• Tidak ada hasil yang ditemukan

S ADP 1104516 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S ADP 1104516 Chapter1"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pada prinsipnya, kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dengan dunia

pendidikaan karena pendidikan sangat berpengaruh dan berperan penting dalam

kehidupan manusia. Hal inilah yang membuat seseorang sangat memikirkan

pendidikannya dan menentukan pendidikan yang akan ditempuh olehnya.

Banyaknya instansi yang berkembang di Indonesia khususnya di bidang jasa

pelayanan pendidikan salah satunya lembaga pendidikan dan pelatihan, maka

setiap instansi di pastikan akan selalu berusaha dalam meningkatkan mutu

pelayanannya, hal ini bertujuan untuk mendapatkan kepuasan pelanggan atau

peserta pendidikan dan pelatihan terhadap jasa dan pelayanan yang diberikan

oleh instansi terkait. Dalam pencapaian kepuasan pelanggan, lembaga diklat

akan terus menerus melakukan perbaikan dalam pelayanan yang diberikan

kepada peserta diklat dan terus meningkatkan kualitas mutu lembaga diklat

sehingga mendapatkan hal yang diinginkan, yaitu kepuasan atas kepentingan

pelanggan dan lembaga.

Mutu layanan telah menjadi salah satu jalan dalam memenangkan

persaingan. Mutu layanan dapat dijadikan sebagai salah satu strategi instansi

untuk menciptakan kepuasan pelanggan atau peserta diklat. Mutu layanan

berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta

ketepatan penyampainya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Hal ini

sejalan dengan penjelasan menurut Tjiptono (2001, hlm.70) bahwa;

(2)

Mutu layanan diketahui dengan cara membandingkan harapan atau

kepentingan pelanggan atas layanan yang ideal dengan layanan yang

benar-benar mereka terima. Apabila jasa layanan yang diterima atau dirasakan sesuai

dengan yang diharapkan maka mutu layanan yang dipersepsikan baik dan

memuaskan. Sebaliknya jika layanan yang diterima lebih rendah daripada yang

diharapkan, maka mutu layanan dipersepsikan buruk. Dengan demikian baik

tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam

memenuhi harapan/kepentingan pelanggannya secara konsisten. Layanan yang

langsung bisa dirasakan adalah layanan informasi yang pelanggan butuhkan,

dimana informasi yang dibutuhkan dapat tersaji dengan jelas, cepat dan rinci

sehingga pelanggan bisa mendapatkan informasi yang akurat sesuai dengan

kebutuhannya. Hal ini sejalan dengan Mulyanto (2009, hlm.247) menyatakan

bahwa kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh tiga hal

pokok, yaitu akurasi (accuracy), relevansi (relevancy), dan tepat waktu

(timeliness).

Balai Diklat Keagamaan (BDK) Bandung merupakan unit pelaksana

teknis dalam bidang diklat, pada awalnya berada di bawah dan

bertanggungjawab kepada Kepala Pusdiklat Pegawai Departemen Agama dan

bertanggungjawab kepada Sekretaris Jenderal Departemen Agama. Tugas

pokok dan fungsi Balai Diklat Keagamaan bandung tertulis dalam Keputusan

Menteri Agama (KMA) No. 345 Tahun 2004 tentang Melaksanakan pendidikan

dan pelatihan tenaga administrasi dan tenaga teknis keagamaan sesuai dengan

wilayah kerja masing-masing. Sehingga tugas utama BDK Bandung adalah

memberikan pelayanan dalam bidang pendidikan dan pelatihan bagi aparatur

Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat. Dan fungsi BDK Bandung yang

tertulis dalam KMA N0.345 Tahun 2004 ialah:

(3)

2) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga administrasi, dan

tenaga teknis keagamaan.

3) Pelayanan di bidang pendidikan dan pelatihan keagamaan.

4) Penyiapan dan penyajian laporan hasil pelaksanaan tugas Balai Diklat

Keagamaan.

5) Pelaksanaan koordinasi dan pengembangan kemitraan dengan satuan

organisasi/satuan kerja di lingkungan Kementerian Agama, Pemda, serta

lembaga terkait lainnya

Adapun visi BDK Bandung ialah Terwujudnya SDM Kementerian

Agama Provinsi Jawa Barat yang profesional berdasarkan sistem pendidikan

dan pelatihan bersertifikat ISO dan Memiliki Misi sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih.

2. Meningkatkan kualitas penyelenggara pendidikan dan pelatihan

bersertifikat ISO pada tahun 2015.

3. Meningkatkan kualitas tenaga administrasi.

4. Meningkatkan kualitas tenaga teknis keagamaan.

5. Meningkatkan jejaring kerja dengan stake holders.

6. Meningkatkan sistem informasi kediklatan.

Dari paparan diatas, jelas bahwa BDK Bandung sebagai Lembaga

Pendidikan dan Pelatihan (diklat) yang sudah menerapkan sistem manajemen

mutu yang telah terakreditasi ISO 9001:2008 berfungsi sebagai penyedia

pelayanan jasa dan penyelenggara pendidikan berupaya untuk mampu

memberikan layanan yang berkualitas dan memiliki fokus pada kepuasan

pelanggan/peserta diklat.

Pelanggan lembaga pendidikan dikatagorikan dalam dua macam, yaitu

pelanggan internal dan pelanggan eksternal. Ini berarti lembaga harus

memberikan pelayanan kepada pihak-pihak yang ada didalam sistem

(4)

pihak-pihak yang bukan menjadi bagian dari sisitem penyeleggaraan pendidikan

(pelanggan eksternal), yaitu peserta diklat/siswa, masyarakat, pemerintah,

penyandang dana, pemakai lulusan. Jadi, lembaga pendidikan bermutu adalah

lembaga yang mampu memberikan layanan yang sesuai atau melebihi harapan

pegawai, sisiwa, penyandang dana (masyarakat, pemeritah), dan pemakai

lulusan.

Dalam BDK Bandung, pelayanan yang diberikan berupa pelayanan

Administratif dan pelayanan Jasa. Pelayanan administrasi yaitu pelayanan

publik yang menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan

Produk ini meliputi status kewarganegaraan, status usaha, sertifikat kompetensi,

kepemilikan, atau penguasaan atas barang. Sedangkan Pelayanan jasa ialah

pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan, dalam

BDK Bandung, bentuk layanan jasa adalah pendidikan yang diselenggarakan.

Pelayanan administratif di BDK Bandung dimulai dari persiapan diklat,

pelaksanaan diklat dan pasca diklat.

Adapun tahapan penyelenggaraan diklat yaitu tahap persiapan diklat,

tahap pertama ini dibagi menjadi dua bagian yaitu persiapan rencana diklat dan

persiapan operasionalisasi diklat. Persiapan rencana diklat meliputi kegiatan

seperti penyusunan kerangka acuan atau term of reference (ToR) dan general

information/informasi umum, penentuan kriteria calon tenaga

pengajar/widyaiswara atau narasumber yang relevan, penentuan tempat, waktu

dan penyusunan jadwal diklat serta penyusunan/rancangan pembiayaan diklat.

Dan persiapan operasional diklat meliputi kegiatan seperti reservasi dan

pemeriksaan tempat serta akomodasi diklat, pengiriman informasi umum

kepada kepala daerah, pimpinan unit/satuan kerja calon peserta diklat,

penentuan panitia penyelenggara diklat, penyiapan administrasi pelaksanaan

diklat antara lain keputusan tentang penyelenggaraan dan buku panduan

(5)

Tahap kedua yaitu tahap pelaksanaan diklat. Dalam tahap ini, kegiatan

yang dilakukan meliputi pembukaan dan penjelasan program (course

orientation), pelaksanaan pembelajaran dan rangkuman,evaluasi dan tindak

lanjut. Untuk mendukung pelaksana diklat, dibentuk tim pelaksana diklat yang

meliputi anitia penyelenggara, dapat terdiri atas pembina, pengarah,

penanggungjawab, dan sekretaris sedangkan tenaga

pengajar/widyaiswara/narasumber meliputi pimpinan diklat (apabila dipandang

perlu), moderator/pendamping dan petugas kelas.

Tahap terakhir dari penyelenggara diklat adalah tahap Evaluasi Diklat.

Tahap evaluasi diklat dilaksanakan pada waktu pra diklat, pelaksanaan diklat

dan pasca diklat. Pada tahap pertama yaitu tahap evaluasi pra diklat, evaluasi

dilaksanakan sebelum peserta memasuki program diklat atau setelah para

peserta dating dikampus diklat, sebelum program diklat dimulai, dilaksanakan

tes atau wawancara. Tujuan tes atau wawancara adalah mengetahui reaksi

peserta tentang materi diklat yang akan diajarkan, mengetahui tingkat

pengetahuan peserta dan kemampuan teknis materi yang akan diajarkan dan

sebagai informasi awal bagi widyaiswara.Tahap kedua dari evaluasi diklat yaitu

evaluasi pada pelaksanaan diklat, tahap ini dilaksanakan saat diklat

berlangsung. Tujuan evaluasi adalah mengetahui reaksi peserta terhadap

sebagian/seluruh program diklat, mengetahui hasil belajar pada

sebagian/seluruh program diklat, dan mengambil tindakan-tindakan tertentu

kalau diperlukan baik selama berlangsungnya diklat maupun sesudah dalam

upaya meningkatkan program yang akan datang.

Sedangkan tahap terakhir dari evaluasi penyelenggara diklat ialah tahap

evaluasi pasca diklat. Tahap ini dilaksanakan saat diklat selesai dilaksanakan

dengan cara tes pasca diklat. Tujuan evaluasi adalah mengetahui tingkat

pengetahuan dan kemampuan peserta setelah mengikuti diklat, mengetahui

(6)

penilaian keseluruhan penyelenggaraan diklat oleh widyaiswara dan panitia

diklat.

Dilihat dari paparan diatas, bahwa seluruh kegiatan di BDK Bandung

dalam penyelenggaraan diklat dari awal hingga akhir kegiatan menyangkut data

dan informasi yang diberikan pegawai kepada pelanggan/peserta diklat. Namun

pada saat penulis melakukan studi pendahuluan di BDK Bandung, dari hasil

wawancara yang penulis lakukan ternyata terdapat hal yang berkaitan dengan

mutu layanan pada BDK Bandung. Mutu layanan di lembaga ini dirasa

memiliki banyak kekurangan, hal ini dapat dilihat dari beberapa layanan seperti

layanan informasi yang sering dikeluhkan oleh peserta diklat di kegiatan dalam

lembaga, seperti halnya:

1) Keterlamabatan informasi mengenai diklat yang diberikan kepada peserta

diklat atau guru-guru disekolah yang mengikuti diklat.

2) Kesalahan data diri pada sertifikat peserta diklat.

3) Kehilangan data peserta sehingga peserta harus mendaftarkan diri ulang.

4) Informasi yang disajikan pada website lembaga tidak update sehingga

masyarakat kesusahan untuk mengetahui informasi terkini mengenai

lembaga.

5) Keamanan data pada komputer yang digunakan pegawai pada tingkat

rendah karena tidak mengaplikasikan proteksi data.

6) Informasi yang dianggap kurang rinci dalam penjelasannya.

Banyak kerugian yang didapat lembaga maupun peserta diklat karena

mutu layanan lembaga yang belum maksimal memenuhi kebutuhan

pelanggannya. Dampaknya dari sisi lembaga, lembaga akan mendapatkan kesan

kurang baik dari peserta karena tidak dapat memenuhi keinginan

pelanggannya/peserta diklat tersebut, terjadinya perselihan antar pelanggan

internal/pegawai karena kesalahpahaman informasi. Sedangkan dari sisi peserta

(7)

mengenai penyelenggaraan diklat yang ia ikuti tidak sesuai keinginannya

sehingga tidak mencapai kepuasannya,

Dari semua permasalahan yang ditemukan, peserta diklat menginginkan

semua proses berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan dan tidak terdapat

sesutau hal yang menghambat proses kediklatan. Dalam memenuhi permintaan

pelanggan agar rangkaian proses berjalan lancar, lembaga harus menyiapkan

jalan keluar yang mudah diterima oleh semua pihak dan tidak hanya

memudahkan satu pihak saja.

Kemajuan teknologi dalam bidang informasi akan sangat berpengaruh

terhadapa layanan lembaga kepada pelanggannya, dikarenakan sekarang ini

teknologi informasi menjadi hal terpenting dalam kehidupan manusia. Dimana

teknologi informasi dapat memberikan segala hal dalam bentuk informasi, data

atau apapun yang diinginkan oleh individu tersebut. Oleh karena itu teknologi

informasi bisa menjadi salah satu jalan dalam peningkatan layanan lembaga dan

dengan adanya teknologi informasi dalam suatu lembaga, maka hal ini

mendukung Undang-undang nomor 14 tahun 2008 pasal 7 disebutkan bahwa;

badan Publik wajib menyediakan, memberikan dan/atau menerbitkan Informasi Publik yang berada di bawah kewenangannya kepada Pemohon Informasi Publik, selain informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan (1) Badan Publik wajib menyediakan Informasi Publik yang akurat, benar, dan tidak menyesatkan (2) Badan Publik dapat memanfaatkan sarana dan/atau media elektronik dan non elektronik (3).

Undang-undang nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi

Publik, diajukan untuk mengatur hal ihwal informasi yang berkaitan dengan

kepentingan umum dan Negara. Seperti disebutkan dalam penjelansannya,

keberadaan Undang-undang tentang Keterbukaan Informasi Publik sangat

penting sebagai landasan hukum yang berkaitan dengan (1) hak setiap orang

untuk memeperoleh informasi; (2) kewajiban Badang Publik menyediakan dan

(8)

ringan/proposional, dan cara sederhana; (3) pengecualian bersifat ketat dan

terbatas; (4) kewajiban Badan Publik untuk membenahi sistem dokumentasi

dan pelayanan informasi. Selain mengacu pada undang-undang nomor 14 tahun

2008, didalam keputusan MENPAN nomor 63 tahun 2003 juga menyebutkan

bahwa penyelenggara pelayanan harus memenuhi beberapa prinsip, salah

satunya yaitu tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah

dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi

dan informatika.

Namun dengan adanya Undang-undang nomor 14 tahun 2008 tentang

Keterbukaan Infomasi Publik, lembaga diharapkan termotivasi untuk

bertanggung jawab dan berorientasi pada pelayanan masyarakat yang

sebaik-baiknya dan terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance). Dengan

memanfaatkan teknologi yang sudah maju dan mengaplikasikan sistem

informasi manajemen,(SIM) diharapkan SIM ini dapat membawa dampak besar

dan memberikan banyak manfaat bagi lembaga dan peserta diklat.

Ditegaskan juga sebagai bahan pertimbangan pembuatan UU nomor 14

tahun 2008 salah satunya adalah bahawa informasi merupakan kebutuhan

pokok setiap individu bagi pengembangan pribadi dan lingkungan sosialnya

serta merupakan bagian penting bagi ketahanan nasional. Dengan mengacu

pada undang-undang tersebut maka akan memunculkan suatu sistem yang dapat

mengatur itu semua yaitu, Sistem Informasi Manajemen. Maka sebaik-baiknya

lembaga atau badan publik adalah menyediakan teknologi informasi untuk

mendukung segala kegiatan lembaga dan menciptakan keterbukaan kepada

masyarakat luas dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen.

Sistem informasi manajemen (SIM) merupakan suatu kegiatan formal

dalam hal mengumpulkan, mengolah dan menyebarkan informasi kepada

orang-orang yang tepat dalam suatu organisasi. Penjelasan ini sejalan dengan

(9)

manajemen merupakan suatu sistem yang melakukan fungsi-fungsi untuk

menyediakan semua informasi yang mempengaruhi semua operasi organisasi.

Lembaga pendidikan dikatakan berhasil apabila mampu memenuhi semua

kebutuhan pelanggan. Dalam hal layanan informasi, lembaga pendidikan harus

mampu memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan,

mudah didapatkan secara efektif dan efisisen yang akan berdampak pada

peningkatan mutu layanan. Dalam memenuhi semua kebutuhan pelanggan

dalam hal informasi, lembaga pendidikan memanfaatkan sistem informasi

manajemen sebagai penunjang layanan.

Menurut Suryadi (2009, hlm.6) Sistem informasi manajemen memegang

peran penting dalam mengingkatkan mutu layanan. Dengan informasi yang

dihasilkan komputer dapat menginformasikan kepada masyarakat luas

mengenai proses yang sedang berlangsung dan masyarakat dapat

mengakses/memberikan informasi mengenai spesifikasi kebutuhan dan harapan

pada salah satu organisasi yang dipilhnya. Sistem informasi manajemen dinilai

juga sebagai strategi inovasi yang digunakan organisasi dalam penigkatan mutu

layanannya. Menurut Jasfar (2009, hlm.83) mengatakan sistem informasi

manajemen dibutuhkan karena dua hal mendasar, yaitu:

1) Employee empowerment, penggunaan teknologi informasi sangat

membantu para karyawan karena dapat berinteraksi dengan sistem

informasi dan teknologi yang digunakan sesama karyawan lainnya dalam

satu organisasi maupun diluar batasan organisasional untuk proses

pelayanan internal dan eksternal organisasi sehingga menimbulkan

pertukaran data (data interchangeability) yang tinggi dan berkurangnya

tingat perbedaan data (data differences).

2) Customer Empowerment, Konsumen tidak tergantung pada dengan

layanan local namun dapat menggunakan sistem informasi manajemen

(10)

menyediakan cara bagi konsumen untuk terlibat secara aktif dalam proses

pelayanan.

Secara sederhana sistem informasi manajemen merupakan sarana yang

tepat yang dapat mengantarkan informasi lembaga dan mengkoordinasikan

segenap aspek kebutuhan pelanggan. Dengan adanya sistem informasi

manajemen, informasi yang ada tersusun dengan baik, sehingga sesuai dengan

kebutuhan pelanggan. Artinya sistem informasi manajemen mempunyai peran

signifikan, karena dapat membantu menyajikan data yang akurat, cepat dan

fleksibel serta meningkatkan mutu layanan lembaga.

Dari pengertian sebelumnya, apabila lembaga pendidikan menerapkan

sisitem informasi manajemen, tentu ada pengaruh positif terhadap kualitas mutu

layanan lembaga tersebut. Sehingga lembaga akan terus menerus memeperbaiki

sistem informasi manajemen untuk meningkatkan mutu layanan lembaga agar

memenuhi kepuasan pelanggan. Oleh sebab itu, peneliti mengadakan penelitian

mengenai pengaruh sistem informasi manajemen terhadap peningkatan mutu

layanan dengan objek sebuah lembaga pendidikan yaitu, Balai diklat

Keagamaan Bandung.

Berdasarkan latar belakang diatas melihat keadaan di lapangan, maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul PENGARUH

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERHADAP PENINGKATKAN

MUTU LAYANAN PENYELENGGARAN DIKLAT DI BALAI

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEAGAMAAN BANDUNG

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berhubungan dengan ruang lingkup masalah yang akan

diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan

di atas, maka dirumuskan suatu permasalahan yang akan dibahas dan diteliti

(11)

1. Bagaimana pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Berbasis di Balai

Diklat Keagamaan Bandung?

2. Bagaimana Mutu Layanan Penyelenggaraan Diklat di Balai Diklat

Keagamaan Bandung?

3. Seberapa besar pengaruh SIM Diklat terhadap Peningkatan Mutu

Layanan Penyelenggaraan Diklat di Balai Diklat Keagamaan Bandung

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sasaran atau harapan yang akan dicapai

dengan penyelenggaraan penelitian ini. Dengan kata lain bahwa tujuan

penelitian merupakan arah yang akan dicapai oleh peneliti dalam melakukan

penelitian. Adapun tujuan penelitian yang diharapkan terdiri dari tujuan umum

dan tujuan khusus.

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh

gambaran yang jelas mengenai Pengaruh Sistem Informasi Manajemen

terhadap Peningkatan Mutu Layanan Penyelenggaraan Diklat di Balai

Diklat Keagamaan Bandung.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari dilakukannya penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen di Balai

Diklat Keagamaan Bandung.

b. Untuk mengetahui Mutu Layanan Penyelenggaraan Diklat di Balai

Diklat Keagamaan Bandung.

c. Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan SIM terhadap Peningkatan

Mutu Layanan Penyelenggaraan Diklat di Balai Diklat Keagamaan

(12)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain:

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam

pengembangan ilmu pengetahuan mengenai sistem informasi manajemen

serta mutu layanan, khususnya sebagai bahan kajian untuk mahasiswa

administrasi pendidikan dalam mempelajari sistem informasi manajemen.

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada lembaga

Balai Diklat Keagamaan Bandung dengan upaya peningkatan mutu

layanan.

3. Penelitian ini diharapakan bisa digunakan sebagai bahan masukan dan

sumbangan pemikiran bagi lembaga selaku badan publik agar terus

meningkatkan kualitas mutu layanan. Selain itu juga dapat digunakan

sebagai bahan masukan pemikiran bagi jurusan administrasi pendidikan

dalam pembuatan kurikulum Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen.

4. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada pembaca

mengenai permasalahan sistem informasi manajemen dan mutu layanan

di lembaga pemerintahan serta menambah wawasan peneliti mengenai

sistem informasi manajemen dan juga mengenai mutu layanan.

E. Asumsi Penelitian

Asumsi atau anggapan dasar merupakan titik tolak pemikiran dalam suatu

penelitian yang tidak dapat diragukan lagi oleh peneliti. Adapun yang menjadi

anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mutu layanan penyelenggaraan diklat telah menjadi salah satu jalan

dalam memenangkan persaingan di dunia pendidikan dan pelatihan. Mutu

layanan dapat dijadikan sebagai salah satu strategi instansi untuk

menciptakan kepuasan pelanggan. Seperti penjelasan menurut Tjiptono

(13)

Mutu merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan Sehingga definisi mutu layanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan pelanggan.

2. Di era modern, sebuah badan publik memiliki tugas untuk menyediakan

teknologi informasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, hal ini tertera

pada Undang-undang nomor 14 tahun 2008 pasal 7 disebutkan bahwa;

Badan Publik wajib menyediakan, memberikan dan/atau

menerbitkan Informasi Publik yang berada di bawah

kewenangannya kepada Pemohon Informasi Publik, selain informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan (1) Badan Publik wajib menyediakan Informasi Publik yang akurat, benar, dan tidak menyesatkan (2) Badan Publik dapat memanfaatkan sarana dan/atau media elektronik dan nonelektronik (3).

3. Sistem informasi manajemen menyediakan informasi yang tersusun

dengan baik, sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Seperti yang

disebutkan oleh Jogiyanto (2008, hlm.15) bahwa sistem informasi

manajemen merupakan suatu sistem yang melakukan fungsi-fungsi untuk

menyediakan semua informasi yang mempengaruhi semua operasi

organisasi.

4. Sistem informasi manajemen mempunyai peran signifikan, karena dapat

membantu menyajikan data yang akurat, cepat dan fleksibel serta

meningkatkan mutu layanan lembaga. Sejalan dengan Suryadi (2009,

hlm.6) bahwa:

(14)

F. Struktur Organisasi

Struktur organisasi skripsi disesuaikan dengan disiplin bidang ilmu dan

jenjang pendidikan yang ada di UPI. Sistematika penulisan skripsi ini secara

umum terdiri atas beberapa bagian yang dipaparkan secara lebih spesifik pada

sub bagian yang disampaikan berdasarkan urutan penulisan di bawah ini.

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab pendahuluan dalam skripsi pada dasarnya menjadi bab perkenalan.

Pada bagian ini dipaparkan hal-hal mengenai; Latar Belakang Penelitian

yang memaparkan konteks penelitian yang dilakukan; Rumusan Masalah

Penelitian yang memuat identifikasi spesifik mengenai permasalahan

yang diteliti; Tujuan Penelitian; Manfaat Penelitian; dan Struktur

Organisasi skripsi.

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bagian kajian pustaka dalam skripsi memberikan konteks yang jelas

terhadap topik atau permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Pada

prinsipnya kajian pustaka berisikan hal-hal mengenai konsep, teori, dalil,

hukum, model, dan rumus utama serta turunannya dalam bidang yang

dikaji.

3. BAB III METODE PENELITIAN

Bagian ini merupakan bagian yang bersifat prosedural, yakni bagaimana

peneliti merancang alur penelitiannya dari mulai pendekatan penelitian

yang diterapkan, instrumen yang digunakan, tahapan pengumpulan data

yang dilakukan, hingga langkah-langkah analisis data yang dijalankan.

4. BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Bagian ini menyampaikan dua hlm utama, yaitu temuan penelitian

(15)

kemungkinan bentuknya sesuai dengan rumusan permasalahan penelitian,

dan pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan

penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.

5. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini berisi simpulan dan rekomendasi yang menyajikan penafsiran dan

pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus

mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang surah- surah dalam AL-Qur’an yaitu surah Al-kautsar. Saat guru menjelaskan materi, sebagian besar siswa

Berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan motirk anak pada usia parsekolah antara lain dengan: meningkatkan status gizi anak, meningkatkan aktivitas bermain

Sehingga dapat disimpulkan bahwa LKPD berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dikembangkan menggunakan model ADDIE layak digunakan sebagai bahan ajar

1A+. 'ata #@%"U'CCN merupakan penebutan resmi untuk menun)uk #embukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Istilah lain ang dipakai

szeptember 18: Tankó Albert csikszentgyörgyi plébános és Mászáros Antal gyergyói esperes leve Kovács Miklós

Kepunahan jenis ataupun varietas flora dan fauna tertentu dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya berkurangnya luas lahan; kerusakan lahan, misalnya kerusakan hutan sehingga

Hasil analisis yang dilakukan pada industri pakan ternak di Indonesia periode tahun 1986–2010 diperoleh kesimpulan bentuk struktur pasar pada industri pakan ternak di

Desain penelitian yang digunakan adalah analisis korelasional, yang mempunyai tujuan untuk mengkaji dan mengidentifikasi akibat kinerja mengajar guru dan fasilitas