• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Materi Flu Burung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Materi Flu Burung"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

KEPERAWATAN DEWASA

FLU BURUNG (H5N1)

Disusun Oleh : KELOMPOK IV

 Gusti ayu Desi sagitari (04.11.2891)

 Umaya pravitasari (04.11.)

 Eka dwi karyanti (04.11)

 Sariwati ningsi (04.11)

KONSENTRASI INSTALASI GAWAT DARURAT PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME, yang telah memberikan limpahan rahmat_Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “ Flu Burung (H5N1)”, disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan dewasa , jurusan Ilmu Keperawatan Stikes Surya Global Yogyakarta.

Dalam penulisan makalah ini tentunya penulis berterimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah ini yaitu Eka Oktavianto S,Kep. Ns, yang telah membimbing,

memotifasi dan mendampingi kami dalam pembelajaran.

Makalah ini berisi tentang Pengertian flu burung, Patofisiologi flu burung, Etiologi flu burung, Tanda dan gejala flu burung, Cara penularan flu burung, Cara pencegahan flu burung, Penatalaksanaan flu burung.

Penulis menyadari bahwa sepenuhnya dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran semua pihak

untuk menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 10 Desember 2012

(3)

DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi BAB 1. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 4 1.2Rumusan Masalah ... 5 1.3Tujuan ... 5 BAB 2. PEMBAHASAN A. Pengertian Flu burung ... 6

B. Patofisiologi flu burung ... 6

C. Etiologi flu burung ... 7

D. Tanda dan gejala flu burung ... 7

E. Cara penularan flu burung ... 9

F. Cara pencegahan flu burung ... 10

G. Penatalaksanaan flu burung ... 11

H. Pathway ... 17

I. Askep ... 19

BAB 3. PENUTUP  Kesimpulan ... 25

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Flu burung telah menjadi perhatian yang luas dari masyarakat karena telah menewaskan banyak korban baik unggas maupun manusia. Pada awal tahun 1918, wabah pandemi virus influenza telah membunuh lebih dari 40.000 orang, dimana subtipe yang mewabah saat itu adalah virus H1N1 yang dikenal dengan “Spanish Flu”. Tahun 1957 virus bermutasi menjadi H2N2 atau “Asian Flu” menyebabkan 100.000 kematian. Tahun 1968 virus bermutasi menjadi H3N2 atau “Hongkong Flu” menyebabkan 700.000 kematian. Tahun 1977 virus bermutasi menjadi H1N1 atau “Russian Flu”. Akhirnya pada tahun 1997, virus bermutasi lagi menjadi H5N1 atau “Avian Influenza”. Beberapa tahun kemudian, awal wabah pada peternakan di dunia telah dikonfirmasi sejak Desember 2003. Pada 8 Februari 2006, Organisasi Kesehatan Hewan Dunia menyatakan bahwa wabah flu burung pertama kali terjadi di Nigeria, kemudian menyebar hingga ke Mesir dan Kamerun.

Di Asia Tenggara kebanyakan kasus flu burung terjadi pada jalur transportasi atau peternakan unggas sebagai jalur migrasi burung liar. Sehingga pada 21 Juli 2005, tiga kasus fatal terjadi di Tangerang, yang disebabkan oleh flu burung subtipe H5N1. Hingga 6 Juni 2007, WHO telah mencatat sebanyak 310 kasus dengan 189 kematian pada manusia yang disebabkan virus ini termasuk Indonesia dengan 99 kasus dengan 79 kematian. Hal ini dipengaruhi oleh matapencaharian penduduk Indonesia sebagai peternak unggas sehingga Indonesia rawan pada penyebaran penyakit flu burung. Selain itu, kurangnya pengetahuan sebagian penduduk Indonesia terhadap dampak dari flu burung juga ikut berpengaruh pada kasus penyebaran flu burung.

Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A yang menyebar antar unggas. Virus influenza ini termasuk famili Orthomyxoviridae. Virus influenza tipe A dapat berubah-ubah bentuk (drift, shift), dan dapat menyebabkan epidemi dan pandemi. Virus flu burung yang sedang berjangkit saat ini adalah subtipe H5N1 yang ditandai adanya Hemagglutinin (H) dan Neuramidase (N) dan memiliki waktu inkubasi selama 1 minggu pada unggas dan 3

(5)

hari pada manusia. Burung liar dan unggas domestikasi (ternak) dapat menjadi sumber penyebar H5N1. Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan, minuman, dan sentuhan. Virus ini akan mati dalam suhu yang tinggi (60ᵒC selama 30 menit), namun dapat bertahan hidup pada suhu rendah (0ᵒC selama lebih dari 30 hari). Gejala flu burung pada unggas adalah kematian secara mendadak dengan laju mortalitas mendekati 100%, jengger berwarna biru, dan luka pada kaki. Sedangkan gejala umum yang terjadi pada manusia adalah demam tinggi (suhu badan di atas 38ᵒC), batuk dan nyeri tenggorokan, radang saluran pernapasan atas, pneumonia, infeksi mata, dan nyeri otot. Replikasi virus dalam tubuh dapat berjalan cepat sehingga pasien perlu segera mendapatkan perhatian medis. Virus H5N1 lebih patogen daripada subtipelainnya sehingga disebut dengan Highly Pathogenic H5N1 Avian Influenza (HPAI).

B. RUMUSAN MASALAH

 Apa pengertian flu burung ?  Patofisiologi flu burung ?  Etiologi flu burung ?  Tanda dan gejala flu burung ?  Cara penularan flu burung ?  Cara pencegahan flu burung ?  Penatalaksanaan flu burung ?

C. TUJUAN

 Mengetahui pengertian flu burung  Mengetahui patofisiologi flu burung  Mengetahui etiologi flu burung  Mengetahui tanda dan gejala flu burung  Mengetahui cara penularan flu burung  Mengetahui cara pencegahan flu burung  Mengetahui penatalaksanaan flu burung

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN FLU BURUNG

Flu Burung adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza yang menyerang burung/unggas/ayam . Salah satu tipe yang perlu diwaspadai adalah yang disebabkan oleh virus influenza dengan kode genetik H5N1 (H=Haemagglutinin, N=Neuramidase) yang selain dapat menular dari burung ke burung ternyata dapat pula menular dari burung ke manusia.

B. PATOFISIOLOGI FLU BURUNG

Flu burung bisa menulari manusia bila manusia bersinggungan langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu burung. Virus flu burung hidup di saluran pencernaan unggas. Unggas yang terinfeksi dapat pula mengeluarkan virus ini melalui tinja, yang kemudian mengering dan hancur menjadi semacam bubuk. Bubuk inilah yang dihirup oleh manusia atau binatang lainnya. Menurut WHO, flu burung lebih mudah menular dari unggas ke manusia dibanding dari manusia ke manusia. Belum ada bukti penyebaran dari manusia ke manusia, dan juga belum terbukti penularan pada manusia lewat daging yang dikonsumsi.

Satu- satunya cara virus flu burung dapat menyebar dengan mudah dari manusia ke manusia adalah jika virus flu burung tersebut bermutasi dan bercampur dengan virus flu manusia. Virus ditularkan melalui saliva dan feses unggas. Penularan pada manusia karena kontak langsung,misalnya karena menyentuh unggas secara langsung, juga dapat terjadi melalui kendaraan yang mengangkut binatang itu, di kandangnya dan alat-alat peternakan (termasuk melalui pakan ternak).

Penularan dapat juga terjadi melalui pakaian, termasuk sepatu para peternak

yang langsung menangani kasus unggas yang sakit dan pada

(7)

kemungkinan mekanisme penularan dari unggas kemanusia.Dalam hal penularan dari unggas ke manusia, perlu ditegaskan bahwa penularan pada dasarnya berasal dari unggas sakit yang masih hidup dan menular. Unggas yang telah dimasak, digoreng dan lain-lain,tidak menularkan flu burung ke orang yang memakannya. Virus flu burung akan mati dengan pemanasan 80°C selama 1 menit.

Penyebaran virus Avian Influenza (AI) terjadi melalui udara droplet infection di mana virus dapat tertanam pada membran mukosa yang melapisi saluran nafas atau langsung memasuki alveoli (tergantung dari ukuran droplet). Virus yang tertanam pada membran mukosa akan terpajan mukoprotein yang mengandung asam sialat yang dapat mengikat virus. Reseptor spesifik yang dapat berikatan dengan virus influenza berkaitan dengan spesies darimana virus berasal. Virus avian influenza manusia (Human influenza viruses) dapat berikatan dengan alpha 2,6 sialiloligosakarida yang berasal dari membran sel di mana didapatkan residu asam sialat yang dapat berikatan dengan residu galaktosa melaluiikatan 2,6 linkage.

C. ETIOLOGI FLU BURUNG

Etiologi penyakit ini adalah virus influenza. Adapun sifat virus ini, yaitu; dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22°C dan lebih dari 30 hari pada 0°C.Di dalam tinja unggas dan dalam tubuh unggas yang sakit dapat bertahan lebih lama, tetapi mati pada pemanasan 60°C selama 30 menit. Dikenal beberapa tipe Virus influenza, yaitu; tipe A, tipe B dan tipe C. Virus Inluenza tipe A terdiri dari beberapa strain, yaitu; H1N 1, H3N2, H5N1, H7N7, H9N2 dan lain-lain.

Saat ini, penyebab flu burung adalah Highly Pothogenic Avian Influenza Viru, strain H5N1 (H=hemagglutinin; N= neuraminidase). Hal ini terlihat dari basil studi yang ada menunjukkan bahwa unggas yang sakit mengeluarkan virus Influenza A (H5N1) dengan jumlah besar dalam kotorannya. Virus Inluenza A (H5N1) merupakan penyebab wabah flu burung pada unggas. Secara umum, virus Flu Burung tidak menyerang manusia, namun beberapa tipe tertentu dapat mengalami mutasi lebih ganas dan menyerang manusia.

D. TANDA DAN GEJALA FLU BURUNG

Gejala flu burung dapat dibedakan pada unggas dan manusia. a. Gejala pada unggas:

(8)

 Jengger berwarna biru  Borok di kaki

 Kematian mendadak

b. Gejala pada manusia:

 Demam (suhu badan diatas 38 °C)

 lemas

Pendarahan hidung dan gusi  sesak nafas

 muntah dan nyeri perut serta diare  Batuk dan nyeri tenggorokan  Radang saluran pernapasan atas

 Pneumonia

 Infeksi mata  Nyeri otot

MASA INKUBASI

Pada Unggas : 1 minggu

 Pada Manusia : 1-3 hari , Masa infeksi 1 hari sebelum sampai 3-5 hari

sesudah timbul gejala. Pada anak sampai 21 hari DEFINISI KASUS

1. Kasus Suspek

Kasus suspek adalah seseorang yang menderita ISPA dengan gejala demam (temp > 38°C), batuk dan atau sakit tenggorokan dan atau ber-ingus serta dengan salah satu keadaan;

 seminggu terakhir mengunjungi peternakan yang sedang berjangkit flu

burung.

 kontak dengan kasus konfirmasi flu burung dalam masa penularan.  bekerja pada suatu laboratorium yang sedang memproses spesimen

manusia atau binatang yang dicurigai menderita flu burung 2. Kasus "Probable"

(9)

 Bukti laboratorium terbatas yang mengarah kepada virus influenza A

(H5N1), misal : Test HI yang menggunakan antigen H5N1.

 Dalam waktu singkat berlanjut menjadi pneumonia gagal pernafasan/

meninggal.

 Terbukti tidak terdapat penyebab lain.

3. Kasus Kompermasi

Kasus kompermasi adalah kasus suspek atau "probale" didukung oleh salah satu hasil pemeriksaan laboratorium;

 Kultur virus influenza H5N1 positip.  PCR influenza (H5) positip.

 Peningkatan titer antibody H5 sebesar 4 kali

E. CARA PENULARAN FLU BURUNG

Flu burung menular dari unggas ke unggas, dan dari unggas kemanusia, melalui air liur, lendir dari hidung dan feces. Penyakit ini juga dapat menular melalui udara yang tercemar virus H5N1 yang berasal dari kotoran atau sekreta burung/unggas yang menderita flu burung. Penularan dari unggas ke manusia juga dapat terjadi jika bersinggungan langsung dengan unggas yang terinfeksi flu burung. Contohnya: pekerja di peternakan ayam, pemotong ayam dan penjamah produk unggas lainnya.

Unggas yang sakit oleh Influenza A atau virus H5N1 dapat mengeluarkan virus dengan jumlah besar dalam kotorannya. Virus itu dapat bertahan hidup di air sampai empat hari pada suhu 22 derajad celcius dan lebih dari 30 hari pada nol derajad celcius. Di dalam kotoran dan tubuh unggas yang sakit, virus dapat bertahan lebih lama. Virus ini mati pada pemanasan 56 derajat Celcius dalam 3 jam atau 60 derajad celcius selama 30 menit. Bahan disinfektan fomalin dan iodine dapat membunuh virus menakutrkan ini.

Virus flu burung hidup di dalam saluran pencernaan unggas. Burung yang terinfeksi virus akan mengeluarkan virus ini melalui saliva (air liur), cairan hidung, dan kotoran. Avian Virus influenza avian dapat ditularkan terhadap manusia dengan 2 jalan. Pertama kontaminasi langsung dari lingkungan burung terinfeksi yang mengandung

(10)

virus kepada manusia. Cara lain adalah lewat perantara binatang babi. Penularan diduga terjadi dari kotoran secara oral atau melalui saluran pernapasan.

Penyebaran flu burung di berbagai belahan dunia antara lain:

1. Ayam dan manusia di Hongkong. Selama wabah tersebut Pada tahun 1997 Avian Influenza A (H5N1) telah menginfeksi berlangsung 18 orang telah dirawat di rumah sakit dan 6 diantaranya meninggal dunia. Untuk mencegah penyebaran tersebut pemerintah setempat memusnahkan 1,5 juta ayam yang terinfeksi flu burung. Pada tahun 1999, di Hongkong dilaporkan adanya kasus Avian Influenza A (H9N2) pada 2 orang anak tanpa menimbulkan kematian. Pada tahun 2003, di Hongkong ditemukan lagi dua kasus Avian Influenza A (H5N1) dan satu orang meninggal.

2. Pada tahun 2003, di Belanda ditemukan 80 kasus Avian Influenza A (H7N7) dan satu diantaranya meninggal.

3. Pada tahun 2004 terjadi lagi 25 kasus Avian Influenza A (H5N1) di Vietnam (19) dan Thailand (6) yang menyebabkan 19 orang meninggal (5 di Thailand, 14 di Vietnam)

F. CARA PENCEGAHAN FLU BURUNG

1. Pada Unggas:

 Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu burung  Vaksinasi pada unggas yang sehat

2. Pada Manusia:

Kelompok berisiko tinggi (pekerja peternakan dan pedagang):

Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja.

 Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu

burung.

 Menggunakan alat pelindung diri. (contoh : masker dan pakaian kerja).  Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja.

 Membersihkan kotoran unggas setiap hari.

(11)

3. Masyarakat umum:

 Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi & istirahat

cukup.

 Mengolah unggas dengan cara yang benar, yaitu : Pilih unggas yang sehat

(tidak terdapat gejala-gejala penyakit pada tubuhnya)

 Memasak daging ayam sampai dengan suhu ± 800 °C selama 1 menit dan

pada telur sampai dengan suhu ± 640 °C selama 4,5 menit.

 Basuh tangan sesering mungkin, penjamah sebaiknya juga melakukan

disinfeksi tangan (dapat dengan alcohol 70%, atau larutan pemutih/khlorin 0,5%untuk alat2/instrumen)

 Lakukan pengamatan pasif terhadap kesehatan mereka yang terpajan dan

keluarganya. Perhatikan keluhan-keluhan seperti Flu, radang mata, keluhan pernafasan.

G. PENATALAKSANAAN FLU BURUNG

Pengobatan bagi penderita flu burung adalah:

 Oksigenasi bila terdapat sesak napas.

 Hidrasi dengan pemberian cairan parenteral (infus).

 Pemberian obat anti virus oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 7 hari.  Anti replikasi neuramidase (inhibitor): Tamiflu dan Zanamivir

 Amantadin diberikan pada awal infeksi, sedapat mungkin dalam waktu 48 jam

pertama selama 3-5 hari dengan dosis 5 mg/kg BB perhari dibagi dalam 2 dosis. Bila berat badan lebih dari 45 kg diberikan 100 mg 2 kali sehari. CATATAN PENTING

Penyebab flu burung di Indonesia adalah virus influenza tipe A subtipe H5N1. PENTING YANG HARUS ANDA KETAHUI DARI FLU BURUNG DARI WHO Petunjuk bagi penduduk yang tinggal di daerah yang tertular flu burung Penyebaran flu burung di daerah yang tertular bisa dicegah:

1. orang sebaiknya menghindari kontak dengan ayam, bebek dan unggas lainnya kecuali sangat perlu. Ini adalah cara terbaik untuk mencegah infeksi oleh flu burung.

(12)

2. Anak anak memiliki resiko yang lebih tinggi karena mungkin mereka bermain di tempat di mana unggas berada. Ajarilah anak anak untuk mengikuti petunjuk berikut:

 Hindari kontak dengan unggas jenis apapun, dengan bulu bulunya, kotoran

maupun limbahnya.

 Jangan memelihara unggas sebagai hewan kesayangan.

 Cucilah tangan dengan air dan sabun setiap sesudah bersentuhan dengan

unggas.

 Jangan tidur di dekat tempat pemeliharaan unggas.

3. Jangan memindahkan unggas baik yang hidup maupun yang mati dari satu tempat ke tempat lain, bahkan sekalipun anda kira unggas tersebut sehat.

4. Menangani unggas di daerah tertular harus dilakukan ditempat, tanpa

memindahkannya ke luar dari area tersebut.

5. Jangan memasak unggas berasal dari daerah tertular untuk makanan keluarga maupun hewan peliharaan anda. Penyembelihan dan penanganan unggas tersebut untuk makanan adalah berbahaya.

6. Apabila anda secara tidak sengaja kontak dengan unggas di daerah tertular, seperti misalnya menyentuh badan unggas, feses atau kotoran unggas yang lain, atau berjalan di atas tanah di mana ada kotoran unggasnya:

 Cucilah tangan sampai bersih memakai air dan sabun sesudah setiap kontak.  Lepaskan sepatu di luar rumah dan dibersihkan.

 Periksa suhu tubuh anda sekali setiap hari selama 7 hari. Apabila anda demam

( di atas 37.5 oC), periksakan diri anda ke dokter atau ke rumah sakit terdekat dengan segera.

7. Penanganan yang benar terhadap unggas yang sakit, diduga karena flu burung atau unggas yang mati merupakan kontrol yang penting untuk mencegah penyebaran penyakit.

8. Anak anak di jaga agar tidak mendekati unggas yang sakit atau mati.

9. Apabila anda harus menangani unggas yang mati atau sakit, pakailah alat pelindung, seperti masker, goggle (pelindung mata), sepatu boot, sarung tangan.. Apabila peralatan tersebut tidak tersedia, gunakan kain/sapu tangan untuk menutup mulut dan hidung, pakailah kaca mata, gunakan tas plastik sebagai sarung tangan dan pembungkus sepatu dan mengikatnya pada pergelangan tangan dan kaki dengan karet.

(13)

10.Apabila anda baru pertama kali mendapati unggas yang sakit atau mati dan tidak yakin situasinya, segera beritahu petugas yang berwenang dan serahkan penangan unggas tersebut kepada ahlinya. Dekontaminasi kebun atau kandang ayam akan membantu menghambat penyebaran penyakit.

11.Apabila mungkin, mintalah jasa petugas yang ahli untuk membantu dekontaminasi kebun atau kandang ayam.

12.Apabila hal itu tidak mungkin, dan anda harus mengejakannya sendiri, pakailah perlengkapan untuk melindungi mata, kepala, tangan, kaki dan bagian bagian lain yg

tidak tertutup pakaian.

13.Unggas yang mati harus dikubur dengan aman

14.Pembersihan yang efektif akan menghilangkan bulu bulu atau feses yang tertinggal di kandang.

15.Virus flu bisa bertahan untuk sementara waktu di bahan bahan organic, jadi melalui pembersihan total dengan deterjen merupakan langkah yang amat penting. Semua bahan organic harus disingkirkan dari kandang ayam sedapat mungkin.

16.Oleh karena area terbuka (pekarangan) yang digunakan untuk memelihara unggas sulit untuk di bersihkan ataupun didesinfeksi, unggas sebaiknya ditiadakan dari area tersebut selama paling sedikit 42 hari untuk membiarkan radiasi ultraviolet menghacurkan sisa sisa virus. Periode pengosongan ini perlu diperpanjang pada musim dingin (hujan).

17.Penyemprotan desinfektan pada tumbuh tumbuhan di pekarangan/kebun maupun pada tanah hampir tidak ada gunanya, karena bahan kimia tersebut akan diinaktifkan oleh bahan organic. Pengupasan lapisan tanah biasanya tidak dianjurkan kecuali bila kontaminasi feses pada tanah tersebut sangat berat. Unggas yang mati dan feses/kotorannya harus dikubur.

18.Sedapat mungkin, mintalah bantuan dari petugas peternakan setempat bagaimana cara mengubur bangkai unggas dengan aman.

19.Pada waktu mengubur bangkai unggas dan fesesnya, usahakan untuk tidak menimbulkan debu. Semprotlah terlebih dahulu area penguburan dengan air untuk melembabkan. Kuburlah bangkai unggas dan fesesnya dengan kedalaman paling sedikit 1 meter.

20.Setelah bangkai unggas telah dikubur dengan benar, bersihkan seluruh area dengan seksama menggunakan deterjen dan air. Virus flu relatif bisa dimatikan oleh berbagai

(14)

jenis deterjen dan desinfektan. Pakaian pelindung yang terkontaminasi harus ditangani dengan benar atau dimusnahkan.

21.Setelah area dibersihkan, lepaskan semua perlengkapan pelindung dan cucilah tangan dengan air dan sabun.

22.Cucilah pakaian menggunakan air panas atau air sabun yang hangat. Jemurlah dibawah sinar matahari.

23.Letakkan sarung tangan bekas pakai dan benda benda lain yg akan dimusnahkan ke dalam kantung plastik untuk dimusnahkan dengan aman.

24.Bersihkan semua perlengkapan yang bisa dipakai kembali seperti misalnya sepatu boot dan kaca mata pelindung menggunakan air dan deterjen, tapi jangan lupa untuk

mencuci tangan setelah memegang benda benda tersebut.

25.Benda benda yang tidak dapat dibersihkan dengan baik harus dimusnahkan. 26.Bersihkan badan/ mandi dengan air dan sabun. Cucilah rambut juga.

27.Hati hati untuk tidak menyentuh lagi pakaian atau benda yang terkontaminasi, atau mengotori lagi area yang telah dibersihkan.

28.Yang paling penting, cucilah tangan setiap selesai menangani benda benda yang terkontaminasi.

Alas kaki/sepatu juga harus didekontaminasi.

29.Setelah berjalan di area yang mungkin terkontaminasi ( misalnya: peternakan, pasar, kebun tempat memelihara ayam), bersihkan sepatu sebaik mungkin menggunakan air dan sabun.

30.Pada saat membersihkan sepatu, berhati hati agar tidak ada kotoran yang terpercik ke wajah atau ke baju. Pakailah kantong plastik untuk melindungi tangan, lindungi mata dengan kaca mata atau goggles, tutuplah hidung dan mulut dengan kain/ saputangan. 31.Tinggalkan sepatu dan sepatu boot di luar rumah sampai kita merasa yakin sepatu

tersebut sudah benar benar bersih. Orang orang yang menderita gejala flu/pilek sebaiknya lebih berhati hati.

32.WHO percaya bahwa sangatlah penting untuk mencegah penyebaran flu manusia pada area yang terkena flu burung. Apabila flu manusia dan flu burung saling kontak, ada resiko terjadinya pertukaran materi genetis yang bisa menimbulkan terbentuknya jenis virus baru.

33.Setiap orang yang sedang menderita flu/pilek haruslah berhati hati dengan kotoran dari hidung(ingus) dan mulutnya pada saat berada di sekitar orang lain, terutama anak anak, untuk mencegah penularan flu manusia.

(15)

34.Tutuplah hidung dan mulut pada waktu batuk atau bersin. Gunakan tissue dan dibuang setelah sekali pakai. Ajarkan anak anak untuk melakukan hal ini juga. 35.Selalu mencuci tangan dengan air dan sabun setiap sehabis menyentuh kotoran hidung

atau mulut karena kotoran tersebut bisa mengandung virus.

36.Anak anak cenderung untuk menyentuh wajah, mata dan mulut dengan tangan yang masih kotor. Ajarkan pada anak anak untuk mencuci tangan setelah batuk, bersih dan menyentuh benda benda yang kotor.

37.Laporkan ke petugas kesehatan segera dan konsultasikan ke ahli kesehatan apabila anda menderita demam dan atau gejala seperti flu. Tindakan pencegahan bisa dilakukan apabila mengunjungi teman/saudara yang dirawat di rumah sakit

38.Apabila anda mengunjungi pasien yang menderita flu burung, ikuti petunjuk dari petugas rumah sakit untuk mengenakan pakaian pelindung, termasuk masker, jas

laboratorium, sarung tangan dan goggles (pelindung mata).

39.Pakaian pelindung seperti itu dibutuhkan apabila anda akan kontak secara langsung dengan pasien atau lingkungan di mana pasien berada.

40.Pastikan bahwa masker yang anda kenakan unkurannya pas buat anda. Apabila tidak, bicarakan dengan petugas rumah sakit.

41.Pada waktu anda meninggalkan ruangan pasien, anda harus melepaskan semua pakaian pelindung tersebut dan mencuci tangan dengan air dan sabun. Di daerah tertular, di mana adanya flu burung telah dipastikan, jangan mengkonsumsi daging ayam yang berasal dari ayam yang sakit atau mati.

42.Di daerah tertular, disarankan untuk tidak memanfaatkan ayam sakit atau mati untuk makanan orang maupun hewan. Walaupun nampak sehat, ayam yang berasal dari daerah tertular jangan dimanfaatkan untuk makanan. Di daerah sekitarnya ( yang berdekatan dengan daerah tertular) beberapa tindakan pencegahan perlu dilakukan. 43.Secara umum, hanya unggas yang sehat yang boleh dimanfaatkan sebagai bahan

makanan.

44.Untuk memotong/mematikan unggas, gunakan cara cara agar anda maupun lingkungan di rumah anda tidak dicemari oleh darah, debu, feses maupun kotoran lain yang berasal dari unggas tersebut. Tanyakan ke petugas peternakan setempat mengenai prosedur pemotongan unggas yang benar.

45.Untuk pencabutan bulu, gunakan cara yang benar agar tidak mengotori anda maupun lingkungan tempat tinggal anda. Cara terbaik adalah dengan merendam unggas tersebut di dalam air panas sebelum mencabuti bulunya.

(16)

46.Untuk membersihkan isi perut dan usus unggas gunakan cara yang benar agar tidak mengotori lingkungan tempat tinggal anda.

47.Jangan menyentuh benda benda lain maupun wajah anda (misalnya: mengusap mata) pada saat anda melakukan prosedur prosedur tersebut di atas, kecuali setelah anda mencuci tangan dengan air dan sabun. Lakukan semua tindakan pencegahan untuk memastikan bahwa unggas atau produk asal unggas diproses dengan benar dan aman untuk di konsumsi.

48.Ayam diproses secara higienis dan di masak sampai matang, contohnya: sudah tidak ada lagi cairan berwarna kemerahan, ayam dianggap aman untuk di makan. Tetapi perlu diingat bahwa apabila ayam tersebut mengandung penyakit menular spt misalnya flu burung, orang yang memasak ayam tersebut mempunyai resiko tertular demikian juga lingkungan tempat ayam itu dipersiapkan untuk dimasak bisa tercemar oleh virus.

49.Telur juga bisa membawa bibit penyakit, seperti misalnya virus flu burung di bagian dalam telur maupun di kulit luarnya. Telur mentah dan kulit telur harus ditangani dengan hati hati. Cucilah kulit telur dengan air sabun dan cucilah tangan setelahnya. Telur yang dimasak sampai matang (direbus selama 5 menit pada temperature 70oC) tidak akan menularkan virus flu burung apabila dimakan.

50.Secara umum, semua makanan harus dimasak sampai matang, mencapai temperatur paling sedikit 70oC atau lebih di bagian dalam.

(17)

H. PATHWAY

PATHWAY

FLU BURUNG

UNGGAS : melalui tinja kemudian mongering dan di hirup

LANGSUNG TIDAK

LANGSUNG

1. Kontak langsung dgn unggas 1. Transfuse darah 2. Kendaraan yg mengangkut binatang 2. Penyebaran flu 3. Alat-alat peternakan

4. pakaian

virus avian influenza

menyebar melalui udara

memasuki alveoli

radang dan bengkak

peningkatan produksi eksudat bersihan jalan nafas tdk efektif

(18)

G. ASKEP

KASUS FLU BURUNG KASUS FLU BURUNG

Tn F (35 thn) masuk rumah sakit atas rujukan dari puskesmas setempat karena diindikasikan suspek flu burung. Klien mengalami demam dengan suhu 390C, sakit tenggorokan, nyeri otot, sakit kepala, batuk- pilek, dengan dahak yang banyak dan sesak nafas RR: 24x/menit, ronkhie (+). Seminggu terakhir klien sibuk mengurus unggas-unggasnya yang kebetulan banyak yang mati mendadak. Saat dilakukan pemeriksaan di RS didapatkan: keadaan umum klien lemah, kesadaran: CM (compos mentis), TD: 125/80 mmHg, HR: 100x/menit, saturasi oksigen 98%, isolasi virus H5N1 dalam sekret hidung dan dahak, akantetapi gambaran rontgen thorak belum menunjukan adanya infiltrat.

1.

1. Data FokusData Fokus

 DS :DS : a.

a. Seminggu terakhir klien sibuk mengurus unggas-unggasnya yang kebetulan banyak yang mati mendadak

b.

b. Sakit tenggorokan, nyeri otot, sakit kepala, batuk pilek dengan dahak yang banyak dan sesak nafas

 DO :DO : a.

a. KU : lemah b.

b. TTV : TD 125/80 mmHg, HR 100 x/menit, RR 24x/menit, Suhu 390C, ronkhie (+), saturasi oksigen 98 %

c.

c. Kesadaran: CM (compas mentis) d.

d. Isolasi virus H5N1 dalam sekret hidung dan dahak

2.

2. Analisa DataAnalisa Data No.

No. Symptom Symptom Etiologi Etiologi ProblemProblem

1. 1.

DS DO

DS DO Sekresi tertahan Ketidak efektipan

jalan nafas - Sakit tenggorok an - Batuk - RR : 24 x/menit - Rokhie : (+) - Saturasi oksigen 98%

(19)

pilek dengan dahak yang banyak dan sesak nafas - Isolasi firus H5N1 dalam sekret

hidung dan dahak

2. 2.

DS DO

DS DO Invasi virus Hipertermia

--seminggu terakhir klien sibuk mengurus unggas-unggasnya yang kebetulan banyak yang mati mendadak -TD : 125/80 mmHg -Suhu : 390C -RR : 24 x/menit -HR : 100 x/menit -Rhonkie : (+) 3.

3. Diagnosa Diagnosa keperawatankeperawatan 1.

1. Hipertermia berhubungan dengan invasi virus ditandai dengan :

 DS : - seminggu terakhir klien sibuk mengurus unggas-unggasnya yang kebetulan banyak yang mati mendadak

.

 DO : - suhu : 390C -RR : 24 x/menit -Ronkie : (+) -HR : 100 x/menit

 Ketidak efektifan jalan nafas berhubungan dengan sekresi tertahan yang ditandai dengan :

(20)

- Nyeri otot, sakit kepala, batuk pilek dengan dahak yang banyak dan sesak nafas

 DO : -RR : 24 x/menit -ronkie (+)

-saturasi oksigen : 98 %

-Isolasi virus H5N1 dalam sekret hidung dan dahak

4. 4. IntervensiIntervensi Jam/tgl No. Dx Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) Rasional TTD selasa, 24/12/ 12, 07.00 07.30 08.00 I Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, termoregulation (0800) dapat teratasi dengan kriteria hasil : -pernafasan dengan batas normal 16-20 x/menit (080013) - Radial pulse dengan batas normal 60-100

x/menit (080012) -hipertermia dengan batas normal (36-370C)

-Monitor TTV pasien. - Berikan cairan dan nutrisi secukupnya kepada klien -Ajarkan klien memasukkan cairan melalui oral -kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian obat parasetamol -untuk mengetahui keadaan pasien -Agar tercukupnya kebutuhan cairan pada klien. -Agar pasien dapat memasukkan cairan secara mandiri -agar mempercepat kesembuhan klien

(21)

rabu,2 6/12/1 2 07.00 07.30 08.00 09.00 09.30

II. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, ketidak efektifan jalan nafas (0410) dengan kriteria hasil : -pernafasan (16-20 x/menit) (041004) -pernafasan normal dengan kriteria tidak menggunakan alat bantu nafas dan suara

nafas (041005) -kemampuan untuk mengeluarkan sekret dengan batuk efektif (041012)

-penumpukan sekret dapat diatasi dengan batuk efektif (041021)

Airway management (3140)

-- pantau pernafasan dan status klien -dorong klien untuk menggunakan nafas dalam

-Ajarkan klien bagaimana cara batuk

efektif

-Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat pengencer dahak bila perlu dilakukan suction -Untuk mengetahui keadaan pernafasan klien - Agar klien dapat bernafas dengan lancar -Agar klien dapat mengeluarkan dahak -Agar memperlancar pernafasan klien dan mempercepat kesembuhan klien 5. 5. ImplementasiImplementasi

Hari/tgl Jam No.

Dx Implementasi Respon TTD Selasa, 24/12/12 Selasa, 11.00 12.00 I. -Memonitor TTV

-Memberikan cairan dan nutrisi secukupnya --DS: -. -DO: - suhu= 360C - RR = 19 x/menit - Ronkie =

(22)

24/12/12 Selasa, 24/12/12 Selasa, 24/12/12 13.00 14.00 kepada klien -Mengajarkan klien memasukkan cairan melalui oral -berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat penurun panas (parasetamol)

(-)

- HR = 80

x/menit

DS:

- Klien mengatakan kondisinya sudah membaik

DO:

- Klien terlihat segar dari sebelumnya

DS:

-klien mengatakan sudah bisa

memasukkan cairan melalui oral secara mandiri

DO:

-Klien terlihat dapat memasukkan cairan melalui oral dengan baik

DS:

-klien mengatakan kondisinya mulai membaik dan demamnya turun DO:

- Suhu tubuh klien normal 360C

rabu, 26/12/12 10.00 II - Memantau pernafasan dan status oksigen - Mondorong klien

-DS: klien mengatakan sulit bernafas karena adanya penumpukan sekret DO: klien terlihat sesak dan adanya bunyi ronkie

(23)

untuk menggunakan nafas dalam

- Mengajarkan

klien bagaimana cara batuk efektif

- Berkolaborasi

dengan dokter

dalam pemberian

obat pengencer

dahak bila perlu dilakukan suction

menggunakan nafas dalam

DO: klien terlihat dapat menggunakan nafas dalam dengan baik

-DS: klien mengatakn dapat menggunakn batuk efektif

DO: klien terlihat dapat menggunakan batuk efektif dengan baik

-DS: klien mengatakn dapat bernafas dengan lega

DO: klien terlihat bernafas dengan baik dan lancar.

6.

6. EvaluasiEvaluasi Tgl/jam No.No. Dx

Evaluasi TTD

Selasa, 24/12/12 2012

I. S : Pasien mengatakan kondisinya mulai membaik dan kebutuhan cairan sudah terpenuhi

O : pasien terlihat tenang dan segar dari sebelumnya

TTV: -Suhu : 360C -HR: 80x/menit -RR : 19x/menit

A : hipertermia teratasi keseluruhan P : hentikan intervensi

(24)

Rabu, 26/12/12 10.30

II. S :

- klien mengatakan sulit bernafas karena adanya penumpukan sekret

- klien mengatakan dapat menggunakan nafas dalam

- klien mengatakn dapat batuk efektif - klien mengatakn dapat bernafas dengan lega tanpa hambatan

O :

- klien terlihat sesak dan adanya bunyi ronkie - klien dapat menggunakan nafas dalam -klien terlihat dapat batuk efektif

-klien terlihat bernafas dengan baik dan lancar

A : Airway management teratasi keseluruhan P : Hentikan intervensi

(25)

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Flu Burung adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza yang menyerang burung/unggas/ayam . Salah satu tipe yang perlu diwaspadai adalah yang disebabkan oleh virus influenza dengan kode genetik H5N1 (H=Haemagglutinin, N=Neuramidase) yang selain dapat menular dari burung ke burung ternyata dapat pula menular dari burung ke manusia Flu burung bisa menulari manusia bila manusia bersinggungan langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu burung. Virus flu burung hidup di saluran pencernaan unggas. Unggas yang terinfeksi dapat pula mengeluarkan virus ini melalui tinja, yang kemudian mengering dan hancur menjadi semacam bubuk. Bubuk inilah yang dihirup oleh manusia atau binatang lainnya. Menurut WHO, flu burung lebih mudah menular dari unggas ke manusia dibanding dari manusia ke manusia. Belum ada bukti penyebaran dari manusia ke manusia, dan juga belum terbukti penularan pada manusia lewat daging yang dikonsumsi.

Saat ini, penyebab flu burung adalah Highly Pothogenic Avian Influenza Viru, strain H5N1 (H=hemagglutinin; N= neuraminidase). Hal ini terlihat dari basil studi yang ada menunjukkan bahwa unggas yang sakit mengeluarkan virus Influenza A (H5N1) dengan jumlah besar dalam kotorannya. Virus Inluenza A (H5N1) merupakan penyebab wabah flu burung pada unggas. Secara umum, virus Flu Burung tidak

(26)

menyerang manusia, namun beberapa tipe tertentu dapat mengalami mutasi lebih ganas dan menyerang manusia.

(27)

DAFTAR PUSTAKA  http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-13409-Chapter1.pdf  http://rivafauziah.wordpress.com/2006/02/25/pengertian-flu-burung/  pencegahan-dan-pengobatannya/  http://individuasi.blogspot.com/2011/10/makalah-flu-burung-dbd.html  burung/  http://fluburung.org/gejala-pada-manusia.asp  http://tiopenta.wordpress.com/tag/flu-burung/

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa tahun lalu, virus Alvian Influenza (AI) tipe A(H5N 1) yang sangat pathogen yang biasanya hanya berada di unggas telah melewati barier spesies dan

Isolasi dan identifikasi virus Avian Influenza (AI) subtipe H5N1 dari unggas air (itik lokal, itik Pitalah, itik Bayang) pada peternakan skala rumah tangga ( backyard farming system

Ketika sejumlah manusia terinfeksi virus AI H5N1 pada tahun 1997, amantadine secara cepat diimpor ke Hongkong. Obat anti-influenza ini mencegah infeksi dengan mengganggu aktivitas

Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian influenza jenis H5Nl pada unggas di konfirmasikan telah terjadi di Republik Korea Vietnam, Jepang, Thailand,

Flu  burung  adalah  penyakit  menular  yang  awalnya  hanya  menyerang  burung,  unggas  dan  kadang  sapi/babi,  kemudian  oleh  proses  mutasi  genetik 

Pada dasarnya penatalaksanaan pasien flu burung sama dengan penatalaksanaan influenza yang disebabkan oleh virus yang patogen pada manusia.. Apabila

Laporan kasus yang diterima WHO sampai 14 Desember 2005 terdapat sebanyak 340 kasus dengan rata- rata penderita berusia 18 tahun.Sementara itu, angka kematian akibat infeksi H5N1

2 Materi genetik virus Avian Influenza (H5N1) tidak ditemukan pada sampel unggas air di Propinsi Lampung.. 3 Materi genetik virus Avian Influenza H5Nx dan HxN1 ditemukan pada