3. Identifikasi isolat Staphylococcus aureus dengan pengecatan Gram… 38
4. Identifikasi islat Staphylococcus aureus dengan uji biokimia……….. 39
5. Pembuatan suspensi bakteri……… 39
6. Uji sensitivitas isolat Staphylococcus aureus terhadap beberapa antibiotik dengan metode KirbyBauer……… 40
1. Identifikasi isolat Staphylococcus aureus dengan pengecatan Gram.. 58
2. Identifikasi isolat Staphylococcus aureus dengan uji biokimia………. 61
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Struktur dinding sel bakteri Gram positif ……… 6
Gambar 2. Luka pasca operatif……….. 16
Gambar 3. Struktur Oxacillin……… 20
Gambar 4. Struktur Cefotaxim………. 21
Gambar 5. Struktur Imipenem……….. 22
Gambar 6. Struktur Ciprofloxacin……… 25
Gambar 7. Struktur Gentamisin……… 27
Gambar 8. Mekanisme Resistensi Genetik……….. 30
Gambar9. Skema kerja pengambilan sampel, identifikasi, isolasi dan uji sensitivitasStaphylococcus aureus..……… 41
Gambar10. Skema kerja pembiakan bakteri……… 42
Gambar 11. Skema kerja isolasi bakteri………. 42
Gambar 12. Skema kerja pembuatan preparat……… 43
Gambar 13. Skema kerja pengecatan Gram……… 43
Gambar 14. Skema kerja uji koagulase……… 44
Gambar 15. Skema kerja uji manitol salt agar……… 44
Gambar 20. Hasil uji MSA………. 52 Gambar 21. Hasil uji koagulase……… 53 Gambar 22. Hasil uji sensitivitas isolat S. aureus terhadap beberapa
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Surat Keterangan pengambilan sampel di RS Kasih
Ibu Surakarta……….. 70
Lampiran 2. Surat Keterangan pengambilan sampel di RS PKU Muhammadiyah Surakarta..……… 71
Lampiran 3. Data pasien di RS Kasih Ibu dan RS PKU Muhammadiyah Surakarta periode Juli-November………... 72
Lampiran 4. Data hasil isolasi……… 73
Lampiran 5. Data hasil identifikasi……… 74
Lampiran 6. Komposisi Media………...………. 75
Lampiran 7. Komposisi cat Gram………. 78
Lampiran 8. Foto alat-alat……….……… 79
INTISARI
Penyakit infeksi merupakan masalah terbesar di dunia. Staphylococcus aureus merupakan patogen mayor pada manusia. S. aureus bertanggung jawab atas 80% penyakit supuratif pada manusia. Penggunaan antibiotik dalam terapi infeksi masih menjadi pilihan utama. Dewasa ini bakteri telah banyak mengalami resistensi terhadap beberapa antibiotik, salah satunya S. aureus. Terjadinya resistensi membuat pengobatan menjadi semakin sulit, sehingga perlu dilakukan uji sensitivitas rutin untuk memantau perkembangan resistensi yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi, mengidentifikasi dan mengetahui sensitivitas S. aureus yang diisolasi dari pus pasien di Rumah Sakit Kasih Ibu dan PKU Muhammadiyah Surakarta terhadap beberapa antibiotik.
S. aureus diisolasi dari 14 pus / abses appendix, luka paska operasi, luka terinfeksi dan diabetes mellitus dari Rumah Sakit Kasih Ibu dan PKU Muhammadiyah Surakarta. Bakteri pada pus dibiakkan pada media agar darah, kemudian diisolasi pada media Mueller Hinton miring. Isolat diidentifikasi dengan pengecatan Gram, uji koagulase dan uji Manitol Salt Agar (MSA). Sensitivitas isolat S. aureus diketahui dari pengukuran diameter zona hambat dengan uji difusi cakram Kirby bauer terhadap antibiotik imipenem, gentamisin, ciprofloxacin, cefotaxim dan oxacillin.
Hasil uji sensitivitas dari 20 isolat menunjukkan bahwa sensitivitas isolat S. aureus terhadap Imipenem (100%), Gentamisin (70%), Ciprofloxacin (65%), Cefotaxim (40%), Oxacillin (30%). Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa sensitivitas tertinggi isolat S. aureus adalah pada antibiotik Imipenem (100%) dan sensitivitas terendah pada antibiotik Oxacillin (30%).