• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE STAD UNTUK MENINGKATKAN GERAK DASAR LONCAT HARIMAU PADA ANAK KELAS VI SDN SUKANEGLA KECAMATAN RANCAKALONG SUMEDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE STAD UNTUK MENINGKATKAN GERAK DASAR LONCAT HARIMAU PADA ANAK KELAS VI SDN SUKANEGLA KECAMATAN RANCAKALONG SUMEDANG."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

SUMEDANG

SKRIPSI

Diajukanuntuk

Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

EMOM RUSKIMAN 0905537

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENERAPAN METODE STAD UNTUK MENINGKATKAN GERAK DASAR LONCAT HARIMAU PADA ANAK KELAS VI SDN

SUKANEGLA KECAMATAN RANCAKALONG SUMEDANG

Oleh

EMOM RUSKIMAN 0905537

Skripsiinidisetujuidandisahkan :

Pembimbing I

Dr. TATANG MUHTAR, M.Si. NIP. 195906031986031005

Pembimbing II

DINAR DINANGSIT, M.Pd. NIP. 198205152010122004

Mengetahui,

Ketua Program studi PGSD Penjas

(3)

Denganinisayamenyatakanbahwaskripsidenganjudul“Penerapan Metode STAD

Untuk Meningkatkan Gerak Dasar Loncat Harimau Pada anak Kelas VI SDN

SukaneglaKecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang”

inibesertaisinyaadalahbenar-benarkaryasendiri.Sayatidakmelakukanpenjiplakandengancara-cara yang

tidaksesuaidenganetikakeilmuan yang berlakudalammasyarakatkeilmuan.

Ataspernyataanini, sayasiapmenanggungresiko /sanksi yang

dijatuhkankepadasayaapabiladitemukanadanyapelangaranterhadapetikakeilmuand

alamkaryasayainiatauklaimdaripihak lain terhadapkeasliankaryasayaini.

Sumedang, Mei 2013

(4)

i

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...ii

UCAPAN TERIMA KASIH ...iii

DAFTAR ISI ...v

B. PerumusanMasalah dan PemecahanMasalah ...7

1. PerumusanMasalah ...7

5. Pengertian perkembangan dan pertumbuhan anak ...17

6. Pengertian Senam ...19

a. Sejarah Senam ...19

b. Pengertian Senam ...19

c. Prasyarat kualitas fisik dan motorik dalam senam ...20

7. Loncat Harimau ...22

8. Metode Pembelajaran STAD...23

B.TemuanHasil ...25

C.HipotesisTindakan ...28

BAB III METODE PENELITIAN...30

A. LokasidanWaktuPenelitian ...30

1. LokasiPenelitian ...30

2. WaktuPenelitian ...31

(5)

C. Metode dan Desain Penelitian ...32

1. Metode Penelitian...32

2. Desain Penelitian ...33

D. Prosedur Penelitian...33

1. Siklus.I a. TahapanPerencanaan Tindakan ...37

b. TahapanPelaksanaan Tindakan ...38

c. TahapanObservasi ...38

d. TahapanAnalisisdanRefleksi ...39

2. Siklus.II a. TahapanPerencanaan Tindakan ...39

b. TahapanPelaksanaan Tindakan ...40

c. TahapanObservasi ...41

d. TahapanAnalisisdanRefleksi ...41

3. Siklus.III a. TahapanPerencanaan Tindakan ...42

b. TahapanPelaksanaan Tindakan ...42

c. TahapanObservasi ...43

4. Catatan Lapangan ...45

5. Dokumentasi ...45

6. Alat Untuk Mengukur Perencanaan Pembelajaran...45

7. Alat Untuk Mengukur Pelaksanaan Pembelajaran...45

8. Alat Untuk Mengukur Aktivitas siswa...45

9. Alat Untuk Mengukur Hasil Belajar Siswa...45

10.Waktu Pelaksanaan...47

11.Sumber Data...47

12.Pelaksanaan Kegiatan Pengumpulan Data...47

F. TeknikPengolahandanAnalisis Data ...48

1.TeknikPengolahan Data ...41

2.Analisis Data ...48

G. Validasi Data ...49

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ...53

A. Paparan Data Awal ...53

1. Paparan Data Perencanaan...54

2. Paparan Data Kinerja Guru...55

3. Paparan Data AktivitasSiswa...56

4. Paparan Data HasilBelajar...57

5. PaparanRekapitulasi Data Awal...58

a. AnalisisdanRefleksiPerencanaanPembelajaran Data Awal....58

(6)

c. AnalisisdanRefleksiAktivitasSiswa Data Awal...60

d. AnalisisdanRefleksiHasilBelajar Data Awal...62

B. Paparan Data Tindakan ...63

1. Paparan Data Tindakan Siklus I ...63

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ...63

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I ...65

c. Paparan Data Aktivitas Siswa Siklus I ...69

d. Paparan Data Dan HasilTesBelajarSiswaSiklus I...70

e. AnalisisdanRefleksiSiklus I...71

f. Refleksiperencanaanuntuksiklus I...72

2. Paparan Data Tindakan Siklus II...75

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ...75

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ...78

c. Paparan Data Aktivitas Siswa Siklus II ...81

d. Paparan Data Dan HasilTesBelajarSiswaSiklus II...83

e. AnalisisdanRefleksiSiklus II...84

f. Refleksiperencanaanuntuksiklus II...84

3. Paparan Data Pelaksanaan Tindakan Siklus III ...87

a. Paparan Data Perencanaan Siklus III ...88

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III...90

c. Paparan Data Aktivitas Siswa Siklus III ...93

d. Paparan Data Dan HasilTesBelajarSiswaSiklus III...94

e. AnalisisdanRefleksiSiklus III...95

f. Refleksiperencanaanuntuksiklus III...96

C. Pembahasan ...97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...103

A. Kesimpulan ...103

B. Saran ...106

DAFTAR PUSTAKA ...108

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...109

(7)

1 BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

secara keseluruhan, yang memfokuskan pengembangan aspek kebugaran jasmani,

keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional,

keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani. Di

dalam intensifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan

manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan pendidikan jasmani sangat

penting karena memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam

aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani yang dilakukan secara

sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina

sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, guru diharapkan

mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik, dan strategi

permainan/olahraga. Disamping itu, guru melakukan internalisasi nilai-nilai

(seperti: sportivitas, jujur, kerjasama, disiplin, bertangung jawab) dan pembiasaan

pola hidup sehat yang dalam pelaksanaannya bukan melalui pengajaran

konvensional didalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur

fisik, mental intelektual, emosional dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam

pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas

yang dilakukan dapat mencapai tujuan.

Tingkat keefektifan pembelajaran di sekolah dasar salah satunya

dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengelola proses pembalajaran. Anak

sekolah dasar berada pada usia keemasan (The Golden Years) yang merupakan

masa yang sangat pesat dalam periode perkembangannya. Anak pada usia tersebut

mempunyai potensi yang besar untuk mengoptimalkan segala aspek

(8)

Guru harus merencanakan suasana pembelajaran secara matang agar anak

mendapat kesempatan berinteraksi secara optimal. Dalam interaksi ini, anak akan

membentuk komunitas yang memungkinkannya menyukai proses belajar. Dalam

suasana pembelajaran yang menarik, anak akan menjalin kerjasama dalam belajar.

Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran yang

mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu

satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran dalam kelas penjas.

Para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan

berargumentasi untuk mengasah keterampilan dan pengetahuan yang mereka

kuasai saat itu dan menutupi kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.

Sesuai dengan pengertian pembelajaran Kooperatif dibawah ini :

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu strategi pembalajaran yang berfungsi untuk menggali dan membagi-bagi ide pada anak, Strategi pembelajaran ini mendorong anak untuk melakukan kegiatan dalam bentuk kerjasama dan sikap tanggungjawab kepada teman satu kelompoknya dan sikap tanggungjawab dengan dirinya (Yuda.2007).

Dorongan bermain pada diri siswa, bagi seorang guru pendidikan jasmani

dapat digunakan sebagai potensi dalam pendidikan selanjutnya. Bentuk-bentuk

permainan yang menarik akan meningkatkan motivasi siswa untuk mengikuti

pembelajaran. Keberhasilan program pendidikan jasmani di sekolah dasar

tentunya harus didukung beberapa faktor, seperti kecakapan guru pendidikan

jasmani dalam memberikan materi ajar dan meningkatkan kemauan siswa dalam

mengikuti pelajaran serta tersedianya alat dan fasilitas yang memadai. Dengan

keterbatasan sarana dan prasarana yang ada, seorang guru pendidikan jasmani

dengan kreatifitas yang dimiliki dapat memodifikasi proses pembelajaran melalui

model permainan untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam mengikuti

proses pembalajaran.

Model pembelajaran yang bisa dikembangkan salah satunya adalah dengan

cara menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement

Devision (STAD) untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan

(9)

guru. Jika para siswa ingin agar timnya mendapat penghargaan, mereka harus

membantu teman satu tim untuk mempelajari materinya. Selanjutnya, semua

siswa mengerjakan tugas gerak mengenai materi secara sendiri-sendiri, pada saat

itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling bantu.

Aktivitas senam berisi kegiatan yang berhubungan dengan ketangkasan,

seperti senam lantai, senam alat, dan aktivitas fisik lainnya yang bertujuan untuk

meningkatkan keterampilan gerak. Disamping melatih keberanian, kapasitas diri,

dan pengembangan aspek pengetahuan/konsep yang relevan,aktivitasini

mengusung nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dalam pembelajaran senam

terdapat tantangan-tantangan yang harus dihadapi dan memerlukan pengawasan

yang ekstra ketat, tidak sedikit permasalahan yang timbul menyangkut masalah

psikologi tentang ketegangan dalam melakukan keterampilandasarsenam yang

menyangkutkeberanian. Sebagaimana pengertian senam, yang dikemukakan

dibawah ini:

Stres atau ketegangan merupakan proses biologis yang komplek, dan proses ini pada umumnya terjadi dalam situasi yang mengandung hal yang dapat merugikan, berbahaya, atau dapat menimbulkan prustasi atau stressor (Spielberger, 1986)

Ketika seorang guru melakukan pembelajaran dengan dengan metode

konvensional seperti demontrasi, komando, maka terjadi hal hal yang

kurangdiharapkan.Hal tersebut diantaranya berasal dari segi psikomotor siswa

yang seperti enggan melakukan gerakan dasarsenam, siswa juga kurang diberi

kesempatan untuk menggali, mengembangkan keberanian sehingga domain

pengetahuan dan sikap kurang berkembang. Fenomena ini dipaparkan Rusli

(2001:6) sebagai “Belajar tidak membuat siswa belajar”

Standar Kompetensi bahan kajian mata pelajaran pendidikan jasmani

dengan ruang lingkup uji diri/senam kelas VIsekolahdasaradalah :Melakukan

latihan ketangkasan dengan baik dan memiliki pengetahuan/konsep serta

(10)

Berdasarkan hasil pembelajaran yang dilaksanakan di Sekolah Dasar

Negeri Sukanegla pada saat pembelajaran gerakdasarsenamyangmelatih

keberanian dangerakdasarloncat harimau, yang disajikan sesuai dengan rujukan

dari buku pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan untuk SD kelas VI

karangan Suyatno Dan kawan-kawan, bahwa aspek yang dinilai da;am gerak dasar

loncat harimau antara lain: sikap loncatan membusur dengan kedua tangan lurus

ke depan, pada saat melayang, dan mendarat berkenaanke matrasdengan gerakan

mengguling ke depan dan sikap akhir jongkok. Dengan model konpensional

tujuan pembelajaran tersebut tidak tercapai dan hasilnya tidak sesuai dengan

KKM yang diharapkan. Hasil pembelajaran tes awal loncat harimau bisa dilihat

padaTabel1.1

Tabel 1.1

Daftar Nilai LoncatHarimau Siswa Kelas VI (Tes Awal)

(11)

No Nama Siswa L/P Nilai Tuntas Tidak Tuntas

24 Alpi Sahri L 75 √

25 Iman Tauhid Nur L 65 √

26 Amelia P 70 √

Keterangan :

L = Laki-laki

P = Perempuan

KKM : 70

Hanya ada 14 Siswa dari 26 siswa atau 55 % yang memenuhi kriteria

pencapaian KKM, sedang sisanya sebanyak 12 orang siswa atau 45% tidak

mencapai kriteria pencapaian KKM

Hal ini menggambarkan bahwa keberanian serta kreativitas siswa kurang

berkembang dengan baik karena guru selalu menyampaikan materi yang baku

dengan pendekatan belajar formal.Hal ini tidak memberi kesempatan kepada para

siswa untuk kreatif mengembangkan belajarnya secara mandiri. Hasil observasi

dan tes menyimpulkan bahwa yang menjadi kesulitan siswa adalah:

Takut melakukan awalan melompat,Kesalahan melakukan gerakan berguling

Berdasarkan temuan penyebab dari kesulitan ini peneliti meninjau dari dua

sisi yaitu masih kurangnya kreativitas guru untuk mengembangkan proses

pembelajaran dan masih kurangnya kreativitas siswa dalam belajar sesuai dengan:

Aktivitas senam berisi tentang kegiatan yang berhubungan dengan ketangkasan seperti senam lantai, senam alat dan aktivitas fisik lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan gerak disamping melatih keberanian, kapasitas diri, dan pengembangan aspek pengetahuan/konsep yang relevan serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.” (Departemen Pendidikan Nasional,2004:229)

Apabila keadaan pembelajaran dibiarkan dalam konsep konvensional maka bisa

dipastikan permasalahan tidak akan teratasi. dimana permasalahan-permasalahan

(12)

1. Keberanian siswa untuk melakukan gerak dasar loncat harimau tidak

berkembang

2. Hasil belajar gerakdasarloncat harimau tidak memenuhi kriteria penilaian

3. Guru tidak bisa mengembangkan model pembelajaran

Berdasarkan hal tersebut peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif

dengan metode Student Team-Achievement devision (STAD) untuk

meningkatkan hasil belajar gerak dasar loncat harimau. Hal yang diharapkan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Keberanian siswa untuk melakukan melakukan gerak dasar loncat harimau

dapat berkembang

2. Hasil belajar gerak dasar loncat harimau memenuhi kriteriaketuntasan

minimal

3. Guru dapat mengembangkan model pembelajaran kooperatif

Dari paparan di atas, maka peneliti mengambil judul “Penerapan metode STAD untuk meningkatkan gerak dasar loncat harimau pada anak kelas VI sekolah dasar negeri Sukanegla Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang”

Adapun alasan metode pembelajaran STAD dilakukan peneliti karena

delapan dari dua belas siswa yang belum memenuhi KKM terdiri dari siswa

perempuan maka perlu adanya motivasi dari siswa laki-laki.Disamping itu

eksistensi dari metode STAD adalah pembagian dalam tim belajar yang terdiri

dari kelopok kecil yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar

(13)

B. Rumusan masalah dan Pemecahan Masalah Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana perencanaan penerapan metode STAD untuk meningkatkan hasil

belajar gerak dasar loncat harimau pada anak kelas VI sekolah dasar negeri

Sukanegla?

2. Bagaimana pelaksanaan pengajaran guru pada penerapan pembelajaran

STAD dalam gerak dasar loncat harimau?

3. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran penerapan STAD dalam

gerak dasar loncat harimau?

4. Bagaimana hasil penerapan metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar

gerak dasar loncat harimau pada anak kelas VI sekolah dasar negeri

Sukanegla?

Pemecahan Masalah 1. Persiapan

Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan metode

STAD dengan mengelompokan siswa berdasarkan perbedaan jenis kelamin,

kemampuan, dan perbedaan ras untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar

loncat harimau pada anak kelas VI sekolah dasar negeri Sukanegla

2. Pelaksanaan

Melaksanakan pembelajaran gerak dasar loncat harimau dengan kegiatan

pendahuluan mengabsen siswa, memberikan apersepsi, dan memberikan

contoh gerakan loncat harimau, pada akhir pembelajaran memberikan

penutup.

3. Aktivitas siswa

Siswa dikelompokanberdasarkan perbedaan jenis kelamin dan kemampuan

siswa dalam gerak dasar loncat harimau, yang terdiri dari empat kelompok

(14)

orang. Setiap kelompok melakukan gerak dasar loncat harimau dengan

rintangan bola,siswa yang kemampuannya telah mahir membantu anggota

kelompoknya yang belum mampu melakukan gerak dasar loncat harimau

dengan rintangan bola.

4. Evaluasi

Menilai hasil belajar penerapan metode STAD dalam gerakan dasar loncat

harimau dengan cara setiap siswa melakukan test motorik tanpa bantuan

teman atau kelompoknya.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang peneliti paparkan , maka penelitian tindakan kelas ini

bertujuan untuk :

1. Mengetahui Perencanaan metode STAD pada pendidikan jasmani dalam

gerak dasar loncat harimau pada anak kelas VI sekolah dasar negeri

Sukanegla.

2. Mengetahui pelaksanaan pengajaran guru dalam penerapan metode STAD

pada gerak dasar loncat harimau

3. Mengetahui aktivitas siswa dalam penerapan metode STAD pada gerak dasar

loncat harimau

4. Mengetahui hasil penerapan model STAD pada pendidikan jasmani dalam

gerak dasar loncat harimau

D. Manfaat Penelitian

Dengan diadakan penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat sebagai

berikut.

1. Bagi siswa

a. Dengan adanya model penerapan metode STAD pada gerak dasar

loncat harimau siswa mendapatkan banyak variasi dalam

(15)

b. Melalui model penerapan metode STAD pada gerak dasar loncat

harimau, siswa dapat menggali gagasan-gagasan sendiri dalam

pembelajaran .

c. Memotivasi semangat belajar siswa serta dapat meningkatkan rasa

kerjasama, kemandirian, percaya diri, serta nilai-nilai kepenjasan.

2. Bagi guru

a. Untuk meningkatkan kualitas mengajar dan mencoba menerapkan

model penerapan metode STAD pada gerak dasar loncat harimau.

b. Untuk meningkatkan kreatifitas mengajar serta memahami

kretivitas serta kompetensi siswa.

3. Bagi sekolah

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sekolah untuk mengembangkan

model pembelajaran.

b. Hasil penelitian ini dapat menjadi motivasi bagi guru-guru yang

lain untuk mengembangkan model pembelajaran.

4. Bagi lembaga

Hasil-hasil yang didapatkan dari penelitian ini sangat bermanfaat

sebagai kajian, khususnya bagi program studi pendidikan jasmani sebagai

lembaga yang memproduksi guru.

5. Bagi peneliti

a. Dapat menambah wawasan tentang model pembelajaran kooperatif

Student Team-Achievement Devision (STAD).

b. Dapat meningkatkan kreatifitas pembelajaran pendidikan jasmani

c. Dapat mengetahui tingkat keberhasilan pengembangan metode

(16)

E. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap pokok-pokok masalah yang

diteliti, berikut ini akan dijelaskan secara operasional beberapa istilah yang

dipandang perlu untuk diketahui kejelasannya, sebagai berikut.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang

diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan,

penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada

peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu

peserta didik agar dapat belajar dengan baik (id.wikipedia.org).

Aktivitas senam berisi tentang kegiatan yang berhubungan dengan ketangkasan seperti senam lantai, senam alat dan aktivitas fisik lainnya yang bertujuan untuk

meningkatkan keterampilan gerak disamping melatih keberanian, kapasitas diri,

dan pengembangan aspek pengetahuan/konsep yang relevan serta nilai-nilai yang

terkandung di dalamnya (Departemen Pendidikan Nasional).

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu strategi pembelajaran yang berfungsi untuk menggali dan membagi-bagi ide pada anak, Strategi pembelajaran ini

mendorong anak untuk melakukan kegiatan dalam bentuk kerjasama dan sikap

tanggungjawab kepada teman satu kelompoknya dan sikap tanggungjawab dengan

dirinya (Yuda.2007).

Model pembelajaran Student Team-Achievement Devision (STAD) adalah pembagian dalam tim belajar yang terdiri dari kelopok kecil yang berbeda-beda

tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etnik,Guru penjas

menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dala tim mereka. untuk memastikan

bahwa semua anggota kelompok tim telah menguasai pelajaran penjas.

Selanjutnya, semua siswa mengerjakan tugas gerak mengenai materi secara

sendiri-sendiri, dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling bantu.

(17)

Gerak dasar loncat harimau adalah sikap awal berdiri tegak, kaki rapat, tangan

disamping badan, saat akan melompat tekuk kedua lutut sedikit, rentangkan kedua

tangan ke depan, tolakkan kedua kai keatas depan sampai badan melayang, saat

tangan menyentuh matras, lipatkan kedua tangan dan lakukangerakan guling ke

depan dilakjutkan gerakan badan bersikap jongkok terus berdiri seperti semula.

(18)

30 A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi tempat penelitian dilakukan di SDNegeri Sukanegla yang

beralamat di Dusun Sukanegla Desa Pasirbiru Kecamatan Rancakalong

Kabupaten Sumedang.SDNegeri Sukanegla Desa Pasirbiru Kecamatan

Rancakalong Kabupaten Sumedang, dipilih sebagai lokasi dalam penelitian ini

karena peneliti merupakan salah satu pengajar, sehingga cukup mengetahui

keadaan akademis dan lingkungan sekolahnya. Hal ini dinilai dapat

mempermudah dalam proses penelitian.

Untuk lebih jelasnya peneliti berikan denah lokasi penelitian tindakan

kelas yangakan dilakukan. Berikut denah lokasi penelitian SDNegeriSukanegla.

(19)

2. Waktu Penelitian

Lama waktu penelitian adalah selama lima bulan, yaitu dari bulan Februaru

sampai Juni 2013. Karena penelitian tindakan kelas dilakukan untuk memperbaiki

proses dan hasil belajar. Maka kegiatan penelitian dilakukan dalam beberapa

siklus sehingga permasalahan yang timbul dalam data awal dapat diatasi.

Jadwal Penelitian

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VISDN Sukanegla Desa Pasirbiru

Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang tahun ajaran 2012/ 2013 yang

berjumlah 26orang siswa, terdiri dari 14 siswi dan 12 orang siswa. Siswa kelas

VISDN Sukanegla Desa Pasirbiru Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang

dipilih sebagai subjek dalam penelitian karena peneliti merupakan salah satu Guru

Pendidikan Jasmani tersebut dan menilai perlu adanya suatu inovasi dalam

(20)

pembelajaran agar hasil belajar siswa dapat meningkat, khususnya dalam

pembelajaran senam/uji diri pada materi gerak dasar loncat harimau.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) atau Classroom Action Research (CAR).Beberapa alasan pentingnya

Penelitian Tindakan Kelas menurut Kasihani (1998:8) adalah sebagai berikut.

Pertama, dengan melakukan penelitian tindakan kelas berarti guru dapat melihat kembali apa yang sudah dilakukan selama ini dikelas.

Kedua, penelitian tindakan kelas memberikan keterampilan pada guru untuk dapat dengan segera menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi di kelas

untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas kerjanya.

Ketiga, penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki mutu program pembelajaran di semua jenjang pendidikan termasuk sekolah dasar.

Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik yang sangat berbeda

dengan penelitian yang lainnya, karena dalam penelitian tindakan pengumpulan

data cenderung menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan

kualitatif dan kuantitatif merupakan suatu metode berganda dalam fokus yag

melibatkan suatu pendekatan interpretatif dan wajar terhadap setiap pokok

permasalahannya yang disebut dengan multi-metode. Penggunaan multi metode

atau lebih dikenal dengan Triangulasi Data merupakan cerminan suatu upaya

dalam mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dan utuh mengenai suatu

fenomena yang terjadi secara alamiah tanpa adanya campur tangan pemahaman.

(Arifin, 2012)

Ada pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Hopkins

(21)

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian untuk perubahan dan perbaikan yang dilakukan di ruang kelas. Dalam uraian selanjutnya, ia mengemukakan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang menggabungkan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, yaitu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi dengan melibatkan diri dalam proses perbaikan.

Secara garis besar penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang

digunakan untuk mencari dan menemukan sebuah solusi atau pemecahan masalah

yang terjadi di dalam kelas.Masalah itu sangatlah penting untuk segera

dipecahkan, guna meningkatkan kualitas pembelajaran.Penelitian ini juga

bermanfaat untuk meningkatkan keprofesionalisme guru, dalam tahap refleksi

guru dapat menemukan letak kekurangan atau perbaikan yang harus dilakukan

ketika pembelajaran dilaksanakan.Hasil refleksi itu bisa menjadi evauasi bagi

guru dalam memperbaiki setiap kesalahan yang dilakukan. Definis yang lebih

sesuai dengan pemahaman peneliti adalah yang dikemukakan oleh Sukmadinata

(2010;140) sebagai berikut.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencarian sistemik yang dilaksanakan oleh para pelaksana program dalam kegiatannya sendiri (dalam pendidikan biasanya dilakukan oleh guru, dosen, kepala sekolah dll), dalam mengumpulkan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi, untuk kemudian menyusun rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan.

Penelitian tindakan dalam kegiatan penelitian atau pengumpulan data dan

hasil penelitian didapat melalui kegiatan penelitian timbal balik berupa siklus

spiral, yaitu: rencana, tindakan, pengamatan dan refleksi.

2. Desain Penelitian

Peneliti menggunakan desain penelitian tindakan yang digunakan untuk

meneliti kegiatan pembelajaran di dalam kelas, atau sering juga disebut dengan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Penelitian tindakan kelas biasanya digunakan

untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di sebuah instansi pendidikan.PTK

(22)

dilaksanakan ketika pembelajaran berlangsung.Penelitian tindakan kelas memiliki

beberapa desain yang berbeda.Dalam penelitian ini,desain PTK yang digunakan

adalah Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart ( Kasbolah, 1999:70 ), yaitu ’model siklus yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan, semakin lama diharapkan semakin meningkat perubahan dalam pencapaian hasil’.

Menurut Kemmis dan Taggart (Arifin, 2012:98) penelitian tindakan kelas

memiliki karakteristik sebagai berikut.

a. Penelitian tindakan merupakan pendekatan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui tindakan, dan mempelajari dari tindakan tersebut. b. Penelitian tindakan bersifat partisipatori, yakni penelitian yang

dilakukan oleh praktisi dengan melibatkan kelompok partisipan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pelaksanaan tugas mereka.

c. Penelitian tindakan dilaksanakan dalam bentuk spiral refleksi diri dan selanjutnya kembali ke rencana.

d. Penelitian tindakan bersifat kolaboratif, yakni melibatkan semua orang yang bertanggung jawab untuk meningkatkan pendidikan, bahkan memperluas kelompok kolaboratif sebanyak mungkin.

e. Penelitian pendidikan melibatkan masyarakat yang dapat melakukan kritik-diri, yaitu orang-orang yang berpartisipasi dan berkolaboratif dalam setiap tahap penelitian

f. Penelitian tindakan merupakan proses belajar yang sistematis yang di dalamnya terdapat orang bertindak secara sadar sesuai dengan tahap-tahap yang telah ditentukan, walaupun masih ada orang-orang yang tidak tanggap terhadap kesempatan yang ada.

g. Penelitian tindakan melibatkan orang-orang yang menguasai teori dan praktiknya, yaitu orang-orang yang peduli terhadap lingkungan, tindakan dan dampak menjadi mengerti hubungan antara lingkungan, tindakan dan dampak dalam hidup mereka sendiri.

h. Penelitian tindakan menuntut orang-orang untuk menguji praktik, ide-ide, dan asumsi tentang lembaganya dengan cara mengumpulkan bukti yang dapat meyakinkan mereka bahwa praktik, ide-ide, dan asumsi yang terlebih dahulu kurang tepat.

i. Penelitian tindakan dapat dibuktikan dengan data, karena apa yang dilakukan tidak hanya membuat catatan seakurat mungkin, tetapi juga menganalisa, mengumpulkanmenilai, menanggapi dan memberikan kesan mengenai apa yang telah terjadi.

(23)

k. Penelitian tindakan merupakan proses politik karena melibatkan orang-orang untuk melakukan perubahan yang akan mempengaruhi orang-orang lain.

l. Penelitian tindakan melibatkan orang-orang dalam melakukan analisis kritis tentang situasi (kelas, sekolah, dan sistem) tempat mereka bekerja, yaitu situasi yang terstruktur dalam kelembagaan.

m. Penelitian tindakan dimulai dari hal-hal yang kecil, yaitu melaksanakan perubahan yang dapat dicoba dengan hanya satu orang, dan selanjutnya berupaya mencapai suatu perubaha yang besar, bahkan nantinya dapat menghasilkan suatu pembaruan di kelas, sekolah atau kebijaka dan praktik seluruh sistem.

n. Penelitian tindakan dimulai dengan siklus rencana, tindakan, observasi dan refleksi dalam skala kecil yang dapat membantu menjelaskan isu-isu, ide-ide dan asumsi lebih spesifik, sehingga mereka yang terlibat dalam penelitian dapat merumuskan pertanyaa yang lebih kokoh. o. Penelitian tindakan dimulai dengan kelompok kolaborator dalam skala

kecil, kemudian dapat diperluas lagi sesuai dengan kebutuhan, sehingga semakin banyak orang yang dilibatkan, maka semakin banyak pengaruh praktik yang ditimbulkan.

p. Penelitian tindakan memungkinkan peneliti untuk membuat rekaman tentang (a) perubahan kegiatan dan praktik, (b) perubahan bahasa dan wacana, (c) perubahan hubungan sosial dan bentuk organisasi yang dapat menghambat praktik, dan (d) perkembangan penguasaan penelitia tindakan

(24)

Berikut adalah gambar model alur siklus spiral menurut Kemmis dan

Taggart (Kasbolah,1999:71)

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Gambar 3.2

Bagan Spiral PTK Model Kemmis and Taggart(Kasbolah,1999:71)

PLAN

PLAN

ACTION OBSERVE

REFLECT

PLAN

ACTION OBSERVE

REFLECT

PLAN

PLAN

ACTION OBSERVE

(25)

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus. Tiap

siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti yang

sudah didesain dalam faktor yang diselidiki. Dari evaluasi dan observasi awal,

maka dalam refleksi ditetapkan bahwa tindakan yang dipergunakan untuk

meningkatkan kemampuan maksimal siswa dalam melaksanakan pembelajaran

Pendidikan Jasmanidengan cara memberikan beberapa tahapan latihan yang

mengacu kepada peningkatan kemampuan psikomotor dan motorik dalam gerak

dasar loncat harimau siswa. Dari refleksiawal yang digunakan sebagai tolak ukur,

maka dilaksanakanlah PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan prosedur sebagai

berikut :

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan (Planning)

Tahap perencanaan di Siklus

IdimulaidarimenganalisiskurikulumPendidikanJasmani sekolah dasar tentang

gerak dasar dalam pembelajaran Loncat harimau dengan rintangan bola,

kemudianhasilanalisistersebutdituangkandalambentuk RPP

(RencanaPelaksanaanPembelajaran) denganmenggunakan model pembelajaran

Student Team Achievemen Devision,Dalam STAD para siswa dibagi dalam tim

belajar terdiri dari kelompok kecil yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis

kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru penjas menyampaikan pelajaran, lalu

siswa bekerja dalam tim mereka. untuk memastikan bahwa semua anggota

kelompok tim telah menguasai pelajaran penjas. Selanjutnya, semua siswa

mengerjakan tugas gerak mengenai materi secara sendiri-sendiri, dimana saat itu

mereka tidak diperbolehkan untuk saling bantu, yang mana model pembelajaran

ini dapat mengatasi kepasifan dan ketidak kreatifan siswa dalam mengikuti

(26)

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Pelaksanaantindakan di siklus I merupakan penerapan

dariskenariopembelajaran yang sudahdirencanakan yang terdiridari:

1) Kegiatanawal

a) Mempersiapkansaranadanfasilitas pendukung yang

diperlukandalampembelajarangerak dasar loncat harimau.

b) Guru memberikan motivasi kepada siswa sebelum melakukan pembelajaran.

c) Guru melakukan appersepsi dan memberikan pemahaman kepada siswa

mengenai pembelajarangerak dasar loncat harimau.

d) Guru memimpinpemanasanmeliputi gerakan statis dan gerakan dinamis.

2) Kegiataninti

a) Siswa dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari;empat kelompok empat

orang , dan dua kelompok lima orang sesuai dengan karakteristik metode

STAD,yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar

belakang etniknya.

b) Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang pembelajarangerak dasar loncat

harimau dengan rintangan bola.

c) Guru mendemonstrasikan contoh gerak dasar loncat harimau dengan rintangan

bola.

d) Siswa memperhatikan demonstrasi yang dicontohkan oleh guru.

e) Siswa melakukan gerak dasar loncat harimaudengan rintangan bola bergiliran

didalam kelompoknya.

f) Guru membantu siswa pada saat melakukangerak dasar loncat harimau.

g) Guru menugaskan kepada masing-masing siswa untuk melakukan gerak dasar

loncat harimau dengan rintangan bola.

3) Kegiatanakhir

a) Guru memberikan arahan kepada siswa untuk memperbaiki

(27)

b) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

c) Guru menyimpulkan secara keseluruhan hasil yang telah dicapai oleh siswa

dalam pembelajaran.

c. Tahap Observasi

Padakenyataannyatahapobservasisiklus I

tindakandilakukanbersamaandenganpelaksanaantindakan dalam pembelajaran,

merupakansemuakegiatanuntukmengenal, merekamdanmendemonstrasikan

setiaphaldari proses danhasilyangdicapai daritindakanyang direncanakan.

Observasidilakukanuntukmengetahuisejauhmanaketerlibatansiswadalampembelaj

aran. Melaluitahapobservasisemua data dikumpulkandenganmembuat

catatanlapangan yang lengkapmengenaihalyangterjadidalam proses pembelajaran.

d. Tahap Refleksi (Reflection)

Dalamtahaprefleksi Siklus Imerupakankegiatanuntukmelakukananalisis,

interprestasidaneksplorasiterhadapsemuainformasi yang

diperolehdarihasilobservasiterhadapperencanaandanperencanaansiklus yang

telahdilakukan,

sebagaiacuanuntukperecanaandanpelaksanaantindakansiklusII.Acuan ini diperoleh

berdasarkan tingkat pemahaman siswa mengenai pembelajaran yang telah

dilakukan.Peneliti dapat menghentikan atau melanjutkan ke siklus berikutnya

berdasarkan refleksi pada siklus I.

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan (Planning)

Tahap perencanaan di Siklus IIdimulaidarimenganalisisrefleksi dari

evaluasi di Siklus I dalam pembelajaran gerak dasar loncat harimau,

kemudianhasilanalisistersebutdituangkandalambentuk RPP

(RencanaPelaksanaanPembelajaran) dengan perbaikan yang dilakukan

berdasarkan refleksi siklus I denganmenggunakan model pembelajaranStudent

(28)

kelompok untuk meningkatkan kerjasama serta kepemimpinan bagi anggota

kelompok yang telah bisa melakukan gerak dasar loncat harimau untuk

memotivasi anggota kelompok yang dianggap belum bisa melakukan gerak dasar

loncat harimau dengan rintangan teman yang merangkak.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Dalampelaksanaantindakan di siklus II inikegiatan yang

dilaksanakanyaitumenerapkanskenariopembelajaran yang sudahdirencanakan

yang terdiridari:

1) Kegiatanawal

a) Mempersiapkansaranadanfasilitas pendukung yang

diperlukandalampembelajaranloncat harimau.

b) Guru memberikan motivasi kepada siswa sebelum melakukan pembelajaran.

c) Guru melakukan appersepsi dan memberikan pemahaman kepada siswa

mengenai pembelajaran loncat harimau.

d) Siswa melakukan kegiatanpemanasan yang dipimpin oleh gurumeliputi

gerakan statis dan gerakan dinamis.

2) Kegiataninti

a) Siswa dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari; empat kelompok

empat orang, dan dua kelompok lima orang sesuai dengan karakteristik

metode STAD,yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan

latar belakang etniknya, dengan mengganti ketua dan merotasi anggota

kelompok sesuai hasil dari refleksi siklus I.

b) Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang gerak dasar loncat harimau

dengan rintangan teman yang merangkak.

c) Guru mendemonstrasikangerak dasar loncat harimau dengan rintangan teman

yang merangkak.

d) Siswa memperhatikan demonstrasi yang dicontohkan oleh guru.

e) Siswa melakukan gerak dasar loncat harimau dengan rintangan teman yang

(29)

f) Guru membantu siswa pada saat melakukan gerak dasar loncat harimau

dengan rintangan teman yang merangkak.

g) Guru menugaskan kepada siswa secara perorangan untuk melakukan gerak

dasar loncat harimau dengan rintangan teman yang merangkak.

3) Kegiatanakhir

a) Guru memberikan arahan kepada siswa untuk memperbaiki

kekurangan-kekurangan yang terdapat pada pembelajaran yang telah dilaksanakan.

b) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

c) Guru menyimpulkan secara keseluruhan hasil yang telah dicapai oleh siswa

dalam pembelajaran.

c. Tahap Observasi

Padakenyataannyatahapobservasisiklus II

tindakandilakukanbersamaandenganpelaksanaantindakan dalam pembelajaran,

merupakansemuakegiatanuntukmengenal, merekamdanmendemonstrasikan

setiaphaldari proses danhasilyangdicapai daritindakanyang direncanakan.

Observasidilakukanuntukmengetahuisejauhmanaketerlibatansiswadalampembelaj

aran. Melaluitahapobservasisemua data dikumpulkandenganmembuat

catatanlapangan yang lengkapmengenaihalyangterjadidalam proses pembelajaran.

d. Tahap Refleksi (Reflection)

Dalamtahaprefleksi Siklus IImerupakankegiatanuntukmelakukananalisis,

interprestasidaneksplorasiterhadapsemuainformasi yang

diperolehdarihasilobservasiterhadapperencanaandanperencanaansiklus yang

telahdilakukan,

sebagaiacuanuntukperecanaandanpelaksanaantindakansiklusIII.Acuan ini

diperoleh berdasarkan tingkat pemahaman siswa mengenai pembelajaran yang

telah dilakukan.Peneliti dapat menghentikan atau melanjutkan ke siklus

(30)

3. Siklus III

a. Tahap Perencanaan (Planning)

Tahap perencanaan di Siklus IIIdimulaidarimenganalisisrefleksi dari

evaluasi di Siklus II dalam pembelajaran gerak dasar loncat harimau,

kemudianhasilanalisistersebutdituangkandalambentuk RPP

(RencanaPelaksanaanPembelajaran) dengan perbaikan yang dilakukan

berdasarkan refleksi siklus II denganmenggunakan model pembelajaranStudent

Team Achievemen Devision yang telah diperbaiki untuk menunjang kerkasama

dan kreatifitas anggota kelompok.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Dalampelaksanaantindakan di siklus II inikegiatan yang

dilaksanakanyaitumenerapkanskenariopembelajaran yang sudahdirencanakan

yang terdiridari:

1) Kegiatanawal

a) Mempersiapkansaranadanfasilitas pendukung yang

diperlukandalampembelajaranloncat harimau.

b) Guru memberikan motivasi kepada siswa sebelum melakukan pembelajaran.

c) Guru melakukan appersepsi dan memberikan pemahaman kepada siswa

mengenai pembelajaran loncat harimau.

d) Siswa melakukan kegiatanpemanasan yang dipimpin oleh gurumeliputi

gerakan statis dan gerakan dinamis.

e) Guru membagi kelas kelompok kecil yang terdiri dari lima orang setiap

kelompoknya dan satu kelompok menjadi enam orang.

2) Kegiataninti

a) Siswa dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari; empat kelompok

empat orang , dan dua kelompok lima orang sesuai dengan karakteristik

(31)

latar belakang etniknya, dengan menetapkan anggota kelompok sesuai dengan

siklus II.

b) Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang teknik dasar pembelajaran

loncat harimau.

c) Siswa melakukan gerakan loncat harimau dengan awalan dan rintangan yang

berbeda sesuai kemampuan kelompok.

d) Siswa bereksplorasi melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan guru

bersama kelompoknya yang dipimpin oleh ketua regunya.

e) Guru membantu siswa pada saat melakukan gerakan-gerakan eksplorasi

dalam loncat harimau.

f) Guru menugaskan kepada kelompok siswa untuk melakukangerakan loncat

harimau dengan awalan dan rintangan yang berbeda.

g) Masing-masing siswa melakukan gerakan loncat harimau dengan awalan dan

rintangan yang dipelajari di masing-masing kelompoknya.

3) Kegiatanakhir

1) Siswa melakukan pendinginan

2) Siswa di kumpulkan mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi

yang telah dilakukan/ diajarkan

3) Guru melakukan evaluasi proses pembelajaran secara lisan

4) Guru menuntup pembelajaran

5) Berdoa

6) Bubar

2) Tahap Observasi

Padakenyataannyatahapobservasisiklus III

tindakandilakukanbersamaandenganpelaksanaantindakan dalam pembelajaran,

merupakansemuakegiatanuntukmengenal, merekamdanmendemonstrasikan

setiaphaldari proses danhasilyangdicapai daritindakanyang direncanakan.

(32)

aran. Melaluitahapobservasisemua data dikumpulkandenganmembuat

catatanlapangan yang lengkapmengenaihalyangterjadidalam proses pembelajaran.

3) Tahap Refleksi (Reflection)

Dalamtahaprefleksi Siklus

IIImerupakankegiatanuntukmelakukananalisis,

interprestasidaneksplorasiterhadapsemuainformasi yang

diperolehdarihasilobservasiterhadapperencanaandanperencanaansiklus yang

telahdilakukan, sebagaihasil dari pembelajaran loncat harimau dengan

menggunakan metode pembelajaran Student Team Achievemen Devision.

E. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi yang obyektif dalam pengumpulan data

diperlukan adanya instrumen atau alat pengumpul data yang tepat. Dengan

demikian permasalahan yang sebelumnya dirumuskan akan dapat dipecahkan

dengan baik.

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Observasi

Observasi yang dilaksanakan oleh penulis sebagai guru dan peneliti yang

ditujukan untuk mengetahui segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan

pembelajaran loncat harimaudi kelas VISDN Sukanegla.Alat yang digunakan

adalah lembaran observasi tentang aktivitas siswa. Kegiatan observasi

dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran, untuk memperoleh data tentang

pelaksanaan pembelajaran gerak dasarloncat harimau menggunakan

tahapan-tahapan latihan pembelajaran serta evaluasi belajaran.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap peserta didik sebagai subjek utama dalam

(33)

tujuan untuk memperoleh tanggapan dan kesulitan yang dihadapi selama

melaksanakan kegiatan pembelajaran loncat harimau.

3. Tes

Tes dilakukan terhadap siswa pada saat akhir pembelajaran dengan tujuan untuk

memperoleh gambaran tingkat keberhasilan peningkatan keterampilan gerak dasar

loncat harimau secara keseluruhan.

4. Catatan lapangan

Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan

berguna sebagai alat perantara yaitu apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium,

dan diraba dengan catatan sebenarnya. Proses pelaksanaan dilakukan setiap

selesai mengadakan tindakan dalam pelaksanaan pembelajaran penelitian.

5. Dokumentasi

Kamera foto yang digunakan untuk merekam kejadian selama

pelaksanaan pembelajaran, juga sebagai alat untuk memberikan gambaran tentang

apa yang terjadi dalam masalah penelitian.

6. Alat untuk mengukur Perencanaan Pembelajaran

Alat yang digunakan untuk mengukur perencanaan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru dalam pembelajaran gerak dasar loncat harimau melalui

beberapa macam latihan yaitu berupa Lembar Instrumen Penilaian Kinerja Guru 1

(IPKG 1) yang mencakup perencanaan hal-hal sebagai berikut :

a. Perumusan tujuan pembelajaran

b. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media, sumber belajar dan

metode pembelajaran.

c. Merencanakan skenario pembelajaran.

d. Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian.

(34)

7. Alat untuk mengukur pelaksanaan pembelajaran

Alat untuk mengukur kemampuan pada saat pelaksanaan pembelajaran

gerak dasar loncat harimau dalam beberapa macam latihan yaitu berupa Lembar

Instrumen Penilaian Kinerja Guru 2 (IPKG 2) yang mencakup pelaksanaan hal-hal

sebagai berikut :

a. Pra pembelajaran.

b. Membuka pembelajaran.

c. Mengolah inti pembelajaran.

d. Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran pendidikan

jasmani.

e. Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.

8. Alat untuk mengukur aktifitas siswa

Pembelajaran gerak dasar loncat harimau melalui beberapa macam latihan, alat yang digunakan untuk mengukur aktifitas siswa mencakup nilai yang diperoleh dari :

a. Disiplin.

b. Motivasi atau minat siswa pada pembelajaran.

c. Sportivitas.

9. Alat untuk mengukur hasil belajar siswa

Alat ukur yang digunakan pada pembelajaran loncat harimau dalam

aktivitas senam yang digunaka untuk mengukur sejauh mana hasil belajar siswa

selama diberikan tindakan. Pengukuran dilakukan dengan melakukan evaluasi

berupa tes gerak dasar loncat harimau dengan kriteria penilaian:

a. kemampuan untuk melakukan serangkaian loncatan berkelanjutan dari dua

kaki.

b. Kemampuan untuk melakukan kegiatan tumpuan tangan yang

bermacam-macam.

Sedangkan tahapan yang perlu ditekankan pada poin-poin penting (teaching

points) sebagai berikut:

(35)

ii. Kedua tangan ditempatkan rata pada matras dengan jari-jari menghadap ke

depan

iii. Kepala ditarik kedada (ditekuk kedalam) dan lengan dibengkokkan ketika

kontak pertama dengan matras terjadi dan menyerap kekuatan tubuh.

10. Waktu pelaksanaan

Data diperoleh pada waktu pelaksanaan setiap siklus pembelajaran loncat

harimaudengan menggunakan metode pembelajaran Student team Achievemen

Devision dengan waktu pelaksanaanya adalah:

Hari : Kamis

Tanggal : 14, 21, dan 28 Maret 2013

Observer : Yaya Sutarya, S.Pd

Kelas : VI

Tempat : SDN Sukanegla

11.Sumber data

Sumber data merupakan hal yang paling penting guna menunjang

penelitian. Data akan digunakan sebagai acuan dalam melakukan penelitian.

Data-data tersebut diperoleh dari:

a. Kepala Sekolah SDN Sukanegla sebagai penanggung jawab dalam unit kerja

yang dijadikan penelitian.

b. Guru Pendidikan Jasmaniakan menjadi penilai dalam mengukur kinerja guru

serta menjadi team dalam pelaksanaan penelitian ini, pada saat merencanakan

serta melaksanakan pembelajaran gerak dasar loncat hahrimau dengan

metode pembalajaran Studen Team Achievemen Devision yang dilakukan

oleh peneliti dan hasil observasinya akan dijadikan sumber data.

c. Siswa kelas VI SDN Sukanegla yang berjumlah 26 siswa yang mengikuti

kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung.

12.Pelaksanaan kegiatan pengumpulan data

Teknik pengolahan data dan analisis data secara umum dalam penelitian

(36)

a. Mengumpulkan format hasil observasi dalam perencanaan pembelajaran dari

nilai lembar IPKG 1, untuk dianalisis sebagai data dalam perencaan

pembelajaran pada siklus selanjutnya.

b. Mengumpulkan format hasil observasi dalam perencanaan pembelajaran dari

nilai lembar IPKG 2, untuk dianalisis sebagai data dalam perencaan

pembelajaran pada siklus selanjutnya.

c. Mengumpulkan dan menganalisis nilai aktifitas siswa yang terdapat pada

lembar hasil observasi aktifitas siswa mengenai nilai sikap sikap dan

pengetahuan sebagai pertimbangan dalam tindakan selanjutnya.

d. Mengumpulkan dan menganalisis hasil belajar siswa yang terdapat pada

lembar hasil belajar siswa, yang akan dijadikan dasar bagi peningkatan dan

perubahan tingkah laku dalam melakukan gerak dasar aktivitas ritmik melalui

beberapa macam latihan pada siklus berikutnya.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Setelah dilakukan tindakan dan dilakukan refleks perlu menggunakan

suatu tekhnik dalam mengolah data yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian

berlangsung.

1. Teknik Pengolahan data

a. Sumber Data : yang menjadi data dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV

dan guru Pendidikan Jasmani.

b. Jenis Data : Jenis data yang didapat adalah data kualitatif yang terdiri dari hasil

belajar, rencana pembelajaran, data hasil observasi terhadap pelaksanaan

proses pembelajaran dan hasil tes loncat harimau.

2. Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal

penelitian pada setiap aspek kegiatan penelitian. Peneliti juga dapat langsung

menganalisis apa yang diamati, situasi dan suasana kelas/lapangan, hubungan

(37)

Lebih lanjut analisis data menurut Patton (Moleong2002) dikemukakan

bahwa :

Proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, katagori, dan satuan uraian dasar, ia rnembedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap hasil analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian.

Analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan

data, dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses penyederhanan yang

dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi

informasi yang bermakna. Paparan data adalah proses penampilan data secara

lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, repsentasi grafik dan sebagainya.

Sedangkan penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang

telah diorganisasikan dalam bentuk penyetaraan kalimat atau formula yang

singkat dan padat tetapi mengandung arti luas.

G. Validasi Data

Penelitian menggunakan empat keterangan data untuk memeriksa

keabsahan data.Keempat keterangan data tersebut dapat dijadikan dasar informasi,

pemeriksaan dan komunikasi agar diperoleh dan dilihat serta ditentukan mengenai

kemajuan atau peningkatan dari setiap aspek untuk dideskripsikan sesuai dengan

tujuan penelitian.Validitas diperlukan dalam suatu penelitian.Penelitian ini

merupakan penelitian tindakan kelas, maka pengukuran validitas dan reliabilitas

tidak menggunakan perhitungan statistik.Teknik validasi yang digunakan untuk

memeriksa keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Triangulasi

Diskusi merupakan salah satu hal yang dilakukan oleh peneliti untuk

memperoleh informasi dengan memanfaatkan sumber data lain dari sumber yang

menunjang data, sebagai keperluan pengecekan derajat kepercayaan terhadap

validasi data yang diperoleh. Maka penelti melakukan kegiatan sebagai berikut :

a. Kegiatan yang memvalidasi data

(38)

2) Menentukan materi yang sesuai dengan program pembelajaran pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan kelas IV.

3) Menyesuaikan dengan kompetensi dasar.

b. Waktu pelaksanaan

Hari : Kamis

Tanggal : 14, 21, dan 28 Maret 2013

Observer : Yaya Sutarya, S.Pd.

Kelas : VI

Tempat : SDN Sukanegla

c. Peneliti mengadakan diskusi dengan :

1) Guru penjas : Yaya Sutarya, S.Pd

NIP : 196105071988031007

2) Kepala Sekolah : Dede Apandi, S.Pd

NIP : 196010041982011005

2. Member check

Kegiatan selanjutnya adalah melakukan diskusi balikan dengan Kepala

Sekolah. Kegiatan ini dilakukan setelah peneliti melakukan pengumpulan data

dengan cara mengkonfirmasikan terhadap subyek penelitian maupun sumber lain

yang kompeten. Diskusi ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh

keabsahan data terhadap kebenaran data tersebut. Maka kegiatan yang akan

dilakukan adalah mengecek :

a. Daftar hadir kelas VI SDN Suaknegla

b. Nomor induk siswa

c. Daftar I

d. Jadwal pelajaran

3. Audit trial

Tahap awal yang dilakukan untuk menguji hipotesis yang dimunculkan

peneliti yaitu dengan mengungkapkan hasil sementara atau hasil akhir yang

(39)

Audit trail yakni mengecek kebenaran prosedur dan metode

pengumpulan data dengan mendiskusikannya dengan guru, pembimbing, dan

teman sejawat. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data dengan validitas

tinggi.

Kegiatan tersebut harus tetap mempertahankan sikap terbuka dan

kejujuran, tentang :

a. Data awal (hasil observasi) loncat harimau melalui beberapa macam latihan.

b. Data akhir hasil observasi nilai aktifitas siswa, dan nilai akhir belajar siswa

pada setiap siklus dalam pembelajaran loncat harimau melalui beberapa

macam latihan.

c. Membandingkan dan mendiskusikan serta menganalisis data tersebut.

4. Expert opinion

Kegiatan akhir dari validasi data adalah melakukan pengecekan terakhir

terhadap kesahihan temuan penelitian dengan para pembimbing penelitian.Expert

opinion dilakukan dengan cara mengkonsultasikan hasil temuan peneliti kepada

para ahli. Dalam kegiatan expert opinion ini, peneliti mengkonsultasikan temuan

kepada dosen pembimbing sehingga data temuan dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya. Kegiatan ini diawali dengan pertemuan antara peneliti dengan

pembimbing, yaitu :

a. Bapak Tatang Muhtar, M.Si

Pembimbing I.

b. Ibu Dinar Dinangsit, M.Pd

Pembimbing II.

Untuk mengadakan pengecekan akhir dalam penemuan penelitian agar

diperoleh kesahihan. Sedangkan waktu pelaksanaannya yaitu :

a. Pelaksanaan pengajuan dan pembuatan proposal penelitian

b. Pelaksanaan bimbingan penyusunan penelitian

Masalah yang akan dibahas dalam beberapa pertemuan adalah sebagai

(40)

a. Jadwal penelitian

b. Masalah penelitian

c. Pemecahan masalah

d. Hasil penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Aip Syaripudin (1997), Azas dan Falsafah Penjaskes, Depdikbud

Cholik Mutohir,T dan Rusli Lutan (1996/1997), Pendidikan jasmani dan Kesehatan, Jakarta, Depdikbud.

Depdiknas (2003), Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Jakarta, Depdiknas.

Husdarta, JS, dkk. (2010). Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: Dewa Ruci

Kasihani, Kasbolah (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Depdikbud.

Khoiru, Iif, dkk. (2007). Pembelajaran Aktif, Inovatif Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Lutan, Rusli (1996/1997), Hakekat dan Karakteristik Penjaskes, Jakarta, Depdikbud.

Muhadi, Aip Syarifuddin. (1992). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.Jakarta: Depdikbud.

Mulyasa (2008). Menjadi Guru Profesional:Menciptakan PembelajaranKreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rusman, (2010). Model-model Pembelajaran:

MengembangkanProfesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

(41)

Sukintaka. (1992). Teori Bermain. Jakarta: Depdikbud.

Supandi. (1992). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani danKesehatan. Jakarta: depdikbud.

Syaripudin, Aip (1992). Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. Jakarta : Depdikbud.

Uhamisastra, Dkk (2010). Didaktik Metodik Pembelajaran Senam. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

(42)

103

Berikutinipenelitiakanmenyajikankesimpulandan saran yang

diperolehdaritemuan di lapanganselamapelaksanaanpenelitianpenerapan metode

STAD dalam pembelajaran loncat harimau pada anak kelas VI SDN Sukanegla

Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang.

Keduahaltersebutakandiuraikansebagaiberikut:

A. Kesimpulan

Ketikaseorang guru

melakukanpembelajarandengandenganmetodekonvensionalsepertidemontrasi,

komando , terjadihalhal yang

kurangdiharapkandiantaranyadarisegipsikomotorsiswaengganmelakukangerakand

asarsenam, siswakurangdiberikesempatanuntukmenggali,

mengembangkankeberaniansehingga domain

pengetahuandansikapkurangberkembang.

Guru harusmerencanakansuasanapembelajaransecaramatang agar

anakmendapatkesempatanberinteraksisecara optimal. Dalaminteraksiini,

anakakanmembentukkomunitas yang memungkinkannyamenyukai proses belajar.

Dalamsuasanapembelajaran yang menarik,

anakakanmenjalinkerjasamadalambelajar.

Pembelajarankooperatifmerujukpadaberbagaimacammetodepengajaran yang

manaparasiswabekerjadalamkelompok-kelompokkeciluntuksalingmembantusatusamalainnyadalammempelajarimateripel

ajarandalamkelaspenjas. Para siswadiharapkandapatsalingmembantu,

salingmendiskusikandanberargumentasiuntukmengasahketerampilandanpengetahu

an yang

(43)

Model pembelajaran yang

bisadikembangkansalahsatunyaadalahdengancaramenerapkan model

pembelajarankooperatiftipe Student Team Achievement Devision (STAD)

untukmemotivasisiswasupayadapatsalingmendukungdanmembantusatusamalainny

adalammenguasaikemampuan yang diajarkanoleh guru. Jikaparasiswaingin agar

timnyamendapatpenghargaan,

merekaharusmembantutemansatutimuntukmempelajarimaterinya. Selanjutnya,

semuasiswamengerjakantugasgerakmengenaimaterisecarasendiri-sendiri,

padasaatitumerekatidakdiperbolehkanuntuksalingbantu.

Penerapan metode STAD pada anak kelas VI SDN Sukanegla Kecamatan

Rancakalong Kabupaten Sumedang,padaprosesnyameliputiperencanaan,

aktivitassiswadankinerja guru, danhasilbelajarsebagaiberikut:

1. Perencanaan yang dilakukan dalam pembelajaran gerak dasar loncat harimau

menggunakan metode STAD dimulai dengan menganalisistujuanpokok,

pembelajaranloncat harimaumerencanakanjumlahpertemuansebanyaktiga kali

petemuandanuntukpenerapan metode STAD sesuai dengan karakteristiknya

siswa dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang setiap

kelompok, yang berbeda kemampuan, jenis kelamin, dan latarbelakang etnis.

Aktivitassiswadankinerja guru dalampembelajarangerak dasar loncat harimau

menggunakan metode STAD adalah sebagai berikuit; padatahapapersepsi,

guru memancingdanganmemberikanpertanyaan yang

dapatmemotivasisiswauntukmemahami gerak dasar loncat harimau.pada data

awalperencanaanpembelajaranhanya 46,33%, padasiklus I terjadipeningkatan

19,57% sehinggamenjadi 65,9%, siklus II terjadipeningkatan 17,18%

sehinggamenjadi 83,08% dansiklus III terjadipeningkatan 16,92

sehinggamenjadi 100% Telah mencapai target yang telah ditentukan.

2. Pelaksanaanpembelajaranloncat harimau menggunakan metode

STADdiikutidengankinerja guru yang

maksimaldalammengarahkandanmemotivasisiswadanmembimbingmelaluiara

(44)

harimausehinggameningkatkankinerja guru danaktivitassiswa.

Padakegiatanintipembelajaran, kegiatanbanyakterpusatpada guru

denganmengajarkangerak dasar loncat harimau yang

benar,selanjutnyasiswadibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 4

sampai 5 orang setiap kelompok, yang berbeda kemampuan, jenis kelamin,

dan latarbelakang etnis. pada data awalobservasikinerja guru 56,5%.

Padasiklus I terjadipeningkatan 13,91% sehinggamenjadi 70,41%, padasiklus

II meningkat 19,17% menjadi 89,58, padasiklus III

meningkat8,75sehinggamenjadi98,33%. Dengandemikianpadakinerja guru

dikatakanmaksimaldantelahmemenuhi target yang telahditentukan, yaitu95%.

3. Peningkatan hasil belajar gerak dasar loncat harimau menggunakan metode

STAD di kelas VI SDN Sukanegla Kecamatan Rancakalongf Kabupaten

Sumedang, sangatlah signifikan, paparan dari data awal, siklus I, siklus II dan

siklus III dapat diuraikan sebagai berikut;

Pada data awal, siswa yang

tuntasdalammelakukangerakdasarloncatharimaumencapai 7,70% atau 2

siswadan yang belumtuntasmencapai 92,30% atau 24 siswa.

Padapembelajaransiklus I, terjadipeningkatandari data awal, yaitusebesar

30,77% atau 8 siswa yang tuntas. Sehinggapadasiklus I, siswa yang

tuntasdalammelakukangerakdasarloncatharimaumencapai 38,46% atau 10

siswadan yang belumtuntasmencapai 61,54% atau 16 siswa.Dalam siklus I

ada beberapa catatan khususnya bagi siswa yang belum tuntas diantaranya

sikapawaldenganloncatharimaurintangan bola tubuhsiswakurangrileksdan

kaki

kurangmenolakpadasikappelaksanaansebagiansiswatidakmelentingkanbadan,

dandagutidakdirapatkanke dada,

danpadasikapakhirsebagiansiswakurangmampumenyeimbangkanperkenaanpe

ndaratankeduatangankematrassehinggakeseimbanganmengarahpadaarahtanga

n yang lemah. Padapembelajaransiklus II, terjadipeningkatandarisiklus I,

yaitusebesar 26,92% atau 7 siswa yang tuntas. Sehinggapadasiklus II, siswa

(45)

17 siswadan yang belumtuntasmencapai 34,62% atau 9 siswa.

Padapembelajaransiklus III, terjadipeningkatandarisiklus II, yaitusebesar

19,23% atau 5 siswa yang tuntas. Sehinggapadasiklus III, siswa yang

tuntasdalammelakukangerakdasarloncatharimaumencapai 84,62% atau 22

siswadan yang belumtuntasmencapai 15,38% atau 4 siswa. Siswa yang belum

tuntas disebabkan kendala dari tubuh yang kegemukan, sehingga takut unutk

melakukan gerak adasr loncat harimau. Dengan demikian penerapan metode

pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar gerak dasar loncat

harimau pada anak kelas VI SDN Sukanegla Kecamatan Rancakalong

Kabupaten Sumedang.

B. Saran

Penerapan metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar gerak dasar

loncat harimau pada senasm ketangkasan.

Denganmemperhatikanhasilpenelitiantindakankelas yang telahdilaksanakan di

SD Negeri Sukanegla Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang ada

beberapa yang di sarankan :

1. Bagi Guru

a. Metode pembelajaran Student Team Achievemen Devision adalah salah

satu solusi untuk metode pembelajaran gerak dasar loncat harimau pada

senam ketangkasan, Namundemikian, guru

pendidikanjasmaniharusmampumemilihdanmengembangkanmetode-metodepembelajaran kooperatif lainnya yang

cocokuntukditerapkanpadapembelajarandenganmemperhatikankarakterist

iksiswa, kedalamanmateri, danhal-hallainnya yang

masihperludipertimbangkan.

b. Guru hendaknya memahami gerak dasar loncat harimau sehingga dalam

penerapannya tidak salah persepsi.

c. Guru harus memahami bahwa pembelajaran yang disajikan adalah

membentuk siswa dengan kompetensi

(46)

berfungsiuntukmenggalidanmembagi-bagi ide padaanak,

Strategipembelajaraninimendoronganakuntukmelakukankegiatandalambe

ntukkerjasamadansikaptanggungjawabkepadatemansatukelompoknyadan

sikaptanggungjawabdengandirinya

2. Bagisiswa

a. Gerak dasar loncat harimau

bawahperludiajarkankepadasiswadenganmemperhatikantingkatperkemba

ngansiswa.

b. Para siswaperludibinauntukmelakukanloncat harimau yang

bermanfaatbagidirinya, sehinggamempunyai ketangkasan dalam

kehidupannya.

c.

Diperlukanpenggalianpotensimasing-masingsiswadalampelajaranpendidikanjasmani,

inidimaksudkanuntukmeningkatkanbakat yang dimilikisetiapanak.

3. Bagisekolah

a. Untukmenunjangpelaksanaanpembelajaranpendidikanjasmani,

makapihaksekolahdiharapkandapatberupayauntukmemberikankontribusi

yang maksimal agar

pembelajaraniniberlangsungdengantuntutankurikulum. Hal

tersebutjugadapatdilakukandengansaranadanprasaranapenunjangpembela

jaranbaikuntuksiswamaupun guru.

b. Dalammeningkatkanbakatdanminatterhadapolahragasenam,

makaperludiadakannyapembinaan baikpadatingkatgugus,

kecamatanmaupuntingkatkabupaten yang dilakukansecaraberkala.

c. Pembinaandanpelatihan yang intensifterhadappara guru

jugaperludiadakanolehpihaksekolah, inidimaksudkan agar

dapatmeningkatkankemampuanmengajarnyadalamrangkainovasipembela

jaranpendidikanjasmani.

4. Bagi UPI KampusSumedang

(47)

ajaran, khususnyabagi program studiPendidikanJasmani yang memproduksi

(48)

108

CholikMutohir,TdanRusliLutan (1996/1997), PendidikanjasmanidanKesehatan, Jakarta, Depdikbud.

Depdiknas (2003), Kurikulum 2004, StandarKompetensi Mata PelajaranPendidikanJasmani, Jakarta, Depdiknas.

Husdarta, JS, dkk. (2010).

BelajardanPembelajaranPendidikanJasmanidanKesehatan. Bandung: DewaRuci

Indra Safari.2011. Buku ajar. Model Pembelajara Kooperatif Pendidikan Jasmani Prodi penjas UPI kampus Sumedang

Indra Safari.2012.Buku ajar.PerencanaanPembelajaranPendidkanJasmani. Prodi penjas UPI kampusSumedang

Indra Safari.2011.Buku ajar.Model PembelajaraKooperatif Pendidikan Jasmani , Prodi penjas UPI kampusSumedang

Iskandar. 2008. PenelitanTindakanKelas. Jambi :Gaungpersada press

Kasihani, Kasbolah (1998). PenelitianTindakanKelas. Malang: Depdikbud.

Kurikulum 2004 DepartemenPendidikanNasional Jakarta

Krisna, 2009.Pengertian danciri-ciriPembelajaran.Tersedia : http//krsna1.blog. uns.ac.id/2009/10/19/pengertiandan cirri-ciripemeblajaran. (03 Des 2009)

RukmanaAnin, 2008. PembelajaranPendidikanjasmani di SekolahDasar.Jurnalpendidikandasar.

Rusmalina Eniehttp://repository.library.uksw.edu/handle/123456789/911

Gambar

Tabel 1.1 Daftar Nilai LoncatHarimau Siswa Kelas VI (Tes Awal)
Gambar 3.1 Denah SDN Sukanegla
Gambar 3.2 Bagan Spiral PTK Model Kemmis and Taggart(Kasbolah,1999:71)

Referensi

Dokumen terkait

tanda-tanda vital, gelisah. Kaji lokasi, karaktersitik, durasi, frekuensi dan tingkat keparahan. Dorong klien menyatakan persaan tentang nyeri. Perhatikan keluhan peningkatan nyeri

PENGGUNAAN MEDIA SWIMMING BOARD DALAM PENGEMBANGAN PSIKOMOTOR, KOGNITIF DAN AFEKTIF1. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

<p>Patokan dasar dilandaskan dengan Pancasila dan Tridharma Mahasiswa maka organisasi HIMTI ini telah bersinergi dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan lain

Website SMA Bani Saleh Kota Bekasi dibuat dengan mengguanakan Macromedia Dreamweaver MX 2004 sebagai teks editornya, Apache sebagai Web Server, PHP sebagai Action Script, MySQL

Fault Tree Analysis (FTA) digunakan untuk mengidentifikasi akar penyebab masalah yang ditimbulkan dari komponen mesin electric motor di fiberline area cooking yaitu

terdapat pengaruh yang signifikan antara masa kerja dengan kinerja bidan desa. Menurut Muchlas (1999) kemampuan kerja adalah kapasitas

Aplikasi Pelayana Bengkel AC Mobil pada Bengkel Sumber Mulya AC yang dibuat dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 ini dapat memberi kemudahan kepada user yang ingin

Conto Runtuyan Acara Upacara Adat Nikah Sunda ……….. Poto-poto Ngeuyeuk Seureuh