• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI KEPALA SEKOLAH MENANAMKAN BUDAY docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STRATEGI KEPALA SEKOLAH MENANAMKAN BUDAY docx"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI KEPALA SEKOLAH MENAMAMKAN BUDAYA BERWAWASAN GLOBAL DI SMA NEGERI 1 PENUKAL

Mutrilgandi

Peneliti Independen Kota Palembang Email :gandhimutril1972@gmail.com https://independent.academia.edu/Mutrilgandi

Abstrak: Pola pikir itu tentunya tidak dapat kita hindari dari pengaruh tradisi ataupun budaya masyarakat itu sendiri.Dalam membentuk krakter pikir peserta didik,baik pendidikan yang lansung dibawah pengelolaan oleh pemerintah yang dikenal lembaga pendidikkan negeri maupun lembaga pendidikkan yang dikelola oleh swasta atau masyarakat dalam menanam budaya sekolah terhadap pelajar sumatera selatan khususnya di SMA negeri 1 Penukal kabupaten Penukal abab lematang ilir. Budaya yang berwawasan global pada saat ini tidak dapat di hindari seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih. Kepala sekolah merupakan penentu strategi yang dilakukan supaya budaya yang ditanamkan secara bertahap membentuk karekter budaya yang berwawasan global secara tidak langsung menanamkan budaya berwawasan global terhadap masyarakat sekitarnya, dapat memahami budaya masyarakatat lain.

Metode penelitian kualitatif , dalam penelitan ini teknik pengumpulan data melalui wawancara langsung responden guna mendapatkan data yang akurat, dan meminimalisir kesalahan. observasi terhadap perubahan budaya masyarakat dan peserta didik itu sendiri.Dalam membentuk budaya wawasan global responden yang dipilih, kepala sekolah dan guru- guru dan wali murid yang berpengaruh sangat baik dalam menanamkan budaya berwawasan global terhadap peserta didik.

Kata Kunci: Strategi kepala sekolah,budaya sekolah ,berwawasan global

.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu lembaga yang mempunyai peranan penting dalam suatu bangsa untuk membentuk generasi yang cerdas,1)mempunyai intelektual yang tinggi ,2).beriman dan bertaqwa,3).mempunyai keahlian sesuai bidangnya 4).beretos kerja 5).menanam budaya berwawasan global 6)

(2)

dapat membentuk karakter siswa siswi.Perubahan –perubahan dilakukan bidang pendidikan dengan berubahnya kurikulum pendidikan dari kurikulum 2006 dikenal dengan istilah kurikulum KTSP,kurikulum dianggap kurang mampu untuk membentuk karakter siswa siswi maka pemerintah melakukan perubahan ke kurikulum 2013 yang mengingin adanya karakterlisasi pada perserta didik dan tenaga pengajar berwawasan nasional dan internasional.Wawasan nasional bangsa indonesia sangat perlu di perkuat untuk menhadapi persaingan globalisasi.Pada saat persaingan sangatlah ketat terutama bidang pendidikan perlu adanya penanaman budaya nasional yang berwawasan global. Dalam penanaman budaya nasional yang berwawasan global perlu adanya strategi yang baik,dipendidikan atau lembaga lainnya.Indonesia merupakan salah satu negara didunia yang mempunyai banyak suku,adat dan kultur masyarakat berbeda tentunya mempunyai banyak ragam budaya disetiap daerah. Dengan mempunyai banyak kultur masyarakat disetiap daerah serta budaya berbeda, budaya itu sendiri tentu dapat menghasilkan suatu keunggulan bagi suatu daerah dan masyarakat. Budaya itu terbentuk dari individu – individu disuatu kelompok (Dr.H.Tobari, 2015) .Pendidikan merupakan suatu bentuk kelompok dari individu – individu yang tentunya memiliki budaya.Bila kita pahami secara tradional,maka budaya indentik dengan kata kebiasaan atau tradisi masyarakat dimana budaya itu ada.Lembaga pendidikan di indonesia ini tentu yang berada di belbagai daerah pelosok tanah air,yang memiliki budaya yang berbeda satu dengan lainnya.Pola pikir seseorang bisa terbentuk dari pengalaman dan pendidik yang dilalui,untuk menanamkan budaya yang berwawasan global perlu strategi di lakukan

oleh seorang pimpinan. Pimpinan disekolah dikenal kepala sekolah.Kepala sekolah dalam membentuk atau menanam budaya berwawasan global kepada warga sekolah disekolah yang dipimpinnya harus memiliki strategi yang baik dan sesuai dengan kondisi dimana sekolah itu berada.Di SMA negeri 1 Penukal kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, yang penduduknya itu masih bersifat tradional yang kuat ini sangat mempengaruhi untuk menanamkan budaya yang wawasan global dilihat dari struktur penduduk tentunya dapat berpengaruhi budaya kepada anak didik di SMA N 1 Penukal yang pada umum dari daerah yang memiliki budaya yang sangat kuat antara lain misalnya budaya bergaul anak sekolah.Dalam menanam budaya berwawasan global di SMA N 1 penukal yang pada saat misalnya anak didik dibenarkan untuk membawa handpone dalam pelajaran tertentu.bahkan kepala sekolah membuat organisasi kecil disekolah dengan di pimpim oleh guru.

Dalam merubah pola pikir siswa siswi

yang merupakan warisan yang telah berakar

mendarah daging secara turun menurun

tentunya budaya mereka anggap lebih

baik,dengan adanya teknologi maka mereka

banyak merasa budaya itu tidak pantas untuk

dikembangkan.Kebiasaan dari siswa siswi

yang terlambat datang sekolah ini sudah

dianggap suatu yang biasa.Sejak tahun 2017

SMA negeri 1 Penukal mengalami perubahan

kepala sekolah maka melakukan perubahan

terhadap misi sekolah”Menciptakan perserta

didik berakhlak,cerdas ,beriman dan

berwawasan intelektual”. Dari ini maka

(3)

baru,yakni dikenal dengan 7(tujuh) budaya

Malu diantaranya 1).Malu datang terlambat

2).Malu tidak jujur 3).Malu tidak senyum

4).Malu tidak bersih 5).Malu tidak salam

6).Malu tidak sholat berjamaah7).Malu tidak

displin . Dalam hal ini pendidik harus

memahami dan merasakan budaya yang

diterapkan oleh kepala sekolah sebagai

contoh tentunya guru yang lebih diutamakan

budaya yang berwawasan global.

Dari budaya masyarakat yang

terimplemetasi ke peserta didik yang bersifat

tradisional sehingga mereka beranggapan

pendidikan itu merupakan suatu hal yang

hanya memcari pengetahuan belaka,sehingga

banyak siswa siswi jika telah tamat sekolah

tidak meneruskan kejenjang lebih

lanjut.Maka Perlu adanya suatu strategi yang

dapat merubah pola pikir peserta didik kearah

yang lebih berwawasan global. Dalam

penelitian ini penulisan berupaya untuk

mengetahui strategi yang diterapkan oleh

kepala sekolah SMA Negeri 1 penukal untuk

menanamkan budaya berwawasan

global.tentunya melihat yang kondisi dari

masyarakat dan keadaan peserta didik di

SMA N 1 penukal yang boleh dikatakan

berpikir tradional. Berpikir trasisional

merupakan berfikir dari pola yang turun

menurun dari suatu tradisi.

pertama, adanya siswa siswi kurang

hormat terhadap guru yang sedang mengajar.

sedang memberikan pelajaran, bahkan sering

tidak mengerjakan pekerjaan rumah .Ada juga

diantara siswa yang tidak berpakaian rapi dan

tidak berpakaian lengkap pada saat upacara

bendera setiap hari senin.

kedua, adanya siswa siswi merasa

belajar itu tidak penting sehingga

mengabaikan belajar sehingga mereka merasa

belajar itu bukan kebutuhan untuk mengatasi

persaingan globalisasi kedepan. Ketiga

banyak siswa siswi yang telah lulus

pendidikan tidak melanjut ke jenjang

pendidikan yang lebih ,kebanyak dari mereka

menikah dengan usia muda tentunya ini

merupakan budaya dari daerah yang

mengangap pendidikan tidak penting.Pola

pikir seperti ini terjadi turun menurun walau

mereka secara ekonomi dianggap mampu

untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi. Kepala sekolah yang

memimpin memiliki pola pikir atau strategi

agar siswa siswi yang selamat ini hanya

beranggapan pendidikan itu tidak

penting,maka dengan masuk berkembangnya

teknologi budaya pikir yang selama ini tidak

diarahkan yang datang kesekolah seharusnya

pihak orang tua lebih memperhatikan

pendidikan anaknya dengan tidak tentunya

dipengaruhi oleh kondisi pekerjaan orang tua

murid yang pada umum bekeja sebagai petani

karet,yang pekerjaan membutukan waktu

lebih pagi untuk menyadap.Dengan kondisi

ini sekolah seharusnya perlu penerapan sanksi

dari sekolah yang bersifat,mengajak

membangun motivasi siswa siswi yang lebih

(4)

global.Menurut Mappaloteng(2011)memulai

pendidikkan berwawasan global adalah

mengetahui bagian dunia yang selain harus

mengembangkan kesadaran ketimbang

keadaan diri sendiri akan tetepi dapat

memahami hubungan dengan masyarakat

lain. adanya pengaruh dari lingkungan sekitar

para peserta didik. Wahjosumidjo dalam

bukunya Kepemimpinan Kepala Sekolah, menyatakan: “Sekolah adalah lembaga yang bersifat kompleks dan unik. Bersifat

kompleks karena sekolah sebagai organisasi

di dalamnya terdapat berbagai dimensi yang

satu sama lain saling berkaitan dan saling

menentukan. Sedang sifat unik, menunjukkan

bahwa sekolah sebagai organisasi-organisasi

memiliki ciri-ciri tertentu, ciri-ciri mana tidak

dimiliki oleh organisasi -organisasi lain.

ciri-ciri tersebut menempatkan sekolah sebagai

organisasi memiliki karakteristki tersendiri, di

mana terjadi proses belajar mengajar tempat

terselenggaranya pembudayaan kehidupan

umat manusia”.

Untuk menanam budaya berwawasan

global kepala sekolah hendaknya memiliki

kemampuan dan pola pikir yang mengarah

kepada wawasan global.Sehingga menjadi

panutan bagi warga sekolah dan mutivasi

yang kuat untuk di tiru. 1).Kepala sekolah

yang baik adalah kepala sekolah yang bisa

memberikan teladan yang baik kepada

masyarakat sekolah yang dipimpinnya.

2).Kepala sekolah harus dipilih berdasarkan

kompetensi dan integritasnya. Kepala sekolah

adalah guru terbaik dari guru-guru yang baik

di sekolah. 3). Kepala sekolah memiliki peran

strategis untuk menginspirasi baik guru, staf,

dan juga para peserta didik agar mereka dapat

mencontoh apa yang dilakukan oleh kepala

sekolah. Kepemimpinan menjadi strategis dan

sifatnya krusial dalam tugas dan wewenang

yang melekat pada jabatan seorang kepala

sekolah. Mutu persekolahan sangat

dipengaruhi oleh mutu kepemimpinan kepala

sekolah. Sekolah bermutu menjadi tuntutan

dan kebutuhan Stakeholder. Karena itu, hanya

kepemimpinan yang baiklah yang dapat

melakukan berbagai upaya agar tujuan

pendidikan, baik tujuan secara nasional,

institusional maupun individual tercapai

sebagaimana mestinya. 4). Seorang kepala

sekolah tidak hanya dituntut untuk

menciptakan suasana belajar mengajar dan

sekolah yang nyaman. Seorang kepala

sekolah juga harus membuat sebuah budaya

yang berwawasan global didalam sekolah

agar sekolah tersebut memiliki suatu

keunikan dan identitas yang melekat pada

sekolahnya. Menciptakan sebuah budaya

kepala sekolah harus memiliki strategi yang

jitu agar budaya dalam sekolah tersebut bisa

dilakukan secara continue oleh semua

masyarakat di dalam sekolah.

Pembentukan budaya berwawasan

global tidak akan berhasil selama antara

lingkungan pendidikan tidak ada

kesinambungan dan keharmonisan. Dimulai

(5)

lingkungan pembentukan budaya pertama dan

utama harus lebih diberdayakan yang

kemudian didukung oleh lingkungan dan

kondisi pembelajaran di sekolah yang

memperkuat proses pembentukan tersebut.

Pembentukan budaya berwawasan

global bertujuan untuk membentuk pola pikir

yang tradisional melihat perkembangan

masyarakat lain. penyelenggaraan dan hasil

pendidikan di sekolah yang mengarah pada

pencapaian pembentukan budaya siswa siswi

sebagai peserta didik secara utuh, terpadu,

seimbang, dan sesuai dengan standar

kompetensi lulusan. Penanaman budaya yang

berwawasan global diharapkan peserta didik

mampu untuk berpikir secara mandiri

meningkatkan dan menggunakan

pengetahuannya dalam dalam budaya .

Dalam penanaman budaya berwawasan

global pada peserta didik di sekolah, Kepala

sekolah ,guru memiliki posisi yang strategis

sebagai pelaku utama. Sikap dan prilaku

seorang kepala sekoah, guru sangat

membekas dalam diri siswa. Sehingga

ucapan, budaya dan kepribadian guru

menjadi cermin siswa. Ada beberapa strategi

yang dapat memberikan peluang dan

kesempatan bagi kepala sekolah guru untuk

memainkan peranannya secara optimal dalam

penanaman budaya berwawasan global pada

peserta didik di sekolah.Dari paparan diatas

penulis ingim mengetahui strategi yang

dilakukan oleh kepala sekolah sebagai laeder

disekolah untuk menanam budaya sekolah

berwawasan global di SMA Negeri 1 Penukal

kabupaten Penukal abab lematang ilir dalam

priode 2017 sampai sekarang.

METODE PENELITIAN

Dalam Penelitian ini menggunakan

metode penelitian kualitatif etnografi. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data bersifat observasi yang

digunakan untuk menggali data dari sumber

data yang berupa peristiwa, tempat atau

lokasi dan benda serta rekaman gambar

(Sutopo, 2002: 64) yaitu dengan melibatkan

peneliti secara langsung ke lokasi penelitian

di SMA negeri 1 Penukal. Adapun yang di

observasi adalah melihat perubahan pola pikir

peserta didik ,serta menanamkan budaya

berwawasan global yang diterapkan kepala

sekolah. Berikutnya adalah wawancara

dilakukan dengan cara mengadakan interaksi

langsung dengan pihak-pihak yang dapat

mendukung diperolehnya data yang berkaitan

dengan permasalahan yang diteliti. Teknik

wawancara yang digunakan dalam penelitian

ini adalah teknik wawancara tidak terstruktur.

Dengan demikian wawancara dilakukan

dengan pertanyaan yang bersifat ”open

-ended”, dan mengarah kepada kedalaman

informasi (Sutopo, 2002: 59) dari data primer.

Peneliti melakukan wawancara dengan

mengajukan pertanyaan untuk memperoleh

informasi yang berkaitan dengan strategi

kepala sekolah dalam menanamkan budaya

(6)

Selanjutnya studi dokumen sebagai data

tambahan (sekunder), akan tetapi data ini

berfungsi memperjelas dan melengkapi data

utama. Studi dokumen dilakukan dengan

penelitian mengenai dokumen-dokumen yang

berkaitan dengan implementasi pendidikan

berkaitan budaya sekolah SMA Negeri 1

penukal di kabupaten Penukal abab lematang

ilir .Terakhir peneliti menggunakan

triangulasi sebagai teknik pengumpulan data

yang bersifat menggabungkan dari berbagai

teknik pengumpulan data dan sumber data

yang telah ada. Peneliti melakukan

pengumpulan data dengan triangulasi, maka

sebenarnya peneliti mengumpulkan data serta

menguji kredibilitas data. Pengujian itu

dilakukan dengan mengecek kredibilitas data

dengan berbagai teknik pengumpulan data

dan sumber data (Sugiyono, 2007: 83).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembelajaran SMA Negeri penukal

berbasis pendidikan karakter yang

membutuhan pengembang pola pikir warga

didik untuk memahami budaya sekolah dan

menerapakan budaya sekolah berwawasan

global . budaya yang ditamankan antara

lainya. kepala sekolah yang baru,yakni

dikenal dengan 7(tujuh) budaya Malu

diantaranya 1).Malu datang terlambat 2).Malu

tidak jujur 3).Malu tidak senyum 4).Malu

tidak bersih 5).Malu tidak salam 6).Malu

tidak sholat berjamaah7).Malu tidak displin.

menerapkan budaya malu dalam segala

kegiatan dengan menjadikan kepala sekolah

dan guru dan pengelola satuan pendidikan

sebagai teladan dalam penerapan budaya

tersebut. Dalam hubungan antarwarga

sekolah sehingga timbul 1).menumbuhkan

budaya yang dapat merubah pola pikir warga

sekolah yang dahulunya bersifat tradisional

memjadi budaya yang berwawasan global.

2).meningkatkan cara berpikir guru dan

perserta didik di SMA n 1 penukal untuk

memahami budaya masyarakat lain.

3).Membantu perserta didik untuk melakukan

dan upaya mejembatani peserta didik untuk

melanjut pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

4). membantu peserta didik untuk mengenali

mengenal budaya masyarakat lain

5).Mengajak wali murid untuk menanamkan

budaya malu untuk tidak melanjutka pendidik

ke jenjang pendidikan lebih tinggal (Hasil

wawancara dengan kepala sekolah, 09 April

2018)

Menurut,Darlena,M.Pd selaku Kepala

sekolah SMA Negeri 1 Penukal ini menyatakan “sebenarnya anak didik tingkat SMA N 1 Penukal mempunyai kemampuan

untuk melanjutkan pendidikan akan tetapi

karena budaya masyarakat yang masih kurang

pentingnya pendidikan era mendatang”dalam

perubahan budaya berpikir yang mengarah ke

budaya yang berwawasan global tentu bukan

hal mudah .selanjut hasil wawancara

langsung dengan merubah visi sekolah . ”Menciptakan perserta didik berakhlak,cerdas

(7)

intelektual”.Dengan perubahan budaya pikir masyarakat yang tradional ini secara

bertahap telah tampak perubahan pola pikir

siswa dan guru serta orang tua murid. Dalam

menumbuhkan budaya berwawasan global

kepala sekolah melakukan langkah

diantaranya : 1).Pada saat Pendaftaran

Penerima Didik Baru kepala sekolah

mengajak wali murid untuk memahami

pentingnya pendidikan untuk anak-anak

.2).Mengadakan rapat awal bagi wali murid

yang menyerahan anak nya untuk didik di

SMA negeri 1 penukal.3).Mengajak instansi

yang terlibat dalam proses pendidikan baik

lasung maupun tidak langsung.4).Melakukan

konsulidasi dan koordinasi dengan tokoh adat

tentang pemahamama budaya berwawasan

global.Maka dengan adanyan keterlibatan

masyarakat secara aktif terutama wali murid

tersebut dapat membentuk budaya perserta

didik yang berwawasan global,sehingga

menjadi pribadi yang cerdas dan baik, serta

berpikir kedepan melainkan juga membentuk

mereka menjadi pelaku baik bagi perubahan

dalam hidupnya sendiri, yang pada gilirannya

akan menyumbangkan perubahan dalam

tatanan sosial kemasyarakatan menjadi lebih

adil, baik, dan manusiawi. Hasil penelitian ini

didukung oleh penelitian Ahmad dkk (2017)

dalam pembelajaran karakter adalah

membentuk budaya sekolah, yaitu perilaku,

tradisi, kebiasaan keseharian, dan

simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga

sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.Di

samping kerjasama dengan pihak terkait

kepala sekolah juga merapkan budaya

trdisional masyarakat yang yaitu dalam

budaya sekolah.Hasil wawancara dengan

kepala sekolah (09 april 2018) menyatakan “masyarakat disini mudah merasa malu terutama menyangkut dengan prilaku anak mereka” Maka saya terapkan budaya malu jika melakukan hal-hal seperti,Dalam

masyarakat di daerah tardisional 8(tujuh)

budaya Malu diantaranya 1).Malu datang

terlambat 2).Malu tidak jujur 3).Malu tidak

senyum 4).Malu tidak bersih 5).Malu tidak

salam 6).Malu tidak sholat berjama„ah7).Malu tidak displin 8).Malu jika tidak melnjut sekolah.Dalam penerapan

8(tujuh) budaya malu tadi hal ini juga harus

mempertimbangkan ospek guru dan tata

usaha sekolah,kepala sekolah dan guru serta

tata usaha merupakah orang yang pertama

melakukan perubahan budaya tersebut

sehingga perserta didik dan wali murid dapat

memahami dan melihat perubahan pada

SMA Negeri 1 Penukal, berkaitan dengan

budaya berwawasan global.kepala sekolah

dan guru diharapakn untuk tepat waktu

dalam arti mengutamakan

kedisplinanya.Disiplin tersebut bukan saja

untuk datang sesuai waktu akan tetapi

disiplian dalam proses pembelajaran serta tata

(8)

Dengan program malu jika tidak bersih

lingkungan yang diluncurkan oleh kepala

sekolah maka perusahaan di sekitar lokasi

SMA negeri 1 Penukal menberi bantuan

tempat pembuangan sampah organik dan non

organik.menurut wawancara dengan kepala

sekolah SMA negeri 1 Penukal juga

melakukan kerjasama dengan Puskesmas Air

Itam.Dari data penulis dapatkan pada tahun

2018 SMA negeri penukal mendapat juara

sekolah lingkungan bersih yang mewakil

kecamatan di tingkat kabupaten pali .Pada

tahun 2017 SMA Negeri 1 Penukal telah

memiliki musalla yang merupakan bagian

dari menanam budaya yang berwawasan

global.Menurut wakil kesiswaaan dalam

rangka menghadapi dunia pendidikan yang

menglobalisasi saat sangat diperlukan tempat

ibadah bagi perserta didik mengingat pulang

dari kegiatan pembelajaran yaitu pada jam

2,15 menit di SMA negeri 1 Penukal(Hasil

wawancara waka kesiswaan tanggal 10 April

2018).

Mussalla itu bukan saja untuk melaksanakan sholat berjama‟ah saja tetapi digunakan untuk siswa pada saat istirahat disikusi agama dan

kegiatan keagamaan dilakukan disekolah.

Foto Kegiatan siswa budaya malu lingkungan jika tidak bersih

SMA Negeri 1 penukal

mengimplementasikan budaya masyarakat

kedunia pendidikan melalui Pendekatan

Holistik, yaitu mengintegrasikan

perkembangan karakter ke dalam setiap aspek

kehidupan sekolah, 1) segala sesuatu di

sekolah diatur berdasarkan perkembangan

hubungan antara siswa, guru, dan masyarakat;

2) sekolah merupakan wadah menanamkan

budaya berwawasan global kepada peserta

didik yang peduli di mana ada ikatan yang

jelas yang menghubungkan siswa, guru, dan

sekolah; 3) pembelajaran emosional dan

sosial setara dengan pembelajaran akademik;

(9)

pihak sekolah dengan wali mjurid dan tokoh

masyarakat di antara siswa menjadi hal yang

lebih utama dibandingkan persaingan; 5)

menanamkan nilai nilai keadilan, rasa hormat,

dan kejujuran menjadi bagian pembelajaran

sehari-hari baik di dalam maupun di luar

kelas; 6) siswa-siswa diberikan banyak

kesempatan untuk mempraktekkan prilaku

moralnya melalui kegiatan-kegiatan seperti

pembelajaran sekolah, guru, orang tua dan

masyarakat untuk menjadi model prilaku

sosial dan moral.

Mengimplementasikan pembelajaran

karakter adalah melalui Pendekatan Holistik,

yaitu mengintegrasikan perkembangan

budaya berwawasan global dalam setiap

aspek kehidupan sekolah. Sekolah memiliki

program ekstrakurikuler Pramuka, olahraga,

Dalam rangka menguatkan karakter religius,

setiap pagi Jumat anak-anak yasinan bersama

pada pukul 07.10 dipandu oleh petugas yang

telah ditunjuk secara bergantian untuk setiap

kelas. memberikan pelayanan; 7) disiplin dan

pengelolaan kelas menjadi fokus dalam

memecahkan masalah ketimbang dengan

memberi hukuman; 8),Dalam pelaksanaan Sholat shuhur berjama‟ah untuk menjadi petugas pelaksanaan tiap hari dilakukan

secara berganti hal ini untuk menumbuh

tanggung jawab kepada peserta didik

.Tentunya dapat membentuk dan

menanamkan budaya global terhadap

keimanan dan ketaqwaan untuk menghadapi

teknologi yang canggih(wawancara Kepala

Sekolah 10 April 2018)

Dalam pelaksana kegiatan penanaman

budaya yang berwawasan global SMA N 1

Penukal secara lansung melibatkan tokoh

masyarakat ,wali murid dan guru serta pihak

yang terkait. mengimplementasikan

penguatan pendidikan karakter mencakup 1)

mengumpulkan guru, orang tua dan siswa

bersama-sama mengidentifikasi dan

mendefinisikan pentingnya budaya yang

berwawasan global mengingat semakin

majunya pendidikan di indonesia

umumnya,dan persaingan kerja semakin

berat, 2) Memberikan pelatihan bagi guru

tentang pemahaman budaya berwawasan

global untuk memacu semangat peserta didik

kedepan serta memperkuat budaya sekolah

dalam kehidupan masyarakat , 3). Menjalin

kerja sama dengan orangtua dan masyarakat

agar mendapat memperoleh imfomasi

tentang arah jenjang pendidikan demi masa

depan siswa siswi itu sendiri, 4). memberikan

kesempatan warga sekolah untuk mengajukan

pilihan melalui minat dan bakat siswa yang

diperoleh dari hasil proses pembelajaran

dilakukan selama menempuh pendidikan di

(10)

Kegiatan pelatihan wawasan terhadap guru oleh Kepala sekolah(Foto ,20 Desember 2017)

Proses penanaman budaya berwawasan

global pada masyarakat dilingkungan sekolah

pedesaan sangat diperlukan strategi dan

koordinasi dengan orang tua wali murid

,masyarakat dan tokoh masyarakat disamping

kepala sekolah dan guru sebagai panutan.

Penanaman budaya yang berkesenambungan

hendaknya dimulai dari dalam keluarga itu

sendiri. Pengenalan perilaku baik dan buruk

dan pembiasaan perilaku baik dalam

kehidupan sehari-hari. Pada usia pra sekolah,

pendidikan karakter efektif dilakukan oleh

keluarga. Lebih lanjut Sudirman (1985:63-65)

menyebutkan masa inilah penentuan

pembentukan karakter anak untuk dasar

berkembang ke berikutnya. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa penanaman budaya

berwawasan global dapat merubah sikap dan

tingkah laku guru maupun siswa-siswa serta

orang tua wali murid si SMA Negeri 1

Penukal. kearah yang lebih baik, sesuai

dengan yang di harapkan untuk semua warga

sekolah Sepertinya siswa yang menempuh

UNBK tahun sudak ada yang memintap

arahan tentang jenjang pendidikan yang akan

ditempuh jika nanti mereka dinyatakan

lulus.Maka dengan penerapan budaya

berwawasan global diharapkan dapat

membawa perubahan pola pikir kearah yang

lebih baik, meninggat pendidikan semakin

maju.

KESIMPULAN

Dalam penelitian ini dapat simpulkan

strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah

untuk menanamkan budaya berwawasan

global yaitu dengan melakukan pendekatan

kepada masyarakat sekolah. implementasi

penanaman budaya berwawasan global,

memperkuatkan budaya 8(delapan ) budaya

Malu diantaranya 1).Malu datang terlambat

2).Malu tidak jujur 3).Malu tidak senyum

4).Malu tidak bersih 5).Malu tidak salam 6).Malu tidak sholat berjama„ah7).Malu tidak displin 8).Malu jika tidak melanjut sekolah

pendidikan. Kepala sekolah dalam menanam

budaya berwawasan global perlu adanya

kemunikasi yang baik dengan orang tua wali

murid dan tokoh masyarakat terutama tokoh

adat daerah yang berkaitan dengan

keberadaan sekolah itu sendiri.Selanjutnya

dilakukan 1).memanggilkan wali murid dan

tokoh masyarakat bukan saja pada saat murid

mengalami masalah akan tetapi dilakukan

pengarahan tentang kelebihan dan

kekurangan peserta didik dilingkungan SMA

Negeri 1 Penukal 2).Memberi imformasi yang

dapat menumbuhkembangan budaya berpikir

berwawasan global kepada wali murid dan

(11)

pertemuan yang telah dipesiapkan oleh pihak

sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, S., Kristiawan, M., Tobari, T., & Suhono, S. (2017). Desain Pembelajaran SMA Plus Negeri 2 Banyuasin III Berbasis Karakter Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN. Iqra (Educational Journal), 2(2), 403-432.

Alfabeta. Munir, Abdullah. (2010). Pendidikan Karakter, Yogyakarta: Pedagogia

Gunawan, Heri. (2012).Pendidikan Karakter (Konsep dan Implementasi) Bandung:

Kristiawan, M. (2016). Telaah Revolusi Mental dan Pendidikan Karakter dalam Pembentukkan Sumber Daya Manusia Indonesia yang Pandai dan Berakhlak Mulia. Ta'dib, 18(1), 13-25

Megawangi, Ratna. (2004). Pendidikan Karakter. Jakarta: Indonesia Heritage Fondation.

Mulyana. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya. N.

Munib, Achmad, dkk. (2012). Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri Semarang.

Sudirman. (1992). Ilmu pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tobari.(2015).Membangun Budaya organisasi pada instansi pemerintah.yokyakarta :CV.Budi utama.

Tirtarahardja, Umar, dkk. (2008). Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Referensi

Dokumen terkait

Kekurangan peneliti sebagai guru dalam melaksanakan pembelajaran menyederhanakan berbagai bentuk pecahan di kelas IV Sekolah Dasar adalah sebagai berikut: peneliti

Jadi, yang dimaksud dengan judul “Peran Pimpinan Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya Organisasi di SMK Roudlotul Mubtadiin Balekambang Kecamatan Nalumsari Kabupaten

Hal ini dapat dilihat dari peningkatan transaksi dengan menggunakan APMK (Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu) dan e-money yang sangat signifikan dalam beberapa

Diagnosis sferositosis herediter ditegakkan berdasarkan adanya riwayat kuning saat neonatus, anemia, splenomegali, ditemukannya sferosit yang banyak pada pemeriksaan darah tepi,

Pengaruh kondisi psikologis ibu yang mengalami masalah ini terhadap perkembangan janin sangat terasa jika kejadiannya berlangsung di trimester pertama7. Pada masa

Berikut adalah ciri-ciri pasar perdana: (a) Emiten menjual saham kepada masyarakat luas melalui penjamin emisi dengan harga yang telah disepakati antar emiten dan penjamin emisi

Waktu  yang  tepat  dalam  menyelesaikan  pekerjaan  Kantor  yaitu  dalam  penyusunan  arsip  aktif  dinamis  di  Sub  Bagian  Setda  Kabupaten  Rembang  adalah 

Sebelum Pemeruman dilakukan dipilih suatu kawasan air yang cukup tenang dan dalam, dengan kapal yang berhenti untuk kalibrasi awal.. Pemilihan lokasi barchek pada air tenang