• Tidak ada hasil yang ditemukan

FILSAFAT SKOLASTIK BARAT abad pertengahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FILSAFAT SKOLASTIK BARAT abad pertengahan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH FILSAFAT BARAT PRAMODERN

FILSAFAT MASA SKOLASTIK BARAT

Nama Mata Kuliah:

FILSAFAT BARAT PRAMODERN

Kode Mata Kuliah:

FIF1107

PENYUSUN:

RAHMAT SURENDRA SANTIKATMAKA

(15/385614/FI/04151)

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Filsafat Masa Skolastik ini dengan lancar. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Prof. Dr. Armaidy Armawi, M.Si. selaku dosen mata kuliah Filsafat Barat Pramodern UGM yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Dalam pembahasan ini kami menjelaskan tentang salah satu periode filsafat barat pada abad pertengahan, yakni filsafat skolastik. Akan dijelaskan pula pengertian, masa awal skolastik, masa puncak skolastik, dan masa akhir skolastik. Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Karena itu kami membutuhkan kritik, pendapat, serta saran untuk memperbaiki makalah ini untuk selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat dapat membantu menambah pengetahuan bagi siapapun yang membacanya. Apabila makalah yang telah dibuat ini masih banyak kekurangannya, kami minta mohon maaf dan mohon kritik dan sarannya untuk perbaikan kedepannya.

Yogyakarta, Agustus 2015

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Filsafat selalu berkembang dari waktu ke waktu. Maka dari itu filsafat pra-modern pun juga mempunyai periodisasi tersendiri, salah satunya filsafat abad pertengahan. Filsafat abad pertengahan memiliki ciri khas yakni dipengaruhinya filsafat oleh ajaran gereja. Filsafat abad pertengahan ini dibagi menjadi 2 masa yakni masa patristik dan skolastik.

Pada masa patristik, filsafat benar-benar di dominasi oleh gereja. Setiap filsafat yang bertentangan dengan ajaran gereja ditolak dan harus dilenyapkan beserta para pendukungnya. Sedang pada masa skolastik, filsafat mulai bangkit kembali dengan tetap menjadikan ajaran gereja sebagai patokan untuk berfilsafat.

(4)

1.2. Tujuan

(5)

BAB II

PENGERTIAN FILSAFAT SKOLASTIK

2.1. Filsafat Barat Abad Pertengahan

Filsafat barat abad pertengahan bisa dikatakan sebagai ‘abad kegelapan’ karena pada masa itu semuanya terikat dengan gereja. Kegiatan, hasil karya, pemikiran manusia benar-benar diawasi dengan ketat oleh gereja. Orang yang pemikirannya tidak sesuai dengan pemikiran gereja dan berani mengungkapkan pendapat tersebut akan dihukum berat. Bisa dikatakan pada abad ini teologi dianggap lebih tinggi kedudukannya dibandingakan filsafat.

Filsafat harus diuji apakah bertentangan atau tidak dengan ajaran gereja. Filsafat berfungsi melayani teologi. Tapi bukan berarti bahwa pengembangan penalaran dilarang. Itu masih tetap bisa dilakukan, malahan mencapai perkembangan yang lebih maju asal harus diabdikan kepada keyakinan gereja.

(6)

2.2. Filsafat Skolastik

Istilah skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata school, yang berarti sekolah. Atau dari kata schuler yang mempunyai arti kurang lebih sama yaitu ajaran atau sekolahan. Jadi, skolastik berarti aliran atau yang berkaitan dengan sekolah. Nama skolastik menunjuk besarnya peranan sekolah-sekolah dan biara-biara dalam pengembangan pemikiran-pemikiran filsafat. Masa skolastik dimulai setelah filsafat mulai mengalami masa kemandegan karena kerusuhan dan kesulitan politik pada abad VI dan VII yang dialami oleh bangsa romawi. Karena itulah kekaisaran romawi menjadi runtuh begitu pula dengan peradabannya.

Setelah Charlemagne (Karel Agung) berkuasa, ketentraman itu mulai kembali. Pada saat itu ajaran gereja mulai tersebar luas di daratan Eropa dan juga telah muncul organisasi-organisasi yang berbau gereja. Karena itu didirikanlah sekolah-sekolah terutama untuk calon pemimpin gereja, tetapi orang biasa pun boleh masuk di dalamnya. Yang diajarkan di sekolah-sekolah itu juga masih merupakan ajaran lama yang disebut artes liberales (seni merdeka). Artes ini dulu memang menjadi mata pelajaran utama di Yunani dan Roma. Ada tujuh macam artes: grammatical, dialectica, rhetorica, geometria, aritmatica, astronomia, dan

musica. Dialektika ini sekarang disebut logika dan kemudian meliputi seluruh filsafat.

(7)

BAB II

MASA AWAL SKOLASTIK BARAT

Sejak abad ke-5 hingga ke-8 Masehi, pemikiran filsafat patristik mulai merosot, terlebih lagi pada abad ke-6 dan ke-7 dikatakan abad kacau. Hal ini disebabkan pada saat itu terjadi serangan terhadap Romawi sehingga kerajaan Romawi beserta peradabannya ikut runtuh yang telah dibangun selama berabad-abad.

Baru pada abad ke-8 Masehi, kekuasaan berada di bawah Karel Agung (742–814 M) dapat memberikan suasana ketenangan dalam bidang politik, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan, termsuk kehidupan manusia serta pemikiran filsafat menampakkan mulai adanya kebangkitan. Kebangkitan inilah yang merupakan kecemerlangan abad pertengahan. Pada mulanya skolastik ini timbul pertama kalinya di biara italia selatan dan pada akhirnya sampai berpengaruh ke Jerman dan Belanda. Kurikulum pengajaranya meliputi studi duniawi, tata bahasa, retorika, dialektika, ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu ukur, ilmu perbintangan dan musik.

Tak banyak yang bisa dijelaskan di masa ini karena banyaknya kericuhan. Tapi ada beberapa tokoh yang harus diperhatikan yang mempengaruhi filsafat skolastik di masa ini.

1. Augustinus (354-430 M)

(8)

430, Augustinus meninggal dunia dalam kesucian dan kemiskinan yang memang sudah lama di jalaninya.

Menurut Augustinus dalam pemikirannya, dia mengatakan dibalik keteraturan dan ketertiban alam semesta ini pasti ada yang mengendalikan yaitu Tuhan. Kebenaran mutlak ada pada ajaran agama. Kebenaran berpangkal pada aksioma bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Tuhan dari yang tidak ada (creatio ex nihilo). Kehidupan yang terbaik adalah kehidupan bertapa dan yang terpenting adalah cinta kepada Tuhan. Terpisah dari Tuhan tidak ada realitas , demikian katanya (Mayer, 357).

2. Boethius (480-524 M)

Nama lengkapnya adalah Anicius Manlius Severinus Boethius, dia adalah seorang filsuf Romawi. Ia lahir di kota Roma sekitar tahun 480 M. Boethius pernah menjabat sebagai seorang pejabat tinggi di bawah pemerintahan Kaisar Theodorik dan ia dituduh sebagai pengkhianat lalu dibuang ke tempat pengasingan. Akhirnya, Boethius dihukum mati pada tahun 525 M pada usiannya yang ke 44 tahun. Dia mendapat hukuman mati dengan tuduhan berkhianat. Dia dianggap sebagai filosof akhir Romawi dan filosof pertama skolastik.

(9)

3. Kaisar Karel Agung (742-814 M)

Kaisar abad tengah Charlemagne (Karel yang Agung) Lahir tahun 742, dekat kota Aachen yang akhirnya jadi ibukotanya. Ayahnya bernama Pepin si Cebol dan kakeknya Charles Martel, seorang pemuka bangsa Frank. Tahun 751 Pepin dinyatakan sebagai Raja bangsa Franks sehingga mengakhiri kelemahan dinasti Merovingian, mendirikan dinasti baru yang kini disebut Carolingian, sesudah Charlemagne. Tahun 768 Pepin meninggal dunia dan kerajaan bangsa Franks dibagi antara Charles dan saudaranya Carloman. Namun Carloman meninggal pada tahun 771. Kejadian ini mengakibatkan Charles, di umur dua puluh sembilan tahun, menjadi Raja tunggal di Kerajaan Franks yang sudah menjadi kerajaan terkuat di Eropa.

Charlemagne membangun sekolah-sekolah pada zaman ini. Hal itu dikarenakan agar tersebarnya agama Kristen terdapat pola organisasi yang teratur (baik dalam penyebaran maupun memperdalam agamanya). sekolah-sekolah ini ajaran yang digunakan adalah ajaran lama yang disebut artes liberales (seni merdeka). Sedangkan yang meliputi ajaran artes adalah grammatika, dialektika, astronomia, geometria, aritmatika yang sudah sudah dijelaskan dipembahasan sebelumnya. Hal inilah yang memicu munculnya filsafat skolastik.

4. Santo Anselmus (1033-1109 M)

(10)

Pemikiran filosofis Anselmus dipengaruhi berbagai hal, diantaranya Kitab Suci, Bapa Gereja, dan Augustinus. Plato juga berpengaruh besar, Anselmus memiliki pandangan yang lebih platonik daripada Aristotelian walaupun Ia telah membaca karya Aristoteles dan menggunakan logikanya. Neoplatonisme juga merupakan gambaran mental dari Anselmus: Ia menggunakan Plotinus untuk sampai pada pengetahuan akan trinitas Kristen (kepercayaan bahwa Allah adalah 3 pribadi, Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus, namun tetap satu Allah). Neoplatonisme mempunyai ‘trinitas’-nya sendiri mengenai Yang Satu, Akal Budi, dan Jiwa

5. Peter Abelardus (1079-1142 M)

Peter Abelardus adalah seorang filsuf skolastik, ahli logika, dan teolog yang terkenal pada abad pertengahan. Selain itu ia juga dikenal sebagai seorang komponis. Skandal dan kisah cintanya dengan Héloïse d'Argenteuil telah menjadi legenda. Ada anggapan bahwa ia, bersama dengan Santo Anselmus dari Canterbury, adalah pendiri skolastisisme di awal abad ke-12.

(11)

BAB III

PUNCAK FILSAFAT SKOLASTIK BARAT

Abad ke 13 dianggap sebagai zaman kejayaan filsafat dan teologi skolastik. Pada abad 13 ini menghasilkan beberapa sintesa filosofis yang sangat mencolok. Perkembangan ini dimungkinkan karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain:

1. Hubungan dengan Bangsa Arab

Mulai abad ke-12 ada hubungan-hubungan baru dengan dunia pemikiran Yunani dan dunia pemikiran Arab, yaitu dengan peradaban Yunani dari Italia Selatan dan Silsilia dan dengan kerajaan Bizantium di satu pihak, dan peradaban arab yang ada di Spanyol di lain pihak. Melalui karya orang-orang Arab dan Yahudi Eropa Barat mulai lebih mengenal karya-karya Aristoteles, yang semula memang kurang dikenal. Kecuali melalui karya orang-orang Arab tulisan-tulisan Aristoteles dikenal melalui karya para bapak gereja Timur, yang sejak zaman itu dikenal juga.

2. Timbulnya Universitas-universitas

(12)

3. Timbulnya Ordo-ordo Baru

Ordo-ordo yang muncul di zaman ini antara lain Ordo Fransiskan dan Ordo Dominikan. Ordo-ordo ini muncul karena banyaknya perhatian orang terhadap ilmu pengetahuan, sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untukmemberikan suasana yang semarak pada abad ke-13. Hal ini akan berpengaruh terhadap kehidupan kerohanian dimana kebanyakan tokoh-tokohnya memegang peranan di bidang filsafat dan teologi, seperti; Albertus de Grote, Thomas Aquines, Binaventura, J.D. Scotus, William Ocham.

Beberapa tokoh yang berpengaruh di zaman ini yaitu:

1. Albertus Magnus (1193-1280 M)

Albertus Magnus juga dikenal sebagai Santo Albertus Agung dan Albert dari Koln adalah seorang biarawan Ordo Dominikan yang menjadi terkenal karena pengetahuan universalnya dan advokasi keberadaan damai antara ilmiah dan agama. Dia dianggap sebagai salah satu filsuf Jerman terbesar dan teolog dari Zaman Pertengahan. Dia merupakan pelajar pertama dari Zaman Pertengahan yang menggunakan filosofi Aristoteles ke dalam pemikiran Kristen pada masa itu.

Albertus adalah seorang teolog, filsuf, dan naturalis. Ia menulis tetang dunia tanaman, geografi, mineralogi, sosiologi, dan astronomi. Tulisannya yang terkenal berjudul De Meteororibus yang membahas tentang komet, asal usul sungai, angin, petir, kilat, pelangi, dan sebagainya. Albertus menyentuh semua ilmu pengetahuan sehingga Ia diberi gelar doktor universalis.

(13)

2. Thomas Aquinas

adalah seorang filsuf dan teolog dari Italia yang sangat berpengaruh pada abad pertengahan. Karya Thomas Aquinas yang terkenal adalah Summa Theologiae (1273), yaitu sebuah buku yang merupakan sintesis dari filsafat Aristoteles dan ajaran Gereja Kristen. Pada tahun 1879, ajaran-ajarannya dijadikan sebagai ajaran yang sah dalam Gereja Katolik Roma oleh Paus Leo XIII. Thomas Aquinas juga disebut Thomas dari Aquino (bahasa Italia: Tommaso d’Aquino).

Thomas dianggap sebagai filosof yang menandai masa kejayaan skolastik. Thomas berusaha untuk membangun suatu perpaduan realism antara nalar dan iman, kodrat dan adikodrat, filsafat dan teologi. Berbeda dengan Agustinus, Ia lebih mengikuti ajaran Aristoteles. Epistemologi Thomas lebih merupakan kelanjutan dari epistemologi Aristoteles. Titik tolak ajaran epistemologi Thomas adalah penerimaan terhadap pengetahuan yang bersumber pada intelektual (intellectus agens) demikian juga kebenaran, kepastian dan sebagainya. Thomas juga menerima keterbatasan pengetahuan manusia, namun demikian hal itu sebagai potensi yang tidak terbatas sifatnya.

(14)

Aliran filsafat yang didasari oleh pemikiran Thomas Aquinas dinamakan sebagai aliran Thomisme.

3. John Duns Scotus

John Duns Scotus (sekitar 1266 – 8 November 1308) adalah seorang teolog, filsuf, dan logikawan. Sebagian orang berpendapat bahwa pada masa jabatannya sebagai profesor di Oxford, pengujian sistematis atas apa yang membedakan teologi dari filsafat dan sains mulai dikembangkan dengan sungguh-sungguh. Ia adalah salah satu teolog dan filsuf yang paling berpengaruh dari Abad Pertengahan Tinggi, dan dijuluki "Doctor Subtilis" karena cara berpikirnya yang tajam.

(15)

BAB VI

FILSAFAT SKOLASTIK BARAT AKHIR

Masa Skolastik akhir ditandai dengan kemalasan berpikir filsafati sehingga menyebabkan stagnasi (kemandegan) pemikiran filsafat Skolastik Kristen. Tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Nicolaus Cusanus (1401-1404 M.). Dari filsafatnya ia beranggapan bahwa Allah adalah obyek sentral bagi intuisi manusia. Karena menurutnya dengan intuisi manusia dapat mencapai yang terhingga, obyek tertinggi filsafat, dimana tidak ada hal-hal yang berlawanan. Dalam diri Allah semua hal yang berlawanan mencapai kesatuan. Semua makhluk berhingga berasal dari Allah pencipta, dan segalanyaakan kembali pula pada pencipta-Nya. Nicolaus Cusanus sebagai tokoh pemikir yang berada paling akhir masa Scholasti. Menurut pendapatnya, terdapat tiga cara untuk mengenal, yaitu : lewan indra, akal, dan intuisi. Dengan indra kita akan mendapat pengetahuan tentang benda berjasad, yang sifatnya tak sempurna. Dengan akal kita akan mendapatkan bentuk-bentuk pengertian yang abstrak berdasarkan pada sajian atau tangkapan indera. Dengan intuisi, kita akan mendapatkan pengetahuan yang lebih tinggi sebagaiamana dijelaskan pada paragraf sebelumnya.

(16)

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Filsafat skolastik barat dibagi menjadi 3 masa, awal, kejayaan dan akhir. Di masa awal merupakan masa bangkitnya kembali filsafat setelah mengalami kemandegan di zaman patristik. Di bawah kepemimpinan Karel Agung didirikanlah sekolah-sekolah yang menjadi pemicu kebangkitan filsafat. Pada masa kejayaan ada 2 aliran besar yang paling berpengaruh yakni aliran Thomisme yang didasarkan pada ajaran Thomas Aquinas dan aliran Scotisme yang didasarkan pada ajaran John Duns Scotus. Pada akhirnya William Ockham yang mengembangkan ajaran Duns Scotus berhasil membuat aliran yang disebut via moderna.

Meski masa skolastik barat telah berakhir, dampaknya masih terasa saat ini. Karena ajaran-ajaran di masa itulah yang membuat sains saat ini dapat berkembang dengan pesat.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Poedjawijatna.1990. Pembimbing ke Arah Alam Filsafat. PT. Pembangunan: Jakarta

Hadiwijjono, Harun. 1980 .Sari Sejarah Filsafat Barat I. Penerbit Kanisius: Yogyakarta

Bertens, Kees. 1975. Ringkasan Sejarah Filsafat. Penerbit Kanisius: Yogyakarta

Welem, F.D.. 2003. Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh dalam Sejarah Gereja. PT. BPK. Gunung Mulia: Jakarta

Watloly, Aholiab. 2001. Tanggung Jawab Pengetahuan. Penerbit Kanisius: Yogyakarta

Magee, Bryan. 2008. The Story of Philosophy. Penerbit Kanisius: Yogyakarta

http://www.google.com/

Referensi

Dokumen terkait

Ibnu Rusyd yang di Barat lebih dikenal dengan nama Averroes, banyak berpengaruh di Barat dalam bidang filsafat, sehingga di sana terdapat aliran yang disebut

Selain itu kejayaan filsafat Islam pada masa Ibnu Sina dapat dilihat dengan pikiran-pikiran filosof yang menonjol dan paling lengkap, serta pada waktu itu orang banyak

Ajaran Ibnu Rusyd sangat berpengaruh bagi manusia masa renaissance, hal ini terlihat dengan banyaknya ajaran filosof Yunani seperti Aristoteles yang telah diperbaharui oleh Ibnu

Hal ini didasarkan pada fakta bahwa jauh sebelum Islam datang ke Indonesia, lembaga pondok pesantren pada masa itu, dimaksudkan sebagai tempat pengajaran ajaran-ajaran agama

Karena pengaruh gereja yang begitu kuat, pada masa tersebut jika ada sesuatu yang bertentangan dengan aturan gereja akan dihukum yang tidak jarang

Masa kemunduran islam II (1700-1800 M) diakibatkan dari kekuasaan islam pada masa tiga kerajaan besar yang dipegang oleh bangsa turki dan mongol..g.

Berbeda dengan keadaan di Eropa yang mengalami abad kegelapan, di dunia Islam pada masa yang sama justru mengalami masa keemasan ilmu pengetahuan dan

Filsafat Hermeneutika, merupakan salah satu aliran dalam Post-modern, yang menghidupkan kembali (awal baru) terhadap klaim berakhirnya filsafat. Melalui bahasa