• Tidak ada hasil yang ditemukan

P4 – GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "P4 – GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

GEOGRAPHIC

INFORMATION SYSTEM

(2)

Tujuan Perkuliahan

Pada akhir pertemuan ini, diharapkan

mahasiswa akan mampu memahami

dan menjelaskan:

Konsep pemetaan, jenis peta dan teknik

pemetaan

Konsep data spasial

Konsep pemodelan dunia nyata kedalam

(3)

KONSEP PEMETAAN

(4)

Geodesi

• Geodesi adalah cabang ilmu geosains (Ilmu Bumi)

• Teknik Geodesi mempelajari tentang bentuk dan ukuran bumi

baik di daratan maupun di lautan serta penggambaran rupa bumi atau yang lebih dikenal dengan pemetaan.

• Geodesi juga merupakan cabang dari matematika terapan yang melakukan pengukuran dan pengamatan posisi yang pasti dari titik-titik di muka bumi serta ukuran dan luas dari sebagian besar muka bumi, bentuk dan ukuran bumi, dan variasi gaya berat

bumi.

• Perkembangan teknologi komputer digital membuat Teknik

(5)

Peta (1)

Kita umumnya mengenal peta sebagai gambar rupa muka bumi

pada suatu lembar kertas dengan ukuran yang lebih kecil.

Rupa bumi yang digambarkan pada peta meliputi: unsur-unsur

alamiah dan unsur-unsur buatan manusia.

Kemajuan dalam bidang teknologi yang berbasiskan komputer

telah memperluas wahana dan wawasan mengenai peta.

Peta tidak hanya dikenali sebagai gambar pada lembar kertas,

tetapi juga penyimpanan, pengelolaan, pengolahan, analisa dan penyajiannya dalam bentuk dijital terpadu antara gambar, citra dan teks.

Peta yang terkelola dalam mode dijital mempunyai keuntungan

penyajian dan penggunaan secara konvensional peta garis cetakan (hard copy) dan keluwesan, kemudahan penyimpanan,

(6)

Peta (2)

Gambar rupa bumi diperoleh dengan melakukan

pengukuran-pengukuran pada dan di antara titik-titik

di permukaan bumi yang meliputi besaran-besaran:

arah, sudut, jarak dan ketinggian.

Ada 2 metode pengukuran yang bisa dilakukan yaitu

– Pengukuran langsung di lapangan, biasa disebut pemetaan teristris

Pengukuran tidak langsung seperti cara fotogrametris dan penginderaan jauh (remote rensing), disebut juga dengan pemetaan ekstrateristris.

Data hasil pengukuran diolah, dihitung dan direduksi

(7)

Jenis Peta

Jenis peta bisa dibagi berdasarkan:

Isi

Skala

(8)

Peta berdasarkan isinya (1)

Peta hidrograf: memuat

informasi tentang

kedalaman dan keadaan

dasar laut serta

informasi lainnya yang

diperlukan untuk

navigasi pelayaran.

Peta jalan: memuat

informasi tentang

(9)

Peta berdasarkan isinya (2)

Peta geologi: memuat

informasi tentang keadaan

geologis suatu daerah,

bahan-bahan pembentuk tanah dll.

Peta geologi umumnya juga

menyajikan unsur peta

topograf.

Peta kadaster: memuat

informasi tentang kepemilikan

tanah beserta batas dll-nya.

Peta irigasi: memuat informasi

tentang jaringan irigasi pada

suatu wilayah.

Peta Kadaster

(10)
(11)

Peta berdasarkan isinya (3)

Peta Kota: memuat

informasi tentang

jejaring transportasi,

drainase, sarana kota

dll-nya.

Peta Relief: memuat

informasi tentang

bentuk permukaan

(12)

Peta berdasarkan isinya (4)

Peta Teknis: memuat

informasi umum tentang

tentang keadaan permukaan

bumi yang mencakup

kawasan tidak luas. Peta ini

dibuat untuk pekerjaan

perencanaan teknis skala

1 : 10 000 atau lebih besar.

Peta Geograf (peta dunia):

memuat informasi tentang

ikhtisar peta, dibuat

(13)

Peta berdasarkan skalanya

(1)

Skala peta menunjukkan ketelitian dan

kelengkapan informasi yang tersaji dalam peta.

Peta skala besar lebih teliti dan lebih lengkap

dibandingkan peta skala kecil.

Skala peta bisa dinyatakan dengan:

persamaan (engineer's scale): contoh 1” = 100 meter

perbandingan atau skala numeris (

numerical or

fractional scale

) atau skala fraksi: contoh 1 : 50.000, 1

cm di peta sama dengan 50.000 cm di permukaan

bumi

(14)

Peta berdasarkan skalanya

(2)

Peta kadaster, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 100

sampai dengan 1 : 5.000. Contoh: Peta hak milik tanah.

Peta skala besar, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 :

5.000 sampai dengan 1: 250.000. Contoh: Peta topograf

Peta skala sedang, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 :

250.000 sampai dengan 1 : 500.000. Contoh: Peta

kabupaten per provinsi.

Peta skala kecil, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 :

500.000 sampai dengan 1 : 1.000.000. Contoh: Peta Provinsi

di Indonesia.

Peta geograf, yaitu peta yang memiliki skala lebih kecil dari

1 : 1.000.000. Contoh: Peta Indonesia dan peta dunia.

(15)
(16)

Peta berdasarkan penurunan dan

penggunaan

Peta dasar: digunakan

untuk membuat peta

turunan dan

perencanaan umum

maupun pengembangan

suatu wilayah. Peta dasar

umumnya menggunakan

peta topograf.

Peta tematik: dibuat atau

diturunkan berdasarkan

peta dasar dan memuat

tema-tema tertentu.

(17)

Susunan Peta

Nomor Lembar Peta (NLP) 31 Salatiga

32 Kudus 33 Pacitan

(18)

Penggunaan Simbol &

Warna

Supaya peta mudah dibaca dan dipahami, maka

aneka ragam informasi peta pada skala tertentu

harus disajikan dengan cara-cara tertentu, yaitu:

Simbol: digunakan untuk membedakan berbagai

obyek, misalnya jalan, sungai, rel dan lain-lainnya.

Daftar kumpulan simbol pada suatu peta disebut

legenda peta.

Warna: digunakan untuk membedakan atau

memerincikan lebih jauh dari simbol suatu obyek,

misalnya laut yang lebih dalam diberi warna lebih

gelap, berbagai kelas jalan diberi warna yang

(19)

Kumpulan simbol

dan notasi pada

suatu peta biasa

disusun dalam satu

kelompok legenda

peta yang selalu

disajikan dalam

setiap lembar peta.

Unsur legenda peta

biasa dibakukan

agar memudahkan

pembacaan dan

interpretasi berbagai

peta oleh berbagai

pemakai dengan

(20)

Prinsip Kerja Pengukuran

Peta (1)

• Prinsip kerja pengukuran untuk pembuatan peta adalah top down from the whole to the part:

– Pertama membuat kerangka dasar peta yang mencakup seluruh daerah pemetaan dengan ketelitian pengukuran paling tinggi dibandingkan dengan pengukuran lainnya.

– Dilanjutkan dengan pengukuran-pengukuran lainnya yang diikatkan ke kerangka dasar peta untuk mendapatkan bentuk rupa bumi yang diinginkan.

• Berdasarkan konsep ini maka titik-titik pengukuran

dikelompokkan menjadi titik-titik kerangka dasar dan titik-titik detil.

• Titik kerangka dasar digunakan untuk rujukan pengikatan (reference) dan pemeriksaan (control) pengukuran titik detil. • Titik kerangka dasar pada beberapa aplikasi pemetaan biasa

(21)

seluruh daerah pemetaan dengan ketelitian

pengukuran paling tinggi dibandingkan

dengan pengukuran lainnya

Kerangka Dasar Peta

(22)

dilanjutkan dengan

pengukuran-pengukuran lainnya yang diikatkan ke

kerangka dasar peta untuk

mendapatkan bentuk rupa bumi yang

diinginkan

(23)

Prinsip Kerja Pengukuran

Peta (2)

• Pemetaan pada daerah yang tidak luas, sekitar 37 km x 37 km, permukaan bumi yang lengkung bisa dianggap datar.

• Sehingga data ukuran di muka bumi sama dengan data di

permukaan peta.

• Tetapi bila pemetaan mencakup kawasan yang lebih luas, maka harus diperhitungkan faktor

kelengkungan bumi, data harus dipetakan menggunakan

(24)

Jenis Pengukuran

Pengukuran untuk pembuatan peta

bisa dikelompokkan berdasarkan

cakupan elemen alam

,

tujuan

,

cara atau alat

dan

luas cakupan

(25)

Berdasarkan alam

Pengukuran daratan

(

land surveying

):

antara lain

pengukuran topograf

, untuk pembuatan

peta topograf, dan

pengukuran

kadaster

, untuk membuat peta kadaster.

Pengukuran perairan

(

marine or

hydrographic surveying

): antara

lainpengukuran muka dasar laut,

pengukuran pasang surut, pengukuran

untuk pembuatan pelabuhan dll-nya.

Pengukuran astronomi

(

astronomical

survey

): untuk menentukan posisi di

muka bumi dengan melakukan

(26)

Berdasarkan tujuan

Pengukuran teknik sipil

(

engineering survey

): untuk

memperoleh data dan peta pada

pekerjaan-pekerjaan teknik sipil.

Pengukuran untuk keperluan

militer

(

miltary survey

).

Pengukuran tambang

(

mining

survey

).

Pengukuran geologi

(

geological

survey

).

(27)

Berdasarkan cara dan

alat

1. Pengukuran kerangka dasar:

triangulasi, polygon, GPS

(28)

2. Pengukuran detil:

ofset, tachymetri, meja lapangan, Aerial survey,

dan remote sensing

theodolit

Pengukuran

Ofset

Pengukuran

Tachimetri

(29)

DATA GEOGRAFI (DATA

SPASIAL)

(30)

Data Spasial

Terdapat dua model dalam data spasial, yaitu:

model data raster, dan

model data vektor.

Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda,

selain itu dalam pemanfaatannya tergantung

dari masukan data dan hasil akhir yang akan

dihasilkan.

Model data tersebut merupakan representasi

dari obyek - obyek geograf yang terekam

(31)

Data Raster (1)

Model data raster mempunyai struktur data yang tersusun

dalam bentuk matriks atau piksel dan membentuk grid.

Setiap piksel memiliki nilai tertentu dan memiliki atribut

tersendiri, termasuk nilai koordinat yang unik.

Tingkat keakurasian model ini sangat tergantung pada

ukuran piksel atau biasa disebut dengan resolusi

Model data ini biasanya digunakan dalam remote sensing

yang berbasiskan citra

satelit maupun foto udara.

Selain itu model ini digunakan pula dalam membangun

(32)

Data Raster (2)

1 cell

Width: 30 meter

Height: 30 meter

Nilai tiap cell dalam numerik

(33)

Data Vektor (1)

Model data vektor merupakan model data yang paling banyak digunakan, model ini berbasiskan pada titik (points) dengan nilai koordinat (x,y) untuk membangun obyek spasialnya. Obyek yang dibangun terbagi menjadi tiga bagian lagi yaitu berupa titik (point), garis (line), dan area (polygon):

• Titik (point)

Titik merupakan representasi grafs yang paling sederhana pada suatu obyek. Titik tidak mempunyai dimensi tetapi dapat ditampilkan dalam bentuk simbol baik pada peta maupun dalam layar monitor. Contoh : Lokasi Fasilitasi Kesehatan, Lokasi Fasilitas Kesehatan,dll.

• Garis (line)

Garis merupakan bentuk linear yang menghubungkan dua atau lebih titik dan merepresentasikan obyek dalam satu dimensi. Contoh : Jalan,

Sungai, dll.

• Area (Poligon)

(34)
(35)

PEMODELAN DUNIA NYATA

KEDALAM DATA SPASIAL

(36)

Pemodelan Dunia Nyata kedalam

Data Spasial

Untuk bisa menghasilkan sebuah basis data

spasial yang berguna maka dibutuhkan

pemahaman mengenai pemodelan dunia nyata

kedalam basis data spasial

Hasil-hasil pengukuran yang dilakukan dalam

pemetaan dan survey lapangan harus

dimodelkan terlebih dahulu mengikuti aturan

struktur data spasial.

Proses ini tidak jauh berbeda dengan proses

perancangan sebuah basis data pada

(37)

Konsep Hubungan Pemodelan Dunia

Nyata Kedalam Data Spasial

Realitas Fisik

Model Dunia

Nyata Model Data

Basis Data Simbol, garis, titik

(38)

Model Dunia Nyata

Realitas Fisik

Model Dunia

Nyata Model Data

Basis Data Simbol, garis, titik

(39)

Model Dunia Nyata

Persespsi, rancangan model dunia nyata

yang dikembangkan oleh pengembang SIG

akan menentukan semua data yang

diperlukan.

Persepsi ini mencakup informasi yang

paling dasar (entity)

Diketahui bahwa entity terdiri dari:

Klasifkasi tipe

Atribut

(40)

Model Dunia Nyata: Tipe

Entity

Dunia Nyata

Model Dunia Nyata

Fenomena yang seragam/mirip dikelompokan

kedalam suatu tipe entity

Pengelompokan harus unik untuk menghindari

ambiguitas

(41)

Model Dunia Nyata: Atribut Entity

(1)

Setiap tipe entity dapat memiliki lebih dari atribut

yang mendeskripsikan karakteristik-karakteristik

dasar fenomena yang bersangkutan.

Sebagai contoh, entities yang termasuk ke dalam

klasifkasi bangunan bisa memiliki atribut-atribut

material (komposisi pasir, beton, semen, besi, kayu, dsb)

Selain karakteristik diatas entity juga dapat

mendeskripsikan data kuantitatif dan kualitatif

Data kuantitatif berdasarkan akurasi dapat

(42)

Model Dunia Nyata: Atribut Entity

(2)

Data kuantitatif berdasarkan akurasi paling tinggi:

Proposional (rasio): besar, panjang, luas,

koordinat. Nilai-nilai yang diukur berdasarkan/dari

titik pusat tertentu.

Interval: umur, besar pendapatan (kelompok

data)

Ordinal: terminologi urutan (terbaik, baik, cukup,

buruk, sangat buruk)

(43)

Model Dunia Nyata: Relasi Entity (1)

Dimiliki/termasuk/berhubungan (pertains/belongs): pipa air

AX12 merupakan salah satu jaringan pipa air kecamatan

Tingkir

Berpotongan (intersect): Jl. Diponegoro berpotongan

dengan Jl. Setia Budi

Saling terkait (connect): satu segmen bergabung dengan

segmen lain membentuk sungai Bengawan Solo

Terdiri dari (comprises): propinsi terdiri dari kabupaten, dst

Terletak (located in/on): UKSW terletak di Salatiga

Berdekatan (proximity): UKSW berdekatan dengan SD Al

Azhar, GKJ, dsb..

Bersebelahan atau berbatasan (orders on or adjacent):

(44)

Model Dunia Nyata: Relasi Entity (2)

(45)

Model Dunia Nyata: Relasi Entity (3)

Model-model dunia nyata dan entities tidak dapat

direalisasikan langsung dalam basisdata, karena

suatu entity bisa saja terdiri dari beberapa objek.

Contoh: jl. Diponegoro cukup panjang dan memotong

jalan-jalan lainnya (intersection), sehingga

merupakan kompilasi dari beberapa segmen jalan.

Setiap segmen inilah yang yang membawa informasi

objek

Objek dalam model data GIS pada dasarnya dapat

dideskripsikan menggunakan propertiesnya

(46)

Mode Data

Realitas Fisik

Model Dunia

Nyata Model Data

Basis Data Simbol, garis, titik

(47)

Model Data (1)

Model Dunia nyata akan dimodelkan kedalam sebauh

model data.

Pembawa informasi pada model data adalah objek

Objek disini adalah objek yang berhubungan dengan

entities dalam model-model dunia nyata.

Objek dianggap deskripsi fenomena dunia nyata.

Suatu objek memiliki properties:

Tipe

Atribut

Relasi

(48)

Model Data (2)

Model data dapat dirancang untuk mencakup:

Objek fsik: jalan, pemukiman, sungai, dll

Objek-objek yang terklasifkasi: tipe vegetasi,

zone iklim, kelompok usia, dll

Peristiwa: kecelakaan, gempa, dll

Objek yang berubah secara kontinyu:

ketinggian, kedalaman, suhu, dll

(49)

Atribut objek

Relasi objek

diperlukan untuk mengganti

intuisi manusia yang tidak dimiliki oleh

komputer, serupa dengan dengan resali entity.

Relasi ini dibuat berdasarkan:

Koordinat

Struktur

Atribut-atribut objek

Kualitas objek:

ketelitian spasial, update

(50)

Contoh Model Data

Bangunan

Yang termasuk Terletak di

Representasi oleh

Rumah, sekolah, industri, pertokoan Nomor persil

Titik

Ketelitian geometri 10 meter

Jalan

Yang termasuk Satuan panjang Representasi oleh

Jalan negara, provinsi, kabupaten, tol, layang

Meter Garis

Ketelitian geometri 15 meter

Tataguna Lahan

Yang termasuk Satuan Luas

Representasi oleh

Pemukiman, kebun, hutan, kawasan industri, dll

(51)

Basis Data

Realitas Fisik

Model Dunia

Nyata Model Data

Basis Data

(52)

Representasi Grafs Suatu

Objek

Titik (tanpa dimensi)

Garis (satu dimensi)

Poligon (dua dimensi)

(53)

Data Spasial

Setiap data spasial terdiri dari data geometrik

dan data atribut

Geometri

Point Polyline

Poligon Data Geometrik

Data Kuantitatif

Rasio Interval

Ordinal Data Atribut

(54)

Model data diterjemahkan kedalam tabel-tabel

basisdata sebagai atribut data spasial.

ID Nama Nomor

Persil X Y

43 Rumah R-500 110,23548 -7,43584 2 Industri

kecil I-1000 110,42304 -7,23029 15 Sekolah

Dasar S-0001 110,00345 -7,43502

ID Nama Koordinat

43 Rumah 12,10; 21 2 Industri

kecil

(55)

Peta Report

Realitas Fisik

Model Dunia

Nyata Model Data

Basis Data

(56)

Referensi

Dokumen terkait

Museum Sangiran merupakan salah satu museum di Indonesia yang difungsikan sebagai tempat penyimpanan benda-.. Museum Arkeologi ini terletak di Desa Krikilan,

Hasil pengamatan yang dilakukan selama 24 jam pada penelitian lanjutan, didapatkan hasil bahwa granul ekstrak buah belimbing wuluh konsentrasi 50 mg/ 100 ml rata-rata pada 4

APB secara parsial memiliki pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa Devisa pada tahun 2010 triwulan I sampai dengan

Dengan menerapkan nilai threshold kalimat summary yang didapatkan pada pengujian sebelumnya yaitu 0.45 selanjutnya dilakukan pengujian untuk melihat pengaruh jumlah

mengeluh, strategi tindak tutur mengeluh, strategi grafis, dan faktor-faktor yang memengaruhi tindak tutur mengeluh. Sementara itu, teknik kuantitatif digunakan

Dikarenakan penentuan kriteria dan bobot dalam setiap aturan yang diberikan kepada mahasiswa pada sebuah Universitas yang sulit dilakukan menurut penelitian dari saudara

SATU JUTA TIGA RATUS TUJUH PULUH DUA RIBU SEMBILAN RATUS RUPIAH Untuk

Penyakit kurap pada kulit di sebabkan oleh jamur Trichophyton mentaghrophytes, obat-obatan yang biasanya digunakan adalah obat sintetik, obat sintetik dapat menimbulkan dampak