Jenjang pendidikan tingkat tinggi merupakan tingkat lanjut dari sekolah menengah atas, selain untuk meningkatkan ilmu, pendidikan tingkat tinggi juga meningkatkan status “Siswa” menjadi “Mahasiswa”. Sebagai mahasiswa, kita memiliki peran yang penting, salah satunya yaitu sebagai Iron Stock (Penerus Peradaban). Pemerintahan terus akan mengalami pergantian hingga akan tiba pada zaman kita. Pada saat itulah kita akan menentukan kebijakan – kebijakan yang akan kita terapkan bagi kehidupan seluruh rakyat Indonesia.
Masa muda yang sedang kita rasakan sekarang merupakan masa yang paling penting dalam proses perjalanan kehidupan kita, karena pada saat itulah kita memulai pencarian jati diri. Namun dalam kenyataannya banyak yang mengartikan masa muda adalah masa untuk berpesta sehingga hal tersebut akan berlanjut menjadi sebuah landasan pemikiran ketika dewasa. Kasus sederhana adalah kasus pergaulan bebas antar lain jenis. Anak muda sekarang begitu mudah untuk menyatakan rasa cinta mereka tanpa adanya pemahaman akan cinta yang kuat. Cinta anak muda zaman sekarang bisa dikatakan berlandaskan dalam 3 hal; Kekaguman akan fisik,
kekaguman akan harta, dan kekaguman akan posisi. Pemahaman tersebut menyebabkan cinta dapat dianalogikan seperti Taman bermain dimana ketika kita bosan, kita dapat berpindah dari permainan satu ke permainan lain. Hal ini berujung pada maraknya kasus – kasus asusila yang terjadi pada anak muda hingga pada seorang pejabat tinggi negara. Maka dari itu penting bagi kita sebagai generasi muda untuk memahami tiap tindakan yang kita lakukan.
Pendidikan yang merupakan sumber pemikiran bangsa. Jika kita melihat kondisinya, rakyat Indonesia yang mampu untuk berkuliah hanya sebesar 3%. Banyak rakyat kita yang baru mampu menamatkan pendidikannya hingga jenjang sekolah atas . Coba kita amati pendidikan yang kita tempuh dari tingkat dasar higga tingkat atas, bisa dikatakan sangat buruk dalam membimbing kita untuk siap menjadi orang yang akan menentukan arah bangsa ke depan. Pada sekolah dasar kita diajarkan semua ilmu – ilmu sains dan sosial kepada kita sebagai bekal ke depan. Memasuki sekolah menengah pertama kita juga diajarkan semua ilmu sains dan sosial tanpa memberikan tujuan yang jelas. Berlanjut pada sekolah menengah atas, hal memilukan terjadi. Ketika telah kelas 12 dan dituntut untuk memilih jurusan untuk kuliah nantinya, banyak siswa yang bingung, ilmu apa yang akan dia dalami dan akan menjadi apa. Hingga muncullah sebuah pertanyaan di kalangan siswa kelas 12, “Apa yang sebenarnya aku pelajari selama ini?”. Sungguh hal yang menyedihkan, banyak kaum pemuda yang tidak tahu apa yang telah dia lakukan dan apa yang seharusnya dia lakukan. Hal ini terjadi karena siswa kita jarang diajak untuk bermimpi dan bercita – cita akan menjadi apa dan menentukan apa ke depannya.
Melihat kondisi tersebut, kita sebagai mahasiswa yang memiliki peran Agent of Change (Pembawa Perubahan) seharusnya merasa tergerak untuk melakukan sebuah perubahan.
Perubahan tidak selalu harus dengan tindakan yang besar, kita bisa memulainya dengan perbuatan kecil, seperti merubah pemikiran teman kita yang kurang benar demi tercapainya Indonesia yang makmur dan sejahtera. Perubahan ini perlu, karena sebenarnya asal dari
dalam Pemilu. Bukan hal rahasia lagi bagi rakyat Indonesia dalam pemilu, kita akan memilih calon legislatif yang menjual suara mereka dengan uang tanpa memandang perjalanan karir, visi dan misi calon tersebut. Sehingga ketika mereka telah terpilih dan duduk di kursi pemerintahan, mereka akan melakukan sebuah tindakan mengambil uang rakyat (korupsi) karena sesungguhnya mereka ingin uang mereka yang digunakan ketika kampanye untuk membeli suara rakyat