• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa :Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau di Sekolah Menengah Pertama 11 Padang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa :Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau di Sekolah Menengah Pertama 11 Padang."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK

MENINGKATKAN KESANTUNAN BERBAHASA SISWA

(Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau di Sekolah Menengah Pertama 11 Padang)

TESIS

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pengengembangan Kurikulum

oleh

RAYENDRA

NIM 1101147

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM

SEKOLAH PASCASARAJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MENINGKATKAN KESANTUNAN BERBAHASA SISWA

(Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau di Sekolah Menengah Pertama 11 Padang)

Oleh

Rayendra

S.Pd. Universitas Negeri Padang, 2010

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Megister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pengembangan Kurikulum

© Rayendra. 2012

Universitas Pendidikan Indonesia September 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Dr. Hj. Erliany Syaodih, M. Pd. NIP. 196010151985032001

Pembimbing II

Dr. H. Azis Mahfuddin, M. Pd. NIP. 195206071976031003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa

(Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau di Sekolah Menengah Pertama 11 Padang)

oleh

Rayendra

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman kesantunan berbahasa siswa dan pelaksanaan pembelajaran yang masih menggunakan metode pembelajaran konvensional pada mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kesantunan berbahasa siswa Sekolah Menengah Pertama kelas VIII. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif dan dengan desain nonequivalent-group pretest-posttest design yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari metode role playing untuk meningkatkan kesantunan berbahasa. Sampel pada penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang kelas VIII sebanyak 64 orang yang terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, masing-masing kelas tersebut berjumlah 32 orang. Data yang diperoleh dari hasil tes praktek dengan penilaian dibantu dengan lembar pedoman observasi kesantunan berbahasa. Hasil analisis data menghasilkan temuan bahwa metode pembelajaran role playing efektif dalam meningkatkan kesantunan berbahasa siswa. Hal ini terlihat dari hasil penelitian diperoleh dari nilai rata-rata kelas eksperimen 73,406 dan nilai rata-rata kelas kontrol 62,781. Berdasarkan perhitungan uji Independent Samples Test (t-test) diperoleh t-hitung 5,728 pada taraf kepercayaan α 0,05 sedangkan t-tabel 2,000, sehingga t-hitung > t-tabel. Dengan demikian dapat disimpulkan penerapan metode pembelajaran role playing dapat meningkatkan kesantunan berbahasa siswa pada mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang.

(5)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Effectiveness of Role Playing Learning Method to Improving Linguistic Politeness

(Quasi-Experimental on Budaya Alam Minangkabau Subject at Junior High School 11Padang)

by

Rayendra

ABSTRACT

This research is motivated by the low of understanding and implementation of linguistic politeness students who are still learning to use conventional teaching methods in the Budaya Alam Minangkabau subject. The purpose of this research is to improve students linguistic politeness Junior High School eighth grade. This study uses a quasi-experimental study with a quantitative approach and the design of nonequivalent-group pretest-posttest design that aims to determine the effectiveness of a method of role playing to increase politeness. The samples in this study were junior high school students 11 Padang class VIII as many as 64 people were divided into two groups, the experimental class and the control class, each class totaled 32 people. Data obtained from the results of the assessment practice test assisted with the observation sheet politeness.Results of data analysis produced findings that the role playing learning method is effective in improving students linguistic politeness. This is evident from the results obtained from the average value of the experimental class 73.406 and the average value of the control class 62.781. Based on test calculations Independent Samples Test (t-test) obtained by t-test 5.728 at confidence level α 0.05 while the t-table 2.000, so that t test > t-table.Thus we can conclude the application of learning methods can increase the role playing politeness students on Budaya Alam Minangkabau subject at Junior High School 11 Padang.

(6)

v

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

1. Hakekat Kesantunan Berbahasa ... 10

2. Indikator Kesantunan Berbahasa... 13

3. Karakteristik dan Perkembangan Kebahasaan Remaja ... 18

B. Belajar dan Pembelajaran ... 21

1. Belajar ... 21

2. Pembelajaran ... 26

C. Metode Pembelajaran Role Playing ... 33

1. Tipe-Tipe Metode Pembelajaran Role Playing ... 41

2. Sintaks Metode Pembelajaran Role Playing ... 44

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Role Playing ... 47

D. Kerangka Berfikir... 49

(7)

vi

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Prosedur Penelitian... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67

A. Pembahasan Kegiatan Pembelajaran ... 67

1. Kelas Eksperimen ... 67

2. Kelas Kontrol ... 70

B. Deskripsi Data ... 71

C. Uji Persyaratan ... 80

D. Uji Hipotesis ... 89

E. Pembahasan ... 97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 106

A. Kesimpulan ... 106

B. Saran ... 107

DAFTAR PUSTAKA

(8)

vii

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel, 2.1 Sintaks Metode Role playing ... 44

Tabel, 3.1 Desain Penelitian ... 51

Tabel, 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 53

Tabel, 3.3 Kisi-Kisi Instrumen ... 57

Tabel, 4.1 Statistik deskriptif skor aspek kato mandata ... 72

Tabel, 4.2 Statistik deskriptif skor aspek kato manurun ...74

Tabel, 4.3 Statistik deskriptif skor aspek kato mandaki... 76

Tabel, 4.4 Statistik deskriptif skor aspek kato malereang ... 78

Tabel, 4.5 Statistik deskriptif skor kesantunan berbahasa ... 80

Tabel, 4.6 Uji Normalitas Skor Gain aspek kato mandata ... 81

Tabel, 4.7 Uji Homogenitas Gain aspek kato mandata ... 82

Tabel, 4.8 Uji Normalitas Skor Gain aspek kato manurun ... 83

Tabel, 4.9 Uji Homogenitas Gain aspek kato manurun ...84

Tabel, 4.10 Uji Normalitas Skor Gain aspek kato mandaki ... 84

Tabel, 4.11 Uji Homogenitas Gain aspek kato mandaki ... 85

Tabel, 4.12 Uji Normalitas Skor Gain aspek kato malereang ...86

Tabel, 4.13 Uji Homogenitas Gain aspek kato malereang ...87

Tabel, 4.14 Uji Normalitas Skor Gain kesantunan berbahasa ... 88

Tabel, 4.15 Uji Homogenitas Gain kesantunan berbahasa ... 88

Tabel, 4.16 Uji Hipotesis Gain aspek kato mandata ... 89

Tabel, 4.17 Uji Hipotesis Gain aspek kato manurun ... 91

Tabel, 4.18 Uji Hipotesis Gain aspek kato mandaki ... 92

Tabel, 4.19 Uji Hipotesis Gain aspek kato malereang ... 94

(9)

1

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan berfungsi untuk memberdayakan potensi manusia dalam

proses pembentukan karakter bangsa sehingga dapat menjadikan manusia

yang memiliki jati diri sebagai ciri suatu bangsa. Selain itu pendidikan

memiliki fungsi untuk mengembangkan serta melestarikan nilai-nilai budaya

yang bersifat positif sehingga terbentuk kehidupan masyarakat yang damai.

Pendidikan pada dasarnya mengarahkan perubahan ke arah yang lebih positif.

Untuk itu diperlukan pola pendidikan yang sistematis, penyelenggaraan

pendidikan yang benar dan terorganisir sehingga tercipta perubahan ke arah

kehidupan yang lebih kompetitif dan inovatif.

Perencanaan dalam bidang pendidikan yang disebut dengan kurikulum

telah menjadi ketetapan pemerintah dalam usaha meningkatkan mutu

pendidikan. Perubahan yang dialami kurikulum sejak dahulu adalah untuk

perbaikan penyesuaian kebutuhan masyarakat dan pembentukan manusia

yang lebih baik. Pada prinsipnya kurikulum dikembangkan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk

mencapai tujuan nasional dan tujuan lokal untuk menyesuaiankan dengan

kekhasan, kondisi, dan potensi daerah, satuan pendidikan serta kebutuhan

siswa. Kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk menyesuaikan

program pendidikan dengan kebutuhan dan efektifitas potensi daerah.

Sejalan dengan kebijakan KTSP maka muatan lokal merupakan bagian

struktural kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pada

hakikatnya kurikulum muatan lokal merupakan perwujudan dari pasal 38 ayat

1 UU Sisdiknas yang berbunyi “Pelaksanaan kegiatan pendidikan didasarkan

(10)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas suatu pendidikan”. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

menyatakan bahwa wewenang pemerintah daerah dalam penyelenggaraan

pendidikan di daerah menjadi semakin besar. Perwujudannya dilakukan

dengan memberi kewenangan kepada setiap satuan pendidikan. Hal ini

terlihatr jelas pada kurikulum muatan lokal memiliki peranan dalam

mengimbangi kelemahan yang terdapat pada efektifitas kurikulum sentralistik

dengan tujuannya agar siswa lebih mengenal keadaan lingkungannya serta

mampu melestarikan budaya daerah dan mengembangkan potensi sumber

daya alam guna mendukung pembangunan nasional sehingga siswa tidak

terlepas dari aturan budaya yang dimiliki daerahnya. Kedua undang-undang

tersebut menandai sistem baru dalam penyelenggaraan pendidikan dari

kecendrungan sistem sentralistik menjadi sistem desentralistik.

Berhubungan dengan hal tersebut Dinas Pendidikan Nasional Sumatera

Barat telah merancang kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan daerah yang

disebut kurikulum muatan lokal. Penerapan muatan lokal salah satunya

dilaksanakan dalam mata pelajaran Budaya Alam Mianngkabau (BAM). Mata

pelajaran ini bertujuan untuk pelestarian budaya Minangkabau sedini

mungkin dengan berbagai cara. Selain itu, tujuan pembelajaran ini adalah

agar siswa mengenal, memahami, menghayati, dan mengapresiasi dan

menerapkan nilai-nilai budaya Minangkabau dalam kehidupan sehari-hari

(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kantor Wilayah Provinsi Sumatera

Barat, 1994).

Kurikulum ini telah diterapkan sejak tahun 1995 di tingkat Sekolah Dasar

dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Penerapan mata pelajaran Budaya

Alam Minangkabau diperkuat oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

yang bertujuan untuk memberikan kewenangan bagi daerah dalam

(11)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berdasarkan keinginan masyarakat tersebut. Adapun fungsi mata pelajaran

Budaya Alam Minangkabau yang diterapkan dalam kurikulum muatan lokal

adalah untuk;

1. memberikan pengetahuan dasar terhadap siswa tentang BAM sebagai

bagian dari kebudayaan nasional,

2. memupuk dan menumbuhkan rasa cinta dan penghargaan terhadap alam

Minangkabau dalam rangka memupuk rasa cinta terhadap kebudayaan

nasional;

3. mendorong siswa agar menghayati dan menerapkan nilai-nilai BAM

yang relevan dalam kehidupannya;

4. memberikan dorongan kepada siswa untuk menggali, melestarikan, dan

mengembangkan BAM dalam rangka memupuk dan mengembangkan

budaya nasional.

Dalam ruang lingkup pembelajaran Budaya Alam Minangkau, muatan

materi tentang bahasa merupakan bagian dari budaya itu sendiri. Penjabaran

dari kato nan ampek merupakan salah satu perwujudan dalam memberikan

pemahaman budaya dengan tujuan akhir pembentukan karakter atau pribadi

yang santun dalam bertutur kepada siswa yang dipelajari pada mata pelajaran

Budaya Alam Minangkabau. Secara sederhana kato dapat diartikan sebagai

sebuah tata aturan dalam berkomunikasi antar sesama komunikator yang

dikenal dengan istilah kato nan ampek. Ada empat kategori kesantunan yang

dipakai dalam bahasa Minangkabau. Pertama, kato mandaki; tatakrama

bertutur kepada orang yang lebih tua. Kedua, kato malereang; tatakrama

bertutur kepada orang yang disegani. Ketiga, kato mandata; tatakrama

bertutur kepada teman sebaya. Keempat, kato manurun; tatakrama kepada

orang lebih muda. Pelestarian kesantunan dalam berbahasa ini tentunya

memberikan sumbangan positif terhadap pembangunan karakter di masa

(12)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

komunikasi antar sesama manusia, juga sebagai tatakrama berkomunikasi

dalam kehidupan bermasyarakat Minangkabau.

Dewasa ini remaja Minangkabau sebagai generasi terpelajar tidak

mampu bertutur secara baik sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku

dalam kebudayaan yang mengikat. Merosotnya nilai-nilai normatif budaya

Minangkabu dalam pribadi orang Minangkabau dapat dilihat dari bahasa

Minangkabau yang dipakai saat ini. Untuk berkomunikasi sesama orang

Minangkabau, jarang atau bahkan bisa dikatakan tidak lagi ditemukan tata

berbahasa menurut tingkatan usia dan kedudukan seseorang. Bahasa

Minangkabau tidak lagi berada pada posisi aturan adat Minangkabau,

meskipun dilihat dari pada tataran usia yang berbeda. Lunturnya etika dalam

berkomunikasi pada remaja Minangkabau diantaranya dipengaruhi oleh arus

modernisasi yang sedang berkembang di tengah masyarakat, kondisi

masyarakat Minangkabau yang mulai heterogen, yang berimbas pada

penggunaan bermacam-macam bahasa tanpa terkecuali penduduk asli daerah.

Sejauh ini masyarakat mulai mengabaikan aturan berbahasa Minangkabau

dalam berkomunikasi. Seseorang berkomunikasi hanya sebatas penyampaian

informasi dengan gaya bahasa yang enak didengar sehingga komunikasi

berjalan lancar tanpa mempertimbangkan aspek kaidah kesantunan berbahasa

tersebut serta ketepatan bahasa yang digunakan. Terabainya kondisi aturan

kebahasaan Minangkabau dalam berkomunikasi akan mempengaruhi pola

berbahasa masyarakat bahkan akan mengancam eksistensi bahasa daerah.

Kondisi seperti ini telah menjadi realita masyarakat Minangkabau dalam

komunikasi khususnya pada remaja. Masih jarangnya tuturan implisit yang

digunakan dalam berkomunikasi karena bisa dianggap saja tidak efektif dan

sudah jauh pada nilai kesantunan berbahasa. Dalam tatanan berbahasa

(13)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Errington (1984:45) mengatakan bahwa masyarakat Minangkabau tidak terus

terang. Maksudnya, dalam melakukan interaksi atau berkomunikasi, seorang

Minangkabau cenderung memilih ujaran-ujaran yang sifatnya implisit. Hal ini

berdampak pada jarangnya pemakaian dan kecendrungan mitra tutur salah

mengartikan dan tidak memahami tuturan implisit. Selain itu, tuturan implisit

yang cenderung dianggap ambigu dan berpotensi memiliki makna ganda atau

multiple.

Secara keseluruhan, perkembanagan tatanan berbahasa yang terjadi di

lingkungan masyarakat Minangkabau telah terjadi beberapa ketimpangan,

seperti bertutur kasar pada teman sebaya, saudara, guru, dan pada orang tua.

Hal ini jika dibiarkan akan menyebabkan hilangnya budaya Minangkabau

dikalangan remaja dalam hal kesantunan berbahasa.

Hilangnya kesantunan dan rasa hormat dalam berkomunikasi

menandakan masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa ibu, dimana bahsa

ibu merupakan tolak ukur tingginya harkat dan martabat suatu bangsa. Oleh

karena itu, perubahan dalam hal menjunjung kembali nilai kesantunan

berbahasa perlu dilaksanakan. Peningkatan peran ‘ninik mamak’ dan orang

tua kepada anak dalam hal mengawasi dalam mendapatkan informasi baru

sampai kepada memilih acara yang patut ditonton oleh anak, serta

membiasakan bertutur yang santun dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan

masyarakat. Selain itu, institusi pendidikan harus memberikan penekanan

terhadap aspek kesantunan berbahasa dalam proses pembelajaran secara

terpada dan kolektif.

Nilai-nilai kesantunan berbahasa Minangkabau yang dipelajari di tingkat

Sekolah Menengah Pertama pada mata pelajaran Budaya Alam Minagkabau

yaitu ‘kato nan ampek’. Budaya Alam Minangkabau berfungsi sebagai

(14)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sendiri di kalangan siswa sehingga siswa dapat diterima masyarakat salah

satunya dalam berbahasa santun. Namun pada kenyataannya yang terjadi di

lingkungan remaja Minangkabau khususnya siswa sekolah menengah

mengalami degradasi dalam santun berkomunikasi. Hal ini terlihat dari

adanya kontradiktif terhadap apa yang seharusnya menjadi pegangan siswa.

Dengan hasil belajar yang tinggi tentu pencapaian tujuan pembelajaran

akan terefleksi dalam kehidupan siswa itu sendiri. Banyak faktor yang

menjadi kendala dari pencapaian tujuan pembelajaran ‘kato nan ampek’ pada

mata pelajaran Budaya Alam Minankabau, mulai dari siswa, orang tua,

sekolah, dan masyarakat sampai pada kondisi pembelajaran ‘kato nan ampek’

itu sendiri. Pembelajaran ‘kato nan ampek’ bukan hanya sekedar menuntut

siswa mampu berkomunikasi verbal tetapi siswa memahami nilai-nilai yang

terkandung dalam bertutur. Untuk itu proses pembelajaran perlu dikaji ulang

demi ketercapaian tujuan pembelajaran. Dalam hal ini guru harus mampu

menyajikan metode yang inovatif serta mampu merefleksikan nilai tau sikap

yang dipelajari. Penerapan metode yang tepat akan membentuk proses

pembelajaran efektif dan bermakna. Dengan demikian, metode yang paling

tepat digunakan dalam menjawab permasalahan kesantunan berbahasa siswa

pada mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau yaitu metode role playing

atau bermain peran.

Metode role playing adalah metode yang menyajikan konsep

pembelajaran dengan memberikan keleluasaan pada siswa dalam memainkan

peran berdasarkan topik tertentu. Topik yang diberikan sesuai dengan

permasalahan dalam kehidupan siswa serta menjelaskan dan mengkaikatkan

bagaimana nilai yang ada dalam diri siswa dapat menentukan tingkah laku

serta menumbuhkan kesadaran siswa terhadap nilai-nilai moral. Dengan

(15)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

nilai yang terjadi saat siswa berinteraksi dengan dunia luar, sehingga

menumbuhkan nilai yang ada dalam diri siswa. Dengan demikian, penerapan

metode role playing akan memberikan ruang bagi siswa untuk

mengekspresikan sikap dan tata bahasa yang dipakai dalam kehidupan

sehari-hari melalui bermain peran.

Pada prinsipnya metode pembelajaran bermain peran ini memberikan

kesempatan siswa untuk mengeksplorasikan diri dengan memainkan peran

dalam kelas. Dalam pembelajaran metode pembelajaran role palying

diharapkan siswa dapat menerapkan tata bahasa Minangkabau yang

digunakan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, bentuk kesantunan

berbahasa dalam lingkungan siswa yang mulai pudar akan dihidupkan lagi

dengan adanya pembelajaran bermain peran yang dilakukan secara

terus-menerus. Metode pembelajaran role playing yang diterapkan kepada siswa

tentunya akan memberikan pembiasaan bagaimana siswa memahami bertutur

layaknya yang tersirat dalam ‘kato nan ampek’ sebagai bentuk kesantunan

berbahasa Minangkabau. Dengan demikian metode pembelajaran role playing

akan membantu siswa membangun kesantunan berbahasa baik aspek

kebahasaan maupun aspek non kebahasaaan dengan memainkan peran di

dalam kelas.

Dengan menerapkan metode role playing diharapkan siswa lebih dapat

memahami kesantunan berbahasa dengan peranan yang diperankan siswa.

Selain itu, siswa akan lebih mampu memahami konsep kesantunan berbahasa

‘kato nan ampek’ dengan memposisikan penggunaan bahasa yang sesuai

dengan lawan bicara, pembentukan mimik, intonasi suara, dan mampu

memahami perasaan orang lain. Penggunaan metode ini dalam proses

pembelajaran agar mempermudah ketercapaian tujuan pembelajaran.

(16)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam suatu penelitian dengan judul “Efektivitas metode pembelajaran role playing untuk meningkatkan kesantunan berbahasa siswa”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana efektifitas metode

pembelajaran role playing untuk meningkatkan kesantunan berbahasa siswa

pada mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau di kelas VIII Sekolah

Menengah Pertama Negeri 11 Padang?”. Adapun rumusan masalah

dijabarkan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah metode pembelajaran role playing efektif meningkatkan

kesantunan berbahasa siswa aspek kato mandata di Sekolah Menengah

Pertama 11 Padang?

2. Apakah metode pembelajaran role playing efektif meningkatkan

kesantunan berbahasa siswa aspek kato manurun di Sekolah Menengah

Pertama 11 Padang?

3. Apakah metode pembelajaran role playing efektif meningkatkan

kesantunan berbahasa siswa aspek kato mandaki di Sekolah Menengah

Pertama 11 Padang?

4. Apakah metode pembelajaran role playing efektif meningkatkan

kesantunan berbahasa siswa aspek kato malereang di Sekolah Menengah

Pertama 11 Padang?

5. Apakah metode pembelajaran role playing efektif meningkatkan

kesantunan berbahasa siswa di Sekolah Menengah Pertama 11 Padang?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis adalah untuk

memperoleh gambaran komprehensif efektivitas metode pembelajaran role

(17)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Budaya Alam Minangkabau di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11

Padang. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini dijabarkan

sebagai berikut:

1. Memperoleh gambaran komprehensif efektivitas metode role playing

untuk meningkatkan kesantunan siswa aspek kato mandata di Sekolah

Menengah Pertama Negeri 11 Padang.

2. Memperoleh gambaran komprehensif efektivitas metode role playing

untuk meningkatkan kesantunan siswa aspek kato manurun di Sekolah

Menengah Pertama Negeri 11 Padang.

3. Memperoleh gambaran komprehensif efektivitas metode role playing

untuk meningkatkan kesantunan siswa aspek kato mandaki di Sekolah

Menengah Pertama Negeri 11 Padang.

4. Memperoleh gambaran komprehensif efektivitas metode role playing

untuk meningkatkan kesantunan siswa aspek kato malereang di Sekolah

Menengah Pertama Negeri 11 Padang.

5. Memperoleh gambaran komprehensif efektivitas metode role playing

untuk meningkatkan kesantunan siswa di Sekolah Menengah Pertama

Negeri 11 Padang.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan tentu harus memberikan manfaat baik bagi

peneliti maupun objek yang ditelitinya. Dengan metode role playing tersebut

diharapkan akan bermanfaat dan berguna baik secara praktis dan teoretis bagi

yang terlibat langsung didalamnya. Manfaat yang terdapat dari penelitian ini

sebagai berikut.

(18)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Untuk mengkaji konsep pembelajaran role playing yang berpengaruh

terhadap kesantunan berbahasa siswa dalam aspek kato mandata,

kato manurun, kato mandaki, dan kato malereang.

2. Manfaat praktis

a. Sebagai alternatif acuan dalam proses pembelajaran di Sekolah

Menengah Pertama

b. Mengetahui sejauh mana keterlibatan siswa dalam proses

pembelajaran.

c. Membantu guru dalam mengembangkan kesantunan berbahasa siswa

sebagai upaya untuk memperbaiki proses belajar mengajar di Sekolah

(19)

51

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

eksperimen. Metode ini memberikan manfaat untuk menentukan bagaimana

dan mengapa suatu kondisi terjadi dengan mengadakan kegiatan percobaan

untuk melihat hasil yang sesuai dengan perencanaan. Dalam penelitian ini

bermaksud untuk mengatahui metode pembelajaran mana yang lebih efektif

guna meningkatkan kesantunan berbahasa siswa dalam proses pembelajaran

Budaya Alam Minangkabau. Hal ini dapat diketahui dengan membandingkan

antara kedua metode pembelajaran role playing dengan metode pembelajaran

yang diterapkan saat ini oleh guru di sekolah selanjutnya melihat dampak

terhadap kesantunan berbahasa siswa. Adapun penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif. Maknanya adalah bahwa data-data dikemukakan

dengan angka-angka untuk menggambarkan keadaan yang diteliti dalam

suatu bentuk hasil penelitian.

B. Desain Penelitian

Jenis desain dalam penelitian eksperimen kuasi ini berbentuk

nonequivalent (pretest-posttest) control group design. Desain penelitian

nonequivalent (pretest-posttest) control group design sangat cocok dengan

metode eksperimen kuasi karena dalam pengambilan kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol tidak dengan melakukan random assigment. Adapun

bentuk dari desain tersebut dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3. 1

Desain Penelitian

(20)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O1 - O2

Keterangan:

X : perlakuan dengan menerapkan metode pembelajaran role playing

- : perlakuan dengan menerapkan metode pembelajaran saat ini

O1: tes sebelum perlakuan

O2: tes setelah perlakuan

Berdasarkan desain penelitian yang digunakan, maka di bawah ini

merupakan tahapan-tahapan penelitian tergambar sebagai berikut:

1. Tahap pertama, pada tahap ini yang dilakukan adalah menetapkan

kelompok mana yang akan dijadikan kelompok eksperimen dan

kelompok mana yang akan dijadikan kelompok kontrol. Kelompok

ekspemerimen menerapkan metode pembelajaran role playing, sedangkan

pada kelompok kontrol menerapkan metode pembelajaran konvensional.

2. Tahap kedua, tahap ini memberikan pretest untuk kedua kelompok, yakni

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan tujuan untuk

mengetahui kemampuan awal dari kedua kelompok sebulum diberikan

perlakuan.

3. Tahap ketiga, tahap ini adalah memberikan perlakuan tiga kali pertemuan

terhadap kelompok eksperimen dengan menerapkan metode pembelajaran

role playing, sedangkan kelompok kontrol menerapkan metode

konvensional.

4. Tahap keempat, tahap terkahir memberikan posttest untuk kedua

kelompok, dengan tujuan untuk melihat sejauh mana kesantunan

berbahasa yang diperoleh siswa setelah diberikan perlakuan.

(21)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lokasi penelitian ini bertempat di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11

Padang Sumatera Barat.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sebagai fakta yang akan diteliti, maka dalam penelitian ini

melibatkan populasi berdasarkan lokasi penelitian. Dari populasi inilah

selanjutnya akan mendapatkan data serta keterangan yang dapat

dijadikan sebagai informasi jawaban terhadap permasalahan penelitian.

Sesuai dengan batasan penelitian ini yang terkait dengan kesantunan

berbahasa siswa pada mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau yang

diujicobakan metode role playing maka akan jadi populasi dalam

penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII yang belajar mata pelajaran

Budaya Alam Minangkabau di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11

Padang.

Tabel 3. 2

Populasi dan Sampel Penelitian

No Kelas Perlakuan Jumlah Siswa (orang)

1 VIII A - 28

2 VIII B Eksperimen 32

3 VIII C - 29

4 VIII D - 31

(22)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6 VIII F - 33

7 VIII G Kontrol 32

Jumlah 215

Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 11 Padang

2. Sampel

Dalam penentuan sampel penelitian untuk mendapatkan kelompok

siswa yang akan diujicobakan metode pembelajaran, dimana pada

Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang menunjukkan perlakuan

yang seimbang terhadap prestasi siswa dan keadaan siswa selain itu

sekolah ini tidak memiliki kelas unggulan, maka teknik pengambilan

sampel yang dilakukan adalah teknik purposive sampling. Dengan

menggunakan teknik ini sampelnya yang representatif. Oleh karena itu,

diperoleh dua kelas yang nantinya sebagai kelas eksperimen dan kelas

kontrol, maka kelas VIII B sebagai kelas eksperimen yang menerapkan

metode pembelajaran role playing dan kelas VIII G sebagai kelas kontrol

yang menerapkan metode pembelajaran saat ini digunakan. Kelas

pertama dijadikan sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 32

orang dan kelas kedua dijadikan sebagai kelas kontrol dengan jumlah

siswa 32 orang sehingga jumlah siswa menjadi objek penelitian sebanyak

64 orang siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data dan Pengembangan Instrumen

(23)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data mengenai

kesantunan berbahasa siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan

dengan menggunakan metode pembelajaran role playing. Untuk

mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah

sekumpulan indikator variabel penelitian untuk mengukur kesantunan

berbahasa siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

a. Tes

Tes pada penelitian ini dalam bentuk tes praktek yang akan

diberikan pada pretest dan posttest. Data untuk melihat kemampuan

awal siswa mengenai kesantunan berbahasa sebelum perlakuan

diperoleh peneliti dengan memberikan pretest sedangkan mengenai

data kesantunan berbahasa siswa setelah perlakuan diberikan posttest.

Alat tes yang dikembangkan oleh peneliti adalah berupa tes praktek

yang penilaiannya berdasarkan indikator kesantunan berbahasa dengan

bebantuan pedoman observasi. Pedoman observasi tersebut digunakan

untuk memfokuskan pengamat melakukan penilaian tes praktek

terhadap aspek-aspek kesantunan berbahasa. Lembar observasi praktek

yang telah tersusun kemudian divalidasi dengan cara meminta para ahli

(judgment expert) kedua dosen pembimbing dan seorang dosen dari

Sumatera Barat.

2. Observasi

Observasi merupakan kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu

objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Bentuk observasi yang

dilaksanakan adalah observasi nonpartisipan. Dalam bentuk instrumen

observasi yang dilakukan termasuk dalam observasi terstruktur karena

telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan

(24)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan apa yang telah dirancang tanpa menghilangkan atau mengurangi

komponen utama dari pemebelajaran role playing sendiri.

Pada pedoman bentuk observasi yang digunakan dalam penelitian

ini dirancang berdasarkan langkah-langkah proses pembelajaran yang

tercantum dalam RPP. Interpretasi untuk data oberservasi adalah:

kriteria nilai 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), dan 1 (kurang).

3. Pengembangan Instrumen

a. Defenisi Operasional

1) Metode Pembelajaran Role Playing

Metode pembelajaran role playing atau bermain peran

merupakan metode untuk menghadirkan peran yang ada dalam dunia

nyata ke dalam suatu pertunjukan peran di dalam kelas yang

kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan

penilaian terhadap peran tersebut. Pada dasarnya metode ini lebih

menekankan pada masalah yang diangkat dalam suatu pertunjukan

dalam kelas bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan

permainan peran. Dalam pembelajaran ini siswa dapat

mengeksplorasikan masalah-masalah yang terhubung antar sesama

manusia dengan cara memainkan peran dalam situasi permasalahan

kemudian mendiskusikan peraturan-peraturan. Siswa juga bisa

mengungkapkan perasaan, tingkah laku, nilai-nilai, dan strategi

pemecahan masalah secara bersama-sama.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan metode

pembelajaran role playing adalah suatu bentuk metode pembelajaran

yang memberikan ruang bagi siswa untuk menginterpretasikan

(25)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mampu untuk dapat menyerap nilai-nilai yang terkandung dalam

peran tersebut.

2) Kesantunan Berbahasa

Kesantunan berbahasa diartikan sebagai tatanan berbahasa yang

mengacu pada penggunaan bahasa yang halus, beradab, sopan,

lemah lembut serta tidak menyinggung perasaan pendengar atau

mitra tutur. Lakoff (Eelen, 2001:21) mendefenisikan kesantunan

sebagai suatu hubungan interpersonal yang membuat sedemikian

rupa untuk memfasilitasi interaksi dengan meminimalkan atau

mencegah terjadinya konflik dan pertentangan dalam interaksi.

Tentunya dengan bahasa yang ramah, halus, dan sopan akan

menghindari terjadinya pertentangan yang disebabkan penggunaan

tutur bahasa yang tidak tepat. Kesantunan berbahasa akan lebih

banyak dipengaruhi oleh budaya daerah setempat, Yule (1996:60)

mengemukakan bahwa tidak mungkin ada konsep yang paten

mengenai kesantunan dan etika dalam suatu budaya, karena setiap

bahasa yang berbeda akan mencerminkan budaya yang berbeda.

Dengan demikian suatu budaya akan mempersepsikan kesantunan

berbahasa secara berbeda pula. Dalam masyarakat budaya

Minangkabau kesantunan berbahasa dikenal dengan tatanan kato nan

ampek.

Dalam penelitian ini kesantunan berbahasa adalah suatu bentuk

aturan atau norma dalam bertutur yang berlaku dalam masyarakat

Minangkabau mencakup aspek kato mandata, kato manurun, kato

mandaki, dan kato malereang yang bertujuan untuk menjadikan

interaksi interpersonal masyarakat setempat terjalin harmonis.

(26)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Mata Pelajaran : Budaya Alam Minangkabau

Standar Kompetensi : Mengenal, memahami, dan menghayati adat Minangkabau, falsafah, bahasa, dan sastra Minangkabau serta mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

disertai ekspresi wajah yang menyenangkan

Kato mandata Praktek 1,2,3,4,5, 6,7,8

8

 Penuturan dengan

intonasi rendah

 Penuturan bahasa

Kato manurun Praktek 1,2,3,4,5, 6,7,8

(27)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu disertai ekspresi wajah

yang menyenangkan

ganti wak den atau awak den atau wak den untuk orang pertama atau sebut nama sendiri. Awak ang atau wak ang untuk orang kedua laki-laki. Awak kau atau wak kau

untuk orang kedua

perempuan atau adiak. Wak nyo atau awak nyo untuk orang ketiga

 Penuturan dengan

intonasi rendah

 Penuturan bahasa

disertai ekspresi wajah yang menyenangkan

 Memperhatikan

lawan bicara

 Sikap tubuh yang

menunjukkan rasa

hormat terhadap lawan bicara

kehormatan untuk orang yang lebih tua: mamak, inyiak, uda, tuan, etek, amai, atau uni serta baliau untuk orang ketiga

Kato mandaki Praktek 1,2,3,4,5, 6,7,8

(28)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Penuturan dengan

intonasi rendah

 Penuturan bahasa

disertai ekspresi wajah yang menyenangkan

 Memperhatikan

lawan bicara

 Sikap tubuh yang

menunjukkan rasa

hormat terhadap lawan bicara yang diberikan keluarga

untuk orang kedua,

baliau untuk orang ketiga

Kato malereang Praktek 1,2,3,4,5, 6,7,8

8

Jumlah 32

c. Pengujian Instrumen

1. Pengujian Validitas

Sebelum peneliti menggunakan tes, hendaknya peneliti

mengukur terlebih dahulu derajat validitasnya berdasarkan kriteria

tertentuValiditas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen yang valid

apabila mempunyai validitas yang tinggi. Oleh sebab itu instrumen

tes pembelajaran kesantunan berbahasa dengan menggunakan

pembelajaran role playing ini disusun berdasarkan indikator

tersebut. Validitas suatu tes erat kaitannya dengan tujuan

(29)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

informasi yang sesuai dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan

tertentu, maka tes itu valid untuk tujuan tersebut.

Untuk pengolahan validitas tes bentuk praktek, peneliti

menggunakan uji korelasi teknik korelasi product moment yang

dikemukakan oleh Pearson. Koefesien korelasi selalu terdapat antara

-1,00 sampai +1,00. Apabila koefesiennya negatif menunjukkan

hubungan kebalikan, sedangkan koefesien positif menunjukkan

adanya kesejajaran. Adapun rumus untuk menguji validitas yang

digunakan adalah sebagai berikut :

rxy =

N∑XY – (∑X)(∑Y)

√{N∑X2– (∑X)2} {N∑Y2– (∑Y)2}

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi yang di cari

∑XY : Hasil kali skor X dan Y untuk setiap responden

∑Y : Skor responden

∑X : Skor item tes

(∑X2) : Kuadrat skor item tes

(∑Y2) : Kuadrat responden

Berikut ini merupakan interpretasi mengenai besarnya koefesien

korelasi:

- Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi

- Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi

- Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup tinggi

(30)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Antara 0,000 sampai dengan 0,200 : sangat rendah ( Zaenal

Arifin, 2009:257)

Setelah diuji validitasnya kemudian diuji tingkat signifikannya

dengan rumus :

r : Koefisien korelasi

n : Jumlah banyak subjek

Berdasarkan uji validasi dengan menggunakan product moment

dari Pearson dengan program pengolah data SPSS (Statistical

Product and Service Solution) maka dari 8 item dari indikator

kesantunan berbahasa dari segi aspek kato mandata yang

diujicobakan terdapat tiga item yang rusak atau tingkat valididasnya

sangat rendah , sedangkan 5 item (2, 4, 5, 6, dan 7) memiliki kriteria

valid.

Pada indikator kesantunan berbahasa dari segi aspek kato

manurun yang dujicobakan terdapat tiga item yang rusak atau tingkat

validitasnya sangat rendah, sedangkan 5 item (1, 3, 4, 6, dan 7)

memiliki kriteria valid.

Pada indikator kesantunan berbahasa dari segi aspek kato

(31)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memiliki validitasnya sangat rendah, sedangkan 6 item (1, 3, 4, 6, 7,

dan 8) memiliki kriteria valid.

Pada indikator kesantunan berbahasa dari segi aspek kato

malereang yang dujicobakan terdapat dua item yang rusak atau

memiliki validitas sangat rendah, sedangkan 6 item (2, 3, 4, 5, 7, dan

8) memiliki kriteria valid.

2. Uji Reliabilitas

Selain uji validitas tes juga perlu dilakukan uji reabilitas.

Reliabilitas adalah tingkat kekonsistenan alat ukur. Reliabilitas

menunjuk kepada suatu instrumen dapat dipercaya atau reliabel

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Suatu tes dapat

dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila

diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan

yang berbeda. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah

suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah

ditetapkan.

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunaka rumus Spearman

Brown sebagai berikut:

0,05 maka instrumen dinyatakan reliabel. Sebaliknya, jika nilai

reliabilitas lebih kecil dari nilai rtabel, maka instrumen dinyatakan

(32)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mengukur Reliabilitas instrumen digunakan teknik split

half dari Spearman Brown. Dari perhitungan validitas diketahui r =

1. Berikut perhitungan realibilitas dengan teknik split half dari

Spearman Brown:

perhitungan tersebut, maka dapat dilihat bahwa r hitung > r table (1

> 0.306) maka, berdasarkan kriteria tersebut dapat dikatakan bahwa

instrument tes objektif yang digunakan reliable.

F. Teknik Analisis Data

Pengolahan dan analisis data secara garis besar dilakukan dengan

menggunakan kajian statistik dengan bantuan SPSS. Data primer dari hasil

tes siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan metode role playing

dianalisa dengan cara membandingkan skor pretest dan posttest. Sebelum

dilakukan uji hipotesis maka dilakukan uji persyaratan analisis yaitu

normalitas dan homogenitas, selanjutnya dilakukan uji hipotesis

menggunakan uji-t, uji-t dipakai guna membandingkan antara kedua keadaaan

(33)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kontrol, dengan keadaan nilai tes rata-rata prostest siswa pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol setiap aspek kesantunan berbahasa.

1. Uji Persyaratan

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

terkumpul berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas merupakan

salah satu cara memeriksa normalitas pada sebuah sampel. Pada

penelitian ini, uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan

program pengolah data SPSS 18 (Statistical Product and Service

Solution). Kriteria pengujiannya adalah jika nilai Sig. (Signifikasi) atau

nilai probalitas > 0,05 maka distribusi adalah normal. Uji normalitas

distribusi data peningkatan nilai kesantunan berbahasa siswa dengan

menggunakan One Sample Kolmogorov Test.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ditujukan untuk menguji kesamaan beberapa

bagian sampel, sehingga generalisasi terhadap populasi dapat

dilakukan. Uji ini dilakukan untuk melihat sama tidaknya

varians-varians data peningkatan kesantunan berbahasa siswa untuk kelas

kontrol dan kelas eksperimen dengan Levene Test. Uji statistik yang

digunakan untuk pengujian homogenitas dengan program SPSS versi

18. Uji Levene Test akan muncul bersamaan dengan hasil uji beda

rata-rata atau uji-t. Kriteria pengujiannya adalah apabila nilai Sig.

(signifikansi) atau nilai probalitas < 0,05 maka data berasal dari

populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama, sedangkan jika

nilai Sig. (signifikansi) atau nilai probalitas > 0,05 maka data berasal

dari populasi –populasi yang mempunyai varians yang sama.

(34)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t. Uji t

digunakan ketika informasi mengenai nilai variance (ragam) populasi

tidak diketahui. Uji t adalah salah satu uji yang digunakan untuk

mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan dari dua buah

mean sampel (dua buah variabel yang dikomperasikan).

Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

rumus uji-t independen dua arah (t-test independent). Uji ini digunakan

untuk menguji kesamaan rata-rata dari 2 populasi yang bersifat

independen, dimana peneliti tidak memiliki informasi mengenai ragam

populasi. Ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan pada uji t –

independen dua arah ini yaitu dilakukan pada satu sampel (setiap elemen

dua pengamatan), data kuantitatif (interval – rasio) dan berasal dari

populasi yang berdistribusi normal. Untuk menguji signifikansi perbedaan

rata-rata (mean) dilakukan dengan program SPSS.

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t independen

dua arah (t-test independent) untuk menguji signifikansi perbedaan

rata-rata (mean) yang terdapat pada pengolahan data SPSS versi 18. Uji

hipotesis dalam penelitian ini yaitu membandingkan gain skor posttest

dengan pretest antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol,

baik dilakukan secara keseluruhan ataupun setiap aspek (aspek kato

mandata, kato manurun, kato mandaki, dan kato malereang).

Penelitian ini menggunakan uji dua ekor. Oleh karena itu, daerah

penolakan hipotesis terdapat pada daerah negatif dan positif dengan batas

ttabel. Untuk menguji tingkat signifikansi perbedaan skor penguasaan

matari ajar untuk peningkatan kesantunan berbahasa siswa, dilakukan

secara statistik dengan menggunakan uji statistik parametik Independent

(35)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kriteria pengujian: jika t-hitung > t-tabel maka Ha diterima pada taraf

signifikansi (α = 0,05) dan derajat kebebasan dk = (n1 + n 2 - 2).

G. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur atau langkah-langkah yang tempuh dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Tahap pendahuluan penelitian

a. Penyusunan proposal penelitian

b. Pelaksanaan seminar proposal dan perbaikan proposal penelitian

c. Mengurus izin penelitian

2. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan intrumen berupa tes praktek dengan penilaian

pada lembar observasi yang sesuai dengan indikator kesantunan

berbahasa. Tahapan penyusunan intrumen sebagai berikut:

a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajran (RPP)

b. Membuat kisi-kisi soal

c. Penilaian instrumen penelitian

3. Uji coba metode pembelajaran role playing da metode pembelajaran

konvensional pada kelas kontrol, dengan cara:

a. Memberikan pretest sebelum perlakuan

b. Memberikan perlakuan metode pembelajaran dengan mengacu pada

desain RPP

c. Memberikan posttest setelah perlakuan

4. Mendeskripsikan hasil penelitian dengan cara perhitungan statistik

dengan bantuan software SPSS versi 18 untuk membuktikan hipotesis

5. Melakukan analisa dan pembahasan hasil penelitian

(36)

106

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan

menerapkan metode pembelajaran role playing memberikan pengaruh

terhadap proses belajar mengajar yang lebih baik, aktifitas belajar berpusat

siswa menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Pertumbuhan aktifitas

belajar terlihat dengan adanya komunikasi edukatif antara guru dan siswa,

serta siswa dengan siswa lainnya. Permainan peran yang dimainkan siswa

yang berdasarkan pengalaman dalam bertutur kata dalam kehidupan

sehari-hari, hal ini menjadikan siswa lebih antusias dalam memainkan peran. Selain

itu, dalam pembelajaran ini memungkinkan siswa dapat meluapkan emosi,

perasaan, dan sikap yang terbawa dari luar dan di perankan di depan kelas

sehingga permainan peran lebih natural. Oleh sebab itu, guru sebagai

fasilitator akan lebih mudah mengidentifikasi permasalahan kesantunan

berbahasa siswa dan mengembangkan bentuk kesantunan berbahasa siswa

sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar.

Proses pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode role

playing memberikan pengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran, hal

ini terbukti dengan metode pembelajaran role playing siswa dapat

meningkatkan kesantunan berbahasa siswa yang mencakup aspek kato

mandata, kato manurun, kato mandaki, dan kato malereang dengan adanya

permainan peran di kelas. Dengan menerapkan metode pembelajaran role

playing siswa mampu membangun pengetahuan kesantunan berbahasa baik

unsur kebahasaan maupun unsur non kebahasaan. Hasil observasi

(37)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berpengaruh pada keberhasilan metode ini dengan memaksimalkan peran

masing-masing dalam permainan peran.

Berdasarkan pembuktian efektivitas metode pembelajaran role playing

dengan uji hipotesis, maka dapat disimpulkan metode pembelajaran role

playing terbukti dapat meningkatkan kesantunan berbahasa siswa mencakup

aspek kato mandata, kato manurun, kato mandaki, dan kato malereang.

Dengan demikian pada pembelajaran dengan metode pembelajaran role

playing efektif untuk meningkatkan kesantunan berbahasa siswa pada mata

pelajaran Budaya Alam Minangkabau.

B. Saran

Berdasarkan penjelasan tersebut, penggunaan metode pembelajaran role

playing dapat menjadikan rekomendasi sebagai alternatif dari pengajaran

kesantunan berbahasa siswa pada mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau.

Oleh karena itu, berikut adalah beberapa saran setelah melakukan penelitian

ini:

1. Bagi guru mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau, metode

pembelajaran role playing dapat dijadikan salah alternatif untuk

mengatasi permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran Budaya Alam

Minangkabau, yang selama ini kurang melibatkan siswa dalam proses

belajar mengajar. Metode pembelajaran role playing dapat mendorong

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan

kesantunan berbahasa siswa (kato nan ampek)

2. Bagi peneliti yang mengadakan penelitian yang berhubungan dengan

menggunakan metode pembelajaran role playing, hasil penelitian ini

dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi peneliti lebih lanjut yang

berminat dan memanfaatkan metode pemebelajaran role playing sebagai

cara pembelajaran. Oleh karena itu, sebaiknya peneliti lain untuk

(38)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menemukan beberapa teori yang mendukung penggunaan metode

pembelajaran role playing dalam pengajaran kesantunan berbahasa siswa

(39)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daftar Pustaka

Arifin, Zenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Boeree, G. (2010). Metode pembelajaran dan pengajaran: kritik dan sugesti terhadap dunia pendidikan, pembelajaran, dan kecerdasan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Brown, P & S. C. Levinson. (1987). Politness: some universals in languange usege. Cambridge University Press.

Dick, W. Carey, L. & Carey, J.O. (2006). The systematic design og instruction. New York:Pearson.

Errington, Frederick K. (1984). Manner dan meaning in west sumtera: the social context of consciousness. New York: Yale University.

Graves, Elizabeth. A . (2008). Is role-playing an effective teaching method? [Online]. Tersedia: www.cehs.ohio.edu/resources/documents/ graves.pdf. [24 November 2012]

Hamalik, Oemar. (2011). Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

______________ (2009). Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan sistem. Bandung: Bumi Aksara.

______________ (2001). Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan sistem. Bandung: Bumi Aksara.

Hamid Hasan, S. (2008). Evaluasi kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya

(40)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasim, E. Moh. (1987). Kamus istilah islam. Bandung: Penerbit Pustaka

Jarvis, Lori. et al. (2002). Role-playing as a teaching strategy. [Online]. Tersedia: imet.csus.edu/imet3/odell/portfolio/grartifacts/Lit%20review.pdf

[23November 2012]

Lecch, Geoffrey. (1993). Prinsip-prinsip pragmatik. Terjemahan. Jakarta: UI Prers.

_______________(1983). Pragmatic. [Online]. Tersedia: http//www.universal teacher.org.uk/lang/pragmatic.html. [22 November 2012]

Nasution, S. (2009). Berbagai pendekatan dalam proses belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Navis, A. A. (1984). Alam terkembang jadi guru. Jakarta: Grafiti Pers.

Mulyasa, E. (2004). Implementasi kurikulum 2004: panduan pembelajaran KBK. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rostiyah, N. K (2008). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Pribadi, Benny. A. (2010). Model desain sistem pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat

Pusat Bahasa. (2001). Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Sanjaya, W. (2008). Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

(41)

Rayendra, 2013

Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. (2001). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2009. Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sumarso. Dkk. (2004). Sosiolinguistik. Yogyakarta. Sabda.

Suryosubroto, B. (2002). Proses belajar mengajar di sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Suyitno, Imam. (2011). Memahami tindakan pembelajaran: cara mudah dalam perencanaan penelitian tindakan kelas(PTK). Bandung: Refika Aditama.

Trianto. (2010). Model pembelajaran terpadu: konsep, strategi, dan implementasinya dalam kurikulum satuan tingkat pendidikan (ktsp). Jakarta: Bumi Aksara.

Wahab, Abdul. (2007). Metode dan model-model mengajar. Bandung: Alfabeta.

Yule, George. (1998). Pragmatic. New York: Oxford University Press.

___________(1996). The study of languange. Cambridge: Cambridge University Press.

Gambar

Tabel 3. 1
Tabel 3. 2
Tabel 3. 3

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar matematika materi nilai

Konsultan cukup memahami bahwa pekerjaan “Jasa Pengawasan (Supervisi) Pekerjaan Penataan Tata Ruang dan Penyekatan EX Ruang Deteni” sangat penting

Peserta Lelang yang merupakan badan usaha dapat diwakilkan dengan ketentuan WAJIB membawa surat kuasa atau surat tugas dari pimpinan perusahaan (isi surat tugas memuat nama

Determinan kejadian komplikasi persalinan di Indonesia adalah paritas satu atau lebih sama dengan empat anak, adanya komplikasi kehamilan dan adanya riwayat komplikasi

Siregar (1996) menyatakan bahwa silase yang baik mempunyai ciri-ciri yaitu warna masih hijau atau kecoklatan. Oleh karena itu, warna silase-silase hasil percobaan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... Analisis Kemampuan Komunikasi Matematik ... Analisis Kemampuan Awal Komunikasi Matematik ... Analisis Kemampuan

Kualitas hidup merupakan persepsi seseorang mengenai kehidupanya yang ditinjau dari empat domain yang meliputi domain fisik, domain psikologis, domain hubungan sosial dan

Oleh karena itu penulis membuat aplikasi peminjaman dan pengembalian buku keanggotaan perpustakaan pada lembaga Peendidikan Gama College agar dalam pengelolaan administrasi