• Tidak ada hasil yang ditemukan

Good Corporate Governance 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Good Corporate Governance 2015"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PELAKSANAAN

Good Corporate Governance 2015

(2)

DAFTAR ISI

A

PENDAHULUAN

1

B

PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

6

I

Dewan Komisaris

6

II

Direksi

14

III

Komite - Komite

A. Komite-komite di Bawah Komisaris

Komite Audit

23

Komite Pemantau Risiko

28

Komite Nominasi dan Remunerasi

31

B. Komite-komite di Bawah Direksi

Komite Manajemen Risiko (KMR)

35

Komite Kebijakan Perkreditan

37

Asset Liability Commitee (ALCO)

38

Komite Teknologi Informasi

40

Komite Kredit

41

Komite Transaksi Product Asset dan Liabilities

42

Komite Personalia

43

Komite Pengadaan Barang dan Jasa

44

Komite Pemantau Pelaksanaan Good Corporate Governance

(KPP-GCG)

45

Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary)

47

IV

Penanganan Benturan Kepentingan

49

V

Penerapan Fungsi Kepatuhan

52

VI

Audit Internal

57

VII

Audit Eksternal

63

VIII

Manajemen Risiko dan Sistem Pengendalian Intern

64

IX

Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Penyediaan

Dana Besar (Large Exposure)

71

X

Transparansi Kondisi Keuangan dan Non keuangan Bank, Laporan

pelaksanaan GCG dan Pelaporan Internal

72

XI

Rencana Strategis Bank

76

C

KESIMPULAN

77

(3)

Good Corporate Governance 2015

1/78

A. PENDAHULUAN

Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan atas PBI No.8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, Bank melalui jajaran Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh karyawan berkomitmen untuk melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) yang baik dan prinsip kehati-hatian dalam kegiatan bisnis sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai pokok yang tertuang dalam GCG. Hal ini dilaksanakan dalam rangka melindungi kepentingan stakeholder, meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku serta nilai-nilai yang berlaku di dunia perbankan.

Prinsip-prinsip Pelaksanaan GCG

Dalam pelaksanaannya Bank harus menerapkan prinsip-prinsip GCG yakni Transparency, Accountability, Responsibility, Independency dan Fairness yang biasa disebut dengan TARIF. Adapun penjabaran dari prinsip tersebut yaitu:

1. Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam pelaksanakan proses pengambilan keputusan dimana Bank harus memberikan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat, dan dapat dibandingkan. Informasi tersebut juga harus mudah diakses stakeholders sesuai dengan haknya.

2. Akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ Bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif dimana Bank harus menetapkan fungsi tugas dan tanggung jawab yang jelas dari setiap komponen organisasi selaras dengan visi dan misi, sasaran usaha, dan strategi Bank. Setiap komponen organisasi mempunyai kompetensi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing serta harus dapat memahami perannya dalam pelaksanaan GCG. Selain itu, Bank harus memastikan ada tidaknya check and balance dalam pengelolaan Bank. Selain itu Bank harus memiliki ukuran kinerja dari semua jajarannya berdasarkan ukuran yang disepakati secara konsisten sesuai dengan nilai perusahaaan (corporate values), sasaran usaha, dan strategi Bank, serta memiliki reward and punishment system.

3. Pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan Bank yang sehat. Dalam hal ini Bank harus memegang prinsip prudential banking practices. Prinsip tersebut dijalankan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar tetap terjaga kelangsungan usahanya. Bank juga harus mampu bertindak sebagai good corporate citizen (perusahaan yang baik).

4. Independensi (independency) yaitu pengelolaan Bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun. Selain itu, Bank harus mampu menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh stakeholders. Pengelola Bank tidak boleh terpengaruh oleh kepentingan sepihak dan harus menghindari segala bentuk benturan kepentingan (conflict of interest)

5. Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dimana Bank harus memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran (equal treatment). Namun, Bank juga perlu memberikan kesempatan kepada stakeholders untuk memberikan masukan bagi kepentingan Bank, serta memiliki akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan.

Struktur dan Mekanisme GCG

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT) dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006, Organ Perseroan terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi. Dewan Komisaris dan Direksi, memiliki wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai fungsinya masingmasing sebagaimana diamanahkan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan. Namun demikian, keduanya mempunyai tanggung jawab untuk memelihara kesinambungan usaha Bank dalam jangka panjang. Oleh karena itu, Dewan Komisaris dan Direksi harus memiliki kesamaan persepsi terhadap visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan. Dalam melaksanakan

(4)

Good Corporate Governance 2015

2/78

kepengurusan Bank Victoria, Direksi didukung oleh struktur manajemen dan komite penunjang yang efektif. Adapun dalam melaksanakan fungsi pengawasan dan kepenasehatan, Dewan Komisaris didukung oleh organ penunjang seperti Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi Komite Pemantau Risiko dan Komite Tata Kelola Terintegrasi.

Dalam pelaksanaannya, Bank Victoria memiliki berbagai kebijakan/pedoman dalam menjalankan fungsi dan tugasnya yang disebut dengan infrastruktur GCG. Tujuan membangun GCG antara lain sebagai berikut.

Melengkapi kebijakan pendukung dalam penerapan GCG.

Menjadi pedoman bagi Bank dalam menjalankan aktivitas sehari-hari sesuai dengan budaya (corporate culture) yang diharapkan.

Merupakan bentuk komitmen tertulis bagi seluruh jajaran dan tingkatan organisasi Bank dalam rangka meningkatkan disiplin dan tanggung jawab organ perusahaan dalam rangka menjaga kepentingan stakeholders sesuai dengan tanggung jawab masingmasing.

Infrastruktur GCG yang telah dimiliki oleh Bank Victoria antara lain adalah:

1. Pedoman GCG yang telah disahkan melalui keputusan Direksi No. 039/SK-DIR/05/13 tanggal 30 Mei 2013. 2. Tata Tertib Dewan Komisaris yang telah disahkan melalui Keputusan Dewan Komisaris BVIC No.

003/SKKOM/04/13 tanggal 29 April 2013.

3. Pedoman Anti Fraud yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Direksi No. 013/SK-DIR/07/13 tanggal 16 Juli 2013.

4. Pedoman Etika Karyawan yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 011/SK-DIR/05/08 tanggal 28 Mei 2008.

5. Pedoman dan Tata Tertib Komite Tata Kelola Terintegrasi Grup Victoria melalui Surat Keputusan Direksi No. 003/SK-DIR/10/15 pada tanggal 27 Oktober 2015.

6. Pedoman dan Tata Tertib Komite Manajemen Risiko Terintegrasi Grup Victoria melalui Surat Keputusan Direksi No. 004/SK-DIR/09/15 pada tanggal 4 September 2015.

7. Kebijakan dan Standard Operating Procedure (SOP).

Pada 2015, Bank Victoria telah membangun/menyempurnakan berbagai Infrastruktur GCG Soft Structure yang meliputi 44 Kebijakan dan Prosedur (Standard Operating Procedure-SOP) baru yang ditetapkan dalam Surat Keputusan (SK) Direksi, termasuk juga telah merevisi 6 SOP yang telah ada.

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

RUPS adalah organ perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi dan memegang segala kewenangan yang tidak diserahkan kepada Direksi dan Dewan Komisaris. RUPS sebagai organ perusahaan merupakan wadah para pemegang saham untuk mengambil keputusan penting berkaitan dengan modal yang ditanam dalam perusahaan, dengan memperhatikan ketentuan Anggaran Dasar dan Undang-undang Perseroan Terbatas. Selain itu RUPS juga berfungsi sebagai forum pertanggungjawaban kepengurusan Direksi dan Komisaris atas hasil kinerjanya dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

RUPS memiliki wewenang antara lain untuk:

a. Mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris dan Direksi; b. Menetapkan remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi;

c. Mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi; d. Mengesahkan perubahan Anggaran Dasar;

e. Memberikan persetujuan atas laporan tahunan; f. Menetapkan alokasi penggunaan laba;

g. Menunjuk akuntan publik.

Keputusan yang diambil dalam RUPS didasari pada kepentingan usaha Bank jangka panjang. RUPS dan atau pemegang saham tidak melakukan intervensi terhadap tugas, fungsi dan wewenang Dewan Komisaris dan Direksi dengan tidak mengurangi wewenang RUPS untuk menjalankan hak sesuai dengan Anggaran Dasar dan peraturan perundangundangan. Pengambilan keputusan RUPS dilakukan secara wajar dan transparan.

(5)

Good Corporate Governance 2015

3/78

Dalam penyelenggaraan RUPS, upaya yang telah dilakukan Bank Victoria adalah:

1. Pemegang saham diberikan kesempatan untuk mengajukan usul mata acara RUPS sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Panggilan RUPS telah mencakup informasi mengenai mata acara, tanggal, waktu dan tempat RUPS;

2. Bahan mengenai setiap mata acara yang tercantum dalam panggilan RUPS tersedia di kantor Bank Victoria sejak tanggal panggilan RUPS, sehingga memungkinkan pemegang saham berpartisipasi aktif dalam RUPS dan memberikan suara secara bertanggung jawab. Jika bahan tersebut belum tersedia saat dilakukan panggilan untuk RUPS, maka bahan itu disediakan sebelum RUPS diselenggarakan;

3. Risalah RUPS tersedia di kantor Bank Victoria, dan Bank Victoria menyediakan fasilitas agar pemegang saham dapat membaca risalah tersebut.

RUPS Bank Victoria terdiri dari RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa. Proses pengumuman dan pemanggilan RUPS dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, baik RUPS Tahunan maupun RUPS Luar Biasa (RUPS LB). Pada tahun 2015, Bank telah menyelenggarakan 1 (satu) kali RUPS Tahunan dan tidak menyelenggarakan RUPS Luar Biasa.

Tahapan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Bank Victoria di 2015 tergambar dalam tabel berikut:

Pengumuman Undangan Pelaksanaan Hasil RUPS

Diumumkan pada tanggal 20 Mei 2015, melalui iklan di surat kabar harian Investor Daily dan harian Media Indonesia

Diumumkan pada tanggal 04 Juni 2015, melalui iklan di surat kabar harian Investor Daily dan harian Media Indonesia

RUPS tahunan dilaksanakan pada 26 Juni 2015 pada pukul 09.00 WB – berakhir, bertempat di Graha BIP Function Hall Lt.11 Jalan Jend.Gatot Subroto Kav.23, Jakarta 12930.

Diumumkan pada tanggal 30 Juni 2015, melalui iklan di surat kabar harian Investor Daily dan harian Media Indonesia

Agenda dan Keputusan RUPS Tahunan tanggal 26 Juni 2015 adalah sebagai berikut:

Agenda RUPS

Laporan Tahunan Perseroan termasuk laporan Direksi dan pengesahan Laporan Keuangan Tahunan serta Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014.

Penetapan penggunaan laba bersih Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014.

Perubahan susunan Direksi dan Dewan Komisaris.

Pemberian kuasa dan wewenang kepada wakil pemegang saham untuk menetapkan besarnya honorarium anggota Dewan Komisaris, pemberian kuasa dan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan pembagian tugas dan wewenang Direksi serta besarnya gaji dan tunjangan para anggota Direksi.

Penunjukan Akuntan Publik untuk mengaudit buku-buku Perseroan untuk tahun buku 2015 dan pemberian kuasa kepada Direksi untuk penetapan honorarium Akuntan Publik tersebut serta persyaratan lain penunjukannya.

Keputusan RUPS

Menerima baik dan menyetujui laporan tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 termasuk laporan Direksi dan laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris Perseroan. Menerima baik dan menyetujui serta mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik “ Tanudiredja, Wibisana & Rekan dengan pendapat “wajar” sesuai dengan laporan Nomor: A150330033/DC2/LLS/I/2015, tanggal 30 Maret 2015, dengan demikian membebaskan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Bank dari tanggung jawab dan segala tanggungan (acquit et de charge) atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang Direksi dan Dewan Komisaris jalankan selama tahun buku 2014, sepanjang tindakan-tindakan mereka tercantum dalam Neraca dan Laporan laba rugi Perseroan tahun buku 2014.

(6)

Good Corporate Governance 2015

4/78

Menyetujui penetapan penggunaan Laba Bersih Bank untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp105.699.343.308 dan laba bersih tahun buku 2014 tersebut dipergunakan sebagai berikut.

a. Sebesar Rp. 25.000.000.000,- digunakan untuk pembentukan dana cadangan guna memenuhi ketentuan pasal 70 Undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang Bank Terbatas dan pasal 26 Anggaran Dasar Perseroan.

b. Sisanya sebesar Rp 80.699.343.308 akan dibukukan sebagai laba ditahan. c. Perseroan tidak memberikan dividen untuk tahun buku 2014.

Menerima pengunduran diri Bapak Eko Rachmansyah Gindo dan Bapak Soewandy dari jabatannya masing-masing ssebagai Direktur Utama dan Wakil Direkstur Utama dengan ucapan terima kasih atas sumbangan tenaga dan pikiran yang diberikan selama menjabat sebagai anggota Direksi.

Mengangkat Bapak Daniel Budirahayu sebagai Direktur Utama Perseroan dan Bapak Oliver Simorangkir sebagai Komisaris Utama Perseroan serta Bapak Muhammad Rakhmadhani sebagai Direktur Perseroan, terhitung sejak ditutupnya rapat ini sampai dengan penutupan RUPS Tahunan Perseroan yang akan diadakan pada tahun 2016.

Pengangkatan Direktur Utama, Komisaris Utama dan Direktur tersebut berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan atas penilaian kemampuan dan kepatutan (Fit and Proper Test) dan memenuhi Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Dengan demikian, terhitung sejak ditutupnya rapat ini sampai dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan yang akan diadakan pada tahun 2016, susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Persseroan adalah sebagai berikut:

DIREKSI KOMISARIS

Posisi di Bank Victoria Nama Posisi di Bank Victoria Nama

1. Direktur Utama Daniel Budirahayu 1. Komisaris Utama Oliver Simorangkir 2. Direktur Gregorius Andrew

Andryanto Haswin

2. Komisaris/Komisaris Independen

Gunawan Tenggarahardja 3. Direktur Ramon Marlon Runtu 3. Komisaris/Komisaris

Independen

Zaenal Abidin Ph.D 4. Direktur Muhammad Rakhmadhani 4. Komisaris Suzanna Tanojo 5. Direktur Tamunan

Memberikan kuasa kepada Direksi Perseroan untuk menyatakan keputusan Rapat mengenai perubahan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan dalam akta tersendiri di hadapan Notaris dan untuk pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sehubungan dengan perubahan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan tersebut di atas, serta melakukan segala tindakan yang diperlukan dan disyaratkan oleh Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

Menyetujui memberikan kuasa dan wewenang kepada wakil Pemegang Saham Utama Perseroan yaitu PT Victoria Investama Tbk untuk menetapkan besarnya honorarium anggota Dewan Komisaris untuk tahun 2015.

Menyetujui pelimpahan kuasa kepada Rapat Dewan Komisaris Perseroan untuk menetapkan pembagian tugas dan wewenang anggota Direksi serta besarnya gaji dan tunjangan para anggota Direksi untuk tahun 2015.

Menyetujui untuk memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroanuntuk menunjuk Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengaudit Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku 2014 dengan memperhatikan rekomendasi dari komite audit dan memberikan kuasa kepada Direksi untuk menetapkan jumlah honorarium dan persyaratan lain sehubungan dengan penunjukkan Kantor Akuntan Publik tersebut.

Berdasarkan akta keputusan RUPS 2015, tidak terdapat arahan dari RUPS. Pelaksanaan RUPS Tahunan tersebut telah dicatat dalam Akta Berita Acara RUPS Tahunan PT Bank Victoria International Tbk. Nomor 131 tanggal 26

(7)

Good Corporate Governance 2015

5/78

Juni 2015 yang dibuat oleh Notaris Fatiah Helmi, SH. Seluruh keputusan dalam RUPST 2015 disetujui secara musyawarah.

(8)

Good Corporate Governance 2015

6/78

B. PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

I DEWAN KOMISARIS

Dewan Komisaris adalah organ perusahaan yang bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan bahwa Bank melaksanakan GCG pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris telah membentuk Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi serta Komite Pemantau Risiko. Dalam memenuhi tugas dan tanggung jawab itu, Dewan Komisaris wajib bertindak secara independen.

Dalam melaksanakan tugas, Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada RUPS. Pertanggungjawaban Dewan Komisaris kepada RUPS merupakan perwujudan akuntabilitas pengawasan atas pengelolaan perusahaan dalam rangka pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Kinerja DewanKomisaris dievaluasi berdasarkan unsur-unsur penilaian kinerja yang disusun oleh Komite Nominasidan Remunerasi. Pelaksanaan penilaian dilakukan pada tiap akhir periode tutup buku. Hasil penilaian kinerja Dewan Komisaris disampaikan dalam RUPS.

A. Referensi Peraturan

Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas mengharuskan seluruh perusahaan yang bernaung di bawah hukum Indonesia untuk memiliki Dewan Komisaris yang bertugas mengawasi kebijakan manajemen, proses manajemen di dalam perusahaan, sekaligus mengawasi dan memberikan saran/nasihat kepada Direksi. Selain itu, OJK juga mengeluarkan beberapa peraturan terkait Dewan Komisaris diantaranya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/SEOJK.04/2015 Tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka, serta Peraturan Bank Indonesia No.8/14/PBI/2006 tanggal 5 oktober 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum.

B. Jumlah Komposisi dan Kriteria Dewan Komisaris

Dewan Komisaris berjumlah 4 (empat) orang terdiri dari 1 (satu) orang Komisaris Utama, 3 (tiga) orang Anggota Komisaris, dengan 2 (dua) orang diantaranya merupakan Komisaris Independen. Seluruh anggota Dewan Komisaris berdomisili di wilayah kerja Kantor Pusat Bank Victoria.

Komposisi Dewan Komisaris Bank per 31 Desember 2015:

Posisi di Bank Victoria Nama

1. Komisaris Utama Daniel Budirahayu* Oliver Simorangkir**

2. Komisaris/Komisaris Independen Gunawan Tenggarahardja 3. Komisaris/Komisaris Independen Zaenal Abidin Ph.D

4. Komisaris Suzanna Tanojo

* Masa jabatan sebagai Komisaris Utama PT Bank Victoria International Tbk berakhir berdasarkan hasil keputusan RUPS Tahunan tanggal 26 Juni 2015.

** Diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris PT Bank Victoria International Tbk berdasarkan hasil keputusan RUPS Tahunan tanggal 26 Juni 2015 dan berlaku efektif setelah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) dan memenuhi Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

C. Independensi Dewan Komisaris

Anggota Dewan Komisaris Bank Victoria telah memenuhi jumlah, komposisi, kriteria dan independensi sesuai Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 dan PBI No.8/14/PBI/2006 Tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 Tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum serta Surat Edaran Bank Indonesia No.15/15/DPNP/2013 tanggal 29 April 2013 perihal

(9)

Good Corporate Governance 2015

7/78

Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum. Jumlah anggota Dewan Komisaris Bank saat ini adalah 4 (empat) orang, yang 2 (dua) orang diantaranya atau sama dengan 50% anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen. Dengan demikian, komposisi tersebut juga telah memenuhi peraturan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan mengenai Komisaris Independen. Sesuai dengan kriteria PBI No.8/14/2006, Komisaris Independen tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan dengan bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Hubungan keluarga dan keuangan Komisaris Independen dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Hubungan Keluarga Dewan Komisaris

Anggota Komisaris Independen

Hubungan Keluarga Dengan

Keterangan

Direksi Dewan Komisaris

Pemegang Saham Pengendali

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Daniel Budirahayu* - √ - √ - √ Independen

Gunawan Tenggarahardja - √ - √ - √ Independen

Zaenal Abidin PhD - √ - √ - √ Independen

* Masa jabatan sebagai Komisaris Utama berakhir sejak ditutupnya RUPST pada 26 Juni 2015

Hubungan Keuangan Dewan Komisaris

Anggota Komisaris Independen

Hubungan Keuangan Dengan

Keterangan

Direksi Komisaris

Pemegang Saham Pengendali

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Daniel Budirahayu* - √ - √ - v Independen

Gunawan Tenggarahardja - √ - √ - √ Independen

Zaenal Abidin PhD - √ - √ - √ Independen

* Masa jabatan sebagai Komisaris Utama berakhir sejak ditutupnya RUPST pada 26 Juni 2015

Dewan Komisaris telah mengungkapkan jabatan rangkap yang dimilikinya. Jabatan rangkap Dewan Komisaris sebagai berikut:

Nama Jabatan Jabatan pada Perusahaan/Instansi Lain Nama Perusahaan/ Instansi Lain Daniel Budirahayu* Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen - -

Oliver Simorangkir** Komisaris Utama - -

Gunawan

Tenggarahardja Komisaris Independen

Komisaris Independen

PT. Jakarta Setiabudi Internasional

Zaenal Abidin PhD Komisaris Independen - -

Suzanna Tanojo Komisaris

Komisaris Direksi Komisaris PT. Victoria Investama Tbk PT. Suryayudha Investindo Cipta PT. Victoria Manajemen Investasi

* Masa jabatan sebagai Komisaris Utama berakhir sejak ditutupnya RUPST pada 26 Juni 2015 ** Menjabat sebagai Komisaris Utama sejak ditutupnya RUPST pada 26 Juni 2015

(10)

Good Corporate Governance 2015

8/78

D. Pedoman Kerja Dewan Komisaris (Board Charter)

Pedoman kerja Dewan Komisaris diatur dalam Kebijakan GCG dan Tata Tertib Dewan Komisaris (Supervisory Board Charter). Kebijakan GCG bagian Dewan Komisaris berisi tentang tugas pokok, hak dan wewenang, komposisi, kualifikasi, independensi, rapat, benturan kepentingan, keterbukaan serta forum strategi. Sedangkan, Tata Tertib antara lain berisi tentang petunjuk tata laksana kerja Dewan Komisaris, serta menjelaskan tahapan aktivitas secara terstruktur, sistematis, mudah dipahami dan dapat dijalankan dengan konsisten, dapat menjadi acuan bagi Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas masingmasing untuk mencapai visi dan misi perusahaan. Dengan adanya Tata Tertib diharapkan akan tercapai standar kerja yang tinggi, selaras dengan prinsip-prinsip GCG.Tata Tertib Dewan Komisaris telah disahkan melalui Keputusan Dewan Komisaris Bank Victoria Nomor 003/SK-KOM/04/13 tentang Penetapan Tata Tertib Dewan Komisaris (Supervisory Board Charter), tanggal 29 April 2013.

Adapun isi dari Tata Tertib Dewan Komisaris antara lain mengatur hal-hal sebagai berikut: 1. Dasar

2. Definisi

3. Tugas Dewan Komisaris 4. Kewajiban Dewan Komisaris

5. Hak dan Wewenang Dewan Komisaris

6. Informasi, Kerahasiaan Bank dan Benturan Kepentingan 7. Komite dan Organ Penunjang Lainnya

8. Rapat Dewan Komisaris 9. Pembagian Tugas 10. Perjalanan Dinas

11. Pendidikan Berkelanjutan 12. Evaluasi Kinerja

13. Penutup

Ketentuan mengenai pemutakhiran Pedoman Kerja atau Tata Tertib Dewan Komisaris Bank Victoria tidak disusun secara khusus/spesifik, akan tetapi, pemutakhiran akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan Bank dan jika terdapat perubahan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku serta Anggaran Dasar Pereseroan. Di 2016, Dewan Komisaris bersama dengan unit terkait, tengah melakukan

pemutakhiran atas tata tertib Dewan Komisaris yang sudah ada saat ini. Pemutakhiran dianggap perlu dan dilakukan sebagai bentuk penyesuaian atas perkembangan peraturan terkait GCG oleh regulator dan juga kebutuhan Bank.

E. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Dewan Komisaris memiliki fungsi, tugas dan tanggung jawab yang jelas sesuai dengan anggaran dasar dan wewenang yang diberikan oleh RUPS, yang tertuang dalam Pedoman Kerja Dewan Komisaris. Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada pemegang saham dalam hal mengawasi kebijakan Direksi terhadap operasional Bank secara umum yang mengacu kepada rencana bisnis yang telah disetujui Dewan Komisaris dan Bank Indonesia, serta memastikan kepatuhan terhadap seluruh peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Secara rinci, tugas pokok Dewan Komisaris yang berhubungan dengan pengawasan adalah:

1. Melakukan pengawasan terhadap pengurusan Bank yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan pengarahan kepada Direksi termasuk mengenai rencana kerja, pengembangan Bank, pelaksanaan ketentuan Anggaran Dasar dan keputusan RUPS dan/atau RUPSLB serta peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu dengan:

a. Memberikan pendapat dan pengarahan kepada Direksi tentang penentuan visi, misi, budaya kerja dan nilai-nilai Bank;

(11)

Good Corporate Governance 2015

9/78

c. Memberikan pendapat dan pengarahan atas sistem pengelolaan sumberdaya manusia, dalam melaksanakan tugas ini Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Nominasi dan Remunerasi;

d. Meberikan pendapat dan pengarahan atas penerapan sistem pengendalian risiko, dalam melaksanakan tugas ini Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Pemantau Risiko dan Komite Audit;

e. Memberikan pendapat dan pengarahan atas Rencana Bisnis Bank (RBB) dan penjabarannya; f. Memberikan persetujuan atas rancangan keputusan bisnis strategis atau kebijakan yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan keputusan RUPS, serta prudential banking practise termasuk komitmen untuk menghindari segala bentuk benturan kepentingan (conflict of interest);

g. Melakukan penilaian atas laporan audit internal maupun eksternal dan memberikan pengarahan kepada Direksi atas hal-hal yang perlu ditindaklanjuti dan dalam melaksanakan tugasnya Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko;

h. Melakukan pengawasan secara periodik dan memberikan nasihat kepada Direksi atas penyelenggaraan prinsip tata kelola yang baik (Good Corporate Governance);

i. Melakukan pengawasan secara periodik atas pelaksanaan RBB dan memberikan pendapat/persetujuan atas perubahan RBB sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

j. Menyampaikan laporan pengawasan kepada otoritas Pengawas dan Pemegang Saham; k. Melakukan pengawasan atas kualitas pelayanan Bank kepada nasabah dan memberikan

pengarahan yang diperlukan Direksi untuk perbaikannya;

2. Melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan keputusan RUPS dan/atau RUPSLB dengan efektif dan efisien serta terpeliharanya efektifitas komunikasi antara Dewan Komisaris dengan Direksi, Auditor Ekternal dan Otoritas Pengawas Bank dan Pasar Modal;

3. Menjaga kepentingan Bank dengan memperhatikan hak para Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan serta bertanggung jawab ke RUPS;

4. Meneliti dan menelaah Laporan Tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani Laporan Tahunan tersebut sebagai tanda persetujuan;

5. Memberikan pendapat dan saran atas RBB yang diusulkan Direksi dan mengesahkannya sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar;

6. Memonitor perkembangan kegiatan Bank;

7. Memberikan pendapat dan saran kepada Pemegang Saham atas hal-hal yang dianggap penting bagi kepengurusan Bank;

8. Mengusulkan diadakan RUPS dan melaporkan kepada RUPS apabila terjadi penurunan kinerja Bank yang signifikan disertai dengan saran dan tindakan perbaikan yang diperlukan;

9. Memberitahukan kepada Bank Indonesia selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak ditemukannya:

a. Pelanggaran atas ketentuan dan peraturan perundang-undangan dibidang keuangan dan perbankan;

b. Keadaan ataupun perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank; 10. Mengusulkan kepada RUPS penunjukkan Akuntan Publik yang akan melakukan pemeriksaan

atas pembukuan Bank.

F. Hak dan Wewenang Dewan Komisaris

1. Dewan Komisaris berwenang memberikan persetujuan tertulis atas keputusan Direksi untuk tindakan-tindakan sebagai berikut.

a. Melepaskan dan menghapus aktiva milik Bank dalam jumlah tertentu yang ditetapkan dalam RUPS dan/atau Anggaran Dasar;

b. Mengadakan kontrak manajemen yang berlaku untuk jangka waktu lebih dari 3 (tiga) tahun;

(12)

Good Corporate Governance 2015

10/78

d. Mengambil bagian dalam kepemilikan baik sebagian atau seluruhnya atau ikut serta dalam Bank atau badan-badan lain atau mendirikan persetujuan baru yang tidak dalam rangka penyelamatan kredit;

e. Melepaskan sebagian atau seluruhnya penyertaan Bank dalam perusahaan yang tidak dalam rangka penyelamatan kredit;

f. Untuk tidak menagih lagi atas outstanding kredit macet yang telah dihapusbukukan yang jumlahnya dari waktu ke waktu ditetapkan oleh RUPS;

g. Kebijakan dan/atau tindakan Direksi mengenai penetapan mekanisme, kriteria dan pendelegasian wewenang, sehubungan dengan pengurusan, pengelolaan dan penyelesaian kredit Bank;

h. Perbuatan lain dalam rangka penyelesaian kredit bermasalah Bank.

2. Anggota Dewan Komisaris baik sendiri maupun bersama-sama berhak setiap waktu memasuki bangunan dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan dan dikuasai serta dimiliki Bank dan berhak memeriksa buku-buku, surat-surat bukti, persediaan barang-barang, memeriksa dan mencocokan keadaan uang kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain termasuk surat berharga serta mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi;

3. Tindakan dalam hal sebagaimana tersebut di atas, harus dijalankan dalam kapasitas sebagai anggota Dewan Komisaris dan wajib dilaporkan pada rapat Dewan Komisaris tentang tindakan tersebut;

4. Jika dianggap perlu Dewan Komisaris berhak untuk meminta bantuan tenaga ahli dalam melaksanakan tugasnya untuk jangka waktu terbatas dengan beban Bank;

5. Setiap anggota Dewan Komisaris berhak meminta penjelasan tentang segala hal dari Direksi maupun seluruh jajaran dibawahnya dan Direksiberkewajiban memenuhinya;

6. Setiap anggota Dewan Komisaris berhak menghadiri rapat-rapat yang diselenggarakan oleh Direksi atau unit kerja dibawahnya tanpa ikut memberikan keputusan;

7. Dewan Komisaris dengan suara terbanyak setiap waktu berhak untuk menonaktifkan untuk sementara waktu seorang atau lebih anggota Direksi, apabila terbukti bertindak yang bertentangan dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku atau terbukti melalaikan kewajibannya ataupun terdapat alasan alinnya yang mendesak;

8. Pemberhentian sementara tersebut di atas, wajib diberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan disertai alasan yang menyebutkan tindakan tersebut;

9. Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal pemberhentian sementara tersebut, Dewan Komisaris wajib menyelenggarakan RUPS yang akan memutuskan apakah anggota Direksi yang bersangkutan akan diberhentikan seterusnya ataukah dikembalikan kepada kedudukan semula dan dalam RUPS tersebut yang bersangkutan diberi kesempatan untuk hadir untuk membela diri.

G. Kewajiban Dewan Komisaris

1. Mengesahkan dan mengawasi pelaksaan RBB;

2. Melakukan tindak lanjut dari hasil pengawasan dan rekomendasi yang diberikan dalam hal terjadi penyimpangan terhadap ketentuan perundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar dan prinsip prudential dalam praktek bisnis (prudential banking practise);

3. Mengikuti perkembangan kegiatan Bank, dan dalam hal Bank menunjukkan gejala kemunduran, segera mengusulkan untuk mengadakan RUPS dan melaporkan kepada Pemegang Saham dengan disertai saran tentang langkah perbaikan yang diperlukan;

4. Memberikan pendapat dan saran untuk disampaikan pada RUPS mengenai setiap persoalan yang dianggap penting bagi kepengurusan Bank;

5. Melakukan tugas-tugas pengawasan lainnya yang ditentukan oleh RUPS dan peraturan perundang-undangan;

6. Memberikan arahan dan konsultasi kredit serta review atas persetujuan kredit yang melebihi jumlah tertentu yang ditentukan dalam RUPS dan/atau Anggaran Dasar;

7. Memastikan terselenggaranya pelaksanaan Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

(13)

Good Corporate Governance 2015

11/78

H. Pembidangan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris

Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris dibagi atas bidang tugas, yaitu:

Jabatan Nama Periode Bidang Tugas

Komisaris Utama Oliver Simorangkir Juli 2015 – saat ini

1. Aspek Operasional 2. Aspek Legal 3. Internal Audit Komisaris Independen Gunawan

Tenggarahardja 2007 – saat ini

1. Perkreditan Kredit Korporasi, Kredit Komersil, Kredit Konsumer, Kredit Perusahaan Pembiayaan dan Kredit SME/UKM)

2. Teknologi dan Sistem Informasi 3. General Affair

Komisaris

Independen Zaenal Abidin PhD 2012 – saat ini

1. Good Corporate Governance

2. Kepatuhan dan Manajemen Risiko 3. Sistem Operasi dan Prosedur Komisaris Suzanna Tanojo 2006 – saat ini

1. Human Capital Management

2. Accounting and Financial Control

3. Treasury and Retail Banking

Dewan Komisaris selalu mengawasi kebijakan yang diambil Direksi berdasarkan laporan yang diterima atau temuan langsung di lapangan. Untuk membantu tugas-tugas Dewan Komisaris dalam melaksanakan penerapan kebijakan GCG tersebut, Dewan Komisaris telah membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Nominasi dan Remunerasi yang ditetapkan dalam suatu Surat Keputusan dengan tugasnya adalah melakukan pemantauan, evaluasi, dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris. Di 2015, sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh OJK maka Dewan Komisaris Bank Victoria telah membentuk satu komite baru yaitu Komite Tata Kelola Terintegrasi.

I. Pengawasan dan Rekomendasi Dewan Komisaris

Sepanjang 2015, dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris telah melaksanakan pemantauan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Bisnis Bank sebagai bagian tidak terpisahkan. Berdasarkan pengawasan yang dilakukan tersebut, Dewan Komisaris telah memberikan rekomendasiagar Direksi memberikan perhatian khusus dan melakukan perbaikan-perbaikan antara lain:

1. Meningkatkan pertumbuhan kredit yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya melalui diversifikasi penyaluran kredit kepada sektor ekonomi yang memiliki potensi tumbuh, prospek usaha, dan debitur-debitur yang memiliki permodalan yang kuat terhadap gejolak ekonomi untuk dapat menutup arus kas di masa depan;

2. Melakukan peningkatan di aktivitas kunci proses perkreditan yaitu dimulai dari evaluasi indentifikasi, proses pengukuran lebih baik, pemantauan dan pengendalian oleh unit-unit independen, sehingga risk assessment serta quality assurance proses perkreditan menjadi lebih baik;

3. Karena posisi Bank sensitif terhadap pergerakan suku bunga, maka perlu disikapi secara konsisten untuk menciptakan terobosan kebijakan seperti meningkatkan account CASA untuk memperluas base customer dengan tetap memperhatikan aturan prudential dalam penerapan APU-PPT;

4. Melakukan peningkatan efisiensi, meningkatkan daya saing, memberikan nilai tambah untuk pelanggan dan meningkatkan produktivitas karyawan dalam bekerja;

5. Manajemen terus menerus melakukan peningkatan kompetensi manajerial maupun kompetensi teknis karyawan melalui training-training yang diselenggarakan secara inhouse ataupun program yang diselenggarakan oleh pihak eksternal.Hal ini dikarenakan sumber daya manusia merupakan subyek sentral seluruh aktifitas kegiatan operasional perbankan sehari-hari.

(14)

Good Corporate Governance 2015

12/78

J. Sertifikasi Manajemen Risiko Dewan Komisaris

Per 31 Desember 2013, seluruh anggota Dewan Komisaris Bank telah lulus dalam mengikuti program Eksekutif Sertifikasi Manajemen Risiko yang diadakan oleh Badan Sertifikasi Manajemen Risiko dan telah pula mengikuti Program Pemeliharaan sesuai ketentuan yang berlaku. Di 2015, 3 (tiga) anggota Komisaris mengikuti kegiatan training Refreshment Sertifikasi Manajemen Risiko Level Eksekutif.

K. Rapat Dewan Komisaris

Sesuai dengan Anggaran Dasar, Rapat Dewan Komisaris diadakan secara berkala. Keputusan Rapat Dewan Komisaris diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan musyawarah mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil berdasarkan pemungutan suara setuju terbanyak. Apabila suara setuju dan tidak setuju berimbang maka usulan dianggap ditolak.

Rapat Internal Dewan Komisaris selama 2015 dilaksanakan sebanyak 7 (tujuh) kali, Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi dilaksanakan sebanyak 21 (dua puluh satu) kali, sedangkan Rapat Dewan Komisaris dengan Direktorat sebanyak 6 (enam) kali. Daftar Kehadiran Rapat Internal Dewan Komisaris tahun 2015, dijabarkan sebagai berikut.

Nama Rapat Internal Dewan Komisaris Rapat Gabungan Dewan Komisaris dengan Direksi Rapat Gabungan Dewan Komisaris dengan Direktorat Total Kehadiran Anggota Dewan Komisaris pada Seluruh Rapat Total Jumlah Rapat*** Kehadiran Total Jumlah Rapat Kehadiran Total Jumlah Rapat Kehadiran

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Daniel Budirahayu* 3 3 100 6 6 100 6 2 33,33 11 Oliver Simorangkir** 4 4 100 15 15 100 4 4 100 23 Gunawan Tenggarahardja 7 6 85,71 21 19 90,48 6 6 100 31 Zaenal AbidinPhD 7 7 100 21 19 90,48 6 2 33,33 28 Suzanna Tanojo 7 4 57,14 21 10 47,62 6 2 33,33 16

* Masa jabatan sebagai Komisaris berakhir sejak ditutupnya RUPST pada 26 Juni 2015 ** Menjabat sebagai Komisaris sejak ditutupnya RUPST pada 26 Juni 2015

*** Total jumlah rapat yang harus dihadiri ketika yang bersangkutan menjabat L. Struktur Remunerasi Dewan Komisaris

Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris mendapat sejumlah remunerasi dan fasilitas lainnya. Kebijakan pemberian remunerasi dan fasilitas lainnya bagi Dewan Komisaris mengacu kepada keputusan dari Pemegang Saham sebagaimana ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dengan memperhatikan hasil kajian yang dilakukan oleh Bank. Kajian tentang struktur dan jumlah remunerasi didasarkan pada hasil penilaian kinerja antar Komisaris (self assessment) serta masukan/rekomendasi dari Komite Nominasi dan Remunerasi.

Komponen remunerasi Dewan Komisaris terdiri atas Honorarium, Benefit sesuai dengan ketentuan Bank seperti Asuransi Kesehatan, Kendaraan Dinas, Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) dan Tunjangan Hari Raya (THR) serta Tantiem/Gratifikasi yang besarannya diberikan sesuai kinerja Bank. Remunerasi Komisaris

Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain

Jumlah Diterima dalam 1 Tahun (dalam jutaan Rupiah)

Dewan Komisaris

Orang Jumlah Rupiah

Honorarium 4 3.719.850.530

Benefit (Asuransi Kesehatan, Kendaraan Dinas,

JAMSOSTEK dan THR) 4

(15)

Good Corporate Governance 2015

13/78

Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain

Jumlah Diterima dalam 1 Tahun (dalam jutaan Rupiah)

Dewan Komisaris

Orang Jumlah Rupiah

Tantiem/Gratifikasi 4 308.000.000

TOTAL 4.356.666.816

Remunerasi dalam satu tahun dikelompokkan dalam kisaran tingkat penghasilan adalah sebagai berikut:

Jumlah Remunerasi Jumlah Dewan Komisaris

Di atas Rp 1 miliar s.d Rp 2 miliar 2

Di atas Rp 500 juta s.d Rp 1 miliar 2

M. Kepemilikan Saham Dewan Komisaris

Bank Victoria mewajibkan anggota Dewan Komisaris untuk mengungkapkan kepemilikan sahamnya, baik pada Bank Victoria maupun pada Bank dan perusahaan lain, yang berkedudukan di dalam dan di luar negeri dalam suatu laporan yang harus diperbaharui setiap tahunnya.

Terkait dengan Kepemilikan Saham Dewan Komisaris pada Bank, Lembaga Keuangan non Bank dan Perusahaan Lain menurut ketentuan Bank Indonesia, anggota Dewan Komisaris baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dilarang memiliki saham melebihi 25% dari modal disetor pada suatu perusahaan lain.

Kepemilikan saham Dewan Komisaris

Nama Bank Victoria Bank Lain Perusahaan Lain Lembaga Keuangan Non Bank

Daniel Budirahayu* - - - - Oliver Simorangkir** Gunawan Tenggarahardja - - - - Zaenal Abidin Ph.D - - - -

Suzanna Tanojo Ada - PT Gratamulia

Pratama

Ada

PT Victoria Investama Tbk PT Victoria Securities Indonesia

* Masa jabatan sebagai Komisaris Utama berakhir sejak ditutupnya RUPST pada 26 Juni 2015 ** Menjabat sebagai Komisaris Utama sejak ditutupnya RUPST pada 26 Juni 2015

N. Pelatihan Dewan Komisaris Tahun 2015

Di 2015, para anggota Dewan Komisaris telah menghadiri dan berpartisipasi dalam berbagai pelatihan serta seminar mengenai pelaksanaan tata kelola perusahaan dan bidangbidang lainnya sebagai berikut.

Tabel Pengembangan Kompetensi Dewan Komisaris

Materi Pengembangan Kompetensi /Pelatihan

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Jenis Pelatihan dan

Penyelenggara Peserta

Training Review dan Updating

Peran dan Fungsi Internal Audit Menuju Lembaga Keuangan yang Sehat

20 – 21 Mei 2015, Hotel JW Merriot –

Jakarta.

Training oleh Risk Management Guard

(RMG) Zaenal Abidin PhD Refreshment LSPP 22 Oktober 2015, Jakarta. Sertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan (LSPP). Oliver Simorangkir Training Penerapan Manajemen 27 – 28 November Training oleh Zaenal Abidin

(16)

Good Corporate Governance 2015

14/78

Materi Pengembangan Kompetensi /Pelatihan

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Jenis Pelatihan dan

Penyelenggara Peserta

Risiko 2015, Bandung. Center for Risk

Management Studies (CRMS)

PhD

O. Pelaksanaan Tugas Dewan Komisaris

Sepanjang 2015, dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris telah melaksanakan pemantauan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Bisnis Bank sebagai bagian tidak terpisahkan. Berdasarkan pengawasan yang dilakukan tersebut, Dewan Komisaris telah memberikan rekomendasi agar Direksi memberikan perhatian khusus dan melakukan perbaikanperbaikan antara lain:

1. Meningkatkan pertumbuhan kredit yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya melalui diversifikasi penyaluran kredit kepada sektor ekonomi yang memiliki potensi tumbuh, prospek usaha, dan debitur-debitur yang memiliki permodalan yang kuat terhadap gejolak ekonomi untuk dapat menutup arus kas di masa depan;

2. Melakukan peningkatan di aktivitas kunci proses perkreditan yaitu dimulai dari evaluasi indentifikasi, proses pengukuran lebih baik, pemantauan dan pengendalian oleh unit-unit independen, sehingga risk assessment serta quality assurance proses perkreditan menjadi lebih baik;

3. Karena posisi Bank sensitif terhadap pergerakan suku bunga, maka perlu disikapi secara konsisten untuk menciptakan terobosan kebijakan seperti meningkatkan account CASA untuk memperluas base customer dengan tetap memperhatikan aturan prudential dalam penerapan APU-PPT;

4. Melakukan peningkatan efisiensi, meningkatkan daya saing, memberikan nilai tambah untuk pelanggan dan meningkatkan produktivitas karyawan dalam bekerja;

5. Manajemen terus menerus melakukan peningkatan kompetensi manajerial maupun kompetensi teknis karyawan melalui training-training yang diselenggarakan secara inhouse ataupun program yang diselenggarakan oleh pihak eksternal. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia merupakan subyek sentral seluruh aktifitas kegiatan operasional perbankan sehari-hari.

P. Keputusan Dewan Komisaris

Sebagai bagian dari pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris terus mendorong pelaksanaan keputusan pengawasan dan penasehatan yang semakin efektif. Selama 2015, Dewan Komisaris telah mengeluarkan beberapa kebijakan seperti:

1. SK Dewan Komisaris No. 001/SK-KOM/01/15 tentang Evaluasi Kinerja Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Nominasi dan Remunerasi PT Bank Victoria International Tbk.; 2. SK Dewan Komisaris No. 001/SK-KOM/02/15 tentang Keanggotaan Komite Audit;

3. SK Dewan Komisaris No. 002/SK-KOM/02/15 tentang Keanggotaan Komite Pemantau Risiko; 4. SK Dewan Komisaris No. 002/SK-KOM/05/15 tentang Penetapan Direksi dan Dewan Komisaris

Entitas Utama dalam Rangka Tata Kelola Terintegrasi Group Konglomerasi Keuangan PT Bank Victoria International Tbk;

5. SK Dewan Komisaris No. 001/SK-KOM/07/15 tentang Pembagian Tugas dan Wewenang Anggota Dewan Komisaris PT Bank Victoria International Tbk.;

6. SK Dewan Komisaris No. 002/SK-KOM/07/15 tentang Pembagian Tugas dan Wewenang Direksi PT Bank Victoria International Tbk.; dan

7. SK Dewan Komisaris No. 003/SK-KOM/07/15 tentang Prosedur Persetujuan dan Wewenang Komite Kredit Pusat.

II DIREKSI

Direksi adalah organ perseroan (Bank) yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan perusahaan untuk kepentingan dan tujuan perusahaan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Direksi bertugas dan

(17)

Good Corporate Governance 2015

15/78

bertanggung jawab secara kolektif dalam mengelola perusahaan. Direksi bertanggung jawab terhadap pengelolaan perusahaan agar dapat menghasilkan nilai tambah dan memastikan kesinambungan usaha. Masing-masing anggota Direksi melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenang. Tugas, wewenang, dan hal-hal lain yang terkait dengan Direksi sesuai dengan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

A. Jumlah Komposi dan Kriteria Direksi

Penggantian dan/atau pengangkatan Direksi telah memperhatikan rekomendasi Komite Nominasi dan Remunerasi. Semua anggota Direksi memiliki kompetensi, integritas dan reputasi baik serta sebagian besar telah berpengalaman lebih dari 5 (lima) tahun di bidang operasional sebagai Pejabat Eksekutif.

Komposisi Direksi Bank Victoria per 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

*) diangkat sejak RUPS tanggal 28 Juni 2013

* Menjabat sebagai Direktur Utama sejak ditutupnya RUPS 26 Juni 2015 ** Menjabat sebagai Direktur sejak ditutupnya RUPS 26 Juni 2015. B. Independensi Direksi

Direksi tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

Hubungan Keluarga Direksi

Direksi

Hubungan Keluarga dengan

Direksi Dewan Komisaris Pemegang Saham

Pengendali

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Daniel Budirahayu* - √ - √ - √

Gregorius Andrew Andryanto Haswin

- √ - √ - √

Ramon Marlon Runtu - √ - √ - √

Tamunan - √ - √ - √

Muhammad Rakhmadhani**

- √ - √ - √

* Menjabat sebagai Direktur Utama sejak ditutupnya RUPS 26 Juni 2015

** Menjabat sebagai Direktur sejak ditutupnya RUPS 26 Juni 2015, namun kemudian, Beliau mengundurkan diri pada November 2015

Hubungan Keuangan Direksi

Direksi

Hubungan Keuangan dengan

Direksi Dewan Komisaris Pemegang Saham

Pengendali

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Daniel Budirahayu* √ √ √

Gregorius Andrew Andryanto Haswin

√ √ √

Ramon Marlon Runtu √ √ √

Tamunan √ √ √

Muhammad Rakhmadhani**

√ √ √

Posisi di Bank Victoria Nama

Direktur Utama Daniel Budirahayu*

Direktur Treasury and Retail Banking Gregorius Andrew Andryanto Haswin

Direktur Business Ramon Marlon Runtu

Direktur Operasi dan Sistem Muhammad Rakhmadhani**

(18)

Good Corporate Governance 2015

16/78

*Menjabat sebagai Direktur Utama sejak ditutupnya RUPS 26 Juni 2015

** Menjabat sebagai Direktur sejak ditutupnya RUPS 26 Juni 2015, namun kemudian, Beliau mengundurkan diri pada November 2015

C. Pedoman Kerja Direksi (Board Charter)

Pedoman kerja Direksi diatur dalam Kebijakan GCG yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Direksi No. 039/SKDIR/05/13 tanggal 30 Mei 2013 tentang Kebijakan Good Corporate Governance (GCG). Kebijakan GCG bagian Direksi berisi tentang petunjuk tata laksana kerja Direksi, serta menjelaskan tahapan aktivitas secara terstruktur, sistematis, mudah dipahami dan dapat dijalankan dengan konsisten, dapat menjadi acuan bagi Direksi dalam melaksanakan tugas masing-masing untuk mencapai visi dan misi perusahaan. Dengan adanya Kebijakan GCG tersebut diharapkan akan tercapai standar kerja yang tinggi selaras dengan prinsip-prinsip GCG.

Adapun isi dari Kebijakan GCG sub bab Direksi antara lain mengatur hal-hal sebagai berikut. I. Tugas Pokok

II. Hak dan Wewenang III. Kewajiban

IV. Komposisi Direksi V. Kualifikasi Direksi VI. Independensi VII. Rapat Direksi VIII. Keterbukaan

Ketentuan mengenai pemutakhiran Pedoman Kerja Direksi Bank Victoria tidak disusun secara khusus/spesifik, akan tetapi, pemutakhiran akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan Bank dan jika terdapat perubahan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku serta Anggaran Dasar Perseroan. Di 2016, Direksi bersama dengan unit terkait, tengah melakukan pemutakhiran atas tata tertib Direksi yang sudah ada saat ini. Pemutakhiran dianggap perlu dan dilakukan sebagai bentuk penyesuaian atas perkembangan peraturan terkait GCG oleh regulator dan juga kebutuhan Bank.

D. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Direksi Bank Victoria bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pengelolaan Bank dan mematuhi peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Anggota Direksi memiliki pembidangan tugas dan tanggung jawab yang jelas.

Berdasarkan Anggaran Dasar, tugas dan tanggung jawab Direksi Bank Victoria, adalah:

1. Melaksanakan fungsi kepengurusan Bank secara efektif dan efisien, serta mewakili Bank baik di dalam maupun di luar Pengadilan.

2. Melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan dan jenjang organisasi dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku.

3. Menyusun strategi usaha sesuai dengan visi dan misi Bank yang telah ditetapkan dengan Rencana Bisnis Bank Tahunan serta bertanggung jawab mengawasi dan melaksanakan dari waktu ke waktu dan menjamin partisipasi seluruh pegawai untuk ikut berperan sesuai dengan kompetensinya.

4. Menyusun dan menetapkan struktur Organisasi Bank beserta uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta mengelola sumberdaya Bank secara optimal.

5. Mengungkapkan kepada seluruh pegawai kebijakan Bank yang bersifat strategis menetapkan remunerasi sesuai dengan kemampuan Bank dan lingkungan peers group serta menciptakan jenjang karier yang baik dan terbuka dengan menerapkan reward & penalty (promosi, demosi, mutasi dan pemutusan hubungan kerja).

6. Menerapkan Tata Tertib Kerja serta ketentuan tentang benturan kepentingan yang mengikat dan wajib ditaati. Termasuk pengaturan tentang mekanisme pengambilan keputusan dan hak bagi anggota Direksi, jika diantara mereka memiliki pendapat yang berbeda, termasuk hak untuk menyampaikan pendapat kepada Dewan Komisaris dan Otoritas Pengawas Bank atas hal-hal yang dapat membahayakan Bank.

(19)

Good Corporate Governance 2015

17/78

7. Memastikan bahwa ketepatan dan kualitas serta akurasi laporan dan data keuangan yang disajikan untuk keperluan internal maupun ekternal, sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan memberdayakan fungsi pengendalian internal secara efektif termasuk peran Satuan Kerja Audit, Satuan Kerja Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Kepatuhan sebagai quality assurance.

8. Memastikan bahwa temuan audit dan rekomendasi dari SKAI Bank, Auditor Eksternal, dan hasil pengawasan dan pemeriksaan Bank Indonesia dan/atau hasil Pengawasan Otoritas Bank lainnya ditindak lanjuti dengan baik.

9. Mengungkapkan kepemilikan saham pada Bank Victoria maupun pada Bank atau perusahaan lainnya, baik yang berkedudukan di dalam negeri ataupun diluar negeri serta mengungkapkan hubungan keuangan dan hubungan keluarga serta keterkaitan lainnya dengan pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan diantara anggota Direksi.

E. Hak dan Kewenangan Direksi Kewenangan Direksi sendiri

1. Mewakili Bank baik di dalam maupun di luar Pengadilan, untuk bertindak untuk dan atas nama Bank minimal dilakukan oleh 2 (orang) anggota Direksi, salah satunya Direktur Utama; 2. Menetapkan kebijakan dalam pengurusan Bank Seharihari;

3. Mengatur ketentuan tentang kepegawaian termasuk penetapan kesehatan dan kesejahteraan pada umumnya, jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi para pegawai berdasarkan peraturan yang berlaku dan kemampuan Bank;

4. Mengangkat, memberi penghargaaan/promosi, atau sanksi/demosi, memberhentikan pegawai berdasarkan ketentuan kepegawaian yang objektif, transparan dan adil;

5. Memastikan tata kerja Direksi termasuk mengatur prosedur pemberian kewenangan kepada pejabat dibawahnya baik kewenangan substitusi ataupun non substitusi;

6. Mengangkat anggota komite yang didasarkan pada keputusan rapat Dewan Komisaris; 7. Memberikan kredit, membeli surat berharga, dan menginvestasikan pada aktiva berisiko

lainnya sesuai dengan batas kewenangan dengan memperhatikan kecukupan ketersediaan modal Bank setiap saat;

8. Mengatur keperluan likuiditas Bank setiap saat serta menjaga Bank senantiasa mampu menghadapi tekanan likuiditas dengan memperhatikan asas profitabilitas Bank;

9. Melakukan hapus buku kredit macet sesuai dengan batas kewenangan;

10. Mengambil alih agunan baik melalui pelelangan terbuka ataupun over the counter, baik berdasarkan kesukarelaan debitur ataupun melalui lelang terbuka dengan memperhatikan bahwa kepemilikan AYDA tersebut memiliki batas waktu sebagaimana ketentuan dan persyaratan yang berlaku;

11. Menjalankan tindakan lainnya baik mengenai pengurusan ataupun mengenai kepemilikan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar Bank dan/atau ketetapan dalam RUPS serta berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Kewenangan Direksi yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris.

1. Menyusun rencana bisnis jangka menengah (corporate plan) serta rencana dan strategi bisnis jangka pendek (bussiness plan = RBB);

2. Menetapkan struktur organisasi Bank dan mengangkat pejabat eksekutif 1 (satu) level di bawah Direksi;

3. Membeli, melepas ataupun menjual harta Bank termasuk hapus tagih aktiva berisiko Bank; 4. Melakukan kerjasama operasi dengan badan hukum lain dalam bentuk kerjasama, kontrak

manajemen, kerjasama lisensi termasuk BOT (Build, Operate, dan Transfer) maupun BOO (Build, Operate and Own) dan perjanjian lain yang dapat dikategorikan sama;

5. Melakukan penyertaan terhadap badan hukum lain dan/atau melepaskan kepesertaan pada badan hukum lain;

(20)

Good Corporate Governance 2015

18/78

Kewenangan Direksi yang memerlukan persetujuan RUPS.

1. Melakukan hapus tagih atas aktiva berisiko yang telah dihapus bukukan setelah dipastikan tidak memiliki potensi lagi atas jumlah yang menurut pertimbangan Dewan Komisaris wajib dimintakan persetujuan dari RUPS baik karena nilai yang cukup material dan/atau karena pertimbangan strategis lainnya;

2. Mengalihkan, melepaskan hak ataupun menjadikan jaminan utang atas seluruh ataupun melabihi batas tertentu dari harta Bank kepada pihak lain;

3. Mengubah Anggaran Dasar Bank;

4. Melakukan penggabungan/merger, peleburan/akuisisi, dan/atau pengambilalihan Bank lain.

Kewajiban Direksi

1. Menumbuhkan dan mewujudkan terlaksananya budaya kepatuhan pada semua tindakan organisasi dan kegiatan usaha Bank;

2. Memastikan terlaksananya fungsi kepatuhan Bank;

3. Mengusahakan dan menjamin terlaksananya kegiatan bisnis Bank sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan;

4. Menyiapkan rencana pengembangan bisnis Bank dan rencana strategi pencapaiannya (corporate plan);

5. Menyusun rencana bisnis tahunan (bussiness plan) dan meminta persetujuan kepada Dewan Komisaris selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum batas waktu terakhir pengajuan/penyampaian ke Bank Indonesia;

6. Membuat dan memelihara risalah RUPS dan risalah rapat Direksi serta menyelenggarakan pembukuan dan administrasi Bank sesuai dengan kelaziman yang berlaku menurut Anggaran Dasar dan peraturan perundangan;

7. Menyelenggarakan sistem akuntansi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku dan menetapkan prinsipprinsip pengendalian intern sebagaimana ketentuan yang berlaku; 8. Mempertanggungjawabkan segala kegiatan Bank dan memberikan penjelasan kepada

Dewan Komisaris dan ataupun Pemegang Saham yang menginginkan tentang keadaan dan jalannya aktivitas Bank, baik kuantitatif dalam bentuk laporan keuangan terkini dan/atau laporan keuangan lengkap ataupun laporan keuangan singkat serta dalam bentuk lainnya yang lazim maupun laporan kualitatif lainnya;

9. Memperhatikan masukan yang diberikan oleh Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan terhadap kebijakan Bank;

10. Direksi mempertanggungjawabkan tugasnya kepada Pemegang Saham melalui RUPS; 11. Berkaitan dengan penerapan manajemen risiko Bank:

a. Menyusun kebijakan dan strategi manajemen risiko secara tertulis dan komprehensif; b. Bertanggungjawab atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko dan eksposur risiko

yang diambil oleh Bank secara keseluruhan;

c. Mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang memerlukan persetujuan Direksi; d. Mengembangkan budaya manajemen risiko pada seluruh jenjang organisasi;

e. Memastikan peningkatan kompetensi sumberdaya manusia yang terkait dengan manajemen risiko;

f. Memastikan bahwa fungsi manajemen risiko telah beroperasi secara independen; g. Melaksanakan kaji ulang secara berkala untuk memastikan:

1) Akurasi metodologi penilaian risiko;

2) Kecukupan implementasi sistem informasi manajemen; dan 3) Ketepatan kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko.

(21)

Good Corporate Governance 2015

19/78

F. Pembidangan Tugas Direksi

Nama Direksi Jabatan Bidang Tugas

Daniel Budirahayu* Direktur Utama Koordinasi pengelolaan Bank Victoria Membawahi Unit Kerja:

1. SKAI/ Terintegrasi and Anti Fraud 2. Biro Hukum, Legal, dan Remedial 3. Corporate Secretary and Communication 4. General Affair

5. Credit Review

6. Finance and Accounting

Gregorius Andrew Andryanto Haswin

Direktur Treasury

and

Retail Banking

Pengelolaan Dana, Likuiditas, dan Aspek Permodalan Bank. Membawahi Unit Kerja:

1. Treasury

2. Financial Institution dan CapitalMarket 3. Human Capital Management

4. Channels dan Distribution (Corporate dan Retail

Funding, Wealth Management, Branch Banking Network)

Ramon Marlon Runtu Direktur Business Pengelolaan Perkreditan Membawahi Unit Kerja: 1. Corporate Lending 2. Commercial Lending 3. Multi Financial Lending 4. Consumer Lending

5. Restrukturisasi dan Lending Support

Tamunan Direktur

Kepatuhan dan Manajemen Risiko

Compliance dan UKPN, Manajemen Risiko serta Sistem dan

Prosedur dalam rangka penerapan Good Corporate

Governance.

Membawahi Unit Kerja:

1. Kepatuhan dan UKPN/Terintegrasi 2. Manajemen Risiko/Terintergrasi 3. Sistem dan Prosedur

Muhammad Rakhmadhani**

Direktur Operasi dan Sistem

Operasional Perbankan dan Sistem Teknologi Informasi. Membawahi Unit Kerja:

1. Operasional dan Internal Control 2. Teknologi Sistem Informasi 3. Network and MIS

4. Administrasi Perkreditan

* Menjabat sebagai Direktur Utama sejak ditutupnya RUPS 26 Juni 2015

** Menjabat sebagai Direktur sejak ditutupnya RUPS 26 Juni 2015, namun kemudian, Beliau mengundurkan diri pada November 2015

G. Rapat Direksi

Sepanjang tahun 2015, Direksi Bank Victoria telah menyelenggarakan Rapat Direksi sebanyak 39 (tiga puluh sembilan) kali, Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi sebanyak 21 (dua puluh satu) kali. Adapun tabel kehadiran masing-masing anggota Direksi dalam rapat disajikan pada tabel berikut:

Nama Jabatan Rapat Direksi

Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan

Direksi Total Kehadiran Anggota Dewan Komisaris pada Seluruh Rapat Kehadiran % Kehadiran % Eko Rachmansyah

Gindo* Direktur Utama

10 90,91 6 100 16

Soewandy* Wakil Direktur

Utama

9 81,82 6 100 15

Daniel Budirahayu** Direktur Utama 23 92,00 12 80,00 35

(22)

Good Corporate Governance 2015

20/78

Nama Jabatan Rapat Direksi

Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan

Direksi Total Kehadiran Anggota Dewan Komisaris pada Seluruh Rapat Kehadiran % Kehadiran %

Andryanto Haswin and Retail Banking

Oliver Simorangkir* Direktur Operasi dan Sistem

9 81,82 5 83,33 14

Ramon Marlon Runtu Direktur Business 34 94,44 21 100 55

Tamunan Direktur Kepatuhan 34 94,44 19 90,48 53

Muhammad

Rakhmadhani*** Direktur

23 92,00 13 61,90 36

* Masa jabatan sebagai Direkur Utama/Direktur selesaisejak ditutupnya RUPS 26 Juni 2015 ** Menjabat sebagai Direktur Utama sejak ditutupnya RUPS 26 Juni 2015

***Menjabat sebagai Direktur sejak ditutupnya RUPS 26 Juni 2015.

Adapun setiap keputusan yang diambil dalam rapat telah dicatat dan didokumentasikan dengan baik dalam risalah rapat Direksi. Risalah rapat ditandatangani oleh seluruh Direksi dan didistribusikan kepada semua anggota Direksi, baik yang menghadiri rapat maupun tidak. Perbedaan pendapat (dissenting opinion) yang terjadi dalam rapat telah dicantumkan dalam risalah rapat disertai alasan perbedaan pendapat.

H. Struktur Remunerasi Direksi

Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, Direksi mendapat sejumlah remunerasi dan fasilitas lainnya. Kebijakan pemberian remunerasi Direksi mengacu kepada keputusan dari Pemegang Saham sebagaimana ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dengan memperhatikan hasil kajian yang dilakukan oleh Bank. Kajian tentang struktur dan jumlah remunerasi didasarkan pada pencapaian Direksi atas Indikator yang digunakan dalam penetapan remunerasi Direksi meliputi kinerja Bank secara keseluruhan seperti pencapaian kinerja Bank dan pengelolaan manajemen risiko.

Komponen remunerasi bagi Direksi terdiri dari Gaji Bruto, Benefit sesuai dengan ketentuan Bank seperti Asuransi Kesehatan, Kendaraan Dinas, Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) dan Tunjangan Hari Raya (THR) serta Tantiem/Gratifikasi yang besarannya diberikan sesuai kinerja Bank. Total remunerasi untuk Direksi selama 2015 adalah sebagai berikut:

Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain

Jumlah Diterima dalam 1 Tahun (dalam jutaan Rupiah)

Direksi

Orang Jumlah Rupiah

Gaji Bruto 5 7.811.295.910

Benefit (Asuransi Kesehatan, Kendaraan Dinas,

JAMSOSTEK dan THR) 5 643.348.026

Tantiem/Gratifikasi 5 698.710.000

TOTAL 9.153.353.936

Dalam menetapkan besaran remunerasi bagi Direksi, Bank mengacu kepada ketentuan Peraturan OJK Nomor 45/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola dalam Pemberian Remunerasi Bagi Bank Umum, indikator tersebut antara lain:

Faktor skala usaha; Faktor kompleksitas usaha; Peer group;

Tingkat inflasi;

Kondisi dan kemampuan keuangan Bank;

Faktor-faktor lain yang relevan, serta tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Gambar

Tabel Pengembangan Kompetensi Dewan Komisaris  Materi Pengembangan
Tabel Kepemilikan Saham Direksi
Tabel Komposisi Komite Audit per 31 Desember 2015
Tabel Tingkat Kehadiran Rapat Komite Audit
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mata Kuliah Keahlian (MKK), merupakan kelompok mata kuliah yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan dalam penguasaan keahlian bidang studi untuk mengembangkan

tetapi jika Anda tidak mendapatkan bantuan dari orang lain yang Anda butuhkan dalam dua minggu terakhir, Anda dapat melingkari angka 1.. Terima kasih atas

Kemudian tekan tombol Unduh Form Jawaban untuk mengunduh FORM-APL- 02 yang telah terisi, kemudian tekan tombol Kembali untuk kembali pada laman daftar peserta

Berikut adalah berurutan tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini : (1) mengidentifikasi cacat produk perhiasan pada proses patri menggunakan mesin, (2) menentukan cacat

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh gambaran, yaitu ada murid kelas IV SDN 225Allu yang mampu memperoleh nilai 90 sebagai skor maksimal. Seperti yang tertera

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah bentuk kekerasan verbal di pasar tradisional Kota Denpasar; (2) berdasarkan maknanya, jenis

Pertimbangan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu diantaranya faktor-faktor seperti nilai intrinsik pekerjaan, gaji, pertimbangan pasar kerja, dan persepsi mahasiswa

Ruang lingkup dan keterbatasan Penelitian ini yaitu pada upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kontrol diri siswa dari pengaruh negatif di SMP Raden