• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN BUGINESE CULTURAL CENTER DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN DI KABUPATEN BONE DESIGN OF BUGINESE CULTURAL CENTER WITH MODERN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERANCANGAN BUGINESE CULTURAL CENTER DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN DI KABUPATEN BONE DESIGN OF BUGINESE CULTURAL CENTER WITH MODERN"

Copied!
186
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN ‘’ BUGINESE CULTURAL CENTER ‘’ DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN DI KABUPATEN BONE

DESIGN OF ‘’ BUGINESE CULTURAL CENTER ‘’ WITH MODERN ARCHITECTURAL APPOACH IN BONE DISTRICT

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Oleh

FARDI 105 83 11018 17

PRODI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2022

(2)

PERANCANGAN ‘’ BUGINESE CULTURAL CENTER ‘’ DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN DI KABUPATEN BONE

DESIGN OF ‘’ BUGINESE CULTURAL CENTER ‘’ WITH MODERN ARCHITECTURAL APPOACH IN BONE DISTRICT

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Skripsi Tugas Akhir

Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik

Disusun dan Diajukan Oleh FARDI

105 83 11018 17

PADA

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2022

(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyusun proposal ini, dan dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat akademik yang harus ditempuh untuk menyelesaikan pendidikan program studi pada Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan-kekurangan, hal ini disebabkan penulis sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan baik dari segi penulisan maupun pengelolah data yang dilampirkan.

Skripsi ini dapat terwujud berkat adanya dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,tampa mengurangi rasa hormat penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar

2. Ibu Dr.Ir.HJ. Nurnawaty, ST., MT., IPM sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.

(6)

3. Ibu Citra Amalia Amal, ST., MT., sebagai Ketua Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr.Ir. Mursyid Mustafa,M.Si sebagai pembimbing I dan Ibu Dr.

Irnawaty Idrus, ST.,MT.,IPM. Sebagai pembimbing II yang telah dengan ikhlas memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan proposal ini.

5. Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai pada Fakultas Teknik atas segala waktunya yang telah mendidik dan melayani penulis dalam mengikuti proses belajar mengajar di Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. Kedua orangtua dan adik tercinta, terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala limpahan dukungan, do’a dan pengorbanannya terutama dalam bentuk materi dalam menyelesaikan kuliah.

7. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Teknik Terkhusus angkatan 2017 yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga semua pihak tersebut diatas mendapat pahala yang berlipat ganda di sisi Allah SWT dan proposal yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis, rekan-rekan,masyarakat serta bangsa dan Negara. Amin.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar , 6 Januari 2022

Fardi

(7)

ABSTRAK

FARDI. Perancangan Buginese Cultural Center dengan Pendekatan Arsitektur Modern di Kabupaten Bone. (dibimbing oleh Dr. Ir. Mursyid Mustafa, M.si dan Dr. Irnawaty Idrus, S.T., M.T.,IPM).

Buginese Cultural Center merupakan tempat suatu kegiatan yang berhubungan dengan pementasan, pendidikan tentang kebudayaan daerah bugis berupa pertunjukan dan pameran, yang dibuka untuk umum agar masyarakat atau pengunjung dapat melihat dan mempelajari kesenian budaya Bugis, memberi area pusat hiburan, mewadahi para seniman.

Perancangan yang akan dibuat adalah Buginese Cultural Cernter dengan pendekatan Arsiterktur Modern di Kabupaten Bone, tempatnya dijalan GOR Macannang Watampone, Kel. Macannang , Kec. Tanete Riattang Barat. Alasan pemilihan lokasi tersebut selain lokasi yang sesuai dengan RTRW Kabupataten Bone kawasan kebudayaan tinggi, pemilihan lokasi juga berdekatan dengan Stadion La Patau Watampone sebagai fasilitas pendukung.

Konsep Arsitektur Modern merupaan sebuah teori yang mengkaji unsur geometris serta penggunaan bahan industrial dengan menggambarkan kemajuan teknologi.

Ciri arsitekur modern merupakan wujud kemajuan terhadap konstruksi dengan memaksimalkan fungsi dengan menghindari banyaknya ornamen dan dekorasi, penerapan garis vertikal dan horizontal, memiliki ruang terbuka, desain simetris, koneksi dengan alam, penggunaan material dan tradisional, memaksimalkan fungsi ruang.

Kata Kunci : Buginese Cultural Center, Perancangan, Arsitektur Modern

(8)

ABSTRACT

FARDI. Designing a Buginese Cultural Center with a Modern Architectural

Approach in Bone Regency. (supervised by Dr. Ir. Mursyid Mustafa, M.si and Dr. Irnawaty Idrus, S.T., M.T., IPM).

Buginese Cultural Center is a place for activities related to performances, education about Buginese culture in the form of performances and exhibitions, which are opened to the public so that the public or visitors can see and learn Bugis cultural arts, provide an entertainment center area, accommodate artists.

The design that will be made is the Buginese Cultural Center with a Modern Architecture approach in Bone Regency, the place is on Jalan GOR Macannang Watampone, Kel. Macannang, Kec. Tanete Riattang West. The reason for choosing this location is that in addition to the location in accordance with the RTRW of Bone Regency, the high culture area, the location selection is also close to La Patau Watampone Stadium as a supporting facility.

The concept of Modern Architecture is a theory that examines geometric elements and the use of industrial materials by describing technological advances.

The characteristics of modern architecture are a form of progress towards construction by maximizing function by avoiding many ornaments and decorations, applying vertical and horizontal lines, having open spaces, symmetrical designs, connection with nature, using materials and traditional, maximizing the function of space.

Keywords: Buginese Cultural Center, Design, Modern Architecture

(9)

DAFTAR ISI

Halaman SAMPUL

HALAMAN PERSETUJUAN iii

KATA PENGANTAR iv

ABSTRAK vi

ABTRACT vii

DAFTAR ISI viii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR TABEL xvii

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang… ... 1

B. Rumusan Masalah… ... 4

C. Tujuan dan Sasaran… ... 5

D. Metode Perancangan… ... 5

E. Ruang Lingkup Perancangan... 7

F. Skema Pemikiran ... 8

G. Sistematika Penulisan… ... 9

BAB II. STUDI PUSTAKA ...10

A. Pengertian Cultural Center dengan Pendekatan Arsitektur Modern...10

1. Secara Etimologi ...10

2. Tinjauan Umum Cultural atau Kebudayaan… ... 10

3. Tinjauan Umum Arsitektur Modern ... 12

(10)

B. Klasifikasi Cultural Center dengan pendekatan Arsitektur

Modern...13

1. Berdasarkan unsur dan bentuk Kebudayaani… ...13

2. Tinjauan Klasifikasi Arsitektur Modern ... 13

C. Jenis Cultural Center dengan Pendekatan Arsitektur Modern...15

1. Jenis center atau pusat kegiatan ...15

2. Jenis Cultural atau Kebudayaan… ... 15

3. Jenis Arsitektur Modern…... 19

D. Konsep Perancangan Dalam Islam ... 19

E. Studi Banding ... 26

1. Yalova Cultural Center ... 26

2. Taman Werdhy Budaya Art Center Dempasar Bali ... 28

3. Taman Ismail Marzuki, Jakarta... 30

BAB III. TINJAUAN LOKASI DAN ANALISIS PERENCANAAN .. 35

A. Penentuan Pemilihan Lokasi ... 35

1. Analisis Pemilihan Lokasi… ... 35

2. Analisis Pendekatan Lokasi ... 43

3. Analisis SWOT ... 48

4. Analisis Pengolah Tapak… ... 50

B. Analisis Fungsi dan Kebutuhan Ruang... 56

(11)

1. Fungsi Bangunan ... 56

2. Analisis Pengguna dan Aktivitas… ... 56

3. Kebutuhan Ruang… ... 60

4. Standar Kebutuhan Ruang… ... 63

5. Analisis Hubungan Ruang… ... 78

C. Analisis Bentuk Bangunan ... 71

1. Tampilan Bangunan… ... 71

2. Analisis Bentuk Pola Tata Masa… ... 72

D. Analisis Kelengkapan Bangunan...73

1. Sistem Struktur ... 73

2. Sistem Penghawaan… ... 73

3. Sistem Pencahayaan…...74

4. Sistem Utilitas… ...76

5. Sistem Keamanan… ... 80

BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Konsep Tapak 1. Sirkulasi ... 83

2. Orientasi Matahari dan Angin...83

3. Kebisingan ... 84

4. View ... 85

B. Pola Organisasi Ruang ... 86

1. Zona Semi Privat ... 86

(12)

2. Zona Privat...86

3. Zona Semi Public ... 86

4. Zona Public ... 86

5. Zona Servive ... 86

C. Analisis Bentuk Bangunan ... 86

D. Analisis dan Kelengkapan Bangunan ... 89

1. Sistem Struktur ... 88

2. Sistem Penataan Ruang Luar ... 91

3. Sistem Utilitas ... 95

4. Sistem Penhawaan dan Pencahayaan...97

5. Sistem Keamanan ... 98

BAB V PENUTUP ... 100

A. Kesimpulan ... 100

B. Saran...100

DAFTAR PUSTAKA...101

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Akses Masuk Ke Yalova Cultural Center 26

Gambar 2. Dinding Luar Yalova Cultural Center 26

Gambar 3. Interior Yalova Cultural Center 27

Gambar 4. Eksterior Yalova Cultural Center 27

Gambar 5. Panggung Kesenian 28

Gambar 6. Panggung Seni Tari 28

Gambar 7. Panggung Seni Musik 29

Gambar 8. Eksterior Taman Ismail Marzuki 30

Gambar 9. Ruang Pentas 31

Gambar 10. Interior 31

Gambar 11. Kaca Asahimas Clear 32

Gambar 12. Aluminium Frame 32

Gambar 13. Spider Glass 33

Gambar 14. Komposit Aluminium 33

Gambar 15. Pintu Frameles fitting 33

Gambar 16. Bungkus Kolom Beton Precast 34

Gambar 17. Atap TECU Platina 34

Gambar 18. Peta Administrasi Kabupaten Bone 36

Gambar 19. Peta RTRW Kabupaten Bone 2011-2031 38

Gambar 20. Peta kecamatan Tanete Riattang Barat 41

(14)

Gambar 21. Peta kecamatan Tanete Riattang Barat 42

Gambar 22. Lokasi Terpilih 46

Gambar 23. Batasan Site 48

Gambar 24. Kondis Tapak 50

Gambar 25. Kondis Tapak 50

Gambar 26. Kondis Tapak 51

Gambar 27. Analisis View 53

Gambar 28. Analisis Matahari 54

Gambar 29. Analisis Pergerakan Angin 55

Gambar 30. Analisis Kebisingan 55

Gambar 31. Analisis Hubungan Ruang 58

Gambar 32. Analisis Hubungan Ruang 58

Gambar 33. Analisis Hubungan Ruang 58

Gambar 34. Analisis Hubungan Ruang 69

Gambar 35. Analisis Hubungan Ruang 69

Gambar 36. Analisis Hubungan Ruang 69

Gambar 37. Analisis Hubungan Ruang 70

Gambar 38. Analisis Hubungan Ruang 70

Gambar 39. Analisis Hubungan Ruang 70

Gambar 40. Analisis Hubungan Ruang 71

Gambar 41. Analisis Hubungan Ruang 71

(15)

Gambar 42. Analisis Bentuk Bangunan 72

Gambar 43. Transformasi Bentuk 72

Gambar 44. Lampu Pijar 75

Gambar 45. Lampu Neon 75

Gambar 46. Flood Light 76

Gambar 47. Alur Pendestribusian Air Bersih 77

Gambar 48. Alur Limbah Padat 77

Gambar 49. Alur Limbah Cair 78

Gambar 50. Alur Persampahan 79

Gambar 51. Alur kelistrikan 80

Gambar 52. Alur Penangkal Petir 81

Gambar 53. Sirkulasi 82

Gambar 54. Orientasi Matahari dan Arah Angin 83

Gambar 55. Kebisingan 84

Gambar 56. View 85

Gambar 57. Pola Organisasi Ruang 85

Gambar 58. Analisis Bentuk 86

Gambar 59. Bentuk Penataan Bangunan 87

Gambar 69. Isometri Struktur 88

Gambar 61. Struktur Atap 89

Gambar 62. Bata Expost dan Grass Block, tanaman, kayu 92

(16)

Gambar 63. Bata Expost dan grass block 92

Gambar 64. Rabat beton, kayu, batu alam 93

Gambar 65. kolam dan air mancur 93

Gambar 66. Aspal, grass block, rabat beton 94

Gambar 67. Bata expost, grass block, batu alam dan rabat beton 94

Gambar 68. utilitas Kawasan 95

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Standar Penilaian Lokasi 45

Tabel 2. Standar Pembobotan Lokasi 46

Tabel 3. Rekapitulasi Analisa Kebutuhan Ruang 60

Tabel 4. Rekapitulasi Analisa Besaran Ruang 63

Tabel 5. Rekapitulasi Analisa Besaran Ruang 67

Tabel 6. Soft Material 91

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebudayaan secara umum merupakan suatu bentuk hubungan dengan masyarakat, segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimilki oleh masyarakat itu sendiri.

Dengan memandang kebudayaan sebagai salah satu yang diturunkan dari generasi ke generasi.

Perkembangan kebudayaan sangatlah pesat dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita sering menjumpai berbagai macam budaya yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat. Kebudayaan mempunyai banyak jenis diantaranya tradisi, ekspresi lisan, pengetahuan, seni pertunjukan dan keterampilan tradisional dan lain sebagainya dengan fungsi dan tujuan yang berbeda-beda.

Kebudayaan yang ada di Sulawesi Selatan dikenal sebagai kebudayaan tinggi dalam konteks kekinian. Karena pada dasarnya tidak hanya menyentuh beberapa aspek kehidupan tetapi lebih dari itu mampu memberikan manfaat yang besar terhadap lingkungan sekitar. Hal ini tentunya tidak terlepas dari peran masyarakat yang mampu mengapresiasi masyarakat setempat supaya menjaga hasil seni dan

(19)

Kebudayaan tersebut masih ada tapi tidak dominan lagi digunakan maka dari itu dengan adanya Buginese Cultural Center di Kabupaten Bone diharap mampu mewadahi kebudayaan yang ada dan melestarikan kembali kebudayaan tradisional.

Buginese Cultural Center atau Pusat kebudayaan bugis

merupakan tempat suatu kegiatan yang berhubungan dengan pementasan pendidikan tentang kebudayaan daerah bugis berupa pertunjukan dan pameran, yang dibuka untuk umum agar masyarakat atau pengunjung dapat melihat dan mempelajari kesenian budaya Bugis, memberi area pusat hiburan, mewadahi para seniman, pengrajin dan masyarakat setempat untuk menuangkan bakat dan ilmunya ketempat ini untuk mengembangkan minat atau melestarikan budaya bugis dan memudahkan informasi mengenai produk budaya bugis.

Arsitektur modern menurut KBBI (2009), merupakan suatu arsitektur yang lahir dengan adanya revolusi industri yang mengedepankan unsur geometris serta penggunaan bahan industrial dengan menggambarkan kemajuan teknologi.

Kabupaten Bone merupakan salah satu suku bugis terbesar di Sulawesi Selatan yang masih memegang teguh adat istiadat kesenian maupun kebudayaan bugis, dengan perancangan Buginese Cultural Center di kabupaten Bone diharap mampu mengembangkan kreativitas masyarakat tentang pentingnya menjaga kebudayaan bugis. Perancangan

(20)

Buginese Cultural Center dengan berfokus pada penerapan pendekatan

arsitektur modern. Dengan penerapan arsitektur modern diharap mampu menampilkan identitas atau ciri khas arsitektur bugis yang mampu menarik wisatawan agar berkunjung, belajar dan menikmati persembahan pentas kebudayaan bugis.

Semakin berkembangnya kebudayaan dibarengi dengan semaklin banyaknya perkumpulan atau kelompok orang-orang pecinta kebudayaan, itu mengakibatkan semakin berkembangnya kebudayaan pada daerah tertentu dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan sekelompok budayawan. Semakin bertambahnya pecinta kebudayaan maka semakin membutuhkan kebutuhan atau fasilitas yang memudahkan para seniman atau budayawan seperti membutuhkan tempat yang mampu menampung kegiatan-kegiatan kesenian atau kebudayaan.

Banyaknya kegiatan kebudayaan bugis yang diselenggarakan di Kabupaten Bone namun belum memilki tempat yang mewadahi kegiatan sebagai mana mestinya. Sehingga perlu direncanakan dan didesain sebuah Buginese Cultural Center atau pusat kebudayaan yang berfungsi sebagai tempat atau wadah yang menyediakan berbagai pentas kebudayaan dan pameran kebudayaan yang berhubungan dengan kebudayaan bugis yang ditunjukan untuk masyarakat di Kabupaten Bone dan sekitarnya yang berbasis pada lingkungan sekitarnya yang

(21)

melibatkan infrastruktur Bugis sebagai simbol dan budaya tradisional bugis.

Salah satu upaya untuk mewujudkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebudayaan demi menghasilkan generasi yang mampu mempertahankan kesenian atau kebudayaan yang ada. Dengan adanya perancangan Cultural Center atau pusat kebudayaan diharap mampu menjadi wadah untuk masyarakat bebas dalam berkarya dari generasi ke generasi lebih menyukai kesenian kebudayaan bugis. Dan dapat memelihara dan mengembangkan kesenian kebudayaan tradisional ke kanca nasional maupun internasional.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah pada perancangan pusat kebudayaan bugis di kabupaten bone dengan pendekatan arsitektur modern yaitu :

1. Bagaimana konsep perancangan Buginese Cultural Center yang mampu menjadi tempat aktivitas kegiatan kebudayaan di Sulawesi Selatan.

2. Bagaimana merancang Buginese Cultural Center dengan penerapan arsitektur modern yang mampu menunjang kegiatan aktivitas pusat

kebudayaan di Sulawesi selatan.

(22)

C. Tujuan dan sasaran 1. Tujuan

Mewujudkan perencanaan dan perancangan bangunan pusat kebudayaan yang menerapkan pendekatan arsitektur modern yang mampu menunjang kegiatan pusat kebudayaan di Sulawesi selatan.

2. Sasaran

Sasaran utama dalam perancanaan Buginese Cultural Center di kabupaten Bone adalah pelajar dan seniman yang ada disekitar daerah tersebut yang ingin mengembangkan kreativitas, belajar dan menambah wawasan tentang kebudayaan.

D. Metode Perancangan

1. Metode pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan tahap pertama sekaligus tahap terpenting sebelum memulai perencanaan dan perancangan Buginese Culcural Center di kabupaten bone. Pada tahap ini dilakukan observasi pada lokasi tapak guna mendapat informasi tentang kondisi sekitar lokasi seperti kontur tanah, aksebilitas, dan ketersediaan utilitas disekitar lokasi tersebut. Ada beberapa langkah yang dilakuk

an saat pengumpulan data yaitu :

(23)

a. Studi Lapangan

Melakukan survei lapangan untuk mendapatkan hasil pengamatan lokasi tapak yang strategis yang mampu menunjang perancangan Buginese Cultural Center di kabupaten Bone.

b. Studi Literatur

Mencari dan menganalisa jurnal dan dokumen mengenai Cultural Center yang sesuai dengan konsep perancangan untuk

mendapatkan hasil terbaik yang dapat menunjang perencanaan.

c. Studi Banding

Mencari dan menganalisa bangunan yang ada atau yang telah terbangun sesuai dengan fungsi bangunan dan pendekatan bangunan.

2. Metode Analisa

Dalam tahap ini, data-data yang diperoleh di lapangan dikaji sesuai standar literatur yang ada. Proses analisa dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Kuantitatif, yaitu menganalisa dengan proses perhitungan pasti, seperti standar besaran ruang, furniture, dan skala manusia.

b. Kualitatif, yaitu analisa mutu dan kualitas seperti kenyamanan, keamanan, suasana, dan fasilitas yang dibutuhkan.

(24)

3. Metode Penyajian

Pada tahapan ini setelah selesai pengumpulan data dan menganalisa data tersebut, data yang sudah diobservasi kemudian dikemas dalam bentuk laporan, konsep, dan desain.

E. Ruang Lingkup Perancangan

Lingkup pembahasan disesuaikan dengan masalah-masalah lingkup tentang ilmu arsitektur, antara lain :

1. Fungsional, sesuatu yang menekankan kebutuhan ruang dan fungsi ruang yang menekankan dalam perencanaan dan perancangan Buginese Cutural Center.

2. Arsitektural, suatu hal yang menekankan pada konsep perencanaan dan perancangan pusat kebudayaan yang berfokus pada keindahan bangunan, bentuk bangunan, dan fungsi bangunan yang mewadahi

kegiatan-kegiatan kebudayaan.

(25)

Pemprograman

a. Program Fungsi b. Program performansi c. Program Arsitektural

Tapak

Pemilihan Tapak dan Analisa Tapak

Konsep dan Tema

Konsep Curtural dan Tema Arsitektur Moder

F. Skema Pemikiran

Judul

Perancangan Buginese Cultural Center Dengan Pendekatan Arsitektur Modern di Kabupaten Bone

Latar Belakang

a. Perkembangan kebudayaan bugis di Indonesia meningkat.

b. Bugis memiliki beragam kebudayaan.

I c. Banyak kebudayaan bugis yang ada di Kabupaten Bone namun belum N memiliki tempat yang mewadahi kegiatan sebagaimana mestinya.

P Sehingga perlu direncanakan dan perlu didesain sebuah Cultural Center U atau pusat kebudayaan Bugis di Kabupaten Bone Yang berfungsi sebagai T tempat yang menyediakan berbagai pentas seni dan kebudayaan yang

berhubungan dengan kebudayaan Bugis dan ditunjukan untuk masyarakat Kabupaten Bone dan sekitarnya yang berbasis pada lingkungan disekitarnya yang melibatkan infrastruktur bugis sebagai symbol dan budaya arsitektur modern.

Studi Literatur

Tinjauan Pustaka

a. Tinjauan umum b. Tinjauan Arsitektur c. Studi Banding

Survey Lapangan

A N A L

I Isi S

A

Teori dan Analisis Perancangan

Wadah Tampilan

Konsep Perencanaan dan Perancangan

Konsep Perencanaan Site

U Zoning, entrance, pola masa, T bentuk masa, orientasi masa, P sirkulasi masa, ruang luar.

U T

Konsep Perencanaan Bangunan

Ruang dalam, tampilan bangunan dan system

struktur

Gambar Perancangan

Konsep Sistem Utilitas

Pencahayaan, listrik, limbah, sampah

(26)

G. Sistematika Penulisan

Bab I : Pendahuluan, penjelasan tentang gambaran umum tentang latar belakang penulisan, tujuan dan sasaran, metode perancangan, ruang lingkup perancangan, dan sistematika penulisan.

Bab II : Studi pustaka, membahas tentang pusat kebudayaan bugis dengan pendekatan arsitektur modern.

Bab III : Berisi tentang perencanaan dan perancangan dalam suatu metode untuk mengnalisis semua aspek penting yang berhubungan dengan yang akan dirancang yang berhubungan dengan lingkungan dan bangunan seperti analisa tapak, program ruang, tampilan dan bentuk ruang dan pendekatan perancangan yang akan dibuat.

Bab IV : Hasil perancangan yang diaplikasikan pada gambar yang berupa rancangan arsitektur, sirkulasi, eksterior, interior, stuktur bangunan.

Bab V : Kesimpulan pada hasil perancangan.

(27)

BAB II STUDI PUSTAKA

A. Pengertian Cultural Center 1. Secara Etimologi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia KBBI (2012), pusat merupakan salah satu tempat yang letaknya ditengah bangunan, saling berkaitan dengan bangunan lainnya yang menjadi tujuan pokok berbagai urusan. Dalam pengertian lain pusat adalah tempat kordinasi kegiatan-kegiatan yang saling terhubung sehingga menciptakan perkumpulan yang mewadahi suatu kegiatan-kegiatan tertentu.

2. Tinjauan Umum Cultural atau kebudayaan a. Pengertian Cultural atau kebudayaan

Kebudayaan merupakan hasil yang diciptakan oleh manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat. Sesuatu yang menjadi kebiasaan yang tidak dapat diubah.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan merupakan aktivitas manusia dalam menciptakan sesuatu yang bernilai dimata orang lain baik itu berupa keahlian maupun berupa

ide-ide pemikiran.

(28)

b. Pengertian Cultural atau kebudayaan menurut para Ahli

Selain defenisi umum yang telah dibahas diatas, beberapa ahli mengemukakan pendapat mereka mengenai pengertian seni atau kebudayaan, yaitu :

1). Menurut White (1862), mengartikan kebudayaan yaitu mempelajari tingkah laku.

2). Menurut Ensiklopedi Indonesia (1982), mengartikan kebudayaan merupakan istilah untuk menunjukan segala hasil karya dari manusia yang berkaitan erat dengan pengungkapan bentuk.

3). Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia (1990), mengartikan kebudayaan merupakan suatu himpunan keseluruhan dari semua cara manusia berfikir, berperasaan, dan berbuat, serta segala sesuatu yang dimiliki manusia sebagai anggota masyarakat, yang dapat dipelajari suatu generasi ke generasi berikutnya.

4). Menurut Nostrand (1989:51), mengartikan kebudayaan merupakan sikap dan kepercayaan, cara berfikir, berperilaku, dan mengingat bersama oleh anggota komunitas tersebut.

5). Menurut Raymond Williams (1961:16), mengartikan kebudayaan merupakan seluruh kehidupan, materi, intelektual

(29)

3. Tinjauan Umum Arsitektur Modern

a) Sejarah dan Perkembangan Arsitektur Modern

Arsitektur modern merupakan suatu pergerakan perubahan yang diawali pada akhir abad ke-19. Dengan adanya pergeseran dari konstruksi bangunan tradisional menjadi bangunan yang fungsional dengan teknologi baru, dengan adanya konstruksi baja tahan api dan elevator keselamatan. Dengan kemunculan gedung tinggi di awal tahun 1900an yang membawa arsitektur lama dengan dekorasi dan gaya yang bermacam-macam, dengan kebangkitan arsitektur modern yang kekurangan bahan bangunan baja sehingga digantikan dengan bahan baru yaitu aluminium.

b) Pengertian Arsitektur Modern

Arsitektur modern menurut KBBI (2009), merupakan suatu arsitektur yang lahir dengan adanya revolusi industri yang mengedepankan unsur geometris serta penggunaan bahan industrial dengan menggambarkan kemajuan teknologi.

Ciri arsitekur modern merupakan wujud kemajuan terhadap konstruksi dengan memaksimalkan fungsi dengan menghindari banyaknya ornamen dan dekorasi, penerapan garis vertikal dan horizontal, memiliki ruang terbuka, desain simetris, koneksi dengan alam, penggunaan material dan tradisional,

memaksimalkan fungsi ruang.

(30)

B. Klasifikasi Cultural Center dengan pendekatan Arsitektur modern 1. Berdasarkan unsur dan bentuk kebudayaan diklasifikasikan menjadi

beberapa kelompok, yaitu :

Budaya merupakan salah satu cara hidup yang melekat pada sekelompok orang yang diwariskan secara turun temurun, budaya juga merupakan pemikiran dan aktivutas dari sebuah kelompok yang ada pada masyarakat. Dalam sebuah kebudayaan terdapat beberapa unsur- unsur kebudayaan yang membentuk budaya dalam suatu masyarakat, unsur kebudayaan terbagi menjadi beberapa unsur yaitu bahasa pengetahuan, organisasi sisial, peralatan hidup dan teknologi, ekonomi, religi dan kesenian.

2. Tinjauan Klasifikasi Arsitektur Modern

Arsitektur modern merupakan salah satu bangunan yang bergaya karakteristik serupa yang mengutamakan kesederhanaan bentuk dan menghapus segala ornament, karena adanya kemajuan dalam bidang teknologi yang membuat manusia lebih memilih sesuatu yang praktis dan ekonomis.

a) Bentuk bangunan

Arsitektur modern bentuk, fungsi dan konstruksi harus muncul dengan satu kesatuan yang muncul menjadi bentuk yang khusus, bentuk yang geometris yang menampilkan apa adanya.

(31)

dengan fungsi bangunan sehingga menemukan bentuk yang sesuai dan baik.

b) Warna

Pemilihan warna pada umumnya cenderum menggunakan warna yang natural seperti krem, putih dan abu-abu. Karena dengan penggunaan warna bangunan yang dapat menunjang estetika pada bangunan, yang memilki karakter yang dingin dan tidak berlebihan.

c) Komposisi Ruang

Tampilan gaya arsitektur modern yaitu ruang interior bangunan struktur tidak terlihat dan geometri sehingga menampilkan kesan menarik, partisi yang tidak terbatas yang memudahkan pengguna bergerak melalui rute yang ditentukan.

d) Material

Konsep arsitektur modern yaitu gaya arsitektur menganut bentuk mengikuti fungsi, penggunaan material sangatlah penting karena bisa menentukan karakter bangunan misalnya penggunaan kaca, beton, batu bata, penggunaan bahan daur ulang.

e) Bukaan

Dengan penggunaan bukaan-bukaan menghadap utara dan selatan tidak terkena sinar matahari langsung, memiliki bukaan yang cukup dan menghindari penempatan bukaan yang benar-

(32)

benar bersebrangan hal ini mengakibatkan sirkulasi angin kurang bagus.

f) Aspek Lingkungan

Dengan lingkungan disekitar perumahan, Dengan pendekatan arsitektur modern bermaksud menambah hunian yang mampu membuat bangunan yang ramah lingkungan.

C. Jenis Cultural Center

1. Jenis center atau pusat kegiatan

Jenis bangunan Cultural Center di kota Bone ini termasuk dalam bangunan kebudayaan. Seperti yang sudah dijabarkan bahwa pusat merupakan tempat suatu kegiatan yang berhubungan dengan pementasan atau pendidikan tentang kebudayaan daerah bugis berupa pertunjukan dan pameran.

2. Jenis Cultural atau Kebudayaan

Dalam proses pembuatan karya seni, dibagi menjadi 3 (tiga) jenis diantaranya :

a) Kesenian 1) Alat musik

▪ Kecapi

Merupakan salah satu alat musik petik tradisional Sulawesi selatan terkhususnya suku bugis.

(33)

▪ Sinrili

Merupakan suatu alat musik yang menyerupai biola yang dimainkan dengan cara diletakkan depan pemain.

▪ Gendang Musik

Merupakan suatu alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul.

▪ Suling Bambu

Merupakan suatu alat musik yang ditiup dan biasanya digunakan pada acara karnaval atau penjemputan tamu.

2) Seni tari

▪ Tari pelangi

Tarian ini merupakan tarian meminta hujan.

▪ Tari paduppa bosara

Tarian ini merupakan tarian yang menggambarkan bahwa orang bugis jika kedatangan tamu senantiasa menghidangkan bosara, sebagai salah satu tanda kehormatan.

▪ Tari pattennung

Tarian ini merupakan suatu tarian yang menggambarkan seorang penenun benang menjadi kain, yang melambangkan kesabaran dan ketekunan perempuan-

perempuan bugis.

(34)

▪ Tari pajoge dan tari anak masari

Tarian ini merupakan tarian yang biasanya dilakukan oleh calabai (waria), namun tarian ini sulit untuk ditemukan lagi.

b) Teknologi dan peralatan 1) Perahu phinisi

Merupakan salah satu alat tranformasi laut tradisional yang sudah terkenal sejak berabad-abad yang lalu.

2) Sepeda dan bendi

Merupakan suatu koleksi perangkat pertanian tradisional yang digunakan masyarakat bercocok tanam.

3) Koleksi peralatan manempa besi

Merupakan koleksi peralatan yang berupa berbagai jenis senjata tajam baik untuk penggunaan sehari-hari maupun untuk perlengkapan upacara adat.

4) Koleksi peralatan tenun tradisional

Merupakan koleksi peralatan tenun tradisional menggambarkan berbagai jenis corak kain dan pakaian tradisional.

(35)

c) Kuliner Khas Bugis 1) Nasu likku

Merupakan suatu kuliner khas yang palin ternama, jenis makanan ini yaitu pengolahan ayam kampong.

2) Nasu Poppo

Merupakan suatu kuliner khas yang masih dimasak dengan cara tradisional dengan menggunakan tungku bakar.

3) Lawa Bale

Merupakan suatu kuliner khas yang terbuat dari bahan dasar ikan yang diolah.

4) Tumbu

Merupakan suatu kuliner khas yang terbuat bahan dasar beras ketan dan santan yang kemudian dibungkus daun pisang.

5) Bolu Cukke

Merupakan makanan khas yang terbuat dari olahan gula merah dan tepung beras yang dipanggang diatas cetakan.

d) Pendidikan

Dalam pendidikan ini masyarakat difasilitasi dengan kelas kebudayaan sehingga lebih mengenal kebudayaan yang ada

dilingkungan dimana mereka berada.

(36)

e) Oleh-oleh Khas Bugis 1) Sonkok Recca 2) Kerajinan Tangan

3) Perhiasan Dari Manik-Manik 4) Ukiran Khas Bugis

5) Miniatur

6) Sarung Khas Bugis 7) Kain Tenun

8) Pakain Khas Bugis 3. Jenis Arsitektur Modern

Seperti yang kita ketahui selama ini bahwa arsitektur modern merupakan salah satu bangunan yang bergaya karakteristik serupa yang mengutamakan kesederhanaan bentuk dan menghapus segala ornament, karena adanya kemajuan dalam bidang teknologi yang membuat manusia lebih memilih sesuatu yang praktis dan ekonomis.

Ada dua jenis bangunan arsitektur modern yang paling banyak digemari oleh banyak desainer antara lain kontemporer, ekspresionisme, constructivist dan midcentury modern.

D. Konsep Perancangan Dalam Islam

Pusat kebudayaan merupakan suatu wadah atau tempat bagi orang- orang yang menyukai budaya untuk memajukan suatu kebudayaan

(37)

dan kebudayaan dalam islam, yaitu ada dua kelompok yang membahas dan memperdebatkan mengenai tentang seni diperbolehkan atau tidak diperbolehkan, keduanya mempunyai penjelasan yang sangat kuat dengan dibarengi penafsiran tentang seni di dalam Al quran dan As sunah.

1. kelompok yang memperbolehkan

dalil yang menjelaskan diperbolehkannya seni atau kebudayaan dalam islam yaitu:

- QS Al-A’raf Ayat 180

َ َ ه سي ج َ ز ا و ن, ي َ َي ا و ذ َ َ روا َ َ ن ى س َ م َ ا و َ ل ل َ ه ا ا ل َ َ ا ا ل َ حد ف ا َ َ ذ س ا وه ه ف َا َ ء ا

َ َ ى س َ م ا ب ع َ ا ي َ ا و ن ن ا لح

َ ا ع َ مل َ ا ون م ا كا ن َ ا و ا

Artinya :

Dan Allah memiliki Asma'ul-husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebutnya Asma'ul-husna itu dan tinggalkanlah orang- orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah

mereka kerjakan.

(38)

- QS Ar-Ruum Ayat 30 ا ي ت َ ا ب َ د خ ا ل ق الل َ َ َ ه َ َ ذ َ ل ك

َ ه ا ي ل ل َ ل ط َ ر ال ن َ َا

تي ف

َ َالل َ ر ح ن ا ي ' َ ك لل َ د ه وج ا ين

ا َ ق ا م َ َ س

َ ا ع ل َ ه َ َ ال َ ت

ف َ ط

ا

ا عل َ َ م ا و َ َ َ ن َ ن ا َ س َن ا ال َ د' ا ي ل ا ك ث َ َ ر

ال ن َ َا

ا ل َ ق ك َي َ' و ل َ َ

َ م

Artinya :

‘’Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.’’

Seperti yang dijelaskan ayat diatas membahas tentang Asmaul Husna, seperti kita ketahui bahwa dalam Asmaul Husna terdapat kata jalal (maha agung), Jamal (maha indah), seperti kita ketahui seni dan kebudayaan juga mempunyai unsur keagungan dan keindahan.

- Hadist

Salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Abu Daud, yang bersabda sebagai berikut.’’Hiasilah Al quran itu

(39)

tidak melagukan (bacaan) Al-Qur’an.’’[HR. Al Bukhari dan Abu Daud].

(40)

Pada hadis yang dijelaskan menjelaskan bahwa Nabi Muhammad adalah manusia pilihan yang mempunyai kesenangan akan keindahan, dan dalam suatu seni keindahan sangatlah penting.

(Muhammadiyah, 2016)

2. kelompok yang tidak memperbolehkan

Pada zaman umat-umat terdahulu terdapat beberapa tradisi membuat gambar-gambar atau patung orang-orang saleh dikalangan mereka yang meninggal dunia. Dengan itu membuat secara perlahan berubah makna, oleh karena itu gambar dan patung disebut dikuduskan dan kemudian dipertuhankan selain Allah, ditakuti, diharapkan, serta disembah sebagai berhala. Oleh karena itu membuat gambar dan patung (dengan tujuan kesyirikan) akan mendapat dosa besar.

- QS. Nuh Ayat 23 و س َ ر “ ا

َ ن و َ ي ع ا و ق ث

َ ي غ ا و و َ َ ل

و ا َ َ َ ع ا ە

ل ا و َ ل و د َ ت َ ذ

ن

ا َ ل َ ه َ ل

ت َ ذ و ق َ ا ل َ ا و ا َ رن و س ت َ َ ك َ

ر ا م

Artinya :

Dan mereka berkata, “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd,

(41)

س ت َ َ خ و َ د ا َ ك م' ا ن َ ت َ ك ا م س َ ك ن َا َ ك ا و والل َ َ ه َ ج ا م

ا و َ َ ف

ا و ن َ َ ه م ا و ت َا َ ا ت

َ ا َ ل

َ ا ن ج ل ا م ل

ل َ ا ن بي و ج َ' ا م ل م ل - Hadist

Salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Ash, Rasulullah bersabda: Sesungguhnya orang-orang yang membuat lukisan ini akan disiksa di hari kiamat nanti, lalu diperlihatkan kepada mereka,’hidupkan apa yang kalian ciptakan itu.’ (HR.

Bukhari Muslim).

Dalam dalil tersebut sangatlah jelas tentang pelarangan pembuatan patung dan sejenisnya, saat itu keberadaan patung itu dijadikan wajah penyembahan selain Allah SWT dan akan menjadi syirik.

Dibawah akan dijelaskan beberapa ayat tentang pembangunan, yaitu:

(Q.S. An-Nahl : 80)

ظ ا ع َ ن َ ك ا م ا

ع ا ح ا ي ن َ َ ع ا ها َ َ و و ا َ و َ َ م َ و ا و ا و َ م َ ا ق َ ا َ م َ ك ا َ ل َ ا َ ث م ت ا َ ر َ ا و َ با ف َ ها ا ن ا و َ َ ا م

ش َ ا ث ا ى

َ ا ص ر ها Artinya :

Dan Allah menjadikan rumah-rumah bagimu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagimu rumah-rumah (kemah- kemah) dari kulit hewan ternak yang kamu merasa ringan

(42)

kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba,

(43)

bulu unta, dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan kesenangan sampai waktu (tertentu).

(Q.S. Al-Kahf : 21)

يت َ ع ا و ن ب ا ذ ح ق ع ة َ ر ا ي َ وع د ا عل َ َ م ا ر ا ي َ ه و َ ك َ ذ َ ل ك ا ا

َ ن َ ز ا ي َ ه “ ا َ َ ن َ ل ا س

ل ا َو ا َ َ الل َ ه ا وا

ا َ َ َ ن ل َ ي

َ ن ا م ع َ ل ع ا َ ث َ ل َ َ ه ا م

َ ى ا م َ ر ا ع

او ا غ َل َ ب

ل َ َ ال ذ َ

ن ي ا

َ ه َ َ ا م ق َا

َ ه ا م َ م َ ا ر َ ب ع ل

َ َ ه ا م ب َ ا ن َ ي ا ن َ َ ا ع ل َا ي

َ ا ا ب ن ا وا ف ق َ ا ل َ و ا

ا ي َ ه ا م ا َ ا م َ ر ا م ه

مس َ ج د ا ا ي َ ه َ ا م ع ل

ل َ ن ت َ خ ذن

Artinya :

Dan demikian (pula) Kami perlihatkan (manusia) dengan mereka, agar mereka tahu, bahwa janji Allah benar, dan bahwa (kedatangan) hari Kiamat tidak ada keraguan padanya.

Ketika mereka berselisih tentang urusan mereka, maka mereka berkata, “Dirikanlah sebuah bangunan di atas (gua) mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui tentang mereka.”

(44)

Orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata, “Kami pasti akan mendirikan sebuah rumah ibadah di atasnya.”

(45)

(Q.S. Al-A’raaf : 74)

َ ل َ ه ا ص ا و َ ر ا ت ت َ خذ م ا ن ا ا ل ا ر َ َ و ا م َ د „ د َخل َ ك ا م وا ا ذ َ ك َ ر ا و ا ا ذ ق س ه َ ا و ا و ن ض ى عا َ ك

ا م و َ ب

ن ج ل ف َ َ َ ا ع ا َ ا

َ ء ا ا ل ا ر ض م ا فس َ د ا ي ن

ى َ َ َ ل ت

ا ع ث َ ا وا و َ ء ا َ َ ل َ َ الل َ ه

ا و ت َ ا “ ف َا

َ َ ر ا وا ي ك ا ن ا ل َ ج َ ب

ل ا

و ت َ ا ن َ ح ت َ ا و

Artinya :

Dan ingatlah ketika Dia menjadikan kamu khalifah-khalifah setelah kaum ‘Ad dan menempatkan kamu di bumi. Di tempat yang datar kamu dirikan istana-istana dan di bukit- bukit kamu pahat menjadi rumah-rumah. Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu membuat kerusakan di bumi.

(Q.S. Az-Zukhruf : 33)

ة َ ا َ ر„ َ س ق م' ا ن َ م ا ل َ م ا و َ ت َ ه س َ ح دة ل ج ع ا و ن ول َ ا و َ َ َ ل ا َ ا ن م َ ا م ل ب َ ي َ َن ح ن َا َ وا ا ل ن ال ا َ

و َ ف

ا ا ا ك ف َ َ ر ل ر َ َ َ َ ك ن ا م ة

ظ َ ه َ ر ا و َ َ َ ن عل َ ا ي َ ها Artinya :

Dan sekiranya bukan karena menghindarkan manusia menjadi umat yang satu (dalam kekafiran), pastilah sudah

(46)

Kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada (Allah) Yang Maha Pengasih, loteng-loteng rumah mereka dari perak, demikian pula tangga-tangga yang mereka naiki,

(47)

E. Studi Banding

1. Yalova Cultural Center

Gambar 1. Akses Masuk Ke Yalova Cultural Center Sumber : archdaily.com, 1 juni 2021

Yalova Cultural Center di Kota Yalova Turki yang menampilkan desain yang berinspirasi dari dua sisi kota yang saling berlawanan, sisi alami dan sisi industri.

Gambar 2. Dinding Luar Yalova Cultural Center Sumber : archdaily.com, 1 juni 2021

(48)

Gambar 3. Interior Yalova Cultural Center Sumber : archdaily.com, 1 juni 2021

Yalova Cultural Center memiliki konsep yang sangat baik karena dengan bentuk bangunan tersebut Yalova cultural Center pengguna akan lebih menikmati keindahan dalam hal bentuk maupun kenyamanan saat beraktivitas dalam bangunan.

Gambar 4. Eksterior Yalova Cultural Center Sumber : archdaily.com, 1 juni 2021

(49)

2. Taman Werdhy Budaya Art Center Dempasar Bali

Gambar 5. Panggung Kesenian Sumber : Google.com, 1 juni 2021

Pada Pusat Kesenian dan Budaya Taman Werdhi Budaya Art Center Dempasar Bali memilki daya tarik sebagai tempat wisata budaya yang mempersembahkan pertunjukan budaya Bali.

Sesuai fungsinya ini memang khusus dijadikan tempat pegelaran seni budaya serta pusat pengembangan bakat-bakat yang diwarisi turun temurun oleh warga sekitar.

Gambar 6. Panggung Seni Tari Sumber : Google.com, 1 juni 2021

(50)

Gambar 7. Panggung Seni Musik Sumber : Google.com, 1 juni 2021

Taman Werdhi Budaya Art Center Dempasar Bali merupakan tempat berlangsungnya acara rutin tahunan pesta Kesenian Bali (PKB), yang diikuti dari seluruh perwakilan daerah kabupaten di Bali yang menampilkan parade seni dan budaya yang memiliki ciri khas dari setiap kabupaten yang ada di Bali.

Misalnya pertunjukan gamelan, pentas show khas masing-masing kabupaten yang sangat beragam, unik dan memiliki ciri khas masing-masing.

Ada beberapa tempat yang ada di Taman Werdhi Budaya Art Center Dempasar Bali

a) Kawasan Ramai

- Panggung Terbuka Ardha Candra

(51)

- Kalangan Asongan

- Panggung Tertutup Ksirarnawa b) Kawasan Setengah Ramai

- Studio Melukis

- Patung Kumbakarna Karebut - Bale Wantilan

- Bale Gili - Studi Patung

- Gedung Karya Sembrani Occaihcrawa c) Kawasan Tenang

- Bale Pepaosan Smertha Saraswati - Pura Taman Baji

- Perpustakan Widya kusuma - Kalangan Ayodya

3. Taman Ismail Marzuki, Jakarta

Gambar 8. Eksterior Taman Ismail Marzuki Sumber: ms.wikipedia.org/wiki, 1 juni 2021

(52)

Taman Ismail Marzuki yang berfungsi sebagai ruang terbuka hijau, pusat seni kebudayaan dan edukasi yang diharapkan akan menjadikan kembali sebagai ikon baru kota Jakarta. Seni sendiri memiliki beragam bentuk dalam penyajiannya mulai dari seni yang bisa dinikmati dengan pendengaran seperti seni tarik suara, seni musik, dan seni sastra yang hadir dalam puisi maupun pantun. Seni yang memliki bentuk yang dapat dinikmati dengan penglihatan missal seni lukis, seni bangunan, seni gerak beladiri, seni tari. Sementara yang mengkombinasikan keduanya yaitu seni teater, pertunjukan musik, film, wayang.

Gambar 9. Interior Yalova Cultural Center ms.wikipedia.org/wiki, 1 juni 2021

Gambar 10. Ruang Pentas Yalova Cultural Center ms.wikipedia.org/wiki, 1 juni 2021

(53)

Struktur bangunan ini yaitu mempresentasikan teknologi dalam karakter futuristik, struktur dan utilitas merupakan karakter yang paling menonjol.

o Material dari gedung ini dinding kaca menggunakan asahimas clear dan panasap hijau

Gambar 11. Kaca Asahimas Clear ms.wikipedia.org/wiki, 1 juni 2021

o Aluminium frame

Gambar 12. Aluminium Frame ms.wikipedia.org/wiki, 1 juni 2021

(54)

o Spider glass menggunakan system irish

Gambar 13. Spider Glass ms.wikipedia.org/wiki, 1 juni 2021 o Komposit aluminium warna champne metallic

Gambar 14. Komposit Aluminium ms.wikipedia.org/wiki, 1 juni 2021 o Pintu frameless fitting

Gambar 15. Pintu Frameles fitting

(55)

o Bungkus kolom beton precast

Gambar 16. Bungkus Kolom Beton Precast ms.wikipedia.org/wiki, 1 juni 2021 o Atap TECU platina dan TECU zin

Gambar 17. Atap TECU Platina ms.wikipedia.org/wiki, 1 juni 2021

(56)

BAB III

TINJAUAN LOKASI DAN ANALISIS PERENCANAAN A. Penentuan Lokasi dan Tapak

1. Analisis Pemilihan Lokasi a) Keadaan Geografis

Kabupaten Bone merupakan salah satu kabupaten yang letaknya di pesisir timur Provinsi Sulawesi Selatan dan berjarak berkisar 174 km dari kota Makassar. Secara astronomis Kabupaten Bone terletak pada posisi 4°13’ hingga 5°6’ Lintang Selatan (LS) dan antara 119°42’ hingga 120°30’ Bujur Timur (BT), secara geografis dengan batas-batas wilayah :

1) Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Wajo dan Soppeng.

2) Timur : Berbatasan dengan Teluk Bone.

3) Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Sinjai dan Gowa.

4) Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Maros, Pangkep, dan Barru.

(57)

Gambar 18. Peta Administrasi Kabupaten Bone Sumber : Peta Kabupaten Bone.

Luas wilayah Kabupaten Bone sekitar 4.559 km2 atau sekitar 9,78 persen dari luasan Provinsi Sulawesi Selatan. Daerah Kabupaten Bone terbagi menjadi 27 kecamatan dan 372 desa atau kelurahan. Watampone merupakan Ibukota Kabupaten Bone.

b) Keadaan Topografi

Kondisi Topografi Kabupaten Bone pada bagian Timur bertopografi pesisir yang memiliki garis pantai sepanjang 138 km dari arah selatan kearah utara. Sedangkan pada bagian barat dan selatan terdapat pegunungan dan perbukitan yang mempunyai celah berupa aliran sungai, tercatat 194 sungai mengalir di Kabupaten Bone yang telah dimanfaatkan untuk kegiatan aktivitas pertanian setempat. Sungai yang ada dan terpanjang

(58)

adalah sungai Walanae yang bertempat di Kecamatan bontocani, yang mengalir Kabupaten Soppeng hingga Danau Tempe yang ada di Kabupaten Wajo, kemudian mengalir lagi masuk ke Bone sehingga bermuara di Teluk Bone. Panjang sungai Walanae mencapai 60 km khusus di wilayah Kabupaten Bone.

1) Ketinggian Tempat

Kabupaten Bone merupakan salah satu daerah yang terletak pada ketinggian yang berbeda-beda mulai dari 0 meter dari tepi pantai hingga lebih dari 1000 meter dari permukaan laut.

2) Kemiringan Lereng

Kabupaten Bone mempunyai berbagai macam permukaan lahan, mulai dari landai, bergelombang hingga curam. Daerah dengan permukaan landai berada disepanjang pantai dan bagian utara, sedangkan daerah dengan permukaan pada umumnya bergelombang hingga curam terdapat di bagian Barat dan bagian Selatan Kabupaten Bone.

3) Analisis Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi untuk dibangunnya Buginese Cultural Center di Kabupaten Bone, dengan memilih lokasi yang strategis dan sesuai tata ruang dan wilayah (RTRW)

(59)

Gambar 19. Peta RTRW Kabupaten Bone 2011-2031 Sumber: Peta RTRW Kabupaten Bone

Rencana tata ruang dan wilayah Kabupaten Bone tahun 2011-2031 yang mengemukakan tentang kultur dan social budaya, terjadinya proses perkembangan tidak akan lagi kultur budaya dan adat istiadat yang berlaku akan tetapi tergantikan oleh sifat kepentingan sosial ekonomi akan menjadi dominan. Akan tetapi perubahan dan kultur budaya salah satu ciri khas suatu daerah tidak perlu terjadi, jika masyarakat menjaga teguh kultur dan nilai suatu budaya dari turun-temurun dianutnya.

Menurut peraturan daerah Kabupaten Bone nomor 2 tahun 2013 tentang rencana tata ruang dan wilayah Kabupaten Bone tahun 2011-2031 menjelaskan tentang peraturan zonasi

(60)

untuk sistem pusat-pusat kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (3) terdiri atas:

1. Kegiatan yang diperbolehkan sesuai peruntukan meliputi kegiatan pemerintahan kabupaten atau kecamatan, pusat perdagangan skala kabupaten atau kecamatan, pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kegiatan industri pengolahan, kegiatan industri kerajinan dan rumah tangga, pelayanan sistem angkutan umum penumpang regional, kegiatan transportasi laut regional, kegiatan transportasi udara, kegiatan pertahanan dan keamanan negara, kegiatan perikanan, kegiatan pariwisata, dan kegiatan pertanian.

2. Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan selain kegiatan sebagaimana dimaksud nomor pertama yang memenuhi persyaratan teknis dan tidak mengganggu fungsi kawasan perkotaan yang ada disekitarnya.

3. Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi meliputi kegiatan pertambangan, kegiatan industri yang menimbulkan polusi, dan kegiatan lainnya yang tidak sesuai dengan peruntukan kawasan perkotaan di sekitarnya.

(61)

4. Pemanfaatan ruang suatu bangunan gedung dengan intensitas sedang dan tinggi, baik ke arah horizontal maupun ke arah vertikal.

5. Pengembangan suatu kawasan perkotaan sengaja diarahkan sehingga mimiliki kualitas daya dukung lingkungan rendah dan memiliki kualitas pelayanan prasarana dan saran rendah.

6. Penyediaan RTH paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas kawasan perkotaan dan sekitarnya.

Berdasarkan fungsi dan ketentuan yang dijelaskan dalam RTRW Kabupaten Bone maka dipilihlah dua alternatif pemilihan lokasi untuk pembangunan Pusat Seni yaitu Jl. Gor Macannang Watampone, Kelurahan Macannang, Kecamatan Tanete Riattang Barat, dan Jl. Dr Wahidin Sudiro Husodo, Kelurahan Macanang, kecamatan Tanete Riattang Barat

(62)

a. Lokasi Alternatif 1 (Jl. Gor Macannang Watampone, Kel.

Macannang, Kec. Tanete Riattang Barat).

Gambar 20. Peta kecamatan Tanete Riattang Barat Sumber: kecamatan Tanete Riattang Barat Dalam

Angka 2021

Lokasi alternatif pertama berada pada Jl. Gor Macannang Watampone, Kel. Macanang, Kec. Tanete Riattang Barat. Kelurahan Macanang tepatnya Jl. Gor Macannang Watampone merupakan salah satu kelurahan yang berada dalam daerah yang memiliki dataran rendah dan topografi tanah yang datar, lokasi ini berada tidak jauh dari pusat kota kabupaten Bone.

Alasan memilih lokasi pertama ini yaitu Jl. Gor

(63)

Riattang Barat, karena lokasi tersebut sesuai dengan RTRW memiliki letak tidak jauh dari pusat kota Bone dan lokasi tersebut merupakan salah satu daerah pengembangan. Lokasi yang strategis untuk pembangunan Pusat Seni, tingkat kemacetan sedang karena berdekatan dengan Stadion Lapatau Bone yang memiliki aktifitas padat.

b. Lokasi Alternatif II (Jl.Dr Wahidin Sudiro Husodo, Kel.Macanang, kecamatan Tanete Riattang Barat)

Gambar 21. Peta kecamatan Tanete Riattang Barat Sumber: kecamatan Tanete Riattang Barat Dalam

Angka 2021

(64)

Lokasi alternatif kedua berada pada Jl. Dr Wahidin Sudiro Husodo, Kelurahan Macanang, kecamatan Tanete Riattang Barat. Kelurahan Macanang tepatnya Jl. Dr Wahidin Sudiro Husodo merupakan salah satu kelurahan yang berada dalam daerah yang memiliki dataran rendah dan topografi tanah yang datar, lokasi ini berada tidak jauh dari pusat kota kabupaten Bone.

Alasan memilih lokasi pertama ini yaitu Jl. Gor Macannang Watampone, Kelurahan Macannang, Kecamatan Tanete Riattang Barat, karena lokasi tersebut memiliki letak tidak jauh dari pusat kota Bone dan lokasi tersebut merupakan salah satu daerah pengembangan.

Lokasi yang strategis karena karena berada dipinggir jalan raya yang memiliki tingkat kemacetan tinggi yang memiliki aktifitas yang padat kendaraan ataupun aktifitas lainnya.

2. Analisis Pendekatan Lokasi

Setelah melakukan beberapa alternatif lokasi guna untuk perencanaan Pusat Seni di Kabupaten Bone, selanjutnya akan melakukan analisa terhadap lokasi yang yang dipilih untuk

menentukan lokasi yang baik.

(65)

Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menentukan lokasi yang baik dalam hal perencanaan Pusat Kebudayaan di Kabupaten Bone, adalah sebagai berikut:

a. Potensi Lokasi

Dalam pemilihan lokasi harus sesuai dengan rencana tata ruang dan wilayah Kabupaten Bone (RTRW), antara lain:

1) Wilayah berada tahap pengembangan kota.

2) Kondisi lingkungan yang sangat memadai seperti keamanan, kebisingan yang tidak terlalu tinggi, dan kenyamanan yang baik sehingga mendukung fungsi bangunan dan aktivitas yang akan dihasilkan.

3) Sesuai zonasi kawasan.

4) Penyesuaian dengan fasilitas dan infrastruktur yang baik.

5) Penyesuai terhadap sarana dan prasaran yang menunjang kawasan, seperti memfasilitasi bagi pejalan kaki, jalur transportasi dan jalur khusus evakuasi bencana.

b. Potensi Tapak

1) Jalur atau akses yang mudah menuju lokasi tapak, diantaranya menyediakan jaringan jalan yang baik menuju lokasi.

2) Lokasi tapak berada pada lingkungan yang baik.

3) Mempunyai luas yang memungkinkan dan topografi rendah.

4) Keamanan lingkungan yang baik dan aman.

(66)

Setelah melakukan pengamatan potensi tapak maka selanjutnya perlu dilakukan sistem pembobotan pada lokasi yang dipilih guna mempermudah pemilihan lokasi yang baik untuk perencanaan Pusat Seni di Kabupaten Bone.

Salah satu hal yang dilakukan yaitu pembobotan adapun nilai standar pembobotan dalam menentukan lokasi tapak yang baik, antara lain:

Tabel 1. Standar Penilaian Lokasi

No Standar Pembobotan Nilai Bobot

1 Sangat Baik 5

2 Cukup Baik 4

3 Kurang Baik 3

4 Memenuhi 2

5 Kurang Memenuhi 1

Sumber: (Analisa penulisan, 2021)

Setelah melakukan penentuan standar nilai pembobotan, maka selanjutnya pemberian nilai terhadap potensi site yang terpilih sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Lokasi dengan nilai tertinggi maka terpilih sebagai site perencanaan Buginese Cultural Center di

Kabupaten Bone.

(67)

Tabel 2. Standar Pembobotan Lokasi

No

Aspek Penilaian

Pembobotan Jl.Gor

Macannang Watampone

Jl.Dr Wahidin Sudiro

Husodo

1 Aksebilitas 4 5

2 Luas Lahan 5 5

3 Lingkungan 5 4

4 Strategis 5 4

5 Keamanan 4 4

6 Akumulasi 28 27

Sumber: (Analisa Penulisan, 2021)

Berdasarkan analisa yang telah ditentukan, maka ditemukan lokasi yang dipilih yaitu Jl. Gor Macannang Watampone, Kel. Macannang, Kec. Tanete Riattang Barat sebagai lokasi perencanaan Pusat Seni di Kabupaten Bone.

Gambar 22. Lokasi Terpilih Sumber : Google.com/maps, 1 juni 2021

(68)

Lokasi perancangan Pusat Kebudayaan di Kabupaten Bone berada di jalan Gor Macannang Watampone, Kelurahan Macannang, Kecamatan Tanete Riattang Barat. Lokasi ini mudah dicapai karena berdekatan dengan Stadion La Patau Bone yang sering digunakan untuk bertanding dengan tim dari luar Kabupaten Bone. Luas tapak yang memenuhi standar ukuran lahan pembangunan Pusat Kebudayaan yaitu 5 Ha.

- Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

70% x 50.000 m2 = 35.000 m2 (Ruang Terbuka Hijau) 30% x 50.000 m2 = 15.000 m2 (Terbangun)

- Koefisien Lantai Bangunan (KLB) 50.000 m2 x 2 = 100.000 m2

Minimal 3 Lantai

- Garis Sempadan Bangunan (GSB) 8 meter / sesuai lebar jalan

- Garis Sempadan Jalan (GSJ) 15 meter

Adapun batasan-batasan pada site perancangan, yaitu:

- Batas Utara : Pesawahan Masyarakat

- Batas Selatan : Stadion La Patau kabupaten Bone - Batas Timur : GOR Macannang

(69)

Gambar 23. Batasan Site

Sumber : Google.com/maps, 1 juni 2021 3. Analisis SWOT

SWOT merupakan nama lain dari strength, weakness, opportunities, dan threats. SWOT merupakan suatu analisa yang

membahas tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proses perencanaan.

Analisis SWOT pada lokasi perencanaan Cultural Center atau Pusat Kebudayaan dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Strength (kekuatan)

1. Lokasi mudah dijangkau yang berada pada pusat kota berdekatan dengan stadion la patau.

(70)

2. Lokasi yang strategis unruk suatu perencanaan Cultural Center atau Pusat Kebudayaan.

3. Lokasi belum memiliki sarana pusat kegiatan yang menyangkut kesenian khusus.

b. Weakness (kelemahan)

1. Jalan menuju lokasi perlu adanya pelebaran jalan . 2. Lokasi sering terjadi kemacetan.

3. Fasilitas umum kurang memadai seperti fasilitas pejalan kaki, fasilitas khusus sepeda dan perlengkapan jalan.

4. Sekitar lokasi perlu adanya penanaman tanaman hijau.

c. Opportunities (peluang)

1. Dapat mewadahi para seniman untuk mengaplikasikan atau menunjukan kesenian dan kebudayaan yang mereka punya.

2. Dapat membantu meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat.

d. Threats (ancaman)

Penyediaan perlengkapan fasilitas umum jalan pada lokasi belum memadai, seperti tidak tersedianaya rambu-rambu dan zebra cross, yang menyebabkan rawan terjadi kecelakaan disekitaran lokasi perencanaan Buginese Cultural Center.

(71)

4. Anlisis Pengolah Tapak

Analisis pengolahan tapak mempunyai tujuan untuk memaksimalkan fungsi tapak dengan memantau potensi dan permasalahan pada lokasi. Ada beberapa pertimbangan yang digunakan sebagai dasar analisis pengolahan tapak adalah sebagai berikut:

Gambar 24. Kondisi Tapak Sumber: Dokumentasi google Art, 2021 a. Lingkungan

Lingkungan Tapak menganalisis dengan pertimbangan keadaan lingkungan sekitar tapak.

Gambar 25. Kondisi Tapak Sumber: dokumentasi Pribadi, 2021

(72)

b. Topografi

Kondisi tapak memiliki kontur tanah yang rata sehingga dapat mempermudah pada saat perencanaan. Ketinggian tanah memiliki elevasi lebih rendah dari jalan raya, sehingga perlu penambahan ketinggian elevasi tanah supaya terhindar dari banjir. Kondisi tapak sekarang ditumbuhi beberapa pohon dan rumput tinggi yang tidak terurus, sehingga perlu adanya perataan terlebih dahulu.

Kondisi tapak berada pada lingkungan yang dapat dikatakan aktivitas lumayan padat, karena berada pada pusat kota yang tepatnya berada pada daerah sekitaran Stadion Sepak bola, maka perlu adanya perbaikan fasilitas jalan untuk aksebilitas ke lokasi.

Gambar 26. Kondisi Tapak Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021

(73)

c. Analisis Sirkulasi

Pola sirkulasi perlu mempertimbangkan akan atas tercapainya kemudahan dan kelancaran sirkulasi dalam bangunan tersebut. Pola sirkulasi tidak melenceng dari tata masa yang telah ditentukan. Pola sirkulasi dibedakan menjadi dua yaitu pola sirkulasi kendaraan dan sirkulasi pejalan kaki pada kawasan bangunan pusat kebudayaan bugis.

1) Sirkulasi kendaraan

Pengelolahan jalur kendaraan baik bagi pengunjung, pengelola, yang dilakukan dengan cara:

a) Pemanfaatan sistem pengolahan lansekap dalam site yang mampu mengatur jalannya sirkulasi kendaraan dengan melakukan penambahan tanaman yang sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar, dan pemanfaatan material yang membentuk lanskap lainnya. Vegetasi yang ditanam disamping jalan berfungsi baik sebagai penunjuk arah jalan.

b) Pengggunaan fasilitas seperti tempat parkir kendaraan merupakan sala satu hal terpenting dalam menunjang sirkulasi kendaraan. Letaknya berada tidak jauh dari tempat kegiatan atau bangunan dan kontur tanah yang datar sehingga mempermudah sirkulasi parker.

(74)

2) Sirkulasi Pejalan Kaki

Sirkulasi pejalan kaki biasanya bagi pengunjung yang tidak memiliki kendaraan, selain bagi pengunjung ada juga bagi pengelolah maupun pegawai atau yang berkepentingan didalam kawasan Pusat Budaya. Maka perlu adanya sirkulasi yang nyaman untuk pengunjung maupun pengelolah.

a) Analisis View

View dalam tapak kearah selatan merupakan jln.

Gor Macannang sebagai jalan utama menuju lokasi dan merupakan view terbaik. View kearah utara merupakan suatu areah pemukiman atau perumahan warga, view dari timur salah satu view baik karena terdapat Stadion La Patau yang menjadi aikonik kota Bone.

Gambar 27. Analisis View

(75)

b) Analisis Arah Matahari

Kondisi tapak berada didaerah lahan pengembangan, lokasi tersebut masih kurang bangunan tinggi sehingga menyebabkan tapak akan terkena matahari secara langsung dari semua arah. Maka perlu adanya penambahan vegetasi sehingga meminimalisir panas secara langsung yang mnengenai bangunan.

Gambar 28. Analisis Matahari Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021 c) Analisis Pergerakan Angin

Tapak berada pata tahap pengembangan, sehingga analisis arah datangnya angin barat daya maupun angina darat. Maka perlu adanya suatu pereduksi angin, salah satu

pereduksi angina adalah pohon.

(76)

Gambar 29. Analisis Pergerakan Angin Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021 d) Analisis Kebisingan

Dapat kita analisis bahwa tapak berada pada daerah pengembangan, tapak tersebut dekat dengan jalan kabupaten yang merupakan pusat kebisingan yang tinggi, maka diburuhkan sesuatu pereduksi kebisingan terkhusus pada bagian depan fasat bangunan.

Gambar 30. Analisis Kebisingan

(77)

B. Analisis Fungsi dan Kebutuhan Ruang 1. Fungsi Bangunan

Fungsi utama perancangan Cultural Center di Kabupaten Bone yaitu gedung yang digunakan sebagai suatu wadah yang memfasilitasi kegiatan kebudayaan yang sebelumnya kurang terfasilitasi, serta menjadi tempat terlaksananya suatu pelatihan seni dan kebudayaan.

2. Analisis Pengguna dan Aktivitas a. Analisis Pengguna

1) Pengunjung atau Penikmat Kebudayaan

Yaitu ditunjukan untuk semua kalangan usia yang mempunyai minat tinggi kepada kebudayaan.

2) Pengguna atau Pelaku kebudayaan

Yaitu ditunjukan pada seseorang memiliki kesenian yang berupa perorangan maupun kelompok untuk mempertunjukan budaya yang dimilkinya dihadapan pengunjung.

3) Pengelolah a) Staf-Staf

Yaitu mengelolah dan memberikan kenyamanan pada pengunjung yang akan menikmati maupun mementaskan suatu kesenian budaya setempat.

Gambar

Gambar 63. Bata Expost dan grass block  92
Gambar 1. Akses Masuk Ke Yalova Cultural Center  Sumber : archdaily.com, 1 juni 2021
Gambar 3. Interior Yalova Cultural Center  Sumber : archdaily.com, 1 juni 2021
Gambar 5. Panggung Kesenian  Sumber : Google.com, 1 juni 2021
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kedua, pada konteks pertemanan, teman yang amanah lebih dinilai dari karakter teman dibandingkan dari kualitas relasi dengan te - man. Hal ini menunjukkan bahwa relasi antar

Ajarkan kepada pasien dan keluarga : teknik perawatan diri yang meminimalkan konsumsi oksigen, penggunaan  peralatan oksigen selama aktivitase. Ajarkan pengaturan waktu aktivitas

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian protein kasar dengan level yang berbeda dalam ransum perlakuan pada itik jantan tidak berpengaruh nyata (P>0,05)

mapbc file format contains the boundary condition information for the grid.. The first line is an integer corresponding to the num- ber of boundary groups contained in the

Penulis juga mengatakan bahwa pengklasifikasian wakaf menjadi al-waqf al-khairy dan al-waqf al-Ahly baru ada pada masa mazhab sedangkan pada masa Nabi Muhammad SAW

Berdasarkan keterangan tersebut di atas dapat dipahami bahwa penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan mengenai praktik usaha perlombaan burung berkicau

Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

Menghasilkan rancangan Pusat Seni Budaya Minangkabau (Minangkabau Art and Culture Center) di Kabupaten Tanah Datar sebagai kawasan wisata dan edukasi bagi masyarakat serta mewadahi