SUMEDANG
SKRIPSI
DiajukanuntukMemenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
EMOM RUSKIMAN 0905537
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENERAPAN METODE STAD UNTUK MENINGKATKAN GERAK DASAR LONCAT HARIMAU PADA ANAK KELAS VI SDN
SUKANEGLA KECAMATAN RANCAKALONG SUMEDANG
Oleh
EMOM RUSKIMAN 0905537
Skripsiinidisetujuidandisahkan :
Pembimbing I
Dr. TATANG MUHTAR, M.Si. NIP. 195906031986031005
Pembimbing II
DINAR DINANGSIT, M.Pd. NIP. 198205152010122004
Mengetahui,
Ketua Program studi PGSD Penjas
Denganinisayamenyatakanbahwaskripsidenganjudul“Penerapan Metode STAD
Untuk Meningkatkan Gerak Dasar Loncat Harimau Pada anak Kelas VI SDN
SukaneglaKecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang”
inibesertaisinyaadalahbenar-benarkaryasendiri.Sayatidakmelakukanpenjiplakandengancara-cara yang
tidaksesuaidenganetikakeilmuan yang berlakudalammasyarakatkeilmuan.
Ataspernyataanini, sayasiapmenanggungresiko /sanksi yang
dijatuhkankepadasayaapabiladitemukanadanyapelangaranterhadapetikakeilmuand
alamkaryasayainiatauklaimdaripihak lain terhadapkeasliankaryasayaini.
Sumedang, Mei 2013
i
ABSTRAK ...i
KATA PENGANTAR ...ii
UCAPAN TERIMA KASIH ...iii
DAFTAR ISI ...v
B. PerumusanMasalah dan PemecahanMasalah ...7
1. PerumusanMasalah ...7
5. Pengertian perkembangan dan pertumbuhan anak ...17
6. Pengertian Senam ...19
a. Sejarah Senam ...19
b. Pengertian Senam ...19
c. Prasyarat kualitas fisik dan motorik dalam senam ...20
7. Loncat Harimau ...22
8. Metode Pembelajaran STAD...23
B.TemuanHasil ...25
C.HipotesisTindakan ...28
BAB III METODE PENELITIAN...30
A. LokasidanWaktuPenelitian ...30
1. LokasiPenelitian ...30
2. WaktuPenelitian ...31
C. Metode dan Desain Penelitian ...32
1. Metode Penelitian...32
2. Desain Penelitian ...33
D. Prosedur Penelitian...33
1. Siklus.I a. TahapanPerencanaan Tindakan ...37
b. TahapanPelaksanaan Tindakan ...38
c. TahapanObservasi ...38
d. TahapanAnalisisdanRefleksi ...39
2. Siklus.II a. TahapanPerencanaan Tindakan ...39
b. TahapanPelaksanaan Tindakan ...40
c. TahapanObservasi ...41
d. TahapanAnalisisdanRefleksi ...41
3. Siklus.III a. TahapanPerencanaan Tindakan ...42
b. TahapanPelaksanaan Tindakan ...42
c. TahapanObservasi ...43
4. Catatan Lapangan ...45
5. Dokumentasi ...45
6. Alat Untuk Mengukur Perencanaan Pembelajaran...45
7. Alat Untuk Mengukur Pelaksanaan Pembelajaran...45
8. Alat Untuk Mengukur Aktivitas siswa...45
9. Alat Untuk Mengukur Hasil Belajar Siswa...45
10.Waktu Pelaksanaan...47
11.Sumber Data...47
12.Pelaksanaan Kegiatan Pengumpulan Data...47
F. TeknikPengolahandanAnalisis Data ...48
1.TeknikPengolahan Data ...41
2.Analisis Data ...48
G. Validasi Data ...49
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ...53
A. Paparan Data Awal ...53
1. Paparan Data Perencanaan...54
2. Paparan Data Kinerja Guru...55
3. Paparan Data AktivitasSiswa...56
4. Paparan Data HasilBelajar...57
5. PaparanRekapitulasi Data Awal...58
a. AnalisisdanRefleksiPerencanaanPembelajaran Data Awal....58
c. AnalisisdanRefleksiAktivitasSiswa Data Awal...60
d. AnalisisdanRefleksiHasilBelajar Data Awal...62
B. Paparan Data Tindakan ...63
1. Paparan Data Tindakan Siklus I ...63
a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ...63
b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I ...65
c. Paparan Data Aktivitas Siswa Siklus I ...69
d. Paparan Data Dan HasilTesBelajarSiswaSiklus I...70
e. AnalisisdanRefleksiSiklus I...71
f. Refleksiperencanaanuntuksiklus I...72
2. Paparan Data Tindakan Siklus II...75
a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ...75
b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ...78
c. Paparan Data Aktivitas Siswa Siklus II ...81
d. Paparan Data Dan HasilTesBelajarSiswaSiklus II...83
e. AnalisisdanRefleksiSiklus II...84
f. Refleksiperencanaanuntuksiklus II...84
3. Paparan Data Pelaksanaan Tindakan Siklus III ...87
a. Paparan Data Perencanaan Siklus III ...88
b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III...90
c. Paparan Data Aktivitas Siswa Siklus III ...93
d. Paparan Data Dan HasilTesBelajarSiswaSiklus III...94
e. AnalisisdanRefleksiSiklus III...95
f. Refleksiperencanaanuntuksiklus III...96
C. Pembahasan ...97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...103
A. Kesimpulan ...103
B. Saran ...106
DAFTAR PUSTAKA ...108
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...109
1 BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan
secara keseluruhan, yang memfokuskan pengembangan aspek kebugaran jasmani,
keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional,
keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani. Di
dalam intensifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan
manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan pendidikan jasmani sangat
penting karena memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam
aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani yang dilakukan secara
sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina
sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, guru diharapkan
mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik, dan strategi
permainan/olahraga. Disamping itu, guru melakukan internalisasi nilai-nilai
(seperti: sportivitas, jujur, kerjasama, disiplin, bertangung jawab) dan pembiasaan
pola hidup sehat yang dalam pelaksanaannya bukan melalui pengajaran
konvensional didalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur
fisik, mental intelektual, emosional dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam
pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas
yang dilakukan dapat mencapai tujuan.
Tingkat keefektifan pembelajaran di sekolah dasar salah satunya
dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengelola proses pembalajaran. Anak
sekolah dasar berada pada usia keemasan (The Golden Years) yang merupakan
masa yang sangat pesat dalam periode perkembangannya. Anak pada usia tersebut
mempunyai potensi yang besar untuk mengoptimalkan segala aspek
Guru harus merencanakan suasana pembelajaran secara matang agar anak
mendapat kesempatan berinteraksi secara optimal. Dalam interaksi ini, anak akan
membentuk komunitas yang memungkinkannya menyukai proses belajar. Dalam
suasana pembelajaran yang menarik, anak akan menjalin kerjasama dalam belajar.
Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran yang
mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu
satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran dalam kelas penjas.
Para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan
berargumentasi untuk mengasah keterampilan dan pengetahuan yang mereka
kuasai saat itu dan menutupi kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.
Sesuai dengan pengertian pembelajaran Kooperatif dibawah ini :
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu strategi pembalajaran yang berfungsi untuk menggali dan membagi-bagi ide pada anak, Strategi pembelajaran ini mendorong anak untuk melakukan kegiatan dalam bentuk kerjasama dan sikap tanggungjawab kepada teman satu kelompoknya dan sikap tanggungjawab dengan dirinya (Yuda.2007).
Dorongan bermain pada diri siswa, bagi seorang guru pendidikan jasmani
dapat digunakan sebagai potensi dalam pendidikan selanjutnya. Bentuk-bentuk
permainan yang menarik akan meningkatkan motivasi siswa untuk mengikuti
pembelajaran. Keberhasilan program pendidikan jasmani di sekolah dasar
tentunya harus didukung beberapa faktor, seperti kecakapan guru pendidikan
jasmani dalam memberikan materi ajar dan meningkatkan kemauan siswa dalam
mengikuti pelajaran serta tersedianya alat dan fasilitas yang memadai. Dengan
keterbatasan sarana dan prasarana yang ada, seorang guru pendidikan jasmani
dengan kreatifitas yang dimiliki dapat memodifikasi proses pembelajaran melalui
model permainan untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam mengikuti
proses pembalajaran.
Model pembelajaran yang bisa dikembangkan salah satunya adalah dengan
cara menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement
Devision (STAD) untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan
guru. Jika para siswa ingin agar timnya mendapat penghargaan, mereka harus
membantu teman satu tim untuk mempelajari materinya. Selanjutnya, semua
siswa mengerjakan tugas gerak mengenai materi secara sendiri-sendiri, pada saat
itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling bantu.
Aktivitas senam berisi kegiatan yang berhubungan dengan ketangkasan,
seperti senam lantai, senam alat, dan aktivitas fisik lainnya yang bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan gerak. Disamping melatih keberanian, kapasitas diri,
dan pengembangan aspek pengetahuan/konsep yang relevan,aktivitasini
mengusung nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dalam pembelajaran senam
terdapat tantangan-tantangan yang harus dihadapi dan memerlukan pengawasan
yang ekstra ketat, tidak sedikit permasalahan yang timbul menyangkut masalah
psikologi tentang ketegangan dalam melakukan keterampilandasarsenam yang
menyangkutkeberanian. Sebagaimana pengertian senam, yang dikemukakan
dibawah ini:
Stres atau ketegangan merupakan proses biologis yang komplek, dan proses ini pada umumnya terjadi dalam situasi yang mengandung hal yang dapat merugikan, berbahaya, atau dapat menimbulkan prustasi atau stressor (Spielberger, 1986)
Ketika seorang guru melakukan pembelajaran dengan dengan metode
konvensional seperti demontrasi, komando, maka terjadi hal hal yang
kurangdiharapkan.Hal tersebut diantaranya berasal dari segi psikomotor siswa
yang seperti enggan melakukan gerakan dasarsenam, siswa juga kurang diberi
kesempatan untuk menggali, mengembangkan keberanian sehingga domain
pengetahuan dan sikap kurang berkembang. Fenomena ini dipaparkan Rusli
(2001:6) sebagai “Belajar tidak membuat siswa belajar”
Standar Kompetensi bahan kajian mata pelajaran pendidikan jasmani
dengan ruang lingkup uji diri/senam kelas VIsekolahdasaradalah :Melakukan
latihan ketangkasan dengan baik dan memiliki pengetahuan/konsep serta
Berdasarkan hasil pembelajaran yang dilaksanakan di Sekolah Dasar
Negeri Sukanegla pada saat pembelajaran gerakdasarsenamyangmelatih
keberanian dangerakdasarloncat harimau, yang disajikan sesuai dengan rujukan
dari buku pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan untuk SD kelas VI
karangan Suyatno Dan kawan-kawan, bahwa aspek yang dinilai da;am gerak dasar
loncat harimau antara lain: sikap loncatan membusur dengan kedua tangan lurus
ke depan, pada saat melayang, dan mendarat berkenaanke matrasdengan gerakan
mengguling ke depan dan sikap akhir jongkok. Dengan model konpensional
tujuan pembelajaran tersebut tidak tercapai dan hasilnya tidak sesuai dengan
KKM yang diharapkan. Hasil pembelajaran tes awal loncat harimau bisa dilihat
padaTabel1.1
Tabel 1.1
Daftar Nilai LoncatHarimau Siswa Kelas VI (Tes Awal)
No Nama Siswa L/P Nilai Tuntas Tidak Tuntas
24 Alpi Sahri L 75 √
25 Iman Tauhid Nur L 65 √
26 Amelia P 70 √
Keterangan :
L = Laki-laki
P = Perempuan
KKM : 70
Hanya ada 14 Siswa dari 26 siswa atau 55 % yang memenuhi kriteria
pencapaian KKM, sedang sisanya sebanyak 12 orang siswa atau 45% tidak
mencapai kriteria pencapaian KKM
Hal ini menggambarkan bahwa keberanian serta kreativitas siswa kurang
berkembang dengan baik karena guru selalu menyampaikan materi yang baku
dengan pendekatan belajar formal.Hal ini tidak memberi kesempatan kepada para
siswa untuk kreatif mengembangkan belajarnya secara mandiri. Hasil observasi
dan tes menyimpulkan bahwa yang menjadi kesulitan siswa adalah:
Takut melakukan awalan melompat,Kesalahan melakukan gerakan berguling
Berdasarkan temuan penyebab dari kesulitan ini peneliti meninjau dari dua
sisi yaitu masih kurangnya kreativitas guru untuk mengembangkan proses
pembelajaran dan masih kurangnya kreativitas siswa dalam belajar sesuai dengan:
Aktivitas senam berisi tentang kegiatan yang berhubungan dengan ketangkasan seperti senam lantai, senam alat dan aktivitas fisik lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan gerak disamping melatih keberanian, kapasitas diri, dan pengembangan aspek pengetahuan/konsep yang relevan serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.” (Departemen Pendidikan Nasional,2004:229)
Apabila keadaan pembelajaran dibiarkan dalam konsep konvensional maka bisa
dipastikan permasalahan tidak akan teratasi. dimana permasalahan-permasalahan
1. Keberanian siswa untuk melakukan gerak dasar loncat harimau tidak
berkembang
2. Hasil belajar gerakdasarloncat harimau tidak memenuhi kriteria penilaian
3. Guru tidak bisa mengembangkan model pembelajaran
Berdasarkan hal tersebut peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif
dengan metode Student Team-Achievement devision (STAD) untuk
meningkatkan hasil belajar gerak dasar loncat harimau. Hal yang diharapkan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Keberanian siswa untuk melakukan melakukan gerak dasar loncat harimau
dapat berkembang
2. Hasil belajar gerak dasar loncat harimau memenuhi kriteriaketuntasan
minimal
3. Guru dapat mengembangkan model pembelajaran kooperatif
Dari paparan di atas, maka peneliti mengambil judul “Penerapan metode STAD untuk meningkatkan gerak dasar loncat harimau pada anak kelas VI sekolah dasar negeri Sukanegla Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang”
Adapun alasan metode pembelajaran STAD dilakukan peneliti karena
delapan dari dua belas siswa yang belum memenuhi KKM terdiri dari siswa
perempuan maka perlu adanya motivasi dari siswa laki-laki.Disamping itu
eksistensi dari metode STAD adalah pembagian dalam tim belajar yang terdiri
dari kelopok kecil yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar
B. Rumusan masalah dan Pemecahan Masalah Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana perencanaan penerapan metode STAD untuk meningkatkan hasil
belajar gerak dasar loncat harimau pada anak kelas VI sekolah dasar negeri
Sukanegla?
2. Bagaimana pelaksanaan pengajaran guru pada penerapan pembelajaran
STAD dalam gerak dasar loncat harimau?
3. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran penerapan STAD dalam
gerak dasar loncat harimau?
4. Bagaimana hasil penerapan metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar
gerak dasar loncat harimau pada anak kelas VI sekolah dasar negeri
Sukanegla?
Pemecahan Masalah 1. Persiapan
Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan metode
STAD dengan mengelompokan siswa berdasarkan perbedaan jenis kelamin,
kemampuan, dan perbedaan ras untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar
loncat harimau pada anak kelas VI sekolah dasar negeri Sukanegla
2. Pelaksanaan
Melaksanakan pembelajaran gerak dasar loncat harimau dengan kegiatan
pendahuluan mengabsen siswa, memberikan apersepsi, dan memberikan
contoh gerakan loncat harimau, pada akhir pembelajaran memberikan
penutup.
3. Aktivitas siswa
Siswa dikelompokanberdasarkan perbedaan jenis kelamin dan kemampuan
siswa dalam gerak dasar loncat harimau, yang terdiri dari empat kelompok
orang. Setiap kelompok melakukan gerak dasar loncat harimau dengan
rintangan bola,siswa yang kemampuannya telah mahir membantu anggota
kelompoknya yang belum mampu melakukan gerak dasar loncat harimau
dengan rintangan bola.
4. Evaluasi
Menilai hasil belajar penerapan metode STAD dalam gerakan dasar loncat
harimau dengan cara setiap siswa melakukan test motorik tanpa bantuan
teman atau kelompoknya.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang peneliti paparkan , maka penelitian tindakan kelas ini
bertujuan untuk :
1. Mengetahui Perencanaan metode STAD pada pendidikan jasmani dalam
gerak dasar loncat harimau pada anak kelas VI sekolah dasar negeri
Sukanegla.
2. Mengetahui pelaksanaan pengajaran guru dalam penerapan metode STAD
pada gerak dasar loncat harimau
3. Mengetahui aktivitas siswa dalam penerapan metode STAD pada gerak dasar
loncat harimau
4. Mengetahui hasil penerapan model STAD pada pendidikan jasmani dalam
gerak dasar loncat harimau
D. Manfaat Penelitian
Dengan diadakan penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat sebagai
berikut.
1. Bagi siswa
a. Dengan adanya model penerapan metode STAD pada gerak dasar
loncat harimau siswa mendapatkan banyak variasi dalam
b. Melalui model penerapan metode STAD pada gerak dasar loncat
harimau, siswa dapat menggali gagasan-gagasan sendiri dalam
pembelajaran .
c. Memotivasi semangat belajar siswa serta dapat meningkatkan rasa
kerjasama, kemandirian, percaya diri, serta nilai-nilai kepenjasan.
2. Bagi guru
a. Untuk meningkatkan kualitas mengajar dan mencoba menerapkan
model penerapan metode STAD pada gerak dasar loncat harimau.
b. Untuk meningkatkan kreatifitas mengajar serta memahami
kretivitas serta kompetensi siswa.
3. Bagi sekolah
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sekolah untuk mengembangkan
model pembelajaran.
b. Hasil penelitian ini dapat menjadi motivasi bagi guru-guru yang
lain untuk mengembangkan model pembelajaran.
4. Bagi lembaga
Hasil-hasil yang didapatkan dari penelitian ini sangat bermanfaat
sebagai kajian, khususnya bagi program studi pendidikan jasmani sebagai
lembaga yang memproduksi guru.
5. Bagi peneliti
a. Dapat menambah wawasan tentang model pembelajaran kooperatif
Student Team-Achievement Devision (STAD).
b. Dapat meningkatkan kreatifitas pembelajaran pendidikan jasmani
c. Dapat mengetahui tingkat keberhasilan pengembangan metode
E. Penjelasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap pokok-pokok masalah yang
diteliti, berikut ini akan dijelaskan secara operasional beberapa istilah yang
dipandang perlu untuk diketahui kejelasannya, sebagai berikut.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada
peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu
peserta didik agar dapat belajar dengan baik (id.wikipedia.org).
Aktivitas senam berisi tentang kegiatan yang berhubungan dengan ketangkasan seperti senam lantai, senam alat dan aktivitas fisik lainnya yang bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan gerak disamping melatih keberanian, kapasitas diri,
dan pengembangan aspek pengetahuan/konsep yang relevan serta nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya (Departemen Pendidikan Nasional).
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu strategi pembelajaran yang berfungsi untuk menggali dan membagi-bagi ide pada anak, Strategi pembelajaran ini
mendorong anak untuk melakukan kegiatan dalam bentuk kerjasama dan sikap
tanggungjawab kepada teman satu kelompoknya dan sikap tanggungjawab dengan
dirinya (Yuda.2007).
Model pembelajaran Student Team-Achievement Devision (STAD) adalah pembagian dalam tim belajar yang terdiri dari kelopok kecil yang berbeda-beda
tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etnik,Guru penjas
menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dala tim mereka. untuk memastikan
bahwa semua anggota kelompok tim telah menguasai pelajaran penjas.
Selanjutnya, semua siswa mengerjakan tugas gerak mengenai materi secara
sendiri-sendiri, dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling bantu.
Gerak dasar loncat harimau adalah sikap awal berdiri tegak, kaki rapat, tangan
disamping badan, saat akan melompat tekuk kedua lutut sedikit, rentangkan kedua
tangan ke depan, tolakkan kedua kai keatas depan sampai badan melayang, saat
tangan menyentuh matras, lipatkan kedua tangan dan lakukangerakan guling ke
depan dilakjutkan gerakan badan bersikap jongkok terus berdiri seperti semula.
30 A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi tempat penelitian dilakukan di SDNegeri Sukanegla yang
beralamat di Dusun Sukanegla Desa Pasirbiru Kecamatan Rancakalong
Kabupaten Sumedang.SDNegeri Sukanegla Desa Pasirbiru Kecamatan
Rancakalong Kabupaten Sumedang, dipilih sebagai lokasi dalam penelitian ini
karena peneliti merupakan salah satu pengajar, sehingga cukup mengetahui
keadaan akademis dan lingkungan sekolahnya. Hal ini dinilai dapat
mempermudah dalam proses penelitian.
Untuk lebih jelasnya peneliti berikan denah lokasi penelitian tindakan
kelas yangakan dilakukan. Berikut denah lokasi penelitian SDNegeriSukanegla.
2. Waktu Penelitian
Lama waktu penelitian adalah selama lima bulan, yaitu dari bulan Februaru
sampai Juni 2013. Karena penelitian tindakan kelas dilakukan untuk memperbaiki
proses dan hasil belajar. Maka kegiatan penelitian dilakukan dalam beberapa
siklus sehingga permasalahan yang timbul dalam data awal dapat diatasi.
Jadwal Penelitian
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VISDN Sukanegla Desa Pasirbiru
Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang tahun ajaran 2012/ 2013 yang
berjumlah 26orang siswa, terdiri dari 14 siswi dan 12 orang siswa. Siswa kelas
VISDN Sukanegla Desa Pasirbiru Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang
dipilih sebagai subjek dalam penelitian karena peneliti merupakan salah satu Guru
Pendidikan Jasmani tersebut dan menilai perlu adanya suatu inovasi dalam
pembelajaran agar hasil belajar siswa dapat meningkat, khususnya dalam
pembelajaran senam/uji diri pada materi gerak dasar loncat harimau.
C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) atau Classroom Action Research (CAR).Beberapa alasan pentingnya
Penelitian Tindakan Kelas menurut Kasihani (1998:8) adalah sebagai berikut.
Pertama, dengan melakukan penelitian tindakan kelas berarti guru dapat melihat kembali apa yang sudah dilakukan selama ini dikelas.
Kedua, penelitian tindakan kelas memberikan keterampilan pada guru untuk dapat dengan segera menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi di kelas
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas kerjanya.
Ketiga, penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki mutu program pembelajaran di semua jenjang pendidikan termasuk sekolah dasar.
Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik yang sangat berbeda
dengan penelitian yang lainnya, karena dalam penelitian tindakan pengumpulan
data cenderung menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan
kualitatif dan kuantitatif merupakan suatu metode berganda dalam fokus yag
melibatkan suatu pendekatan interpretatif dan wajar terhadap setiap pokok
permasalahannya yang disebut dengan multi-metode. Penggunaan multi metode
atau lebih dikenal dengan Triangulasi Data merupakan cerminan suatu upaya
dalam mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dan utuh mengenai suatu
fenomena yang terjadi secara alamiah tanpa adanya campur tangan pemahaman.
(Arifin, 2012)
Ada pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Hopkins
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian untuk perubahan dan perbaikan yang dilakukan di ruang kelas. Dalam uraian selanjutnya, ia mengemukakan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang menggabungkan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, yaitu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi dengan melibatkan diri dalam proses perbaikan.
Secara garis besar penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang
digunakan untuk mencari dan menemukan sebuah solusi atau pemecahan masalah
yang terjadi di dalam kelas.Masalah itu sangatlah penting untuk segera
dipecahkan, guna meningkatkan kualitas pembelajaran.Penelitian ini juga
bermanfaat untuk meningkatkan keprofesionalisme guru, dalam tahap refleksi
guru dapat menemukan letak kekurangan atau perbaikan yang harus dilakukan
ketika pembelajaran dilaksanakan.Hasil refleksi itu bisa menjadi evauasi bagi
guru dalam memperbaiki setiap kesalahan yang dilakukan. Definis yang lebih
sesuai dengan pemahaman peneliti adalah yang dikemukakan oleh Sukmadinata
(2010;140) sebagai berikut.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencarian sistemik yang dilaksanakan oleh para pelaksana program dalam kegiatannya sendiri (dalam pendidikan biasanya dilakukan oleh guru, dosen, kepala sekolah dll), dalam mengumpulkan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi, untuk kemudian menyusun rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan.
Penelitian tindakan dalam kegiatan penelitian atau pengumpulan data dan
hasil penelitian didapat melalui kegiatan penelitian timbal balik berupa siklus
spiral, yaitu: rencana, tindakan, pengamatan dan refleksi.
2. Desain Penelitian
Peneliti menggunakan desain penelitian tindakan yang digunakan untuk
meneliti kegiatan pembelajaran di dalam kelas, atau sering juga disebut dengan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Penelitian tindakan kelas biasanya digunakan
untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di sebuah instansi pendidikan.PTK
dilaksanakan ketika pembelajaran berlangsung.Penelitian tindakan kelas memiliki
beberapa desain yang berbeda.Dalam penelitian ini,desain PTK yang digunakan
adalah Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart ( Kasbolah, 1999:70 ), yaitu ’model siklus yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan, semakin lama diharapkan semakin meningkat perubahan dalam pencapaian hasil’.
Menurut Kemmis dan Taggart (Arifin, 2012:98) penelitian tindakan kelas
memiliki karakteristik sebagai berikut.
a. Penelitian tindakan merupakan pendekatan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui tindakan, dan mempelajari dari tindakan tersebut. b. Penelitian tindakan bersifat partisipatori, yakni penelitian yang
dilakukan oleh praktisi dengan melibatkan kelompok partisipan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pelaksanaan tugas mereka.
c. Penelitian tindakan dilaksanakan dalam bentuk spiral refleksi diri dan selanjutnya kembali ke rencana.
d. Penelitian tindakan bersifat kolaboratif, yakni melibatkan semua orang yang bertanggung jawab untuk meningkatkan pendidikan, bahkan memperluas kelompok kolaboratif sebanyak mungkin.
e. Penelitian pendidikan melibatkan masyarakat yang dapat melakukan kritik-diri, yaitu orang-orang yang berpartisipasi dan berkolaboratif dalam setiap tahap penelitian
f. Penelitian tindakan merupakan proses belajar yang sistematis yang di dalamnya terdapat orang bertindak secara sadar sesuai dengan tahap-tahap yang telah ditentukan, walaupun masih ada orang-orang yang tidak tanggap terhadap kesempatan yang ada.
g. Penelitian tindakan melibatkan orang-orang yang menguasai teori dan praktiknya, yaitu orang-orang yang peduli terhadap lingkungan, tindakan dan dampak menjadi mengerti hubungan antara lingkungan, tindakan dan dampak dalam hidup mereka sendiri.
h. Penelitian tindakan menuntut orang-orang untuk menguji praktik, ide-ide, dan asumsi tentang lembaganya dengan cara mengumpulkan bukti yang dapat meyakinkan mereka bahwa praktik, ide-ide, dan asumsi yang terlebih dahulu kurang tepat.
i. Penelitian tindakan dapat dibuktikan dengan data, karena apa yang dilakukan tidak hanya membuat catatan seakurat mungkin, tetapi juga menganalisa, mengumpulkanmenilai, menanggapi dan memberikan kesan mengenai apa yang telah terjadi.
k. Penelitian tindakan merupakan proses politik karena melibatkan orang-orang untuk melakukan perubahan yang akan mempengaruhi orang-orang lain.
l. Penelitian tindakan melibatkan orang-orang dalam melakukan analisis kritis tentang situasi (kelas, sekolah, dan sistem) tempat mereka bekerja, yaitu situasi yang terstruktur dalam kelembagaan.
m. Penelitian tindakan dimulai dari hal-hal yang kecil, yaitu melaksanakan perubahan yang dapat dicoba dengan hanya satu orang, dan selanjutnya berupaya mencapai suatu perubaha yang besar, bahkan nantinya dapat menghasilkan suatu pembaruan di kelas, sekolah atau kebijaka dan praktik seluruh sistem.
n. Penelitian tindakan dimulai dengan siklus rencana, tindakan, observasi dan refleksi dalam skala kecil yang dapat membantu menjelaskan isu-isu, ide-ide dan asumsi lebih spesifik, sehingga mereka yang terlibat dalam penelitian dapat merumuskan pertanyaa yang lebih kokoh. o. Penelitian tindakan dimulai dengan kelompok kolaborator dalam skala
kecil, kemudian dapat diperluas lagi sesuai dengan kebutuhan, sehingga semakin banyak orang yang dilibatkan, maka semakin banyak pengaruh praktik yang ditimbulkan.
p. Penelitian tindakan memungkinkan peneliti untuk membuat rekaman tentang (a) perubahan kegiatan dan praktik, (b) perubahan bahasa dan wacana, (c) perubahan hubungan sosial dan bentuk organisasi yang dapat menghambat praktik, dan (d) perkembangan penguasaan penelitia tindakan
Berikut adalah gambar model alur siklus spiral menurut Kemmis dan
Taggart (Kasbolah,1999:71)
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Gambar 3.2
Bagan Spiral PTK Model Kemmis and Taggart(Kasbolah,1999:71)
PLAN
PLAN
ACTION OBSERVE
REFLECT
PLAN
ACTION OBSERVE
REFLECT
PLAN
PLAN
ACTION OBSERVE
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus. Tiap
siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti yang
sudah didesain dalam faktor yang diselidiki. Dari evaluasi dan observasi awal,
maka dalam refleksi ditetapkan bahwa tindakan yang dipergunakan untuk
meningkatkan kemampuan maksimal siswa dalam melaksanakan pembelajaran
Pendidikan Jasmanidengan cara memberikan beberapa tahapan latihan yang
mengacu kepada peningkatan kemampuan psikomotor dan motorik dalam gerak
dasar loncat harimau siswa. Dari refleksiawal yang digunakan sebagai tolak ukur,
maka dilaksanakanlah PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan prosedur sebagai
berikut :
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan (Planning)
Tahap perencanaan di Siklus
IdimulaidarimenganalisiskurikulumPendidikanJasmani sekolah dasar tentang
gerak dasar dalam pembelajaran Loncat harimau dengan rintangan bola,
kemudianhasilanalisistersebutdituangkandalambentuk RPP
(RencanaPelaksanaanPembelajaran) denganmenggunakan model pembelajaran
Student Team Achievemen Devision,Dalam STAD para siswa dibagi dalam tim
belajar terdiri dari kelompok kecil yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis
kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru penjas menyampaikan pelajaran, lalu
siswa bekerja dalam tim mereka. untuk memastikan bahwa semua anggota
kelompok tim telah menguasai pelajaran penjas. Selanjutnya, semua siswa
mengerjakan tugas gerak mengenai materi secara sendiri-sendiri, dimana saat itu
mereka tidak diperbolehkan untuk saling bantu, yang mana model pembelajaran
ini dapat mengatasi kepasifan dan ketidak kreatifan siswa dalam mengikuti
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)
Pelaksanaantindakan di siklus I merupakan penerapan
dariskenariopembelajaran yang sudahdirencanakan yang terdiridari:
1) Kegiatanawal
a) Mempersiapkansaranadanfasilitas pendukung yang
diperlukandalampembelajarangerak dasar loncat harimau.
b) Guru memberikan motivasi kepada siswa sebelum melakukan pembelajaran.
c) Guru melakukan appersepsi dan memberikan pemahaman kepada siswa
mengenai pembelajarangerak dasar loncat harimau.
d) Guru memimpinpemanasanmeliputi gerakan statis dan gerakan dinamis.
2) Kegiataninti
a) Siswa dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari;empat kelompok empat
orang , dan dua kelompok lima orang sesuai dengan karakteristik metode
STAD,yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar
belakang etniknya.
b) Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang pembelajarangerak dasar loncat
harimau dengan rintangan bola.
c) Guru mendemonstrasikan contoh gerak dasar loncat harimau dengan rintangan
bola.
d) Siswa memperhatikan demonstrasi yang dicontohkan oleh guru.
e) Siswa melakukan gerak dasar loncat harimaudengan rintangan bola bergiliran
didalam kelompoknya.
f) Guru membantu siswa pada saat melakukangerak dasar loncat harimau.
g) Guru menugaskan kepada masing-masing siswa untuk melakukan gerak dasar
loncat harimau dengan rintangan bola.
3) Kegiatanakhir
a) Guru memberikan arahan kepada siswa untuk memperbaiki
b) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
c) Guru menyimpulkan secara keseluruhan hasil yang telah dicapai oleh siswa
dalam pembelajaran.
c. Tahap Observasi
Padakenyataannyatahapobservasisiklus I
tindakandilakukanbersamaandenganpelaksanaantindakan dalam pembelajaran,
merupakansemuakegiatanuntukmengenal, merekamdanmendemonstrasikan
setiaphaldari proses danhasilyangdicapai daritindakanyang direncanakan.
Observasidilakukanuntukmengetahuisejauhmanaketerlibatansiswadalampembelaj
aran. Melaluitahapobservasisemua data dikumpulkandenganmembuat
catatanlapangan yang lengkapmengenaihalyangterjadidalam proses pembelajaran.
d. Tahap Refleksi (Reflection)
Dalamtahaprefleksi Siklus Imerupakankegiatanuntukmelakukananalisis,
interprestasidaneksplorasiterhadapsemuainformasi yang
diperolehdarihasilobservasiterhadapperencanaandanperencanaansiklus yang
telahdilakukan,
sebagaiacuanuntukperecanaandanpelaksanaantindakansiklusII.Acuan ini diperoleh
berdasarkan tingkat pemahaman siswa mengenai pembelajaran yang telah
dilakukan.Peneliti dapat menghentikan atau melanjutkan ke siklus berikutnya
berdasarkan refleksi pada siklus I.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan (Planning)
Tahap perencanaan di Siklus IIdimulaidarimenganalisisrefleksi dari
evaluasi di Siklus I dalam pembelajaran gerak dasar loncat harimau,
kemudianhasilanalisistersebutdituangkandalambentuk RPP
(RencanaPelaksanaanPembelajaran) dengan perbaikan yang dilakukan
berdasarkan refleksi siklus I denganmenggunakan model pembelajaranStudent
kelompok untuk meningkatkan kerjasama serta kepemimpinan bagi anggota
kelompok yang telah bisa melakukan gerak dasar loncat harimau untuk
memotivasi anggota kelompok yang dianggap belum bisa melakukan gerak dasar
loncat harimau dengan rintangan teman yang merangkak.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)
Dalampelaksanaantindakan di siklus II inikegiatan yang
dilaksanakanyaitumenerapkanskenariopembelajaran yang sudahdirencanakan
yang terdiridari:
1) Kegiatanawal
a) Mempersiapkansaranadanfasilitas pendukung yang
diperlukandalampembelajaranloncat harimau.
b) Guru memberikan motivasi kepada siswa sebelum melakukan pembelajaran.
c) Guru melakukan appersepsi dan memberikan pemahaman kepada siswa
mengenai pembelajaran loncat harimau.
d) Siswa melakukan kegiatanpemanasan yang dipimpin oleh gurumeliputi
gerakan statis dan gerakan dinamis.
2) Kegiataninti
a) Siswa dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari; empat kelompok
empat orang, dan dua kelompok lima orang sesuai dengan karakteristik
metode STAD,yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan
latar belakang etniknya, dengan mengganti ketua dan merotasi anggota
kelompok sesuai hasil dari refleksi siklus I.
b) Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang gerak dasar loncat harimau
dengan rintangan teman yang merangkak.
c) Guru mendemonstrasikangerak dasar loncat harimau dengan rintangan teman
yang merangkak.
d) Siswa memperhatikan demonstrasi yang dicontohkan oleh guru.
e) Siswa melakukan gerak dasar loncat harimau dengan rintangan teman yang
f) Guru membantu siswa pada saat melakukan gerak dasar loncat harimau
dengan rintangan teman yang merangkak.
g) Guru menugaskan kepada siswa secara perorangan untuk melakukan gerak
dasar loncat harimau dengan rintangan teman yang merangkak.
3) Kegiatanakhir
a) Guru memberikan arahan kepada siswa untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan yang terdapat pada pembelajaran yang telah dilaksanakan.
b) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
c) Guru menyimpulkan secara keseluruhan hasil yang telah dicapai oleh siswa
dalam pembelajaran.
c. Tahap Observasi
Padakenyataannyatahapobservasisiklus II
tindakandilakukanbersamaandenganpelaksanaantindakan dalam pembelajaran,
merupakansemuakegiatanuntukmengenal, merekamdanmendemonstrasikan
setiaphaldari proses danhasilyangdicapai daritindakanyang direncanakan.
Observasidilakukanuntukmengetahuisejauhmanaketerlibatansiswadalampembelaj
aran. Melaluitahapobservasisemua data dikumpulkandenganmembuat
catatanlapangan yang lengkapmengenaihalyangterjadidalam proses pembelajaran.
d. Tahap Refleksi (Reflection)
Dalamtahaprefleksi Siklus IImerupakankegiatanuntukmelakukananalisis,
interprestasidaneksplorasiterhadapsemuainformasi yang
diperolehdarihasilobservasiterhadapperencanaandanperencanaansiklus yang
telahdilakukan,
sebagaiacuanuntukperecanaandanpelaksanaantindakansiklusIII.Acuan ini
diperoleh berdasarkan tingkat pemahaman siswa mengenai pembelajaran yang
telah dilakukan.Peneliti dapat menghentikan atau melanjutkan ke siklus
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan (Planning)
Tahap perencanaan di Siklus IIIdimulaidarimenganalisisrefleksi dari
evaluasi di Siklus II dalam pembelajaran gerak dasar loncat harimau,
kemudianhasilanalisistersebutdituangkandalambentuk RPP
(RencanaPelaksanaanPembelajaran) dengan perbaikan yang dilakukan
berdasarkan refleksi siklus II denganmenggunakan model pembelajaranStudent
Team Achievemen Devision yang telah diperbaiki untuk menunjang kerkasama
dan kreatifitas anggota kelompok.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)
Dalampelaksanaantindakan di siklus II inikegiatan yang
dilaksanakanyaitumenerapkanskenariopembelajaran yang sudahdirencanakan
yang terdiridari:
1) Kegiatanawal
a) Mempersiapkansaranadanfasilitas pendukung yang
diperlukandalampembelajaranloncat harimau.
b) Guru memberikan motivasi kepada siswa sebelum melakukan pembelajaran.
c) Guru melakukan appersepsi dan memberikan pemahaman kepada siswa
mengenai pembelajaran loncat harimau.
d) Siswa melakukan kegiatanpemanasan yang dipimpin oleh gurumeliputi
gerakan statis dan gerakan dinamis.
e) Guru membagi kelas kelompok kecil yang terdiri dari lima orang setiap
kelompoknya dan satu kelompok menjadi enam orang.
2) Kegiataninti
a) Siswa dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari; empat kelompok
empat orang , dan dua kelompok lima orang sesuai dengan karakteristik
latar belakang etniknya, dengan menetapkan anggota kelompok sesuai dengan
siklus II.
b) Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang teknik dasar pembelajaran
loncat harimau.
c) Siswa melakukan gerakan loncat harimau dengan awalan dan rintangan yang
berbeda sesuai kemampuan kelompok.
d) Siswa bereksplorasi melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan guru
bersama kelompoknya yang dipimpin oleh ketua regunya.
e) Guru membantu siswa pada saat melakukan gerakan-gerakan eksplorasi
dalam loncat harimau.
f) Guru menugaskan kepada kelompok siswa untuk melakukangerakan loncat
harimau dengan awalan dan rintangan yang berbeda.
g) Masing-masing siswa melakukan gerakan loncat harimau dengan awalan dan
rintangan yang dipelajari di masing-masing kelompoknya.
3) Kegiatanakhir
1) Siswa melakukan pendinginan
2) Siswa di kumpulkan mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi
yang telah dilakukan/ diajarkan
3) Guru melakukan evaluasi proses pembelajaran secara lisan
4) Guru menuntup pembelajaran
5) Berdoa
6) Bubar
2) Tahap Observasi
Padakenyataannyatahapobservasisiklus III
tindakandilakukanbersamaandenganpelaksanaantindakan dalam pembelajaran,
merupakansemuakegiatanuntukmengenal, merekamdanmendemonstrasikan
setiaphaldari proses danhasilyangdicapai daritindakanyang direncanakan.
aran. Melaluitahapobservasisemua data dikumpulkandenganmembuat
catatanlapangan yang lengkapmengenaihalyangterjadidalam proses pembelajaran.
3) Tahap Refleksi (Reflection)
Dalamtahaprefleksi Siklus
IIImerupakankegiatanuntukmelakukananalisis,
interprestasidaneksplorasiterhadapsemuainformasi yang
diperolehdarihasilobservasiterhadapperencanaandanperencanaansiklus yang
telahdilakukan, sebagaihasil dari pembelajaran loncat harimau dengan
menggunakan metode pembelajaran Student Team Achievemen Devision.
E. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh informasi yang obyektif dalam pengumpulan data
diperlukan adanya instrumen atau alat pengumpul data yang tepat. Dengan
demikian permasalahan yang sebelumnya dirumuskan akan dapat dipecahkan
dengan baik.
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Observasi
Observasi yang dilaksanakan oleh penulis sebagai guru dan peneliti yang
ditujukan untuk mengetahui segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan
pembelajaran loncat harimaudi kelas VISDN Sukanegla.Alat yang digunakan
adalah lembaran observasi tentang aktivitas siswa. Kegiatan observasi
dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran, untuk memperoleh data tentang
pelaksanaan pembelajaran gerak dasarloncat harimau menggunakan
tahapan-tahapan latihan pembelajaran serta evaluasi belajaran.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap peserta didik sebagai subjek utama dalam
tujuan untuk memperoleh tanggapan dan kesulitan yang dihadapi selama
melaksanakan kegiatan pembelajaran loncat harimau.
3. Tes
Tes dilakukan terhadap siswa pada saat akhir pembelajaran dengan tujuan untuk
memperoleh gambaran tingkat keberhasilan peningkatan keterampilan gerak dasar
loncat harimau secara keseluruhan.
4. Catatan lapangan
Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan
berguna sebagai alat perantara yaitu apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium,
dan diraba dengan catatan sebenarnya. Proses pelaksanaan dilakukan setiap
selesai mengadakan tindakan dalam pelaksanaan pembelajaran penelitian.
5. Dokumentasi
Kamera foto yang digunakan untuk merekam kejadian selama
pelaksanaan pembelajaran, juga sebagai alat untuk memberikan gambaran tentang
apa yang terjadi dalam masalah penelitian.
6. Alat untuk mengukur Perencanaan Pembelajaran
Alat yang digunakan untuk mengukur perencanaan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dalam pembelajaran gerak dasar loncat harimau melalui
beberapa macam latihan yaitu berupa Lembar Instrumen Penilaian Kinerja Guru 1
(IPKG 1) yang mencakup perencanaan hal-hal sebagai berikut :
a. Perumusan tujuan pembelajaran
b. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media, sumber belajar dan
metode pembelajaran.
c. Merencanakan skenario pembelajaran.
d. Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian.
7. Alat untuk mengukur pelaksanaan pembelajaran
Alat untuk mengukur kemampuan pada saat pelaksanaan pembelajaran
gerak dasar loncat harimau dalam beberapa macam latihan yaitu berupa Lembar
Instrumen Penilaian Kinerja Guru 2 (IPKG 2) yang mencakup pelaksanaan hal-hal
sebagai berikut :
a. Pra pembelajaran.
b. Membuka pembelajaran.
c. Mengolah inti pembelajaran.
d. Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran pendidikan
jasmani.
e. Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.
8. Alat untuk mengukur aktifitas siswa
Pembelajaran gerak dasar loncat harimau melalui beberapa macam latihan, alat yang digunakan untuk mengukur aktifitas siswa mencakup nilai yang diperoleh dari :
a. Disiplin.
b. Motivasi atau minat siswa pada pembelajaran.
c. Sportivitas.
9. Alat untuk mengukur hasil belajar siswa
Alat ukur yang digunakan pada pembelajaran loncat harimau dalam
aktivitas senam yang digunaka untuk mengukur sejauh mana hasil belajar siswa
selama diberikan tindakan. Pengukuran dilakukan dengan melakukan evaluasi
berupa tes gerak dasar loncat harimau dengan kriteria penilaian:
a. kemampuan untuk melakukan serangkaian loncatan berkelanjutan dari dua
kaki.
b. Kemampuan untuk melakukan kegiatan tumpuan tangan yang
bermacam-macam.
Sedangkan tahapan yang perlu ditekankan pada poin-poin penting (teaching
points) sebagai berikut:
ii. Kedua tangan ditempatkan rata pada matras dengan jari-jari menghadap ke
depan
iii. Kepala ditarik kedada (ditekuk kedalam) dan lengan dibengkokkan ketika
kontak pertama dengan matras terjadi dan menyerap kekuatan tubuh.
10. Waktu pelaksanaan
Data diperoleh pada waktu pelaksanaan setiap siklus pembelajaran loncat
harimaudengan menggunakan metode pembelajaran Student team Achievemen
Devision dengan waktu pelaksanaanya adalah:
Hari : Kamis
Tanggal : 14, 21, dan 28 Maret 2013
Observer : Yaya Sutarya, S.Pd
Kelas : VI
Tempat : SDN Sukanegla
11.Sumber data
Sumber data merupakan hal yang paling penting guna menunjang
penelitian. Data akan digunakan sebagai acuan dalam melakukan penelitian.
Data-data tersebut diperoleh dari:
a. Kepala Sekolah SDN Sukanegla sebagai penanggung jawab dalam unit kerja
yang dijadikan penelitian.
b. Guru Pendidikan Jasmaniakan menjadi penilai dalam mengukur kinerja guru
serta menjadi team dalam pelaksanaan penelitian ini, pada saat merencanakan
serta melaksanakan pembelajaran gerak dasar loncat hahrimau dengan
metode pembalajaran Studen Team Achievemen Devision yang dilakukan
oleh peneliti dan hasil observasinya akan dijadikan sumber data.
c. Siswa kelas VI SDN Sukanegla yang berjumlah 26 siswa yang mengikuti
kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung.
12.Pelaksanaan kegiatan pengumpulan data
Teknik pengolahan data dan analisis data secara umum dalam penelitian
a. Mengumpulkan format hasil observasi dalam perencanaan pembelajaran dari
nilai lembar IPKG 1, untuk dianalisis sebagai data dalam perencaan
pembelajaran pada siklus selanjutnya.
b. Mengumpulkan format hasil observasi dalam perencanaan pembelajaran dari
nilai lembar IPKG 2, untuk dianalisis sebagai data dalam perencaan
pembelajaran pada siklus selanjutnya.
c. Mengumpulkan dan menganalisis nilai aktifitas siswa yang terdapat pada
lembar hasil observasi aktifitas siswa mengenai nilai sikap sikap dan
pengetahuan sebagai pertimbangan dalam tindakan selanjutnya.
d. Mengumpulkan dan menganalisis hasil belajar siswa yang terdapat pada
lembar hasil belajar siswa, yang akan dijadikan dasar bagi peningkatan dan
perubahan tingkah laku dalam melakukan gerak dasar aktivitas ritmik melalui
beberapa macam latihan pada siklus berikutnya.
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Setelah dilakukan tindakan dan dilakukan refleks perlu menggunakan
suatu tekhnik dalam mengolah data yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian
berlangsung.
1. Teknik Pengolahan data
a. Sumber Data : yang menjadi data dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV
dan guru Pendidikan Jasmani.
b. Jenis Data : Jenis data yang didapat adalah data kualitatif yang terdiri dari hasil
belajar, rencana pembelajaran, data hasil observasi terhadap pelaksanaan
proses pembelajaran dan hasil tes loncat harimau.
2. Analisis Data
Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal
penelitian pada setiap aspek kegiatan penelitian. Peneliti juga dapat langsung
menganalisis apa yang diamati, situasi dan suasana kelas/lapangan, hubungan
Lebih lanjut analisis data menurut Patton (Moleong2002) dikemukakan
bahwa :
Proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, katagori, dan satuan uraian dasar, ia rnembedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap hasil analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian.
Analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan
data, dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses penyederhanan yang
dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi
informasi yang bermakna. Paparan data adalah proses penampilan data secara
lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, repsentasi grafik dan sebagainya.
Sedangkan penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang
telah diorganisasikan dalam bentuk penyetaraan kalimat atau formula yang
singkat dan padat tetapi mengandung arti luas.
G. Validasi Data
Penelitian menggunakan empat keterangan data untuk memeriksa
keabsahan data.Keempat keterangan data tersebut dapat dijadikan dasar informasi,
pemeriksaan dan komunikasi agar diperoleh dan dilihat serta ditentukan mengenai
kemajuan atau peningkatan dari setiap aspek untuk dideskripsikan sesuai dengan
tujuan penelitian.Validitas diperlukan dalam suatu penelitian.Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas, maka pengukuran validitas dan reliabilitas
tidak menggunakan perhitungan statistik.Teknik validasi yang digunakan untuk
memeriksa keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Triangulasi
Diskusi merupakan salah satu hal yang dilakukan oleh peneliti untuk
memperoleh informasi dengan memanfaatkan sumber data lain dari sumber yang
menunjang data, sebagai keperluan pengecekan derajat kepercayaan terhadap
validasi data yang diperoleh. Maka penelti melakukan kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan yang memvalidasi data
2) Menentukan materi yang sesuai dengan program pembelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan kelas IV.
3) Menyesuaikan dengan kompetensi dasar.
b. Waktu pelaksanaan
Hari : Kamis
Tanggal : 14, 21, dan 28 Maret 2013
Observer : Yaya Sutarya, S.Pd.
Kelas : VI
Tempat : SDN Sukanegla
c. Peneliti mengadakan diskusi dengan :
1) Guru penjas : Yaya Sutarya, S.Pd
NIP : 196105071988031007
2) Kepala Sekolah : Dede Apandi, S.Pd
NIP : 196010041982011005
2. Member check
Kegiatan selanjutnya adalah melakukan diskusi balikan dengan Kepala
Sekolah. Kegiatan ini dilakukan setelah peneliti melakukan pengumpulan data
dengan cara mengkonfirmasikan terhadap subyek penelitian maupun sumber lain
yang kompeten. Diskusi ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh
keabsahan data terhadap kebenaran data tersebut. Maka kegiatan yang akan
dilakukan adalah mengecek :
a. Daftar hadir kelas VI SDN Suaknegla
b. Nomor induk siswa
c. Daftar I
d. Jadwal pelajaran
3. Audit trial
Tahap awal yang dilakukan untuk menguji hipotesis yang dimunculkan
peneliti yaitu dengan mengungkapkan hasil sementara atau hasil akhir yang
Audit trail yakni mengecek kebenaran prosedur dan metode
pengumpulan data dengan mendiskusikannya dengan guru, pembimbing, dan
teman sejawat. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data dengan validitas
tinggi.
Kegiatan tersebut harus tetap mempertahankan sikap terbuka dan
kejujuran, tentang :
a. Data awal (hasil observasi) loncat harimau melalui beberapa macam latihan.
b. Data akhir hasil observasi nilai aktifitas siswa, dan nilai akhir belajar siswa
pada setiap siklus dalam pembelajaran loncat harimau melalui beberapa
macam latihan.
c. Membandingkan dan mendiskusikan serta menganalisis data tersebut.
4. Expert opinion
Kegiatan akhir dari validasi data adalah melakukan pengecekan terakhir
terhadap kesahihan temuan penelitian dengan para pembimbing penelitian.Expert
opinion dilakukan dengan cara mengkonsultasikan hasil temuan peneliti kepada
para ahli. Dalam kegiatan expert opinion ini, peneliti mengkonsultasikan temuan
kepada dosen pembimbing sehingga data temuan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Kegiatan ini diawali dengan pertemuan antara peneliti dengan
pembimbing, yaitu :
a. Bapak Tatang Muhtar, M.Si
Pembimbing I.
b. Ibu Dinar Dinangsit, M.Pd
Pembimbing II.
Untuk mengadakan pengecekan akhir dalam penemuan penelitian agar
diperoleh kesahihan. Sedangkan waktu pelaksanaannya yaitu :
a. Pelaksanaan pengajuan dan pembuatan proposal penelitian
b. Pelaksanaan bimbingan penyusunan penelitian
Masalah yang akan dibahas dalam beberapa pertemuan adalah sebagai
a. Jadwal penelitian
b. Masalah penelitian
c. Pemecahan masalah
d. Hasil penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Aip Syaripudin (1997), Azas dan Falsafah Penjaskes, Depdikbud
Cholik Mutohir,T dan Rusli Lutan (1996/1997), Pendidikan jasmani dan Kesehatan, Jakarta, Depdikbud.
Depdiknas (2003), Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Jakarta, Depdiknas.
Husdarta, JS, dkk. (2010). Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: Dewa Ruci
Kasihani, Kasbolah (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Depdikbud.
Khoiru, Iif, dkk. (2007). Pembelajaran Aktif, Inovatif Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Lutan, Rusli (1996/1997), Hakekat dan Karakteristik Penjaskes, Jakarta, Depdikbud.
Muhadi, Aip Syarifuddin. (1992). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.Jakarta: Depdikbud.
Mulyasa (2008). Menjadi Guru Profesional:Menciptakan PembelajaranKreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rusman, (2010). Model-model Pembelajaran:
MengembangkanProfesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sukintaka. (1992). Teori Bermain. Jakarta: Depdikbud.
Supandi. (1992). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani danKesehatan. Jakarta: depdikbud.
Syaripudin, Aip (1992). Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. Jakarta : Depdikbud.
Uhamisastra, Dkk (2010). Didaktik Metodik Pembelajaran Senam. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
103
Berikutinipenelitiakanmenyajikankesimpulandan saran yang
diperolehdaritemuan di lapanganselamapelaksanaanpenelitianpenerapan metode
STAD dalam pembelajaran loncat harimau pada anak kelas VI SDN Sukanegla
Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang.
Keduahaltersebutakandiuraikansebagaiberikut:
A. Kesimpulan
Ketikaseorang guru
melakukanpembelajarandengandenganmetodekonvensionalsepertidemontrasi,
komando , terjadihalhal yang
kurangdiharapkandiantaranyadarisegipsikomotorsiswaengganmelakukangerakand
asarsenam, siswakurangdiberikesempatanuntukmenggali,
mengembangkankeberaniansehingga domain
pengetahuandansikapkurangberkembang.
Guru harusmerencanakansuasanapembelajaransecaramatang agar
anakmendapatkesempatanberinteraksisecara optimal. Dalaminteraksiini,
anakakanmembentukkomunitas yang memungkinkannyamenyukai proses belajar.
Dalamsuasanapembelajaran yang menarik,
anakakanmenjalinkerjasamadalambelajar.
Pembelajarankooperatifmerujukpadaberbagaimacammetodepengajaran yang
manaparasiswabekerjadalamkelompok-kelompokkeciluntuksalingmembantusatusamalainnyadalammempelajarimateripel
ajarandalamkelaspenjas. Para siswadiharapkandapatsalingmembantu,
salingmendiskusikandanberargumentasiuntukmengasahketerampilandanpengetahu
an yang
Model pembelajaran yang
bisadikembangkansalahsatunyaadalahdengancaramenerapkan model
pembelajarankooperatiftipe Student Team Achievement Devision (STAD)
untukmemotivasisiswasupayadapatsalingmendukungdanmembantusatusamalainny
adalammenguasaikemampuan yang diajarkanoleh guru. Jikaparasiswaingin agar
timnyamendapatpenghargaan,
merekaharusmembantutemansatutimuntukmempelajarimaterinya. Selanjutnya,
semuasiswamengerjakantugasgerakmengenaimaterisecarasendiri-sendiri,
padasaatitumerekatidakdiperbolehkanuntuksalingbantu.
Penerapan metode STAD pada anak kelas VI SDN Sukanegla Kecamatan
Rancakalong Kabupaten Sumedang,padaprosesnyameliputiperencanaan,
aktivitassiswadankinerja guru, danhasilbelajarsebagaiberikut:
1. Perencanaan yang dilakukan dalam pembelajaran gerak dasar loncat harimau
menggunakan metode STAD dimulai dengan menganalisistujuanpokok,
pembelajaranloncat harimaumerencanakanjumlahpertemuansebanyaktiga kali
petemuandanuntukpenerapan metode STAD sesuai dengan karakteristiknya
siswa dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang setiap
kelompok, yang berbeda kemampuan, jenis kelamin, dan latarbelakang etnis.
Aktivitassiswadankinerja guru dalampembelajarangerak dasar loncat harimau
menggunakan metode STAD adalah sebagai berikuit; padatahapapersepsi,
guru memancingdanganmemberikanpertanyaan yang
dapatmemotivasisiswauntukmemahami gerak dasar loncat harimau.pada data
awalperencanaanpembelajaranhanya 46,33%, padasiklus I terjadipeningkatan
19,57% sehinggamenjadi 65,9%, siklus II terjadipeningkatan 17,18%
sehinggamenjadi 83,08% dansiklus III terjadipeningkatan 16,92
sehinggamenjadi 100% Telah mencapai target yang telah ditentukan.
2. Pelaksanaanpembelajaranloncat harimau menggunakan metode
STADdiikutidengankinerja guru yang
maksimaldalammengarahkandanmemotivasisiswadanmembimbingmelaluiara
harimausehinggameningkatkankinerja guru danaktivitassiswa.
Padakegiatanintipembelajaran, kegiatanbanyakterpusatpada guru
denganmengajarkangerak dasar loncat harimau yang
benar,selanjutnyasiswadibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 4
sampai 5 orang setiap kelompok, yang berbeda kemampuan, jenis kelamin,
dan latarbelakang etnis. pada data awalobservasikinerja guru 56,5%.
Padasiklus I terjadipeningkatan 13,91% sehinggamenjadi 70,41%, padasiklus
II meningkat 19,17% menjadi 89,58, padasiklus III
meningkat8,75sehinggamenjadi98,33%. Dengandemikianpadakinerja guru
dikatakanmaksimaldantelahmemenuhi target yang telahditentukan, yaitu95%.
3. Peningkatan hasil belajar gerak dasar loncat harimau menggunakan metode
STAD di kelas VI SDN Sukanegla Kecamatan Rancakalongf Kabupaten
Sumedang, sangatlah signifikan, paparan dari data awal, siklus I, siklus II dan
siklus III dapat diuraikan sebagai berikut;
Pada data awal, siswa yang
tuntasdalammelakukangerakdasarloncatharimaumencapai 7,70% atau 2
siswadan yang belumtuntasmencapai 92,30% atau 24 siswa.
Padapembelajaransiklus I, terjadipeningkatandari data awal, yaitusebesar
30,77% atau 8 siswa yang tuntas. Sehinggapadasiklus I, siswa yang
tuntasdalammelakukangerakdasarloncatharimaumencapai 38,46% atau 10
siswadan yang belumtuntasmencapai 61,54% atau 16 siswa.Dalam siklus I
ada beberapa catatan khususnya bagi siswa yang belum tuntas diantaranya
sikapawaldenganloncatharimaurintangan bola tubuhsiswakurangrileksdan
kaki
kurangmenolakpadasikappelaksanaansebagiansiswatidakmelentingkanbadan,
dandagutidakdirapatkanke dada,
danpadasikapakhirsebagiansiswakurangmampumenyeimbangkanperkenaanpe
ndaratankeduatangankematrassehinggakeseimbanganmengarahpadaarahtanga
n yang lemah. Padapembelajaransiklus II, terjadipeningkatandarisiklus I,
yaitusebesar 26,92% atau 7 siswa yang tuntas. Sehinggapadasiklus II, siswa
17 siswadan yang belumtuntasmencapai 34,62% atau 9 siswa.
Padapembelajaransiklus III, terjadipeningkatandarisiklus II, yaitusebesar
19,23% atau 5 siswa yang tuntas. Sehinggapadasiklus III, siswa yang
tuntasdalammelakukangerakdasarloncatharimaumencapai 84,62% atau 22
siswadan yang belumtuntasmencapai 15,38% atau 4 siswa. Siswa yang belum
tuntas disebabkan kendala dari tubuh yang kegemukan, sehingga takut unutk
melakukan gerak adasr loncat harimau. Dengan demikian penerapan metode
pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar gerak dasar loncat
harimau pada anak kelas VI SDN Sukanegla Kecamatan Rancakalong
Kabupaten Sumedang.
B. Saran
Penerapan metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar gerak dasar
loncat harimau pada senasm ketangkasan.
Denganmemperhatikanhasilpenelitiantindakankelas yang telahdilaksanakan di
SD Negeri Sukanegla Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang ada
beberapa yang di sarankan :
1. Bagi Guru
a. Metode pembelajaran Student Team Achievemen Devision adalah salah
satu solusi untuk metode pembelajaran gerak dasar loncat harimau pada
senam ketangkasan, Namundemikian, guru
pendidikanjasmaniharusmampumemilihdanmengembangkanmetode-metodepembelajaran kooperatif lainnya yang
cocokuntukditerapkanpadapembelajarandenganmemperhatikankarakterist
iksiswa, kedalamanmateri, danhal-hallainnya yang
masihperludipertimbangkan.
b. Guru hendaknya memahami gerak dasar loncat harimau sehingga dalam
penerapannya tidak salah persepsi.
c. Guru harus memahami bahwa pembelajaran yang disajikan adalah
membentuk siswa dengan kompetensi
berfungsiuntukmenggalidanmembagi-bagi ide padaanak,
Strategipembelajaraninimendoronganakuntukmelakukankegiatandalambe
ntukkerjasamadansikaptanggungjawabkepadatemansatukelompoknyadan
sikaptanggungjawabdengandirinya
2. Bagisiswa
a. Gerak dasar loncat harimau
bawahperludiajarkankepadasiswadenganmemperhatikantingkatperkemba
ngansiswa.
b. Para siswaperludibinauntukmelakukanloncat harimau yang
bermanfaatbagidirinya, sehinggamempunyai ketangkasan dalam
kehidupannya.
c.
Diperlukanpenggalianpotensimasing-masingsiswadalampelajaranpendidikanjasmani,
inidimaksudkanuntukmeningkatkanbakat yang dimilikisetiapanak.
3. Bagisekolah
a. Untukmenunjangpelaksanaanpembelajaranpendidikanjasmani,
makapihaksekolahdiharapkandapatberupayauntukmemberikankontribusi
yang maksimal agar
pembelajaraniniberlangsungdengantuntutankurikulum. Hal
tersebutjugadapatdilakukandengansaranadanprasaranapenunjangpembela
jaranbaikuntuksiswamaupun guru.
b. Dalammeningkatkanbakatdanminatterhadapolahragasenam,
makaperludiadakannyapembinaan baikpadatingkatgugus,
kecamatanmaupuntingkatkabupaten yang dilakukansecaraberkala.
c. Pembinaandanpelatihan yang intensifterhadappara guru
jugaperludiadakanolehpihaksekolah, inidimaksudkan agar
dapatmeningkatkankemampuanmengajarnyadalamrangkainovasipembela
jaranpendidikanjasmani.
4. Bagi UPI KampusSumedang
ajaran, khususnyabagi program studiPendidikanJasmani yang memproduksi
108
CholikMutohir,TdanRusliLutan (1996/1997), PendidikanjasmanidanKesehatan, Jakarta, Depdikbud.
Depdiknas (2003), Kurikulum 2004, StandarKompetensi Mata PelajaranPendidikanJasmani, Jakarta, Depdiknas.
Husdarta, JS, dkk. (2010).
BelajardanPembelajaranPendidikanJasmanidanKesehatan. Bandung: DewaRuci
Indra Safari.2011. Buku ajar. Model Pembelajara Kooperatif Pendidikan Jasmani Prodi penjas UPI kampus Sumedang
Indra Safari.2012.Buku ajar.PerencanaanPembelajaranPendidkanJasmani. Prodi penjas UPI kampusSumedang
Indra Safari.2011.Buku ajar.Model PembelajaraKooperatif Pendidikan Jasmani , Prodi penjas UPI kampusSumedang
Iskandar. 2008. PenelitanTindakanKelas. Jambi :Gaungpersada press
Kasihani, Kasbolah (1998). PenelitianTindakanKelas. Malang: Depdikbud.
Kurikulum 2004 DepartemenPendidikanNasional Jakarta
Krisna, 2009.Pengertian danciri-ciriPembelajaran.Tersedia : http//krsna1.blog. uns.ac.id/2009/10/19/pengertiandan cirri-ciripemeblajaran. (03 Des 2009)
RukmanaAnin, 2008. PembelajaranPendidikanjasmani di SekolahDasar.Jurnalpendidikandasar.
Rusmalina Eniehttp://repository.library.uksw.edu/handle/123456789/911