PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009
TENTANG
PEMBENTUKAN KAMPUNG BAKUNG, KAMPUNG LINGGANG KEBUT, KAMPUNG LINGGANG MENCELEW, KAMPUNG MUARA NYAHING, KAMPUNG
SEMPATN, KAMPUNG GABUNG BARU, KAMPUNG JENGAN, KAMPUNG MUARA KALAQ, KAMPUNG AWAI, KAMPUNG MUARA PONAK, KAMPUNG
NYARIBUNGAN, KAMPUNG SIRAU, KAMPUNG DATAH BILANG BARU, KAMPUNG LONG LUNUK BARU DAN KAMPUNG LONG PAKAQ BARU
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI BARAT,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka melakukan peningkatan pelayanan kepada masyarakat, perlu meningkatkan status dusun menjadi kampung definitif;
b. bahwa Pemerintah Kabupaten dalam membentuk kampung, dengan memperhatikan aspirasi masyarakat, kondisi geografis, jumlah penduduk, luas wilayah, potensi dan sumber daya serta peningkatan kemampuan penyelenggaraan pemerintahan secara berdaya guna dan berhasil guna;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pembentukan Kampung Bakung, Kampung Linggang Kebut,Kampung Linggang Mencelew, Kampung Muara Nyahing, Kampung Sempatn, Kampung Gabung Baru, Kampung Jengan, Kampung Muara Kalaq, Kampung Awai, Kampung Muara Ponak, Kampung Nyaribungan, Kampung Sirau, Kampung Datah Bilang Baru, Kampung Long Lunuk Baru dan Kampung Long Pakaq Baru.
Mengingat : 1. Pasal 18, Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Kutai dan Kota Bontang (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 1999, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 38) sebagaimana telah diubah dengan
2
Undang-Undang Nomor 07 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang tentang Pembentukan Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Kutai dan Kota Bontang (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2000, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3962);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 60 tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Desa Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 108,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
8. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Barat Nomor 03 Tahun 2008 Tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Kutai Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2008 Nomor 03);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Barat Nomor 04 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kutai Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2008 Nomor 04, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Nomor 129);
3
10. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Barat Nomor 05 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kutai Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2008 Nomor 05, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Nomor 130); 11. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Barat Nomor 06 Tahun
2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Kutai Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2008 Nomor 06, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Nomor 131);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Barat Nomor 01 Tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2009 (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Nomor 01);
13. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Barat Nomor 13 Tahun 2009 tentang Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan Kampung dan Perubahan Status Kampung Menjadi Kelurahan (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2008 Nomor 13).
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT dan
BUPATI KUTAI BARAT MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PEMBENTUKAN KAMPUNG BAKUNG, KAMPUNG LINGGANG KEBUT,KAMPUNG LINGGANG MENCELEW, KAMPUNG MUARA NYAHING, KAMPUNG SEMPATN, KAMPUNG GABUNG BARU, KAMPUNG JENGAN, KAMPUNG MUARA KALAQ, KAMPUNG AWAI, KAMPUNG MUARA PONAK, KAMPUNG NYARIBUNGAN, KAMPUNG SIRAU, KAMPUNG DATAH BILANG BARU, KAMPUNG LONG LUNUK BARU, KAMPUNG LONG PAKAQ BARU.
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Kutai Barat;
2. Pemerintahan Daerah Kabupaten adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten dan DPRD Kabupaten;
4
3. Pemerintah Daerah Kabupaten adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat;
4. Bupati adalah Bupati Kabupaten Kutai Barat;
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah DPRD Kabupaten Kutai Barat;
6. Camat adalah Perangkat Daerah yang mempunyai wilayah kerja di tingkat Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Kutai Barat;
7. Kampung atau sebutan lain dari desa dalam bahasa umum yang berlaku di Indonesia adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat dalam wilayah Kabupaten Kutai Barat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
8. Pembentukan Kampung adalah penggabungan beberapa kampung, atau bagian kampung yang bersandingan, atau pemekaran dari satu kampung menjadi dua
kampung atau lebih, atau pembentukan kampung di luar kampung yang telah ada;
9. Badan Permusyawaratan Kampung selanjutnya disebut BPK adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan kampung sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Kampung;
10. Pemerintahan Kampung adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan kampung oleh pemerintah kampung dan Badan Permusyawaratan Kampung dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat;
11. Batas Wilayah adalah Pemisah antara wilayah yang satu dengan yang lainnya dalam suatu daerah.
BAB II
PEMBENTUKAN KAMPUNG DAN BATAS WILAYAH Pasal 2
Pembentukan
Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Kampung Bakung, Kampung Linggang Kebut, Kampung Linggang Mencelew, Kampung Muara Nyahing, Kampung Sempatn, Kampung Gabung Baru, Kampung Jengan, Kampung Muara Kalaq, Kampung Awai, Kampung Muara Ponak, Kampung Nyaribungan, Kampung Sirau, Kampung Datah Bilang Baru, Kampung Long Lunuk Baru, Kampung Long Pakaq Baru.
Pasal 3 Wilayah
(1) Kampung Bakung berasal dari sebagian wilayah Kampung Minta;
(2) Kampung Linggang Kebut berasal dari sebagian sebagian wilayah Kampung Linggang Bigung;
(3) Kampung Linggang Mencelew berasal dari sebagian sebagian wilayah Kampung Linggang Bigung;
(4) Kampung Gabung Baru berasal dari sebagian wilayah Kampung Muyub Ilir; (5) Kampung Datah Bilang Baru berasal dari sebagian wilayah Kampung Datah
Bilang Ulu;
5
(7) Kampung Muara Ponaq berasal dari sebagian wilayah Kampung Kenyanyan; (8) Kampung Sirau berasal dari sebagian wilayah Kampung Mamahaq Teboq;
(9) Kampung Long Lunuk Baru berasal dari sebagian wilayah Kampung Long Lunuk; (10) Kampung Awai berasal dari sebagian wilayah Kampung Muut;
(11) Kampung Long Pakaq Baru berasal dari sebagian wilayah Kampung Long Pakaq; (12) Kampung Muara Kalaq berasal dari sebagian wilayah Kampung Muara
Benangaq;
(13) Kampung Jengan berasal dari sebagian wilayah Kampung Kelumpang;
(14) Kampung Nyaribungan berasal dari sebagian wilayah Kampung Danum Paroy; (15) Kampung Sempatn berasal dari sebagian wilayah Kampung Jengan Danum.
Pasal 4
Nomor kode Kampung Pemekaran akan ditetapkan kemudian dengan Surat Keputusan Bupati.
Pasal 5 Jumlah Penduduk
(1) Dengan dibentuknya Kampung Bakung, jumlah Penduduk Kampung Minta dikurangi dengan jumlah Penduduk Kampung Bakung;
(2) Dengan dibentuknya Kampung Linggang Kebut, jumlah Penduduk Kampung Linggang Bigung dikurangi dengan jumlah Penduduk Kampung Linggang Kebut; (3) Dengan dibentuknya Kampung Linggang Mencelew, jumlah Penduduk Kampung
Linggang Bigung dikurangi dengan jumlah Penduduk Kampung Linggang Mencelew;
(4) Dengan dibentuknya Kampung Gabung Baru, jumlah Penduduk Kampung Muyub Ilir dikurangi dengan jumlah Penduduk Kampung Gabung Baru;
(5) Dengan dibentuknya Kampung Muara Nyahing, jumlah Penduduk Kampung Mantar dikurangi dengan jumlah Penduduk Kampung Muara Nyahing;
(6) Dengan dibentuknya Kampung Datah Bilang Baru, jumlah Penduduk Kampung Datah Bilang Ulu dikurangi dengan jumlah Penduduk Kampung Datah Bilang Baru;
(7) Dengan dibentuknya Kampung Datah Bilang Baru, jumlah Penduduk Kampung Datah Bilang Ulu dikurangi dengan jumlah Penduduk Kampung Datah Bilang Ulu Barat;
(8) Dengan dibentuknya Kampung Muara Ponaq, jumlah Penduduk Kampung Kenyanyan dikurangi dengan jumlah Penduduk Kampung Muara Ponaq;
(9) Dengan dibentuknya Kampung Sirau, jumlah Penduduk Kampung mamahaq Teboq dikurangi dengan jumlah Penduduk Kampung Sirau;
(10) Dengan dibentuknya Kampung Muara Kalaq, jumlah Penduduk Kampung Muara Benangaq dikurangi dengan jumlah Penduduk Kampung Muara Kalaq;
(11) Dengan dibentuknya Kampung Jengan, jumlah Penduduk Kampung Kelumpang dikurangi dengan jumlah Penduduk Kampung Jengan;
6
(12) Dengan dibentuknya Kampung Long Lunuk Baru, jumlah Penduduk Kampung Long Lunuk dikurangi dengan jumlah Penduduk Kampung Long Lunuk Baru; (13) Dengan dibentuknya Kampung Awai, jumlah Penduduk Kampung Muut
dikurangi dengan jumlah Penduduk Kampung Awai;
(14) Dengan dibentuknya Kampung Long Pakaq Baru, jumlah Penduduk Kampung Long pakaq dikurangi dengan jumlah Penduduk Kampung Long Pakaq Baru; (15) Dengan dibentuknya Kampung Nyaribungan, jumlah Penduduk Kampung
Danum Paroy dikurangi dengan jumlah Penduduk Kampung Nyaribungan; (16) Dengan dibentuknya Kampung Sempatn, wilayah Kampung Jengan Danum
dikurangi dengan wilayah Kampung Sempatn.
Pasal 6 Batas Wilayah
(1) Kampung Bakung mempunyai batas wilayah : a. Sebelah Utara Kampung Muara Enggelam;
b. Sebelah Timur Kampung Loa Deras dan Kecamatan Muara Muntai Kabupaten Kutai Kartanegara;
c. Sebelah Selatan Danau Jempang;
d. Sebelah Barat Kampung Penyinggahan Ilir.
(2) Kampung Linggang Kebut mempunyai batas wilayah : a. Sebelah Utara Kampung Tering Kecamatan Tering; b. Sebelah Timur Kampung Linggang Amer;
c. Sebelah Selatan Kampung Bangun Sari Kecamatan Linggang Bigung; d. Sebelah Barat Kampung Linggang Bigung.
(3) Kampung Linggang Mencelew mempunyai batas wilayah : a. Sebelah Utara Kampung Banjarejo Kecamatan Tering; b. Sebelah Timur Kampung Jelemuq Kecamatan Tering; c. Sebelah Selatan Kampung Linggang Amer;
d. Sebelah Barat Kampung Linggang Bigung. (4) Kampung Gabung Baru mempunyai batas wilayah
a. Sebelah Utara Kampung Linggang Meramun Kecamatan Mooq manaar Bulatn;
b. Sebelah Timur Kampung Muara Batuq Kecamatan Mook Manar Bulatn; c. Sebelah Selatan Kampung Muyub Aket dan Muyub Ulu;
d. Sebelah Barat Kampung Muara Asa Kecamatan Barong Tongkok. (5) Kampung Muara Nyahing mempunyai batas wilayah:
a. Sebelah Utara Kecamatan Muara Lawa; b. Sebelah Selatan Kampung Muara Tokong; c. Sebelah Barat Kampung Mantar;
7
(6) Kampung Datah Bilang Baru mempunyai batas wilayah : a. Sebelah Utara Sungai Mahakam;
b. Sebelah Timur Kampung Datah Bilang Ulu; c. Sebelah Selatan Kampung Mamahaq Teboq; d. Sebelah Barat Kampung Long Hubung.
(7) Kampung Muara Ponaq mempunyai batas wilayah : a. Sebelah Utara Kampung Kenyanyan;
b. Sebelah Timur Kampung Lempunah Kecamatan Jempang; c. Sebelah Selatan Kampung Rikong;
d. Sebelah Barat Kampung Kenyanyan. (8) Kampung Sirau mempunyai Batas wilayah:
a. Sebelah Utara Kampung Mamahaq Teboq II;
b. Sebelah Timur Kampung Ujoh Halang Kec. Long Iram; c. Sebelah Selatan Kampung Kelian Luar Kec. Long Iram;
d. Sebelah Barat Kampung Kampung Long Gelawang Kec. Laham. (9) Kampung Muara Kalaq mempunyai Batas Wilayah:
a. Sebelah Utara Kampung Linggang Marimun; b. Sebelah Timur Kampung Merayak;
c. Sebelah Selatan Kampung Muara Benangaq Kec. Melak; d. Sebelah Barat Kampung Muara Asa Kec. Barong Tongkok.
(10) Kampung Jengan mempunyai Batas Wilayah: a. Sebelah Utara Kampung Muara Batuq; b. Sebelah Timur Kampung Gunung Rampah; c. Sebelah Selatan Kampung Karangan; d. Sebelah Barat Kampung Kelumpang.
(11) Kampung Long Lunuk Baru mempunyai Batas Wilayah: a. Sebelah Utara Kampung Long Lunuk;
b. Sebelah Timur Kampung Lirung Ubing; c. Sebelah Selatan Kampung Prov. Kalteng; d. Sebelah barat Kampung Delang Krongong. (12) Kampung Awai mempunyai Batas Wilayah:
a. Sebelah Utara Kampung Juhan Asa Kecamatan Barong Tongkok; b. Sebelah Timur Kampung Balok Asa Kecamatan Barong Tongkok; c. Sebelah Selatan Kampung Muut;
d. Sebelah Barat Kampung Linggang Melapeh Kecamatan Linggang Bigung. (13) Kampung Long Pakaq Baru mempunyai Batas Wilayah:
8
b. Sebelah Timur Kampung Delang Krohang; c. Sebelah Selatan Kampung Prov. Kalteng;
d. Sebelah barat Kampung Tiong Ohang Kec. Long Apari. (14) Kampung Nyaribungan mempunyai Batas Wilayah:
a. Sebelah Utara Kampung Muara Ratah;
b. Sebelah Timur Kampung Kampung Long Gelawang; c. Sebelah Selatan Kampung Muara Ratah;
d. Sebelah barat Kampung Long Melaham. (15) Kampung Sempatn mempunyai Batas Wilayah:
a. Sebelah Utara Kampung Jengan Danum; b. Sebelah Timur Kampung Damai Kota; c. Sebelah selatan kampung Bomboy; d. Sebelah barat Kampung Lunpat Dahuq.
Pasal 7
Penetapan luas dan batas wilayah mengikuti ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
BAB III
PEMERINTAHAN KAMPUNG Pasal 8
(1) Untuk memimpin jalannya pemerintahan di Kampung, dipilih dan dilantik seorang Pejabat Petinggi sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;
(2) Pejabat Petinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, diangkat Bupati atas usul masyarakat melalui Camat setempat.
Pasal 9
Penjabat Petinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, mempersiapkan dan memfasilitasi pembentukan BPK dan pemilihan petinggi definitif sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 10
(1) Pengisian keanggotaan Badan Permusyawaratan Kampung diselenggarakan melalui Pemilihan Lokal paling lambat 3 (tiga) bulan sejak peresmian kampung yang difasilitasi Pejabat Petinggi;
(2) Tata cara Pemilihan anggota Badan Permusyawaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, mengikuti ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
9
Pasal 11
Pejabat petinggi bersama anggota Badan Permusyawaratan Kampung terpilih melakukan pemilihan petinggi definitif paling lambat 6 (enam) bulan sejak peresmian, mengikuti ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
BAB IV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 12
(1) Pembinaan umum penyelenggaraan pemerintahan kampung dan lembaga kemasyarakatan dilakukan oleh Pemerintah dan Pemerintah Provinsi;
(2) Pembinaan teknis dan pengawasan terhadap pemerintahan kampung dan lembaga kemasyarakatan dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten dan Camat;
(3) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) pasal ini, dilakukan melalui pemberian pedoman umum dan supervisi.
BAB V
KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 13
Dengan pembentukan Kampung Muara Kalaq sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Kampung Muara Kalaq yang berasal dari Kecamatan Melak beralih ke wilayah Kecamatan Mooq Manaar Bulatn.
Pasal 14
Dengan pembentukan kampung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan peralihan wilayah kecamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, maka :
a. Bukti hak kepemilikan yang telah ada tetap menjadi bukti hak kepemilikan bagi yang bersangkutan walaupun terjadi pergantian alamat dengan diberlakukan
Peraturan Daerah ini sepanjang tidak diadakan mutasi atau perubahan identitas diri;
b. Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK) tetap masih berlaku sampai dengan masa berlakunya habis, kecuali terjadi perubahan status.
Pasal 15
Untuk kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, terhitung sejak diresmikan Kampung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, segala pembiayaan yang diperlukan pada tahun pertama sebelum dapat disusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung yang bersangkutan, masing-masing dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung induk sebelum pemekaran berdasarkan perimbangan hasil pendapatan yang diperoleh dari wilayah Kampung induk sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
10
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP Pasal 16
(1) Dengan berlakunya Peraturan ini, Peraturan lain yang berhubungan dengan peraturan ini, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku;
(2) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur kemudian dengan Peraturan Bupati.
Pasal 17
Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Barat.
ditetapkan di Sendawar
pada tanggal, 18 Agustus 2009.
BUPATI KUTAI BARAT,
ISMAIL THOMAS
diundangkan di Sendawar
pada tanggal, 18 Agustus 2009.
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT,
YAHYA MARTHAN
11
PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 14 TAHUN 2009
TENTANG
PEMBENTUKAN KAMPUNG BAKUNG, KAMPUNG LINGGANG KEBUT, KAMPUNG LINGGANG MENCELEW, KAMPUNG MUARA NYAHING, KAMPUNG
SEMPATN, KAMPUNG GABUNG BARU, KAMPUNG JENGAN, KAMPUNG MUARA KALAQ, KAMPUNG AWAI, KAMPUNG MUARA PONAK, KAMPUNG
NYARIBUNGAN, KAMPUNG SIRAU, KAMPUNG DATAH BILANG BARU, KAMPUNG LONG LUNUK BARU DAN KAMPUNG LONG PAKAQ BARU I. PENJELASAN UMUM
Sesuai Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 200 ayat (2) Pembentukan, Penghapusan, dan/atau Penggabungan Desa dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tentang Desa, Pasal 2 ayat (2), (3) dan (4) serta Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2009 tentang Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan Kampung Dan Perubahan Status Kampung Menjadi Kelurahan dengan memperhatikan asal usulnya, atas prakarsa masyarakat.
Kampung adalah sebutan Desa dalam bahasa umum penduduk di lingkungan Kabupaten Kutai Barat. Kampung merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas yuridiksi, berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adapt istiadat setempat yang diakui dan/atau dibentuk dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai Pemerintahan Kampung adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokrasi, dan pemberdayaan masyarakat.
Sebagai perwujudan demokrasi, dalam penyelenggaran Pemerintahan Kampung, di kampung dibentuk Badan Permusyawaratan Kampung yang berfungsi sebagai lembaga pengaturan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Kampung, seperti dalam pembuatan dan pelaksanaan Peraturan Kampung, Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung dan Keputusan Petinggi. Di kampung dibentuk lembaga kemasyarakatan yang berkedudukan sebagai mitra kerja Pemerintah Kampung dalam memberdayakan masyarakat.
Petinggi pada dasarnya bertanggung jawab kepada masyarakat kampung. Dalam tata cara dan prosedur pertanggungjawabannya disampaikan kepada Bupati melalui Camat. Kepada Badan Permusyawaratan Kampung, Petingggi wajib memberikan keterangan laporan pertanggungjawabannya dan kepada masyarakat melalui Badan Permusyawaratan Kampung untuk menanyakan dan/atau meminta keterangan lebih lanjut terhadap hal-hal yang bertalian dengan pertanggungjawaban dimaksud.
12
Sebagaimana hasil kajian team yang dibentuk dengan Surat Keputusan Bupati Kutai Barat Nomor: 800.05.146.1/K.089/2007, tentang Pembentukan Tim Pengkajian Perubahan Status Kampung Menjadi Kelurahan dan Pembentukan Kampung Dalam Wilayah Kabupaten Kutai Barat tanggal 14 Februari 2007. Hal ini dilaksanakan dengan mempertimbangkan aspirasi yang berkembang di masyarakat melalui Badan Permusyawaratan Kampung masing-masing dengan proposal pemekaran kampung yang diajukan kepada Bupati Kutai Barat.
Hasil rekomendasi team tersebut menjadi acuan untuk pembentukan kampungsehingga dipandang perlu untuk membentuk kampung definitif, yaitu: Kampung Bakung, Kampung Linggang Kebut, Kampung Linggang Mencelew, Kampung Gabung Baru, Kampung Muara Nyahing, Kampung Datah Bilang Baru, Kampung Muara Ponaq, Kampung Sirau,Kampung Muara Kalaq, Kampung Jengan, Kampung Long Lunuk Baru, Kampung Awai, Kampung Long Pakaq Baru, Kampung Nyaribungan Dan Kampung Sempatn
Dengan dibentuknya Kampung Bakung, maka kampung dalam wilayah Kecamatan Penyinggahan terdiri dari menjadi Kampung Loa Deras, Kampung Minta, Kampung Tanjung Haur, Kampung Penyinggahan Ilir, Kampung Penyinggahan Ulu dan Kampung Bakung.
Dengan dibentuknya Kampung Linggang Kebut dan Kampung Linggang Mencelew, maka kampung dalam wilayah Kecamatan Linggang Bigung terdiri dari menjadi Kampung Melapeh Baru, Kampung Bigung Baru, Kampung Tutung, Kampung Linggang Melapeh, Kampung Linggang Mapan, Kampung Linggang Bigung, Kampung Linggang Amer, Kampung Bangun Sari, Kampung Purwodadi, dan Kampung Linggang Kebut dan Kampung Linggang Mencelew.
Dengan dibentuknya Datah Bilang Baru dan Kampung Sirau, maka kampung dalam wilayah Kecamatan Long Hubung terdiri dari menjadi Kampung Long Hubung, Kampung Lutan, Kampung Matalibaq, Kampung Mamahak Teboq, Kampung Datah Bilang Ilir, Kampung Tripariq Makmur, Kampung Wana Pariq, Kampung Long Wai, Kampung Datah Bilang Baru dan Kampung Sirau.
Dengan dibentuknya Kampung Gabung Baru, maka kampung dalam wilayah Kecamatan Tering terdiri dari menjadi Kampung Tering Baru, Kampung Tering Lama, Kampung Tering Seberang, Kampung Tukul, Kampung Kelubaq, Kampung Purworejo, Kampung Jelemuq, Kampung Kelian Dalam, Kampung Muara Mujan, Kampung Muyub Ulu, Kampung Muyub Ilir, Kampung Muyub Aket dan Kampung Gabung Baru.
Dengan dibentuknya Kampung Muara Kalaq dan Kampung Jengan maka kampung dalam wilayah Kecamatan Mooq Manaar Bulatn terdiri dari menjadi Kampung Sakaq Lotoq, Kampung Sakaq Tada, kampung Gemuruh, Kampung Karangan, Kampung Merayak, Kampung Linggang Marimun, Kampung Kelumpang, Kampung Gadur, Kampung Muara Jawaq, Kampung Abit, Kampung Rembayan, Kampung Gunung Rampah, Kampung Muara Batuq, Kampung Muara Kalaq dan Kampung Jengan.
Dengan dibentuknya Kampung Muara Nyahing dan Kampung Sempant, maka kampung dalam wilayah Kecamatan Damai terdiri dari menjadi Kampung Besiq, Kampung Bermai, kampung Muara Nilik, Kampung Mantar, Kampung Muara
13
Tokong, Kampung Lumpat Dahuq, Kampung Muara Bomboy, Kampung Damai Seberang, Kampung Damai Kota, Kampung Mentika, Kampung Jengan Danum, Kampung Tepulang, Kampung Benung, Kampung Keay, Kampung Muara Nyahing dan Kampung Sempant.
Dengan dibentuknya Kampung Muara Ponaq, maka kampung dalam wilayah Kecamatan Siluq Ngurai terdiri dari menjadi Kampung Tebisaq, Kampung Kaliq, Kampung Tanah Mea, Kampung Sang Sang, Kampung Muhur, Kampung Muara Kelawit, Kampung Bentas, Kampung Betung, Kampung Kiaq, Kampung Tendiq, Kampung Penawang, Kampung Lendian Liang Nayuk, Kampung Kenyanyan, Kampung Rikong, Kampung Kendesiq dan Kampung Muara Ponaq.
Dengan dibentuknya Kampung Awai, maka kampung dalam wilayah Kecamatan Nyuatan berdiri dari Kampung Nyuatan, Kampung Dempar, Kampung Temula, Kampung Jontai, Kampung Sembuan, Kampung Temula, Kampung Terajuk, Kampung Muut, Kampung Lakan Bilem, Kampung Intu Lingau dan Kampung Awai.
Dengan dibentuknya Kampung Long Lunuk Baru, dan Kampung Long Pakaq Baru, maka kampung dalam wilayah Kecamatan Long Pahangai terdiri dari Kampung Delang Krohong, Kampung Lirung Ubing, Kampung Datah Naha, Kampung Long Isun, Kampung Naha Aruq, Kampung Long Pahangai I, Kampung Long Pahangai II, Kampung Long Tuyoq, Kampung Liu Mulang, Kampung Long Lunuk Baru, dan Kampung Long Pakaq Baru.
Dengan dibentuknya Kampung Nyaribungan, maka kampung dalam wilayah Kecamatan Laham terdiri dari menjadi Kampung Laham, Kampung Muara Ratah, Kampung Danum paroy, Kampung Long Gelawang dan Kampung Nyaribungan.
II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 Cukup Jelas Pasal 2 Cukup Jelas Pasal 3 Cukup Jelas Pasal 4 Cukup Jelas Pasal 5 Cukup Jelas Pasal 6 Cukup Jelas Pasal 7 Cukup Jelas Pasal 8 Cukup Jelas
14 Pasal 9 Cukup Jelas Pasal 10 Cukup Jelas Pasal 11 Cukup Jelas Pasal 12
Kampung Muara Kalaq merupakan pemekaran dari Kampung Muara Benangaq Kecamatan Melak, dengan alasan pendekatan pelayanan kepada masyarakat, Kampung Muara Kalaq menjadi wilayah Kecamatan Mooq Manaar Bulatn. Pasal 13 Cukup Jelas Pasal 14 Cukup Jelas Pasal 15 Cukup Jelas Pasal 16 Cukup Jelas Pasal 17 Cukup Jelas