Dea Ratnaeulan, 2012
Analisis Kemampuan Membaca Cepat Teks Berbahasa Jepang (Penelitian Deskriptif Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang)
DAFTAR ISI
1.2IdentifikasidanperumusanMasalah………...
1.3BatasanMasalah………..
1.4TujuanPenelitian………..………...
1.5MetodePenelitian………
1.6ManfaatPenelitian………... BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Membaca……….……….
2.1.1. PengertianMembaca……….
2.1.2. TujuanMembaca………
2.1.3. Aspek-aspekMembaca……….. 2.1.4. Jenis-jenisMembaca………..
2.2 MembacaCepat……….
2.2.1 PengertianMembacaCepat……….. 2.2.2 ManfaatMembacaCepat………... 2.2.3 RumusUntukMenghitungKecepatanMembaca……….. 2.2.4. KlasifikasiKecepatanMembaca………...
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.2. Sampel……….
3.3.4. MembacaCepat……….
3.4 InstrumenPenelitian………...
3.8 UjiReliabilitas……….
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data………
4.1.1. AnalisisTesBagian I..……….. 4.1.2. AnalisisTesBagian II………..………. 4.1.3.KecepatanMembacabesertaPemahamannya……… 4.2 InterpretasiHasilAngket………. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dea Ratnaeulan, 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa memiliki arti sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri. Bahasa memiliki fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi. Dengan begitu, bahasa memegang peranan yang sangat penting untuk menyampaikan informasi dari satu orang ke orang lainnya sehingga terjalin komunikasi yang efektif. Bahasa juga dikenal sebagai jati diri suatu bangsa. Secara alamiah kita akan menguasai bahasa yang digunakan oleh ibu kita.
Sekarang ini, kita tidak cukup hanya menguasai bahasa ibu. Kita perlu memiliki kemampuan berbahasa asing agar bisa berkomunikasi dengan masyarakat dunia. Di Indonesia sendiri terdapat berbagai bahasa asing yang dipelajari di bangku sekolah maupun perkuliahan dan mampu berkembang dengan baik. Salah satu yang memiliki banyak peminatnya adalah bahasa Jepang.
Dea Ratnaeulan, 2012
Analisis Kemampuan Membaca Cepat Teks Berbahasa Jepang (Penelitian Deskriptif Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang)
ditekankan untuk meningkatkan kemampuan bahasa yaitu kemampuan menyimak (listening skill), kemampuan membaca (rading skill), kemampuan berbicara (speaking skill) dan kemampuan menulis (writing
skill).
Seperti yang sudah kita ketahui bersama, teks-teks bacaan berbahasa Jepang di dalam penulisannya menggunakan 4 jenis huruf yaitu, hiragana, katakana, kanji, dan romaji. Bagi pembelajar asing, seperti para pembelajar di Indonesia, yang hanya mempelajari huruf latin, huruf hiragana, katakana, dan kanji menjadi hambatan tersendiri ketika akan membaca teks-teks berbahasa Jepang karena harus dipelajari terlebih dahulu. Struktur kalimat dalam bahasa Jepang pun memiliki keunikan tersendiri karena memiliki beberapa perbedaan dengan bahasa-bahasa lainnya sehingga terkadang pembelajar bahasa-bahasa Jepang mengalami kesulitan ketika menghadapi struktur kalimat dalam menggunakan atau mempelajari bahasa Jepang.
Dalam perkuliahan bahasa Jepang, terdapat beberapa mata kuliah untuk menunjang 4 aspek tersebut yaitu dokkai (reading comprehension),
bunpou (grammar), kaiwa (conversation), hyouki (kanji), choukai
(listening comprehension), sakubun (composition writing), danhonyaku
(translation).
menunjang itu terdapat beberapa faktor yang menunjang diantaranya, intelegensi, minat, bakat, sikap, motivasi dan tujuan dalam membaca. Sedangkan faktor eksternal meliputi sarana, teks bacaan, lingkungan, ataupun faktor sosial dan ekonomi.
Sato (2011:146) menjelaskan bahwa pada saat ini, kemajuan informasi melaju dengan sangat cepat. Bersamaan dengan meluasnya internet dan handphone, kita dapat melakukan pencarian informasi dengan mudah melalui media-media tersebut dan juga kehidupan kita akan lebih praktis. Sementara itu, dengan bertambahnya media cetak seperti koran, majalah, dan buku, serta bertambahnya media elektronik seperti internet dan handphone, infomasi yang harus kita hadapi setiap harinya, semakin bertambah. Kita tidak mungkin memberhentikan informasi, tetapi kita memiliki batasan waktu dalam kehidupan sehari-hari. Kecepatan kita dalam mendapatkan infomasi dengan jumlah yang banyak serta bisa tidaknya kita menghadapi informasi tersebut dengan sigap, menjadi kunci penting dalam kemajuan informasi.
Muchlishoh (1992:153) mengatakan bahwa membaca cepat yaitu jenis membaca yang diberikan dengan tujuan agar para siswa dalam waktu singkat dapat membaca secara lancar serta dapat memahami artinya.
Dea Ratnaeulan, 2012
Analisis Kemampuan Membaca Cepat Teks Berbahasa Jepang (Penelitian Deskriptif Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang)
1. mencegah godaan membaca ulang atau regresi. Kerap sekali kita melakukan itu. Entah disebabkan tidak percaya diri bahwa kalimat yang sudah kita lewati terlupa atau karena kebiasaan di bangku pendidikan yang selalu mentradisikan anak didiknya menghafal. Atau tiba-tiba muncul di benak yang membisikkan bahwa ada sesuatu yang tertinggal di belakang. Jadi membaca cepat membuat kita bisa berlari sekencang-kencangnya;
2. melepas ketergantungan pada mendengar kata-kata yang di benak. Terkadang kita tak sadari walau dalam kondisi mulut terkatub, kita masih bersedia mendengar bunyi yang menggema dalam pikiran; 3. melepaskan kita dari gerakan fisik yang tak perlu seperti
menggerakkan kepala atau memakai jari atau memakai alat seperti lidi atau pensil mengikuti kemana baris-baris melangkah.
Norimichi Sato, dalam jurnalnya yng berjudul The Effect of Speed
Reading Training in University Classes (2011:146), menjelaskan bahwa
読 理解を伴った 読 いう活動を く行うこ
あ 上手な読 か い読 同 意味をもち 能率的な読
efisien. Kawaguchi menjelaskan bahwa terdapat 2 cara dalam membaca cepat yaitu Sukyaninggu dan Sukiminggu. Dan kemudian dijelaskan lebih
lanjut oleh Takanashi bahwa スキャニング 必要な情報を やく
把 握 さ せ 検 索 読 Sukyaninggu wa hitsuyōna jōhō o subayaku
haaku saseru kensaku yomi yang berarti bahwa scanning adalah membaca data dengan menangkap informasi-informasi penting secara cepat.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan membaca cepat, kita bisa mendapatkan informasi lebih banyak, menambah pengetahuan, memperdalam kebudayaan, dan bisa membuat kita lebih efisien dalam belajar ataupun bekerja. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada saat ini, kemampuan membaca cepat sangat penting.
Dea Ratnaeulan, 2012
Analisis Kemampuan Membaca Cepat Teks Berbahasa Jepang (Penelitian Deskriptif Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang)
mahasiswa tidak perlu mengartikan satu per satu kosakata yang belum dipelajari, tetapi cukup dengan mengambil beberapa informasi penting agar mampu mengerti wacana secara menyeluruh.
Dengan dilatar belakangi masalah diatas, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian yang akan disajikan dalam bentuk skripsi dengan judul “Analisis Kemampuan Membaca Cepat Teks Berbahasa Jepang (Penelitian Deskriptif Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan
Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI Tahun Ajaran 2012/2013)”.
1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Penulis mengidentifikasikan masalah penelitian ini dari beberapa faktor penyebab yaitu masih rendahnya minat membaca para mahasiswa, kurangnya penguasaan huruf kanji, sulitnya memahami bacaan-bacaan berbahasa Jepang, serta metode pembelajaran yang digunakan di dalam perkuliahan.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang penulis sampaikan di atas, dapat diambil beberapa rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1.2.1.Seberapa besar kemampuan membaca cepat teks bahasa Jepang mahasiswa tingkat 3 jurusan pendidikan bahasa Jepang tahun ajaran 2012/2013 ?
1.3. Batasan Masalah
Agar masalah dalam penelitian ini tidak terlalu menyimpang jauh dari rumusan yang telah dipaparkan di atas, maka penulis memberi batasan sebagai berikut :
1.3.1.Penelitianinihanyaakanmengukurkecepatanmahasiswatingkat 3 jurusanpendidikanbahasaJepang UPI tahunajaran 2012/2013 dalammembacateksberbahasaJepang level chuukyuu.
1.3.2.Penelitianinihanyaakanmengukurtingkatpemahamanmahasiswaterh adaptekssesuaidenganwaktutempuhmembaca.
1.3.3.Penelitianinihanyauntukmengetahuiketertarikanmahasiswaterhadap
bacaan, frekuensimembaca,
dankesulitan-kesulitansaatmembacateksberbahasaJepang.
1.4. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan danbatasanmasalah yang telah diungkapkan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.4.1.Untuk mengukur kemampuan membaca cepat teks berbahasa Jepang pada mahasiswa tingkat 3JPBJ FPBS UPI tahun ajaran 2012/2013.
Dea Ratnaeulan, 2012
Analisis Kemampuan Membaca Cepat Teks Berbahasa Jepang (Penelitian Deskriptif Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang)
1.5. Metode Penelitian
Untuk melakukan suatu penelitian tentunya kita tidak akan terlepas dari hal penting yaitu metode penelitian. Metode penelitian diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. (Sutedi, 2009:53)
Metode yang penulis anggap relevan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab permasalahan secara aktual. (Sutedi, 2009: 58). Sedangkan yang dimaksud dengan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya berupa angka-angka dan diolah dengan menggunakan metode statistik.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.6.1.Teoritis
Bagi penulis dapat menjawab pemasalahan-permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.
1.6.2.Praktis
1.6.2.1.Bagi mahasiswa dapat membantu meningkatkan kecepatan membaca.
1.6.2.2.Bagi Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pembelajaran bahasa Jepang terutama bagi mata kuliah yang terkait.
Dea Ratnaeulan, 2012
Analisis Kemampuan Membaca Cepat Teks Berbahasa Jepang (Penelitian Deskriptif Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang)
Universitas Pendidikan Indonesia I repository.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Subjek Penelitian
3.1.1. Populasi
Populasi penelitian merupakan manusia yang dijadikan sebagai sumber data (Sutedi, 2009:179). Iqbal Hasan menjelaskan bahwa populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (2002:58).
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh mahasiswa tingkat 3 jurusan pendidikan bahasa Jepang FPBS UPI tahun ajaran 2012/2013. 3.1.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi (Hasan, 2002:58).Sampel merupakan sebagian dari populasi yang dianggap bisa mewakili seluruh karakter dari populasi yang ada (Sutedi, 2009:179).
3.1.3. Teknik Penyampelan
Teknik penyampelan merupakan proses penentuan sampel dari sejumlah populasi yang ada.
Teknik penyampelan yang diambil adalah teknik random yang merupakan teknik secara acak. Penulis bisa mengambil sampel dari populasi secara acak namun tetap berada dalam karakter yang sama yaitu mahasiswa tingkat 3.
3.2. Metode Penelitian
Dedi Sutedi menjelaskan bahwa penelitian dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang dilakukan berdasarkan pada langkah kerja ilmiah secara teratur, sistematis dan logis dalam upaya mengkaji, memahami, dan menemukan jawaban dari suatu masalah (2009:16). Sedangkan metode penelitian dapat diartikn sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian.
Tentunya ada banyak jenis metode yang digunakan dalam penelitian. Namun, dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Menurut Dr. Ir. Masyhuri, MP. dan Drs. M. Zainuddin, MA didalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian
Pendekatan Praktis dan Aplikatif penelitian deskriptif yaitu penelitian
Dea Ratnaeulan, 2012
Analisis Kemampuan Membaca Cepat Teks Berbahasa Jepang (Penelitian Deskriptif Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang)
Universitas Pendidikan Indonesia I repository.upi.edu
deskriptif banyak membantu terutama dalam penelitian yang bersifat longitudinal, genetic dan klinis. Penelitian survey biasanya termasuk dalam penelitian ini.
Didalam buku Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik yang ditulis oleh Winarno Surakhmad, pada umumnya persamaan sifat dari segala bentuk penyelidikan deskriptif ini ialah menuturkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami, satu hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang menampak, atau tentang satu proses yang sedang berlangsung pengaruh yang sedang bekerja, kelainan yang sedang muncul, kecenderungan yang menampak, pertentangan yang meruncing, dsb.
Surakhmad (1990) juga menjelaskan bahwa dengan analisis kuantitatif akan diperoleh gambaran sistematik mengenai isi suatu dokumen. Dokumen tersebut diteliti isinya, kemudian di klasifikasi menurut criteria atau pola tertentu dan dianalisis atau dinilai. Biasanya penyelidikan serupa ini menitikberatkan pengumpulan data pada data yang di kuantifikasi, misalnya dengan menghitung frekuensi, perbandingan atau intensitas factor tertentu yang terdapat dalam dokumen itu.
Oleh sebab itu, penulis menganggap bahwa metode deskriptif kuantitatif merupakan metode yang paling tepat untuk menjawab permasalahan dari penelitian ini.
3.3. Definisi Operasional
3.3.1. Analisis
Analisis adalah penyelidikan suatu peristiwa (karangan, perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui apa sebabnya, bagaimana duduk perkaranya dan sebagainya (Poerwadarminta, 1984: 40). Yang dimaksud analisis dalam penelitian ini adalah untuk menguraikan kemampuan mahasiswa dalam membaca cepat dan memahami bacaan.
3.3.2. Kemampuan
Dea Ratnaeulan, 2012
Analisis Kemampuan Membaca Cepat Teks Berbahasa Jepang (Penelitian Deskriptif Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang)
Universitas Pendidikan Indonesia I repository.upi.edu
kemampuan mahasiswa tingkat 3 JPBJ dalam membaca cepat beserta pemahaman bacaannya.
3.3.3. Membaca
Membaca adalah melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis itu (KBBI:2005). Sementara itu, Tarigan (1986:8) menjelaskan bahwa membaca adalah memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahasa tertulis.
3.3.4. Membaca Cepat
Membaca cepat merupakan jenis membaca yang mengutamakan kecepatan membaca dan pemahamannya (Nurhadi, 2005:39). Dalam tes kemampuan membaca cepat ini, penulis menggunakan teks bacaan yang memiliki level Chuukyuu atau level menengah.
3.4. Instrumen Penelitian
Penulis mengambil instrumen tes berupa tes tulisan sedangkan untuk instrumen non tes penulis menggunakan angket.
3.4.1. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006:150).
Penulis menggunakan 2 jenis tes dalam penelitian ini. Yang pertama adalah tes baca untuk mengukur kemampuan membaca cepat mahasiswa. Dalam tes ini, mahasiswa akan membaca teks lalu akan dihitung jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan bacaan tersebut. Teks bacaan yang digunakan adalah teks yang memiliki level
chuukyuu atau level menengah.
Tes yang kedua adalah tes tulisan. Tes tulisan digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman mahasiswa terhadap teks yang diberikan. Untuk kemampuan pemahaman teks, penulis menggunakan 15 soal isianyang berkaitan dengan bacaan.
3.4.2. Angket
Dea Ratnaeulan, 2012
Analisis Kemampuan Membaca Cepat Teks Berbahasa Jepang (Penelitian Deskriptif Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang)
Universitas Pendidikan Indonesia I repository.upi.edu
Angket dapat dibedakan menjadi beberapa jenis tergantung pada sudut pandang (Arikunto, 2007:151) :
a. Dipandang dari cara menjawab
1) Angket terbuka, yang memberi kesempatan pada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
2) Angket tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
b. Dipandang dari jawaban yang diberikan
1) Angket langsung, yaitu responden menjawab langsung tentang dirinya.
2) Angket tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.
c. Dipandang dari bentuknya
1) Angket pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan angket tertutup.
2) Angket isian, yang dimaksud adalah angket terbuka.
3) Check list, sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan
tanda cek (√) pada kolom yang sesuai.
4) Rating scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti
oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke tingkat sangat tidak setuju.
langsung, pilihan ganda, dan isian.Jumlah pertanyaan yang digunakan dalam angket ini ada 9 soal dengan bentuk pilhan ganda dan 1 soal dengan bentuk isian.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Data adalah bentuk jamak dari datum. Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau yag dianggap atau anggapan atau suatu fakta yang digambarkan lewat angka, symbol, kode dan lain-lain. Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau keterangan-keterangan atau karakteristik-karakteristik sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian (Hasan, 82-83).
Teknik yang akan digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah :
1. Studi literatur (kepustakaan) yaitu data-data yang diperoleh dari data jitsurei seperti kamus, buku, dan lain-lain. Data ini digunakan untuk untuk mencari informasi-informasi yang diperlukan dalam penelitian. Seperti landasan-landasan teori dari kemampuan kanji, kemampuan membaca cepat, ataupun teori dalam metode penelitian. Studi literatur merupakan data penunjang yang penulis gunakan dalam merencanakan langkah-langkah kerja penelitian.
Dea Ratnaeulan, 2012
Analisis Kemampuan Membaca Cepat Teks Berbahasa Jepang (Penelitian Deskriptif Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang)
Universitas Pendidikan Indonesia I repository.upi.edu
cepat dari sampel penelitian. Hasil dari tes ini merupakan data utama yang penulis gunakan dalam penelitian. Teknik dalam mengolah data akan dilakukan dengan menggunakan statistik dan kemudian akan penulis deskripsikan sehingga dapat ditarik kesimpulan akhir.
Dan berikut ini merupakan langkah-langkah untuk mengumpulkan data :
1. Membuat soal-soal yang diperlukan dalam penelitian (mencari teks berbahasa Jepang dengan level chuukyuu, membuat soal esai, dan membuat angket).
2. Mendiskusikan soal dengan dosen pembimbing. 3. Melakukan uji validitas soal.
4. Melaksanakan penelitian
3.6. Analisis Data
Analisis data dilaksanakan setelah semua tes selesai dilaksanakan.Data-data hasil tes disusun kemudian diolah dengan menggunakan rumus yang telah dijelaskan dalam Bab II pada penelitian ini dan juga perhitungan statistik lainnya agar bisa mendapatkan jawaban dari masalah-masalah yang terdapat dalam penelitian ini.
Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam menganalisisdata : 1. Menghitung waktu rata-rata sampel dalam membaca teks.
Untuk mengukur kecepatan membaca dari hasil penelitian, penulis mengkategorikannya ke dalam tabel berikut :
Tabel 3.1
Klasifikasi Kecepatan Membaca
Kecepatan Klasifikasi
< 200 kpm sangat lambat
201 - 300 kpm lambat
300 – 400 kpm rata-rata
401-500 kpm cepat
> 500 kpm sangat cepat
3. Menghitung hasil dari tes pemahaman sampel terhadap bacaan. Untuk menafsirkan hasil dari tes pemahaman yang telah diperoleh, penulis menggunakan standar penilaian UPI yaitu :
Tabel 3.2
Standar Penilaian UPI
Angka Keterangan
86 - 100 Baik sekali
76 - 85 Baik
66 - 75 Cukup
56 - 65 Kurang
45 - 55 Kurang sekali
Dea Ratnaeulan, 2012
Analisis Kemampuan Membaca Cepat Teks Berbahasa Jepang (Penelitian Deskriptif Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang)
Universitas Pendidikan Indonesia I repository.upi.edu 4. Menganalisis butir soal
5. Membandingkan hasil kecepatan membaca dengan hasil tes terhadap pemahaman membaca.
6. Menganalisis hasil angket
Penulis menganalisis hasil angket yang terdiri dari dari 9 pertanyaan pilihan berganda dan 1 pertanyaan terbuka.Untuk mengolah hasil angket, penulis menggunakan rumus sebagai berikut :
P = �
� 100%
Keterangan :
P = persentase hasil angket
f = frekuensi dari setiap jawaban
Berikut ini merupakan penafsiran dari hasil angket :
Tabel 3.3
Klasifikasi Hasil Angket
Persentase Jawaban (%) Keterangan
P = 0 Tak seorang pun
0<P<25 Sebagian kecil
25≤P<50 Hampir setengahnya
P = 50 Setengah
50<P<75 Lebih dari setengah
75≤P<100 Hampir seluruhnya
P = 100 Seluruhnya
7. Menarik kesimpulan dari hasil data.
Berikut ini merupakan klasifikikasi penilaian untuk kemampuan membaca cepat dan tes pemahaman yang digunakan dalam penelitian ini :
3.7. Uji Validitas
Dalam penelitian, instrumen penelitian dituntut untuk memiliki tingkat kesahihan atau valid.Sehingga uji validitas diperlukan untuk mengetahui valid tidaknya suatu instrumen penelitian.
Hal pertama yang harus dilakukan untuk mengukur validitas adalah dengan mencari t hitung dengan rumus sebagai berikut :
Dea Ratnaeulan, 2012
Analisis Kemampuan Membaca Cepat Teks Berbahasa Jepang (Penelitian Deskriptif Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang)
Universitas Pendidikan Indonesia I repository.upi.edu Keterangan :
Mx : Mean variabel X My : Mean variabel Y
Sdx2 : Standar deviasi variabel X Sdy2 : Standar deviasi variabel Y
Sebelum mencari nilai t hitung, terlebih dahulu harus diketahui nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi dari setiap variabel. Berikut rumus sederhana untuk mencari nilai-nilai tersebut :
Rumus untuk mencari nilai rata-rata variabel X dan Y
Mx = ∑
My = ∑
Rumus untuk mencari standar deviasi variabel X dan Y
Sdx = ∑ 2− 2
Sdy = ∑ 2− 2
Tabel 3.4
Tabel Persiapan Perhitungan Uji Validitas
Dea Ratnaeulan, 2012
Analisis Kemampuan Membaca Cepat Teks Berbahasa Jepang (Penelitian Deskriptif Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang)
Universitas Pendidikan Indonesia I repository.upi.edu
� = 77.8−76.5 12.352+15.662
10−2
�= 77.8−76.5 152.5+242.25
10−2
�= 1.3 397,75
8
�= 1.3 49.7
�= 1.3 7.05
�= , �
3.8. Uji Reliabilitas
Selain validitas, syarat lain yang harus dimiliki oleh instrumen yang berupa tes adalah reliabilitas, yaitu memiliki keajegan atau keterpercayaan. Artinya suatu alat tes kapan pun dan di mana pun digunakan akan memiliki hasil yang relatif sama, kalaupun ada perbedaan atau perubahan, tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.
Menurut Nurgiantoro (dalam Sutedi, 2009:225), untuk menguji reliabilitas soal bentuk esai digunakan rumus koefisien Alpha Cronbach. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
�= �
� −1 1−
� �2
�2
Keterangan :
r : angka koefisien reliabilitas yang dicari k : jumlah butir soal
� �2 : jumlah varian seluruh butir soal
�2 : varian total
Penafsiran hasil data yang digunakan adalah sebagai berikut : 0,00 – 0,20 : kurang reliabel
Dea Ratnaeulan, 2012
Analisis Kemampuan Membaca Cepat Teks Berbahasa Jepang (Penelitian Deskriptif Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang)
Universitas Pendidikan Indonesia I repository.upi.edu Tabel 3.5
Tabel Persiapan Perhitungan Uji Reliabilitas
Selanjutnya, kita perlu mencari angka Si2 tiap butir soal dari nomor 1 sampai dengan nomor 15 dengan menggunakan rumus berikut ini :
�2 = �( )2 −� ∶
Dengan menggunakan rumus tersebut maka dapat diperoleh Si2 tiap butir soal sebagai berikut :
Tabel 3.6
Kemudian untuk mencari nilai St2dapat digunakan rumus sebagai berikut :
�2 = � 2−�( )2 : N
Dea Ratnaeulan, 2012
Analisis Kemampuan Membaca Cepat Teks Berbahasa Jepang (Penelitian Deskriptif Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang)
Universitas Pendidikan Indonesia I repository.upi.edu
�2 = 139125−1165
2
10 ∶10
= 139125−135722.5 ∶10
= 3402.5∶ 10 = 340.25
Setelah diketahui nilai ΣSi2dan St2 maka angka-angka tersebut dimasukkan ke dalam rumus untuk mencari reliabilitas :
� = 15
14 1−
161.25 340.25
= 1.07 1−0.47
= 1.07 (0.53)
= 0.57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini, penulis akan memberikan kesimpulan dan saran berdasarkan pada hasil analisis data yang diperoleh pada bab-bab sebelumnya.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dalam penelitian ini, penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan dan gambaran umum sebagai berikut :
1. Kemampuan membaca cepat mahasiswa tingkat 3 jurusan pendidikan bahasa Jepang tahun ajaran 2012/2013 masih sangat lambat yaitu sebesar 159 KPM.
2. Kemampuan mahasiswa tingkat 3 jurusan pendidikan bahasa Jepang tahun ajaran 2012/2013 dalam memahami wacana yang dibaca secara cepat masih sangat kurang. Dari hasil tes, diperoleh nilai rata-rata sebesar 45.34.
Dea Ratnaeulan, 2012
Analisis Kemampuan Membaca Cepat Teks Berbahasa Jepang (Penelitian Deskriptif Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang)
Universitas Pendidikan Indonesia I repository.upi.edu
baca. Faktor-faktor seperti kanji, kosakata, bunpou, dan jenis materi bacaan sering kali menjadi penghambat mahasiswa dan membaca wacana berbahasa Jepang.
5.2. Saran
Setelah menarik beberapa kesimpulan berdasarkan hasil analisis data, penulis merasa perlu untuk memberikan beberapa saran guna meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam membaca sebagai berikut : 1. Mahasiswa perlu meningkatkan efektifitas dalam membaca. Hal ini
termasuk dalam penggunaan waktu membaca dan memahami isi dari bacaan.
2. Memperbanyak latihan membaca dengan menggunakan teknik-teknik yang digunakan dalam membaca cepat untuk meningkatkan kefokusan saat membaca.
DAFTAR PUSTAKA
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007)
Sato, Norimichi. (2011). The Effect of Speed Reading Training in University Classes. Tokyo
Soedarso. (1989). Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta : PT Gramedia
Soedarso. (2006). Speed Reading. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta : PT Gramedia
Sutedi, Dedi. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung : Humaniora
Tarigan, Henri Guntur. (1986). Membaca Sebagai suatu keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa
Iskandarwassid. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung : Rosda
Harjasuna, A.S dan Damaianti. (2003). Membaca Dalam Teori dan Praktik. Bandung : Mutiara
Umesao, Tadao. Nihongo Kyouiku Jiten.
Dea Ratnaeulan, 2012
Analisis Kemampuan Membaca Cepat Teks Berbahasa Jepang (Penelitian Deskriptif Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang)
Tampubolon, D.P. (1987). Kemampuan Membaca : Teknik Membaca Efektif dan
Efisien. Bandung : Angkasa
Nurhadi. (2005). Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca. Bandung : Sinar Baru Algesindo
Takayaama. (2005). Seichō suru Kyōshi no tame no Nihongo Kyōiku Handobukku