BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis
1. Belanja Daerah
Seluruh pendapatan daerah yang diperoleh baik dari daerahnya sendiri maupun bantuan dari pemerintah pusat akan digunakan untuk membiayai seluruh pengeluaran daerah itu. Pendapatan daerah itu bisa berupa Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Menurut UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, belanja daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode anggaran yang bersangkutan.
Belanja daerah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupeten/kota yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Belanja daerah dikelompokkan ke dalam belanja tidak langsung dan belanja langsung. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Sementara belanja langsung merupakan belanja yang
dianggarkan yang terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.
2. Pendapatan Asli Daerah
Pengertian pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh dari sumber-sumber pendapatan daerah dan dikelola sendiri oleh pemerintah daerah. Sumber PAD terdiri dari:
1) Pajak Daerah 2) Retribusi Daerah
3) Hasil Pengelolaan Kekayaan daerah yang dipisahkan 4) Lain-lain PAD yang sah.
a. Pajak Daerah
Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan UU dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Wewenang pungutan pajak daerah berada di tangan pemerintah daerah.
Menurut UU No 28 Tahun 2009, pajak yang dikelola daerah ada dua jenis:
a) Pajak provinsi, terdiri dari: 1. Pajak kendaraan bermotor
2. Pajak bea balik nama kendaraan bermotor 3. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor, dan
4. Pajak air permukaan 5. Pajak rokok.
b) Pajak kabupaten atau kota, terdiri dari:
1. Pajak hotel 2. Pajak restoran 3. Pajak hiburan 4. Pajak reklame
5. Pajak penerangan jalan
6. Pajak mineral bukan logam dan batuan 7. Pajak parkir
8. Pajak air tanah
9. Pajak sarang burung wallet
10. Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan 11. Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.
b. Retribusi Daerah
Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Objek retribusi daerah ada tiga, yaitu:
1. Retribusi jasa umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan
dan pemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh pribadi atau badan.
2. Retribusi jasa usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial, karena pada dasarnya jasa tersebut dapat disediakan oleh swasta, meliputi pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal.
3. Retribusi perizinan usaha adalah retribusi atas kegiatan tertentu pemerintah daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
c. Hasil Pengelolaan Daerah yang Dipisahkan
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan terdiri dari: a. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik
daerah/BUMD
b. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintah/BUMN
c. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat.
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis pajak daerah, retribusi daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan mencakup:
a. Hasil penjualan asset daerah yang dipisahkan
b. Hasil pemanfaatan atau pendayagunaan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan
c. Jasa giro d. Bunga deposito
e. Penerimaan atas tuntutan ganti rugi
f. Penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah serta keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
g. Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanan pekerjaan. h. Pendapatan denda pajak dan denda retribusi
i. Pendapatan hasil eksekusi atas jaminan j. Pendapatan dari pengembalian
k. Fasilitas sosial dan faslitas umum
l. Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan m. Pendapatan dari angsuran/cicilan penjualan.
3. Dana Alokasi Umum (DAU)
Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pembiayaannya dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana alokasi umum yang merupakan penyanggah utama pembiayaan APBD sebagian besar terserap untuk belanja pegawai sehingga belanja untuk proyek-proyek pembangunan menjadi berkurang.
Dana alokasi umum merupakan jenis transfer dana antar tingkat pemerintahan yang tidak terkait dengan program pengeluaran tertentu. Dana alokasi umum ini dimaksud untuk menggantikan transfer berupa subsidi daerah otonom dan inpres. Tujuan dari transfer ini adalah unutk menutupi kesenjangan fiskal dan pemerataan kemampuan fiskal antar daerah dan pusat serta antar daerah.
4. Dana Alokasi Khusus (DAK)
Dana Alokasi Khusus adalah dana yang berasal dari APBN, yang dialokasikan kepada Daerah untuk membantu membiayai kebutuhan tertentu. Dana Alokasi Khusus merupakan bagian dari dana perimbangan sesuai dengan UU Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Dana Alokasi Khusus dapat dialokasikan dari APBN kepada daerah tertentu untuk membantu membiayai kebutuhan
dimaksudkan sebagai daerah tertentu adalah daerah-daerah yang mempunyai kebutuhan yang bersifat khusus. Pengalokasian Dana Alokasi Khusus memperhatikan ketersediaan dana dalam APBN berarti bahwa besaran Dana Alokasi Khusus tidak dapat dipastikan setiap tahun.
Dana Alokasi Khusus digunakan khusus untuk membiayai investasi pengadaan dan atau peningkatan prasarana dan sarana fisik dengan umur ekonomis yang panjang. Dalam keadaan tertentu Dana Alokasi Khusus dapat membantu biaya pengoperasian dan pemeliharaan prasarana dan sarana tertentu untuk periode terbatas, tidak melebihi 3 (tiga) tahun.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu lainnya yang berhubungan disajikan pada Tabel 2.1. Tabel 2.1.
Tinjauan Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel yang Digunakan Hasil Penelitian 1. Mhd. Ali Akbar 2011 Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Jumlah Penduduk, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Belanja Daerah pada Pemda di Sumut Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Jumlah Penduduk, dan Pertumbuhan Ekonomi serta Belanja Daerah. Secara simultan realisasi PAD, DAU, Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh signifikan terhadap anggaran belanja daerah pada Pemerintah Daerah di Provinsi Sumut. 2. Novi Pratiwi Maulida 2007 Pengaruh Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah terhadap prediksi Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Belanja Daerah.
Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah.
3. Kesit Bambang Prakoso 2004 Pengaruh Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah terhadap prediksi Belanja Daerah (Studi Empirik di wilayah Provinsi Jawa Tengah dan DIY) Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Belanja Daerah.
Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah.
Sumber : data diolah oleh penulis, 2011
Akbar (2011) meneliti pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Belanja Daerah pada Pemda di Sumut. Penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan realisasi PAD, DAU, Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh signifikan terhadap anggaran Belanja Daerah pada Pemda di Sumut. Sedangkan secara parsial variabel Pertumbuhan Ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap anggaran Belanja Daerah pada Pemda di Sumut.
Maulida (2007) meneliti pengaruh DAU dan PAD terhadap prediksi Belanja Daerah. Penelitian ini menunjukkan DAU dan PAD secara terpisah dan serentak berpengaruh terhadap prediksi Belanja Daerah.
Prakoso (2004) meneliti pengaruh Dana Alokai Umum dan Pendapatan Asli Daerah terhadap prediksi Belanja Daerah (studi empiris di Wilayah Provinsi Jawa Tengah dan DIY). Penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya belanja daerah dipengaruhi jumlah dana alokasi umum yang diterima dari pemerintah pusat. Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa dana alokasi umum dan pendapatan asli daerah berpengaruh secara signifikan terhadap belanja daerah.
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis
1. Kerangka Konseptual
Hubungan antara Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi khusus dengan Belanja Daerah dapat digambarkan dalam kerangka konseptual pada gambar 2.1.
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
Menurut Erlina (2008 : 38) kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Hubungan yang dijelaskan adalah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dan juga jika ada variabel yang lain yang menyertainya.
Penyusunan APBD dilakukan dengan cara menentukan perkiraaan pengeluaran setinggi-tingginya guna membiayai kegiataan-kegiataan dan
proyek-Dana Alokasi Khusus (X3)
Dana Alokasi Umum (X2)
Pendapatan Asli Daerah (X1)
Belanja Daerah
sumber-sumber penerimaan daerah guna menutupi pengeluaran-pengeluaran yang dimaksud.
Pendapatan daerah yang dikumpulkan pemerintah daerah baik yang berasal dari daerah itu sendiri (PAD) maupun transfer berupa subsidi pemerintah pusat (DAU dan DAK) akan digunakan untuk membiayai semua kegiatan-kegiatan dan proyek-proyek pemerintah daerah. Kenaikan pendapatan daerah juga akan mempengaruhi belanja daerah.
2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dijelaskan, hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus berpengaruh terhadap Belanja Daerah pada Pemerintah Daerah di Sumatera Utara.