• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS EVALUASI KEBIJAKAN PROGRAM KARTU INDONESIA PINTAR (KIP) DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN MASYARAKAT INDONESIA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS EVALUASI KEBIJAKAN PROGRAM KARTU INDONESIA PINTAR (KIP) DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN MASYARAKAT INDONESIA SKRIPSI"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS EVALUASI KEBIJAKAN PROGRAM KARTU INDONESIA PINTAR (KIP) DALAM MENINGKATKAN KUALITAS

PENDIDIKAN MASYARAKAT INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat Untuk memenuhi gelar sarjana ekonomi (S.E)

Program studi Ekonomi Pembangunan

Oleh:

Nama : NURUL FADHILAH

NPM : 1405180057

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA MEDAN

2018

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

NURUL FADHILAH. NPM 1405180057. ANALISIS EVALUASI KEBIJAKAN PROGARM KARTU INDONESIA PINTAR (KIP) DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN MASYARAKAT INDONESIA.

Pendidikan merupakan serangkaian usaha untuk mencapai kemajuanbangsa.

Kemajuan bangsa akan dapat terwujud secara nyata denganusaha menciptakan ketahanan nasional dalam rangka mencapai cita-cita bangsa. Oleh karena itu, maka pendidikan akan diarahkan kepada perwujudan keselarasan, keseimbangan dan keserasian antara pengembangan kuantitas danpengembangan kualitas serta aspek lahiriah dan aspek rohaniah manusia.Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis perkembangan kebijakan program KIP untuk masyarakat dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia serta untuk mengevaluasi kebijakan program tersebut selama kepemimpinan Jokowi JK. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model analisis deskriptif terhadap kebijakan program yang dibuat oleh pemerintah. Adapun hasil dalam penelitian ini adalah pada masa kepemimpinan Jokowi-JK selama 2 tahun berjalan maka realisasi program Kartu Indonesia Pintar sudah berjalan dengan sebagaimana mestinya. Yang dimana ini terwujud dalam meningkatnya Indeks Pembangunan Manusaia di seluruh Provinsi Indonesia, yang membuktikan adanya peningkatan dalam kualias sumber daya manusianya. Selain itu juga, realisasi program Kartu Indonesia Pintar juga terlihat jelas dari trend kemiskinan di Indonesia yang semakin menurun dari tahun-tahun sebelumnya.

Menurunnya tingkat kemiskinan itu dikarenakan adanya perbaikan dari sumber daya manusianya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya dengan keluar dari garis kemiskinan. Selain itu juga, realisasi program Kartu Indonesia pintar dapat dilihat dari angka anak-anak putus sekolah yang kian lama kian menurun hingga saat ini.

Sehingga dapat dikatakan bahwasanya Program Kartu Indonesia Pintar yang dicanangkan oleh Jokowi-Jk sudah terealisasi dengan baik walaupun belum terealisasikan secara merata.

Kata kunci: Kartu Indonesia Pintar, Sumber Daya Manusia, Kualitas Pendidikan

(5)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi kesehatan, kesabaran serta kekuatan dan tak lupa pula Shalawat bernadakan salam kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsinya yang berjudul: “Analisis Evaluasi Kebijakan Program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Masyarakat Indonesia”, yang diajukan untuk melengkapi tugas dan syarat menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Ekonomi Pembangunan di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Terwujudnya skripsi ini tak lepas dari dukungan berbagai pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tugasnya, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan segala kerendahan hati kepada:

1. Orang tua yang saya sayangi dan seluruh keluarga yang telah memberi dukungan dan semangatnya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

2. Bapak Dr. H. Agussani, M.AP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018

(6)

3. Bapak H. Januri, S.E., M.M., M.Si., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Prawidya Hariani RS, Selaku Ketua Jurusan Prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing saya yang telah banyak memberikan bimbingan/arahan/masukan serta kritikan kepada penulis sehingga terwujudnya skripsi ini..

5. Ibu Roswita Hafni M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

6. Seluruh dosen mata kuliah Prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

7. Seluruh Staf Biro Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya Prodi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

8. Kepada sahabat-sahabat saya perempuan tangguh (Windya, Kiki , Ipik, dan Bebe) yang telah memberikan semangat dan dukungannya kepada saya.

9. Kepada teman-teman dari Ekonomi Pembangunan angkatan 2014 dan serta teman-teman EP lainnya yang tidak bisa disebutkan namanya satu- persatu yang telah memberi dukungan dan semangatnya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018

(7)

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak dalam menerapkan ilmu. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan apabila dalam penulisan terdapat kata-kata yang kurang berkenan penulis mengharapkan maaf yang sebesar-besarnya, semoga Allah SWT senantiasa meridhoi kita semua.Amiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Medan, Maret 2018 Penulis

Nurul Fadhilah

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ...i-ii

DAFTAR TABEL...iii

DAFTAR GAMBAR...iv

DAFTAR GRAFIK...v

BAB I PENDAHULUAN 1.1LatarBelakang...1

1.2IdentifikasiMasalah...18

1.3BatasanMasalah...19

1.4RumusanMasalah...19

1.5TujuanPenelitian...20

1.6ManfaatPenelitian...20 BAB II LANDASAN TEORI

2.1 UraianTeoritis...

21

2.1.1 TeoriPembangunan

...

21

2.1.2TeoriPengeluaranpemerintah

...

25

2.1.3TeoriKemiskinan

...

34

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 20181

(9)

2.1.4TeoriIndeksPembanguananManusia

...

35

2.2 PenelitiTerdahulu...

44

2.3 DefenisiOperasional...

44

2.4 KerangkaKonseptual...

44

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 PendekatanPenelitian...

44

3.2 DefenisiOperasional...

44

3.3 TempatdanWaktuPenelitian...

45

3.4 JenisdanSumber Data...

45

3.5 TeknikPengumpulan Data...

46

3.6 TahapanAnalisis...

46

3.6.1 TeknikPengolahan Data 46

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 20182

(10)

3.6.2 TeknikAnalisa Data

...

46

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1GambaranUmumTentangIndonesia...

48

4.1.1 LetakGeografis

...

48

4.2 AnalisisDeskriptifData...

50

4.2.1PerkembanganKebijakanKartuIndonesiaPintar(KIP)

...

50

4.2.2PerkembanganKualitasPendidikandiIndonesia

...

56

4.2.3RealisasiProgramKartuIndonesiaPintar

...

66

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan...

67

5.2Saran...

68

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 20183

(11)

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1...

9

Tabel 1.2...

10

Tabel 1.3...

17

Tabel 2.1...

41

Tabel 2.2...

42

Tabel 3.1...

45

Tabel 4.1...

55

Tabel 4.2...

59

Tabel 4.3...

60

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 20184

(12)

Tabel 4.4...

65

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2-1...

28

Gambar 2-2...

30

Gambar 2-3...

31

Gambar 2-4...

39

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 20185

(13)

Gambar 2-5...

43

Gambar 2-6...

43

Gambar 4-1...

52

DAFTAR GRAFIK

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 20186

(14)

Grafik 1-1...

6

Grafik 1-2...

12

Grafik 4-1...

62

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 20187

(15)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan serangkaian usaha untuk mencapai kemajuanbangsa. Kemajuan bangsa akan dapat terwujud secara nyata denganusaha menciptakan ketahanan nasional dalam rangka mencapai cita- citabangsa. Oleh karena itu, maka pendidikan akan diarahkan kepada perwujudankeselarasan, keseimbangan dan keserasian antara pengembangan kuantitas danpengembangan kualitas serta aspek lahiriah dan aspek rohaniah manusia. Itulahsebabnya pendidikan nasional dirumuskan sebagai usaha sadar untukmembangun manusia Indonesia seutuhnya.Pendidikan merupakan kebutuhandasar dalam pembangunan bangsa.Melalui pendidikan kehidupan bangsamenjadi lebih baik.

Dalam era SDGs atau tujuan pembangunan berkelanjutan yang telah dimulai saat negara-negara anggota PBB termasuk Indonesia menyepakati outcome Document SDGs pada tanggal 2 agustus 2015.Periode SDGs Tahun 2016-2030 merupakan program yang kegiatanya meneruskan agenda-agenda sekaligus menindaklanjutin program yang belum selesai.Menjadi bahan sorotan tertinggi adalah sector kesehatan yaitu sebaran balita kurang gizi di Indoesia, proporsi balita pendek, status gizi anak, tingkat kematian ibu, pola konsumsi pangan pokok dan sebagainya.

(16)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 2 Menjamin kualitas pendidikan inklusif dan adil dan mempromosikan kesempatan belajar seumur hidup bagi semua.Sejak tahun 2000, telah ada kemajuan besar dalam pencapaian target pendidikan dasar universal. Angka partisipasi total dalam daerah berkembang mencapai 91 persen pada tahun 2015, dan jumlah seluruh dunia dari anak-anak keluar dari sekolah telah menurun hampir setengah. Ada juga telah terjadi peningkatan dramatis dalam tingkat melek huruf, dan lebih banyak anak perempuan di sekolah daripada sebelumnya.Ini semua adalah keberhasilan yang luar biasa.Kemajuan juga menghadapi tantangan berat di daerah berkembang karena tingkat kemiskinan yang tinggi, konflik bersenjata dan keadaan darurat lainnya.Di Asia Barat dan Afrika Utara, konflik bersenjata berlangsung telah melihat peningkatan proporsi anak-anak keluar dari sekolah.Ini adalah tren yang mengkhawatirkan.

Sementara Afrika membuat kemajuan terbesar dalam pendaftaran sekolah dasar di antara semua daerah berkembang – dari 52 persen pada tahun 1990, hingga 78 persen pada 2012 – kesenjangan besar masih tetap. Anak-anak dari rumah tangga termiskin empat kali lebih mungkin untuk keluar dari sekolah dibandingkan rumah tangga kaya.Kesenjangan antara daerah pedesaan dan perkotaan juga tetap tinggi.Mencapai pendidikan inklusif dan berkualitas untuk semua menegaskan kembali keyakinan bahwa pendidikan merupakan salah satu kendaraan yang paling kuat dan terbukti untuk pembangunan berkelanjutan.Gol ini memastikan bahwa semua anak perempuan dan anak laki-laki menyelesaikan sekolah dasar dan menengah gratis pada 2030. Hal ini juga bertujuan untuk memberikan akses yang sama terhadap pelatihan kejuruan yang terjangkau, dan untuk menghilangkan gender dan kekayaan kesenjangan dengan tujuan untuk

(17)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 3 mencapai akses universal untuk pendidikan yang berkualitas tinggi. Pendidikan yang berkualitas merupakan salah satu dari 17 Sasaran Global yang membentuk 2.030 Agenda Pembangunan Berkelanjutan.Pendekatan terpadu sangat penting untuk kemajuan seluruh beberapa tujuan.

Memperoleh pendidikan yang berkualitas adalah dasar untuk meningkatkan kehidupan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan. Kemajuan besar telah dibuat terhadap peningkatan akses pendidikan di semua tingkatan dan meningkatkan angka partisipasi di sekolah terutama bagi perempuan dan anak perempuan . Keterampilan keaksaraan dasar telah meningkat pesat , namun upaya lebih berani dibutuhkan untuk membuat langkah yang lebih besar untuk mencapai tujuan pendidikan universal . Misalnya , dunia telah mencapai kesetaraan dalam pendidikan dasar antara anak perempuan dan anak laki-laki , namun beberapa negara telah mencapai target yang di semua tingkat pendidikan. Adapun target indikator pendidikan dalam SDG’s adalah :

1. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua anak perempuan dan anak laki- laki lengkap gratis, adil dan kualitas primer dan pendidikan menengah yang mengarah ke hasil belajar yang efektif yang relevan dan Goal-4 pada.

2. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua anak perempuan dan anak laki- laki memiliki akses ke pengembangan anak usia dini yang berkualitas, peduli dan pra utama pendidikan sehingga mereka siap untuk pendidikan dasar.

(18)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 4 3. Tahun 2030, menjamin akses yang sama bagi semua perempuan dan laki-

laki untuk pendidikan yang terjangkau dan kualitas teknis, kejuruan dan pendidikan tinggi, termasuk perguruan tinggi.

4. Tahun 2030, secara substansial meningkatkan jumlah remaja dan orang dewasa yang memiliki keterampilan yang relevan, termasuk keterampilan teknis dan kejuruan, untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak dan kewirausahaan.

5. Tahun 2030, menghilangkan disparitas gender dalam pendidikan dan menjamin akses yang sama untuk semua tingkat pendidikan dan pelatihan kejuruan untuk rentan, termasuk penyandang cacat, masyarakat adat dan anak-anak dalam situasi rentan.

6. Tahun 2030 , memastikan bahwa semua pemuda dan sebagian besar orang dewasa, baik laki-laki dan perempuan, mencapai membaca dan menghitung.

7. Tahun 2030, memastikan bahwa semua peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan, termasuk antara lain, melalui pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan dan gaya hidup yang berkelanjutan, hak asasi manusia, kesetaraan gender, promosi budaya damai dan non-kekerasan, kewarganegaraan global dan apresiasi keanekaragaman budaya dan kontribusi budaya untuk Membangun pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan fasilitas pendidikan yang anak, penyandang cacat dan sensitif gender dan memberikan aman , tanpa kekerasan, inklusif dan efektif lingkungan belajar untuk semua.

(19)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 5 8. Tahun 2020, secara substansial memperluas secara global jumlah beasiswa yang tersedia untuk negara-negara berkembang, di negara-negara berkembang khususnya, pulau kecil yang sedang bekembang dan negara- negara Afrika, untuk pendaftaran di pendidikan tinggi, termasuk pelatihan kejuruan dan informasi dan teknologi komunikasi, teknis, teknik dan program ilmiah, di negara maju dan negara berkembang lainnya.

9. Tahun 2030, secara substansial meningkatkan pasokan guru yang berkualitas, termasuk melalui kerjasama internasional untuk pelatihan guru di negara-negara berkembang, terutama terbelakang negara dan pulau berkembang kecil negara.

Begitu pentingnya pendidikan dalam memajukan suatu bangsa, namun dalammenyelenggarakan pendidikan yang berkualitas bukan merupakan hal yangmudah, terdapat berbagai permasalahan yang mampu menghambat pendidikan.Keadaan pendidikan di Indonesia yang masih memperihatinkan, mulai darimutu pendiikan yang masih rendah yang dibuktikan oleh banyaknya guru yangmengajar bukan pada bidangnya serta tingkat kejujuran peserta didik yangmasih rendah, kemudian fasilitas untuk menunjang penyelenggaraanpendidikan yang kurang memadai, hingga pemerataan pendidikan yangdidasari oleh alasan ekonomi. Banyak anak yang tak dapat mengenyampendidikan karena biaya yang sangat tinggi.Kemiskinan masih menjadi salahsatu alasan rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia.Hingga saat ini disparitas angka partisipasi sekolah sangat tinggi.Angkapartisipasi pendidikan keluarga yang mampu secara ekonomi lebih tinggidibandingkan angka partisipasi pendidikan keluarga yang ekonominya kurangmampu.Salah satu alasannya adalah

(20)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 6 tingginya biaya pendidikan baik biayalangsung maupun tidak langsung yang ditanggung oleh peserta didik. Biayalangsung yang ditanggung peserta didik antara lain iuran sekolah, buku,seragam dan alat tulis, sedangkan biaya tidak langsung yang ditanggung olehpeserta didik antara lain biaya transportasi, uang saku, kursus dan biaya lain.

Grafik 1-1

Sumber : Badan Pusat Statistik

Dilihat dari tahun 2010-2017, persentase penduduk miskin di Indonesiamengalami penurunan. Pada tahun 2010 persentase penduduk miskin di Indonesia adalah sebesar 13,38%, dan sampai September 2016 persentase penduduk miskin di Indonesiaberkisar di angka 10,70%. Pada tahun 2017, persentase penduduk miskin di Indonesiamenurun sebanyak 0,06% dari tahun 2016 yaitu sebesar 10,64%. Walaupun tren tingkat penduduk miskin di Indonesia hingga tahun 2017 selalu mengalami penurunan, namun angka penduduk miskin di Indonesia masih terbilang tinggi. Hal ini menjadi salah satu faktor penghambat

(21)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 7 untuk menempuh pendidikan di Indonesia mengingat biaya pendidikan yang tinggi.

Tingginya biaya pendidikan tersebut menyebabkan tingginya angka tidakmelanjutkan pendidikan atau putus sekolah.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia tahun 2015 pendudukmiskin Indonesia berjumlah 28 513.57 ribu jiwa dan tahun 2016 berjumlah28.005.41 sedangkan di provinsi lampung jumlah penduduk miskin 2015 berjumlah 1.100.68 ribu jiwa naik menjadi 1.169.60 ribu jiwa. Namunbagaimanapun juga, pendidikan tetap harus dinomorsatukan, sebab jika tak adailmu tidak akan kita dapati perbaikan kemiskinan.

Dapat di lihat dari table berikut ini bahwa banyak terdapat anak – anak yang putus sekolah untuk tingkat SD berdasarkan urutan rangkin tertinggi yang pertama terdapat di Provinsi Papua sebesar 5,32% urutan rangking tertinggi kedua terdapat di Provinsi Gorontalo sebesar 1,54% urutan rangking tertinggi ketiga terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 1,53% urutan rangkin tertinggi keempat terdapat di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 1,16% urutan rangking tertinggi kelima terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 1,04% . Sedangkan untuk rangking terendah pertama terdapat di Provinsi Aceh sebesar 0,04% urutan rangking terendah kedua terdapat di Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,06% urutan rangking yang terendah ketiga terdapat di Provinsi Bali sebesar 0,09% urutan rangking yang terendah keempat terdapat di Provinsi Banten sebesar 0,12% urutan rangking yang terndah keempat terdapat di Provinsi DI Yogyakarta sebesar 0,15% Sedangkan untuk tingkat SMP banyak anak – anak yang putus sekolah berdasarkan urutan rangking tertinggi yang pertama terdapat di Provinsi

(22)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 8 Papua sebesar 4,95% urutan rangking tertinggi yang kedua terdapat di Provinsi Sulawesi Barat sebesar 4,41% urutan rangking tertinggi ketiga terdapat di Provinsi Gorontalo sebesar 4,18% urutan rangking tertinggi keempat terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 3,77% urutan rangking tertinggi kelima terdapat di Provinsi Papua Barat sebesar 3,22% . Sedangkan untuk urutan rangking terendah yang pertama terdapat di Provinsi Bali sebesar 0,40% urutan rangking terendah kedua terdapat di Provinsi Maluku sebesar 0,70% urutan rangking terendah ketiga terdapat di Provinsi DI Yogyakarta sebesar 0,93% urutan rangking terendah keempat terdapat di Provinsi Dki Jakarta sebesar 0,97% urutan rangking terendah kelima terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 1,05%

. Dan untuk tingkat SMA banyak anak – anak yang putus sekolah berdasarkan urutan rangking tertinggi yang pertama terdapat di Provinsi Kalimantan Utara sebesar 6,05% urutan rangking teringgi kedua terdapat di Provinsi Gorontalo sebesar 5,66% urutan rangking tertinggi ketiga terdapat di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 5,53% urutan rangking tertinggi keempat terdapat di Provinsi Jawa Tengah sebesar 4,78% urutan rangking tertinggi kelima terdapat di Provinsi Lampung 4,71% , Dan untuk urutan rangking yang terendah pertama terdapat di Provinsi DI Yogyakarta sebesar 0,69% urutan rangking yang terendah kedua terdapat di Provinsi Bali sebesar 1,20% urutan rangking terendah yang ketiga terdapat di Provinsi Kalimantan Timur sebesar 1,23% urutan rangking terendah yang keempat terdapat di Provinsi Banten sebesar 1,35% urutan rangking terendah yang kelima terdapat di Provinsi Maluku sebesar 1,40% .

(23)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 9 Tabel 1-1

Angka Putus Sekolah Berdasarkan Level Dan Provinsi Seindonesia Tahun 2017 (Persen)

(24)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 10 Tabel 1-2

Angka Tidak Sekolah Menurut Golongan Usia Dan Provinsi Seindonesia Di Indonesia Tahun 2017 (Persen)

Dapat dilihat dari tabel berikut bahwa anak perempuan yang tidak bersekolah berdasarkan kelompok umur 7 – 12 tahun (tingkat SD) urutan rangking tertinggi yang pertama banyak terdapat di Provinsi Papuan sebesar 18,20% urutan ragking tertinggi kedua terdapat di Provinsi Papua Barat sebesar 2,73% urutan rangking tertinggi ketiga terdapat di Provinsi Sulawesi Barat sebesar 1,90% urutan

(25)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 11 rangking tertinggi keempat terdapat di Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 1,85%

urutan rangking tertinggi kelima terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur sebesar 1,73% yang dimana lebih banyak anak perempuan yang tidak bersekolah pada tingkat SD di Papua dibandingkan anak laki – lakinya,dan urutan rangking terendah pertama terdapat di Provinsi DI Yogyakarta sebesar 0,13% urutan rangking tertinggi kedua terdapat di Provinsi Aceh sebesar 0,15% urutan rangking terendah ketiga terdapat di Provinsi Bengkulu sebesar 0,20% urutan rangking terendah keempat terdapat di Provinsi Lampung sebesar 0,22% urutan rangking terendah kelima terdapat di Provinsi Maluku sebesar 0,28%,dan kelompok umur 13 – 15 tahun (tingkat SMP ) berdasarkan urutan rangking tertinggi yang pertama terdapat di Provinsi Papua sebesar 20,91% urutan rangking tertinggi kedua terdapat di Provinsi Sulawesi Barat sebesar 10,12% urutan rangking teringgi ketiga terdapat di Provinsi Gorontalo sebesar 8,77% urutan rangking tertinggi keempat terdapat di provinsi Sulawesi Tengah sebesar 7,59% urutan rangking tertinggi kelima terdapat di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 7,49%,dan urutan rangking terendah yang pertama terdapat di Provinsi DI Yogyakarta sebesar 0,37% urutan rangking terendah kedua terdapat di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 0,92% urutan rangking terendah ketiga terdapat di Provinsi Kalimantan Timur sebesar 1,21% urutan rangking terenda h keempat terdapat di Provinsi Aceh sebesar 1,91% urutan rangking terendah kelima terdapat di Provinsi Bali sebesar 2,28%, untuk kelompok usia 16 – 18 tahu (tingkat SMA ) banyak anak tidak sekolah berdasarkan urutan rangking tertinggi yang pertama terdapat di Provinsi Papua sebesar 36,65% urutan rangking tertinggi kedua terdapat di Provinsi Jawa Barat sebesar 33,38% urutan rangking tertinggi ketiga terdapat di

(26)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 12 Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 33,38% urutan rangking tertinggi keempat terdapat di Provinsi Sulawesi Barat sebesar 31,97% urutan rangking tertinggi kelima terdapat di Provinsi Jawa Tengah sebesar 31,52%,dan urutan rangking terendah yang pertama terdapat di Provinsi DI Yogyakarta sebesar 12,39% urutan rangking terendah kedua terdapat di Provinsi Sumatera Barat sebesar 17,14%

urutan rangking terendah ketiga terdapat di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 17,20% urutan rangking terendah keemapat terdapat di Provinsi Bali sebesar 17,84% urutan rangking terendah kelima terdapat di Provinsi Kalimantan Timur sebesar 18,68%.

Grafik 1-2

Perkembangan Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) di Indonesiatahun 2010-2016

Tahun Harapan Lama Sekolah Rata-rata Lama Sekolah

2010 11,29 7,46

2011 11,44 7,52

2012 11,68 7,59

2013 12,1 7,61

2014 12,39 7,73

2015 12,55 7,84

2016 12,72 7,95

Sumber : Badan Pusat Statistik

(27)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 13 Badan Pusat Statistik merilis Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) di Indonesia periode 2010 hingga 2016. Dalam periode tersebut, Harapan Lama Sekolah di Indonesia telah meningkat sebesar 1,43 tahun, sementara Rata-rata Lama Sekolah meningkat 0,49 tahun.

Selama periode 2010-2016, Harapan Lama Sekolah rata-rata tumbuh 2,12 persen per tahun. Meningkatnya Harapan Lama Sekolah menjadi sinyal positif bahwa semakin banyak penduduk yang sekolah. Tahun 2016, Harapan Lama Sekolah di Indonesia mencapai 12,72 tahun yang berarti anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hingga lulus SMA atau D1.

Rata-rata Lama Sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas di Indonesia tumbuh 1,09 persen per tahun selama periode 2010-2016. Pertumbuhan yang positif ini merupakan modal penting dalam membangun kualitas manusia Indonesia yang lebih baik. Pada tahun 2016, secara rata-rata penduduk usia 25 tahun ke atas pendidikanya telah mencapai 7,95 tahun atau hampir menyelesaikan pendidikan hingga kelas VIII (SMP kelas II).

Dalam UUD 1945 pasal 31disebutkan :

(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. ****)

(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. ****)

(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang – undang. ****)

(28)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 14 (4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang – kurangnya 20%

dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. ****)

(5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai – nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. ****)

Untuk mengimplementasikan pasal 31 UUD 1945, berbagai upaya sudah banyak dilakukan pemerintahuntuk memutus mata rantai kemiskinan yang mengancam anak-anak.Maka dari itu pemerintah menigkatkan anggaran pendidikan dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2017 total anggaran pendidikan yang dikeluarkan pemerintah melalui APBN sebesar Rp416,09 T atau sebesar 20,59% dari total APBN dengan perincian 26,6% (Rp28,73 T) diberikan untuk program kerja kemenristek dikti, 34,7% (Rp50,44 T) diberikan untuk program kerja kementrian agama, sedangkan 27,4% (Rp39,82 T) diberikan untuk program kerja kemendikbud. (Kemenkeu, 2017)

Anggaran pendidikan pada tahun 2017 tetap dijaga 20% dari APBN, dengan fokus meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan. Pada tahun 2014 anggaran yang dikeluarkan untuk pendidikan adalah sekitar Rp370 T, tahun 2015 sekitar Rp410 T, tahun 2016 sebesar Rp416,6 T, dan pada tahun 2017 sebesar Rp416,1 T (Kemenkeu, 2016).

Selain dengan peningkatan postur anggaran pendidikan, pemerintah juga melakukan berbagai program untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi

(29)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 15 masyarakat miskin.Salah satunya melalui Program Indonesia Pintar (PIP).Salah satu bentuk bantuan yang diberikan pemerintah melalui PIP adalah Kartu Indonesia Pintar (KIP).Selain itu bantuan yang diberikan pemerintah berupa bantuan operasional sekolah (BOS), bantuan bidik misi, rehabilitasi sekolah, dan tunjangan profesi bagi guru.

Untuk Penerima Kartu Indonesia Pintar per tahun 2017 terhitung sebanyak 19,7 juta siswa dimana untuk SD sebesar Rp450 ribu/siswa/tahun, SMP sebesar Rp750 ribu/siswa/tahun, dan untuk SMA/SMK sebesar Rp1 juta/siswa/tahun.Dan Penerima bidik misi sebanyak 362,7 ribu mahasiswa. (Kemenkeu, 2017)

Penerima Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebanyak 8,5 juta siswa (Pusat) dimana untuk MI sebesar Rp800 ribu/siswa/tahun dan untuk MTs Rp1 juta/siswa/tahun. Dan sebanyak 46,2 juta siswa (daerah) dimana untuk SD/SDLB sebesar Rp800 ribu/siswa/tahun, SMP/SMPLB/SMPT sebesar Rp1 juta/siswa/tahun, dan SMA/SMK sebesar 1,4 juta/siswa/tahun.

Untuk Rehabilitasi Ruang Kelas sebanyak 54.739 ruang (Pusat) dan 27.140 ruang (Daerah). Dan untuk Tunjangan Profesi, sebanyak 1,3 juta guru untuk Tunjangan Profesi Guru PNSD, 41,6 ribu guru untuk Tunjangan Khusus Guru PNSD Daerah Khusus, dan 102,7 ribu dosen untuk Tunjangan Sertifikat Dosen.

Adanya Progam Indonesia Pintar yang diwujudkan dengan pendistribusianKartu Indonesia Pintar (KIP) diharapkan mampu membantu masyarakat yangtidak mampu dalam membiayai pendidikan anak-anak mereka.

Kebijakan yangdikeluarkan pemerintah tentu akan berjalan baik apabila ada dukungan darimasyarakat. Bagaimana masyarakat memanfaatkan fasilitas yang

(30)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 16 telahdiberikan pemerintah.Begitu juga dengan dikeluarkannya KIP, sikapmasyarakat merupakan faktor yang penting agar dapat terlaksana peningkatanpendidikan pada anak yang berasal dari keluarga tidak mampu. Ada tigamacam sikap masyarakat dalam menanggapi kebijakan yakni mendukung,netral dan menolak, berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengansalah satu warga kampung Lebak Manis Kelurahan sukajawa Baru,kebanyakan masyarakat bersikap kurang mendukung Progam Indonesia Pintarkarena kebanyakan masyarakat menggunakan KIP tidak sebagaimanamestinya, dengan menggunakan KIP bukan untuk membiayai keberlangsunganpendidikan anak, melainkan menggunakannya untuk kepentingan lain sepertiuntuk membayar cicilan motor, membayar iuran listrik dan sebagainya.Apa yang menjadi tujuan Program Indonesia Pintar, dan apa yang diginginkanpemerintah terhadap pemanfaatan KIP belum termanifestasikan di masyarakat,seharusnya pemanfaatan dana KIP adalah untuk pembelian buku dan alat tulis,pembelian pakaian atau seragam dan perlengkapan sekolah, pembayarantransportasi ke madrasah atau sekolah dan keperluan lain yang berkaitandengan pembelajaran siswa di madrasah atau sekolah seperti biaya untukmembeli media pembelajaran LKS, biaya yang dikeluarkan saat pembelajaranpraktik misalnya saat pembelajaran portofolio dan sebagainya.

Dengan adanya KIP maka pemerintah mengharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat yang dapat diukur melalui Indeks pembangunan Manusia

(31)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 17 Tabel 1-3

Tabel Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia Tahun 2010 - 2016 Provinsi / Kabupaten

/ Kota

[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 ACEH 67.09 67.45 67.81 68.3 68.81 69.45 70 SUMATERA UTARA 67.09 67.34 67.74 68.36 68.87 69.51 70 SUMATERA BARAT 67.25 67.81 68.36 68.91 69.36 69.98 70.73 RIAU 68.65 68.9 69.15 69.91 70.33 70.84 71.2 JAMBI 65.39 66.14 66.94 67.76 68.24 68.89 69.62 SUMATERA SELATAN 64.44 65.12 65.79 66.16 66.75 67.46 68.24 BENGKULU 65.35 65.96 66.61 67.5 68.06 68.59 69.33 LAMPUNG 63.71 64.2 64.87 65.73 66.42 66.95 67.65 KEP. BANGKA

BELITUNG 66.02 66.59 67.21 67.92 68.27 69.05 69.55 KEP. RIAU 71.13 71.61 72.36 73.02 73.4 73.75 73.99 DKI JAKARTA 76.31 76.98 77.53 78.08 78.39 78.99 79.6 JAWA BARAT 66.15 66.67 67.32 68.25 68.8 69.5 70.05 JAWA TENGAH 66.08 66.64 67.21 68.02 68.78 69.49 69.98 DI YOGYAKARTA 75.37 75.93 76.15 76.44 76.81 77.59 78.38 JAWA TIMUR 65.36 66.06 66.74 67.55 68.14 68.95 69.74 BANTEN 67.54 68.22 68.92 69.47 69.89 70.27 70.96 BALI 70.1 70.87 71.62 72.09 72.48 73.27 73.65 NUSA TENGGARA

BARAT 61.16 62.14 62.98 63.76 64.31 65.19 65.81 NUSA TENGGARA

TIMUR 59.21 60.24 60.81 61.68 62.26 62.67 63.13 KALIMANTAN BARAT 61.97 62.35 63.41 64.3 64.89 65.59 65.88 KALIMANTAN

TENGAH 65.96 66.38 66.66 67.41 67.77 68.53 69.13 KALIMANTAN

SELATAN 65.2 65.89 66.68 67.17 67.63 68.38 69.05 KALIMANTAN

TIMUR 71.31 72.02 72.62 73.21 73.82 74.17 74.59 KALIMANTAN

UTARA - - - 67.99 68.64 68.76 69.2 SULAWESI UTARA 67.83 68.31 69.04 69.49 69.96 70.39 71.05 SULAWESI TENGAH 63.29 64.27 65 65.79 66.43 66.76 67.47 SULAWESI SELATAN 66 66.65 67.26 67.92 68.49 69.15 69.76 SULAWESI

TENGGARA 65.99 66.52 67.07 67.55 68.07 68.75 69.31

(32)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 18 GORONTALO 62.65 63.48 64.16 64.7 65.17 65.86 66.29 SULAWESI BARAT 59.74 60.63 61.01 61.53 62.24 62.96 63.6 MALUKU 64.27 64.75 65.43 66.09 66.74 67.05 67.6 MALUKU UTARA 62.79 63.19 63.93 64.78 65.18 65.91 66.63 PAPUA BARAT 59.6 59.9 60.3 60.91 61.28 61.73 62.21 PAPUA 54.45 55.01 55.55 56.25 56.75 57.25 58.05 INDONESIA 66.53 67.09 67.7 68.31 68.9 69.55 70.18

Berdasar table Indeks Pembangunan Manusia diatas dapat dilihat bahwa IDM masyarakat Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 sebesar 66,53%, tahun 2011 sebesar 67,09%, tahun 2012 sebesar 67,7%, tahun 2013 sebesar 68,31%, tahun 2014 sebesar 68,9%, tahun 2015 sebesar 69,55, dan tahun 2016 sebesar 70,18%.

Berdasarkan data dan fakta tersebut maka penelitian ini sangat pentingmengingat banyaknya anak yang membutuhkan bantuan guna menempuhpendidikan, tetapi justru bantuan tersebut disalahgunakan. Bagaimana suatudaerah akan maju bila sumber daya manusianya tidak memiliki kualitaspendidikan yang baik.

Maka berdasarkan data tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitiantentang“Analisis Evaluasi Kebijakan Program Kartu Indonesia Pintar (KIP) dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Masyarakat Indonesia”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang diutarakan, dapat didefinisikan berbagai masalahyaitu sebagai berikut:

(33)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 19 1. Kemiskinan masih menjadi salah satu faktor penghambat anak untukmenempuh pendidikan di Indonesia karena tingginya biaya pendidikan.

2. Masih adanya anak yang putus sekolah di Indonesia sehingga KIP penting bagi keberlangsungan pendidikan.

3. Kurangnya tingkat kepedulian masyarakat terhadap pendidikan sehingga tingginya tingkat anak-anak putus sekolah di Indonesia.

4. Terbatasnya dan kurang optimalnya penyaluran anggaran pendidikan yang diberikan oleh pemerintah sehingga pemerataan tingkat pendidikan tidak terealisasi dengan baik.

5. Semakin meningkatnya akses dan pelayanan pendidikan, nanun tidak dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia.

1.3 Batasan dan Rumusan Masalah 1.3.1 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, diatas maka penelitian ini dibatasi pada evaluasi kebijakan untuk program KIP terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia kepemimpinan Jokowi JK.

1.4 Rumusan Masalah

1. Bagaimana perkembangan program kebijakan KIP untuk masyarakat dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

2. Bagaimana efesiensi dari realisasi Program KIP pada Provinsi seindonesia kepemimpinan Jokowi JK.

(34)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 20 1.5 Tujuan Penelitian

1. Melakukan analisis deskriptif terhadap perkembangan kebijakan program KIP untuk masyarakat dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

2. Melakukan evaluasi untuk kebijakan program KIP pada Provinsi seindonesia kepemimpinan Jokowi JK.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaat bagi pihak- pihak yang berkepentingan dengan dunia di sektor keuangan negara danpembangunan nasional maupun kalangan masyarakat umum. Manfaat yang dapatdiambil diantaranya:

1. Manfaat Akademik a. Bagi peneliti:

(1) Sebagai bahan studi atau tambahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian menyangkut topik yang sama.

(2) Sebagai tambahan literatur terhadap penelitian sebelumnya.

b. Bagi mahasiswa:

(1) Melatih mahasiswa untuk dapat menguraikan dan membahas suatu permasalahan secara ilmiah, teoritis, dan sistematis.

(2) Sebagai tambahan pembelajaran bagi mahasiswa mengenai pembahasan yang terkait.

2. Manfaat Non-akademik

a. Sebagai bahan masukan dalam penetapan kebijakan pemerintah.

b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai penambahan pengetahuan bagi masyarakat.

(35)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 21 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Teori Pembangunan

Pembangunan secara luas dapat didefinisikan sebagai proses perbaikan dari suatu masyarakat yang berkelanjutan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.

Sedangkan secara umum pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Transformasi dari struktur ekonomi misalnya, dapat dilihat dari peningkatan atau pertumbuhan produksi yang cepat di berbagai sektor. Transformasi sosial dapat dilihat melalui pendistribusian kemakmuran melalui pemerataan memperoleh akses terhadap sumber daya sosial-ekonomi, seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, air bersih, fasilitas rekreasi dan partisipasi dalam proses pembuatan keputusan politik. Proses pembangunan yang terjadi di masyarakat memiliki beberapa tujuan, yaitu peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai barang kebutuhan hidup yang pokok, peningkatan standar hidup, dan perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial bagi setiap individu serta bangsa secara keseluruhan (Todaro dan Smith, 2006:28).

Konsep pembangunan merupakan proses yang meningkatkan kualitas kehidupan dan kemampuan umat manusia dengan cara menaikkan standar kehidupan, harga diri, dan kebebasan individu (Todaro dan Smith, 2011:6). Dari sudut pandang ilmu ekonomi, pembangunan biasa diartikan sebagai upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita (income per capita) yang berkelanjutan agar negara dapat memperbanyak output yang lebih cepat

(36)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 22 dibandingkan laju pertumbuhan penduduk. Tingkat dan laju pertumbuhan pendapatan nasional bruto (gross national income – GNI) per kapita “riil” sering digunakan untuk mengukut kesejahteraan ekonomi penduduk keseluruhan – seberapa banyak barang dan jasa riil yang tersedia untuk dikonsumsi dan diinvestasikan oleh rata-rata penduduk (Todaro dan Smith, 2011:16).

Pembangunan ekonomi di masa lalu umumnya dipandang dalam kaitannya dengan perubahan secara terencana atas struktur produksi dan kesempatan kerja.

Dalam proses ini, peran sektor pertanian akan menurun untuk memberi peluang muncul dan berkembangnya sektor manufaktur dan jasa. Oleh sebab itu, strategi pembangunan biasanya berfokus pada proses industrialisasi yang cepat, yang sering merugikan pembangunan pertanian dan pedesaan (Todaro dan Smith, 2011:17).

Pengalaman pembangunan dalam dasawarsa 1950-an dan 1960-an, pada saat negara-negara berkembang mencapai target pertumbuhan ekonomi namun tingkat kehidupan sebagian besar masyarakat umumnya tetap tidak beruba, menunjukkan bahwa ada yang sanagt salah dengan pengertian pembangunan yang sempit itu. Kini semakin banyak ekonom dan pembuat kebijakan yang menyuarakan perlunya upaya serius untuk menanggulangi meluasnya kemiskinan absolut, distribusi pendapatan yang semakin tidak merata, dan meningkatnya pengangguran.Singkatnya, dalam dasawarsa 1970-an, pembangunan ekonomi mulai didefinisi ulang dalam kaitannya dengan upaya pengurangan atau peniadaan kemiskinan, ketimpangan, dan pengangguran dalam konteks perekonomian yang semakin berkembang (Todaro dan Smith, 2011:17).

(37)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 23 Oleh sebab itu, pembangunan haruslah dipandang sebagai proses multidimensi yang melibatkan berbagai perubahan mendasar dalam struktur sosial, sikap masyarakat, dan lembaga nasional, serta percepatan pertumbuhan, pengurangan ketimpangan, dan penanggulangan kemiskinan. Pada hakikatnya, pembangunan haruslah mencerminkan perubahan sistem sosial secara total sesuai dengan berbagai kebutuhan dasar, serta upaya menumbuhkan aspirasi individu dan kelompok-kelompok sosial dalam sisitem itu. Pembangunan seharusnya upaya untuk mengubah kondisi kehidupan dari yang dipandang tidak memuaskan menjadi lebih baik secara lahir dan batin (Todaro dan Smith, 2011:18-19)

Terdapat tiga komponen dasar ataupun nilai-nilai inti yang berfungsi sebagai basis konseptual dan pedoman praktis untuk memahami makna pembangunan yang sesungguhnya. Tiga komponen dasar atau nilai-nilai inti pembangunan tersebut ialah (Todaro dan Smith, 2011:25-26):

a. Kecukupan (sustenance) : kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Semua orang memiliki kebutuhan dasar tertentu yang harus dipenuhi untuk menjalani kehidupan. Kebutuhan dasar manusia untuk menopang kehidupannya ini mencakup makanan, tempat tinggal, kesehatan, dan perlidungan. Jika salah satu kebutuhan dasar tidak terpenuhi atau persediaannya tidak memadai, akan terjadi suatu kondisi “keterbelakangan absolut”.

b. Harga diri (self-esteem) : Menjadi manusia seutuhnya. Komponen universal kedua bagi adanya kehidupan yang baik adalah harga diri, yaitu suatu perasaan berharga dan bermartabat, tidak diperalat untuk mencapai tujuan orang lain. Seperti yang dikemukakan oleh Denis Goulet, “Pembangunan telah

(38)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 24 dilegitimasi sebagai tujuan karena merupakan hal yang penting, bahkan mungkin merupakan cara yang sangat berharga untuk meraih harga diri.”

c. Kebebasa (freedom) : kemampuan untuk memilih. Nilai ketiga dan terakhir yang perlu tercakup dalam makna pembangunan adalah konsep kebebasan manusia. Pengertian kebebasan di sini harus dipahami dalam kaitannya dengan kebebasan dari kondisi kekurangan persyaratan hidup yang bersifat material serta kebebasan dari penghambaan sosial terhadap lingkungan, orang lain, penderitaan, lembaga yang represif, dan keyakinan dogmatis, khususnya yang menyatakan bahwa kemiskinan adalah nasib yang sudah ditakdirkan Tuhan.

Kita dapat menyimpulkan bahwa pembangunan adalah kenyataan fisik sekaligus keadaan mental (state of mind) dari suatu masyarakat, melalui kombinasi tertentu dari proses sosial, ekonomi, dan lembaga, memiliki cara untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Apapun komponen yang tercakup dalam kehidupan yang lebih baik itu, pembangunan di semua masyarakat setidaknya harus memiliki tiga tujuan berikut (Todaro dan Smith, 2011:27):

1) Peningkatan ketersediaan dan perluasan distribusi barang-barang kebutuhan hidup yang pokok.

2) Peningkatan standar hidup.

3) Perluasan pilihan ekonomi dan sosial.

(39)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 25 2.1.2 Teori Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan pemerintah.Apabila pemerintah telah menetapkan suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa, pengeluaran pemerintah mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan tersebut.Teori mengenai pengeluaran pemerintah juga dapat dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu teori makro dan teori mikro.

2.1.2.1 Teori Makro

Pengeluaran pemerintah dalam arti riil dapat dipakai sebagai indikator besarnya kegiatan pemerintah yang dibiayai oleh pengeluaran pemerintah.Semakin besar dan banyak kegiatan pemerintah semakin besar pula pengeluaran pemerintah yang bersangkutan. Dalam teori ekonomi makro, pengeluaran pemerintah terdiri dari tiga pos utama yang dapat digolongkan sebagai berikut (Boediono,1999):

a. Pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang dan jasa.

b. Pengeluaran pemerintah untuk gaji pegawai.

Perubahan gaji pegawai mempunyai pengaruh terhadap proses makro ekonomi, di mana perubahan gaji pegawai akan mempengaruhi tingkat permintaan secara tidak langsung.

c. Pengeluaran pemerintah untuk transfer payment.

Transfer payment bukan pembelian barang atau jasa oleh pemerintah

dipasar barang melainkan mencatat pembayaran atua pembelian langsung kepada warganya yang meliputi misalnya: pembayaran subsidi atau bantuan langsung kepada berbagai golongan masyarakat, pembayaran pensiun,

(40)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 26 pembayaran bunga untuk pinjaman pemerintah kepada masyarakat. Secara ekonomis transfer payment mempunyai status dan pengaruh yang sama dengan pos gaji pegawai meskipun secara administrasi keduanya berbeda.

1) Model Pembangunan Tentang Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Model ini diperkenalkan dan dikembangkan oleh Rostow dan Musgrave yang menghubungkan perkembangan pengeluaran pemerintah dengan tahap-tahap pembangunan ekonomi yang dibedakan antara tahap awal, tahap menengah, dan tahap lanjut. Pada tahap awal terjadinya perkembangan ekonomi, presentase investasi pemerintah terhadap total investasi besar karena pemerintah harus menyediakan fasilitas dan pelayanan seperti pendidikan, kesehatan, transportasi.

Kemudian pada tahap menengah terjadinya pembangunan ekonomi, investasi pemerintah masih diperlukan untuk untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar dapat semakin meningkat, tetapi pada tahap ini peranan investasi swasta juga semakin besar.Sebenarnya peranan pemerintah juga tidak kalah besar dengan peranan swasta.Semakin besarnya peranan swasta juga banyak menimbulkan kegagalan pasar yang terjadi.

Musgrave memiliki pendapat bahwa investasi swasta dalam presentase terhadap GNP semakin besar dan presentase investasi pemerintah dalam presentase terhadap GNP akan semakin kecil. Pada tingkat ekonomi selanjutnya, Rostow mengatakan bahwa aktivitas pemerintah beralih dari penyediaan prasarana ke pengeluaran-pengeluaran untuk aktivitas sosial seperti kesejahteraan hari tua, program pelayanan kesehatan masyarakat (Mangkoesoebroto:2001).

(41)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 27 2) Teori Adolf Wagner

Adolf Wagner menyatakan bahwa pengeluaran pemerintah dan kegiatan pemerintah semakin lama semakin meningkat.Tendensi ini oleh Wagner disebut dengan hukum selalu meningkatnya peranan pemerintah.Inti teorinya yaitu makin meningkatnya peran pemerintah dalam kegiatan dan kehidupan ekonomi masyarakat sebagai suatu keseluruhan. Wagner menyatakan bahwa dalam suatu perekonomian apabila pendapatan per kapita meningkat maka secara relatif pengeluaran pemerintah pun akan meningkat terutama disebabkan karena pemerintah harus mengatur hubungan yang timbul dalam masyarakat, hukum, pendidikan, rekreasi, kebudayaan dan sebagainya (Mangkoesoebroto:2001).

Berkaitan dengan hukum Wagner, dapat dilihat beberapa penyebab semakin meningkatnya pengeluaran pemerintah, yakni meningkatnya fungsi pertahanan keamanan dan ketertiban, meningkatnya fungsi kesejahteraan,meningkatnyaa fungsi perbankan dan meningkatnya fungsi pembangunan. Hukum Wagner dapat diformulasikan sebagai berikut:

PPkP

PPK1<PkPPn

PPK2 < ... <PkPPn

PPKn ... ………...(2-3) Dimana:

PPkP = Pengeluaran pemerintah perkapita

PPK = Pendapatan perkapita (GDP/jlh penduduk) 1,2,...,n = jangka waktu (tahun)

(42)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 28 Gambar 2-1

Kurva Perkembangan Pengeluaran Pemerintah

Sumber: Boediono, 1999

Teori Wagner mendasarkan pandangannya pada suatu teori yang disebut organic theory of state yaitu teori organis yang menganggap pemerintah sebagai individu yang bebas bertindak terlepas dengan masyarakat lain. Kurva diatas menunjukkan secara relatif peranan pemerintah semakin meningkat.

3) Teori Peacock dan Wiseman

Teori mereka didasarkan pada suatu analisis penerimaan pengeluaran pemerintah.Pemerintah selalu berusaha memperbesar pengeluarannya dengan mengandalkan memperbesar penerimaan dari pajak, padahal masyarakat tidak menyukai pembayaran pajak yang besar untuk membiayai pengeluaran pemerintah yang semakin besar tersebut.Meningkatnya penerimaan pajak menyebabkan pengeluaran pemerintah juga semakin meningkat.Dalam keadaan normal meningkatnya GNP menyebabkan penerimaan pemerintah yang semakin besar, begitu juga dengan pengeluaran pemerintah menjadi semakin besar.

(43)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 29 Peacock dan Wiseman mendasarkan teori mereka pada suatu teori bahwa masyarakat mempunyai suatu tingkat toleransi pajak, yaitu suatu tingkat dimana masyarakat dapat memahami besarnya pungutan pajak yang dibutuhkan oleh pemerintah untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Jadi masyarakat menyadari bahwa pemerintah membutuhkan dana untuk membiayai aktivitas pemerintah sehingga mereka mempunyai tingkat kesediaan masyarakat untuk membayar pajak. Tingkat toleransi ini merupakan kendala bagi pemerintah untuk menaikkan pemungutan pajak secara semena-mena.

Dalam teori Peacock dan Wiseman terdapat efek penggantian (displacement effect) yaitu adanya gangguan sosial yang menyebabkan aktivitas swasta dialihkan pada aktivitas pemerintah. Pengentasan gangguan tidak hanya cukup dibiayai sematamata dengan pajak sehingga pemerintah harus meminjam dana dari luar negeri. Setelah gangguan teratasi muncul kewajiban melunasi utang dan membayar bunga.Pengeluaran pemerintah yang semakin bertambah bukan hanya karena GNP bertambah tetapi karena adanya kewajiban baru tersebut.Akibat lebih lanjut adalah pajak tidak menurun kembali ke tingkat semula meskipun gangguan telah berakhir.

Selain itu, masih banyak aktivitas pemerintah yang baru kelihatan setelah terjadinya perang dan ini disebut efek inspeksi (inspection effect). Adanya gangguan sosial juga akan menyebabkan terjadinya konsentrasi kegiatan ke tangan pemerintah yang sebelumnya dilaksanakan oleh swasta. Efek inilah disebut sebagai efek konsentrasi (concentration effect).Dengan adanya ketiga efek tersebut menyebabkan bertambahnya aktivitas pemerintah sehingga setelah perang

(44)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 30 selesai tingkat pajak tidak menurun kembali pada tingkat sebelum terjadi perang.

Adanya dampak eksternal tadi digambarkan dalam bentuk kurva dibawah ini:

Gambar 2-2

Kurva Peacock dan Wiseman

Sumber: Boediono, 1999

Dalam keadaan normal, t ke t+1, pengeluaran pemerintah dalam persentase terhadap GNP meningkat sebagaimana yang ditunjukan garis AG.Apabila pada tahun t terjadi perang maka pengeluaran pemerintah meningkat sebesar AC dan kemudian meningkat seperti yang ditunjukan pada segmen CD.

Setelah perang selesai pada tahun t+1, pengeluaran pemerintah tidak menurun ke G. Hal ini disebabkan setelah perang, pemerintah membutuhkan tambahan dana untuk mengembalikan pinjaman pemerintah yang digunakan dalam pembiayaan pembangunan.

Berbeda dengan pandangan Wagner, perkembangan pengeluaran pemerintah versi Peacock dan Wiseman tidaklah berbentuk suatu garis, seperti kurva di bawah, tetapi berbentuk seperti tangga.

(45)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 31 Gambar 2-3

Kurva Wagner, Solow, dan Musgrave

Sumber: Boediono, 1999

Pengeluaran pemerintah menurut teori Wagner, Sollow, dan Musgrave digambarkan dalam bentuk kurva yang eksponensial, sedangkan teori Peacock dan Wiseman mengatakan bahwa pengeluaran pemerintah jika digambarkan dalam kurva seperti bentuk tangga.Hal ini dikarenakan adanya kendala toleransi pajak.Ketika masyarakat tidak ingin membayar pajak yang tinggi yang ditetapkan pemerintah, maka pemerintah tidak bisa meningkatkan pengeluarannya, walaupun pemerintah ingin senantiasa menaikkan pengeluarannya.

4) Teori Batas Kritis Colin Clark

Dalam teorinya, Collin Clark mengemukakan hipoteisis tentang batas kritis perpajakan.Toleransi tingkat pajak dan pengeluaran pemerintah diperkirakan kurang dari 25 persen dari GNP, meskipun anggaran belanja pemerintah tetap seimbang. Dikatakan bahwa jika kegiatan sektor pemerintah, yang diukur dengan pajak dan penerimaan-penerimaan lain, melebihi 25% dari total kegiatan ekonomi, maka yang terjadi adalah inflasi. Dasar yang dikemukakan adalah bahwa pajak

(46)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 32 yang tinggi akan mengurangi gairah kerja. Akibatnya produktivitas akan turun dengan sendirinya dan ini akan mengurangi penawaran agregate. Di lain pihak, pengeluaran pemerintah yang tinggi akan berakibat pada naiknya permintaan agregat.

Inflasi terjadi karena adanya keseimbangan baru yang timbul sebagai akibat adanya kesenjangan antara permintaan agregate dan penawaran agregate.

Apabila batas 25 persen terlampaui maka akan timbul inflasi yang akan mempengaruhi sosial ekonomi masyarakat.

2.1.2.2 Teori Mikro

Tujuan dari teori mikro mengenai perkembangan pengeluaran pemerintah adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang menimbulkan permintaan akan barang publik dan faktor-faktor yang mempengaruhi tersedianya barang publik.

Interaksi antara permintaan dan penawaran untuk barang publik menentukan jumlah barang publik yang akan disediakan melalui anggaran belanja. Jumlah barang publik yang akan disediakan tersebut selanjutnya akan menimbulkan permintaan akan barang lain (Mangkoesoebroto:2001).

1) Penentuan Permintaan

Ui = f (G, X) ...(2-4) Dimana: U = Fungsi Utilitas

i = Individu, 1, 2, ..., m G = Vektor barang pemerintah X = Vektor barang swasta

Seorang individu mempunyai permintaan akan barang publik dan swasta.

Akan tetapi, permintaan efektif akan barang tersebut (pemerintah dan swasta) tergantung pada kendala anggaran (budget constraints). Misalkan seorang individu

(47)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 33 (i) membutuhkan barang publik (K) sebanyak Gk. Untuk menghasilkan i barang K sebanyak Gk, pemerintah harus mengatur sejumlah kegiatan.Misalnya pemerintah berusaha untuk meningkatkan penjagaan keamanan. Dalam pelaksanaan usaha meningkatkan keamanan tersebut tidak mungkin bagi pemerintah untuk menghapuskan sama sekali angka kejahatan. Karena itu, pemerintah dan masyarakat harus menetapkan suatu tingkat keamanan yang dapat ditolerir oleh masyarakat.Suatu tingkat keamanan tertentu dapat dicapai dengan berbagai kombinasi aktivitas atau dengan menggunakan berbagai fungsi produksi.

2) Penentuan Tingkat Output

Up = g (X, G, S) ...(2-5) Dimana: Up = Fungsi Utilitas

S = keuntungan yang diperoleh politisi G = Vektor barang pemerintah

X = Vektor barang swasta

Kita asumsikan bahwa fungsi utilitas masyarakat diwakili seorang pemilih:

Max Ui = f (X, G) ...(2-6)

Dengan pemuasan dibatasi kendala anggaran sehingga rumusnya:

PxX + t B < Mi ...(2-7)

Dimana: P = Vektor harga barang swasta X = Vektor barang swasta Bi = Basis pajak individu 1 Mi = Total pendapatan individu 1 T = Tarif pajak

(48)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 34 Kurva permintaan dari pemilik yang mewakili masyarakat ditentukan oleh 2 proses , yaitu dengan mengasumsikan pemilik tidak punya kemampuan mempengaruhi tarif pajak, sehingga dia bertindak sebagai pengambil harga (Price Taker) atau, asumsikan kedua pemilik tidak bisa menentukan jumlah barang public, sehingga Ia bertindak sebagai pengambil output (Output Taker).

2.1.3 Kemiskinan

Kemiskinan adalah suatu kondisi ketidakmampuan secara ekonomi untuk memenuhi standar hidup rata-rata masyarakat di suatu daerah.Kondisi ketidakmampuan ini ditandai dengan rendahnya kemampuan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok baik berupa pangan, sandang, maupun papan.

Kemampuan pendapatan yang rendah ini juga akan berdampak berkurangnya kemampuan untuk memenuhi standar hidup rata-rata seperti standar kesehatan masyarakat dan standar pendidikan. Kondisi masyarakat yang disebut miskin dapat diketahui berdasarkan kemampuan pendapatan dalam memenuhi standar hidup (Nugroho, 1995).

Pada prinsipnya, standar hidup di suatu masyarakat tidak sekedar tercukupinya kebutuhan akan pangan, akan tetapi juga tercukupinya kebutuhan akan kesehatan maupun pendidikan. Tempat tinggal ataupun pemukiman yang layak merupakan salah satu dari standar hidup atau standar kesejahteraan masyarakat di suatu daerah.Berdasarkan kondisi ini, suatu masyarakat disebut miskin apabila memiliki pendapatan jauh lebih rendah dari rata-rata pendapatan sehingga tidak banyak memiliki kesempatan untuk mensejahterakan dirinya (Suryawati, 2004).

(49)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 35 Pengertian kemiskinan yang saat ini populer dijadikan studi pembangunan adalah kemiskinan yang seringkali dijumpai di negara-negara berkembang dan negara-negara dunia ketiga. Persoalan kemiskinan masyarakat di negara-negara ini tidak hanya sekedar bentuk ketidakmampuan pendapatan, akan tetapi telah meluas pada bentuk ketidakberdayaan secara sosial maupun politik (Suryawati, 2004).

Kemiskinan juga dianggap sebagai bentuk permasalahan pembangunan yang diakibatkan adanya dampak negatif dari pertumbuhan ekonomi yang tidak seimbang sehingga memperlebar kesenjangan pendapatan antar masyarakat maupun kesenjangan pendapatan antar daerah (inter region income gap) (Harahap, 2006).

Studi pembangunan saat ini tidak hanya memfokuskan kajiannyapada faktor-faktor yang menyebabkan kemiskinan, akan tetapi juga mulaimengindintifikasikan segala aspek yang dapat menjadikan miskin.

2.1.4 Indeks Pembangunan Manusia

Indikator yang paling luas digunakan untuk mengukur status komparatif pembangunan sosial-ekonomi disajikan dalam laporan-laporan tahunan UNDP (United Nation Development Programme) yang berjudul Human Development Report (laporan Pembangunan Manusia).Inti semua laporan ini, yang dimulai

pada tahun 1990, adalah pembuatan dan penyempurnaan Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index-HDI). HDI berusaha memeringkat semua negara dengan skala 0 (pembangunan manusia terendah) sampai 1 (pembangunan manusia tertinggi) berdasarkan pada tiga tujuan atau produk akhir pembangunan, yaitu: 1) masa hidup (longevity) yang diukur melalui harapan hidup setelah lahir.

(50)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 36 2) pengetahuan yang diukur dengan bobot rata-rata tingkat melek aksara orang dewasa dan rasio partisipasi sekolah bruto. 3) standar hidup yang diukur berdasarkan produk domestik bruto per kapita yang disesuaikan dengan paritas daya beli mata uang setiap negara yang nilainya berbeda-beda untuk mencerminkan biaya hidup dengan asumsi utilitas marjinal yang semakin menurun (diminishing marginal utility) pendapatan (Todaro dan Smith, 2011:57).

UNDP (United Nation Development Programme) mendefinisikan pembangunan manusia (Human Development) sebagai upaya untuk menciptakan/memberikan perluasan pilihan bagi penduduk (enlarging people’s choice). Konsepsi berpikir ini terbentuk dari pemahaman bahwa pembangunan

adalah proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan atau sistem sosial ke arah yang lebih baik, yang dimaknai dengan adanya kemajuan/perbaikan (progress), pertumbuhan (growth), dan diversifikasi (diversification). Perluasan pilihan penduduk yang dimaksud meliputi pilihan untuk berumur panjang dan hidup sehat, berilmu pengetahuan, mempunyai akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan agar dapat hidup secara layak, memiliki kebebasan untuk berpolitik, serta jaminan perlindungan atas hak asasi manusia dan harga diri. Jadi tujuan utama pembangunan manusia adalah memperbanyak pilihan kepada masyarakat untuk bebas memilih sesuatu hal yang diinginkan dan bagaimana cara untuk menjalani hidup (PGSP, 2012:1).

UNDP juga memperkenalkan suatu indikator yang dapat menggambarkan perkembangan pembangunan manusia secara terukur dan representatif, yang dinamakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). (Pratowo, 2013:16). Indeks Pembangunan Manusia/IPM (Human Development Index/HDI) merupakan indeks

(51)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 37 yang mengukur pencapaian pembangunan sosial-ekonomi suatu negara, yang mengkombinasikan pencapaian di bidang pendidikan, kesehatan, dan pendapatan riil per kapita yang disesuaikan (Todaro dan Smith, 2011:57).

2.1.4.1 Penggunaan Konsep Indeks Pembangunan Manusia

Paradigma pembangunan manusia yang dijelaskan dalam PGSP (2012:1) merupakan proses atau kegiatan pembangunan yang menempatkan manusia (penduduk) sebagai fokus utama, dan bukan hanya sebagai sasaran akhir dari seluruh kegiatan tercapainya penguasaan atas sumber daya, peningkatan derajat kesehatan, serta meningkatkan pendidikan untuk dapat berpartisipasi dalam masyarakat dan kegiatan ekonomi.

Di dalam PGSP (2012:2), dijelaskan mengenai penggunaan konsep pembangunan manusia.Salah satu sasaran Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 – 2025 adalah percepatan peningkatan kesejahteraan rakyat.Untuk mencapai sasaran tersebut, dibutuhkan indikator yang dapat mengkaji kemajuan atau progres pembangunan daerah.Salah satu alternatif untuk mengukur kinerja pembangunan suatu negara atau daerah adalah dengan menggunakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indeks ini secara umum menangkap kinerja pembangunan manusia dalam dimensi:

a. Pendidikan b. Kesehatan c. Ekonomi

(52)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 38 2.1.4.2 Pengukuran Indeks Pembangunan Manusia

a. Pengukuran Indeks Pembangunan Manusia

IPM yang diperkenalkan oleh UNDP (United Nation Development Programme), sejak tahun 1990, digunakan untuk menggambarkan perkembangan

pembangunan manusia secara berkelanjutan. Pada dasarnya IPM mencakup tiga komponen dasar manusia yang secara operasional mudah di hitung untuk menghasilkan suatu ukuran yang merefleksikan upaya pembangunan manusia, yaitu (PGSP, 2012:51-53):

1) Peluang Hidup (Longevity)

Komponen peluang hidup di ukur dengan Angka Harapan Hidup (AHH) yang dihitung menggunakan metode tidak langsung (metode Brass, varian Trussel) berdasarkan variabel rata-rata anak lahir hidup dan rata-rata anak yang masih hidup.

2) Pengetahuan (Knowledge)

Komponen pengetahuan di ukur dengan (a) indikator melek huruf, yang diperoleh dari variabel kemampuan membaca dan menulis, (b) indikator rata-rata lama sekolah, kyang di hitung dengan menggunakan dua variabel secara simultan yaitu tingkat/kelas yang sedang/pernah dijalani dan jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan.

3) Standar Hidup Layak (Decent Living)

Komponen standar hidup layak di ukur dengan indikator rata- rata konsumsi riil yang telah disesuaikan (adjusted real Gross Domestic Product – GDP per capita). Perhitungan ini didasarkan pada

(53)

Skripsi Prodi Ekonomi Pembangunan 2018 39 Purchasing Power Parity – PPP sehingga dapat perbandingan antar

negara. Perhitungan PPP/unit dilakukan dengan rumus:

PPP/unit = ∑𝑗 ∑(𝑖,𝑗 )

∑𝑗 𝑃 9,𝑗 .𝑞(𝑖,𝑗 )...(2-8) Dengan: ∑(𝑖, 𝑗) : pengeluaran konsumsi untuk barang j di

Kabupaten i

𝑃 9, 𝑗 : harga barang j di Kabupaten

𝑞(𝑖, 𝑗) : jumlah barang j (unit) yang dikonsumsi di Kabupaten i

Gambar 2-4

Pengukuran Pembangunan Manusia

Sumber: Pembangunan Provinsi Gorontalo: perencanaan dengan Indeks Pembangunan manusia, Bappenas+pemerintahan Provinsi Gorontalo, 2010

b. Perhitungan Indeks Pembangunan Manusia

Di dalam PGSP (2012:3) Indeks Pembangunan Manusia secara umum menangkap kinerja pembangunan manusia dalam dimensi (i) pendidikan; (ii) kesehatan; (iii) ekonomi. Secara khusus indeks ini merupakan agregasi dari Angka

Gambar

Tabel Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia Tahun 2010 - 2016  Provinsi / Kabupaten
Tabel 2-2  Penelitian Terdahulu  No.  Judul Penelitian &amp; Nama

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengolahan data AHP menggunakan microsoft excel menunjukkan dengan bobot 0,48 menjadikan kriteria keselamatan menjadi kriteria yang harus diuatamakan saat menentukan

Pada hari ini Rabu Tanggal Satu Bulan Juni Tahun 2016... BERITA ACARA SERAH

Ikan-ikan tersebut merupakan ikan yang berperan penting dalam menyokong komunitas ikan di Pulau Semak Daun, berdasarkan hasil estimasi biomasa, parameter populasi,

Berdasarkan data yang diperoleh pada perhitungan Devinisi Operasional Variabel (DOV) diketahui dari 8 orang guru, tingkat Kemampuan guru geografi dalam mengevaluasi

Uji coba dari rangkaian alat pengendali temperature Ruangan server menggunakan sensor LM35 ini dilakukan dengan cara memberikan tegangan catu daya pada rangkaian 5

Didapatkan nilai kerapatan alur sungai sebesar 0,500 km/km 2 , dengan kata lain DAS memiliki tingkat kerapatan sedang dimana alur sungai melewati batuan dengan

 Dalam keadaan anaerob, asam piruvat yang dihasilkan oleh proses glikolisis akan diubah menjadi asam asetat dan CO2. Selanjutnya, asam asetat diubah

Semakin tinggi tingkat pendidikan formal, pengalaman kegagalan ber- tani, serta semakin kosmopolit maka petani organik cenderung masuk dalam kategori adopter cepat,