viii ABSTRAK
Astuti, F. R. D. (2016). Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Operasi Hitung dalam Soal Cerita dengan Metode Inkuiri Kelas IV SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang. Skripsi S.1. Yogyakarta :PGSD, FKIP, USD.
Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya minat dan prestasi belajar siswa berdasarkan data pengamatan terhadap siswa dan wawancara dengan guru dan siswa. Penelitian ini bertujuan meningkatkan minat dan prestasi belajar operasi hitung soal cerita pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Banyudono Dukun Magelang melalui metode inkuiri. Metode inkuiri merupakan metode yang membuat siswa bersikap kritis dalam mencari dan menemukan solusi atas permasalahan secara mandiri dan bebas.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang yang berjumlah 15 siswa pada tahun ajaran 2015/2016. Objek penelitian adalah minat dan prestasi belajar operasi hitung soal cerita melalui metode inkuiri. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar keterlaksanaan pembelajaran matematika, pedoman pengamatan minat belajar siswa, lembar wawancara guru dan siswa serta soal tes. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode inkuiri dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam operasi hitung soal cerita dari siklus I sampai siklus II dengan ditunjukkannya peningkatan minat belajar dengan rata-rata 54 pada kondisi awal dengan kriteria cukup, kemudian mengalami peningkatan menjadi 82 pada akhir siklus dengan kriteria sangat baik. Sementara itu, melalui metode inkuiri juga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dari kondisi awal dengan nilai rata-rata 66 dengan presentase 53,3% siswa yang mencapai KKM kemudian meningkat menjadi 87 dengan presentase 93,3% siswa yang mencapai KKM pada akhir siklus
ix ABSTRACT
Astuti, F. R. D. (2016). Increasing IV Grade of Banyudono Elementary School
Students’ Learning Interest and Achievement on Arithmetic Operation in
Question Text Through Inquiry Method. Skripsi S.1. Yogyakarta: PGSD, FKIP, USD.
The background of this study was the students’ low of learning interest and achievement based on the observation and interview conducted by the writer to the students and teacher.. The aim of this study is to increase the IV grade of Banyudono 1 Elementary school students’ learning interest and achievement on arithmetic operation in question text through inquiry method. Inquiry method is a method which can make make the students critical in finding and solving solutions on the problems independently and freely.
This study was Classroom Action Research or Penelitian Tindakan Kelas (PTK). The subjects of this study are 15 students of IV grade of Banyudono 1 State Elementary School in the 2015/2016 year of education. The objects of this study are the learning interest and achievement on arithmetic operation in question text through inquiry method. Instruments used in this study are mathematic learning sheet, students’ learning interest observation sheet, teacher and students interview guidance, and test question conducted to the students. To analyze the data, the writer used qualitative analysis and qualitative descriptive analysis.
This results of this study showed that inquiry method can increase the learning interest on arithmetic operation in question text from first to the second cycle.with the increase of average score. In the early condition, the average score of the students was 54 which is included in the enough criteria. Then, in the end of cycle, the average score of the students was 83 which is very good criteria. The result also shows that the inquiry method can increase the learning achievement on arithmetic operation in question text. In the aerly condition, the average score of the students was 66 and 53% of the students pass the KKM. Then, the number increased to 87 in average score which means 93,3% of the students pass the KKM in the end of the cycle.
MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR OPERASI HITUNG DALAM SOAL CERITA DENGAN METODE INKUIRI KELAS IV SD NEGERI BANYUDONO 1
DUKUN MAGELANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Fabiana Rina Dwi Astuti NIM : 121134054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
HALAMAN JUDUL
MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR OPERASI HITUNG DALAM SOAL CERITA DENGAN METODE INKUIRI KELAS IV SD NEGERI BANYUDONO 1
DUKUN MAGELANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Fabiana Rina Dwi Astuti NIM : 121134054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini dengan sepenuh hati kupersembahkan untuk :
1. Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus yang melimpahkan berkat, membimbing,
memberkati serta menuntunku.
2. Kedua orang tua ku tercinta, Bapak Stephanus Sutarko dan Ibu Sulikah
Yuliana.
3. Kakakku, Yulianus Febriarko.
4. Keluarga Besar Thomas Karto Susiswo.
v MOTTO
“Hari kemarin telah berlalu. Hari esok belum tiba. Yang ada pada kita hanyalah hari ini. Mari kita memulainya”.
(Mother Teresa)
“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau. Janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan
memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan”.
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 21 Oktober 2016
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Fabiana Rina Dwi Astuti
Nomor Mahasiswa : 121134054
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul :
“MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR OPERASI HITUNG DALAM SOAL CERITA DENGAN METODE INKUIRI KELAS IV SD NEGERI BANYUDONO 1 DUKUN MAGELANG” .
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak
untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya
dalam bentuk pengkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 21 Oktober 2016
Yang menyatakan,
viii ABSTRAK
Astuti, F. R. D. (2016). Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Operasi Hitung dalam Soal Cerita dengan Metode Inkuiri Kelas IV SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang. Skripsi S.1. Yogyakarta :PGSD, FKIP, USD.
Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya minat dan prestasi belajar siswa berdasarkan data pengamatan terhadap siswa dan wawancara dengan guru dan siswa. Penelitian ini bertujuan meningkatkan minat dan prestasi belajar operasi hitung soal cerita pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Banyudono Dukun Magelang melalui metode inkuiri. Metode inkuiri merupakan metode yang membuat siswa bersikap kritis dalam mencari dan menemukan solusi atas permasalahan secara mandiri dan bebas.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang yang berjumlah 15 siswa pada tahun ajaran 2015/2016. Objek penelitian adalah minat dan prestasi belajar operasi hitung soal cerita melalui metode inkuiri. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar keterlaksanaan pembelajaran matematika, pedoman pengamatan minat belajar siswa, lembar wawancara guru dan siswa serta soal tes. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode inkuiri dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam operasi hitung soal cerita dari siklus I sampai siklus II dengan ditunjukkannya peningkatan minat belajar dengan rata-rata 54 pada kondisi awal dengan kriteria cukup, kemudian mengalami peningkatan menjadi 82 pada akhir siklus dengan kriteria sangat baik. Sementara itu, melalui metode inkuiri juga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dari kondisi awal dengan nilai rata-rata 66 dengan presentase 53,3% siswa yang mencapai KKM kemudian meningkat menjadi 87 dengan presentase 93,3% siswa yang mencapai KKM pada akhir siklus
ix ABSTRACT
Astuti, F. R. D. (2016). Increasing IV Grade of Banyudono Elementary School Students’ Learning Interest and Achievement on Arithmetic Operation in Question Text Through Inquiry Method. Skripsi S.1. Yogyakarta: PGSD, FKIP, USD.
The background of this study was the students’ low of learning interest and achievement based on the observation and interview conducted by the writer to the students and teacher.. The aim of this study is to increase the IV grade of Banyudono 1 Elementary school students’ learning interest and achievement on arithmetic operation in question text through inquiry method. Inquiry method is a method which can make make the students critical in finding and solving solutions on the problems independently and freely.
This study was Classroom Action Research or Penelitian Tindakan Kelas (PTK). The subjects of this study are 15 students of IV grade of Banyudono 1 State Elementary School in the 2015/2016 year of education. The objects of this study are the learning interest and achievement on arithmetic operation in question text through inquiry method. Instruments used in this study are mathematic learning sheet, students’ learning interest observation sheet, teacher and students interview guidance, and test question conducted to the students. To analyze the data, the writer used qualitative analysis and qualitative descriptive analysis.
This results of this study showed that inquiry method can increase the learning interest on arithmetic operation in question text from first to the second cycle.with the increase of average score. In the early condition, the average score of the students was 54 which is included in the enough criteria. Then, in the end of cycle, the average score of the students was 83 which is very good criteria. The result also shows that the inquiry method can increase the learning achievement on arithmetic operation in question text. In the aerly condition, the average score of the students was 66 and 53% of the students pass the KKM. Then, the number increased to 87 in average score which means 93,3% of the students pass the KKM in the end of the cycle.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur pemulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat, berkat, kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Operasi Hitung dalam Soal Cerita dengan Metode Inkuiri Kelas IV SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang” ditulis sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Penulis menyadari adanya bimbingan, bantuan, dukungan, semangat serta
kerjasama dalam keberhasilan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak
langsing dari orang-orang terdekat dalam membantu penulis. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma,
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si.,M.Pd, selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma,
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S.,M.Pd., selaku Wakil Ketua Program
Studi Pendidikan Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma dan
sebagai Dosen Pembimbing Akademik pada semester 7 kelas E,
4. Wahyu Wido Sari, M. Biotech, selaku Dosen Pembimbing Akademik
pada semester satu sampai dengan semester enam kelas B,
5. Brigitta Erlita Tri Anggadewi, M.Psi, selaku Dosen Pembimbing
Akademik pada semester 8 kelas E,
6. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing, mendampingi, memberi semangat, kritik, saran, pikiran,
xi
7. Andri Anugrahana, S.Pd.,M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang
telah memberikan semangat, kritik, saran, pikiran, tenaga, waktu serta
membimbing dan mendampingi dalam penulisan skripsi sampai
selesai,
8. Riyanti S.Pd SD, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Banyudono 1 yang
telah memberikan izin penelitian di kelas IV,
9. Isti Fauzah, selaku guru Kelas IV yang telah mendampingi dalam
penelitian ini,
10. Siswa-siswa Kelas IV SD Negeri Banyudono 1 yang bersedia menjadi
subjek penelitian ini dan Segenap keluarga besar SD Negeri
Banyudono.
11. Kedua orang tua ku tercinta, Bapak Stephanus Sutarko dan Ibu Sulikah
Yuliana yang dengan sabar tanpa lelah membesarkan, mendidik,
membimbing serta memberikan kasih sayang yang melimpah padaku.
12. Kakakku, Yulianus Febriarko yang selalu memberikan semangat dan
dukungan padaku.
13. Keluarga Besar Thomas Karto Susiswo yang selalu memberikan
pengertian, dukungan dan mencurahkan kasih sayang padaku.
14. Kakak sepupuku Kristofora Ratna Raras dan keponakanku Galatha
Galih Inpriani yang selalu dengan setia memberi dukungan semangat
dan mengantar kemanapun penulis pergi.
15. Sahabat-sahabat tersayang Vincentia Orisa Ratih Prastiwi, Kingkin
Prabandari, Theresia Tri Wulandari, Elisabeth Riris, Monica Putri,
Susanna Nur, Katarina Tiara, Eusebia Jesse yang sering menanyakan
kapan selesai mengerjakan skripsi dan ujian dan yang selalu
mendukung, memberikan semangat, nasehat dan pengalaman hidup
xii
16. Sahabat ku tercinta Maria Magdalena Damar Isti Nugraheni dan
Epifani Dwi Adhi Tyaningtyas yang selalu setia memberikan
dukungan, semangat serta pengalaman hidup bersama yang sangat luar
biasa.
17. Teman-teman Prodi PGSD angkatan 2012 khususnya kelas B
(Krik..Krik) yang selalu memberikan semangat, pengertian dan rasa
nyaman ketika bersama menjadi satu keluarga.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan,
kesalahan dan jauh dari sempurna namun penulis berharap, semoga skripsi
yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa
Universitas Sanata Dharma khususnya Program Studi Pendidikan Sekolah
Dasar (PGSD) yang akan melakukan penelitian dan menghasilkan skripsi
yang lebih baik.
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……….
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………...
HALAMAN PENGESAHAN………...
HALAMAN PERSEMBAHAN………
HALAMAN MOTTO………
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS………...
ABSTRAK……….
ABSTRACT ……….
KATA PENGANTAR………..
DAFTAR ISI……….
DAFTAR TABEL……….
DAFTAR GAMBAR……….
DAFTAR BAGAN………
DAFTAR LAMPIRAN……….
BAB 1 PENDAHULUAN……….
A. Latar Belakang Masalah………...
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xiii
xvi
xvii
xviii
xix
1
xiv
B. Identifikasi Masalah……….
C. Pembatasan Masalah……….
D. Rumusan Masalah………...
E. Tujuan ………
F. Manfaat ……….
G. Definisi Operasional………...
BAB II LANDASAN TEORI………
A. Kajian Teori………
1. Minat Belajar………..
2. Belajar………...
3. Prestasi………
4. Prestasi Belajar………
5. Soal Cerita………
6. Keterampilan Operasi Hitung Soal Cerita……….
7. Metode Inkuiri……….
8. Hubungan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal………
9. Materi………...
B. Penelitian yang Relevan……….
C. Kerangka Berpikir………..
D. Hipotesis Tindakan……….
xv
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………..
A. Jenis Penelitian……….
B. Setting Penelitian……….
C. Rencana Tindakan………
D. Teknik Pengumpulan Data………..
E. Instrumen Pengumpulan………..
F. Validasi dan Reliabilitas Instrumen Penelitian………..
G. Analisis Data……….
H. Kriteria Keberhasilan………
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….
A. Pelaksanaan……….
B. Hasil Penelitian………..
C. Pembahasan Hasil Penelitian………..
BAB V PENUTUP………
A. Kesimpulan………..
B. Keterbatasan Penelitian ………...
C. Saran………...
DAFTAR REFERENSI………...
LAMPIRAN……….
40
40
42
43
57
59
66
76
79
80
80
94
98
103
103
104
105
106
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 25
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Pengamatan Minat Belajar Siswa ... 60
Tabel 3.2 Kisi-kisi Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika ... 61
Tabel 3.3 Ketentuan Skor Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika... 62
Tabel 3.4 Kisi-kisi Pertanyaan Wawancara kepada Guru Kelas IV ... 65
Tabel 3.5 Kisi-kisi Pertanyaan Wawancara kepada Siswa Kelas IV ... 66
Tabel 3.6 Kriteria Kelayakan Perangkat Pembelajaran ... 67
Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Validaasi Pembelajaran ... 68
Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Validasi RPP ... 68
Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Validasi LKS ... 69
Tabel 3.10 Hasil Perhitungan Validasi Materi Ajar ... 70
Tabel 3.11 Hasil Perhitungan Validasi Soal Evaluasi ... 70
Tabel 3.12 Kualifikasi Validasi ... 71
Tabel 3.13 Hasil Validitas Soal Evaluasi ... 72
Tabel 3.14 Hasil Validasi Lembar Pengamatan Minat Belajar Siswa ... 72
Tabel 3.15 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Guru ... 73
Tabel 3.16 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Siswa ... 73
Tabel 3.17 Hasil Validasi Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika ... 74
Tabel 3.18 Kualifikasi Reliabilitas ... 75
xvii
Tabel 3.20 Kriteria Keberhasilan Minat dan Prestasi Belajar ... 79
Tabel 4.1 Hasil Kondisi Awal Minat Belajar Siswa ... 95
Tabel 4.2 Hasil Perbandingan Minat Belajar Siswa Kondisi Awal dengan
Siklus I ... 96
Tabel 4.3 Perbandingan Minat Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ... 96
Tabel 4.4 Capaian Prestasi Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Minat Belajar ... 100
xix
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Mind Map Penelitian yang Relevan ... 35
Bagan 2.2 Kerangka Berpikir ... 38
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus………..
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I dan II……..
a. RPP Siklus I Pertemuan I………..
b. RPP Siklus I Pertemuan II……….
c. RPP Siklus II Pertemuan I……….
d. RPP Siklus II Pertemuan II………
Lampiran 3 Lembar Pengamatan Minat Belajar Siswa………...
Lampiran 4 Lembar Wawancara Guru dan Siswa kelas IV………
Lampiran 5 Soal dan Kunci Jawab Soal Evaluasi Siklus I dan II…………..
a. Soal Evaluasi Siklus I………
b. Kunci Jawaban Soal Evaluasi siklus I………..
c. Soal Evaluasi Siklus II………..
d. Kunci Jawaban Soal Evaluasi siklus I………..
Lampiran 6 Hasil Validasi oleh Ahli………..
a. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran………
b. Hasil Validasi Lembar Pengamatan Minat Belajar……...
c. Hasil Validasi Pedoman Wawancara………
d. Hasil Validasi Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran…..
Lampiran 7 Data Validitas dan Reliabilitas Siklus I dan Siklus II………….
108
111
112
126
141
156
171
177
179
180
181
186
187
192
202
212
217
223
xxi
Lampiran 8 Sampel Uji Empirirs Soal Evaluasi ………
Lampiran 9 Sampel Soal Evaluasi Siklus I dan II………
a. Soal Evaluasi Siklus I………
b. Soal Evaluasi Siklus II………...
Lampiran 10Perhitungan Skor Pengamatan Minat Belajar Kondisi Awal…..
Lampiran 11 Nilai Matematika Kelas IV Materi Operasi Hitung …………
a. Nilai Matematika Tahun Ajaran 2013/2014……….
b. Nilai Matematika Tahun Ajaran 2014/2015……….
Lampiran 12 Perhitungan Skor Pengamatan Minat Belajar ……….
a. Pengamatan Minat Belajar Siklus I………..
b. Pengamatan Minat Belajar Siklus II……….
Lampiran 13 Perhitungan Nilai Evaluasi………
a. Nilai Evaluasi Siklus I………...
b. Nilai Evaluasi Siklus II……….
Lampiran 14 Sampel Hasil Kerja Siswa Siklus I dan II……….
a. Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I……….
b. Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II………
Lampiran 15 Sampel Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus I dan II………..
a. Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus I……….
xxii
Lampiran 16 Hasil Wawancara Guru dan Siswa……….
Lampiran 17 Surat Izin Penelitian………...
Lampiran 18 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian………..
Lampiran 19 Foto Kegiatan Penelitian………
Lampiran 20 Profil Peneliti……….
306
310
311
312
1 BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab I, peneliti membahas tentang latar belakang masalah,
identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian dan definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif demi
mengembangkan potensi yang mereka miliki. Berbagai usaha pembaharuan
kurikulum, perbaikan sistem pengajaran, peningkatan kualitas kemampuan guru
merupakan suatu upaya dalam peningkatan mutu pembelajaran seperti halnya
yang terjadi pada pembelajaran saat ini yang menekankan bahwa pembelajaran
lebih memusatkan pada keikutsertaan siswa dalam proses belajarnya salah satu
contohnya yaitu menemukan masalah serta dapat mengatasi dan mencari
solusinya sendiri dengan caranya sendiri. Hal tersebut juga disebutkan dalam
Undang-Undang No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 bahwa pendidikan adalah usaha
sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian dirinya, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Salah
cara menciptakan suasana belajar yang baik, mengetahui kebiasaan dan
kesenangan belajar siswa agar siswa bergairah dan berkembang sepenuhnya
selama proses belajar berlangsung. Untuk itu seharusnya guru mencari informasi
tentang berbagai kondisi yang dapat meningkatkan pembelajaran di sekolah dasar.
Proses pendidikan mengandung serangkaian kegiatan yang secara sistematis
diarahkan pada suatu tujuan. Proses pendidikan berlangsung di tiga tempat yaitu
keluarga, masyarakat, dan sekolah. Menurut Titahardja (2005: 54) menjelaskan
bahwa lembaga pendidikan adalah tempat berlangsungnya proses pendidikan
terkhusus pada lingkungan utamanya yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
Ketiga tempat tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena saling
berpengaruh dan merupakan kesatuan yang integral. Proses pendidikan seringkali
hanya bergantung pada tanggung jawab pemerintah. Pemerintah seringkali
disalahkan jika mutu pendidikannya mengalami kemerosotan. Mutu pendidikan
akan meningkat jika pendidikan itu didukung dari keluarga, masyarakat dan
sekolah, sehingga tanggung jawab pendidikan tidak hanya terletak di tangan
pemerintah, melainkan juga menjadi tanggung jawab bersama dari keluarga,
masyarakat dan sekolah.
Pendidikan yang diselenggarakan di keluarga, masyarakat dan sekolah harus
mampu meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Sebagai manusia dituntut
untuk menyikapi kemajuan zaman, khususnya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut manusia untuk
berprestasi di berbagai bidang, salah satunya adalah bidang pendidikan.
memberikan pengetahuan kepada siswa. Pada jenjang ini siswa belajar membaca,
menulis, dan berhitung. Kurangnya penguasaan dalam membaca, menulis, dan
berhitung sangat berpengaruh pada jenjang pendidikan selanjutnya.
Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus dipikirkan
dan direncanakan secara berkesinambungan. Hal itu dapat dipahami dalam
pembelajaran disekolah, Menurut Arikunto (1997: 4) menyebutkan bahwa
terdapat lima faktor yang berpengaruh yaitu (1) guru dan personil lainnya, (2)
bahan pelajaran, (3) metode mengajar dan sistem evaluasi, (4) sarana penunjang
dan (5) sistem administrasi. Proses pembelajaran di sekolah memerlukan suatu
strategi, pendekatan, metode, serta teknik pembelajaran yang menarik dan tepat
untuk mengubah pandangan suatu pelajaran matematika yang menakutkan
menjadi pelajaran yang menyenangkan. Semua ini terangkum dalam metode
pembelajaran yang merupakan konsepsi untuk mengajarkan materi dalam
mencapai tujuan itu.
Pada umumnya masyarakat menilai mutu pendidikan dari prestasi belajar
siswa sebagai upaya pencapaian hasil belajar yang baik, para pakar di bidang
pendidikan mengidentifikasikan hal-hal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
tersebut. Keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah dipengaruhi oleh
banyak faktor, namun pada dasarnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan
menjadi dua macam yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Pasaribu dan
Simanjuntak (2000: 73-75), salah satu faktor intern yang ikut menentukan
prestasi dan minat belajar operasi hitung dan kemampuan menyelesaikan soal
cerita matematika.
Belajar matematika adalah bagian penalaran yang membangun konsep yang
sifatnya dinamis dengan penalaran. Oleh Karena itu, untuk memahami
matematika, siswa perlu mengkonstruksi konsep metematika menurut
konstruksinya sendiri (Hudoyo 2002: 427). Pelajaran matematika di SD itu
sering dianggap bahwa pelajaran matematika menakutkan, membosankan, sulit
dan tidak menyenangkan. Matematika yang diajarkan di SD terdiri atas beberapa
bagian, yaitu aritmatika (berhitung), pengantar aljabar, geometri, pengukuran,
kajian data (pengantar statistika) (Sudaryati,1998:5-6). Pada penelitian ini materi
matematika termasuk dalam aritmatika (berhitung) pada soal cerita. Pentingnya
kemampuan berhitung pada siswa, terutama soal cerita perlu ditingkatkan,
dengan tujuan agar siswa dapat memperoleh hasil penyelesaian soal dengan baik
dan memperoleh hasil yang benar, karena dengan ketidaktelitian siswa dalam
memecahkan soal terlebih soal cerita dapat memperoleh hasil yang berbeda,
karena jawaban sebuah soal cerita dalam matapelajaran matematika itu hanya ada
satu jawaban, hanya penyelesaiannya dapat dilakukan dalam beberapa cara untuk
memecahkan soal tersebut.
Metode inkuiri adalah metode yang mampu mengarahkan dan memotivasi
siswa untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama kegiatan belajar. Metode
inkuiri ini juga dapat dikatakan sebagai sebuah strategi dalam penerapan yang
membutuhkan siswa menemukan sesuatu dan mengetahui bagaimana cara
adalah mengembangkan sikap dan keterampilan siswa yang memungkinkan
mereka menjadi pemecah masalah yang mandiri. Ada 4 macam Inkuiri salah
satunya adalah metode Inkuiri Bebas. Menurut Anam (2015: 19) menyebutkan
bahwa metode inkuiri bebas adalah siswa diberi kebebasan untuk menentukan
masalah lalu dengan seluruh daya upayanya memecahkan masalah tersebut.
Hasil pengamatan dan wawancara dengan guru yang dilakukan oleh peneliti
pada tanggal 22 Januari 2016. Peneliti mendapatkan hasil ulangan harian kelas IV
SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang pada semester 1 yang menunjukkan
rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran tersebut. Siswa yang
mengalami ketuntasan kriteria standar minimal (KKM) tercatat 53,3% dari 15
siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas adalah 46,7% dari 15 siswa. Rata-rata
nilai kelas mata pelajaran Matematika adalah 62,8, angka ini dibawah nilai standar
ketuntasan minimal yaitu 65 sedangkan berdasarkan dari hasil wawancara dengan
siswa kelas IV SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang siswa mengatakan
bahwa guru saat mengajar banyak dengan teknik ceramah kemudian memberikan
tugas dan jarang menggunakan teknik berdiskusi dengan teman sehingga teman
yang dirasa pandai atau sudah memahami materi tidak dapat membantu teman
yang belum menguasai pembelajaran. Pembelajaran berlangsung monoton hanya
mendengarkan ceramah guru kemudian mengerjakan tugas begitu seterusnya.
Berdasarkan data kondisi awal yang diperoleh dari pengamatan siswa pada saat
pembelajaran dikelas pada hari jumat 22 Januari 2016 diperoleh tingkat minat
belajar dengan skor rata-rata 54 dari 15 siswa. Oleh karena itu, untuk
peneliti melakukan perbaikan pembelajaran dengan melaksanakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dengan
beberapa siklus sampai minat dan prestasi belajar siswa yang diharapkan telah
tercapai. Pelaksanaan setiap siklus dari siklus 1 pertemuan 1 ke siklus 1
pertemuan 2. Siklus 2 pertemuan 1 dan selanjutnya merupakan perbaikan dari
pembelajaran siklus sebelumnya.
Masalah yang terjadi di SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang dapat
dilihat dari hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 22
Januari 2016 terhadap proses pembelajaran matematika yaitu upaya guru untuk
meningkatkan minat dan prestasi belajar operasi hitung dalam soal cerita yang
belum maksimal seperti belum dijelaskannya materi secara maksimal, dalam
menjelaskannya guru hanya dengan teknik ceramah, guru menjelaskan dengan
duduk dikursi dan berceramah, siswa terlihat kurang bersemangat hanya
bermalas-malasan dalam mengikuti proses pembelajaran, tidak ada teguran dari
guru untuk siswa yang tidak memperhatikan, guru hanya berfokus dengan materi
pembelajaran yang sedang diajarkan. Masalah lain yang berpengaruh adalah
suasana kelas dalam belajar kurang nyaman dan penggunaan waktu belajar
kurang efektif.
Metode inkuiri tepat digunakan pada permasalahan kesulitan operasi hitung
dalam soal cerita di SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang ini untuk
meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa karena metode inkuiri melibatkan
siswa untuk menemukan secara langsung dengan sendirinya, mengembangkan
pelajaran matematika jika menggunakan metode tentang penemuan dan
penyelesaian masalah secara bebas maka dengan penemuan siswa tersebut
pelajaran matematika atau materi matematika dapat mereka terima dengan mudah
karena sesuatu yang ditemukan dengan sendirinya atau dengan adanya penemuan
solusi siswa tentang materi akan tersimpan di dalam otak lebih lama, siswa akan
selalu mengingat apa yang telah mereka temukan. Inkuiri atau mencari tahu
jawaban tentang sesuatu berarti mencari informasi, memiliki rasa untuk ingin
tahu, menanyakan pertanyan, menyelidiki dan mengetahui keterampilan yang
akan membantunya memecahkan masalah.
Metode inkuiri dapat membantu mengatasi kesulitan siswa dalam belajar
khususnya dalam pembelajaran matematika. Hal ini dibuktikan dengan hasil
penelitian yang diakukan oleh Khamidah (2013) menunjukkan bahwa metode
inkuiri yang digunakan dapat mengatasi kesulitan belajar dalam materi pecahan.
Rerata hasil dari skor 2,34 menjadi 3,38 pada akhir siklus. Penelitian lain yang
dilakukan oleh Ambarwanto (2014) menunjukkan bahwa metode inkuiri dalam
pembelajaran matematika tentang pecahan dapat meningkat. Rerata hasil prasiklus
61,00 menjadi 76,67 pada akhir siklus. Untuk itu sebagai tindak lanjut, peneliti
tertarik melakukan penelitian dengan mengangkat judul “MENINGKATKAN
MINAT DAN PRESTASI BELAJAR OPERASI HITUNG DALAM SOAL
CERITA DENGAN METODE INKUIRI KELAS IV SD NEGERI
BANYUDONO 1 DUKUN MAGELANG”. Harapannya melalui penelitian ini
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, masalah
dapat di identifikasi sebagai berikut:
1. Guru belum menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan, ini terlihat dari:
a. Siswa kurang memperhatikan dalam pembelajaran yang sedang
berlangsung.
b. Penggunaan teknik ceramah yang dilakukan oleh guru secara monoton
mengakibatkan timbulnya kebosanan siswa terlihat dari beberapa
siswa yang bermalas-malasan dalam mendengarkan, siswa terlihat
meletakkan posisi kepala dimeja saat guru memberi penjelasan.
c. Materi pembelajaran tidak optimal dipelajari oleh siswa, hal ini terlihat
bahwa tidak ada siswa yang menanyakan materi yang belum dipahami
tetapi saat mengerjakan siswa belum dapat menyelesaikan soal tersebut
dengan optimal.
d. Tidak adanya minat siswa dalam pembelajaran matematika terlihat dari
sikap siswa yang bermalas-malasan dalam mengikuti pembelajaran
serta kurangnya semangat siswa sehingga pembelajaran hanya
berlangsung seperti biasa dan kurang efektif. Hal lain juga terlihat dari
prestasi belajar siswa yang belum maksimal.
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini agar dapat terarah dan tidak terlalu luas jangkauannya, untuk itu
perlu pembatasan masalah. Dari beberapa masalah yang disebutkan pada
identifikasi masalah di atas, peneliti hanya membatasi pada satu masalah, yaitu
Minat dan prestasi belajar dalam operasi hitung dalam soal cerita matematika
pada materi operasi hitung campuran kelas IV.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, maka perumusan masalah yang akan
dikemukakan adalah:
1. Bagaimana upaya peningkatan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan
metode inkuiri siswa kelas IV SD Negeri Banyudono 1 pada mata pelajaran
matematika dalam soal cerita?
2. Apakah dengan menerapkan metode inkuiri dapat meningkatkan minat belajar
siswa kelas IV di SD Negeri Banyudono 1 dalam matapelajaran matematika ?
3. Apakah dengan menerapkan metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa kelas IV di SD Negeri Banyudono 1 dalam mata pelajaran
matematika ?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah penelitian yang dirumuskan di atas, tujuan yang ingin
1. Untuk mengetahui upaya peningkatan minat dan prestasi belajar siswa
menggunakan metode inkuiri kelas IV SD Negeri Banyudono 1 pada mata
pelajaran matematika dalam soal cerita.
2. Untuk mengetahui penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan minat
belajar siswa kelas IV di SD Negeri Banyudono 1 dalam mata pelajaran
matematika.
3. Untuk mengetahui penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa kelas IV di SD Negeri Banyudono 1 dalam mata pelajaran
matematika.
F. Manfaat Penelitian
Penulisan ini khususnya ditujukan untuk pembaca agar dapat mengambil
nilai-nilai pengetahuan dan pembelajaran dari hasil penelitian. Manfaat lain penelitian
ini jelaskan sebagai berikut:
1. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
Metode pembelajaran ini dapat menjadi metode pembelajaran yang dapat
diterapkan di mata pelajaran lainnya. Hasil penelitian ini juga dapat memberi
masukan kepada guru tentang pentingnya faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
Hasil belajar siswa meningkat dan siswa dapat mengekspresikan diri
dengan leluasa. Sebagai bahan pengetahuan bagi siswa untuk meningkatkan
prestasi belajar dengan sumber belajar yang tersedia di rumah dan di sekolah.
c. Bagi sekolah
Penelitian ini dapat menjadi pertimbangan penetapan kebijakan
pelaksanaan proses pembelajaran dalam upaya peningkatan mutu
pembelajaran. Hasil penelitian ini juga akan memberikan sumbangan yang
baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran.
d. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi mahasiswa
lain yang akan melakukan penelitian dengan menggunakan metode inkuiri
dengan lebih baik dan lebih memaksimalkan dalam menggunakan metode
inkuiri ini khususnya dalam pembelajaran matematika di Sekolah Dasar.
2. Manfaat Teoritis
a. Dengan temuan-temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan positif terhadap dunia pendidikan pada umumnya dan
pendidikan matematika pada khususnya.
b. Untuk mengembangkan pengetahuan wawasan dan kemampuan penulisan
G. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang dibatasi agar tidak terjadi
perbedaan penafsiran bagi peneliti maupun bagi pembaca.
1. Minat belajar adalah suatu ketertarikan, keinginan seseorang yang kuat
terhadap suatu hal yang mereka sukai tanpa ada yang menyuruh.
2. Prestasi belajar adalah suatu faktor yang menentukan akan penguasaan siswa
terhadap apa yang disampaikan kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran
dimana penguasaan itu berupa pengetahuan, sikap maupun keterampilan.
3. Soal cerita adalah soal yang disajikan dengan kalimat-kalimat yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari, serta memuat masalah yang menuntut
pemecahan.
4. Metode inkuiri adalah metode yang mampu mengarahkan dan memotivasi
peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama kegiatan
belajar.
5. Metode inkuiri bebas adalah metode yang memberikan kebebasan siswa
melakukan penelitian sendiri yaitu merumuskan masalah sendiri, eksperimen
dilakukan sendiri dan kesimpulan konsep diperoleh sendiri.
6. Operasi hitung campuran adalah operasi hitung bilangan yang terdiri lebih dari
satu operasi hitung bilangan. Operasi hitung bilangan dapat berupa
13
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kajian teori, penelitian yang
relevan, kerangka berpikir dan hipotesis tindakan.
A. Kajian Teori
Dalam kajian teori, peneliti akan memaparkan teori–teori yang mendukung
penelitian ini.
1. Minat Belajar
Dalam minat belajar, peneliti memaparkan pengertian minat belajar,
indikator minat belajar dan faktor - faktor yang mempengaruhi minat belajar
sebagai berikut:
a. Pengertian Minat Belajar
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 450) minat adalah keinginan yang
kuat, gairah, kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat adalah suatu
rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyeluruh (Slameto, 2010: 180). Hamalik (2010: 158) berpendapat bahwa minat
adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Minat tidak dibawa dari lahir,
melainkan dapat dipengaruhi oleh bakat. Minat diciptakan atau dibina agar
Minat sangat berpengaruh terhadap belajar, belajar tanpa adanya minat yang
kuat akan membosankan karena dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu
yang telah diminatinya tersebut dengan sungguh–sungguh. Sebaliknya tanpa suatu
minat seseorang tidak dapat melakukan belajar. Hal ini telah diungkapkan oleh
Slameto (2010: 57) bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila
bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan
belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya.
Berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa
minat adalah suatu ketertaarikan, keinginan seseorang yang kuat terhadap suatu
hal yang mereka sukai tanpa ada yang menyuruh.
b. Indikator Minat Belajar
Slameto (2003: 58) mengemukakan bahwa siswa yang berminat didalam
belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) mempunyai kecenderungan yang
tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajarinya secara
terus menerus, (2) ada rasa senang dan suka terhadap apa yang diminatinya, (3)
memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminatinya, (4)
ada rasa ketertarikan pada sesuatu yang diminati, (5) lebih menyukai sesuatu hal
yang menjadi minatnya. Winkel (2004: 213) mengemukakan ciri-ciri minat adalah
cenderung merasa tertarik dan senang pada materi atau topik yang sedang
Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri minat belajar
terdiri dari adanya rasa suka, adanya perhatian dan ada rasa ketertarikan terhadap
sesuatu yang diminatinya.
c. Ciri-ciri minat
Hurlock (1990: 155) dalam buku Susanto (2013: 62) mengemukakan
ciri-ciri minat sebagai berikut: (1)minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan
fisik dan mental. Minat di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik
dan mental, (2) minat bergaantung pada kegiatan belajar. (3) minat tergantung
pada kesempatan belajar. Kesempatan belajar merupakan faktor yang sangat
berharga, sebab tidak semua orang dapat menikmatinya. (4) perkembangan minat
mungkin terbatas. Keterbatasan ini mungkin dikarenakan keadaan fisik yang tidak
memungkinkan. (5) minat dipengaruhi budaya. Sebab jika kebudayaan mulai
luntur mungkin minat juga ikut luntur. (6) minat berbobot emosional. Minat
berhubungan dengan perasaaan, maksudnya bila suatu objek dihayati sebagai
sesuatu yang sangat berharga, maka akan timbul perasaan senang yang akhirnya
dapat diminatinya. (7) minat berbobot egosentris, artinya jika seseorang senang
terhadap sesuatu, maka akan timbul hasrat untuk memilikinya.
2. Belajar
a. Pengertian Belajar
Slameto (2010: 2) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Hal tersebut sama dengan pendapat Moh Surya
(Haryanto, 2010) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
keseluruh, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya
dengan lingkungan.
Berdasarkan pemaparan kedua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah Suatu proses di mana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai
akibat pengalaman.
b. Bentuk-bentuk belajar
1. Belajar responden
Semua hal dalam lingkungan dapat menjadi berpasangan dengan
suatu stimulus yang menimbulkan respon – respon emosional.
2. Belajar kontiguitas
Belajar yang dapat mengubah manusia dari hasil pengalaman
peristiwa –peristiwa.
3. Belajar operant
Perilaku yang diinginkan timbul secara spontan, tanpa dikeluarkan
secara naluriah oleh stimulus apapun, saat organisme beroperasi
terhadap lingkungan.
Konsep belajar observasional memperlihatkan bahwa orang dapat
belajar dengan mengamati orang lain melakukan hal yang akan
dipelajari.
5. Belajar kognitif
Belajar yang berhubungan dengan berfikir menggunakan logika
deduktif dan induktif.
c. Prinsip-prinsip belajar
1. Perhatian dan motivasi
Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan
pelajaran sesuai dengan kebutuhannya, akan membangkitkan
motivasi untuk mempelajarinya.
2. Keaktifan
Anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan
untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya
sendiri.
3. Keterlibatan langsung
Belajar dilakukan sendiri oleh siswa, belajar tidak bisa
dilimpahkan kepada orang lain.
4. Pengulangan
Melatih daya – daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya
mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan,
5. Tantangan
Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujan yang ingin
dicapai, tetapi selalu mendapat hambayan.
6. Balikan dan penguatan
Siswa akan belajar lebih bersemangat apabila megetahui an
mendapatkan hasil yang baik. Hasil apabila hasil yang baik akan
merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik.
7. Perbedaan individu
Siswa merupakan individu yang unik artinya tidak ada dua orang
siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan
yang lain.
3. Prestasi
Prestasi adalah penguasaan pengetahuan/keterampilan yang dikembangkan
melalui mata pelajaran, ditunjukkan denan nilai tes (KBBI, 2008: 895). Prestasi
adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor
yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar dalam belajar
(Sadirman,2001: 46). Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Widodo (2000:
594) bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai, hasil tersebut merupakan
hasil dari suatu kegiatan atau aktivitas yang telah dikerjakan, diciptakan, baik
secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan dihasilkan tanpa suatu
Syah(2010: 141) mengemukakan bahwa prestasi adalah tingkat keberhasilan
siswa dalam mencapai tujuan yang telah diterapkan dalam sebuah program.
Prestasi digunakan untuk menunjukkan suatu pencapain tingkat suatu
keberhasilan tentang suatu tujuan atau bukti suatu keberhasilan. Dari beberapa
pendapat dari berbagai ahli dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa prestasi
merupakan suatu hasil yang telah dicapai sebagai bukti usaha yang telah
dilakukan berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan.
4. Prestasi Belajar
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 895) prestasi berarti hasil yang telah
telah dicapai (dari yang telah dilakukan atau dikerjakan). Sadirman (2010: 46),
mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang merupakan
hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhu baik dari dalam
maupun dari luar individu dalam belajar. Keberhasilan suatu kegiatan belajar
dapat dilihat dari hasil belajar setelah mengikuti usaha belajar, hasil belajar
merupakan dasar yang digunakan untuk menemukan tingkat keberhasilan siswa
menguasai materi pelajaran.
Surya (2004:75) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar
atau perubahan tingkah laku yang menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan
dan sikap setelah melalui proses tertentu, sebagai hasil pengalaman individu
dalam interaksi dengan lingkungannya. Dengan demikian prestasi belajar
merupakan perubahan tingkah laku seseorang. Hal lain diungkapkan oleh
telah dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu
terhadap hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan. Berdasarkan dari beberapa
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu faktor
yang menentukan akan penguasaan siswa terhadap apa yang disampaikan kepada
siswa dalam kegiatan pembelajaran dimana penguasaan itu berupa pengetahuan,
sikap maupun keterampilan.
5. Soal Cerita
a. Pengertian Soal cerita
Soal cerita merupakan permasalahan yang dinyatakan dalam bentuk kalimat
bermakna dan mudah dipahami Wijaya (2008:14), sedangkan menurut Raharjo
dan Astuti (2011:8) mengatakan bahwa soal cerita yang terdapat dalam
matematika merupakan persoalan-persoalan yang terkait dengan
permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dicari penyelesaiannya
dengan menggunakan kalimat matematika. Kalimat matematika yang dimaksud
dalam pernyataan tersebut adalah kalimat yang memuat operasi-operasi hitung
bilangan.
Soal cerita merupakan soal yang dapat disajikan dalam bentuk lisan maupun
tulisan, soal cerita yang berbentuk tulisan berupa sebuah kalimat yang
mengilustrasikan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari (Ashlock, 2003:80).
Penyelesaian soal cerita merupakan kegiatan pemecahan masalah. Pemecahan
masalah dalam suatu soal cerita matematika merupakan suatu proses yang berisi
(Jonassen, 2004:8). Dalam menyelesaikan soal cerita bukan hanya sekedar
memperoleh hasil yang berupa jawaban dari yang ditanyakan, tetapi yang lebih
prnting siswa harus mengetahui dan memahami proses berpikir atau
langkah-langkah untuk mendapatkan jawaban tersebut. Berdasarkan pendapat beberapa
ahli diatas peneliti menyimpulkan bahwa soal cerita adalah soal yang disajikan
dengan kalimat-kalimat yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, serta
memuat masalah yang menuntut pemecahan masalahnya tersebut.
b. Soal cerita dalam pembelajaran matematika
Berdasarkan pengertian soal cerita yang telah dikemukakan sebelumnya
terkandung maksud bahwa dalam pembelajaran matematika di Sekolah Dasar
adalah untuk memperkenalkan kepada siswa tentang kegunaan matematika dalam
kehidupan sehari-hari. Hal tersebut juga dijelaskan oleh Ashlock (dalam
Sutiyawati 2011:18) yang menyatakan bahwa soal cerita merupakan soal yang
dapat disajikan dalam bentuk lisan maupun tulisan yang mengilustrasikan
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pandangan tersebut, terkandung arti bahwa dalam pembelajaran soal
cerita di sekolah dasar disamping untuk memberikan kesadaran kepada siswa akan
pentingnya belajar matematika juga dapat berguna bagi siswa untuk melatih
kemampuannya dalam menerapkan pengetahuan yang telah dia miliki dalam
kegiatan praktis yang sehubungan dengan pemecahan masalah dalam kehidupan
sehari-hari melalui suatu proses yang berisikan langkah-langkah pemecahan
c. Langkah-langkah penyelesaian soal cerita
Polya (dalam Sutiyawati, 2011:19) menekankan penyelesaian soal cerita
dalam amtematika perlu heuristic. Dalam hal ini yang dimaksud dengan heuristic
adalah pada penyelesaian soal cerita siswa perlu diarahkan untuk mempelajari
langkah-langkah atau cara-cara maupun aturan-aturan yang seharusnya dilakukan
dalam menemukan suatu jawaban sebagai hasil temuan terhadap pemecahan
masalah yang terkandung pada suatu soal.
Selain Polya, menurut pandangan haji (dalam Rohana 2010:15) bahwa ada
lima penyelesaian soal cerita yang didasarkan pada lima kemampuan siswa yaitu
(1) membaca soal dengan teliti untuk dapat menentukan makna kata dari kunci
dalam soal, (2) memisahkan dan menentukan apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan (3) menentukan metode yang akan digunakan untuk menyelesaikan
soal cerita (4) menyelesaikan soal cerita menurut aturan-aturan matematika
sehingga mendapatkan jawaban dari maslah yang dipecahkan (5) menuliskan
jawaban dengan tepat.
6. Keterampilan Operasi Hitung dalam menyelesaikan Soal Cerita
Menurut Muhammad Azhar (2003:17), keterampilan adalah keterampilan
siswa untuk mengolah hasil dalam (perolehan) yang didapat dalam Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM). Keterampilan ini memberi kesempatan seluas-luasnya
kepada siswa untuk mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan,
menerapkan, merencanakan penelitian, dan mengkomunikasikan hasil
Usman Samatoa (2006:142) menyatakan bahwa dalam membelajarkan
keterampilan proses lebih memuat besarnya pemberian kesempatan kepada siswa
dalam penemuan fakta, membangun konsep dan nilai-nilai baru melalui proses
peniruan terhadap apa yang bisa dilakukan oleh para ilmiah. Pembelajaran dengan
keterampilan proses ini dimaksudkan agar siswa dapat secara aktif memperoleh
dan menguasai seperangkat keterampilan kompleks untuk menemukan suatu
konsep dalam belajar matematika.
Muhammad Azhar (2003:23), keterampilan operasi hitung siswa dalam
kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan bertanya, mendengarkan, mencatat,
mengerjakan soal, memperhatikan dan mempelajari kembali pelajaran matematika
pada sub pokok bahasan operasi hitung yang telah dipelajari. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa keterampilan operasi hitung akan memperlancar siswa dalam
mempelajari unit-unit lain dan bidang lainnya yang menggunakan matematika
sebagai sarana pemecahannya. Untuk itu perlu upaya untuk meningkatkan
kemampuan operasi hitung terutama pada pecahan. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui dan mengukur sejauh mana tingkat keterampilan siswa dalam
berhitung karena keterampilan melakukan perhitungan sangat diperlukan dalam
pemecahan masalah, baik masalah matematika atau masalah sehari-hari.
Keterampilan operasi hitung soal cerita untuk siswa Sekolah Dasar (SD)
seringkali dipersiapkan dalam bentuk cerita pendek yang menyangkut kehidupan
sehari–hari. Panjang pendek kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan soal
soal cerita yang disajikan dengan kalimat-kalimat yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari, serta memuat masalah yang menuntut pemecahan.
Soejadi dalam Muklis (1999:6) menyatakan bahwa bahan ajar yang dapat
menunjukkan suatu penalaran matematika adalah (1) proses penyelesaian, (2)
ditanyakan atau yang dicari, (3) operasi dan simbul apa saja yang terlibat dalam
soal itu, dan (4) apa yang telah dikuasai yang perlu digunakan. Muklis (1999:9)
menyatakan bahwa setiap soal cerita diselesaikan dengan rencana sebagai berikut:
(1) membaca soal itu dan memikirkan hubungan antara bilangan-bilangan yang
ada dalam soal tersebut, (2) menuliskan apa yang diketahui dari soal tersebut, (3)
menuliskan apa yang ditanyakan, (4) menuliskan kalimat matematika selanjutnya
menyelesaikan sesuai dengan ketentuan, dan (5) menuliskan kalimat jawabannya.
Berdasarkan pendapat di atas maka untuk menyelesaikan soal cerita
diperlukan keterampilan dan kemampuan berfikir, sehingga bagai para siswa perlu
ada bimbingan dari guru baik secara lisan maupun tertulis dalam menyelesaikan
soal cerita. Apabila tanpa bimbingan atau siswa harus menyelesaikan sendiri
maka akan menjadi masalah bagi siswa.
Pemecahan masalah didefinisikan oleh Polya (Muklis, 1999:150) sebagai
usaha untuk mencari jalan keluar dari kesulitan, mencapai suatu tujuan yang tidak
dengan segera dapat dicapai agar siswa tidak mengalami kesulitan dan mampu
menangkap pengetahuan baru untuk menyeleesaikan masalah. Jika siswa
benar-benar mengetahui prinsip-prinsip yang dipelajari sebelumnya, siswa mampu
memilih pengalamn-pengalaman yang lalu, dan relevan dengan masalah yang
pengerjaan hitung campuran, maka siswa harus faham betul dengan operasi hitung
yang telah dipelajari sebelumnya dan dapat menyelesaikan sesuai dengan
ketentuan. Sebagai konsekuensinya, agar siswa tidak mengalami kesulitan maka
pengajaran yang efektif harus mengubah bentuk permasalahan ke dalam situasi
yang telah dikenal siswa dengan bimbingan guru
Pada Sekolah Dasar, pembelajaran keterampilan operasi hitung soal cerita
memiliki Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Bilangan
1. Memahami dan
menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan
masalah.
1.1 Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung.
1.2 Mengurutkan bilangan.
1.3 Melakukan operasi perkalian dan pembagian.
1.4 Melakukan operasi hitung campuran.
7. Metode Inkuiri
a. Metode Inkuiri
Metode inkuiri adalah metode yang mampu mengarahkan dan memotivasi
peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama kegiatan belajar.
Inkuiri menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif (Mulyasa,
2003:234). Adapun metode ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru
tetap memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar.
kala guru perlu memberikan penjelasan, melontarkan pertanyaan, memberikan
komentar, dan saran kepada peserta didik.
Metode inkuiri menurut Roestiyah (2001: 75) merupakan suatu teknik atau
cara yang dipergunakan guru untuk mengajar di depan kelas, dimana guru
membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus
dikerjakan, kemudian mereka mempelajari, meneliti, atau membahas tugasnya di
dalam kelompok. Setelah hasil kerja mereka di dalam kelompok didiskusikan,
kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik. Akhirnya hasil laporan
kemudian dipresentasikan, dan terjadilah diskusi secara luas. Dari hasil presentasi
kemudian dirumuskan kesimpulan sebagai kelanjutan hasil kerja kelompok.
Menurut Mulyani Sumantri (1999: 78), metode inkuiri (penemuan) adalah
metode pelajaran yang memberi kesempatan pada peserta didik untuk menemukan
informasi dengan dan tanpa bantuan guru. Menurut Sumantri M dan Johar
Permana (2000: 142), metode inkuiri adalah metode pelajaran dengan memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa
bantuan guru. Metode inkuiri memungkinkan para peserta didik menemukan
sendiri informasi-informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya,
karena Metode inkuiri melibatkan peserta didik dalam proses-proses mental untuk
penemuan suatu konsep berdasarkan informasi-informasi yang diberikan guru.
Menurut Ibrahim dan Nur (2006:67), langkah-langkah metode inkuiri adalah
a. Orientasi siswa pada masalah. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang dibutuhkan dan memotivasi siswa terlibat pada
aktivitas pemecahan masalah.
b. Mengorganisasikan siswa dalam belajar. Guru membantu siswa dalam
mengidentifikasi dan mengorganisasikan tugas-tugas yang berkaitan dengan
masalah serta menyediakan alat.
c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. Guru mendorong
siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen
yang berkaitan dengan pemecahan masalah.
d. Menyajikan atau mempresentasikan hasil kegiatan. Guru membantu siswa
dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan
model yang membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
e. Mengevaluasi kegiatan. Guru membantu siswa untuk merefleksi pada
penyelidikan dan proses penemuan yang digunakan.
Menurut Bruner (2007: 78), tahapan kegiatan pembelajarannya soal cerita
dengan menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran di kelas harus dimulai
dari (1) konkret (enactive), (2) semi konkret (econic), dan (3) abstrak (symbolic).
Untuk soal cerita tahapan-tahapan pembelajaran yang dimaksud selengkapnya
adalah seperti berikut.
1. Tahapan Konkret (Enactive)
Pada kegiatan pembelajaran konkret ini guru bertindak sebagai fasilitator.
Peranannya adalah sebagai pemandu siswa dalam kegiatan bermain peran dan
bentuk kalimat matematika. Kalimat matematika yang dimaksud adalah kalimat
yang ditulis dalam bentuk angka-angka (1, 2, 3, … dan seterusnya hingga 9),
tanda-tanda relasi (+, -, x, dan : ) dan tanda-tanda operasi saja (=, <, >, ≤, atau ≥).
Beberapa siswa diminta maju ke depan secara bergiliran (hanya beberapa hingga
sekitar 8 siswa saja meskipun semua siswa tertarik untuk maju ke depan) untuk
melakukan kegiatan bermain peran. Dalam setiap kali bermain peran guru selalu
menuliskan di papan tulis angka-angka yang bersesuaian dengan fakta yang
diperagakan.
2. Tahapan Semi Konkret (Econic)
Setelah pengalaman konkret melalui kegiatan bermain peran dilakukan dan
dirasa siswa sudah tampak mendapatkan gambaran tentang arti matematika dari
soal cerita yang baru saja dimain perankan. Pada tahap ini tiap siswa diberi satu
LKS. Isi LKS nya adalah soal-soal cerita yang semuanya ditulis di atas
gambar-gambar yang memperagakan soal-soal cerita tersebut. Tujuannya untuk
memantapkan pemahaman siswa yang baru saja diperoleh dari kegiatan bermain
peran.
3. Tahapan Abstrak (Symbolic)
Setelah siswa menjalani tahapan pembelajaran konkret (melalui kegiatan
bermain peran) dan semi konkret (melalui kegiatan mengisi LKS) maka tahapan
berikutnya (terakhir) adalah abstrak. Pada tahap ini soal-soal cerita yang diberikan
kepada siswa murni soal cerita yang hanya berupa kalimat yang ditulis dalam
[image:53.595.83.505.250.606.2]Menurut Trowbridge & Bybee (dalam Sudriman, 1992: 212), metode inquiry
dibedakan menjadi penemuan terbimbing (guided inquiry) dan penemuan bebas
(free inquiry) dengan penjelasan sebagai berikut.
a) Penemuan Terbimbing (guided inquiry)
Menurut Martin (2006: 223), penemuan terbimbing menggabungkan guru
yang fokus dalam metodologi ekpositori dengananak fokus pada metodologi
free-discovery. Pada penemuan terbimbing,guru memilih topik dan menetapkan arah. Siswa-siswa bertanya yang nantinya akan menentukan arah yang baru. Guru
menyarankan kegiatan open-ended bahwa siswa mengejar untuk menemukannya,
menyelidiki apa yang belum mereka pahami, dan membangun kesimpulan mereka
sendiri seperti konsep yang mereka bangun.
Siswa memeriksa kesimpulan mereka untuk melihat apakah mereka memiliki
kemampuan prediksi. Jika demikian, mereka berdiskusi satu sama lain dan dengan
guru untuk mengkonfirmasi kevalidasiannya. Jika validitas tidak dapat di
konfirmasi, mereka memulai investigasi untuk mengembangkan merevisi
kesimpulan dan merekonstruksi konsep. Penemuan terbimbing adalah metode di
mana guru sebagai fasilitator dan pengarah sedangkan siswa aktif melakukan
kegiatan sesuai prosedur atau langkah kerja untuk mengembangkan rasa ingin
tahunya.
b) Penemuan Bebas (Free Inquiry)
Pada metode penemuan bebas, peserta didik melakukan penelitian sendiri
menyelesaikan masalah secara mandiri, serta merancang prosedur atau
langkah-langkah yang diperlukan. Selama proses itu, bimbingan dari guru sangat sedikit
diberikan, bahkan tidak diberikan sama sekali. Salah satu keuntungan belajar
dengan metode ini adalah adanya kemungkinan siswa dalam memecahkan
masalah open ended, serta mempunyai alternatif pemecahan masalah lebih dari
satu cara, karena tergantung caranya dalam mengkonstruksi jawabannya sendiri.
Selain itu ada kemungkinan siswa bias menemukan cara dan solusi yang baru atau
belum pernah ditemukan oleh orang lain dari masalah yang diselidiki (
Putra,2013: 98).
b. Metode inkuiri bebas
Pada inkuiri bebas siswa melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang
ilmuan. Masalah dirumuskan sendiri, eksperimen dilakukan sendiri dan
kesimpulan konsep diperoleh sendiri. Pada inkuiri ini guru memberikan
permasalahan dan kemudian siswa diminta memecahkan permasalahan tersebut
melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian. Inkuiri dapat
dilaksanakan apabila dipenuhi syarat-syarat berikut : (1) guru harus terampil
memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada kelas (persoalan
bersumber dari bahan pelajaran yang menantang siswa/problemik) dan sesuai
dengan daya nalar siswa; (2) guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar
siswa dan menciptakan situasi belajar yang menyenangkan; (3) adanya fasilitas
berdiskusi; (5) partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar, dan (6) tidak
banyak campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan siswa.
7. Hubungan Metode Inquiri terhadap kemampuan menyelesaikan soal
Dalam metode inkuiri, keterlibatan aktif siswa merupakan suatu keharusan
sedangkan peran guru adalah sebagai fasilitator, yaitu memfasilitasi siswa dalam
pembelajaran soal cerita, sehingga kegiatan belajar berjalan lancar.
Menurut Sumantri dan Permana (2000: 143), pengaruh metode inquiri
terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita adalah sebagai berikut.
a. Metode ini memungkinkan sikap ilmiah dan menimbulkan semangat
ingintahu para siswa untuk menyelesaikan soal cerita.
b. Dengan menemukan sendiri siswa merasa sangat puas dengan
demikian kepuasan mental sebagai nilai instrinsik siswa terpenuhi.
c. Guru tetap memiliki kontak pribadi.
d. Penemuan yang diperoleh peserta didik dapat menjadi kepemilikan
yang sangat sulit dilupakan.
e. Memberi kesempatan pada siswa untuk maju berkelanjutan sesuai
dengan kemampuan sendiri.
f. Memungkinkan bagi