• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mutasi Pendeta-Pendeta di GKPB Ditinjau dari Manajemen Gerejawi T1 712007015 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Mutasi Pendeta-Pendeta di GKPB Ditinjau dari Manajemen Gerejawi T1 712007015 BAB IV"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

"

BAB IV

TINJAUAN KRITIS TERHADAP MUTASI PENDETA DI GKBP

4.1. Pengantar

Pada Bab IV ini penulis akan mengunakan teori-teori yang sudah dikemukakan dalam

Bab II untuk meninjau permasalahan yang terjadi dalam proses mutasi pendeta.

Permasalahan yang terjadi dalam proses mutasi pendeta akan di lihat dari latar belakang

permasalahan, fungsi-fungsi manajemen dan selain itu juga untuk memberi penilaian

terhadap landasan teologis dan manajemen mutasi pendeta di GKPB. Sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai, maka yang akan di bahas dalam Bab IV ini adalah melakukan tinjau

kristis terhadap mutasi pendeta di GKPB.

4.2. Alasan Yang Melatarbelakangi Mutasi Pendeta

Dari segi pemahaman pengalaman mutasi di GKPB, para pendeta cenderung

memahami mutasi bertolak dari pengembangan diri pendeta. Mutasi merupakan sarana

pengembangan diri dalam rangka membina dan mengembangkan profesi.66 Hal itu lebih

menunjukan pada pembinaan karier pendeta sebagai upaya memperdayakan mutasi sumber

daya manusia. Karier adalah perkembangan kemampuan untuk mencapai prestasi pribadi,

sehingga lebih menunjukan pada pengembangan pribadi saja. Perkembangan kemampuan,

ketrampilan dan pengetahuan seorang pendeta dapat dilihat sebagai suatu pengembangan

karier, sehingga dapat menjadi suatu sarana untuk membina dan mengembangkan profesi.

Sebagai refleksi atas pelayanan pembinaan karier pendeta dalam hubungan dengan

penggembangan jemaat bisa menjadi positif bagi mutasi dengan tujuan untuk membina dan

##

% & '& () * * + %) ) , + '

(2)

"

mengembangkan profesi sebagai pendeta dan meningkatkan pelayanan jemaat. Dengan

demikian pemahaman para pendeta memberikan suatu gambaran yang positif mengenai

pengalaman mutasi pendeta di GKPB.

Permasalahan sangat mungkin terjadi di GKPB yang telah mengemban visi dan misi

damai sejahtera. Hal ini mengacu kepada pemahaman bahwa permasalahan muncul karena

adanya perbedaan persepsi mengenai kepentingan-kepentingan yang terjadi ketika tidak

adanya alternatif yang dapat memuaskan aspirasi kedua belah pihak. Ternyata perbedaan

pemahaman mengenai tugas panggilan sebagai pelayan Tuhan dapat menimbulkan suatu

permasalahan bagi pendeta dan jemaat. Apabila ada tujuan-tujuan yang berbeda dalam tubuh

tim mutasi pendeta GKPB, sehingga muncul pertentangan ketika pihak-pihak ini ingin

mencapai tujuan masing-masing.

Dalam komunitas Kristen ada juga pertemuan kepentingan-kepentingan, baik yang

bersifat interpersonal maupun sosial, sehingga munculnya konflik yang dinilai sebagai

sesuatu yang wajar dalam kehidupan manusia. Tim mutasi pendeta merupakan salah satu

bagian dalam Sinode GKPB, yang di dalamnya sering terjadi pertemuan kepentingan

personal, sehingga hal itu dapat menimbulkan suatu petentangans.

Tim mutasi pendeta adalah tim yang dibentuk dan dipercayai oleh Sinode untuk

mengurusi proses mutasi pendeta dan vikaris. Oleh sebab itu proses mutasi pendeta harus

mempunyai suatu landasan dasar, supaya memperkuat visi, misi, dan tujuan yang hendak di

capai. Landasan dasar merupakan suatu hal yang sangat penting karena itu merupakan

pondasi utama dalam mendirikan suatu organisasi/lembaga dalam gereja demikian juga

dalam manajemen baik itu organisasi, lembaga67. Jika landasan dasar yang dibangun kuat,

maka organisasi pun dapat berdiri dengan tegap. Namum pada kenyataannya dalam proses

mutasi pendeta di GKPB tidak mempunyai landasan dasar yang pasti. Mengapa, karena

#$

(3)

"!

penulis melihat dari beberapa pendeta mempunyai landasan dasar masing-masing dan ini

menyebabkan tidak adanya kesatuan dalam tubuh tim mutasi pendeta. Hal inilah yang

membuat para hamba Tuhan sering salah mengartikan tugas pelayanan mereka.

Permasalahan yang sering terjadi dalam proses mutasi pendeta adalah permasalahan internal,

yaitu kurangnya komunikasi antara sinode, pendeta, dan jemaat.68

Dalam menjalankan suatu manajemen maka diperlukan suatu komunikasi antara

anggotanya. Jadi dengan berkomunikasi kita dapat mengetahui apa yang hendak

disampaikan, sedangkan komunikasi dalam persekutuan Kristen merupakan alat untuk

menggabungkan setiap anggota menjadi kelompok.69 Komunikasi yang kurang

menyebabkan orang bisa salah paham terhadap maksud dan tujuan dari orang yang

bersangkutan. Selain komunikasi kebutuhan dari sumber daya manusia juga harus terpenuhi

dengan demikian manajemen dilakukan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau

jemaat.70 Hal yang sama juga terjadi dalam proses mutasi pendeta di GKPB mengapa,

karena seringkali sinode, pendeta, dan jemaat kurang tegas dalam menyampaikan

maksudnya sehingga terjadi kesalahan presepsi. Hal inilah yang melatar belakangi terjadinya

masalah pemulangan pendeta, dan perselisihan antara jemaat dengan pendeta.

4.3. Proses Mutasi Pendeta Dilihat Dari Fungsi-fungsi Manajemen

Dalam proses mutasi pendeta sebaiknya ada kesepakatan antara ke tiga pihak, yaitu

pendeta yang akan dimutasikan, majelis jemaat yang akan menerima penempatan pendeta

dan Majelis Sinode. Setelah adanya suatu kesepakatan baru diputuskan oleh Majelis Sinode

#

Sugiyanto Wiryoputro, Dasar-Dasar Manajemen Kristiani (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), 35.

69

Edgar Wals, Bagaimana Mengelola Gereja Anda?:pedoman bagi pendeta dan pengurus awan

(Diterjemahkan oleh S.M. Siahaan, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), 182.

70

(4)

""

untuk memutasikan pendeta tersebut. Apabila ada yang tidak sepakat, maka Majelis Sinode

yang memutuskan tentang pemutasian pendeta tersebut.

Bertolak dari pemahaman di atas, perencanaan sanggat diperlukan dalam suatu

organisasi supaya arah tujuan yang hendak dicapi menjadi jelas. Perencanaan adalah

penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan dan pemilihan

tujuan terlebih dahulu serta merumuskan tindakan-tindakan atau tugas-tugas yang dianggap

perlu untuk mencapainya.71 Dalam hal ini perencanaan yang dilakukan oleh tim mutasi

pendeta GKPB sudah baik, namun perlu adanya suatu landasan yang kuat untuk mendasari

suatu perencanaan dalam proses mutasi pendeta. Dengan adanya landasan teologis dalam

proses mutasi pendeta diharapkan perencanaan menjadi lebih matang.

Dalam suatu organisasi tidak hanya memerlukan suatu perencanaan saja, tetapi juga

memerlukan suatu pengorganisasian. Pengorganisasian adalah mengelompokan kegiatan

yang diperlukan, yakni penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari

setiap unit yang ada dalam organisasi, serta menetapkan kedudukan dan sifat hubungan

antara masing-masing unit tersebut. 72 Dalam manajemen pengorganisasian berfungsi untuk

mencapai usaha terkoordinasi melalui pendesainan struktur hubungan tugas dan wewenang:

dua konsep pokok adalah desain dan struktur. Desain, dalam konteks ini, mengimplikasikan

bahwa manajer melakukan suatu upaya untuk lebih dulu menetapkan cara karyawan

melakukan pekerjaan, struktur menunjukan kepada pertalian yang relatif stabil dalam aspek

organisasi.73 Kalau dilihat pembagian kerja dalam mutasi pendeta, maka individu-individu

dan kelompok-kelompok dalam proses mutasi pendeta hanya merupakan bagian dari

organisasi yang masing-masing mempunyai fungsi dan tujuan sendiri-sendiri. Namum,

tujuan tersebut harus diarahkan guna mencapai tujuan dari tim mutasi pendeta yang telah

ditetapkan.

$

James A.F. Stoner, Manajemen (Jakarta:Erlangga, 1991), 18

72

M. Manullang, Dasar-dasar Manajemen Kristiani (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), 10. 73

(5)

"#

Bertolak dari permasalahan tersebut, maka pengorganisasian dalam proses mutasi

pendeta harus memenuhi syarat-syarat dalam pengorganisasian yaitu, melakukan hubungan

langsung, merumuskan tugas, wewenang, tanggung jawab dan kreteria keberhasilan yang

jelas pada setiap individu dan bagian organisasi, ciptakan sistem komunikasi dan informasi

yang efektif dalam organisasi, melakukan kontrol yang efektif terhadap pelaksanaan mutasi

dan sesuaikan dengan perkembangan atau perubahan yang terjadi.74 Setelah itu tim mutasi

pendeta akan mengadakan percakapan segitiga dengan majelis jemaat dan pendeta yang

akan dimutasikan. Hasil percakapan disampaikan Majelis Sinode untuk diputuskan dan

ditetapkan. Tim mutasi ini juga bertugas untuk mengadakan percakapan dan pengawasan

bagi pendeta GKPB yang bermasalah dalam jemaat. Hasil percakapan disampaikan kepada

Majelis Sinode GKPB untuk diputuskan dan ditetapkan. Dengan demikian tim mutasi

pendeta GKPB dapat lebih mudah mengatur pendeta A cocok dengan kategori jemaat yang

mana dan seterusnya.

GKPB atau tim mutasi pendeta telah melakukan percakapan segitiga antara pendeta

yang bersangkutan, majelis jemaat yang bersangkutan dan Majelis Sinode yang diwakili

oleh Majelis Sinode Harian sebagai badan yang akan menetapkan. Tetapi percakapan

tersebut dilakukan secara menyeluruh maksudnya, semua pendeta di hadirkan dalam

percakapan segitiga tersebut. Yang diharapkan pada percakapan segitiga dilakukan secara

individu antara Majeli Sinode Harian, Majelis Jemaat dan pendeta yang bersangkutan

beserta keluarga, buka secara menyeluruh. Walaupun tim mutasi pendeta sudah mengadakan

percakapan segitiga, tetapi masih ada permasalahan yang sering terjadi dalam proses mutasi

pendeta. Permasalahan tersebut muncul bukan diakibatkan oleh proses mutasi pendeta tetapi

permasalahan yang terjadi datang dari pihak keluarga, pribadi dari pendeta itu sendiri,

masalah perekonomia dalam keluarga, pendidikan anak, dan lingkungan. Dengan demikian

dibutuhkan suatu konseling baik itu bagi pendeta itu sendiri maupun keluarganya, supaya

$!

(6)

"$

permasalahanya yang terjadi dalam keluarga pendeta tidak berulang kembali. Sebaiknya tim

konseling bagi pendeta dan keluarga pendeta yang bermasalah ini independen yang terdiri

dari orang-orang yang propesional dalam bidangya, status tim sebaiknya tetap sebagai

pengawai GKPB, agar penanganan berbagai masalah pendeta dapat diselesaikan dengan

tuntas. Dengan demikian diperlukan suatu konseling bagi keluarga pendeta

Kalau dilihat dari fungsi manajemen yang ada maka diperlukan suatu perencanaan

yang matang dalam proses mutasi supaya memungkinkan kegiatan-kegiatan berikutnya

dapat berjalan dengan baik. Dalam manajemen gereja ada beberapa petunjuk yang dapat

dijadikan dasar dalam membuat rencana atau melakukan kegiatan rencana, diantaranya,

perencanaan akan menentukan keberhasilan semua kegiatan operasional organisasi, dalam

membuat rencanan harus beralaskan pada kehendak Tuhan, dalam menyusun rencana perlu

melakukan analisa terhadap kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang akan di

hadapi, dan biarakan Tuhan ikut bekerja dalam membuat perencanaan yang sedang

disusun.75 Dengan demikian perencanaan yang baik sanggat diperlukan dalam proses

pemutasian pendeta di GKPB.

Proses penempatan pendeta sudah diatur sedemikian rupa oleh tim mutasi pendeta

yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jika dilihat dari data yang ada khususnya dalam

perjalanan pelayanan pendeta-pendeta di GKPB ada beberapa pendeta yang berulang-ulang

ditempatkan di desa. Kalau dilihat dari tingkat pendidikan pendeta yang ditempatkan di desa

sama dengan tingkat pendidikan pendeta yang ditempatkan di kota dan hal ini

mengakibatkan adanya suatu kecemburuan di kalangan pendeta.

Controlling adalah usaha untuk dapat mencegah kemungkinan-kemungkinan

penyimpangan dari pada rencana-rencana, instruksi-instruksi, menilai, mengoreksi,

saran-75

(7)

"

saran dan sebagainya yang telah ditetapkan.76 Dengan adanya pengawasan diharapkan

penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dapat di tekan, sehingga kemungkinan timbulnya

suatu permasalahan yang besar dapat dihilangkan atau setidaknya dapat di perkecil. Hal ini

berarti dengan adanya suatu pengawasan yang baik, akan dapat lebih diharapkan tujuan yang

telah ditetapkan akan dapat tercapai dengan cara yang efektif dan efesien.

Bilamana tidak ada pengawasan atau pengawasan yang dilakukan kurang baik

sehingga timbul penyimpangan, maka keadaan yang paling parah adalah apabila tujuan

organisasi yang telah ditetapkan tersebut tidak tercapai. Dengan tidak tercapainya tujuan

tersebut dapat mengalami suatu masalah yang cukup besar dan bahkan mungkin kegagalan.

Proses mutasi pendeta memerlukan suatu pengawasan yang lebih baik supaya hasil yang

diperoleh sesuai dengan tujuan semula.

Dan seandainya gereja tidak mengalami suatu kegagalan, tapi gereja akan mengalami

permasalahan yang cukup besar, yang hal ini berarti akan mengganggu kelancaran

pelayanan gereja terkhususnya tim mutasi pendeta. Oleh karena penyimpangan yang terjadi

dapat menimbulkan masalah bahkan kegagalan baik bagi gereja, pendeta, jemaat dan tidak

hanya karena adanya peyimpangan dalam proses mutasi pendeta dan pada pendeta itu

sendiri, maka setiap kegiatan yang bilamana terjadi penyimpangan dapat menimbulkan

masalah serta perlu diadakan pengawasan yang baik.

Jikalau penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam proses mutasi pendeta dapat

dinamai sebagai suatu penyakit, maka di sini usaha untuk mencegah kemungkinan sakit

(penyimpangan-penyimpangan) adalah merupakan tindakan yang lebih utama dari pada

mengobati penyakit tersebut. Meskipun demikian apabila penyakit

(penyimpangan-penyimpangan) menyerang maka kita harus dapat mengobati. Demikian pula dalam

$#

(8)

"

pengawasan, maka usaha untuk melakukan pengcegahan adalah lebih baik dari pada usaha

untuk menghentikan penyimpangan-penyimpangan yang telah terjadi.

Pengarahan merupakan bagian dalam fungsi manajemen yang berfungsi untuk

memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau intruksi kepada bawahan dalam

melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan

benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula. Dalam hal pengarahan haruslah

diberikan kepada orang yang tepat, jelas, satu per satu, dan dapat di mengerti oleh orang

yang akan melaksanakan. Fungsi pengarahan dalam manajemen mutasi pendeta sudah baik.

pengarahan dan bimbingan perlu ditingkatkan supaya sesuai dengan tujuan semula.

Pengkoordinasian berarti mengikat, mempersatukan, dan menyelaraskan semua

aktifitas dan usaha.77 Pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk

melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan

kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan, dan menyelaraskan pekerjaan

bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan itu, antara

lain dengan memberikan intruksi, perintah, mengadakan pertemuan untuk memberikan

penjelasan, bimbingan atau nasihat coaching (pelatihan) dan bila perlu memberi teguran. Di

sini penulis melihat bahwa pengkoordinasian dalam proses mutasi sudah baik hanya perlu

ditingkatkan. Setiap fungsi yang sudah dijalankan perlu diadakan evaluasi, supaya sesuai

dengan yang diharapkan.

4.4. Upaya Penyelesaian Masalah Yang Timbul Dari Proses Mutasi Pendeta

Tujuan utama GKPB adalah menjadikan semua bangsa murid-Nya dan visinya: Bumi

Bersukacita Dalam Damai Sejahtera. Dengan demikian diharapkan gereja mampun

membawa damai sejahtera untuk semua orang. Untuk dapat memberitakan kabar sukacita

77

(9)

#

dan membawa damai bagi setiap orang, maka sinode atau gereja mengutus para pelayannya

untuk dapat memberitakan damai sejahtera pada semua mahkluk yang ada di bumi.

Pendeta adalah salah satu alat yang dipakai oleh Tuhan untuk dapat memberitakan

kabar keselamatan supaya mahluk di bumi memperoleh damai sejahtera.78 Untuk mencapai

hal tersebut, maka sinode membentuk sebuah tim mutasi pendeta yang bertujuan untuk

memberitakan kabar keselamatan bagi umat-Nya. Sesuai dengan Peraturan Pengawai no 06,

pasal 8, tim mutasi pendeta ini ditugaskan untuk menempatkan pendeta di wilayah-wilayah

pelayanan. Dengan tujuan kabar keselamatan dapat diwartakan dengan baik dan pendeta

maupun jemaat mendapatkan suatu penyegaran rohani.

Sinode mengharapkan mutasi pendeta ini dapat menjawab kebutuhan jemaat. Dengan

waktu empat tahun diharapkan pendeta mampu memimpin, mendidik, dan dapat

membangun jemaat baik itu dalam bidang rohani maupun jasmani. Selama masa tugas

empat tahun ini pendeta diberikan wewenang untuk memimpin jemaat yang di dukung oleh

majelis dan jemaat yang bersangkutan. Akan tetapi ketika tujuan mereka berbeda, maka

disinilah mulai munculnya suatu permasalahan.

Permasalahan mengenai mutasi pendeta bukanlah disebabkan kerena mutasi pendeta

itu sendiri, melainkan karena hakekat pelayanan dan tujuan yang hendak dicapai oleh tim

mutasi pendeta berbeda dengan tujuan yang hendak di capai oleh sinode. GKPB melihat

kurang adanya komunikasi dan koordinasi antara pendeta dengan jemaat, sehingga

menyebabkan salah pengertian.

Menurut GKPB dan sinode pemulangan pendeta oleh jemaat disebabkan karena

pendeta yang bersangkutan telah melakukan penyimpangan dalam proses mutasi pendeta.

Seperti halnya pendeta yang secara diam-diam menikahkan tamu asing di sebuah hotel,

pendeta yang hanya mementingkan dirinya sendiri, dan sebagainya.

78

(10)

#

Oleh sebab itu sinode maupun gereja mengambil suatu keputusan untuk melaksanakan

mutasi pendeta. Tujuan sinode melaksanakan mutasi pendeta untuk membantu pendeta yang

bersangkutan keluar dari permasalahan yang di hadapi dalam jemaat. Semuanya itu kembali

lagi kepada komitmen pelayanan dari masing-masing pendeta.

Dalam manajemen Kristiani yang menjadi faktor penyebab timbulnya permasalahan

adalah harta atau milik, ada pihak atau orang yang membuat tipu muslihat dan

merencanakan kejahatan, adanya saksi dusta atau bohong, kebencian, keangkuhan, pemarah,

menekan kemarahan, dan mencari-cari persoalan yang bodoh dan tidak layak.79

Masalah mutasi pendeta disebabkan kerena dari masing-masing anggota masih

mementingkan diri sendiri. Pengarahan sangat diperlukan dalam proses mutasi pendeta agar

pendeta mengetahui wewenang mereka sebagai pemimpim jemaat. Dengan demikian

permasalahan yang terjadi dapat dihindarkan, ketika setiap orang yang terlibat di dalamnya

mengetahui posisi mereka masing-masing. Dengan demikian setiap persoalan yang terjadi

dalam lingkungan gereja harus diselesaikan secara damai, sehingga tidak menimbulkan

masalah yang berkepanjangan.

Bertolak dari pemahaman di atas, penyelesaian masalah tidak harus melalui mutasi,

tetapi proses pembentukan diri pendeta melalui percakapan pengembalaan harus di tempuh.

Sebagai pimpinan gereja, Majelis Sinode GKPB bertanggung jawab dalam proses

pengembalaan. Hasil pengembalaan dipercakapkan dengan majelis jemaat, agar memahami

segala persoalannya dan dapat menerimanya kembali dalam pelayan dan kesaksian jemaat,

maka pendeta yang bersangkutan harus tetap melaksanakan tugas panggilannya sebagai

pejabat gereja. Sampai dipandang telah memenuhi tugas panggilan gereja sebagai kreterian

untuk mutasi pendeta. Ketika pelayan tetap menjadi kendala dan hambatan bagi kesaksian

jemaat, apalagi membuat jemaat menjadi tersandung karena persoalannya itu sekalipun telah

79

(11)

#

digembalakan, seyoginya pendeta yang bersangkutan di mutasikan. Alasannya jika tidak

dimutasikan akan merusak pemahaman dan penghanyatan pendeta tersebut terhadap

panggilanya sebagai pejabat gereja dan citranya dihadapan jemaat. Selain itu, akan

berdampak buruk bagi pengembangan pelayanan selanjutnya dalam jemaat. Dalam

kerangka berfikir demikian, mutasi dilaksanakan bukan dalam rangka pegembalaan atau

sebagai suatu hukuman jabatan tetapi harus di pahami sebagai pembaharuan panggilan bagi

pendeta yang bersangkutan.

Beberapa pendeta berpendapat bahwa manajemen mengenai mutasi pendeta di GKPB

perlu di perbaharui kembali, karena masih banyak terjadi kesalahan dalam proses

penempatan pendeta. Manajemen suatu proses untuk menggerakan tindakan-tindakan dalam

usaha kerjasama manusia sehingga tujuan yang telah ditentukan benar-benar tercapai.

Lemahnya manajemen mutasi pendeta membuat Majelis Sinode tidak mengetahui kebutuhan

jemaat-jemaat yang akan menerima penempatan pendeta dan kualitas para pendeta GKPB

yang akan dimutasikan. Ketidaktahuan itu, mengakibatkan Majelis Sinode tidak pernah

mengadakan percakapan atau berkonsultasi dengan para pendeta yang akan dimutasikan

secara individu.

Bertitik tolak dari pemahaman diatas, maka perlu adanya suatu pengkoordinasian

untuk mengikat, mempersatukan, dan menyelaraskan semua aktifitas dan usaha serta

memberikan intruksi, perintah, mengadakan pertemuan untuk memberikan penjelasan, dan

memberikan bimbingan kepada semua pihak yang ikut terlibat di dalamnya. 80

(12)

# 4.5. Penutup

Manajemen adalah suatu ilmu dan seni dari suatu proses usahan perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengendalian kegiatan penggunaan

sumber daya manusia serta benda dalam suatu oraganisasi agar tercapai tujuan oraganisasi

secara efektif dan efisien. Dalam manajemen mutasi pendeta perlu adanya suatu kesatuan

dalam tubuh tim mutasi supaya setiap fungsi yang ada dapat berjalan seimbang. Dengan

demikian tim mutasi pendeta dapat menjawab kebutuhan jemaat atau sumber daya manusia

yang ada sesuai dengan kemampuan dan tingkat pendidikan dari pendeta.

Namum permasalahan tetap muncul di dalamnya karena kurang adanya komunikasi,

perencanaan yang matang, dan kurangnya pengawasan. Perencanaan yang kurang matang

membuat pendeta salah memahami tugas dan tanggung jawab sehingga tujuan yang hendak

di capai berbeda dengan tujuan semula. Selain itu permasalahan juga muncul dari pribadi

pendeta itu sendiri, keluarga, keuangan dan lingkungan. Konseling pastoral dilakukan untuk

menyelesaikan permasalahan yang terjadi bagi pendeta yang bermasalahan dan keluarga

pendeta yang bermasalah dan seharusnya konseling dilakuka pada setiap pendeta berserta

keluarga yang akan dimutasikan supaya dapat mengurangi permasalahan yang ada dalam

Referensi

Dokumen terkait

Diharapkan dengan adanya aplikasi yang akan dibuat maka akan menghasilkan sebuah sistem yang dapat mengelolah, menyimpan dan memelihara data pelanggan dan data

Dengan adanya masalah di atas, maka diperlukan sebuah sistem baru yang diharapkan dapat mengatasi masalah yang ada saat ini, dengan membangun website tiga

Dengan hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa aplikasi pembelajaran sudah sesuai dengan yang diharapkan user untuk mengetahui seluk beluk kamera lubang

Dengan adanya komposisi “ My Son My Hero ” komposisi musik program dengan format combo band diharapkan dapat menjadi referensi yang baik untuk tambahan

Diharapkan dengan adanya alat ini maka mahasiswa akan dapat memahami prinsip kerja dari sistem kendali PID untuk mengimbangi posisi sebuah pendulum terbalik serta

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kebijakan dan proses pelaksanaan mutasi tenaga pendeta yang dilakukan oleh Gereja Protestan Maluku dan juga

 peraturan mutasi adalah kebijakan dari Sinode  Penting dilakukan  Mutasi merupakan aturan Sinode  Penting dilakukan  Sesuai peraturan Sinode  Penting

 Perspektif Proses Internal, dalam hal ini meliputi: (1) rekrutmen mahasiswa baru, FSP dapat menaikan jumlah rekrutmen, dengan promosi yang efektif, serta