• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3.LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB 3.LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIK"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

LANDASAN TEORI

3.1 Ergonomi 3.1.1Pengertian

Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari perancangan pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh manusia , sistem orang dan mesin, peralatan yang dipakai manusia agar dapat dijalankan dengan cara yang paling efektif termasuk alat-alat peragaan untuk memberi informasi kepada manusia. [ http://www.ydba.astra.co.id/teknisDetail.asp?sTeknisId=4 ]

Ergonomi adalah tentang menggunakan kepintaran dari kemampuan manusia dan batasannya untuk merancang dan membangun kenyamanan, effisiensi, produktivitas, dan keamanan.

[ http://www.ergonomics.org.uk/section.php?s=1 ]

Ergonomi (faktor manusia) adalah suatu disiplin ilmiah yang penting dengan memperhatikan interaksi antara manusia dan bagian lain dalam elemen sebuah sistem, dan profesi yang mengaplikasikan teori, prinsip-prinsip, data, dan metode untuk merancang dalam hal mengoptimasikan kesejahteraan manusia dan keseluruhan kinerja dari sistem (definisi diambil dari The International Ergonomics Association in 2000).

(2)

Sedangkan menurut Sritomo dalam bukunya berjudul Ergonomi Studi

Gerak dan Waktu, Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja (Th

2003, p54) ergonomi sebenarnya berasal dari kata Yunani yaitu ergo yang

berarti kerja dan nomos yang berarti hukum. Dengan demikian ergonomi

dimaksudkan sebagai disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam

kaitannya dengan pekerjaannya..

3.1.2Telaah Metode

Dalam bukunya Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Teknik Analisis

untuk Peningkatan Produktivitas Kerja (Th 2003, p91-92), Sritomo

mengatakan bahwa telaah metode adalah kegiatan pencatatan secara sistematis

dan pemeriksaan dengan seksama mengenai cara–cara yang berlaku atau

diusulkan untuk melaksanakan kerja. Tujuan akhirnya adalah waktu

penyelesaian pekerjaan akan bisa lebih singkat atau cepat.

(3)

Dalam telaah Metode terdapat empat macam komponen dari sistim kerja yang harus dipelajari guna memperoleh metode kerja yang sebaik-baiknya meliputi :

1. Komponen material : bagaimana cara menempatkan material, jenis material yang mudah diproses dan lain-lain. Material ini meliputi bahan baku, supplies (komponen, parts, dan lain-lain) produk jadi, dan limbah.

2. Komponen manusia : bagaimana sebaiknya posisi orang pada saat proses kerja berlangsung agar mampu memberikan gerakan-gerakan kerja yang efektif dan efisien (duduk, berdiri, jongkok, merunduk, dan lain-lian)

3. Komponen mesin : bagaimana desain dari mesin dan atau peralatan kerja lainnya, apakah sesuai dengan prinsip ergonomi?

4. Komponen lingkungan kerja fisik : Bagaimana kondisi lingkungan kerja fisik tempat operasi kerja tersebut dilaksanakan? Apakah dirasakan cukup aman dan nyaman?

3.1.3Prinsip-Prinsip Ekonomi Gerakan

Prinsip ini dapat digunakan untuk menganalisa gerakan-gerakan kerja setempat yang terjadi dalam sebuah stasiun kerja dan bisa juga untuk kegiatan-kegiatan kerja yang berlangsung secara menyeluruh dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja lainnya.

1. Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan penggunaan badan anggota tubuh manusia :

(4)

b. Bila mungkin kedua tangan harus memulai dan menyelessaikan gerakannya dalam waktu yang bersamaan

c. Kedua tangan jangan menganggur pada saat yang bersamaan d. Gerakan tangan harus simetris dan berlawanan arah

e. Untuk menyelesaikan pekerjaan, hanya bagian-bagian tubuh yang memang diperlukan sajalah yang bekerja agar tidak terjadi penghamburan tenaga

f. Hindari gerakan patah-patah karena akan cepat menimbulkan kelelahan g. Pekerjaan harus diatur sedemikian rupa sehingga gerak mata terbatas

pada bidang yang menyenangkan tanpa perlu sering mengubah fokus 2. Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan tempat kerja berlangsung

a. Tempat-tempat tertentu yang tak sering dipindah-pindah harus disediakan untuk semua alat dan bahan sehingga dapat menimbulkan kebiasaan tetap (gerak rutin)

b. Letakkan bahan dan peralatan pada jarak yang dapat dengan mudah dan nyaman dicapai pekerja sehingga mengurangi usaha mencari-cari

c. Tata letak bahan dan peralatan kerja diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan urut-urutan gerakan yang terbaik

d. Tinggi tempat kerja (mesin, meja kerja) harus sesuai dengan ukuran tubuh manusia sehingga pekerja dapat melaksanakan kegiatannya dengan mudah dan nyaman

(5)

3. Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan desain peralatan kerja yang dipergunakan

a. Kurangi sebanyak mungkin pekerjaan manual apabila hal tersebut dapat dilaksanakan dengan peralatan kerja

b. Usahakan menggunakan peralatan kerja yang dapat melaksanakan berbagai macam kerja sekaligus

c. Siapkan dan letakkan semua peralatan kerja pada posisi tepat dan cepat untuk memudahkan pemakaian atau pengambilan pada saat diperlukan tanpa harus bersusah payah mencari-cari

d. Jika tiap jari melakukan gerakan tertentu, maka beban untuk masing-masing jari tersebut harus dibagi seimbang sesuai energi dan kekuatan yang dimiliki oleh masing-masing jari

[Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja (Th 2003, p101-103)]

Dalam buku Motion and Time Study : Improving Productivity (Th 1994), Marvin E . Mandel membahas dan mensistematisasikan mengenai prinsip-prinsip ekonomi gerakan sebagai berikut :

1. Eliminasi kegiatan

a. Eliminasi semua kegiatan atau aktivitas yang memungkinkan ( yang banyak berkaitan dengan anggota tubuh manusia)

b. Eliminasi kondisi yang tidak beraturan dalam setiap kegiatan c. Eliminasi penggunaan tangan sebagai ”holding device”

(6)

e. Eliminasi penggunaan tenaga otot untuk melaksanakan kegiatan statis, demikian pula sebisa mungkin mengunakan tenaga mesin atau material handling

f. Eliminasi waktu kosong atau waktu menunggu dengan membuat perencanaan kerja sebaik-baiknya

2. Kombinasi gerakan

a. Kombinasikan gerakan-gerakan kerja yang berlangsung pendek dan cenderung berubah-ubah arahnya dengan sebuah gerakan yang kontinyu

b. Kombinasikan beberapa aktivitas yang mampu ditangani oleh sebuah peralatan kerja dengan membuat desain yang multiguna

c. Distribusikan kegiatan dengan membuat keseimbangan kerja antara kedua tangan

3. Penyederhanaan kegiatan

a. Laksanakan setiap aktivitas kerja dengan prinsip kebutuhan energi otot yang digunakan minimal

b. Kurangi kegiatan mencari-cari obyek kerja, dengan meletakkan pada tempat yang tetap

(7)

3.1.4Peta Kerja

Menurut buku Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja (Th 2003, p123), Sritomo, peta kerja atau sering disebut peta proses merupakan alat komunikasi yang sistematis dan logis guna menganalisa proses kerja dari tahap awal sampai akhir, melalui peta proses ini kita mendapatkan informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki metode kerja. Macam – macam peta kerja :

(8)

[ http://www.tpub.com/content/administration/10287f/css/10287f_37.htm ] Gambar 3.2 Peta Aliran Process

(9)

gambar atau sketsa yang menunjukkan area kerja pabrik dimana proses tersebut berlangsung. [Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja (Th 2003, p139)]

Gambar 3.3 Diagram Aliran Proses

3.1.5Simbol-Simbol Standar yang Dipakai untuk Pembuatan Peta Kerja (sesuai ASME)

1. Operasi (lingkaran), kegiatan ini meliputi merakit, mengurai-rakit, menerima atau memberikan informasi, membuat rencana, atau melaksanakan kegiatan kalkulasi, serta apabila material mengalami proses transformasi (baik fisik maupun kimiawi). [Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja (Th 2003, p127)]

(10)

dari suatu operasi kerja. Contoh kegiatan transportasi adalah memindahkan material dengan tangan atau conveyor, membawa obyek dari satu lokasi kerja ke lokasi kerja lainnya, memindahkan material, meletakkan atau memindahkan material menuju atau dari mesin, dan lain-lain. [Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja (Th 2003, p129)]

3. Inspeksi (kotak), kegiatan ini terjadi apabila suatu obyek diperiksa (baik segi kualitas maupun kuantitas) apakah sudah sesuai dengan karakteristik kinerja yang distandarkan. Pemeriksaan ini bisa termasuk mengukur besaran dengan memakai peralatan ukur. [Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja (Th 2003, p129)]

4. Menunggu (huruf d besar), proses ini terjadi apabila material, benda kerja, operator atau fasilitas kerja dalam kondisi berhenti dan tidak terjadi kegiatan apapun selain menunggu. [Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja (Th 2003, p130)] 5. Menyimpan (segitiga terbalik), proses ini terjadi apabila obyek disimpan

dalam jangka waktu yang cukup lama. Simbol ini digunakan untuk menyatakan bahwa suatu obyek mengalami proses penyimpanan permanen, yaitu ditahan atau dilindungi terhadap pengeluaran tanpa izin tertentu. [Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja (Th 2003, p130)]

(11)

kegiatan operasi yang harus dilaksanakan bersama dengan kegiatan pemeriksaan pada stasiun kerja yang sama pula. [Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja (Th 2003, p131)]

3.1.6Kondisi Lingkungan Fisik Kerja yang Mempengaruhi Aktivitas Kerja Manusia

Kondisi lingkungan kerja yaitu, semua keadaan yang terdapat di sekitar tempat kerja seperti temperatur, kelembaban udara, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan, warna, dan lain-lain. Salah satu faktor lingkungan yang akan dicermati lebih lanjut adalah mengenai faktor suara (kebisingan). Faktor ini dapat juga dianggap sebgai polusi karena tidak dikehendaki dan dalam jangka panjang bunyi-bunyian tersebut dapat mengganggu ketenangan kerja. Ada tiga aspek yang menentukan kualitas bunyi yang bisa menentukan tinkat gangguan terhadap manusia yaitu :

1. Lama waktu bunyi tersebut terdengar. Semakin lama telinga kita mendengar kebisingan akan semakin buruk akibatnya bagi pendengaran (tuli).

2. Intensitas, biasanya diukur dengan satuan desibel, yang menunjukkan besarnya arus energi per satuan luas.

(12)

Tabel 3.1 Kondisi Suara dan Batas Tingkat Kebisingannya Kondisi Suara Desibel (dB) Batas Dengar Tertinggi

120 Halilintar

Menulikan 110 Meriam

100 Mesin Uap

Jalan Hiruk Pikuk

Hiruk Pikuk 90

Perusahaan sangat gaduh

80 Pluit Polisi

Kantor gaduh

Kuat 70 Jalan pada umumnya

Radio

60 Perusahaan

Rumah gaduh

Sedang 50 Kantor pada umumnya

Percakapan kuat

40 Radio perlahan

Rumah tenang

Tenang 30 Kantor pribadi

Auditorium

20 Percakapan

10 Suara daun-daun

Sangat Tenang Berbisik-bisik

Batas dengar terendah

(13)

3.1.7Studi Gerakan

Studi gerakan atau biasanya disebut dengan ”Motion Study”, adalah suatu studi tentang gerakan-gerakan yang dilakukan pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya. Studi gerakan pada umumnya diklasifikasikan ke dalam dua macam studi, yaitu Visual Motion Study, dan Micromotion Study yang umumnya lebih sering diaplikasikan karena dianggap jauh lebih ekonomis. Disini hanya sekedar dilakukan pengamatan secara visual terhadap operasi kerja yang berlangsung kemudian dibuat suatu peta kerja dengan mengaplikasikan simbol-simbol therbligs. Langkah selanjutnya adalah melakukan analisa terhadap gerakan-gerakan kerja yang ada dengan mendasarkan pada prinsip-prinsip ekonomi gerakan. [Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja (Th 2003, p106-107)]

3.1.8Gerakan-Gerakan Fundamental untuk Pelaksanaan Kerja Manual (Therbligs)

1. Ineffective Therblig

a. Mencari

Elemen dasar gerakan pekerja untuk menentukan lokasi suatu obyek. Gerakan ini dimulai pada saat mata bergerak mencari obyek dan berhenti sampai obyek sudah ditemukan.

b. Memilih

(14)

tangan dan mata mulai bergerak memilih dan berakhir jika obyek yang dikehendaki sudah ditemukan.

c. Mengarahkan

Gerakan therblig yang terdiri dari menempatkan obyek pada lokasi yang dituju secara tepat

d. Memeriksa

Gerakan kerja yang menjamin bahwa obyek telah memenuhi persyaratan kualitas yang ditetapkan. Dan gerakan ini dilaksanakan dengan pengecekan secara rutin oleh operator selama proses kerja berlangsung e. Merencanakan

Merupakan proses mental dimana operator berhenti sejenak bekerja dan memikir untuk menentukan tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan selanjutnya

f. Keterlambatan yang tak terhindarkan

Kondisi keterlambatan ini adalah diakibatkan oleh hal-hal yang diluar kontrol operator dan merupakan interupsi terhadap proses kerja yang sedang berlangsung. Contoh pemadaman arus listrik

g. Keterlambatan yang dapat dihindarkan

Kegiatan ini menunjukkan situasi yang tidak produktif yang dialukang operator (merokok, mengobrol, mondar-mandir tanpa tujuan jelas, dan lain-lain)

h. Istirahat untuk menghilangkan lelah

(15)

i. Memegang untuk memakai

Gerakan therblig ini terjadi bilamana tangan memegang obyek tanpa menggerakkan obyek tersebut

[Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja (Th 2003, p107-119)]

3.1.9Uji Keseragaman Data

Keadaan suatu sistem selalu berubah. Hal ini memang dapat diterima, asalkan perubahannya adalah memang sepantasnya terjadi. Akibatnya waktu penyelesaian suatu siklus kerja juga dapat berubah-ubah namunjuga mesti dala batas kewajaran atau dengan kata lain seragam. Karena ketidak seragaman dapat datang tanpa disadari maka diperlukan suatu alat untuk mendeteksi. Batas-batas kontrol merupakan alat yang dibentuk dari data yang merupakan batas seragam tidaknya data. [Sutalaksana, (Th 1979, p136)]

Cara untuk melakukan uji keseragaman data adalah :

1. Pertama mencari jumlah waktu siklus dan rata-rata populasi waktu

tersebut. Rumus rata-ratanya adalah :

N

x

x

=

i

2. Kemudian dicari standar deviasi dari waktu tersebut :

(16)

3. Lalu berdasar dari standar deviasi tersebut dicari BKA (batas kontrol atas) dan BKB (batas kontrol bawah) untuk menentukan batas atas dan batas bawah dari grafik keseragaman data. Adapun rumus dari BKA dan BKB adalah :

4. Setalah BKA dan BKB ditentukan maka dibuat ke dalam grafik keseragaman data. Data-data yang berada diantara batas atas dan bawah yang diambil sebagai data yang akan diolah. Sedangkan data ekstrim yang berada diluar batas kontrol tidak dipakai. [Sutalaksana, (Th.1979, p133)]

3.1.10 Uji Kecukupan Data

(17)

Pada rumus N' terdapat z, z merupakan derajat kepercayaan. Sedangkan s pada rumus N', merupakan tingkat ketelitian yang menunjukkan tingkat penyimpangan maksimum yang diperbolehkan dari hasil pengukuran. [Sutalaksana, (Th 1979, p134-135)]

3.1.11 Standar Waktu

Definisi dari waktu standar adalah waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk di sebuah stasiun kerja dengan beberapa ketentuan :

1. Operator yang telah terlatih dalam membuatnya

Pengalaman pada umumnya yang membuatnya menjadi terlatih dan waktu atas pekerjaannya merupakan indikasi terbaik dari pengalaman. 2. Bekerja pada kecepatan normal

Kecepatan kerja normal membuat nyaman semua pekerja.

3. Melakukan tugas yang spesifik

Gambaran secara rinci mengenai tugas yang harus diselesaikan oleh operator.

[Motion and Time Study for Lean Manufacturing (Th 2002, p43)]

Waktu standar adalah hasil dari studi waktu dimana operator cocok dengan pekerjaannya dan sangat terlatih dalam metode tertentu serta operator tersebut mampu menampilkannya dalam tempo yang normal. [Motion and Time Study design and measurement of work(Th 1980, p257)]

(18)

bahwa waktu baku yang dicari bukanlah waktu penyelesaian yang diselesaikan secara tidak wajar seperti terlampau cepat atau terlampau lambat, dan bukan yang diselesaikan seorang pekerja yang istimewa terampilnya atau lamban dan pemalas. [Teknik Tata Cara Kerja (Th 1979, p117)]

3.1.12 Melakukan Perhitungan Waktu Baku

Jika pengukuran telah selesai, yaitu semua data yang didapat memiliki keseragaman yang dikehendaki, dan jumlahnya telah memenuhi tingkat-tingkat ketelitian dan keyakinan yang diinginkan, maka langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut memberikan waktu baku. Untuk mencari waktu baku adalah dengan cara :

1. Hitung waktu siklus rata-rata : Ws = Σ Xij / N 2. Hitung waktu normal : Wn = Ws x P

Huruf p adalah faktor penyesuaian. Faktor ini diperhitungkan jika pengukur berpendapat bahwa operator bekerja dengan kecepatan yang tidak wajar. Jika pekerja bekerja dengan wajar maka faktor penyesuaiannya sama dengan satu, artinya waktu siklus rata-rata sudah normal.

3. Hitung waktu baku : Wb = Wn x (1 + ℓ)

Huruf ℓ adalah kelonggaran atau allowance yang diberikan kepada pekerja untuk menyelasaikan pekerjaannya disamping waktu normal. Kelonggaran ini diberikan untuk hal-hal seperti kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa fatigue, dan gangguan-gangguan yang mungkin terjadi yang tidak dapat dihindarkan oleh pekerja.

(19)

3.1.13 Faktor Penyesuaian

Pengukur harus mengamati kewajaran kerja yang ditunjukan operator. Ketidakwajaran dapat saja terjadi misalnya bekerja tanpa kesungguhan, sangat cepat seolah diburu oleh waktu, atau karena menjumpai kesulitan-kesulitan seperti karena kondisi ruangan yag buruk. Sebab-sebab seperti ini mempengaruhi kecepatan kerja yang berakibat terlalu singkat atau terlalu panjangnya waktu penyelesaian. Hal ini jelas idak diinginkan karena waktu baku yang dicari adalah waktu yang diperoleh dari kondisi dan cara kerja yang baku yang diselesaikan secara wajar. [Sutalaksana, (Th 1979, p138)]

Penentuan faktor penyesuaian adalah dengan menggunakan cara

westinghouse yang mengarahkan penilaian pada empat faktor yang dianggap menentukan kewajaran dan ketidakwajaran dalam bekerja, yaitu keterampilan, usaha, kondisi kerja, dan konsistensi. Setiap faktor terbagi kedalam kelas-kelas dengan nilainya masing-masing.

(20)

Sedangkan tabel nilai penyesuaiannya dapat dilihat pada lampiran 2. [Sutalaksana, (Th1979, p140-144)].

3.1.14 Faktor Kelonggaran

Kelonggaran atau allowance ini juga perlu diperhitungkan sebelum mendapatkan waktu baku. Bagaimana pun juga menurut Ralph M. Barnes (Th. 1980, p305), pada saat bekerja seorang operator akan memperoleh beberapa gangguan. Kelonggaran dari beberapa gangguan ini dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu, kelonggaran pribadi, kelonggaran kelelahan, dan kelonggaran delay.

Kelonggaran pribadi merupakan waktu yang diperlukan operator untuk melakukan kebutuhan pribadinya. Kelonggaran ini bernilai sebesar 2 – 5 persen. Kelonggaran kelelahan dapat terjadi apabila operator melakukan kerja terus menerus tanpa ada istirahat, atau jam kerja yang terlampau lama, serta beban kerja yang cukup berat atau monoton sehingga menyebabkan operator cepat merasa lelah. Kelonggaran delay memiliki 2 macam bentuk, yang dapat dihindarkan dan yang tidak dapat dihindarkan. Delay yang tidak dapat dihindarkan disebabkan oleh kondisi yang tidak menentu dari mesin, operator, atau pengaruh dari lingkungan.

(21)

ditambahkan. [Sutalaksana, (Th1979,p149)]. Tabel nilai kelonggaran dapat dilihat pada lampiran 3.

3.2 Manajemen Operasional - Produktivitas 3.2.1Pengertian Manajemen Operasional

Menurut Barry Render (Th 2001, p 2) manajemen operasi adalah serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran. Pekerjaan manajemen operasi meliputi penjagaan kualitas, proses produksi (teknologi, pemanfaatan fasilitas, pengurangan penggunaan biaya, pengurangan persediaan), membentuk produk yang sesuai dengan keinginan konsumen, mengenali kesempatan baru dan juga meningkatkan produktivitas.

3.2.2Pengertian Produktivitas

Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang atau jasa) dengan masukanya yang sebenarnya. Atau produktivitas dapat diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang atau jasa, ”Produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang.

(22)

3.2.3Metode-Metode Pokok Pengukuran Produktivitas

Secara umum pengukuran produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda, yaitu :

1. Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukkan apakah pelaksanaan sekarang ini memuaskan namun hanya mengetengahkan apakah meningkat atau berkurang serta tingkatannya.

2. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (tugas perorangan, seksi, proses) dengan lainnya. Pengukuran seperti itu menunjukkan pencapaian relatif

3. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan inilah yang terbaik sebagai memusatkan perhatian pada sasaran atau tujuan

Ada 2 jenis perhitungan produktivitas, yaitu produktivitas total dan produktivitas parsial

[Muchdarsyah Sinungan (Th 2005, p23)]

3.2.4Pengukuran dari Produktivitas Pekerja

(23)

unit per orang per hari. Dari ilustrasi ini kita dapat mengetahui hasilnya. Tetapi dari situ tidak diketahui kondisi dari peralatan yang dipakai, metode yang digunakan, dan cara dari pengerjaan tersebut diorganisasikan. Bagaimana pun juga ada suatu cara untuk mengukur dengan presisi tugas yang dilakukan oleh pekerja atau operasi dan hal tersebut dapat diwakilkan dalam waktu standar per unit.

Dengan menggunakan studi waktu, mendeterminasikan dari waktu sistem, atau sampling kerja, waktu standar untuk kerja yang spesifik dapat dibuat. Jumlah dari produk yang dibuat perhari oleh pekerja dikalikan oleh standar waktu per satuan produk mewakili standar atau keluaran yang diharapkan dalam satu hari. Contoh, Jika standar waktu yang dibutuhkan untuk membuat suatu pengerjaan adalah dua menit per unit, dan jika operator melakukan pengerjaan sebanyak 250 kali per hari. Maka Keluarannya adalah 550 menit standar. Jika operator bekerja delapan jam per hari (480 menit). Maka

performance indeks dari operator adalah 114.6 persen.

Performance Indeks = 550 x 100 = 114.6 persen 480

(24)

3.2.5 Analisa Porter

Analisa lima kekuatan porter adalah alat untuk menganalisa perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya. Analisa ini dilakukan untuk melihat peluang dan ancaman yang dimiliki oleh perusahaan. Sehingga dari analisa ini dapat diketahui strategi apa yang harus dilakukan perusahaan pada saat ini dalam menghadapi pesaing-pesaingnya. Menurut porter (Kotler, Th 2004, p248) mengidentifikasi lima kekuatan yang menentukan daya tarik laba jangka panjang intrinsik dari suatu pasar atau segmen pasar. Lima kekuatan tersebut adalah :

a. Ancaman persaingan segmen yang ketat

Suatu segmen menjadi tidak menarik jika ia telah memiliki pesaing yang banyak, kuat, dan agresif. Bahkan menjadi semakin tidak menarik bila segmen pasar stabil atau menurun. Kondisi tersebut akan menyebabkan perang harga, perang iklan, dan pengenalan produk baru.

b. Ancaman pendatang baru

Daya tarik suatu segmen berbeda-beda menurut tingginya penghalang untuk masuk dan keluarnya. Segmen yang paling menarik adalah segmen yang memiliki penghalang untuk masuk yang tinggi, dan penghalang untuk keluar yang rendah.

c. Ancaman produk subtitusi

Barang subtitusi membatasi harga dan laba yang dapat dihasilkan suatu produk. Perusahaan harus mengamati secara dekat kecenderungan harga produk subtitusi.

(25)

d. Kekuatan posisi tawar pembeli

Segmen pasar menjadi tidak menarik juka pembeli memiliki kekuatan tawar-menawar yang tinggi. Pembeli akan memaksa harga diturunkan, meminta lebih banyak mutu dan pelayanan, serta membuat para pesaing saling beradu, yang semuanya menjadi beban profitabilitas penjualan. e. Kekuatan posisi tawar pemasok

Pasar menjadi tidak menarik bila disebabkan oleh pemasok yang dapat menaikkan harganya dan menurunkan kuantitas barang yang dipesan semaunya. Pemasok ini cenderung menjadi kuat bila mereka terorganisasi, barang mereka hanya memiliki sedikit barang subtitusi, barang yang dipasok merupakan barang masukan yang penting, biaya untuk pindah pemasok tinggi. Hal tersebut dapat diminimalisir dengan cara membangun sebuah kerja sama menang-menang dengan pemasok atau memakai berbagai macam sumber pasokan.

3.2.6 Rantai Nilai Porter

Analisa rantai nilai adalah sebuah model yang digunakan untuk membantu menetukan aktivitas yang spesifik dari perusahaan, sehingga dapat membantu menentukan nilai dan keunggulan bersaing dari perusahaan (menurut http://www.valuebasedmanagement.net). Sedangkan menurut http://www.quick-mba.com, rantai nilai digunakan untuk menganalisa aktivitas spesifik dari perusahaan untuk mengetahui keunggulan bersaingnya.

(26)

merketing dan penjualan, serta pelayanan. Aktivitas pembantu adalah manajemen SDM, infrasturktur perusahaan, pengembangan teknologi, dan pembelian. Penjelasan dari masing-masing aktivitas akan dijelaskan sebagai berikut :

a. Logistik masuk termasuk penerimaan, penyimpanan, inventory control, transportasi, dan penjadwalan.

b. Operasi termasuk permesinan, packaging, assembly, peralatan perawatan, dan segala bentuk kegiatan yang mengubah input menjadi output berupa barang jadi.

c. Logistik keluar merupakan kegiatan yang membawa barang jadi ke konsumen.

d. Marketing dan penjualan merupakan aktivitas yang berhubungan dengan cara agar konsumen membeli barang jadi tersebut. aktivitas ini dimulai dari pemilihan saluran distribusi, iklan, promosi, penjualan, penetuan harga, dan manajemen retail.

e. Pelayanan merupakan aktivitas yang mempertahankan dan memperpanjang nilai dari produk, termasuk mensupport pelanggan, upgrading, melatih konsumen, dan lain-lain.

f. Pembelian yaitu pembelian bahan baku, pelayanan, spare parts, gedung, dan mesin.

(27)

h. Manajemen SDM merupakan aktivitas yang berhubungan dengan perekrutan, pengembangan (pelatihan), dan kompensasi pegawai dan manager.

Gambar

gambar atau sketsa yang menunjukkan area kerja pabrik dimana proses

Referensi

Dokumen terkait

Tata laksana spesialistik kejang demam √ 116. Tata laksana spesialistik keadaan

Bila hasil penelitian tersebut dibandingkan dengan hasil penelitian ini, maka dapat dilihat bahwa kondisi terbaik pengeluaran karpospora adalah pada salinitas

Untuk mengetahui kesalahan pengetikan perintah SQL dengan menggunakan aplikasi pendeteksi kesalahan perintah SQL maka pengguna terlebih dahulu melakukan

Dari hasil penelitian ini, diperoleh pengaruh variabel lain yang tidak diteliti di luar Kompetensi dan Kompensasi Melalui Motivasi Kerja terhadap Kinerja

Informan 100 berpendapat bahwa ia merasa percaya diri dengan merek telepon selulernya sekarang karena merek telepon selulernya banyak dimiliki orang, hanya saja fiturnya

Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa, hanya ucapan terima kasih dengan tulus serta iringan doa, semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan

Hasil analisis ragam pada Gambar 3b menunjukkan konsentrasi ekstrak biji pinang yang berbeda pada proses penyamakan nabati memberikan pengaruh yang tidak

Kegiatan KKN berlangsung hingga memasuki bulan ramadhan, kami menghabiskan 2 minggu ramadhan kami d lokasi KKN, pengalaman baru bagi kami karena selama ini