• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertumbuhan ekonomi 5 3 serta (5)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pertumbuhan ekonomi 5 3 serta (5)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH EKONOMI

“Pertumbuhan ekonomi”

H. RUSMIN NURYADIN.,SE,M.Si

NAMA :

DANG VIANKA AZHARI AULIA

NPM :

C1021511RB1005

PRODI :

ILMU KOMUNIKASI

(2)

Bab 1

Pendahuluan

Latar belakang

Dari jaman dahulu sampai sekarang, perekonomian terus dan terus mengalami perubahan dan perkembangan. Diharapkan perkembangan itu menjadi lebih baik, namun dalam realitanya perkembangan ekonomi tidak bisa berjalan semulus yang diharapkan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi pengembangan perekonomian, hal tersebutlah yang kadang menjadi kendala dalam menciptakan perekonomian yang lebih bagus. Selain karena perekonomian sifatnya sangat mengglobal dan perekonomian satu daerah kedaerah lain maupun dari satu negara ke negara lain saling mempengaruhi maka tidak hanya satu atau dua negara saja yang memikirkan bagaimana cara mengembangkan perekonomian menuju arah yang lebih baik, bahkan seluruh dunia memikirkannya.

Berbicara masalah ekonomi, dari periode satu ke periode berikutnya perkembangan ekonomian senantiasa menjadi pokok pembicaraan yang menarik. Oleh karena itu munculah berbagai tokoh-tokoh ekonomi yang mengemukakan berbagai pendapat, dari generasi ke generasi munculah tokoh-tokoh ekonomi baru yang membawa pemikiran yang berbeda dengan tokoh-tokoh ekonomi generasi sebelumnya.

(3)

Bab 2

Teori

Pembahasan mengenai pembangunan ekonomi ini akan saya rumuskan sebagai berikut :

Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi masalah pokok dan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Berapa besar tingkat pertumbuhan ekonomi daerah pertanian dan industri di Indonesia

2. Berapa besar tingkat produktivitas tenaga kerja pada sektor industri di Indonesia.

Dan disini juga saya akan menjabarkan tujuan mengapa saya mengambil pembahasan tentang pembangunan ekonomi ini.

Tujuan dan manfaat

Adapun tujuan dan kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan

1. Untuk mengukurdan menganalisis produktivitas pertumbuhan ekonomi daerah pertanian dan industri di Indonesia

2. Untuk mengukur dan menganalisis produktivitas tenaga kerja sektor industri di Indonesia.

2. Kegunaan

1. Sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi penulis lain yang menulis makalah pembangunan ekonomi daerah pertanian dan industri

(4)

Bab 3

Pembahasan

Pengertian Pembangunan Ekonomi Daerah

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut. (Lincolin Arsyad, 1999)

Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang berdasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan (endogenous development) dengan menggunakan potensi sumberdaya manusia, kelembagaan, dan sumberdaya fisik secara lokal (daerah). Orientasi ini mengarahkan kita kepada pengambilan inisiatif - inisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam proses pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan merangsang kegiatan ekonomi.

Pembangunan ekonomi daerah suatu proses yaitu proses yang mencakup pembentukan - pembentukan institusi baru, pembangunan industri - industri alternatif, perbaikam kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu pemngetahuan, dan pengembangan perusahaan-perusahaan baru.

Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Dalam upaya untuk mencapai tujuan tesebut, pemerintah daerah dan masyarakat harus secara bersama - sama mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta daerah beserta partisipasi masyarakatnya dan dengan menggunakan sumber daya yang ada harus menafsir potensi sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah. (Lincolin Arsyad, 1999)

Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah

Perencanaan pembangunan ekonomi daerah bisa dianggap sebagai perencanaan untuk

memperbaiki penggunaan sumber daya publik yang tersedia didaerah tersebut dan untuk memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam menciptakan nilai sumber daya swasta secara bertanggung

(5)

teliti mengenai penggunaan sumber daya publik dan sektor swasta : petani, pengusaha kecil, koperasi, pengusaha besar, organisasi sosial harus mempunyai peran dalam proses perencanaan.

Ada tiga (3) impilikasi pokok dari perencanaan pembangunan ekonomi daerah:

Pertama, perencanan pembangunan ekonomi daerah yang realistik memerlukan pemahaman tentang hubungan antara daerah dengan lingkungan nasional dimana daerah tersebut merupakan bagian

darinya, keterkaitan secara mendasar antara keduanya, dan konsekuensi akhir dari interaksi tersebut. Kedua, sesuatu yang tampaknya baik secara nasional belum tentu baik untuk daerah dan

sebaliknya yang baik di daerah belum tentu baik secara nasional.

Ketiga, Perangkat kelembagaan yang tersedia untuk pembangunan daerah, misalnya administrasi, proses pengambilan keputusan, otoritas biasanya sangat berbeda pada tingkat daerah dengan yang tersedia pada tingkat pusat. Selain itu, derajat pengendalian kebijakan sangat berbeda pada dua tingkat tersebut. Oleh karena itu perencanaan darah yang efektif harus bisa membedakan apa yang seyogyanya dilakukan dan apa yang dapat dilakukan, dengan menggunakan sumber daya pembangunan sebaik mungkin yang benar-benar dapat dicapai, dan mengambil manfaat dari informasi yang lengkap yang tersedia pada tingkat daerah karena kedekatan para perencananya dengan obyek perencanaan. (Lincolin arsyad, 1999)

Pengertian dan Penggolongan Industri

Banyak ahli dan lembaga yang memberikan pengertian dan definisi yang berbeda-beda mengenal industri, baik secara umum maupun secara khusus, tetapi pada dasarnya sama dalam mengartikannya. Untuk lebih jelasnya kita dapat memperhatikan beberapa pendapat tentang industri yaitu industri adalah suatu kumpulan dan perusahaan yang menghasilkan barang yang homogen, adalah barang yang

mempunyai sifat saling mengganti yang sangat erat (Hasibuan, 1994:12).

Selanjutnya Winardi (1992), mengemukakan bahwa industri diartikan sebagai usaha produktif, terutama dalam bidang produksi atau perusahaan tertentu, yang menyelenggarakan jasa-jasa misalnya transportasi dan perhubungan - perhubungan yang menggunakan modal dan tenaga kerja dalam jumlah yang relatif besar.

Istilah tersebut sering pula digunakan untuk mengidentifikasi suatu produksikhusus dan usaha produktif, misalnya industri baja.

(6)

perusahaan tekstil, perusahaan rokok, perusahaan sepatu dan lain sebagainya. Sedangkan dalam arti luas yaitu kumpulan dan beberapa perusahaan pada umumnya yang menghasilkan produk yang sejenis,misalnya industri di kota besar meliputi berbagai macam industri seperti pabrik makanan dan minuman, obat-obatan, perabot rumah tangga dan lain sebagainya. Dengan melihat batasan pengertian industri yang dikemukakan oleh beberapa ahli, memberikan pengertian industri sebagai kesatuan usaha produktif yang menghasilkan barang-barang yang sejenis atau barang substitusi melalui suatu proses produksi sehingga menjadi barang jadi yang sifatnya lebih baik atau mempunyai nilai yang tinggi dan lebih bermanfaat bagi konsumen akhir. Penggolongan industri ditinjau dan segi penggunaan tenaga kerja dianggap belum memenuhi syarat sehingga pada tahun 1992 pemerintah menetapkan

penggolongan industri dalam tiga kategori yang terutama ditujukan untuk pemberian kredit.

Pendekatan pada penggolongan ini ditinjau dari segi pemilik modal industri yang bersangkutan dalam hubungannya dengan kredit investasi.Adapun penggolongan industri berdasarkan modal yang dimiliki ada tiga. Pertama, golongan industri kecil dengan modal investasi kurang dari Rp. 200 juta. Kedua, golongan industri sedang dengan modal investasi antara Rp. 200 juta sampai dengan Rp. 500 juta. Ketiga, golongan industri besar dengan modal investasi di atasRp. 500 juta.

International Standard of Industry Classification (ISIC), memiliki standar klasifikasi yang digunakan oleh dunia internasional, juga Badan Pusat Statistik dan lembaga-lembaga lainnya termasuk

Departemen Perindustrian dengan menggunakan istilah Kelompok Lapangan Usaha Industri (KLUI). Adapun klasifikasi industri menurut ISIC yaitu sebagai berikut Industri makanan, minuman, dan tembakau; Industri tekstil, kulit dan pakaian jadi, Industri kayu; Industri kertas dan barang darikertas termasuk percetakan; Industri kimia, karet dan plastik; Industri galian bukan logam; Industri logam dasar; Industri barang - barang dari logam dan industri pengolahan lainnya.

Berdasarkan eksistensi dinamisnya industri Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga kelompok kategori. Pertama, industri lokal adalah kelompok jenis industri yang menggantungkan kelangsungan hidupnya kepada pasar setempat yang terbatas.Skala usaha kelompok ini umumnya sangat kecil dan

(7)

dideskripsikan sebagai kelompok jenis industri yang masih mempunyai sifat-sifat industri sentra namun telah berkemampuan menggunakan teknologi industri yang telah cukup canggih. Pemasaran hasil produksi kelompok ini relatif tergantung kepada peran pedagang perantara.

Konsep Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penunjang penggunaan faktor-faktor produksi lainnya, yang akan digunakan dalam proses produksi. Tenaga kerja merupakanfaktor terpentingdibandingyang lain karena manusia merupakan penggerak dari seluruh faktor-faktor produksi tersebut.

Tenaga kerja biasa pula disebut sebagai “manpower”. Ada beberapa pendapat mengenai tenaga kerja oleh ahli-ahli tenaga kerja seperti yang dikemukakan oleh Djoyohadikusumo (1995: 146), tenaga kerja adalah orang-orang yang bersedia dan sanggup bekerja untuk diri sendiri atau anggota keluarga yang tidak menerima upah serta mereka yang bekerja untuk upah. Golongan tenaga kerjapun meliputi mereka yang menganggur dengan terpaksa karena tidak ada kesempatan kerja.

Sedang menurut Simanjuntak (1998: 2 - 3), memberikan pengertian tenaga kerja (manpower) adalah penduduk dalam usia kerja, dimana hanya mampu bekerja atau melakukan kegiatan bernilai ekonomis dalam menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Di Indonesia, tenaga kerja dipilih batas umur minimum 15 tahun tanpa batas maksimum. Sebab umur 15 tahun tersebut adalah sudah banyak terlibat dalam kegiatan produksi, terutama di daerah

pedesaan. Jadi Indonesia tidak menganut batas umur maksimum, alasannya karena Indonesia belum mempunyai jaminan sosial nasional. Hanya sebagian kecil penduduk Indonesia yang menerima tunjangan di hari tua yaitu pegawai negeri dan sebagian pegawai swasta. Bagi golongan ini pun, pendapatan yang mereka terima tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, mereka yang telah mencapai usia pensiun biasanya masih tetap harus kerja.

Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja

(8)

dua.Pertama, mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan melakukan suatu pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu penghasilan atau keuntungan dan lamanya bekerja sedikitnya dua hari. Kedua, mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan tidak melakukan pekerjaan atau bekerja kurang dan dua hari, tetapi mereka adalah: pekerja tetap, pegawai - pegawai pemerintah atau swasta yang sedang tidak masuk karena cuti, sakit, mogok, dan sebagainya. Petani - petani yang mengusahakan tanah pertanian yang tidak bekerja karena menunggu panenan atau menunggu hujan untuk menggarap sawah, dan sebagainya. Orang - orang yang bekerja dalam bidang keahlian seperti dokter, tukang cukur, dan sebagainya, diperhitungkan sebagai bekerja.

Sedangkan yang digolongkan pencari kerja diantaranya yaitu: mereka yang pada saat pencacahan sedang berusaha mencari atau mendapatkan pekerjaan, termasuk juga mereka yang pada saat

pencacahan sedang menganggur dan berusaha mendapat pekerjaan, dan mereka yang dibebastugaskan dan sedang berusaha mendapat pekerjaan.

Suroto (1992: 18) mendefinisikan angkatan kerja yaitu sebagian dari jumlah penduduk dalam usia kerja yang mempunyai pekerjaan dan yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi secara aktif atau pasif mencari pekerjaan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa angkatan kerja adalah bagian penduduk yang mampu dan bersedia melakukan pekerjaan dimana angkatan kerja atau labor force terdiri dari golongan yang bekerja dan golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan.

Kelompok bukan angkatan kerja menurut Simanjuntak (1998:6), terdiri dari tiga golongan. Pertama, golongan yang masih bersekolah yaitu mereka yang kegiatannya hanya bersekolah atau terutama bersekolah. Kedua, Golongan yang mengurus rumah tangga yaitu mereka yang mengurus rumah tangga tanpamemperoleh upah. Ketiga, Golongan lainnya yang terdiri dua yaitu penerima pendapatan yakni mereka yang tidak melakukan sesuatu kegiatan ekonomi tetapi memperoleh pendapatan, seperti tunjangan pensiun, bunga atas simpanan atau sewa atas hak milik dan mereka yang hidupnya tergantung dari orang lain misalnya karena lanjut usia, cacat, dalam penjara, atau sakit kronis.

(9)

Mereka disebut discouraged workers, yang sementara keluar dari pasar karena tidak berhasil memperoleh pekerjaan yang diharapkan.

Produksi dan Produktivitas Tenaga Kerja

1. Pengertian Produksi

Secara umum produksi selalu berkaitan dengan usaha suatu perusahaan untuk menciptakan barang dan jasa sehingga akan memiliki nilai tambah. Swastha (1997:280), mengemukakan bahwa Produksi adalah suatu proses yang mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan mesin, pengepresan dan sebagainya.

Menurut Assauri (1993:2), menjelaskan bahwa Produksi adalah suatu kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan atau utility sesuatu barang danjasa, untuk kegunaan yang membutuhkan faktor-faktor produksi yang dalam ilmu ekonomi berupa tanah, modal, tenaga kerja, dan teknikal skill.

Menurut Ahyari (1998: 67) bahwa atas dasar wujud dan proses yang dilaksanakan, maka proses produksi tersebut dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya yaitu proses produksi kimiawi merupakan suatu proses produksi yang menitikberatkan pada adanya proses analisa atau sintesa serta senyawa kimia, proses produksi perubahan bentuk merupakan suatu proses produksi yang menitikberatkan pada perubahan bentuk dan input menjadi output, proses produksi assembling merupakan proses produksi yang mengutamakan proses penggabungan (assembling) dan komponen - komponen produk. Dan proses produksi transportasi merupakan suatu proses produksi yang menciptakan jasa pemindahan tempat dan barang atau manusia, sehingga mempunyai kegunaan atau memperoleh manfaat tambahan.

2. Produktivitas

(10)

bahwa produktivitas dan produksi mempunyai pengertian mendasar yang sama, produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi, sedangkan produktivitas adalah kombinasi dari tingkat efisiensi dan efektivitas dan sumber-sumber yang digunakan dalam produksi.Peningkatan produksi tidak selalu disebabkan oleh produktivitas. Peningkatan produksi menunjukkan pertambahan hasil yang dicapai, sedangkan peningkatan produktivitas mengandung pertambahan hasil dan perbaikan cara pencapaian produksi tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja:

· Keahlian (skill) adalah kemampuan teknis yang dimiliki seseorang untuk mampu menangani pekerjaan yang dipercayakan. Makin tinggi jabatan seseorang, keahlian yang dibutuhkan semakin tinggi karena itu gaji dan upahnya semakin tinggi.

· Mutu modal manusia (human capital) adalah kapasitas pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang dimiliki seseorang, baik karena bakat bawaan (inborn) maupun hasil pendidikan dan pelatihan.

· Kondisi kerja (working condition) adalah lingkungan dimana seseorang bekerja. Bila resiko kegagalan atau kecelakaan makin tinggi, maka upah atau gaji makin besar, walaupun tingkat keahlian yang dibutuhkan tidak jauh berbeda.

Pengaruh Pendidikan terhadap Produktivitas Tenaga Kerja

Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi dalam sumber daya manusia. Pendidikan memberikan sumbangan langsung terhadap pertumbuhan pendapatan nasional melalui peningkatan keterampilan dan produktivitas kerja. Pendidikan diharapkan dapat mengatasi keterbelakangan ekonomi lewat efeknya pada peningkatan kemampuan manusia dan motivasi manusia untuk berprestasi. Pendidikan berfungsi menyiapkan salah satu input dalam proses produksi, yaitu tenaga kerja, agar dapat bekerja dengan produktif karena kualitasnya.

Hal ini selanjutnya akan mendorong peningkatan output yang diharapkan bermuara pada

(11)

mutu pendidikan, semakin tinggi produktivitas tenaga kerja, dan semakin tinggi pula pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat.

Peningkatan kualitas pekerja yang dicerminkan oleh tingkat pendidikan rata - rata yang semakin baik, memberi dampak positif terhadap produktivitas tenaga kerja. Begitu pula dengan upaya

peningkatan keterampilan dan pelatihan tenaga kerja yang disertai dengan penerapan teknologi yang sesuai, berdampak pula terhadap peningkatan produktivitas tenaga kerja.

1. Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja mengandung pengertian adanya waktu yang tersedia atau waktu luang, yang membawa kesempatan atau kemungkinan dilakukan aktivitas yang dinamakan bekerja.

Elastisitas kesempatan kerja merupakan angka yang menunjukkan tingkat hubungan fungsional antara pertumbuhan kesempatan kerja dengan laju pertumbuhan ekonomi.

Suatu fenomena yang menarik di Indonesia adalah adanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi tidak/kurang mampu menciptakan kesempatan kerja, Hal ini disebabkan karena pencapaian pertumbuhan ekonomi yang terjadi kurang bisa menyerap tenaga kerja yang ada karena faktor yang tidak mendukung. Kebijaksanaan yang mestinya dilakukan

untuk mendorong tercapainya tingkat kesempatan kerja yang tinggi, yaitu penanaman modal di sektor tertentu seperti industri pertanian.

Tingkat kesempatan kerja yang tinggi merupakan hasil berbagai bentuk kebijakan pembangunan. Kebijakan pembangunan dapat mengacu kepada kebijakan-kebijakan yang meliputi penentuan harga sebagian sumber daya tertentu yang pada akhirnya mempengaruhi penyerapan tenaga kerja oleh industri. Menurut Simanjuntak (1985:80), mengemukakan bahwa besarnya permintaan perusahaan akan tenagakerja tergantung pada besarnya permintaan

masyarakat terhadap barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan tersebut. Fungsi permintaan biasa didasarkan pada Teori Neo Klasik mengenai Marginal Physical Product of Labor, permintaan terhadap tenaga kerja berkurang apabila tingkat upah naik.

(12)

2. Sektor Industri dalam Hubungannya dengan Penyerapan Tenaga Kerja

Sektor industri merupakan sektor ekonomi yang mengalami peningkatan yang pesat dari tahun ke tahun, baik dilihat dan segi jumlah industri, investasi di sektor industri, produktivitas

maupun persebarannya. Dalam sektor industri dilakukan beberapa pemerataan antara lain yaitu pemerataan perluasan kesempatan kerja, pemerataan perluasan penyerapan tenaga kerja, pemerataan pembangunan dan hasil - hasilnya, pemerataan peningkatan pendapatan masyarakat.

Pembangunan sektor industri ditujukan untuk memperluas kesempatan kerja, kesempatan berusaha, peningkatan pendapatan masyarakat, pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan ekspor serta mengurangi impor agar menghemat devisa negara.

Salah satu yang mesti diperhatikan dalam pembangunan industri agar terjadi hubungan positif antara pertumbuhan industri dengan penyerapan tenaga kerja adalah bagaimana agar pembangunan industri dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam penyerapan tenaga kerja dan dalam mengatasi pengangguran.

Oleh karena itu, pemerintah dan pihak terkait lainnya agar dapat menentukan jenis industri atau jenis usaha apa yang cocok dikembangkan. Salah satunya adalah sektor industri padat karya, karena disamping tidak terlalu besar investasi yang dibutuhkan juga dapat menyerap tenaga kerja yang besar. Disamping itu industri kerajinan perlu mendapat perhatian dari pemerintah karena sektor ini tidak membutuhkan modal yang besar juga teknologi yang digunakan adalah teknologi sederhana.

Untuk lebih memahami industri padat karya, terlebih dahulu diketahui cirri - cirinya diantaranya yaitu peranan atau faktor manusia sangat menonjol dalam industri padat

karya. Porsi atau perbandingan antara tenaga kerja dengan modal dimana tenaga kerja lebih dominan, tidak terlalu membutuhkan modal yang besar, teknologi yang digunakan masih rendah atau sederhana, tidak menimbulkan ketimpangan sosial karena keterlibatan masyarakat dalam produksi yang besar, hasil produksi yang dapat dijangkau oleh masyarakat.

(13)

masyarakat tidak merasa diabaikan dalam pembangunan dalam memberikan kedudukan yang dominan dalam proses produksi. Namun bukan berarti bahwa pemerintah tidak memperhatikan subsektor industri yang lain atau sektor ekonomi yang lain. Hanya yang penting bagaimana agar terjadi pemanfaatan sumber daya alam yang dengan melibatkan masyarakat dalam kegiatan produksi. Sehingga tenaga kerja atau masyarakat juga mempunyai peranan yang besar dalam usaha mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan pembangunan

dan hasil - hasilnya. Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pembangunan sektor industri tidak saja merupakan usaha membuka lapangan kerja dalam hubungannya dengan upaya pemerintah mengatasi masalah pengangguran, akan tetapi juga dapat menghindari adanya kecemburuan dan ketimpangan sosial di masyarakat, khususnya di daerah - daerah atau pedesaan.

(14)

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pembahasan di atas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Masalah kemiskinan dan kesenjangan sosial merupakan masalah yang sangat penting untuk dicermati dalam tatanan masyarakat yang beradab. Secara normatif hal tentang penghapusan ihwal kemiskinan dan kesenjangan adalah termasuk hal yang harus dicermati dalam perencanaan pembangunan Ekonomi.

2. Metode penghitungan kemiskinan dalam perkembangannya juga mengalami banyak penyempurnaan dalam teorinya. Hal ini karena masalah tentang kemiskinan juga ternyata

melibatkan banyak aspek yang multidimensional. Selain itu juga masalah kemiskinan dihadapkan dengan karakteristiknya yang spesifik pada berbagai jenis masyarakat, seperti masyarakat desa, kota, ataupun golongan gender wanita. Dalam jenis - jenis masyarakat yang berbeda, kemiskinan dapat ditafsirkan sesuai konteks sosial yang dihadapi. Dalam strategi pembangunan, diperlukan strategi pertumbuhan yang inklusif. Inklusif berarti bahwa "trickle down effect" dari pertumbuhan juga harus dapat dinikmati oleh mereka yang berada dalam golongan income rendah. Dengan strategi itu diharapkan kemiskinan dan kesenjangan bisa dihilangkan.

Saran

1. Pemerintah diharapkan mengoptimalkan peranan investasi dengan cara meyakinkan para investor

dengan melakukan promosi tentang potensi daerah dan memberikan kepastian hukum serta keamanan sehingga para investor tertarik untuk menanamkan modalnya di Sulawesi Selatan, terutama di sektor industri, sehingga membuka lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja.

2. Pemerintah diharapkan lebih mengembangkan industri padat karya, karena disamping tidak terlalu besar investasi yang dibutuhkan juga dapat menyerap tenaga kerja yang besar sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang lebih banyak.

Referensi

Dokumen terkait

Bunuh diri merupakan masalah global dimana peningkatan kejadian bunuh diri terutama pada usia remaja sebagai kelompok risiko terjadinya bunuh diri. Faktor risiko bunuh

Oleh karena itu, CRM sebagai salah satu system informasi berbasis web dipilih sebagai terobosan baru bagi para pengusaha khususnya usaha toko kue “Cake and Bakery Shop”

Ini menunjukkan bahwa somber daya manusia yang berkualitas memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan industri pariwisata terutama ketika pemerintah

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pelanggan tersebut adalah seluruh masyarakat kota Surabaya, suatu pelanggan yang akan siap untuk membeli dengan

Adapun satu satu contoh penggunaan kontrak baku dalam kegiatan bisnis yakni pada badan usaha (perusahaan) yang bergerak pada bidang jasa pengiriman barang, yang mana

Pdt/PL : Sidang jemaat, Tuhan berkenan hadir dalam ibadah Pembukaan Bulan Misi GKPB, marilah kita merendahkan hati dihadapanNya dan bersama-sama mengucapkan demikian : PL +

Puguh dengan pelan seraya menuju tempat tidurnyao Dengan bungkusan yang masih dalam genggam- annya, laki-laki itu duduk di tepi pembaringano Sesaat Puguh tampak melamuno

Shot List Brown 2012 mengatakan bahwa shot list dapat memudahkan sinematografer dan asisten sutradara dalam pengambilan gambar, dan memungkinkan untuk mengirimkan beberapa kru