• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN A. Konsep Dasar - Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah di Ruang Cempaka Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN A. Konsep Dasar - Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah di Ruang Cempaka Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN

A. Konsep Dasar

Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota

staf keperawatan untuk memberikan perawatan, pengobatan dan bantuan

terhadap pada pasien (Gillies, 1989). Rumah Sakit Jiwa Derah Provsu telah

menerapkan pengelolaan pelayanan keperawatan menggunakan sistem MPKP

(Manajemen Pelayanan Keperawatan Profesional). Sistem MPKP ini

diterapkan di dua ruangan yaitu Sipiso-piso dan Cempaka. MPKP adalah

suatu model keperawatan profesional yang secara keilmuwannya bisa

dipertanggungjawabkan sesuai kode etik keperawatan dan kaidah

keperawatan yang meliputi biopsiko, sosial, dan spiritual. Beberapa

modifikasi MPKP yang dilakukan meliputi 3 jenis yaitu:

1. MPKP Transisi

MPKP dasar yang tenaga perawatnya masih ada yang berlatar belakang

pendidikan SPK, namun kepala ruangan dan ketua timnya minimal dari D3

Keperawatan.

2. MPKP Pemula

MPKP dasar yang semua tenaganya minimal D3 Keperawatan.

(2)

a. MPKP I

MPKP dengan tenaga perawat pelaksana minimal D3 Keperawatan

tetapi kepala ruangan dan ketua tim mempunyai pendidikan minimal S1

Keperawatan

b. MPKP II

MPKP Intermediate dengan tenaga perawat minimal D3 Keperawatan

dan mayoritas Sarjana Ners Keperawatan, sudah memiliki tenaga

spesialis keperawatan jiwa.

c. MPKP III

MPKP Advance yang semua tenaga perawat minimal Sarjana Ners

Keperawatan, sudah memiliki tenaga spesialis keperawatan jiwa dan

doktor keperawatan yang bekerja di area keperawatan jiwa.

Dari hasil penelitian menunjukkan tujuan diadakannya ruang atau

bangsal MPKP yaitu diharapkan keperawatan profesional bisa diterapkan

sehingga pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai masalah keperawatan

klien. Program-program MPKP yang telah dibuat dan direncanakan tersebut

tentu saja terdapat didalam asuhan keperawatan yang akan dilakukan kepada

klien agar asuhan keperawatan yang diberikan itu lebih fokus dan holistik.

MPKP merupakan suatu praktek keperawatan yang sesuai dengan

kaidah ilmu manajemen modern dimana kaidah yang dianut dalam

pengelolaan pelayanan keperawatan di ruang MPKP adalah pendekatan yang

(3)

perencanaan yang melibatkan seluruh personil (perawat) ruang MPKP mulai

dari kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim (perawat asosiet).

Tugas dari karu MPKP yaitu membuat rencana bulanan, mingguan,

harian; mengorganisasi tim dan anggotanya, memberi pengarahan

pelaksanaan tugas pada staf keperawatan, pekarya, dan staf administrasi;

memfasilitasi kolaborasi perawat primer dengan anggota tim kesehatan

lainnya, melakukan pengawasan pelaksanaan tugas seluruh personil ruang

MPKP, melakukan audit pelaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan di

ruangan, mewakili ruang MPKP dalam koordinasi dengan unit kerja lainnya.

Tugas dari perawat pelaksana di ruang MPKP yaitu membuat rencana harian

yang menjadi tanggung jawabnya, melaksanakan tindakan keperawatan

kepada klien, memberikan informasi, umpan balik kepada perawat pelaksana

bila ada perubahan pada kliennya, memberikan pelayanan keperawatan yang

profesional.

Terdapat beberapa uraian tugas perawat di Ruang Cempaka RSJD

Provsu, antara lain :

1. Uraian tugas kepala ruangan

a) Mengatur pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan yang

diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan pasien.

b) Mengatur penempatan tenaga keperawatan di ruangan.

c) Mengatur penggunaan dan pemeliharaan logistik keperawatan agar

(4)

d) Memberi pengarahan dan motivasi kepada ketua tim/grup agar

melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, etis, dan profesional.

e) Melaksanakan program orientasi pada :

Tenaga baru

Siswa/mahasiswa peserta didik

Pasien baru

f) Mendampingi dokter/supervisor selama kunjungan visite.

g) Mengelompokkan pasien, mengatur penempatannya di ruangan

menurut tingkat kegawatan untuk mempermudah asuhan keperawatan.

h) Menciptakan, memelihara suasana kerja yang baik antara petugas,

pasien/keluarga sehingga memberi ketenangan.

i) Mengadakan pertemuan berkala tenaga keperawatan minimal dua kali

perhari untuk membicarakan pelaksanaan kegiatan di ruangan.

j) Memeriksa dan meneliti :

Pengisian daftar permintaan makanan

Pengisian sensus harian

Pengisian buku register

Pengisian rekam medis

k) Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan 5 (lima)

tahapan :

Pengkajian keperawatan

Prognosa keperawatan

(5)

Pelaksanaan keperawatan

Evaluasi keperawatan

l) Pertemuan secara rutin dengan pelaksana keperawatan.

m)Membuat laporan pelaksanaan kegiatan di ruangan.

2. Uraian tugas ketua tim

a) Bersama anggota tim/grup melaksanakan asuhan keperawatan sesuai

standar.

b) Bersama anggota tim/grup mengadakan serah terima tugas dengan

tim/grup lain (grup petugas ganti) mengenai :

Kondisi pasien

Logistik keperawatan

Administrasi rekam medis

Layanan pemeriksaan penunjang

Kolaborasi program pengobatan

c) Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan oleh grup

sebelumnya.

d) Merundingkan pembagian tugas dengan anggota grupnya.

e) Menyediakan perlengkapan untuk pelayanan dan visite dokter.

f) Mendampingi dokter visite, mencatat dan melaksanakan program

pengobatan dokter.

g) Membantu melaksanakan rujukan.

h) Melakukan orientasi terhadap pasien/keluarga baru mengenai :

(6)

Perawat yang bertugas

i) Menyiapkan pasien pulang dan memberi penyuluhan kesehatan.

j) Memelihara kebersihan ruangan dengan :

Mengatur tugas cleaning service

Mengatur tata tertib ruangan yang ditujukan kepada semua petugas,

peserta didik, dan pengunjung ruangan

k) Membantu kepala ruangan membimbing peserta didik keperawatan.

l) Membantu kepala ruangan untuk menilai mutu pelayanan asuhan

keperawatan serta tenaga keperawatan.

m)Menulis laporan tim mengenai kondisi pasien dan lingkungannya.

3. Uraian tugas perawat pelaksana

a) Melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar.

b) Mengadakan serah terima tugas dengan tim/grup lain (grup petugas

pengganti) mengenai :

Kondisi pasien

Logistik keperawatan

Administrasi rekam medis

Pelayanan pemeriksaan penunjang

Kolaborasi program pengobatan

c) Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan oleh grup

sebelumnya.

d) Merundingkan pembagian tugas dengan anggota grupnya.

(7)

f) Mendampingi dokter visite, mencatat dan melaksanakan program

pengobatan dokter.

g) Membantu melaksanakan rujukan.

h) Melakukan orientasi terhadap pasien/keluarga baru mengenai :

Tata tertib ruangan/rumah sakit

Perawat yang bertugas

i) Menyiapkan pasien pulang dan memberikan penyuluhan kesehatan.

j) Memelihara kebersihan ruangan dengan :

Mengatur tugas cleaning service

Mengatur tata tertib ruangan yang ditujukan kepada semua petugas,

peserta didik, dan pengunjung ruangan

k) Membantu kepala ruangan membimbing peserta didik keperawatan.

l) Membantu kepala ruangan untuk menilai mutu pelayanan asuhan

keperawatan serta tenaga keperawatan.

m)Menulis laporan tim mengenai kondisi pasien dan lingkungannya.

n) Memberikan penyuluhan kesehatan pada pasien/keluarga.

o) Menjelaskan tata tertib rumah sakit, hak dan kewajiban pasien.

B. Analisa Ruang Rawat

1. Pengkajian

Pengkajian kegiatan praktik keperawatan jiwa profesional di Ruang

Cempaka RSJD Provsu berdasarkan pada pendekatan MPKP yang meliputi 4

(8)

approach) sebagai pilar praktik profesional yang pertama, diterapkan dalam

bentuk fungsi manajemen yang terdiri dari; perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), dan pengendalian

(controlling). Selanjutnya pilar compensatory reward sebagai pilar kedua

terkait dengan manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) yang meliputi

rekrutmen, seleksi, orientasi, evaluasi/penilaian kinerja, pengembangan staf.

Pilar ketiga yaitu profesional relationship meliputi rapat tim kesehatan, rapat

tim keperawatan, konferensi kasus, visit dokter. Pilar keempat yaitu patient

care delivery meliputi asuhan keperawatan dengan menerapkan proses

keperawatan berdasarkan survei masalah yang dilakukan.

Pengkajian mahasiswa PBLK dilakukan pada tanggal 11 – 14 Juni

2012 pada pukul 10.00 – 12.30 WIB di Ruang Cempaka RSJD Provsu.

Pengkajian dilakukan dengan menggunakan instrumen self evaluasi dan

wawancara kepada kepala ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana

didapatkan hasil sebagai berikut:

Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu merupakan rumah sakit tipe A yang

melayani seluruh lapisan masyarakat. Ruang Cempaka memiliki visi, misi,

motto, dan falsafah yang sama dengan visi, misi, motto dan falsafah

pelayanan keperawatan sebagai berikut :

a. VISI : menjadikan pelayanan asuhan keperawatan jiwa optimal dan

paripurna secara profesional untuk kepuasan masyarakat.

b. MISI: melaksanakan pelayanan keperawatan jiwa yang paripurna dan

(9)

c. MOTTO:

A = arif

S = sosial

K = komunikatif

E = efektif

P = profesional

d. Falsafah dan Tujuan Keperawatan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu,

sebagai berikut:

1. Pelayanan keperawatan jiwa dilakukan secara profesional didasari

pada ilmu perilaku dan keperawatan.

2. Pelayanan keperawatan jiwa diberikan sepanjang siklus kehidupan

manusia dengan respon psikososial tanpa membedakan suku, agama,

ras, dan golongan.

3. Perawat menggunakan proses keperawatan untuk membantu dalam

meningkatkan, mencegah, mempertahankan, dan memulihkan masalah

kesehatan jiwa klien.

4. Pelayanan keperawatan jiwa pada umumnya meliputi : perawatan

fisik, mental dan sosial budaya yang pada prakteknya tidak dapat

dipisahkan satu sama lain.

5. Praktek keperawatan dilaksanakan berdasarkan peraturan dan

(10)

6. Pendidikan keperawatan yang berkelanjutan harus dilaksanakan secara

terus-menerus untuk pengembangan staf dalam pelayanan

keperawatan.

7. Asuhan keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera

Utara mempunyai peran sentral dalam pengembangan misi

keperawatan terhadap klien dengan masalah kejiwaan di Sumatera

Utara.

e. Ketenagaan

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada bulan Juni, ketenagaan

di Ruang Cempaka RSJD Provsu antara lain: jumlah tenaga keperawatan

ada 7 orang dengan latar belakang pendidikan 2 orang S1 Keperawatan, 1

orang S1 Kesehatan Masyarakat dan 4 orang D3 Keperawatan.

f. Indikator Mutu

Adapun perhitungan indikator mutu yang dilakukan di Ruang Cempaka

RSJD Provsu yaitu pengukuran Bed Occupancy Rate (BOR) dan angka

pasien lari. Namun berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan

mahasiswa melalui kuesioner dan wawancara pada bulan Juni 2012

didapatkan sebagai berikut:

Tabel 1. Perhitungan Indikator Mutu Ruang Cempaka RSJD Provsu.

No. Aspek yang Dinilai Nilai (%)

1. BOR 96%

2. Angka Lari 0 %

3. Angka Skabies 8,3 %

4. Angka Pengekangan 0 %

(11)

g. Survei Masalah Keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian mahasiswa melalui kuesioner dan

wawancara, pada bulan Juni 2012 didapatkan ada 5 masalah keperawatan

di Ruang Cempaka RSJD Provsu dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 2. Survei Masalah Keperawatan Ruang Cempaka RSJD Provsu

No. Aspek yang Dinilai Jumlah (%)

1. Isolasi Sosial 7

2. Halusinasi Pendengaran 6

3. Harga diri Rendah 6

4. Prilaku Kekerasan 3

5. Waham 2

6. Kurang Perawatan Diri -

7. Risiko Bunuh Diri -

h. Evaluasi Kinerja Perawat (Self Evaluation)

Kinerja perawat di ruang MPKP dapat dinilai, salah satunya dengan

menggunakan kuesioner self evaluation yang diberikan kepada kepala

ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana. Adapun kriteria kelulusan

perawat berdasarkan jumlah nilai yang dihasilkan perawat dari kuesioner

tersebut. Jika nilai perawat ≥ 75 maka dinyatakan lulus, berikut ini

dipaparkan hasil dari kuesioner self evaluation:

Tabel 3. Self Evaluation Kinerja Ruang Cempaka RSJD Provsu.

Jabatan Nilai Keterangan

Kepala ruangan 89,67 Lulus

Ketua Tim 1 78,5 Lulus

Ketua Tim 2 95 Lulus

Perawat Pelaksana 1 80,83 Lulus

Perawat Pelaksana 2 81,67 Lulus

Perawat Pelaksana 3 85,83 Lulus

(12)

2. Analisa Situasi (SWOT)

a. Kekuatan (Strenght)

1) Adanya visi, misi, dan motto bidang keperawatan di ruang

Cempaka.

2) Adanya rencana tahunan kepala ruangan.

3) Adanya struktur organisasi yang jelas dengan metode penugasan

tim.

4) Adanya daftar dinas perawat di ruangan.

5) Adanya uraian tugas yang jelas antara kepala ruangan, ketua tim,

dan perawat pelaksana yang pelaksanaannya sudah optimal.

6) Adanya penilaian rencana harian perawat setiap tahun.

7) Adanya buku rawatan yang berisikan informasi tentang kondisi

pasien.

8) Kepala ruangan mendelegasikan tugas kepada ketua tim jika

berhalangan hadir.

9) Adanya data indikator mutu BOR.

10) Adanya pencatatan angka lari, scabies, pengekangan, cedera, serta

pasien masuk dan pulang.

11) Perawat yang bekerja di ruangan melalui proses rekrutmen dan

sesuai kriteria yang ditetapkan oleh RSJD Provsu.

12) Adanya program orientasi perawat.

13) Adanya jadwal penanggung jawab TAK dan TAK dilakukan

(13)

14) Ketua tim sudah menyiapkan resume kasus untuk case conference.

15) Semua ketua tim dan perawat pelaksana mengikuti case

conference.

b. Kelemahan (Weakness)

1) Case conference sudah direncanakan, tetapi pelaksanaannya belum

berjalan secara optimal.

2) Belum optimal supervisi terhadap perawat pelaksana.

3) Kurang optimalnya perawat dalam memberikan pendidikan

kesehatan kepada keluarga pasien.

4) Operan lebih sering melalui buku rawatan tanpa ada tatap muka

dengan pasien dan perawat saat pergantian shift.

5) Belum semua ketua tim mempunyai jadwal supervisi.

6) Belum adanya data tentang indikator mutu umum, khususnya TOI.

7) Belum optimalnya survei kepuasan pasien dan keluarga pasien.

8) Belum adanya pelatihan aspek khusus keperawatan.

9) Belum adanya pelatihan MPKP bagi perawat di ruangan Cempaka

RSJD Provsu.

c. Kesempatan (Opportunity)

Adanya mahasiswa dari institusi-institusi kesehatan yang berdinas di

RSJD Provsu.

d. Ancaman (Threatened)

1) Adanya rumah sakit jiwa swasta memberikan pelayanan kesehatan

(14)

2) Adanya tuntutan masyarakat yang lebih untuk mendapatkan

pelayanan yang profesional.

3. Rumusan Masalah

Gambaran hasil analisa situasi ruang cempaka di RSJD Provsu

dideskripsikan sebagai berikut:

a. Pilar I (Management Approach)

1) Planning (Perencanaan)

Standar Asuhan Keperawatan (SAK) sudah tersedia di ruangan,

namun masih direvisi sesuai asuhan keperawatan yang baru. Adanya

rencana kerja harian di ruangan tetapi formatnya belum ada.

Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan bahwa 50% ketua tim sering

membuat rencana kerja harian dan 50% selalu membuat rencana

kerja harian.

Tindak lanjut : Membuat format kerja harian perawat.

2) Organization (Pengorganisasian)

Perawat memiliki uraian tugas yang jelas dan jadwal dinas dibuat

berdasarkan tim dengan proporsi jumlah perawat dinas pagi lebih

besar dari dinas sore dan malam. Perawat dinas pagi ada 4 orang

antara lain 1 kepala ruangan, 1 ketua tim, dan 2 perawat pelaksana,

dinas sore 1 perawat pelaksana, dan dinas malam 1 perawat

pelaksana, dan 1 perawat pelaksana libur. Belum tersedia daftar

(15)

Tindak lanjut : Menganjurkan kepala ruangan dan ketua tim untuk

membuat daftar nama pasien dan perawat yang

bertanggung jawab.

3) Pengarahan

Belum optimalnya operan yang dilakukan antar shift. Operan

biasanya melalui buku rawatan yang dioperkan perawat saat

pergantian shift. Di buku rawatan berisikan informasi pasien dengan

perhatian khusus. Berdasarkan hasil kuesioner 50% ketua tim

mengatakan tidak pernah memimpin pre/post conference dan 50%

sering memimpin pre/post conference.

Tindak lanjut : Mensosialisasikan dan melakukan roleplay

pelaksanaan pergantian shift, menganjurkan kepala

ruangan dan ketua tim untuk melaksanakan

pre/post conference.

4) Pengawasan

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan didapatkan

dokumentasi penilaian indikator mutu BOR 96%. Sedangkan

indikator TOI tidak dinilai. Belum optimalnya survei kepuasan

pasien dan keluarga pasien.

Tindak lanjut : Menganjurkan kepala ruangan untuk mengukur

indikator mutu selain BOR dan AvLOS juga TOI,

(16)

keluarga pasien terhadap pelayanan keperawatan

yang diberikan.

b. Pilar II (Compensatory Reward)

Berdasarkan hasil kuesioner, didapatkan data bahwa perawat yang

bekerja melalui proses rekrutmen berdasarkan kriteria yang tetapkan

oleh RSJD Provsu. Hasil wawancara menunjukkan bahwa hanya ada

pelatihan dasar keperawatan jiwa. Sedangkan, pelatihan-pelatihan

lainnya yang dibutuhkan dalam keperawatan jiwa belum ada termasuk

pelatihan MPKP untuk perawat di ruang Cempaka RSJD Provsu.

Tindak lanjut : Menganjurkan kepada pihak rumah sakit untuk

mengadakan pelatihan manajemen MPKP.

c. Pilar III (Professional Relationship)

Case conference sudah direncanakan, tetapi pelaksanaannya belum

berjalan secara optimal.

Tindak lanjut : Sosialisasi tentang case conference dan

menganjurkan kepada kepala ruangan untuk

melakukan case conference.

d. Pilar IV (Patient Care Delivery)

Belum optimalnya kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) di ruang

Cempaka dan belum optimalnya pemberian pendidikan kesehatan pada

keluarga pasien.

Tindak lanjut : Membuat format TAK, melaksanakan kegiatan

(17)

perawat untuk menyusun jadwal perawat yang

bertanggung jawab dalam kegiatan TAK, serta

membuat leaflet sesuai dengan diagnosa pasien

untuk keluarga di ruang Cempaka.

4. Rencana Penyelesaian Masalah

a. Pilar I (Management Approach)

1) Sosialisasi penggunaan format kerja harian perawat.

2) Sosialisasi pelaksanaan pergantian shift.

3) Anjurkan kepala ruangan dan ketua tim untuk melaksanakan

pre/post conference.

4) Anjurkan kepala ruangan dan ketua tim untuk membuat daftar nama

pasien dan perawat yang bertanggung jawab

5) Anjurkan kepala ruangan untuk mengukur indikator mutu,

khususnya TOI.

6) Buat kuesioner kepuasan pasien dan keluarga pasien terhadap

pelayanan keperawatan yang diberikan

b. Pilar II (Compensatory Reward)

Anjurkan kepada pihak rumah sakit untuk mengadakan pelatihan

manajemen MPKP.

c. Pilar III (Professional Relationship)

Sosialisasi tentang case conference dan menganjurkan kepada kepala

(18)

d. Pilar IV

Buat format TAK, melaksanakan kegiatan TAK seminggu minimal

sekali sesuai dengan kasus, dan menyusun jadwal perawat yang

bertanggung jawab dalam kegiatan TAK serta membuat leaflet sesuai

dengan diagnosa pasien untuk keluarga di ruang Cempaka.

5. Implementasi

Setelah disepakati prioritas masalah dan rencana penyelesaian masalah,

mahasiswa PBLK melakukan implementasi kegiatan. Implementasi

kegiatan dilakukan mulai tanggal 19-30 Juni 2012 di ruang Cempaka

RSJD Provsu. Adapun implementasi kegiatan yang dilakukan mahasiswa

PBLK menggunakan pendekatan empat pilar manajemen MPKP, sebagai

berikut :

a. Pilar I

Dari segi pengelolan pelayanan keperawatan, mahasiswa telah membuat

format rencana kerja harian, bulanan, yang dilakukan pada minggu

kedua. Format rencana kerja yang telah dibuat mahasiswa dijilid dan

diserahkan ke ruangan.

b. Pilar II

Pada pilar kedua, mahasiswa hanya dapat memberikan saran kepada

kepala ruangan untuk mengusulkan diadakannya pelatihan manajemen

(19)

c. Pilar III

Pada pilar ketiga, mahasiswa PBLK melakukan sosialisasi case

conference pada tanggal 29 Juni 2012 dengan mengangkat salah satu

kasus kelolaan mahasiswa yaitu kasus halusinasi pendengaran di

ruangan cempaka. Diharapkan setelah dilakukan sosialisasi case

conference di ruang cempaka, kegiatan tersebut akan terus berlanjut dan

terjadwal dengan baik.

d. Pilar IV

Pada pilar keempat, mahasiswa PBLK melakukan asuhan keperawatan

pada semua pasien yang ada di ruangan. Untuk meningkatkan

pemahaman pasien tentang strategi pertemuan yang telah diberikan

sesuai dengan diagnosa keperawatan pasien. Mahasiswa PBLK

melakukan TAK pada kelompok pasien dengan diagnosa yang sama

yang merupakan diagnosa terbanyak di ruangan. Adapun TAK yang

dilakukan adalah TAK halusinasi sesi 1-5, TAK harga diri rendah sesi

1-2, TAK isolasi sosial sesi 1-7. Selain itu, mahasiswa juga

memberikan leaflet tentang semua diagnosa keperawatan gangguan

jiwa. Diharapkan leaflet tersebut mempermudah perawat untuk

memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien.

6. Evaluasi

Waktu pelaksanaan PBLK di ruangan cempaka RSJD Provsu dilaksanakan

selama empat minggu yaitu tanggal 11 Juni – 7 Juli 2012. Berdasarkan

(20)

kegiatan dari 3 pilar MPKP yaitu management approach, professional

relationship, patient care delivery. Kegiatan lain yang dilakukan oleh

mahasiswa PBLK secara individu adalah memberikan asuhan keperawatan

kepada pasien sesuai dengan kasus yang dikelola.

Berdasarkan hasil dari penyelesaian masalah yang dilakukan di ruang

cempaka dengan menggunakan pendekatan MPKP dapat dievaluasi

sebagai berikut :

a. Pilar I

Selama proses implementasi, dapat dianalisa bahwa belum

maksimalnya pembuatan rencana kerja harian. Sehingga perlu

ditetapkan pembuatan rencana kerja harian sebagai penilaian kinerja

perawat. Selain itu, perlunya penyegaran ulang tentang cara pembuatan

rencana kerja harian yang efektif, yang mengacu pada tindakan

keperawatan berdasarkan masalah keperawatan tiap pasien.

b. Pilar II

Hasil observasi menunjukkan bahwa penilaian kinerja dan

pengembangan staf belum optimal dilakukan secara terjadwal oleh

kepala ruangan terhadap ketua tim dan supervisi ketua tim terhadap

perawat pelaksana. Selain itu, belum terlaksananya dengan optimal

daftar perawat yang bertanggung jawab atas tiap pasien.

c. Pilar III

Hasil observasi menunjukkan bahwa case conference belum berjalan

(21)

membagi pengetahuan. Oleh sebab itu, mahasiswa PBLK melakukan

sosialisasi case conference pada perawat di ruangan cempaka dan

menyarankan untuk dapat melakukannya secara rutin dan terjadwal.

Sehingga kepala ruangan dapat membimbing ketua tim yang belum

melakukan case conference, sedangkan ketua tim dapat membimbing

perawat pelaksananya untuk membaca kasus yang sedang dibahas.

Dengan demikian, semua perawat menjadi percaya diri dalam

melakukan case conference.

d. Pilar IV

Pemberian asuhan keperawatan di ruang cempaka diharapkan berfokus

pada tindakan keperawatan tanpa mengabaikan tindakan kolaborasi.

Metode penugasan yang digunakan adalah metode tim, tetapi masih

sebagian menggunakan metode fungsional. Hal ini menyebabkan

perawat berinteraksi dengan klien jika hanya ada tindakan tertentu yang

ingin dilakukan misalnya menyuntik dan memberikan obat. Strategi

pertemuan dan terapi aktivitas kelompok belum terlaksana secara

optimal. Hal tersebut terjadi karena struktur kegiatan perawat di

ruangan belum berjalan dengan baik. Semua tindakan keperawatan

sama untuk semua pasien, khususnya strategi pertemuan bagi pasien.

Selain itu, untuk mengoptimalkan asuhan keperawatan, mahasiswa dan

perawat ruang cempaka membuat TAK khususnya bagi tiga diagnosa

terbesar yaitu isolasi sosial, HDR dan halusinasi. Berdasarkan observasi

(22)

masalah kesehatan jiwa yang sedang dihadapinya dan berusaha untuk

mengatasinya.

C. Pembahasan

Adapun hasil dari penyelesaian masalah yang dilakukan di ruang cempaka

dengan menggunakan pendekatan MPKP dapat dibahas sebagai berikut :

a. Pilar I (Management Approach)

Pada pilar I MPKP mahasiswa membuat rencana kerja harian yang

dilakukan sebagai suatu penilaian kinerja perawat di ruang cempaka,

selain itu dilakukan penyegaran tentang cara pembuatan rencana kerja

harian yang efektif, yang mengacu pada tindakan keperawatan berdasarkan

masalah keperawatan tiap pasien. Hal ini sesuai dengan fungsi manajemen

perencanaan. Rencana harian adalah kegiatan yang akan dilakukan oleh

kepala ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana sesuai dengan perannya

masing-masing, yang dibuat untuk setiap shift (Keliat & Akemat, 2009).

b. Pilar III (Professional Relationship)

Mahasiswa PBLK melakukan sosialisasi case conference yang dikelola

dan tindak lanjut dari kegiatan ini dapat dijadwalkan secara rutin.

Mahasiswa PBLK juga melakukan case conference bersama perawat di

ruangan cempaka yaitu salah satu kasus kelolaan mahasiswa PBLK.

Menurut Keliat & Akemat (2009), konferensi kasus adalah diskusi

kelompok tentang kasus asuhan keperawatan pasien atau keluarga yang

(23)

yang tidak ada perkembangan, pasien pulang, pasien yang meninggal, dan

pasien dengan masalah yang jarang ditemukan.

c. Pilar IV (Patient Care Delivery)

Pada pilar IV, mahasiswa PBLK melakukan asuhan keperawatan pada

pasien kelolaan. Asuhan keperawatan adalah suatu pendekatan

penyelesaian masalah yang sistematis dimulai dari pengkajian, diagnosa,

rencana tindakan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Craven &

Hirnle, 2000 dalam Keliat & Akemat, 2009).

Mahasiswa juga melakukan TAK berdasarkan tiga diagnosa terbanyak

yang ada di ruang cempaka. TAK adalah salah satu tindakan keperawatan

untuk pasien gangguan jiwa. Terapi aktivitas kelompok sering dipakai

sebagai terapi tambahan. Adapun tujuan TAK adalah untuk

mengembangkan stimulasi kognitif, sensoris, orientasi realitas dan

sosialisasi. Selain itu, mahasiswa juga membuat leaflet sebagai bahan

untuk mempermudah pemberian pendidikan kesehatan kepada keluarga.

Pendidikan kesehatan kepada individu keluarga adalah pendidikan

kesehatan yang diberikan kepada keluarga seorang pasien. Pendidikan

kesehatan keluarga jenis ini merupakan bagian dari asuhan keperawatan

pasien (anggota keluarga yang sedang dirawat). Materinya adalah cara

mengatasi masalah-masalah keperawatan yang dialami oleh pasien yang

bisa dilakukan oleh keluarga baik di rumah sakit maupun di rumah.

Pendidikan kesehatan kelompok keluarga adalah pendidikan kesehatan

(24)

sakit. Tujuannya kegiatan ini adalah memberdayakan keluarga sebagai self

help

lainnya tentang pengalamannya merawat anggota keluarga yang

mengalami gangguan jiwa. Kegiatan ini difasilitasi oleh perawat sebagai

narasumber dan fasilitator sehingga keluarga-keluarga dapat saling

menguatkan dan belajar cara merawat anggotanya yang mengalami

Gambar

Tabel 1. Perhitungan Indikator Mutu Ruang Cempaka RSJD Provsu.
Tabel 2. Survei Masalah Keperawatan Ruang Cempaka RSJD Provsu

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini betujuan untuk mengidentifikasi faktor apa saja yang mempengaruhi luas areal, produktivitas, produksi, ekspor dan harga komoditas unggulan Jambi,

Sedangkan menurut Chehmalee and Te chato (2008) tahap akhir embrio somatik dewasa disebut houstorium embrio. Berbagai tahap perkembangan ES sekunder yang terbentuk dimulai

g) Siswa diminta untuk menganalisis tabel yang berisi macam-macam bahan praktikum digunakan dalam praktikum virtual. h) Siswa diminta untuk merancang alat dan bahan yang

Penelitian ini bertujuaan untuk mendiskripsikan dan menganalisis apakah pemberian izin lingkungan di kota surakarta telah memenuhi standar norma terhadap Peraturan

Nilai laba yang dapat dihasilkan dari mikroalga antara lain untuk biodiesel, gliserol, ampas dari mikroalga dapat digunakan sebagai bahan bakar, pakan bibit ikan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya yang dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

tidak membosankan dan dapat menarik minat siswa dalam pembelajaran menulis. Bab 3 Memuat metodologi penelitian yang terdiri atas lokasi subjek penelitian dan

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-NYA penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Teknologi Augmented Reality Sebagai Media