Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK
MENINGKATKAN KESANTUNAN BERBAHASA SISWA
(Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau di Sekolah Menengah Pertama 11 Padang)
TESIS
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pengengembangan Kurikulum
oleh
RAYENDRA
NIM 1101147
PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM
SEKOLAH PASCASARAJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
MENINGKATKAN KESANTUNAN BERBAHASA SISWA
(Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau di Sekolah Menengah Pertama 11 Padang)
Oleh
Rayendra
S.Pd. Universitas Negeri Padang, 2010
Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Megister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pengembangan Kurikulum
© Rayendra. 2012
Universitas Pendidikan Indonesia September 2012
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
Dr. Hj. Erliany Syaodih, M. Pd. NIP. 196010151985032001
Pembimbing II
Dr. H. Azis Mahfuddin, M. Pd. NIP. 195206071976031003
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa
(Studi Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau di Sekolah Menengah Pertama 11 Padang)
oleh
Rayendra
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman kesantunan berbahasa siswa dan pelaksanaan pembelajaran yang masih menggunakan metode pembelajaran konvensional pada mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kesantunan berbahasa siswa Sekolah Menengah Pertama kelas VIII. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif dan dengan desain nonequivalent-group pretest-posttest design yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari metode role playing untuk meningkatkan kesantunan berbahasa. Sampel pada penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang kelas VIII sebanyak 64 orang yang terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, masing-masing kelas tersebut berjumlah 32 orang. Data yang diperoleh dari hasil tes praktek dengan penilaian dibantu dengan lembar pedoman observasi kesantunan berbahasa. Hasil analisis data menghasilkan temuan bahwa metode pembelajaran role playing efektif dalam meningkatkan kesantunan berbahasa siswa. Hal ini terlihat dari hasil penelitian diperoleh dari nilai rata-rata kelas eksperimen 73,406 dan nilai rata-rata kelas kontrol 62,781. Berdasarkan perhitungan uji Independent Samples Test (t-test) diperoleh t-hitung 5,728 pada taraf kepercayaan α 0,05 sedangkan t-tabel 2,000, sehingga t-hitung > t-tabel. Dengan demikian dapat disimpulkan penerapan metode pembelajaran role playing dapat meningkatkan kesantunan berbahasa siswa pada mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang.
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Effectiveness of Role Playing Learning Method to Improving Linguistic Politeness
(Quasi-Experimental on Budaya Alam Minangkabau Subject at Junior High School 11Padang)
by
Rayendra
ABSTRACT
This research is motivated by the low of understanding and implementation of linguistic politeness students who are still learning to use conventional teaching methods in the Budaya Alam Minangkabau subject. The purpose of this research is to improve students linguistic politeness Junior High School eighth grade. This study uses a quasi-experimental study with a quantitative approach and the design of nonequivalent-group pretest-posttest design that aims to determine the effectiveness of a method of role playing to increase politeness. The samples in this study were junior high school students 11 Padang class VIII as many as 64 people were divided into two groups, the experimental class and the control class, each class totaled 32 people. Data obtained from the results of the assessment practice test assisted with the observation sheet politeness.Results of data analysis produced findings that the role playing learning method is effective in improving students linguistic politeness. This is evident from the results obtained from the average value of the experimental class 73.406 and the average value of the control class 62.781. Based on test calculations Independent Samples Test (t-test) obtained by t-test 5.728 at confidence level α 0.05 while the t-table 2.000, so that t test > t-table.Thus we can conclude the application of learning methods can increase the role playing politeness students on Budaya Alam Minangkabau subject at Junior High School 11 Padang.
v
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
1. Hakekat Kesantunan Berbahasa ... 10
2. Indikator Kesantunan Berbahasa... 13
3. Karakteristik dan Perkembangan Kebahasaan Remaja ... 18
B. Belajar dan Pembelajaran ... 21
1. Belajar ... 21
2. Pembelajaran ... 26
C. Metode Pembelajaran Role Playing ... 33
1. Tipe-Tipe Metode Pembelajaran Role Playing ... 41
2. Sintaks Metode Pembelajaran Role Playing ... 44
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Role Playing ... 47
D. Kerangka Berfikir... 49
vi
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G. Prosedur Penelitian... 65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67
A. Pembahasan Kegiatan Pembelajaran ... 67
1. Kelas Eksperimen ... 67
2. Kelas Kontrol ... 70
B. Deskripsi Data ... 71
C. Uji Persyaratan ... 80
D. Uji Hipotesis ... 89
E. Pembahasan ... 97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 106
A. Kesimpulan ... 106
B. Saran ... 107
DAFTAR PUSTAKA
vii
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel, 2.1 Sintaks Metode Role playing ... 44
Tabel, 3.1 Desain Penelitian ... 51
Tabel, 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 53
Tabel, 3.3 Kisi-Kisi Instrumen ... 57
Tabel, 4.1 Statistik deskriptif skor aspek kato mandata ... 72
Tabel, 4.2 Statistik deskriptif skor aspek kato manurun ...74
Tabel, 4.3 Statistik deskriptif skor aspek kato mandaki... 76
Tabel, 4.4 Statistik deskriptif skor aspek kato malereang ... 78
Tabel, 4.5 Statistik deskriptif skor kesantunan berbahasa ... 80
Tabel, 4.6 Uji Normalitas Skor Gain aspek kato mandata ... 81
Tabel, 4.7 Uji Homogenitas Gain aspek kato mandata ... 82
Tabel, 4.8 Uji Normalitas Skor Gain aspek kato manurun ... 83
Tabel, 4.9 Uji Homogenitas Gain aspek kato manurun ...84
Tabel, 4.10 Uji Normalitas Skor Gain aspek kato mandaki ... 84
Tabel, 4.11 Uji Homogenitas Gain aspek kato mandaki ... 85
Tabel, 4.12 Uji Normalitas Skor Gain aspek kato malereang ...86
Tabel, 4.13 Uji Homogenitas Gain aspek kato malereang ...87
Tabel, 4.14 Uji Normalitas Skor Gain kesantunan berbahasa ... 88
Tabel, 4.15 Uji Homogenitas Gain kesantunan berbahasa ... 88
Tabel, 4.16 Uji Hipotesis Gain aspek kato mandata ... 89
Tabel, 4.17 Uji Hipotesis Gain aspek kato manurun ... 91
Tabel, 4.18 Uji Hipotesis Gain aspek kato mandaki ... 92
Tabel, 4.19 Uji Hipotesis Gain aspek kato malereang ... 94
1
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan berfungsi untuk memberdayakan potensi manusia dalam
proses pembentukan karakter bangsa sehingga dapat menjadikan manusia
yang memiliki jati diri sebagai ciri suatu bangsa. Selain itu pendidikan
memiliki fungsi untuk mengembangkan serta melestarikan nilai-nilai budaya
yang bersifat positif sehingga terbentuk kehidupan masyarakat yang damai.
Pendidikan pada dasarnya mengarahkan perubahan ke arah yang lebih positif.
Untuk itu diperlukan pola pendidikan yang sistematis, penyelenggaraan
pendidikan yang benar dan terorganisir sehingga tercipta perubahan ke arah
kehidupan yang lebih kompetitif dan inovatif.
Perencanaan dalam bidang pendidikan yang disebut dengan kurikulum
telah menjadi ketetapan pemerintah dalam usaha meningkatkan mutu
pendidikan. Perubahan yang dialami kurikulum sejak dahulu adalah untuk
perbaikan penyesuaian kebutuhan masyarakat dan pembentukan manusia
yang lebih baik. Pada prinsipnya kurikulum dikembangkan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk
mencapai tujuan nasional dan tujuan lokal untuk menyesuaiankan dengan
kekhasan, kondisi, dan potensi daerah, satuan pendidikan serta kebutuhan
siswa. Kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk menyesuaikan
program pendidikan dengan kebutuhan dan efektifitas potensi daerah.
Sejalan dengan kebijakan KTSP maka muatan lokal merupakan bagian
struktural kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pada
hakikatnya kurikulum muatan lokal merupakan perwujudan dari pasal 38 ayat
1 UU Sisdiknas yang berbunyi “Pelaksanaan kegiatan pendidikan didasarkan
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas suatu pendidikan”. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
menyatakan bahwa wewenang pemerintah daerah dalam penyelenggaraan
pendidikan di daerah menjadi semakin besar. Perwujudannya dilakukan
dengan memberi kewenangan kepada setiap satuan pendidikan. Hal ini
terlihatr jelas pada kurikulum muatan lokal memiliki peranan dalam
mengimbangi kelemahan yang terdapat pada efektifitas kurikulum sentralistik
dengan tujuannya agar siswa lebih mengenal keadaan lingkungannya serta
mampu melestarikan budaya daerah dan mengembangkan potensi sumber
daya alam guna mendukung pembangunan nasional sehingga siswa tidak
terlepas dari aturan budaya yang dimiliki daerahnya. Kedua undang-undang
tersebut menandai sistem baru dalam penyelenggaraan pendidikan dari
kecendrungan sistem sentralistik menjadi sistem desentralistik.
Berhubungan dengan hal tersebut Dinas Pendidikan Nasional Sumatera
Barat telah merancang kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan daerah yang
disebut kurikulum muatan lokal. Penerapan muatan lokal salah satunya
dilaksanakan dalam mata pelajaran Budaya Alam Mianngkabau (BAM). Mata
pelajaran ini bertujuan untuk pelestarian budaya Minangkabau sedini
mungkin dengan berbagai cara. Selain itu, tujuan pembelajaran ini adalah
agar siswa mengenal, memahami, menghayati, dan mengapresiasi dan
menerapkan nilai-nilai budaya Minangkabau dalam kehidupan sehari-hari
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kantor Wilayah Provinsi Sumatera
Barat, 1994).
Kurikulum ini telah diterapkan sejak tahun 1995 di tingkat Sekolah Dasar
dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Penerapan mata pelajaran Budaya
Alam Minangkabau diperkuat oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
yang bertujuan untuk memberikan kewenangan bagi daerah dalam
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berdasarkan keinginan masyarakat tersebut. Adapun fungsi mata pelajaran
Budaya Alam Minangkabau yang diterapkan dalam kurikulum muatan lokal
adalah untuk;
1. memberikan pengetahuan dasar terhadap siswa tentang BAM sebagai
bagian dari kebudayaan nasional,
2. memupuk dan menumbuhkan rasa cinta dan penghargaan terhadap alam
Minangkabau dalam rangka memupuk rasa cinta terhadap kebudayaan
nasional;
3. mendorong siswa agar menghayati dan menerapkan nilai-nilai BAM
yang relevan dalam kehidupannya;
4. memberikan dorongan kepada siswa untuk menggali, melestarikan, dan
mengembangkan BAM dalam rangka memupuk dan mengembangkan
budaya nasional.
Dalam ruang lingkup pembelajaran Budaya Alam Minangkau, muatan
materi tentang bahasa merupakan bagian dari budaya itu sendiri. Penjabaran
dari kato nan ampek merupakan salah satu perwujudan dalam memberikan
pemahaman budaya dengan tujuan akhir pembentukan karakter atau pribadi
yang santun dalam bertutur kepada siswa yang dipelajari pada mata pelajaran
Budaya Alam Minangkabau. Secara sederhana kato dapat diartikan sebagai
sebuah tata aturan dalam berkomunikasi antar sesama komunikator yang
dikenal dengan istilah kato nan ampek. Ada empat kategori kesantunan yang
dipakai dalam bahasa Minangkabau. Pertama, kato mandaki; tatakrama
bertutur kepada orang yang lebih tua. Kedua, kato malereang; tatakrama
bertutur kepada orang yang disegani. Ketiga, kato mandata; tatakrama
bertutur kepada teman sebaya. Keempat, kato manurun; tatakrama kepada
orang lebih muda. Pelestarian kesantunan dalam berbahasa ini tentunya
memberikan sumbangan positif terhadap pembangunan karakter di masa
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
komunikasi antar sesama manusia, juga sebagai tatakrama berkomunikasi
dalam kehidupan bermasyarakat Minangkabau.
Dewasa ini remaja Minangkabau sebagai generasi terpelajar tidak
mampu bertutur secara baik sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku
dalam kebudayaan yang mengikat. Merosotnya nilai-nilai normatif budaya
Minangkabu dalam pribadi orang Minangkabau dapat dilihat dari bahasa
Minangkabau yang dipakai saat ini. Untuk berkomunikasi sesama orang
Minangkabau, jarang atau bahkan bisa dikatakan tidak lagi ditemukan tata
berbahasa menurut tingkatan usia dan kedudukan seseorang. Bahasa
Minangkabau tidak lagi berada pada posisi aturan adat Minangkabau,
meskipun dilihat dari pada tataran usia yang berbeda. Lunturnya etika dalam
berkomunikasi pada remaja Minangkabau diantaranya dipengaruhi oleh arus
modernisasi yang sedang berkembang di tengah masyarakat, kondisi
masyarakat Minangkabau yang mulai heterogen, yang berimbas pada
penggunaan bermacam-macam bahasa tanpa terkecuali penduduk asli daerah.
Sejauh ini masyarakat mulai mengabaikan aturan berbahasa Minangkabau
dalam berkomunikasi. Seseorang berkomunikasi hanya sebatas penyampaian
informasi dengan gaya bahasa yang enak didengar sehingga komunikasi
berjalan lancar tanpa mempertimbangkan aspek kaidah kesantunan berbahasa
tersebut serta ketepatan bahasa yang digunakan. Terabainya kondisi aturan
kebahasaan Minangkabau dalam berkomunikasi akan mempengaruhi pola
berbahasa masyarakat bahkan akan mengancam eksistensi bahasa daerah.
Kondisi seperti ini telah menjadi realita masyarakat Minangkabau dalam
komunikasi khususnya pada remaja. Masih jarangnya tuturan implisit yang
digunakan dalam berkomunikasi karena bisa dianggap saja tidak efektif dan
sudah jauh pada nilai kesantunan berbahasa. Dalam tatanan berbahasa
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Errington (1984:45) mengatakan bahwa masyarakat Minangkabau tidak terus
terang. Maksudnya, dalam melakukan interaksi atau berkomunikasi, seorang
Minangkabau cenderung memilih ujaran-ujaran yang sifatnya implisit. Hal ini
berdampak pada jarangnya pemakaian dan kecendrungan mitra tutur salah
mengartikan dan tidak memahami tuturan implisit. Selain itu, tuturan implisit
yang cenderung dianggap ambigu dan berpotensi memiliki makna ganda atau
multiple.
Secara keseluruhan, perkembanagan tatanan berbahasa yang terjadi di
lingkungan masyarakat Minangkabau telah terjadi beberapa ketimpangan,
seperti bertutur kasar pada teman sebaya, saudara, guru, dan pada orang tua.
Hal ini jika dibiarkan akan menyebabkan hilangnya budaya Minangkabau
dikalangan remaja dalam hal kesantunan berbahasa.
Hilangnya kesantunan dan rasa hormat dalam berkomunikasi
menandakan masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa ibu, dimana bahsa
ibu merupakan tolak ukur tingginya harkat dan martabat suatu bangsa. Oleh
karena itu, perubahan dalam hal menjunjung kembali nilai kesantunan
berbahasa perlu dilaksanakan. Peningkatan peran ‘ninik mamak’ dan orang
tua kepada anak dalam hal mengawasi dalam mendapatkan informasi baru
sampai kepada memilih acara yang patut ditonton oleh anak, serta
membiasakan bertutur yang santun dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Selain itu, institusi pendidikan harus memberikan penekanan
terhadap aspek kesantunan berbahasa dalam proses pembelajaran secara
terpada dan kolektif.
Nilai-nilai kesantunan berbahasa Minangkabau yang dipelajari di tingkat
Sekolah Menengah Pertama pada mata pelajaran Budaya Alam Minagkabau
yaitu ‘kato nan ampek’. Budaya Alam Minangkabau berfungsi sebagai
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sendiri di kalangan siswa sehingga siswa dapat diterima masyarakat salah
satunya dalam berbahasa santun. Namun pada kenyataannya yang terjadi di
lingkungan remaja Minangkabau khususnya siswa sekolah menengah
mengalami degradasi dalam santun berkomunikasi. Hal ini terlihat dari
adanya kontradiktif terhadap apa yang seharusnya menjadi pegangan siswa.
Dengan hasil belajar yang tinggi tentu pencapaian tujuan pembelajaran
akan terefleksi dalam kehidupan siswa itu sendiri. Banyak faktor yang
menjadi kendala dari pencapaian tujuan pembelajaran ‘kato nan ampek’ pada
mata pelajaran Budaya Alam Minankabau, mulai dari siswa, orang tua,
sekolah, dan masyarakat sampai pada kondisi pembelajaran ‘kato nan ampek’
itu sendiri. Pembelajaran ‘kato nan ampek’ bukan hanya sekedar menuntut
siswa mampu berkomunikasi verbal tetapi siswa memahami nilai-nilai yang
terkandung dalam bertutur. Untuk itu proses pembelajaran perlu dikaji ulang
demi ketercapaian tujuan pembelajaran. Dalam hal ini guru harus mampu
menyajikan metode yang inovatif serta mampu merefleksikan nilai tau sikap
yang dipelajari. Penerapan metode yang tepat akan membentuk proses
pembelajaran efektif dan bermakna. Dengan demikian, metode yang paling
tepat digunakan dalam menjawab permasalahan kesantunan berbahasa siswa
pada mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau yaitu metode role playing
atau bermain peran.
Metode role playing adalah metode yang menyajikan konsep
pembelajaran dengan memberikan keleluasaan pada siswa dalam memainkan
peran berdasarkan topik tertentu. Topik yang diberikan sesuai dengan
permasalahan dalam kehidupan siswa serta menjelaskan dan mengkaikatkan
bagaimana nilai yang ada dalam diri siswa dapat menentukan tingkah laku
serta menumbuhkan kesadaran siswa terhadap nilai-nilai moral. Dengan
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
nilai yang terjadi saat siswa berinteraksi dengan dunia luar, sehingga
menumbuhkan nilai yang ada dalam diri siswa. Dengan demikian, penerapan
metode role playing akan memberikan ruang bagi siswa untuk
mengekspresikan sikap dan tata bahasa yang dipakai dalam kehidupan
sehari-hari melalui bermain peran.
Pada prinsipnya metode pembelajaran bermain peran ini memberikan
kesempatan siswa untuk mengeksplorasikan diri dengan memainkan peran
dalam kelas. Dalam pembelajaran metode pembelajaran role palying
diharapkan siswa dapat menerapkan tata bahasa Minangkabau yang
digunakan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, bentuk kesantunan
berbahasa dalam lingkungan siswa yang mulai pudar akan dihidupkan lagi
dengan adanya pembelajaran bermain peran yang dilakukan secara
terus-menerus. Metode pembelajaran role playing yang diterapkan kepada siswa
tentunya akan memberikan pembiasaan bagaimana siswa memahami bertutur
layaknya yang tersirat dalam ‘kato nan ampek’ sebagai bentuk kesantunan
berbahasa Minangkabau. Dengan demikian metode pembelajaran role playing
akan membantu siswa membangun kesantunan berbahasa baik aspek
kebahasaan maupun aspek non kebahasaaan dengan memainkan peran di
dalam kelas.
Dengan menerapkan metode role playing diharapkan siswa lebih dapat
memahami kesantunan berbahasa dengan peranan yang diperankan siswa.
Selain itu, siswa akan lebih mampu memahami konsep kesantunan berbahasa
‘kato nan ampek’ dengan memposisikan penggunaan bahasa yang sesuai
dengan lawan bicara, pembentukan mimik, intonasi suara, dan mampu
memahami perasaan orang lain. Penggunaan metode ini dalam proses
pembelajaran agar mempermudah ketercapaian tujuan pembelajaran.
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam suatu penelitian dengan judul “Efektivitas metode pembelajaran role playing untuk meningkatkan kesantunan berbahasa siswa”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana efektifitas metode
pembelajaran role playing untuk meningkatkan kesantunan berbahasa siswa
pada mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau di kelas VIII Sekolah
Menengah Pertama Negeri 11 Padang?”. Adapun rumusan masalah
dijabarkan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah metode pembelajaran role playing efektif meningkatkan
kesantunan berbahasa siswa aspek kato mandata di Sekolah Menengah
Pertama 11 Padang?
2. Apakah metode pembelajaran role playing efektif meningkatkan
kesantunan berbahasa siswa aspek kato manurun di Sekolah Menengah
Pertama 11 Padang?
3. Apakah metode pembelajaran role playing efektif meningkatkan
kesantunan berbahasa siswa aspek kato mandaki di Sekolah Menengah
Pertama 11 Padang?
4. Apakah metode pembelajaran role playing efektif meningkatkan
kesantunan berbahasa siswa aspek kato malereang di Sekolah Menengah
Pertama 11 Padang?
5. Apakah metode pembelajaran role playing efektif meningkatkan
kesantunan berbahasa siswa di Sekolah Menengah Pertama 11 Padang?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis adalah untuk
memperoleh gambaran komprehensif efektivitas metode pembelajaran role
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Budaya Alam Minangkabau di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11
Padang. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini dijabarkan
sebagai berikut:
1. Memperoleh gambaran komprehensif efektivitas metode role playing
untuk meningkatkan kesantunan siswa aspek kato mandata di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 11 Padang.
2. Memperoleh gambaran komprehensif efektivitas metode role playing
untuk meningkatkan kesantunan siswa aspek kato manurun di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 11 Padang.
3. Memperoleh gambaran komprehensif efektivitas metode role playing
untuk meningkatkan kesantunan siswa aspek kato mandaki di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 11 Padang.
4. Memperoleh gambaran komprehensif efektivitas metode role playing
untuk meningkatkan kesantunan siswa aspek kato malereang di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 11 Padang.
5. Memperoleh gambaran komprehensif efektivitas metode role playing
untuk meningkatkan kesantunan siswa di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 11 Padang.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan tentu harus memberikan manfaat baik bagi
peneliti maupun objek yang ditelitinya. Dengan metode role playing tersebut
diharapkan akan bermanfaat dan berguna baik secara praktis dan teoretis bagi
yang terlibat langsung didalamnya. Manfaat yang terdapat dari penelitian ini
sebagai berikut.
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Untuk mengkaji konsep pembelajaran role playing yang berpengaruh
terhadap kesantunan berbahasa siswa dalam aspek kato mandata,
kato manurun, kato mandaki, dan kato malereang.
2. Manfaat praktis
a. Sebagai alternatif acuan dalam proses pembelajaran di Sekolah
Menengah Pertama
b. Mengetahui sejauh mana keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran.
c. Membantu guru dalam mengembangkan kesantunan berbahasa siswa
sebagai upaya untuk memperbaiki proses belajar mengajar di Sekolah
51
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi
eksperimen. Metode ini memberikan manfaat untuk menentukan bagaimana
dan mengapa suatu kondisi terjadi dengan mengadakan kegiatan percobaan
untuk melihat hasil yang sesuai dengan perencanaan. Dalam penelitian ini
bermaksud untuk mengatahui metode pembelajaran mana yang lebih efektif
guna meningkatkan kesantunan berbahasa siswa dalam proses pembelajaran
Budaya Alam Minangkabau. Hal ini dapat diketahui dengan membandingkan
antara kedua metode pembelajaran role playing dengan metode pembelajaran
yang diterapkan saat ini oleh guru di sekolah selanjutnya melihat dampak
terhadap kesantunan berbahasa siswa. Adapun penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif. Maknanya adalah bahwa data-data dikemukakan
dengan angka-angka untuk menggambarkan keadaan yang diteliti dalam
suatu bentuk hasil penelitian.
B. Desain Penelitian
Jenis desain dalam penelitian eksperimen kuasi ini berbentuk
nonequivalent (pretest-posttest) control group design. Desain penelitian
nonequivalent (pretest-posttest) control group design sangat cocok dengan
metode eksperimen kuasi karena dalam pengambilan kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol tidak dengan melakukan random assigment. Adapun
bentuk dari desain tersebut dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3. 1
Desain Penelitian
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O1 - O2
Keterangan:
X : perlakuan dengan menerapkan metode pembelajaran role playing
- : perlakuan dengan menerapkan metode pembelajaran saat ini
O1: tes sebelum perlakuan
O2: tes setelah perlakuan
Berdasarkan desain penelitian yang digunakan, maka di bawah ini
merupakan tahapan-tahapan penelitian tergambar sebagai berikut:
1. Tahap pertama, pada tahap ini yang dilakukan adalah menetapkan
kelompok mana yang akan dijadikan kelompok eksperimen dan
kelompok mana yang akan dijadikan kelompok kontrol. Kelompok
ekspemerimen menerapkan metode pembelajaran role playing, sedangkan
pada kelompok kontrol menerapkan metode pembelajaran konvensional.
2. Tahap kedua, tahap ini memberikan pretest untuk kedua kelompok, yakni
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan tujuan untuk
mengetahui kemampuan awal dari kedua kelompok sebulum diberikan
perlakuan.
3. Tahap ketiga, tahap ini adalah memberikan perlakuan tiga kali pertemuan
terhadap kelompok eksperimen dengan menerapkan metode pembelajaran
role playing, sedangkan kelompok kontrol menerapkan metode
konvensional.
4. Tahap keempat, tahap terkahir memberikan posttest untuk kedua
kelompok, dengan tujuan untuk melihat sejauh mana kesantunan
berbahasa yang diperoleh siswa setelah diberikan perlakuan.
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lokasi penelitian ini bertempat di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11
Padang Sumatera Barat.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sebagai fakta yang akan diteliti, maka dalam penelitian ini
melibatkan populasi berdasarkan lokasi penelitian. Dari populasi inilah
selanjutnya akan mendapatkan data serta keterangan yang dapat
dijadikan sebagai informasi jawaban terhadap permasalahan penelitian.
Sesuai dengan batasan penelitian ini yang terkait dengan kesantunan
berbahasa siswa pada mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau yang
diujicobakan metode role playing maka akan jadi populasi dalam
penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII yang belajar mata pelajaran
Budaya Alam Minangkabau di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11
Padang.
Tabel 3. 2
Populasi dan Sampel Penelitian
No Kelas Perlakuan Jumlah Siswa (orang)
1 VIII A - 28
2 VIII B Eksperimen 32
3 VIII C - 29
4 VIII D - 31
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6 VIII F - 33
7 VIII G Kontrol 32
Jumlah 215
Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 11 Padang
2. Sampel
Dalam penentuan sampel penelitian untuk mendapatkan kelompok
siswa yang akan diujicobakan metode pembelajaran, dimana pada
Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang menunjukkan perlakuan
yang seimbang terhadap prestasi siswa dan keadaan siswa selain itu
sekolah ini tidak memiliki kelas unggulan, maka teknik pengambilan
sampel yang dilakukan adalah teknik purposive sampling. Dengan
menggunakan teknik ini sampelnya yang representatif. Oleh karena itu,
diperoleh dua kelas yang nantinya sebagai kelas eksperimen dan kelas
kontrol, maka kelas VIII B sebagai kelas eksperimen yang menerapkan
metode pembelajaran role playing dan kelas VIII G sebagai kelas kontrol
yang menerapkan metode pembelajaran saat ini digunakan. Kelas
pertama dijadikan sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 32
orang dan kelas kedua dijadikan sebagai kelas kontrol dengan jumlah
siswa 32 orang sehingga jumlah siswa menjadi objek penelitian sebanyak
64 orang siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data dan Pengembangan Instrumen
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data mengenai
kesantunan berbahasa siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan
dengan menggunakan metode pembelajaran role playing. Untuk
mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah
sekumpulan indikator variabel penelitian untuk mengukur kesantunan
berbahasa siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
a. Tes
Tes pada penelitian ini dalam bentuk tes praktek yang akan
diberikan pada pretest dan posttest. Data untuk melihat kemampuan
awal siswa mengenai kesantunan berbahasa sebelum perlakuan
diperoleh peneliti dengan memberikan pretest sedangkan mengenai
data kesantunan berbahasa siswa setelah perlakuan diberikan posttest.
Alat tes yang dikembangkan oleh peneliti adalah berupa tes praktek
yang penilaiannya berdasarkan indikator kesantunan berbahasa dengan
bebantuan pedoman observasi. Pedoman observasi tersebut digunakan
untuk memfokuskan pengamat melakukan penilaian tes praktek
terhadap aspek-aspek kesantunan berbahasa. Lembar observasi praktek
yang telah tersusun kemudian divalidasi dengan cara meminta para ahli
(judgment expert) kedua dosen pembimbing dan seorang dosen dari
Sumatera Barat.
2. Observasi
Observasi merupakan kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu
objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Bentuk observasi yang
dilaksanakan adalah observasi nonpartisipan. Dalam bentuk instrumen
observasi yang dilakukan termasuk dalam observasi terstruktur karena
telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan apa yang telah dirancang tanpa menghilangkan atau mengurangi
komponen utama dari pemebelajaran role playing sendiri.
Pada pedoman bentuk observasi yang digunakan dalam penelitian
ini dirancang berdasarkan langkah-langkah proses pembelajaran yang
tercantum dalam RPP. Interpretasi untuk data oberservasi adalah:
kriteria nilai 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), dan 1 (kurang).
3. Pengembangan Instrumen
a. Defenisi Operasional
1) Metode Pembelajaran Role Playing
Metode pembelajaran role playing atau bermain peran
merupakan metode untuk menghadirkan peran yang ada dalam dunia
nyata ke dalam suatu pertunjukan peran di dalam kelas yang
kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan
penilaian terhadap peran tersebut. Pada dasarnya metode ini lebih
menekankan pada masalah yang diangkat dalam suatu pertunjukan
dalam kelas bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan
permainan peran. Dalam pembelajaran ini siswa dapat
mengeksplorasikan masalah-masalah yang terhubung antar sesama
manusia dengan cara memainkan peran dalam situasi permasalahan
kemudian mendiskusikan peraturan-peraturan. Siswa juga bisa
mengungkapkan perasaan, tingkah laku, nilai-nilai, dan strategi
pemecahan masalah secara bersama-sama.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan metode
pembelajaran role playing adalah suatu bentuk metode pembelajaran
yang memberikan ruang bagi siswa untuk menginterpretasikan
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mampu untuk dapat menyerap nilai-nilai yang terkandung dalam
peran tersebut.
2) Kesantunan Berbahasa
Kesantunan berbahasa diartikan sebagai tatanan berbahasa yang
mengacu pada penggunaan bahasa yang halus, beradab, sopan,
lemah lembut serta tidak menyinggung perasaan pendengar atau
mitra tutur. Lakoff (Eelen, 2001:21) mendefenisikan kesantunan
sebagai suatu hubungan interpersonal yang membuat sedemikian
rupa untuk memfasilitasi interaksi dengan meminimalkan atau
mencegah terjadinya konflik dan pertentangan dalam interaksi.
Tentunya dengan bahasa yang ramah, halus, dan sopan akan
menghindari terjadinya pertentangan yang disebabkan penggunaan
tutur bahasa yang tidak tepat. Kesantunan berbahasa akan lebih
banyak dipengaruhi oleh budaya daerah setempat, Yule (1996:60)
mengemukakan bahwa tidak mungkin ada konsep yang paten
mengenai kesantunan dan etika dalam suatu budaya, karena setiap
bahasa yang berbeda akan mencerminkan budaya yang berbeda.
Dengan demikian suatu budaya akan mempersepsikan kesantunan
berbahasa secara berbeda pula. Dalam masyarakat budaya
Minangkabau kesantunan berbahasa dikenal dengan tatanan kato nan
ampek.
Dalam penelitian ini kesantunan berbahasa adalah suatu bentuk
aturan atau norma dalam bertutur yang berlaku dalam masyarakat
Minangkabau mencakup aspek kato mandata, kato manurun, kato
mandaki, dan kato malereang yang bertujuan untuk menjadikan
interaksi interpersonal masyarakat setempat terjalin harmonis.
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Mata Pelajaran : Budaya Alam Minangkabau
Standar Kompetensi : Mengenal, memahami, dan menghayati adat Minangkabau, falsafah, bahasa, dan sastra Minangkabau serta mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
disertai ekspresi wajah yang menyenangkan
Kato mandata Praktek 1,2,3,4,5, 6,7,8
8
Penuturan dengan
intonasi rendah
Penuturan bahasa
Kato manurun Praktek 1,2,3,4,5, 6,7,8
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu disertai ekspresi wajah
yang menyenangkan
ganti wak den atau awak den atau wak den untuk orang pertama atau sebut nama sendiri. Awak ang atau wak ang untuk orang kedua laki-laki. Awak kau atau wak kau
untuk orang kedua
perempuan atau adiak. Wak nyo atau awak nyo untuk orang ketiga
Penuturan dengan
intonasi rendah
Penuturan bahasa
disertai ekspresi wajah yang menyenangkan
Memperhatikan
lawan bicara
Sikap tubuh yang
menunjukkan rasa
hormat terhadap lawan bicara
kehormatan untuk orang yang lebih tua: mamak, inyiak, uda, tuan, etek, amai, atau uni serta baliau untuk orang ketiga
Kato mandaki Praktek 1,2,3,4,5, 6,7,8
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penuturan dengan
intonasi rendah
Penuturan bahasa
disertai ekspresi wajah yang menyenangkan
Memperhatikan
lawan bicara
Sikap tubuh yang
menunjukkan rasa
hormat terhadap lawan bicara yang diberikan keluarga
untuk orang kedua,
baliau untuk orang ketiga
Kato malereang Praktek 1,2,3,4,5, 6,7,8
8
Jumlah 32
c. Pengujian Instrumen
1. Pengujian Validitas
Sebelum peneliti menggunakan tes, hendaknya peneliti
mengukur terlebih dahulu derajat validitasnya berdasarkan kriteria
tertentuValiditas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen yang valid
apabila mempunyai validitas yang tinggi. Oleh sebab itu instrumen
tes pembelajaran kesantunan berbahasa dengan menggunakan
pembelajaran role playing ini disusun berdasarkan indikator
tersebut. Validitas suatu tes erat kaitannya dengan tujuan
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
informasi yang sesuai dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan
tertentu, maka tes itu valid untuk tujuan tersebut.
Untuk pengolahan validitas tes bentuk praktek, peneliti
menggunakan uji korelasi teknik korelasi product moment yang
dikemukakan oleh Pearson. Koefesien korelasi selalu terdapat antara
-1,00 sampai +1,00. Apabila koefesiennya negatif menunjukkan
hubungan kebalikan, sedangkan koefesien positif menunjukkan
adanya kesejajaran. Adapun rumus untuk menguji validitas yang
digunakan adalah sebagai berikut :
rxy =
N∑XY – (∑X)(∑Y)
√{N∑X2– (∑X)2} {N∑Y2– (∑Y)2}
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi yang di cari
∑XY : Hasil kali skor X dan Y untuk setiap responden
∑Y : Skor responden
∑X : Skor item tes
(∑X2) : Kuadrat skor item tes
(∑Y2) : Kuadrat responden
Berikut ini merupakan interpretasi mengenai besarnya koefesien
korelasi:
- Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi
- Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi
- Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup tinggi
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Antara 0,000 sampai dengan 0,200 : sangat rendah ( Zaenal
Arifin, 2009:257)
Setelah diuji validitasnya kemudian diuji tingkat signifikannya
dengan rumus :
r : Koefisien korelasi
n : Jumlah banyak subjek
Berdasarkan uji validasi dengan menggunakan product moment
dari Pearson dengan program pengolah data SPSS (Statistical
Product and Service Solution) maka dari 8 item dari indikator
kesantunan berbahasa dari segi aspek kato mandata yang
diujicobakan terdapat tiga item yang rusak atau tingkat valididasnya
sangat rendah , sedangkan 5 item (2, 4, 5, 6, dan 7) memiliki kriteria
valid.
Pada indikator kesantunan berbahasa dari segi aspek kato
manurun yang dujicobakan terdapat tiga item yang rusak atau tingkat
validitasnya sangat rendah, sedangkan 5 item (1, 3, 4, 6, dan 7)
memiliki kriteria valid.
Pada indikator kesantunan berbahasa dari segi aspek kato
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memiliki validitasnya sangat rendah, sedangkan 6 item (1, 3, 4, 6, 7,
dan 8) memiliki kriteria valid.
Pada indikator kesantunan berbahasa dari segi aspek kato
malereang yang dujicobakan terdapat dua item yang rusak atau
memiliki validitas sangat rendah, sedangkan 6 item (2, 3, 4, 5, 7, dan
8) memiliki kriteria valid.
2. Uji Reliabilitas
Selain uji validitas tes juga perlu dilakukan uji reabilitas.
Reliabilitas adalah tingkat kekonsistenan alat ukur. Reliabilitas
menunjuk kepada suatu instrumen dapat dipercaya atau reliabel
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Suatu tes dapat
dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila
diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan
yang berbeda. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah
suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunaka rumus Spearman
Brown sebagai berikut:
0,05 maka instrumen dinyatakan reliabel. Sebaliknya, jika nilai
reliabilitas lebih kecil dari nilai rtabel, maka instrumen dinyatakan
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk mengukur Reliabilitas instrumen digunakan teknik split
half dari Spearman Brown. Dari perhitungan validitas diketahui r =
1. Berikut perhitungan realibilitas dengan teknik split half dari
Spearman Brown:
perhitungan tersebut, maka dapat dilihat bahwa r hitung > r table (1
> 0.306) maka, berdasarkan kriteria tersebut dapat dikatakan bahwa
instrument tes objektif yang digunakan reliable.
F. Teknik Analisis Data
Pengolahan dan analisis data secara garis besar dilakukan dengan
menggunakan kajian statistik dengan bantuan SPSS. Data primer dari hasil
tes siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan metode role playing
dianalisa dengan cara membandingkan skor pretest dan posttest. Sebelum
dilakukan uji hipotesis maka dilakukan uji persyaratan analisis yaitu
normalitas dan homogenitas, selanjutnya dilakukan uji hipotesis
menggunakan uji-t, uji-t dipakai guna membandingkan antara kedua keadaaan
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kontrol, dengan keadaan nilai tes rata-rata prostest siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol setiap aspek kesantunan berbahasa.
1. Uji Persyaratan
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
terkumpul berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas merupakan
salah satu cara memeriksa normalitas pada sebuah sampel. Pada
penelitian ini, uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan
program pengolah data SPSS 18 (Statistical Product and Service
Solution). Kriteria pengujiannya adalah jika nilai Sig. (Signifikasi) atau
nilai probalitas > 0,05 maka distribusi adalah normal. Uji normalitas
distribusi data peningkatan nilai kesantunan berbahasa siswa dengan
menggunakan One Sample Kolmogorov Test.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ditujukan untuk menguji kesamaan beberapa
bagian sampel, sehingga generalisasi terhadap populasi dapat
dilakukan. Uji ini dilakukan untuk melihat sama tidaknya
varians-varians data peningkatan kesantunan berbahasa siswa untuk kelas
kontrol dan kelas eksperimen dengan Levene Test. Uji statistik yang
digunakan untuk pengujian homogenitas dengan program SPSS versi
18. Uji Levene Test akan muncul bersamaan dengan hasil uji beda
rata-rata atau uji-t. Kriteria pengujiannya adalah apabila nilai Sig.
(signifikansi) atau nilai probalitas < 0,05 maka data berasal dari
populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama, sedangkan jika
nilai Sig. (signifikansi) atau nilai probalitas > 0,05 maka data berasal
dari populasi –populasi yang mempunyai varians yang sama.
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t. Uji t
digunakan ketika informasi mengenai nilai variance (ragam) populasi
tidak diketahui. Uji t adalah salah satu uji yang digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan dari dua buah
mean sampel (dua buah variabel yang dikomperasikan).
Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
rumus uji-t independen dua arah (t-test independent). Uji ini digunakan
untuk menguji kesamaan rata-rata dari 2 populasi yang bersifat
independen, dimana peneliti tidak memiliki informasi mengenai ragam
populasi. Ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan pada uji t –
independen dua arah ini yaitu dilakukan pada satu sampel (setiap elemen
dua pengamatan), data kuantitatif (interval – rasio) dan berasal dari
populasi yang berdistribusi normal. Untuk menguji signifikansi perbedaan
rata-rata (mean) dilakukan dengan program SPSS.
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t independen
dua arah (t-test independent) untuk menguji signifikansi perbedaan
rata-rata (mean) yang terdapat pada pengolahan data SPSS versi 18. Uji
hipotesis dalam penelitian ini yaitu membandingkan gain skor posttest
dengan pretest antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol,
baik dilakukan secara keseluruhan ataupun setiap aspek (aspek kato
mandata, kato manurun, kato mandaki, dan kato malereang).
Penelitian ini menggunakan uji dua ekor. Oleh karena itu, daerah
penolakan hipotesis terdapat pada daerah negatif dan positif dengan batas
ttabel. Untuk menguji tingkat signifikansi perbedaan skor penguasaan
matari ajar untuk peningkatan kesantunan berbahasa siswa, dilakukan
secara statistik dengan menggunakan uji statistik parametik Independent
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kriteria pengujian: jika t-hitung > t-tabel maka Ha diterima pada taraf
signifikansi (α = 0,05) dan derajat kebebasan dk = (n1 + n 2 - 2).
G. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur atau langkah-langkah yang tempuh dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Tahap pendahuluan penelitian
a. Penyusunan proposal penelitian
b. Pelaksanaan seminar proposal dan perbaikan proposal penelitian
c. Mengurus izin penelitian
2. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan intrumen berupa tes praktek dengan penilaian
pada lembar observasi yang sesuai dengan indikator kesantunan
berbahasa. Tahapan penyusunan intrumen sebagai berikut:
a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajran (RPP)
b. Membuat kisi-kisi soal
c. Penilaian instrumen penelitian
3. Uji coba metode pembelajaran role playing da metode pembelajaran
konvensional pada kelas kontrol, dengan cara:
a. Memberikan pretest sebelum perlakuan
b. Memberikan perlakuan metode pembelajaran dengan mengacu pada
desain RPP
c. Memberikan posttest setelah perlakuan
4. Mendeskripsikan hasil penelitian dengan cara perhitungan statistik
dengan bantuan software SPSS versi 18 untuk membuktikan hipotesis
5. Melakukan analisa dan pembahasan hasil penelitian
106
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan
menerapkan metode pembelajaran role playing memberikan pengaruh
terhadap proses belajar mengajar yang lebih baik, aktifitas belajar berpusat
siswa menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Pertumbuhan aktifitas
belajar terlihat dengan adanya komunikasi edukatif antara guru dan siswa,
serta siswa dengan siswa lainnya. Permainan peran yang dimainkan siswa
yang berdasarkan pengalaman dalam bertutur kata dalam kehidupan
sehari-hari, hal ini menjadikan siswa lebih antusias dalam memainkan peran. Selain
itu, dalam pembelajaran ini memungkinkan siswa dapat meluapkan emosi,
perasaan, dan sikap yang terbawa dari luar dan di perankan di depan kelas
sehingga permainan peran lebih natural. Oleh sebab itu, guru sebagai
fasilitator akan lebih mudah mengidentifikasi permasalahan kesantunan
berbahasa siswa dan mengembangkan bentuk kesantunan berbahasa siswa
sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar.
Proses pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode role
playing memberikan pengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran, hal
ini terbukti dengan metode pembelajaran role playing siswa dapat
meningkatkan kesantunan berbahasa siswa yang mencakup aspek kato
mandata, kato manurun, kato mandaki, dan kato malereang dengan adanya
permainan peran di kelas. Dengan menerapkan metode pembelajaran role
playing siswa mampu membangun pengetahuan kesantunan berbahasa baik
unsur kebahasaan maupun unsur non kebahasaan. Hasil observasi
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berpengaruh pada keberhasilan metode ini dengan memaksimalkan peran
masing-masing dalam permainan peran.
Berdasarkan pembuktian efektivitas metode pembelajaran role playing
dengan uji hipotesis, maka dapat disimpulkan metode pembelajaran role
playing terbukti dapat meningkatkan kesantunan berbahasa siswa mencakup
aspek kato mandata, kato manurun, kato mandaki, dan kato malereang.
Dengan demikian pada pembelajaran dengan metode pembelajaran role
playing efektif untuk meningkatkan kesantunan berbahasa siswa pada mata
pelajaran Budaya Alam Minangkabau.
B. Saran
Berdasarkan penjelasan tersebut, penggunaan metode pembelajaran role
playing dapat menjadikan rekomendasi sebagai alternatif dari pengajaran
kesantunan berbahasa siswa pada mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau.
Oleh karena itu, berikut adalah beberapa saran setelah melakukan penelitian
ini:
1. Bagi guru mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau, metode
pembelajaran role playing dapat dijadikan salah alternatif untuk
mengatasi permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran Budaya Alam
Minangkabau, yang selama ini kurang melibatkan siswa dalam proses
belajar mengajar. Metode pembelajaran role playing dapat mendorong
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan
kesantunan berbahasa siswa (kato nan ampek)
2. Bagi peneliti yang mengadakan penelitian yang berhubungan dengan
menggunakan metode pembelajaran role playing, hasil penelitian ini
dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi peneliti lebih lanjut yang
berminat dan memanfaatkan metode pemebelajaran role playing sebagai
cara pembelajaran. Oleh karena itu, sebaiknya peneliti lain untuk
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menemukan beberapa teori yang mendukung penggunaan metode
pembelajaran role playing dalam pengajaran kesantunan berbahasa siswa
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daftar Pustaka
Arifin, Zenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Boeree, G. (2010). Metode pembelajaran dan pengajaran: kritik dan sugesti terhadap dunia pendidikan, pembelajaran, dan kecerdasan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Brown, P & S. C. Levinson. (1987). Politness: some universals in languange usege. Cambridge University Press.
Dick, W. Carey, L. & Carey, J.O. (2006). The systematic design og instruction. New York:Pearson.
Errington, Frederick K. (1984). Manner dan meaning in west sumtera: the social context of consciousness. New York: Yale University.
Graves, Elizabeth. A . (2008). Is role-playing an effective teaching method? [Online]. Tersedia: www.cehs.ohio.edu/resources/documents/ graves.pdf. [24 November 2012]
Hamalik, Oemar. (2011). Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
______________ (2009). Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan sistem. Bandung: Bumi Aksara.
______________ (2001). Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan sistem. Bandung: Bumi Aksara.
Hamid Hasan, S. (2008). Evaluasi kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasim, E. Moh. (1987). Kamus istilah islam. Bandung: Penerbit Pustaka
Jarvis, Lori. et al. (2002). Role-playing as a teaching strategy. [Online]. Tersedia: imet.csus.edu/imet3/odell/portfolio/grartifacts/Lit%20review.pdf
[23November 2012]
Lecch, Geoffrey. (1993). Prinsip-prinsip pragmatik. Terjemahan. Jakarta: UI Prers.
_______________(1983). Pragmatic. [Online]. Tersedia: http//www.universal teacher.org.uk/lang/pragmatic.html. [22 November 2012]
Nasution, S. (2009). Berbagai pendekatan dalam proses belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Navis, A. A. (1984). Alam terkembang jadi guru. Jakarta: Grafiti Pers.
Mulyasa, E. (2004). Implementasi kurikulum 2004: panduan pembelajaran KBK. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rostiyah, N. K (2008). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Pribadi, Benny. A. (2010). Model desain sistem pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat
Pusat Bahasa. (2001). Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Sanjaya, W. (2008). Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Rayendra, 2013
Efektivitas Metode Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kesantunan Berbahasa Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Budaya Alam Minangkabau Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Padang)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. (2001). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2009. Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sumarso. Dkk. (2004). Sosiolinguistik. Yogyakarta. Sabda.
Suryosubroto, B. (2002). Proses belajar mengajar di sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Suyitno, Imam. (2011). Memahami tindakan pembelajaran: cara mudah dalam perencanaan penelitian tindakan kelas(PTK). Bandung: Refika Aditama.
Trianto. (2010). Model pembelajaran terpadu: konsep, strategi, dan implementasinya dalam kurikulum satuan tingkat pendidikan (ktsp). Jakarta: Bumi Aksara.
Wahab, Abdul. (2007). Metode dan model-model mengajar. Bandung: Alfabeta.
Yule, George. (1998). Pragmatic. New York: Oxford University Press.
___________(1996). The study of languange. Cambridge: Cambridge University Press.