• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PRODUCT MIX PRICING STRATEGY TERHADAP KEPUTUSAN MENGINAP DI ANGGEK SHOPPING HOTEL BANDUNG : Survei terhadap tamu individu yang menginap di Anggrek Shopping Hotel Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PRODUCT MIX PRICING STRATEGY TERHADAP KEPUTUSAN MENGINAP DI ANGGEK SHOPPING HOTEL BANDUNG : Survei terhadap tamu individu yang menginap di Anggrek Shopping Hotel Bandung."

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh

Product Mix Pricing Strategy

Terhadap Keputusan

Menginap di Anggrek

Shopping

Hotel Bandung

( Survei Terhadap Tamu Individu yang Menginap di Anggrek Shopping Hotel Bandung )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

Oleh : Riane Rahayu

0800691

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

“PENGARUH PRODUCT MIX PRICING STRATEGY TERHADAP KEPUTUSAN MENGINAP

TAMU

DI ANGGREK SHOPPINGHOTEL BANDUNG” (Survei Terhadap Tamu Individu yang Menginap

di Anggrek Shopping Hotel Bandung)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Vanessa Gaffar, SE,. Ak,. MBA Dewi Pancawati N, S.pd, MM NIP. 19740307 200212 2001 NIP. 19791130 200912 2004

Mengetahui: Ketua Program Studi

Manajemen Pemasaran Pariwisata

HP. Diyah Setiyorini, MM NIP. 19761031 200812 2 001

(3)

NIM. 0800691

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Product Mix Pricing

Strategy Terhadap Keputusan Menginap di Anggrek Shopping Hotel Bandung” (Survei Terhadap Tamu Individu yang Menginap di Anggrek Shopping Hotel Bandung) beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Berdasarkan pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika-etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ini.

Bandung, Oktober 2012

(4)

ABSTRAK

Riane Rahayu, 0800691, “Pengaruh Product Mix Pricing Strategy Terhadap Keputusan Menginap di Anggek Shopping Hotel Bandung (Survei terhadap tamu individu yang menginap di Anggrek Shopping Hotel Bandung), Skripsi, 2012, di bawah bimbingan Dr. Vanessa Gaffar, SE. Ak. MBA dan Dewi Pancawati Novalita, S.pd., MM.

Terdapat hotel dengan konsep shopping hotel yang tersebar diseluruh pelosok Kota Bandung, yaitu Hyatt Regency Hotel, Sensa Hotel, Aston Braga Hotel & Apartement, Harris Hotel, BTC Hotel dan Anggrek Shopping Hotel Bandung. Anggrek Shopping Hotel merupakan hotel dengan jumlah kamar hanya 41 yang mempunyai kelebihan berkoneksi langsung dengan shopping mall Riau Junction . Selama dua tahun terakhir dengan manajemen baru, Anggrek Shopping Hotel masih mengalami penurunan tingkat hunian kamar, sehingga masuk pada tahun ketiga pihak manajemen Anggrek Shopping Hotel Bandung membuat strategi baru pada produk dan harga yang mereka pasang untuk para tamunya. Responden dari penelitian ini adalah tamu individu yang menginap di Anggrek Shopping Hotel Bandung. Penelitian dilakukan selama dua bulan yaitu bulan September 2012 hingga Oktober 2012. Objek dalam penelitian ini adalah Anggrek Shopping Hotel Bandung. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan verifikatif, dan metode yang digunakan adalah explanatory survey dengan teknik simple random sampling, dan jumlah sampel yang akan diteliti adalah 100 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah Regresi Berganda dengan alat bantu software SPSS 17.0. Temuan penelitian menunjukan bahwa product mix pricing strategy yang terdiri dari product line pricing, optional product pricing, dan product bundle pricing yang memiliki pengaruh terhadap keputusan menginap di Anggrek Shopping Hotel. Pembentukan dimensi product mix pricing strategy yang memiliki pengaruh paling tinggi adalah product bundle pricing dan pengaruh terkecil adalah product line pricing. Sedangkan untuk keputusan menginap tertinggi dirasakan tamu hotel adalah produk dan jasa yang terdapat di shopping hotel yang terdapat di Kota Bandung. Adapun saran-saran untuk Anggrek Shopping Hotel adalah menambah produk-produk baru yang terdapat dalam internal hotel seperti penambahan fasilitas-fasilitas agar dapat meningkatkan minat tamu untuk menginap di Anggrek Shopping Hotel Bandung.

(5)

ABSTRACT

Riane Rahayu, 0800691, “The impact of product mix pricing strategy to decision to buying (stay) in Anggrek Shopping Hotel Bandung (Survey to individuals guest in Anggrek Shopping Hotel Bandung), Skripsi, 2012, under guidence of Dr. Vanessa Gaffar, SE. Ak. MBA and Dewi Pancawati Novalita, S.pd., MM.

There are shopping hotel in Bandung, which are Hyatt Regency Hotel, Sensa Hotel, Aston Braga Hotel & Apartement, Harris Hotel, BTC Hotel and Anggrek Shopping Hotel. Anggrek Shopping Hotel is one of the hotel with two stars classification which is located in heart of the city of Bandung in Martadinata street number 15 where is connecting directly with Riau Junction shopping mall with only 41 rooms and better service than before. Over last two years with new mangement, Anggrek Shopping Hotel is still has fluctuatif occupancy, so that in third years internal management make a new strategy on product and pricing for the guest. The responden of this research is individuals guest who stay in Anggrek Shopping Hotel Bandung. This research was conducted for two months, from September 2012 until October 2012. This type of study is a descriptive and verifikatif, and for method are using survey explanatory method ans simple random sampling technique, and for number of samples to be studies were 100 respondens. The data analysis technique is regression with SPSS 17.0 as the computer software. The data collection technique are interviews and questionnaire distribution. The finding of this research is there an impact of product mix pricing strategy which consists of product line pricing, optional product pricing, and product bundle pricing. On decision to stay. The dimension of product mix pricing strategy which has the highest influence is product bundle pricing and the one with lowest influence is product line pricing. While the most appealing factor of decision to stay is product and service. Suggestion to Anggrek Shopping Hotel Bandung is about internal facilities to increase the interest to stay in Anggrek Shopping Hotel Bandung.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 18

1.3 Tujuan Penelitian ... 19

1.4 Kegunaan Penelitian ... 19

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka……… 21

2.1.1 Product Mix Pricing Strategy dalam Pemasaran Pariwisata ... 21

2.1.1.1 Bentuk Pricing Strategy ... 25

2.1.1.2 Definisi Product Mix Pricing Strategy ... 26

2.1.1.3 Dimensi Product Mix Pricing Strategy ... 29

2.1.2 Konsep Pariwisata ... 31

2.1.2.1 Pengertian Pariwisata ... 31

2.1.2.2 Jenis-Jenis Usaha Pariwisata ... 32

2.1.2.3 Pengertian Perhotelan ... 33

2.1.3 Konsep Keputusan Menginap ... 34

2.1.3.1 Pengertian Keputusan Menginap ... 34

2.1.3.2 Proses Pengambilan Keputusan Menginap ... 35

(7)

2.1.4 Pengaruh Product Mix Pricing Strategy Terhadap Keputusan

Menginap ……… 47

2.1.5 Orsinalitas Penelitian ... 48

2.2 Kerangka Pemikiran ... 56

2.3 Hipotesis ... 57

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 60

3.2 Metode Penelitian ... 60

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang digunakan... 61

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 62

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 65

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampel ... 66

3.2.4.1 Populasi ... 66

3.2.4.2 Sampel ... 67

3.2.4.3 Teknik Sampling ... 68

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data... 71

3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 72

3.2.6.1 Pengujian Validitas... 73

3.2.6.2 Pengujian Reliabilitas ... 77

3.2.7 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 80

(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Perudahaan dan Tamu Hotel ... 89

4.1.1 Profil Perusahaan ... 89

4.1.1.1 Identitas Perusahaan ... 89

4.1.1.2 Sejarah Perusahaan ... 90

4.1.1.3 Produk dan Jasa yang Ditawarkan ... 93

4.1.2 Profil Tamu Anggrek Shopping Hotel Bandung... 96

4.1.2.1 Tipe Tamu yang Menginap di Anggrek Shopping Hotel Berdasarkan Tujuan Menginap... 96

4.1.2.2 Tipe Tamu yang Menginap di Anggrek Shopping Hotel Berdasarkan Jenis Kelamin... 98

4.1.2.3 Tipe Tamu yang Menginap di Anggrek Shopping Hotel Dilihat dari Usia ... 100

4.1.2.4 Tipe Tamu yang Menginap di Anggrek Shopping Hotel Dilihat dari Pekerjaan dan Pendidikan... 101

4.1.2.5 Alasan Tamu Memilih Anggrek Shopping Hotel ... 102

4.1.2.6 Karakteristik Tamu Menginap dilihat dari Lama Menginap... 104

4.1.2.7 Karakteristik Tamu Anggrek Shopping Hotel dilihat dari Rata-Rata Penghasilan dan Tipe Kamar yang Digunakan...105

(9)

4.2 Gambaran Produc Mix Pricing Anggrek Shopping Hotel ... 107

4.2.1 Product Line Pricing ... 108

4.2.2 Optional Product Pricing ... 110

4.2.3 Product Bundle Pricing ... 112

4.2.4 Rekapitulasi Product Mix Pricing ... 111

4.3 Gambaran Keputusan Menginap Anggrek Shopping Hotel ... 117

4.3.1 Keputusan Menginap Berdasarkan Pemilihan Produk dan Jasa ... 117

4.3.2 Keputusan Menginap Berdasarkan Pemilihan Merek ... 118

4.3.3 Keputusan Menginap Berdasarkan Pemilihan Penyalur ... 119

4.2.4 Keputusan Menginap Berdasarkan Penentuan Waktu Menginap ... 121

4.2.5 Keputusan Menginap Berdasarkan Jumlah Pembelian (Jumlah Pemesanan Kamar) ... 123

4.2.6 Keputusan Menginap Berdasarkan Metode Pembayaran ... 124

4.2.7 Rekapitulasi Keputusan Menginap ... 125

4.2.8 Pengaruh Product Mix Pricing Strategy Terhadap Keputusan Menginap di Anggrek Shopping Hotel Bandung ... 127

4.3 Pengaruh Product Mix Pricing Strategy Terhadap Keputusan Menginap di Anggrek Shopping Hotel Bandung ... 124

4.4 Uji Asumsi Regresi ... 131

(10)

4.4.3 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 134

4.4.5 Model Persamaan Regresi Berganda Pengaruh Product Mix Pricing Strategy Terhadap Keputusan Menginap di Anggek Shopping Hotel Bandung ... 134

4.5 Implikasi Hasil Temuan Penelitian Product Mix Pricing Strategy ... 136

4.5.1 Implikasi Temuan Teoritis ... 136

4.5.2 Implikasi Temuan Empiris ... 137

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ... 138

5.2 Rekomendasi ... 140

DAFTAR PUSTAKA ... 143

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia pada tahun 2009-2011 ... 2

Tabel 1.2 Tingkat Penghunian Kamar di Jawa Barat Tahun 2011-2012 ... 3 Tabel 1.3 Data Wisatawan yang Menginap di Kota Bandung ... 5 Tabel 1.4 Rekapitulasi dan Daftar Nama Potensi Hotel di Kota Bandung Pada Tahun 2012 ... 6 Tabel 1.5 Daftar Nama Potensi Hotel Bintang 2 di Kota Bandung ... 7 Tabel 1.6 Hotel Berkonsep ShoppingMall di Kota Bandung ... 8 Tabel 1.7 Room Occupancy Hotel Berkonsep Shopping Mall di Kota Bandung Tahun 2010-1011 ... 10 Tabel 1.8 Statistik Monthly Room Occupancy Anggrek Shopping Hotel Tahun 2010-2011 ... 11 Tabel 1.9 Data Market Segment Anggrek Shopping Hotel BandungTahun

2010-2011 ... 12 Tabel 1.10 Product Mix Pricing Strategy yang Dilakukan di Anggrek Shopping Hotel Bandung Pada Tahun 2012 ... 17 Tabel 2.1 Definisi Product Mix Pricing Strategy ... 28 Tabel 2.2 Definisi Keputusan Menginap Menurut Beberapa Ahli ... 34 Tabel 2.3 Penelitian yang Berkaitan dengan Product Mix Pricing Strategy

(12)

Tabel 3.3 Jumlah Populasi Tamu Individualdan Family Tahun 2011 ... 66

Tabel 3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data ... 72

Tabel 3.5 Interprestasi Nilai r ... 75

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 76

Tabel 3.7 Interprestasi Besarnya Koefisien Korelasi ... 79

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 79

Tabel 4.1 Tipe dan Tarif Kamar di Anggrek Shopping Hotel Bandung ... 93

Tabel 4.2 Meeting Room Capacity di Anggrek Shopping Hotel Bandung ... 94

Tabel 4.3 Meeting Package yang Terdapat di Anggrek Shopping Hotel Bandung ... 95

Tabel 4.4 Karakteristik Tujuan Tamu Menginap di Anggrek Shopping Hotel Bandung ... 97

Tabel 4.5 Keterkaitan Tipe Tamu di Anggrek Shopping Hotel Bandung dengan Jenis Kelamin ... 99

Tabel 4.6 Keterkaitan Tipe Tamu di Anggrek Shopping Hotel Bandung dilihat Dari Usia ... 100

Tabel 4.7 Keterkaitan Antara Tipe Kamar dengan Pekerjaan dan Pendidikan . 101 Tabel 4.8 Keterkaitan Antara Rata-Rata Penghasilan dengan Tipe Kamar yang Digunakan ... 105

Tabel 4.9 Tanggapan Tamu Anggrek Shopping

Hotel Bandung Terhadap

Product Line Pricing

... 108
(13)

Tabel 4.11 Tanggapan Tamu Anggrek Shopping

Hotel Bandung Terhadap

Product Bundle Pricing

... 112

Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Tamu Individu Terhadap Product Mix Pricing Strategy Anggrek Shopping Hotel Bandung ... 113 Tabel 4.13 Tanggapan Tamu Individu Terhadap Keputusan Menginap

Berdasarkan Pemilihan Produk dan Jasa ... 117 Tabel 4.14 Tanggapan Tamu Individu Terhadap Keputusan Menginap

Berdasarkan Pemilihan Merek ... 118 Tabel 4.15 Tanggapan Tamu Individu Terhadap Keputusan Menginap

Berdasarkan Pemilihan Penyalur ... 120 Tabel 4.16 Tanggapan Tamu Individu Terhadap Keputusan Menginap

Berdasarkan Penentuan Waktu Menginap ... 121 Tabel 4.17 Tanggapan Tamu Individu Terhadap Keputusan Menginap

Berdasarkan Jumlah Pembelian (Jumlah Pemesanan Kamar) ... 123 Tabel 4.18 Tanggapan Tamu Individu Terhadap Keputusan Menginap

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Data Jumlah Pengunjung Berdasarkan Jenis Wisata di Kota

Bandung Tahun 2011 ... 5

Gambar 1.2 Data Alasan Tamu Menginap di Anggrek Shopping Hotel Bandung Tahun 2011 ... 14

Gambar 2.1 4P’s Marketing Mix Strategy ... 24

Gambar 2.2 Model Lima Tahap Proses Keputusan Menginap ... 37

Gambar 2.3 Model Perilaku Pembelian ... 41

Gambar 2.4 Model Keputusan Menginap ... 41

Gambar 2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Tamu ... 44

Gambar 2.6 Model of Buyer Behavior ... 47

Gambar 2.7 Kerangka Pemikiran ... 56

Gambar 2.8 Paradigma Pemikiran ... 57

Gambar 3.1 Regresi Berganda ... 85

Gambar 4.1 Logo Anggrek Shopping Hotel Bandung ... 92

Gambar 4.2 Alasan Tamu Memilih Anggrek Shopping Hotel Bandung ... 103

Gambar 4.3 Lama Menginap Tamu Anggrek Shopping Hotel Bandung ... 104

Gambar 4.4 Asal Daerah Tamu Anggrek Shopping Hotel Bandung ... 106

Gambar 4.5 Variabel Product Mix Pricing Strategy Pada Garis Kontinum ... 116

Gambar 4.6 Variabel Keputusan Menginap Pada Garis Kontinum ... 127

Gambar 4.7 Histogram Dependent Variabel Product Mix Pricing Strategy di Anggrek Shopping Hotel Bandung ... 131

(15)
(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Hotel adalah sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan syarat pembayaran serta memberikan pelayanan makanan dan akomodasi. Dilihat dari fungsi utamanya, produk utama yang dijual oleh usaha perhotelan adalah sewa kamar atau jasa penginapan. Sejalan dengan perkembangan tersebut, maka jika sebelumnya produk dan jasa utama sebuah hotel yang menjadi kebutuhan utama wisatawan adalah kamar atau penginapan sekarang sudah mengalami perkembangan. Konsumen mengharapkan sesuatu yang bukan hanya sekedar kamar menginap, namun mereka lebih mengharapkan hal lain seperti kondisi lingkungan yang menyenangkan, sopan santun dan rasa hormat dari seluruh karyawannya.

Hal tersebut dikarenakan hotel merupakan salah satu sarana penting dalam dunia pariwisata khususnya untuk memenuhi kebutuhan orang yang bepergian lebih dari sehari. Pengertian hotel sendiri menurut Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia (Menbudpar, 2010):

Hotel adalah suatu bangunan atau sebagian daripadanya yang khusus disediakan untuk setiap orang agar dapat menginap dan makan serta memperoleh pelayanan dan fasilitas lainnya dengan pembayaran atau mempunyai restoran yang berada dibawah manajemen hotel tersebut. Kelas hotel ditentukan oleh Dinas Pariwisata Daerah (Diparda).

(17)

serta jasa lainnya dimana pelayanan dan fasilitas tersebut diperuntukkan bagi masyarakat umum dengan tujuan dan dikelola secara komersial.

Di tengah kondisi perekonomian global yang lemah, peluang bisnis perhotelan di Indonesia justru berkembang. Selama beberapa tahun terakhir, hotel skala menengah dan hotel minimalis atau hotel ekonomis tumbuh pesat di sejumlah Kota di Tanah Air. (kompas.com, diakses 13 Oktober 2012 pukul 09:20)

Pada tahun 2012, pertumbuhan hotel di Indonesia diprediksi juga signifikan. Selain ditopang perekonomian yang kuat dan perkembangan wisatawan, perkembangan ini juga dipengaruhi oleh perkembangan hotel minimalis (budget hotel), hotel ekonomis (economic hotel), dan hotel menengah yang dikelola operator dalam negeri dan luar negeri. (kompas.com, diakses 13 Oktober 2012 pukul 09.20)

Indonesia memiliki berbagai jenis pariwisata yang dapat menarik wisatawan khususnya wisatawan mancanegara agar tertarik untuk berkunjung, ini yang menjadi salah satu alasan utama mengapa pertumbuhan hotel di Indonesia diprediksi signifikan. Berikut Tabel 1.1 merupakan data kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia tahun 2010-2011.

TABEL 1.1

DATA KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE INDONESIA PADA TAHUN 2009-2011

Tahun Jumlah Kunjungan Wisatawan

2009 6.323.730 orang

2010 7.002.944 orang

2011 7.649.731 orang

Sumber : Badan Pusat Statistik 14 Februari 2012

(18)

jumlah wisatawan dari tahun 2009 ke 2010 sebesar 10,74%, dan ditahun selanjutnya kenaikan sebesar 8,54%. Terdapat dalam grafik pada bulan yang sama dalam tiga tahun terakhir ini mempunyai peningkatan jumlah wisatawan yang serupa yaitu pada bulan Juli dan Desember atau saat peak season. Hal ini dikarenakan banyaknya para wisatawan mancanegara yang mulai mengetahui potensi-potensi pariwisata yang berada di Indonesia.

Pariwisata juga merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan perekonomian di Jawa Barat, salah satunya pariwisata dalam bidang akomodasi perhotelan. Jawa Barat memiliki berbagai destinasi pariwisata yang tak kalah menarik dengan provinsi-provinsi lain yang tersebar di seluruh kawasan Indonesia. Hal ini berpengaruh terhadap tingkat penghunian kamar selama dua tahun terakhir, pernyataan tersebut dipertegas dalam Tabel 1.2 berikut.

TABEL 1.2

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR DI JAWA BARAT TAHUN 2011-2012 Bulan Tahun 2011 Tahun 2012

Januari 48,40% 50,15%

Februari 48,74% 49,10%

Maret 48,91% 49,17%

April 49,57% 48,37%

Mei 49,76% 49,79%

Juni 52,93% 56,19%

Juli 59,59% 47,85%

Agustus 38,57% 39,29%

September 35,68% Belum diketahui

Oktober 48,51% Belum diketahui

November 43,68% Belum diketahui

Desember 48,67% Belum diketahui

Sumber: Badan Pusat Statistik 2012

(19)

memilih untuk tidak menginap di tempat penginapan atau hotel, bahkan tidak menginap sama sekali dengan alasan mempunyai sanak keluarga di daerah yang mereka kunjungi. Namun demikian, hotel masih menjadi pilihan bagi sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke kawasan provinsi Jawa Barat, hal ini dipertegas dalam Tabel 1.2 di atas yang mana terdapat kenaikan presentase tingkat penghunian kamar pada bulan-bulan tertentu di tahun 2012.

Sejauh ini andalan sektor pariwisata Jawa Barat, khususnya yang menjadi ibu kota Jawa Barat yaitu Kota Bandung masih sebatas wisata belanja dan kuliner serta lokasi-lokasi hiburan lainnya yang dikelola swasta. Dengan begitu dari segi pendapatan, Pemerintah Kota Bandung hanya mengandalkan pemasukan dari pajak hotel, restoran, dan hiburan. Meski demikian hal ini merupakan suatu daya tarik wisatawan mancanegara dan domestik untuk melakukan kunjungan ke Kota Bandung dengan berbagai tujuan salah satunya untuk berbelanja. Berikut Tabel 1.3 merupakan data wisatawan yang menginap di Kota Bandung pada tahun 2009-2011.

TABEL 1.3

DATA WISATAWAN YANG MENGINAP DI KOTA BANDUNG

Asal Wisatawan

Jumlah Tahun 2009

Jumlah Tahun 2010

Jumlah Tahun 2011 Wisatawan Nusantara 7.515.269 4.951.439 6.487.239

Wisatawan

Mancanegara 70.175 228.449 225.585

Total 7.585.444 5.179.888 6.713.324

Sumber: Dinas Kebudayaan Pariwisata Kota Bandung, 27 Januari 2012

(20)

pada tahun 2011 yaitu sebesar 1.533.436 orang atau sekitar 29,60% dari jumlah wisatawan tahun sebelumnya. Peningkatan jumlah wisatawan yang menginap di Kota Bandung dikarenakan Kota Bandung memiliki banyak sekali jenis destinasi wisata dan sarana akomodasi yang cukup memadai.

Jenis-jenis wisata yang dimiliki oleh Kota Bandung merupakan daya tarik wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata di Kota Bandung. Berikut Gambar 1.1 yang menunjukkan data jumlah pengunjung berdasarkan jenis wisata yang ada di Kota Bandung tahun 2011.

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung 2012

GAMBAR 1.1

DATA JUMLAH PENGUNJUNG BERDASARKAN JENIS WISATA DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011

(21)

Wisata belanja merupakan salah satu potensi pariwisata yang dapat memberikan pengaruh yang signifikan bagi tingkat kunjungan wisatawan ke Kota Bandung, hal ini dapat dilihat kembali dalam Gambar 1.1. Hal ini tentunya berdampak kepada jenis usaha pariwisata lainnya, salah satunya yaitu penginapan.

Sektor pariwisata terdiri dari beberapa beberapa jenis usaha, salah satunya usaha yang bergerak dibidang akomodasi atau penginapan. Bandung tercatat mempunyai 307 penginapan dengan berbagai klasifikasinya. Berikut Tabel 1.4 akan menyajikan rekapitulasi dan daftar nama potensi hotel di Kota Bandung pada tahun 2012.

TABEL 1.4

REKAPITULASI DAN DAFTAR NAMA POTENSI HOTEL DI KOTA BANDUNG PADA TAHUN 2012

No Klasifikasi Jumlah Potensi Jumlah Kamar Ket

1 Bintang 1 10 306 Kamar

2 Bintang 2 23 1.479 Kamar

3 Bintang 3 29 2.778 Kamar

4 Bintang 4 24 3.105 Kamar

5 Bintang 5 9 1.958 Kamar

6 Melati 1 58 930 Kamar

7 Melati 2 69 1.374 Kamar

8 Melati 3 86 2.949 Kamar

JUMLAH 307 14.879 KAMAR

Sumber : Dinas Kebudayaan Pariwisata Kota Bandung, 15 Maret 2012

(22)

Dilihat dari klasifikasi dan potensi hotel yang berada di Kota Bandung, terdapat lebih dari tiga ratus lebih hotel dengan klasifikasi bintangnya masing-masing. Jumlah kamar yang banyak saja tidak menentukan besarnya bintang suatu hotel tersebut, bahkan jumlah kamar yang sedikit namun pelayanan dan fasilitasnya yang bagus dan menarik dapat sangat berpengaruh terhadap penempatan klasifikasi bintang dalam suatu hotel. Berikut Tabel 1.5 merupakan daftar nama-nama hotel bintang 2 yang terdapat di kawasan Kota Bandung.

TABEL 1.5

DAFTAR NAMA POTENSI HOTEL BINTANG 2 DI KOTA BANDUNG

No Nama Hotel Alamat

Jumlah Kamar

1 Abadi Asri Jl. Setiabudhi No.287 40

2 Alam Permai Jl. Setiabudhi No.432 72

3 Amaris Hotel Jl. Cihampelas No.171 132

4 Anggrek Shopping Jl. RE Martadinata No.15 41

5 Anggrek Gandasari Jl. Seram No.3 37

6 Baltika Jl. Gatot Subroto No.30 54

7 Bumi Asih Jl. Cilamaya No.1 39

8 Bumi Asih Jaya Jl. Soekarno Hatta No.452 49

9 Cemerlang Jl. Pasirkaliki No.45 74

10 CV.Hadiat's Jl.Sindangsirna No.9 37

11 Verona Palace Jl. Surya Sumantri 45

12 De'Qur Jl. Dipati Ukur No. 27 31

13 Endah Parahyangan Jl. Raya Cibeureum No.22 93

14 Enhaii Hotel Jl. Setiabudhi No 186H 30

15 Kedaton Jl. Suniaraja No.14 116

16 King Garden Jl. Gardujati No.81-83 50

17 New Sany Rosa Jl. Hegarmanah No.4 75

18 Patra Jasa Jl. IR.H Juanda No.132 146

19 Provence Jl. Abadi I No.140 36

20 PT.Brillian Sakti P Jl. Peta No.241 175

21 Royal Dago Jl. IR.H Juanda No.169 43

22 Royal Merdeka Jl. Merdeka No.34 50

(23)

Tabel 1.5 merupakan daftar hotel bintang dua sementara yang berada di Kota Bandung hingga akhir 2011 ini. Hal ini seolah akan menambah jumlah daftar hotel bintang dua di Kota Bandung pada tahun 2012, seiring banyaknya hotel yang sedang dibangun hingga awal 2012.

Sejalan dengan perkembangan dunia perhotelan di kawasan Kota Bandung yang semakin pesat, maka muncullah ide-ide untuk membangun industri perhotelan ditengah-tengah shopping mall dan kawasan wisata belanja yang berada di Kota Bandung. Berikut Tabel 1.6 merupakan hotel-hotel di Kota Bandung yang berdiri ditengah-tengah shopping mall dan kawasan wisata belanja di Kota Bandung.

TABEL 1.6

HOTEL BERKONSEP SHOPPING MALL DI KOTA BANDUNG

No Nama Hotel Jangkauan Wisata Belanja Lokasi

1. Hyatt Regency Bandung Indah Plaza, Jalan

Riau, Jalan Merdeka

Jalan Sumatera

2. Sensa Hotel Cihampelas Walk, wisata

belanja di sepanjang jalan Cihampelas, Jalan

Setiabudhi

Jalan Cihampelas

3. Anggrek Shopping Hotel Riau Junction, Jalan Riau, Jalan Merdeka

Jalan Riau

4. Aston Braga Service

Apartement

Braga City Walk, Alun-alun Bandung

Jalan Braga

Sumber: Dinas Kebudayaan Pariwisata Kota Bandung 2011

(24)

dengan Riau Junction dan Aston Braga Service Apartement dengan Braga City Walk.

Melihat potensi hotel berkonsep shopping hotel seperti keempat hotel yang sudah lebih dari dua tahun berdiri, kini mulai bermunculan hotel berkonsep serupa, yaitu Harris Hotel yang terletak di Jl.Peta yang mana hotel tersebut berkoneksi langsung dengan Lotte Mart. Hotel serupa yang baru berdiri terdapat di Jl. Dr. Djundjunan atau lebih dikenal dengan Jalan Pasteur, yaitu BTC Hotel yang berkoneksi langsung dengan pusat perbelanjaan Bandung Trade Center. Dengan demikian pertumbuhan hotel dengan konsep shopping hotel di Kota Bandung berpotensi akan terus bermunculan, sehingga membuat persaingan didunia perhotelan di Kota Bandung khususnya hotel berkonsep shopping hotel akan semakin ketat.

(25)

TABEL 1.7

ROOM OCCUPANCY HOTEL

BERKONSEP SHOPPING MALL DI KOTA BANDUNG TAHUN 2010-2011

No

Hotel

Room Occupancy

2010

2011

1 Hyatt Regency Hotel 78% 82%

2 Sensa Hotel 60.72% 80.99%

3 Anggrek Shopping Hotel 71,51% 69,38%

4 Aston Braga Service Apartement 65,65% 72,65% Sumber: Data olahan dari tiap-tiap manajemen hotel, Februari 2012

(26)

mereka harapkan, tingkat hunian kamar pada tahun 2010 melebihi target yang sudah ditetapkan oleh pihak hotel pada tahun 2010 tersebut yaitu sebesar 71,51%.

Pada tahun berikutnya yaitu 2011, melihat kemampuan hotel yang dapat memenuhi target dalam tingkat hunian kamarnya, maka pihak Anggrek Shopping Hotel Bandung pada tahun 2011 bermaksud menaikkan target tingkat hunian kamarnya sebesar 10% dari tahun sebelumnya yaitu menjadi 80%. Namun pada kenyataannya, setelah satu tahun berlalu pada tahun 2011, pihak hotel tidak dapat memenuhi target yang sudah ditetapkan, bahkan penurunan pada tahun 2011 yang terjadi melebihi target yang ditetapkan pada tahun 2010. Tingkat hunian kamar pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 0,62% dari target tingkat hunian kamar tahun 2010, dan itu artinya tingkat hunian kamar pada tahun 2011 masih butuh sekitar 10,62% untuk dapat mencapai target yang sudah ditetapkan oleh pihak hotel pada tahun 2011, yaitu 80%. Penurunan tingkat hunian kamar yang terjadi di Anggrek Shopping Hotel dalam dua tahun terakhir akan dipertegas kembali dalam statistik monthly room occupancy dalam dua tahun terakhir yang akan digambarkan dalam Tabel 1.8 berikut ini.

TABEL 1.8

STATISTIK MONTHLY ROOM OCCUPANCY ANGGREK SHOPPING HOTEL TAHUN 2010-2011

Tahun Bulan

%

Occupancy Tahun Bulan

% Occupancy

2010 Januari 50,59% 2011 Januari 40,00%

Februari 55,50% Februari 51,50%

Maret 62,00% Maret 62,51%

April 70,00% April 65,00%

Mei 76,00% Mei 77,00%

Juni 80,00% Juni 81,00%

Juli 80,00% Juli 80,00%

(27)

Lanjutan Tabel 1.8

Tahun Bulan

%

Occupancy Tahun Bulan

% Occupancy

2010 Agustus 65,00% 2011 Agustus 55,59%

September 68,00% September 65,51%

Oktober 80,00% Oktober 79,50%

November 84,00% November 85,00%

Desember 86,00% Desember 90,00%

Average 71,51% Average 69,38%

Sumber: Manajemen Hotel Anggrek Shopping, April 2012

Tabel 1.8 menunjukkan bahwa terjadinya fluktuasi tingkat hunian kamar pada setiap bulannya dalam dua tahun terakhir, dan pada tahun 2011 tingkat hunian kamar di Anggrek Shopping Hotel mengalami penurunan sebesar 2,13% dari tingkat hunian kamar pada tahun sebelumnya yaitu 2010.

Terdapat segmen pasar yang merupakan data jumlah populasi tamu yang menginap di Anggrek Shopping Hotel Bandung selama kurun waktu dua tahun terakhir. Berikut Tabel 1.9 merupakan data segmen pasar dari Anggrek Shopping Hotel Bandung selama tahun 2010-2011.

TABEL 1.9

DATA MARKET SEGMENT ANGGREK SHOPPING HOTEL BANDUNG PADA TAHUN 2010-2011

Market Segment

Tahun Tahun 2010 Tahun 2011

Corporate 5.306 orang 5.408 orang

FIT (Free Individual Traveller)

5.613 orang 5.647 orang WIG (Walk In Guest)

/ Non Corporate

2006 orang 1783 orang Travel Agent 3.986 orang 3.718 orang

TOTAL 16.911 orang 16.556 orang

Sumber : Manajemen Anggrek Shopping Hotel Bandung 2012

(28)

Segmen pasar corporate termasuk ke dalam kategori tamu group, sedangkan FIT (Free Individual Traveller), WIG (Walk In Guest), dan Travel Agent termasuk ke dalam kategori tamu individu. Potensi terkuat yang dapat mendatangkan tamu terdapat pada segmen pasar FIT (Free Individual Traveller), diikuti segmen pasar corporate yang memiliki peran sama penting untuk mendatangkan tamu dan mengalami kenaikan dalam dua tahun terakhir, diikuti Travel Agent yang sama-sama memiliki peran yang cukup penting, karena dapat mendatangkan tamu yang cukup banyak jika dibandingkan dengan tamu WIG (Walk In Guest) yang memiliki potensi paling kecil dalam segmen pasar di Anggrek Shopping Hotel Bandung. Masing-masing dari tiap segmen pasar selama dua tahun terakhir ini ada yang mengalami kenaikan ada juga yang mengalami penurunan, namun dapat dilihat dari total jumlah segmen pasar pada tahun 2011 mengalami penurunan sebanyak 355 orang atau sekitar 1,98% dari total tamu pada tahun 2010.

(29)

jumlah kamar yang mulanya jumlah kamar 70 menjadi hanya 41 kamar saja. Anggrek Shopping Hotel terletak di Jl. R.E Martadinata No.15 atau sering disebut Jalan Riau yang memang lokasinya berdekatan dengan kawasan wisata belanja Dago dan dikelilingi dengan Factory Outlet yang berdiri disepanjang jalan Riau Bandung. Hotel yang berkonsep Shopping Hotel ini berkoneksi langsung dengan Yogya Riau atau yang lebih banyak dikenal dengan Riau Junction. Berikut gambar 1.2 merupakan data alasan tamu menginap di Anggrek Shopping Hotel Bandung pada tahun 2011.

Sumber : Manajemem Anggrek Shopping Hotel Bandung, April 2012

GAMBAR 1.2

DATA ALASAN TAMU MENGINAP DI

ANGGREK SHOPPING HOTEL BANDUNG TAHUN 2011

(30)

Anggrek Shopping Hotel Bandung merupakan hotel yang sudah dibangun cukup lama dengan kepemilikan pribadi yang kemudian sekitar tahun 2003 sahamnya dibeli oleh Bidakara Group karena pengelolaan manajemennya yang dapat dikatakan berantakan, namun pada tahun 2009 PT.Akur Pratama berniat untuk membeli saham dan me-repositioning kembali hotel Anggrek Golden tersebut. Akhirnya, pada tahun 2009 PT Akur Pratama merombak habis isi Anggrek Golden Hotel tersebut, yang mulanya mempunyai 70 kamar kini menjadi hanya 41 kamar saja, tidak hanya itu bahkan hotel yang sejak 9 September 2009 lalu beroperasi ini mengganti semua konsep hotel menjadi shopping hotel, mengubah namanya dari Anggrek Golden Hotel menjadi Anggrek Shopping Hotel Bandung dan manajemennya pun murni baru. Hal ini membuat para tamu terdahulu belum mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi di Anggrek Shopping Hotel Bandung tersebut, didukung oleh informasi dan strategi marketing yang masih terbilang kurang cukup vital untuk menarik tamu agar menginap di Angrek Shopping Hotel Bandung ini.

(31)

penurunan tingkat hunian kamar terus terjadi, akan mengurangi pemasukan keuangan pada pihak manajemen perusahaan, sedangkan sumber daya manusia di dalamnya harus tetap diperhatikan upah setiap bulannya seperti yang sudah ditetapkan dalam perjanjian kontrak kerja antara kedua belah pihak sebelumnya. Hal seperti itu merupakan satu dari beberapa dampak negatif yang kemungkinan dapat terjadi. Maka perlu dilakukan upaya untuk dapat memperbaiki tingkat hunian kamar agar terus meningkat setiap bulan dan tahunnya.

Dilakukan upaya semaksimal mungkin untuk dapat mengetahui seberapa besar pengaruh keputusan menginap pada Anggrek Shopping Hotel Bandung, tentunya upaya yang tidak mengeluarkan biaya yang terlalu banyak. Melakukan berbagai macam strategi place, shopping tourism, strategi media promosi seperti selalu memberi informasi terbaru mengenai produk-produk dan promosi yang dilakukan oleh pihak internal hotel, serta product mix pricing strategy seperti penetapan harga pada setiap produk yang terdapat di Anggrek Shopping Hotel, serta melakukan program dari product mix pricing tersebut seperti pembagian voucher belanja gratis di Riau Junction bagi para tamu yang menginap di Anggrek Shopping Hotel Bandung minimal selama dua malam, yang diharapkan para tamu akan terus tertarik untuk menginap di Anggrek Shopping Hotel Bandung, karena antara Anggrek Shopping Hotel dan Riau Junction berada dalam badan hukum yang sama yaitu PT. Akur Pratama.

(32)

Hotel Bandung. Penetapan harga dengan membaurkan beberapa produk menjadi satu harga dapat sangat menunjang pelaksanaan product mix pricing strategy tersebut. Diharapkan product mix pricing strategy dapat meningkatkan keputusan menginaptamu di Anggrek Shopping Hotel Bandung.

[image:32.612.110.538.198.648.2]

Adapun strategi dan program yang diaplikasikan oleh pihak Anggrek Shopping Hotel Bandung dari strategi product mix pricing strategy ini tertuang dalam Tabel 1.10 berikut.

TABEL 1.10

PRODUCT MIX PRICING STRATEGY YANG DILAKUKAN

DI ANGGREK SHOPPING HOTEL BANDUNG PADA TAHUN 2012

Jenis Strategi Aplikasi

Product Line Pricing

(strategi jangka panjang)

 Penetapan harga dari tiap-tiap tipe kamar yang ditawarkan di Anggrek Shopping Hotel Bandung

 Penetapan harga dari tiap-tiap jenis makanan yang ditawarkan di restoran Anggrek Shopping Hotel Bandung

 Penetapan harga dari tiap-tiap jenis minuman yang ditawarkan di restoran Anggrek Shopping Hotel Bandung

Optional Product Pricing

(strategi jangka panjang)

 Penetapan harga extra bed yang ditawarkan di Anggrek Shopping Hotel Bandung

 Penetapan harga binatu/laundry yang ditawarkan di Anggrek Shopping Hotel Bandung

 Harga outgoing call yang ditawarkan di Anggrek Shopping Hotel Bandung

 Harga fasilitas bussiness center yang ditawarkan di Anggrek Shopping Hotel Bandung

(33)

Lanjutan Tabel 1.10

Jenis Strategi Aplikasi

Product Bundle Pricing

Program

(Periode Juni 2012 - Agustus 2012)

 Harga meeting package yang ditawarkan di Anggrek Shopping Hotel Bandung

 Penetapan harga paket 2 malam kamar dengan 1 voucher belanja di Riau Junction senilai Rp. 150.000,-

 Penetapan harga paket varian kopi dengan varian snack yang dijual senilai Rp. 20.000++

Sumber : Data diolah kembali oleh penulis menurut studi lapangan

Tabel 1.10 menjelaskan bahwa terdapat aplikasi dari product mix pricing strategy yang digunakan oleh pihak manajemen Anggrek Shopping Hotel Bandung, yang antara lainnya penetapan harga dari seluruh lini produk, penetapan harga dari produk pendukung yang terdapat di Anggrek Shopping Hotel Bandung, dan program penetapan harga dari produk yang sudah dipaketkan dan dijual dalam satu harga saja.

Berdasarkan uraian diatas maka perlu untuk dilakukannya penelitian mengenai

“Pengaruh Product Mix Pricing Strategy Terhadap Keputusan Menginap di

Anggrek Shopping Hotel Bandung (Survei Terhadap Tamu Individu yang Menginap di Anggrek Shopping Hotel Bandung)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa masalah untuk memperoleh penelitian sebagai berikut.

[image:33.612.105.534.95.575.2]
(34)

2. Bagaimana gambaran tingkat keputusan menginap pada Anggrek Shopping Hotel Bandung.

3. Bagaimana pengaruh product mix pricing strategy terhadap tingkat keputusan menginap di Anggrek Shopping Hotel.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan data dan informasi yang berhubungan dengan pengaruh product mix pricing strategy terhadap tingkat keputusan menginap di Anggrek Shopping Hotel:

1. Memperoleh temuan hasil dari aplikasi product mix pricing strategy yang dilakukan oleh pihak internal Anggrek Shopping Hotel Bandung.

2. Memperoleh temuan gambaran tingkat keputusan menginap tamu di Anggrek Shopping Hotel Bandung.

3. Memperoleh temuan mengenai pengaruh product mix pricing strategy terhadap keputusan menginap tamu di Anggrek Shopping Hotel Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

(35)

pricing strategy terhadap keputusan menginap tamu di Anggrek Shopping Hotel Bandung.

(36)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan strategi bauran pemasaran yaitu mengenai pengaruh product mix pricing strategy terhadap keputusan menginap. Objek penelitian yang menjadi variabel bebas (variabel X) yaitu product mix pricing strategy. Masalah penelitian yang merupakan variabel terikat (variabel Y) adalah keputusan menginap. Penelitian ini dilakukan terhadap para tamu yang menginap di Anggrek Shopping Hotel Bandung. Variabel bebas adalah product mix pricing strategy yang terdiri dari product line pricing (X1), optional product pricing (X2), product bundle pricing (X3). Sedangkan variabel terikat adalah keputusan menginap yang terdiri dari pemilihan produk/jasa, pemilihan merek, pemilihan penyalur, penentuan waktu menginap, jumlah pembelian dan metode pembayaran.

Adapun objek yang dijadikan responden adalah tamu individu yang menginap di Anggrek Shopping Hotel Bandung.

3.2 Metode Penelitian

(37)

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan

Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2010:35) :

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih variabel (variabel yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan dan atau mencari hubungan variabel satu sama lain.

Melalui jenis penelitian desktiptif, maka dapat diperoleh deskripsi mengenai penerapan product mix pricing strategy pada Anggrek Shopping Hotel Bandung serta pandangan responden tentang keputusan menginap di Anggrek Shopping Hotel Bandung. Penelitian verifikatif adalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Sedangkan jenis penelitian verifikatif menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data lapangan, dalam hal ini penelitian verifikatif bertujuan untuk mengetahui pengaruh product mix pricing strategy terhadap keputusan menginap.

Berdasarkan jenis penelitiannya yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey explanatory. Menurut Keplinger yang dikutip dalam buku Sugiyono (2010:75) menyatakan bahwa :

(38)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti, maka perlu dilakukan kegiatan untuk mengamati setiap indikator dari variabel yang diteliti. Menurut Ulber Silalahi (2009:201)

[image:38.595.108.565.246.609.2]

Operasionalisasi variabel adalah merupakan kegiatan mengurai variabel menjadi sejumlah variabel operasional atau variabel empiris (indikator, item) yang merujuk langsung pada hal-hal yang dapat diamati atau diukur. Variabel yang diteliti adalah pengaruh product mix pricing strategy (X) yang terdiri dari indikator product line pricing (X1), optional product pricing (X2), dan product bundle pricing (X3). Terhadap keputusan menginap yang terdiri dari pemilihan produk/jasa, pemilihan merek, pemilihan penyalur/distributor, pemilihan waktu menginap, jumlah pembelian dan metode pembayaran. Penelitian ini menggunakan skala ordinal. Menurut Husein Umar (2010:132) skala ordinal mengurutkan data dari tingkat paling rendah ke tingkat yang paling tinggi atau sebaliknya dengan interval yang tidak harus sama. Secara lebih rinci dapat terlihat dalam Tabel 3.1 berikut :

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN

Variabel Sub Variabel

Konsep Variabel dan Sub Variabel

Indikator Ukuran Skala No Item

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Product Mix Pricing Strategy

(X)

(39)

Product line pricing

(X1)

Product line pricing merupakan penetapan harga di seluruh lini produk, yang mana menetapkan langkah antara harga dari produk dalam lini produk berdasarkan biaya antara produk, evaluasi pelangan dan berbagai fitur serta harga pesaing

Kotler, Amstrong (2012:314)

a. Harga kamar Anggrek Shopping Hotel Bandung

b. Perbandingan harga kamar yang ditetapkan oleh pesaing

c. Kesesuaian harga kamar Anggrek Shopping Hotel Bandung dengan kualiasnya

 Tingkat harga kamar yang ditetapkan  Tingkat perbandingan

harga kamar yang ditetapkan oleh perusahaan dengan pesaing

 Tingkat kesesuaian harga kamar Anggrek Shopping Hotel Bandung dengan kualitasnya Ordinal Ordinal Ordinal C.1 C.2 C.3 Dilanjutkan

Lanjutan Tabel 3.1

Variabel Sub Variabel

Konsep Variabel dan Sub Variabel

Indikator Ukuran Skala No Item

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Optional Product Pricing (X2)

Optional Product Pricing, dimana perusahaan banyak menawarkan produk opsional, fitur dan layanannya bersamaan dengan produk utama mereka. Kotler, Amstrong (2012:316)

a. Harga makanan dan minuman yang dijual di restoran Anggrek Shopping Hotel Bandung b. Harga laundry yang

ditawarkan di Anggrek Shopping Hotel Bandung c. Harga outgoing call

yang ditawarkan di Anggrek Shopping Hotel Bandung d. Harga fasilitas

bussiness center yang ditawarkan di Anggrek Shopping Hotel Bandung

a. Tingkat harga makanan dan minuman yang dijual di restoran Anggrek Shopping Hotel Bandung b. Tingkat harga laundry

yang ditawarkan di Anggrek Shopping Hotel Bandung c. Tingkat harga outgoing

call yang ditawarkan di Anggrek Shopping Hotel Bandung d. Harga fasilitas

bussiness center yang ditawarkan di Anggrek Shopping Hotel Bandung Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal C.4 C.5 C.6 C.7 Product Bundle Pricing (X3)

Product Bundle Pricing merupakan harga kesatuan dari suatu produk yang dijual bersamaan. Produsen sering kali menggabungkan beberapa produk dan menawarkannya dalam satu harga saja.

Kotler, Amstrong (2012:316)

a. Harga paket produk yang ditawarkan di Anggrek Shopping Hotel Bandung b. Keragaman harga

paket produk yang ditawarkan di Anggrek Shopping Hotel Bandung

 Tingkat harga paket produk yang ditawarkan di Anggrek Shopping Hotel Bandung  Tingkat keragaman

harga paket produk yang ditawarkan di Anggrek Shopping Hotel Bandung Ordinal Ordinal C.8 C.9 Keputusan Menginap (Y)

(40)

Keputusan menginap berdasarkan

produk/jasa

 Daya tarik produk dan jasa yang ditawarkan di Shopping Hotel yang terdapat di Kota Bandung

 Keunggulan dari Shopping Hotel yang terdapat di Kota Bandung (seperti lokasi yang strategis dengan tempat perbelanjaan)

 Tingkat daya tarik produk dan jasa yang ditawarkan di Shopping Hotel yang terdapat di Kota Bandung  Tingkat keunggulan

dari Shopping Hotel yang terdapat di Kota Bandung (seperti lokasinya yang strategis dengan temat perbelanjaan) Ordinal Ordinal D.1 D.2 Dilanjutkan Lanjutan Tabel 3.1

Variabel Sub Variabel

Konsep Variabel dan Sub Variabel

Indikator Ukuran Skala No Item

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Keputusan menginap berdasarkan brand (merek)

 Keunggulan dari Anggrek Shopping Hotel Bandung yang berkoneksi langsung dengan shopping mall Riau Junction  Citra dari Anggrek

Shopping Hotel Bandung

 Tingkat keunggulan dari Anggrek Shopping Hotel Bandung yang berkoneksi langsung dengan shopping mall Riau Junction  Tingkat citra dari

Anggrek Shopping Hotel Bandung Ordinal Ordinal D.3 D.4 Keputusan menginap berdasarkan pemilihan penyalur pemesanan kamar (distributor)

 Kegaraman saluran pemesanan kamar (reservasi) seperti seperti by phone, walk in guest, travel agent,dsb  Kemudahan dalam

melakukan pemesanan kamar (reservasi)  Kestrategisan lokasi

dari Anggrek Shopping Hotel Bandung  Aksesibilitas terhadap

lokasi Anggrek Shopping Hotel Bandung

 Tingkat keragaman saluran pemesanan kamar (reservasi) seperti seperti by phone, walk in guest, travel agent,dsb  Tingkat kemudahan

dalam melakukan pemesanan kamar (reservasi)  Tingkat kestrategisan

lokasi dari Anggrek Shopping Hotel Bandung  Tingkat kemudahan

aksesibilitas terhadap lokasi Anggrek Shopping Hotel Bandung Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal D.5 D.6 D.7 D.8 Keputusan menginap berdasarkan waktu menginap

 Menginap pada hari biasa (weekday)  Menginap saat libur

akhir pekan (weekend)  Menginap saat libur

hari besar nasional  Menginap berdasarkan

 Tingkat intensitas menginap saat hari biasa (weekday)  Tingkat intensitas

menginap saat akhir pekan (weekend)  Tingkat intensitas menginap saat libur hari besar nasional  Tingkat intensitas

(41)

kebutuhan menginap berdasarkan kebutuhan Keputusan menginap berdasarkan jumlah pembelian (jumlah pemesanan kamar)

 Frekuensi menginap di Anggrek Shopping Hotel Bandung  Lama menginap di

Anggrek Shopping Hotel Bandung

 Tingkat intensitas tamu menginap di Anggrek Shopping Hotel Bandung

 Tingkat jangka waktu tamu menginap di Anggrek Shopping Hotel Bandung Ordinal Ordinal D.13 D.14 Keputusan menginap berdasarkan metode pembayaran

 Keberagaman metode pembayaran di Anggrek Shopping Hotel Bandung  Kemudahan

melakukan pembayaran di Anggrek Shopping Hotel Bandung

 Tingkat keberagaman metode pembayaran di Anggrek Shopping Hotel Bandung  Tingkat kemudahan

melakukan pembayaran di Anggrek Shopping Hotel Bandung Ordinal Ordinal D.15 D.16

Sumber : Hasil pengolahan data

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Menurut Ulber Silalahi (2009:280), menyatakan bahwa data merupakan hasil pengamatan dan pengukuran empiris yang mengungkapkan fakta tentang karakteristik dari suatu gejala tertentu. Data dalam penelitian dapat dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.

1. Sumber data Primer menurut Ulber Silalahi (2009:289) adalah suatu objek atau dokumen original material mentah dari pelaku yang disebut first-hand-information.

2. Sumber data Sekunder menurut Ulber Silalahi (2009:291) adalah merupakan data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian silakukan.

[image:41.595.107.570.112.637.2]

Berdasarkan data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti menuliskannya dalam Tabel 3.2 berikut :

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

No Data Jenis Data Sumber Data 1 Pertumbuhan kunjungan

wisatawan di Indonesia dan Bandung tahun 2009 sampai

Sekunder Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

(42)

2011

2 Jumlah pengunjung berdasarkan jenis wisata di Kota Bandung

Sekunder Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

Bandung 3 Rekapitulasi hotel berbintang

di Kota Bandung

Sekunder Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

Bandung 4 Data hotel berkonsep

shopping mall di Kota Bandung

Sekunder Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

Bandung 5 Room Occupancy Hotel

berkonsep shopping di Kota Bandung

Sekunder Manajemen hotel berkonsep shopping di

Kota Bandung 6 Statistik monthly room

occupancy Anggrek Shopping Hotel Bandung

Sekunder Manajemen Anggrek Shopping Hotel

Bandung 7 Data alasan tamu menginap di

Anggrek

Sekunder Manajemen Anggrek Shopping Hotel

Dilanjutkan

Lanjutan Tabel 3.2

No Data Jenis Data Sumber Data

Shopping Hotel Bandung Bandung

8 Karakteristik responden Primer Responden (Tamu Individu) 9 Tanggapan konsumen

terhadap pelaksanaan product mix pricing strategy dan keputusan menginap

Primer Tamu Hotel

Sumber : Data primer, Diolah Kembali

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampel

3.2.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2010:55) mendefinisikan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan pengertian populasi tersebut,

(43)

penelitian ini, penulis hanya akan mengambil jumlah populasi yang dikiranya termasuk kedalam kategori individual dan family saja. Adapun jumlah populasi yang penulis maksud terpapar dalam Tabel 3.3 berikut :

[image:43.595.113.512.187.595.2]

TABEL 3.3

JUMLAH POPULASI TAMU INDIVIDUAL DAN FAMILY TAHUN 2011 Market Segment

Tahun Tahun 2011 FIT (Free Individual

Traveller)

5.647 orang WIG (Walk In Guest) /

Non Corporate

1783 orang

Travel Agent 3.718 orang

TOTAL 11.148 orang

Sumber : Manajemen Anggrek Shopping Hotel Bandung, Mei 2012

3.2.4.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sugiyono (2010:256) menyatakan bahwa untuk mengambil sampel dari populasi, agar diperoleh sampel yang presentatif mewakili, maka diupayakan setiap subjek dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel.

Menurut Sugiyono (2010:256), “Bila populasi besar dan peneliti tidak

mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel dari populasi harus benar-benar mewakili”.

(44)

Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur sampel, digunakan rumus slovin (Husein Umar, 2010:146), yakni ukuran sampel yang merupakan perbandingan dari ukuran populasi dengan presentasi kelonggaran ketidaktelitian, karena dalam pengambilan sampel dapat ditolelir atau diinginkan. Dalam pengambilan sampel digunakan taraf kesalahan sebesar 10%. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Dimana :

n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

E = Kelonggaran ketidakterkaitan karena kesalahan sampel yang dapat

ditolelir (e = 0,1)

Berdasarkan perhitungan pada rumus Slovin, maka ukuran sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

n =

  

 

 2

) 1 , 0 ( 11.148 1

11.148

n = 99,110 = 100

Berdasarkan teknik perhitungan tersebut maka untuk penelitian ini dapat ditarik sampel sebanyak 100 orang.

3.2.4.3 Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2010:116) menyatakan bahwa “Teknik Sampling

merupakan teknik pengambilan sampel”. Teknik sampling pada dasarnya

n = N

(45)

dikelompokkan ke dalam dua bagian yaitu Probability Sampling (sampel random sederhana, sampel sistematik, sampel stratifikasi dan sampel kluster) dan Non-Probability Sampling (sampling convenience, purpose sampling : quota sampling, sampling judgment snowball sampling).

Menurut Ulber Silalahi (2009:236) :

Pemilihan sampel atau penarikan sampel (sampling) dapat diartikan sebagai proses memilih sejumlah inti, elemen, atau subjek dari dan yang mewakili populasi untuk dipelajari yang dengannya dapat dibuat generalisasi atai inferensi tentang karakteristik dati satu populasi yang diwakili.

Menentukan ukuran sampel merupakan bagian dari teknik sampling, dimana jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang 100% mewakili populasi adalah sama dengan populasi. Semakin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya semakin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka akan semakin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum).

Dalam prakteknya, sangat jarang penelitian yang menerapkan sensus dalam upaya pengumpulan datanya karena keterbatasan dalam operasionalnya. Sehingga penelitian lebih sering menggunakan teknik sampling.

(46)

berarti dan tidak tumpang tindih, kemudian secara acak memilih subjek dari tiap subset.

Teknik ini digunakan peneliti karena meskipun tamu yang berkunjung merupakan tamu yang heterogen yang terdiri dari Free Individual Traveler, Travel Agent, dan Walk In Guest / Non-Corporate. Maka untuk sampel yang akan diteliti diambil dari jumlah populasi tamu hotel individual dan family saja sejumlah 11.148.

Asep Hermawan (2005:151) mengemukakan bahwa “Stratified Random Sampling merupakan metode penarikan sampel berstrata yang dalam hal ini subsampel acak sederhana ditarik dari setiap strata yang kurang lebih sama dalam beberapa karakteristik.

Menentukan ukuran sampel atau n yaitu sebanyak 100 responden. Berdasarkan teknik stratified random sampling atau pemilihan sampel secara acak sederhana karena populasi dalam penelitian dianggap homogen.

Pemilihan sampel secara acak sederhana adalah proses pemilihan sampel dalam cara tertentu yang didalamnya semua elemen dalam populasi didefinisikan mempunyai kesempatan yang sama, bebas dan seimbang dipilih menjadi sampel. Ini berarti sampel acak sederhana adalah sejumlah elemen sampel yang secara random dipilih dari elemen-elemen populasi yang ada terdaftar.

(47)

Agent. Adapun jumlah sampel yang akan diambil dari masing-masing kategori akan ditentukan berdasarkan perhitungan sebagai berikut :

1. FIT (Free Individuals Traveller)

n1 =     100 148 . 11 5.647

x = (50,6) / 51 responden

2. WIG (Walk In Guest)

n2 =     100 148 . 11 1.783

x = (15,99) / 16 responden

3. Travel Agent

n3 =     100 148 . 11 3.718

x = (33,35) / 33 responden

Menurut hasil perhitungan dari kelompok tamu individual yang menginap di Anggrek Shopping Hotel Bandung pada tahun 2011, maka jumlah n terdiri dari FIT (Free Individual Traveller) sebanyak 51 responden, WIG (Walk In Guest) sebanyak 16 responden, dan Travel Agent sebanyak 33 responden sehingga jumlah keseluruhan responden / sampel dalam penelitian ini adalah 100 responden.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan untuk keperluan penelitian dimana data yang terkumpul adalah untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah :

(48)

Mengadakan penelitian dengan membaca literatur maupun sumber-sumber lainnya yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. Studi kepustakaan disini juga merupakan usaha pengumpulan informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah variabel yang diteliti, yang terdiri dari product mix pricing strategy dan keputusan menginap.

2. Studi Lapangan (Field Research)

Penelitian yang dilakukan pengamatan secara langsung terharap objek penelitian yang diteliti dengan instrumen-instrumen sebagai berikut: a. Wawancara

Sebagai teknik komunikasi langsung dengan pihak Anggrek Shopping Hotel Bandung. Wawancara ini dilakukan kepada pihak manajemen Anggrek Shopping Hotel Bandung untuk memperoleh data mengenai profil perusahaan pelanggan sasaran, program pemasaran khususnya pelaksanaan program product mix pricing strategy.

b. Observasi

Observasi dilakukan dengan meninjau serta melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti, yaitu Anggrek Shopping Hotel Bandung, khususnya mengenai aktivitas pelaksanaan program product mix pricing strategy.

c. Kuesioner/angket

(49)
[image:49.595.113.508.162.602.2]

strategy serta keputusan menginap. Kuesioner ditujukan kepada tamu individu yang menginap di Anggrek Shopping Hotel Bandung.

TABEL 3.4

TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN SUMBER DATA

No Teknik

Pengumpulan Data

Sumber Data

1. Wawancara Pihak manajemen Anggrek Shopping Hotel

Bandung

2. Observasi Aktivitas dalam pelaksanaan program product

mix pricing strategy dan keputusan untuk menginap

3. Kuesioner Tamu yang menginap di Anggrek Shopping

Hotel Bandung

4. Studi Literatur Product mix pricing strategy dan keputusan menginap yang diasumsikan sebagai keputusan menginap

Sumber : Diadaptasi dari berbagai sumber

3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Setelah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner terkumpul, yang selanjutnya adalah mengolah dan menafsirkan data, sehingga hasil tersebut dapat dilihat apakah antara variabel product mix pricing strategy (X) ada pengaruhnya atau tidak terhadap variabel keputusan menginap (Y). Sebelum melakukan analisis data, dan juga untuk menguji layak atau tidaknya kuesioner yang disebarkan kepada responden, terlebih dahulu dilakukan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas untuk melihat tingkat kebenaran serta kualitas data.

3.2.6.1 Pengujian Validitas

(50)

Tipe validitas yang digunakan adalah validitas konstruk yang menentukan validitas dengan cara mengkorelasikan antar skor yang diperoleh dari masing-masing item berupa pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari penjumlahan semua skor item. Berdasarkan ukuran statistik, bila ternyata skor semua item yang disusun menurut dimensi konsep berkorelasi dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas.

Pengujian validitas dapat menggunakan rumus korelasi sederhana atau sering kali disebut sebagai korelasi Pearson, dimana teknik korelasi ini masuk kategori statistik parametrik sehingga ada syarat-syarat yang harus terpenuhi, diantaranya :

a. Data berskala interval atau rasio

b. Sebaran data mengikuti distribusi kurva normal c. Teknik sampling sebaiknya probability sampling

(51)

r =

  

  

 

2 2

2 2

Y Y

N X X

N

Y X XY

N

(Husein Umar, 2010:190) Keterangan :

r = koefisien validitas item yang dicari

X = skor yang diperoleh subjek dalam setiap item Y = skor total yang diperoleh subjek dari seluruh item ∑X = jumlah skor dalam distribusi X yang berskala ordinal ∑Y = jumlah skor dalam distribusi Y yang berskala ordinal ∑X2

= jumlah kuadrat masing-masing skor X ∑Y2

= jumlah kuadrat masing-masing Y n = banyaknya responden

Hubungan antara 2 variabel ada yang positif dan ada juga yang negatif. Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan (penurunan) X pada umumnya diikuti oleh kenaikan (penurunan) Y. Sebaliknya dikatakan negatif apabila kenaikan (penurunan) Y.

Kuat atau tidaknya hubungan X dan Y apabila dinyatakan dengan fungsi linier (paling tidak mendekati), diukur dengan suatu nilai yang disebut koefisien korelasi. Nilai koefisien korelasi ini paling sedikit -1 dan paling benar adalah 1. Jadi jika r = koefisien korelasi maka r = koefisien korelasi maka r dapat dirumuskan -1 ≤ rs + 1.

Artinya:

(52)

b. Jika r = -1 atau mendekati, hubungan X dan Y sangat kuat, sempurna dan negatif

c. Jika r = 0 maka X dan Y tidak mempunyai hubungan.

[image:52.595.109.516.229.614.2]

Dalam mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi menurut Suharsimi Arikunto (2009:164), dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut :

TABEL 3.5 INTERPRETASI NILAI r

Besarnya Nilai Interpretasi

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono (2010:184)

Sedangkan pengujian keberartian koefisien korelasi (t) dilakukan dengan taraf signifikansi 10%. Kriteria pengambilan keputusan :

r Hitung≥ r Tabel, maka instrumen valid r Hitung < r Tabel, maka instrumen tidak valid

Dalam penelitian ini yang akan diuji adalah validitas dari variabel product mix pricing strategy yang terdiri dari product line pricing, optional product pricing, dan product bundle pricing sebagai instrumen variabel X dan keputusan menginap sebagai instrumen variabel Y.

1. Nilai r dibandingkan dengan nilai rTabel dengan dk= n-2 dan taraf signifikan α = 0,1 (10%)

2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid, jika rhitung ≥ rTabel, atau taraf signifikansi kurang dari α = 0,1

(53)

4. Berdasarkan jumlah angket yang diuji sebanyak 30 responden dengan tingkat signifikansi 10% dengan derajat kebebasan (dk) n-2 (30-2=28), maka didapat nilai r Tabel sebesar 0,306.

Berikut hasil pengolahan data dengan menggunakan software SPSS 17 for windows yang menunjukkan item-item pertanyaan dalam kuesioner.

[image:53.595.109.519.236.730.2]

TABEL 3.6

HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN DENGAN TTabel 0,306

No. Pertanyaan r Hitung r Tabel Keterangan PRODUCT MIX PRICING STRATEGY

Product Line Pricing

1. Harga kamar Anggrek Shopping Hotel Bandung

0,694 0,306 Valid

2. Perbandingan harga kamar Anggrek Shopping Hotel dengan pesaing

0,548 0,306 Valid

3. Kesesuaian harga kamar Anggrek Shopping Hotel Bandung dengan kualitasnya

-0,104 0,306 Tidak Valid

Optional Product Pricing

4. Harga makanan dan minuman yang dijual di restoran Angrek ShoppingHotel Bandung

0,832 0,306 Valid

5. Harga laundry yang dijual di Anggrek Shopping Hotel Bandung

0,840 0,306 Valid

6. Harga outgoing call yang ditawarkan oleh Anggrek Shopping Hotel Bandung

0,814 0,306 Valid

7. Harga fasilitas bussiness center yang ditawarkan oleh Anggrek Shopping Hotel Bandung

0,786 0,306 Valid

Product Bundle Pricing

8. Harga paket produk yang ditawarkan oleh Anggrek Shopping Hotel Bandung

0,577 0,306 Valid

9. Keragaman harga paket produk yang ditawarkan di Anggrek Shopping Hotel Bandung

0,416 0,306 Valid

Dilanjutkan Lanjutan Tabel 3.6

No. Pertanyaan r Hitung r Tabel Keterangan KEPUTUSAN MENGINAP

Pemilihan Produk dan Jasa

1. Produk dan jasa yang ditawarkan di Shopping Hotel di Kota Bandung

0,487 0,306 Valid

2. Keunggulan dari Shopping Hotel 0,648 0,306 Valid Pemilihan Merek (Brand)

3. Keunggulan dari Anggrek Shopping Hotel Bandung

0,644 0,306 Valid

4. Citra dari merek Anggrek Shopping Hotel Bandung

0,361 0,306 Valid

Pemilihan Penyalur (distributor)

5. Keragaman saluran pemesanan kamar (reservasi)

0,387 0,306 Valid

(54)

7. Kestrategisan lokasi Anggrek Shopping Hotel Bandung

0,683 0,306 Valid

8. Aksesibilitas terhadap lokasi Anggrek Sho

Gambar

Gambar 4.9  Uji Asumsi Heteroskedastisitas ....................................................
TABEL 1.1 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE INDONESIA
TABEL 1.2 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR DI JAWA BARAT TAHUN 2011-2012
TABEL 1.3 DATA WISATAWAN YANG MENGINAP DI KOTA BANDUNG
+7

Referensi

Dokumen terkait

Seandainya dalam menemukan hukumnya, hakim berpendapat bahwa bila nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat tidak sesuai dengan Pancasila, UUD 1945 atau

Permasalahan yang timbul dalam penelitian ini adalah Bagaimana memperkenalkan Kawasan Industri Sentra Rajut Binong Jati kepada konsumen, Adapun tujuan yang ingin

Bendahara Penerimaan atau tempat pembayaran lain yang ditunjuk menerima pembayaran retribusi dan kepada pemohon diberikan SSRD dan plat sebagai tanda lunas

[r]

Beberapa kelemahan dapat dilihat dari beberapa faktor seperti waktu pelayanan relatif lama dikarenakan masih menggunakan sistem antrian dan tidak memungkinkan warga mendapatkan

karyawan yang memiliki tipe teori X adalah karyawan dengan sifat yang tidak akan bekerja tanpa perintah, sebaliknya karyawan yang memiliki tipe teori Y akan bekerja dengan

Risiko tidak sistematis atau dikenal dengan risiko spesifik ( risiko perusahaan ), adalah risiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara

Berdasarkan hasil dari Tabel 4, F-hitung menunjukkan angka 31,879 dengan nilai signifikansi 0,000 menunjukka bahwa variabel kepercayaan, reputasi, penyelesaian