• Tidak ada hasil yang ditemukan

ADIL DALAM AL-QUR’AN : KAJIAN TAFSIR AL-MUNIR KARYA WAHBAH AL-ZUHAYLI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ADIL DALAM AL-QUR’AN : KAJIAN TAFSIR AL-MUNIR KARYA WAHBAH AL-ZUHAYLI."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

 

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Memperoleh Gelar Magister dalam Program Studi Tafsir Hadis

Konsentrasi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir

Oleh:

Avif Alfiyah

NIM: F0.5.2.12.077

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)

   

vii 

ABSTRAK

Agama Islam menempatkan aspek keadilan pada posisi yang tinggi dalam sistem perundang-undangannya. Dalam al-Qur’an disebutkan bahwa banyak ayat-ayat yang menjelaskan dan memerintahkan untuk berbuat adil dalam segala aspek kehidupan manusia. Wahbah al-Zuh}ayli> merupakan seorang ulama’ ahli fiqh yang berusaha menguraikan ayat al-Qur’an dengan sumber, cara dan metode yang dapat diterima di kalangan masyarakat. Tafsi>r al-Muni>r yang terdiri dari 17 jilid merupakan Tafsir kontemporer, yang disusun dengan gaya bahasa yang mudah dicerna dan difahami dan disertai dengan analisis yang relevan untuk menjawab pertanyaan yang muncul pada masa sekarang dan menjawab kegelisahan tentang keadaan zaman di mana kecenderungan pada gaya hidup masyarakat yang semakin menjauh dari al-Qur’an.

Dari situ bisa diketahui keadaan masyarakat sekarang ini yang terkadang belum begitu paham dengan makna adil secara komprehensif. Oleh karena itu penulis mempunyai rumusan masalah dalam tesis ini, yaitu bagaimana makna adil dalam al-Qur’an dan bagaimana metode dan aliran tafsir al-Muni>r, serta bagaimana makna adil dalam kitab al-tafsi>r al-muni>r karya Wahbah al-Zuh}ayli>.

Dengan menggunakan metode kualitatif, kitab al-tafsi>r al-Muni>r menjadi sumber pokok dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan penjelasan yang detail terkait dengan persoalan adil dalam al-tafsi>r al-Muni>r

yang menjadi sorotan utama di dalamnya. Sehingga dari kesimpulan yang didapat pada penelitian ini bisa menjadi pandangan bagi umat dalam menyikapi masalah konsep adil dan prakteknya dalam masyarakat.

Adil dalam al-Qur’an adalah bermakna seimbang, sama, memberikan sesuatu kepada yang berhak (proposional). Metode yang dipakai Wahbah al-Zuh{ayli> dalam tafsirnya adalah metode bi al-iqtira>n (segi sumber penafsiran),

tafs}i>li>(segi keluasan penafsiran), tah}li>li>(segi susunan penafsiran), muqa>rin (segi cara penafsiran), dan corak tafsirnya yaitu fiqhi>, adabi>, dan ijtima>‘i>.

Menurut Wahbah al-Zuh}ayli> makna adil secara umum mengarah kepada arti proposional, tetapi ada makna lain di antaranya adalah al-tawa>zun (seimbang),

al-musa>wah (sama), al-ins}a>f dan al-wast}(moderat), dan al-mayl (condong atau kecenderungan). Praktek keadilan bisa dilakukan dalam berbagai aspek, seperti dalam memutuskan perkara atau hukum, persaksian bermu’amalah (pinjaman, sewaan, temuan, dan lain-lain), persaksian wasiat, pernikahan atau perceraian. Dalam hal ini, makna adil bisa direalisasikan menurut kondisi masyarakat agar tercipta kerukunan, dan kenyamanan. Konsep adil harus dijunjung dan dilakukan karena menjadi jembatan untuk menambah nilai ketaqwaan kita kepada Allah.

(6)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

   

xi 

  DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ……….…………...………... i

PERNYATAAN KEASLIAN ………..………...……….. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ……….………...……….... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ……….………... iv

PEDOMAN TRANSLITERASI …………....……….…………...… v

MOTTO ……….…….………... vi

ABSTRAK ……….……….…………... vii

UCAPAN TERIMA KASIH ………..……….... viii

DAFTAR ISI ……….…... xi

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………... 1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah ………...……… 7

C. Rumusan Masalah ………...………...…...…………... 8

D. Tujuan Penelitian ………...……….. 9

E. Kegunaan Penelitian ………...………. 9

F. Kerangka Teoritik ………..… 10

G. Penelitian Terdahulu ……….. 12

H. Metode Penelitian ………...………... 13

(7)

   

xii 

BAB II : ADIL DALAM AL-QUR’AN

A. Adil dalam Artian Umum ………...………... 21

B. Makna Kata al-‘Adl dalam al-Qur’an ……….... 24

C. Term Kata al-‘Adl dalam al-Qur’an ………...……..…. 30

D. Sinonim Kata al-‘Adl ………. 31

E. Sisi Keadilan dalam Ajaran Islam ………...………..… 39

F. Hikmah Adil dalam Kehidupan Masyarakat ………...………….. 43

BAB III : WAHBAH AL-ZUH{AYLI< DAN TAFSIR AL-MUNI<R A. Biografi Wahbah al-Zuh{ayli> 1. Kelahiran, Latar Belakang Keluarga ……….………. 45

2. Pendidikan dan Karir ……….………...….. 45

3. Guru-gurunya ……….……….… 48

4. Madzhab ……….……….… 49

5. Karya-karyanya ……….………...……..… 50

B. Tafsir al-Muni>r fi> al-‘Aqi>dah wa al-Shari>‘ah wa al-Manhaj 1. Latar Belakang Penulisan Tafsir ………...……….… 54

2. Metode dan Corak Penafsiran Wahbah al-Zuh}ayli> …………...….… 57

3. Sistematika Penulisan Tafsir al-Muni>r ………..………...….68

4. Komentar Ulama tentang Tafsir al-Muni>r …………...………….…. 70

5. Kelebihan dan Kekurangan Tafsir al-Muni>r ………...…….…... 71

(8)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

   

xiii 

 

BAB 1V : ADIL DALAM TAFSIR AL-MUNI<R KARYA WAHBAH

AL-ZUH{AYLI<

A. Adil dalam tafsir al-Muni>r karya Wahbah al-Zuh}ayli> …………..…...…. 75

1. Adil bermakna al-Musa>wah (persamaan) ……….….…..….. 75

2. Adil bermakna al-Ins{a>f dan al-Wast}(moderat) ………….………… 94

3. Adil bermakna al-Tawa>zun (seimbang) ……….………….. 102

4. Adil bermakna proposional ……….………. 104

5. Adil bermakna al-Mayl (condong atau kecenderungan) ……….…. 131

B. Macam-Macam Adil 1. Menurut Sasaran Obyek ……….……….. 134

2. Menurut Keadaan atau Hal ……….……….….... 137

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ………...………... 139

B. Saran-saran ………...………..……. 141

DAFTAR PUSTAKA ………...……….. 142

(9)

  BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an1 sebagai teks (nas{) yang terbatas harus selalu didialogkan dengan

perkembangan problem sosial kemanusiaan yang dihadapi umat Islam sebagai

konteks (waqa>i‘) yang tak terbatas. Hal ini merupakan tuntutan dari pandangan

bahwa al-Qur’a>n s}a>lih}un li kulli zama>n wa maka>n, al-Qur’an selalu cocok dalam

setiap waktu dan tempat. Kegiatan penafsiran terhadap al-Qur’an pun tidak

pernah dan tidak akan pernah berhenti sampai kapan pun. Hal ini terbukti dengan

munculnya beragam karya tafsir (madha>hib al-tafsi>r) dengan ragam metode dan

pendekatan, serta corak dan warna yang berbeda-beda. Dari zaman ke zaman

selalu muncul tafsir al-Qur’an yang memiliki karakteristik yang berbeda sesuai

dengan kecenderungan yang ada.2

Keinginan umat Islam untuk selalu mendialogkan al-Qur’an sebagai teks

yang terbatas dengan problem sosial kemanusiaan yang tak terbatas merupakan

spirit tersendiri bagi dinamika kajian tafsir al-Qur’an.3 Tafsir sendiri bermakna

ilmu yang membahas keadaan al-Qur’an dari segi tujuan Allah (dalam

ayat-ayat-Nya), dan dari segi kemukjizatannya, dengan kadar kemampuan manusia yang       

1

 Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan lafadh/lisan Arab, ditulis dalam mushaf, dinilai ibadah jika orang membacanya, diturunkan secara berangsur-angsur yang dimulai dari surat al-Fa>tih{ah dan diakhiri dengan surat al-Na>s. lihat selengkapnya di Wahbah al-Zuh{ayli>, al-Tafsi>r al-Muni>r fi> al-‘Aqi>dah wa al-Shari>‘ah wa al-Manhaj juz 1 jilid 1 (Damaskus: Da>r al-Fikr, 2011), 15.

2

M.Yusron, dkk. Studi Kitab Tafsir (Yogyakarta: TH-Press, 2006), v.

3

(10)

 

 

memahaminya. Fungsi dari tafsir adalah sebagai penjelas dari al-Qur’an,

terkadang bersifat umum, susah dipahami, memiliki berbagai kemungkinan, perlu

adanya penjelasan lebih lanjut, supaya Al-Qur’an dapat dicerna oleh seluruh

kalangan dan dijadikan rujukan dan panduan dalam kehidupan.

Model penafsiran seorang mufassir lazimnya dilatarbelakangi keilmuan yang

dikuasainya, walaupun ada sebagian mufassir yang menulis tafsir dari latar

belakang yang berbeda dari basic keilmuan yang dimilikinya. Wahbah al-Zuh}ayli>

seorang ahli Fiqh yang berusaha menguraikan ayat-ayat al-Qur’an, dengan

sumber, metode, corak, dan karakteristik yang khas. Ia dilahirkan pada 1351

H/1932 M, di daerah Da>r ‘A<t}iyah, Damaskus. Ia adalah putra dari syekh Mus}t}afa>

al-Zuh}ayli>, seorang petani sederhana yang hafal al-Qur’an.4

Wahbah al-Zuh{ayli> merupakan seorang tokoh ulama fiqh abad ke-20 yang

terkenal dari Syuria. Namanya sebaris dengan tokoh-tokoh tafsir dan Fuqaha>’

yang telah berjasa dalam dunia keilmuan Islam abad ke-20, seperti T{a>hir Ibn

‘Ashu>r yang mengarang tafsir al-Tah{ri>r wa al-Tanwi>r, Sa‘i>d Hawwa dalam Asas

fi> al-Tafsi>r, Sayyid Qut}b dalam tafsir fi> Z{ila>l al-Qur’a>n. Sementara dari segi

fuqaha>’, namanya sebaris dengan Muh}ammad Abu> Zahrah, Mah}mu>d Shalt}u>t},

‘Abdul Ghani, dan sebagainya.5

       4

Saiful Amin Ghofur, Profil Para Mufasir al-Qur’an. (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, tth), 174.

5

(11)

Sebagaimana diketahui, Wahbah merupakan ulama’ kontemporer yang ahli

dalam bidang fiqh. Karya-karyanya sangat banyak dan popular. Dalam penjelasan

tafsirnya, ia menegaskan tidak akan membatasi diri hanya pada persoalan

perbedaan hukum seputar fiqih, akan tetapi ia juga menjelaskan hukum-hukum

sebab kandungan al-Qur’an mencakup banyak aspek. Diantaranya aspek aqidah,

akhlak, tata pergaulan, pedoman hidup, dan juga keutamaan-keutamaan

ayat-ayat al-Qur’an lain yang dapat dipetik sebagai penjelasan, penegasan, dan isyarat

bagi pembangunan kehidupan sosial masyarakat yang lebih baik dan juga bagi

kehidupan individu setiap manusia dalam segala bidang.6

Al-Tafsi>r al-Muni>r: fi> al-‘Aqi>dah wa al-Shari>‘ah wa al-Manhaj adalah nama

lengkap salah satu kitab tafsir karangan Wahbah al-Zuh}ayli>. Tafsir ini menjadi

sumber primer dari penelitian kami. Tafsir ini terdiri dari 17 jilid besar, yang

masing-masing terdiri dari dua juz. Untuk pertama kali, kitab ini diterbitkan

pada tahun 1991 oleh Da>r al-Fikr, Damaskus.

Tujuan penulisan tafsir al-Muni>r adalah untuk memudahkan para pengkaji

ilmu ke-Islaman, Wahbah menjelaskan dalam muqaddimah tafsirnya:

“Tujuan utama dalam pemakalahan kitab ini adalah mengikat umat Islam dengan al-Qur’an yang merupakan firman Allah dengan ikatan yang kuat dan ilmiah. Sebab, al-Qur’an adalah pedoman dan aturan yang harus ditaati dalam kehidupan manusia. Konsen saya dalam kitab ini bukan untuk menjelaskan permaslahan khilafiyah dalam bidang fikih, sebagaimana dikemukakan para pakar fikih, akan tetapi ingin menjelaskan hukum yang dapat diambil dari ayat al-Qur’an dengan maknanya yang lebih luas. Hal ini akan lebih dapat diterima dari sekedar menyajikan maknanya secara umum. Sebab al-Qur’an mengandung aspek aqidah, akhlak, manhaj, dan pedoman umun serta

       6

(12)

 

 

faedah-faedah yang dapat dipetik dari ayat-ayat-Nya. Sehingga setiap penjelasan, penegasan, dan isyarat ilmu pengetahuan yang terekam di dalamnya menjadi instrumen pembangunan kehidupan sosial yang lebih baik dan maju bagi masyarakat modern secara umum saat ini atau untuk kehidupan individual bagi setiap manusia.”7

Islam adalah agama yang komprehensif (ka>ffah) karena Islam mempunyai

konsep yang mendasar dalam kehidupan manusia. Konsep itu adalah aturan

tentang hubungan manusia dengan Allah (h{ablun min Alla>h), hubungan manusia

dengan manusia (h{ablun min al-na>s), dan hubungan manusia dengan lingkungan.

Islam hadir sebagai rahmat bagi seluruh alam dan menjadi pendobrak

ketidakadilan sosial, dan ekonomi.

Ajaran moral al-Qur’an itu merupakan bentuk reformasi sosial Islam

mengenai keadilan yang pada dasarnya berusaha meningkatkan posisi dan

memperkuat kondisi kaum lemah agar menjadi lebih baik. Pentingnya keadilan

dalam pandangan Islam dapat dilihat dari pencapaian ketaqwaan dengan

menegakan keadilan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam al-Qur’an, ada banyak ayat suci membicarakan mengenai keadilan,

sebagai salah satu dari asma>’ al-h}usna>Allah dan perintah kepada Rasulullah

untuk berbuat adil dalam menyikapi semua umat yang muslim maupun yang

kafir. Begitu juga perintah untuk berbuat adil kepada masyarakat dalam segala

urusan. Keadilan yang ditawarkan Islam tidak tertuju kepada golongan pemimpin

saja tetapi semua lapisan masyarakat Islam yang terdiri dari suami isteri, penjual

dan pembeli, sesama Muslim dan antara pemimpin dengan rakyatnya.

       7

(13)

Al-Qur’an yang di turunkan oleh Allah SWT telah menanamkan dasar

keadilan dalam masyarakat muslim. Hal ini mengaitkan terealisasinya keadilan

dengan Allah. Dia yang memerintahkan untuk berbuat adil dan yang mengawasi

pelaksanaannya dalam kehidupan nyata, Dia yang memberi pahala bagi yang

melaksanakannya, dan memberikan siksaan bagi yang mengabaikannya. Islam

memerintahkan umatnya untuk berbuat adil dengan orang mereka cintai dan

orang yang mereka benci.

Dalam penelitian ini, penulis ingin menguak makna adil secara umum, karena

mayoritas masyarakat menganggap adil adalah sama atau seimbang, padahal adil

mempunyai makna yang banyak, tergantung dari konteks ayat dan social pada

saat itu. Dalam kasus poligami, penulis berpendapat bahwasannya adil dalam

memberikan hak kepada semua istrinya adalah bukan dengan cara membagi harta

yang sama, akan tetapi disesuaikan dengan kebutuhan dari istri dan

anak-anaknya. Jadi adil bukan berarti sama atau seimbang.

Di dalam al-Qur’an kata al-‘adl (لدعلا) disebutkan sebanyak 28 kali, yaitu:8

a. Term ‘adala terdapat dalam surat al-Infit}a>r ayat 7

b. Term ta‘dilu terdapat dalam surat al-An‘a>m ayat 70.

c. Term ta‘dilu>terdapat dalam surat al-Nisa>’ ayat 3, 129, dan 135. al-Ma>’idah

ayat 8.

       8

(14)

 

 

d. Term ya‘dilu>n terdapat dalam surat al-An‘a>m ayat 1, dan 150. al-A‘ra>f ayat

159 dan 181. al-Naml ayat 60.

e. Term a‘dila terdapat dalam surat al-Shu>ra> ayat 15.

f. Term i‘dilu>terdapat dalam surat al-Ma>’idah 8, al-An‘a>m ayat 152.

g. Term ‘adl terdapat dalam surat Baqarah ayat 48, 123, 282 (dua kali),

al-Nisa>’ ayat 58, al-Ma>’idah ayat 95 (dua kali) dan 106, al-An‘a>m ayat 70 dan

115, al-Nah}l ayat 76 dan 90, al-H{ujura>t ayat 9, dan al-T{ala>q ayat 2.

Dan untuk derivasinya akan kami sebutkan pada bab selanjutnya, seperti kata

al-qist}, al-wazn, dan lainnya yang mempunyai makna hampir sama dengan adil.

Adapun salah satu contoh penafsiran Wahbah al-Zuh}ayli> tentang ayat keadilan:

ﺎَﻬْـِ

ُﺬَﺧْﺆُـ

َﻻَو

ٌﺔَﻋﺎَﻔَﺷ

ﺎَﻬْـِ

ُﻞَﺒْﻘُـ

َﻻَو

ﺎًﺌَْﺷ

ٍﺲْﻔَـ

ْ َﻋ

ٌﺲْﻔَـ

يِﺰَْﲡ

َﻻ

ﺎًْﻮَـ

اﻮُﻘﱠـﺗاَو

“Dan jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak diterima syafa'at dan tebusan dari padanya, dan tidaklah mereka akan ditolong.” (QS. Al-Baqarah: 48).9

Pada ayat tersebut Wahbah al-Zuh}yli> menafsiri kata ‘adl dengan balasan dan

pertolongan, ayat ini memberikan pengertian tentang penerapan konsep adil

dalam perbuatan, yang menceritakan tentang orang yahudi atau kafir, kelak di

akhirat ia tidak akan mendapatkan syafaat dari Nabi Muhammad dan tidak

mendapatkan balasan dan tidak pula mendapat pertolongan. Apa yang dilakukan

      

9

(15)

selama di dunia itulah yang akan ia dapatkan balasannya di akhirat. Karena

setiap hamba Allah pasti mempertanggungjawabkan apa yang dilakukanya

selama di dunia. Allah maha adil, Ia tidak akan berbuat dzolim. Oleh karena itu

balasan terhadap orang kafir maupun muslim merupakan salah satu wujud dari

sifat adil yang dimilik oleh Allah.10

Dengan melihat salah satu penafsiran beliau, bisa diketahai bahwa adil tidak

hanya bermakna sama, seimbang, ataupun tidak dzalim, tetapi maknanya bisa

berkembang lebih luas. beliau juga membagi adil dalam beberapa segi, baik dari

sisi hukum, kemasyarakatan, dan yang lain.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

Penulis mengidentifikasi beberapa hal yang dapat dibahas dalam tesis ini.

Dimulai dengan biografi Wahbah al-Zuh}ayli> dan Tafsi>r al-Muni>r fi> al-‘Aqi>dah wa

al-Shari>‘ah wa al-Manhaj serta adil dalam tinjauan umum dan dalam pandangan

Wahbah al-Zuh{ayli> dalam kitab tafsirnya al-Muni>r. Penulis membatasi penelitian

terhadap ayat-ayat mengenai Adil dalam al-Qur’an (Kajian Tafsi>r al-Muni>r fi>

al-‘Aqi>dah wa al-Shari>‘ah wa al-Manhaj karya Wahbah al-Zuh{ayli>)

Keadilan dalam penelitian ini adalah gambaran umum yang menunjuk kepada

makna dan hakikat yang terkandung dalam keadilan. Sementara yang dimaksud

dengan perspektif al-Qur’an adalah pandangan dan wawasan al-Qur’an yang

dalam hal ini diartikan sama dengan informasi dan penjelasan yang diberikan

      

10

(16)

 

 

oleh al-Qur’an sebagai Kitab suci umat Islam yang diyakini sebagai Kalam Allah

yang bertujuan memberi bimbingan (hidayah) kepada umat manusia.

Kajian dan studi yang dilakukan untuk memahami kandungan al-Qur’an

adalah bagian dari perintah Allah Swt atas dasar asumsi bahwa al-Qur’an

merupakan bagian dari sumber informasi Ilahi yang lengkap dan sempurna dan

bersifat universal.

Penulis berupaya menangkap makna keadilan yang terdapat dalam al-Qur’an

dalam batas upaya merumuskan nilai-nilai instrumental, yang pada giliranya

akan dilanjutkan dalam penelitian berikutnya dengan merumuskan nilai

operasional yang dapat diaplikasikan dalam berbagai aspek kehidupan.

C. Rumusan Masalah

Karena objek material penelitian ini sepenuhnya adalah al-Qur’an, maka

pembahasan akan fokus pada tema keadilan dalam ayat-ayat al-Qur’an,

khususnya dalam kitab tafsi>r al-muni>r, sehingga masalah pokok yang akan

dibahas sebagai kajian utama adalah sejauh manakah makna-makna keadilan

dalam perspektif al-Qur’an disertai dengan derivasinya.

Sesuai dengan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang menjadi

pokok bahasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana makna adil dalam al-Qur’an?

2. Bagaimana metode dan aliran kitab tafsi>r al-Muni>r ?

(17)

D. Tujuan Penelitian

Beberapa tujuan dari rumusan masalah di atas, di antaranya:

1. Untuk mengetahui makna adil dalam al-Qur’an.

2. Untuk mengetahui metode dan aliran tafsi>r al-Muni>r

3. Untuk mengetahui makna adil dalam kitab tafsi>r al-Muni>r karya

Wahbah al-Zuh}ayli>>.

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pengkaji

‘Ulu>m al-Qur’a>n, ilmu tafsir dan bagi seluruh umat muslim pada umumnya.

Adapun beberapa manfaat yang diharap dapat diambil adalah:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bisa menambah khazanah keilmuwan khususnya

dalam kajian tafsir, sehingga memberikan kejelasan kepada siapapun yang ingin

mengetahui tentang hubungan dari beberapa ayat dari berbagai surat sehingga

tidak menimbulkan adanya pertentangan atau bertolak belakang di dalamnya.

2. Manfaat Praktis

Mengetahui tentang salah satu sosok tokoh penafsir kontemporer dan juga

mengetahui tentang makna adil disertai dengan derivasi dan prakteknya dalam

kehidupan di masyarakat. pemahaman tentang makna keadilan dalam Al-Qur’an

(18)

10 

 

 

terhadap sikap batin dan pandangan hidup manusia, melainkan juga akan

melahirkan sikap-sikap formal dalam perilaku yang lebih bermakna.

F. Kerangka Teoritik

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua kerangka teoritik, yaitu

pengertian adil dan teori tafsir al-Qur’an.

1. Adil

Secara bahasa adil dari kalimat “adala-ya’dilu, yang artinya sama. Sedangkan

arti adil secara istilah adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya, atau berbuat

sesuatu yang tidak ada unsur dzalim di dalamnya. Pengertian adil dalam

al-Qur’an tidak hanya menggunakan lafadh al-adl tapi juga menggunakan kata

al-qist}, al-wazn dan sebagainya.11

Dalam penelitian ini, penulis akan mengupas klasifikasi ayat-ayat al-Qur’an

yang menjelaskan tema adil, diantaranya mengenai makna adil dalam al-Qur’an,

dan membahas term-term keadilan dalam Al-Qur’an, dari kata-kata yang secara

langsung membawa makna keadilan, yaitu al-‘adl, al-qisth, al-wazn dan al-wasth

dan semua derivasinya. Perubahan bentuk kata dibahas sedemikian rupa, karena

ia akan menawarkan dan membawa makna-makna yang akan memperkaya arti

keadilan dan juga penafsiran Wahbah al-Zuhayli>.

       11

(19)

2. Tafsi>r al-Muni>r karya Wahbah al-Zuhayli>

Tafsir secara bahasa mengikuti wazn “taf’i>l”, berasal dari akar kata

al-fasr (fa, sa, ra) yang berarti penjelaskan, penyingkapan dan penampakkan atau

penerangkan makna yang abstrak. Kata kerjanya mengikuti wazn “d}araba -

yad}ribu - d}arban“ dan “nas}ara - yans}uru - nas}ran”. Dikatakan “fasara – yafsiru

dan yafsuru – fasran”, kata kerjanya “fasarahu”, artinya “aba>nahu”

(menjelaskannya). Kata al-tafsi>r dan al-fasr mempunyai arti penjelasan dan

penyingkapan yang tertutup. Dalam Lisa<n al-‘Arab dinyatakan, bahwa kata “

al-fasr” berarti penyingkapan yang tertutup, sedangkan kata “al-tafsi>r” berarti

penyingkapan maksud sesuatu lafazh yang mushkil dan pelik.12

Para ulama’ berpendapat, bahwa tafsir adalah penjelasan tentang arti atau

maksud firman-firman Allah sesuai dengan kemampuan manusia (mufassir).13

tafsir juga menjelaskan makna serta megeluarkan hukum dan hikmahnya.14 Usaha

untuk memahami dan menafsirkan al-Qur’an terus menerus berkembang pada

generasi-generasi selanjutnya, sehingga melahirkan karya baik dari mufassir

kalsik hingga mufassir kontemporer, dengan berbagai macam kecenderungan

metode dan corak dari masing-masing mufassir.

       12

Manna>’ Khali>l al-Qat}t}a>n, Maba>h}ith fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n (Surabaya: al-Hida>yah, 1973), 323-324.

13

M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat (Bandung: Mizan, 1999). 75.

14

(20)

12 

 

  G. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang mengkaji mengenai seorang tokoh dan pemikiran Wahbah

al-Zuh}ayli> banyak dilakukan, termasuk tentang biografi Wahbah al-Zuh{ayli>.

Penelitian mengenai tafsirnya “al-Muni>r” juga sudah banyak dikaji, tetapi

penelitian yang fokus terhadap keadilan dalam tafsirnya belum penulis temukan.

Sepanjang pengetahuan penulis, belum ada special research mengenai

penafsiran Wahbah al-Zuh{ayli> tentang ayat-ayat keadilan. Penulis hanya

menemukan sebuah karya ilmiah yang berbentuk skripsi yang berjudul konsep

adil dalam al-Qur’an menurut Quraish Shihab.

Persamaannya adalah tentang pembahasan biografi Wahbah al-Zuh{ayli>, atau

tentang konsep adil secara umum. Sedangkan perbedaannya adalah makna

khusus dari Wahbah al-Zuh{ayli> tentang konsep adil. Menurut Qurais Shihab adil

dimaknai dengan persamaan antara kedua belah pihak.

Dalam kitab tafsi>r al-Muni>r adil dimaknai dengan menempatkan sesuatu

kepada yang lebih berhak meskipun tidak harus sama yang disertai dengan

adanya dalil hukum yang berlaku di masyarakat. Itulah yang membedakan

dengan penelitian ini.

Dari penjelasan yang penulis sebutkan di atas, disimpulkan bahwa belum ada

penelitian yang membahas tentang adil dalam tafsir al-Muni>r karya Wahbah

(21)

H. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam istilah penelitian dikenal ada 2 metode. Yaitu metode kuantitatif

(eksperimen) dan metode kualitatif. Sebagai suatu istilah penelitian,

kualitatif digunakan oleh banyak peneliti dengan menggunakan suatu

pendekatan tertentu yang bertujuan memproduk pengetahuan. Telah ada

pengertian konvensional bahwa data kualitatif tidak berupa angka-angka

melainkan berupa data-data.15

Penelitian yang penulis lakukan adalah bersifat kualitatif, model

penelitiannya termasuk kategori studi pustaka (Library Research) dengan

objek berupa beberapa naskah, baik dari buku-buku, jurnal, artikel ataupun

literatur lainnya yang berhubungan dengan persoalan yang akan dibahas. Ide

besar yang diangkat penulis dalam penelitian ini adalah adil dalam al-Qur’an

dalam kajian tafsir al-Muni>r karya Wahbah al-Zuh}ayli>.

2. Sumber Data

Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini antara lain:

a. Sumber yang bersifat primer, yaitu: kitab tafsir karangan Wahbah

al-Zuhayli, yaitu Tafsi>r al-Muni>r fi al-‘Aqi>dah wa al-Shari>‘ah wa al-Manhaj.

       15

(22)

14 

 

 

b. Sumber data yang bersifat sekunder, di sini penulis menggunakan

sebagian kitab yang dipakai oleh Wahbah al-Zuh{ayli>, baik dalam bidang

tafsir, hadis, sejarah, dan sebagainya.

Adapun sumber yang dipakai Wahbah al-Zuh{ayli> dalam kitab tafsir

al-Muni>r adalah sebagai berikut:

1) Bidang Tafsir, seperti:

Ah}ka>m al-Qur’a>n karya Ibn al-‘Arabi>. Ah}ka>m al-Qur’a>n karya

al-Jas}s}a>s}. Al-Kashsha>f karya Ima>m al-Zamakhshari>. Al-Manna>r karya

Muh{ammad ‘Abduh dan Rashi>d Rid}a>. Al-Ja>mi‘ fi> Ah}ka>m al-Qur’a>n karya

Al-Qurt}ubi>. Tafsi>r al-T{abari> karya Muh}ammad ibn Jari>r Abu> Ja‘far

al-T{abari>. al-Tafsi>r al-Kabi>r karya Ima>m Fakhr al-Di>n al-Ra>zi>. Fath} al-Qadi>r

karya Ima>m al-Shawka>ni>. Mah}a>sin al-Ta’wi>l karya al-Qa>simi>. Ta’wi>l

Mushkil al-Qur’a>n karya Ibn Qutaybah. Tafsi>r al-Alu>si> karya Shiha>b

al-Di>n Mah}mu>d ibn ‘Abdilla>h. Tafsi>r Al-Bah}r al-Muh}i>t} karya Ima>m Abu>

H{ayya>n Muh}ammad ibn Yu>suf. Tafsi>r al-Mara>ghi> karya Mus}t}afa>

al-Mara>ghi>. Tafsi>r A<yat al-Ah}ka>m karya Muh}ammad ‘Ali> al-Sayis. Tafsi>r

ibn Kathi>r karya Isma>‘i>l ibn ‘Umar ibn Kathi>r. Tafsi>r al-Kha>zin karya

Abu> H{asan ‘Ali> ibn Muh}ammad. Tafsi>r Bayd}a>wi> karya Al-Bayd}a>wi>.

2) Bidang Ulum al-Qur’an, seperti:

Asba>b al-Nuzu>l karya al-Wa>h}idi> al-Naysa>bu>ri>. Al-Itqa>n karya Ima>m

(23)

al-Jurja>ni>. Maba>h}ith fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n karya S{ubh}i> al-S{a>lih}. Luba>b

al-Nuqu>l fi> Asba>b al-Nuzu>l karya Ima>m al-Suyu>t}i>. I‘ja>z al-Qur’a>n karya

Ima>m al-Ba>qila>ni>. Ghara>’ib al-Qur’a>n wa Ragha>ib al-Furqa>n karya H{asan

al-Qammi al-Naysa>bu>ri>. Al-Burha>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n karya Ima>m

al-Zarkashi>. Tana>suq al-D{urar fi> Tana>sub al-Suwar karya Imam Suyuthi.

3) Bidang Hadis, seperti:

Al-Mustadrak karya Ima>m H{a>kim. al-Dala>’il al-Nubuwwah karya

Ima>m Bayhaqi>. Al-kabi>r karya al-T{abra>ni>. S{ah}i>h} al-Bukha>ri> karya

Muh}ammad ibn Isma>‘i>l ibn Ibra>hi>m al-Bukha>ri>. Sunan al-Tirmidhi> karya

Muh}ammad ibn ‘I<sa> Abu> ‘I<sa> al-Tirmidhi>. ‘Umdah al-Qa>ri> Sharh}

Al-Bukha>ri>karya al-‘Ayni>. Sunan Ibn Ma>jah karya Abu> ‘Abdilla>h ibn

Muh}ammad ibn Yazi>d al-Qazwaini. S{ah}i>h} Muslim karya Muslim ibn

H{ajja>j Abu> al-H{usain. Sunan Abi> Da>wud karya Sulayma>n ibn Shada>d.

Sunan al-Nasa>’i> karya Ah}mad ibn Shu‘ayb al-Nasa>’i>.

4) Bidang Teolog, seperti:

Al-Ka>fi>karya Muh}ammad ibn Ya‘qu>b. Al-Sha>fi> Sharh} Us}u>l al-Ka>fi>

karya ‘Abdulla>h Muz}affar. Ih}ya>’ ‘Ulu>m al-Di>n karya Ima>m al-Ghaza>li>.16

5) Bidang Bahasa, seperti:

Mufrada>t al-Raghi>b karya al-As}fiha>ni>. Al-Furuq karya al-Qirafi>. Lisa>n

al-‘Arab karya Ibn al-Manz}u>r.

      

16

(24)

16 

 

  6) Bidang Ushul Fiqh dan Fiqh, seperti:

Bida>yat al-Mujtahid karya Ibn Rushd al-H{a>fidh. Al-Fiqh al-Isla>mi> wa

Adillatuhu karya Wahbah al-Zuh}ayli>. Us}ul al-Fiqh al-Isla>mi> karya

Wahbah al-Zuh}ayli>. Al-Risa>lah karya Ima>m al-Sha.fi‘i>. dan Al-Mus}t}afa>

karya Ima>m al-Ghaza>li>.

7) Bidang Tarikh/ Sejarah, seperti:

Si>rah Ibn Hisha>m karya Abu> Muh}ammad ibn Ma>lik. Muqaddimah

karya Ibn Khaldu>n. Al-Anbiya>’ karya ‘Abd al-Wahha>b al-Najja>r.

3. Pengumpulan data

Untuk mengetahui term adil dengan derivasinya dalam al-Qur’an beserta

penafsirannya, penulis mempelajari bahan kepustakaan dengan cara

mengumpulkan ayat-ayat yang ada kaitannya dengan tema penelitian agar

data yang diperoleh lebih lengkap.

4. Analisis data

Tahap ini adalah tahap yang terakhir. Setelah semua data terkumpul,

penulis menggunakan metode tafsir mawd}u>‘i> untuk mengkaji lebih mendalam

penafsiran Wahbah al-Zuh{ayli> tentang adil dalam kitabnya tafsir al-Muni>r.17

      

17

(25)

I. Sistematika Pembahasan

Untuk menciptakan alur penulisan dalam pembahasan ini, maka analisa data

akan dipaparkan secara sistematis, sebagai berikut:

Bab Pertama, merupakan pendahuluan. Bagian ini akan dijelaskan mengenai

latar belakang, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, kegunaan penelitian, kerangka teoritik, penelitian terdahulu, metode

penelitian, sistematika pembahasan, outline penelitian dan daftar Pustaka.

Bab kedua, memuat tentang tentang makna adil dalam al-Qur’an. Untuk

memahami lebih dalam, maka pembahasan ini diperjelas dengan makna adil

dalam artian umum, sinonim kata al’adl, disertai dengan hikmah menegakkan

keadilan dalam masyarakat.

Bab ketiga, memuat Biografi Wahbah al-Zuhayli dan tafsir al-Muni>r. di

dalamnya membahas tentang biografi, riwayat pendidikan, dan karya-karyanya

dan juga membahas mengenai pemikiran Wahbah al-Zuh}ayli> mengenai

penafsiran al Qur’an yang mencakup metodologi, karakteristik penafsirannya,

langkah-langkan penafsiran dan komentar ulama mengenai tafsirnya.

Bab keempat, memuat analisa dari data-data yang diperoleh, bab ini berisi

tentang adil menurut Wahbah al-Zuh}ayli>. Pada pembahasan ini akan dijelaskan

mengenai penafsiran beliau terhadap ayat-ayat keadilan dan dianalisis dengan

data-data yang lain. Dalam bab ini juga dilengkapi dengan pembagian adil

(26)

18 

 

 

Bab kelima, memuat tentang penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan

saran-saran. Dalam bab ini penulis berharap dapat memberikan kontribusi yang

berarti berupa kesimpulan terhadap penelitian serta saran-saran yang

(27)

A. Kesimpulan

Sesuai dengan rumusan masalah yang penulis sebutkan di bab awal, maka

kesimpulan yang diambil adalah:

1. Keadilan dalam prespektif Al-Qur’an:

Keadilan dalam al-Qur’an mempunyai makna yang banyak, makna aslinya

adalah al-sawiyyah yang diartikan dengan sama. Akan tetapi kata al-‘adl juga

dimaknai dengan seimbang, membagi atau menengahi di antara dua hal, dan

proposional.

Kata Al-‘adl juga disebut dengan kata al-‘Ada>lah, al-‘Udu>lah, al-Ma‘dalah,

al-Mi‘dalah, al-Ta‘di>l, al-Mu‘a>dalah, al-‘Adi>l, al-I‘tida>l, al-‘Idl, dan A‘da>l.

Semua kata tersebut mengarah pada makna keadilan.

2. Metode dan Aliran al-tafsi>r al-Muni>r:

Wahbah al-Zuh}ayli> adalah tokoh fiqh yang terkenal, pemikirannya

memberikan wacana yang baru kepada para pembaca dalam memahami hukum.

Begitu juga terhadap Tafsi>r al-Muni>r yang hadir di tengah-tengah kegelisahan

(28)

   

140 

 

Metode yang dipakai Wahbah al-Zuh{ayli> dari segi sumber penafsiran tafsir

ini menggunakan metode bi al-iqtira>n, kalau dari segi keluasan penafsirannya

tafsir ini menggunakan metode tafs}i>li>, sementara kalau dari segi cara

penafsirannya tafsir ini menggunakan metode muqa>rin, kalau dari segi susunan

penafsirannya tafsir ini menggunakan metode tah{li>li>, dan kalau dilihat dari segi

aliran atau corak tafsir ini menggunakan metode tafsir fiqhi>, adabi>, dan ijtima>‘i>.

3. Adil menurut Wahbah al-Zuh{ayli> :

Wahbah al-Zuh}ayli> memaknai kata adil sesuai dengan konteks ayat yang

dibahas, di antara maknanya adalah al-Musa>wah (persamaan), al-Ins}af dan

al-Wast}(moderat), al-Tawa>zun (seimbang), al-Mayl (condong atau kecenderungan),

dan proposional. Secara garis besar bisa disimpulkan kalau beliau memaknai kata

adil adalah segala sesuatu yang diberikan atau dilakukan sesuai dengan haknya.

Beliau juga menjelaskan bahwa sikap adil tidak harus melalui perbuatan saja

tetapi juga melalui tulisan, dan ucapan.

Beliau membagi konsep keadilan dalam beberapa hal, di antaranya adalah

menetapkan hukum, memberikan kesaksian, berbicara, memberikan hak, menulis

hutang piutang, mendamaikan orang yang berselisih, menghadapi orang yang

tidak disukai, pemberian balasan, menebus, dan kemusyrikan.

Salah satu wujud hikmah yang terkandung dalam keadilan adalah

mewujudkan persatuan dan persaudaraan, membina hubungan dan keakraban

(29)

B. Saran-Saran

Berdasarkan penelitian ini, penulis memiliki beberapa saran-saran, yaitu:

Untuk pembaca sebaiknya melihat dan memperdalam pemikiran Wahbah

al-Zuh}ayli> secara komprehensif karena beliau adalah tokoh fiqh, bukan mufassir

murni yang menyebabkan ia selalu berpikir kritis sesuai dengan keadaan yang

dialami. Kitab tafsir yang diteliti memang ditelusuri banyak dihubungkan dengan

masalah hukum. Oleh karena itu bagi pembaca harus mendalaminya lagi.

Untuk semua pihak yang berkonsentrasi pada bidang tafsir hendaknya

mampu meneladani kepribadian Rasulullah pada setiap aspek kehidupan dalam

langkah dan waktu. Maksudnya sendi-sendi keIslaman yang berkaitan dengan

keadilan sudah berjalan sejak lama sampai sekarang harus tetap berjalan.

Untuk civitas akademika UINSA Surabaya, hendaknya menggali lebih

dalam pemikiran Wahbah al-Zuh}ayli> dalam mengaplikasikan konsep keadilan

sebagaimana yang diajarkan dalam al-Qur’an.

Oleh karena itu diharapkan kepada semua pihak agar memelihara keadilan

dalam kehidupan sehari-hari, kepada pemerintah dan semua pihak penyelenggara

negara, bahkan sampai kepada masyarakat harus berusaha menegakkan keadilan

dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak terjadi diskriminasi dalam

(30)

   

   

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Slamet. dan H. Aminuddin. Fiqh Munakahat cet. I. Bandung: CV. Pustaka Setia. 1999.

Afandi, Khoizin. Langkah Praktis Merancang Proposal. Surabaya: Pustakamas, 2011.

Afri>qi> (al), Muh}ammad ibn Mukrim ibn Manz}u>r. Lisa>n al-‘Arab CD ROM al-Maktabah al-Sha>milah: Global Islamic Software, 1991-1997.

Akk (al), Kha>lid ‘Abd al-Rah}man. Us}u>l al-Tafsi>r wa Qawa>‘iduhu. Dimaskus: Da>r al-Nafa>’is, 1986.

Antonio, M. Syafi’i. Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani Press. 2001.

Ardiansyah. Pengantar Penerjemah, dalam Badi> al-Sayyi>d al-Lahham, Syeikh

Prof. Dr. Wahbah al-Zuh}ayli>: Ulama Karismatik Kontemporer - Sebuah

Biografi. Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2010.

Asfaha>ni> (al), Abu> Qa>sim Abu> al-H{usain ibn Muh}ammad al-Ra>ghib. al-Mufrada>t fi> Ghari>b al-Qur’a>n. Mesir: Mus}t}afa> al-Ba>b al-H{alabi>, 1961.

Askari> (al), Abu> Hila>l. Mu‘jam al-Furu>q al-Lughawiyah. tt: Mu’assasah al-Nashr al-Isla>mi>. 2000.

‘At}iyyah, Abd al-H{aq ibn. al-Muh{arrir al-Waji>z. Beirut: Da>r ibn H{azm. 2002.

Ba>qi> (al),Muh}ammad Fu’a>d ‘Abd. al-Mu‘jam al-Mufahrash li Alfa>z} al-Qur’a>n al-Kari>m. Beirut: Da>r al-Fikr, 1994.

Bayd}a>wi> (al), Na>s}ir al-Di>n Abu> al-Khair Abdulla>h ibn ‘Umar. Anwar al-Tanzi>l wa al-Asra>r al-Ta’wi>l jilid I.Mesir: Mus}t}afa> al-Ba>b al-Halabi. 1939.

Chirzin, Muhammad. al-Qur’an & Ulumul Qur’an. Jakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1998.

Dhahabi> (al), Muh}ammad H{usain. al-Tafsi>r wa al-Mufassiru>n jilid I. Kairo: Maktabah Wahbah, 2000.

(31)

Farma>wi> (al), Abd al-H{ay al-Bida>yah fi> al-Tafsi>r al-Mawd}u>‘i>. Kairo: Da>r al-T{iba>‘ah wa al-Nashr al-Isla>mi>, 2005.

Ghala>yi>ni> (al). Ja>mi‘ al-Duru>s CD ROM al-Maktabah al-Sha>milah: Global Islamic Software, 1991-1997.

Ghazali, Moh. Rumaizuddin. Tokoh Islam Kontemporer. Tt: Tradisi Ilmu, 2005.

Ghofur, Saiful Amin. Profil Para Mufasir al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, tth.

Ghozali, Abdul Rahman. Fiqh Munakahat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2003.

Hawwa>s, ‘Abdul ‘Azi>z Muh{ammad Azzam dan ‘Abdul Wahha>b Sayyid. al-Usrah wa Ah{ka>muha> fi> al-Tashri>‘ al-Isla>mi>Terj. ‘Abdul Maji>d Khon. Jakarta: Amzah, 2009.

H{usayni> (al), Muh}ammad ibn Muh}ammad ibn ‘Abd al-Razza>q. Ta>j al-‘Aru>s min

Jawa>hir al-Qa>mu>s. CD ROM al-Maktabah al-Sha>milah: Global Islamic

Software, 1991-1997.

Iyazi, Sayyid Muhammad Ali>. Al-Mufassiru>n H{aya>tuhum wa Mana>hijuhum, Teheran: Wiza>nah al-Thaqa>fah wa al-Insha>q al-Isla>m, 1993.

Izzan, Ahmad. Metodologi Ilmu tafsir. Bandung: Tafakur. 2009.

Jawzi> (al), Ibn al-Qayyim. Za>d al-Masi>r fi> ‘Ilm al-Tafsi>r (Beirut: Da>r Ibn H{azm. 2002.

Khalaf, Abd al-Wahha>b. Ilmu Us}u>l al-Fiqh Terj. Noer Iskandar al-Barsany dan Moh. Thalchah Mansoer, “Kaidah-Kaidah Hukum Islam (Ilmu Ushul al-Fiqh”. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996.

Khuwa>rizmi> (al), Abu> al-Qa>sim Mah{mu>d ibn ‘Umar al-Zamakhshari>. al-Niha>yah fi> Ghari>b al-Athar . Mesir: Mus}t}afa> al-Ba>b al-H{alabi>. tth.

_________. Asas al-Bala>ghah dalam CD ROM al-Maktabah al-Sha>milah: Global Islamic Software, 1991-1997.

Mahmud, Ali Abdul Hakim. Fikih Responsibilities Tanggung Jawab Muslim

dalam Islam. Jakarta: Gema Insani Press. 1998.

(32)

   

144 

 

 

Manz}u>r (al), Ibn. Lisa>n al-‘Arab CD ROM al-Maktabah al-Sha>milah: Global Islamic Software, 1991-1997.

Mara>ghi> (al), Ah}mad Mus}t}afa>. Tafsi>r al-Mara>ghi>, Jilid V. tt.: Da>r al-Fikr, 1974.

Maqdisi> (al), ‘Alami> Za>dah Fayd{ulla>h ibn Mu>sa> al-H{asani>. Fath} al-Rah}ma>n li T{a>lib A<ya>t al-Qur’a>n. Beiru>t: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyah, 2012.

Ma’shum, Ali Zawani dan Syaifullah. Penjelasan al-Qur’an tentang Sosial,

Ekonomi, dan Politik. Jakarta: Gema Insani Press. 1999.

Muh}ammad, Abu> I<sa.>Sunan al-Turmudhi> juz IV. Beirut: Da>r al-Fikr. t.th.

Munawwir, Ahmad Warson. Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap.

Yogyakarta: Pustaka Progressif. 2002.

Muqri> (al), Abu> al-‘Abba>s Ah}mad ibn Muh}ammad ibn Ali> al-Fayyu>mi>Al-Mis}ba>h{ al-Muni>r fi> Ghari>b al-Sharh} al-Kabi>r. CD ROM al-Maktabah al-Sha>milah: Global Islamic Software, 1991-1997.

Muslim, Ima>m Abi> al-H{usayni>. S{ah}i>h} Muslim juz II. Beirut: Da>r al-Fikr. t.th.

Mus}t}afa>, Ibra>hi>m. al-Mu‘jam al-Wasi>t}. Theheran: al-Maktabah al-Ilmiyyah, 1934.

Mustaqim, Abdul. Epistemologi Tafsir Kontemporer. Yogyakarta: Lkis, 2011.

Nai>sa>bu>ri> (al), Abi> al-H{asan ‘Ali> ibn Ah}mad al-Wa>h}idi>. Asba>b al-Nuzu>l. Beirut: Da>r al-Fikr, 1991.

Nakhrawie, Asrifin an. Ringkasan Asbaabun Nuzul; Sebab-Sebab Turunnya Ayat-Ayat al-Qur’an Terj. Luba>b al-Nuqu>l fi> Asba>b al-Nuzu>l. Surabaya: Ikhtiar. 2011.

Nasir, M. Ridlwan. Memahami al-Quranprespektif Baru Metodologi Tafsir

Muqarin. Surabaya; Indra Media, 2003.

Nuryanto, M. Agus. Islam, Teologi Pembebasan dan Kesetaraan Gender: Studi

Atas Pem,ikiran Asghar Ali Engineer. Yogyakarta: UII Press. 2001.

Qardhawi, Yusuf. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta: Gema Insani Press. 1997.

(33)

Qut}b, Sayyid. Tafsi>r fi> Z{ila>l al-Qur’a>, Jilid V. Beirut: Da>r al-Ih}ya>’ al-Tura>th al-‘Arabi>. 1967.

Raharjo, M. Dawam. Ensiklopedi al-Qur’an Tafsir Sosial berdasarkan Konsep

Kunci-Kunci. Jakarta: Paramadina. 2002.

Ra>zi> (al), Abu> al-H{usain Ah}mad ibn Fa>ris ibn Zakariyya>. Maqa>yi>s al-Lughah. Mesir: Da>r al-Kutub al-Mis}riyyah, 1906.

Ra>zi> (al), Fakhr al-Di>n. al-Tafsi>r al-Kabi>r jilid X. Beirut: Da>r Ih}ya>’ al-Tura>th al-‘Arabi>. tth.

RI, Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an Departemen Agama. Al-Qur’an dan

Terjemah. Bekasi: Sukses Publishing. 2012.

Rid}a>, Muh}ammad Rashi>d. Tafsi>r al-Qur’a>n al-H}aki>m. Kairo: Da>r al-Manna>r. 1947.

Rodiah, dkk. Studi al-Qur’an Metode dan Konsep. Yogyakarta: eLSAQ Press. 2010.

S{a>bu>ni> (al), Muh{ammad ‘Ali>. al-Tibya>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n, Damaskus: Maktabah al-Ghaza>li>, 1981.

Sabiq, Sayyid. al-Fiqh al-Sunnah jilid II (Kairo: Da>r al-Fath} li al-I’la>m al-‘Arabi>, 2000.

Sachedina, Abdul Aziz A. The Just Ruler in Shi’ite Islam terj. Ilyas Hasan,

Kepemimpinan dalam Islam Perspektif Syi’ah. Bandung: Mizan. 1994).

S{a>lih{, Abd. al-Qa>dir Al-Tafsi>r wa al-Mufassiru>n fi> ‘As}r al-H{adi>th. Beirut: Da>r al-Fikr, 2003.

Salim, Abd. Muin. Fiqh Siya>sah Konsep Kekuasaan Politik dalam Al-Qur’an.

Jakarta: Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan, 1994.

Shah}ru>r, Muh}ammad. Prinsip dan Dasar Heremeneutika Hukum Islam

Kontemporer terj, Sahiron Syamsuddin dan Burhanuddin Dzikri.

Yogyakarta: eLSAQ Press. 2007.

Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-Quran Fungsi dan Peran Wahyu Dalam

Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mizan, 1999.

___________. Wawasan Al-Quran Tafsir Maudlu’i atas Pelbagai Persoalan

(34)

   

146 

 

 

Siba>‘i> (al), Mus}t}afa> H{usni>. Ishtira>kiyya>t al-Isla>mi>, Terj. M. Abdai Ratomy “Sosialisme Islam” (Bandung: Diponegoro. 1969.

Suma, Muhammad Amin. Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran. Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001.

Suyu>t}i> (al), Jala>l al-Di>n. Sunan al-Nasa>’i> bi Sharh} al-Suyu>t}i> juz V. Beirut: Da>r al-Kutub al-Ilmiyyah. 1930.

T{aba>t}aba>‘i>, Muh}ammad H{usain. Tafsi>r al-Mi>za>n Jilid XVIII. Theheran: Da>r al-Kutub al-Isla>miyyah. 1397H.

Utsaimin (al), Muhammad bin Shalih Dasar-dasar Penafsiran al-Qur’an terj. H. Agil Husin al-Munawwar dan Ahmad Rifqi Mukhtar. Semarang: Dimas Utama, t.th.

Yusron, Muhammad dkk. Studi Kitab Tafsir. Yogyakarta: TH-Press, 2006.

Zabadi> (al), Abu> T{a>hir ibn Ya‘qu>b al-Fair. Tanwi>r Miqba>s min Tafsi>r ibn ‘Abba>s. ttp: Da>r al-Fikr li Ittiba>‘ah wa al-Nashr wa al-Tawzi>‘. tth.

Zamakhshari> (al). al-Kashsha>f ‘an H{aqa>iq al-Tanzi>l wa ‘Uyu>n al-Aqa>wi>l fi> Wuju>h al-Ta’wi>l Jilid I. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmi>yah.

Zarqa>ni> (al), Muh{ammad ‘Abd al-‘Az}i>m Mana>hil al-‘Irfa>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n

Vol. I. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah. 2004.

Zuh{ayli> (al), Wahbah. al-Tafsi>r al-Muni>r fi> al-‘Aqi>dah wa al-Shari>‘ah wa

al-Manhaj. Damaskus: Da>r al-Fikr, 2011.

___________. al-Waji>z fi> Us}u>l al-Fiqh. Damaskus: Da>r al-Fikr, 2003.

(35)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Avif Alfiyah

NIM : F.0.5.2.12.077

TTL : Gresik, 09 Juli 1988

Alamat : Desa Tebaloan, Kec. Duduksampeyan, Kab. Gresik

Orang tua :

1. Ayah : Nama : Mat Kholil (Alm.)

Pekerjaan : PNS

2. Ibu : Nama : Zahrokhah

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan :

1. TK : RAM Muslimat 48 (1993-1995)

2. MI : MI Da’watul Khoiriyah (1995-2001)

3. MTs : MTs. Ihyaul Ulum (2001-2004)

4. MA : MA Ihyaul Ulum (2004-2007)

Referensi

Dokumen terkait

Namun, karena metode penafsiran yang digunakan oleh Ahmad Sanusi dalam kitab tafsir Rawd}at al- ‘ Irfa&gt;n Fi&gt; Ma’rifat al-Qur ’ an ini adalah ijmali, jadi

Adapun Tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk mengetahui secara mendalam penafsiran konsep hidayah dalam al-Qur’a&gt;n dalam kitab Tafsir Ru&gt;h}

Dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur‟an, dengan gaya penuturan yang sejuk dan lembut serta gambaran masalah yang inspiratif ini, al-Qur‟an menyingkap rasa kesadaran manusia

Tesis dengan judul : JIHAD PERSPEKTIF AL-QUR’AN ( Reaktualisasi Konsep Jihad Sayyid Quthb Dalam Tafsir Fi&gt; Z{ila&gt;l al-Qur’a&gt;n ), yang ditulis oleh SUPARDIYANTO (NIM :

Dalam hal ini akan dipaparkan pada bagian analisis konsep khitbah dalam al-Qur‟an kajian tafsir surat al-Baqarah ayat 235 dan bagaimana relevansinya dengan materi Fiqih di Madrasah

xi ABSTRAK Nama : Rosa Lestari NIM : 217410732 Konsentrasi : Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Judul Tesis : Fungsi Sosial Istifhâm Taubîkh dalam Al- Qur`an Studi Analisis Surat

Pembahasan Istilah Wasathiyyah dan Penggunaannya dalam Al-Qur`an Secara bahasa, kata wasath dipadankan dengan makna tengah-tengah tawassuth, adil, berimbang tawazun.7 Kata wasath

Telaah Penafsiran Wahbah Al-Zuhayli Dalam Al-Tafsir Al-Munir Tentang Penistaan Agama Dalam Al-Qur’an.. Islamika Inside, Jurnal Keislaman dan Humaniora,