• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Perencanaan Karir Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Satu Atap Kedungjati T1 132010095 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Perencanaan Karir Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Satu Atap Kedungjati T1 132010095 BAB I"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang baru dalam dunia pekerjaan. Bidang pekerjaan semakin spesifikasi, sehingga dirasakan semakin banyak yang mempersyaratkan kemampuan yang lebih tinggi dan terampil. sementara itu persaingan untuk memasuki dunia kerja semakin ketat dan kompetitif. Apabila seseorang tidak mempersiapkan diri secara baik dan maksimal maka akan tersisih dalam persaingan didunia pekerjaan dan akhirnya menjadi pengangguran.

Masa remaja adalah masa yang menentukan dalam perkembangan seseorang, baik perkembangan psikologis ataupun biologis. Pada masa remaja terbentuk pola tingkah laku dan aktivitas yang berhubungan dengan kelanjutan hidupnya, hal ini terlihat dari salah satu tugas perkembangan remaja yaitu memilih dan mempersiapkan diri untuk menjalankan suatu pekerjaan (Sukadji, 2000). Salah satunya adalah dalam memilih jurusan/program pendidikan lanjutan. Apabila remaja memilih jurusan pendidikan sesuai dengan minat, kemampuan dan kepribadian, maka remaja tersebut dapat dikatakan memiliki perencanaan karir.

(2)

2 karir secara matang. Salah satu tugas sekolah adalah upaya membantu siswa dalam merencanakan pendidikan dalam hal ini sekolah lanjutan dan pemilihan jabatan atau pekerjaan dimasa mendatang secara tepat. Meskipun demikian, kemajuan pendidikan tidak cukup untuk mengurangi pengangguran apabila individu dalam pemilihan sekolah lanjutan atau jenis pekerjaan yang mereka ambil salah atau tidak sesuai dengan kebutuhan. Peran guru khususnya guru BK atau konselor memberikan layanan BK untuk membantu siswa dalam mengoptimalkan perkembangan individual termasuk dukungan dalam perencanaan karir siswa (Wibowo, 2011).

(3)

3 akan tidak nyaman jika harus berhubungan dengan banyak orang. Intinya, kepribadian pun dapat mempengaruhi pemilihan karir. Hal ini sesuai dengan yang diungkap oleh Dahlan (2010) mengungkapkan bahwa, semakin terdapat kecocokan antara diri dan tuntutan tugas, jabatan atau pekerjaan yang dilakukan, semakin dekat kecenderungan seseorang akan berhasil dan menemukan kepuasan dalam tugasnya.

Dengan perencanaan karir yang matang maka siswa diharapkan bisa mendorong dirinya untuk terus belajar dan berusaha mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar siswa mampu mencapai hasil yang ingin dicapainya. Dalam hal ini motivasi sangat berperan penting dalam proses belajar yaitu dapat memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga siswa yang memiliki motivasi tinggi akan mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Namun, tidak semua siswa memiliki motivasi yang tinggi, ada pula siswa yang tingkat motivasinya rendah sehingga mereka kurang semangat dalam belajar.

(4)

4 Sekolah diharapkan dapat mengembangkan dan memotivasi seluruh siswanya untuk terus belajar agar dapat berpikir dan memecahkan persoalan-persoalan sendiri secara teratur, sistematis serta kritis. Maka dari itu peranan sekolah sangatlah penting dalam menunjang serta membantu siswa untuk mengetahui segala persiapan, pengetahuan, informasi dan bimbingan yang berkaitan dengan kegiatan belajar maupun perencanaan karir siswa yang sesuai dengan cita-cita yang ingin dicapai. Pada kenyataannya, banyak siswa yang memilih sekolah lanjutan atau karir yang mereka ingin capai tanpa mempertimbangkan kemampuan, minat dan bakat. Mereka cenderung mengikuti pilihan orang tua atau teman dengan dasar popularitas pekerjaan. Masalah dalam perencanaan dan pemilihan karir merupakan salah satu tugas perkembangan yang penting bagi remaja dan dapat mempengaruhi keseluruhan masa depan seseorang, termasuk dalam hal memilih sekolah lanjutan atau jurusan pendidikan yang tepat. Siswa diharapkan dapat memilih dan merencanakan karir sesuai dengan minat, harapan, cita-cita, dan kemampuannya.

(5)

5 pemilihan pendidikan dapat mengakibatkan kerugian waktu, financial dan kegagalan dalam belajarpun dapat terjadi, ini dikarenakan mereka tidak termotivasi untuk belajar.

Motivasi belajar sangat diperlukan agar kegagalan dalam belajar tidak terjadi, dan kemampuan siswa dapat dikembangkan secara optimal. Siswa yang memiliki kemandirian dalam memilih sekolah lanjutan atau jurusan pendidikan dengan memperkirakan kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya, mempertimbangan segala sesuatu baik kemampuan, minat, harapan dan cita-cita tanpa mengikuti pilihan orang tua atau teman cenderung dapat memilih jurusan pendidikan atau karir yang tepat untuk dirinya, sehingga mengakibatkan siswa tersebut termotivasi untuk belajar dan membuat keputusan yang berhubungan dengan karir yang sesuai untuk dirinya.

Penelitian yang dilakukan oleh Sukma (2009) hubungan antara motivasi belajar dengan perencanaan karir pada siswa di SMA N 1 Sukawati menunjukkan koefisien korelasi sebesar rxy = 0,471 dengan p (Sig): 0, 007 (p< 0,05). Hal ini menunjukkan ada hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan perencanaan karir pada siswa di SMA N 1 Sukawati.

(6)

6 motivasi belajar dengan kematangan karir pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali.

Bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukma (2009) dan Tyas dkk (2012), penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2012) tentang hubungan antara perencanaan karir dengan motivasi belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bancak dengan hasil koefisien korelasi sebesar -0,194 dengan p (sig): 0,118 (p> 0, 05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara perencanaan karir dengan motivasi belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bancak.

Hasil observasi yang dilakukan oleh penulis di SMP Negeri 3 Satu Atap Kedungjati, sebagian besar siswa malas untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar saat berlangsung di kelas dan hasil wawancara terhadap beberapa siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Satu Atap Kedungjati ada beberapa siswa yang tidak ingin melanjutkan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau sederajat. Alasannya, para siswa sudah malas untuk belajar dan belum tahu atau belum punya gambaran tentang karirnya kedepan. Anggapan para siswa meskipun tidak sekolah di jenjang pendidikan tinggi bisa bekerja dan bisa menghasilkan uang, sebaliknya belum tentu orang yang sekolah tinggi dapat bekerja dan menghasilkan uang.

(7)

7 1.2. Rumusan Masalah

Berdasar latar belakang yang telah penulis kemukakan diatas, maka dapat dirumuskanpermasalahan penelitian sebagai berikut:

Adakah hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan perencanaan karir siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Satu Atap Kedungjati?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi hubungan antara motivasi belajar dengan perencanaan karir siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Satu Atap Kedungjati.

1.4. Manfaat penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

(8)

8 Sebaliknya bila hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan perencanaan karir, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang lebih dominan terhadap motivasi belajar maupun perencanaan karir siswa. Apabila penelitian ini tidak berhasil maka mendukung temuan dari Puspitasari (2012) dengan judul hubungan antara perencanaan karir dengan motivasi belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bancak.

1.4.2. Manfaat Praktis

a) Bagi guru Bimbingan dan Konseling

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi pertimbangan bagi guru khususnya guru Bimbingan dan Konseling dalam penggunaan layanan bimbingan dan konseling khususnya bidang bimbingan belajar dan karir untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar dan perencanaan karir yang matang.

b) Bagi Siswa

(9)

9 c) Bagi Penulis

Referensi

Dokumen terkait

setempat sebagai nara sumber dalam kegiatan penyusunan KTSP, (3) melakukan analisis konteks mencakup analisis potensi dan kekuatan/ kelemahan yang ada di sekolah

dari siswa juga yang konsep dirinya negatif maka perilaku konsumtifnya. tinggi, jadi saran buat siswa, siswa dapat menilai dirinya sendiri

Penulis menjelaskan kesimpulan yang diperoleh dari bimbingan klasikal dengan materi kemandirian siswa dalam memilih karir, setelah itu penulis menanyakan. kesan

pendidikan kejuruan wanita yang dilakukan oleh instansi pemerintah, yaitu. Sekolah Kepandaian Putri (SKP) yang ada

Bab II dengan judul Landasan Teori, yang berisi: Pengertian kemandirian, ciri – ciri orang mandiri, faktor – faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar, pengertian motivasi

Diharapkan guru pembimbing maupun guru mata pembelajaran dapat membantu dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pembentukan kemandirian dan

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi sekolah dalam upaya pengembangan sumber daya manusia, khususnya di SMP

Hubungan antara Interaksi Sosial dan Motivasi Belajar dengan Kemandirian Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP UKSW Salatiga. Jurusan pendidikan