• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK Leni Putri (NIM: ), Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Question Students Have (QSH)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK Leni Putri (NIM: ), Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Question Students Have (QSH)"

Copied!
168
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

i ABSTRAK

Leni Putri (NIM: 11050198), Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Question Students Have (QSH) terhadap Hasil Belajar Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 24 Padang, Skripsi, Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang, 2018.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh siswa tidak mau bertanya tentang, materi yang tidak dipahami dan hasil belajar matematika siswa masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Question Students Have (QSH) lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran konvesional siswa kelas VIII SMPN 24 Padang.

Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen dengan rancangan random terhadap subjek. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 24 Padang Tahun Pelajaran 2017/2018. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan menggunakan kertas lot. Kelas sampel yang terpilih adalah kelas VIII.d sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.b sebagi kelas kontrol. Instumen yang yang digunakan adalah tes akhir berbentuk esai (uraian) yang reliabel.

Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh = -3,28 dan = -1,64, karena maka diterima sehingga hipotesis ditolak. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan penerapan startegi pembelajaran tipe Question Students Have (QSH) sama dengan hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMN 24 Padang.

(5)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Question Students Have (QSH) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 24 Padang”.

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata Satu pada Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat. Pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya pada :

1. Ibu Yulia Haryono, S.Si, M.Pd, sebagai Pembimbing I 2. Ibu Melisa, M.Pd, sebagi Pembimbing II

3. Ibu Rina Febriana, M.Pd, sebagai Penguji 4. Ibu Lita Lovia, M.Si, sebagai penguji

5. Ibu Dra. Sefna Rismen, M.Pd, sebagi Penguji 6. Ibu Ainil Mardiah, M.Si, Penasehat Akademik.

7. Ibu Dra. Rahmi, M.Si, Ketua Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat.

8. Ibu Zulfaneti, M.Si, Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat.

(6)

iii

9. Ibu Dr. Zusmelia, M.Si, Ketua STKIP PGRI Sumatera Barat.

10. Bapak dan Ibu Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat.

11. Ibu Hj. Kasnidar , S.Pd, Guru Matematika kelas VIII SMP Negeri 24 Padang

12. Ibu Ilmawati, S.Pd, Guru Matematika kelas VIII SMP Negeri 20 Padang 13. Ibu Yuli Ennefi, S.Pd, M.Pd, Kepala Sekolah SMP Negeri 24 Padang. 14. bu Hj. Nitsyam Geni, M.Pd, Kepala Sekolah SMP Negeri 20 Padang .. 15. Bapak dan Ibu Staf Pengajar serta Tata Usaha SMP Negeri 24 Padang. 16. Bapak dan Ibu Staf Pengajar serta Tata Usaha SMP Negeri 20 Padang. 17. Rekan-rekan seperjuangan yang turut membantu.

18. Dan teristimewa kepada kedua orang tua.

Semoga bantuan Bapak/Ibuk serta rekan-rekan berikan menjadi amal ibadah dan mendapat balasan yang berlipat ganda dari ALLAH SWT. Amin ya rabbal alamin. Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca serta dapat dijadikan sebagai sumbangan pikiran khususnya pendidikan matematika.

Padang, Februari 2018

(7)

iv DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ... i KATA PENGANTAR ... ii DAFTAR ISI ... iv DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Identifikasi Masalah ... 4 C. Pembatasan Masalah ... 5 D. Rumusan Masalah ... 5 E. Tujuan Penelitian ... 5 F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori dan Penelitian Relevan ... 7

B. Penelitian Relevan ... 16

C. Kerangka Konseptual ... 16

D. Hipotesis Penelitian ... 17

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 18

(8)

v

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 19

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 19

E. Instrumentasi dan Teknik Pengumpulan Data ... 26

F. Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 44 B. Analisis Data ... 45 C. Pembahasan ... 47 D. Kendala ... 61 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 63 B. Saran ... 63 DAFTAR PUSTAKA ... 64 LAMPIRAN ...

(9)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Persentase Hasil Ujian Akhir Semester II Matematika Siswa Kelas VII

yang Terdaftar di Kelas VIII SMP Negeri 24 Padang ... 2

2. Rancangan Penelitian ... 20

3. Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 24 Padang ... 22

4. Hasil Uji Normalitas Populasi ... 24

5. Format Analisis Variansi Untuk Uji Kesamaan Rata-Rata ... 26

6. Analisis Variansi Untuk Uji Kesamaan Rata-Rata ... ... 27

7. Kriteria Tingkat Kesukaran Soal ... ... 31

8. Analisis Tingkat Kesukaran Soal ... ... 31

9. Kriteria Daya Pembeda Butir Soal ... ... 32

10. Analisis Daya Pembeda Butir Soal ... ... 33

11. Pelaksanaan Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen... 35

12. Pelaksanaan Pembelajaran Pada Kelas Kontrol... 39

13. Rubrik Analitik Pemahaman Konsep Matematis Siswa ... ... 41

14. Nilai Rata-Rata ( ̅ , Simpangan Baku (S) Skor Tertinggi ( ) Skor Terendah , Hasil Tes Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... ... 46

(10)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Pengelompokan Siswa Berdasarkan Kemampuan Akademik ... 13

2. Kerangka Berpikir ... 17

3. Tampilan Kartu pertanyaan (kartu kosong) ... 50

4. Lembaran Hasil Dari Pertanyaan Centang Sedikikit Pada Pertemuan 1... 50

5. Tampilan Kartu pertanyaan Siswa Centang terbanyak Pada Pertemuan 1 .. 51

6. Lembaran Hasil Dari Pertanyaan Centang Sedikikit Pada Pertemuan 2... 52

7. Tampilan Kartu Pertanyaan Siswa Centang Terbanyak Pada Pertemuan 2 .. 53

8. Lembaran Hasil Dari Pertanyaan Centang Sedikikit Pada Pertemuan 3... 54

9. Tampilan Kartu Jawaban Siswa Centang Terbanyak Pada Pertemuan 3 .... 54

10. Salah Satu Bentuk Latihan Siswa Pada Pertemuan 1... 56

11. Salah Satu Bentuk Latihan Siswa Pada Pertemuan 2... 57

12. Salah Satu Bentuk Latihan Siswa Pada Pertemuan 3... 58

13. Salah Satu Lembar Jawaban Tes Akhir Siswa Kelas Eksperimen Berkemampuan Tinggi ... 59

14. Salah Satu Lembar Jawaban Tes Akhir Siswa Kelas Kontrol Berkemampuan Tinggi ... 60

15. Salah Satu Lembar Jawaban Tes Akhir Siswa Kelas Eksperimen Berkemampuan Sedang ... 60

16. Salah Satu Lembar Jawaban Tes Akhir Siswa Kelas Kontrol Berkemampuan Sedang ... 61

17. Salah Satu Lembar Jawaban Tes Akhir Siswa Kelas Eksperimen Berkemampuan Rendah... 61

18. Salah Satu Lembar Jawaban Tes Akhir Siswa Kelas Kontrol Berkemampuan Rendah... 62

(11)

viii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman I. Distribusi Nilai Ujian Akhir Semester II Matematika Siswa Kelas

VII yang Terdaftar diKelas VIII SMPN 24 Padang ... 64

II. Uji Normalitas Populasi ... 65

III. Uji Homogenitas Populasi ... 73

IV. Uji Kesamaan Rata-Rata Populasi ... 74

V. Jadwal Penelitian ... 76

VI. Pembagian Kelompok ... 77

VII. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ... 78

VIII. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol... 103

IX. Kisi-Kisi Soal Uji Coba Tes Akhir ... 125

X. Soal Uji Coba Tes Akhir ... 127

XI. Kunci Jawaban Uji Coba Tes Akhir... 130

XII. Daftar Distrubusi Nilai Tes Uji Coba Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMPN 20 Padang ... 131

XIII. Perhitungan Tingakat Kesukaran (TK) Uji Coba ... 133

XIV. Distribusi Nilai Uji Coba Tes Hasil Belajar Kelompok Atas dan Kelompok Bawah ... 134

XV. Analisis Tingkat Kesukaran ... 136

XVI. Perhitungan Reabilitas Soal Uji Coba ... 137

XVII. Kisi-Kisi Soal Tes Akhir ... 140

XVIII. Soal Tes Akhir ... 142

(12)

ix

XX. Daftar Nilai Tes Akhir Kelas sampel ... 146

XXI. Uji Normalitas Tes Akhir Kelas Sampel ... 147

XXII. Uji Homogenitas Variansi Kelas Sampel ... 151

XXIII. Uji Hipotesis ... 153

XXIV. Daftar Nilai Kritis L Untuk Uji Liliefors... 156

XXV. Tabel ... 157

(13)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika adalah salah satu ilmu dasar yang memegang peranan penting dalam pembentukan pola pikir siswa. Pola pikir tersebut dapat terbentuk dalam pembelajaran matematika apabila setiap siswa mampu memahami matematika dengan baik. Selain itu, matematika juga memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada peserta didik agar dapat membentuk kemampuan berpikir logis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan berkerja sama.

Peranan matematika sudah berbagai usaha yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan matematika diantaranya dengan cara melengkapi sarana dan prasarana belajar, memberikan penataran dan pelatihan kepada para guru matematika, perbaikan mutu guru melalui sertifikasi, serta memberikan suatu peluang kepada satuan pendidikan untuk memperbaiki kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan dan kemajuan zaman. Namun berbagai usaha yang telah dilakukan tersebut belum memperlihatkan hasil yang memuaskan.

Namun kenyataan yang ditemukan di sekolah, matematika belum menjadi mata pelajaran yang disenangi oleh sebagian besar siswa. Banyak siswa yang beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit. Hal tersebut mengakibatkan rendahnya minat siswa untuk belajar dan memahami

(14)

konsep yang ada di dalam matematika sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa pun rendah. Hasil belajar siswa yang rendah salah satunya dapat dilihat dari persentase ketuntasan hasil belajar matematika siswa di SMPN 24 Padang. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Persentase Ketuntasan Ujian Akhir Semester 2 Matematika Siswa Kelas VII SMPN 24 Padang Tahun Pelajaran 2016/2017

No Kelas Jumlah Siswa

Tuntas Tidak Tuntas

Jumlah % Jumlah % 1 VII.a 30 11 36,67 19 63.33 2 VII.b 31 3 9,68 28 90,32 3 VII.c 31 12 38,71 19 61,29 4 VII.d 30 16 53,33 14 46,67 5 VII.e 30 1 3,33 29 96,67 6 VII.f 30 6 20,00 24 80,00 7 VII.g 30 1 3,33 29 96,67 8 VII.h 31 3 9,68 28 90,32 Jumlah 243 53 21,81 190 78,19

Sumber: Guru Matematika Kelas VII SMPN 24 Padang

Jumlah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) matapelajaran matematika kelas VII di SMPN 24 Padang adalah 78, pada Tabel 1 terlihat bahwa persentase ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMPN 24 Padang tahun pelajaran 2016/2017 38,27% , dengan kata lain masih banyak siswa yang belum tuntas.

Observasi yang dilakuakan di SMPN 24 padang kelas VII pada tanggal 17 Januari 2017 ditemukan beberapa masalah pada saat pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaraan yang terjadi masih terpusat pada guru. Guru menjadi sumber utama dan pusat informasi bagi siswa dalam pembelajaran. Hal ini terlihat ketika guru menjelaskan materi pembelajaran, siswa tidak mau bertanya ketika ada materi yang tidak dipahami dan siswa

(15)

juga tidak mau mengeluarkan pendapatnya. Siswa hanya sebatas mendengar dan mencatat apa yang telah dijelaskan oleh guru. Saat guru bertanya kepada siswa, hanya sebagian siswa yang bisa menjawab pertanyaan dari guru.

Hasil wawancara dengan guru matematika kelas VII SMPN 24 Padang diperoleh informasi bahwa berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, seperti pembelajaran dalam bentuk kelompok. Saat proses pembelajaran siswa tidak mau bertanya tentang materi yang tidak dipahami, siswa yang memahami materi tidak mau berbagi informasi dengan siswa yang tidak memahami, sebaliknya siswa yang tidak memahami juga enggan bertanya bertanya kepada teman maupun guru, mereka lebih memilih diam dari pada bertanya tentang materi yang kurang atau tidak dipahami.

Hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas VII SMPN 24 Padang, mereka kurang tertarik dengan pelajaran matematika karena mereka menganggap matematika itu terlalu sulit, banyak rumus-rumus dan dalam proses belajar mengajar terlalu serius dan kaku sehingga membuat siswa bosan dalam belajar matematika dan siswa tidak mau bertanya ketika siswa tidak memahami materi. Hal ini lah yang menyebabkan hasil belajar siswa masih rendah.

Hal ini tidak bisa dibiarkan terus-menerus, oleh karena itu diperlukan suatu starategi belajar yang dapat membuat siswa lebih aktif dan lebih termotivasi untuk mengikuti pelajaran matematika. Sehingga tidak timbulnya kejenuhan dalam proses belajar mengajar. Strategi pembelajaran yang dapat

(16)

membuat siswa lebih aktif adalah belajar aktif (active learning) yang melibatkan siswa langsung dalam proses belajar mengajar. Belajar aktif adalah salah satu starategi yang digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Belajar aktif di disain untuk menghidupkan suasana kelas. Diharapkan dengan belajar aktif dapat meningkatkan partisipasi yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan belajar aktif siswa dituntut untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, salah satu belajar aktif adalah

Question Students Have.

Strategi Question Students Have bertujuan untuk menyajikan informasi sebagai atas pertanyaan yang dimiliki siswa. Strategi Question Students Have mampu mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam bertanya dan mengemukakan pendapatnya. Strategi ini teknik mengundang partisipasi melalui penulisan. Dimana siswa disuruh menulis pertanyaan pada kartu indeks. Selanjutnya diberikan kesempatan pada siswa lain untuk menjawab pertanyaan tersebut. Sehingga siswa lebih aktif dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas akan dilakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Question Students Have (QSH) Terhadap Hasil Belajar Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 24 PADANG Tahun Pelajaran 2017/2018.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

(17)

1. Proses pembelajaran masih terpusat pada guru. 2. Siswa tidak mau bertanya

3. Siswa tidak mau berbagi informasi

4. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. 5. Siswa tidak mau mengeluarkan pendapat. 6. Hasil belajar matematika siswa masih rendah. C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, pembatasan masalah dalam penelitian.

1. Siswa tidak mau bertanya.

2. Hasil belajar matematika siswa masih rendah. D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian yang akan dilakukan adalah “Apakah hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan Strategi Pembelajaran aktif Tipe Question Students

Have lebih baik dari hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan

pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMPN 24 Padang”? E. Tujuan Penelitiaan

Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan Strategi Pembelajaran aktif Tipe Question Students Have lebih baik dari hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMPN 24 Padang.

(18)

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut.

1. Bagi guru matematika di SMPN 24 Padang, sebagai informasi dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

2. Bagi siswa, sebagai pengalaman baru dalam pembelajaran sehingga dapat mempermudah cara belajar siswa yang mengalami kesulitan dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa SMPN 24 Padang.

(19)

KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Pembelajaran Metematika

Pembelajaran merupakan suatu upaya menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa dapat belajar. Menurut Degeng Muliyardi (2002: 3) menyatakan bahwa “Pembelajaran merupakan upaya untuk membelajarkan siswa”. Berdasarkan kutipan tersebut, dapat diartikan bahwa pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan guru untuk dapat membuat siswa beraktifitas. Sehingga, siswa yang tidak tahu menjadi tahu atau siswa yang tidak paham menjadi paham terhadap hal yang diajarkan guru kepada siswa tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, menurut Nikson dalam Muliyardi (2002: 3) “Pembelajaran matematika adalah upaya membantu siswa untuk mengkonstruksi konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika dengan kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi sehingga konsep atau prinsip itu terbangun kembali”.

Strategi yang baik harus diterapkan dalam pembelajaran matematika secara tepat. Strategi yang digunakan dalam pembelajaran matematika haruslah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam belajar. Setiap guru harus mampu mengusahakan suatu strategi pembelajaran yang memungkinan yang memungkinkan siswa untuk lebih aktif sehingga tujuan pembelajaran yang telah direncanakan dapat dicapai

(20)

2. Strategi Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif adalah bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam mengakses informasi dari berbagai sumber untuk dibatasi dalam proses pembelajaran di kelas. Guru dan siswa bersama-sama menciptakan suasana pengalaman belajar yang bermakna, sehinggga siswa dapat beraktivitas selama proses pembelajaran berlangsung. Melalui aktivitas ini siswa akan memperoleh pengalaman yang tidak hanya menambah pengetahuan tapi juga kemampuan analitis.

Silberman (2009: 6) mengatakan bahwa “Ketika belajar secara aktif, pelajar mencari sesuatu. Dia ingin menjawab pertanyaan, memerlukan informasi untuk menyelesaikan masalah, atau menyelidiki cara untuk melakukan pekerjaan”.

Pembelajaran aktif merupakan pembelajaran dengan memaksimalkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dari berbagai macam sumber untuk dibahas dalam proses pembelajaran dalam kelas, sehingga siswa mendapatkan berbagai pengalaman yang tidak saja menambah pengetahuan tapi juga kemampuan analisis dan sintesis, pembelajaran aktif bertujuan untuk membentuk kerjasama antar siswa, bertukar pikiran, berbagi pengetahuan dengan siswa lain sehingga terbentuk semangat baru untuk ikut aktif dalam pembelajaran. Pengalaman secara langsung dalam pembelajaran akan membuat siswa lebih memahami materi pelajaran dan pembelajaran akan lebih bermakna bagi

(21)

siswa. Selain itu, siswa akan lebih paham dan lebih mudah mengingat materi yang sudah diterimanya.

Pembelajaran aktif tidak semata-mata digunakan untuk menyampaikan informasi saja. Lebih jauh lagi, pembelajaran aktif ini memiliki konsekuensi pada siswa untuk mempersiapkan diri dengan baik di luar jam sekolah. Siswa memiliki tanggung jawab yang besar untuk mencari seluas-luasnya materi sehingga dapat berpartisipasi dengan baik dalam pelajaran.

Menurut Jhon Holt dalam Silberman (2009:5) bahwa belajar semakin baik jika siswa diminta untuk melakukan hal-hal berikut:

1. Mengemukakan informasi dengan kata bahasa mereka sendiri. 2. Memberikan contoh-contoh.

3. Mengenalinya dalam berbagai samaran dan kondisi.

4. Melihat hubungan antara satu fakta atau gagasan dengan yang lain.

5. Menggunakannya dengan beragam cara. 6. Memperkirakannya beberapa konsekuensinya. 7. Mengungkapkan lawan atau kebalikannya.

Dalam pembelajaran ini, sangat jelas aktivitas siswa dengan bekerja sama, melakukan diskusi, mengemukakan ide masing-masing anggota dan mengujinya secara bersama-sama, siswa menggali seluruh informasi yang berkaitan dengan topik yang menjadi bahan kajian (Asma, 2008:6).

3. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quetion Students Have (QSH)

Strategi Quetion Students Have yaitu cara yang sesuai untuk mengetahui kebutuhan dan harapan-harapan siswa. Strategi tersebut merupakan salah satu cara yang mendatangkan partisipasi siswa melalui tulisan. Strategi Question Students Have diartikan sebagai pertanyaan

(22)

yang dimiliki siswa. Pertanyaan ini bisa dalam bentuk soal atau masalah lainnya yang berhubungan dengan materi yang belum dipahami oleh siswa seta dituliskan pada kartu indeks. Pertanyaan tersebut dapat mengembangkankeberanian siswadalam menjawab dan mengemukakan pendapatnya.

Adapun prosedur dari strategi Question Students Have yang diungkapkan Silberman (2009:73) adalah sebagai berikut:

1. Berikan kartu kosong kepada setiap siswa.

2. Mintaklah setiap siswa untuk menuliskan beberapa pertanyaan yang mereka miliki tentang mata pelajaran atau sifat dari pelajaran yang sedang dipelajari (jangan mencantumkan nama peserta didik). Contohnya, seorang peserta mungkin bertanya: „‟Bagaimana perbedaan Aljabar II dengan Aljabar I?‟‟ atau „‟Akankah ada karangan/tugas akhir untuk pelajaran ini?‟‟.

3. Putar kartu tersebut searah jarum jam. Ketika setiap kartu diedarkan kepada peserta berikutnya, dia (pria/wanita) harus membacanya dan memberikan tanda cek pada kartu itu apabila kartu itu berisi pertanyaan mengenai pembaca.

4. Saat kartu kembali kepada penulisnya, setiap peserta akan telah memeriksa seluruh pertanyaan kelompok tersebut. Poin ini mengidentifikasi pertanyaan yang memperoleh suara terbanyak. Jawab masing-masing pertanyaan tersebut dengan: a. Jawaban langsung atau berikan jawaban berarti;

b. Menunda pertanyaan sampai waktu yang tepat; atau c. Pertanyaan tersebut tidak menunjukan suatu pertanyaan, 5. Panggil beberapa peserta berbagi pertanyaan secara sukarela,

sekalipun mereka tidak memperoleh suara terbanyak.

6. Kumpulkan semua kartu. Kartu-kartu itu mungkin berisi pertanyaan yang dapat anda jawab pada pembelajaraan atau pertemuaan mendatang.

Guru juga dapat memvariasikan metode Question Students Have ini sesuai dengan kebutuhan kelas. Silberman (2009:74) mengemukakan variasi yang dapat dilakukan adalah:

(23)

1. Jika kelas terlalu besar dan memakan waktu saat Anda memberikan kartu pada kelompok, buatlah kelas menjadi sub-kelompok dan ikuti instruksi yang sama. Atau kumpulkan kartu dengan mudah tanpa menghabiskan waktu dan jawabansalah satu pertanyaan.

2. Meskipun meminta pertanyaan dengan kartu indeks, mintalah peserta menulis harapan mereka mengenai kelas, topik yang akan Anda bahas, atau alasan dasar untuk partisipasi kelas yang akan mereka amati.

Berdasarkan variasi di atas untuk menghemat waktu, kelas dapat dibagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil dan pertanyaan yang dibuat masing-masing siswa diputar dalam kelompok. Kemudian dipilih pertanyaan yang memiliki centang terbanyak untuk diajukan sebagai pertanyaan yang mewakili kelompok. Selanjutnya, guru menyampaikan materi dan memberikan contoh soal. Hal ini dilakukan agar siswa mudah memahami materi pelajaran.

4. Pembentukan Kelompok

Dengan menonjolkan interaksi dalam kelompok, pembelajaran ini dapat membuat siswa saling bertukar pikiran dengan siswa lain yang berkemampuan yang berbeda dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah sehingga dapat meningkatkan sikap positif siswa terhadap matematika.

Lie dalam Wena (2009:189) menyatakan bahwa “Pembelajaran kooperatif diasumsikan bahwa proses belajar akan lebih bermakna jika peserta didik dapat saling mengajari”. Menurut Johnson dalam Asma (2008:109), pembelajaran kooperatif memiliki lima unsur pokok sebagai berikut:

(24)

Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya.

2. Tanggung jawab perorangan

Setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.

3. Tatap muka

Setiap kelompok harus diberi kesempatan untuk berdiskusi, kegiatan ini akan meningkatkan sinergi yang menguntungkan antara kelompok.

4. Komunikasi antar anggota

Keberhasilan suatu kelompok tergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. 5. Evaluasi proses kelompok.

Guru perlu mengevaluasi proses kerja dan hasil kerja kelompok agar selanjutnya dapat bekerja sama dengan lebih efektif.

Materi dan pelaksanaan harus disusun sedemikian rupa sehingga setiap siswa dapat bekerja untuk memberikan sumbangan pemikirannya kepada kelompoknya. Dan mereka dapat lebih mudah menemukan dan memahami suatu konsep jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya (Asma, 2008:22).

Pada pembelajaran ini siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa dimana anggota kelompok menurut berdasarkan pengelompokan heterogenitas dibentuk berdasarkan kemampuan akademik siswa yang dilihat dari nilai matematika siswa semester ganjil kelas VII SMPN 24 Padang tahun pelajaran 2016/2017.

Menurut Lie (2002:41) proses pengelompokan siswa dapat dilihat pada bagan berikut:

(25)

Langkah I Mengurutkan siswa berdasarkan kemampuan akademik Langkah II Membentuk kelompok pertama Langkah III Membentuk kelompok selanjutnya 1. Ani 2. David 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Yusuf 11. Citra 12. Rini 13. Basuki 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. Slamet 25. Dian 1. Ani 2. David 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Yusuf 11. Citra 12. Rini 13. Basuki 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. Slamet 25. Dian 1. Ani 2. David 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Yusuf 10. Citra 11. Rini 12. Basuki 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. Slamet 25. Dian

Gambar 1 : Pengelompokan Siswa Berdasarkan Kemampuan Akademik. 5. Pembelajaran Konvensional

Poerwadarminta (2006: 614) Konvensional adalah “Menurut apa yang sudah menjadi kebiasaan”. Jadi, pembelajaran konvensional yang

(26)

dimaksud adalah pembelajaran yang telah lazim atau biasa dilakukan oleh guru di sekolah.

Pembelajaran konvensional banyak menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas secara individu. Menurut Nasution (2010: 209) pembelajaran konvensional memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Tujuan tidak dirumuskan secara spesifik kedalam kelakuan yang dapat diukur.

b. Bahan pelajaran disajikan kepada kelompok, kepada kelas secara keseluruhan tanpa memperhatikan siswa secara individual.

c. Bahan pelajaran kebanyakan berbentuk ceramah, tugas tertulis dan media lain menurut pertimbangan guru.

d. Berorientasi pada kegiatan guru dengan mengutamakan proses mengajar.

e. Siswa kebanyakan bersifat pasif mendengarkan uraian guru. f. Semua siswa harus belajar menurut kecepatan guru mengajar. g. Penguatan umumnya diberikan setelah dilaksanakan ulangan

atau ujian.

h. Penilaian belajar pada umumnya dinilai guru secara subjektif. i. Pengajar umumny sebagai penyalur pengetahuan

j. Siswa biasanya mengikuti beberapa tes atau ulangan mengenai bahan yang dipelajari dan berdasarkan angka hasil tes atau ulangan itulah nilai rapor diisikan.

Pembelajaran konvensional sudah biasa digunakan oleh para guru sekarang ini, dimana pembelajaran dimulai dengan penyajikan oleh guru, dilanjutkan dengan contoh soal dan kemudian memberikan latihan kepada siswa. Setelah itu latihan diperiksa oleh guru bersama-sama dengan siswa, disamping itu guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk mengetahui sampai mana siswa sudah memahami materi tersebut. Jadi, disimpulkan bahwa pembelajaran konvensional ini masih terfokus pada guru dan siswa kurang memberikan respon yang aktif dalam proses pembelajaran.

(27)

6. Hasil Belajar Matematika

Belajar merupakan proses yang ditandai oleh adanya perubahan dalam diri seseorang. Antara proses belajar dengan perubahan adalah dua gejala saling terkait yakni belajar sebagai proses dan perubahan sebagai bukti dari hasil yang diproses. Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar merupakan prestasi yang di capai seseorang setelah mengikuti pembelajaran. Hasil belajar yang diperoleh siswa melalui proses pembelajaran dapat di ketahui dengan menggunakan tes. Kemudian tes dinilai oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.

Menurut Bloom dalam Arikunto (2008: 117) secara garis besar membagi hasil belajar atas tiga kategori yaitu :

a. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual. b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap.

c. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan keterampilan dan kemampuan bertindak.

Berdasarkan kutipan di atas, hasil belajar yang akan diamati dalam penelitian ini adalah ranah kognitif. Ranah kognitif berkenaan hasil belajar intelektual yang telah dicapai siswa setelah melakukan usaha (belajar) atau dapat diartikan sebagai hasil belajar matematika yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran dengan penerapan strategi Question Students

Have.

B. Penelitian Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Linda Wati, dengan judul ” Pengaruh pembelajaran langsung dengan

(28)

menggunakan strategi Question Students Have terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMAN 12 Padang ”. Penelitian ini membandingkan hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan model pembelajaran lansung dengan menggunakan strategi Question Students Have dengan pembelajaran konvesional. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa hasil belajar matematika siswa yang menerapkan pembelajaran lansung dengan strategi Question Students Have lebih baik dari pada pembelajaran konvesional.

C. Kerangka Konseptual

Salah satu faktor yang menyebab hasil belajar siswa rendah adalah saat menyelesaikan latihan, guru kurang membimbing dan memandu siswa untuk menyelesaikan latihan, sehingga masih banyak siswa yang masih binggung untuk menyelesaikan latihan. Siswa yang pandai saja yang mau mencari jawabannya, sedangkan siswa yang lain hanya menyalin jawaban dari teman. Ketika guru meminta siswa bertanya dan menanggapi tentang materi yang sudah diajarkan, siswa yang menjawab selalu siswa yang pintar saja sedangkan siswa lain hanya diam dan menerima begitu saja apa yang guru sampaikan.

Banyak cara yang dapat dilakukanuntuk meningkatkan hasil belajar siswa, diantaranya dengan menggunakan srategi pembelajaran aktif , menciptakan suasana yang menyenangkan sehingga menimbulkan semangat dan motivasi siswa dalam belajar, sehingga secara otomatis siswa akan aktif mengikuti proses belajar mengajar.

(29)

Salah satu strategi yang dapat membuat siswa aktifdan dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah strategi pembelajaran altif tipe

Question Students Have. Strategi ini memberikan kesempatan bagi siswa

untuk bertanya dan memberikan pendapat terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada.

Gambar 2. Kerangka Berpikir D. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah dan kajian teori maka hipotesis penelitian ini adalah “ hasil belajar matematis siswa dengan penerapan strategi lebih baik dengan pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional dikelas VIII SMPN 24 Padang tahun pelajaran 2017/2018.

Proses pembelajaran

Penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Tipe Question Students Have (QSH)

(30)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian adalah pada tanggal 28 September 2017 sampai dengan tanggal 23 Oktober 2017 pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018. Tempat pelaksanaan penelitian di SMP Negeri 24 Padang (Lampiran V halaman 76).

B. Desain Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diteliti, maka jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Arikunto (2010:9) “Penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu”. Jadi eksperimen dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Random terhadap subjek, seperti pada Tabel 3.

Tabel 3. Rancangan Penelitian

Sumber: Arikunto(2010:126)

Keterangan :

X = Perlakuan dengan pembelajaran aktif tipe Question Students Have

T = Tes akhir yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan materi pelajaran yang diberikan selama penelitian.

Kelas Perlakuan Tes Akhir

Eksperimen X T

Kontrol - T

(31)

C. Defenisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel adalah objek yang menjadi perhatian dalam penelitian. Variabel dapat dibedakan menjadi variabel bebas dan variabel terikat. variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan strategi pembelajaraan aktif tipe Question Students Have di kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional di kelas kontrol. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMPN 24 Padang yang terpilih menjadi kelas sampel. Defenisi operasional variabel penelitian adalah sebagai berikut:

a) Pembelajaran aktif adalah bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam mengakses informasi dari berbagai sumber untuk dibatasi dalam proses pembelajaran di kelas.

b) Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran biasa yang dilakukan oleh guru SMPN 24 Padang.

c) Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami pengetahuan matematika.

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Arikunto (2010:173) mengatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII

(32)

SMPN 24 Padang yang terdaftar pada Tahun Pelajaran 2017/2018, seperti yang terlihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Siswa Kelas VIII SMPN 24 Padang Tahun Pelajaran 2017/2018 No Kelas Jumlah 1 VII.a 30 2 VII.b 31 3 VII.c 31 4 VII.d 30 5 VII.e 30 6 VII.f 30 7 VII.g 30 8 VII.h 31

Sumber: Guru Matematika kelas VII SMPN 24 Padang 2. Sampel

Arikunto (2010:174) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini haruslah menggambarkan karakteristik dari suatu populasi. Sesuai dengan masalah yang akan diteliti dan metode penelitian yang digunakan, maka dibutuhkan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengambilan kelas sampel dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan nilai ujian semester ganjil dari seluruh siswa kelas VIII SMPN 24 Padang Tahun Pelajaran 2017/2018. (lampiran I halaman.64)

(33)

b. Melakukan uji normalitas populasi yang bertujuan untuk melihat apakah populasi berdistribusi normal atau tidak. Hipotesis yang akan diuji adalah

H0 : populasi berdistribusi normal H1 : populasi tidak berdistribusi normal

Uji normalitas dilakukan dengan uji Liliefors. Langkah-langkah uji

Liliefors menurut Sudjana (2005:466) adalah sebagai berikut :

1) Menyusun skor nilai siswa yang terendah ke skor yang tertinggi. (lampiran I hal. 59)

2) Skor mentah dijadikan bilangan baku meggunakan rumus:

̅ √∑ ∑ Dimana: = Bilangan baku ̅ = Rata-rata

= Skor siswa ke-i = Simpangan baku

3) Hitung menggunakan kurva normal.

4) Menghitung proporsi Z1, Z2,..., Znyang lebih kecil atau sama dengan dengan rumus:

5) Hitung kemudian tentukan harga mutlaknya.

6) Ambil harga paling besar diantara harga mutlak selisih tersebut, misalkan harga paling besar ini L0, bandingkan L0 dengan nilai kritis Ltabel pada taraf nyata . Kriteria adalah H0 diterima jika

(34)

L0 < Ltabel, maka sampel berdistribusi normal, jika tidak maka sampel tidak berdistribusi normal.

Berdasarkan perhitungan secara manual pada kelas VIII SMPN 24 Padang. diperoleh yang terlihat pada Tabel 4 .

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Populasi Kelas Jumlah siswa VIII.a VIII.b VIII.c VIII.d VIII.e VIII.f 30 0,1480 0,1610 VIII.g 30 0,1596 0,1610 VIII.h 31 0,1264 0,1591 Lampiran II Hal 65

c. Melakukan uji homogenitas variansi. Uji homogenitas variansi bertujuan untuk mengetahui apakah populasi mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Hipotesis yang akan diuji adalah:

H0 :

H1 : Jika salah satu tanda “sama dengan” tidak berlaku

Langkah – langkah uji Barlett menurut Sudjana (2005:263) adalah sebagai berikut:

1) Menghitung rumus variansi gabungan dari semua populasi dengan rumus:

∑ ∑

2) Menentukan harga satuan barlett (B) dengan rumus :

(35)

∑ (

)

3) Untuk uji barlett digunakan uji chi-kuadrat dengan rumus : { ∑ }

Keterangan: = barlett

= jumlah siswa kelas ke –i = variansi kelas ke-i

= variansi gabungan semua sampel = chi-kuadrat

Kriteria pengujian H0 terima Jika 2 . Hasil perhitungan nilai dan nilai . Karena 2

maka

terima sehingga dapat disimpulkan bahwa populasi mempunyai variansi yang homogen. (Lampiran III hal.74)

d. melakukan uji kesamaan rata-rata dengan menggunakan teknik anava satu arah. Dengan hipotesis sebagai berikut:

=

Jika salah satu tanda sama dengan tidak berlaku

Menurut Sudjana (2005: 304) langkah-langkah uji anava satu arah sebagai berikut:

1) menentukan jumlah kuadrat rata-rata ( ) dengan rumus:

2) menghitung jumlah kuadrat antar kelompok ( ) dengan rumus

(36)

jumlah kuadrat-kuadrat (JK) dari semua nilai pengamatan.

4) menghitung jumlah kuadrat dalam kelompok ( ) dengan rumus:

5) Menghitung rata-rata dari rata-rata dengan rumus:

6) menghitung rata-rata antar kelompok ( ) dengan rumus:

7) menghitung rata-rata dalam kelompok ( ) dengan rumus:

8) menguji signifikansi dari kelompok ( ) dengan rumus:

9) mendistribusikan hasil perhitungan langkah 1-8 dalam tabel analisis variansi untuk uji kesamaan rata-rata.

Tabel 5. Format Analisis Variansi untuk Uji Kesamaan Rata-Rata. Sumber variansi Rataan 1 Antar kelompok Dalam kelompok ∑ Total Sumber: Sudjana (2005: 305) Keterangan:

(37)

= jumlah skor kelompok ke-i

= jumlah kuadrat antar kelompok ∑ ( ) ∑ = jumlah kuadrat total

= kuadrat tengah rata-rata ∑

R = jumlah kuadrat dalam kelompok A = kuadrat tengah antar kelompok

= kuadrat tengah dalam kelompok

F = variansi dari kelompok

Kriteria pengujian adalah: tolak jika dimana didapat dari daftar distribusi dengan peluang dan . Disini taraf nyata untuk pengujian.

Berdasarkan perhitungan diperoleh analisis variansi dengan menggunakan tekhnik anava satu arah yang terlihat pada Tabel 6. Tabel 6. Analisis Vari ansi untuk Uji Kesamaan Rata-Rata

Sumber Variansi Dk Jk Kt F Rata- rata 1 Antar kelompok 7 Dalam kelompok ∑ Total ∑ Lampiran IV Hal 74

Hasil analisis kesamaan rata-rata diperoleh dan , karena dari hasil pengujian yang telah

(38)

dilakukan maka ditolak berarti populasi memiliki kesamaan rata-rata

e. jika sampel telah memenuhi kesamaan rata-rata maka dilakukan pengambilan sampel secara acak (random sampling) yang terambil pertama adalah kelas eksperimen dan yang terambil kedua adalah kelas kontrol.

E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan dalam mengumpulkan data. Jumlah instrumen yang digunakan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Instrumen penelitian ini akan digunakan untuk melakukan pengukuran yang bertujuan untuk menghasilkan data kuantitatif yang tepat dan akurat. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian aspek kognitif.

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, digunakan instrumen penelitian, yaitu tes.

a) Tes Hasil Belajar

Tes yang disusun berbentuk essay berdasarkan pokok bahasan yang telah dipelajari. Tes tersebut berfungsi sebagai alat ukur, yaitu untuk mengukur hasil belajar matematika siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Langkah-langkah dalam penyusunan tes hasil belajar (tes akhir) adalah sebagai berikut.

(39)

1) Menyusun Tes

Tes berbentuk essay berdasarkan pokok bahasan yang telah dipelajari. Tes tersebut berfungsi sebagai alat ukur, yaitu untuk mengukur kemampuan siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Dalam penyusunan tes tersebut ada beberapa langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menentukan tujuan mengadakan tes yaitu untuk memperoleh hasil belajar matematika.

b) Membuat batasan terhadap materi yang akan diujikan.

c) Membuat kisi-kisi soal tes sebagai pedoman menyusun dan memilih butir-butir soal. (lampiran IX hal. 125)

d) Menyusun butir-butir soal menjadi bentuk tes akhir yang akan diujikan. (Lampiran X hal. 127)

2) Validitas Tes

Validitas tes adalah tingkat ketetapan tes. Suatu tes dikatakan valid jika tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi atau validitas kurikulum.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini memiliki validitas isi, karena soal yang disusun berdasarkan kurikulum dan materi tersebut sudah diajarkan serta berdasarkan kisi-kisi soal yang telah disusun. Soal tes akhir telah divalidasi oleh dosen pembimbing dan guru matematika kelas VIII SMPN 24 Padang.

(40)

3) Uji Coba Tes

Uji coba merupakan langkah yang sangat penting dalam pengembangan instrumen, karena dari uji coba tes dapat diketahui mutu dari sebuah instrumen. Hasil dari suatu penelitian dapat dipercaya apabila alat pengumpulan data yang digunakan betul-betul akurat dan sudah memiliki validitas, indeks kesukaran soal, daya pembeda soal, maka soal itu perlu diuji cobakan terlebih dahulu dan kemudian dianalisis untuk mendapatkan soal yang mana memenuhi kriteria yang baik. Uji coba soal penelitian ini akan dilakukan di SMPN 20 Padang, karena mempunyai KKM yang sama yaitu 78.

Uji coba tes dilaksanakan pada hari rabu tanggal 18 oktober 2017 pukul 07.30 – 09.10 WIB di kelas XIII.8 di SMP Negeri 24 Padang.

4) Analisis Item

Setelah uji coba tes, dilakukan analisis item untuk melihat baik tidaknya suatu tes. Analisa soal dapat diperoleh informasi tentang kejelekan sebuah soal dan petunjuk untuk mengadakan perbaikan. Suatu soal dikatakan baik jika dapat memberikan gambaran perbedaan antara anak yang pandai dan anak yang kurang pandai. Dalam melakukan analisis item yang perlu diselidiki, yaitu:

(41)

a) Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran soal digunakan sebagai salah satu syarat untuk menunjukan butir soal mudah, sedang atau sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Agar tes dapat digunakan secara luas, setiap soal harus diselidiki tingkat kesukarannya. Untuk menentukan Indeks Kesukaran soal (TK) dapat digunakan rumus yang dikemukakan oleh Depdiknas (2001:26) yaitu :

Tabel 7. Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Tingkat Kesukaran Kriteria

0,00 ≤ TK ≤ 0,30 Sukar 0,30 < TK ≤ 0,70 Sedang 0,70 < TK ≤ 1,00 Mudah

Sumber: Depdiknas (2001: 27)

Analisis tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Analisis Tingkat Kesukaran Soal

No. Soal TK Kriteria

1 0,77 Mudah 2.a 0,77 Mudah 2.b 0,79 Mudah 3.a 0,70 Mudah 3.b 0,81 Mudah 3.c 0,57 Sedang 3.d 0,79 Mudah 3.e 0,62 Sedang 3.f 0,81 Mudah 4 0,74 Mudah 5,a 0,64 Sedang 5.b 0,69 Sedang

(42)

Berdasarkan hasil analisis tingkat kesukaran soal pada Tabel 8, maka soal uji coba tes nomor 1, 2.a 2.b, 3.a., 3.b, 3.d, 3.f, dan 4, tergolong soal mudah, soal nomor 3.c, 3.e, 5.a, dan 5.b, tegolong soal sedang. (Lampiran XIII hal. 133)

b) Daya Pembeda Soal

Depdiknas (2001:27) ”Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah”. Untuk menentukan daya pembeda soal uraian digunakan rumus yang dikemukakan oleh Depdiknas (2001:27) yaitu :

Tabel 9. Kriteria Daya Pembeda Soal

Daya pembeda Kriteria

0,40 ≤ DP ≤ 1,00 Soal diterima/baik

0,30 ≤ DP < 0,40 Soal diterima tetapi perlu diperbaiki

0,20 ≤ DP < 0,30 Soal diperbaiki

0,00 ≤ DP < 0,20 Soal tidak dipakai/dibuang

(43)

Analisis daya pembeda butir soal dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10. Analisis Daya Pembeda Butir Soal

No. Soal DP Kriteria

1 Soal diterima (baik) 2.a Soal diterima (baik) 2.b Soal diterima (baik) 3.a Soal diterima tetapi perlu

diperbaiki

3.b Soal diterima diterima tetapi perlu diperbaiki

3.c Soal diterima tetapi perlu diperbaiki

3.d Soal diterima perlu diperbaiki 3.e Soal diterima (baik)

3.f Soal diterima diterima tetapi perlu diperbaiki

4 Soal diterima (baik) 5.a Soal diterima (baik) 5.b Soal diterima (baik) Lampiran XIV hal 134

Berdasarkan hasil analisis daya pembeda butir soal pada Tabel 10, diperoleh bahwa tidak semua soal diterima (baik). (Lampiran XIV hal. 134)

c) Reliabilitas Soal

Reliabilitas adalah suatu ukuran apakah tes tersebut dapat dipercaya atau tidak. Untuk menghitung reliabilitas tes digunakan rumus sebagai berikut:

( ) ( ∑

) dimana:

= reliabilitas soal

∑ = jumlah variansi skor tiap-tiap soal = variansi total

(44)

Mencari Variansi Total digunakan rumus: ∑ ∑ Dimana: ∑

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas soal diperoleh dengan . Karena maka soal dikatakan reliabel.(Lampiran XVI hal. 137).

2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan maka perlu disusun prosedur yang sistematis. Prosedur penelitian Secara umum dapat dibagi atas tiga bagian, yaitu:

a. Tahap persiapan yang dilakukan adalah: 1) Mengurus surat izin penelitian.

2) Menentukan kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kontrol. 3) Menyusun jadwal penelitian. (Lampiran V hal 76)

4) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). (Lampiran VII hal 78)

5) Mempersiapkan sumber-sumber dan bahan yang diperlukan untuk mendukung strategi pembelajaran aktif tipe Quetion Students

Have (QSH).

6) Menyusun kisi-kisi tes uji coba soal. (Lampiaran IX hal 128) 7) Menyusun soal tes akhir dan kunci jawaban tes akhir.(Lampiran

(45)

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan meliputi pelaksanaan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diterapkan strategi pembelajaran aktif tipe Quetion Students Have (QSH), pada kelas kontrol diterapkan

model pembelajaran konvensional.

1) Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Eksperimen Tabel 11. Kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen

Tahap kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu Guru Siswa 1 2 3 4 Pendahuluan 1. Guru mempersiapkan kondisi kelas untuk belajar dan meminta ketua kelas untuk memimpin doa sebelum pembelajaran dimulai 2. Guru memeriksa kehadiran siswa 3. Guru menyampaikan apersepsi dan motivasi agar siswa aktif dalam belajar

4. Guru

menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa dalam proses pembelajaran 1. Siswa berdoa menurut kepercayaan masing-masing 2. Siswa mendengarkan guru 3. Siswa mendengarkan apa yang disampaikan guru. 4. Siswa mendengarkan apa yang disampaikan guru 10 menit

(46)

1 2 3 4 Kegiatan inti 1. Guru membagai siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. 2. Guru meminta siswa duduk melingkar sesuai dengan perintah guru, dan menjelaskan langkah pembelajaran yang akan dilakukan. Mengamati : 3. Guru meminta siswa Mencermati masalah sehari-hari yang berkaitan dengan sistem koordinat 4. Guru meminta mengamati dan mencermati dan membaca materi yang dipelajari pada buku paket yang di sediakan di sekolah. Menanya : 5. Guru membaggikan kartu indeks kosong kepada masing-masing siswa. 1. Siswa duduk pada kelompoknya masing-masing yang telah ditentukan oleh guru. 2. Siswa duduk sesuai dengan petunjuk guru. 3. Siswa mencermati masalah sehari-hari yang berkaitan dengan sistem koordinat. 4. Siswa mengamati dan mencermati dan membaca materi yang dipelajari pada buku paket yang di sediakan di sekolah. 5. Siswa mendengarkan penjelasan guru. 60 menit

(47)

1 2 Mengumpulkan informasi: 6. Guru meminta siswa menuliskan pertanyaan tentang hal yang sedang dipelajari mengenai materi yang belum dipahami. 7. Guru memintak siswa untuk mengedarkan kartunya searah jarum jam dan memberi tanda ceklis pada pertanyaan yang tidak dimengerti. Pengedaran kartu dihentikan saat kartu pertanyaan telah kembali kepada pemiliknya Mengolah informasi : 8. Guru memita siswa

untuk

mengumpulkan kartu indeks yang dicentang 9. Guru memeriksa pertanyaan dengan tanda centang terbanyak untuk dibahas secara bersama-sama. Mengkomunikasikan: 10. Guru mamangil beberapa siswa berbagi pertanyaan secara sukarela. 3 6. Siswa menuliskan pertanyaan yang belum dipahami didalam kartu indeks yang diberi guru. 7. Siswa mengerjakan apa yang di intruksikan guru. 8. Siswa mengumpulkan kartu indeks yang dicentang terbanyak 9. Siswa mendengarkan dan memperhatikan. 10. Siswa sukarela maju kedepan kelas untuk mengambil pertanyaan yang 4

(48)

1 2

11. Guru meminta siswa yang bisa menjawab pertanyaan yang ditulis oleh siswa. 12. Guru akan memberikan penguatan atau penyempurnaan jawaban siswa kurang dipahami oleh siswa lain. 13. Guru menjawab

dan menjelaskan pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh siswa.

14. Guru memberikan latihan.

3

dibagi oleh guru. 11. Siswa sukarela menjawab didepan kelas. 12. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru. 13. Siswa memperhatiakan dan mencatat pertanyaan yang dijawab dan dijelaskan guru. 14. Siswa mengerjakan nya 4 Penutup 1. Membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran 2. Guru memberikan PR, serta meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya 1. Siswa menyimpulkan pembelajaran 10 menit

(49)

2) Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Kontrol

Tabel 12. Kegiatan pembelajaran dikelas kontrol Tahap

Kegiatan

Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

Guru Siswa

1 2 3 4

Pendahuluan 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Guru memberikan apersepsi 3. Guru memberikan motivasi 1. mendengarkkan guru 2. mendengarkan apa yang disampaikan guru 3. mendengarkan dan menaggapi apa yang disampaikan guru 10 menit

Kegiatan Inti Mengamati :

1. Guru meminta siswa mengamati dan mencermati dan membaca materi yang dipelajari pada buku paket dan kertas char yang di tempelkan di depan kelas.

Menanya :

2. Guru bertanya kepada siswa terkait hal-hal yang diamati atau dicermati. Mengumpulkan informasi : 3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan sebagai bahan mengalisa dalam 1. Siswa mengamati dan mencermati dan membaca materi yang dipelajari pada buku paket dan kertas char yang di tempelkan di depan kelas. 2. Siswa menjawab hal-hal yang diamati atau dicermati 3. siswa mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan sebagai bahan mengalisa dalam rangka 55 menit

(50)

1 2

rangka menjawab pertanyaan.

Mengolah informasi : 4. Guru memberi

beberapa contoh, siswa diminta untuk menanyakan bagian yang belum mengerti

3 menjawab pertanyaan. 4. Siswa menanya bagian yang belum mengerti 4

P Penutup 1. Membimbing siswa secara m andiri untuk membuat rangkuman dari materi yang telah dibahas 2. Memberikan PR 1. Menuliskan rangkuman secara mandiri berdasarkan materi yang telah dibahas 2. Siswa mencatat PR yang diberikan guru 15 menit c. Tahap Akhir

Pada tahap akhir, diberikan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, tes ini bertujuan untuk melihat hasil belajar matematika siswa setelah pokok pembahasan materi sudah selesai, menghitung skor akhir untuk mengukur hasil belajar matematis siswa dalam penelitian ini, digunakan rubrik holistik skala 4, Iryanti (2004:13) mengemukakan baa:

“Rubrik adalah pedoman penskoran.Rubrik holistik adalah pedoman untuk menilai berdasarkan kesan keseluruhan atau kombinasi semua kriteria”.

(51)

Rubrik holistik yang digunakan pada penelitian ini memuat empat kriteria berdasarkan indikator hasil belajar matematis yang digunakan pada Tabel 12.

Tabel 13. Format Rubrik Holistik skala 4 secara umum Skala 0 1 2 3 Tidak ada jawaban Jawaban salah dan menunjukkan adanya pemahaman terhadap sebagian kecil materi Jawaban sedikit salah dan menunjukkan adanya pemahaman terhadap sebagian besar materi

Jawaban benar dan menunjukkan adanya pemahaman terhadap seluruh materi

Sumber: Dimodifikasi dari Penilaian untuk kerja,Iryanti (2004:14)

Pemberian skala dalam penilaian disesuaikan dengan hasil belajar yang ingin dicapai.Pemberian skala sangat penting untuk menentukan batasan memenuhi dan tidak memenuhi dari hasil belajar yang ditetapkan. Skala 0 dianggap tidak ada jawaban, skala 1 dianggap jawaban salah dan menunjukkan adanya pemahaman terhadap sebagian kecil materi, skala 2 dianggap jawaban sedikit salah dan menunjukkan adanya pemahaman terhadap sebagian besar materi dan skala 3 dianggap jawaban benar dan menunjukkan adanya pemahaman terhadap keseluruhan materi.

Berdasarkan rubrik yang sudah dibuat dapat dinilai tes akhir yang dilakukan siswa.Skor yang diperoleh masih harus dirubah dalam skala angka yang ditetapkan (missal dalam bentuk 0-100). Skor yang diperoleh siswa jika dikonversikan ke skala 0-100 yaitu skor yang diperoleh siswa dibagi skor total dikali 100, atau bila dirumuskan:

(52)

F. Teknik Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Untuk menganalisis data hasil penelitian dilakukan uji hipotesis dengan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas dari kedua kelas sampel.

a) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Hipotesis yang diujikan adalah: H0: Skor hasil belar matematika siswa kelas sampel berdistribusi

normal.

H1: Skor hasil belajar matematika siswa kelas sampel tidak berdistribusi normal.

Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji Liliefors dan langkah-langkah uji Lilifors menurut Sudjana (2005: 466-467) adalah sebagai berikut:

1) Mengurutkan data hasil belajar siswa dari skor terendah sampai skor tertinggi.

2) Mengolah skor mentah menjadi bahan baku dengan menggunakan rumus:

̅ √∑

(53)

Keterangan:

̅

3) Dengan menggunakan distribusi normal baku, hitung peluang dari

4) Selanjutnya hitung proporsi Z1, Z2, Z3 ... Zn yang lebih kecil atau

sama dengan Zi . Peluang ini dinyatakan dengan menggunakan

rumus:

5)

Hitung selisih kemudian tentukan harga mutlaknya.

6) Ambil harga paling besar diantara harga mutlak selisih tersebut, misalkan harga paling besar ini , bandingkan dengan pada taraf nyata . Kriteria adalah diterima jika berarti populasi berdistribusi normal.

b) Uji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas variansi digunakan untuk mengetahui apakah dua kelompok sampel mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji F.

Hipotesis yang dilakukan adalah: H0 : σ12= σ22

(54)

H1 : σ12≠σ22

Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis ini menurut Sudjana (2005: 249) adalah:

Keterangan :

Variansi hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen

Variansi hasil belajar matematika siswa kelas kontrol F = Variansi kelompok data

Kriteria pengujian adalah: Terima hipotesis jika ( ) , dalam hal lainnya ditolak. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan uji diperoleh hasil bahwa diterima.

c) Uji Hipotesis

Setelah uji normalitas dan uji homogenitas pada kedua kelas sampel, maka dapat dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian diterima atau ditolak. Jika kelas tidak berdisribusi normal dan tidak memiliki variansi yang homogen , maka untuk menguji digunakan uji statistic non

parametrik, yaitu uji Mann-Whitney dengan hipotesis statistik :

: :

(55)

Dimana :

: rata-rata hasil belajar matematika kelas eksperimen : rata-rata hasil belajar matematika kelas kontrol

Menurut Santoso (2010 : 121) bahwa proses perhitungan uji

Mann-Whitney dilakukan dengan langah-langkah :

(1) Semua data dari kedua kelas digabung, kemudian diurutkan (dari yang terkecil ke yang terbesar), kemudian dirangking. Jika terdapat nilai yang sama, maka diperoleh dengan cara merata-rata nomor urut data yang sama tersebut.

(2) Lakukan penjumlahan angka rangking untuk kelas yang sama berdasarkan nomor rangking yang didapatnya.

(3) Menentukan nilai U untuk masing-masing kelas dengan rumus : [ ]

Keterangan :

: jumlah sampel 1 : jumlah sampel 2

: jumlah rangking sebuah kelas

: kode sampel, jika dihitung sampel 1, maka akan menjadi (4) Pilih U terkecil kemudian hitung nilai Z dengan rumus :

( ) √

Dasar pengambilan yaitu dengan membandingkan nilai dan nilai . Jika maka ditolak dan begitu sebaliknya.

(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari tanggal 28 September 2017 sampai dengan 23 Oktober 2017, diperoleh hasil penelitian yaitu data mengenai hasil belajar siswa melalui tes akhir yang diberikan pada kelas sampel dengan materi Relasi dan Fungsi. Jumlah siswa yang mengikuti tes akhir pada kelas eksperimen adalah sebanyak 24 orang dan pada kelas kontrol juga sebanyak 28 orang. Dari tes akhir diperoleh nilai rata-rata ̅ , simpangan baku , skor tertinggi dan skor terendah terlihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Perhitungan Rata-rata ( ), Simpangan Baku (s), SkorTertinggi(xmaks) dan Skor Terendah (xmin) Pada Kelas Sampel

Kelas Sampel ̅

Eksperimen 93,95 7,04 100 76

Kontrol 85 10.2 100 64

Lampiran XXHalaman 146

Tabel 14terlihat bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas kontrol. Simpangan baku kelas eksperimen lebih kecil dari pada simpangan baku kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen memiliki keragaman yang kecil, sehingga menyebabkan nilai siswa tersebar tidak terlalu jauh dari nilai rata-rata kelas. Semakin kecil keragaman suatu nilai, kurva normal menjadi lebih tegak dan mendekati nilai rata-rata kumpulan data tersebut. Selain itu, jika dilihat dari nilai maksimum dan minimum yang

(57)

diperoleh, nilai siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai pada kelas kontrol.

B. Analisis Data

Tujuan analisis data pada penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa dengan penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Questions Students Have (QSH ) sama dengan hasil belajar matematika siswadengan menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMP Negeri 24 Padang. Untuk mengambil kesimpulan dari penelitian, dilakukan uji hipotesis dengan terlebih dahulu melakukan uji normalitas dan uji homogenitas terhadap hasil tes akhir sebagai berikut:

1. Uji Normalitas Kelas Sampel

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Liliefors. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Uji Normalitas Sampel

Kelas

Kelas Eksperimen 0,1977 0,1764

Kelas Kontrol 0,0795 0,1838

Lampiran XXIHalaman 147

Tabel 14.memperlihatkan bahwa salah satu kelas sampel memiliki maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas sampel berdistribusi tidak normal.

(58)

2. Uji Homogenitas Variansi Kelas Sampel

Hasil Uji homogenitas dilakukan terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakuan dengan menggunakan uji F dengan kriteria pengujian adalah terima jika ( ) ( ) . Hasil perhitungan uji F diperoleh sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelas memiliki variansi yang homogen (Lampiran XXII halaman 151). 3. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas variansi, diketahui nilai tes akhir siswa pada kedua kelas sampel, salah satu sampel berdistribusi tidak normal. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis, uji hipotesis yang dilakukan adalah main-withney. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai = -3,28, dan , pada α = 0,05 adalah karena < maka diterima sehingga hipotesis ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Questions Students

Have (QSH) sama dengan hasil belajar siswa dengan menerapkan

pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMP Negeri24 Padang (Lampiran XXIII halaman 157).

(59)

C. Pembahasan

1. PelaksanaanPembelajaran

a. PelaksanaanPenerapan Strategi Pembelajaraan Aktif Tipe Questions Students Have (QSH)

Kelas eksperimen diterapkanstrategi pembelajaran aktif tipe

Questions Students Have (QSH). Pembelajaran diawali dengan guru

membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen berdasarkan kemampuan akademis dengan cara duduk melingkar. Guru meminta siswa mengamati, mencermati dan membaca materi yang dipelajari pada buku paket yang disediakan di sekolah.

Guru membagikan kartu kosong kepada masing – masing siswa dan menjelaskan langkah-langkah stategi Questions Students

Have (QSH).Siswa menuliskan pertanyaan tentang materi yang belum

dipahami pada kartu yang diberikan guru.Siswa mengedarkan kartunya searah jarum jam dan memberi tanda ceklis pada pertanyaan yang tidak dimengerti dan pengedaran kartu dihentikan saat kartu pertanyaan telah kembali kepada pemiliknya. Kartu tersebut dibahas dalam kelompokdan ditulis jawaban pada lembaran yang disediakan oleh guru.Siswa mengumpulkan kartu yang dicentang dalam kelompok kepada ketua kelompok.Guru mengintruksikan ketua kelompok untuk memilih pertanyaan yang tidak mendapat centang terbanyak untuk dibahas dalam kelompok dan hasil ditulis pada lembaran yang telah disediakan guru. Pertanyaan dengan tanda

(60)

centang terbanyak dikumpulkan guru. Guru membagikan kekelompok yang lain siswa secara sukarela dan maju kedepan kelas untuk mengambil pertanyaan yang diberikan oleh guru dan siswa menjawab pertanyaan yang ditulis oleh siswa lain nya. Jika mash ada pertanyaan yang belum bisa di jawab siswa, maka guru baru menjelaskan dan menjawab pertanyaan dari siswa.

Pertemuan pertama pada kelas eksperimen guru membentuk siswa menjadi 8 kelompok. Setelah siswa duduk dalam kelompok guru memintak siswa mengamati dan mencermati dan membaca materi yang dipelajari pada buku paket yang di sediakan di sekolah. Guru membagikan kartu kosong kepada masing – masing siswa. Seper yang terlihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Kartu kosong (kartu pertanyaan) yang akan dibagikan pada masing – masing siswa.

Gambar

Tabel  1.  Persentase Ketuntasan Ujian Akhir  Semester 2 Matematika  Siswa  Kelas  VII    SMPN  24  Padang  Tahun  Pelajaran  2016/2017
Gambar 1 : Pengelompokan Siswa Berdasarkan Kemampuan   Akademik.
Tabel  3.  Jumlah  Siswa  Kelas  VIII  SMPN  24  Padang  Tahun  Pelajaran  2017/2018  No  Kelas  Jumlah  1  VII.a  30  2  VII.b  31  3  VII.c  31  4  VII.d  30  5  VII.e  30  6  VII.f  30  7  VII.g  30  8  VII.h  31
Tabel 6. Analisis Vari ansi untuk Uji Kesamaan Rata-Rata
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan pemilik usaha, karyawan, dan pengunjung Agrowisata Petik jambu Kristal Bumiaji Sejahtera, sedangkan data sekunder

Diharap maklumat yang diperoleh daripada hasil kajian ini dapat membantu guru j-QAF dan pihak berkenaan untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam

Kubu Raya pada saat pembelajaran berlangsung berjalan dengan lancar yaitu dimulai pada awal September hingga akhir bulan September walalupun kadang asap menyelmuti alam

Tujuan riset ini sendiri adalah untuk menguji pengaruh profitabilitas, likuiditas dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal perusahaan sektor farmasi

 Perancangan sistem yang lebih baik untuk lebih bisa meminimalisir kecacatan dari beberapa faktor dan serta memperbaiki kesalahan kesalahan yang terjadi oleh mesin seperti

gambaran peran para pemulung dalam pengelolaan sampah yang berada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Terjun, Kecamatan Medan Marelan Kota Medan.. 1.2

Participatory Development Planning (Thesis): a study on the preparation of the Medium Term Development Plan for Medan City 2006-2010), Graduate School, University of North Sumatra,

JUDUL: PENGINTEGRASIAN ASPEK-ASPEK KEMAHIRAN GENERIK DALAM PROSES PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BAGI.. PROGRAM KEMAHIRAN TINGGISELARAS