BIAYA BAHAN BAKU
Bahan baku yang diolah dalam manufaktur dapat diperoleh dari : - Pembelian lokal
- Impor
- Dari pengolahan sendiri
Unsur biaya yang diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku yang dibeli : - Harga beli bahan baku
- Biaya-biaya pembelian - Biaya pergudangan
- Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam kegiatan siap untuk diolah.
Di dalam praktek, pada umumnya harga pokok bahan baku dicatat sebesar harga beli menurut faktur dari pemasok. Sebagai akibatnya, biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan baku dan untuk menjadikan bahan baku dalam keadaan siap untuk diolah, pada umumnya diperhitungkan sebagai unsur biaya overhead pabrik.
Dalam pembelian bahan baku, potongan yang diberikan oleh pemasok diperlakukan sebagai pengurangan terhadap harga pokok bahan baku yang dibeli.
Dalam pembelian bahan baku, perusahaan membayar biaya angkutan untuk berbagai macam bahan baku yang dibeli. Hal ini menimbulkan masalah pengalokasian biaya angkutan tersebut kepada masing-masing jenis bahan baku yang diangkut.
Perlakuan terhdap biaya angkutan ini dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Biaya angkutan diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli. 2. Biaya angkutan tidak diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli,
namun diperlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik.
Biaya angkutan diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli. Alokasi biaya angkutan kepada masing-masing kepada masing-masing jenis bahan baku yang dibeli dapat didasarkan pada :
a. Perbandingan kuantitas tiap jenis bahan baku yang dibeli
Pembagian biaya angutan atas dasar perbandingan ini hanya dapat dilakukan jika bahan baku tersebut mempunyai satuan ukuran yang sama atau satuan ukurannya dapat disamakan.
Perusahaan membeli 3 macam bahan baku dengan jumlah harga dalam faktur sebesar Rp 500.000,00. Biaya angkutan yang dibayar untuk ketiga macam bahan baku tersebut adalah sebesar Rp 300.000,00. Kuantitas masing-masing jenis bahan baku yang tercantum dalam faktur adalah :
Bahan baku A = 400 kg B = 350 kg C = 50 Kg
Pembagian biaya angkutan kepada tiap-tiap jenis bahan baku adalah sebagai berikut. :
b. Perbandingan harga faktur tiap jenis bahan baku yang dibeli Contoh :
Perusahaan membeli 4 macam bahan baku dengan harga faktur tiap-tiap jenis bahan sebagai berikut :
Bahan baku A = Rp 100.000,00 Bahan baku B = Rp 150.000,00 Bahan baku C = Rp 225.000,00 Bahan baku D = Rp 125.000,00
Biaya angkutan yang dikeluarkan untuk keempat jenis bahan baku tersebut adalah sebesar Rp 48.000,00. Jika biaya angkutan tersebut dibagikan atas dasar perbandingan harga faktur tipa-tipa jenis bahan baku tersebut, harga pokok tipa jenis bahan baku akan dibebani dengan tambahan biaya angkutan sebesar Rp 0,08 (Rp 48.000 : Rp 600.000).
Pembagian biaya angkutan sebesar Rp 48.000,00 sebagai berikut : Jenis bahan baku Harga faktur (Rp) Pembagian biaya
angkutan (Rp) Harga pokok bahanbaku
A 100.000 100.000 x 0.08
= 8.000 100.000 + 8.000=108.000
B 150.000 12.000 162.000
C 225.000 18.000 243.000
D 125.000 10.000 135.000
JUMLAH 600.000 48.000 648.000
c. Biaya angkutan diperhitungkan dalam harga poko bahan baku yang dibeli berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka
Jenis Bahan Baku Berat (Kg) Persentase alokasi
biaya angkutan (%) Angkutan (Rp)Alokasi Biaya
A 400 400/800 = 50 50% x Rp 300.000
= 150.000
B 350 43,75 131.250
C 50 6,25 18.750
Perhitungan tarif dilakukan dengan menaksir biaya angkutan yang akan dikeluarkan dalam tahun anggaran tertentu. Taksiran biaya angkutan ini kemudian dibagi dengan dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya angkutan tersebut. Pada saat pembelian bahan baku, harga faktur bahan baku harus ditambah dengan biaya angkutan sebesar tarif yang telah ditentukan. Biaya angkutan yang sesungguhnya dikeluarkan dicatat dalam akun biaya angkutan.
Contoh :
Biaya angkutan yang diperkirakan akan dikeluarkan dalam tahun 2010 adalah sebesar Rp 2.500.000,00 dan jumlah bahan baku yang diangkut diperkirakan sebanyak 50.000 kg. jadi tarif biaya angkutan untuk tahun 2010 sebesar Rp 50 per kg bahan baku yang diangkut. Dalam tahun 2010 jumlah bahan baku yang dibeli dan alokasi biaya angkutan atas dasar tarif sebagai berikut.
Jenis bahan
baku
Berat
(kg) Harga faktur(Rp) dibebankan atas dasar tarifBiaya angkutan yang (Rp)
Harga pokok bahan baku (Rp)
A 25.000 5.000.000 25.000kg x 50
=1.250.000
5.000.000+1.250.000 =6.250.000
B 15.000 4.500.000 750.000 5.250.000
C 10.000 4.000.000 500.000 4.500.000
Jumlah 13.500.000 2.500.000 16.000.000
Jika misalnya biaya angkutan yang sesungguhnya dibayar dalam tahun 2010 sebesar Rp 2.400.000,00 , maka jurnal yang dibuat dalam tahun 2010 untuk mencatat bahan baku yang dibeli sebagai berikut :
keterangan debit kredit
a. Jurnal pembelian bahan baku : Persediaan bahan baku
Utang Dagang 13.500.000- 13.500.000 -b. Jurnal pembebanan biaya angkutan atas dasar tarif:
Persediaan bahan baku c. Jurnal pencatatan biaya angkutan yang
sesungguhnya terjadi : Biaya angkutan
Kas 2.400.000- 2.400.000
harga pokok penjualan : Biaya angkutan
Hatga pokok penjualan 100.000- 100.000
-Biaya angkutan tidak diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli, namun diperlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik.