• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN LANSKAP PERMUKIMAN PADJADJARAN REGENCY BOGOR RAYA, BOGOR PUTRI AMANDA A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN LANSKAP PERMUKIMAN PADJADJARAN REGENCY BOGOR RAYA, BOGOR PUTRI AMANDA A"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN LANSKAP

PERMUKIMAN PADJADJARAN REGENCY BOGOR RAYA,

BOGOR

PUTRI AMANDA A34204010

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

(2)

RINGKASAN

PUTRI AMANDA. Perancangan dan Pelaksanaan Lanskap Permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya, Bogor ( Dibimbing oleh TATI BUDIARTI dan MARIETJE M. WUNGKAR)

Kebutuhan yang paling mendasar adalah kebutuhan akan tempat tinggal yang meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk. Bogor merupakan salah satu ’hinterland’ sebagai penyangga dari kota metropolitan. Kota Bogor dipilih sebagai area yang nyaman untuk dihuni adalah karena memiliki iklimnya yang sejuk dibanding kota metropolitan dan terbebas dari bahaya banjir. Pembangunan Permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal. Padjadjaran Regency ini merupakan salah satu permukiman yang dimiliki Bogor Raya yang pada saat ini sedang dalam proses pembangunan. Kawasan yang sedang dibangun ini merupakan kawasan dengan luas ± 6 Ha.

Proyek lanskap yang sedang berlangsung di permukiman Padjadjaran Regency ini dapat dijadikan kegiatan magang mahasiswa Arsitektur Lanskap. Keterlibatan dalam kegiatan perancangan dan pelaksanaan proyek lanskap merupakan pengalaman sebagai bekal bekerja kelak.

Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah memperoleh pengetahuan, keterampilan dan pengalaman kerja di bidang Arsitektur Lanskap baik di lapang maupun di studio. Secara khusus, kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari dan berpartisipasi aktif dalam seluruh kegiatan dalam bidang perancangan dan pelaksanaan serta menganalisis permasalahan di lapang dan menentukan alternatif penyelesaiannya. Manfaat dari kegiatan magang ini adalah memperoleh pengalaman dan wawasan di dalam menghadapi pekerjaan sesungguhnya di lapang khususnya dibidang perancangan dan pelaksanaan.

Kegiatan magang dilakukan selama 4 bulan, yaitu pada bulan Februari 2008 sampai Juni 2008 yang bertempat di Departemen Estate, Bogor Raya. Metode yang digunakan adalah metode survai lapangan dan partisipasi aktif dalam pekerjaan di lapangan maupun di lingkungan kantor khususnya pada aspek perancangan dan pelaksanaan lanskap permukiman. Departemen Estate, bertugas

(3)

sebagai merancang lanskap kawasan permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya. Proses perancangan terdiri dari inventarisasi, analisis dan sintesis, pembuatan konsep beserta pengembangannya, perancangan, perhitungan RAB yang dibuat oleh supervisor lanskap dan pembuatan dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan pelaksanaan lanskap. Mahasiswa diikutsertakan mulai dari proses perancangan sampai pembuatan SPK (Surat Perintah Kerja).

Perencanaan permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya ini pada dasarnya mempunyai konsep ”Rumah Ditengah Kota Bernuansa Taman Dengan Fasilitas Lengkap”, dimana kawasan permukiman yang terletak di pusat kota Bogor memiliki panorama alam yang bernuansa taman dengan fasilitas penunjang yang cukup lengkap. Permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya dibagi dalam tiga konsep yaitu konsep ruang, tata hijau dan sirkulasi. Konsep ruang dibagi berdasarkan fungsi yaitu area pribadi, area rekreasi, area komersil dan area penerimaan. Sedangkan konsep tata hijau dibagi menjadi beberapa klasifikasi vegetasi yaitu vegetasi penaung, pengarah, border,dan artistik. Selanjutnya dilakukan proses perancangan lanskap pada area penerimaan, rekreasi, jalur jalan,dan area ruko. Gambar yang dihasilkan dari proses perancangan ini mencakup site plan, gambar potongan, dan gambar perspektif.

Pelaksanaan proyek lanskap menjadi tanggung jawab Departemen Estate. Di dalam pelaksanaannya manajer Estate dibantu Supervisor Lanskap langsung mengawasi perkembangan pelaksanaan pekerjaan lanskap yang dilakukan oleh kontraktor.

Pelaksanaaan Administrasi dilakukan sejak penyelesaian RAB dan gambar lalu dilanjutkan dengan pembuatan SPB (Surat Permintaan Pembelian/ Barang). Setelah SPB ditandatangani sejumlah pimpinan kemudian diajukan ke bagian

Purchasing. Bagian Purchasing melakukan seleksi kontraktor melalui proses

Tender. Purchasing menghubungi para kontraktor dan memberi keterangan nama dan spesifikasi barang beserta volume, selanjutnya tiap kontraktor mengajukan nama dan spesifikasi beserta harga yang ditawarkan. Minimal terdapat tiga kontraktor yang mengikuti proses tender. Nama dan spesifikasi barang yang diajukan dari para kontraktor terdapat dalam DPPH (Daftar Perbandingan Penawaran Harga). Setelah pemenang tender dipilih melalui DPPH yang disetujui

(4)

oleh Purchasing Manager, Departemen Estate membuat SPK (Surat Perintah Kerja). Setelah pelaksanaan fisik yang dilakukan kontraktor selesai maka dibuatlah BAST (Berita Serah Terima Acara).

Pelaksanaan fisik dilakukan dalam beberapa tahapan pekerjaan yaitu persiapan, pembentukan lahan, penanaman rumput, penanaman pohon. Kendala yang dihadapi setelah penanaman selesai yaitu kondisi cuaca yang mulai kemarau, sehingga tanaman tidak tumbuh dengan baik. Pelaksanaan pekerjaan lanskap berjalan seiring dengan kegiatan pelaksanaan bangunan dan jalan.

Dari hasil magang dapat disimpulkan bahwa tidak adanya staf yang ahli di bidang arsitektur lanskap dan peralatan yang menunjang menyebabkan proses kegiatan perancangan sedikit terhambat. Untuk itu dibutuhkan seorang arsitektur lanskap yang memiliki pengetahuan dan seni yang dapat mempengaruhi hasil karya arsitektur lanskap yang dapat berguna dan estetik. Proses pelaksanaan lanskap sudah berjalan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dan berlangsung seiring dengan pembangunan rumah, kavling, dan jalan. Pelaksanan lanskap yang pertama dilaksanakan pada awal tahun 2008 dimulai dengan penanaman rumput dan sampai sekarang masih terus berlanjut. Disarankan perusahaan untuk menambahkan staf ahli dalam bidang arsitektur lanskap sehingga proses perancangan berjalan baik. Diperlukan adanya jadwal kerja yang memudahkan staf dalam melakukan monitoring kegiatan pelaksanaan.

(5)

PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN LANSKAP

PERMUKIMAN PADJADJARAN REGENCY BOGOR RAYA,

BOGOR

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh : PUTRI AMANDA

A34204010

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

(6)

Judul Skripsi : Perancangan dan Pelaksanaan Lanskap Permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya, Bogor

Nama Mahasiswa : Putri Amanda

NRP : A34204010

Menyetujui,

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Dr. Ir. Tati Budiarti, MS Ir. Marietje M. Wungkar, MSi NIP. 131 414 833 NIP. 130 239 745

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandung, Propinsi Jawa Barat, pada tanggal 22 Mei 1986. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari Bapak Dudu Abdullah dan Ibu Susi Nuryani.

Pendidikan penulis diawali pada tahun 1992, pada tahun 1998 penulis lulus dari SDN Banjarsari 6, Bandung, kemudian pada tahun 2001 penulis menyelesaikan studi di SLTP PGII (Persatuan Guru Islam Indonesia) 1, Bandung. Selanjutnya, penulis lulus dari SMU PGII (Persatuan Guru Islam Indonesia) 1, Bandung, pada tahun 2004.

Tahun 2004 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur USMI sebagai mahasiswa pada Program Studi Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Kegiatan organisasi yang pernah diikuti penulis selama perkuliahan adalah Himpunan Arsitektur Lanskap (HIMASKAP), Paguyuban Mahasiswa Bandung

(PAMAUNG). Pada tahun 2008/2009 penulis berkesempatan menjadi asisten mahasiswa Mata Kuliah Dasar-Dasar Arsitektur Lanskap.

(8)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, wr. wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir atau skripsi dengan judul ”Perancangan dan Pelaksanaan Lanskap Permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya, Bogor”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada Program Studi Arsitektur Lanskap, Departemen Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB. Skripsi ini tersusun dari serangkaian kegiatan magang di Departemen Estate di permukiman Danau Bogor Raya.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi doa, dukungan dan bantuan baik dalam segi moral maupun material. Untuk itu penulis berterima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Tati Budiarti M.S. dan Ir. Marietje M. Wungkar, MSi. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan sarannya sampai pada penyelesaian skripsi.

2. Dr. Ir. Nizar Nasrullah selaku pembimbing akademik yang atas saran dan bimbingannya selam penulis menempuh perkuliahan di Departemen Arsitektur Lanskap IPB.

3. Dosen penguji atas masukan dan saran untuk perbaikan skripsi ini.

4. Bapak Jarot Purbaya selaku Manager Estate, Bapak Djuanda selaku

Supervisor Lanskap, Ibu Dian selaku Administrasi Estate di Departemen

Estate permukiman Danau Bogor Raya atas bimbingan, informasi, bantuan, serta kebaikan selama kegiatan magang berlangsung. Bapak M. Andi, Budi, Darsono, Indra, M Ali, dan semua pihak yang telah membantu penulis selama kegiatan Magang berlangsung;

5. Rossa Rahmatullah, Krista, Nur Khoiryah yang telah membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi.

6. Teman–teman ARL terutama angkatan 41 atas kebersamaan yang berlangsung selama masa perkuliahan;

(9)

7. Teman–teman satu Pembimbing Skripsi (Karina, Dini, Ipah) dan Pembimbing Akademik (Sony, Ratih, Fida);

8. Teman–teman kost Perwira 50 atas kebersamaan dan bantuannya, Mbak Bunga, Mbak Dwi, Karina, Sekar, Ipah, Syita, Yola, Arum, Putri, Icha, Kristin, Dias, dan lain–lain;

9. Seluruh pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

10. Terima kasih yang mendalam kepada keluarga terkasih Bapak Dudu Abdullah, Ibu Susi Nuryani, Raddy, Saskia, Beben atas kasih sayang dukungan dan motivasi dalam penyelesaian studi di IPB

Pada akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan praktis mengenai perancangan dan pelaksanaan pekerjaan lanskap permukiman, serta memberikan manfaat bagi yang membutuhkannya.

Wassalam

Bogor, Desember 2008

(10)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN... ix PENDAHULUAN ... 1 Latar Belakang ... 1 Tujuan ... 2 Manfaat ... 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 3 Permukiman ... 3 Lanskap Permukiman... 3 Lanskap Jalan ... 4 Taman Lingkungan ... 7 Perancangan Lanskap... 7 Pelaksanaan Lanskap ... 9 Pelaksanaan Administrasi ... 9 Pelaksanaan Fisik ... 11 METODOLOGI ... 13

Lokasi dan Waktu ... 13

Metode ... 14

Pengumpulan Data ... 15

KONDISI UMUM ... 17

Sejarah Pembangunan Permukiman Padjadjaran Regency... 17

Struktur Organisasi Pengelola Padjadjaran Regency ... 19

Hubungan Kerja antar Bagian... 19

Organisasi Pengelola Lanskap ... 19

Letak, Luas, Batas Wilayah ... 22

Aksesibilitas ... 23

(11)

Iklim ... 23

Geologi dan Tanah ... 23

Topografi ... 24

Hidrologi ... 24

Vegetasi dan Satwa ... 25

Fasilitas ... 25

Keadaan Sosial Ekonomi dan Sosial Budaya ... 26

Pencemaran ... 27

Visual ... 28

HASIL DAN PEMBAHASAN... 30

Konsep Pengembangan Lanskap Permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya ... 30

Konsep Umum ... 30

Konsep Tata Hijau... 32

Konsep Utilitas... 35

Konsep Sirkulasi ... 36

Perancangan Lanskap Permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya .... 40

Inventarisasi ... 41

Analisis dan Sintesis ... 46

Konsep ... 49

Konsep Umum ... 49

Konsep Pengembangan ... 49

Konsep Ruang ... 49

Konsep Tata Hijau... 50

Konsep Sirkulasi ... 51

Perancangan Lanskap... 55

Perancangan lanskap area penerimaan... 55

Perancangan lanskap rekreasi ... 55

Perancangan lanskap jalur... 56

Perancangan lanskap area ruko ... 56

Pelaksanaan Lanskap Kawasan Permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya ... 62

(12)

Pelaksanaan Administrasi ... 62

RAB (Rancangan Anggaran Biaya)... 62

SPB (Surat Permintaan Pembelian) ... 63

Proses Tender ... 63

SPK (Surat Perintah Kerja) ... 64

BAST ( Berita Serah Terima Acara)... 65

Opname Lapang ... 65

Sistem Pembayaran ... 65

Pelaksanaan Fisik ... 66

Pekerjaan persiapan... 66

Pekerjaan Pembentukan Lahan ... 67

Pekerjaan Hardscape ... 68

Pelaksanaan Pekerjaan Penanaman... 71

Pekerjaan Penanaman Rumput... 71

Pekerjaan Penanaman Pohon ... 73

Pelaksanaan Pemeliharaan ... 76

Penyiraman... 76

Penggantian steger ... 77

KESIMPULAN DAN SARAN... 78

Kesimpulan ... 78

Saran... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Tabel 1. Jenis Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan Magang ... 14

2. Tabel 2. Jenis, Sumber dan Cara Pengambilan, dan Bentuk Data ... 16

3. Tabel 3. Tingkat Pendidikan Masyarakat Sekitar Padjadjaran Regency Bogor Raya Data... 27

4. Tabel 4. Jenis dan Ukuran Lebar Jalan ... 37

5. Tabel 5. Analisis Kondisi Fisik dan Biofisik Tapak ... 46

(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Pola-Pola Jalan Menurut Chiara dan Koppelman (1989) ... 6

2. Lokasi Magang ... 13

3. Struktur Organisasi Depatemen Estate Bogor Raya ... 21

4. Lokasi Permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya ... 22

5. Anak Sungai Katulampa yang Mengalir di Kawasan Permukiman... 24

6. Tanaman Pertanian Sebelum Pembangunan Permukiman... 25

7. Masjid yang Bersebelahan Dengan Permukiman ... 26

8. View Pegunungan yang Terlihat dari Lokasi Permukiman ... 28

9. Tipe Rumah Permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya ... 31

10. Penanaman Vegetasi Sesuai Fungsi dan Lokasi ... 34

11. Macam Saluran Drainase di PRBR... 36

12. ROW Jalan yang Terdapat di Permukiman PRBR ... 39

13. Kondisi Tapak ... 41

14. Akses Jalan Menuju Permukiman PRBR yang Sempit dan Rusak... 42

15. Dinding Pembatas Permukiman... 43

16. Peta Inventarisasi ... 45

17. Peta Analisis & Sintesis ... 48

18. Tipe Jalan Cul-de-sac di Permukiman PRBR ... 52

19. Tipe Jalan Taman di Permukiman PRBR ... 52

20. Peta Pengembangan Konsep ... 53

21. Site Plan ... 54

22. Perancangan Lanskap Area Penerimaan ... 58

23. Perancangan Lanskap Rekreasi... 59

24. Perancangan Lanskap Jalur Jalan... 60

25. Perancangan Lanskap Area Ruko ... 61

26. Proses Pelaksanaan Administrasi ... 62

27. Proses Pelaksanaan Lanskap ... 66

28. Lokasi Pekerjaan Pembersihan Lahan Sebelum Ditanami... 67

(15)

30. Pola conblock yang digunakan di Permukiman Padjadjaran Regency ... 69

31. Konstruksi Jalan Menggunakan Material Conblock ... 70

32. Alat Cutter Paving ... 70

33. Penanaman Rumput Gajah (Axonoopus compressus).... 72

34. Pohon Kelapa Sawit Setelah Ditanam di Median Jalan ... 74

35. Sempur yang Telah Ditanam di Berm Jalan ... 74

36. Penyiraman Rumput Dengan Mobil Tangki ... 76

(16)

LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Peta Dasar Permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya ... 82

2. Ketentuan Lingkungan Kepenghunian Dan Pendirian Bangunan “Perumahan Danau Bogor Raya” ... 83

3. Contoh Rancangan Anggaran Biaya ... 96

4. Contoh Surat Permintaan Pembelian / Barang... 97

5. Contoh Daftar Perbandingan Penawaran Harga ... 98

6. Contoh Surat Perintah Kerja Danau Bogor Raya... 99

7. Regency Contoh Berita Serah Terima Acara ... 101

(17)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk meningkat seiring dengan pertumbuhan pembangunan dan perekonomian di perkotaan. Meningkatnya pertumbuhan penduduk tersebut menyebabkan banyaknya permintaan akan tempat tinggal yang merupakan kebutuhan paling mendasar. Pemerintah tetap mendukung pembangunan permukiman, walaupun lahan yang tersedia di perkotaan semakin terbatas.

Jakarta merupakan kota metropolitan dengan aktifitas pembangunan dan perekonomian yang terbesar di Indonesia, sehingga membutuhkan permukiman yang layak bagi penduduknya. Untuk itu dibutuhkan suatu permukiman yang dapat menunjang kehidupan serta dilengkapi fasilitas dan dekat dengan aktifitas dari kota metropolitan tersebut. Sebagai antisipasi hal tersebut maka muncullah pembangunan permukiman di pinggiran kota (hinterland) yang lebih baik. Kota Bogor merupakan penyangga dari kota metropolitan. Bogor dipilih sebagai area yang nyaman untuk dihuni karena memiliki iklim yang sejuk dibanding kota metropolitan dan terbebas dari bahaya banjir yang sering mengancam Jakarta.

Salah satu permukiman yang dibangun di Kota Bogor adalah permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya. Tahap awal pembangunan PRBR dimulai dengan proses perencanaan dari lahan pertanian menjadi lahan permukiman. Selanjutnya dilakukan tahap perancangan tapak-tapak yang lebih spesifik seperti, perancangan area penerimaan, taman lingkungan, jalur jalan dan area ruko. Perancangan memiliki peran yang penting dalam memberikan fungsi dan bentuk visual dari tapak secara optimal (Booth 1983). Perancangan lanskap permukiman haruslah memperhatikan semua aspek yang mencakup kondisi umum dan fisik tapak. Perancangan lanskap di permukiman Padjajaran Regency Bogor Raya ini merupakan perancangan penataan soft material dan hard material. Dalam merancang lanskap ini juga perlu memperhatikan aspek penghuni yang nantinya akan mempengaruhi hasil rancangan yang fungsional dan estetik. Pelaksanaan lanskap dapat dilakukan apabila proses perencanaan dan perancangan telah

(18)

dilakukan. Proses pelaksanaan lanskap terdiri dari pelaksanaan administrasi dan pelaksanaan fisik.

Lokasi permukiman PRBR cukup strategis karena berada di pusat kota Bogor dan memiliki aksesibilitas yang cukup mudah. Pengembangan ini merupakan salah satu yang dimiliki Bogor Raya yang pada saat ini dalam proses pembangunan. Kawasan yang sedang dibangun ini merupakan kawasan dengan luas ± 6 Ha.

Proyek lanskap yang sedang berlangsung di daerah pajajaran ini merupakan objek yang sangat baik untuk kegiatan magang mahasiswa Arsitektur Lanskap. Keterlibatan dalam kegiatan perancangan dan pelaksanaan proyek lanskap merupakan kegiatan yang sangat berharga untuk mencari pengalaman sebagai bekal bekerja kelak.

Tujuan

Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah memperoleh pengetahuan, keterampilan dan pengalaman kerja di bidang Arsitektur Lanskap melalui kegiatan di studio maupun di lapang. Sedangkan tujuan khusus dari kegiatan magang ini adalah:

1. Mempelajari dan mendapatkan pengalaman bekerja dengan berpartisipasi aktif dalam seluruh kegiatan yang dilakukan di Departemen Estate yang membawahi lanskap dan administrasi teknis dalam bidang perancangan dan pelaksanaan lanskap.

2. Menganalisis berbagai permasalahan dan kendala di lapangan serta menentukan alternatif penyelesaiannya.

Manfaat

1. Memperoleh pengalaman praktis dan wawasan untuk mengembangkan sikap profesionalisme di dalam menghadapi pekerjaan sesungguhnya di lapangan di bidang Arsitektur Lanskap khususnya dalam perancangan dan pelaksanaan lanskap.

2. Menjalin kerja sama dengan pertukaran informasi, ilmu dan teknologi bagi mahasiswa dan instansi atau perusahaan yang terkait.

(19)

TINJAUAN PUSTAKA

Permukiman

Simonds (1983) menyatakan bahwa permukiman merupakan kelompok-kelompok rumah yang memiliki ruang terbuka secara bersama dan merupakan kelompok yang cukup kecil untuk melibatkan semua anggota keluarga untuk suatu aktivitas, tetapi cukup besar untuk menampung fasilitas umum seperti tempat berbelanja, lapangan bermain, dan daerah penyangga.

Permukiman dan perumahan dalam Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 1992, didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Sedangkan perumahan diartikan sebagai kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan dengan sarana dan prasarana lingkungan.

Untuk membangun suatu permukiman perlu memperhatikan lanskap sebelum pembangunan maupun lanskap yang akan direncanakan. Rumah menjadi permukiman bila dipikirkan dalam kelipatannya baik sekumpulan kesatuan yang terpisah di atas petak-petak lahan individual maupun sebagai kelompok rumah gandeng, rumah susun, atau apartemen (Laurie, 1986). Menurut Kantor Menteri Perumahan Rakyat (1990), keadaan perumahan mencerminkan taraf hidup, kepribadian dan peradaban manusia, masyarakat, atau suatu bangsa. Perumahan bukan semata-mata fasilitas untuk kehidupan manusia saja melainkan merefleksikan kehidupan, kepribadian, manusia terhadap manusia serta lingkungannya.

Lanskap Permukiman

Menurut Simonds (1983) lingkungan permukiman merupakan pengelompokan dari beberapa cluster tempat tinggal yang tergabung pada suatu area terbuka dan mempunyai batasan yang jelas dengan fasilitas-fasilitas penunjang seperti pendidikan, niaga, tempat peribadatan atau fasilitas lainnya. Biasanya fasilitas-fasilitas tersebut diletakkan di luar kawasan hunian, dimana dari

(20)

tiap hunian dihubungkan dengan adanya jalur hijau dan jalur pejalan kaki. Selanjutnya Simonds (1983) menambahkan bahwa lingkungan hidup yang ideal bagi manusia adalah dimana tegangan (friksi) dapat dihindarkan atau dipecahkan, sehingga dicapai perkembangan optimum dalam hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, maupun manusia dengan lainnya. Lingkungan permukiman yang ideal merupakan suatu kawasan lingkungan ketetanggaan (neighborhood) yang memiliki fasilitas taman, bersama-sama membentuk sebuah blok permukiman.

Kegiatan yang dapat dilakukan oleh penghuni permukiman di taman adalah berbincang-bincang, bermain bagi anak-anak dan melepas lelah. Menurut Eckbo (1964) lingkungan permukiman adalah suatu area yang di dalamnya terdapat susunan ketetanggaan/kumpulan tempat tinggal dan sarana perkantoran, niaga, pendidikan, budaya, kesehatan dan fasilitas administrasi penting lainnya di sekitar area tersebut, kehadiran fasilitas penunjang yang tersusun rapi disuatu kelompok hunian (cluster).

Laurie (1986) menyatakan bahwa lanskap permukiman adalah perubahan bentuk historis dari situasi, dimana taman dipertahankan dalam wujud rumahnya sendiri sampai wujud lainnya (taman lingkungan) serta permukiman–permukiman ditata dalam suatu kawasan yang lebih luas seperti pembangunan kota-kota baru. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Mentri Dalam Negeri, Mentri Pekerjaan umum, dan Mentri Negara Perumahan Rakyat (1992) pada kawasan permukiman, pelaksanaan pembangunan setiap perumahan harus sesuai dengan proporsi yang ditetapkan, yaitu 60 % untuk konstruksi dan 40 % untuk ruang terbuka, dengan perbandingan 1 : 3 : 6 untuk perumahan rumah mewah, rumah menengah, dan rumah sederhana.

Lanskap Jalan

Menurut Chiara dan Koppelman (1990), jalan adalah unsur penting untuk rancangan pengelompokan yang harus diletakan secara fungsional dan sesuai dengan kegunaannya. Lanskap jalan adalah wajah dari karakter lahan atau tapak yang terbentuk pada lingkungan jalan, baik yang terbentuk dari elemen lanskap alamiah seperti bentuk topografi lahan yang mempunyai panorama yang indah,

(21)

maupun yang terbentuk dari elemen lanskap buatan manusia yang disesuaikan dengan kondisi lahannya.

Dalam merencanakan lanskap jalan dibutuhkan usaha agar keberadaan lanskap jalan dapat dimanfaatkan dan tidak mengganggu pengguna jalan. Adapun usaha yang dilakukan adalah dengan mengontrol ketinggian pohon-pohon, dan penggunaan jenis rumput yang sama pada pekarangan depan ( Eckbo, 1964).

Perencana harus menentukan seberapa luas sebuah sistem jalan diperuntukan untuk tapaknya, yaitu dengan menggunakan tiga kategori yaitu utama, lokal, dan jalan masuk (Untermann dan Shall, 1984). Tiga kategori tersebut diperuntukan untuk tapak yang luas, sedangkan untuk tapak yang kecil menggunakan sistem jalan masuk yang luas. Berdasarkan jenis peruntukannya, jalan dibagi menjadi sirkulasi pejalan kaki, sirkulasi sepeda dan sirkulasi kendaraan bermotor. Harris dan Dines (1998) mengemukakan bahwa sirkulasi kendaraan di jalan raya mengakomodasi tiga tujuan utama, yaitu:

1. Menciptakan akses / jalan masuk ke suatu lahan atau bangunan. 2. Menciptakan suatu hubungan antar tata guna lahan yang ada. 3. Memberikan suatu jalur pergerakan bagi orang maupun barang.

Chiara dan Koppelman (1990) menyatakan bahwa dalam mendesain suatu permukiman diusahakan tidak terlalu monoton dan dimodifikasi pola jalannya. Adapun pola-pola jalan yang menarik menurut Chiara dan Koppelman (1990) dapat dilihat pada Gambar 1.

(22)
(23)

Taman Lingkungan

Untermann dan Small (1983) menyatakan bahwa taman perumahan adalah taman yang terletak di suatu kawasan permukiman yang diperuntukan bagi beberapa blok rumah dan taman yang dibuat untuk memenuhi jumlah penduduk yang lebih besar dan dilengkapi dengan fasilitas disebut community park (taman lingkungan). Eckbo (1964) mengemukakan bahwa lingkungan permukiman yang ideal adalah kawasan lingkungan ketetanggaan yang memiliki fasilitas taman, bersama-sama membentuk sebuah blok pemukiman, dimana taman tersebut dibuat seluas 2-4 ha dan dimanfaatkan secara intensif oleh penduduk sekitarnya. Eckbo (1964) menambahkan bahwa secara umum dalam taman lingkungan terdapat elemen/fasilitas rekreasi aktif dan pasif.

Menurut Nurisjah dan Pramukanto (1995), fungsi taman lingkungan ini bagi pemakainya adalah sebagai tempat rekreasi aktif dan pasif, untuk tempat beristirahat atau tempat untuk menghirup udara segar, untuk meningkatkan rasa bertetangga (sosialisasi), dan merupakan sarana fisik untuk memecahkan kehidupan sehari-hari yang monoton dan menjemukan.

Menurut Simonds (1983), taman lingkungan memiliki dua kategori luasan yaitu:

1. Taman lingkungan antar tetangga (neighborhood park) merupakan Ruang Terbuka Hijau yang ditata sebagai areal bermain, rekreasi dan taman yang berada di lingkungan kecil antar tetangga dengan luasan sekitar ± 1,2 ha; 2. Taman lingkungan antar komunitas (community park) merupakan Ruang

terbuka Hijau yang ditata selain sebagai areal bermain dan rekreasi juga sebagai tempat berolahraga dengan luasan ± 2 ha, berada di lingkungan yang cukup besar dengan rata-rata 20m²/jiwa.

Perancangan Lanskap

Menurut Booth (1983) proses perancangan merupakan suatu rangkaian yang rumit dari proses pencarian suatu hasil rancangan akhir terbaik, sesuai dengan keadaan tapak yang dihadapi. Proses ini menuntut kreativitas perancang dalam memecahkan masalah yang timbul.

(24)

Selanjutnya Booth (1983) menjabarkan kegunaan dari proses perancangan sebagai berikut :

1. Menyajikan suatu cara kerja yang teratur dalam menciptakan suatu rancangan sebagai penyelesaian masalah;

2. Membantu memastikan bahwa cara penyelesaian/pemecahan masalah yang terus berubah menurut waktu yang dapat disesuaikan secara layak dengan keadaan rancangan (tapak, kebutuhan pengguna, biaya, dan sebagainya); 3. Membantu menentukan penggunaan lahan terbaik yang dapat dilihat dari

alternatif-alternatif pemecahan pada tahap sebelumnya;

4. Menjadi dasar bagi perancang dalam menjelaskan dan mempertahankan pendapatnya kepada pengguna tentang penyelesaian akhir yang terbaik.

Perancangan diawali dengan analisis secara total terhadap permasalahan dan sumber daya, dan diakhiri dengan pemecahan yang merupakan suatu sintesis dari imajinasi dan pola pikir praktis (Eckbo, 1964). Selanjutnya Eckbo (1983) menerangkan bahwa perancangan lanskap harus meliputi semua keputusan tentang materi/bahan, elemen, dan penataan di dalam daerah yang dirancang.

Perancangan lanskap lebih ditujukan kepada penggunaan volume dan ruang, yang setiap volume memiliki bentuk, ukuran, warna, tekstur, dan kualitas lain sebagai pencirinya (Simonds, 1983). Reid (1993) menjelaskan sepuluh elemen dasar desain yang terdiri atas tujuh elemen visual, yaitu titik, garis, bidang, rupa/bentuk ruang, pergerakan, warna, dan tektur, dan tiga elemen non-visual, yaitu persepsi pendengaran (suara), persepsi penciuman (aroma), dan persepsi perabaan/kinestetik (sentuhan).

Menurut Reid (1993) terdapat dua bentuk dasar yang paling umum dikenal dan dapat dikembangkan oleh perancangan oleh perancang, yaitu bentuk-bentuk geometrik dan bentuk-bentuk naturalistik. Bentuk geometrik terkesan kaku seperti segi tiga, segi empat, bujur sangkar, dan sebagainya. Biasanya bagi perancang yang tidak menyukai bentukan yang kaku dipilihlah bentuk naturalistik yaitu bentuk yang lebih alami seperti bentukan liukan-liukan sungai, ataupun bentukan-bentukan bergelombang yang tidak terkesan kaku.

(25)

Pelaksanaan Lanskap

Pelaksanaan lanskap merupakan suatu tahap dimana kegiatannya dapat dilaksanakan setelah tahap perencanaan dan perancangan selesai. Menurut Harris dan Dines (1988), tahap pelaksanaan terdiri dari: (1) pekerjaan pembangunan, pengawasan, dan koordinasi yang mencakup administrasi, jadwal kerja, laporan, dokumentasi, pengawasan, dan kontrol biaya, serta (2) penyelesaian pekerjaan dan pembayaran. Tahap pelaksanaan pekerjaan lanskap meliputi pekerjaan penyiapan dokumen konstruksi, penyerahan kontrak, pengawasan konstruksi, dan pemeriksaan kemajuan pekerjaan ( Simonds, 1983).

Kegiatan pelaksanaan terdiri dari pelaksanaan administrasi dan pelaksanaan fisik (Rachman, 1984). Kedua pelaksanaan tersebut saling berhubungan dimana pelaksanaan administrasi dilaksanakan ketika sebelum, sedang dan setelah pekerjaan fisik dilaksanakan. Pelaksanaan administrasi berhubungan dengan dokumen-dokumen dan pernyataan–pernyataan tertulis. Sedangkan pelaksanaan fisik harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan di dalam perjanjian yang telah disepakati.

Pelaksanaan Administrasi

Pelaksanaan administrasi merupakan proses administrasi pengadaan barang dan jasa untuk suatu proyek. Pelaksanaan administrasi lanskap dimulai dengan proses perencanaan, perancangan, berita acara, perjanjian kerja atau kontrak, dan pembuatan form laporan kegiatan selama kegiatan pelaksanaan fisik serta prosedur-prosedur kerja sebagai penuntun di lapangan.

Menurut Perpres RI No. 85 tahun 2006, tentang perubahan keenam atas Keppres No. 80 tanhun 2003 paragraf kedua pasal 17, pengadaan barang dan jasa dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu:

1. Pemilihan penyedia barang/jasa pemborong/jasa lainnya, pada prinsipnya dilakukan melalui metoda pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan secara luas sekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional dan/atau satu surat kabar provinsi.

2. Dalam hal jumlah penyedia barang/jasa yang mampu melaksanakan diyakini terbatas yaitu untuk pekerjaan yang kompleks, maka pemilihan penyedia

(26)

barang/jasa dapat dilakukan dengan metode pelelangan terbatas dan diumumkan secara luas sekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional dan/atau satu surat kabar provinsi dengan mencantumkan penyedia barang/jasa yang mampu.

3. Pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan metode pemilihan langsung, yaitu pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan dengan membandingkan sebanyak-banyaknya penawaran, sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah lulus prakualifikasi serta dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya serta harus diumumkan minimal melalui papan pengumuman resmi untuk penerangan umum dan bila memungkinkan melalui internet.

4. Dalam keadaan tertentu dan keadaan khusus, pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan cara melakukan negosiasi baik teknis maupun biaya, sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.

Berdasarkan Keppres No. 80 Tahun 2003, prosedur pemilihan penyedia barang/jasa pemborong/jasa lainnya dengan metode pelelangan umum dengan pascakualifikasi meliputi:

1. pengumuman pelelangan umum.

2. pendaftaran untuk mengikuti pelelangan. 3. pengambilan dokumen pelelangan umum. 4. penjelasan.

5. penyusunan berita acara penjelasan dokumen lelang. 6. pemasukan penawaran.

7. pembukaan penawaran.

8. evaluasi penawaran termasuk evaluasi kualifikasi. 9. penetapan pemenang.

10. pengumuman pemenang. 11. masa sanggah.

12. penunjukan pemenang.

13. penandatanganan kontrak. PT. Bogor Raya Development selalu mengadakan pelelangan umum untuk memilih kontraktor pelaksana.

(27)

Keppres RI No. 80 Tahun 2003 menjelaskan bahwa kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga yang pasti dan semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang dan jasa. Dan mengenai perubahan kontrak, Keppres No. 80 Tahun 2003 menjelaskan, perubahan kontrak dilakukan sesuai kesepakatan pengguna barang/jasa apabila perubahan lingkup kerja, metode kerja, atau waktu pelaksanaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pelaksanaan Fisik

Pelaksanaan fisik merupakan bagian atau tahapan pekerjaan lanskap yang dilaksanakan oleh kontraktor sebagai penerima tugas di lapangan dengan jenis, lokasi, volume, dan persyaratan lain telah ditetapkan sebelumnya pada pelaksanaan administrasi (Carpenter et al,1975).

Kontraktor lanskap merupakan pelaksana pekerjaan lanskap yang mewujudkan perencanaan lanskap (Carpenter et al,1975). Pelaksanaan pekerjaan lanskap dilakukan oleh kontraktor dimana kontraktor melaksanakan kegiatan di lapang sesuai dengan hasil perancangan yang telah dibuat dan disepakati.

Menurut Ikatan Arsitek Indonesia dalam bukunya “Pedoman Hubungan Kerja Antar Arsitek dan Pemberi Tugas” pemberi tugas berkewajiban memberi keterangan yang jelas tentang macam, luas, dan batas-batas penugasan serta program dan persyaratan bangunan yang diinginkan, di samping itu dicantumkan pula ke dalam golongan dan tingkat pekerjaan dan menurut penentuan imbalan jasa dan penggantian biaya yang akan dilakukan dilampirkan pada Surat Pernyataan Penerimaan Tugas yang dibuat Arsitek. Dalam hal ini pekerjaan lanskap dapat dijelaskan dengan adanya gambar perencanaan (shop drawing), spesifikasi, dan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Penyelesaian pelaksanaan taman rumah mempengaruhi pelaksanaan fisik dikarenakan berkaitan dengan jadwal kerja penyelesaian pekerjaan lanskap. Penjadwalan kerja pelaksanaan dapat dibuat berdasarkan harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan, karena kunci keberhasilan suatu proyek adalah

(28)

pelaksanaan yang detail yang dibuat dan digunakan oleh kontraktor pelaksana (Carpenter et al,1975).

Menurut Oberlender (1993), jika pengawasan dilakukan oleh kontraktor maka pihak pemilik dapat memonitor pekerjaan melalui rencana pengawasan dan jadwal kerja yang telah dibuat oleh kontraktor. Antara pemberi tugas dan penerima tugas serta pihak-pihak yang berhubungan dengan pelaksanaan kerja di lapang haruslah memiliki hubungan yang baik untuk menjamin kelancaran suatu pekerjaan.

(29)

METODOLOGI

Lokasi dan Waktu

Kegiatan magang dilaksanakan di PT. Bogor Raya Development – Bogor – Jawa Barat – Indonesia. Kegiatan magang ini dilaksanakan pada Departemen Estate Bogor, PT. Bogor Raya Development. Dalam kegiatan magang tersebut berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh PT. Bogor Raya Development diikuti dan dipelajari, dengan penekanan pada aspek perancangan dan pelaksanaan lanskap.

Selama magang, kegiatan proyek yang dilakukan bertempat di kawasan permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya terletak di Desa Katulampa, Kampung Cikeas, kecamatan Bogor Timur, Kotamadya Bogor, Jawa Barat (Gambar 2).

(30)

Waktu kegiatan magang berlangsung empat bulan dari tanggal 25 Februari 2008 sampai 20 Juni 2008. Jadwal kegiatan magang secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jenis Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan Magang Februari 2008 Maret 2008 April 2008 Mei 2008 Juni 2008 Jenis kegiatan 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 Pengenalan Struktur Organisasi

Mempelajari Sistem Kerja

Departemen Estate

Mengikuti Kegiatan Perancangan

Megikuti proses Pelaksanaan

Administrasi

Mengikuti kegiatan Pelaksanaan fisik lanskap

Pengumpulan data dan studi

pustaka

Metode

Kegiatan magang dilakukan pada Departemen Estate Bogor Raya. Kegiatan difokuskan pada perancangan dan pelaksanaan lanskap permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya.

Metode yang digunakan adalah dengan metode survai lapangan dan partisipasi aktif dalam pekerjaan di lapangan maupun di lingkungan kantor, pengamatan langsung pada area pekerjaan serta wawancara dengan para tenaga kerja khususnya pada aspek perancangan dan pelaksanaan lanskap permukiman.

Selama magang, mahasiswa mengikuti kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. Kegiatan administrasi pada awal masa magang untuk mengetahui sistem kerja

dan hubungan-hubungan kerja yang berlangsung serta pengumpulan data, khususnya pada departemen Estate yang membawahi bagian lanskap dalam melakukan kegiatan perancangan dan pelaksanaan lanskap permukiman. 2. Kegiatan perancangan lanskap yang sedang dan akan dilaksanakan, mengikuti

(31)

terdiri dari Commissioning - Research/Inventory - Analisis-Sintesis - Concept - Construction - Operation.

3. Mengikuti kegiatan pelaksanaan administrasi proyek-proyek seperti pembuatan Rencana Anggaran Biaya (RAB), Surat Permintaan Pembelian/Barang (SPB), Surat Perintah Kerja (SPK), Berita Acara Serah Terima (BAST).

4. Pelaksanaan fisik lanskap yang meliputi: pekerjaan persiapan, pekerjaan pembersihan lahan, pekerjaan penanaman, pekerjaan hardscape, sampai dengan pemeliharaan masa retensi.

Pengumpulan Data

Pengambilan data dilakukan melalui survai, partisipasi aktif, pengamatan langsung, wawancara dan studi pustaka. Analisis terhadap data dilakukan secara deskriptif, kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan lansung di lapang, berpartisipasi aktif dan wawancara dengan staf dan pekerja lapang untuk mengetahui sistem kerja di lapang dengan sistem yang telah ditetapkan (sistem administrasi). Data sekunder didapat berupa data yang diperoleh dari studi pustaka yang berasal dari buku-buku, referensi, brosur, internet, serta sumber pustaka lainnya yang berkaitan dengan judul skripsi. Jenis, sumber dan cara pengambilan, dan bentuk data dapat dilihat pada Tabel 2.

(32)

Tabel 2. Jenis, Sumber dan Cara Pengambilan, dan Bentuk Data

Jenis Sumber Cara Pengambilan Kegunaan

Aspek Biofisik

Luas dan batas wilayah Pemda, lapangan Studi pustaka Kondisi umum tapak Topografi & Hidrologi Perusahaan, Lapangan Studi pustaka Kondisi umum tapak Geologi dan tanah Bakosurtanal Studi pustaka Kondisi umum tapak Iklim BMG Dramaga,

lapangan

Studi pustaka, survai Kenyamanan Vegetasi dan satwa Lapangan Studi pustaka, survai Kondisi umum tapak Aksibilitas Lapangan Studi pustaka, survai, Orientasi dan

kemudahan akses Sirkulasi, Utilitas dan

fasilitas

Lapangan wawancara Studi pustaka, survai,

wawancara

Daya dukung tapak

Aspek Perancangan Konsep Umum Konsep Pengembangan

Perusahaan Perusahaan

Studi pustaka, wawancara Studi pustaka, wawancara

Analisis kegiatan perancangan Aspek Pelaksanaan Administrasi Struktur organisasi Sejarah Perusahaan, Lapangan Perusahaan, Lapangan

Studi pustaka, wawancara

Studi pustaka, wawancara Kondisi umum perusahaan SPB

RAB dan spesifikasi Berita Acara SPK Daftar Perbandingan Penawaran Harga BAST Perusahaan, Lapangan Perusahaan, Lapangan Perusahaan, Lapangan Perusahaan, Lapangan Perusahaan, Lapangan

Studi pustaka, wawancara Studi pustaka, wawancara Studi pustaka, wawancara Studi pustaka, wawancara Studi pustaka, wawancara

Analisis kegiatan pelaksanaan administrasi

Aspek Pelaksanaan Fisik

Pekerjaan persiapan dan pengolahan tanah Pekerjaan hardscape dan pekerjaan softscape Pekerjaan pemeliharaan

Perusahaan, Lapangan Perusahaan, Lapangan Perusahaan, Lapangan

Studi pustaka, survai, wawancara Studi pustaka, survai,

wawancara Studi pustaka, survai,

wawancara

Analisis kegiatan pelaksanaan fisik

Keterangan :

Bakosurtanal : Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional BMG Dramaga : Badan Meteorologi dan Geologi Dramaga SPK : Surat Perjanjian Kontrak

RAB : Rencana Anggaran Biaya

Lapangan : Data Gambar dan Peta serta keterangan lain dari tempat magang Studi Pustaka : Berasal dari Buku, Skripsi dan laporan hasil kegiatan/ penelitian dan

peraturan pemerintah

Survei : Hasil observasi dan pengamatan langsung di lapang SPB : Surat Permintaan Pembelian /Barang

(33)

KONDISI UMUM

Sejarah Pembangunan Permukiman Padjadjaran Regency

Berdasarkan Pola Dasar Pembangunan Daerah Kotamadya Bogor tahun 1994/1995 – 1998/1999 terjadi peningkatan jumlah penduduk dengan angka kepadatan relatif tinggi (126 jiwa/ha). Berdasarkan pendataan penduduk akhir tahun 2003 menunjukkan jumlah penduduk Kota Bogor sebanyak 820.707 jiwa dengan kenaikan sebesar 31.284 jiwa dibandingkan tahun sebelumnya atau naik sekitar 4 persen. Kenaikan tersebut terjadi karena Kota Bogor merupakan kota penyangga Ibukota Negara, sehingga banyaknya pendatang yang berkeinginan untuk tinggal maupun menanamkan usahanya di Kota Bogor (Pengamatan Taman dan Pembuatan Rancangan Penataan Taman se-Kota Bogor Tahun Anggaran 2005).

Semakin bertambah jumlah penduduk di kota Bogor, maka semakin meningkat pula permintaan atau kebutuhan akan sarana dan prasarana di antaranya perumahan yang merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Dengan jumlah penduduk yang diperkirakan 381.615 jiwa pada tahun 2005, maka diperkirakan kebutuhan penduduk atau perumahan akan mencapai 76.303 unit rumah.

Peningkatan akan kebutuhan tempat tinggal terus bertambah terutama di pinggiran kota metropolitan sehingga pembangunan permukiman khususnya di kota Bogor semakin bertambah. Untuk itu pembangunan permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya dibangun guna memfasilitasi kebutuhan akan tempat tinggal dengan sarana dan prasarana yang menunjang kehidupan masyarakat modern sekarang.

Dalam pengembangan Permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya ini dikembangkan oleh pihak swasta yaitu ASIA PASIFIC (ASPAC) Group yang telah berganti nama menjadi PT. Bogor Raya Development. Pada masa perintisan Grup ASPAC, dimulai dengan berdirinya ASPAC BANK (BANKAP) hingga pada awal tahun 1980 berganti identitas menjadi ASIA PASIFIC (ASPAC) Group.

(34)

ASPAC Group membuka bidang usaha property dan sektor jasa didirikan pada tahun 1980. Proyek Prestisius pertama adalah pembangunan Danau Bogor Raya dilaksanakan pada tahun 1991 di kawasan permukiman eksklusif kota Bogor, Jawa Barat. Permukiman DBR memiliki luas 80 hektar, dilengkapi sarana dan prasarana lengkap yang dikelola oleh PT. Asia Pasific Pratama. Sarana dan Prasarana terdiri dari Club House yang terdiri dari Kolam Renang, Lapangan Tenis, Banquet Room yang biasa digunakan untuk pertemuan ataupun tempat pesta pernikahan. Selain itu dilengkapi pula dengan Pujasera, Klinik Kesehatan dan Internasional Pre School yang sekarang berganti nama menjadi Sekolah Bogor Raya.

Di seberang Danau Bogor Raya dibangun Lapangan Golf yang diberi nama Klub Golf Bogor Raya dan Perumahan Golf Estate Bogor Raya yang dikelola oleh PT. Asia Pasific Permai. Lapangan golf ini terdiri atas 18 hole yang dibangun di atas tanah seluas 120 hektar dan terdapat pula John Jacob’s Academy sebagai tempat untuk kursus dan berlatih Golf.

ASPAC Group juga bekerja sama dengan ACCOR membangun sebuah Hotel Mewah, yakni NOVOTEL. Setelah itu dibangun pula perumahan-perumahan antara lain Griya Bogor Raya, Griya Soka Bogor Raya, Padjadjaran Regency, dan Kemang Regency Bogor Raya. Dimana pada perumahan Padjadjaran Regency dan Kemang Regency sedang dalam tahap pembangunan. Pengelolaan Padjadjaran Regency Bogor Raya dipercayakan oleh PT. Griya Bogor Raya yang merupakan bagian dari PT Bogor Raya Development.

Pembangunan Padjadjaran Regency mulai dilaksanakan pada awal tahun 2008 dengan konsep perumahan ”Rumah Di tengah Kota Bernuansa Taman dengan Fasilitas Lengkap”, yaitu menghadirkan suatu permukiman yang berada di pusat kota Bogor yang dikelilingi oleh panorama pegunungan dan persawahan dengan fasilitas yang lengkap. Lokasi Permukiman ini dikatakan strategis karena berada tepat bersebelahan dengan pusat nadi perekonomian kota Bogor yaitu di daerah Baranangsiang tepatnya jalan Pajajaran sebagai jalan protokol.

Gaya Arsitektur pada permukiman Padjadjaran Regency ini mempunyai gaya minimalis, dengan unsur lengkung sebagai aksen. Desain bangunan dilengkapi dengan pencahayaan dan sirkulasi udara. Perumahan ini dilengkapi

(35)

dengan fasilitas Club House yang di dalamnya akan terdapat Cafe, Kolam Renang, Fitness Center, Lapangan Basket, Lapangan Futsal. Disamping itu akan dibangun Ruko serta taman lingkungan yang menambah kelengkapan sarana dari perumahan ini.

Lingkungan Padjadjaran Regency ini dapat dikatakan nyaman dikarenakan sistem Pola Cluster dengan keluar masuk hanya melalui satu pintu yang memberikan kenyamanan dan privasi yang lebih terjamin. Setiap rumah pada permukiman ini juga memiliki halaman depan dan belakang sehingga lingkungan menjadi nyaman dan asri.

Struktur Organisasi Pengelola Padjadjaran Regency Bogor Raya Hubungan Kerja antar Bagian

PT. Bogor Raya Development sebagai developer proyek Padjadjaran Regency Bogor dipegang oleh Dewan Komisaris, yaitu dewan yang memimpin dan bertanggung jawab kepada kemajuan serta kemunduran perusahaan. Terdapat Dewan Direksi yang bertugas melaksanakan kesepakatan yang telah ditentukan Dewan Komisaris, dengan memimpin langsung kegiatan proyek Padjadjaran Regency Bogor Raya. Dewan Direksi membawahi beberapa General Manager

Residential, Manager Finance (Manajer Keuangan), Manager Marketing

(Manajer Pemasaran), Manager Pembebasan, Manager Security (Manajer Keamanan).

Organisasi Pengelola Lanskap

General Manager Residensial membawahi Departemen Estate,

Departemen Desain dan Departemen Proyek. Desain taman atau softscape dipercayakan kepada Departemen Estate. Sedangkan Master Plan dan desain bangunan dipercayakan kepada Departemen Desain. Struktur Organisasi Departemen Estate dapat dilihat pada Gambar 3.

Desain Taman menjadi tanggung jawab Departemen Estate yang dipimpin oleh seorang Manajer Estate. Untuk memudahkan pekerjaan lanskap, maka Manajer Lanskap dibantu oleh supervisor, mandor serta staff. Adapun rincian lingkup pekerjaan dari masing-masing jabatan adalah sebagai berikut:

(36)

1. Estate Manager (Manager Estate) : Membuat rencana kerja dan target-target yang yang harus dicapai, Menggorganisir staff dan koordinasi dengan departemen terkait, Pengawasan / pengontrolan staff, budget, operasional lainnya, Melakukan hubungan baik dengan pihak luar yang terkait dengan pelaksanaan tugas.

2. Customer Service : Melayani komplain penghuni dan kebutuhan lainnya, Melakukan pekerjaan administrasi untuk Estate, Pelayanan kebutuhan dari para penghuni, membantu pembayaran rekening.

3. Supervisor Lanskap dan Kebersihan : Melakukan pengawasan pekerjaan tenaga harian yang menjadi tanggung jawabnya di seluruh Bogor Raya seperti penanaman, pemupukan, pendangiran, penyiraman, hama penyakit, renovasi tanaman; Mengawasi pekerjaan kontraktor lanskap; evaluasi pekerjaan lanskap; Membuat jadwal dan rencana kerja Estate; Mendesain taman-taman yang akan direncanakan.

4. Foreman Lanskap dan Kebersihan : Membantu supervisor dalam pengawasan pekerjaan Lanskap, mengevaluasi kehadiran tenaga harian.

5. Foreman Infrastruktur : Melakukan pengawasan pekerjaan tenaga harian Infrastruktur seperti perbaikan jalan dan listrik, dan pengecatan.

(37)

Gambar 3. Struktur Organisasi Departemen Estate Bogor Raya Tahun 2008

Lansdscape & keb. Spv

DJUANDA Administrasi DIAN A. ESTATE MANAGER JAROT PURBAYA DIR. OPERASIONAL T. PUTUT DARJADI G. M RESIDENTIAL T. PUPUT DARJADI Iinfra. ME. Spv Vacant Senior Staff IWAN K. Driver Sampah/ Tangki/ Jacobsen 1. IWAN G. 2. M. ALI 3. HAERUDIN Land. Keb. GEBR. Fore INDRA Adm. & Pengawasan Pemb. Land. Keb. GBR, PR Fore. M. ANDI Staff WTP IWAN K.

Staff ME & infra fore DEDE Y. Land. Keb. DBR Fore. DARSONO

(38)

Letak, Luas, Batas Wilayah

Secara geografis permukiman Padjadjaran Regency terletak di Desa Katulampa, Kampung Cikeas, Kecamatan Bogor Timur, Kotamadya Bogor. Kotamadya Bogor terletak pada koordinat 106° 45’ 37” BT - 106° 48’ 27” BT dan 6° 23’ 30” LS berada pada ketinggian 300- 350 mdpl. Peta lokasi proyek Permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya (Gambar 4).

Gambar 4. Lokasi Permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya.

Luas dari permukiman Padjadjaran Regency sekitar 6 Ha untuk tahap 1, yang terdiri dari 300 unit rumah. Permukiman dikelilingi oleh keindahan panorama pegunungan dan persawahan. Pegunungan yang dapat terlihat dari permukiman ini adalah Gunung Salak, Gunung Gede Pangrango dan Gunung Putri. Permukiman Padjadjaran Regency memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

Utara : Lahan Pertanian Timur : Desa Cikeas

Barat : Perumahan Baranang Siang Selatan : Desa Cikondang

(39)

Perluasan kawasan pemukiman berasal dari lahan pertanian yaitu ladang dan sawah disamping itu berasal dari permukiman penduduk yang bertempat tinggal di sekitar kawasan. Pengembangan kawasan merupakan bagian rencana jangka panjang, guna untuk memenuhi kebutuhan dari masyarakat.

Aksesibilitas

Lokasi dari Padjadjaran Regency ini cukup strategis, karena lokasi bersebelahan dengan jalan Pajajaran dengan jarak tempuh kurang lebih 10 menit sehingga memudahkan para penghuni untuk mencapai ke segala penjuru kota. Akses untuk menuju permukiman Padjadjaran Regency ini dapat ditempuh melalui tiga jalur, yaitu jalur pertama jika dari tol ke arah Villa Duta lalu dilanjutkan ke perumahan Baranangsiang Indah lalu sampai di Padjadjaran Regency, jalur kedua dapat dilalui dengan angkutan umum nomer 11 (sebelas) dari jalan Pajajaran lalu ke perumahan Barangsiang Indah, jalur ketiga dapat di tempuh dari Balai Binarum dilanjutkan ke Bantar Kemang lalu Padjadjaran.

Kondisi Fisik Permukiman Padjadjaran Regency

Iklim

Suhu rata-rata bulanan Kawasan Permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya berdasarkan stasiun pengukur iklim Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Darmaga, Bogor tahun 2007 rata-rata sebesar 25,75˚C dan kelembaban udara rata-rata perbulan 83,25%. Berdasarkan data BMG Darmaga tahun 2003-2007, kelembaban udara rata-rata tahunan sebesar 88, 4%. Lama penyinaran rata-rata tahunan sebesar 64,4%. Kecepatan angin yang terjadi berkisar 1-6 knot, dengan rata-rata tahunan sebesar 2 knot.

Geologi dan Tanah

Secara umum Kota Bogor ditutupi oleh batuan vulkanik yang berasal dari endapan bahan dua gunung berapi, yaitu Gunung Pangrango dan Gunung Salak. Endapan permukaan umumnya berupa sedimen yang tersusun oleh tanah, pasir dan krikil, hasil dari pelapukan endapan.

(40)

Jenis tanah di permukiman Padjadjaran Regency ini adalah tanah Latosol coklat kemerahan, yaitu jenis tanah yang telah mengalami perkembangan profil, bersifat gembur dan agak masam dengan pH 4,5 – 6,5. Fisik dari jenis tanah ini baik, karena mempunyai daya permeabilitas yang cukup tinggi dan tahan erosi. Lapisan dalam tanah liat yang mengandung bahan-bahan dari gunung berapi dengan kadar bahan organik yang tinggi. Topografi

Keadaan topografi di permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya hampir sama dengan keadaan topografi di wilayah permukiman Danau Bogor Raya karena lokasi permukiman yang berdekatan. Keadaan topografi di permukiman PRBR ini merupakan daerah agak datar. Secara umum permukiman ini memiliki kemiringan 3-15 %, yang memiliki karakter landai dan berpotensi erosi sangat kecil.

Hidrologi

Permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya ini dilalui cabang atau anak sungai Katulampa dimana outlet kali tersebut mengalir ke sungai Citangkil (Gambar 5). Sumber air bersih berasal dari air PAM (Perusahaan Air Minum) yang dialirkan ke masing-masing rumah melalui pipa-pipa yang diletakkan dibawah tanah.

Sistem drainase yang terdapat pada kawasan ini adalah sistem drainase terbuka. Sistem drainase terbuka terdapat di pinggiran atau tepian jalan berupa cekungan yang terbuka. Sistem drainase tersebut menampung aliran air yang berasal dari rumah-rumah, bangunan fasilitas dan selanjutnya dialirkan ke outlet-outlet salah satunya ke Sungai Citangkil.

(41)

Vegetasi dan Satwa

Situasi sebelum pembangunan adalah lahan pertanian yaitu persawahan dan perkebunan yang terdiri dari tanaman pangan seperti padi, palawija dan buah-buahan (Gambar 6). Masih terdapat pula vegetasi liar seperti rumput-rumput, ilalang dan babadotan (Ageratum conyzoides). Rencana tanaman lanskap Padjadjaran Regency memiliki fungsi arsitektural yang terdiri dari tanaman peneduh, pengarah, ornamental dari jenis pohon sampai groundcover.

Gambar 6. Tanaman Pertanian Sebelum Pembangunan Permukiman

Satwa yang telah ada sebelum pembangunan permukiman ini adalah hewan-hewan ternak seperti kambing, ayam terdapat pula kucing, dan satwa liar berupa burung seperti burung gereja, burung kepinis,dan lain-lain. Setelah pembangunan permukiman tersebut dimulai maka hewan-hewan tersebut tidak berada lagi di lokasi.

Fasilitas

Fasilitas yang sudah terdapat di sekitar lokasi permukiman sebelum pembangunan adalah Sekolah Menengah Pertama 18 dan Masjid (Gambar 7). Fasilitas yang akan dibangun di permukiman adalah jalan, taman lingkungan dan jalur hijau. Di Area rekreasi akan terdapat Club House yang berisikan fasilitas Kolam Renang, Fitness Center, Lapangan Basket, Lapangan Futsal, Taman Bermain, dan Cafe. Terdapat pula Fasilitas komersil di permukiman ini yaitu berupa Ruko yang berada pada jalan masuk sehingga memudahkan penghuni untuk melakukan bisnis.

(42)

Permukiman ini juga menyediakan tiga jenis Tipe rumah Tipe 22, Tipe 30, dan Tipe 46. Untuk tipe 22 terdapat dua jenis luas tanah yaitu luasan 60 m² dan 72 m²; tipe 30 memiliki tiga jenis luasan tanah yaitu luasan 60 m², 72 m² dan 90 m²; sedangkan untuk tipe 46 terdapat empat jenis luasan tanah yaitu luasan 90 m², 120 m², 140 m² dan 216 m². Selain itu terdapat pula kavling kosong yang dalam pembangunannya dapat mengikuti desain yang sudah ada maupun desain sendiri.

Gambar 7. Masjid yang Bersebelahan Dengan Permukiman Keadaan Sosial Ekonomi

Masyarakat yang berada di sekitar permukiman ini termasuk ke dalam golongan ekonomi ke bawah. Keadaan ekonomi yang rendah ini membuat mayoritas penduduk sekitar permukiman ini tidak melanjutkan tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Gambaran tentang tingkat pendidikan Masyarakat sekitar Permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya ini dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini.

Tabel 3. Tingkat Pendidikan Masyarakat Sekitar Padjadjaran Regency Bogor Raya Desa

No Jenis Pendidikan

I II III IV Jumlah %

1. Belum Sekolah 856 1803 953 592 4207 49.03

2. Tidak tamat SD/ Sederajat 81 - - - 81 0.94

3. Tamatan SD/ sederajat 236 240 1440 827 2743 31.96 4. Tamatan SLTP/ sederajat 72 357 435 236 1100 12.82 5. Tamatan SLTA/ sederajat 60 140 120 27 347 4.04

6. Tamatan Akademi 5 72 5 - 82 0..95

7. Tamatan Perguruan Tinggi 2 15 3 - 120 0.23

(43)

Sumber : Potensi Desa, Tahun 1993/1994 Keterangan : I = desa Cimahpar

II = desa Katulampa III = desa Sukaraja IV = desa Sukatani

Terlihat dari Tabel 3. bahwa pada tahun 1993/1994 tingkat pendidikan penduduk sekitar permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya (desa Katulampa) tingkat pendidikannya masih lebih tinggi dibanding desa lain disekitarnya.

Mata pencaharian penduduk sekitar permukiman ini yaitu bertani, berkebun dan menjadi buruh/pekerja bangunan. Karena lahan pertanian berubah menjadi lahan permukiman sehingga banyak penduduk beralih profesi. Dengan adanya permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya ini, tidak menutup kemungkinan banyaknya masyarakat yang bekerja di permukiman tersebut.

Masyarakat atau penghuni Permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya adalah para pegawai PNS, BUMN, dan swasta dari berbagai kalangan. Untuk tipe rumah dengan tipe 22 dan tipe 30 ditempati oleh masyarakat menengah kebawah. Sedangkan tipe 46 dan kavling ditempati masyarakat menengah keatas. Dengan fasilitas yang disediakan permukiman, para penghuni dapat menikmati kebutuhan secara cepat dan lengkap. Pencemaran

Pencemaran yang dapat terjadi di suatu pemukiman adalah kebisingan yang berasal dari kendaraan dan polusi udara yang ditimbulkannya. Menurut Oliskifsi dan Mc. Elrossy (1971), kebisingan dapat didefinisikan sebagai suara-suara yang tidak dikehendaki dalam bentuk yang dapat disampaikan oleh media padatan, cair atau gas yang merupakan suatu bentuk energi di udara, suatu getaran yang memasuki telinga dan menimbulkan suara pada pendengaran.

Lokasi permukiman pada saat ini memang tidak terlalu dekat dengan jalan tol, tapi untuk tahap selanjutnya direncanakan untuk mengembangkan permukiman ini. Maka dari itu sangat memungkinkan apabila kelak akan terjadi pencemaran melalui suara dan udara yang timbul dari kendaraan pengguna jalan tol. Untuk mengantisipasi pencemaran polusi yang disebabkan kendaraan maka dapat menggunakan tanaman Flamboyan (Delonix

(44)

Sedangkan untuk mengurangi kebisingan dapat menggunakan jenis pohon yang memiliki karakter daun berdaun jarum seperti Cemara (Araucaria heterophylla).

Visual

Pembangunan permukiman Padjadjaran Regency ini memanfaatkan pemandangan sekitarnya, dimana di kelilingi oleh pegunungan dan persawahan. Di antaranya terdapat Gunung Salak yang berada di sebelah Selatan tapak, Gunung Putri yang berada disebelah Timur Tapak, Gunung Pangrango yang berada di sebelah Utara tapak.

Matahari terlihat terbit di sebelah Timur dan pada saat itu pegunungan yang terdapat di sebelah Timur tapak dapat terlihat. Pada saat matahari terbenam kita dapat melihat pegunungan yang mengelilingi lokasi. Ditambah suasana hijau dari sekeliling tapak menambah keindahan dan kesejukan permukiman ini. Untuk area persawahan berada di sebelah Utara tapak. Gunung Putri yang terlihat dari lokasi permukiman dapat dilihat pada Gambar 8. Potensi visual ini perlu dipertahankan dengan prinsip perancangan lanskap yang tepat.

(a). Gunung Pangrango (b). Gunung Putri Gambar 8. View Pegunungan yang Terlihat dari Lokasi Permukiman

(45)

HASIL DAN PEMBAHASAN

KONSEP PENGEMBANGAN LANSKAP PERMUKIMAN PADJADJARAN REGENCY BOGOR RAYA Konsep Umum

Perencanaan permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya ini pada dasarnya mempunyai konsep ”Rumah di Tengah Kota Bernuansa Taman Dengan Fasilitas Lengkap”, dimana kawasan permukiman memiliki panorama pegunungan dan persawahan dengan fasilitas yang lengkap. Konsep ini muncul karena terdapatnya keadaan alam sekitar lokasi permukiman yang memiliki keindahan alam serta udara yang menyejukan dengan suasana cukup tenang.

Dalam perencanaan permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya ini memiliki tujuan yaitu membangun suatu kawasan permukiman dengan lokasi strategi yaitu di pusat kota yang memanfaatkan keindahan panorama pegunungan serta fasilitas yang lengkap yang memenuhi kebutuhan penghuni. Fasilitas yang dihadirkan berupa fasilitas rekreasi seperti adanya Club House, fasilitas sosial seperti adanya taman lingkungan dan fasiltas komersil seperti adanya Ruko.

Produk arsitektur bangunan yang dimunculkan ini dikhususkan untuk memanjakan para penghuninya sesuai dengan trend saat ini yaitu gaya minimalis, dengan sentuhan unsur lengkung sebagai aksen serta desain bangunan yang dilengkapi pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik. Tipe rumah kecil memiliki bentuk yang sederhana dengan menonjolkan warna terang yang lebih dominan sehingga bangunan terlihat luas.

Rencana pembangunan permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya meliputi 3 tipe rumah dengan luasan tanah yang berbeda-beda adalah sebagai berikut:

1. Rumah tipe 22 yang berada di bagian Selatan tapak berbatasan dengan Desa Cikondang, dimana tipe ini terdiri dari luasan 60 m² dan 72 m².

2. Rumah tipe 30 yang berada di bagian bagian Timur berbatasan dengan Desa Cikeas, dimana tipe ini terdiri dari tiga luasan tanah yaitu 60 m², 72m² dan 90m².

3. Rumah tipe 46 yang berada di bagian Utara berbatasan dengan lahan pertanian yang nantinya akan menjadi pembangunan tahap II dari permukiman ini. Tipe 46 juga terdiri dari lima luasan tanah yaitu, 90m², 120m², 140m², 144m² dan 216m².

(46)

Fasilitas penunjang yang tersedia di permukiman terdiri dari:

1. Club House, meliputi Cafe, Kolam Renang, Fitness Center, Lapangan Basket, Lapangan Futsal, Taman bermain.

2. Masjid sebagai tempat beribadah bagi umat Islam 3. Ruko

4. Taman Lingkungan

Pada proses pembangunan, pihak pengelola menyediakan rumah jadi maupun kavling kosong. Untuk kavling kosong calon penghuni diberikan alternatif untuk mendesain rumah sendiri ataupun pengelola dapat mendesain rumah sesuai keinginan calon penghuni. Desain rumah tidak jauh dari konsep permukiman yaitu bangunan minimalis yang sesuai dengan trend saat ini. Ilustrasi desain rumah minimalis yang terdapat di permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya tipe 22, tipe 30 dan tipe 46 dapat dilihat pada (Gambar 9).

Gambar 9. Tipe Rumah Permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya.

Dalam pelaksanaan pembangunan rumah, terdapat beberapa peraturan teknis yang harus diikuti seperti garis sepadan bangunan, pemasangan pagar, luas, tinggi dan bentuk bangunan. Secara rinci peraturan tersebut dapat dilihat pada ketentuan lingkungan

(47)

kepenghunian dan pendirian bangunan “Perumahan Danau Bogor Raya” yang berlaku sama untuk perumahan Padjadjaran Regency Bogor Raya pada Lampiran 1.

Konsep Tata Hijau

Tata hijau yang berada di kawasan permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya ini memiliki fungsi sebagai tanaman peneduh, ornamental, pengarah dan penutup tanah yang terdiri dari pohon, perdu, semak sampai groundcover. Selain itu tata hijau yang direncanakan dapat berfungsi membentuk ruang, mengontrol kebisingan, habitat satwa, serta fungsi-fungsi lingkungan lainnya. Berdasarkan fungsi-fungsi tersebut, peletakan vegetasi disesuaikan dengan kebutuhan pada tiap-tiap lokasi.

Dari pengamatan langsung di lapang, ruang terbuka hijau di permukiman ini kurang dari 40 % dari luas total keseluruhan area. Kriteria standar nasional untuk ruang terbuka hijau permukiman di perkotaan sebesar 40-60 % dari total kawasan, sehingga dapat dikatakan kawasan ini belum memenuhi kriteria standar nasional.

Setiap lokasi mempunyai konsep yang berbeda. Secara rinci konsep perencanaan tata hijau yang dibuat oleh pengelola permukiman adalah sebagai berikut :

1. Jalur hijau di berm didasarkan pada konsep :

a. Memberikan arah (orientasi) pada pejalan kaki dan pengendara kendaraan bermotor;

b. Memberikan perhatian kepada pengendara kendaraan bermotor dalam mengatur laju kecepatan kendaraannya dengan memberikan aksen pada setiap belokan dan putaran;

c. Menciptakan suasana lingkungan teduh dan nyaman;

d. Selain tanaman berfungsi sebagai peneduh dan pengarah, tanaman yang digunakan diharapkan menjadi pengendali pergerakan angin pereduksi bunyi serta polutan, dan pengikat antar daerah.

Kriteria tanaman yang digunakan adalah sebagai berikut :

− Jenis tanaman yang berbeda setiap lokasi dan berbeda jarak tanam serta teratur untuk memperjelas garis tepi jalan;

− Jenis pohon yang mempunyai tajuk yang lebar untuk menghasilkan suasana lingkungan yang teduh dan nyaman

(48)

− Jenis pohon yang daunnya tidak mudah rontok agar tidak mengotori jalan dan lingkungan permukiman dan yang perakarannya tidak merusak kabel listrik dan telepon yang tertanam di dalam tanah;

− Jenis pohon yang berbunga untuk menciptakan suasana yang hangat dan cerah; − Tanaman semak dan perdu berbunga sebagai variasi dari pohon yang besar dan

sebagai aksen untuk menciptakan suasana yang menyenangkan. 2. Taman Lingkungan didasarkan pada konsep :

a. Menciptakan kesan terbuka, ramah dan hangat;

b. Memberikan rasa senang dan nyaman kepada penghuni rumah. Kriteria tanaman yang digunakan :

− Jenis pohon yang memiliki tajuk lebar dan berbunga cerah untuk memberikan kesenangan kepada pemakainya.

− Jenis semak atau perdu dan groundcover berdaun dan berbunga cerah untuk memberikan kesan kehangatan dan menimbulkan keakraban bagi pemakainya; − Jenis tanaman yang mudah dipelihara.

3. Kavling kosong yang belum terdapat bangunan didasarkan pada konsep : a. Menghadirkan suasana cerah, sejuk dan segar;

b. Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman; c. Menciptakan kerapihan dan kebersihan kavling. Kriteria tanaman yang digunakan :

− Jenis pohon yang memiliki tajuk lebar yang bersifat sementara atau tidak permanen, berbunga cerah dan daun yang tidak mudah rontok untuk menciptakan keteduhan, kerapihan dan kebersihan;

− Jenis rumput yang mudah diperoleh serta mudah dalam penanaman dan pemeliharaan.

Konsep Tata Hijau yang telah dibuat pengelola permukiman merupakan konsep yang dibuat berdasarkan kesesuaian tanaman terhadap lingkungan dimana tanaman memiliki fungsi secara estetik maupun fungsional. Konsep tata hijau yang dibuat memiliki fungsi estetik yaitu menciptakan suasana yang diinginkan sesuai lokasi yang telah ditentukan. Pada taman lingkungan diciptakan suasana yang menarik yaitu menggunakan tanaman semak yang memiliki karakter daun dan bunga yang cerah. Dilihat

(49)

dari segi fungsional tanaman, dapat berfungsi sebagai tanaman peneduh, ornamental, maupun pengarah. Pada jalur hijau berm menggunakan tanaman yang memiliki fungsi sebagai pengarah yaitu pohon yang memiliki karakter tajuk yang khas.

Tanaman pengarah ditempatkan di median jalan utama dan area penerimaan sehingga memudahkan pengguna kendaraan bermotor untuk mengatur laju kendaraan (Gambar 10 a). Jalur hijau berupa berm yang terletak di depan bangunan rumah menggunakan jenis pohon peneduh (Gambar 10 b). Taman lingkungan menggunakan tanaman yang memiliki karakter serta fungsi sebagai peneduh sehingga tercipta keakraban bagi para penghuni permukiman ini. Untuk memperhalus kesan kaku dari pagar, maka di pinggir pagar ditanami Bambu jepang (Gambar 10 c). Pada dasarnya jenis tanaman yang digunakan merupakan tanaman yang mudah didapat, tidak mahal, dan mudah dalam pemeliharaannya.

(a). Kelapa Sawit di Area Penerimaan (b). Sempur ditanam di Berm

(c). Bambu Jepang Digunakan Sebagai Tanaman Penutup Dinding Pembatas Gambar 10. Penanaman Vegetasi Sesuai Fungsi dan Lokasi.

(50)

Konsep Utilitas

Proyek permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya dikatakan berhasil tidak hanya dari bangunannya saja tetapi dari unsur pendukungnya yaitu utilitas. Kawasan permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya memiliki utilitas terdiri dari jaringan listrik, telekomunikasi dan drainase.

Jaringan listrik dan telekomunikasi menggunakan sistem kabel udara dimana kabel listrik beserta tiang dipancangkan, sehingga jika terdapat kerusakan dapat segera dicari sumber kerusakan jika ada listrik yang tidak berfungsi. Pada permukiman ini terdapat dua Gardu dimana tiap gardu memiliki kekuatan 250 KVA sehingga total kekuatan listrik yang dimiliki permukiman ini adalah 500 KVA. Untuk kabel listrik terdapat dua jenis yaitu:

1. Kabel TR atau disebut juga kawat A3C kabel ini berasal dari gardu pusat yang terdiri dari Ø 300 daN dan Ø 250 daN. Dimana kabel TR Ø 300 daN dipasangkan dipaling ujung kiri-kanan tiang sedangkan untuk ditengah dipasangkan kabel TR Ø 250 daN. 2. Kabel SR yaitu kabel yang terbungkus (Twisted) yang memiliki ukuran 4 x 7 x N.

Jaringan drainase yang digunakan di permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya ini menggunakan sistem drainase terbuka yang terdapat di pinggir atau tepian jalan berupa cekungan yang terbuka. Adapun terdapat dua jenis saluran drainase yang terdapat di permukiman ini, yaitu :

1. Saluran drainase semi terbuka, yaitu Uditch/precast, yaitu saluran drainase yang berada di bawah jalan sehingga saluran semi terbuka. Udicth ini mempunyai ukuran 30 x 30 cm (Gambar 11 a).

2. Saluran drainase terbuka, yaitu terdiri dari saluran drainase yang dibuat di tempat yang memiliki ukuran 60 x 100 x 12 cm dan saluran drainase yang sudah jadi, yang memiliki ukuran 50 x 80 x 15 cm dan diterapkan kedalam lahan yang telah dilubangi terlebih dahulu (Gambar 11 b).

(51)

(a). Sistem Drainase Semi Terbuka

(b). Sistem Drainase Terbuka

Gambar 11. Macam Saluran Drainase di PRBR

Kekurangan menggunakan jaringan listrik dengan sistem kabel udara adalah dapat menutupi pemandangan yang baik ke arah pegunungan. Untuk saluran drainase dirancang sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan pengguna jalan, terlihat dari adanya saluran yang melintasi jalan dengan mengunakan penutup saluran.

Konsep Sirkulasi

Sarana sirkulasi berupa jalur untuk kendaraan bermotor, mempunyai tujuan untuk mempermudah aksesibilitas bagi para penghuni permukiman Padjadjaran Regency Bogor Raya. Jalur sirkulasi ini juga menghubungkan area satu ke area lainnya. Konsep sirkulasi jalan utama memiliki jalur dari Utara ke Selatan ataupun dari Selatan ke Utara, dikarenakan untuk menghindari silau yang ditimbulkan sinar matahari yang terbit dari Timur dan silau matahari yang mulai tenggelam ke Barat.

Gambar

Gambar 1. Pola-pola Jalan Menurut Chiara dan Koppelman (1990)
Gambar 2. Lokasi Magang
Tabel 1. Jenis Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan Magang  Februari  2008  Maret 2008  April 2008  Mei  2008  Juni  2008 Jenis kegiatan  3  4  1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 Pengenalan Struktur  Organisasi
Tabel 2. Jenis, Sumber dan Cara Pengambilan, dan Bentuk Data
+7

Referensi

Dokumen terkait