• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan Anonim 7 Pdt.G 2017 PA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Putusan Anonim 7 Pdt.G 2017 PA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

P U T U S A N

Nomor 7/Pdt.G/2017/PA.Kras.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama Karangasem yang memeriksa dan mengadili

perkara-perkara dalam tingkat pertama telah menjatuhkan putusan dalam perkara-perkara cerai

gugat antara :

PENGGUGAT, Tempat tanggal lahir Kubu, 28 Februari 1988, umur 29 tahun,

agama Islam, pekerjaan Ibu rumah tangga, bertempat tinggal di Jalan

BTN Wahyu Permai 3 Subagan, Kelurahan Subagan, Kecamatan

Karangasem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, selanjutnya disebut

sebagai Penggugat;

m e l a w a n

TERGUGAT, Tempat tanggal lahir Semarang 29 April 1978, Umur 36 tahun,

agama Islam, pekerjaan Pemborong, bertempat tinggal dahulu di Dusun

Juntal, Desa Kubu, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Provinsi

Bali, sekarang berada di Lembaga Pemasyarakatan Dewasa, Kelurahan

Karangasem, Kecamatan Karangasem, Provinsi Bali, selanjutnya

disebut sebagai Tergugat;

Pengadilan Agama tersebut ;

Setelah membaca dan mempelajari berkas perkara;

Setelah mendengar pihak Penggugat di persidangan;

Setelah melihat alat-alat bukti di persidangan;

DUDUK PERKARA

Bahwa Penggugat dengan surat gugatan tanggal 21 Maret 2017 telah

mengajukan permohonan Cerai Gugat, yang telah didaftar di Kepaniteraan

Pengadilan Agama Karangasem, dengan Nomor 7/Pdt.G/2017/PA.Kras, tanggal

(2)

1. Bahwa Penggugat dengan Tergugat telah sah menikah pada hari rabu tanggal

13 Juli 2007 M bertepatan dengan tanggal 27 JM.Awal 1428 H bertempat di

Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, dengan kutipan akta nikah Nomor:

145/08/VI/2007, tanggal 13-06-2007 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan

Agama Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Provinsi Bali;

2. Bahwa setelah setelah Penggugat dan Tergugat menikah tinggal bersama di

rumah kontrakan di Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, kemudian pindah dan

tinggal di denpasar, Provinsi Bali, setelah itu pindha lagi dan tinggal di

Karangasem hingga sekarang ini;

3. Bahwa dalam pernikahan Penggugat dengan Tergugat tersebut telah

dikaruniai seorang anak perempuan bernama ANAK, lahir tanggal 25

November 2012 dan sekarang anak tersebut di bawah pemeliharaan dan

pengawasan Penggugat sendiri tanpa ada bantuan dari keluarga Tergugat;

4. Bahwa pada akhir tahun 2015 Tergugat telah terbukti dinyatakan bersalah

melakukan perbuatan pelecehan yang bersentuhan dengan tindak pidana

perlindungan anak yang telah dijatuhi hukuman penjara selama 5 (lima) tahun

dan Tergugat telah menjalani hukuman penjara tersebut di lembaga

pemasyarakatan dewasa Karangasem di Amlapura sejak bulan Januari 2016

(sudah + 1 tahun) berdasarkan vonis pengadilan negeri Amlapura sekitar

bulan April 2016;

5. Bahwa sejak Tergugat menjalani hukuman penjara selama 5 (lima) tahun di

Lembaga Pemasyarakatan Dewasa Karangasem di Amlapura sejak bulan

Januari 2016 hingga sekarang, Penggugat tidak mendapatkan nafkah lahir

dan batin dari Tergugat selaku kewajiban seorang suami kepada Penggugat

selaku istrinya serta Tergugat tidak memberikan nafkah hidup sehari-hari

kepada Penggugat dan anaknya sebagaimana kewajiban seotang suami

terhadap istri dan anaknya;

6. Bahwa Penggugat dengan Tergugat telah pisah tempat tidur dan pisah tempat

tinggal sudah lebih dari 1 (satu) tahun lamanya sehingga rumah tangga

Penggugat dengan Tergugat tidak mungkin lagi hidup rukun kembali seperti

semula, sebagaimana tujuan perkawinan adalah membentuk rumah tangga

yang sakinah, mawaddah dan warahmah. Karena satu-satunya jalan yang

(3)

Berdasarkan uraian Penggugat tersebut di atas, maka Penggugat mohon

kepada Bapak Ketua Pengadilan Agama Karangasem Cq. Majelis hakim untuk

memerintahkan memanggil kedua belah pihak perkara pada suatu hari sidang

yang telah ditentukan untuk itu dan setelah memberikan pemeriksaan dengan

seksama agar menjatuhkan putusan sebagai berikut:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat;

2. Menjatuhkan talak satu bain sughra dari Tergugat kepada Penggugat;

3. Membebankan biaya perkara ini menurut hukum;

Atau apabila Majelis hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya;

Bahwa pada hari sidang yang telah ditentukan Penggugat hadir di

persidangan, sedangkan Tergugat tidak datang menghadap dan tidak pula

mengutus orang lain untuk menghadap sebagai wakil/kuasa hukumnya meskipun

telah dipanggil secara resmi dan patut berdasarkan relass panggilan Nomor

7/Pdt.G/2017/PA.Kras, tanggal 10 April 2017, 19 April 2017 dan tanggal 2 Mei

2017, sedangkan ketidakdatangannya tersebut tidak disebabkan suatu halangan

yang sah;

Bahwa majelis hakim telah menasehati Penggugat agar berpikir untuk tidak

bercerai dengan Tergugat, tetapi Penggugat tetap pada dalil-dalil gugatannya

untuk bercerai dengan Tergugat;

Bahwa perkara ini tidak dapat dimediasi karena Tergugat tidak pernah

datang menghadap meskipun telah dipanggil secara resmi dan patut, selanjutnya

dimulai pemeriksaan dengan membacakan surat gugatan Penggugat yang pada

pokoknya tetap dipertahankan Penggugat;

Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya, Penggugat telah

mengajukan alat-alat bukti berupa:

A. Surat,

1. Fotokopi Buku Kutipan Akta Nikah Nomor 145/08/VI/2007, tanggal 13 Juni

2007 yang dikeluarkan oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama

Kecamatan Kuta. Bukti surat tersebut telah diberi meterai cukup dan telah

dicocokkan dengan aslinya yang ternyata sesuai, lalu oleh Ketua Majelis

(4)

2. Turunan putusan nomor 16/Pid.B/2016/PN.Amp yang dikeluarkan oleh

Pengadilan Negeri Amlapura Bukti surat tersebut telah diberi meterai cukup

dan dicap pos, lalu oleh Ketua Majelis diberi tanda P.2;

Bahwa Penggugat telah menyatakan telah mencukupkan alat-alat bukti

tersebut dan menyampaikan kesimpulannya secara lisan yang pada pokoknya

menyatakan tetap dengan gugatannya. Lalu Penggugat menyatakan tidak akan

mengajukan apapun lagi dan mohon putusan;

Selanjutnya untuk singkatnya uraian putusan ini, maka semua hal yang

termuat dalam berita acara sidang ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari putusan ini;

PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah seperti

diuraikan tersebut di atas;

Menimbang, bahwa perkara ini mengenai permohonan cerai gugat yang

diajukan oleh pihak yang beragama Islam, oleh karenanya berdasarkan Pasal 49

(a) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan

Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan

Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka perkara a quo merupakan kewenangan

absolut peradilan agama;

Menimbang, bahwa upaya damai /penasehatan yang dilakukan oleh

Majelis Hakim pada tiap-tiap permulaan sidang, agar Penggugat kembali hidup

rukun dengan Tergugat tidak berhasil, upaya damai mana telah dilaksanakan

secara maksimal oleh Majelis Hakim sesuai dengan ketentuan pasal 82 ayat (1)

Undang-undang No. 7 tahun 1989 jo pasal 31 ayat (1) PP. No. 9 tahun 1975 jo.

Pasal 143 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, kemudian segala

sesuatu yang berkaitan dalam duduk perkaranya akan dipertimbangkan lebih

lanjut dalam pertimbangan hukum;

Menimbang, bahwa ternyata Tergugat meskipun telah dipanggil secara

resmi dan patut tidak datang menghadap di muka sidang dan tidak datangnya

tidak disebabkan suatu halngan yang sah;

Menimbang, bahwa Tergugat yang dipanggil secara resmi dan patut akan

tetapi tidak datang menghadap harus dinyatakan tidak hadir dan gugatan

(5)

Menimbang, bahwa ketidakhadiran Tergugat mengakibatkan Tergugat

tidak dapat didengar jawaban atau tanggapannya terhadap gugatan Penggugat

tersebut. Dengan demikian hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah saw. dalam

kitab Ahkamul Qur’an li alzhashos dan diambil alih sebagai pendapat majlis, yaitu:

ْبِﺟُﯾ ْمَﻠَﻓ َنﯾِﻣِﻠ ْﺳُﻣْﻟا ِمﺎﱠﻛُﺣ ْنِﻣ ٍمِﻛﺎ َﺣ ﻰَﻟإ َﻲِﻋُد ْنَﻣ : َمﱠﻠَﺳ َو ِﮫْﯾَﻠَﻋ ُ ﷲ ﻰﱠﻠَﺻ ِ ﱠﷲ ُلوُﺳ َر َلﺎَﻗ ُﮫَﻟ ﱠق َﺣ َﻻ ٌمِﻟﺎَظ َوُﮭَﻓ

.

Artinya :“ Rasulullah saw. Bersabda: Barang siapa dipanggil oleh Hakim

untuk hadir dalam persidangan tetapi tidak menghadap, maka ia telah berbuat

zhalim sehingga hak jawabnya menjadi gugur “;

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 149 ayat (1) R.Bg yaitu

putusan yang dijatuhkan tanpa hadirnya Tergugat dapat dikabulkan sepanjang

berdasarkan hukum dan beralasan, oleh karena itu Majelis Hakim membebani

Pemohon untuk membuktikan dalil-dalil permohonannya;

Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan alat bukti P.1 yang

dinilai sebagai akta otentik dan telah bermeterai cukup dan cocok dengan

aslinya. Secara materil bukti tersebut menjelaskan mengenai adanya pernikahan

secara islam yang dilaksanakan oleh Penggugat dan Tergugat sehingga bukti

tersebut telah memenuhi syarat formil dan materil serta mempunyai kekuatan

pembuktian yang sempurna dan mengikat;

Menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan bukti P.2 berupa

turunan putusan Nomor 16/PID.B/2016/PN.Amp tanggal 11 Mei 2016 yang

menerangkan bahwa Tergugat dijatuhi pidana penjara selama 5 tahun. Putusan

tersebut telah berkekuatan hukum tetap sejak 19 Mei 2016;

Menimbang, bahwa majelis hakim menilai bukti P.2 tersebut telah

bersesuian dengan pasal 23 Peraturan Pemerintah (PP) No. 9 tahun 1975 jo.

pasal 135 Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang mencukupkan salinan atau

turunan putusan pengadilan negeri beserta keterangan yang menyatakan

putusan telah berkekuatan hukum tetap sebagai bukti untuk perceraian dengan

alasan pasal 19 huruf (c) PP No. 9 tahun 1975 c jo. Pasal 116 huruf (c) kompilasi

hukum islam;

Menimbang, bahwa di persidangan terungkap pula fakta bahwa ternyata

saat ini Tergugat sedang berada dalam Lembaga Pemasyarakatan Amlapura

sebagaimana ternyata dalam relaas panggilan Nomor 7/Pdt.G/2017/PA.Kras,

(6)

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, maka majelis

hakim menilai Penggugat tidak perlu lagi menghadirkan saksi-saksi di

persidangan;

Menimbang, bahwa terhadap bukti P.1 dan P.2 maka ditemukan

fakta-kejadian sebagai berikut:

1. Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri yang sah yang menikah

pada tanggal 13 Juli 2007 di KUA Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung,

Provinsi Bali;

2. Bahwa Tergugat telah dijatuhi pidana penjara selama 5 tahun oleh putusan

Pengadilan Negeri Amlapura Nomor 16/PID.B/2016/PN.Amp tertanggal 11

Mei 2016 karena tindak pidana melarikan perempuan yang belum dewasa;

3. Bahwa putusan pengadilan negeri Amlapura tersebut telah berkekuatan

hukum tetap pada tanggal 19 Mei 2016;

4. Bahwa sekarang ini Tergugat telah menjalani hukuman penjara baru sekitar

1 (satu) tahun dan Penggugat dan Tergugat tidak satu tempat tinggal;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakat tersebut, majelis hakim

menyimpulkan fakta hukum sebagai berikut:

1. Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri yang sah;

2. Bahwa Tergugat mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun;

3. Bahwa hukuman penjara tersebut didapati Tergugat setelah perkawinan

berlangsung;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim memandang bahwa dengan

dihukumnya Tergugat dengan hukuman 5 (lima) tahun penjara, maka tujuan

perkawinan sebagaimana yang diamanahkan dalam Al quran surat Ar-Rum ayat

21 yaitu membentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah, tidak

akan bisa diwujudkan lagi oleh kedua belah pihak. Vonis pengadilan yang

diterima Tergugat dan telah dijalani selama satu tahun telah menggoyahkan

keteguhan hati Penggugat sehingga tidak dapat lagi merajut kasih bersama

Tergugat dalam membangun mahligai rumah tangga yang bahagia;

Menimbang, bahwa vonis pidana 5 (lima) tahun telah mengakibatkan

hilangnya rasa suka Penggugat terhadap Tergugat. Meskipun telah dilakukan

upaya damai berupa penasehatan oleh Majelis Hakim terhadap Penggugat untuk

(7)

merupakan pertanda rumah tangga Penggugat dengan Tergugat telah pecah

(broken marriage) dan tidak ada harapan untuk hidup rukun dan damai lagi dalam

membina rumah tangga. Untuk itu Majelis Hakim akan mengemukakan pendapat

ulama dalam kitab Minhaju at-Tullab Juz VI hal. 346 yang telah diambil alih

menjadi pendapat majelis sebagai berikut:

ﺔﻘﻟﺎط ﻰﺿﺎﻘﻟا ﮫﯾﻠﻋ قﻠط ﺎﮭﺟوزﻟ ﺔﺟوز ﺔﺑﻏر مدﻋ دﺗﺷا ناو

Artinya: “apabila ketidak sukaan isteri kepada suaminya sudah

sedemikian rupa, maka hakim boleh menjatuhkan talak dengan talak satu”.

Menimbang, bahwa rumah tangga Pengguat dan Tergugat sudah tidak

sejalan dengan maksud pasal 1 Undang-Undang No.1 tahun 1974 yakni adanya

ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagi suami isteri. Fakta

Tergugat yang dihukum penjara 5 (lima) tahun mengakibatkan keduanya tidak

lagi berdiam atau tinggal pada satu atap. Kondisi tersebut bukan hanya

mengakibatkan perpisahan fisik semata namun juga berakibat pada lepasnya

ikatan batin Penggugat dan Tergugat dimana masing-masing tidak lagi bisa

melaksanakan kewajiban dan juga tidak memperoleh hak sebagaimana layaknya

suami istri;

Menimbang, bahwa seorang isteri dapat memohon kepada Majelis Hakim

untuk diputuskan cerai dari suaminya karena adanya ketidakbaikan dalam rumah

tangga seorang isteri tersebut dan Majelis Hakim menilai bahwa gugatan

Penggugat telah terbukti dan dapat dikabulkan permohonan cerainya

sebagaimana pendapat ulama dalam Kitab Al-Fiqhul Islami wa Adilatuhu Juz VII

halaman 529 yang dalam putusan ini diambil alih menjadi pendapat Majelis

Hakim yang berbunyi;

ﺔﻧﺋﺎﺑ ﺔﻗﻟطﺑ ﺎﻣﮭﻧﯾﺑ قرﻓ حﻼﺼﻻانﻋضﺎﻗﻟازﺟﻋورارﺿﻻاتﺑﺜاﺬاو

Artinya : “ Apabila telah tetap adanya kemadharatan (dalam rumah tangga)

dan Hakim sudah tidak mampu untuk merukunkannya, maka Hakim dapat

menceraikan mereka dengan talak satu ba’in “ ;

Menimbang, bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka telah

terbukti bahwa gugatan Penggugat beralasan hukum sesuai ketentuan Pasal 39

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 19 huruf (c) Peraturan

(8)

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di

atas, dan dengan mengingat ketentuan Pasal 125 HIR maka gugatan Penggugat

telah dapat dikabulkan dengan verstek;

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 119 ayat (2) huruf (c) Kompilasi

Hukum Islam, maka Majelis dapat menjatuhkan talak satu bain sugra Tergugat

terhadap Penggugat;

Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 84 Undang – Undang Nomor 7

tahun 1989, yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2006 dan

perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009, Panitera

Pengadilan Agama Karangasem berkewajiban selambat-lambatnya 30 (tiga

puluh) hari mengirimkan satu helai salinan putusan Pengadilan yang telah

mempunyai kekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah yang

wilayahnya meliputi tempat kediaman Penggugat dan Tergugat dan Pegawai

Pencatat Nikah tempat perkawinan dilangsungkan. Oleh karena itu Majelis Hakim

memandang perlu memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Karangasem

untuk mengirimkan satu helai salinan Putusan dalam perkara ini kepada Pegawai

Pencatat Nikah yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa gugatan Penggugat termasuk bidang perkawinan, maka

sesuai dengan pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor : 7 Tahun 1989 yang

sudah diubah dua kali dan terakhir dengan UU. No. 50 tahun 2009 semua biaya

yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada Penggugat;

Mengingat, pasal 49 UU No. 7 tahun 1989 dan Perubahannya serta

segala ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dan dalil syar’i yang

berkaitan dengan perkara ini;

MENGADILI

1. Menyatakan Tergugat yang telah dipanggil secara resmi dan patut untuk

menghadap sidang tidak hadir;

2. Mengabulkan gugatan Penggugat secara verstek;

3. Menjatuhkan talak satu ba’in shugra Tergugat (TERGUGAT) terhadap

Penggugat (PENGGUGAT);

4. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Karangasem untuk mengirimkan

salinan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai

(9)

Karangasem dan kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama

Kecamatan Kuta Kabupaten Badung untuk dicatat dalam daftar yang

disediakan untuk itu;

5. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah

Rp. 451.000,- (empat ratus lima puluh satu ribu rupiah);

Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis yang

dilangsungkan pada hari Rabu tanggal 10 Mei 2017 M. bertepatan dengan

tanggal 13 Sya’ban 1438 H, oleh kami Drs.Amanudin, S.H., M.Hum, sebagai

Hakim Ketua Majelis serta Abdurrahman, S.Ag. dan Nurul Laily, S.Ag sebagai

Hakim Anggota, dan pada hari itu juga diucapkan dalam sidang terbuka untuk

umum oleh Hakim Ketua Majelis tersebut, dengan dihadiri oleh hakim Anggota

tersebut di atas dan dibantu oleh Siti Nurwahidah, S.HI, sebagai Panitera

Pengganti serta dihadiri oleh Penggugat tanpa hadirnya Tergugat;

Ketua Majelis

Drs.Amanudin, S.H., M.Hum

Hakim Anggota Hakim Anggota

Abdurrahman, S.Ag Nurul Laily, S.Ag.

Panitera Pengganti

Siti Nurwahidah, S.HI

Perincian Biaya Perkara :

1. Pendaftaran : Rp. 30.000,-2. Proses : Rp. 50.000,-3. Panggilan : Rp. 360.000,-4. Redaksi : Rp. 5.000,-5. Materai : Rp.

Referensi

Dokumen terkait

Keputusan Mahkamah Agung tersebut adalah keputusan yang telah berkekuatan hukum tetap yang bersifat negatif, yaitu putusan yang dijatuhkan berdasarkan alasan

Adapun dasar hukum perceraian karena percecokan dapat diajukan ke pengadilan karena pertimbangan pasal 19 huruf(t) Peraturan Pemerintahan NO.9 Tahun 1975 Jo pasal1l6 huruf(t)

Adanya pengaturan mengenai pelaksanaan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap untuk dilaksanakan 8 , disertai tahap-tahap pelaksanaanya berdasarkan

Dengan diputusnya ketentuan tersebut maka Pasal 15 ayat (2) bermakna “sepanjang frasa “kekuatan eksekutorial” dan frasa “sama dengan putusan pengadilan yang berkekuatan

Setelah putusan pengadilan telah berkekuatan hukum tetap, ternyata Tergugat tidak mampu melaksanakan perintah rehabilitasi jabatan karena adanya suatu keadaan baru

Andaikata (quod non) putusan lembaga arbitrase dapat dibatalkan tanpa melalui proses pidana dengan putusan yang berkekuatan hukum tetap, maka lembaga pengadilan umum yang

Judul Skripsi : Penundaan Eksekusi Dengan Alasan Adanya Perkara Lain Yang Saling Berkaitan dan Putusan Perkara Tersebut Belum Berkekuatan Hukum Tetap..

Harta bersama setelah perceraian menurut Putusan PA Semarang Nomor 2367/Pdt.G/2021/PA.Smg dibagi dengan menggunakan dasar hukum Pasal 97 Kompilasi Hukum Islam yang tertera dalam putusan