PERBANDINGAN OLANZAPIN INTRAMUSKULAR DAN HALOPERIDOL INTRAMUSKULAR DALAM PENATALAKSANAAN
AGITASI PADA PASIEN SKIZOFRENIK
TESIS
VICTOR ELIEZER PINEM 18148
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-I ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA/ RSUP.H.ADAM MALIK
MEDAN 2010
PERBANDINGAN OLANZAPIN INTRAMUSKULAR DAN HALOPERIDOL INTRAMUSKULAR DALAM PENATALAKSANAAN
AGITASI PADA PASIEN SKIZOFRENIK
TESIS
Untuk memperoleh gelar spesialis di Bidang Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedoktrean Universitas Sumatera Utara
VICTOR ELIEZER PINEM 18148
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-I ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA/ RSUP.H.ADAM MALIK
Judul Tesis : Perbandingan Olanzapin Intramuskular Dan
Haloperidol Intramuskular Dalam Penatalaksanaan Agitasi Pada Pasien Skizofrenik
Nama Mahasiswa : Victor Eliezer Pinem
No CHS : 18148
Konsentrasi : Ilmu Kedokteran Jiwa
Menyetujui Komisi Pembimbing:
Prof.dr.Bahagia Loebis, Sp.KJ(K) Ketua
Ketua Program Studi Ketua TKP-PPDS
Prof.dr.Bahagia Loebis, Sp.KJ(K) dr.H.Zainuddin Amir, SpP(K) NIP: 140 105 369
Telah diuji pada
Tanggal: 24 November 2010
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : dr. Heriani, Sp.KJ(K) ……… Sekretaris : dr. Cecep Sugeng Kristanto, Sp.KJ(K) ……… Anggota : Prof.dr.Syamsir BS, Sp.KJ(K) ………
PERNYATAAN
PERBANDINGAN OLANZAPIN INTRAMUSKULAR DAN HALOPERIDOL INTRAMUSKULAR DALAM PENATALAKSANAAN AGITASI PADA
PASIEN SKIZOFRENIK
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis mengacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka, dan bila terbukti ada maka saya rela gelar saya dicabut.
Medan, 24 November 2010
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat dan karuniaNya penulisan tesis ini dapat diselesaikan.
Tesis ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas yang ada sebelumnya dan memenuhi salah satu syarat untuk melengkapi keahlian dalam bidang Ilmu Kedokteran Jiwa. Saya menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangannya dan masih jauh dari sempurna, namun demikian besar harapan saya kiranya tulisan ini dapat bermanfaat dalam menambah perbendaharaan bacaan khususnya tentang:
“Perbandingan Olanzapin Intramuskular dan Haloperidol Intramuskular Dalam Penatalaksanaa Agitasi Pada Pasien Skizofrenik”
Dengan selesainya tesis ini, perkenankanlah saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan Ketua TKP PPDS I Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2. Prof.dr. Syamsir BS, Sp.KJ (K), selaku Ketua Departemen Psikiatri FK
USU, yang dengan penuh kesabaran dan perhatian telah membimbing, memberi pengarahan, masukan-masukan dan memberikan
literatur-literatur yang sangat berharga selama penulis mengikuti pendidikan spesialisasi.
3. Prof.dr.Bahagia Loebis, Sp.KJ (K), selaku Ketua Program Studi Psikiatri FK USU, guru dan pembimbing penulis dalam menyelesaikan tesis ini, yang dengan penuh kesabaran dan perhatian telah membimbing, memberi pengarahan, masukan-masukan, dan literatur-literatur yang sangat berharga dalam menyelesaikan tesis ini.
4. dr. Harun T. Parinduri, Sp.KJ (K), dr. Raharjo Suparto, Sp.KJ, dr. Marhanuddin Umar, Sp.KJ(K) (Alm), dr. Elmeida Effendy, Sp.KJ
sebagai guru yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengetahuan selama penulis mengikuti pendidikan spesialisasi.
5. Prof. dr. M. Joesoef Simbolon, Sp.KJ (K) sebagai guru yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengetahuan selama penulis mengikuti pendidikan spesialisasi, terutama dibidang Psikiatri Anak.
6. dr. Mustafa M. Amin, Sp.KJ, dr. Vita Camellia, Sp.KJ, dr.Surya Husada, Sp.KJ sebagai guru dan senior yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengetahuan serta literatur-literatur yang sangat berharga selama penulis mengikuti pendidikan spesialisasi.
7. dr. Dapot Parulian Gultom, Sp.KJ, selaku guru dan Direktur BLUD RSJD Propinsi Sumatera Utara; dr. Donald F. Sitompul, Sp.KJ ; dr. Sulastri
Effendi, Sp.KJ; dr. Evawati Siahaan, Sp.KJ; dr. Mariati, Sp.KJ; dr. Rosminta Girsang, Sp.KJ; dr. Artina R. Ginting, Sp.KJ; dr. Paskawani
Sp.KJ sebagai senior penulis yang telah memberikan semangat dan dorongan selama mengikuti pendidikan spesialisasi.
8. dr. Herlina Ginting, Sp.KJ; dr. Juskitar, Sp.KJ; dr. Mawar G. Tarigan, Sp.KJ; dr. Freddy S. Nainggolan, Sp.KJ; dr. Adhayani Lubis, Sp.KJ; dr. Yusak P. Simanjuntak, Sp.KJ; dr. Juwita Saragih, Sp.KJ; dr. Laila Sylvia Sari, Sp.KJ; dr. Friedrich Lupini, Sp.KJ, dr. Rudyhard E Hutagalung, Sp.KJ dan dr. Evalina Perangin-angin, Sp.KJ sebagai senior penulis yang telah banyak memberikan masukan-masukan, bimbingan, literatur-literatur, dan menjadi rekan diskusi selama penulis mengikuti pendidikan spesialisasi.
9. Direktur RSUP Haji Adam Malik Medan, Direktur RSU dr. Pirngadi Medan, Direktur RS Tembakau Deli Medan, Kepala Puskesmas Padang Bulan yang telah memberikan izin, kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk belajar dan bekerja selama mengikuti pendidikan spesialisasi.
10. Prof. DR. dr. Hasan Sjahrir, Sp.S(K), selaku Ketua Departemen Neurologi FK USU, dan dr. Rusli Dhanu, Sp.S (K), selaku Ketua Program Studi Departemen Neurologi dan pembimbing penulis selama menjalani stase di Depertemen Neurologi FK USU dan dr. Puji Pinta OS, Sp.S yang telah memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjalani stase di Depertemen Neurologi FK USU.
11. Prof. dr. Habibah Hanum Nasution, Sp.PD-K.Psi, selaku Kepala Divisi Psikosomatik Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU, yang telah
menerima dan membimbing penulis selama belajar di stase Divisi Psikosomatik Ilmu Penyakit Dalam FK USU.
12. dr. Dharma Lindarto, Sp.PD-K.EMD, selaku kepala Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU, dan dr. Pirma Siburian, Sp.PD-K.Ger, yang telah menerima dan membimbing penulis selama belajar di stase Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK USU 13. dr.Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes sebagai konsultan statistik dalam tesis ini
yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan berdiskusi dengan penulis.
14. Teman-teman sejawat peserta PPDS-I Psikiatri FK USU : dr. Silvy A. Hasibuan, dr. Siti Nurul Hidayati, dr. Lailan Sapinah, dr. Herny T. Tambunan, dr. Mila Astari Harahap, dr. Ira Aini Dania, dr. Baginda Harahap, dr. Ricky W. Tarigan, dr. M. Yusuf Siregar, dr. Ferdinan Leo Sianturi, dr. Superida Ginting, dr. Hanip Fahri, dr. Lenny C. Sihite, dr. Saulina D. Simanjuntak, dr. Endang Sutry Rahayu, dr. Duma M Ratnawati, dr. Dian Budianti Amalina, dr. Tiodoris Siregar, dr. Andreas Xaverio Bangun, dr. Nirwan Abidin, dr. Nanda Sari Nuralita, dr. Nauli
Aulia Lubis, dr. Wijaya Taufik Tiji, dr. Alfi Syahri Rangkuti, dr. Agussyah Putra, dr. Rini Gissya Liza dan dr. Gusri Girsang yang
banyak memberikan masukan berharga kepada penulis melalui diskusi-diskusi kritis baik dalam pertemuan formal maupun informal, serta selalu memberikan dorongan yang membangkitkan semangat penulis dalam menyelesaikan pendidikan spesialisasi.
15. Seluruh perawat dan pegawai RSUP Haji Adam Malik Medan, RSUP dr. Pirngadi Medan, RS Tembakau Deli Medan, BLUD RSJD Propinsi Sumatera Utara, RS Polri Brimob Medan, Puskesmas Padang Bulan Medan, yang telah membantu penulis selama mengikuti pendidikan spesialisasi.
16. Kedua orang tua yang sangat penulis hormati dan cintai: dr.Djamal Eka Pinem, Sp.KJ dan Bethseba br Ginting (alm) yang telah dengan susah payah membesarkan, mendidik, memberi rasa aman, cinta dan doa restu kepada penulis selama ini.
17. Kedua mertua yang sangat penulis hormati dan cintai: Baslim Ginting (alm) dan Dra.Nurhati br Tarigan yang telah banyak memberikan semangat dan doa kepada penulis selama ini.
18. Buat istriku tercinta, Agnes Ine Kamusta br Ginting, ST, terima kasih atas segala doa dan dukungan, kesabaran dan pengertian yang mendalam serta pengorbanan atas waktu yang diberikan kepada penulis selama penulis menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa dan menyelesaikan tesis ini. Penulis menyadari, tanpa semua itu, penulis tidak akan mampu menyelesaikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Jiwa dan tesis ini dengan baik.
19. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu namanya yang telah membantu penulis selama mengikuti pendidikan spesialisasi.
Akhirnya penulis hanya mampu berdoa dan memohon semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang memberikan rahmat-Nya kepada
mereka yang telah membantu penulis selama pendidikan spesialisasi dan dalam menyelesaikan Tesis ini.
Medan, 24 November 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan Pembimbing... ii
Ucapan Terima Kasih ... v
Daftar Isi... xi
Daftar Tabel... xiii
Daftar Gambar ... xiii
Daftar Singkatan dan Lambang ... xiv
Abstrak ... xv Bab 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Rumusan Masalah ... 5 1.3. Hipotesis... 5 1.4. Tujuan Penelitian... 6 1.5. Manfaat Penelitian... 6
Bab 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agitasi ... 6
2.2. Skizofrenia ... 7
2.3. Agitasi Pada Skizofrenia ... 8
2.4. Farmakoterapi Pada Agitasi ... 11
2.5. Positive and Negative Syndrome Scale (PANSS) ... 15
2.6. Kerangka Konsep ... 16
Bab 3. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian ... 19
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian... 19
3.3. Populasi Penelitian ... 19
3.4. Sampel dan Cara Pemilihan Sampel... 19
3.5. Perkiraan Besar Sampel... 20
3.6. Kriteria Penelitian... 20
3.7. Ijin Subyek Penelitian... 21
3.8. Etika Penelitian... 21
3.9. Cara Kerja Penelitian... 21
3.10. Kerangka Operasional ... 23
3.11. Identifikasi Variabel ... 23
3.12. Definisi Operasional ... 23
3.13. Analisis dan Penyajian Data ... 25
3.14. Jadwal Penelitian ... 25
Bab 4. HASIL PENELITIAN ... 26
Bab 5. PEMBAHASAN... 35
Ringkasan ... 45
Daftar Referensi... 46
Lampiran 1. Lembar Penjelasan Kepada Calon Subyek Penelitian ... 48
2. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) ... 50
3. PANSS-Excitement Component ... 51
4. Data sampel penelitian... 56
5. Persetujuan komite etik... 59
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Distribusi sampel penelitian berdasarkan umur dan jenis
kelamin ... 26 Tabel 4.2 Karakteristik berat badan dan BMI pada penggunaan injeksi
olanzapin dan haloperidol ... 27 Tabel 4.3 Karakteristik skor PANSS-EC saat pertama kali masuk... 28 Tabel 4.4 Karakteristik tingkat keparahan agitasi saat pertama kali
masuk ... 29 Tabel 4.5 Perubahan skor PANSS-EC setelah 2 jam setelah diinjeksi ... 30 Tabel 4.6 Perubahan tingkat keparahan agitasi dalam 2 jam setelah
diinjeksi ... 30 Tabel 4.7 Perubahan skor PANSS-EC setelah 4 jam setelah diinjeksi ... 31 Tabel 4.8 Perubahan tingkat keparahan agitasi dalam 4 jam setelah
diinjeksi ... 32 Tabel 4.9 Perubahan skor PANSS-EC setelah 24 jam setelah diinjeksi ... 32 Tabel 4.10 Perubahan tingkat keparahan agitasi dalam 24 jam setelah
diinjeksi ... 33 Tabel 4.11 Efek samping setelah diberikan injeksi ... 34
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
BLUD : Badan Layanan Umum Daerah BMI : Body Mass Index
DA : Dopamin
DSM-IV-TR : Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, Fourth Edition, Text Revision
FGA : First Generation Antipsychotic
N : jumlah sampel
PANSS-EC : Positive and Negative Syndrome Scale-Excitement Componen
PPDGJI-III : Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III
SDA : Serotonin Dopamine Antagonist SPSS : Statistical Package for the Social Sciences Z : tingkat kepercayaan
Zβ : kekuatan
5HT : 5-hydroxytryptamine < : lebih kecil dari
ABSTRAK
Latar Belakang : Agitasi merupakan gejala perilaku yang sering dijumpai didalam pelayanan gawat darurat psikiatri sebagai keluhan pasien-pasien dengan gangguan psikotik. Pada pasien skizofrenik dengan agitasi perlu ditangani dengan cepat dan aman sehingga kejadian-kejadian yang tidak diinginkan sehubungan dengan perilaku agitasinya dapat dihindari seperti mencelakai keluarga, orang lain, petugas kesehatan, lingkungan dan diri pasien sendiri. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbandingan efektifitas dan waktu yang dibutuhkan olanzapin intramuskular dan haloperidol intramuskular dalam meredakan agitasi pada pasien skizofrenik.
Metode : Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental two group pretest-posttest design berupa uji klinis terbuka secara paralel dengan 2 kelompok. Penelitian dilakukan di BLUD Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara periode 1 April 2010-30 Juni 2010. Sampel penelitian adalah pasien skizofrenik akut dengan agitasi dan pemilihan sampel dengan cara non probability sampling jenis consecutive sampling. Keparahan agitasi diukur dengan PANSS-EC.
Hasil : Dari uji statistik dengan Independent Sample Test setelah 2 jam pemberian injeksi olanzapin dan haloperidol intramuskular didapati nilai rata-rata akhir skor PANSS-EC masing-masing 12,5 (SD 2,1) dan 14,7 (SD 2,7) dengan nilai p = 0,01. Setelah 4 jam pemberian injeksi olanzapin dan haloperidol intramuskular didapati nilai rata-rata akhir skor PANSS-EC masing-masing 8,2 (SD 1,3) dan 9,8 (SD 1,7) dengan nilai p = 0,0001. Selanjutnya, setelah 24 jam pemberian injeksi olanzapin dan haloperidol intramuskular didapati nilai rata-rata akhir skor PANSS-EC masing-masing 6,7 (SD 0,7) dan 8,2 (SD 0,9) dengan nilai p = 0,0001. Nilai p < 0,05 tersebut menunjukkan bahwa terdapat perubahan skor PANSS-EC yang bermakna dalam 2 jam, 4 jam dan 24 jam setelah pemberian injeksi olanzapin dibandingkan haloperidol. Dari uji statistik dengan Chi-square terhadap perubahan tingkat keparahan agitasi pada pasien skizofrenik, diperoleh nilai p = 0,355 pada jam ke-2, p = 0,015 pada jam ke-4 dan p = 0,313 pada jam ke-24 setelah pemberian injeksi olanzapin dan haloperidol. Olanzapin intramuskular memberikan hasil yang berbeda secara bermakna dalam menurunkan tingkat keparahan agitasi setelah 4 jam dibandingkan haloperidol intramuskular.
Kesimpulan : Olanzapin intramuskular lebih bermakna dalam menurunkan skor PANSS-EC pada pasien skizofrenik dengan agitasi dan lebih cepat menurunkan tingkat keparahan agitasi dibandingkan dengan haloperidol intramuskular.