• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PAKEM PADA MATA PELAJARAN PAI DI SDN SIWALANPANJI BUDURAN SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PAKEM PADA MATA PELAJARAN PAI DI SDN SIWALANPANJI BUDURAN SIDOARJO."

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PAKEM PADA MATA PELAJARAN PAI DI

SDN SIWALANPANJI BUDURAN SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh :

NOVIANDINI UTAMI PUTRI NIM. D01212091

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

IMPLEMENTASI PAKEM PADA MATA PELAJARAN PAI DI SDN SIWALANPANJI BUDURAN SIDOARJO

Nama : Noviandini Utami Putri

NIM : D01212091

Dosen Pembimbing : Dra. Ilun Muallifah, M. Pd.

Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila guru mampu menentukan metode yang tepat dan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan karakteristik siswa. Untuk itu guru harus mampu mendesain pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif serta Menyenangkan (PAKEM). Dalam pembelajaran model ini terdapat ikatan yang kuat antara guru dan siswa dalam suasana yang menyenangkan dan tidak ada tekanan baik fisik maupun psikologis.

Penelitian ini berusaha untuk mengetahui gambaran bagaimana SDN Siwalanpanji mengimplementasikan PAKEM pada mata pelajaran PAI serta kendala yang dihadapi dan alternatif pemecahannya.

Jenis penelitian ini dapat dikategorikan sebagai penelitian kualitatif deskriptif yaitu data yang diperoleh digambarkan kemudian dianalisis tanpa mempersoalkan hubungan antar variable dan mengumpulkan data yang berasal dari dokumentasi, wawancara dan observasi dan literaturnya yang berhubungan dengan materi-materi penelitian.

Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan PAKEM di SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo khususnya pada mata pelajaran PAI dapat dikategorikan baik.

Kendala yang dihadapi dalam implementasi PAKEM adalah pertama dari segi waktu, kedua dari segi guru dan yang ketiga dari segi sarana dan prasarana.

Dari kendala-kendala tersebut dapat diminimalisir (solusi yang mengatasi) kendala tersebut yaitu dengan menambah waktu pemeblajaran PAI 35 menit dalam satu minggunya, dengan mengadakan musyawarah guru dan pelatihan-pelatihanguru serta melibatkan peran serta massyarakat.

Untuk itu penulis menyarankan kepada guru PAI untuk selalu mempertahankan dalam pelaksanaan PAKEM dan selalu mencari informasi terus tentang PAKEM.

(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………... 1

B. Rumusan Masalah……….7

C. Tujuan Penelitian 8 D. Manfaat Penelitian………8

E. Batasan Masalah………...9

F. Definisi Operasional……….9

(8)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang PAKEM

1. Pengertian PAKEM 12

2. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Implementasi

PAKEM………..14

3. Pengelolaan Kelas PAKEM………...19

4. Metode Yang Digunakan Dalam PAKEM………31

B. Tinjauan Tentang PAI

1. Pengertian PAI 41

2. Tujuan PAI 42

3. Kedudukan dan Fungsi PAI 43

4. Dasar-dasar Pelaksanaan PAI 46

C. Implementasi PAKEM Pada Mata Pelajaran PAI 47

D. Kendala Yang Dihadapi Dalam Implementasi PAKEM 50

E. Solusi Untuk Mengatasi Kendala Implementasi PAKEM 51

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 52

B. Subjek dan Objek Penelitian 53

C. Tahap-tahap Penelitian 53

D. Sumber dan Jenis Data 54

(9)

2. Data Sekunder 55

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi 56

2. Interview atau wawancara 57

3. Dokumentasi 57

F. Teknik Analisis Data

1. Deskripsi 58

2. Reduksi 58

3. Interpretasi (penafsiran) 59

4. Verifikasi (penarikan kesimpulan) 59

G. Keabsahan Data

1. Derajat kepercayaan (kredibilitas) 60

2. Keteralihan (transferability) 61

3. Kebergantungan (dependability) 61

4. Kepastian (confirmability) 61

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Profil SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo 63

2. Identitas Sekolah 63

3. Sumber Daya Sekolah 65

4. Analisa Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Tantangan 65

(10)

6. Struktur Organisasi SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo….67

7. Keadaan Sarana dan Prasarana………....68

8. Keadaan Guru SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo……….69

9. Keadaan siswa SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo………69

10.Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah………71

B. Penyajian Data

1. Implementasi PAKEM Pada Mata Pelajaran PAI di

SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo 72

2. Kendala dalam Implementasi PAKEM Paada Mata

Pelajaran PAI di SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo 77

3. Solusi Untuk Mengatasi…….………78

C. Analisis Data

1. Implementasi PAKEM Pada Mata Pelajaran PAI di

SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo 80

2. Kendala dalam Implementasi PAKEM Paada Mata

Pelajaran PAI di SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo 100

3. Solusi Untuk Mengatasi……….………..101

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ... 104

B. Saran ... 105

DAFTAR PUSTAKA

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan Nasional

Indonesia, pendidikan pada umumnya berarti daya upaya untuk

memajukan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelektual), dan

jasmani peserta didik, selaras dengan alam dan masyarakatnya.1

Pendidikan tetap menjadi alternatif dalam pengembangan dan

peningkatan sumber daya manusia. Utamanya untuk mempersiapkan

generasi yang akan datang, agar mampu menjawab tantangan dan

memanfaatkan peluang. Tidak mudah menentukan pilihan, sistem dan

model pendidikan yang kiranya dapat mengantar putra-putri bangsa ini

kepada cita-cita yang didambakan. Perputaran zaman yang terus berjalan

dan perkembangan yang tidak pernah berhenti mendorong para tenaga

kependidikan khususnya para guru untuk memutar otak, mencari solusi,

mana jalan yang harus ditempuh agar proses pembelajaran senantiasa

berkembang lebih baik dan lebih maju. Untuk itu seorang guru harus

berkompetensi untuk meningkatkan pola pembelajaran sehingga output

yang dihasilkan dapat dibanggakan.2

Dalam Undang-undang RI No. 20 th 2003 tentang SISDIKNAS

disebutkan, “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

1 Azyumardi Azra, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi di Tengah Tantangan

Milenium III (Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group, 2012), h. 5

(12)

2

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab. 3

Pendidikan agama merupakan aspek yang paling penting bagi

kehidupan manusia sendiri, karena agama merupakan suatu kebutuhan

yang dapat mengatur, mengendalikan sikap, pandangan hidup, dan cara

menghadapi berbagai problema kehidupan pribadi maupun orang lain

secara lebih baik. oleh karena itu perlu adanya bimbingan, didikan serta

pengarahan yang positif terutama penanaman agama kepada siswa secara

terus-menerus dan berkesinambungan untuk membina dan mengasuh

siswa agar senantiasa dapat memahami ajaran islam secara menyeluruh,

kemudian menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat mengamalkan

serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.4

Adapun tujuan dari pendidikan agama Islam, menurut beberapa

ahli yang dikutip oleh Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, ialah sebagai

berikut:

Menurut Prof. Dr. M. Athiyah al-Abrasyi, tujuan utama dari

pendidikan Islam adalah pembentukan moral yang tinggi. Beliau juga

mengatakan bahwa mencapai suatu akhlak yang sempurna adalah tujuan

3 Undang-undang RI No. 20 th 2003 tentang SISDIKNAS, (Jakarta: Cemerlang, 2003), hal

17.

(13)

3

yang sebenarnya dari pendidikan. Tetapi bukan berarti tidak

mementingkan pendidikan ilmu pengetahuan ataupun yang lainnya. Beliau

mengatakan, bahwa memperhatikan pendidikan akhlak harus sama ketika

memperhatikan pendidikan yang lainnya.

Sedangkan menurut Drs. Abd. Rahman Sholeh, tujuan

pendidikan Agama Islam ialah memberikan bantuan kepada manusia yang

belum dewasa, supaya cakap menyelesaikan tugas hidupnya yang diridhai

Allah SWT. sehingga terjalinlah kebahagiaan dunia dan akhirat atas

kuasanya sendiri.5

Maka jelaslah, bahwa di samping untuk meningkatkan ilmu

pengetahuan, tujuan dari pendidikan agama Islam juga untuk membentuk

akhlak/perilaku yang mulia berdasarkan ajaran agama Islam.

Menurut Thursan Hakim belajar memiliki makna “proses

perubahan didalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut

ditampakkan dalam bentuk peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

kebiasaan, pemahaman, ketrampilan daya pikir dan lain-lain.6

Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila

seorang guru, sebagai bagian yang menentukan keberhasilan

pembelajaran, mampu menentukan metode yang tepat, sesuai dengan

karakteristik siswa. Maka seorang guru harus mampu mengenali latar

belakang kehidupan keluarga mereka dan mengenali potensi mereka.

5Abu ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan (Jakarta: Rineka cipta, 1991), Cet. Ke-1,

h. 112

(14)

4

Dengan mengetahui kedua hal di atas diharapkan guru mampu

mendesain pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif menyenangkan.

PAKEM merupakan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik

melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan,

sikap dan pemahaman dengan mengutamakan bermain sambil belajar,

guru mengunakan berbagai sumber belajar dan media pembelajaran serta

pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar agar kegiatan belajar

mengajar lebih menarik, menyenangkan dan efektif.7

PP N0. 19 tahun 2005 Bab IV Pasa 19 ayat 1 menyatakan bahwa

“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, leatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.” Hal tersebut

merupakan dasar bahwa guru perlu menyelenggarakan pembelajaran aktif,

kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM).

Dalam pembelajaran model ini bukan pembelajaran yang

mengharuskan siswa tertawa terbahak-bahak, namun sebuah pembelajaran

yang didalamnya terdapat ikatan yang kuat antara guru dan siswa dalam

suasana yang menyenangkan dan tidak ada tekanan baik fisik maupun

psikologis. Sebab tekanan apapun namanya hanya akan mengerdilkan

(15)

5

pikiran siswa, sedangkan kebebasan apapun wujudnya akan dapat

mendorong terciptanya iklim pembelajaran yang kondusif.

PAKEM sangat penting karena sejak awal siswa terlatih untuk

berani, percaya diri, terampil berkomunikasi, toleran, bekerjasama, kritis,

kreatif dan sebagainya. Oleh karena itu tolak ukur pelaksanaan PAKEM

meliputi : pertama, melibatkan fisik dan mental anak secara aktif melalui

kegiatan seperti mengukur, menimbang, menghitung, menggambar,

menggunting, menempel, membuat grafik dan sebagainya. Kedua

melibatkan psikis dan daya pikir siswa melalui mengobservasi,

menafsirkan, meneliti, memecahkan masalah, menarik kesimpulan,

merumuskan hipotesa, dan sebagainya. Dan yang ketiga adalah melibatkan

siswa dalam hubungan sosial melalui bekerja kelompok atau berpasangan,

bekerja lapang, berdiskusi, bermain peran, dan sebagainya.

Proses pembelajaran yang digunakan kebanyakan guru selama ini

lebih banyak menggunakan metode ceramah, guru memberi penjelasan

dengan berceramah mengenai materi yang akan dijelaskan dan siswa

sebagai pendengar. Metode pembelajaran seperti ini kurang memberikan

arahan pada proses pencarian, pemahaman, penemuan dan penerapan serta

menjadikan siswa menjadi jenuh, bosan dan kurang aktif dalam proses

pembelajaran di kelas. Pada perkembangannya, pendekatan pembelajaran

tradisional seperti ini dirasakan tidak mampu menggali potensi terbesar

anak didik, kreativitas anak tidak berkembang, efektifitas pembelajaran

(16)

6

menjadi stres. Mayoritas mereka tidak berkembang kreativitasnya, tidak

mengetahui potensi terbesarnya. Pendidikan yang dijalani di sekolah

dalam durasi waktu yang panjang sepertinya tidak mempengaruhi

pembentukan karakter, skill, mental, moral, dan dedikasi sosialnya.

Pada dasarnya guru sudah banyak yang mengetahui hal tersebut,

tetapi dalam penerapannya masih banyak kendala. Disinilah dibutuhkan

kemauan dan motivasi yang kuat dari guru untuk menerapkan PAKEM.

Dalam al-Qur’an sendiri digambarkan bahwa hidup ini sebenarnya

sebuah permainan dan hanya titipan ,artinya janganlah menghadapi

sesuatu masalah dalam hidup ini dengan ketegangan urat syaraf, stress,

ketergesa-gesaan, dan tidak pelit untuk membagikan sedikit ilmu yang kita

punya. Karena hakikat hidup adalah sebuah permainan sandiwara, artinya

semua orang punya peran sendiri-sendiri. Penjeasan al-Qur’an yang

mengiustrasikan bahwa kehidupan di dunia ini aksana permainan dan

hanya sebuah titipan terdapat dalam ayat berikut ini :

ْغ ب ا ف ْلعْفت ْمل ْ ِإ كِ بر ْنِم كْيلِإ ِ ْنأ ام ْغِ ب وسرلا ا يأ اي

kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan)

manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang

(17)

7

Di SDN Siwalanpanji Buduran pada mata pelajaran PAI ada salah

seorang guru yang menggunakan strategi PAKEM pada proses

pembelajaran di kelas. Namun tidak semua guru menggunakan strategi

tersebut karena, setiap guru mempunyai metode dan strategi belajar

mengajar yang berbeda-beda. Straegi PAKEM digunakan untuk

materi-materi tertentu saja yang sesuai dengan pokok bahasan mata pelajaran.

Dalam implementasi PAKEM di SDN Siwalanpanji Buduran

terdapat kendala yang dihadapi oleh pendidik yaitu terbatasnya waktu

pada mata pelajaran PAI sehingga kurang maksimal untuk

mengimplementasikan PAKEM, terlalu banyak mengeluarkan dana dan

kurang tanggapnya kepala sekolah dan guru pada setiap pembaharuan

pendidikan.

Ditinjau dari uraian di atas, peneliti ingin meneliti bagaimana

pelaksanaan PAKEM pada mata pelajaran PAI. Maka dari itu penulis

tertarik dan merasa perlu untuk mengangkat masalah tersebut dalam

sebuah skripsi dengan judul : Implementasi PAKEM (Pembelajaran Aktif,

Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) pada Mata Pelajaran PAI

(Pendidikan Agama Islam) di SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka rumusan

(18)

8

1. Bagaimana Implementasi PAKEM pada mata pelajaran PAI di SDN

Siwalanpanji Buduran Sidoarjo ?

2. Apa saja kendala dalam Implementasi PAKEM pada mata pelajaran

PAI di SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo ?

3. Bagaimana solusi yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala

tersebut ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas,

tujuan yang ingin dicapai dalam skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui Implementasi PAKEM pada mata pelajaran PAI di

SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo

2. Untuk mengetahui kendala dalam Implementasi PAKEM pada mata

pelajaran PAI di SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo

3. Untuk mengetahui solusi yang dilakukan untuk mengatasi

kendala-kendala tersebut

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya diharapkan dapat

dijadikan pijakan untuk penelitian selanjutnya terutama tentang metode

dan strategi pembelajaran yang ada di lembaga-lembaga pendidikan.

2. Bagi perpustakaan berguna sebagai input yang sangat penting bagi temuan

(19)

9

3. Bagi lembaga pendidikan yang diteliti, dapat dijadikan sebagai bahan

evaluasi dalam Implementasi PAKEM pada Mata Pelajaran PAI

khususnya dan pelaksanaan bidang studi lainya

4. Bagi peneliti dapat pemberikan perilaku keilmuan terutama di bidang

pendidikan sesuai dengan pendidkan yang ditekuni selama ini, khususnya

dalam sub kajian pendidikan untuk mengimplementasikan PAKEM di

lapangan.

E. Keterbatasan Masalah

Agar memperoleh gambaran yang jelas dan tepat, serta terhindar dari

adanya interpretasi dan meluasnya masalah, maka peneliti memberi batasan

ruang lingkup permasalahan sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya dilakukan di kelas V SDN Siwalanpanji Buduran

Sidoarjo

2. Penelitian ini membicarakan tentang implementasi PAKEM pada Mata

Pelajaran PAI di kelas V SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo..

3. Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam,

dan difokuskan pada implementasi PAKEM mata pelajaran tersebut.

4. Kesimpulan hasil penelitian ini hanya berlaku SDN Siwalanpanji Buduran

Sidoarjo saja.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang menjadikan

(20)

10

dengan proses pengukuran variabel-variabel tersebut. Definisi operasional

memungkinkan sebuah konsep yang bersifat abstrak dijadikan suatu yang

operasional sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan pengukuran.8

Judul penelitian skripsi yang penulis buat adalah “Implementasi

PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) pada

Mata Pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) (Studi Kasus di SDN

Siwalanpanji Buduran Sidoarjo).

Dari judul ini didasari kiranya ada penjelasan kata-kata atau istilah

agar mudah dipahami. Oleh karena itu dikemukakan batasan-batasan makna

yang terdapat dalam judul tersebut, yaitu sebagai berikut :

1. Implementasi : pelaksanaan. Proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau

inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik

berupa perubahan, pengetahuan, ketrampilan maupun nilai dan sikap.

2. PAKEM : Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru

harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,

mempertanyakan dan mengemukakan gagasan. Kreatif dimaksudkan agar

guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi

berbagai tingkat kemampuan siswa. Efektif: tepat, berhasil.

Menyenangkan adalah suasana pembelajaan yang menyenangkan sehingga

siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu

curah perhatiannya tinggi

8 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu,

(21)

11

3. PAI : usaha sadar dan terencana dalam menyiapkan siswa untuk mengenal,

memahami, menghayati hingga mengimani ajaran-ajaran islam, dibarengi

dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam

hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud

kesatuan dan persatuan bangsa. Mata pelajaran PAI di SDN Siwalanpanji

Buduran Sidoarjo.

Dari definisi beberapa istilah diatas dapat ditegaskan bahwa

penerapan strategi PAKEM penulis merasa perlu untuk mengetahui

bagaimana seorang pendidik melaksanakan proses belajar mengajar

dengan menggunakan berbagai metode, dan strategi dalam pembelajaran

PAI pada khusunya dan seluruhnya pembelajaran yang lain pada

umumnya.

G. Sistematika Pembahasan

Dalam pembahasan skripsi ini penulis menggunakan sistematika Bab

per Bab yang terdiri dari lima Bab. Masing-masing Bab satu kesatuan yang

integral dan saling berkaitan. Adapun sistematika pembahasan tersebut adalah:

Bab pertama merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang Latar

Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan

Penelitian, Penelitian Terdahulu, Definisi Istilah atau Definisi Operasional,

Metodologi Penelitian, Tahap-tahap Penelitian dan Sistematika Pembahasan.

Pada kedua merupakan bab landasan teori yang berisi kajian tentang

Implementasi PAKEM pada Mata Pelajaran PAI, serta tentang kendala yang

(22)

12

Bab ketiga merupakan bab metode penelitian yang berisi tempat dan

waktu penelitian yaitu di SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo.Metode

penelitian yang digunakan dekriptif analisis melalui penelitian kepustakaan

dan penelitian lapangan. Selanjutnya, untuk instrumen penelitian utamanya

adalah peneliti sendiri dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan

melalui obsevasi dan wawancara. Setelah menyusun instrumen, peneliti

selanjutnya menggumpulkan data dan mengolah data yang sudah terkumpul.

Dan terakhir, dilakukan analisis data.

Bab keempat merupakan analisis penelitian, peneliti akan

menguraikan mengenai gambaran umum dan lokasi penelitian yang tepatnya

berada di SDN Siwalanpanji Buduran Sidoarjo. Setelah menguraikan lokasi

penelitian. Setelah itu akan mengulas hasil penelitian yang telah dilakukan.

Bab kelima merupakan penutup, pada bab ini berisi mengenai

(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang PAKEM

1. Pengertian PAKEM

PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif,

Efektif danMenyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses

pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa

sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan

gagasan.Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan

belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat

kemampuan siswa. Efektif adalah dalam proses pembelajaran harus

sesuai dengan tujuan pemebelajaran yang ingin dicapai.

Menyenangkan adalah suasana pembelajaran yang menyenangkan

sehingga memusatkan perhatiannya (‘time on task’) tinggi.. 1

Pengertian PAKEM dapat dilihat dari dua segi, pertama dilihat

dari segi guru PAKEM adalah pembelajaran yang aktif bahwa seorang

guru itu bisa memberi motivasi, memantau kegiatan belajar siswa,

memberi umpan balik, mengajukan pertanyaan yang menantang,

mempertanyakan gagasan siswa. Kreatif dimaksudkan bahwa seorang

guru bisa mengembangkan kegiatan yang beragam, membuat alat

bantu belajar sederhana dan lainnya. Efektif yaitu seorang guru dalam

(24)

13

proses pembelajaran harus mencapai tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai. Menyenangkan maksudnya bahwa dalam proses pembelajaran

seorang guru diharapkan tidak membuat siswa takut salah, takut

ditertawakan, takut dianggap sepele, dan memuji hasil karya siswa

serta dalam pemebelajaran diselingi kegiatan bermain atau kegiatan

lain yang membuat anak merasa senang dalam belajar.2

Sedangkan yang kedua dilihat dari segi siswa, PAKEM adalah

pembelajaran yang aktif, bahwa siswa membaca buku, aktif bertanya,

berdiskusi dengan teman, mengemukakan gagasan, mempertanyakan

gagasan orang lain dan gagasan sendiri, mengerjakan tugas individu

dan tugas kelompok. Dalam proses pembelajaran kreatif dimaksudkan

bahwa seorang siswa bisa merancang atau membuat siswa menguasai

keterampilan yang diperlukan dalam proses pembelajaran misalnya

siswa dapat mengamalkan hasil belajarnya dalam kehidupan

sehari-hari. Menyenangkan yaitu didalam proses pembelajaran harus

membuat anak berani mempertanyakan gagasan orang lain dengan

kegiatan yang menyenangkan.3

Secara garis besar, gambaran PAKEM adalah sebagai berikut :

a. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan

pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.

b. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan

semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan dan cocok bagi siswa.

(25)

14

c. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan ajar

yang menarik dan menyediakan “pojok baca”.

d. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan

interaktif, termasuk cara belajar kelompok.

e. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam

pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya dan

melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.4

Dari beberapa definisi diatas, bahwa pembelajaran PAKEM

merupakan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik

melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan

keterampilan, sikap dan pemahaman dengan mengutamakan

bermain sambil belajar, guru mengunakan berbagai sumber belajar

dan media pembelajaran serta pemanfaatan lingkungan sebagai

sumber belajar agar kegiatan belajar mengajar lebih menarik,

menyenangkan dan efektif.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan

PAKEM :

a. Mengerti tujuan dan fungsi belajar b. Mengenal anak sebagai individu c. Memanfaatkan pengorganisasian kelas

d. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah e. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik f. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber pelajar

g.Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar5

Untuk megetahui lebih lanjut tentang hal-hal yang harus

diperhatikan dalam implemetasi PAKEM, berikut penjelasan di

bawah ini :

4Dinas P&K Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur, Materi Kelas Awal Pelatihan Pakem SD/MI, Tahap II, 2006.

(26)

15

a. Mengerti tujuan dan fungsi belajar

Setiap guru harus mampu memahami konsep-konsep dasar

dan cara belajar yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.

Siswa pada usia 6-12 tahun berbeda dengan manusia dewasa, baik

secara fisik maupun mentalnya. Walaupun sudah tersedia

kurikulum dalam buku teks, pembelajaran yang hanya bersumber

pada kurikulum dalam buku teks belumlah memadai. Untuk itu

perlu memperdalam dari berbagai sumber, termasuk pengalaman

dalam berinteraksi dengan siswa6.

b. Mengenal anak sebagai individu

Sebagai seorang guru, mengenal siswa dalam pembelajaran

akan lebih optimal hasilnya apabila lebih dekat dengan siswa,

sehingga mampu mengenal minat dan kemampuan khusus yang

dimilikinya. Dengan demikian seorang guru dapat membantu

kesulitan dalam belajar atau mengoptimalkan pertumbuhan minat

dan kemampuannya. Melalui PAKEM perbedaan individu prlu

diperhatikan dan dikembangkan secara optimal. Berbagai metode

dapat digunakan untuk mendorong kreatifitas melalui

pengembangan belajar berdasarkan pengalaman dan minat siswa.

Didalam kelas tidak selalu mengerjakan tugas yang sama bagi

siswa yang mempunyai kecepatan belajar yang berbeda. Siswa

(27)

16

yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk

membantu temannya yang lemah.

c. Memanfaatkan pengorganisasian kelas

Sebagai makhluk sosial, anak (siswa) sejak kecil secara

alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain

bersama. Hal ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian

belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas suatu masalah,

siswa dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok.

Berdasarkan pengalamandiketahui siswa-siswa dapat bekerja lebih

baik jika mereka duduk berkelompok, karena akan memudahkan

berinteraksi dan saling bertukar pikiran. Namun siswa juga perlu

menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individnya

berkembang7.

d. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan memecahkan

masalah

Kritis untuk menganalisis masalah dan kreatif untuk

melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir

tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan

imajinasi yang keduanya yang keduanya ada pada diri anak sejak

lahir, oleh karena itu tugas guru adalah mengembangkannya, antara

(28)

17

lain dengan sering-sering memberikan tugas atau mengajukan

pertanyaan terbuka.

e. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang

menarik

Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat

disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya

dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekera lebih baik,

dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan

berupa hasil karya perorangan, berpasangan atau berkelompok.

Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, puisi, diagram, dan

sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil

pekerjaan siswa dan di tata dengan baik, dapat membantu guru

dalam kegiatan pembelajaran karena dapat dijadikan rujukan ketika

membahas suatu masalah.8

f. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi

juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Dengan memanfaatkan

lingkumgan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan eperti

mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan

pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan dan

membuat gambar atau diagram. Penggunaan lingkungan tidak

selalu keluar kelas untu menghemat biaya dan waktu.

(29)

18

g. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan

belajar

Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan

salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik

hendaknya lebih mengungkapkan kekuatan daripada kelemahan

siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus santun.

Hal ini dimaksudkan agar siswa percaya diri dalam menghadapi

tugas-tugas belajar selanjutnya, guru harus konsisten memeriksa

hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan.

Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna

bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar nilai.

h. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental

Banyak guru yang merasa puas bila menyaksikan para

siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Aktif mental lebih

diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan

gagasan orang lain dan mengungkapkan gagasan merupakan

tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah

tumbuhnya perasaan tidak takut: takut di tertawakan, takut

disepelekan atau takut di marahi jika salah. Oleh karena itu, guru

hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang

datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya.

Berkembangnya rasa takut bertentangan dengan PAKEM.9

(30)

19

Peserta didik memiliki latar belakang sosial, ekonomi, dan

budaya yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda.

Dengan PAKEM diharapkan perbedaan tersebut dapat

terakomodir, sehingga pembelajaran yang dialami anak yang satu

berbeda dengan yang lainnya sesuai dengan kecepatan belajarnya

masing-masing. Siswa yang memiliki kecepatan belajar yang lebih

dapat membantu temannya sebagai tutor sebaya. Peserta didik

memiliki karakteristik yang berbeda. Namun pada dasarnya mereka

juga memiliki sifat umum yang sama, yaitu memiliki rasa ingin

tahu dan daya imajinasi. Kedua sifat ini merupakan modal dasar

untuk mengembangkan sikap/berpikir kritis dan kreatif.

2. Pengelolaan kelas PAKEM

Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh

penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu

degan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana

kegiatan belajar seperti yang diharapkan.10 Pengelolaan kelas dibagi

menjadi tiga bagian yaitu : pengaturan kelas, pengelompokan siswa

dan tutor sebaya.

a. Pengaturan Kelas

Tugas utama guru adalah menciptakan suasana di dalam

kelas agar terjadi interaksi belajar yang memotivasi siswa untuk

belajar dengan baik dan sungguh-sungguh. Untuk itu guru

(31)

20

seyogyanya memiliki kemampuan untuk melakukan interaksi

belajar mengajar dengan baik. Salah satu kemampuan yang sangat

penting adalah kemampuan adalah kemampuan mengatur kelas.11

Untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan

guru memberikan bimbingan dan bantuan terhadap siswa dalam

belajar diperlukan pengorganisasian kelas yang memadai.

Pengorganisasian kelas adalah serentetan kegiatan guru untuk

menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif,

yang meliputi :

1) Tujuan Pembelajaran

Tujuan pemebelajaran merupakan pangkal tolak

keberhasilan dalam mengajar. Tujuan pengajaran menjadi

pedoman bagi pengajar untuk menargetkan siswa sehingga

setelah selesai pokok bahasan tersebut diajarkan siswa dapat

memiliki kemampuan yang telah di tentukan sebelumnya.12

Kompetensi yang harus dimiliki atau dikuasai siswa

tersebut berupa tujuan yang termasuk kawasan kognitif, afektif

atau psikomotor, misalnya :

a) Agar siswa dapat menyebutkan, membedakan, atau

menerangkan suatu pengetahuan, kosep, struktur atau

pengertian (kognitif)

(32)

21

b) Agar siswa bersikap atau berminat terhadap sesuatu yang

menjadi kegemarannya (afektif)

c) Atau terampil berbuat sesuatu (psikomotor)13

2) Waktu

Waktu yang tersedia dalam jadwal untuk setiap

pelajaran, untuk setiap semester dan untuk satu tahun ajaran

sangat terbatas. Melalui pengaturan waktu tersedia, diharapkan

siswa dapat melakukan berbagai kegiatan belajar untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Waktu yang tersedia dapat

dirasakan lama dan menjadi tekanan bagi siswa jika di isi

dengan kegiatan yang kurang menggairahkan dan kurang

menyenangkan siswa dalam belajarnya. Sebaliknya jika waktu

yang tersedia akan dirasakan singkat jika di isi dengan kegiatan

yang menyenangkan siswa dalam belajarnya.14

3) Pengaturan Ruang Belajar

Agar tercipta suasana yang menyenangkan dan

menggairahkan dalam belajar perlu diperhatikan pengaturang

ruang belajar. Pengaturan dan penyusunan ruang belajar

hendaknya memungkinkan siswa untuk duduk berkelompok

dan memudahkan guru untuk bergerak secara leluasa untuk

membantu siswa dalam belajar.

(33)

22

Dalam pengaturan ruang belajar ada beberapa hal

yang perlu di perhatikan yaitu :

a) Ukuran dan bentuk kelas

b) Bentuk serta ukuran bangku dan meja siswa

c) Jumlah siswa di dalam kelas

d) Jumlah siswa di dalam kelompok

e) Jumlah kelompok di dalam kelas

f) Komposisi siswa dalam kelompok (siswa pandai, kurang

pandai, pria dan wanita)15

Tata ruang untuk menyusun posisi kelas dalam

PAKEM

a) Bentuk U

Bentuk ini merupakan formasi serbaguna.Siswa

bisa mempergunakan permukaan meja untuk membaca dan

menulis, dapat melihat guru dan media visual dengan

mudah.Dengan formasi ini siswa juga dapat mudah

dipasangkan, khusunya bila ada dua tempat duduk per

meja.Susunan atau formasi ini cocok untuk

mendistribusikan buku pelajaran dengan cepat kepada

siswa karena guru dapat memasuki sisi dalam dari formasi

bentuk U ini dan berjalan menuju titik yang berbeda dengan

membawa materi pelajaran. Guru dapat menata meja dan

kursi menjadi formasi U.

(34)

23

Gambar. 01

Guru dapat menata meja dan kursi dalam bentuk

U yang tampak seperti setengah lingkaran.

Gambar. 02

b) Gaya Tim

Mengelompokkan meja secara melingkar di dalam

ruang kelas memungkinkan guru untuk meningkatkan

interaksi tim. Guru dapat menempatkan meja untuk

membentuk formasi yang paling akrab.16 Jika ini dilakukan,

(35)

24

beberapa siswa harus memutar kursi mereka agar

menghadap ke depan kelas supaya bisa melihat guru dan

papan tulis. Guru dapat juga menyusun kursi dalam bentuk

setengah lingkaran agar tidak ada siswa yang membelakangi

ruang depan kelas.

Gambar. 03

c) Meja Konverensi

Bentuk ini sangat baik bila mejanya relative bundar

atau persegi.Bentuk ini meminimalkan dominasi guru dan

memaksimalkan peran siswa.Meja berbentuk empat persegi

panjang bisa menciptakan kesan formal bila guru berada

diujung meja.17

(36)

25

Gambar. 04

d) Bentuk Lingkaran

Interaksi tatap muka akan lebih baik dengan

menempatkan siswa dalam formasi lingkaran tanpa meja.

Formasi lingkaran sangat ideal untuk diskusi kelompok

besar.18

Gambar. 05

Jika ingin menyediakan alas untuk menulis bagi

siswa, perintahkan siswa untuk memutar kursi jika

menghendaki diskusi kelompok.

(37)

26

Gambar. 06

e) Bentuk Kelompok dalam Kelompok

Bentuk ini memungkinkan untuk melakukan

diskusi terbuka atau membuat drama, debat atau melakukan

pengamatan aktivitas kelompok. Desain yang paling umum

terdiri dari formasi lingkaran kursi.Atau dapat

menempatkan meja ditengah-tengahnya, yang dikelilingi

kursi.19

(38)

27

f) Bentuk Ruang Kerja

Bentuk ini cocok untuk lingkaran aktif khas

laboratorium dimana siswa duduk di ruang kerja untuk

mengerjakan soal atau tugas (misalnya, hitung-menghitung,

mengoperaikan mesin, melakukan kerja laboratorium)

segera setelah di tunjukkan caranya. Cara yang bagus untuk

mendorong kemitraan dalam belajar adalah dengan

menempatkan dua siswa pada tempat kerja yang sama.

Gambar. 08

g) Bentuk Kelompok Campuran

Bentuk ini cocok untuk ruang kelas yang besar

sehingga bangku dapat diatur dalam beberapa kelompok

campuran.Bentuk ini memudahkan untuk kegiatan belajar

berbasis kelompok.Dalam pengaturan, antara kelompok di

tempatkan berjauhan agar tidak saling menganggu tetapi

jangan terlalu jauh yang menyebabkan kesulitan dalam

(39)

28

Gambar. 09

h) Bentuk Kelas Tradisional

Jika memang tidak memungkinkan untuk membuat

formasi lengkung, cobalah untuk mengelompokkan kursi

secara berpasangan. Cobalah memutar deretan dalam

jumlah genap dan beri ruang yang cukup antar deret itu agar

pasangan siswa dalam deret ganjil dapat memutar kursi dan

menciptakan kuartet dengan pasangan yang duduk tepat di

belakangnya, atau di deretan berikutnya.20

Gambar. 10

(40)

29

i) Bentuk V atau Pangkat Tentara

Untuk kelas dengan jumlah murid yang besar dan

meja atau bangku berbentuk persegi maka bentuk V dapat

di gunakan untuk lebih mengurangi jarak antar siswa,

memungkinkan pandangan ke depan lebih baik dan lebih

dapat melihat siswa lain di bandingkan dengan bentuk

tradisional.21

Gambar. 11

j) Auditorium

Lingkaran auditorium memang kurang kondusif

untuk kegiatan belajar aktif, namun masih ada harapan

untuk itu. Jika kursinya bisa di pindah tempatkanlah dalam

bentuk busur untuk menciptakan kedekatan dan siswa bisa

melihat bagian depan kelas dengan lebih jelas.22

(41)

30

Gambar.12

b. Pengelompokan Siswa Melayani Pembelajaran

Dalam melayani kegiatan belajar aktif, pengelompokan

siswa mempunyai arti tersendiri. Jika dibedakan dari

pengelompokan yang sederhana sampai yang kompleks, maka

pengelompokan siswa dapat dibedakan dalam tiga jenis, yaitu :

1) Pengelompokan Menurut “Kesenangan berkawan”

Pada pengelompokkan ini kelas dibagi beberapa

kelompok atas dasar perkawanan/kesenangan bergaul di antara

mereka. Kelompok ini terdiri dari 4-6 siswa mereka

mengelilingi meja yang telah sedemikian rupa dalam keadaan

berhadapan. Dalam pengelompokkan seperti ini, setiap siswa

mempelajari atau berbuat hal yang sama dengan sumber yang

sama.

2) Pengelompokkan Menurut Kemampuan

Kenyataan menunjukkan bahwa ada siswa yang pandai,

sedang dan lambat dalam mempelajari sesuatu. Untuk

(42)

31

kelompok cerdas, sedamg dan lambat. Pengelompokkan seperti

ini di ubah sesuai dengan kesanggupan individual dan

mempelajari mata pelajaran. Seorang siswa mungkin cerdas

matematika, tetapi lambat dalam ilmu-ilmu sosial, sedangkan

siswa lain keadaannya tidak demikian. Pengelompokkan

demikian akan menuntut program-program khusus (bentuk

remidi) untuk membantu siswa-siswi tertentu yang mengalami

kesulitan khusus dalam pelajaran tertentu.

3) Pengelompokkan Menurut Minat

Pada suatu ketika ada siswa yang senang menulis,

sdang yang lainnya senang pada matematika, ilmu-ilmu sosial

atau ilmu sains, siswa yang melakukan kegiatan belajar yang

sama dikelompokkan. Pada situasi seperti ini, guru perlu terus

menerus mengamati setiap siswa.itu, guru perlu memberi

dorongan kepada siswa untuk berpindah dari satu kegiatan ke

kegiatan yang lain.23

c. Tutor Sebaya, siswa berfungsi sebagai guru

Di negara maju, percobaan menggunakan siswa sebagai

guru atau tutor sebaya telah berlangsung dan menunjukkan

keberhasilan. Di indonesia sedang dicobakan. Dasar pemikirannya

adalah siswa yang pandai dapat memberikan bantuan kepada siswa

yang kurang pandai. Bantuan tersebut dapat dilakukan kepada

(43)

32

teman sekelasnya di sekolah atau kepada teman sekelas diluar

sekolah.24

3. Metode yang digunakan dalam PAKEM

Ada banyak metode yang bisa digunakan para guru dalam

PAKEM diantaranya adalah :

a. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran di mana

anak didik dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa

pernyataan yang bersifat problematic untuk dibahas dan

dipecahkan bersama.25

Diskusi dapat di lakukan antara guru dengan siswa, siswa

dengan siswa dalam kelompok, dan siswa dengan siswa dalam

kelas. Dengan demikian, yang menjadi pemimpin diskusi bukan

hanya guru. Akan lebih baik jika guru membimbing siswa agar

mampu memimpin diskusi.26

Metode diskusi mempunyai kelebihan dan kekurangan

sebagai berikut:

1) Kelebihan Metode diskusi

a) Merangsang kreativitas siswa dalam bentuk ide, gagasan

prakarsa dan terobosan baru dalam pemecahan masalah

b) Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain

24Supriono, A Sapari, Manajemen,h 26.

(44)

33

c) Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat

memecahkan suatu masalah

2) Kekurangan Metode diskusi

a) Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga

memerlukan waktu yang panjang

b) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar

c) Peserta mendapat informasi yang terbatas27

Banyak mata pelajaran yang bisa mengunakan metode

diskusi ini, karena peserta didik dapat lebih aktif untuk

mengemukakan pendapatnya sesuai masalah yang dibahas.

b. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab merupakan cara menyajikan bahan

pelajaran dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan ynng memerlukan

jawaban untuk mencapai tujuan. Pertanyaan-pertanyaan bisa

muncul dari guru dan juga dari siswa, demikian halnya juga

jawaban yang muncul bisa dari guru maupun dari siswa, siswa

harus berusaha menghubungkan pengetahuan dan pengalaman

yang telah di milikinya dengan pertanyaan yang akan

(45)

34

a) Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa,

sekalipun ketika itu siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya

b) Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya

pikir, termasuk daya ingatan

c) Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam

menjawab dan megemukakan pendapat.

2) Kekurangan Metode Tanya Jawab

a) Siswa merasa takut, apalagi bila guru kurang dapat

mendorong siswa untuk berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan akrab.

b) Tidak mudah membuat pertanyaan sesuai dengan tigkat

berpikir dan mudah dipahami siswa

c) Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa

tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga

orang.29

Pertanyaan dapat digunakan untuk merangsang aktifitas

dan kreatifitas berpikir siswa. Karena itu mereka harus di

dorong untuk mencari dan menemukan jawaban atau

pertanyaan tersebut.

c. Metode Karya Wisata

Metode karya wisata adalah cara mengajar dilaksanakan

dengan mengajar siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar

sekolah untuk menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu,

bengkel mobil, toko serba ada, suatu peternakan atau perkebunan,

museum dan sebagainya.30

Metode karya wisata mempunyai kelebihan dan kekurangan

sebagai berikut :

29Syaiful Bahri, dkk, Strategi belajar, h 107.

(46)

35

1) Kelebihan Metode Karya Wisata

a) Siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari

obyek karya wisata

b) Siswa memperoleh informasi langsung dari obyek

wisata

c) Siswa belajar secara integral, sebab banyak segi yang

tercakup dalam obyek yang dikunjungi

2) Kekurangan Metode Karya Wisata

a) Dapat menghambat kegiatan belajar di kelas

b). Siswa bias bingung, apabila obyek yang dikunjungi jauh

atau sulit diamati

c). Menghabiskan biaya, tenaga dan waktu31

d. Metode Sosiodrama

Metode sosiodrama adalah suatu metode mengajar yang

dilakukan dengan cara mendramatisasikan suatu tindakan atau

tingkah laku dalam hubungan social. Dengan kata lain guru

memberikan kesempatan pada peserta didik untuk melakukan

kegiatan atau perencanaan tertentu sebagaimana yang ada dalam

kehidupan masyarakat (social)..32

Metode sosiodrama mempunyai kelebihan dan kekurangan

sebagai berikut :

1) Kelebihan Metode Sosiodrama

(47)

36

a) Mendidik siswa mampu menyelesaikan sendiri problem

social yang ia jumpai

b) Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan kreatif

c) Kerjasama antar siswa dapat ditumbuhkan dan dibina

sebaik-baiknya33

2) Kekurangan Metode Sosiodrama

a) Sebagian besar siswa yang tidak ikut main drama, mereka

menjadi kurang kreatif

b) Banyak menghabiskan waktu baik waktu persiapan dalam

rangka pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada

pelaksanaan pertunjukan

c) Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain

sempit kurang bebas34

Siswa diberi kesempatan untuk berinisiatif dan kreatif serta

diberi bimbingan atau lainnya agar lebih berhasil.

e. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan

pengajaran dengan meragakan dan mempertunjukkan kepada siswa

suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari

sebenarnya maupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan

33Ibid,h 117

(48)

37

lisan sehingga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa

yang di perlihatkan selama pelajaran berlangsung.35

Metode demonstrasi mempunyai kelebihan dan kekurangan

sebagai berikut :

1) Kelebihan Metode Demonstrasi

a) Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih

konkrit sehingga menghindari verbalisme

b) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari

c) Proses pengajaran lebih menarik

2) Kekurangan Metode Demonstrasi

a) Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus

karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan

demonstrasi tidak akan efektif

b) Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai

tidak selalu tersedia dengan baik

c) Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang

matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang,

yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam

pelajaran lain.36

f. Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, di

mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan

(49)

38

membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari dalam proses

pembelajaran ini siswa di beri kesempatan untuk mengalami

sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek,

menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri

mengenai suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu.37

Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan

sebagai berikut :

1) Kelebihan Metode Eksperimen

a) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau

kesimpulan berdasarkan percobaannya

b) Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan

baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan

bermanfaat bagi kehidupan manusia

c) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan

untuk kemakmuran umat manusia

2) Kekurangan Metode Eksperimen

a) Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan

teknologi

b) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan

bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal

c) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan38

(50)

39

Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri,

mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hokum atau dalil

dan menarik kesimpulan atau proses didalamnya itu.

g. Metode Tugas (Resitas)

Metode penugasan adalah metode penyajian bahan di mana

guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan

belajar.Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran

terlalu banyak sementara waktu sedikit.Artinya banyaknya bahan

yang tersedia dengan waktu kurang seimbang.39

Metode tugas (resitasi) mempunyai kelebihan dan

kekurangan sebagai berikut :

1) Kelebihan Metode Tugas

a) Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas belajar

individual ataupun kelompok

b) Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa

c). Dapat membangkitkan kreativitas siswa

2) Kekurangan Metode Tugas

a) Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan

tugas ataukah siswa lain

b) Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan

perbedaan individu siswa

(51)

40

c) Sering memberikan tugas yang monoton dapat

menimbulkan kebosanan siswa40

Agar bahan pelajaran sesuai dengan waktu yang ditentukan,

maka metode penugasan inilah yang sangat cocok digunakan guru

untuk mengatasi masalah ini.

h. Metode Proyek

Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pelajaran

yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari

berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara

keseluruhan dan bermakna.41

Metode proyek mempunyai kelebihan dan kekurangan

sebagai berikut :

1) Kelebihan Metode Proyek

a) Siswa-siswi kerja sendiri dalam ruangan kelas

b) Siswa-siswi bertanggung jawab penuh pada pekerjaannya

c) Dapat mengembangkan bakat-bakat individual

2) Kekurangan Metode Proyek

a) Tiap mata pelajaran mempunyai kesulitan sendiri, hal mana

tak dapat dipenuhi dalam proyek total

b) Segala sesuatu menjadi sangat luas

c) Sukar untuk memilih pokok proyek42

40Ibid,h 98.

41Ibid,h 94.

(52)

41

Dengan metode proyek, siswa dilatih menelaah dan

memandang suatu materi pelajaran dalam konteks yang lebih luas.

Kegiataan pembelajaran menjadi lebih bervariasi dan lebih sering

melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.

Dari paparan diatas, dapat diketahui bahwa dalam implementasi

PAKEM dapat menggunakan beberapa metode-metode yang dapat

disesuaikan dengan materi pelajaran. Dengan menggunakan metode, dapat

mempermudah implementasi PAKEM pada proses pembelajaran. Peserta

didik juga lebih aktif dalam proses belajar mengajar.

B. Tinjauan tentang PAI

1. Pengertian PAI

Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar dan terencana

dalam menyiapkan siswa untuk mengenal, memahami, menghayati

hingga mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntutan

untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan

kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan

persatuan bangsa.43

Menurut Tadjab PAI adalah proses dan usaha serta cara

membimbing ajaran-ajaran agama Islam menjadi anutan dan

pandangan hidup bagi seseorang.44

Sedangkan menurut M. Arifin PAI adalah membina dan

mendasari kehidupan seseorang dengan nilai-nilai agama dan sekaligus

43Dinas P dan K, Kurikulum 2004, h 51.

(53)

42

mengajarkan syariat islam secara benar sesuai dengan pengetahuan

agama.45

Sedangkan Zuhairini, Abdul ghafur dan Slamet mengartikan

sebagi usaha-usaha sistematis dan pragtis dalam membantu siswa agar

dapat hidup sesuai dengan ajaran islam.46

Dari definisi diatas, dapat diketahui bahwa Pendidikan agama

merupakan aspek yang paling penting bagi kehidupan manusia sendiri,

karena agama merupakan suatu kebutuhan yang dapat mengatur,

mengendalikan sikap, pandangan hidup, dan cara menghadapi

berbagai problema kehidupan pribadi maupun orang lain secara lebih

baik. oleh karena itu perlu adanya bimbingan, didikan serta

pengarahan yang positif terutama penanaman agama kepada siswa

secara terus-menerus dan berkesinambungan untuk membina dan

mengasuh siswa agar senantiasa dapat memahami ajaran islam secara

menyeluruh.

Tujuan PAI dapat dilihat dari dua segi yaitu tujuan PAI secara

umum dan tujuan PAI secara khusus.

a. Tujuan Pendidikan agama islam di sekolah secara umum adalah

untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui

pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman

serta pengalaman siswa tentang agama islam sehingga menjadi

manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,

(54)

43

ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat

melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.47

b. Sedangkan tujuan PAI secara khusus yaitu pada jenjang pendidikan

dasar bertujuan memberikan kemampuan dasar kepada siswa

tentang agama Islam untuk mengembangkan kehidupan beragama,

sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan takwa kepada

Allah swt. Serta berakhlak mulia sebagai pribadi anggota

masyarakat, warga Negara dan anggota umat manusia.48

2. Kedudukan dan Fungsi PAI

Pendidikan Agama mempunyai kedudukan dan peranan

penting dan strategis dalam pembangunan Negara dan masyarakat

Indonesia.49

Temuan Islam telah menyebarksn hasil yang membawa

kemajuan, dan dampaknya terasa bagi kehidupan seluruh umat

manusia.Semua hasil temuan Iptek di satu sisi harus diakui telah secara

nyata mempengaruhi bahkan memperbaiki taraf dan mutu hidup

manusia. Di sisi lain produk temuan dan kemajuan Iptek itu telah

mempengaruhi bangunan kebudayaan dan gaya hidup manusia.50

Dalam era kemajuan Iptek ini perubahan global semakin cepat

terjadi dengan adanya kemajuan-kemajuan dari Negara maju di bidang

teknologi informasi dan komunikasi kemajuan Iptek ini mendorong

47Dinas P dan K, Kurikulum 2004, h 55.

48Muhaimin dkk, Strategi Belajar Mengajar penerapannya dalam Pembelajaran Agama, ( Surabaya: CV Citra Media Karya Anak Bangsa, 1996),h 3.

(55)

44

semakin lajunya proses globalisasi. Teknologi computer misalnya,

membanjiri setiap Negara, bangsa dan budaya tanpa mengenal batas

bangsa, Negara dan budaya.51

Pendidikan Agama Islam di sekolah berfungsi sebagai :

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan

siswa kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.

b. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

c. Penyesuain mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan social dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran islam.

d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.

e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negative dari

lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

f. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum

(alam nyata dan nir nyata), system dan fungsionalnya.

g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki

bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat di manfaatkan untuk

dirinya sendiri dan bagi orang lain.52

Mata pelajaran PAI di SD diberikan secara terpadu yang

mencakup masalah keimanan, ibadah, al-qur’an, akhlak, syari’ah,

muamalah, tarikh dan tidak dipilah-pilah kedalam sub-sub mata

pelajaran PAI.53

Untuk merealisasikan fungsi tersebut, maka tema-tema pokok

PAI di SD diarahkan pada pencapaian kemampuan-kemampuan dasar

51Ibid,h 5.

52Abdul Majid, Dian Andayani, PAI Berbasis Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005),h 134.

(56)

45

sebagai berikut: Pada tingkat SD, kemampuan dasar lulusan yang

diharapkan adalah siswa :

a. Mampu dan terampil beribadah sholat dengan baik dan tertib

b. Mampu membaca dan menulis Al-Qur’an

c. Terbiasa berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari sebagai

seorang muslim54

Mata pelajaran PAI pada pendidikan dasar berfungsi untuk

memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam

hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk

mewujudkan persatuan nasional.

3. Dasar-dasar Pelaksanaan PAI

Pelaksanaan PAI disekolah mempunyai dasar yang kuat. Dasar

tersebut menurut Zuhairini dan kawan-kawan dapat di tinjau dari segi,

yaitu :

a. Dasar yuridis atau hukum

Yaitu dasar pelaksanaan Pendidikan Agama berasal dari

perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi

pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama disekolah secara

formal. Adapun dasar yuridis formal tersebut terdiri dari tiga

macam, yaitu :

(57)

46

1) Dasar ideal, yaitu dasar falsafah Negara pancasila, sila 1:

Ketuhanan Yang Maha Esa

2) Dasar struktural/ konstitusional yaitu, UUD 1945

3) Dasar operasional yang dimaksud adalah dasar yang secara

langsung pengatur pelaksanaan pendidikan agama di sekolah

yang ada di Indonesia sebagaimana yang tersebut dalam UU RI

NOMOR 20 Tahun 2003 SISDIKNAS Pasal 30 Nomor 3

pendidikan keagamaan dapat di selenggarakan pada jalur

pendidikan formal, nonformal, dan informal. Dan terdapat pada

pasal 12 No 1/a setiap peserta didik pada setiap satuan

pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai

dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidikan

yang seagama.

b. Segi religius

Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang

bersumber dari ajaran islam. Menurut ajaran islam pendidikan

agama adalah perintah Tuhan yang merupakan perwujudan ibadah

kepada-Nya.

c. Aspek psikologis

Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek

kehidupan bermasyarakat.Hal ini didasarkan bahwa dalam

hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota

(58)

47

tenang dan tidak tentram sehingga memerlukan adanya pegangan

hidup.55

Terdapat banyak aspek yang mendukung untuk pelaksanaan

PAI.Hal ini dikarenakan PAI tidak dapat terlaksana dengan sendirinya,

karena membutuhkan aspek-aspek pendukung untuk kelancaran

terlaksananya PAI.

C. Implementasi PAKEM Pada Mata Pelajaran PAI

Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang nota

bene mayoritas masyarakatnya memeluk agama islam, seharusnya PAI

mendasari pendidikan-pendidikan lain, serta menjadi primadona bagi

masyarakat, orang tua dan siswa. PAI juga seharusnya juga mendapatkan

waktu yang proporsional terutama di sekolah umum. Waktu yang

disediakan hanya dua jam pelajaran dengan muatan materi yang begitu

padat dan memang penting yakni menuntut pemerataan pengetahuan

hingga terbentuk watak dan kepribadian yang berbeda jauh dengan

tuntutan terhadap mata pelajaran lainnya.56

Memang tidak adil menimpa tanggung jawab atas segala

kesenjangan antara harapan dan kenyataan itu kepada PAI disekolah,

sebab PAI disekolah bukanlah satu-satunya factor yang menetukan dalam

pembentukan watak dan kepribadian siswa.Apalagi dalam pelaksanaan

(59)

48

PAI tersebut masih terdapat kelemahan-kelemahan yang mendorong

dilakukannya penyempurnaan terus menerus.

Disamping itu masih terdapat sederetan respon kritis terhadap

pendidikan Islam di sekolah yang dilontarkan berbagai pihak misalnya:

kelulusan siswa dalam pendidikan Islam hanya diukur dengan seberapa

banyak hafalan dan mengerjakan ujian tertulis di kelas, akibatnya

penanaman kepribadian kurang berhasil.

Kondisi tersebut perlu dijadikan bahan pemikiran oleh para

pengelola dan tenaga kependidikan PAI, untuk mengembangkan suatu

system perbaikan yang berkesinambungan, sehingga dapat meningkatkan

mutu pendidikan. Untuk itu PAKEM sebagai terobosan baru dan

bagaimana cara belajar (how to learn) yang aktif, kreatif, efektif dan

menyenangkan menjadi pegangan yang kondusif dan sesuai untuk PAI

sebagai pelajaran inti dalam setiap mata pelajaran dan atau setiap tema

pelajaran. Karena PAI harus benar-benar diminati dan benar-benar

tertanam dalam diri siswa, maka cara belajar pendidikan agama harus

aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan serta memotivasi dan demokratis,

karena di dalam PAKEM, kegiatan belajar mengajar dirancang khusus

untuk memudahkan siswa agar lebih bertanggung jawab, berani

mengutarakan pendapat, berani mencoba dan mengemukakan gagasan dan

pendapat bahkan berani mempertanyakan gagasan orang lain.57

(60)

49

Selain itu dalam PAKEM siswa sering di ajak diskusi untuk

memecahkan suatu masalah agar siswa dapat berfikir kritis dan kreatif.Dan

untuk memudahkan adanya diskusi antara siswa maka, tempat duduk

siswa dibuat kelompok dan berhadap-hadapan agar siswa mudah

berinteraksi dengan temannya seperti serta dalam kegiatan pembelajaran

diharuskan menggunakan alat peraga agar siswa lebih mudah menangkap

materi pelajaran.58

PAKEM merupakan salah satu konsep yang membantu guru-guru

menghubungkan mata pelajaran dengan situasi keadaan di dunia dan

memotivasi siswa untuk lebih paham hubungan antara pengetahuan dan

aplikasinya kepada hidup mereka sebagai anggota keluarga, dan

masyarakat.59

Fokus PAKEM adalah pada kegiatan siswa didalam bentuk

kelompok atau berpasangan dan individu dalam kelas, partisipasi didalam

proyek penelitian, penelidikan dan penemuan.

D. Kendala yang dihadapi dalam Implementasi PAKEM

1. Terbatasnya waktu

Waktu yang tersedia dalam jadwal untuk setiap pelajaran, untuk

setiap satu semester, dan untuk satu tahun pelajaran sangat terbatas.60.

58Kebumen Beriman, Pembelajaran PAKEM.Go.Id,16 april 2016.http//www. 59Pendidikan Net Work, Pakem.02 April 2016.

Gambar

Gambar. 01
Gambar. 03
Gambar. 04
Gambar. 06
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini, untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan tepung limbah udang fermentasi dalam pakan burung puyuh petelur terhadap kualitas kimiawi telur

peubah di ( a , b ) kita mempunyai rumus penting berikut. Fungsi Skalar Terdiferensialkan Kelompok 6.. Seperti pada fungsi real, setiap fungsi dua peubah yang

[r]

[r]

Fokus penelitian ini yaitu, “Bagaimana internalisasi revolusi mental siswa SMK Nurul Islam Manyar Gresik?”. Jenis penelitian te rmasuk penelitian kualitatif

Predictors: (Constant), Leverage Finansial, Winner/Losser Stock, Nilai Perusahaan, Ukuran. Perusahaan, Debt to

Dari hasil yang telah diperoleh menunjukkan bahwa metode deposisi sol-gel telah mampu menghasilkan lapisan tipis semikonduktor magnetik dengan morfologi permukaan

Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Sari (2008) yang menyatakan bahwa kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap kinerja