• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR, DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP FISIKA, DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR, DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP FISIKA, DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR, DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP

FISIKA, DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA

Skripsi

Skripsi

Oleh : Indah Nur Badi’ah

K 2307010

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR, DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP

FISIKA, DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA

Oleh : Indah Nur Badi’ah

K 2307010

Skripsi

Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Guna

Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Fisika Jurusan

Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(3)

commit to user

(4)

commit to user

(5)

commit to user

v

ABSTRAK

Indah Nur Badi’ah. HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP FISIKA DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, September 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar fisika, (2) hubungan positif yang signifikan antara persepsi siswa terhadap fisika dengan hasil belajar fisika, (3) hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dan persepsi siswa terhadap fisika dengan hasil belajar fisika.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional kuantitatif. Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Lasem Tahun Ajaran 2010 / 2011 yang terbagi menjadi enam kelas yang berjumlah 263 siswa. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIII E yang berjumlah 36 siswa. Pengambilan sampel

dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Teknik pengumpulan data

variabel motivasi belajar dan persepsi siswa terhadap fisika menggunakan angket. Sedangkan pengumpulan data hasil belajar fisika siswa menggunakan teknik tes dengan soal berbentuk pilihan ganda. Teknik analisis data yang digunakan analisis regresi ganda dengan uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas, uji independensi dan uji linieritas.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) ada hubungan positif

yang signifikan antara motivasi belajar (X1) dengan hasil belajar fisika (Y) (

signifikan antara persepsi siswa terhadap fisika (X2) dengan hasil belajar fisika (Y)

( ry.1 0,3719 dan t2,5168t0.975;34 2.041); (3) ada hubungan positif yang

signifikan antara motivasi belajar (X1) dan persepsi siswa terhadap fisika (X2)

dengan hasil belajar fisika (Y) ( ry.1.2 0,51778 dan F 6,04393F0.05;2;33 3.28).

Sumbangan relatif (SR) motivasi belajar (X1) terhadap hasil belajar fisika (Y)

sebesar 62,004%. dengan sumbangan efektif sebesar 14,26%. Sedangkan

sumbangan relatif persepsi siswa terhadap fisika (X2) terhadap hasil belajar fisika

(Y) sebesar 37,995%. dengan sumbangan efektif sebesar 8,739%.

(6)

commit to user

vi

ABSTRACT

Indah Nur Badi’ah. THE CORRELATION OF LEARNING MOTIVATION AND STUDENT’S PERCEPTION ABOUT PHYSICS WITH PHYSICS ACHIEVEMENT. Thesis. Surakarta : Teacher Training and Education Faculty , Sebelas Maret University, October 2011

The aims of this research are to find out : 1) the correlation of learning motivation

with physics achievement, 2) the correlation of student’s perception with physics

achievement, and 3) the correlation of learning motivation and student’s perception

about physics with physics achievement.

This research used quantitatively correlational descriptive methods. The population of research was all student in grade VIII of Lasem 1 Junior High in school year 2010/2011 which consist of 263 students divided in to 6 class. The sample of research was VIII E class in amount of 36 students. The sample was taken by using cluster random sampling The data collecting tecnique of learning

motivation and student’s perception about physics variable used questionnaires. While data collecting technique of physics achievement used multiple choices test. The tecnique of data analysis was multiple regression analysis with some requirement tests included normality test, independent test and linierity test.

. Based on this research it can be concluded that; (1). There is a significant possitive relation between learning motivation with physic achievement (

444

relation between student’s perception about physics (X2) with physic achievement

(Y) ( ry.1 0,3719 and t 2,5168t0.975;34 2.041); (3) There is possitive relation

of learning motivation and student’s perception about physics with physics

achievement ( ry.1.2 0,51778 and F 6,04393 F0.05;2;33 3.28). The relative contribution of learning motivation (X1) toward physics achievement (Y) is 62,004% with its effective contribution is 14,26%. While the relative contribution

of student’s perception about physics (X2) toward physics achievement (Y) is 37,995% with its effective contribution is 8,739%

(7)

commit to user

vii

MOTTO

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah

kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu

urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya

kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap.

(Q.S Al Insyirah: 5-8)

Sesungguhnya orang-orang yang tetap bersabar itu akan memperoleh ganjaran

tanpa perhitungan.

(Q.S Az Zumar: 10)

Lebih cepat, lebih baik

(8)

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku untuk kasih sayang, doa dan

kesabarannya.

2. Teman seperjuanganku Rosi dan Miyu untuk

dukungannya.

3. Teman-teman fisika 2007 untuk semangat dan

(9)

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan untuk memenuhi

sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan Skripsi ini.

Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan tersebut dapat dapat

teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuannya, penulis mengucapkan

terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan ijin penelitian.

2. Bapak Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D. Ketua Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

menyetujui permohonan penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Supurwoko, M.Si. Ketua Program Fisika Jurusan P. MIPA Fakultas

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan

selaku Pembimbing II.

4. Bapak Prof. Dr. Widha Sunarno selaku Pembimbing I dan Pembimbing

Akademik (PA) yang senantiasa memberikan semangat.

5. Ibu Alm. Inayah Abdul Chanan M.M, Kepala SMP Negeri 1 Lasem yang telah

memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

6. Siswa-siswi kelas VIIIE SMP 1 Lasem. Terima kasih atas bantuan dan

kerjasamanya.

7. Segenap keluarga yang telah memberikan do’a restu serta dorongan sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman Fisika terkhusus angkatan 2007.

9. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Semoga amal baik semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.

Dalam skripsi yang telah dikerjakan ini masih jauh dari kesempurnaan

(10)

commit to user

x

kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang. Semoga karya ini bermanfaat

bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Surakarta, Oktober 2011

(11)

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN ABSTRAK ... iv

HALAMAN ABSTRACT ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. LANDASAN TEORI ... 6

A. Kajian Teori ... 6

1. Motivasi Belajar ... 6

a. Pengertian Belajar ... 6

b. Pengertian Motivasi ... 6

c. Tujuan Motivasi... 8

d. Fungsi Motivasi... 8

e. Jenis-jenis Motivasi... 9

f. Faktor-faktor yang Memperngaruhi Motivasi... ... 10

(12)

commit to user

xii

2. Persepsi terhadap Fisika ... 11

a. Fisika... ... 11

b. Pengertian Persepsi... ... 12

c. Proses Terjadinya Persepsi ... 13

d. Jenis Persepsi ... 14

e. Komponen Persepsi ... 14

3. Hasil Belajar ... 15

a. Pengertian Hasil Belajar ... 15

b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 15

c. Macam-macam Hasil Belajar ... 16

4. Getaran dan Gelombang ... 17

a. Getaran ... 17

b. Gelombang ... 19

B. Kajian Penelitian yang Relevan ... 22

C. Kerangka Berpikir ... 24

D. Perumusan Hipotesis ... 25

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN... 26

A. Jenis dan Desain penelitian... 26

B. Tempat dan Waktu penelitian ... 27

1. Tempat Penelitian ... 27

2. Waktu Penelitian ... 27

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

D. Variabel penelitian ... 29

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 30

1. Teknik Pengumpulan Data ... 30

2. Instrumen pengumpulan Data... 31

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 31

1. Validitas dan Reliabilitas Angket ... 31

2. Validitas dan Reliabilitas Tes ... 34

G. Teknik Analisa Data ... 36

(13)

commit to user

xiii

a. Uji Linieritas... 37

b. Uji Independensi... 37

c. Uji Normalitas... 37

2. Pengujian Hipotesis... 39

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... ... 42

A. Deskripsi Data ... 42

1. Data Motivasi Belajar ... 42

2. Data Persepsi Siswa Terhadap Fisika... ... . 43

3. Data Hasil Belajar Fisika... ... 44

B. Analisis Data ... 45

1. Uji Prasyarat Analisis ... 45

2. Uji Hipotesis ... 48

3. Uji Kontribusi... 49

C. Pembahasan ... 50

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 52

A. Simpulan ... 52

B. Implikasi ... 52

C. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 55

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ... 27

Tabel 4.1 Rangkuman Deskripsi Data... 42

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar ... 43

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa terhadap Fisika ... 44

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fisika ... 45

Tabel 4.5 Harga Statistik Uji Normalitas ... 46

Tabel 4.6 Rangkuman Anava Regresi Sederhana Yˆ 27,5660.5829X1 . 46 Tabel 4.7 Rangkuman Anava Regresi Sederhana Yˆ 32,530,648X2... 47

(15)

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Ayunan Bandul ... 18

Gambar 2.2 Gelombang Transversal ... 20

Gambar 2.3 Gelombang longitudinal ... 21

Gambar 2.4 Gelombang Pantul pada Tali ... 22

Gambar 2.5 Kerangka Berpikir ... 25

Gambar 3.1 Hubungan antar variable... 26

Gambar 4.2 Diagram Motivasi Belajar ... 43

Gambar 4.2 Diagram Persepsi Siswa Terhadap Fisika ... 44

(16)

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1 Jadwal Penelitian ... 57

Lampiran 2 Kisi-Kisi Angket Try Out Motivasi ... 58

Lampiran 3 Kisi-Kisi Angket Try Out Persepsi ... 59

Lampiran 4 Kisi-Kisi Tes ... 60

Lampiran 5 Angket Uji Coba Motivasi ... 61

Lampiran 6 Angket Uji Coba Persepsi ... 69

Lampiran 7 Uji CobaTes Getaran dan Gelombang ... 76

Lampiran 8 Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Motivasi Belajar ... 79

Lampiran 9 Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Persepsi Siswa Terhadap Fisika ... 83

Lampiran 10 Uji Validitas Tes Kognitif ... 88

Lampiran 11 Uji Reliabilitas Tes Kognitif ... 92

Lampiran 12 Daya Pembeda Tes ... 95

Lampiran 13 Tingkat Kesukaran Tes ... 96

Lampiran 14 Kisi-kisi Angket Penelitian Motivasi Belajar ... 97

Lampiran 15 Kisi-kisi Angket Penelitian Persepsi ... 98

Lampiran 16 Kisi-kisi Angket Penelitian Motivasi Belajar ... 99

Lampiran 17 Angket Penelitian Motivasi Belajar ... 100

Lampiran 18 Angket Penelitian Persepsi Siswa ... 106

Lampiran 19 Tes Kognitif Getaran dan Gelombang ... 113

Lampiran 20 Data Induk Penelitian ... 116

Lampiran 21 Uji Normalitas Motivasi Belajar ... 117

Lampiran 22 Uji Normalitas Persepsi Siswa Terhadap Fisika ... 119

Lampiran 23 Uji Normalitas Hasil Belajar Fisika ... 121

Lampiran 24 Tabel Kerja Uji Independensi ... 122

(17)

commit to user

xvii

Lampiran 26 Uji Lineraritas dan Keberartian Regresi Motivasi Belajar

(X1) dengan Hasil Belajar Fisika (Y) ... 125

Lampiran 27 Tabel Kerja Uji Linearitas Persepsi Siswa terhadap Fisika (X2) dengan Hasil Belajar (Y) ... 128

Lampiran 28 Uji Lineraritas dan Keberartian Regresi Persepsi Siswa terhadap Fisika (X2) Terhadap Hasil Belajar Fisika (Y) ... 129

Lampiran 29 Perhitungan Koefisien Regresi Linier Ganda ... 132

Lampiran 30 Uji Kontribusi ... 135

(18)

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan masyarakat Indonesia yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan memiliki peranan yang penting untuk membina manusia yang demikian, karena hanya melalui pemenuhan pendidikanlah didapat manusia-manusia baru yang berorientasi pada pembangunan. Pendidikan sains merupakan bagian terpenting dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang kompeten untuk pembangunan teknologi Indonesia.

Fisika merupakan salah satu pilar utama ilmu pengetahuan dan teknologi yang memberikan pemahaman mengenai fenomena alam serta kemungkinan aplikasinya dalam meningkatkan kesejahteraan hidup umat manusia. Duana Saputra (2009) dalam blognya menulis,

Fisika adalah cabang sains yang mempelajari materi (matter), energi, ruang, dan waktu. Sebelum akhir abad ke 19, cabang sains ini lebih dikenal dengan nama “filsafat alam” (natural philosophy, dari bahasa Yunani “physikos”). Bisa dikatakan, fisika merupakan sains murni yang paling dasar (basic). Temuan dari fisika pun menjalar dan mempengaruhi cabang sains lainnya. Tidak heran, karena fisika banyak mengulik materi dan energi yang pada hakekatnya merupakan penyusun dasar (basic constituents) alam.

Fisika adalah mata pelajaran wajib Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang tergabung dalam mata pelajaran IPA. Bagi siswa SMP, pada mata pelajaran ini mereka sering mengalami kesulitan belajar. Kebanyakan siswa menganggap Fisika sebagai mata pelajaran yang sulit. Anggapan ini menjadi suatu persepsi negatif terhadap pelajaran fisika. Kesulitan memahami fisika oleh siswa juga disebabkan oleh proses pembelajaran yang kurang efektif sehingga siswa merasa kurang mampu mempelajarinya.

(19)

commit to user

dua orang yang melihat atau mengalami hal yang sama memberikan intepretasi yang berbeda tentang apa yang dilihat atau dialaminya itu (Siagian,2004).

Persepsi menurut Bimo Walgito (2003:54), adalah pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktifitas integrated dalam diri individu. Persepsi yang kurang baik akan mempengaruhi motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran fisika. Pada akhirnya hasil belajar siswa menjadi kurang memuaskan.

Fisika merupakan salah satu ilmu pengetahuan alam yang dikembangkan dengan pengamatan langsung, percobaan, atau mungkin diskusi ilmiah. Keberhasilan belajar Fisika, seperti halnya pelajaran lain, dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara garis besar faktor-faktor itu dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor dari dalam diri siswa (intern) dan faktor dari luar diri siswa (ekstern). Faktor dari dalam diri siswa misalnya aktivitas belajar, intelegensi, minat, sikap, keadaan jasmani, dan motivasi. Sedangkan untuk faktor dari luar diri siswa misalnya lingkungan belajar, pendekatan, metode, kurikulum, serta sarana dan prasarana sekolah. Hasil balajar yang optimal dapat dicapai manakala faktor-faktor penunjang proses belajar di atas mendukung kegiatan belajar.

Salah satu faktor dari dalam diri siswa yaitu motivasi. Motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu (Purwanto,2010:71). Motivasi dalam belajar dapat dilihat dari karakteristik dan tingkah laku peserta didik yang menyangkut persepsi, ketajaman perhatian, konsentrasi dan ketekunan (Purwanto, 2010:78-79).

(20)

commit to user

3

Proses ini tidak dapat dilakukan secara instan. Hal ini harus dirancang dan dilaksanakan secara runtut dan sebaik mungkin, sehingga akan menciptakan lingkungan yang mendukung tercapainya tujuan tersebut. Harus diciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan sehingga siswa dapat memiliki motivasi dan perhatian lebih untuk belajar. Untuk mencapai semua ini, persepsi tentang fisika dan motivasi belajar siswa perlu diperhatikan. Dengan demikian, siswa dapat lebih semangat untuk belajar dan tidak menganggap belajar menjadi sebuah beban.

Individu (siswa) yang memiliki persepsi positif atau baik tentang suatu obyek (mata pelajaran fisika) maka ia akan memiliki motivasi belajar yang positif atau baik, akan tetapi apabila individu memiliki persepsi yang negatif atau buruk tentang suatu obyek maka ia akan memiliki motivasi belajar yang buruk. Pada akhirnya persepsi siswa terhadap pelajaran fisika akan berpengaruh terhadap pencapaian keberhasilan pembelajaran fisika itu sendiri.

Salah satu indikator keberhasilan pembelajaran yaitu hasil belajar siswa yang tinggi. Hasil belajar merupakan indikator kualitas dan kuantitas yang telah diketahui peserta didik, indikator daya serap, sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu, bahan informasi dalam inovasi pendidikan, selain itu juga bisa sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan (Arifin,2009:12).

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain motivasi, minat, gaya belajar, interaksi sosial, kemampuan berpikir abstrak, persepsi dan pengaruh dari lingkungan.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI

TERHADAP FISIKA DIKAITKAN DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA

B. Identifikasi Masalah

(21)

commit to user

1. Persepsi siswa terhadap suatu mata pelajaran akan mempengaruhi motivasi belajar dan prestasi hasil belajar fisika. Persepsi siswa terhadap mata pelajaran fisika cenderung negatif.

2. Tidak semua siswa mempunyai hasil belajar yang baik.

3. Siswa hanya menaruh minat yang besar pada mata pelajaran tertentu saja, sedangkan mata pelajaran yang lain misalnya Fisika kurang disenangi.

4. Mata pelajaran Fisika menjadi salah satu mata pelajaran yang kurang disenangi dan bahkan ditakuti siswa karena dianggap sulit.

5. Motivasi belajar merupakan prasyarat bagi berjalannya belajar mandiri. Motivasi belajar fisika siswa masih kurang.

6. Siswa yang motivasi belajarnya rendah tidak memikirkan kompetisi untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi atau bersaing dengan siswa yang lain.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka dalam penelitian ini penulis membatasi masalah agar penelitian ini dapat mencapai tujuan, ruang lingkup dan arahan yang jelas. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Materi Pelajaran

Materi pelajaran Fisika dibatasi pada materi pokok Getaran dan Gelombang. 2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Lasem semester genap tahun pelajaran 2010/2011.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian meliputi :

a. Hubungan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar fisika. b. Hubungan persepsi belajar fisika terhadap hasil belajar fisika

(22)

commit to user

5

D. Perumusan Masalah

1. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar fisika?

2. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara persepsi siswa terhadap fisika dengan hasil belajar fisika?

3. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dan persepsi siswa terhadap fisika dengan hasil belajar fisika?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui adanya hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar fisika

2. Untuk mengetahui adanya hubungan antara persepsi siswa tentang mata pelajaran Fisika dengan hasil belajar fisika

3. Untuk mengetahui adanya hubungan antara persepsi siswa tentang mata pelajaran fisika dan motivasi belajar dengan hasil belajar fisika

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penulis berharap dapat memberikan informasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan sebagai bahan kajian bagi penelitian selanjutnya dan masukan untuk peningkatan kualitas pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan

1) Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan sistem pembelajaran oleh tenaga pendidik sehingga persepsi siswa tentang fisika tetap baik. 2) Sebagai masukan guna menyelenggarakan proses belajar mengajar

secara efektif, aktif dan kreatif sehingga memungkinkan siswa tetap memiliki motivasi belajar fisika maupun mata pelajaran lainnya.

b. Bagi Peneliti

(23)

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Motivasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Hamzah Uno (2008:11) menyatakan bahwa “Belajar ialah proses perubahan tingkah laku seseorang setelah memperoleh informasi yang disengaja”. Drischoll dalam Hamzah Uno (2008:11) berpendapat bahwa ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam belajar antara lain : 1) belajar adalah suatu perubahan yang menetap dalam kinerja seseorang, 2) hasil belajar yang muncul dalam diri siswa merupakan akibat atau hasil dari interaksi siswa dengan lingkungan

Menurut Nicole dalam Hamzah Uno (2008:14), pada prinsipnya dalam belajar terdapat empat komponen kegiatan yaitu : 1) melakukan persepsi terhadap stimulus, 2) menggunakan pengetahuan prasyarat, 3) merencanakan respon, 4) pelaksanaan respon yang dipilih.

Selanjutnya Uno (2008:78) menjelaskan lebih jauh bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya secara sengaja.

Jadi belajar ialah proses perubahan tingkah laku yang dapat dinyatakan dalam betuk penguasaan, penggunaan dan penilaian atau mengenai sikap dan nilai-nilai pengetahuan serta kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan. Belajar sebagai suatu perubahan tingkah laku terjadi setelah siswa mengikuti atau mengalami suatu proses belajar mengajar dengan hasil belajar yang diperoleh dalam bentuk penguasaan kemampuan atau keterampilan tertentu

b. Pengertian Motivasi

(24)

commit to user

7

agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu”.

Sondang Siagian (2004 : 138) juga memiliki pendapat hampir sama mengenai motivasi yang dituliskan sebagai berikut,

Motivasi adalah daya pendorong yang menyebabkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau ketrampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Motivasi berhubungan dengan motif. Sedangkan motif adalah alasan atau dorongan yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu atau melakukan tindakan tertentu. Motif mempunyai dua unsur pokok yaitu dorongan atau kebutuhan dan unsur tujuan dimana proses interaksi timbal balik antara kedua unsur tersebut terjadi dalam diri manusia.

Selanjutnya, Hamalik (2009:159) menjelaskan bahwa motivasi mempunyai dua komponen yaitu komponen dalam dan komponen luar. Komponen dalam meliputi perubahan dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak puas dan ketegangan psikologis atau dengan kata lain merupakan kebutuhan – kebutuhan yang ingin dipuaskan. Komponen luar adalah apa yang diinginkan atau tujuan yang hendak dicapai seseorang.

Middleton dan Spanias (1999:67) mengatakan bahwa “Motivations help guide children’s activity; they provide a structure for evaluating the outcomes of activity; and they help determine whether or not children will engage in future mathematical activity”. Motivasi membantu mengendalikan aktivitas anak; menyediakan struktur untuk menilai hasil dari aktivitas; dan membantu menentukan ada tidaknya penggunaan aktivitas matematika di masa depan.

(25)

commit to user

mendorong dan mengarahkan perilakunya kepada tujuan yang hendak dicapainya dalam mengikuti pendidikannya.”

Motivasi dalam belajar dapat dilihat dari karakterisitik dan tingkah laku peserta didik yang menyangkut ketajaman perhatian, konsentrasi dan ketekunan (Purwanto,2004 : 78-79). Apabila motivasi belajar bertambah tinggi maka bertambah juga kemungkinan tingkah laku itu untuk disadari, dan akan lebih dapat dituntut pertanggungjawabannya. Sedangkan menurut Hamzah Uno (2008:23), “Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar berhubungan erat dengan motif yaitu dorongan seseorang yang timbul dari dalam maupun luar diri yang akan mempengaruhi keinginan belajar seseorang.

c. Tujuan Motivasi

Motivasi berkaitan erat dengan tujuan yang ingin dicapai seseorang. Menurut Pudjadi (2007:24), tujuan adalah sesuatu yang hendak dicapai oleh perbuatan yang apabila tercapai akan memuaskan individu dan idealnya tujuan siswa dalam mengikuti pendidikannya bukan hanya sekedar lulus namun untuk menguasai bidang ilmu yang dipelajarinya, sehingga dalam mempelajari setiap bahan pembelajaran, siswa terdorong untuk menguasai bahan pembelajaran tersebut dengan baik.

Adanya tujuan yang jelas dan disadari akan mempengaruhi kebutuhan dan ini akan mendorong timbulnya motivasi. Jadi, suatu tujuan akan membangkitkan timbulnya motivasi dalam diri seseorang (Hamalik,2010: 160).

d. Fungsi Motivasi

(26)

commit to user

9

Sardiman (2007: 34) menambahkan fungsi motivasi diantaranya : 1) mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan, 2) menentukan arah perbuatan yakni ke arah suatu yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya, 3) menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

e. Jenis-Jenis Motivasi

Menurut Hamalik (2009: 54 ), motivasi dapat dibagi menjadi dua yaitu : 1) Motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang tercakup di dalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan murid. Motivasi intrinsik atau motivasi murni yang timbul dari diri siswa sendiri dan tanpa pengaruh dari luar, misalnya keinginan untuk mendapatkan keterampilan tertentu, memperoleh informasi dan pengertian, mengembangkan sikap untukberhasil menyadari sumbangannya terhadap usaha kelompok, keinginan diterima orang lain, dan lain lain. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional dan bersifat riil atau motivasi sesungghnya.

2) Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti angka, kredit, ijazah, tingkatan hadiah, persaingan yang bersifat negatif yaitu sarcasm, hukuman. Motivasi tetap diperlukan di sekolah karena pengajaran di sekolah tidak semuanya menarik minat siswa atau sesuai dengan kebutuhan siswa, terkadang siswa juga belum memahami untuk apa ia belajar hal-hal yang diberikan oleh sekolah, sehingga motivasi terhadap pelajaran itu perlu dibangkitkan oleh guru agar para siswa mau dan ingin belajar.

f. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

(27)

commit to user

dengan kondisi psikologis. Hal ini mempengaruhi keadaan belajar individu. Bila kondisi psikologis stabil memungkinkan motivasi belajar tinggi sehingga dapat meraih hasil optimal, 3) faktor sosiologis, yakni faktor yang timbul dari luar diri atau lingkungan, 4) faktor fisiologis, yakni faktor yang berkaitan dengan keadaan jasmani. Apabila jasmani seseorang terganggu maka motivasinya akan terganggu pula.

Keempat faktor tersebut saling mendukung dan timbul dalam diri siswa, sehingga dapat mempengaruhi semangat belajar maupun dalam melakukan aktivitas untuk mencapai pemenuhan tujuan yang diinginkan.

g. Indikator-Indikator Motivasi Belajar

Menurut Sardiman (2007 : 33), motivasi pada seseorang memiliki ciri : 1) tekun menghadapi tugas, 2) ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa), 3) menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, 4) lebih senang bekerja sendiri, 5) tidak cepat bosan terhadap tugas-tugas yang rutin, 6) dapat mempertahankan pendapatnya, 7) tidak cepat menyerah terhadap hal-hal yang diyakini, 8) senang mencari atau memecahkan masalah-masalah soal

Sedangkan menurut Uno (2008:23), indikator motivasi belajar meliputi : 1) adanya hasrat dan keinginan belajar, 2) adanya dorongan dan kebutuhan belajar, 3) adanya harapan dan cita-cita massa depan, 4) adanya penghargaan dalam belajar, 5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, 6) adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga mengakibatkan siswa belajar dengan baik.

Kegiatan belajar mengajar akan berjalan baik jika siswanya memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar dan hal tersebut juga menjadi tanggung jawab pendidik agar siswa tetap termotivasi dalam belajar.

2. Persepsi Terhadap Fisika

a. Fisika

(28)

commit to user

11

satu diantaranya adalah Fisika. Untuk Fisika berasal dari bahasa Yunani physikos

yang berarti alamiah dan physics yang berarti alam. Fisika merupakan salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam seperti halnya kimia dan biologi. Fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang waktu.

Fisika adalah bagian dari IPA, sehingga karakteristik yang dimiliki IPA berlaku juga untuk Fisika yang pada akhirnya akan mempengaruhi pelaksanaan pengajaran Fisika. Menurut Gerthsen (1985) yang dikutip oleh Herbert Druxes (1986 : 3): “Fisika adalah suatu teori yang menerangkan gejala-gejala alam sesederhana mungkin dan berusaha menemukan hubungan antara kenyataan-kenyataan persyaratan utama untuk pemecahan soal adalah dengan mengamati gejala-gejala tersebut”. Sedangkan menurut pendapat Brockhaus (1972) yang dikutip oleh Herbert Druxes (1986 : 3): “Fisika adalah pelajaran tentang kejadian alam yang memungkinkan penelitian dengan percobaan dan pengujian secara sistematis dan berdasarkan peraturan umum”.

Dari beberapa pendapat tentang Fisika di atas dapat disimpulkan bahwa Fisika adalah salah satu cabang dari IPA yang menerangkan gejala-gejala alam yang bersifat fisik yang dapat dipelajari melalui pengamatan, eksperimen, serta teori. Secara pengamatan dan eksperimen, Fisika dapat dipelajari di alam secara langsung di laboratorium, sedangkan secara teori Fisika dapat dipelajari dengan kegiatan berdasarkan analisis rasional dengan berpijak pada teori yang telah ditemukan sebelumnya. Hasil-hasil Fisika diungkapkan dalam bentuk fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori. Fisika meliputi proses, sikap, dan produk. Proses Fisika berupa aktivitas-aktivitas yang bertujuan mempelajari, menggali, mencari, dan menyelidiki kejadian alam. Sikap Fisika berupa sikap mental yang diperlukan selama melakukan proses kegiatan Fisika (jujur, terbuka, kritis, menghargai pendapat orang lain). Produk Fisika adalah hasil kegiatan Fisika berupa konsep, hukum, dan teori yang tersusun berdasarkan fakta-fakta alam.

(29)

commit to user

1) Agar anak didik memahami ilmu yang membicarakan dan di mana mereka hidup.

2) Membangkitkan dan menumbuhkan perhatian terhadap Fisika, ini dapat dicapai melalui :

a) Menggunakan metode mengajar yang sesuai b) Mengajarkan konsep-konsep Fisika yang modern

c) Menunjukkan hubungan antara Fisika dengan lingkungannya 3) Membangkitkan sikap ingin tahu. Hal ini dapat dicapai melalui:

a) Mengajukan banyak persoalan pada siswa

b) Merangsang anak didik mengadakan pengamatan atau percobaan 4) Mengajarkan anak didik berpikir ilmiah

5) Menumbuhkan keterampilan dasar tertentu yang diperlukan pada penyelidikan sederhana.

6) Menekankan adanya hubungan antara Fisika dengan bidang ilmu yang lain.

b. Pengertian Persepsi

Apabila orang berbicara tentang persepsi,yang dimaksud ialah bahwa apa yang dilihat oleh orang belum tentu sama dengan fakta yang sebenarnya. Keinginan seseorang itulah yang menyebabkan mengapa dua orang yang melihat atau mengalami hal yang sama memberikan interpretasi yang berbeda. (Siagian,2004:98-99).

Secord dan Backman dalam Azwar (2008:5) menyebutkan bahwa persepsi merupakan suatu keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi (konasi) seseorang terhadap semua aspek di lingkungan sekitarnya.

Pareek dalam Sobur (2003: 43), memberikan definisi persepsi yang cukup luas yaitu sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji dan memberikan reaksi pada panca indra. Persepsi timbul melalui alat indra, baik melalui indra pendengar, indra penglihatan, indra peraba, indra penciuman dan indra perasa. Sedangkan Widayatun dalam Ropitasari (2009:23) menyatakan bahwa persepsi juga bisa berfungsi sebagai suatu cara untuk menerima rangsangan..

(30)

commit to user

13

serta mempunyai tatanan yang dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan seseorang (Slameto,1988 : 105-107)

Persepsi adalah bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Seiring dengan itu Berkowitz berpendapat bahwa persepsi seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut. Secara lebih spesifik Thurston sendiri memformulasikan perasaan sebagai derajat efek positif atau efek negatif terhadap objek psikologis (Azwar,2008: 32). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses seleksi untuk mengintepretasikan objek yang diamati dan diterjemahkan dalam tingkah laku.

c. Proses Terjadinya Persepsi

Proses terjadinya persepsi pada diri individu tidak berlangsung begitu saja, tetapi melalui suatu proses. Proses persepsi adalah peristiwa dua arah yaitu sebagai hasil aksi dan reaksi. Menurut Bimo Walgito (2003:54), terjadinya persepsi melalui suatu proses, yaitu melalui beberapa tahap sebagai berikut:

1) Suatu obyek atau sasaran menimbulkan stimulus, selanjutnya stimulus tersebut ditangkap oleh alat indera. Proses ini berlangsung secara alami dan berkaitan dengan segi fisik. Proses tersebut dinamakan proses kealaman,

2) Stimulus suatu obyek yang diterima oleh alat indera, kemudian disalurkan ke otak melalui syaraf sensoris. Proses pentransferan stimulus ke otak disebut proses psikologis, yaitu berfungsinya alat indera secara normal,

3) Otak selanjutnya memproses stimulus hingga individu menyadari obyek yang diterima oleh alat inderanya. Proses ini juga disebut proses psikologis. Dalam hal ini terjadilah adanya proses persepsi yaitu suatu proses di mana individu mengetahui dan menyadari suatu obyek berdasarkan stimulus yang mengenai alat inderanya.

d. Jenis Persepsi

(31)

commit to user

karena adanya rangsang yang datang dari dalam individu. Dalam hal ini yang menjadi objek adalah diri sendiri.

e. Komponen Persepsi

Saifuddin Azwar (2008:36) menyebutkan ada tiga komponen yang membentuk struktur persepsi yaitu: komponen kognisi (pemikiran), komponen afektif (perasaan) dan komponen konatif (tindakan)

Komponen kognisi berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek persepsi. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka akan mrnjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang diharapkan dari objek tertentu. Kepercayaan sebagai komponen kognitif tidak selalu akurat, kadang kepercayaan itu terbentuk justru dikarenakan kurang atau tiadanya informasi yang benar mengenai objek yang dihadapi

Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek persepsi. Secara umum, komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Reaksi emosional banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang kita percaya sebagai benar dan berlaku sebagai objek yang dimaksud. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif.

Komponen konatif dalam struktur persepsi menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan untuk berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek persepsi yang dihadapi. Kaitan ini didasari moleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku. Pengertian kecenderungan berperilaku yang tidak hanya dilihat secara langsung saja akan tetapi meliputi pula bentuk-bentuk perilaku berpa pernyataan atau perkataan yang terucap oleh seseorang.

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2004: 102-103):

(32)

commit to user

15

perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Di sekolah hasil belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya. Tingkat penguasaan pelajaran atau hasil belajar dalam mata pelajaran tersebut di sekolah dilambangkan dengan angka-angka atau huruf, seperti angka 0-10 pada pendidikan dasar dan menengah dan huruf A, B, C, D pada pendidikan tinggi.

Sebenarnya hampir seluruh perkembangan dan kemajuan hasil karya juga merupakan hasil belajar, sebab proses belajar tidak hanya berlangsung di sekolah.

b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar.

Menurut R. M. Gagne dalam Sumadi Suryabrata (2008: 247), hasil belajar pada proses belajar ditentukan oleh lima faktor, di antaranya:

1) Informasi Verbal (Verbal Information), adalah pengetahuan awal/dasar yang memiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa, lisan dan tulisan. Apabila siswa hendak belajar/ menerima pelajaran suatu pokok bahasan, maka pengetahuan awal sebelum pokok bahasan diberikan siswa harus sudah menguasai.

2) Kemahiran Intelektual (Intelektual Skill), adalah kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi.

3) Strategi kognitif (pengaturan kegiatan kognitif) merupakan aktivitas mentalnya sendiri, sedangkan ruang gerak kemahiran intelektual adalah representasi dalam kesadaran terhadap lingkungan hidup dan diri sendiri. Strategi kognitif mencakup, penggunaan konsep dan kaidah yang telah dimiliki, terutama bila sedang menghadapi suatu problem.

4) Ketrampilan Motorik (Motor Skill), adalah kemampuan melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmaniah dalam urutan tertentu yang terkoordinir dan terpadu. Ciri khas dari ketrampilan motorik adalah otomatisme, yaitu rangkaian gerak-gerik berlangsung secara teratur dan berjalan secara lancar dan luwes tanpa banyak dibutuhkan refleksi tentang apa yang harus dilakukan dan mengapa diikuti gerak-gerik tertentu.

(33)

commit to user

Kecenderungan menerima atau menolak suatu obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek itu serta berguna/berharga atau tidak sering dinyatakan sebagai suatu sikap dan hal bila dimungkinkan adanya berbagai tindakan. Misalnya seorang siswa harus mengambil tindakan/ keputusan, apakah belajar untuk menghadapi ujian, atau nonton film dengan temannya pada waktu yang sama.

Jadi faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain sikap, ketrampilan motorik, strategi kognitif, informasi verbal dan kemahiran intelektual.

c. Macam-Macam Hasil Belajar

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotorik.

1) Ranah kognitif. Berkenaan dengan hasil belajar intelektual terdiri dari enam aspek yaitu

a) Pengetahuan (knowledge), yaitu perilaku mengingat atau mengenali informasi (materi pembelajaran) yang telah dicapai sebelumnya.

b) Pemahaman (comprehention), yaitu kemampuan memperoleh makna dari materi pembelajaran.

c) Penerapan (application), yaitu penerapan yang mengacu pada kemampuan menggunakan pembelajaran yang telah dipelajari di dalam situasi baru dan konkrit yang mencakup penerapan hal-hal seperti aturan, metode, konsep, prinsip-prinsip, dalil dan teori.

d) Analisis (analysis), yaitu mengacu pada kemampuan memecahkan materi ke dalam bagian-bagian sehingga dapat dipahami struktur organisasinya yang mencakup identifikasi bagian-bagian, analisis antar bagian, dan mengenali prinsip-prinsip pengorganisasian.

e) Sintesis (synthesis), yaitu mengacu pada kemampuan menggabungkan bagian-bagian dalam rangka membentuk struktur yang baru dan mencakup komunikasi yang unik (tema atau percakapan), perencanaan operasional (proposal), atau seperangkat hubungan yang abstrak (skema untuk mengklasifikasi informasi).

(34)

commit to user

17

keputusan tentang nilai materi pembelajaran untuk tujuan tertentu. 2) Ranah afektif terdiri dari lima tingkatan yaitu

a) Pengenalan (ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu). b) Merespon (aktif berpartisipasi).

c) Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia pada nilai-nilai tertentu). d) Pengorganisasian (menghubung-hubungkan nilai-nilai yang dipercaya). e) Pengamalan (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup). 3) Ranah psikomotorik terdiri dari lima tingkatan yaitu

a) Peniruan (menirukan gerak)

b) Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak) c) Ketepatan (melakukan gerak dengan benar)

d) Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar) e) Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar).

Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran terutama pembelajaran di sekolah.

4. Getaran dan Gelombang

a. Getaran

Getaran adalah gerak bolak-balik (periodik) melalui titik kesetimbangan. Kedudukan setimbang merupakan posisi benda ketika benda tidak bergerak atau diam (Marthen Kanginan,2007:45). Gambar 2.1 adalah ilustrasi getaran dari bandul sederhana:

(35)

commit to user

Dari gambar di atas satu getaran merupakan gerak bolak balik A-B-C-B-A atau B-C-B-A-B-C-B-A-B atau B-A-B-C-B-A-B-C-B atau C-B-A-B-C-B-A-B-C

Amplitudo adalah simpangan terjauh atau maksimum dari titik keseimbangan. Amplitudo dinyatakan dalam satuan meter (m). Semakin besar nilai amplitudo maka semakin kuat getaran atau bunyi yang dihasilkannya, begitu pula sebaliknya.

Frekuensi adalah banyaknya getaran yang dilakukan oleh suatu benda tiap detik. Satuan frekuensi adalah Hertz (Hz). Periode adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan 1 getaran sempurna. Satuan periode adalah sekon atau detik (s).

Hubungan antara frekuensi dan periode dinyatakan oleh persamaan :

= 1

dimana :

f = frekuensi (Hz) T= periode (s)

Bila suatu benda melakukan n kali getaran dalam waktu t sekon, maka frekuensinya dinyatakan dalam persamaan

=

dimana:

n= jumlah getaran t = waktu getar

Gejala getaran banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari misalnya: senar gitar yang dipetik, beduk yang dipukul, pita suara ketika kita berbicara dan lain-lain. (Mangunwiyoto,2004:59)

b. Gelombang

(36)

commit to user

19

1) Gelombang Mekanik

Gelombang air, gelombang bunyi, gelombang tali, dan gelombang pada slinki merupakan contoh-contoh gelombang mekanik. Gelombang-gelombang ini memerlukan medium untuk dapat merambatkan gelombang. Air, udara, tali, slinki adalah medium yang digunakan untuk merambatkan gelombang air, gelombang bunyi, gelombang tali, dan gelombang pada slinki. Gelombang-gelombang ini ditimbulkan oleh adanya getaran mekanik. Oleh karena itu, gelombang-gelombang tersebut dikelompokkan ke dalam gelombang-gelombang mekanik. Umumnya, gelombang mekanik seperti contoh tersebut dapat diamati dengan mata telanjang.

2) Gelombang Elektromagnetik

Gelombang elektromagnetik dapat merambat meskipun tidak terdapat medium untuk menjalarkan gelombangnya. Contohnya, gelombang sinar Matahari dapat sampai ke bumi meskipun antara Matahari dan bumi tidak terdapat medium untuk menjalarkan gelombang. Gelombang yang dapat merambat tanpa membutuhkan medium disebut gelombang elektromagnetik.

Gelombang mekanik memiliki beberapa besaran diantaranya :

1) Panjang gelombang ialah jarak yang ditempuh gelombang dalam satu periode. Panjang gelombang untuk gelombang transversal dinyatakan dengan jarak dua bukit atau jarak dua lembahyang berdekatan. Sementara itu panjang gelombang untuk gelombang longitudinal dinyatakan sebagai jarak dua regangan atau rapatan yang berdekatan.

2) Amplitudo adalah simpangan gelombang yang paling besar.

3) Cepat rambat gelombang ialah jarak yang ditempuh gelombang dalam satu sekon. Cepat rambat gelombang dirumuskan :

=

dengan = panjang gelombang (m) dan T= periode (s). Satuan cepat rambat gelombang adalah m/s.

Hubungan periode dan frekuensi yaitu :

=1

(37)

commit to user

f = frekuensi (Hz) T= periode (s)

Selain membutuhkan medium untuk merambat, gelombang juga mempunyai arah merambat dan arah getaran. Berdasarkan arah getarnya, gelombang dibagi menjadi dua jenis, yaitu gelombang transversal dan gelombang longitudinal.

1. Gelombang Transversal

Gelombang transversal adalah gelombang yang arah perambatannya tegak lurus terhadap arah getarannya. Contoh dari gelombang transversal adalah gelombang pada tali, gelombang cahaya, gelombang pada air laut. Satu gelombang transversal terdiri dari titik tertinggi pada gelombang disebut puncak, dan titik terendahnya disebut dasar seperti terlihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Gelombang Transversal

Titik B dan F merupakan puncak gelombang, yaitu titik-titik tertinggi gelombang. Titik D dan H merupakan dasar gelombang, yaitu titik-titik terendah pada gelombang. Lengkungan ABC dan EFG disebut sebagai bukit gelombang. Sedangkan cekungan CDE dan GHI disebut lembah gelombang. Jarak BB’, DD’, FF’, dan HH’ merupakan amplitudo gelombang, yaitu simpangan terbesar dari gelombang tersebut.

Dalam konsep gelombang dikenal istilah panjang gelombang. Panjang gelombang () suatu gelombang transversal didefinisikan sebagai:

a) Panjang satu lembah gelombang dan satu bukit gelombang (ABCDE atau CDEFG).

(38)

commit to user

21

2. Gelombang Longitudinal

Pola gelombang yang arah getarannya berimpit arah rambatnya inilah yang dinamakan gelombang longitudinal. Yang termasuk gelombang longitudinal adalah gelombang pada slinki, gelombang bunyi. Pada gelombang longitudinal terdapat rapatan dan renggangan seperti yang terlihat pada gambar 2.3. Panjang gelombang () suatu gelombang longitudinal didefinisikan sebagai:

a) jarak satu rapatan dan satu renggangan atau b) jarak antara dua rapatan yang berdekatan atau c) jarak antara dua renggangan yang berdekatan.

Gambar 2.3 Gelombang Longitudinal

Jika ujung slinki dirapatkan, kemudian dilepaskan akan terlihat pola gelombang yang berbeda dengan gelombang transversal. Pada gelombang longitudinal, slinki akan terlihat merapat, kemudian merenggang, demikian seterusnya. Bagian yang merapat dinamakan rapatan, sedang bagian yang renggang dinamakan renggangan. Rapatan dan renggangan pada slinki akan merambat sepanjang slinki, sedangkan arah getaran berimpit dengan arah memanjang slinki.

Gelombang memiliki sifat atau karakteristik tertentu. Sifat gelombang tersebut antara lain: dapat dibiaskan, dapat terpolarisasi, dapat mengalami interferensi, dapat mengalami difraksi, dan dapat mengalami pemantulan.

(39)

commit to user

Gambar 2.4 Gelombang Pantul pada Tali

Contoh pemantulan gelombang dan pemanfaatannya adalah sebagai berikut : 1) Gelombang air laut dipantulkan oleh pantai sehingga ada gelombang air laut

yang menuju ke tengah laut.

2) Pemantulan gelombang bunyi oleh dasar laut dapat dimanfaatkan untuk menentukan kedalaman laut dengan menggunakan sistem sonar.

3) Pemantulan gelombang elektromagnetik oleh suatu benda dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi benda tersebut dengan menggunakan sistem radar.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

1. Widoretno dalam skripsinya yang berjudul “Hubungan antara motivasi belajar dan kondisi keluarga dengan prestasi belajar siswa kelas II Semester 3 Rumpun Bangunan SMK Negeri 2 Surakarta.” Menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa kelas II. Penelitian tersebut dilaksanakan di SMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2006/ 2007. Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment yang dikonsultasikan r - tabel pada tingkat signifikansi 5% dan n=45. Hasil analisis ditunjukkan ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar.

(40)

commit to user

23

dan motivasi terhadap hasil belajar di ujian akhir program pada mahasiswa Diploma IV Kebidanan UNS.

3. Setyadi Wasito dalam tesisnya yang berjudul “Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru Sains Dalam Proses Belajar Mengajar, Motivasi Belajar Dan Sikap Siswa Pada Sumber Belajar Terhadap Penguasaan Kompetensi Sains Siswa SMP Negeri 1 Wonogiri Tahun Pelajaran 2006/2007”. Analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi, uji t dan regresi ganda dengan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas, uji linearitas, pemeriksaan multikolinearitas dan uji non otokorelasi. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, antara lain ada hubungan antara persepsi siswa tentang kepemimpinan guru sains dalam proses belajar mengajar dengan penguasaan kompetensi sains siswa di SMP Negeri 1 Wonogiri Tahun Pelajaran 2006/2007 dengan rhitung > rtabel atau 0,545 > 0,254 pada taraf signifikansi 5%.

C. Kerangka Berfikir

1. Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Fisika

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor internal maupun eksternal. Dalam penelitian ini penulis mengangkat faktor internal yaitu motivasi belajar siswa. Adanya motivasi belajar akan mendorong terciptanya tindakan atau usaha untuk meraih hasil belajar maksimal. Variabel ini diharapkan memberi deskripsi tentang hasil belajar fisika siswa di tingkat SMP. Deskripsi semacam ini penting dan diarahkan untuk kemajuan pendidikan pada umumnya dan pendidikan sains khsusnya.

(41)

commit to user

2.Hubungan Persepsi Siswa terhadap Fisika dengan Hasil Belajar Fisika

Persepsi merupakan proses pengamatan seseorang yang berasal dari komponen kognisi. Persepsi juga termasuk dalam faktor internal siswa yang dapat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Proses terjadinya persepsi terdiri dari proses kealaman dan proses psikologis. Pada proses kealaman, setiap objek akan memberikan stimulus kemudian terjadi proses psikologis dimana keputusan terhadp objek tersebut dibuat. Keputusan tersebut bisa bernilai positif ataupun negatif.

Setiap individu tentu memiliki persepsi positif dan negatif terhadap sesuatu. Individu (siswa) yang memiliki persepsi positif atau baik tentang suatu obyek (mata pelajaran fisika) maka ia akan menyenangi objek tersebut. Objek yang dimaksud dalam hal ini adalah fisika. Apabila siswa menyenangi fisika, maka siwa akan berusaha agar mendapat hasil belajar fisika yang maksimal. Sebaliknya, apabila individu memiliki persepsi yang negatif atau buruk tentang suatu obyek maka ia cenderung acuh atau tidak menyukai fisika sehingga hasil belajarnya pun tidak maksimal. Maka dari penelitian ini akan terungkap hubungan persepsi siswa terhadap fisika dengan hasil belajar fisika.

3. Hubungan Motivasi Belajar dan Persepsi Siswa terhadap Fisika

dengan Hasil Belajar Fisika

Motivasi dan persepsi merupakan faktor internal dari dalam diri siswa yang dapat menentukan hasil belajar siswa. Siswa yang memiliki motivasi tinggi, hasil belajarnya pun baik. Siswa yang memiliki persepsi yang baik atau positif terhadap fisika maka siswa akan lebih giat belajar dan hasil belajarnya pun baik. Maka dapat dibuat hipotesis bahwa ada hubungan positif yang berarti antara motivasi belajar dan persepsi siswa terhadap fisika dengan hasil belajar fisika.

(42)

commit to user

25

Gambar 2.5. Paradigma Penelitian

D. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar fisika

2. Ada hubungan antara persepsi siswa terhadap fisika dengan hasil belajar fisika

3. Ada hubungan antara persepsi siswa terhadap fisika dan motivasi belajar dengan hasil belajar fisika

Sampel Populasi

Persepsi Siswa Terhadap Fisika

(X2) Motivasi Belajar

Siswa

(X1)

Hasil Belajar

Fisika (Y)

Uji

Independens

i

Uji Linieritas

(43)

commit to user

X1Y X2Y

RY X1 X2

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Hal ini ditinjau dari kedalaman analisisnya. Penelitian deskriptif melakukan analisis hanya pada taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga lebih mudah dipahami dan disimpulkan. Uraian kesimpulan didasari oleh angka yang diolah tidak secara terlalu dalam. (Azwar,1998:6)

Berdasarkan pendekatan analisis yang digunakan, penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dimana menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika dalam rangka pengujian hipotesis. Kalau dilihat dari karakteristik masalah berdasarkan kategori fungsional maka penelitian ini merupakan penelitian korelasional dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keeratan hubungan di antara variabel-variabel yang diteliti tanpa melakukan suatu intervensi terhadap variabel-variabel-variabel-variabel yang bersangkutan. (Azwar,1998:21). Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif korelasional.

Penelitian ini mengkaji tiga variabel yaitu dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebasnya yaitu motivasi belajar (X1) dan persepsi siswa

(X2), sedangkan variabel terikatannya adalah kemampuan kognitif (Y). Hubungan

antar variabel dapat digambarkan oleh gambar 3.1 di bawah ini :

Motivasi Belajar (X1) Persepsi siswa

terhadap fisika (X2)

Hasil Belajar Fisika (Y)

(44)

commit to user Keterangan :

X1Y = parameter struktural hubungan X1 terhadap Y

X2Y = parameter struktural hubungan X2 terhadap Y

RYX1X2 = parameter struktural hubungan X1 dan X2 secara bersama-sama

terhadap Y

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Lasem dengan alamat Jalan Raya Lasem No.1 Lasem, Kabupaten Rembang. Hal ini karena di SMP Negeri 1 Lasem tersedia data yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti, populasi siswa SMP Negeri 1 Lasem bersifat heterogen, dan penelitian ini belum pernah dilakukan di sekolah tersebut.

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan bulan Desember 2010 s.d. September 2011 pada tahun pelajaran 2010/2011. Jadwal penelitian terlampir.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:130). Saifudin Azwar (1998 : 77) mendefinisikan populasi sebagai kelompok subyek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditegaskan bahwa populasi adalah keseluruhan individu atau obyek penelitian yang diduga mempunyai ciri atau sifat yang sama.

Populasi yang akan diteliti adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Lasem yang terdiri berjumlah 263 siswa, dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 1. Populasi Penelitian

Kelas Jumlah Siswa Jumlah Putra Putri

VIII 114 149 263

(45)

commit to user

2. Sampel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 132) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pengambilan sampel ini dimaksudkan untuk memperoleh keterangan mengenai obyek penelitian, dan mampu memberikan gambaran dari populasi.

Mengingat keterbatasan waktu, biaya, tenaga, dan pikiran peneliti, maka tidak mungkin seluruh populasi diteliti. Untuk itu dari populasi yang ada perlu diambil sampel yang dapat mewakili populasi tersebut.

Generalisasi dari sampel ke populasi membawa resiko ketidaktepatan, sebab tidak mencerminkan keadaan populasi secara tepat, karena itu perlu penentuan teknik sampling yang akan digunakan untuk memperkecil kesalahan generalisasi dari sampel ke populasi. Hal ini dapat dicapai apabila diperoleh sampel yang representatif.

Sebagai pertimbangan penggunaan sampel penelitian ini, Suharsimi Arikunto (2006: 134) menyatakan bahwa: “Untuk sekadar ancer–ancer, apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”. Hal ini tergantung setidak-tidaknya dari: a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik.

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan satu kelas dari enam kelas yang ada yaitu siswa kelas VIII E yang berjumlah 36.

3. Teknik Pengambilan Sampel

(46)

commit to user

awal siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Lasem adalah sama. Dengan cara ini setiap kelompok mempunyai peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel.

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling dengan cara undian. Alasan penulisan menggunakan teknik ini adalah karena dalam teknik random sampling, pengambilan sampel bersifat objektif, selain itu juga untuk mengetahui sejauh mana sampel tersebut bisa muncul. pemilihan sampel dengan cara undian tidak dilakukan secara subjektif, sehingga setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama (acak) untuk terpilih menjadi sampel. Dengan demikian diharapkan sampel yang terpilih dapat digunakan untuk menduga karakteristik populasi secara objektif.

D. Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 118) variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, sedangkan menurut pendapat Saifudin Azwar (1998 : 59) variabel merupakan konsep mengenai atribut atau sifat yang terdapat pada subyek penelitian yang dapat bervariasi secara kualitatif ataupun secara kuantitatif.

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah kondisi yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi belajar (X1) dan persepsi siswa (X2).

Adapun definisi operasional dari variabel bebas adalah sebagai berikut:

a. Motivasi belajar

1) Definisi Operasional : segala daya pendorong/ penggerak baik dari dalam diri maupum luar siswa untuk melakukan kegiatan belajar.

2) Skala Pengukuran : Interval

(47)

commit to user

1) Definisi Operasional : penginterpretasian siswa dalam mengenal, memahami dan menanggapi obyek fisika,subjek fisika dan lingkungan fisika.

2) Skala Pengukuran : Interval

3) Indikator : Nilai dari angket persepsi

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah kondisi yang menunjukkan akibat atau pengaruh dikarenakan variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar fisika siswa (Y).

1) Definisi Operasional : keseluruhan hasil dari proses pembelajaran yang dialami siswa, biasanya berupa skor yang diberikan guru.

2) Skala Pengukuran : interval

3) Indikator : tes formatif mata pelajaran Fisika pada pokok bahasan Getaran dan gelombang.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

a. Teknik Angket / Kuisioner

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menggunakan angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan tujuan penelitian. Tujuan dari teknik ini adalah untuk memperoleh informasi dari siswa. Adapun informasi tersebut mengenai motivasi belajar dan persepsi siswa SMP Negeri 1 Lasem terhadap pelajaran fisika. Angket dalam penelitian ini bersifat tertutup agar terdapat kesamaan jawaban masing-masing responden sehingga proses pengolahan datanya lebih mudah.

b. Tes

(48)

commit to user

2. Instrumen Pengumpulan Data

a. Angket Motivasi Belajar

Instrumen ini disusun dalam bentuk angket pilihan ganda 4 pilihan. Masing-masing pernyataan diberi skor yaitu A=4, B=3 C=2, dan D=1 untuk pernyataan positif dan A=1,B=2, C=3,dan D=4 untuk pernyataan negatif

b. Angket Persepsi Siswa terhadap Fisika

Instrumen angket persepsi disusun dalam bentuk angket yang menyediakan empat opsi dengan alternative pilihan jawaban. Masing-masing pernyataan diberi skor yaitu A=4, B=3 C=2, dan D=1 untuk pernyataan positif dan A=1,B=2, C=3,dan D=4 untuk pernyataan negatif

Angket dibuat dua pernyataan yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Pernyataan negatif disisipkan diantara pernyataan positif untuk mengontrol tingkat ketelitian atau keseriusan responden dalam memberikan respon. Responden yang tidak serius atau ceroboh dalam menjawab akan terjebak dengan pernyataan tersebut.

c. Tes kognitif

Tes yang diberikan dalam bentuk pilihan ganda ( empat opsi). Pokok bahasan yang diujikan adalah Getaran dan Gelombang. Untuk jawaban benar bernilai 1, sedangkan jawaban salah bernilai 0.

Instrumen yang digunakan perlu diujicobakan dahulu. Maksud dari ujicoba instrumen ini antara lain:

1) Mengetahui reliabilitas dan validitas instrumen

2) Menyeleksi item soal yang valid untuk diujikan kepada sampel penelitian 3) Mengetahui kemungkinan ada istilah yang tidak dimengerti responden

Penyebaran angket uji coba tersebut diberikan pada 20 siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lasem yang tidak termsuk dalam sampel penelitian.

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Angket

(49)

commit to user

Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakakukan fungsi ukurnya (Azwar,1992:). Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi Arikunto, 2006:1168). Ada beberapa jenis validitas, antara lain validitas permukaan, validitas isi, validitas empiris, validitas konstruk dan validitas faktor. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan validitas konstruk dan validitas isi.

Validitas isi sering digunakan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan, dan perubahan-perubahan psikologis apa yang timbul pada diri peserta didik setelah mengalami proses pembelajaran tertentu (Arifin,2009:248). Validitas isi dimaksud bahwa isi atau bahan yang diuji atau dites relevan dengan kemampuan, pengetahuan, pelajaran pengalaman atau latar belakang orang yang diuji.

Validitas konstruk adalah validitas yang menunjukkan sejauh mana tes mengungkapkan suatu trait atau konstruk teoritik yang hendak diukurnya Saifuddin Azwar (2003 : 480). Penelitian ini juga menggunakan validitas konstruk karena item disusun berdasarkan teori yang relevan serta dalam penelitian ini angket bertujuan mengungkapkan suatu konstruk teoritik yang hendak diukur, dan pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis statistika. Validitas soal ditentukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment angka kasar :

= ∑ − (∑ )(∑ )

[ ∑ − (∑ ) ][ ∑ − (∑ ) ] Keterangan :

rxy= koefisien korelasi

X = skor butir Y = skor total N = jumlah subyek (Arikunto, 2006:171)

Suatu butir angket dinyatakan valid apabila memiliki harga rxy >rtabel.

Gambar

Tabel 3.1 Populasi Penelitian ..................................................................
Gambar 2.1  Ayunan Bandul ...................................................................
Tabel Kerja Uji Independensi ...............................................  122
Tabel Kerja Uji Linearitas Persepsi Siswa terhadap Fisika
+7

Referensi

Dokumen terkait

DAFTAR LAMPIRAN ... Latar Belakang Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... Kebaruan Penelitian ... Kemandirian belajar ... Pengertian kemandirian belajar

HALAMAN ABSTRAK ... Latar Belakang Masalah ... Pembatasan Masalah ... Perumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... Sistematika Skripsi ... Tinjauan

Sesuai dengan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat hubungan yang positif dan berarti antara

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, ada beberapa masalah untuk diidentifikasi yaitu: apakah ada pengaruh keahlian, hubungan

Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “ Apakah terdapat hubungan antara

pembelajaran sains IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas lima SD. Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka diadakan penelitian yang dapat

Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan , tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Persepsi Siswa Pada Mata Pelajaran Dengan Prestasi Belajar

No. Dari latar belakang masalah, dapat diidentifikasi permasalahan yang muncul yaitu belajar bahasa Arab sangat memerlukan usaha dan motivasi yang kuat baik secara internal