabel 7 Contoh Laporan Penerimaan
Paroki Kristus Raja Mbaumuku, Manggarai ... 64 Tabel 8 Contoh Laporan Pengeluaran
Paroki Kristus Raja Mbaumuku, Manggarai ... 65 Tabel 9 Contoh Laporan Arus Kas Masuk
Paroki Kristus Raja Mbaumuku, Manggarai ... 68 Tabel 10 Contoh Laporan Arus Kas Keluar
Paroki Kristus Raja Mbaumuku, Manggarai ... 69
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar I Struktur Dewan Pastoral Paroki (DPP)
Kristus Raja Mbaumuku, Manggarai ... 54
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Surat Izin Penelitian ... 82
Lampiran II Draft Wawancara ... 83
Lampiran III Laporan Penerimaan Paroki Kristus Raja ... 86
Lampiran IV Laporan Pengeluaran Paroki Kristus Raja ... 90
Lampiran V Laporan Arus Kas Masuk Paroki Kristus Raja ... 110
Lampiran VI Laporan Arus Kas Keluar Paroki Kristus Raja ... 115
xvi ABSTRAK
ANALISIS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMOR 35 (ISAK
35)
Studi kasus di Paroki Kristus Raja Mbaumuku, Manggarai Oliveira Sasmita Adur
NIM : 172114083
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2021
Laporan keuangan adalah salah satu bentuk pertanggungjawaban organisasi terhadap dana yang diberikan donatur. Begitu pula dengan organisasi nonlaba, mereka harus membuat laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban kepada para penyumbang. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyajian laporan keuangan Paroki Kristus Raja Mbaumuku Ruteng berdasarkan ISAK 35.
Tempat penelitian yaitu Paroki Kristus Raja Mbaumuku, Ruteng yang beralamat di Jln Kesturi Mbaumuku - Ruteng. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data penelitian yaitu melalui dokumentasi dan wawancara dengan bendahara, pastor paroki serta staf-staf sekretariat paroki.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Paroki Kristus Raja Mbaumuku Ruteng dalam penyajian laporan keuangannya menggunakan aturan yang sudah ditetapkan dari Keuskupan Ruteng dan tidak menerapkan ISAK 35 seperti yang dianjurkan untuk diterapkan kepada organisasi nonlaba. Paroki Kristus Raja Mbaumuku Ruteng hanya membuat dua dari empat jenis laporan keuangan organisasi nonlaba, yaitu laporan aktivitas dan laporan arus kas
Kata kunci : Laporan Keuangan, Paroki, ISAK 35.
xvii ABSTRACT
THE ANALYSIS PRESENTATION OF FINANCIAL STATEMENT BASED ON INTERPRETATION STANDARD OF FINANCIAL ACCOUNTING
(ISAK) NO 35
A Case Study at Kristus Raja Mbaumuku Manggarai Perish
Oliveira Sasmita Adur NIP : 172114083
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2021
Financial statement is one of organization accountability of funds that gives by donator. Therefore, this study aimed to analyze financial statement of Kristus Raja Mbaumuku Ruteng Perish based on ISAK 35. The same thing with non profit organization, they must make financial as responsibility to donator.
The study location is Kristus Raja Mbaumuku Perish which located at Kasturi Street Mbaumuku – Ruteng. This study approaches was used qualitative method with case study. Data collected by documentations and interviews with treasurer, perish priest and Perish staffs.
The result is showed that Kristus Raja Mbaumuku Ruteng Perish financial statements is used the regulations from Diocese of Ruteng and not applied the regulation by ISAK 35 which is should applied by non profit organizations. Paroki Kristus Raja only makes two of four financial statement, which is statement of activities and statement of cash flows.
Keyword : Financial Statement, Perish, ISAK 35.
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Setiawati (2011:175), “Organisasi nonlaba merupakan satu organisasi sosial yang didirikan oleh perorangan atau sekelompok orang yang secara sukarela memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya.” “Karakteristik organsasi nonlaba yang utama terletak pada cara organisasi memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya.
Maka oleh karena itu, organisasi nonlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan apapun dari organsasi tersebut” (IAI 2010:47).
Organisasi nonlaba meliputi gereja, sekolah negri, derma publik, rumah sakit dan klinik umum, organisasi politik, bantuan masyarakat, jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi professional, lembaga kajian, serta museum. Salah satu contoh organisasi nonlaba yaitu paroki. Untuk kegiatan pelaksanaanya, paroki mendapatkan dana yang berasal dari pihak eksternal, tetapi ada pula paroki yang menghasilkan dana sendiri namun dana tersebut bukan untuk kepentingan individu di dalam paroki, namun untuk kepentingan pelaksanaan kegiatan internal paroki itu sendiri. Paroki dalam pelaksanaan kegiatannya memperoleh sumber daya dari berbagai pihak seperti pemerintah
daerah, pemerintah pusat maupun berasal dari sumbangan masyarakat umum.
Oleh karena itu, paroki harus membuat laporan keuangan sebagai bukti pertanggungjawaban atas dana yang diberikan tersebut.
Dalam penyajian laporan keuangan organisasi nonlaba, ada standar yang mengatur mengenai penyajian laporan keuangannya yaitu Interprestasi Standar Akuntansi Keuangan No 35 (ISAK No 35). Standar ini adalah standar yang baru saja diterbitkan dan baru berlaku sejak Januari 2020. ISAK 35 inilah yang menggantikan PSAK 45 yang sebelumnya digunakan untuk mengatur penyajian laporan keuangan organisasi nonlaba. Oleh sebab itu, peneliti akan melihat bagaimana penyajian laporan keuangan paroki bila dibandingkan dengan penyajian berdasarkan ISAK 35.
Namun dalam kenyataannya, meskipun sudah ada standar yang mengatur mengenai penyusunan atau penyajian laporan keuangan organisasi nonlaba, namun masih banyak organisasi nonlaba yang tidak menerapkannya. Mereka lebih menggunakan pemahaman sendiri di dalam membuat laporan keuangannya tersebut. Alasan utamanya adalah karena pihak yang membuat laporan keuangan biasaya tidak mengerti mengenai akuntansi ataupun standar di dalam penyajian laporan keuangan. Selain itu, mekanisme yang dirasa terlalu rumit membuat mereka enggan menerapkan standar penyajian laporan keuangan yang berlaku. ISAK 35 merupakan standar yang terbilang baru sehingga masih sangat banyak organisasi nonlaba yang belum menerapkan standar ini. Padahal dengan menggunakan standar penyajian keuangan yang
berlaku, organisasi nonlaba lebih mudah dalam menyajikan laporan keuangannya karena laporan keuangan yang disusun akan lebih sistematis dan lebih dipahami oleh pihak-pihak berkepentingan.
Paroki Kristus Raja Mbaumuku, Manggarai adalah salah satu gereja terbesar di Kabupaten Manggarai Tengah.. Sebagai salah satu gereja tertua di Manggarai, Paroki Kristus Raja banyak mendapat sumbangan dari berbagai pihak seperti Pemerintah Kabupaten Manggarai, Pemerintah Daerah NTT, komunitas sosial, dan juga masyarakat Manggarai Raya. Oleh sebab itu, Paroki Kistus Raja diharuskan membuat laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada umat dan para penyumbang.
Melalui penelitian ini, peneliti akan melihat mengenai bagaimana penyajian laporan keuangan Paroki Kristus Raja Mbaumuku,Manggarai dengan berdasarkan ISAK 35. Sehingga laporan keuangan ini diharapkan akan sesuai dengan aturan yang berlaku dan memiliki informasi yang dibutuhkan berbagai pihak. Serta agar pihak Paroki Kristus Raja Mbaumuku, Manggarai mengetahui bagaimana bentuk laporan keuangan yang sesuai dengan ISAK 35 agar dapat segera diterapkan didalam penyajian laporan keuangan mereka.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah penyajian laporan keuangan Paroki Kristus Raja Mbaumuku, Manggarai berdasarkan ISAK 35 ?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian adalah peneliti membatasi penelitian dengan meneliti tiga dari empat komponen dalam laporan keuangan organisasi nonlaba yaitu hanya terdiri dari laporan laporan posisi keuangan, laporan aktivitas dan laporan arus kas.
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui penyajian laporan keuangan Paroki Kristus Raja Mbaumuku, Manggarai berdasarkan ISAK 35.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Paroki Kristus Raja Mbaumuku, Manggarai
Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi mengenai penyajian laporan keuangan agar sesuai dengan standar yang ada. Sehingga laporan keuangan gereja menjadi lebih dipahami oleh pihak berkepentingan.
2. Bagi Penulis
Penelitian ini sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
3. Bagi pembaca
Penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan pembaca dalam memahami lebih lanjut mengenai penyajian laporan keuangan organisasi nonlaba menurut ISAK 35.
F. Sistematika Penulisan
Agar dalam penyusunan penelitian ini dapat memberikan gambaran yang jelas, maka penulisan skripsi ini dibagi menjadi enam bab yang meliputi : Bab I Pendahuluan
Diuraikan dalam bab ini adalah mengenai latar belakang masalah Paroki Kristus Raja Mbaumuku, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini membahas mengenai dasar-dasar teori pendukung tentang organisasi nonlaba, paroki, laporan keuangan, serta ISAK 35.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas mengenai desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, data penelitian, teknik pengumpulan data, model penelitian, dan teknik analisis data.
Bab IV Gambaran Umum Paroki Kristus Raja Mbaumuku, Manggarai
Bab ini membahas tentang gambaran umum Paroki Kristus Raja Mbaumuku, Manggarai yang terdiri dari sejarah paroki,
tim pastoral paroki, keadaan geografis dan demografis di dalam paroki, keadaan sosial budaya di dalam paroki, imam yang pernah menjabat sebagai pastor paroki di Gereja Paroki Kristus Raja, pastor kapelan yang pernah bertugas di Gereja Paroki Kristus Raja, imam-imam asal Paroki Kristus Raja, komunitas biara yang berkarya di Paroki Kristus Raja, ketua pelaksana DPP Kristus Raja Mbaumuku Manggarai, kepengurusan dan komposisi Dewan Kepengurusan Paroki tahun 2017 s/d 2021, struktur Dewan Pastoral Paroki (DPP) Data umat Paroki Kristus Raja Mbaumuku selama tahun 2020 serta Laporan Keuangan Gereja
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini membahas mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan, yaitu mengenai deskripsi dan analisis data ketiga jenis laporan keuangan yang diteliti serta pembahasan.
Bab VI Penutup
Bab ini berisi kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian, serta menjelaskan keterbatasan dan saran penelitian yang diajukan kepada pihak-pihak yang terlibat didalam penelitian.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Organisasi Nonlaba
Menurut Sapto (2009), organisasi nonlaba didefinisikan sebagai
“organisasi yang tidak dapat mendistribusikan aset atau pendapatannya untuk kepentinganan kesejahteraan pekerja atau pemimpinnya. ” Organisasi nonlaba adalah suatu organisasi yang tujuan-tujuannya tidak mencakup penciptaan laba untuk kepentingan pribadi pemilk atau pengelolanya. “Organisasi non laba seringkali berusaha mencapai keuntungan tersebut untuk tujuan sosial atau pendidikan dari organisasi dan bukannya untuk kepentingan pribadi.”
(Nickels et al., 2009:8)
“Organisasi nonlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut” (IAI, 2009:1). Organisasi nonlaba adalah organisasi yang mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersial tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari keuntungan.
Financial Accounting Standard Board (FASB) melalui Statement 116:
Accounting For contribution Received and Contribution Made pada appendix D (1993, dalam Engstrom dan Copley, 2003: 301) dan American Institute Of Certified Public Accountant (2002, dalam Willson dan Cattelus, 2004: 530)
membedakan organisasi nonlaba dari organisasi komersial dengan definisi sebagai berikut :
“An entity that possesses the following characteristic s that distinguish it from a business enterprise: (a) contributions of significant amounts of resources from resource providers who do not expect commensurate or proportionate pecuniary return, (b) operating purposes other than to provide goods or service at a profit , and (c) absence of ownership interest like those of business enterprises”
Organisasi nonlaba terdiri dari gereja, yayasan, sekolah, rumah sakit, dan klinik publik, oganisasi politik, bantuan masyarakat dalam hal perundang- undangan, organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi professional, institut riset, museum, dan beberapa para petugas pemerintah.
Widodo dan Kustiawan mengenai tujuan organisasi nonlaba, menyatakan bahwa :
“pelaksanaan organisasi nonlaba tidak berorientasi pada pemupukan kekayaan, laba atau mengharapkan keuntungan semata. Lembaga nirlaba pada dasarnya digunakan sebagai patokan dalam mencapai tujuan bagi sekelompok orang yang termasuk dalam keanggotaan lembaga nirlaba tersebut.”
IAI (2015) menyebutkan bahwa karakteristik entitas nirlaba antara lain :
1. sumber daya entitas nirlaba berasal dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
2. Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan menumpuk laba, dan jika entitas nirlaba menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas tersebut
3. Tidak ada kepemilikan seperti umumnya pada para entitas bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam entitas nirlaba tidak untuk diperjualkan, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat likuidasi atau pembubaran entitas nirlaba.
Dikarenakan karekteristik tersebut, berbagai kegiatan atau aktivitas didalam organisasi nonlaba jarang atau sama sekali berbeda dengan aktivitas pada organisasi bisnis, seperti penerimaan sumbangan. Pada beberapa bentuk organisasi nonlaba, meskipun tidak ada kepemilikan namun organisasi tersebut mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan kebutuhan operasinya berasal dari pendapatan atas jasa yang diberikan kepada publik.
Sedangkan menurut Anthony dan Young ciri-ciri organisasi nonlaba adalah sebagai berikut :
1. Organisasi tidak mencari keuntungan
2. Memiliki pertimbangan dalam hal pembebanan pajak 3. Hanya cenderung berorientasi pada pelayanan
4. Terdapat banyak kendala yang terjadi pada tujuan dan strategi organisasi
5. Tidak banyak mengharapkan keuntungan dari klien yang bermitra kerja dalam mendapatkan bantuan dana
6. Didominasi oleh professional
7. Politik sangat berpengaruh dalam memainkan peranan organisasi.
B. Paroki
1. Sejarah Paroki
Kata paroki dalam bahasa latin parochial berasal dari bahasa yunani paroikia. Dalam kitab Hukum Kanonik, “Paroki adalah komunitas kaum beriman kristian tertentu yang dibentuk secara tetap dalam Gereja Partikular yang reksa patoralnya dibawah otoritas Uskup Diosesan, dipercayakan kepada pastor paroki sebagai gembalanya.” (Kanonika : 515).
Paroki sudah muncul pada abad IV pada zaman konstatinus. Paroki pada zaman sekarang ini dimengerti sebagai sebuah lembaga kristiani. Hal ini disebabkan karena agama Katolik ditetapkan oleh kaisar sebagai agama negara. Sebenarnya, jauh sebelum gereja-gereja bertumbuh dan memiliki struktur pelayanan didalamnya, bentuk dari paroki sudah ada sejak lama yaitu gereja perdana milik para rasul.
Gereja prakonsili dipandang sebagai lembaga sosial yang memiliki kepengurusan, kuasa mengajar dan hirarki-oleh sebab itu pada awalnya gereja diidentikan dengan uskup dan para imam. Kemudian Konsili Vatikan II merubah pandangan tersebut menjadi penempatan gereja sebagai perwujudan karya keselamatan Allah di dunia. Maka gereja saat ini dituntut untuk mengumat dengan menempatkan diri ditengah masyarakat dan masalah-masalah yang timbul di masyarakat.
Paroki dalam hukum kanonik, memiliki beberapa unsur penting yaitu:
a. Anggota dalam sebuah paroki adalah umat beriman kristiani bukan yang lain.
b. Paroki berada pada ruang dan waktu yang jelas dan pasti, yakni pada wilayah tertentu dan terdiri dari umat-umat beriman yang berada di wilayah tersebut.
c. Pemimpin paroki sudah ditentukan secara langsung ditentukan secara yudiris, yakni pastor paroki dan bukan seorang awam.
Dengan pendirian paroki yang berada di bawah wewenang uskup, maka pendirian maupun pembubaran sebuah paroki secara otomatis berada di bawah wewenang uskup. Pemimpin sebuah paroki adalah pastor paroki. Kitab hukum kanonik menyebutkan bahwa pastor paroki adalah gembala parokinya sendiri yang diserahkan kepada dirinya dan menunaikan reksa pastoral jemaat dibawah otoritas uskup diosesan yang
dipanggil mengambil bagian dalam pelayanan Kristus untuk menjalankan tugas mengajar, menguduskan dan memimpin bagi jemaat itu, dengan kerja sama juga dengan imam-mam lain atau diakon dan juga bantuan kaum umat beriman kristiani awam menurut norma hukum (Kan.519).
2. Pastor Paroki
Pastor paroki adalah perpanjangan tangan uskup dalam menjalankan tugas pastoral uskup. Oleh karena itu, pemberian dan pemberhentian jabatan pastor paroki merupakan hak dari uskup.
Berikut ini merupakan syarat-syarat menjadi pastor paroki (Kan.521) : a. Harus sudah ditahbiskan menjadi imam.
b. Harus unggul dalam ajaran sehat dan moral.
c. Harus memiliki perhatian pada jiwa-jiwa dan keutamaan- keutamaan lain.
d. Harus mempunyai kualitas yang dituntut hukum universal dan particular untuk membina paroki yang bersangkutan.
e. Sudah ada kepastian tentang kecakupannya menurut cara yang ditentukan oleh uskup diosesan.
f. Sudah ada kepastian tentang kecakapannya dari ujian-ujian akademik.
Tugas-tugas utama yang dipercayakan kepada pastor paroki (Kan. 528 dan Kan. 529) yaitu :
a. Mengusahakan agar sabda Allah diwartakan secara utuh kepada orang-orang yang tinggal di parokinya.
b. Mengusahakan agar ekaristi menjadi pusat jemaat parochial keum beriman.
c. Mengenal kaum beriman yang dipercayakan kepada reksanya.
d. Secara aktif mengembangkan peranan khas yang dimiliki umat awam dalam tugas perutusan gereja di tengah masyarakat.
Adapun fungsi-fungsi khusus pastor paroki sebaga reksa pastoral, seperti :
a. Pelayanan baptis
b. Pelayanan sakramen penguatan kepada mereka yang berada didalam bahaya mati.
c. Pelayanan viaticum (bekal suci) dan juga pengurapan orang sakit.
d. Peneguhan nikah dan pemberkatan perkawinan.
e. Penyelenggaraan upacara pemakaman.
f. Pemberkatan bejana baptis di masa paskah, memimpin prosesi di luar gereja, dan juga pemberkatan meriah di luar gereja.
g. Memimpin perayaan ekaristi pada hari-hari minggu dan hari raya wajib.
3. Gereja
Gereja yang berada dalam lingkup paroki sendiri menurut dokumen Konsili Vatikan II dan Katekismus gereja Katolik adalah :
a. Gereja adalah umat Allah
Gereja menjadi satu keluarga yang dikumpulkan bersama kesatuan Allah Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Umat berasal dari bapa yang kepalanya adalah Yesus Kristus. Umat Allah ini mengambil bagian dalam tugas kenabian Kristus.
b. Gereja sebagai tubuh Kristus
Orang yang beriman kepada Kristus dan membentuk satu tubuh dalam perbedaan dalam anggotanya, termasuk perbedaan fungsi. Sebagai anggota (tubuh) gereja dikepalai oleh Yesus Kristus.
c. Gereja sebagai mempelai Kristus
Gereja disebut mempelai karena Tuhan menyebut dirinya sebagai mempelai laki-laki gereja. Kristus mencintai gereja dan mempersatukan dia denganNya dalam perjanjian abadi.
d. Gereja disebut Kenisah Roh kudus
Gereja disebut sebagai Kenisah Roh kudus karena Roh Kudus tinggal didalam gereja. Roh Kudus membangun gereja dalam cinta kasih melalui Sabda Allah, sakamen-sakramen, keutamaan-keutamaan, dan karisma-karisma.
4. Keuangan paroki
Paroki adalah salah satu jenis organisasi nonlaba yang mendapatkan uang dari pihak-pihak eksternal khususnya dari umat itu sendiri. Tugas pelaksanaan paroki yakni perutusan paroki ke masyarakat dan reksa pastoral paroki-paroki dapat terlaksana apabila tersedia sarana pendukung yaitu uang. Meskipun begitu paroki tidak semerta-merta dapat mengais dana dari umat paroki tersebut. Sebaliknya, pemenuhan kebutuhan paroki akan keuangan adalah hak dan kewajiban umat, yang bersumber secara langsung dan spontan dari rahmat sakramen inisiasi (sakramen baptis, sakramen krisma, dan sakramen ekaristi) yang mereka terima.
Sekalipun hak dan kewajiban itu seharusnya secara spontan oleh umat, namun sering terjadi sebagian dari umat lupa. Maka tidak ada salahnya bila otoritas gerejawi, yakni uskup diosesan, wajib memperingatkan umat mengenai kewajiban tersebut bahkan dapat mendesak dengan cara yang tepat agar kewajiban mereka tersebut dapat mereka penuhi (Kan.1261:2).
Dalam kitab hukum Kanonik (Kan 1254:2) dikatakan bahwa fungsi keuangan paroki adalah :
a. Mengatur ibadah ilahi
b. Member sustentasi yang layak kepada klerus serta pelayan-pelayan lain.
c. Melaksanakan karya-karya kerasulan suci serta karya-karya amal kasih, terutama terhadap mereka yang berkekurangan.
Dalam pengelolaan keuangannya, pastor paroki adalah yang bertugas dalam pengelolaan keuangan paroki. Menurut hukum gereja, paroki yang didirikan secara legitim adalah badan hukum (Kan 515:3). Sebagai badan hukum, paroki mengelola keuangannya melalui aktivitas-aktivitas pribadi fisik yang bekerja entah secara individual maupun kolektif, yang disebut
“organ” badan hukum. Hukum gereja menegaskan bahwa pada dasarnya kompetensi untuk mengelola harta benda gerejawi dimiliki oleh orang yang secara langsung memimpin badan yang memiliki harta tersebut.
Maka berdasarkan aturan inilah, tanggung jawab pengelolaan keuangan paroki berada ditangan pastor paroki.
Pastor paroki hanyalah menjalankan fungsi administrator dan menjadi pihak individu yang bertindak atas nama badan hukum paroki sehinga keuangan milik paroki tetaplah menjad milik paroki yang bersangkutan.
Dalam hal ini pastor paroki haruslah handal dalam menjadi administrator.
Pastor paroki haruslah terampil dalam pengelolaan keuangan paroki seperti perencanaan anggaran, penyusunan dan pengaturan anggaran, penggerakan dan pengarahan, pengawasan dan pelaporan.
Sedangkan peran kaum awam dalam menjalankan pengelolaan keuangan paroki adalah sebagai Dewan Keuangan Paroki (DKP). Umat yang dipilih adalah umat yang dipilih atas dasar kompetensi yang dimiliki.
Pastor Paroki berhak menerima atau menolak pertimbangan yang
diberikan oleh DKP karena DKP bersifat konsultif. Maka dalam pengambilan keputusannya, DKP memberikan pertimbangan dan penilaian untuk selanjutnya dikonfirmasi dan dsetujui oleh pastor paroki.
C. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut PSAK No 1 (2015:2), “laporan keuangan adalah dokumen yang memberikan informasi pencatatan dari segala transaksi yang berkaitan dengan uang, pembelian dan penjualan serta kredit. ”. “Laporan keuangan yang lengkap meliputi laporan laba rugi, laporan posisi keuangan, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. ” (PSAK No 1 2015:2).
Munawir, (2007:2) menyatakan bahwa:
“Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak berkepentingan dengan data atau efektivitas perusahaan tersebut. ” Menurut Farid dan Siswanto (2011:2), “laporan keuangan adalah informasi yang diharapkan mampu memberikan bantuan kepada pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial. ”
2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut PSAK No 1 (2015:3) adalah :
“Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagaian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. ”
Secara rinci, tujuan laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi mengenai :
a. Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih suatu organisasi
b. Pengaruh transaksi, peristiwa, dan situasi lainnya yang mengubah nilai dan sifat aktiva bersih
c. Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan hubungan antar keduanya
d. Cara suatu organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan melunasi pinaman, dan factor lainnya yang berpengaruh pada likuiditasnya.
e. Usaha jasa suatu organisasi.
Laporan keuangan juga menunjukan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi :aset, libilitas,
ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemiliki dan arus kas.
3. Jenis-jenis Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2016:58), jenis-jenis laporan keuangan yaitu sebagai berikut :
a. Laporan laba rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukan pendapatan dan beban pada akhir periode akuntansi serta selisih laba rugi.
Pendapatan yang dimaksud adalah penghasilan yang diperoleh perusahaan atau organisasi dalam satu periode.
Pendapatan itu sendiri terdiri dari 2 macam yaitu pendapatan yang benar-benar berasal dari usaha (pendapatan pokok) dan pendapatan yang bukan dari usaha (pendapatan lain-lain). Sedangkan beban adalah pengorbanan ekonomi yang dikeluarkan selama satu periode akuntansi. Beban terdiri dari dua macam yaitu beban yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan pokok yang disebut beban usaha. Serta beban yang dikeluarkan bukan untuk menghasilkan penghasilan pokok yang disebut beban non laba.
b. Laporan posisi keuangan
Unsur yang berkaitan dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban, dan ekuitas.
1) Aset yaitu sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh.
Perusahaan menyajikan aset lancar terpisah dengan aset tidak lancar.
2) Kewajiban merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu. Penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. Perusahaan menyajikan kewajiban jangka pendek terpisah dari kewajiban jangka panjang dan kewajiban disajikan menurut ukuran jatuh temponya.
3) Ekuitas adalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.
c. Laporan perubahan ekuitas
Perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode yang bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
d. Laporan arus kas
Laporan arus kas disusun berdasarkan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam pernyataan standar akuntansi terkait. Laporan
arus kas dapat memberikan infromasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aset bersih perusahaan, struktur keuangan, dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah srta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.
e. Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.
Setiap pos dalam laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan.
Sedangkan untuk organisasi nonlaba, laporan keuangan terdiri dari laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode laporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas pada perode laporan, dan catatan atas laporan keuangan (PSAK 45:9).
a. Laporan posisi keuangan
Laporan posisi keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi mengenasi aset, liabilitas serta aset neto dan informasi mengenai hubungan diantara unsure-unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama pengungkapan dan laporan keuangan lainnya dapat membentu para penyumbang, anggota entitas nirlaba, kreditor dan pihak-pihak lain untuk menilai :
1) Kemampuan entitas nirlaba untuk memberikan jasa secara berkelanjutan; dan
2) Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan eksternal.
Laporan posisi keuangan, termasuk catatan atas atas laporan keuangan, menyediakan informasi yang relevan mengenai likuiditas, fleksibilitas keuangan, dan hubungan antar aset dan liabilitas.
Informasi tersebut disajikan dengan pengumpulan aset dan liabilitas yang memiliki karakteristik serupa dalam suatu kelompok yang relative homogeny. Sebagai contoh, entitas nirlaba melaporkan masing-masing unsure aset dalam kelompok homogen seperti :
1) Kas dan setara kas
2) Piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jas lain.
3) Persediaan
4) Sewa, asuransi, dan jasa lain yang dibayar dimuka 5) Instrument keuangan dan investasi jangka panjang
6) Tanah, gedung, peralatan, serta aset tetap lain yang digunakan untuk menghaslkan barang atau jasa.
Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah nmasing-masing kelompok aset neto berdasarkan yang ada pada atau tidaknya pembatasan oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, yaitu terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat.
Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan.
Pembatasan secara permanen terhadap aset, seperti tanah atau karya seni, yang diberikan untuk tujuan tertentu untuk dirawat dan tidak untuk dijual; atau aset yang diberikan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara permanen dapat disajikan sebagai unsure terpisah dalam kelompok aset neto yang penggunanya dibatasi secara permanan atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.
Pembatasan temporer terhadap sumber daya berupa aktivitas operasi tertentu, investasi untuk jangka waktu tertentu, penggunaan selama periode tertentu di masa depan, atau perolehan aset tetap dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam
kelompok aset neto yang penggunaannya dibatasi secara temporer atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.
Aset neto tidak terikat umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan barang, sumbangan, dan dividen atau hasil investas, dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan tersebut.
Batasan atas penggunaan aset neto tidak terikat dapat berasal dari sifat entitas nirlaba,. Informasi mengenai batasan tersebut disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.
b. Laporan aktivitas
Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset neto, hubungan antar peristiwa lain, dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. Informasi dalam laporan aktivitas yang digunakan bersama dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membentu pemberian sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain untuk mengevaluasi kinerja dalam suatu periode, menilai upaya, kemampuan dan kesinambungan entitas nirlaba dan memberikan jasa serta menilai pelaksanaan tanggungjawab dari kinerja manajer.
Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aset neto terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terkat dalam suatu periode. Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, dan menyajikan beban sebagai pengurang aset neto tidak terikat.
Sumbangan disajikan sebagai penambah aset neto tidak terikat, terikat permanen, atau terikat temporer bergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumber daya terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumber daya tidak terikat sepanjang disajikannya secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.
Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung.
Program pemberian jasa merupakan aktivitas untuk menyediakan barang atau jasa kepada penerima manfaat, pelanggan, atau anggota dalam rangka mencapai tujuan atau misi entitas nirlaba. Pemberian jasa tersebut merupakan tujuan dan hasil utama yang dilaksanakan melalui program utama.
Aktivita pendukung meliputi semua aktivitas selain program pemberian jasa. Umumnya, aktivitas pendukung meliputi aktivitas manajemen dan umum, pencarian dana, dan pengembangan anggota. Aktivitas manajemen dan umum meliputi pengawasan, ,manajemen bisnis, pembukuan, penganggaran, pendanaan, dan aktivitas administrasi lainnya. Aktivitas pencarian dana berupa publikasi dan kampanye pemberian dana, pengadaan daftar alamat pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, pelaksanaan acara khusus pencarian dana, pembuatan dan penyebaran manual, petunjuk dan bahan lain, serta pelaksanaan aktivitas lan dalam rangka pencarian dana dari individu, yayasan, pemerintah dan lain-lain. aktivitas pencarian anggota meliputi pencarian anggota baru dan pengumpulan iuran anggota, hubungan dan aktivitas sejenisnya.
c. Laporan arus kas
Tujuan laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.
Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 (Revisi 2009):
laporan arus kas atau SAK ETAP bab 7 dengan tambahan berikut : 1) Aktivitas pendanaan
a.) Penerimaan kas dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali yang penggunaannya dibatasi dalam jangka panjang.
b.) Penerimaan kas dari pemberi sumber daya dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aset tetap, atau peningkatan dana abadi.
c.) Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya dalam jangka panjang.
2) Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan non kas, misalnya sumbangan berupa bangunan atau aset investasi.
D. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) No 35 1. Latar belakang
01. PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan paragraph 05 menyatakan bahwa “Pernyataan ini menggunakan terminologi yang cocok bagi entitas yang berorientasi laba, termasuk entitas bisnis sektor publik.
Jika entitas dengan aktivitas nonlaba di sektor swasta atau sektor publik menerapkan pernyataan ini, maka entitas tersebut mungkin perlu menyesuaikan deskripsi yang digunakan untuk beberapa pos yang terdapat dalam laporan keuangan itu sendiri.” Dengan demikian,
ruang lingkup PSAK 1 secara substansi telah mencakup ruang lingkup penyajian laporan keuangan entitas dengan aktivitas nonlaba.
02. PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan tidak menyediakan pedoman bagaimana entitas dengan aktivitas nonlaba menyajikan laporan keuangannya. Entitas dengan aktivitas nonlaba dalam Interpretasi ini selanjutnya merujuk kepada entitas berorientasi nonlaba.
03. Karakteristik entitas berorientasi nonlaba berbeda dengan entitas bisnis berorientasi laba. Perbedaan utama yang mendasar antara entitas berorientasi nonlaba dengan entitas bisnis berorientasi laba terletak pada cara memperoleh sumber dana yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Entitas berorientasi nonlaba memperoleh sumber daya dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomik yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
04. Pengguna laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba umumnya memiliki kepentingan untuk menilai: (a) cara manajemen melaksanakan tanggung jawab atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka; serta (b) informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan ekonomik. Kemampuan entitas berorientasi nonlaba dalam menggunakan sumber daya tersebut dikomunikasikan melalui laporan keuangan.
2. Ruang lingkup
05. Interpretasi ini diterapkan untuk entitas berorientasi nonlaba terlepas dari badan hukum entitas tersebut.
06. Interpretasi ini diterapkan juga oleh entitas berorientasi nonlaba yang menggunakan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
07. Interpretasi ini diterapkan khusus untuk penyajian laporan keuangan.
08. Interpretasi ini membahas bagaimana entitas berorientasi nonlaba membuat penyesuaian baik:
(a) Penyesuaian deskripsi yang digunakan untuk beberapa pos dalam laporan keuangan; dan
(b) Penyesuaian deskripsi yang digunakan untuk laporan keuangan itu sendiri.
3. Interpretasi
09. Penyajian laporan keuangan entitas berorientasi nonlaba disusun dengan memperhatikan persyaratan penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan dan persyaratan minimal isi laporan keuangan yang telah diatur dalam PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan.
10. Entitas berorientasi nonlaba dapat membuat penyesuaian deskripsi yang digunakan untuk beberapa pos yang terdapat dalam laporan keuangan. Sebagai contoh, jika sumber daya yang diterima oelh entitas
berorientasi nonlaba mengharuskan entitas untuk memenuhi kondisi yang melekat pada sumber daya tersebut, entitas dapat menyajikan jumlah sumber daya tersebut berdasarkan sifatnya, yaitu pada adanya pembatasan (with restrictions) atau tidak adanya pembatasan (without restrictions) oleh pemberi sumber daya.
11. Entitas berorientasi nonlaba juga dapat menyesuaikan deskripsi yang digunakan atas laporan keuangan itu sendiri. Sebagai contoh, penyesuaian penggunaan judul „laporan perubahan aset neto‟daripada
„laporan perubahan ekuitas.‟ Penyesuaian atas judul laporan keuangan tidak dibatasi sepanjang penggunaan judul mencerminkan fungsi yang lebih sesuai dengan isi laporan keuangannya.
12. Entitas berorientasi nonlaba tetap harus mempertimbangkan seluruh fakta dan keadaan relevan dalam menyajikan laporan keuangannya termasuk catatan atas laporan keuangan, sehingga tidak mengurangi kualitas informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.
4. Tanggal Efektif
13. Entitas menerapkan Interpretasi ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2020.
Berikut ini adalah contoh bentuk laporan keuangan entitas nonlaba menurut ISAK No 35 :
a. Laporan posisi keuangan
Tabel 1. Contoh Laporan Posisi Keuangan Menurut ISAK 35
T a T a b e l
2 . 1
C o n o
ENTITAS XYZ
Laporan Posisi Keuangan per 31 desember 20X2 (dalam jutaan rupiah)
20X2 20X1 ASET
Aset Lancar
Kas dan setara kas XXX XXX
Piutang bunga XXX XXX
Investasi jangka pendek XXX XXX
Aset lancar lain XXX XXX
Total aset lancar XXX XXX
Aset Tidak Lancar
Properti investasi XXX XXX
Investasi jangka panjang XXX XXX
Aset tetap XXX XXX
Total aset tidak lancar XXX XXX
TOTAL ASET XXX XXX
LIABILITAS
Liabilitas Jangka Pendek
Pendapatan diterima dimuka
XXX XXX
Utang jangka pendek XXX XXX
Total liabilitas jangka pendek
XXX XXX
Liabilitas Jangka Panjang
Utang jangka panjang XXX XXX
Liabilitas imbalan kerja XXX XXX
Total liabilitas jangka panjang
XXX XXX
Total Liabilitas XXX XXX
Tabel 1. contoh Laporan Posisi Keuangan Menurut ISAK 35 (Lanjutan)
ASET NETO
Tanpa Pembatasan dari pemberi sumber
daya XXX XXX
Surplus akumulasian XXX XXX
Penghasilan
komprehensif lain *) XXX XXX
Dengan pembatasan dari pemberi sumber
daya(catatan B) XXX XXX
Total Aset Neto XXX XXX
Total Liabilitas dan
Aset Neto XXX
XXX XXX
b. Laporan Aktivitas
Tabel 2. Contoh Laporan Aktivitas Menurut ISAK 35 ENTITAS XYZ
Laporan Aktivitas
Untuk Tahun Yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X2 (dalam jutaan rupiah)
20X2 20X1
TANPA
PEMBATASAN DARI PEMBERI SUMBER DAYA
Pendapatan
Sumbangan XXX XXX
Jasa layanan XXX XXX
Penghasilan investasi jangka pendek
XXX XXX
Penghasilan investasi jangka panjang
XXX XXX
Lain-lain XXX XXX
Total pendapatan XXX XXX
Tabel 2. Contoh Laporan Aktivitas Menurut ISAK 35 (Lanjutan)
Beban
Gaji, upah XXX XXX
Jasa dan proffesional XXX XXX
Administrasi XXX XXX
Depresiasi XXX XXX
Bunga XXX XXX
Lain-lain XXX XXX
Total beban XXX XXX
Beban
Kerugian akibat kebakaran
XXX XXX
Total beban XXX XXX
Surplus (defisit) XXX XXX
Dengan pembatasan dari pemberi sumber daya
Pendapatan
Sumbangan XXX XXX
Penghasilan investasi jangka panjang
XXX XXX
Total pendapatan XXX XXX
Beban
Kerugian akibat kebakaran
XXX XXX
Surplus (defisit) XXX XXX
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
TOTAL
PENGHASILAN
XXX XXX
KOMPREHENSIF XXX XXX
c. Laporan Arus Kas
Tabel 3. Contoh Laporan Arus Kas Menurut ISAK 35 ENTITAS XYZ
Laporan Arus Kas
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 desember 20X2 (dalam jutaan rupiah)
20X2 20X1
AKTIVITAS OPERASI
Kas dari sumbangan XXX XXX
Kas dari pendapatan jasa XXX XXX
Bunga yang diterima XXX XXX
Pendapatan lain-lain XXX XXX
Bunga yang dibayarkan XXX XXX
Kas yang dibayarkan kepada karyawan
XXX XXX
Kas neto dari aktivitas operasi
XXX XXX
AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari sumbangan yang dibatasi uintuk :
Investasi dalam dana abadi XXX XXX
Investasi bangunan XXX XXX
Aktivitas pendanaan lain : Bunga dibatasi untuk reinvestasi
XXX XXX
Pembayaran liabilitas jangka panjang
XXX XXX
Kas neto yang digunakan untuk aktivitas pendanaan
XXX XXX
Tabel 3. Contoh Laporan Arus Kas Menurut ISAK 35(Lanjutan)
AKTIVITAS INVESTASI Ganti rugi dari asuransi kebakaran
XXX XXX
Pembelian peralatan XXX XXX
Penerimaan dari penjualan investasi
XXX XXX
Pembelian investasi XXX XXX
Kas yang digunakan untuk aktivitas investasi :
XXX XXX
KENAIKAN(PENURUNAN) NETO KAS DAN SETARA KAS
XXX XXX
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL PERIODE
XXX XXX
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR PERIODE
XXX XXX
36 BAB III
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif yaitu dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2005), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti merupakan instrument kunci.
Penelitian kualitatif berawal dari data dan memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan sebuah teori. Studi kasus adalah studi untuk mempelajari dan menyelidiki suatu kejadian suatu kejadian atau fenomena mengenai individu, seperti misalnya riwayat hidup sesorang yang menjadi obyek penelitian. “Dibutuhkan banyak informasi dan integrasi data yang diperoleh dari metode lain untuk mendapatkan informasi mendalam pada metode studi kasus yang dilakukan. ” (Walgito:2010).
B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan dari bulan Februari 2021 sampai dengan bulan April 2021.
2. Tempat penelitian
Penelitian dilakukan di Paroki Kristus Raja Mbaumuku, Manggarai Jln Kesturi, Kecamatan Langke Rembong Kabupaten Manggarai Propinsi NTT.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang berkaitan dengan objek penelitian yaitu Paroki Kristus Raja Mbaumuku, Manggarai. Subjek penelitian ini adalah pastor paroki dan bendahara paroki.
D. Data Penelitian
Data yang dibutuhkan di dalam penelitian meliputi data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil wawancara dengan bendahara paroki dan pastor paroki, sedangkan data sekunder berupa laporan keuangan Paroki Kristus Raja Mbaumuku, Manggarai yaitu laporan aktivitas (laporan penerimaan dan laporan pengeluaran) dan laporan arus kas (laporan arus kas masuk dan laporan arus kas keluar).
E. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2012:63) ada empat macam teknik pengumpulan data, yaitu wawancara, observasi, dokumentasi dan triangulasi. Namun, Teknik pengumpulan data yang akan peneliti gunakan adalah :
1. Wawancara
Wawancara menurut Esterberg yang diterjemahkan oleh Sugiyono (2009:72) adalah “Pertukaran dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topic tertentu.” Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.
Wawancara akan dilakukan dengan mewawancarai pihak-pihak yang berkaitan dengan laporan keuangan, seperti penanggungjawab ataupun pembuat laporan keuangan. Seperti pastor paroki dan bendahara paroki.
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data terkait informasi yang terkait dengan penyajian laporan keuangan.
Berikut ini adalah daftar pertanyaan yang diajukan saat melakukan wawancara :
a. Dalam penyusunan laporan keuangan Paroki Kristus Raja, adakah standar atau dasar aturan yang digunakan ?
b. Sejak kapan format dari keuskupan tersebut diterapkan ?
c. Lalu untuk laporan keuangan sebelum tahun 2018, aturan penyusunan laporan keuangan paroki berdasarkan apa ?
d. Jadi, Laporan keuangan yang dibuat seperti yang diminta oleh keuskupan ada apa saja ?
e. Apakah paroki tidak membuat laporan posisi keuangan ? f. Mengapa asset gereja seperti kursi atau tanah tidak dicatat ? g. Lalu bagaimana alur dalam pembuatan laporan keuangan
tersebut ?
h. Bagaimana cara penyampaian laporan keuangan tersebut kepada umat ?
i. Apa saja yang biasanya menjadi sumbangan-sumbangan dari donator ?
j. Adakah item-item yang masuk kedalam keuangan paroki namun tidak disertakan ke dalam laporan keuangan ?
k. Apa peran DKP dalam pembuatan laporan keuangan tersebut ? 2. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2015:329), “Dokumentasi merupakan suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka, dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian. ”
Dengan metode ini, peneliti mengumpulkan data berupa dokumen seperti laporan keuangan paroki dan dokumen lain-lainnya. Dokumen- dokumen ini dimaksudkan untuk mendapat informasi mengenai informasi gambaran umum paroki, laporan keuangan paroki, dan data- data lain yang dibutuhkan oleh peneliti.
F. Model Penelitian
Metode penelitian ini adalah deskripsif komparatif. Menurut Nazir (2005:58), “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang sejenis dengan penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya atau
munculnya suatu fenomena tertentu. ” Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan. .
G. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2012:89) “Analisis data adalah Proses mencari dan menyusun data secara sistematis yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mampu dipahami diri sendiri maupun orang lain. “
Sugiyono (2009:430) mengatakan bahwa aktivitas analisis data dalam metode penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
Aktivitas analisis data terdiri dari data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
1. Data reduction (Reduksi data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, oleh karena itu maka perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
Dalam mereduksi data, peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai yaitu temuan. Oleh karena itu, jika peneliti dalam melakukan