• Tidak ada hasil yang ditemukan

CA Serviks Dan Kehamilan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CA Serviks Dan Kehamilan"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

CA SERVIKS DAN

KEHAMILAN

DISUSUN OLEH:

AGRIYANA

PEMBIMBING :

DR. Achmad Mansyur, Sp. OG

Dr. Alfiani RP, Sp. OG

(2)

Kanker serviks  paling banyak pada

wanita.

Setiap satu jam, satu wanita meninggal

di Indonesia karena kanker serviks

merupakan kanker tersering di

Indonesia.

kanker serviks merupakan keganasan

yang paling sering pada kehamilan.

Insidensi kanker serviks adalah 1,2

kasus per 10.000 kehamilan pada saat

kehamilan saja dan 4,5 kasus per 10.000

kehamilan hingga 12 bulan

(3)

Tinjauan Pustaka

Karsinoma serviks adalah tumor

ganas primer yang berasal dari sel

epitel skuamosa.

Kanker leher rahim merupakan kanker

yang terjadi pada serviks atau leher

rahim

Kanker leher rahim biasanya

menyerang wanita berusia 35-55

tahun

(4)
(5)

Etiologi dan Faktor Risiko

HPV (human papillomavirus)

Merokok

Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini

Berganti-ganti pasangan seksual

Suami/pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual

pertama pada usia di bawah 18 tahun, berganti-ganti

pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang

menderita kanker serviks

Pemakaian DES (dietilstilbestrol) pada wanita hamil untuk

mencegah keguguran (banyak digunakan pada tahun

1940-1970)

Gangguan sistem kekebalan

Pemakaian pil KB

Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun

Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan

Pap smear secara rutin)

6

(6)

Patogenesis

mutasi sel epitel

sel displastik

Neoplasia Intraepitel Serviks (NIS) terdiri

dari:

1) NIS 1, untuk displasia ringan;

2) NIS 2, untuk displasia sedang;

3) NIS 3, untuk displasia berat dan

karsinoma in-situ

(7)

Stadium

 Terjadi pertumbuhan kanker (karsinoma) pada jaringan epitel leher rahim  Stadium I Pertumbuhan kanker masih terbatas pada leher rahim Ia

Secara mikroskopis, kanker telah menginvasi jaringan (terjadi penetrasi).

Ukuran invasi sel kanker :kedalaman < 5 mm, sedangkan lebarnya < 7 mm

 Ia1 Ukuran invasi mempunyai kedalaman < 3 mm dan lebar < 7 mm  Ia2 Kedalaman invasi > 3 mm dan < 5 mm, lebar < 7 mm

 Ib Terjadi lesi yang ukurannya lebih besar dari lesi yang terjadi pada stadium Ia  Ib1 Ukuran tumor < 4 cm

 Ib2 Tumor > 4 cm

 Stadium II Karsinoma meluas sampai keluar leher rahim tetapi belum sampai dinding pelvis; karsinoma menyerang vagina tapi belum mencapai 1/3 vagina bagian bawah

 IIa Belum ada parameter yang jelas  IIb Parameter jelas

 Stadium III Karsinoma meluas ke dinding pelvis; pada pemeriksaan rektal, tidak terlihat adanya ruang kosong antara tumor dan dinding pelvis; tumor menyerang 1/3 vagina bagian bawah; pada semua kasus juga ditemukan adanya hidronefrosis atau ginjal tidak berfungsi

 IIIa Kanker tidak menjalar ke dinding pelvis, tapi menyerang 1/3 vagina bagian bawah  IIIb Menjalar ke dinding pelvis, terjadi hidronefrosis atau kegagalan fungsi ginjal, atau

keduanya

 Stadium IV Karsinoma meuas melewati pelvis atau mukosa kandung kemih atau rektal

 IVa Menyebar ke organ yang berdekatan  IVb Menyebar ke organ yang jauh

(8)

gejala dini kanker leher rahim

adalah sebagai berikut

1. Keputihan, makin lama makin berbau busuk.

2. Perdarahan setelah senggama yang kemudian

berlanjut menjadi perdarahan yang abnormal, terjadi

secara spontan walaupun tidak melakukan hubungan

seksual.

3. Sakit waktu hubungan seks.

4. Berat badan yang terus menurun.

5. Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna

kekuning-kuningan, berbau dan dapat bercampur

dengan darah.

6. Anemia (kurang darah) karena perdarahan yang sering

timbul.

7. Terjadi perdarahan pervagina meskipun telah

memasuki masa menoupose.

8. Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian

bawah bila ada radang panggul.

(9)

Diagnosis

Diagnosis pada karsinoma serviks

tidaklah sulit, apalagi kalau

tingkatannya sudah agak lanjut. Yang

menjadi persoalan ialah bagaimana

mendeteksi sedini mungkin, yakni

waktu tumor masih prainvasif telah

dapat diketahui dalam tingkatan pra

maligna.

8

Dasar diagnosis dapat

diperoleh dari anamnesa,

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang

(10)

Kanker Serviks pada

Kehamilan

1-3% wanita hamil didiagnosis

menderita penyakit kanker serviks

Tanda dan gejala yang muncul pada

kanker serviks pada kehamilan pada

umumnya hampir sama dengan

manifestasi klinis kanker serviks pada

wanita yang tidak hamil, yakni

tergantung pada stadium klinis serta

ukuran lesi

(11)

Diagnosis Kanker Serviks

pada Kehamilan

Diagnosis kanker serviks pada wanita

hamil di negara-negara miskin dan

berkembang seringkali terlambat,

durasi rata-rata antara munculnya gejala

dengan ditentukannya diagnosis kanker

serviks pada ibu hamil yaitu kurang lebih

4,5 bulan

Keadaaan sebaliknya terjadi di

negara-negara maju. Kebanyakan wanita hamil

dengan kanker serviks dapat dideteksi

secara dini pada awal stadium

(12)

Komplikasi pada Kehamilan

Kanker serviks memberi pengaruh tidak

baik dalam kehamilan, persalinan, dan

nifas. Selain kemandulan, sering pula

terjadi pada abortus akibat infeksi,

perdarahan,

dan

hambatan

dalam

pertumbuhan janin karena neoplasma

tersebut. Kematian janin dapat pula

terjadi.

Dahulu disangka bahwa kehamilan

menyebabkan tumor bertumbuh lebih

cepat dan menyebabkan prognosis

menjadi

lebih

buruk.

Akan

tetapi,

ternyata bahwa kehamilan sendiri tidak

mempengaruhi kanker serviks.

(13)

Penatalaksanaan Kanker

Serviks pada Kehamilan

Penanganan kanker serviks pada kehamilan bergantung

pada 5 faktor, yaitu:

- Stadium Penyakit

- Ukuran Tumor

- Subtipe histologi tumor

- Usia Kehamilan

- Keinginan /pertimbangan pasien untuk mempertahankan

kehamilan

Ada dua hal penting yang harus disampaikan kepada pasien

kanker serviks dengan kehamilan yang ingin dipertahankan,

yaitu:

-Prognosis kanker serviks tidak bertambah buruk bila penyakit

ini muncul selama kehamilan.

- Penundaan perawatan selama menunggu maturitas janin pada

pasien stadium awal dan terdiagnosis pada trimester II tidak

menimbulkan dampak yang bermakna terhadap kehidupan.

(14)

Manajemen Tumor dengan

Maturitas Fetal Cukup

tumor terdiagnosis pada saat maturitas fetal

memungkinkan untuk dipertahankan, maka

penanganan kanker serviks dapat dilakukan

sesuai standar prosedur setelah persalinan.

Persalinan akan lebih baik dan optimal

apabila dilakukan menggunakan metode

seksio caesaria.

Selama operasi caesar dilakukan,

pembedahan / pengangkatan nodus limfatik

dianjurkan guna menentukan staging tumor

(nodus pelvik dengan atau tanpa nodus

paraaorta untuk ukuran tumor > 4 cm atau

nodus pelvik positif terkena).

(15)

Manajemen Tumor Sebelum

Usia Kehamilan 26 – 30

Minggu

Stadium IB1 dengan ukuran tumor < 2 cm

Pada keadaan ini, kehamilan dapat

dipertahankan sampai maturitas janin cukup

untuk dilahirkan. Limfadenektomi pelvik

dengan laparaskopi merupakan tindakan

yang dianjurkan.

Stadium IB1 dengan ukuran tumor 2 – 4 cm

Sebagian besar kasus dengan ukuran tumor

> 2 cm memiliki risiko perluasan ke kelenjar

limfe regional jauh lebih besar dibanding

ukuran tumor < 2 cm, maka terminasi

kehamilan merupakan pilihan yang paling

utama

(16)

Tindakan follow up yang cermat mencakup

pemeriksaan klinis danpenunjang radiologik.

Dokter harus menjelaskan kepada pasien bahwa

risiko potensial akan meningkat selama

menunggu maturitas janin cukup. Terapi kuratif

pada tumor serviks harus dilakukan segera

setelah maturitas janin cukup (persalinan).

Stadium IB1 dengan ukuran tumor 2 – 4 cm

Apabila tumor terdiagnosis mendekati atau

hampir mencapai maturitas janin yang

diharapkan, maka penanganannya seperti

dengan tumor < 2 cm. Namun, apabila ukuran

tumor hampir mencapai 4 cm, pilihan lain yang

perlu didiskusikan adalah penggunaan

(17)

Standar manajemen untuk tumor > 4

cm adalah dengan terapi kemoradiasi

(18)

Standar manajemen untuk tumor > 4

cm adalah dengan terapi kemoradiasi

(19)

Pencegahan dan Skrining

hampir separuh wanita yang terinfeksi

dengan HPV tidak memiliki

gejala-gejala yang jelas. Dan lebih-lebih lagi,

orang yang terinfeksi juga tidak tahu

bahwa mereka bisa menularkan HPV

ke orang sehat lainnya.

(20)

Pap smear  pemeriksaan sitologi yang diperkenalkan

oleh Dr. GN Papanicolaou pada tahun 1943 untuk

mengetahui adanya keganasan (karsinoma) dengan

mikroskop.

Pemeriksaan ini mudah dikerjakan, cepat dan tidak

sakit.

Masalahnya, banyak wanita yang tidak mau menjalani

pemeriksaan ini, dan karsinoma serviks ini biasanya

justru timbul pada wanita-wanita yang tidak pernah

memeriksakan diri atau tidak mau melakukan

pemeriksaan ini.

50% kasus baru karsinoma serviks terjadi pada wanita

yang sebelumnya tidak pernah melakukan pemeriksaan

pap smear. Padahal jika para wanita mau melakukan

pemeriksaan ini, maka penyakit ini suatu hari bisa saja

musnah.

12

(21)

Beberapa hal lain yang dapat dilakukan dalam usaha

pencegahan terjadinya karsinoma serviks antara lain :

a. Vaksin HPV

kombinasi vaksinasi HPV dan screening dapat memberikan manfaat

yang besar dalam pencegahan penyakit ini. Vaksin HPV dapat

berguna dan cost efective untuk mengurangi kejadian karsinoma

serviks dan kondisi pra-karsinoma, khususnya pada kasus yang

ringan b. Penggunaan kondom

wanita yang mengaku pasangannya selalu menggunakan kondom

saat berhubungan seksual kemungkinannya 70 persen lebih kecil

untuk terkena infeksi human papillomavirus (HPV) dibanding wanita

yang pasangannya sangat jarang (tak sampai 5 persen dari seluruh

jumlah hubungan seks) menggunakan kondom. Hasil penelitian

memperlihatkan efektivitas penggunaan kondom di Indonesia masih

tergolong rendah. Dari survei Demografi Kesehatan Indonesia pada

2003 (BPS-BKKBN) diketahui bahwa ternyata penggunaan kondom

pada pasangan usia subur di negara ini masih sekitar 0,9 persen.

12

c. Sirkumsisi pada pria

Sebuah studi menunjukkan bahwa sirkumsisi pada pria

berhubungan dengan penurunan resiko infeksi HPV pada penis dan

pada kasus seorang pria dengan riwayat multiple sexual partners,

terjadi penurunan resiko karsinoma serviks pada pasangan wanita

mereka yang sekarang.

12

(22)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dengan mengetahui pola interaksi sosial yang ada dalam masyarakat, dapat digariskan haluan-haluan tertentu untuk memperkuat pola interaksi yang mendukung, dan dapat menetralkan

CPMK3 Mampu menghitung kecepatan aliran panas sebuah benda akibat perbedaan temperatur dan mampu menganalisa dampak perbedaan temperatur pada sebuah material (S2,

Hemolisis sering menyebabkan kenaikan dalam billirubin serum, dan pada malaria falsifarum ia dapat cukup kuat untuk mengakibatkan hemoglobinuria (blackwater fever).

Dalam pemilihan lokasi kantor pun udara sangat penting, karena ketika lokasi kantor tersebut dekat dengan pabrik maka udara dari pabrik akan mudah masuk ke kantor maka dari itu

Logika fuzzy dapat mengubah nilai sepeda motor yang bersifat ambiguous menjadi konsep matematis yang mudah dimengerti sehingga metode fuzzy dapat digunakan untuk mendukung

[r]

Nilai ini berarti kondisi ekonomi konsumen meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.Tingkat optimisme konsumen menurun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar