• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan minat dan prestasi belajar operasi hitung dalam soal cerita dengan metode inkuiri kelas IV SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Meningkatkan minat dan prestasi belajar operasi hitung dalam soal cerita dengan metode inkuiri kelas IV SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang."

Copied!
334
0
0

Teks penuh

(1)

viii ABSTRAK

Astuti, F. R. D. (2016). Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Operasi Hitung dalam Soal Cerita dengan Metode Inkuiri Kelas IV SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang. Skripsi S.1. Yogyakarta :PGSD, FKIP, USD.

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya minat dan prestasi belajar siswa berdasarkan data pengamatan terhadap siswa dan wawancara dengan guru dan siswa. Penelitian ini bertujuan meningkatkan minat dan prestasi belajar operasi hitung soal cerita pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Banyudono Dukun Magelang melalui metode inkuiri. Metode inkuiri merupakan metode yang membuat siswa bersikap kritis dalam mencari dan menemukan solusi atas permasalahan secara mandiri dan bebas.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang yang berjumlah 15 siswa pada tahun ajaran 2015/2016. Objek penelitian adalah minat dan prestasi belajar operasi hitung soal cerita melalui metode inkuiri. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar keterlaksanaan pembelajaran matematika, pedoman pengamatan minat belajar siswa, lembar wawancara guru dan siswa serta soal tes. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode inkuiri dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam operasi hitung soal cerita dari siklus I sampai siklus II dengan ditunjukkannya peningkatan minat belajar dengan rata-rata 54 pada kondisi awal dengan kriteria cukup, kemudian mengalami peningkatan menjadi 82 pada akhir siklus dengan kriteria sangat baik. Sementara itu, melalui metode inkuiri juga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dari kondisi awal dengan nilai rata-rata 66 dengan presentase 53,3% siswa yang mencapai KKM kemudian meningkat menjadi 87 dengan presentase 93,3% siswa yang mencapai KKM pada akhir siklus

(2)

ix ABSTRACT

Astuti, F. R. D. (2016). Increasing IV Grade of Banyudono Elementary School

Students’ Learning Interest and Achievement on Arithmetic Operation in

Question Text Through Inquiry Method. Skripsi S.1. Yogyakarta: PGSD, FKIP, USD.

The background of this study was the students’ low of learning interest and achievement based on the observation and interview conducted by the writer to the students and teacher.. The aim of this study is to increase the IV grade of Banyudono 1 Elementary school students’ learning interest and achievement on arithmetic operation in question text through inquiry method. Inquiry method is a method which can make make the students critical in finding and solving solutions on the problems independently and freely.

This study was Classroom Action Research or Penelitian Tindakan Kelas (PTK). The subjects of this study are 15 students of IV grade of Banyudono 1 State Elementary School in the 2015/2016 year of education. The objects of this study are the learning interest and achievement on arithmetic operation in question text through inquiry method. Instruments used in this study are mathematic learning sheet, students’ learning interest observation sheet, teacher and students interview guidance, and test question conducted to the students. To analyze the data, the writer used qualitative analysis and qualitative descriptive analysis.

This results of this study showed that inquiry method can increase the learning interest on arithmetic operation in question text from first to the second cycle.with the increase of average score. In the early condition, the average score of the students was 54 which is included in the enough criteria. Then, in the end of cycle, the average score of the students was 83 which is very good criteria. The result also shows that the inquiry method can increase the learning achievement on arithmetic operation in question text. In the aerly condition, the average score of the students was 66 and 53% of the students pass the KKM. Then, the number increased to 87 in average score which means 93,3% of the students pass the KKM in the end of the cycle.

(3)

MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR OPERASI HITUNG DALAM SOAL CERITA DENGAN METODE INKUIRI KELAS IV SD NEGERI BANYUDONO 1

DUKUN MAGELANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Fabiana Rina Dwi Astuti NIM : 121134054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

HALAMAN JUDUL

MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR OPERASI HITUNG DALAM SOAL CERITA DENGAN METODE INKUIRI KELAS IV SD NEGERI BANYUDONO 1

DUKUN MAGELANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Fabiana Rina Dwi Astuti NIM : 121134054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini dengan sepenuh hati kupersembahkan untuk :

1. Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus yang melimpahkan berkat, membimbing,

memberkati serta menuntunku.

2. Kedua orang tua ku tercinta, Bapak Stephanus Sutarko dan Ibu Sulikah

Yuliana.

3. Kakakku, Yulianus Febriarko.

4. Keluarga Besar Thomas Karto Susiswo.

(8)

v MOTTO

“Hari kemarin telah berlalu. Hari esok belum tiba. Yang ada pada kita hanyalah hari ini. Mari kita memulainya”.

(Mother Teresa)

“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau. Janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan

memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan”.

(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 21 Oktober 2016

(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Fabiana Rina Dwi Astuti

Nomor Mahasiswa : 121134054

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul :

“MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR OPERASI HITUNG DALAM SOAL CERITA DENGAN METODE INKUIRI KELAS IV SD NEGERI BANYUDONO 1 DUKUN MAGELANG” .

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak

untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya

dalam bentuk pengkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 21 Oktober 2016

Yang menyatakan,

(11)

viii ABSTRAK

Astuti, F. R. D. (2016). Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Operasi Hitung dalam Soal Cerita dengan Metode Inkuiri Kelas IV SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang. Skripsi S.1. Yogyakarta :PGSD, FKIP, USD.

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya minat dan prestasi belajar siswa berdasarkan data pengamatan terhadap siswa dan wawancara dengan guru dan siswa. Penelitian ini bertujuan meningkatkan minat dan prestasi belajar operasi hitung soal cerita pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Banyudono Dukun Magelang melalui metode inkuiri. Metode inkuiri merupakan metode yang membuat siswa bersikap kritis dalam mencari dan menemukan solusi atas permasalahan secara mandiri dan bebas.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang yang berjumlah 15 siswa pada tahun ajaran 2015/2016. Objek penelitian adalah minat dan prestasi belajar operasi hitung soal cerita melalui metode inkuiri. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar keterlaksanaan pembelajaran matematika, pedoman pengamatan minat belajar siswa, lembar wawancara guru dan siswa serta soal tes. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode inkuiri dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa dalam operasi hitung soal cerita dari siklus I sampai siklus II dengan ditunjukkannya peningkatan minat belajar dengan rata-rata 54 pada kondisi awal dengan kriteria cukup, kemudian mengalami peningkatan menjadi 82 pada akhir siklus dengan kriteria sangat baik. Sementara itu, melalui metode inkuiri juga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dari kondisi awal dengan nilai rata-rata 66 dengan presentase 53,3% siswa yang mencapai KKM kemudian meningkat menjadi 87 dengan presentase 93,3% siswa yang mencapai KKM pada akhir siklus

(12)

ix ABSTRACT

Astuti, F. R. D. (2016). Increasing IV Grade of Banyudono Elementary School Students’ Learning Interest and Achievement on Arithmetic Operation in Question Text Through Inquiry Method. Skripsi S.1. Yogyakarta: PGSD, FKIP, USD.

The background of this study was the students’ low of learning interest and achievement based on the observation and interview conducted by the writer to the students and teacher.. The aim of this study is to increase the IV grade of Banyudono 1 Elementary school students’ learning interest and achievement on arithmetic operation in question text through inquiry method. Inquiry method is a method which can make make the students critical in finding and solving solutions on the problems independently and freely.

This study was Classroom Action Research or Penelitian Tindakan Kelas (PTK). The subjects of this study are 15 students of IV grade of Banyudono 1 State Elementary School in the 2015/2016 year of education. The objects of this study are the learning interest and achievement on arithmetic operation in question text through inquiry method. Instruments used in this study are mathematic learning sheet, students’ learning interest observation sheet, teacher and students interview guidance, and test question conducted to the students. To analyze the data, the writer used qualitative analysis and qualitative descriptive analysis.

This results of this study showed that inquiry method can increase the learning interest on arithmetic operation in question text from first to the second cycle.with the increase of average score. In the early condition, the average score of the students was 54 which is included in the enough criteria. Then, in the end of cycle, the average score of the students was 83 which is very good criteria. The result also shows that the inquiry method can increase the learning achievement on arithmetic operation in question text. In the aerly condition, the average score of the students was 66 and 53% of the students pass the KKM. Then, the number increased to 87 in average score which means 93,3% of the students pass the KKM in the end of the cycle.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur pemulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala rahmat, berkat, kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Operasi Hitung dalam Soal Cerita dengan Metode Inkuiri Kelas IV SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang” ditulis sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Penulis menyadari adanya bimbingan, bantuan, dukungan, semangat serta

kerjasama dalam keberhasilan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak

langsing dari orang-orang terdekat dalam membantu penulis. Oleh karena itu,

dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma,

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si.,M.Pd, selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma,

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S.,M.Pd., selaku Wakil Ketua Program

Studi Pendidikan Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma dan

sebagai Dosen Pembimbing Akademik pada semester 7 kelas E,

4. Wahyu Wido Sari, M. Biotech, selaku Dosen Pembimbing Akademik

pada semester satu sampai dengan semester enam kelas B,

5. Brigitta Erlita Tri Anggadewi, M.Psi, selaku Dosen Pembimbing

Akademik pada semester 8 kelas E,

6. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I yang telah

membimbing, mendampingi, memberi semangat, kritik, saran, pikiran,

(14)

xi

7. Andri Anugrahana, S.Pd.,M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang

telah memberikan semangat, kritik, saran, pikiran, tenaga, waktu serta

membimbing dan mendampingi dalam penulisan skripsi sampai

selesai,

8. Riyanti S.Pd SD, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Banyudono 1 yang

telah memberikan izin penelitian di kelas IV,

9. Isti Fauzah, selaku guru Kelas IV yang telah mendampingi dalam

penelitian ini,

10. Siswa-siswa Kelas IV SD Negeri Banyudono 1 yang bersedia menjadi

subjek penelitian ini dan Segenap keluarga besar SD Negeri

Banyudono.

11. Kedua orang tua ku tercinta, Bapak Stephanus Sutarko dan Ibu Sulikah

Yuliana yang dengan sabar tanpa lelah membesarkan, mendidik,

membimbing serta memberikan kasih sayang yang melimpah padaku.

12. Kakakku, Yulianus Febriarko yang selalu memberikan semangat dan

dukungan padaku.

13. Keluarga Besar Thomas Karto Susiswo yang selalu memberikan

pengertian, dukungan dan mencurahkan kasih sayang padaku.

14. Kakak sepupuku Kristofora Ratna Raras dan keponakanku Galatha

Galih Inpriani yang selalu dengan setia memberi dukungan semangat

dan mengantar kemanapun penulis pergi.

15. Sahabat-sahabat tersayang Vincentia Orisa Ratih Prastiwi, Kingkin

Prabandari, Theresia Tri Wulandari, Elisabeth Riris, Monica Putri,

Susanna Nur, Katarina Tiara, Eusebia Jesse yang sering menanyakan

kapan selesai mengerjakan skripsi dan ujian dan yang selalu

mendukung, memberikan semangat, nasehat dan pengalaman hidup

(15)

xii

16. Sahabat ku tercinta Maria Magdalena Damar Isti Nugraheni dan

Epifani Dwi Adhi Tyaningtyas yang selalu setia memberikan

dukungan, semangat serta pengalaman hidup bersama yang sangat luar

biasa.

17. Teman-teman Prodi PGSD angkatan 2012 khususnya kelas B

(Krik..Krik) yang selalu memberikan semangat, pengertian dan rasa

nyaman ketika bersama menjadi satu keluarga.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan,

kesalahan dan jauh dari sempurna namun penulis berharap, semoga skripsi

yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa

Universitas Sanata Dharma khususnya Program Studi Pendidikan Sekolah

Dasar (PGSD) yang akan melakukan penelitian dan menghasilkan skripsi

yang lebih baik.

(16)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……….

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………...

HALAMAN PENGESAHAN………...

HALAMAN PERSEMBAHAN………

HALAMAN MOTTO………

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS………...

ABSTRAK……….

ABSTRACT ……….

KATA PENGANTAR………..

DAFTAR ISI……….

DAFTAR TABEL……….

DAFTAR GAMBAR……….

DAFTAR BAGAN………

DAFTAR LAMPIRAN……….

BAB 1 PENDAHULUAN……….

A. Latar Belakang Masalah………...

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

ix

x

xiii

xvi

xvii

xviii

xix

1

(17)

xiv

B. Identifikasi Masalah……….

C. Pembatasan Masalah……….

D. Rumusan Masalah………...

E. Tujuan ………

F. Manfaat ……….

G. Definisi Operasional………...

BAB II LANDASAN TEORI………

A. Kajian Teori………

1. Minat Belajar………..

2. Belajar………...

3. Prestasi………

4. Prestasi Belajar………

5. Soal Cerita………

6. Keterampilan Operasi Hitung Soal Cerita……….

7. Metode Inkuiri……….

8. Hubungan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal………

9. Materi………...

B. Penelitian yang Relevan……….

C. Kerangka Berpikir………..

D. Hipotesis Tindakan……….

(18)

xv

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………..

A. Jenis Penelitian……….

B. Setting Penelitian……….

C. Rencana Tindakan………

D. Teknik Pengumpulan Data………..

E. Instrumen Pengumpulan………..

F. Validasi dan Reliabilitas Instrumen Penelitian………..

G. Analisis Data……….

H. Kriteria Keberhasilan………

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….

A. Pelaksanaan……….

B. Hasil Penelitian………..

C. Pembahasan Hasil Penelitian………..

BAB V PENUTUP………

A. Kesimpulan………..

B. Keterbatasan Penelitian ………...

C. Saran………...

DAFTAR REFERENSI………...

LAMPIRAN……….

40

40

42

43

57

59

66

76

79

80

80

94

98

103

103

104

105

106

(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 25

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Pengamatan Minat Belajar Siswa ... 60

Tabel 3.2 Kisi-kisi Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika ... 61

Tabel 3.3 Ketentuan Skor Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika... 62

Tabel 3.4 Kisi-kisi Pertanyaan Wawancara kepada Guru Kelas IV ... 65

Tabel 3.5 Kisi-kisi Pertanyaan Wawancara kepada Siswa Kelas IV ... 66

Tabel 3.6 Kriteria Kelayakan Perangkat Pembelajaran ... 67

Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Validaasi Pembelajaran ... 68

Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Validasi RPP ... 68

Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Validasi LKS ... 69

Tabel 3.10 Hasil Perhitungan Validasi Materi Ajar ... 70

Tabel 3.11 Hasil Perhitungan Validasi Soal Evaluasi ... 70

Tabel 3.12 Kualifikasi Validasi ... 71

Tabel 3.13 Hasil Validitas Soal Evaluasi ... 72

Tabel 3.14 Hasil Validasi Lembar Pengamatan Minat Belajar Siswa ... 72

Tabel 3.15 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Guru ... 73

Tabel 3.16 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Siswa ... 73

Tabel 3.17 Hasil Validasi Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika ... 74

Tabel 3.18 Kualifikasi Reliabilitas ... 75

(20)

xvii

Tabel 3.20 Kriteria Keberhasilan Minat dan Prestasi Belajar ... 79

Tabel 4.1 Hasil Kondisi Awal Minat Belajar Siswa ... 95

Tabel 4.2 Hasil Perbandingan Minat Belajar Siswa Kondisi Awal dengan

Siklus I ... 96

Tabel 4.3 Perbandingan Minat Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ... 96

Tabel 4.4 Capaian Prestasi Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I dan

(21)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Minat Belajar ... 100

(22)

xix

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Mind Map Penelitian yang Relevan ... 35

Bagan 2.2 Kerangka Berpikir ... 38

(23)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus………..

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I dan II……..

a. RPP Siklus I Pertemuan I………..

b. RPP Siklus I Pertemuan II……….

c. RPP Siklus II Pertemuan I……….

d. RPP Siklus II Pertemuan II………

Lampiran 3 Lembar Pengamatan Minat Belajar Siswa………...

Lampiran 4 Lembar Wawancara Guru dan Siswa kelas IV………

Lampiran 5 Soal dan Kunci Jawab Soal Evaluasi Siklus I dan II…………..

a. Soal Evaluasi Siklus I………

b. Kunci Jawaban Soal Evaluasi siklus I………..

c. Soal Evaluasi Siklus II………..

d. Kunci Jawaban Soal Evaluasi siklus I………..

Lampiran 6 Hasil Validasi oleh Ahli………..

a. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran………

b. Hasil Validasi Lembar Pengamatan Minat Belajar……...

c. Hasil Validasi Pedoman Wawancara………

d. Hasil Validasi Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran…..

Lampiran 7 Data Validitas dan Reliabilitas Siklus I dan Siklus II………….

108

111

112

126

141

156

171

177

179

180

181

186

187

192

202

212

217

223

(24)

xxi

Lampiran 8 Sampel Uji Empirirs Soal Evaluasi ………

Lampiran 9 Sampel Soal Evaluasi Siklus I dan II………

a. Soal Evaluasi Siklus I………

b. Soal Evaluasi Siklus II………...

Lampiran 10Perhitungan Skor Pengamatan Minat Belajar Kondisi Awal…..

Lampiran 11 Nilai Matematika Kelas IV Materi Operasi Hitung …………

a. Nilai Matematika Tahun Ajaran 2013/2014……….

b. Nilai Matematika Tahun Ajaran 2014/2015……….

Lampiran 12 Perhitungan Skor Pengamatan Minat Belajar ……….

a. Pengamatan Minat Belajar Siklus I………..

b. Pengamatan Minat Belajar Siklus II……….

Lampiran 13 Perhitungan Nilai Evaluasi………

a. Nilai Evaluasi Siklus I………...

b. Nilai Evaluasi Siklus II……….

Lampiran 14 Sampel Hasil Kerja Siswa Siklus I dan II……….

a. Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I……….

b. Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II………

Lampiran 15 Sampel Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus I dan II………..

a. Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus I……….

(25)

xxii

Lampiran 16 Hasil Wawancara Guru dan Siswa……….

Lampiran 17 Surat Izin Penelitian………...

Lampiran 18 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian………..

Lampiran 19 Foto Kegiatan Penelitian………

Lampiran 20 Profil Peneliti……….

306

310

311

312

(26)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab I, peneliti membahas tentang latar belakang masalah,

identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif demi

mengembangkan potensi yang mereka miliki. Berbagai usaha pembaharuan

kurikulum, perbaikan sistem pengajaran, peningkatan kualitas kemampuan guru

merupakan suatu upaya dalam peningkatan mutu pembelajaran seperti halnya

yang terjadi pada pembelajaran saat ini yang menekankan bahwa pembelajaran

lebih memusatkan pada keikutsertaan siswa dalam proses belajarnya salah satu

contohnya yaitu menemukan masalah serta dapat mengatasi dan mencari

solusinya sendiri dengan caranya sendiri. Hal tersebut juga disebutkan dalam

Undang-Undang No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 bahwa pendidikan adalah usaha

sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian dirinya, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Salah

(27)

cara menciptakan suasana belajar yang baik, mengetahui kebiasaan dan

kesenangan belajar siswa agar siswa bergairah dan berkembang sepenuhnya

selama proses belajar berlangsung. Untuk itu seharusnya guru mencari informasi

tentang berbagai kondisi yang dapat meningkatkan pembelajaran di sekolah dasar.

Proses pendidikan mengandung serangkaian kegiatan yang secara sistematis

diarahkan pada suatu tujuan. Proses pendidikan berlangsung di tiga tempat yaitu

keluarga, masyarakat, dan sekolah. Menurut Titahardja (2005: 54) menjelaskan

bahwa lembaga pendidikan adalah tempat berlangsungnya proses pendidikan

terkhusus pada lingkungan utamanya yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

Ketiga tempat tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena saling

berpengaruh dan merupakan kesatuan yang integral. Proses pendidikan seringkali

hanya bergantung pada tanggung jawab pemerintah. Pemerintah seringkali

disalahkan jika mutu pendidikannya mengalami kemerosotan. Mutu pendidikan

akan meningkat jika pendidikan itu didukung dari keluarga, masyarakat dan

sekolah, sehingga tanggung jawab pendidikan tidak hanya terletak di tangan

pemerintah, melainkan juga menjadi tanggung jawab bersama dari keluarga,

masyarakat dan sekolah.

Pendidikan yang diselenggarakan di keluarga, masyarakat dan sekolah harus

mampu meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Sebagai manusia dituntut

untuk menyikapi kemajuan zaman, khususnya kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut manusia untuk

berprestasi di berbagai bidang, salah satunya adalah bidang pendidikan.

(28)

memberikan pengetahuan kepada siswa. Pada jenjang ini siswa belajar membaca,

menulis, dan berhitung. Kurangnya penguasaan dalam membaca, menulis, dan

berhitung sangat berpengaruh pada jenjang pendidikan selanjutnya.

Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus dipikirkan

dan direncanakan secara berkesinambungan. Hal itu dapat dipahami dalam

pembelajaran disekolah, Menurut Arikunto (1997: 4) menyebutkan bahwa

terdapat lima faktor yang berpengaruh yaitu (1) guru dan personil lainnya, (2)

bahan pelajaran, (3) metode mengajar dan sistem evaluasi, (4) sarana penunjang

dan (5) sistem administrasi. Proses pembelajaran di sekolah memerlukan suatu

strategi, pendekatan, metode, serta teknik pembelajaran yang menarik dan tepat

untuk mengubah pandangan suatu pelajaran matematika yang menakutkan

menjadi pelajaran yang menyenangkan. Semua ini terangkum dalam metode

pembelajaran yang merupakan konsepsi untuk mengajarkan materi dalam

mencapai tujuan itu.

Pada umumnya masyarakat menilai mutu pendidikan dari prestasi belajar

siswa sebagai upaya pencapaian hasil belajar yang baik, para pakar di bidang

pendidikan mengidentifikasikan hal-hal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar

tersebut. Keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah dipengaruhi oleh

banyak faktor, namun pada dasarnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan

menjadi dua macam yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Pasaribu dan

Simanjuntak (2000: 73-75), salah satu faktor intern yang ikut menentukan

(29)

prestasi dan minat belajar operasi hitung dan kemampuan menyelesaikan soal

cerita matematika.

Belajar matematika adalah bagian penalaran yang membangun konsep yang

sifatnya dinamis dengan penalaran. Oleh Karena itu, untuk memahami

matematika, siswa perlu mengkonstruksi konsep metematika menurut

konstruksinya sendiri (Hudoyo 2002: 427). Pelajaran matematika di SD itu

sering dianggap bahwa pelajaran matematika menakutkan, membosankan, sulit

dan tidak menyenangkan. Matematika yang diajarkan di SD terdiri atas beberapa

bagian, yaitu aritmatika (berhitung), pengantar aljabar, geometri, pengukuran,

kajian data (pengantar statistika) (Sudaryati,1998:5-6). Pada penelitian ini materi

matematika termasuk dalam aritmatika (berhitung) pada soal cerita. Pentingnya

kemampuan berhitung pada siswa, terutama soal cerita perlu ditingkatkan,

dengan tujuan agar siswa dapat memperoleh hasil penyelesaian soal dengan baik

dan memperoleh hasil yang benar, karena dengan ketidaktelitian siswa dalam

memecahkan soal terlebih soal cerita dapat memperoleh hasil yang berbeda,

karena jawaban sebuah soal cerita dalam matapelajaran matematika itu hanya ada

satu jawaban, hanya penyelesaiannya dapat dilakukan dalam beberapa cara untuk

memecahkan soal tersebut.

Metode inkuiri adalah metode yang mampu mengarahkan dan memotivasi

siswa untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama kegiatan belajar. Metode

inkuiri ini juga dapat dikatakan sebagai sebuah strategi dalam penerapan yang

membutuhkan siswa menemukan sesuatu dan mengetahui bagaimana cara

(30)

adalah mengembangkan sikap dan keterampilan siswa yang memungkinkan

mereka menjadi pemecah masalah yang mandiri. Ada 4 macam Inkuiri salah

satunya adalah metode Inkuiri Bebas. Menurut Anam (2015: 19) menyebutkan

bahwa metode inkuiri bebas adalah siswa diberi kebebasan untuk menentukan

masalah lalu dengan seluruh daya upayanya memecahkan masalah tersebut.

Hasil pengamatan dan wawancara dengan guru yang dilakukan oleh peneliti

pada tanggal 22 Januari 2016. Peneliti mendapatkan hasil ulangan harian kelas IV

SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang pada semester 1 yang menunjukkan

rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran tersebut. Siswa yang

mengalami ketuntasan kriteria standar minimal (KKM) tercatat 53,3% dari 15

siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas adalah 46,7% dari 15 siswa. Rata-rata

nilai kelas mata pelajaran Matematika adalah 62,8, angka ini dibawah nilai standar

ketuntasan minimal yaitu 65 sedangkan berdasarkan dari hasil wawancara dengan

siswa kelas IV SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang siswa mengatakan

bahwa guru saat mengajar banyak dengan teknik ceramah kemudian memberikan

tugas dan jarang menggunakan teknik berdiskusi dengan teman sehingga teman

yang dirasa pandai atau sudah memahami materi tidak dapat membantu teman

yang belum menguasai pembelajaran. Pembelajaran berlangsung monoton hanya

mendengarkan ceramah guru kemudian mengerjakan tugas begitu seterusnya.

Berdasarkan data kondisi awal yang diperoleh dari pengamatan siswa pada saat

pembelajaran dikelas pada hari jumat 22 Januari 2016 diperoleh tingkat minat

belajar dengan skor rata-rata 54 dari 15 siswa. Oleh karena itu, untuk

(31)

peneliti melakukan perbaikan pembelajaran dengan melaksanakan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dengan

beberapa siklus sampai minat dan prestasi belajar siswa yang diharapkan telah

tercapai. Pelaksanaan setiap siklus dari siklus 1 pertemuan 1 ke siklus 1

pertemuan 2. Siklus 2 pertemuan 1 dan selanjutnya merupakan perbaikan dari

pembelajaran siklus sebelumnya.

Masalah yang terjadi di SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang dapat

dilihat dari hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 22

Januari 2016 terhadap proses pembelajaran matematika yaitu upaya guru untuk

meningkatkan minat dan prestasi belajar operasi hitung dalam soal cerita yang

belum maksimal seperti belum dijelaskannya materi secara maksimal, dalam

menjelaskannya guru hanya dengan teknik ceramah, guru menjelaskan dengan

duduk dikursi dan berceramah, siswa terlihat kurang bersemangat hanya

bermalas-malasan dalam mengikuti proses pembelajaran, tidak ada teguran dari

guru untuk siswa yang tidak memperhatikan, guru hanya berfokus dengan materi

pembelajaran yang sedang diajarkan. Masalah lain yang berpengaruh adalah

suasana kelas dalam belajar kurang nyaman dan penggunaan waktu belajar

kurang efektif.

Metode inkuiri tepat digunakan pada permasalahan kesulitan operasi hitung

dalam soal cerita di SD Negeri Banyudono 1 Dukun Magelang ini untuk

meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa karena metode inkuiri melibatkan

siswa untuk menemukan secara langsung dengan sendirinya, mengembangkan

(32)

pelajaran matematika jika menggunakan metode tentang penemuan dan

penyelesaian masalah secara bebas maka dengan penemuan siswa tersebut

pelajaran matematika atau materi matematika dapat mereka terima dengan mudah

karena sesuatu yang ditemukan dengan sendirinya atau dengan adanya penemuan

solusi siswa tentang materi akan tersimpan di dalam otak lebih lama, siswa akan

selalu mengingat apa yang telah mereka temukan. Inkuiri atau mencari tahu

jawaban tentang sesuatu berarti mencari informasi, memiliki rasa untuk ingin

tahu, menanyakan pertanyan, menyelidiki dan mengetahui keterampilan yang

akan membantunya memecahkan masalah.

Metode inkuiri dapat membantu mengatasi kesulitan siswa dalam belajar

khususnya dalam pembelajaran matematika. Hal ini dibuktikan dengan hasil

penelitian yang diakukan oleh Khamidah (2013) menunjukkan bahwa metode

inkuiri yang digunakan dapat mengatasi kesulitan belajar dalam materi pecahan.

Rerata hasil dari skor 2,34 menjadi 3,38 pada akhir siklus. Penelitian lain yang

dilakukan oleh Ambarwanto (2014) menunjukkan bahwa metode inkuiri dalam

pembelajaran matematika tentang pecahan dapat meningkat. Rerata hasil prasiklus

61,00 menjadi 76,67 pada akhir siklus. Untuk itu sebagai tindak lanjut, peneliti

tertarik melakukan penelitian dengan mengangkat judul “MENINGKATKAN

MINAT DAN PRESTASI BELAJAR OPERASI HITUNG DALAM SOAL

CERITA DENGAN METODE INKUIRI KELAS IV SD NEGERI

BANYUDONO 1 DUKUN MAGELANG”. Harapannya melalui penelitian ini

(33)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, masalah

dapat di identifikasi sebagai berikut:

1. Guru belum menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan, ini terlihat dari:

a. Siswa kurang memperhatikan dalam pembelajaran yang sedang

berlangsung.

b. Penggunaan teknik ceramah yang dilakukan oleh guru secara monoton

mengakibatkan timbulnya kebosanan siswa terlihat dari beberapa

siswa yang bermalas-malasan dalam mendengarkan, siswa terlihat

meletakkan posisi kepala dimeja saat guru memberi penjelasan.

c. Materi pembelajaran tidak optimal dipelajari oleh siswa, hal ini terlihat

bahwa tidak ada siswa yang menanyakan materi yang belum dipahami

tetapi saat mengerjakan siswa belum dapat menyelesaikan soal tersebut

dengan optimal.

d. Tidak adanya minat siswa dalam pembelajaran matematika terlihat dari

sikap siswa yang bermalas-malasan dalam mengikuti pembelajaran

serta kurangnya semangat siswa sehingga pembelajaran hanya

berlangsung seperti biasa dan kurang efektif. Hal lain juga terlihat dari

prestasi belajar siswa yang belum maksimal.

(34)

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini agar dapat terarah dan tidak terlalu luas jangkauannya, untuk itu

perlu pembatasan masalah. Dari beberapa masalah yang disebutkan pada

identifikasi masalah di atas, peneliti hanya membatasi pada satu masalah, yaitu

Minat dan prestasi belajar dalam operasi hitung dalam soal cerita matematika

pada materi operasi hitung campuran kelas IV.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka perumusan masalah yang akan

dikemukakan adalah:

1. Bagaimana upaya peningkatan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan

metode inkuiri siswa kelas IV SD Negeri Banyudono 1 pada mata pelajaran

matematika dalam soal cerita?

2. Apakah dengan menerapkan metode inkuiri dapat meningkatkan minat belajar

siswa kelas IV di SD Negeri Banyudono 1 dalam matapelajaran matematika ?

3. Apakah dengan menerapkan metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa kelas IV di SD Negeri Banyudono 1 dalam mata pelajaran

matematika ?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah penelitian yang dirumuskan di atas, tujuan yang ingin

(35)

1. Untuk mengetahui upaya peningkatan minat dan prestasi belajar siswa

menggunakan metode inkuiri kelas IV SD Negeri Banyudono 1 pada mata

pelajaran matematika dalam soal cerita.

2. Untuk mengetahui penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan minat

belajar siswa kelas IV di SD Negeri Banyudono 1 dalam mata pelajaran

matematika.

3. Untuk mengetahui penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa kelas IV di SD Negeri Banyudono 1 dalam mata pelajaran

matematika.

F. Manfaat Penelitian

Penulisan ini khususnya ditujukan untuk pembaca agar dapat mengambil

nilai-nilai pengetahuan dan pembelajaran dari hasil penelitian. Manfaat lain penelitian

ini jelaskan sebagai berikut:

1. Manfaat Praktis

a. Bagi guru

Metode pembelajaran ini dapat menjadi metode pembelajaran yang dapat

diterapkan di mata pelajaran lainnya. Hasil penelitian ini juga dapat memberi

masukan kepada guru tentang pentingnya faktor yang mempengaruhi

keberhasilan belajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

(36)

Hasil belajar siswa meningkat dan siswa dapat mengekspresikan diri

dengan leluasa. Sebagai bahan pengetahuan bagi siswa untuk meningkatkan

prestasi belajar dengan sumber belajar yang tersedia di rumah dan di sekolah.

c. Bagi sekolah

Penelitian ini dapat menjadi pertimbangan penetapan kebijakan

pelaksanaan proses pembelajaran dalam upaya peningkatan mutu

pembelajaran. Hasil penelitian ini juga akan memberikan sumbangan yang

baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran.

d. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi mahasiswa

lain yang akan melakukan penelitian dengan menggunakan metode inkuiri

dengan lebih baik dan lebih memaksimalkan dalam menggunakan metode

inkuiri ini khususnya dalam pembelajaran matematika di Sekolah Dasar.

2. Manfaat Teoritis

a. Dengan temuan-temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan positif terhadap dunia pendidikan pada umumnya dan

pendidikan matematika pada khususnya.

b. Untuk mengembangkan pengetahuan wawasan dan kemampuan penulisan

(37)

G. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang dibatasi agar tidak terjadi

perbedaan penafsiran bagi peneliti maupun bagi pembaca.

1. Minat belajar adalah suatu ketertarikan, keinginan seseorang yang kuat

terhadap suatu hal yang mereka sukai tanpa ada yang menyuruh.

2. Prestasi belajar adalah suatu faktor yang menentukan akan penguasaan siswa

terhadap apa yang disampaikan kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran

dimana penguasaan itu berupa pengetahuan, sikap maupun keterampilan.

3. Soal cerita adalah soal yang disajikan dengan kalimat-kalimat yang berkaitan

dengan kehidupan sehari-hari, serta memuat masalah yang menuntut

pemecahan.

4. Metode inkuiri adalah metode yang mampu mengarahkan dan memotivasi

peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama kegiatan

belajar.

5. Metode inkuiri bebas adalah metode yang memberikan kebebasan siswa

melakukan penelitian sendiri yaitu merumuskan masalah sendiri, eksperimen

dilakukan sendiri dan kesimpulan konsep diperoleh sendiri.

6. Operasi hitung campuran adalah operasi hitung bilangan yang terdiri lebih dari

satu operasi hitung bilangan. Operasi hitung bilangan dapat berupa

(38)

13

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kajian teori, penelitian yang

relevan, kerangka berpikir dan hipotesis tindakan.

A. Kajian Teori

Dalam kajian teori, peneliti akan memaparkan teori–teori yang mendukung

penelitian ini.

1. Minat Belajar

Dalam minat belajar, peneliti memaparkan pengertian minat belajar,

indikator minat belajar dan faktor - faktor yang mempengaruhi minat belajar

sebagai berikut:

a. Pengertian Minat Belajar

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 450) minat adalah keinginan yang

kuat, gairah, kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat adalah suatu

rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

menyeluruh (Slameto, 2010: 180). Hamalik (2010: 158) berpendapat bahwa minat

adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya

perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Minat tidak dibawa dari lahir,

melainkan dapat dipengaruhi oleh bakat. Minat diciptakan atau dibina agar

(39)

Minat sangat berpengaruh terhadap belajar, belajar tanpa adanya minat yang

kuat akan membosankan karena dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu

yang telah diminatinya tersebut dengan sungguh–sungguh. Sebaliknya tanpa suatu

minat seseorang tidak dapat melakukan belajar. Hal ini telah diungkapkan oleh

Slameto (2010: 57) bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila

bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan

belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya.

Berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa

minat adalah suatu ketertaarikan, keinginan seseorang yang kuat terhadap suatu

hal yang mereka sukai tanpa ada yang menyuruh.

b. Indikator Minat Belajar

Slameto (2003: 58) mengemukakan bahwa siswa yang berminat didalam

belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) mempunyai kecenderungan yang

tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajarinya secara

terus menerus, (2) ada rasa senang dan suka terhadap apa yang diminatinya, (3)

memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminatinya, (4)

ada rasa ketertarikan pada sesuatu yang diminati, (5) lebih menyukai sesuatu hal

yang menjadi minatnya. Winkel (2004: 213) mengemukakan ciri-ciri minat adalah

cenderung merasa tertarik dan senang pada materi atau topik yang sedang

(40)

Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri minat belajar

terdiri dari adanya rasa suka, adanya perhatian dan ada rasa ketertarikan terhadap

sesuatu yang diminatinya.

c. Ciri-ciri minat

Hurlock (1990: 155) dalam buku Susanto (2013: 62) mengemukakan

ciri-ciri minat sebagai berikut: (1)minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan

fisik dan mental. Minat di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik

dan mental, (2) minat bergaantung pada kegiatan belajar. (3) minat tergantung

pada kesempatan belajar. Kesempatan belajar merupakan faktor yang sangat

berharga, sebab tidak semua orang dapat menikmatinya. (4) perkembangan minat

mungkin terbatas. Keterbatasan ini mungkin dikarenakan keadaan fisik yang tidak

memungkinkan. (5) minat dipengaruhi budaya. Sebab jika kebudayaan mulai

luntur mungkin minat juga ikut luntur. (6) minat berbobot emosional. Minat

berhubungan dengan perasaaan, maksudnya bila suatu objek dihayati sebagai

sesuatu yang sangat berharga, maka akan timbul perasaan senang yang akhirnya

dapat diminatinya. (7) minat berbobot egosentris, artinya jika seseorang senang

terhadap sesuatu, maka akan timbul hasrat untuk memilikinya.

2. Belajar

a. Pengertian Belajar

Slameto (2010: 2) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha

(41)

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya. Hal tersebut sama dengan pendapat Moh Surya

(Haryanto, 2010) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

keseluruh, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya

dengan lingkungan.

Berdasarkan pemaparan kedua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah Suatu proses di mana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai

akibat pengalaman.

b. Bentuk-bentuk belajar

1. Belajar responden

Semua hal dalam lingkungan dapat menjadi berpasangan dengan

suatu stimulus yang menimbulkan respon – respon emosional.

2. Belajar kontiguitas

Belajar yang dapat mengubah manusia dari hasil pengalaman

peristiwa –peristiwa.

3. Belajar operant

Perilaku yang diinginkan timbul secara spontan, tanpa dikeluarkan

secara naluriah oleh stimulus apapun, saat organisme beroperasi

terhadap lingkungan.

(42)

Konsep belajar observasional memperlihatkan bahwa orang dapat

belajar dengan mengamati orang lain melakukan hal yang akan

dipelajari.

5. Belajar kognitif

Belajar yang berhubungan dengan berfikir menggunakan logika

deduktif dan induktif.

c. Prinsip-prinsip belajar

1. Perhatian dan motivasi

Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan

pelajaran sesuai dengan kebutuhannya, akan membangkitkan

motivasi untuk mempelajarinya.

2. Keaktifan

Anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan

untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya

sendiri.

3. Keterlibatan langsung

Belajar dilakukan sendiri oleh siswa, belajar tidak bisa

dilimpahkan kepada orang lain.

4. Pengulangan

Melatih daya – daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya

mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan,

(43)

5. Tantangan

Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujan yang ingin

dicapai, tetapi selalu mendapat hambayan.

6. Balikan dan penguatan

Siswa akan belajar lebih bersemangat apabila megetahui an

mendapatkan hasil yang baik. Hasil apabila hasil yang baik akan

merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik.

7. Perbedaan individu

Siswa merupakan individu yang unik artinya tidak ada dua orang

siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan

yang lain.

3. Prestasi

Prestasi adalah penguasaan pengetahuan/keterampilan yang dikembangkan

melalui mata pelajaran, ditunjukkan denan nilai tes (KBBI, 2008: 895). Prestasi

adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor

yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar dalam belajar

(Sadirman,2001: 46). Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Widodo (2000:

594) bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai, hasil tersebut merupakan

hasil dari suatu kegiatan atau aktivitas yang telah dikerjakan, diciptakan, baik

secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan dihasilkan tanpa suatu

(44)

Syah(2010: 141) mengemukakan bahwa prestasi adalah tingkat keberhasilan

siswa dalam mencapai tujuan yang telah diterapkan dalam sebuah program.

Prestasi digunakan untuk menunjukkan suatu pencapain tingkat suatu

keberhasilan tentang suatu tujuan atau bukti suatu keberhasilan. Dari beberapa

pendapat dari berbagai ahli dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa prestasi

merupakan suatu hasil yang telah dicapai sebagai bukti usaha yang telah

dilakukan berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan.

4. Prestasi Belajar

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 895) prestasi berarti hasil yang telah

telah dicapai (dari yang telah dilakukan atau dikerjakan). Sadirman (2010: 46),

mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah kemampuan nyata yang merupakan

hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhu baik dari dalam

maupun dari luar individu dalam belajar. Keberhasilan suatu kegiatan belajar

dapat dilihat dari hasil belajar setelah mengikuti usaha belajar, hasil belajar

merupakan dasar yang digunakan untuk menemukan tingkat keberhasilan siswa

menguasai materi pelajaran.

Surya (2004:75) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar

atau perubahan tingkah laku yang menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan

dan sikap setelah melalui proses tertentu, sebagai hasil pengalaman individu

dalam interaksi dengan lingkungannya. Dengan demikian prestasi belajar

merupakan perubahan tingkah laku seseorang. Hal lain diungkapkan oleh

(45)

telah dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu

terhadap hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan. Berdasarkan dari beberapa

pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu faktor

yang menentukan akan penguasaan siswa terhadap apa yang disampaikan kepada

siswa dalam kegiatan pembelajaran dimana penguasaan itu berupa pengetahuan,

sikap maupun keterampilan.

5. Soal Cerita

a. Pengertian Soal cerita

Soal cerita merupakan permasalahan yang dinyatakan dalam bentuk kalimat

bermakna dan mudah dipahami Wijaya (2008:14), sedangkan menurut Raharjo

dan Astuti (2011:8) mengatakan bahwa soal cerita yang terdapat dalam

matematika merupakan persoalan-persoalan yang terkait dengan

permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dicari penyelesaiannya

dengan menggunakan kalimat matematika. Kalimat matematika yang dimaksud

dalam pernyataan tersebut adalah kalimat yang memuat operasi-operasi hitung

bilangan.

Soal cerita merupakan soal yang dapat disajikan dalam bentuk lisan maupun

tulisan, soal cerita yang berbentuk tulisan berupa sebuah kalimat yang

mengilustrasikan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari (Ashlock, 2003:80).

Penyelesaian soal cerita merupakan kegiatan pemecahan masalah. Pemecahan

masalah dalam suatu soal cerita matematika merupakan suatu proses yang berisi

(46)

(Jonassen, 2004:8). Dalam menyelesaikan soal cerita bukan hanya sekedar

memperoleh hasil yang berupa jawaban dari yang ditanyakan, tetapi yang lebih

prnting siswa harus mengetahui dan memahami proses berpikir atau

langkah-langkah untuk mendapatkan jawaban tersebut. Berdasarkan pendapat beberapa

ahli diatas peneliti menyimpulkan bahwa soal cerita adalah soal yang disajikan

dengan kalimat-kalimat yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, serta

memuat masalah yang menuntut pemecahan masalahnya tersebut.

b. Soal cerita dalam pembelajaran matematika

Berdasarkan pengertian soal cerita yang telah dikemukakan sebelumnya

terkandung maksud bahwa dalam pembelajaran matematika di Sekolah Dasar

adalah untuk memperkenalkan kepada siswa tentang kegunaan matematika dalam

kehidupan sehari-hari. Hal tersebut juga dijelaskan oleh Ashlock (dalam

Sutiyawati 2011:18) yang menyatakan bahwa soal cerita merupakan soal yang

dapat disajikan dalam bentuk lisan maupun tulisan yang mengilustrasikan

kegiatan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam pandangan tersebut, terkandung arti bahwa dalam pembelajaran soal

cerita di sekolah dasar disamping untuk memberikan kesadaran kepada siswa akan

pentingnya belajar matematika juga dapat berguna bagi siswa untuk melatih

kemampuannya dalam menerapkan pengetahuan yang telah dia miliki dalam

kegiatan praktis yang sehubungan dengan pemecahan masalah dalam kehidupan

sehari-hari melalui suatu proses yang berisikan langkah-langkah pemecahan

(47)

c. Langkah-langkah penyelesaian soal cerita

Polya (dalam Sutiyawati, 2011:19) menekankan penyelesaian soal cerita

dalam amtematika perlu heuristic. Dalam hal ini yang dimaksud dengan heuristic

adalah pada penyelesaian soal cerita siswa perlu diarahkan untuk mempelajari

langkah-langkah atau cara-cara maupun aturan-aturan yang seharusnya dilakukan

dalam menemukan suatu jawaban sebagai hasil temuan terhadap pemecahan

masalah yang terkandung pada suatu soal.

Selain Polya, menurut pandangan haji (dalam Rohana 2010:15) bahwa ada

lima penyelesaian soal cerita yang didasarkan pada lima kemampuan siswa yaitu

(1) membaca soal dengan teliti untuk dapat menentukan makna kata dari kunci

dalam soal, (2) memisahkan dan menentukan apa yang diketahui dan apa yang

ditanyakan (3) menentukan metode yang akan digunakan untuk menyelesaikan

soal cerita (4) menyelesaikan soal cerita menurut aturan-aturan matematika

sehingga mendapatkan jawaban dari maslah yang dipecahkan (5) menuliskan

jawaban dengan tepat.

6. Keterampilan Operasi Hitung dalam menyelesaikan Soal Cerita

Menurut Muhammad Azhar (2003:17), keterampilan adalah keterampilan

siswa untuk mengolah hasil dalam (perolehan) yang didapat dalam Kegiatan

Belajar Mengajar (KBM). Keterampilan ini memberi kesempatan seluas-luasnya

kepada siswa untuk mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan,

menerapkan, merencanakan penelitian, dan mengkomunikasikan hasil

(48)

Usman Samatoa (2006:142) menyatakan bahwa dalam membelajarkan

keterampilan proses lebih memuat besarnya pemberian kesempatan kepada siswa

dalam penemuan fakta, membangun konsep dan nilai-nilai baru melalui proses

peniruan terhadap apa yang bisa dilakukan oleh para ilmiah. Pembelajaran dengan

keterampilan proses ini dimaksudkan agar siswa dapat secara aktif memperoleh

dan menguasai seperangkat keterampilan kompleks untuk menemukan suatu

konsep dalam belajar matematika.

Muhammad Azhar (2003:23), keterampilan operasi hitung siswa dalam

kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan bertanya, mendengarkan, mencatat,

mengerjakan soal, memperhatikan dan mempelajari kembali pelajaran matematika

pada sub pokok bahasan operasi hitung yang telah dipelajari. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa keterampilan operasi hitung akan memperlancar siswa dalam

mempelajari unit-unit lain dan bidang lainnya yang menggunakan matematika

sebagai sarana pemecahannya. Untuk itu perlu upaya untuk meningkatkan

kemampuan operasi hitung terutama pada pecahan. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui dan mengukur sejauh mana tingkat keterampilan siswa dalam

berhitung karena keterampilan melakukan perhitungan sangat diperlukan dalam

pemecahan masalah, baik masalah matematika atau masalah sehari-hari.

Keterampilan operasi hitung soal cerita untuk siswa Sekolah Dasar (SD)

seringkali dipersiapkan dalam bentuk cerita pendek yang menyangkut kehidupan

sehari–hari. Panjang pendek kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan soal

(49)

soal cerita yang disajikan dengan kalimat-kalimat yang berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari, serta memuat masalah yang menuntut pemecahan.

Soejadi dalam Muklis (1999:6) menyatakan bahwa bahan ajar yang dapat

menunjukkan suatu penalaran matematika adalah (1) proses penyelesaian, (2)

ditanyakan atau yang dicari, (3) operasi dan simbul apa saja yang terlibat dalam

soal itu, dan (4) apa yang telah dikuasai yang perlu digunakan. Muklis (1999:9)

menyatakan bahwa setiap soal cerita diselesaikan dengan rencana sebagai berikut:

(1) membaca soal itu dan memikirkan hubungan antara bilangan-bilangan yang

ada dalam soal tersebut, (2) menuliskan apa yang diketahui dari soal tersebut, (3)

menuliskan apa yang ditanyakan, (4) menuliskan kalimat matematika selanjutnya

menyelesaikan sesuai dengan ketentuan, dan (5) menuliskan kalimat jawabannya.

Berdasarkan pendapat di atas maka untuk menyelesaikan soal cerita

diperlukan keterampilan dan kemampuan berfikir, sehingga bagai para siswa perlu

ada bimbingan dari guru baik secara lisan maupun tertulis dalam menyelesaikan

soal cerita. Apabila tanpa bimbingan atau siswa harus menyelesaikan sendiri

maka akan menjadi masalah bagi siswa.

Pemecahan masalah didefinisikan oleh Polya (Muklis, 1999:150) sebagai

usaha untuk mencari jalan keluar dari kesulitan, mencapai suatu tujuan yang tidak

dengan segera dapat dicapai agar siswa tidak mengalami kesulitan dan mampu

menangkap pengetahuan baru untuk menyeleesaikan masalah. Jika siswa

benar-benar mengetahui prinsip-prinsip yang dipelajari sebelumnya, siswa mampu

memilih pengalamn-pengalaman yang lalu, dan relevan dengan masalah yang

(50)

pengerjaan hitung campuran, maka siswa harus faham betul dengan operasi hitung

yang telah dipelajari sebelumnya dan dapat menyelesaikan sesuai dengan

ketentuan. Sebagai konsekuensinya, agar siswa tidak mengalami kesulitan maka

pengajaran yang efektif harus mengubah bentuk permasalahan ke dalam situasi

yang telah dikenal siswa dengan bimbingan guru

Pada Sekolah Dasar, pembelajaran keterampilan operasi hitung soal cerita

memiliki Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Bilangan

1. Memahami dan

menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan

masalah.

1.1 Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung.

1.2 Mengurutkan bilangan.

1.3 Melakukan operasi perkalian dan pembagian.

1.4 Melakukan operasi hitung campuran.

7. Metode Inkuiri

a. Metode Inkuiri

Metode inkuiri adalah metode yang mampu mengarahkan dan memotivasi

peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama kegiatan belajar.

Inkuiri menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif (Mulyasa,

2003:234). Adapun metode ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru

tetap memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar.

(51)

kala guru perlu memberikan penjelasan, melontarkan pertanyaan, memberikan

komentar, dan saran kepada peserta didik.

Metode inkuiri menurut Roestiyah (2001: 75) merupakan suatu teknik atau

cara yang dipergunakan guru untuk mengajar di depan kelas, dimana guru

membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa

kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus

dikerjakan, kemudian mereka mempelajari, meneliti, atau membahas tugasnya di

dalam kelompok. Setelah hasil kerja mereka di dalam kelompok didiskusikan,

kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik. Akhirnya hasil laporan

kemudian dipresentasikan, dan terjadilah diskusi secara luas. Dari hasil presentasi

kemudian dirumuskan kesimpulan sebagai kelanjutan hasil kerja kelompok.

Menurut Mulyani Sumantri (1999: 78), metode inkuiri (penemuan) adalah

metode pelajaran yang memberi kesempatan pada peserta didik untuk menemukan

informasi dengan dan tanpa bantuan guru. Menurut Sumantri M dan Johar

Permana (2000: 142), metode inkuiri adalah metode pelajaran dengan memberi

kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa

bantuan guru. Metode inkuiri memungkinkan para peserta didik menemukan

sendiri informasi-informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya,

karena Metode inkuiri melibatkan peserta didik dalam proses-proses mental untuk

penemuan suatu konsep berdasarkan informasi-informasi yang diberikan guru.

Menurut Ibrahim dan Nur (2006:67), langkah-langkah metode inkuiri adalah

(52)

a. Orientasi siswa pada masalah. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,

menjelaskan logistik yang dibutuhkan dan memotivasi siswa terlibat pada

aktivitas pemecahan masalah.

b. Mengorganisasikan siswa dalam belajar. Guru membantu siswa dalam

mengidentifikasi dan mengorganisasikan tugas-tugas yang berkaitan dengan

masalah serta menyediakan alat.

c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. Guru mendorong

siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen

yang berkaitan dengan pemecahan masalah.

d. Menyajikan atau mempresentasikan hasil kegiatan. Guru membantu siswa

dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan

model yang membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

e. Mengevaluasi kegiatan. Guru membantu siswa untuk merefleksi pada

penyelidikan dan proses penemuan yang digunakan.

Menurut Bruner (2007: 78), tahapan kegiatan pembelajarannya soal cerita

dengan menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran di kelas harus dimulai

dari (1) konkret (enactive), (2) semi konkret (econic), dan (3) abstrak (symbolic).

Untuk soal cerita tahapan-tahapan pembelajaran yang dimaksud selengkapnya

adalah seperti berikut.

1. Tahapan Konkret (Enactive)

Pada kegiatan pembelajaran konkret ini guru bertindak sebagai fasilitator.

Peranannya adalah sebagai pemandu siswa dalam kegiatan bermain peran dan

(53)

bentuk kalimat matematika. Kalimat matematika yang dimaksud adalah kalimat

yang ditulis dalam bentuk angka-angka (1, 2, 3, … dan seterusnya hingga 9),

tanda-tanda relasi (+, -, x, dan : ) dan tanda-tanda operasi saja (=, <, >, ≤, atau ≥).

Beberapa siswa diminta maju ke depan secara bergiliran (hanya beberapa hingga

sekitar 8 siswa saja meskipun semua siswa tertarik untuk maju ke depan) untuk

melakukan kegiatan bermain peran. Dalam setiap kali bermain peran guru selalu

menuliskan di papan tulis angka-angka yang bersesuaian dengan fakta yang

diperagakan.

2. Tahapan Semi Konkret (Econic)

Setelah pengalaman konkret melalui kegiatan bermain peran dilakukan dan

dirasa siswa sudah tampak mendapatkan gambaran tentang arti matematika dari

soal cerita yang baru saja dimain perankan. Pada tahap ini tiap siswa diberi satu

LKS. Isi LKS nya adalah soal-soal cerita yang semuanya ditulis di atas

gambar-gambar yang memperagakan soal-soal cerita tersebut. Tujuannya untuk

memantapkan pemahaman siswa yang baru saja diperoleh dari kegiatan bermain

peran.

3. Tahapan Abstrak (Symbolic)

Setelah siswa menjalani tahapan pembelajaran konkret (melalui kegiatan

bermain peran) dan semi konkret (melalui kegiatan mengisi LKS) maka tahapan

berikutnya (terakhir) adalah abstrak. Pada tahap ini soal-soal cerita yang diberikan

kepada siswa murni soal cerita yang hanya berupa kalimat yang ditulis dalam

[image:53.595.83.505.250.606.2]
(54)

Menurut Trowbridge & Bybee (dalam Sudriman, 1992: 212), metode inquiry

dibedakan menjadi penemuan terbimbing (guided inquiry) dan penemuan bebas

(free inquiry) dengan penjelasan sebagai berikut.

a) Penemuan Terbimbing (guided inquiry)

Menurut Martin (2006: 223), penemuan terbimbing menggabungkan guru

yang fokus dalam metodologi ekpositori dengananak fokus pada metodologi

free-discovery. Pada penemuan terbimbing,guru memilih topik dan menetapkan arah. Siswa-siswa bertanya yang nantinya akan menentukan arah yang baru. Guru

menyarankan kegiatan open-ended bahwa siswa mengejar untuk menemukannya,

menyelidiki apa yang belum mereka pahami, dan membangun kesimpulan mereka

sendiri seperti konsep yang mereka bangun.

Siswa memeriksa kesimpulan mereka untuk melihat apakah mereka memiliki

kemampuan prediksi. Jika demikian, mereka berdiskusi satu sama lain dan dengan

guru untuk mengkonfirmasi kevalidasiannya. Jika validitas tidak dapat di

konfirmasi, mereka memulai investigasi untuk mengembangkan merevisi

kesimpulan dan merekonstruksi konsep. Penemuan terbimbing adalah metode di

mana guru sebagai fasilitator dan pengarah sedangkan siswa aktif melakukan

kegiatan sesuai prosedur atau langkah kerja untuk mengembangkan rasa ingin

tahunya.

b) Penemuan Bebas (Free Inquiry)

Pada metode penemuan bebas, peserta didik melakukan penelitian sendiri

(55)

menyelesaikan masalah secara mandiri, serta merancang prosedur atau

langkah-langkah yang diperlukan. Selama proses itu, bimbingan dari guru sangat sedikit

diberikan, bahkan tidak diberikan sama sekali. Salah satu keuntungan belajar

dengan metode ini adalah adanya kemungkinan siswa dalam memecahkan

masalah open ended, serta mempunyai alternatif pemecahan masalah lebih dari

satu cara, karena tergantung caranya dalam mengkonstruksi jawabannya sendiri.

Selain itu ada kemungkinan siswa bias menemukan cara dan solusi yang baru atau

belum pernah ditemukan oleh orang lain dari masalah yang diselidiki (

Putra,2013: 98).

b. Metode inkuiri bebas

Pada inkuiri bebas siswa melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang

ilmuan. Masalah dirumuskan sendiri, eksperimen dilakukan sendiri dan

kesimpulan konsep diperoleh sendiri. Pada inkuiri ini guru memberikan

permasalahan dan kemudian siswa diminta memecahkan permasalahan tersebut

melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian. Inkuiri dapat

dilaksanakan apabila dipenuhi syarat-syarat berikut : (1) guru harus terampil

memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada kelas (persoalan

bersumber dari bahan pelajaran yang menantang siswa/problemik) dan sesuai

dengan daya nalar siswa; (2) guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar

siswa dan menciptakan situasi belajar yang menyenangkan; (3) adanya fasilitas

(56)

berdiskusi; (5) partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar, dan (6) tidak

banyak campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan siswa.

7. Hubungan Metode Inquiri terhadap kemampuan menyelesaikan soal

Dalam metode inkuiri, keterlibatan aktif siswa merupakan suatu keharusan

sedangkan peran guru adalah sebagai fasilitator, yaitu memfasilitasi siswa dalam

pembelajaran soal cerita, sehingga kegiatan belajar berjalan lancar.

Menurut Sumantri dan Permana (2000: 143), pengaruh metode inquiri

terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita adalah sebagai berikut.

a. Metode ini memungkinkan sikap ilmiah dan menimbulkan semangat

ingintahu para siswa untuk menyelesaikan soal cerita.

b. Dengan menemukan sendiri siswa merasa sangat puas dengan

demikian kepuasan mental sebagai nilai instrinsik siswa terpenuhi.

c. Guru tetap memiliki kontak pribadi.

d. Penemuan yang diperoleh peserta didik dapat menjadi kepemilikan

yang sangat sulit dilupakan.

e. Memberi kesempatan pada siswa untuk maju berkelanjutan sesuai

dengan kemampuan sendiri.

f. Memungkinkan bagi

Gambar

Tabel 4.3 Perbandingan Minat Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ................      96
Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa……………………….     102
gambar yang memperagakan soal-soal cerita tersebut. Tujuannya untuk
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Pengamatan Minat Belajar Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan operasi hitung campuran bilangan cacah.. Jika harga 1 kg

Urutan Operasi Hitung Bilangan. Dahulukan operasi yang ditulis dalam tanda kurung, Lalu dilanjutkan operasi perpangkatan atau akar. Selanjutnya operasi perkalian atau

Untuk mengetahui bagaimana penggunaan media realia dalam upaya meningkatkan prestasi belajar dalam menyelesaikan soal-soal operasi hitung campuran bilangan bulat

MATEMATIKA.. Operasi Hitung Bilangan ... Bilangan Ribuan ... Perkalian dan Pembagian Bilangan ... Kelipatan dan Faktor Bilangan ... Segitiga dan Jajaran Genjang ...

Untuk memperoleh data tentang kesalahan konsep, kesalahan operasi hitung, dan kesalahan acak yang dilakukan siswa pada materi Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat

Siswa mendiskusikan operasi hitung campuran penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan bulat dari -10 sampai 10 dalam kehidupan sehari -hari dan

BILANGAN CACAH. Ada dua konsep bilangan cacah yaitu operasi hitung penjumlahan bilangan cacah dan operasi hitung pengurangan bilanagn cacah. Operasi Hitung

Untuk memperoleh data tentang kesalahan konsep, kesalahan operasi hitung, dan kesalahan acak yang dilakukan siswa pada materi Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat