• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPAMelalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) Berbantuan Media Power Point pada Siswa Kelas IV SD Negeri Popongan Keca

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPAMelalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) Berbantuan Media Power Point pada Siswa Kelas IV SD Negeri Popongan Keca"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

Kajian teori berisi mengenai semua teori yang bersangkutan dengan penelitiaan tindakan kelas yang dibuat oleh peneliti. Kajian teori berikut akan membahas mengeni variable X (Model Pembelajaran STAD dengan media powerpoint) dan variable Y (hasil belajar IPA). Berikut uraian mengenai hasil belajar IPA dan Model Pembelajaran STAD dengan media powerpoint.

2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 2.1.1.1 Pengertian IPA

Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa Inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa alam ini (Samatowa, 2010). Menurut Abdullah (dalam Izatinkamala, 1998), IPA merupakan ilmu pengetahuan yang memaparkan informasi teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya yang saling berkaitan antara cara yang satu dengan cara yang lain.

(2)

2.1.1.2 Pembelajaran IPA SD

Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah

serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

(3)

untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru.

2.1.1.3 Ruang Lingkup IPA di SD

Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut. 1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan

2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas

3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana

4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

2.1.1.4 Tujuan Pelajaran IPA di SD

Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut (KTSP Standar Isi 2006).

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

3. Mengembangkan rasa ingin tahu sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

(4)

2.1.1.5 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA SD

Ruang lingkup yang dipelajari dalam IPA dalam rangka untuk mencapai Standar sehingga dapat mengetahui tercapainya tujuan pembelajaran dapat ditetapkan melalui SK dan KD. Pencapaian SK dan KD didasrkan pada pemberdayaan siswa untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa SD Negeri Popongan, maka akan dilakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran STAD pada mata pelajaran IPA tentang Perubahan Lingkungan. Adapun perincian Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar yang digunakan sebagai materi dalam pelaksanaan penelitian kelas IV semester II sebagai berikut ini (KTSP 2006).

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dalam Penelitian

Kelas IV semester II

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

11 Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan

lingkungan, teknlogi, dan masyarakat

11.1 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan 11.2 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan

(Permendiknas No. 22 Tahun 2006)

2.1.2 Hasil Belajar

2.1.2.1 Pengertian Hasil Belajar

(5)

1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa.

2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang.

3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri.

4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani.

5. Sikap adalah kemampuan menerima dan menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.

Sependapat dengan Gagne, Darsono (2000) menyatakan bahwa hasil belajar siswa merupakan perubahan-perubahan yang berhubungan dengan pengetahuan/kognitif, ketrampilan/psikomotor, dan nilai sikap/afektif sebagai akibat interaksi aktif dengan lingkungan.

Dari beberapa pendapat tentang hasil belajar maka dapat disimpulkan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui proses belajar. Baik dalam kemampuan afektif, kognitif maupun afektifnya. Dengan mengetahui hasil belajar dapat memotivasi siswa untuk terus meningkat dalam proses pembelajaran.

2.1.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar

Untuk mengetahui keberhasilan dalam suatu pembelajaran biasanya dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa. Namun tidak menutup kemungkinan hasil belajar yang diperoleh siswa jauh dari harapan yang diinginkan guru. Menurut Slameto (2003), hasil belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

(6)

b) Faktor Eksternal

1) Lingkungan Sosial, meliputi para guru, staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan siswa misalnya tingkat kecerdasan, sikap, bakat minimal dan motivasi siswa.

2) Lingkungan Non Sosial, yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan. Secara keseluruhan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya dan digunakan oleh guru untuk menjadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan penelitian.

2.1.3 Media Powerpoint

2.1.3.1Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut Gagne dalam Arief S Sadiman (2012) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya belajar. Sedangkan Gerlach & Ely dalam Anitah (2012) menjelaskan pula bahwa media adalah grafik, fotografi, elektronik, atau alat-alat mekanik untuk menyajikan, memproses, dan menjelaskan informasi lisan atau visual.

(7)

2.1.3.2Media Pembelajaran Powerpoint

Program yang digunakan dalam penelitian ini adalah microsoft powerpoint. Program ini adalah salah satu aplikasi dalam paket microsoft office. Pada dasarnya, Microsoft Office Power Point digunakan untuk presentasi dalam classical learning, karena Microsoft Office Power Point merupakan program aplikasi yang digunakan untuk kepentingan presentasi. Microsoft Office Power Point pada pola penyajian ini digunakan sebagai alat bantu bagi guru untuk menyampaikan materi dan kontrol pembelajaran terletak pada guru. . Dengan bantuan media powerpoint, seorang guru dapat mempresentasikan materi ajar kepada siswa bisa lebih mudah dalam mentransformasikan ilmunya melalui presentasi yang diberikan oleh seorang guru kepada anak didiknya di kelas. Disamping memudahkan seorang guru menguasai kelas dan membantu anak–anak didik untuk tetap fokus dengan apa yang diterangkan oleh seorang guru.

Sanaky (2009) menyatakan bahwa microsoft powerpoint adalah program aplikasi presentasi yang merupakan salah satu program aplikasi di bawah microsoft office program komputer dan tampilan ke layar dengan menggunakan bantuan LCD projector. Keuntungan terbesar dari program ini adalah tidak perlunya pembelian piranti lunak karena sudah berada di dalam microsoft office salah satu program komputer. Jadi pada waktu penginstalan program microsoft officedengan sendirinya program ini akan terinstal. Hal ini akan mengurangi beban hambatan pengembangan pembelajaran dengan komputer.

Selanjutnya menurut Daryanto (2010) Microsoft Office Power Point merupakan sebuah software yang dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan Microsoft, dan merupakan salah satu program berbasis multimedia. Di dalam komputer, biasanya program ini sudah dikelompokan dalam program Microsoft Office. Program ini dirancang khusus untuk menyampaikan presentasi dengan berbagai fitur menu yangmampu menjadikannya sebagai mediakomunikasi yang menarik.

(8)

wana, dan gambar, serta animasi-animasi yang bisa diolah sendiri sesuai kreatifitas penggunanya. Pada prinsipnya program ini terdiri dari beberapa unsur visual, dan pengontrolan operasionalnya

Unsur visual yang dimaksud, terdiri dari slide, teks, gambar dan bidang-bidang warna yang dapat dikombinasikan dengan latar belakang yang telah tersedia. Unsur visual tersebut dapat kita buat tanpa gerak, atau dibuat dengan gerakan tertentu sesuai keinginan kita. Seluruh tampilan dari program ini dapat kita atur sesuai keperluan, apakah akan berjalan sendiri sesuai timing yang kita inginkan, atau berjalan secara manual, yaitu dengan mengklik tombol mouse. Biasanya jika digunakan untuk penyampaian bahan ajar yang mementingkan terjadinya interaksi antara peserta didik dengan tenaga pendidik, maka kontrol operasinya menggunakan cara manual.

Berdasarkan penjelasan dari para ahli tentang powerpoint maka penulis akan menggunakan media powerpoint dalam menyampaikan materi pembelajaran. Dengan menyampaikan materi yang dipresentasikan dalam slide powerpoint yang berbentuk gambar-gambar, tulisan dan animasi yang menarik bagi siswa. Sehingga dengan melihat setiap slide powerpoint, siswa dapat lebih memahami materi pembelajaran yang dipelajari.

(9)

pada bagian ketiga berisi kesimpulan atau rangkuman tentang pembelajaran sumber daya alam yang telah dipelajari.

2.1.3.3 Kelebihan dan Kelemahan Media Pembelajaran Powerpoint

Menurut Sanaky (2009), Microsoft powerpoint memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:

Keunggulan microsoft powerpoint antara lain:

1. praktis, dapat dipergunakan untuk semua ukuran kelas;

2. memberikan kemungkinan tatap muka dan mengamati respons siswa 3. memiliki variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak membosankan; 4. dapat menyajikan berbagai kombinasi clipart, picture, warna, animasi dan

suara, sehingga membuat siswa lebih tertarik. 5. dapat dipergunakan berulang-ulang

Selain mempunyai kelebihan, media pembelajaran Power point juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya:

1. pengadaannya mahal dan tidak semua sekolah dapat memiliki;

2. tidak semua materi dapat disajikan dengan menggunakan powerpoint;

3. membutuhkan keterampilan khusus untuk menuangkan pesan atau ide-ide yang baik pada desain program komputer microsoft powerpoint sehingga mudah dicerna oleh penerima pesan;

4. memerlukan persiapan yang matang, bila menggunakan teknik-teknik penyajian (animasi) yang kompleks

2.1.4 Model Pembelajaran STAD

2.1.4.1 Pembelajaran Kooperatif

(10)

terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif diantara anggota kelompok.

Sedangkan menurut Sunal dan Hans dalam Isjoni (2013) mengemukakan pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerjasama dalam proses pembelajaran. Selanjutnya, Sanjaya dalam Rusman (2011) Cooperatif learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

Berdasarkan pemaparan dari ketiga ahli tentang pembelajaran kooperatif maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dimana dalam proses pembelajaran siswa belajar secara berkelompok. Tujuannya adalah agar siswa dapat bekerjasama dengan siswa lainnya.

2.1.4.2 Pembelajaran STAD

Pembelajaran Kooperatif tipe STAD yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Dalam pembelajaran, siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok yang beranggotakan empat sampai lima anak. Dalam pemilihan anggota kelompok haruslah secara heterogen dalam kemampuan akademis, jenis kelamin, ras, agama maupun sukunya.

(11)

suatu materi. Keberhasilan kelompok dalam pembelajaran dinilai dari peningkatan nilai mereka sebelum dan sesudah melaksanakan pembelakjaran. Kelompook yang dapat meningkatkan nilai rata-rata kelompok paling tinggi adalah kelompok yan akan diberi hadiah.

Strategi pelaksanaan/siklus aktivitas model STAD menurut Sharan dalam Tukiran Taniredja (2011) adalah sebagai berikut:

1. Siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin dan sukunya

2. Guru memberikan pelajaran

3. Siswa-siswa dalam kelompok itu memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut

4. Semua siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut. Mereka tidak dapat membantu satu sama lain

5. Nilai-nilai hasil kuis siswa diperbandingkan dengan nilai rata-rata mereka sendiri yang sebelumnya

6. Nilai-nilai itu diberi hadiah berdasarkan pada seberapa tinggi peningkatan yang bisa mereka capai atau seberapa tinggi nilai itu melampaui nilai mereka sebelumnya

7. Nilai-nilai dijumlah untuk mendapatka nilai kelompok

8. Kelompok yang bisa mencapai criteria tertentu bisa mendapatkan sertifikat atau hadiah-hadiah lainnya

Trianto (2007) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran koopertif tipe STAD. Langkah-langkah pembelajaran tipe STAD ini terdiri atas enam langkah pembelajaran, seperti terlihat pada table 2.1.

Tabel 2.2

Langkah-langkah Pembelajaran Tipe STAD

Langkah-langkah Kegiatan Guru

(12)

Menyampaikan tujuan dan

Menjelaskan materi pada siswa dengan metode ceramah, demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Langkah 3

Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

Menjelaskan kepada siswa apa tujuan dibentuk dalak kelompok-kelompok. Masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 siswa yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Apabila dalam kelas terdiri atas jenis kelamin, ras dan latar belakang yang relative sama, maka pembentukan kelompok hanya didasarkan prestasi akademik siswa. soal evaluasi secara individu dari materi yang dipelajari.

Langkah 6

Memberikan penghargaan

Memberikan penghargaan dengan tujuan untuk menghargai hasil belajar individu dan kelompok.

STAD terdiri atas lima komponen utama, yaitu:

(13)

Pada tahap ini perlu ditekankan: (1) mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok; (2) menekankan bahwa belajar adalah memahami makna, dan bukan hafalan; (3) memberikan umpan balik sesering mungkin untuk mengeontrol pemahaman siswa; (4) memberikan penjelasan mengapa jawaban pertanyaan itu benar ata salah; dan (5) beralih kepada materi selanjutnya apabila siswa telah memahami permasalahan yang ada.

2. Tim/Tahap Kerja Kelompok, Tim yang terdiri dari empat atau lima siswa mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Pada tahap ini setiap siswa diberi lembar tugas yang akan dipelajarai. Dalam kerja kelompok siswa saling berbagi tugas. Guru sebagai fasilitator dan motivator. Hasil kerja kelompok ini dikumpulkan.

3. Kuis/Tahap Tes Individu, diadakan pada akhir pertemuan kedua atau ketiga, kira-kira 10 menit, untuk mengetahui yang telah dipelajari secara individu, selama mereka bekerja dalam kelompok. Siswa tidak boleh saling membantu dalam mengerjakan kuis.

4. Tahap Perhitungan Skor Kemajuan Individu, yang dihitung berdasarkan skor awal. Skor awal adalah nilai pre test atau nilai hasil ulangan siswa sebelumnya. Tahap ini dilakukan agar siswa terpacu untuk memperoleh hasil terbaik.

5. Rekognisi Tim, dengan pemberian hadiah pada kelompok berdasarkan nilai rata-rata kolompok akan membuat siswa semakin terpacu dalam meningkatkan hasil belajarnya.

Kelebihan-kelebihan pembelajaran kooperatif STAD (Student Teams Achiement Division):

1. Mengajarkan siswa lebih kreatif dan tanggap. 2. Dapat menjalin kerjasama yang baik antara teman.

3. Memupuk sikap saling menghargai pendapat yang orang lain.

(14)

5. Dapat mempertinggi prestasi kepribadian individu seperti semangat toleransi, siswa yang demokratis, kritis dalam berfikir, tekun dan sabar

Kekurangan-kekurangan pembelajaran kooperatif STAD (Student Teams Achievement Division):

1. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum.

2. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.

3. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif.

4. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerjasama 2.1.5 Langkah-langkah STAD berbantuan Powerpoint

Dari penjabaran langkah pembelajaran model Student Teams Achievement Division (STAD) berbantuan powerpoint, maka selanjutnya penulis akan

menyusun sintak Student Teams Achievement Division (STAD) berbantuan powerpoint sebagai berikut:

Tabel 2.3

Sintak STAD berbantuan Powerpoint

No Kegiatan Kegiatan Guru

1 Pra

Pembelajaran

1. Guru menyusun materi pembelajaran dalam bentuk powerpoint

2. Guru membentuk kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa yang memiliki karakteristik heterogen

3. Guru menyiapkan alat dan media pembelajaran 2 Kegiatan

Pendahuluan

1. Siswa bersama guru mengucapkan salam dan berdoa bersama

2. Siswa mengecek kesiapan belajar

3. Siswa menerima motivasi dan apersepsi dari guru. 4. Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang tujuan

pembelajaran hari ini. Guru menginformasikan bahwa pembelajaran hari ini menggunakan model

Student Team Achievement Divisions dengan

bantuan Powerpoint.

(15)

2. Siswa memberikan tanggapan atau bertanya tentang konsep yang belum dimengerti (eksplorasi)

3. Siswa bersama kelompok menerima lembar kerja kelompok (elaborasi)

4. Siswa dalam kelompok berdiskusi dan menyelesaikan tugas lembar kerja kelompok. (elaborasi)

5. Siswa bersama kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. (elaborasi)

6. Siswa memberikan tanggapan kepada kelompok yang presentasi. (elaborasi)

7. Siswa mengerjakan kuis secara individu. (elaborasi) 8. Siswa bersama guru membahas soal kuis. (elaborasi) 9. Siswa bersama guru bertanyajawab meluruskan kesalahan pemahaman dan memberikan penguatan positif terhadap informasi yang telah didapat. (konfirmasi)

(16)

Kalisari Kec. Blado Kab. Batang. Berdasarkan hasil belajar tersebut, maka peneliti menyarankan kepada guru lain untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam mengajar.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Heri Tri Guntari 2012 dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Menggunakan Media Kongkrit pada Siswa Kelas II SD Negeri 12 Purwodadi Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan semester I Tahun Pelajaran 2011/2012”. Hasil belajar pada siklus I diperoleh dari tes yang dilaksanakan pada akhir pertemuan siklus I dengan ketuntasan klasikal 71% atau 41 siswa yang tuntas, meningkat pada siklus II yaitu ketuntasan klasikal belajar siswa mencapai 90% atau 52 siswa tuntas. Setelah melaksanakan penelitian tindakan kelas ini dapat diambil saran bahwa akan mendapatkan pengetahuan tentang peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas II melalui penggunaan media Kongkrit dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Students Team Achievement Divisions) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Terlihat secara keseluruhan adanya peningkatan hasil belajar siswa yang terjadi pada siklus I kemudian meningkat pada siklus II.

2.3 Kerangka Pikir

(17)

dapat lebih aktif dan saling berkomunikasi dalam kelompok. Melalui penerapan STAD ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka kerangka penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan 2.1 Kerangka Berfikir

2.5Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir, dapat diajukan hipotesis tindakan bahwa peningkatan hasil belajar IPA dapat dicapai melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achevement Divisions) berbantu media powerpoint pada siswa kelas IV SD Negeri Popongan Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Semester II tahun ajaran 2014/2015.

Siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa masih rendah Guru menggunakan

model pembelajaran konvensional

Kondisi awal

Dalam pembelajaran guru menggunakan model STAD berbantu powerpoint

Guru menggunakan model pembelajaran yang dapat

mengaktifkan siswa Tindakan

n

Kondisi akhir

Gambar

Tabel 2.2 Langkah-langkah Pembelajaran Tipe STAD
Tabel  2.3 Sintak STAD  berbantuan Powerpoint

Referensi

Dokumen terkait

koefisien reliabilitas instrumen ini mendekati batas bawah reliabilitas 0.070 menurut Linn (Mansyur, 2009:134) sehingga instrumen tersebut memenuhi kriteria Reliabel.

Fenomena yang terjadi di PUSLITBANG Sumber Daya Air yaitu adanya sumber daya manusia yang masih rendah, ini ditandai dengan beberapa pernyataan yang didukung oleh beberapa data

Arti umum yang dapat diartikan dengan R- 13 dengan KtB ialah ‗mirip.Pada data atau pada cerita tidak ditemukan penggunaan kata reduplikasi tipe R-13 dan dalam

Gunasti Hudiwinarsih, Ak.,M.Si yang selalu sabar dalam membimbing dan selalu memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu1. Ibu

Besarnya nilai R square hasil analisis ini yaitu 0,748, yang berarti variabel independen (umur responden, jenis kelamin responden, tingkat pendidikan responden,

Perkembangan pada bidang ini sebenarnya sudah lama dilakukan oleh para ahli konstruksi, tetapi pada waktu sebelumnya masyarakat belum mengenal atau belum memperdalam

Adapun tujuan dalam penelitian ini “ Untuk mengetahui apakah media boneka tangan dan gambar binatang dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menyimak dongeng

In this paper, it is revealed that level of power system stability corresponding to the real part of eigenvalue are estimated by applying Butterworth filtering