66 BAB IV
HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambar Umum Responden
Penelitian dengan menyebarkan angkat atau kuesioner sebanyak 100 responden. Jumlah kuesioner yang terkumpul kembali sebanyak 100 eksemplar. Setelah dilakukan verifikasi, dari 100 kuesioner yang terkumpul ternyata semua item pernyataan-pernyataan diisi dengan lengkap. Dengan demikian kuesioner berjumlah 100 eksemplar tersebut seluruhnya dapat diolah. Berikut ini adalah tabel-tabel yang disusun untuk mengetahui gambaran umum mengenai responden.
Tabel 4.1
Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah
Responden Persentase
1 Laki-laki 57 57%
2 Perempuan 43 43%
Total 100 100%
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019
Tabel 4.1 di atas menjelaskan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar pegawai yang diteliti sebanyak 57% berjenis kelamin laki-laki, sedangkan 43% lainnya berjenis kelamin perempuan.
Tabel 4.2
Data Responden Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah Responden Persentase 1 20 - 30 tahun 13 13% 2 31 - 40 tahun 61 61% 3 41 - 50 tahun 22 22% 4 > 50 tahun 4 4% Total 100 100
67
Tabel 4.2 menjelaskan karakteristik responden berdasarkan usia. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden yang diteliti sebanyak 61% berusia sekitar 31 – 40 tahun, frekuensi terbanyak kedua sebanyak 22% berusia sekitar 41 – 50 tahun, sebanyak 13% responden berusia sekitar 20 – 30 tahun dan 4% lainnya berusia > 50 tahun.
Tabel 4.3
Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah
Responden Persentase 1 SMK/SMA 37 36% 2 D3 9 10% 3 S1 39 39% 4 S2 15 14% Total 100 100%
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019
Tabel 4.3 menjelaskan karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan S1 dengan persentase 39%, frekuensi terbanyak kedua sebanyak 37% dengan pendidikan SMK/SMA. Sedangkan untuk lulusan S2 sebesar 14% dan lulusan D3 adalah 10%.
Tabel 4.4
Data Responden Berdasarkan Lama Bekerja
No Lama Bekerja Jumlah
Responden Persentase 1 < 5 Tahun 9 9% 2 6 -10 Tahun 14 14% 3 11 -15 Tahun 41 36% 4 >15 Tahun 36 41% Total 100 100%
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019
Tabel 4.4 menjelaskan karakteristik responden berdasarkan lamanya bekerja. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden telah lama bekerja selama 11-15 tahun sebesar 41%, frekuensi terbanyak kedua sebanyak 36%
68
dengan lama bekerja >15 tahun. Sedangkan responden yang telah bekerja selama 6-10 tahun sebesar 14% dan responden yang bekerja kurang dari 5 tahun sebesar 9%.
4.1.2 Analisis Deskriptif Kategori Variabel
Gambaran data hasil penelitian dapat digunakan untuk memperkaya pembahasan, melalui gambaran data tanggapan responden dapat diketahui bagaimana tanggapan responden terhadap setiap variabel yang sedang diteliti. Agar lebih mudah menginterpretasikan variabel yang sedang diteliti, dilakukan kategorisasi terhadap skor tanggapan responden dengan menggunakan rata-rata yang diperoleh dari hasil perbandingan antara skor total dengan jumlah responden. Bentuk pernyataan yang telah disusun menggunakan metode pengukuran skala
likert menurut Sugiyono (2016:47) yang diberi bobot sebagai berikut : Panjang kelas interval = Rentang
Banyak kelas Interval Dimana:
Rentang = Nilai tertinggi – Nilai Terendah Banyaknya kelas interval = 5
Panjang kelas interval = 5 - 1 = 0,8 5
Maka interval dan kriteria dari penilaian rata-rata adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5
Kriteria Rata-Rata Skor Tanggapan Responden
No Nilai Rata-Rata Kriteria
1 1,00 – 1,80 Sangat Tidak
2 1,81 – 2,60 Tidak Baik
3 2,61 – 3,40 Cukup Baik
4 3,41 – 4,20 Baik
5 4,21 – 5,00 Sangat Baik
69
4.1.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Beban Kerja (X1)
Alat ukur mengenai beban kerja dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan tiga indikator yang dioperasionalisasikan kedalam tujuh item pernyataan yang relevan. Tanggapan-tanggapan responden mengenai beban kerja dapat dilihat pada uraian-uraian berikut:
Tabel 4.6
Tanggapan Responden Mengenai Beban Waktu No Pernyataan Jawaban Responden Total
Skor
Rata-Rata SS S CS TS STS
1
Waktu yang diberikan untuk melakukan perencanaan tugas sudah sesuai dengan kebutuhan
0 0 32 68 0 232 2.32
2
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan kebutuhan
0 0 33 67 0 233 2.33
3
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan kebutuhan
0 0 43 57 0 243 2.43
Total 708 2.36
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019
Tabel 4.6 menjelaskan tanggapan-tanggapan responden mengenai beban waktu. Dari hasil penelitian diketahui bahwa nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 2,36 dan terkategorikan tidak baik. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pegawai pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat memiliki beban waktu yang tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan.
Tabel 4.7
Tanggapan Responden Mengenai Beban Usaha Mental No Pernyataan Jawaban Responden Total
Skor
Rata-Rata SS S CS TS STS
4
Selama ini saya merasa ide-ide saya dapat digunakan dengan baik dalam bekerja
0 0 30 70 0 230 2.30
5 Saya sudah mengerjakan tugas
secara cermat dan berhati-hati 4 26 70 0 0 334 3.34
Total 564 2.82
70
Tabel 4.7 menjelaskan tanggapan-tanggapan responden mengenai beban usaha mental. Dari hasil penelitian diketahui nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 2,82 dan terkategorikan cukup baik. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pegawai pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat memiliki beban usaha mental yang cukup tinggi.
Tabel 4.8
Tanggapan Responden Mengenai Tekanan Psikologis No Pernyataan Jawaban Responden Total
Skor
Rata-Rata SS S CS TS STS
6
Ruang kerja yang nyaman membuat saya lebih bersemangat dalam bekerja
28 56 16 0 0 412 4.12
7
Saya berusaha meminimalisir resiko yang kemungkinan terjadi dalam melakukan tugas
29 46 25 0 0 404 4.04
Total 816 4.08
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019
Tabel 4.8 menjelaskan tanggapan-tanggapan responden mengenai tekanan psikologis. Dari hasil penelitian diketahui bahwa nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 4,08 dan terkategorikan baik. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pegawai pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat memiliki tekanan psikologis yang rendah.
Tabel 4.9
Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Beban Kerja (X1)
No Indikator Skor
Aktual
Rata-Rata Kategori
1 Beban Waktu 708 2.36 Tidak Baik
2 Beban Usaha Mental 564 2.82 Cukup Baik
3 Beban Tekanan Psikologis 816 4.08 Baik
Total 2088 3.09 Cukup Baik
71
Berdasarkan rekapitulasi tanggapan responden di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata keseluruhan yang diperoleh sebesar 3,09 dan terkategorikan cukup baik. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pegawai pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat memiliki beban kerja yang cukup tinggi.
4.1.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Stres Kerja (X2)
Alat ukur mengenai stres kerja dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan tiga indikator yang dioperasionalisasikan kedalam enam item pernyataan yang relevan. Tanggapan-tanggapan responden mengenai stres kerja dapat dilihat pada uraian-uraian berikut:
Tabel 4.10
Tanggapan Responden Mengenai Beban Kerja No Pernyataan Jawaban Responden Total
Skor
Rata-Rata SS S CS TS STS
1
Saya harus bekerja dengan cepat sesuai kapasitas dan kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan
0 56 18 26 0 330 3.30
2
Saat merasa jumlah pegawai yang ini saat ini sudah memenuhi standar yang dibutuhkan
2 53 18 27 0 330 3.30
Total 660 3.30
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019
Tabel 4.10 menjelaskan tanggapan-tanggapan responden mengenai beban kerja. Dari hasil penelitian diketahui bahwa nilai persentase yang diperoleh beban sebesar 3,30 dan terkategorikan cukup tinggi. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pegawai pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat memiliki beban kerja yang cukup tinggi.
72 Tabel 4.11
Tanggapan Responden Mengenai Konflik Peran No Pernyataan Jawaban Responden Total
Skor
Rata-Rata SS S CS TS STS
3 Saya jarang berbeda pendapat
dengan atasan 15 37 48 0 0 367 3.67
4 Saya bekerja sesuai dengan tugas dan kewajiban 0 0 38 62 0 238 2.38
Total 605 3.03
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019
Tabel 4.11 menjelaskan tanggapan-tanggapan responden mengenai konflik peran. Dari hasil penelitian diketahui bahwa nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 3,03 dan terkategorikan cukup tinggi. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pegawai pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat memiliki konflik peran yang cukup tinggi.
Tabel 4.12
Tanggapan Responden Mengenai Ambiguitas Peran No Pernyataan Jawaban Responden Total
Skor
Rata-Rata SS S CS TS STS
5 Saya jarang membuat
kesalahan dengan atasan 0 0 46 54 0 246 2.46
6
Saya tidak mengalami kesulitan berkomunikasi dengan rekan kerja
19 70 11 0 0 408 4.08
Total 654 3.27
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019
Tabel 4.12 menjelaskan tanggapan-tanggapan responden mengenai ambiguitas peran. Dari hasil penelitian diketahui bahwa nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 3,27 dan terkategorikan cukup tinggi. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pegawai pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat memiliki ambiguitas peran yang cukup tinggi.
73 Tabel 4.13
Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Stres Kerja
No Indikator Skor
Aktual
Rata-Rata Kategori
1 Beban Kerja 660 3.30 Cukup Tinggi
2 Konflik Peran 605 3.03 Cukup Tinggi
3 Ambiguitas Peran 654 3.27 Cukup Tinggi
Total 1919 3.20 Cukup Tinggi
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019
Tabel 4.13 menjelaskan rekapitulasi tanggapan-tanggapan responden mengenai stres kerja. Dari hasil penelitian diketahui bahwa nilai rata-rata skor yang diperoleh sebesar 3,20 dan terkategorikan cukup tinggi. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pegawai pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat memiliki stres kerja yang cukup tinggi.
4.1.2.3 Tanggapan Responden Terhadap Kepuasan Kerja (Y)
Alat ukur mengenai kepuasan kerja dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan lima indikator yang dioperasionalisasikan kedalam sembilan item pernyataan yang relevan. Tanggapan-tanggapan responden mengenai kepuasan kerja dapat dilihat pada uraian-uraian berikut:
Tabel 4.14
Tanggapan Responden Mengenai Pekerjaan Itu Sendiri No Pernyataan Jawaban Responden Total
Skor
Rata-Rata SS S CS TS STS
1 Saya merasa puas dengan
pekerjaan saya saat ini 0 0 35 55 10 225 2.25
2 Saya merasa pekerjaan saya ini
sangat menantang 0 0 34 53 13 221 2.21
Total 446 2.23
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019
Tabel 4.14 menjelaskan tanggapan-tanggapan responden mengenai indikator pekerjaan itu sendiri. Dari hasil penelitian diketahui bahwa nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 2,23 dan terkategorikan rendah. Sehingga dapat diambil
74
kesimpulan bahwa pegawai Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat tidak puas dengan pekerjaan saat ini.
Tabel 4.15
Tanggapan Responden Mengenai Atasan
No Pernyataan Jawaban Responden Total Skor
Rata-Rata SS S CS TS STS
3
Saya merasa puas dengan perhargaan atau reward yang atasan berikan
0 2 29 54 15 218 2.18
4
Atasan saya selalu bersikap jujur dan asil terhadap semua karyawannya
0 0 40 37 23 217 2.17
Total 435 2.18
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019
Tabel 4.15 menjelaskan tanggapan-tanggapan responden mengenai indikator atasan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 2,18 dan terkategorikan rendah. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pegawai pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat tidak puas terhadap pengawasan atasan.
Tabel 4.16
Tanggapan Responden Mengenai Teman Kerja No Pernyataan Jawaban Responden Total
Skor
Rata-Rata SS S CS TS STS
5
Rekan-rekan kerja saya dapat diandalkan dalam penyelesaian tugas bersama
0 54 33 13 0 341 3.41
6
Rekan-rekan kerja saya sangat koorperatif dalam bekerja
5 45 38 12 0 343 3.43
Total 684 3.42
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019
Tabel 4.16 di atas menjelaskan tanggapan-tanggapan responden mengenai teman kerja. Dari hasil penelitian diketahui bahwa nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 3,42 dan terkategorikan baik. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pegawai pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat memiliki kepuasan yang tinggi terhadap rekan kerja.
75 Tabel 4.17
Tanggapan Responden Mengenai Promosi
No Pernyataan Jawaban Responden Total Skor
Rata-Rata SS S CS TS STS
7
Instansi selalu memberikan kesempatan peluang promosi untuk maju
2 54 30 14 0 344 3.44
Total 344 3.44
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019
Tabel 4.17 menjelaskan tanggapan-tanggapan responden mengenai promosi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 3,44 dan terkategorkan tinggi. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pegawai pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat merasa puas dengan kesempatan promosi yang diberikan instansi.
Tabel 4.18
Tanggapan Responden Mengenai Gaji
No Pernyataan Jawaban Responden Total Skor
Rata-Rata SS S CS TS STS
8 Saya dibayar dengan besaran yang sesuai dengan hasil kerja 0 4 56 40 0 264 2.64 9
Menurut saya gaji yang saya dapatkan lebih besar daripada instansi lain
0 6 50 44 0 262 2.62
Total 526 2.63
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019
Tabel 4.18 menjelaskan tanggapan-tanggapan responden mengenai gaji. Dari hasil penelitian diketahui bahwa nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 2,63 dan terkategorikan cukup tinggi. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pegawai pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat cukup puas dengan gaji yang diterima saat ini.
76 Tabel 4.19
Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Kepuasan Kerja (Y)
No Indikator Skor
Aktual
Rata-Rata Kategori
1 Pekerjaan itu sendiri 446 2.23 Rendah
2 Atasan 435 2.18 Rendah
3 Teman Kerja 684 3.42 Tinggi
4 Promosi 344 3.44 Tinggi
5 Gaji 526 2.63 Cukup Tinggi
Total 2435 2.78 Cukup Tinggi
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019
Berdasarkan rekapitulasi tanggapan responden di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata yang diperoleh kepuasan kerja sebesar 2,78 dan terkategorikan cukup tinggi. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pegawai pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat memiliki kepuasan kerja yang cukup tinggi.
4.1.3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Uji validitas terhadap instrument penelitian bertujuan untuk menguji ketepatan dan kecermatan instrumen, hal tersebut dikarenakan suatu instrumen yang baik harus memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas agar dapat memberikan informasi yang akurat mengenai keadaan subjek atau model yang dikenai tes. Pengujian valid atau tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor totalnya. Apabila nilai r-hitung yang diperoleh > r-tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. Uji reliabilitas data digunakan untuk menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran telah konsisten apabila dilakukan dua kali atau lebih dari gejala yang sama. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik
Cronbach’s Alpha. Instrumen dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6.
77 Tabel 4.20
Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Variabel X1 Variabel No Item r-hitung r-tabel Kesimpulan
Beban Kerja (X1) 1 0.485 0.361 Valid 2 0.666 0.361 Valid 3 0.870 0.361 Valid 4 0.860 0.361 Valid 5 0.456 0.361 Valid 6 0.687 0.361 Valid 7 0.529 0.361 Valid Koefisien Reliabilitas 0.865 Titik Kritis 0.600 Keterangan Reliabel
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.20 terlihat bahwa seluruh pernyataan yang diajukan dalam membentuk beban kerja (X1) memiliki nilai r-hitung > r-tabel (0,361) yang
menunjukkan bahwa seluruh pernyataan yang diajukan sudah melakukan fungsi ukurnya, dengan kata lain sudah dinyatakan valid. Dan untuk hasil koefisien reliabilitas, diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,865 lebih besar dari 0,6 dan dinyatakan reliabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan yang diajukan dalam membentuk beban kerja sudah menunjukkan keandalannya. Selanjutnya rekapitulasi hasil pengujian validitas dan reliabilitas untuk variabel X2
(stres kerja) dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.21
Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Variabel X2 Variabel No Item r-hitung r-tabel Kesimpulan
Stres Kerja(X2) 1 0.388 0.361 Valid 2 0.569 0.361 Valid 3 0.689 0.361 Valid 4 0.645 0.361 Valid 5 0.505 0.361 Valid 6 0.402 0.361 Valid Koefisien Reliabilitas 0.775 Titik Kritis 0.600 Keterangan Reliabel
78
Berdasarkan tabel 4.21 terlihat bahwa seluruh pernyataan yang diajukan dalam membentuk stres kerja (X2) memiliki nilai r-hitung > r-tabel (0,361) yang
menunjukkan bahwa seluruh pernyataan yang diajukan sudah melakukan fungsi ukurnya, dengan kata lain sudah dinyatakan valid. Dan untuk hasil koefisien reliabilitas, diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,775 lebih besar dari 0,6 dan dinyatakan reliabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan yang diajukan dalam membentuk stres kerja sudah menunjukkan keandalannya. Selanjutnya rekapitulasi hasil pengujian validitas dan reliabilitas untuk variabel Y (kepuasan kerja) dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.22
Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Variabel Y Variabel No Item r-hitung r-tabel Kesimpulan
Kepuasan Kerja(Y) 1 0.693 0.361 Valid 2 0.532 0.361 Valid 3 0.384 0.361 Valid 4 0.807 0.361 Valid 5 0.528 0.361 Valid 6 0.659 0.361 Valid 7 0.753 0.361 Valid 8 0.436 0.361 Valid 9 0.546 0.361 Valid Koefisien Reliabilitas 0.865 Titik Kritis 0.600 Keterangan Reliabel
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019
Berdasarkan tabel 4.22 terlihat bahwa seluruh pernyataan yang diajukan dalam membentuk kepuasan kerja (Y) memiliki nilai r-hitung > r-tabel (0,361) yang menunjukkan bahwa seluruh pernyataan yang diajukan sudah melakukan fungsi ukurnya, dengan kata lain sudah dinyatakan valid. Dan untuk hasil koefisien reliabilitas, diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,865 lebih besar dari 0,6 dan dinyatakan reliabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan yang diajukan dalam membentuk kepuasan kerja sudah menunjukkan keandalannya.
79 4.1.4 Uji Asumsi Klasik
4.1.4.1 Uji Normalitas
Menurut Imam Ghozali (2013: 110) tujuan dari uji normalitas adalah sebagai berikut: “Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas diperlukan karena untuk melakukan pengujian-pengujian variabel lainnya dengan mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid dan statistik parametrik tidak dapat digunakan.” Dasar pengambilan untuk uji normalitas data adalah:
1. Jika data menyebar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas
Untuk mendeteksi ada tidaknya pelanggaran asumsi normalitas dapat dilihat dengan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal. b. Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi dari populasi adalah tidak normal.
Tabel 4.23
Hasil Uji Normalitas Data
80
Berdasarkan hasil pengujian normalitas data yang disajikan pada tabel 4.23, terlihat bahwa nilai probabilitas (sig) masing-masing variabel > 0,05 yang menunjukkan bahwa data yang digunakan memiliki sebaran yang normal. Dengan kata lain asumsi normalitas data terpenuhi.
4.1.4.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi korelasi. Untuk melihat nilai multikolinieritas dapat dilihat dengan nilai tolerance dan Variance Inflation Factor
(VIF). Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinieritas. Sebaliknya jika tolerance < 0,10 dan VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas. Dari pengolahan data yang telah dilakukan, diperoleh hasil uji multikolinieritas sebagai berikut:
Tabel 4.24
Hasil Uji Multikolinieritas
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019
Tabel 4.24 menunjukkan hasil pengujian multikolinieritas data. Dari data yang disajikan pada tabel di atas, terlihat bahwa nilai tolerance yang diperoleh kedua variabel bebas masing-masing sebesar 0,998 > 0,1 dan Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya korelasi yang kuat diantara variabel bebas, sehingga asumsi multikolinieritas data terpenuhi.
4.1.4.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
81
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskesatisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya pelanggaran heteroskedastisitas, dapat dilihat dengan menggunakan uji scatter plot dengan ketentuan sebagai berikut:
a. jika ada pola tertentu seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka telah terjadi heteroskedastisitas
b. jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 4.1
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019
Gambar di atas menunjukan hasil pengujian heteroskedastisitas dengan menggunakan metode grafik scatter plot. Dari gambar tersebut terlihat bahwa titik-titik yang diperoleh membentuk pola acak tidak beraturan serta menyebar diatas dan dibawah angka nol (0) pada sumbu Y, sehingga dalam model regresi yang akan dibentuk tidak ditemukan adanya pelanggaran heteroskedastisitas, dengan kata varians residual bersifat homokedastisitas.
82 4.1.5 Uji Korelasi Pearson
Untuk mengetahui tingkat hubungan antara Beban Kerja (Variabel X1), Stres Kerja (Variabel X2) dan Kepuasan Kerja (Variabel Y), ukuran yang dipakai untuk menentukan derajat hubungan atau kekuatan korelasi dinamakan koefisien korelasi. Berikut hasil analisis Korelasi Pearson yang diolah dengan SPSS:
Tabel 4.25 Hasil Korelasi Pearson
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019 Berdasarkan tabel output di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
- Nilai korelasi yang diperoleh antara beban kerja dengan kepuasan kerja adalah sebesar -0,524. Nilai korelasi bertanda negatif yang menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi antara keduanya adalah berlawanan, dimana semakin tinggi beban kerja, maka kepuasan kerja akan semakin rendah. Berdasarkan interpretasi koefisien korelasi, nilai korelasi sebesar -0,524 termasuk kedalam kategori hubungan yang sedang, berada dalam kelas interval antara 0,400 – 0,599.
- Nilai korelasi yang diperoleh antara stres kerja dengan kepuasan kerja adalah sebesar -0,455. Nilai korelasi bertanda negatif yang menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi antara keduanya adalah berlawanan, dimana semakin tinggi stres kerja, maka kepuasan kerja akan semakin rendah. Berdasarkan interpretasi koefisien korelasi, nilai korelasi sebesar -0,455 termasuk kedalam kategori hubungan yang sedang, berada dalam kelas interval antara 0,400 – 0,599.
83 4.1.6 Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel independen amat terbatas. Nilai yang mendekati variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Dengan menggunakan SPSS, koefisien determinasi dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.26 Koefisien Determinasi
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa nilai koefisien korelasi atau (R) yang diperoleh sebesar 0,711. Dengan demikian koefisien determinasi dapat dihitung sebagai berikut:
Kd = (𝑟)2 x 100 % Kd = (0,771)2 x 100 % Kd = 50,6%
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, terlihat bahwa nilai koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 50,6%. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel bebas yang terdiri dari beban kerja dan stres kerja memberikan kontribusi terhadap kepuasan kerja pegawai pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat sebesar 50,6%, sedangkan sisanya sebesar 49,4% lainnya merupakan kontribusi dari variabel lain yang tidak diteliti. Sedangkan untuk melihat besarnya kontribusi pengaruh yang diberikan oleh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, maka dilakukan perhitungan sebagai berikut:
84
Tabel 4.27
Koefisien Determinasi Parsial
Berdasarkan output di atas dilakukan perhitungan sebagai berikut:
Pengaruh X1 terhadap Y = (-0,547) x (-0,524) = 0,287 atau 28,7%
Pengaruh X2 terhadap Y = (-0,482) x (-0,455) = 0,219 atau 21,9%
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diketahui bahwa beban kerja (X1)
memberikan kontribusi paling dominan terhadap kepuasan kerja (Y) dengan kontribusi yang diberikan sebesar 28,7%, sedangkan 21,9% lainnya diberikan oleh stres kerja (X2).
4.1.7 Analisis Regresi Berganda
Model persamaan regresi linier berganda yang akan dibentuk adalah sebagai berikut: Y= a + β1X1 + β2X2 Keterangan : a : Konstanta Y : Kepuasan Kerja X1 : Beban Kerja X2 : Stres Kerja
b1 dan b2: Koefisien regresi
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS, diperoleh hasil sebagai berikut:
85 Tabel 4.28
Persamaan Regresi Linier Berganda
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019
Dari tabel output di atas diperoleh nilai a sebesar 38,186, β1 sebesar -0,597
dan β2 sebesar -0,703. Dengan demikian, persamaan regresi linier berganda yang
akan dibentuk adalah sebagai berikut:
Y= 38,186 - 0,597X1 - 0,703X2
Dari hasil persamaan regresi linier berganda di atas tersebut masing-masing variabel dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 38,186 menunjukkan bahwa ketika kedua variabel bebas bernilai nol dan tidak ada perubahan, maka kepuasan kerja diprediksi akan bernilai sebesar 38,186 kali.
b. Variabel X1 yaitu beban kerja memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,597
menunjukkan bahwa ketika beban kerja meningkat, diprediksi akan menurunkan kepuasan kerja sebanyak 0,597 kali.
c. Variabel X2 yaitu stres kerja memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,703
menunjukkan bahwa ketika stres kerja meningkat, diprediksi akan menurunkan kepuasan kerja sebanyak 0,703 kali.
4.1.8 Uji Kelayakan Model
4.1.8.1 Uji Keterandalan Model (Uji F)
Untuk membuktikan apakah kedua variabel bebas yang terdiri dari beban kerja dan stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
86
H0: β1 = β2 = 0, artinya kedua variabel bebas yang terdiri dari beban kerja dan stres
kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat.
Ha: β1 ≠ β2 ≠ 0, artinya kedua variabel bebas yang terdiri dari beban kerja dan stres
kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat.
Taraf signifikansi (α): 0,05
Kriteria uji: tolak H0 jika nilai F-hitung > F-tabel, Ha terima
Nilai statistik uji F dapat diketahui dari tabel output berikut:
Tabel 4.29 Hasil Uji F
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, terlihat bahwa nilai F-hitung yang diperoleh sebesar 49,610. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai F-tabel pada tabel distribusi F. Dengan α=0,05, db1=2 dan db2=97, diperoleh nilai F-tabel sebesar
3,090. Dari nilai-nilai di atas, terlihat bahwa nilai Fhitung (49,610) > Ftabel (3,090),
sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.
Artinya secara simultan kedua variabel bebas yang terdiri dari beban kerja dan stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat. Jika disajikan dalam gambar, nilai F-hitung dan F-tabel tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
87 Gambar 4.2
Kurva Uji X1 dan X2 terhadap Y
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019
4.1.8.2 Uji Koefisien Regresi (Uji t) 1. Pengujian Hipotesis Parsial X1
H0: β1= 0 Artinya, secara parsial beban kerja tidak berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan kerja pegawai pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat.
Ha: β1 ≠ 0 Artinya, secara parsial beban kerja berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan kerja pegawai pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat.
Dengan taraf signifikansi 0,05
Kriteria : Tolak H0 jika t hitung > dari t tabel, terima dalam hal lainnya
Dengan menggunakan SPSS, diperoleh hasil uji hipotesis parsial X1 sebagai
berikut:
Tabel 4.30
Pengujian Hipotesis Parsial X1
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019
F hitung = 49,610 F tabel = 3,090 Ftabel = 4,737 (α= 0,05 ; db1 =2; db2 = 7) 7,310 Daerah Penerimaan H0 Daerah Penolakan H0
88
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai t-hitung yang diperoleh beban kerja sebesar -7,659. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai t-tabel pada tabel distribusi t. Dengan α=0,05, df=n-k-1=100-2-1= 97, diperoleh nilai t-tabel untuk pengujian dua pihak sebesar -1,985. Dari nilai-nilai di atas terlihat bahwa nilai t-hitung yang diperoleh sebesar -7,659 > -1,985. Sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, artinya secara parsial beban
kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat. Jika disajikan dalam grafik, nilai t-hitung dan t-tabel tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Gambar 4.3 Uji Hipotesis Parsial X1
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019
2. Pengujian Hipotesis Parsial X2
H0: β2= 0 Artinya, secara parsial stres kerja tidak berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan kerja pegawai pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat.
Ha: β2 ≠ 0 Artinya, secara parsial stres kerja berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan kerja pegawai pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat.
Daerah Penerimaan H0 Daerah penolakan Ho t tabel= -1,985 0 t tabel= 1,985 t hitung = -7,659 Daerah penolakan Ho
89
Dengan taraf signifikansi 0,05
Kriteria : Tolak H0 jika t hitung > dari t tabel, terima dalam hal lainnya
Dengan menggunakan SPSS, diperoleh hasil uji hipotesis parsial X2 sebagai
berikut:
Tabel 4.31
Pengujian Hipotesis Parsial X2
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai t-hitung yang diperoleh stres kerja sebesar -6,737. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai nilai t-tabel pada tabel distribusi t. Dengan α=0,05, df=n-k-1=100-2-1= 97, diperoleh nilai t-tabel untuk pengujian dua pihak sebesar -1,985. Dari nilai-nilai di atas terlihat bahwa nilai t-hitung yang diperoleh sebesar -6,737 > -1,985. Sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, artinya secara parsial stres
kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat. Jika disajikan dalam grafik, nilai t-hitung dan t-tabel tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
90 Gambar 4.4 Uji Hipotesis Parsial X2
Sumber : Data primer yang telah diolah, 2019
Daerah Penerimaan H0 Daerah penolakan Ho t tabel= -1,985 0 t tabel= 1,985 t hitung = -6,737 Daerah penolakan Ho