• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Oleh : PASYA WIRATAMA NIM:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Oleh : PASYA WIRATAMA NIM:"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRAK DALAM PRAKTIK CROWDFUNDING BERBASIS UTANG PIUTANG DI PT. KREASI ANAK INDONESIA BERDASARKAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh :

PASYA WIRATAMA NIM: 11160480000090

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H / 2020 M

(2)

i

KONTRAK DALAM PRAKTIK CROWDFUNDING BERBASIS UTANG PIUTANG DI PT. KREASI ANAK INDONESIA

BERDASARKAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1/POJK.07/2013 TENTANG

PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh :

PASYA WIRATAMA NIM: 11160480000090

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H / 2020 M

(3)

ii

KONTRAK DALAM PRAKTIK CROWDFUNDING BERBASIS UTANG PIUTANG DI PT. KREASI ANAK INDONESIA

BERDASARKAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1/POJK.07/2013 TENTANG

PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh:

Pasya Wiratama NIM: 11160480000090

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ria Safitri, S.H., M.Hum.

NIP. 1971112 0200604 2 005

Dra. Ipah Farihah, S.H.I., M.H.

NIP. 19590819 199403 2 001

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H/ 2020 M

(4)

iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

(5)

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Pasya Wiratama

NIM : 11160480000090

Program Studi : Ilmu Hukum

Alamat : Jl. Tanah Seratus RT 02/03 NO. 71 Ciledug, Tangerang

No HP : 081317473471

Email : pasyawrtm@gmail.com Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H.) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Januari 2021

(6)

v

ABSTRAK

Pasya Wiratama. NIM 11160480000090. KONTRAK DALAM PRAKTIK CROWDFUNDING BERBASIS UTANG PIUTANG DI PT.

KREASI ANAK INDONESIA BERDASARKAN PERATURAN OTORITAS

JASA KEUANGAN NOMOR 1/POJK.07/2013 TENTANG

PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN. Konsentrasi Hukum Bisnis, Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1441 H/2020 M. 1 x 85 halaman.

Dalam mengatur jalannya situs crowdfunding, Pengelola Situs akan merumuskan sendiri suatu kontrak baku atau Syarat dan Ketentuan untuk mengatur hubungan antara Konsumen dan Pengelola Situs. Namun didalam kontrak baku tersebut sering memuat klausula eksonerasi yang hanya akan menguntungkan pelaku usaha dan merugikan pihak konsumen, disebabkan kedudukan kontrak yang tidak seimbang. Studi ini bertujuan untuk mengkaji tentang kontrak pada praktik crowdfunding berbasis utang piutang yang ada di PT. Kreasi Anak Indonesia .

Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif dengan menggunakan pendekatan perundang-undang (statute approach) maka dilakukan dengan menelaah peraturan perundang-undangan dan regulasi terkait dengan masalah hukum yang sedang diteliti. Metode analisis dengan pendekatan undang-undang memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mengkaji apakah terapat konsistensi dan kesesuaian penerapan antara suatu undang- undang dengan undang-undang lainnya atau antara undang-undang dan Undang- undang Dasar atau antara regulasi dan undang-undang.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam kontrak baku atau terms and conditions keanggotaaan di PT. Kreasi Anak Indonesia diantaranya memuat klausal eksonerasi yang dilarang undang-undang dan tidak sesuai dengan prinsip Kontrak. Yakni pada pasal 18 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan pasal 22 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2013 Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan.

Kontrak Baku pada dasarnya memeliki kekuatan mengikat yang sama dengan Kontrak pada umumnya karena sesuai dengan prinsip asas kebebasan berkontrak dan asas konsensualisme, namun dalam pembentukan Kontrak baku terdapat hal-hal yang harus diperhatikan yakni tidak boleh ada klausula eksonerasi didalamnya yang mana tidak sesuai dengan prinsip asas itikad baik.

Kata Kunci: Kontrak baku, Klausuka Eksonerasi, Crowdfunding Pembimbing Skripsi : 1. Dr.Ria Safitri, S.H., M.Hum.

2. Dra. Ipah Farihah, M.H.

Daftar Pustaka : 1990 sampai 2018

(7)

vi

KATA PENGANTAR ِميِحهرلا ِنَم ْحهرلا ِ هاللَّ ِمْسِب

Alhamdulillah Waasyukurillah, segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang senantiasa telah memberikan rahmat, nikmat, dan karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam senantiasa kita haturkan kepada Baginda Rasul Nabi besar kita Muhammad Shollallahu ‘alaihi Wassallam, beserta seluruh keluarga, sahabat, dan para pengikut beliau sampai akhir zaman nanti, yang Insya Allah kita ada di dalamnya, aamiin Yaa Rabbal’alamin..

Dengan mengucap Alhamdulillahi Robbil ‘alamin, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir pada perkuliahan dalam bentuk skripsi dengan judul

“KONTRAK DALAM PRAKTIK CROWDFUNDING BERBASIS UTANG PIUTANG DI PT. KREASI ANAK INDONESIA BERDASARKAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN”.

Penulisan skripsi ini dilakukan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini tidak dapat peneliti selesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dan dukungan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berbagai pihak selama penyusunan skripsi ini berlangsung.

Peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas para pihak yang telah memberikan peranan secara langsung maupun tidak langsung atas pencapaian yang telah dicapai oleh peneliti, yaitu antara lain kepada yang terhormat:

1. Dr. Ahmad Tholabi, S.H., M.H., M.A. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

(8)

vii

2. Dr. Muhammad Ali Hanafiah Selian, S.H., M.H. Ketua Program Studi Ilmu Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dan Drs. Abu Tamrin, S.H., M.Hum. Sekretaris Program Studi Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan arahan untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Dr. Ria Safitri, S.H., M.Hum. dan Dra. Ipah Farihah, M.H. Pembimbing Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga serta kesabaran dan keikhlasan dalam membimbing, memberikan arahan, saran, dan motivasi yang sangat berharga kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini. dan Prof. Dr. Abdullah Sulaiman, S.H,, M.H.

Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan kesabaran dalam membimbing peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Kepala Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kepala Urusan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, dan Kepala Perpustakaan Universitas Indonesia yang telah membantu menyediakan fasilitas yang memadai untuk peneliti, guna mengadakan studi kepustakaan dalam penyelesaian skripsi.

5. Kepada kedua orang tuaku yang tercinta, mamah Sri Utariningsih dan Bapak Subaryanto juga kepada kedua kakak saya tersayang Sara Puspitasari dan Sevi Hana, yang selalu memberikan dukungan baik materi maupun imateriil berupa motivasi, do’a, bahkan kepercayaan untuk dapat duduk di bangku kuliah hingga menyelesaikan gelar sarjana ini.

6. Semua pihak yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan lancar.

Demikian ucapan terima kasih ini, semoga Allah memberikan balasan yang setara kepada para pihak yang telah berbaik hati terlibat dalam penyusunan skripsi ini dan skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Januari 2021 Pasya Wiratama

(9)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Metode Penelitian ... 7

E. Sistematika Pembahasan ... 10

BAB II TINJAUAN HUKUM KONTRAK PADA KONTRAK BAKU ... 12

A. Kerangka Konseptual ... 12

1. Pengertian Kontrak ... 12

2. Syarat Sahnya Kontrak ... 13

3. Kontrak Baku ... 14

4. Crowdfunding Secara Umum ... 17

B. Kerangka Teori ... 22

1. Teori Hukum Kontrak ... 22

2. Teori Perlindungan Konsumen... 27

C. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu ... 28

(10)

ix

BAB III PENGATURAN KONTRAK BAKU DIDALAM PRAKTIK CROWDFUNDING

BERBASIS UTANG PIUTANG PT. KREASI ANAK INDONESIA... 31

A. Profil PT. Kreasi Anak Indonesia ... 31

B. Kontrak Baku antara PT. Kreasi Anak Indonesia dengan Debitur ... 33

C. Debitur dan Kreditur dalam Perspektif Perlindungan Konsumen ... 35

D. Ketentuan Pencantuman Klausula Kontrak Baku ... 40

BAB IV PRAKTIK KONTRAK BAKU PADA CROWDFUNDING BERBASIS UTANG PIUTANG DI PT. KREASI ANAK INDONESIA ... 46

A. Hubungan Hukum Antara Para Pihak Dalam Kontrak Pada PT. Kreasi Anak Indonesia ... 46

B. Analisis Klausula Baku ... 50

C. Tanggung Jawab Pengelola Situs Crowdfunding Berbasis utang piutang ... 64

BAB V PENUTUP ... 68

A. Kesimpulan ... 68

B. Rekomendasi ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi yang terintegrasi dengan internet telah memberikan dampak positif bagi perekonomian dan industri di era 4.0 Penerapan teknologi informasi di bidang keuangan atau yang disebut dengan financial technology telah sangat membantu gaya hidup manusia yang dulunya sederhana dan membutuhkan waktu lama menjadi serba otomatis dan cepat.

Ketika seseorang perlu meminjam uang, opsi pertama yang akan mereka pilih adalah mengajukan pinjaman dari bank atau lembaga keuangan formal lainnya. Namun ketika seseorang ingin meminjam ke bank, syarat utama yang harus dipenuhi adalah syarat berupa jaminan. Tidak semua orang dapat memenuhi persyaratan penjaminan pinjaman, terutama untuk usaha kecil dan menengah (UMKM).

Seiring dengan perkembangan, financial technology memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dalam mengembangkan bisnisnya. Financial technology atau yang sering disebut fintech merupakan bentuk penggunaan teknologi dalam pelayanan keuangan maupun perbankan, yang sering digunakan perusahaan baru yang menggunakan perangkat lunak, internet, dan teknologi komputasi terbaru.

Pasal 1 angka 1 Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/12/PBI/2017 tentang Penyelenggaraan Teknologi Finansial, teknologi finansial diartikan sebagai penggunaan teknologi dalam sistem keuangan yang menghasilkan produk, layanan, teknologi, dan/atau model bisnis baru serta dapat berdampak pada stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan/atau efisiensi, kelancaran, keamanan, dan keandalan sistem pembayaran.1 Kegiatan yang menggunakan teknologi internet untuk mengumpulkan dana dari masyarakat

1 Nuzul Rahmayani, “Tinjauan Hukum Perlindungan Konsumen Terkait Pengawasan Perusahaan Berbasis Financial Technology di Indonesia”, Pagaruyuang Law Journal, Edisi No. 1 Vol. 2, Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, 2018, h.25.

(12)

2

disebut crowdfunding atau urun dana. Crowdfunding adalah salah satu metode pembiayaan lain dari pinjaman atau penggalangan dana tradisional, dan prinsipnya sama dengan penggalangan dana konvensional. Crowdfunding terbuka untuk semua individu atau kelompok yang menyediakan dana kecil atau besar. Pada dasarnya, crowdfunding masih mengacu pada proses penggalangan dana dalam suatu proyek, bisnis atau acara, tetapi melibatkan media baru (yaitu Internet). Mekanisme ini diperlukan untuk melancarkan dan mempercepat arus informasi permodalan sehingga dapat menyebar ke berbagai bidang dengan frekuensi yang tinggi.

Situs crowdfunding masih belum begitu populer di Indonesia, namun berpotensi besar sebagai alat penghimpun dana investasi. Ini relatif mudah digunakan dan didasarkan pada Internet, sehingga semua orang dapat mengaksesnya. Untuk menggunakannya, individu atau unit bisnis yang membutuhkan dana untuk proyeknya dapat mengirimkan proposal dan jumlah dana yang dibutuhkan melalui situs crowdfunding. Masyarakat akan melihat dan mempelajari proposal yang diajukan pemilik proyek, dan jika proyek tersebut dianggap menarik, mereka akan menyediakan dana untuk mendanai proyek. Di Indonesia sendiri terdapat berbagai situs crowdfunding, seperti Ayopeduli.id, GandengTangan.co.id, kolase.com, UangTeman.com, dll.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membagi crowdfunding menjadi 4 (empat) kategori, yaitu crowdfunding berbasis equity atau kepemilikan saham, crowdfunding berbasis berbasis utang piutang atau pinjaman, crowdfunding berbasis reward atau hadiah, dan crowdfunding berbasis donation atau donasi).2 Jenis crowdfunding yang akan dibahas secara pada tulisan ini adalah crowdfunding berbasis lending atau pinjaman.

Crowdfunding berbasis utang piutang atau yang dibiasa disebut dengan peer to peer (P2P) berbasis lending, adalah bentuk kontribusi pinjaman oleh kreditor perorangan yang dibayar sebagai hutang pribadi kepada pemohon

2Indra, 2014. The Rout Of OJK in Promoting Financing For Innovative and Creative Business Activities, disampaikan di Seminar Internasional “Crowdfunding, Alternative Funding For Creative Business”, Jakarta.

(13)

melalui internet tanpa perantara uang ataupun jaminan, dengan resiko yang cukup tinggi .3 Pada tahun 2006 tipe ini muncul sebagai sarana investasi di Amerika Serikat dengan nama platform “The Crowd”. Kreditur akan mengajukan pinjaman tanpa jaminan melalui proposal melalui situs, apabila diterima maka kreditur harus membayarnya kembali dengan tambahan keuntungan. platform Crowdfunding berbasis utang piutang atau yang biasa kita kenal dengan peer to peer (P2P) berbasis lending akan mendapatkan keuntungan dari persentase jumlah uang yang dipinjamkan kreditur dan biaya layanan pinjaman yang sudah ditetapkan di awal oleh debitur. Debitur akan mendapatkan bunga pada setiap pinjaman (atau paket pinjaman yang sama), dengan asumsi peminjam melakukan pembayaran tepat waktu.

Kegiatan pendanaan kolektif (crowdfunding) berbasis utang piutang melalui situs/ platform web melibatkan 3 (tiga) pihak di dalamnya. Pihak-pihak tersebut adalah Pemilik, Penerima Dana, dan Pengelola Situs. Pengelola Situs merupakan perantara/ jembatan yang mempertemukan Pemilik Dana dengan Penerima Dana. Jadi, pada aktivitas crowdfunding Pemilik Dana tidak langsung memberikan dana kepada Penerima Dana, demikian juga Penerima Dana tidak menawarkan proposal dukungan secara langsung kepada donatur.

Semua aktivitas dilakukan dengan perantaraan platform yaitu situs crowdfunding.

Pengelola Situs telah merumuskan sendiri suatu Kontrak baku yang biasanya dikenal sebagai Syarat dan Ketentuan (Terms and Condition) untuk mengatur jalannya crowdfunding . Kontrak tersebut mengatur hubungan antara Pengelola situs, Pemilik Dana dan Penerima Dana. Hal yang menarik untuk diteliti adalah apakah Kontrak baku yang disediakan pengelola situs crowdfunding berbasis utang piutang tersebut sesuai dengan aturan hukum yang berada di Indonesia.

Kontrak baku merupakan bentuk Kontrak yang klausulnya sudah dibakukan terlebih dahulu oleh satu pihak, sedangkan pihak lainnya tidak

3 Kuti, M, & Madarasz, Crowdfunding, (hungary: Public Finance Quarterly,2014), h.357.

(14)

4

memiliki kesempatan untuk membuat perubahan terhadap isinya. Kontrak baku diformulasikan untuk meningkatkan efisiensi, kepastian, dan kepraktisan.

Namun terdapat faktor negatif yang dapat membuat rugi pihak konsumen yang rentan pada klausula-klausla tersebut.

Kontrak baku hanya memberi konsumen dua pilihan yakni menerima atau tidak menerima kesepakatan yang diberikan kepada mereka. Penerapan klausula baku biasanya dilakukan dalam kondisi yang tidak seimbang, yakni hanya menguntungkan pelaku bisnis sedangkan pada pihak konsumen dirugikan.4

Rendahnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat memberikan peluang kepada pelaku usaha untuk melakukan transaksi yang tidak punya itikad baik dalam menjalankan bisnis mereka dan mereka pun hanya memperhatikan bagaimana mencari keuntungan yang sebesar-besarnya..

Resiko pelanggaran hak yang dihadapi konsumen lebih besar dibandingkan dengan pelaku komersial, yang menyebabkan hak konsumen rentan ditindas.5 Perundang - undangan Republik Indonesia untuk pertama kalinya memuat aturan tentang Kontrak baku pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen. Kemudian lahirlah Otoritas Jasa Keuangan yang membawahi lembaga jasa keuangan dan peraturan turunannya dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011, dan Peraturan Otoriras Jasa Keuangan Nomor 1 / POJK.07 / 2013 tentang Industri Jasa Keuangan.

Perlindungan konsumen dalam peraturan ini secara khusus menargetkan lembaga jasa keuangan untuk perlindungan konsumen.

PT. Kreasi Anak Indonesia atau GandengTangan.co.id. merupakan salah satu badan usaha crowfunding berbasis utang piutang yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan nomor surat terdaftar S- 63/NB.213/2019. PT. Kreasi Anak Indonesia menggunakan skema pembiayaan crowdfunding berbasis utang piutang atau biasa disebut pinjaman

4 Abdul Hakim Barkatullah, Hak-Hak Konsumen, (Bandung: Nusa Media,2010), h.53.

5 Edmon Makarim, Kompilasi Hukum Telematika (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h.242.

(15)

peer-to-peer lending melalui situs gandengtangan.co.id. yang menyediakan jasa aman dan nyaman untuk menggalang dana dari masyarakat untuk dana pinjaman bagi pengusaha mikro yang terpilih.

Sebagai badan usaha yang bergerak dibidang crowdfunding berbasis utang piutang PT. Kreasi Anak Indonesia ternyata mencantumkan Kontrak baku atau terms and conditions sebagai pedoman dan syarat pendaftaran sebagai anggota yang beberapa diantaranya memuat klausal eksonerasi yang dilarang undang-undang. Adanya ketentuan yang ditetapkan secara sepihak dalam klausal baku tersebut terntunya akan mempengaruhi hak-hak pemberi dan peminjam pada crowdfunding berbasis utang piutang.

Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk membahas dan mengkaji permasalahan tersebut dalam bentuk penulisan skripsi yang berjudul “Kontrak Dalam Praktik Crowdfunding berbasis utang piutang Di PT. Kreasi Anak Indonesia Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2013 Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan”

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan pada latar belakang masalah, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Isi Kontrak baku/terms and conditions pada PT. Kreasi Anak Indonesia tidak sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan.

b. Isi Kontrak baku dalam PT. Kreasi Anak Indonesia tidak sesuai dengan ketentuan asas-asas Kontrak.

c. Perbedaan antara Kontrak baku dengan Kontrak pada umumnya.0 d. Bentuk perlindungan konsumen atas Klausula Eksonerasi Pada Kontrak

Baku di PT. Kreasi Anak Indonesia 2. Pembatasan Masalah

(16)

6

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan oleh peneliti, agar masalah yang peneliti bahas tidak dijabarkan terlalu luas dan menimbulkan ketidakjelasan. Oleh karena itu, peneliti membatasi pembahasan dengan membuat pembatasan hanya terkait Kontrak baku dari PT. Kreasi anak Indonesia.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, rumusan masalah yang diangkat adalah tinjauan terhadap Kontrak baku pada crowdfunding berbasis utang piutang di PT. Kreasi Anak Indonesia. Untuk mempertegas rumusan masalah, peneliti membatasi pokok permasalahan yang dituangkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

a. Bagaimana Kontrak baku dalam PT. Kreasi Anak Indonesia ditinjau dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 01/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan?

b. Bagaimana pemenuhan prinsip Kontrak terhadap Kontrak baku di PT. Kreasi Anak Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui dan menganalisis kontrak baku yang digunakan pada PT. Kreasi Anak Indonesia sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan.0

b. Untuk mengetahui dan memahami pemenuhan prinsip Kontrak pada kontrak baku di PT. Kreasi Anak Indonesia.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut : a. Manfaat Teoritis

(17)

Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan serta pemikiran yang berharga bagi perkembangan ilmu hukum dalam hukum bisnis khususnya dalam masalah kontrak baku di crowdfunding.

b. Manfaat Praktis

Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi peneliti lain, serta diharapkan dapat memberikan maanfaat bagi pemerintah sebagai regulator dalam rangka penyempurnaan perangkat hukum yang berkeadilan bagi para pihak yang berkepentingan mengenai masalah ketentuan hukum terkait dengan perlindungan konsumen pada umumnya, dan kontrak baku pada jasa crowdfunding pada khususnya.

D. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tipe penelitian normatif, dimana menggunakan pendekatan perundang-undangan (Statute Approach)6 khususnya pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan. Objek dari pendekatan penelitian normatif, yaitu Kontrak baku pada PT. Kreasi Anak Indonesia.

2. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif, yakni mendeskripsikan data secara bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur, runtun, logis, kalimat yang tidak tumpang tindih, dan efektif, sehingga mendorong interpretasi data dan pemahaman hasil analisis. Peneliti menggunakan metode penelitian hukum normatif.

3. Sumber Data

Dalam penelitian ini terdapat beberapa data yang digunakan, yaitu:

6 Johnny Ibrahim, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, cet. III, (Jawa Timur : Bayumedia Pubishing, 2007), h.302.

(18)

8

a. Sumber Hukum Primer

Bahan hukum primer adalah bahan bukum yang bersifat autoritatif, artinya mempunyai otoritas.7 Bahan hukum primer meliputi peraturan perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-undangan dan keputusan hakim. Dalam penelitian ini, bahan hukum primer yang digunakan peneliti terdiri dari:

1) Dokumen Kontrak Baku terms and conditions pada PT. Kreasi Anak Indonesia

2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

3) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2013 Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan

b. Sumber Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder adalah semua publikasi tentang hukum yang bukan termasuk dokumen resmi, seperti buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal hukum, dan komentar-komentar atas putusan pengadilan. Bahan hukum sekunder yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain adalah buku-buku yang berkenaan dengan hukum Kontrak, skripsi dan jurnal serta materi-materi hukum yang berkaitan dengan praktik pendanaan kolektif (crowdfunding) berbasis utang piutang, Kontrak, Kontrak baku, dan perlindungan konsumen dan/atau yang dapat mendukung materi penelitian ini.

c. Sumber Tersier

Bahan hukum tersier juga disebut bahan nonhukum.8 Bahan hukum tersier digunakan sebagai penunjang penelitian karena peneliti membutuhkan kajian dari cabang ilmu lain demi perkembangan penelitian ini guna lebih menjelaskan informasi mengenai bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang

7 Soerjono Soeksnto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h.13.0

8 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2005), h.204.0

(19)

digunakan pada penelitian ini. Bahan hukum tersier yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), koran, dan sumber-sumber informasi lain yang dapat mendukung penelitian ini.

4. Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian ini peneliti memakai tekni pengumpulan data secara studi kepustakaan (library research), dalam hal ini peneliti menggunakan buku-buku yang berkaitan dengan perlindungan konsumen dan crowdfunding. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini, adalah:

a. Dokumentasi yaitu cara memperoleh data dengan menelusuri dokumen-dokumen yang terkait denganobjek penelitian.Adapun dokumen-dokumen yang terkait yaitu baik berupa:

1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

2) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2013 Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan.

3) Publikasi tentang hukum dalam bidang perlindungan konsumen terhadap jasa angkutan darat perkeretaapian yang meliputi buku-buku teks, jurnal hukum, dan komentar-komentar atas norma hukum dan lain-lain.

5. Teknik Pengelohan dan Analisi Data

Bahan hukum yang didapat dalam penelitian ini yakni, undang- undangan, dan artikel yang dikutip oleh peneliti dalam studi pustaka dijelaskan dan dihubungkan, sehingga dapat disajikan dalam bentuk penelitian yang lebih sistematis untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan pola pikir deduktif digunakan dalam teknik penarikan kesimpulan. Pola pikir deduktif

(20)

10

adalah pola pikir yang menarik kesimpulan khusus dari pernyataan- pernyataan yang bersifat umum mengenai topik penelitian.9

6. Teknik Penulisan

Dalam menyusun skripsi ini peneliti berpedoman pada kaidah- kaidah penulisan karya ilmiah dan buku “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dam Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2017”.

E. Sistematika Pembahasan

Pada sistematika penulisan skripsi ini terdapat lima bab dimana tiap bab terdiri dari sub bab untuk menjelaskan permasalahan yang menjadi objek penelitian. Urutan masing-masing bab dijabarkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan, akan terdapat Latar Belakang, Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, dan Rancangan Sistematika Penelitian.

BAB II TINJAUAN HUKUM KONTRAK PADA KONTRAK BAKU

Pada bab ini peneliti akan menampilkan kerangka konseptual menengenai Kontrak baku dan crowdfunding , konsep dasar dan kerangka teori serta menyajikan kajian pustaka . kemudian bab ini juga akan membahas tinjauan (review) kajian terdahulu yang relavan dengan tema penelitian dengan menganalisis persamaan dan perbedaan studi-studi terdahulu.

9 Jonaedi Efendi dan Johnny Ibrahim, Metode Penelitian Hukum: Normatif dan Empiris, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2018), h. 28.

(21)

BAB III PENGATURAN KONTRAK BAKU DIDALAM PRAKTIK CROWDFUNDING BERBASIS UTANG PIUTANG PT. KREASI ANAK INDONESIA

Bab ini pada umumnya berisi uraian ketentuan hukum perlindungan konsumen didalam sistem crowdfunding berbasis utang piutang berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan yang mengatur perlindungan konsumen khusus pada lembaga jasa keuangan.

BAB IV PRAKTIK KONTRAK BAKU PADA

CROWDFUNDING BERBASIS UTANG PIUTANG BERDASARKAN POJK NOMOR 1/POJK.07/2013 DI PT. KREASI ANAK INDONESIA

Pada bab ini peneliti akan menganalis permasalahan dengan berusaha membahas dan menjawab permasalahan pada penelitian ini diantaranya menganalisis absahnya Isi Kontrak baku/terms and conditions pada PT. Kreasi Anak Indonesia bila dikaji dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan.

BAB V PENUTUP

Bab ini akan berisikan kesimpulan yang ditarik berdasarkan pada hasil penelitian sesuai dengan perumusan masalah yang telah ditetapkan dan rekomendasi penelitian ini.

(22)

12 BAB II

TINJAUAN HUKUM KONTRAK PADA KONTRAK BAKU

A. Kerangka Konseptual 1. Pengertian Kontrak

Suatu peristiwa hukum di mana terdapat pihak yang melakukan kesepakatan untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu disebut dengan Kontrak. Dari peristiwa tersebut terjadilah hubungan antara kedua pihak yang disebut dengan perikatan.1 Kontrak yang diucapkan atau ditulis berbentuk rangkaian kata yang mengandung kesanggupan kedua pihak yang akan melakukan Kontrak.

Kontrak menurut Subekti merupakah suatu peristiwa hukum dimana seseorang berjanji kepada orang lain, atau kedua belah pihak saling berjanji untuk melakukan sesuatu. Kontrak yang didefinisikan oleh KRMT Tirtodiningrat adalah perbuatan hukum yang didasarkan atas kesepakatan kedua belah pihak dan menghasilkan akibat hukum yang dapat dijatuhkan kepada mereka seperti undang-undang.2 Steven L. Emanuel mendefinisikan Kontrak sebagai sebuah kesepakatan yang didalamnya terdapat sebuah janji atau komitmen untuk melakukan sesuatu dimasa depan.3

Kontrak menimbulkan suatu perikatan diantara pembuatnya. Ketika suatu Kontrak telah memenuhi syarat sahnya Kontrak yang diatur dalam Pasal 1320 KUH Perdata, maka Kontrak tersebut telah mengikat dan berlaku. Tidak terdapat aturan khusus untuk menentukan Kontrak, isi dan bentuk Kontrak diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing pihak yang membuat Kontrak. Kontrak tidak boleh menimbulkan penafsiran ganda dan

1 Subekti, Hukum Kontrak, Cet. XVI, (Jakarta: Intermasa, 1996), h.1.

2 A. Qirom Meliala,0Pokok-pokok Hukum Perikatan Beserta Perkembangannya, (Yogyakarta: Liberty, 1985), h. 8.

3 Muhammad Syarifuddin, Hukum Kontrak: Memahami Kontrak0dalam Perspektif Filsafat, Teori, Dogmatik, dan Praktik Hukum, (Bandung: Mandar Maju, 2012), h. 17

.

(23)

harus menampung seluruh kebutuhan dari para pihak yang akan melaksanakan Kontrak tersebut. 4

2. Syarat Sahnya Kontrak

Berikut ini adalah ketentuan syarat sahnya Kontrak menurut Pasal 1320 KUH Perdata:

1) Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;

Sepakat dalam hal ini ialah sebagai penyataan kehendak yang disetujui oleh kedua belah pihak.5 KUH Perdata menjelaskan bahwa terdapat tiga sebab suatu kesepakatan tidak diberikan dengan kehendak yang bebas, yakni karena adanya kekhilafan (dwaling), paksaan (dwang), dan penipuan (bedrog).

2) Cakap untuk membuat suatu perikatan;

Setiap pihak yang melakukan Kontrak harus memenuhi kecakapan menurut hukum. Setiap orang yang sudah dewasa atau akhil baliq dan sehat pikirannya pada dasarnya adalah cakap menurut hukum.6

3) Suatu hal tertentu;

Suatu Kontrak harus memiliki objek (bepaald onderwerp) tertentu yang dapat ditentukan, sebagaimana dinyatakan oleh Pasal 13330KUH Perdata:

“Suatu Kontrak harus mempunyai pokok suatu barang yang paling sedikit ditentukan jenisnya. Tidaklah menjadi halangan bahwa jumlah barang tidak tentu, asal saja jumlah itu terkemudian dapat ditentukan atau dihitung.”

4) Suatu sebab yang halal.

Meskipun siapaun dapat membuat suatu Kontrak, tetqapi terdapat pengecualian, yakni suatu Kontrak tidak0boleh berbenturan dengan

4 Handri Raharjo, Hukum Kontrak di Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Yustitia, 2009), h.108.

5 Mariam Darus Badrulzaman, KUH Perdata Buku III Hukum Perikatan dengan Penjelasan, (Bandung: Alumni, 1996), h.135.

6 Subekti, Hukum Kontrak, Cet. XVI, (Jakarta: Intermasa, 1996), h.17.

(24)

14

undang-undang, ketentuan umum, moral dan kesusilaan (Pasal 13350KUHPerdata).

Dalam syarat sahnya Kontrak dikenal adanya istilah syarat subjektif dan syarat objektif dalam Kontrak. Syarat subjektif membahas mengenai subjek dari Kontrak, yaitu yang tertera pada kedua syarat pertama. Adapun kedua syarat terakhir adalah syarat objektif, yaitu syarat yang membahas mengenai obejk dalam Kontrak. Apabila Kontrak tidak sesuai dengan syarat subjektif maka Kontrak dapat dibatalkan, dimana salah satu pihak dapat meminta pembatalan atas Kontrak tersebut ke pengadilan.

Sedangkan jika Kontrak tidak memenuhi syarat objektif, Kontrak tersebut menjadi batal demi hukum, dimana Kontrak dianggap tidak pernah ada sebelumnya. Suatu Kontrak yang mengandung cacat pada syarat subjektifnya maka Kontrak tersebut tidak batal dengan sendirinya (nietig) namun hanya memberikan ruang bagi para pihak untuk mengajukan pembatalan (vernittegbaar), sementara apabila cacat terjadi pada syarat objektifnya maka Kontrak tersebut batal demi hukum.7

3. Kontrak Baku

Kontrak baku merupakan bentuk terjemahan dari standard contract, yang tersusun dari dua kata yakni kata contract yang memiliki arti

“Kontrak” dan standard yang dapat diartikan sebagai “Baku”. Secara harfiah Kontrak berarti persetujuan tertulis atau dengan lisan0yang dibuat oleh dua pihak atau lebih, dimaana masing-masing pihak bersepakat untuk menaati apa yang disebutkan dalam persetujuan tersebut. Dan kata baku didalam KBBI berarti tolak ukur yang berlaku0untuk kuantitas atau kualitas yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan.

7 J. Satrio, Hukum Perikatan: Perikatan yang Lahir dari Kontrak, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2007), h.167.

(25)

Terlepas dari berbagai kritikan dan pendapat tentang Kontrak baku, Kontrak baku memainkan peran penting dalam bisnis modern dan perdagangan saat ini. Kepraktisan dan efesiensi waktu, biaya, dan tenaga menjadi alasan penerapan Kontrak baku. Maka Kontrak baku sudah merupakan model Kontrak yang merupakan perwujudan kebabasan individu dalam menyatakan kehendaknya dalam sebuah Kontrak.8

Kontrak baku menurut Marium Darus merupakan bentuk Kontrak yang isinya dibakukan dan dituangkan didalam bentuk formulir. Menurut Sutan Remi Sjahdeni, Kontrak baku merupakan Kontrak yang klausulnya sudah dibakukan oleh penggunanya dan pihak yang lain tidak memiliki peluang untuk malakukan perundingan guna meminta perubahan.9

Sudayatno menyebutkan bahwa Klausula baku memiliki karakteristik sebagai berikut:10

1) Kontrak dibuat secara sepihak oleh mereka yang posisinya relatif lebih kuat dari konsumen.

2) Konsumen sama sekali tidak dilibatkan dalam menentukan isi Kontrak.

3) Dibuat dalam benetuk tertulis dan massal.

4) Konsumen terpaksa menerima isi Kontrak karena didorong oleh faktor kebutuhan.

Pasal 1 angka 10 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen memberikan definisi Kontrak baku sebagai setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha yang dituangkan dalam suatu dokumen dan/atau Kontrak yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen.

8 Zakiyah, Klausula Eksonerasi Dalam Persepektif Perlindungan Konsumen, Jurnal Al’Adl, Vol.9, No.3, 2017.

9 Mariam Darus Badrulzaman, Hukum Perikatan Dengan Penjelasanya (Jakarta: Alumni, 1993), h.140.

10 Sudaryatno, Huku, dan Advokasi Konsumen, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997), h.93.

(26)

16

Ketika kedudukan para pihak menjadi tidak seimbang maka Kontrak baku menjadi tidak patut, karena pada dasarnya suatu Kontrak haruslah sesuai dengan asas konsensualisme. Pelanggaran tersebut dapat mengakibatkan Kontrak tidak sah karena Kontrak mengandung klausula eksonerasi dilarang oleh pasal 18 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

Klausula eksonerasi merupakan klausula yang terdapat dalam Kontrak baku, dimana salah satu pihak menghindari kewajiban untuk membayar kompensasi seluruhnya atau terbatas, yang terjadi karena ingkar janji atau perbuatan melawan hukum.11 Pencantuman klausula eksonerasi pada Kontrak baku memiliki tujuan untuk membebaskan atau membatasi tanggung jawab salah satu pihak terhadap gugatan pihak lain dalam hal yang bersangkutan tidak melaksanakan kewajibannya.

Rijken memberikan definisi terhadap klausula baku adalah klausul yang ditetapkan pada Kontrak dimana salah seorang pihak ingin menghindar untuk pemenuhan kewajibannya ganti rugi semua atau terbatas yang terjadi karena tidak bisa memnuhi janji atau perbuatan melawan hukum12

Klausula eksonerasi muncul karena keinginan salah satu pihak yang telah dituangkan terlebih dahulu kedalam isi Kontrak. Klausul eksonerasi hanya akan menguntungkan pihak pelaku usaha dan nantinya akan merugikan pihak konsumen, diakibatkan Kontrak yang kedudukannya tidak seimbang dan tidak berperikeadilan. Misalnya dalam Kontrak sewa beli, seharusnya segala resiko timbul atas obyek Kontrak tersebut ditanggung oleh pihak yang menyewa belikan karena obyek tersebut belum menjadi milik penyewa beli sebelum harganya dibayar lunas, namun biasanya dalam Kontrak jual beli ditambahkan klausula eskonerasi bahwa segala resiko yang timbul dalam Kontrak tersebut ditanggung oleh

11 Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, (Bandung: Alumni, 1994), h.47.

12 Ahmadi Miru, Hukum Kontrak, Perancangan Kontrak, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa, 2007), h.40.

(27)

penyewa beli.13

4. Crowdfunding Secara Umum a. Pengertian Crowdfunding

Crowdfunding berasal dari Bahasa Inggris yaitu, crowd yang artinya keramaian atau banyak orang dan funding yang artinya kegiatan pembiayaan atau penyediaan dana. Ketika diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi praktik pendaan kolektif, pembiayaan gotong royong, atau urun dana.

Konsep crowdfunding berasal dari konsep crowdsourcing (yang ruang lingkupnya lebih luas), yang memanfaatkan orang banyak untuk mendapatkan ide, feedback, dan solusi dalam rangka mengembangkan aktivitas korporasi. Pernyataan di atas sebagaimana ditulis oleh Paul Belleflamme, Thomas Lambert, dan Armin Schwienbacher:14

“The concept of crowdfunding is rooted in the broader concept of crowdsourcing, which refers to using the crowd to obtain ideas, feedback, and solutions to develop corporate activities”.

David M. Freedman dan Matthew R. Nutting juga berusaha merumuskan definisi crowdfunding, yaitu:

“Crowdfunding is a method of collecting many small contributions, by means of an online funding platform, to finance or capitalize a popular enterprise” 15

Yang apabila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia merupakan metode mengumpulkan kontribusi dalam jumlah kecil, dengan menggunakan online platform, untuk membiayai atau memodali

13 Ahmadi Miru, Hukum Kontrak, Perancangan Kontrak, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa, 2007), h.41.

14 Paul Belleflamme et.al, Crowdfunding: Tapping the Right Crowd (July 9, 2013). Journal of Business Venturing, 2014, 29(5), 585-609; CORE Discussion Paper No. 2011/32, h. 4, https://goo.gl/jIATMR, diunduh pada tanggal 8 Agustus 2020, pukul 18:20.

15 David M. Freedman et.al., A Brief History of Crowdfunding Including Rewards, Donation, Debt, and Equity Platforms, http://www.freedman-chicago.com/ec4i/History-of- Crowdfunding.pdf, diunduh pada 8 Agustus 2020, pukul 18:25.

(28)

18

perusahaan terkenal.Crowdfunding merupakan platform perantara keuangan berbasis internet yang mengumpulkan dana dari masyarakat untuk menyediakan dana bagi proyek atau unit bisnis.

Terdapat korelasi antara investor dengan sumber pendanaan dan investor dengan proyek bisnis atau investor yang kreatif pada bisnis tertentu yang membutuhkan pendanaan atau sumber pendanaan.

Crowdfunding dapat menjadi metode pendanaan lain untuk usaha mikro, kecil, dan menengah, yang dapat mengatasi kesulitan memperoleh dana secara efektif dan mandiri. Platform crowdfunding akan memberi tahu publik tentang proposal proyek yang bertujuan untuk mengumpulkan dana secara online untuk merealisasikan dan membantu mendanai proyek tersebut.

Dalam pelaksanaan crowdfunding ini, terdapat tiga peserta utama, yaitu: Pertama, start up atau usaha kecil menengah yang membutuhkan dana untuk mengajukan proposal pengajuan dana melalui platform crowdfunding. Kedua, platform crowdfunding bertindak sebagai perantara keuangan, mencari dana dari investor crowdfunding melalui Internet. Ketiga, investor massal melihat dan menganalisis peluang investasi yang ditawarkan oleh startup / usaha kecil dan menengah melalui platform crowdfunding, dan kemudian berjanji untuk menyediakan dana untuk rencana tersebut.

Bagian dari platform crowdfunding ini juga meninjau materi promosi untuk penggalangan dana agar secara legal mencatat rencana yang akan disediakan oleh start-up / UKM, dan memberikan layanan sebagai penggalangan dana saat menyiapkan rencana bisnis dengan prakiraan keuangan. Para investor yang ingin mengikuti program yang disediakan oleh startup / usaha kecil dan menengah tidak akan memungut biaya apapun melalui platform crowdfunding, tetapi akan mendapatkan keuntungan sesuai kesepakatan. Secara khusus, terdapat

(29)

berbagai situs crowdfunding di Indonesia, seperti GandengTangan.com, UangTeman.com, dll.

Secara garis besar berdasarkan pendapat yang telah dijabarkan di atas, apa yang dimaksud dengan crowdfunding merujuk kepada kegiatan dengan karakteristik:

1) Mengumpulkan dana,

2) Dari massa/ orang dalam jumlah banyak,

3) Masing-masing memberikan dalam jumlah yang relatif kecil, 4) Tujuan mendanai kegiatan tertentu,

5) Menggunakan platform berbasis web/ situs. 16 b. Klasifikasi Crowdfunding

Setelah mengalami perkembangan, saat ini Crowdfunding dapat di klasifikasi menjadi 4 (empat) katergori yaitu:

1) Crowdfunding berbasis utang piutang/lending based crowdfunding Istilah lain dari crowdfunding ini adalah Debt-based Crowdfunding , crowdlending, peer-to-peer lending. Konsep dasar crowdfunding ini adalah pinjaman uang seperti yang digunakan pada kegiatan perbankan maupun pinjam meminjam konvensional. Hal yang membedakan adalah peminjam harus mengunggah proposal pada situs penyedia layanan.

Crowdfunding berbasis utang piutang dikategorikan ke dalam crowdfunding bersifat investasi, dimana motivasi pemberi dana adalah untuk menambah nilai uang. Sehingga terdapat imbalan yang diperjanjikan pada kampanye proyek, yakni bunga dalam persentase

16 Malisa Febriani Fakultas, Analisis Yuridik Terhadap Kontrak Baku Dalam Praktik Crowdfunding Berbasis Donasi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen , Skripsi Fakultas Hukum, Universitas Katolik Parahyangan, 2017 h. 17.

(30)

20

tertentu. Pihak yang terlibat yakni penerima dana/ peminjam, penyedia layanan (platform), dan pemberi dana/ pemberi pinjaman.

Beberapa situs crowdfunding berbasis utang piutang yang lingkupnya global adalah Berbasis utang piutangClub.com, Prosper.com, dan Zopa.com, sedangkan di lingkup nasional tersedia platform GandengTangan.com, Koinworks.com, Amartha.com, Modalku.co.id, UangTeman.com dan Kredivest.co.id.

2) Crowdfunding berbasis Saham/ Equity-based Crowdfunding Crowdfunding berbasis Saham mirip dengan perdagangan saham di bursa efek. Biasanya, pemilik proyek/ penerima dana mencari dana dengan cara ini karena perusahaannya belum terdaftar pada bursa efek. Pemilik proyek/ penerima dana merupakan orang yang akan mendirikan perusahaan, dan membutuhkan dana cepat sehingga membuat kampanye pada platform. Beberapa contoh situs/

platform crowdfunding berbasis saham adalah CrowdCube.com.

Seedrs.com, Angel.co/ AngelList, Santara.co.id, Bizahare.id, dll.

Keberadaan Crowdfunding berbasis Saham merupakan inovasi yang dapat dijadikan sebagai alternatif sumber modal bagi pelaku usaha kecil atau start up. Jenis ini termasuk crowdfunding investasi, dimana investor dibayar kembali dalam bentuk saham.

3) Crowdfunding Berbasis Penghargaan/Reward-based Crowdfunding Dengan model ini, fundraiser akan mendapatkan reward berupa jasa atau komoditas dari donasi mereka. Jenis crowdfunding ini pada dasarnya adalah non-investasi, jadi tujuannya bukan untuk meningkatkan nilai uang seperti dua jenis crowdfunding yang pertama. Proyek yang diunggah pada platform berupa proyek industri kreatif misalnya konser, games, pembuatan film, proyek pembuatan karya, dan sebagainya. Misalnya, apabila seorang memberikan dana untuk proyek konser, maka imbalan yang akan diterimanya adalah kaset rekaman konser, atau produk pakaian

(31)

dengan tema konser, atau potongan harga pembelian merchandise.

Imbalan akan diberikan pada waktu yang diperjanjikan, biasanya setelah proyek selesai diselenggarakan.

Di lingkup nasional, crowdfunding jenis ini telah berhasil mendanai konser grup musik asal Bali, Navicula. Dengan mengunggah proyek di situs Kickstarter.com dan Patungan.net, Navicula berhasil menggelar konser di Kalimantan. Tujuan konser tersebut adalah untuk menggugah kesadaran masyarakat agar peduli pada perlindungan orang utan. Total dana yang terkumpul adalah sebesar $ 3.127 dan Rp 5.310.000,-.17

4) Crowdfunding Berbasis Donasi/ Donation-based Crowdfunding Urun dana berbasis donasi disebut sebagai Donation-based crowdfunding (sumbangan sukarela). Urun dana berbasis donasi merupakan kegiatan penggalangan dana sosial dan nirlaba, seperti bantuan bencana alam, biaya pengobatan, kecelakaan, infrastruktur dan kepentingan pendidikan, serta kegiatan kreatif. Kegiatan yang disediakan oleh pelaku usaha kreatif, industri hiburan atau organisasi tertentu. Crowdfunding berbasis donasi memberikan kemudahan, yaitu cakupan publik yang luas melalui internet, biaya penerbitan yang murah, kecepatan memperoleh donasi, dan meningkatnya prestise karya kreatif.18

Bentuk donasi dikategorikan sebagai crowdfunding yang tidak bersifat investasi (non-investment crowdfunding). Kegiatan menyumbang sudah familiar dengan masyarakat dunia, khususnya masyarakat Indonesia. Banyak badan amal baik bersifat keagamaan maupun umum yang telah mengumpulkan sumbangan jauh sebelum crowdfunding berbasis web lahir. Setelah maraknya web-web yang

17https://dailysocial.id/post/cerita-sukses-crowdfunding-navicula-di-patungan-dan- kickstarter,diakses pada tanggal 28 Agustus 2020, pukul 14:44.

18 Iswi Hariyani, Perlindungan Hukum dan penyelesaian sengketan bisnisdalam fintek , Jakarta: Jurnal Legislasi Indonesia, , Vol. 14, No. 03, September 2017

(32)

22

menyediakan platform, lebih banyak proyek yang isunya beragam untuk mencari pembiayaan dengan crowdfunding.

Beberapa situs crowdfunding berbasis donasi yaitu GoFundMe.com, JustGiving.com, DonorsChoose.org, Wujudkan.com, AyoPeduli.com, dan KitaBisa.com. JustGiving.com yang cakupannya internasional telah mengumpulkan $4.5 Milyar sejak tahun 2001.19 Dalam lingkup nasional platform KitaBisa.com sejak tahun 2013 telah mendanai 4401 proyek dan mengumpulkan dana sebesar Rp 500 Milyar.20

B. Kerangka Teori

1. Teori Hukum Kontrak

Pembuatan suatu kontrak harus memperhatikan hal-hal penting, antara lain Syarat-syarat sahnya kontrak, asas-asas kontrak, hak dan kewajiban para pihak, struktur dan anatomi pembuatan kontrak, penyelesaian perselisihan dan berakhirnya kontrak. Pasal 1313 KUH Perdata memberikan definisi bahwa Kontrak adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. Van Dunne mengartikan Kontrak sebagai hubungan hukum antara dua orang pihak atau lebih yang didasarkan pada kesepakatan yang akan memberi akibat hukum.21

Dalam proses pembuatan kontrak, keberadaan asas hukum harus diperhatikan demi menciptakan keseimbangan dan menjaga hak-hak yang dimiliki oleh para pihak, sebelum kontrak yang dibuat menjadi perikatan yang mengikat. Pengertian asas hukum menurut Sudikno Mertokusumo adalah pikiran dasar yang umum sifatnya, atau merupakan latar belakang dari peraturan yang konkrit yang terdapat dalam dan belakang setiap sistem

19 https://www.justgiving.com/about-us, diakses pada tanggal 28 Agustus 2020, pukul 15:08

20 https://kitabisa.com/, diakses pada tanggal 28 Agustus 2020, pukul 15:08

21 Salim HS, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h.

161

(33)

hukum yang terjelma dalam peraturan perundang-undangan dan putusan hakim yang merupakan hukum positif dan dapat dikemukakan dengan mencari sifat-sifat umum dalam peraturan konkrit tersebut. 22

Di dalam hukum Kontrak, diatur bahwa para pihak dalam Kontrak perlu bersandar pada asas-asas sebagai berikut:

a. Asas konsensualisme

Asas konsensualisme artinya mencapai suatu kesepakatan atau consensus, suatu Kontrak berlaku sejak terjadinya kesepakatan antara pihak yang mengadakan Kontrak. Kontrak menjadi mengikat dan mempunyai akibat hukum saat ada kata sepakat. Pasal 1320 ayat (1) KUH Perdata, telah mentukan bahwa salah satu syarat sahnya Kontrak adalah kesepakatan dari kedua pihak. Asas konsensualisme memiliki makna bahwa Kontrak tidak perlu diadakan secara formal, melainkan hanya butuh kesepakatan dari pihak-pihak yang ada di dalamnya.23

Terdapat empat teori yang berusaha memberikan penyelesaiaan kapan saatnya kesepekatan itu terjadi antara para pihak melalui surat menyurat, yaitu:

1) Uitings theorie (teori saat melahirkan kemauan)

Uitings theorie atau teori saat melahirkan kemauan mengatakan bahwa kesepakatan timbul ketika timbul kesediaan untuk menerima tawaran pihak lain, Kontrak dapat dikatakan sduah lahir saat pihak lain mulai menulis surat penerimaan.

2) Verzend theorie (teori saat mengirim surat penerimaan).

Verzend theorie atau teori saat mengirim surat penerimaan mengatakan bahwa kesepakatan terjadi ketika pemberitahuan penerimaan dikirimkan kepada penawar.

3) Ontvangs theorie (teori saat menerima surat penerimaan).

22 Sudikno Mertokusumo (1996). Mengenal Hukum Suatu Pengantar. edisi keempat, cetakan ke-1, Yogyakarta: Liberty. h. 33.

23 Wawan Muhwan Harirri, Hukum Perikatan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 139.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peran Amil dan Pegawai pencatat nikah dari KUA dalam mengatasi nikah tidak tercatat di kecamatan Sawangan Kota Depok

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Septama (2012), yang menyatakan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan firm size terhadap

(5) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak berlaku apabila pelaku usaha dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebut merupakan kesalahan

Spam, komplain spam, respon, network incident, Hak atas Kekayaan Intelektual, fraud, spoofing/phising, dan malware merupakan kategori yang dipilih untuk

Rantai Pemasaran durian tidak terlalu rumit, sama dengan pemasaran duku. Durian yang telah jatuh kemudian dikumpulkan oleh petani pada pondok-pondok kecil di lahan tersebut. Hasil

MIKAEL SURAKARTA 30/42 SMA PANGUDI

Soelianti Saroso ini juga menegaskan bahwa jika kita mengalami sakit gigi tidak tertahankan pada masa pandemi COVID-19, maka hal pertama yang bisa dilakukan adalah

Hukum progresif karena bertitik-tolak dari pengandaian dasar tentang hubungan antara hukum dan manusia; maka hukum adalah untuk manusia bukan sebaliknya, disisi lain