• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyakit Gagal Ginjal Kronik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penyakit Gagal Ginjal Kronik"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Penyakit Gagal Ginjal Kronik

Penyakit Gagal Ginjal Kronik

Posted by

Posted byGagal Ginjal KronikGagal Ginjal Kronik

Gagal ginjal kronik 

Gagal ginjal kronik (GGK) adalah salah satu penyakit tidak menular,

(GGK) adalah salah satu penyakit tidak menular,

merupakan keadaan gangguan fungsi ginjal yang bersifat menahun

merupakan keadaan gangguan fungsi ginjal yang bersifat menahun

 berlangsung progres

 berlangsung progres

if dan irreversible(tidak dapat kembali k

if dan irreversible(tidak dapat kembali k

e keadaan

e keadaan

semula).

semula).

Dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme

Dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme

dan keseimbangan cairan dan elektrolit

dan keseimbangan cairan dan elektrolit

yang menyebabkan uremia (retensi urea dan

yang menyebabkan uremia (retensi urea dan

sampah nitrogen lain dalam darah).

sampah nitrogen lain dalam darah).

Penyakit gagal ginjal kronik memang merupakan masalah kesehatan

Penyakit gagal ginjal kronik memang merupakan masalah kesehatan

yang cukup

yang cukup

penting di negeri kita. Menurut catatan Sub Bagian ginjal. Penyebab gagal

penting di negeri kita. Menurut catatan Sub Bagian ginjal. Penyebab gagal

ginjal

ginjal

kronik yang sering dijumpai adalah batu,

kronik yang sering dijumpai adalah batu,

infeksi yang disebut pirlonefritis,

infeksi yang disebut pirlonefritis,

hipertensi, nefropati karena asam urat, nefropati karena lupus dan

hipertensi, nefropati karena asam urat, nefropati karena lupus dan

kencing manis.

kencing manis.

Hilangnya fungsi cadangan ginjal seringkali tidak disadari

Hilangnya fungsi cadangan ginjal seringkali tidak disadari

penderita. Pada gagal

penderita. Pada gagal

ginjal kronik gangguan fungsi ginjal acapkali sudah d

ginjal kronik gangguan fungsi ginjal acapkali sudah d

isertai gejala yang nyata dalam

isertai gejala yang nyata dalam

aktivitas sehari-hari. Penderita mulai menunjukkan

aktivitas sehari-hari. Penderita mulai menunjukkan

gejala anemia

gejala anemia

(pada suami ibu

(pada suami ibu

sudah terdapat penurunan hemoglobin).

sudah terdapat penurunan hemoglobin).

Tes kreatinin klirens dapat membedakan ber

Tes kreatinin klirens dapat membedakan ber

at ringannya gangguna fungsi ginjal.

at ringannya gangguna fungsi ginjal.

Pada keadaan normal Tes Kreatinin Klirens (TKK) adalah 100 sampai 125 ml/mm.

Pada keadaan normal Tes Kreatinin Klirens (TKK) adalah 100 sampai 125 ml/mm.

Pada TKK 75 sampai 100 sudah terjadi hilangnya fungsi cadangan ginjal. Sedangkan

Pada TKK 75 sampai 100 sudah terjadi hilangnya fungsi cadangan ginjal. Sedangkan

TKK 25 sampai 75 disebut keadaan insufisiensi ginjal. Pada TKK 5 sampai 25

TKK 25 sampai 75 disebut keadaan insufisiensi ginjal. Pada TKK 5 sampai 25

digolongkan gagal ginjal kronik. TKK yang di bawah 5 disebut gagal ginjal terminal.

digolongkan gagal ginjal kronik. TKK yang di bawah 5 disebut gagal ginjal terminal.

Gagal ginjal kronik dan gagal ginjal terminal memerlukan perhatian khsusu karena

Gagal ginjal kronik dan gagal ginjal terminal memerlukan perhatian khsusu karena

 bila dibiarka dapat menjurus kea

 bila dibiarka dapat menjurus kea

daan yang membahayakan jiwa pend

daan yang membahayakan jiwa pend

erita. Pada

erita. Pada

gagal ginjal kronik dapat dimulai terapi

gagal ginjal kronik dapat dimulai terapi

konservatif yang bertujuan menghilangkan

konservatif yang bertujuan menghilangkan

gejala yang mengganggu penderita, sehingga penderita dapat hidup secara normal.

gejala yang mengganggu penderita, sehingga penderita dapat hidup secara normal.

Komponen utama terapi konservatif adalah diet yaitu dengan mengatur

Komponen utama terapi konservatif adalah diet yaitu dengan mengatur

asupan

asupan

protein. Di samping itu juga harus

protein. Di samping itu juga harus

diatur air dan garam, vitamin, elektrolit, dan

diatur air dan garam, vitamin, elektrolit, dan

asam amino essensial diberikan jika

(2)

Penderita gagal ginjal kornik acapkali mengeluh mual sehingga asupan makannya

Penderita gagal ginjal kornik acapkali mengeluh mual sehingga asupan makannya

dapat terbatas. Karena itu evaluasi asupan makanan perlu

dapat terbatas. Karena itu evaluasi asupan makanan perlu

dilakukan dengan baik.

dilakukan dengan baik.

 bila terapi konservatif ini d

 bila terapi konservatif ini d

apat dijalankan dnegan baik dan f

apat dijalankan dnegan baik dan f

ungsi ginjal dapat

ungsi ginjal dapat

dipertahankan maka belum diperlukan terapi cuci d

dipertahankan maka belum diperlukan terapi cuci d

arah.

arah.

Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

penyimpangan progresif,

penyimpangan progresif,

fungsi ginjal yang tidak dapat pulih dimanan kemampuan tubuh untuk 

fungsi ginjal yang tidak dapat pulih dimanan kemampuan tubuh untuk 

mempertahankan keseimbangan metabolik dan cairan dan elektrolit

mempertahankan keseimbangan metabolik dan cairan dan elektrolit

mengalami

mengalami

kegagalan yang mengakibatka

kegagalan yang mengakibatka

n uremia.

n uremia.

Kondisi ini mungkin

Kondisi ini mungkin

disebabkan oleh

disebabkan oleh

gloumerulonefritis kronis. Preparat lingkungan dan okupasi yang telah

gloumerulonefritis kronis. Preparat lingkungan dan okupasi yang telah

menunjukkan mempunyai dampak dalam gagal ginjal kronis termasuk

menunjukkan mempunyai dampak dalam gagal ginjal kronis termasuk

timah,

timah,

kadmium, merkuri, dan kromium. Pada akhirnya dialisis at

kadmium, merkuri, dan kromium. Pada akhirnya dialisis at

au transplantasi ginjal

au transplantasi ginjal

diperlukan untuk menyelematkan pasien.

diperlukan untuk menyelematkan pasien.

Posted in

Posted inGagal Ginjal Kronik,Gagal Ginjal Kronik,Penyebab Gagal Ginjal KronikPenyebab Gagal Ginjal Kronik| Tagged| Taggedaskep gagal ginjal kronik,askep gagal ginjal kronik,gagal ginjalgagal ginjal akut

akut,gagal ginjal kronik,,gagal ginjal kronik,gagal ginjal kronis,gagal ginjal kronis,ginjal kronis,ginjal kronis,patofisiologi gagal ginjal kronik,patofisiologi gagal ginjal kronik,penatalaksanaan gagalpenatalaksanaan gagal ginjal kronik

ginjal kronik|| Leave a commentLeave a comment

Faktor Penyebab Gagal Ginjal Kronik

Faktor Penyebab Gagal Ginjal Kronik

Posted by

Posted byGagal Ginjal KronikGagal Ginjal Kronik

Gagal ginjal kronik adalah destruksi struktur ginjal yang progresif dan terus

Gagal ginjal kronik adalah destruksi struktur ginjal yang progresif dan terus

menerus.

menerus.

Selain itu, pada individu yang rentan, nefropati analgesik,

Selain itu, pada individu yang rentan, nefropati analgesik,

destruksi papila ginnjal yang terkait dengan pemakaian harian obat-obat

destruksi papila ginnjal yang terkait dengan pemakaian harian obat-obat

analgesik selama bertahun-tahun dapat menjadi faktor penyebab

analgesik selama bertahun-tahun dapat menjadi faktor penyebab

gagal

gagal

ginjal kronik.

ginjal kronik.

Apapun sebabnya. terjadi perburukan fungsi ginjal secara prog

Apapun sebabnya. terjadi perburukan fungsi ginjal secara prog

resif 

resif 

 yang ditandai dengan penurunan

 yang ditandai dengan penurunan

GFR yang progresif.

GFR yang progresif.

Faktor penyebab terjadinya gagal ginjal kronik

Faktor penyebab terjadinya gagal ginjal kronik

adalah radang ginjal menahun, batu

adalah radang ginjal menahun, batu

ginjal dan batub saluran kemih yang

ginjal dan batub saluran kemih yang

kurang mendapat perhatian, obat-obatan

kurang mendapat perhatian, obat-obatan

modern ataupun tradisional yang digunakan dalam jangka

modern ataupun tradisional yang digunakan dalam jangka

waktu lama, hipertensi,

waktu lama, hipertensi,

diabetes, narkoba, serta penyakit ginjal turunan (genetik).

(3)

Penderita gagal ginjal kornik acapkali mengeluh mual sehingga asupan makannya

Penderita gagal ginjal kornik acapkali mengeluh mual sehingga asupan makannya

dapat terbatas. Karena itu evaluasi asupan makanan perlu

dapat terbatas. Karena itu evaluasi asupan makanan perlu

dilakukan dengan baik.

dilakukan dengan baik.

 bila terapi konservatif ini d

 bila terapi konservatif ini d

apat dijalankan dnegan baik dan f

apat dijalankan dnegan baik dan f

ungsi ginjal dapat

ungsi ginjal dapat

dipertahankan maka belum diperlukan terapi cuci d

dipertahankan maka belum diperlukan terapi cuci d

arah.

arah.

Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

penyimpangan progresif,

penyimpangan progresif,

fungsi ginjal yang tidak dapat pulih dimanan kemampuan tubuh untuk 

fungsi ginjal yang tidak dapat pulih dimanan kemampuan tubuh untuk 

mempertahankan keseimbangan metabolik dan cairan dan elektrolit

mempertahankan keseimbangan metabolik dan cairan dan elektrolit

mengalami

mengalami

kegagalan yang mengakibatka

kegagalan yang mengakibatka

n uremia.

n uremia.

Kondisi ini mungkin

Kondisi ini mungkin

disebabkan oleh

disebabkan oleh

gloumerulonefritis kronis. Preparat lingkungan dan okupasi yang telah

gloumerulonefritis kronis. Preparat lingkungan dan okupasi yang telah

menunjukkan mempunyai dampak dalam gagal ginjal kronis termasuk

menunjukkan mempunyai dampak dalam gagal ginjal kronis termasuk

timah,

timah,

kadmium, merkuri, dan kromium. Pada akhirnya dialisis at

kadmium, merkuri, dan kromium. Pada akhirnya dialisis at

au transplantasi ginjal

au transplantasi ginjal

diperlukan untuk menyelematkan pasien.

diperlukan untuk menyelematkan pasien.

Posted in

Posted inGagal Ginjal Kronik,Gagal Ginjal Kronik,Penyebab Gagal Ginjal KronikPenyebab Gagal Ginjal Kronik| Tagged| Taggedaskep gagal ginjal kronik,askep gagal ginjal kronik,gagal ginjalgagal ginjal akut

akut,gagal ginjal kronik,,gagal ginjal kronik,gagal ginjal kronis,gagal ginjal kronis,ginjal kronis,ginjal kronis,patofisiologi gagal ginjal kronik,patofisiologi gagal ginjal kronik,penatalaksanaan gagalpenatalaksanaan gagal ginjal kronik

ginjal kronik|| Leave a commentLeave a comment

Faktor Penyebab Gagal Ginjal Kronik

Faktor Penyebab Gagal Ginjal Kronik

Posted by

Posted byGagal Ginjal KronikGagal Ginjal Kronik

Gagal ginjal kronik adalah destruksi struktur ginjal yang progresif dan terus

Gagal ginjal kronik adalah destruksi struktur ginjal yang progresif dan terus

menerus.

menerus.

Selain itu, pada individu yang rentan, nefropati analgesik,

Selain itu, pada individu yang rentan, nefropati analgesik,

destruksi papila ginnjal yang terkait dengan pemakaian harian obat-obat

destruksi papila ginnjal yang terkait dengan pemakaian harian obat-obat

analgesik selama bertahun-tahun dapat menjadi faktor penyebab

analgesik selama bertahun-tahun dapat menjadi faktor penyebab

gagal

gagal

ginjal kronik.

ginjal kronik.

Apapun sebabnya. terjadi perburukan fungsi ginjal secara prog

Apapun sebabnya. terjadi perburukan fungsi ginjal secara prog

resif 

resif 

 yang ditandai dengan penurunan

 yang ditandai dengan penurunan

GFR yang progresif.

GFR yang progresif.

Faktor penyebab terjadinya gagal ginjal kronik

Faktor penyebab terjadinya gagal ginjal kronik

adalah radang ginjal menahun, batu

adalah radang ginjal menahun, batu

ginjal dan batub saluran kemih yang

ginjal dan batub saluran kemih yang

kurang mendapat perhatian, obat-obatan

kurang mendapat perhatian, obat-obatan

modern ataupun tradisional yang digunakan dalam jangka

modern ataupun tradisional yang digunakan dalam jangka

waktu lama, hipertensi,

waktu lama, hipertensi,

diabetes, narkoba, serta penyakit ginjal turunan (genetik).

(4)

 Faktor penyebab gagal ginjal kronik harus d

 Faktor penyebab gagal ginjal kronik harus d

iobati untuk menghambat laju

iobati untuk menghambat laju

proses

proses

gagal ginjal agar tidak menjadi gagal ginjal terminal, atau gagal ginjaltidak dapat 

gagal ginjal agar tidak menjadi gagal ginjal terminal, atau gagal ginjaltidak dapat 

berfungsi lagi.

berfungsi lagi.

Tekanan darah dan gula dara

Tekanan darah dan gula dara

h harus dikendalikan, dan antibiotik 

h harus dikendalikan, dan antibiotik 

secara teratur diberikan bila terjadi infeksi. Jangan s

secara teratur diberikan bila terjadi infeksi. Jangan s

ampai terjadi infeksi pada salah

ampai terjadi infeksi pada salah

satu ginjal yang dapat dengan mudah

satu ginjal yang dapat dengan mudah

menular pada ginjal yang lain.

menular pada ginjal yang lain.

Penderita harus

Penderita harus

menjalaninya dengan kemauan untuk sembuh yang tinggi dan disiplin

menjalaninya dengan kemauan untuk sembuh yang tinggi dan disiplin

ketat.

ketat.

Olahraga pun harus dibatasi hanya yang ringan,

Olahraga pun harus dibatasi hanya yang ringan,

seperti jalan kaki dan berenang

seperti jalan kaki dan berenang

secukupnya.

secukupnya.

Di sisi lain, akibat pemecahan protein

Di sisi lain, akibat pemecahan protein

tubuh yang meningkat penderita

tubuh yang meningkat penderita

gagal

gagal

ginjal

ginjalt

t

erminal perlu mendapat terapi nutrisi agar

erminal perlu mendapat terapi nutrisi agar

kecukupan protein untuk 

kecukupan protein untuk 

keperluan perbaikan jaringan tubuh. Selain itu, perlu mengatur

keperluan perbaikan jaringan tubuh. Selain itu, perlu mengatur

keseimbangan

keseimbangan

cairan elektrolit, mencegah penurunan massa tulang dan

cairan elektrolit, mencegah penurunan massa tulang dan

kelemahan otot,

kelemahan otot,

memperbaiki gangguan irama jantung yang tidak seimbang

memperbaiki gangguan irama jantung yang tidak seimbang

(aritmia), dang

(aritmia), dang

menghambat peningkatan lemak tubuh. Penderita juga perlu mempertahankan

menghambat peningkatan lemak tubuh. Penderita juga perlu mempertahankan

kekebalan tubuh menghadapi infeksi virus dan bakteri.

kekebalan tubuh menghadapi infeksi virus dan bakteri.

Posted in

Posted inGagal Ginjal KronikGagal Ginjal Kronik| Tagged| Taggedaskep gagal ginjal kronik,askep gagal ginjal kronik,asuhan keperawatan gagal ginjal akut,asuhan keperawatan gagal ginjal akut,asuhanasuhan keperawatan gagal ginjal kronik,

keperawatan gagal ginjal kronik,epidemiologi gagal ginjal kronik,epidemiologi gagal ginjal kronik,gagal ginjal akut,gagal ginjal akut,gagal ginjal akut dangagal ginjal akut dan kronik

kronik,gagal ginjal kronik,,gagal ginjal kronik,gagal ginjal kronik adalah,gagal ginjal kronik adalah,gagal ginjal kronik hemodialisa,gagal ginjal kronik hemodialisa,gagal ginjal kronik padagagal ginjal kronik pada anak,

anak,gagal ginjal kronik pdf,gagal ginjal kronik pdf,gagal ginjal kronik ppt,gagal ginjal kronik ppt,latar belakang gagal ginjal kronik,latar belakang gagal ginjal kronik,leaflet gagal ginjalleaflet gagal ginjal kronik,

kronik,patofisiologi gagal ginjal kronik,patofisiologi gagal ginjal kronik,penatalaksanaan gagal ginjal kronik,penatalaksanaan gagal ginjal kronik,pengertian gagal ginjalpengertian gagal ginjal kronik,

kronik,penyebab gagal ginjal kronikpenyebab gagal ginjal kronik,prevalensi gagal ginjal kronik,prevalensi gagal ginjal kronik||Leave a commentLeave a comment

Gagal Ginjal Kronik Pada Anak

Gagal Ginjal Kronik Pada Anak

Posted by

Posted byGagal Ginjal KronikGagal Ginjal Kronik

Ginjal memiliki kemampuan filtrasi

Ginjal memiliki kemampuan filtrasi

glomerulus pada anak sehat umur di atas 2 tahun adalah 89 ml/menit/1,73 m2.

(5)

 Apabila kemampuan filtrasinya menetap di bawah angka tersebut, maka keadaan ini

disebut sebagai insufisiensi renal kronik.

Bilamana kemudian gejalanya nyat-nyata didapatkan secara klinis, maka kini

keadaan tersebut disebut sebagai gagal ginjal kronik dan keadaan seperti ini

memerlukan pengobatan yang spesifik. Gejala yang sering ada diantarnya :

hipertensi, hiperfosfatemia, asidosis, anemia dan gagal tumbuh yang biasanya timbul

 bila kemampuan filtrasi glomerulus di bawah 30 ml/menit/1,73 m2.

Pada keadaan yang lebih berat, di mana kemampuan filtrasi glomerulus semakin

rendah, di bawah 10 ml/menit/1,73 m2, disebut sebagai stadium terminal dari

penyakit ginjal ini. Bila pada stadium ini tidak dilakukan usaha untuk menopang

fungsi ginjal maka umur anak tidak dapat dipertahankan lagi. Dialisis atau

transplantasi adalah satu cara untuk menekan komplikasi serius akibat g agal ginjal

kronik.

Penyebab dari gagal ginjal kronik dan stadium terminal penyakit ginjal

pada anak dan remaja adalah : glomerulusonefritis, nefropati refluks,

ekainan kongenital (sindrom Alport, nefronoptisi, sistinosis, penyakit

polisistik, dll), displasia (dengan obstruksi atua tanpa obstruksi) dan

sondroma uremik hemolitik.

Posted in Gagal Ginjal Kronik, Penyebab Gagal Ginjal Kronik | Tagged askep gagal ginjal kronik, gagal ginjal akut,gagal ginjal kronik, gagal ginjal kronik pada anak, gagal ginjal kronis, ginjal kronis, patofisiologi gagal ginjal kronik,penatalaksanaan gagal ginjal kronik | Leave a comment

Gagal ginjal Kronik

Posted by Gagal Ginjal Kronik

Gagal ginjal kronik (chronic renal failure, CRF) terjadi apabila kedua ginjal sudah

tidak mampu mempertahankan lingkungan dalam yang cocok untuk kelangsungan

hidup. Kerusakan pada kedua ginjal ini ireversibel. Eksaserbasi nefritis, obstruksi

saluran kemih, kerusakan vaskular akibat diabetes mellitus dan hipertensi yang

 berlangsung terus-menerus dapat mengakibatkan pembentukan jaringan perut

(6)

Selama gagal ginjal

kronik, beberapa nefron termasuk glomeruli dan tubula masih berfungsi, sedangkan

nefron yang lain sudah rusak dan tidak berfungsi lagi. Nefron yang masih utuh dan

 berfungsi mengalami hipertrofi dan menghasilkan filtrat dalam jumlah banyak.

Reabsorpsi tubula juga meningkat walaupun laju filtrasi glomerulos berkurang.

Kompensasi nefron yang masih utuh dapat membuat ginjal mempertahankan

fungsinya sampai tiga perempat nefron yang rusak.

Posted in Gagal Ginjal Kronik | Tagged askep gagal ginjal kronik, gagal ginjal akut, gagal ginjal kronik, gagal ginjal kronis, ginjal kronis, patofisiologi gagal ginjal kronik, penatalaksanaan gagal ginjal kronik | Leave a comment

(7)

Pengobatan Gagal Ginjal Kronik

Posted by Gagal Ginjal Kronik

Penyakit ginjal sering tanpa keluhan sama sekali. Tidak jarang, seseorang kehilangan

90% fungsi ginjal padahal tanpa merasakan keluhan apapun. Ginjal terletak di

 bagian belakang, tepat dibawah tulang rusuk. Rasa sakit di punggung tengah, dapat

mengindikasikan bahwa ada masalah dengan ginjal. Kondisi gagal ginjal dapat

menyebabkan tubuh menahan air lebih dari yang seharusnya. Inilah yang

menyebabkan bengkak di sekitar mata dan pembengkakan di tangan dan kaki.

Setelah memfilter darah, ginjal mengekskresikan kelebihan air, limbah dan racun

melalui urin. Ginjal yang rusak atau sakit tidak dapat memfilter urin dalam jumlah

 banyak. Karena itu, orang dengan ginjal bermasalah bisa ditandai dengan penurunan

 volume urin, atau kebalikannya sering buang air kecil, dan nyeri saat berkemih.

Gambar tahapan

penyakit gagal ginjal kronik 

Seseorang sebaiknya waspada jika mengalami gejala-gejala : tekanan darah tinggi,

perubahan jumlah dan frekuensi urin; sering berkemih di malam hari atau sulit

 berkemih, urin berbuih atau berwarna pekat, atau ada darah dalam urin. Atau

 bengkak pada kaki, pergelangan kaki; kelopak mata bengkak saat bangun di pagi

hari; rasa lemah, sulit tidur, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, s usah

 berkonsentrasi, gatal-gatal, sesak nafas, mual, muntah dan sering merasa sangat

haus. Itu tanda bahwa ginjal bermasalah.

Mereka yang sering mengalami salah satu atau beberapa gejala tersebut, dianjurkan

untuk segera melakukan pemeriksaan laboratorium. Mulai dari pemeriksaan urin

(8)

lengkap, ureum dan kreatinin, gula darah, kolesterol, LDL kolesterol dan trigliserida

adalah pemeriksaan awal yang murah untuk melakukan pencegahan.

Pemeriksaan Urin

 Ada beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan, untuk mengetahui kondisi ginjal.

Petunjuk awal adanya kerusakan ginjal, bisa diketahui terutama melalui

pemeriksaan urin. Pemeriksaan urin rutin (urinalisis) terdiri dari analisa kimia

untuk mendeteksi protein, kreatinin, gula dan keton; dan analisa mikroskopik untuk 

mendeteksi sel darah merah dan sel darah putih. Adanya sel darah dan albumin

(sejenis protein) dalam urin, bisa merupakan petunjuk terjadinya kerusakan ginjal.

Proteinuria, protein di dalam urin

Ginjal sehat mengambil limbah dari darah, tapi meninggalkan protein. Gangguan

ginjal menyebabkan kegagalan untuk memisahkan protein darah yang disebut

albumin dari limbah. Awalnya hanya sejumlah kecil albumin bocor ke dalam urin;

kondisi ini dikenal sebagai mikroalbuminuria, tanda gagal fungsi g injal. Seiring

memburuknya fungsi ginjal, jumlah albumin dan protein lain dalam urin meningkat,

disebut proteinuria. Bila protein dalam urin positif dan terjadi selama lebih dari 3

 bulan, yang bersangkutan bisa dikatakan telah mengalami penyakit ginjal kronis.

Proteinuria bisa terjadi terus menerus atau hilang timbul, tergantung penyebabnya.

Selain merupakan pertanda penyakit ginjal, proteinuria terjadi secara normal setelah

 berolahraga berat. Proteinuria juga bisa terjadi pada proteinuria ortostatik, dimana

protein baru muncul di urin setelah penderita berdiri cukup lama, dan tidak 

ditemukan di urin setelah penderita berbaring.

Hematuria, darah di urin

Hematuria bisa diketahui melalui pemeriksaan mikroskopik atau dengan mata

telanjang, yakni jika darah sangat banyak maka urin akan berwarna kemerahan.

Hematuria dapat disebabkan oleh perdarahan di saluran kemih dan atau terjadi

kerusakan pembuluh darah di ginjal, sehingga ginjal tidak dapat menjalankan fungsi

filtrasinya.

Osmolaritas, kepekatan urin

Osmolaritas penting dalam mendiagnosis kelainan fungsi ginjal. Untuk mendeteksi,

pada salah satu tes seseorang tidak boleh minum air putih atau cairan lain selama

12-14 jam. Pada tes lain, pasien diberi suntikan hormon vasopresin. Kemudian

(9)

kepekatan urin diukur. Dalam keadaan normal, kedua tes seharusnya menunjukkan

urin yang sangat pekat, tapi pada penyakit ginjal tertentu urin menjadi sangat encer.

Ureum

Pemeriksaan kadar ureum darah merupakan pemeriksaan yang popular sebab

mudah dikerjakan dengan teliti dan tepat. Namun kadar ureum dipengaruhi banyak 

faktor di luar ginjal, sehingga mempengaruhi penafsiran hasilnya. Kadar ureum

darah akan meningkat pada peningkatan asupan protein, kurangnya aliran darah

ginjal, perdarahan saluran cerna bagian atas, infeksi ginjal, pasca operasi dan trauma

obat.

Kreatinin

Kreatinin adalah limbah yang dibentuk oleh kerusakan sel-sel otot normal. Ginjal

sehat mengambil kreatinin darah dan memasukkannya ke urin. Ketika ginjal tidak 

 bekerja dengan baik, kreatinin menumpuk dalam darah. Bila pada tes urin

ditemukan kadar kreatinin positif, maka orang tersebut sudah mengalami penyakit

ginjal kronis tingkat lanjut.

Pemeriksaan Darah

Selain pemeriksaan urin, bisa melakukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar

kreatinin dan urea dalam darah. Jika ginjal tidak bekerja, kadar kedua zat itu akan

meningkat dalam darah. Laju penyaringan ginjal bisa diperkirakan dengan cara

mengukur kadar kreatinin serum. Kadar urea nitrogen darah, juga bisa

menunjukkan fungsi ginjal.

Creatinine clearance adalah tes yang lebih akurat, yang menggunakan suatu rumus

 yang menghubungkan kadar serum kreatinin dengan usia, berat badan dan jenis

kelamin.

Pemeriksaan Lanjutan

Pemeriksaan lanjutan untuk mengenali kelainan ginjal, berupa pemeriksaan imaging

– radiologis dan biopsy ginjal. Biasanya, pemeriksaan ini atas indikasi tertentu dan

sesuai saran dokte. Prosedur imaging – radiologis dapat memperlihatkangambaran

mengenai ukuran ginjal, letak ginjal dan adanya penyumbatan atau kerusaka ginal.

Jenis pemeriksaan ini diantaranya foto polos abdomen, rontgen, USG, CT Scan dan

sebagainya.

(10)

Sedangkan prosedur biopsi ginjal, dilakukan dengan mengambil contoh jaringan

ginjal untuk diperiksa dengan mikroskop. Prosedur ini dilakukan untuk memperkuat

diagnosis dan untuk menilai hasil pengobatan.

Posted in Gagal Ginjal Kronik, Penyebab Gagal Ginjal Kronik | Tagged epidemiologi gagal ginjal kronik, gagal ginjal akut, gagal ginjal akut dan kronik, gagal ginjal kronik hemodialisa, gagal ginjal kronik ppt, jurnal gagal ginjal, latar belakang gagal ginjal kronik, leaflet gagal ginjal kronik, pathway gagal ginjal kronik, patofisiologi gagal ginjal kronik,prevalensi gagal ginjal kronik, woc gagal ginjal kronik | Leave a comment

Asuhan Keperawatan Gagal Ginjal Kronik

Posted by Gagal Ginjal Kronik

Seseorang yang diyakini mempunyai gejala sakit ginjal tidak perlu risau. Kehidupan

normal masih tetap dapat dijalani dengan baik. Bahkan dianjurkan untuk tetap

 berolahraga dengan teratur dan makan dengan makanan yang wajar.

Untuk menghindari rusaknya ginjal, Anda bisa mencegahnya melalui

cara-cara berikut :

1. Olah Raga

Lakukan olah raga secara rutin dan teratur. Olah raga yang teratur – tidak terlalu

 berat – akan lebih berdampak positif bagi tubuh dibandingkan dengan olah raga

 berat namun tidak teratur. Misalnya Anda bisa melakukan jalan santai setiap pagi

atau bersepeda 1-2 jam setiap minggu.

2. Berhenti Merokok 

Merokok tidak hanya meningkatkan resiko penyakit ginjal, tetapi juga meningkatkan

kematian akibat stroke dan serangan jantung pada orang dengan penyakit ginjal

kronis. Rokok dengan kandungan nikotinnya dalam proses jangka waktu lama juga

akan merusak organ-organ penting tubuh Anda, baik paru-paru, kulit dan jantung.

Kita sebaiknya mencoba berhenti merokok.

3. Kurangi Makanan Berlemak 

Makanan berlemak akan menyebabkan kandungan kolestrol dalam darah Anda

meningkat.

4. Berat Badan

Perhatikan berat badan sehingga Anda dapat terhindar dari obesitas. Akan tetap,

orang dengan fungsi ginjal yang rendah harus sadar bahwa beberapa bagian dari diet

 yang normal dapat memperburuk kegagalan ginjal.

(11)

Mengkonsumsi air putih yang cukup, menghindari konsumsi jamu atau herbal yang

tidak jelas, menghindari konsumsi obat-obatan secara sembarangan (tanpa resep

dokter) merupakan hal sederhana yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi

potensi munculnya penyakit ginjal.

6. General Checkup

Gagal ginjal juga dapat dicegah melalui pemeriksaan kesehatan (medical chekup)

secara rutin, termasuk pemeriksaan urin dan darah. Memeriksakan gangguan ginjal

seperti kencing batu, prostat dapat mencegah munculnya gagal ginjal.

Posted in Gagal Ginjal Kronik, Penyebab Gagal Ginjal Kronik | Tagged askep gagal ginjal kronik, asuhan keperawatan gagal ginjal akut, asuhan keperawatan gagal ginjal kronik, jurnal gagal ginjal

kronik, penatalaksanaan gagal ginjal kronik, terapi gagal ginjal kronik | Leave a comment

Penyebab Gagal Ginjal Kronik

Posted by Gagal Ginjal Kronik

Ginjal adalah sebuah organ kecil yang terletak di dalam tubuh, akan tetapi

mempunyai fungsi yang sangat kompleks dan bekerja secara otomatis. Dengan

memahami mengenai bagaimana cara kerja ginjal dapat membantu kita menjaga

kesehatan.

Ginjal adalah organ bagian tubuh yang masing-masing berukuran serupa dengan

kepalan tangan. Organ tersebut terletak dekat pertengahan punggung, pas d i bawah

kerangka tulang rusuk. Ginjal adalah mesin pendaur ulang yang canggih. Setiap hari,

ginjal kita menguraikan kurang lebih 200 liter darah untuk menyaring sekitar dua

liter bahan ampas dan air berlebihan. Bahan ampas dan air berlebihan menjadi air

seni, yang mengalir ke kandung kemih melalui pembuluh yang disebut ureter.

Kandung kemih kita menyimpan air seni sampai kita buang air kecil.

Sebagian besar penyakit ginjal menyerang nefron, mengakibatkan kehilangan

kemampuannya untuk menyaring. Kerusakan pada nefron dapat terjadi secara cepat,

sering sebagai akibat pelukaan atau keracunan. Tetapi kebanyakan penyakit ginjal

menhancukan neefron secara perlahan dan diam-diam. Kerusakan biasanya

dirasakan setelah beberapa tahun atau bahkan dasawarsa. Sebagian besar penyakit

ginjal menyerang kedua buah ginjal sekaligus.

Penyebab gagal ginjal yang utama disebabkan oleh diabetes, tekanan darah yang

tinggi, sedangkan penyebab gagal ginjal yang ketiga adalah oleh karena penyakit

genetic seperti kelainan kekebalan, cacat lahir dan sebab-sebab lainnya.

(12)

Berikut adalah gejala-gejala penting yang berkaitan dengan menurunnya

daya kerja ginjal yang berpotensi menjadi penyakit gagal ginjal :

1. Penimbunan Sampah Dalam Darah

Hal ini ditandai dengan kelelahan, sekujur tubuh terasa sakit-sakitan, gatal, kram,

mudah lupa, susah tidur, mual-mual, tidak ada nafsu makan, daya tahan tubuh

terhadap infeksi sangat berkurang.

2. Masalah Keseimbangan Cairan

Penimbunan cairan dengan tanda-tanda pergelangan kaki dan juga wajah

membengkak. Sebaliknya, pengeringan cairan bisa ditandai dengan mata yang

sangat cekung, mulut kering, hampir tidak ada lendir dalam mulut.

3. Gangguan Hormon

Dengan berkurangnya daya kerja ginjal bisa menyebabkan ginjal menghasilkan lebih

 banyak hormon atau ekstra hormon. Akibatnya, akan menambah hormon tekanan

darah. Sebaliknya, hormon-hormon yang lain menjadi berkurang produksinya. Hal

ini menyebabkan tubuh kekurangan darah, lelah dan juga tulang rapuh.

Penyebab penyakit ginjal yang lain

Keracunan dan trauma, misalnya terkena pukulan berat langsung pada ginjal, dapat

mengakibatkan penyakit ginjal. Beberapa obat, termasuk obat tanpa resep, dapat

meracuni ginjal bila sering dipakai selama jangka waktu yang panjang. Produk yang

menggabungkan aspirin, asetaminofen, dan obat lain misalnya ibuprofen ditemukan

paling berbahaya untuk ginjal. Bila kita sering memakai obat penawar nyeri,

(13)

sebaiknya kita membahas dengan dokter untuk memastikan bahwa tidak beresiko

untuk ginjal kita.

(14)

MAKALAH PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK (CHRONIC

KIDNEY DISEASE, CKD)

Senin, 08 Oktober 2012

MAKALAH TENTANG PENYAKIT CKD

(CHRONIC KIDNEY DISEASE)

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS KEPERAWATAN DEWASA II

(15)

Disusun Oleh : Satya Putra Lencana

M11.01.0015

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MADANI YOGYAKARTA

2012

BAB I

PENDAHULUAN

(16)

Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh dan berfungsi untuk membuang sampah metabolisme dan racun tubuh dalam bentuk urin, yang kemudian dikeluarkan dari tubuh. Tetapi pada kondisi tertentu karena adanya gangguan pada ginjal, fungsi tersebut akan berubah. Gagal ginjal kronik biasanya terjadi secara perlahan-lahan sehingga biasanya diketahui setelah jatuh dalam kondisi parah. Gagal ginjal kronik tidak dapat disembuhkan. Gagal ginjal kronik dapat terjadi pada semua umur dan semua tingkat sosial ekonomi. Pada penderita gagal ginjal kronik, kemungkinan terjadinya kematian sebesar 85 %.

Melihat kondisi seperti tersebut di atas, maka perawat harus dapat mendeteksi secara dini tanda dan gejala klien dengan gagal ginjal kronik. Sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan secara komprehensip pada klien dengan gagal ginjal kronik.

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana gambaran perawatan pada penyakit gagal ginjal kronik.

C. TUJUAN

1. Tujuan umum

Dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gagal ginjal kronik. 2. Tujuan Khusus

a. Mampu melaksanakan pengkajian pada pasien gagal ginjal kronik b. Mampu membuat analisa data pada pasien gagal ginjal kronik

c. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien gagal ginjal kronik. d. Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada pasien gagal ginjal kronik. e. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien gagal ginjal kronik. f. Mampu membuat evaluasi pada pasien gagal ginjal kronik

D. MANFAAT

(17)

a. Menambah wawasan, pengetahuan penulis dan pembaca di bidang kesehatan khususnya gagal ginjal kronik.

b. Memberikan informasi mengenai masalah keperawatan pada pasien dengangagal ginjal kronik dan penatalaksanaan masalah keperawatan.

c. Meningkatkan ketrampilan penulis dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien Gagal ginjal kronik.

2. Secara khusus a. Bagi Penulis

Setelah menyelesaikan makalah ini diharapkan kami sebagai mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai penyebab serta upaya pencegahan penyakit gagal ginjal kronik agar terciptanya kesehatan masyarakat yang lebih baik.

b. Bagi Pembaca

Diharapkan agar pembaca dapat mengetahui tentang gagal ginjal kronik lebih dalam sehingga dapat mencegah serta mengantisipasi diri dari penyakit gagal ginjal kronik.

c. Bagi Petugas Kesehatan

Diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi dalam penanganan gagal ginjal kronik sehingga dapat meningkatkan pelayanan keperawatan yang baik

d. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat menambah informasi tentang gagal ginjal kronik serta dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit ini.

(18)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. DEFINISI

Gagal Ginjal Kronik (GGK) atau penyakit ginjal tahap akhir adalah gangguan fungsi ginjal yang menahun bersifat progresif dan irreversibel. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) ( KMB, Vol 2 hal 1448).

Penyakit gagal ginjal kronis bersifat progresif dan irreversible dimana terjadi uremia karena kegagalan tubuh untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan serta elektrolit ( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1448)

Gagal ginjal kronik (GGK) biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara bertahap (Doenges, 1999; 626)

B. ETIOLOGI

Penyebab dari gagal ginjal kronis antara lain : 1. Infeksi saluran kemih (pielonefritis kronis) 2. Penyakit peradangan (glomerulonefritis)

3. Penyakit vaskuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis arteri renalis)

4. Gangguan jaringan penyambung (SLE, poliarteritis nodusa, sklerosis sitemik) 5. Penyakit kongenital dan herediter (penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus ginjal) 6. Penyakit metabolik (DM, gout, hiperparatiroidisme)7.Nefropati toksik

8. Nefropati obstruktif (batu saluran kemih)

(Price & Wilson, 1994)

Penyebab gagal ginjal kronik cukup banyak tetapi untuk keperluan klinis dapat dibagi dalam 2 kelompok :

(19)

1. Penyakit parenkim ginjal

a. Penyakit ginjal primer : Glomerulonefritis, Mielonefritis, Ginjal polikistik, Tbc ginjal

b. Penyakit ginjal sekunder : Nefritis lupus, Nefropati, Amilordosis ginjal, Poliarteritis nodasa, Sclerosis sistemik progresif, Gout, DM

2. Penyakit ginjal obstruktif : Pembesaran prostat, batu saluran kemih, refluks ureter. Secara garis besar penyebab gagal ginjal dapat dikategorikan infeksi yang berulang dan nefron yang memburuk, obstruksi saluran kemih, destruksi pembuluh darah akibat diabetes dan hipertensi yang lama, scar pada jaringan dan trauma langsung pada ginjal.

C. MANIFESTASI KLINIS

1. Manifestasi klinik antara lain (Long, 1996 : 369) :

a. Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan berkurang, mudah tersinggung, depresi

b. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal atau sesak nafas baik waktu ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah.

2. Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain :

Hipertensi, (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem renin - angiotensin

 –

aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem pulmoner (akibat cairan berlebihan) dan perikarditis (akibat iriotasi pada lapisan perikardial oleh toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi).

3. Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut:

a. Kardiovaskuler : Hipertensi, gagal jantung kongestif, udema pulmoner, perikarditis pitting edema (kaki, tangan, sacrum), edema periorbital friction rub pericardial, pembesaran vena leher 

b. Integumen : Warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering bersisik, pruritus, ekimosis, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar 

(20)

d. Gastrointestinal : Nafas berbau ammonia, ulserasi dan perdarahan mulut, anoreksia, mual, muntah, konstipasi dan diare, perdarahan saluran cerna

e. Neurologi : Kelemahan dan keletihan, konfusi/ perubahan tingkat kesadaran, disorientasi, kejang, kelemahan pada tungkai, rasa panas pada telapak kaki, perubahan perilaku

f. Muskuloskeletal : Kram otot, kekuatan otot hilang,kelemahan pada tungkai Fraktur tulang, Foot drop

g. Reproduktif : Amenore, Atrofi testekuler 

D. PATOFISIOLOGI

Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari nefron

 –

nefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar  daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu. ( Barbara C Long, 1996, 368)

Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik setelah dialisis. (Brunner & Suddarth, 2001 : 1448).

Klasifikasi gagal ginjal kronik dibagi menjadi 5 stadium :

1. Stadium 1, bila kadar gula tidak terkontrol, maka glukosa akan dikeluarkan lewat ginjal secara berlebihan. Keadaan ini membuat ginjal hipertrofi dan hiperfiltrasi. Pasien akan mengalami poliuria. Perubahan ini diyakini dapat menyebabkan glomerulusklerosis fokal, terdiri dari penebalan difus matriks mesangeal dengan bahan eosinofilik disertai penebalan membran basalin kapiler.

2. Stadium 2, insufisiensi ginjal, dimana lebihb dari 75 % jaringan telah rusak, Blood Urea Nitrogen ( BUN ) meningkat, dan kreatinin serum meningkat.

(21)

3. Stadium 3, glomerulus dan tubulus sudah mengalami beberapa kerusakan. Tanda khas stadium ini adalah mikroalbuminuria yang menetap, dan terjadi hipertensi.

4. Stadium 4, ditandai dengan proteinuria dan penurunan GFR. Retinopati dan hipertensi hampir  selalu ditemui.

5. Stadium 5, adalah stadium akhir, ditandai dengan peningkatan BUN dan kreatinin plasma disebabkan oleh penurunan GFR yang cepat.

(22)

E. PATHWAY

ETIOLOGI 

Jumlah nefron fungsional

Nefron yg terserang hancur Neferon yg masih utuh

   90% nefron hancur  75% nefron hancur  Adaptasi  Tdk dpt mengkompensasi (ketidakseimbangan cairan elektrolit)  GFR

(BUN & kreatinin↗)

Nefron hipertropi 

GFR10% dari normal (BUN & kreatinin↗)

Adaptasi 

↗kecepatan filtrasi,↗beban solut,↗

reabsorpsi 

Urine isoosmotis 

Kecepatan filtrasi & beban solut↗

Keseimbangan cairan elektrolit dipertahankan

Kegagalan proses filtrasi 

Ketidakseimbangan dlm glomerulus & tubulus

Fungsi ginjal rendah  Oliguri  Poliuri, nokturi, azotemia  cadangan ginjal Uremia↗  Insufisiensi ginjal  Penumpukan kristal urea di kulit Gagal ginjal  Angiotensin↗ 

(23)

 Pruritus  Eritropoetin di ginjal  Retensi Na+ 

Gangguan integritas kulit

SDM

 Kelebihan volume cairan

Pucat, fatigue, malaise

anemia 

Gangguan nutrisi kurang

dari kebutuhan Intoleransi aktivitas

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Didalam memberikan pelayanan keperawatan terutama intervensi maka perlu pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan baik secara medis ataupun kolaborasi antara lain :

1. Pemeriksaan Laboratorium

a. Laboratorium darah : BUN, Kreatinin, elektrolit (Na, K, Ca, Phospat), Hematologi (Hb, trombosit, Ht, Leukosit), protein, antibody (kehilangan protein dan immunoglobulin)

b. Pemeriksaan UrinWarna, PH, BJ, kekeruhan, volume, glukosa, protein, sedimen, SDM, keton, SDP, TKK/CCT2.

2. Pemeriksaan EKG

Untuk melihat adanya hipertropi ventrikel kiri, tanda perikarditis, aritmia, dan gangguan elektrolit (hiperkalemi, hipokalsemia)

3. Pemeriksaan USG

Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kepadatan parenkim ginjal, anatomi system pelviokalises, ureter proksimal, kandung kemih serta prostate

(24)

Renogram, Intravenous Pyelography, Retrograde Pyelography, Renal Aretriografi dan Venografi, CT Scan, MRI, Renal Biopsi, pemeriksaan rontgen dada, pemeriksaan rontgen tulang, foto polos abdomen

G. PENCEGAHAN

Obstruksi dan infeksi saluran kemih dan penyakit hipertensi sangat lumrah dan sering kali tidak menimbulkan gejala yang membawa kerusakan dan kegagalan ginjal. Penurunan kejadian yang sangat mencolok adalah berkat peningkatan perhatian terhadap peningkatan kesehatan. Pemeriksaan tahunan termasuk tekanan darah dan pemeriksaan urinalisis.

Pemeriksaan kesehatan umum dapat menurunkan jumlah individu yang menjadi insufisiensi sampai menjadi kegagalan ginjal. Perawatan ditujukan kepada pengobatan masalah medis dengan sempurna dan mengawasi status kesehatan orang pada waktu mengalami stress (infeksi, kehamilan). (Barbara C Long, 2001).

(25)

H. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga yaitu : 1. Konservatif 

a. Dilakukan pemeriksaan laboratorium darah dan urin b. Observasi balance cairan

c. Observasi adanya odema d. Batasi cairan yang masuk 2. Dialysis

a. peritoneal diálisis biasanya dilakukan pada kasus

 –

kasus emergency.

b. Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut adalah CAPD ( Continues Ambulatori Peritonial Dialysis)

c. Hemodialisis

d. Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan melalui daerah femoralis namun untuk mempermudah maka dilakukan :

e.  AV fistule : menggabungkan vena dan arteri

f. Double lumen : langsung pada daerah jantung (vaskularisasi ke jantung) 3. Operasi

a. Pengambilan batu b. transplantasi ginjal

I. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

(26)

Kelelahan, kelemahan, malaise, gangguan tidur, kelemahan otot dan tonus, penurunan ROM b. Sirkulasi

Riwayat hipertensi lama atau berat, palpitasi, nyeri dada, peningkatan JVP, tachycardia, hipotensi orthostatic, friction rub

c. Integritas Ego

Faktor stress, perasaan tak berdaya, tak ada kekuatan, menolak, cemas, takut, marah, irritable d. Eliminasi

Penurunan frekuensi urin, oliguri, anuri, perubahan warna urin, urin pekat warna merah/coklat, berawan, diare, konstipasi, abdomen kembung

e. Makanan/Cairan

Peningkatan BB karena edema, penurunan BB karena malnutrisi, anoreksia, mual, muntah, rasa logam pada mulut, asites, penurunan otot, penurunan lemak subkutan

f. Neurosensori

Sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot, kejang, kebas, kesemutan, gangguan status mental, penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran, koma

g. Nyeri/Kenyamanan

Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki, distraksi, gelisah h. Pernafasan

Pernafasan Kussmaul (cepat dan dangkal), paroksismal nokturnal dyspnea (+), batuk produkrif  dengan frotty sputum bila terjadi edema pulmonal

i. Keamanan

Kulit gatal, infeksi berulang, pruritus, demam (sepsis dan dehidrasi), petekie, ekimosis, fraktur  tulang, deposit fosfat kalsieum pada k ulit, ROM terbatas

 j. Seksualitas

Penurunan libido, amenore, infertilitas k. Interaksi Sosial

(27)

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien CKD adalah: a. Penurunan curah jantung

b. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit c. Perubahan nutrisi

d. Perubahan pola nafas e. Gangguan perfusi jaringan f. Intoleransi aktivitas

g. Kurang pengetahuan tentang tindakan medis h. Resiko tinggi terjadinya infeksi

3. Intervensi

a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yang meningkat Tujuan:

Penurunan curah jantung tidak terjadi dengan kriteria hasil :

mempertahankan curah jantung dengan bukti tekanan darah dan frekuensi jantung dalam batas normal, nadi perifer kuat dan sama dengan waktu pengisian kapiler 

Intervensi:

1)  Auskultasi bunyi jantung dan paru

R: Adanya takikardia frekuensi jantung tidak teratur  2) Kaji adanya hipertensi

R: Hipertensi dapat terjadi karena gangguan pada sistem aldosteron-renin-angiotensin (disebabkan oleh disfungsi ginjal)

3) Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikanlokasi, rediasi, beratnya (skala 0-10) R: HT dan GGK dapat menyebabkan nyeri

(28)

4) Kaji tingkat aktivitas, respon terhadap aktivitas R: Kelelahan dapat menyertai GGK juga anemia

b. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan edema sekunder : volume cairan tidak seimbang oleh karena retensi Na dan H2O)

Tujuan:

Mempertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan dengan kriteria hasil: tidak ada edema, keseimbangan antara input dan output

Intervensi:

1) Kaji status cairan dengan menimbang BB perhari, keseimbangan masukan dan haluaran, turgor  kulit tanda-tanda vital

2) Batasi masukan cairan

R: Pembatasan cairan akn menentukan BB ideal, haluaran urin, dan respon terhadap terapi 3) Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan cairan

R: Pemahaman meningkatkan kerjasama pasien dan keluarga dalam pembatasan cairan

4)  Anjurkan pasien / ajari pasien untuk mencatat penggunaan cairan terutama pemasukan dan haluaran

R: Untuk mengetahui keseimbangan input dan output

c. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah Tujuan:

Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat dengan kriteria hasil: menunjukan BB stabil Intervensi:

1)  Awasi konsumsi makanan / cairan R: Mengidentifikasi kekurangan nutrisi 2) Perhatikan adanya mual dan muntah

R: Gejala yang menyertai akumulasi toksin endogen yang dapat mengubah atau menurunkan pemasukan dan memerlukan intervensi

(29)

3) Beikan makanan sedikit tapi sering

R: Porsi lebih kecil dapat meningkatkan masukan makanan 4) Tingkatkan kunjungan oleh orang terdekat selama makan

R: Memberikan pengalihan dan meningkatkan aspek sosial 5) Berikan perawatan mulut sering

R: Menurunkan ketidaknyamanan stomatitis oral dan rasa tak disukai dalam mulut yang dapat mempengaruhi masukan makanan

d. Perubahan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi sekunder: kompensasi melalui alkalosis respiratorik

Tujuan:

Pola nafas kembali normal / stabil Intervensi :

1)  Auskultasi bunyi nafas, catat adanya crakles R: Menyatakan adanya pengumpulan sekret 2)  Ajarkan pasien batuk efektif dan nafas dalam

R: Membersihkan jalan nafas dan memudahkan aliran O2 3)  Atur posisi senyaman mungkin

R: Mencegah terjadinya sesak nafas 4) Batasi untuk beraktivitas

R: Mengurangi beban kerja dan mencegah terjadinya sesak atau hipoksia

e. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritis Tujuan:

Integritas kulit dapat terjaga dengan kriteria hasil : 1) Mempertahankan kulit utuh

2) Menunjukan perilaku / teknik untuk mencegah kerusakan kulit Intervensi:

(30)

1) Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, vaskuler, perhatikan kadanya kemerahan

R: Menandakan area sirkulasi buruk atau kerusakan yang dapat menimbulkan pembentukan dekubitus / infeksi.

2) Pantau masukan cairan dan hidrasi kulit dan membran mukosa

R: Mendeteksi adanya dehidrasi atau hidrasi berlebihan yang mempengaruhi sirkulasi dan integritas jaringan

3) Inspeksi area tergantung terhadap udem

R: Jaringan udem lebih cenderung rusak / robek 4) Ubah posisi sesering mungkin

R: Menurunkan tekanan pada udem , jaringan dengan perfusi buruk untuk menurunkan iskemia 5) Berikan perawatan kulit

R: Mengurangi pengeringan , robekan kulit 6) Pertahankan linen kering

R: Menurunkan iritasi dermal dan risiko kerusakan kulit

7)  Anjurkan pasien menggunakan kompres lembab dan dingin untuk memberikan tekanan pada area pruritis

R: Menghilangkan ketidaknyamanan dan menurunkan risiko cedera 8)  Anjurkan memakai pakaian katun longgar 

R: Mencegah iritasi dermal langsung dan meningkatkan evaporasi lembab pada kulit

f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan oksigenasi jaringan yang tidak adekuat, keletihan Tujuan:

Pasien dapat meningkatkan aktivitas yang dapat ditoleransi Intervensi:

1) Pantau pasien untuk melakukan aktivitas 2) Kaji fektor yang menyebabkan keletihan 3)  Anjurkan aktivitas alternatif sambil istirahat

(31)

4) Pertahankan status nutrisi yang adekuat

g. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan tindakan medis (hemodialisa) b.d salah interpretasi informasi.

1) Kaji ulang penyakit/prognosis dan kemungkinan yang akan dialami.

2) Beri pendidikan kesehatan mengenai pengertian, penyebab, tanda dan gejala CKD serta penatalaksanaannya (tindakan hemodialisa ).

3) Libatkan keluarga dalam memberikan tindakan.

4)  Anjurkan keluarga untuk memberikan support system. 5) Evaluasi pasien dan keluarga setelah diberikan penkes.

(32)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan beberapa definisi mengenai osigenasi maka dapat dirumuskan gangguan pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi harus dilakukan tindakan secara lebih intensif.

B. Saran

Persiapan diri sebaik mungkin sebelum melaksanakan tindakan asuhan keperawatan

Bagi mahasiswa diharapkan bisa melaksakan tindakan asuhan keperawatan sesuai prosedur  yang ada.

Gambar

Gambar tahapan penyakit gagal ginjal kronik 

Referensi

Dokumen terkait

Sewa menyewa adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan.. dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan suatu barang,

AAAAAAAAAAA,A

Tabel Hasil Uji Independent Samples T-Test Kadar Air Bagian Paha.. Independent

berikutnya merupakan inti dari pemikiran atau gagasan Hujair A.H Sanaky yaitu strategi pendidikan islam dalam proses perubahan menuju masyarakat madani Indonesia

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efektivitas antibakteri Chito- Oligosakarida (COS) terhadap Escherichia coli ATCC 25922, Staphylococcus aureus ATCC 25923

Jika konsentrasi tinggi diberikan hingga 150 ml L -1 , yang diberikan tiap 3 minggu sekali, tidak akan meningkatkan pertumbuhan maupun hasil padi dibandingkan dengan pemberian

5. Nilai indeks dimensi dakwah pada masyarakat Desa Tambarana yaitu 0,96. Nilai indeks tersebut termasuk kedalam kategori sangat baik yang artinya desa tidak diprioritaskan

Penelitian ini mengunakan model OLS untuk melihat pengaruh dari harga pupuk, infrastruktur, produksi padi, luas panen, dan inflasi terhadap nilai tukar petani sub