• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Perilaku Ibu Terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi Pada Anak di SD Negeri 064023 Kemenangan Tani Medan Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Gambaran Perilaku Ibu Terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi Pada Anak di SD Negeri 064023 Kemenangan Tani Medan Tahun 2015"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Perilaku

Perilaku merupakan hasil dari segala macam pengalaman dan interaksi

manusia dengan lingkungannya. Wujud bisa berupa pengetahuan, sikap, dan

tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon/reaksi seseorang individu

terhahadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon

dapat bersifat pasif (tanpa tindakan: berpikir, berpendapat dan bersikap) maupun

aktif (melakukan tindakan). Sesuai dengan batasan ini, perilaku kesehatan dapat

dirumuskan sebagai segala bentuk pengalaman dan interaksi idividu, khususnya

menyangkut pengetahuan, sikap, dan tindakannya terhadap kesehatan

(Notoatmodjo, 2007).

Perilaku kesehatan menurut Notoatmojo (2012), adalah semua aktivitas

atau kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat

diamati, yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

Pemeliharaan kesehatan ini mencakup mencegah atau melindungi diri dari

penyakit dan masalah kesehatan lainnya, meningkatkan kesehatan dan mencari

penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah kesehatan.

Menurut Becker (1979), perilaku kesehatan diklasifikasikan atas tiga kelompok

yaitu:

1. Perilaku sehat (healthy behaviour) yaitu perilaku-perilaku atau kegiatan yang

(2)

kesehatan pada dirinya atau keluarganya, untuk mencari penyembuhan atau

mengatasi masalah kesehatan lainnya.

3. Perilaku peran orang sakit (the sick role behaviour) yaitu mencakup hak dan

kewajiban orang yang sedang sakit dalam hal tindakan untuk memperoleh

penyembuhan, tindakan untuk mengetahui fasilitas kesehatan yang tetap dan

sebagainya.

2.2. Bentuk-Bentuk Perilaku

Benyamin Bloom (1908) dalam Notoatmodjo seorang ahli psikologi

pendidikan membedakan adanya tiga ranah prilaku, sebagai berikut:

a. Pengetahuan (knowledge)

b. Sikap (attitude)

c. Tindakan (practice)

2.2.1. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan merupakan hasil dari Tahu, setelah seseorang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek. Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan

sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas

perhatian dan persepsi terhadap objek.

Adapun tingkatan pengetahuan, yaitu: tahu, memahami, aplikasi, analisis,

sistesis dan evaluasi.

a. Tahu

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

(3)

kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang telah dipelajari atau

yang diterima.

b. Memahami

Tahap memahami diartikan suatu objek bukan sekedar tahu atau dapat

menyebutkan, tetapi juga dapat menginterpretasikanatau menggunakan materi

secara benar tentang objek.

c. Aplikasi

Aplikasi yaitu kemampuan seseorang untuk menggunakan materi yang

dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.

d. Analisis

Merupakan kemampuan seseorang menjabarkan materi kedalam

komponen-komponen. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang sudah sampai pada tingkat

analisis jika dapat membedakan, memisahkan, mengelompokkan, membuat

diagram pada pengetahuan atas objek tersebut.

e. Sintesis

Tahap ini menunjukkan kemampuan seseorang untuk merangkum,

meringkas, menyusun teori-teori yang telah ada dari suatu hubungan logis dari

pengetahuan yang dimiliki.

f. Evaluasi

Tahap ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

penilaian terhadap suatu materi. Penilaian berdasarkan kriteria yang ada.

(4)

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang terhadap suatu stimulus

atau objek. Menurut Budiharto (2010) sikap adalah suasana batin atau atau hasil

dari proses sosialisasi yakni reaksi seseorang terhadap rangsangan yang diterima

berupa objek kesehatan gigi yaitu tentang gigi serta upaya pemeliharaan.

Menurut Pintauli (2008) kesehatan gigi sangat penting, maka sikap

kemandirian masyarakat perlu didorong terus-menerus melalui berbagai upaya

kegiatan untuk meningkatkan kesehatan yang berkesinambungan. Upaya itu tidak

saja oleh pihak organisasi profesi tetapi akan lebih baik jika melibatkan

pihak-pihak lain yang mempunyai kompetensi dan kepentingan yang sama untuk

meningkatkan upaya peningkatan dan pencegahan sehingga pada akhirnya dapat

tercapai derajat kesehatan gigi dan mulut optimal.

Sikap mempunyai tiga komponen pokok, seperti yang dikemukakan Allport

(1954) dalam Notoatmodjo (2005) ,yaitu:

1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek. Misalnya

seorang anak berkeyakinan bahwa membersihkan gigi dengan sikat gigi secara

teratur dapat membuat gigi menjadi sehat dan tidak berlubang.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional. Misalnya pengalaman seorang

anak jika mengalami sakit gigi langsung mengadu kepada keluarga dan segera

diperiksa ke dokter gigi.

3. Kecenderungan untuk bertindak. Misalnya seorang anak tahu bahwa adanya

(5)

Ketiga komponen ini secara bersama sama membentuk sikap yang utuh.

Dalam penentuan sikap yang utuh ini pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi

memegang peranan penting.

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap memiliki tingkatan antara lain ;

a. Menerima

Menerima artinya bahwa seseorang mau dan memperhatikan stimulus yang

diberikan.

b. Merespon

Merespon adalah memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan.

c. Menghargai

Menghargai merupakan mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah (kecenderungan untuk bertindak).

d. Bertanggung jawab

Bertanggung jawab merupakan berani mengambil resiko atas segala sesuatu

yang telah dipilihnya.

2.2.3 Tindakan (practice)

Praktek atau tindakan dilaksanakan untuk mewujudkan sikap menjadi

tindakan dalam kondisi yang memungkinkan (Notoatmodjo, 2012).

Adapun tingkatan dari tindakan antara lain:

a. Persepsi

(6)

b. Respons terpimpin

Respon terpimpin adalah jika seseorang mampu melakukan sesuatu sesuai

dengan urutan yang benar, sesuai dengan contoh yang diberikan.

c. Mekanisme

Mekamisme maksudnya bila seseorang mampu melakukan sesuatu dengan

benar secara otomatis sudah merupakan kebiasaan.

d. Adopsi / adaptasi

Adopsi meruoakan praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.

2.3 Teori Perubahan Perilaku

Teori merupakan serangkaian konsep, defenisi maupun proporsi yang

saling terkait dan menyajikan suatu pandangan sistematik dari objek dengan

menguraikan hubungan antara variable dengan tujuan ntuk menjelelaskan dan

memperkirakan suatu objek (Edberg, 2007).

2.3.1 Health Belief Model

Health belief model (HBM) mencakup 4 komponen utama (fieldhtheory,

Lewin, 1954; Becker, 1974), yaitu:

1. Kerentanan yang dirasakan

Merupakan persepsi individu tentang kemungkinannya terkena suatu penyakit.

Mereka yang merasa dapat terkena penyakit akan lebih cepat merasa terancam.

Seseorang akan bertindak untuk mencegah penyakit bila ia merasa bahwa ia

sangat mungkin terkena penyakit tersebut. Kerentanan yang dirasakan setiap

individu berbeda tergantung persepsi tentang resiko yang dihadapi individu

(7)

2. Keseriusan yang dirasakan.

Merupakan pandangan individu tentang beratnya penyakit yang diderita.

Pandangan ini mendorong seseorang untuk mencari pengobatan atas penyakit

yang dideritanya. Keseriusan ini ditambah dengan akibat dari suatu penyakit.

3. Persepsi manfaat dan hambatan yang dirasakan.

Individu akan mempertimbangkan apaka alternatif itu memang bermanfaat

dapat mengurangi ancaman penyakit, persepsi ini juga berhubungan dengan

ketersediaan sumber daya sehingga tindakan ini mungkin dilaksanakan.

Persepsi ini dipengaruhi oleh norma dan tekanan dari kelompoknya. Sedangkan

persepsi rintangan adalah persepsi terhadap biaya/ aspek negatif yang

menghalangi individu untuk melakukan tindakan kesehatan, misalkan:

mahalnya biaya berobat, pengalaman yang tidak menyenangkan, rasa sakit

yang dialami.

4. Sumber informasi

Merupakan asal keterangan yang diperoleh responden tentang perilaku

pemeliharaan kesehatan antara lain: keluarga, petugas kesehatan dan media

masa.

2.4 Peranan Ibu

Ibu adalah orangtua perempuan seorang anak baik melalui hubungan

biologis maupun sosial. Umumnya ibu memiliki peranan penting dalam

membesarkan anak, dan panggilan ibu dapat diberikan untuk perempuan yang

(8)

Kedekatan anak dengan ibunya pada beberapa menit pertama dan beberapa

jam setelah lahir, secara meyakinkan mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan

dan perilaku anak tersebut. Komunikasi antara anak dan orangtua terbentuk saat

orangtua mengendong bayinya dengan lembut dan penuh cinta. Dalam gendongan

orangtua, anak merasakan rasa aman seperti yang dirasakannya selama di dalam

kandungan.

Peranan ibu terhadap lingkungan anak tidak terhenti dimasa anak-anak

saja tetapi masih berlangsung dan kadang-kadang sampai seumur hidupnya

khususnya pengaruh yang berupa pengalaman yang menegangkan, menakutkan

dan membahayakan. Sekalipun anak-anak sudah mulai bermain dengan anak lain

di luar rumah, keluarga masih merupakan pengaruh sosialisasi yang terpenting.

Hubungan keluarga yang erat pengaruhnya lebih besar pada anak dari pada

pengaruh sosial lainnya. Karena anak tergantung pada orangtua dalam hal

perasaan aman dan kebahagiaan (Boedihardjo,1985).

Dalam merawat anaknya orang tua harus memperhatikan pemeliharaan

kesehatan anak. Dalam memelihara kesehatan anak, orang tua perlu pengetahuan

tentang kesehatan anak sehingga dapat membantunya menghadapi berbagai

kemungkinan gejala yang akan timbul pada anaknya. Untuk pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut, orang tua perlu mengetahui berbagai hal tentang

kesehatan gigi dan mulut salah satunya adalah mengajari cara menyikat gigi.

Pemeliharaan kesehatan gigi yang dilakukan dirumah merupakan yang

paling penting. Anak-anak belajar kebiasaan yang baik dari contoh yang diberikan

(9)

pemeliharaan kesehatan gigi anak karena anak biasanya tidak peduli dengan

kondisi giginya, ini menjadi tugas orangtua terutama ibu mengajarkan kepada

anak akan pentingnya menjaga kebersihan gigi. Anak- anak akan meniru apa

yang biasa dilakukan oleh orang tuanya sehari-hari dirumah.

Berikut beberapa contoh yang dapat dilakukan agar anak mau merawat

giginya:

1. Buatlah kegiatan menyikat gigi sebagai salah satu kebutuhan yang harus

dilakukan minimal dua kali sehari.

2. Ajaklah anak melihat anggota keluarga lainnya seperti ayah atau kakaknya

menyikat gigi.

3. Selagi mencoba kebiasaan menyikat gigi, ceritakan kepada anak mengenai

manfaat menyikat gigi.

Jika hal kecil seperti ini dilakukan dengan konsisten, anak akan meniru apa yang

dicontohkan. Apalagi jika contoh itu dilihat anak sebagai sesuatu yang

menyenangkan dan tidak membosankan (Rara,2006).

Dengan demikian lambat laun ibu akan menanamkan disiplin dan

kebiasaan pada anak untuk merawat giginya sendiri dan mempersiapkan

psikologis anak sebelum dibawa ke petugas kesehatan sehingga anak tidak

menganggab perawatan gigi sebagai suatu yang menakutkan.

Pendidikan kesehatan gigi juga dapat diperoleh dari iklan televisi. Televisi

merupakan media yang menyampaikan pesan pembelajaran secara audio visual

(10)

kesehatan gigi masyarakat khususnya anak sekolah dasar mau meniru dan tertarik

untuk belajar dan memahami tentang pemeliharaan kesehatan gigi.

Selain orang tua, dokter gigi juga dapat membantu orang tua tetapi

pemeliharaan kesehatan gigi lebih banyak dilakukan dirumah daripada diruang

praktek dokter gigi. Tugas dokter gigi adalah melakukan perawatan kepada anak

jika gigi sudah mengalami kerusakan dan melakukan pencegahan terhadap gigi

dan mulut. Kegiatan pemeliharaan kesehatan gigi yang dilakukan dirumah

merupakan tanggung jawab orang tua khususnya ibu karena ibu adalah contoh

bagi keluarga terutama anak-anak (Boedihardjo, 1985).

Edukasi tentang pemeliharaan kesehatan gigi diberikan kepada anak agar

anak tahu seberapa pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut melalui

menyikat gigi dilakukan minimal dua kali sehari yaitu pagi hari sesudah sarapan

dan malam sebelum tidur, dan memberitahukan kepada anak tentang

makanan-makanan yang dapat merusak gigi dan apa tindakan atau upaya orangtua dalam

menyiasati agar anak tidak terlalu sering mengonsumsi makanan-makanan

tersebut, dan membiasakan anak untuk menyukai sayuran dan buah-buahan untuk

mendukung pertumbuhan tulang dan gigi anak.

Orangtua perlu membawa anak ke dokter gigi untuk memeriksa gigi dan

mulut anak sejak dini yaitu mulai usia 2 tahun, dan bukan membawa anak ke

dokter gigi hanya karena ada keluhan. Anak sebaiknya dibawa ke dokter gigi

secara rutin, 6 bulan sekali untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan

gigi dan merawatnya jika diperlukan. Orangtua juga harus dapat aktif memeriksa

(11)

gigi yang goyang, dan pertumbuhan gigi yang tidak normal (gigi tumbuh berlapis,

gigi berjejal, dan lainnya). Sebab gigi berlubang akan menyebabkan penyakit lain

dan menimbulkan sakit gigi.

2.5 Anak

Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan

perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa

pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia bermain

(1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5), usia sekolah (5-12 tahun) hingga remaja (13-18

tahun). Rentang ini berada antara anak satu dengan yang lain mengingat latar

belakang anak berbeda. Pada anak terdapat rentang perubahan pertumbuhan dan

perkembangan yaitu rentang cepat dan lambat.

Anak adalah individu yang rentan karena perkembangan kompleks yang

terjadi di setiap tahap masa kanak- kanak dan masa remaja. Lebih jauh, anak juga

secara fisiologis lebih rentan dibandingkan orang dewasa, dan memiliki

pengalaman yang terbatas, yang memengaruhi pemahaman dan persepsi mereka

mengenai dunia.

Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai

dengan tahap perkembangan. Sebagai individu yang unik anak memiliki berbagai

kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain sesuai dengan usia tumbuh

kembang. Kebutuhan tersebut dapat meliputi kebutuhan fisiologis seperti

kebutuhan nutrisi dan cairan, aktivitas, eliminasi, istirahat, tidur, dan lain-lain.

(12)

membutuhkan kebutuhan psikologis, sosial, dan spiritual. Hal tersebut dapat

terlihat pada tahap usia tumbuh kembang anak.

Adapun karakter anak usia 10-12 tahun berhubungan dengan sikap atau

perasaan yang meliputi rasa ingin tahu, bersifat imajinatif, merasa tertantang oleh

kemajemukan, sifat berani mengambil resiko dan sifat menghargai.

Aspek tumbuh kembang pada anak dewasa ini adalah salah satu aspek

yang diperhatikan secara serius oleh para pakar, karena hal tersebut merupakan

aspek yang menjelaskan mengenai proses pembentukan seseorang, baik secara

fisik maupun psikososial. Namun, sebagian orang tua belum memahami hal ini,

terutama orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang

relatif rendah. Mereka menganggap bahwa selama anak tidak sakit, berarti anak

tidak mengalami masalah kesehatan termasuk pertumbuhan dan

perkembangannya.

2.6 Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi

Menurut Herijulianti, E. (2002) kesehatan gigi dan mulut adalah salah satu

aspek dari kesehatan secara keseluruhan, dimana status kesehatan gigi merupakan

hasil dari interaksi antara kondisi fisik, mental dan sosial. Aspek-aspek yang

mempengaruhi kualitas kesehatan gigi dan mulut yaitu:

1. Aspek fisik merupakan aspek kesehatan yang mempengaruhi kualitas gigi dan

mulut yang disebabkan oleh keadaan yang terdapat didalam mulut.

2. Aspek mental merupakan aspek yang disebabkan karena sikap kepercayaan

(13)

3. Aspek sosial merupakan aspek yang mempengaruhi kualitas kesehatan gigi dan

mulut, biasanya disebabkan oleh pengaruh sosial ekonomi yang kurang

sehingga keadaan ini mempengaruhi tingkah laku seseorang.

Untuk memperbaiki mutu kesehatan gigi dan mulut harus dilaksanakan

pemeliharaan secara menyeluruh yang mencakup aspek mental, fisik dan sosial

yaitu dengan upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit

(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan

(rehabilitatif).

Salah satu usaha untuk mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan

gigi adalah melalui pendekatan pendidikan kesehatan gigi. Pendidikan kesehatan

gigi yang disampaikan kepada seseorang atau masyarakat diharapkan mampu

merubah perilaku kesehatan gigi seseorang atau masyarakat.

Perilaku kesehatan gigi meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan yang

berkaitan dengan konsep sehat dan sakit gigi serta upaya

pencegahan/pemeliharaan kesehatan gigi. Menurut kegeles (1961) dalam

Budiharto, ada 4 faktor utama agar seseorang mau melakukan pemeliharaan

kesehatan gigi, yaitu:

1. Merasa mudah terserang penyakit gigi.

2. Percaya bahwa penyakit gigi dapat dicegah.

3. Pandangan bahwa penyakit gigi dapat berakibat fatal.

4. Mampu menjangkau dan memanfaatkan fasilitas kesehatan

(14)

kesadaran untuk meningkatkan kebersihan gigi. Untuk mencegah gigi dari

kerusakan ada dua hal yang perlu dilakukan yaitu mengontrol pola makanan dan

membersihkan gigi dari plak.

Pengetahuan tentang kesehatan gigi sebaiknya diberikan sejak usia dini

karena pada usia dini anak mulai mengerti akan pentingnya kesehatan serta

larangan yang harus dijauhi atau kebiasaan yang dapat memperngaruhi keadaan

giginya.

2.7 Pemeliharaan Kesehatan Gigi

Gigi merupakan salah satu organ penting didalam mulut. Gigi merupakan

aset seumur hidup yang sangat berharga karena memiliki banyak fungsi sekaligus,

selain berfungsi sebagai pengunyah makanan dan alat untuk berbicara

(komunikasi), gigi juga memiliki nilai estetika artinya gigi memberi nilai lebih

pada penampilan. Gigi yang sehat selain dapat berfungsi dengan baik juga akan

mempengaruhi bentuk wajah seseorang.

Selain itu, gigi merupakan organ yang amat vital dalam tubuh kita, salah

satu fungsi gigi adalah sebagai alat pengunyah makanan yang membantu

melumatkan makanan dalam mulut, guna membantu organ pencernaan sehingga

makanan dapat diserap tubuh dengan baik.

Angka kejadian penyakit yang berhubungan dengan gigi dan rongga mulut

hingga kini masih tinggi karena perhatian terhadap upaya pemeliharaan kesehatan

gigi masih sangat rendah. Pemeliharaan kesehatan mempunyai manfaat yang

sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan. Upaya pemeliharaan

(15)

anak sekolah perlu mendapat perhatian khusus karena pada usia ini anak sedang

menjalani proses tumbuh kembang. Keadaan gigi sebelumnya akan berpengaruh

terhadap perkembangan kesehatan gigi pada usia dewasa nanti. Usaha

menanggulangi serta memperbaiki kesehatan gigi anak membutuhkan tenaga

kesehatan dan peran serta orangtua. (Rachmawati, 2007).

Pemeliharaan kesehatan gigi sebenarnya merupakan tindakan untuk

mencegah gigi dari kerusakan serta memiliki kesadaran seseorang untuk

meningkatkan kebersihan gigi. Untuk mencegah gigi dari kerusakan maka perlu

mengontrol pola makan dan membersihkan gigi yaitu dengan menyikat gigi

(Pratiwi,2007).

2.7.1 Kebersihan Gigi

Kebersihan gigi merupakan kondisi dimana bagian mulut dan gigi jauh

dari kotoran atau sisa-sisa makanan, plak serta tidak adanya terdapat lubang gigi

dalam rongga mulut. Kebersihan gigi yang baik akan membuat gigi dan jaringan

sekitarnya sehat.

Kebersihan mulut yang baik akan membuat gigi dan jaringan sekitarnya

sehat. Faktor kebersihan mulut merupakan salah satu faktor yang menunjang

pertumbuhan dan perkembangan gigi anak. Apabila seorang anak makan makanan

manis maka giginya harus segera dibersihkan karena apabila hal ini tidak

dilakukan, kemungkinan timbulnya kerusakan gigi anak lebih gigi akan terjadi

(Boedihardjo, 1985).

(16)

Tujuan membersihkan gigi adalah untuk menghilangkan sisa-sisa makanan dan

plak pada gigi. Diketahui bahwa salah satu komponen dalam pembentukan lubang

gigi adalah plak. Orang yang rutin menyikat gigi akan memiliki faktor risiko lebih

kecil untuk karies dibandingkan yang tidak rutin menggosok gigi. Adapun

manfaat dari mulut bersih adalah membuat napas menjadi segar, mulut terlindung

dari bakteri mulut dan yang pasti juga dapat membuat kita percaya diri.

2.7.2. Upaya Pemeliharaan Kesehatan Gigi

Pembersihan gigi dan mulut merupakan pencegahan utama dalam

mencegah gangguan gigi misalnya adanya lubang gigi. Hal ini meliputi

pembersihan secara mandiri dan professional. Perawatan gigi secara mandiri dapat

dilakukan dirumah dengan sikat gigi teratur dua kali sehari dengan metode yang

benar. Sedangkan secara professional kita dapat mengunjungi dokter gigi secara

rutin setiap 6 bulan sekali untuk pembersihan yang tidak dapat kita lakukan

dirumah (Maulani, 2005).

Gigi pada anak-anak lebih mudah terserang karies gigi atau lubang gigi.

Oleh karena itu anak harus membersihkan giginya lebih sering bila mungkin

setiap sehabis makan. Tujuan dari pembersihan gigi adalah untuk menghilangkan

sisa makanan, plak dan mencegah terjadinya karies gigi. Plak adalah lapisan tipis,

tidak berwarna, mengandung bakteri, lekat pada permukaan gigi dan selalu

(17)

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam upaya pemeliharaan

kesehatan gigi yaitu:

1. Menyikat gigi

Merupakan tindakan pembersihan gigi dengan sikat gigi yang dilakukan

untuk membuang sisa-sisa makanan dan plak dari seluruh permukaan gigi

sehingga dapat mencegah kerusakan gigi.

Waktu dan frekuensi menyikat gigi menurut American Dental Association

menyatakan bahwa menyikat gigi secara teratur minimal dua kali sehari yaitu pagi

hari setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Penelitian menunjukkan bahwa

menyikat gigi pada anak menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor akan

mencegah terbentuknya karies gigi. Menyikat gigi khususnya pada malam hari

sangat penting, bertujuan untuk mencegah plak dan debris (sisa-sisa makanan)

yang melekat di permukaan gigi setiap malam.

Lamanya penyikatan tidak ditentukan, tetapi biasanya dianjurkan selama 2-3

menit yang paling utama diperhatikan pada saat menyikat gigi adalah daerah

pertemuan antara gigi dan gusi agar gigi benar-benar bersih.

Adapun manfaat menyikat gigi adalah

a. Manfaat menyikat gigi setelah makan pagi

1. Mencegah gigi berlubang, jika malam hari sudah menyikat gigi dan pagi

harinya setelah makan pagi menyikat gigi kembali, maka terjadinya

risiko penumpukan plak dalam rongga mulut kita secara otomatis akan

(18)

2. Menyegarkan napas, napas yang tidak sedap biasanya terjadi karena

adanya kotoran di dalam rongga mulut Tetapi dengan menyikat gigi

setelah makan pagi, napas kita akan terasa lebih segar sebelum pergi

beraktifitas.

3. Menjadi lebih percaya diri, memulai aktifitas kerja dengan napas yang

segar dan gigi yang bersih akan menambah percaya diri , dapat bebas

tersenyum, bicara dan tertawa.

b. Manfaat menyikat gigi sebelum tidur

Kuman akan semakin berkembang pada malam hari saat kita sedang tidur,

dimana mulut tidak melakukan aktifitas. Aktifitas kuman dimalam hari

biasanya akan meningkat 2x lipat dibandingkan pada siang hari, karena saat

tidur dimana mulut tidak melakukan aktifitas seperti makan, minum atau

ngobrol, air liur yang memang berfungsi sebagai antiseptik alami dalam mulut

kita akan berkurang, oleh sebab itu kemampuan air liur yang berfungsi untuk

menetralisir kuman-kuman dalam mulut juga berkurang. Sehingga apabila

menyikat gigi sebelum tidur membuat kondisi mulut kita bersih dapat

dipastikan tidak akan terjadi karies atau peradangan pada gusi yang yang

mengakibatkan terjadinya pembentukan karang gigi karena plak yang

tidak dibersihkan.

2. Gaya Hidup

Tidak hanya menyangkut makanan sehat atau olah raga teratur tetapi juga

(19)

mengandung fluor untuk mencegah bau mulut dan mencegah plak muncul

kembali.

Setelah membersihkan gigi dengan sikat gigi sebaiknya lakukan

kumur-kumur dengan obat kumur-kumur dalam satu kali sehari. Dan waktu yang paling tepat

menggunakan obat kumur adalah sebelum tidur. Pemakaian obat kumur

mengandung fluor merupakan salah satu tindakan perlindungan khusus yang

paling baik dimana tujuan dari obar kumur yang mengandung fluor adalah

mengurang frekuensi timbulnya kerusakan gigi.

3. Pilih makanan dan cemilan sehat

Usahakan hindari cemilan yang manis dan lengket seperti permen, coklat.

Bisa saja dikonsumsi tetapi jangan terlalu sering dan berlebihan. Makanan

yang manis dan lengket akan menempel lebih lama di gigi dan tentunya akan

terpapar oleh bakteri yang merusak gigi. Tidak hanya itu minuman yang

bersoda dan manis seperti softdrink dan sirup juga jangan terlalu sering di

konsumsi karena minuman ini mengandung kadar gula yang cukup tinggi,

pilihlah cemilan yang sehat seperti buah-buahan segar dan berserat.

Jangan makan melebihi keperluan, terutama makanan yang mengandung

gula. Makan makanan yang mengandung gula pada waktu istirahat akan

mempercepat terjadinya kerusakan pada gigi (karies). Proses kerusakan gigi

dimulai pada waktu gula bercampur dengan plak pada gigi sehingga

membentuk asam. Plak akan menahan asam untuk menyerang gigi dimulai dari

(20)

Agar asam pada gigi tidak merusak gigi lebih lanjut, maka batasi atau

hindari makanan yang mengandung gula.

4. Kunjungan rutin ke dokter gigi

Tujuan utama pergi ke dokter gigi merupakan tindakan pencegahan untuk

mencegah kerusakan gigi dan mencegah masalah yang mungkin terjadi agar

tidak bertambah parah dan merawatnya segera mungkin.

Meskipun tidak terdapat keluhan dari rongga mulut sebaiknya

pemeriksaan gigi tetap dilakukan. Hal tersebut berguna untuk mencegah

perkembangan penyakit gigi dan gusi lebih lanjut. Pemeriksaan gigi yang

dilakukan 6 bulan sekali setidaknya sekaligus untuk dilakukan pembersihan

karang gigi atau yang biasa disebut dengan scaling oleh dokter gigi. Mengunjungi

dokter gigi untuk melakukan pemeriksaan tidak hanya bermanfaat untuk

mengetahui jika ada kelainan yang berkembang di rongga mulut. Namun juga

dapat untuk mengetahui jika ada perkembangan penyakit sistemik yang

bermanifestasi di rongga mulut. Jika dokter gigi mendapati kondisi demikian,

biasanya akan merujuk pada dokter yang berkompeten. Masalah gigi berlubang

masih banyak dikeluhkan baik oleh anak-anak maupun dewasa dan tidak bisa

dibiarkan hingga parah karena akan memengaruhi kualitas hidup. Karena itulah,

untuk mencegahnya, minimal periksakan kondisi gigike dokter gigi minimal 6

(21)

2.8 Kebiasaan Makan Pada Anak Sekolah Dasar

Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut sebaiknya diberikan sejak usia dini,

khususnya anak sekolah dasar karena pada usia sekolah anak mulai mengerti akan

pentingnya kesehatan serta larangan yang harus dijauhi atau kebiasaan makan atau

cemilan yang dapat mempengaruhi keadaan giginya.

Yang dimaksud dengan kebisaan makan adalah tingkah laku manusia atau

kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhannya, yang meliputi sikap,

kepercayaan dan pemilihan makanan. Upaya untuk membentuk kebiasaan makan

yang baik hendaknya dilakukan sejak dini. Lingkungan yang sangat besar

peranannya dalam membentuk kebiasaan anak adalah keluarga.

Kebiasaan makan anak sekolah dasar yang sering dijumpai pada umumnya

yaitu suka jajan disekolah dan dirumah tidak mau makan. Disamping itu pada

umumnya anak tidak sarapan, makan siang diluar rumah, tidak teratur dan tidak

memenuhi zat gizi. Hal ini akan mempengaruhi nafsu makan anak di rumah dan

dapat menyebabkan anak kurang gizi.

Keadaan kesehatan sangat mempengaruhi kebiasaan makan, misalnya anak

mengeluh sakit gigi, maka memaksa anak untuk makan makanan lunak. Keadaan

ini mengakibatkan nafsu makan menjadi menurun (Astawan, 2004).

Seperti bagian tubuh lain, gigi, tulang dan jaringan lain dalam mulut

membutuhkan makanan yang baik agar tetap dalam keadaan sehat. Diet yang baik

sangat penting untuk kesehatan gigi yang meliputi: daging, ikan, sayuran dan

(22)

mengandung gula. Biasanya makanan yang mengandung gula ini disajikan

sebagai makanan ringan/selingan/cemilan.

Makanan yang mengandung gula, terutama dimakan pada waktu istirahat

akan mempercepat terjadinya kerusakan pada gigi (lubang gigi). Gula yang

lengket, misalnya yang terdapat didalam manisan adalah yang paling merusak

karena dapat berada pada permukaan gigi/diantara gigi-gigi untuk jangka waktu

yang lama. Proses kerusakan gigi dimulai pada waktu gula yang bercampur pada

plak yang mengandung bakteri pada gigi dan membentuk asam. Plak ini akan

menahan asam untuk menyerang gigi dimulai dari lapisan gigi terluar yaitu email

gigi. Dan proses ini terjadi lagi setiap kali memakan makanan yang mengandung

gula. Agar asam ini tidak merusak ggi lebih lanjut, batasilah atau hindarilah

makanan yang mengandung gula. Jika ingin memakan makanan ringan pilihlah

makanan yang sedikit/tidak mengandung gula seperti buah-buahan segar (Rasinta

1995).

Ada berbagai cara dimana nutrisi mempengaruhi mulut dan gigi. Makanan

kaya kalsium dan fosfor baik untuk gigi Anda. Makanan kaya omega-3 dan asam

lemak juga akan membantu untuk meningkatkan kesehatan mulut. Makanan dan

minuman yang meningkatkan produksi air liur baik untuk kesehatan mulut.

Air liur bekerja secara alami menetralkan asam yang meningkatkan kerusakan

gigi dan pembusukan.

Semua jenis makanan manis harus dihindari untuk kesehatan gigi yang

baik serta mencegah produksi asam dan kerusakan makanan dan pembusukan.

(23)

dan lain-lain dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan gigi. Perbanyaklah

mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan yang berserat dan banyak

mengandung air untuk kesehatan tulang dan gigi contohnya adalah brokoli,

semangka, jeruk, apel dan sebagainya.

2.9 Pertumbuhan Gigi Geligi

Terbentuknya benih gigi pada janin seperti halnya organ tubuh lain telah

dimulai sejak usia kandungan 4-5 bulan. Setelah bayi lahir, erupsi atau

pertumbuhan gigi susu yang pertama terjadi pada usia 6-8 bulan. Gigi susu

(decidui) adalah penuntun jalan bagi gigi tetap (permanen) yang kuat dan sehat

(Paramita, 2000).

Pertumbuhan gigi tetap didalam rongga mulut anak mengalami perubahan

yang sifatnya dinamis. Pertumbuhan gigi tetap bergantung pada terserapnya akar

gigi susu oleh pertumbuhan gigi tetap yang selalu mendorong/mendesak keatas.

1. Gigi susu

Normal anak-anak mempunyai 20 gigi susu yang susunannya sebagai berikut:

10 gigi di rahang atas, yaitu : 5 gigi di kiri dan 5 gigi di kanan.

10 gigi di rahang bawah, yaitu : 5 gigi di kiri dan 5 gigi di kanan.

V IV III II I I II III IV V garis oklusi/kunyah

V IV III II I I II III IV V garis median/tengah

Nama dari macam-macam gigi susu:

I = Gigi seri pertama / insisivus pertama sentral / i1

(24)

IV = Gigi geraham pertama / molar pertama / m1

V = Gigi geraham kedua / molar kedua / m2

Gigi anterior atau gigi depan ialah i1, i2,c.

Gigi posterior atau gigi belakang ialah gigi m1 dan m2.

2. Gigi tetap atau gigi permanen

Normal dewasa mempunyai 32 gigi tetap yang susunannya sebagai berikut :

16 gigi di rahang atas, yaitu : 8 gigi di kiri dan 8 gigi di kanan.

16 gigi di rahang bawah, yaitu : 8 gigi di kiri dan 8 gigi di kanan.

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 garis oklusi/kunyah

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 garis median/tengah

Nama dari macam-macam gigi permanen ialah :

1 = Gigi seri pertama / Insisivus sentral / I1

2 = Gigi seri kedua / Insisivus kedua / I2

3 = Gigi taring / Kaninus / C

4 = Gigi geraham kecil pertama / Premolar pertama / P1

5 = Gigi geraham kecil kedua / Premolar kedua / P2

6 = Gigi geraham besar pertama / Molar pertama / M1

7 = Gigi geraham besar kedua / Molar kedua / M2

8 = Gigi geraham besar ketiga / Molar ketiga / M3

Gigi anterior atau gigi depan ialah gigi I1, I2, dan C.

(25)

2.10Kerangka Konsep

Berdasarkan teori yang ada, maka peneliti membatasi hal-hal yang akan

diteliti. Hal tersebut dapat dilihat dengan jelas pada bagan kerangka konsep

berikut ini :

Karakteristik ibu :

- Umur - Pendidikan - Pekerjaan

 Kerentanan yang dirasakan

 Keseriusan yang dirasakan

Ancaman yang dirasakan

Manfaat dan hambatan yang dirasakan

Pengetahuan

Sikap

Tindakan

Referensi

Dokumen terkait

Komunikasi suami-istri sangat penting bagi kami suami-istri untuk membangun hidup berkeluarga sebab dengan komunikasi yang baik dalam keluarga segala permasalahan lebih

The objective of this research is to find the effects of inflation, interest rates, money supply and exchange rates on LQ 45 and Jakarta Islamic Index in Indonesia

Tujuan utama penyelidikan ini adalah untuk membandingkan pembelajaran koperatif dengan pembelajaran tradisional di dalam pendidikan perakaunan, dengan melihat kesan kedua-dua

Sebagian besar responden memiliki peran dengan kategori sedang dalam memenuhi kebutuhan ADL pada anak autisme yaitu 8 orang (50%) sedangkan yang paling sedikit dengan peran

4) Setelah membaca hal-hal yang berkaitan dengan cara mengidentifikasi, peserta didik mempresentasikan hasil diskusi tentang kekurangan teks observasi (dari segi struktur dan

Transformasi sosial ekonomi yang terjadi di Desa Blimbingsari dimotori oleh peran sentral kepemimpinan yang transformatif yang digerakan oleh nilai spiritual yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui angka insidens malaria pada anak, proporsi pasien yang dirawat, jenis kelamin, sebaran umur, parasit penyebab, manifestasi klinis,

(2) Strategi peningkatan kualitas fasilitas kepariwisataan yang mendorong pertumbuhan, meningkatkan kualitas dan daya saing kawasan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam