• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SEKTOR PARIWISATA DAN INDEKS P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS SEKTOR PARIWISATA DAN INDEKS P"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

“ANALISIS SEKTOR PARIWISATA DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA TERHADAP PENINGKATAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT”

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah pada periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Pada tahun 2001 laju pertumbuhan PDRB di NTB hanya sebesar 2.72%, namun seiring berjalannya waktu, laju pertumbuhan tersebut meningkat hingga mencapai 5.72% pada tahun 2012. Hal tersebut disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada kontribusi sektor pertanian, industri,perdagangan, jasa, pariwisata serta sektor lainnya.

Namun posisi provinsi NTB masih tergolong paling tertinggal dalam bidang peningkatan sumber daya manusia dan perlu mendapat perhatian serius. Pemerintah Daerah Provinsi maupun Kabupaten/Kota di NTB perlu berinvestasi lebih banyak untuk meningkatkan pembangunan manusia serta sektor-sektor lain yang berpotensi meningkatkan derajat hidup NTB.

“Peringkat pencapaian IPM (Indeks Pembangunan Manusia) secara nasional menetapkan Provinsi NTB berada pada posisi 32 dari 33 provinsi di Indonesia selama periode 2005-2006. Ini berarti, Provinsi NTB memiliki kualitas pembangunan manusia yang masih sangat rendah dibanding provinsi lainnya.”1

Padahal nyatanya provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki posisi geografis yang cukup menguntungkan karena terletak diantara daerah tujuan wisata Bali - Pulau Komodo - Tana Toraja, dan Pulau Lombok terletak jalur perhubungan laut internasional (Selat Lombok). Lokasi tersebut berada pada jalur pelayaran internasional Selat Lombok yang memberikan peluang dalam pengembangan pariwisata maupun untuk perdagangan internasional.

(2)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulisa akan meneliti mengenai analisis sektor pariwisata dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Adapun pokok permasalahan penulisan karya tulis ini, yaitu :

“Apakah terdapat pengaruh dari sektor pariwisata dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Nusa Tenggara Barat?”.

C. Tujuan Penelitian

(3)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah dalam suatu periode tertentu. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.

Pada dasarnya seluruh sektor yang berada di Provinsi NTB berperan dalam meningkatkan angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), namun ada beberapa sekor yang memang mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan perekonomian di Provinsi NTB. Berdasarkan data Statistik (BPS Nusa Tenggara Barat), setiap tahunnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) NTB mengalami perubahan. Hal ini menunjukkan bahwa ada sektor-sektor yang mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh setiap sektor dalam meningkatkan laju Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi NTB, maka data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan regresi linier berganda yang akan dibahas pada bab selanjutnya.

B. Indeks Pembangunan Manusia/Human Development Index B.1. Indikator IPM

UNDP (United Nations Development Programme)berupaya mengembangkan penempatan sumber daya manusia sebagai kerangka utama dalam seluruh proses pembangunan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mencakup 3 dimensi yang dijadikan landasan pengukuran pembangunan manusia, yaitu indeks harapan hidup, indeks pendidikan serta indeks pendapatan. IPM merupakan indeks ideal yang dikembangkan UNDP untuk mengukur tingkat pencapaian upaya pembangunan manusia dari berbagai sisi.

(4)

B.2. Teknik Penghitungan IPM

Penghitungan IPM didasarkan pada 3 dimensi sebagai landasan pengukuran pembangunan manusia, setidaknya diperlukan 4 indikator utama yaitu AHH (Angka Harapan Hidup), AMH (Angka Melek Huruf)dan MYS (Rata-rata lama sekolah), serta PPP (Purchasing Power Parity).

Salah satu komponen IPM yakni AHH, merefleksikan usia hidup yang berkaitan dengan konsep pembangunan manusia untuk memperluas peluang hidup secara lebih layak. Indikator ini juga diakui secara luas sebagai ukuran status kesehatan secara umum yang mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan kegiatan pembangunan dalam meningkatkan status sosial ekonomi penduduk. diakui secara luas sebagai unsur dasar pembangunan manusia. Dasar penghitungan PPP yang digunakan UNDP adalah GNP (Gross National Product). Karena GNP tidak dapat dibandingkan secara langsung maka dibentuk ICP (International Comparison Project) proyek yang berskala internasional dengan tugas utama “menyesuaikan” angka riil GNP sehingga dapat dibandingkan.

Penghitungan PPP/unit dilakukan dengan rumus :

E(ij): Pengeluaran untuk komoditi j di provinsi ke -i P(j) : Harga komoditi j di ibukota provinsi

Q(ij): Jumlah komoditi j(unit) yang dikonsumsi di provinsi ke-i

C. Pengembangan Sektor Pariwisata

(5)

nilai tambah dan memperkuat struktur ekonomi daerah

.

BAB III METODE PENELITIAN

A.

Metode

Analisis regresi merupakan teknik untuk membangun persamaan yang mengambarkan hubungan antara dua atau lebih variabel, serta menaksir nilai variabel dependen berdasarkan nilai variabel independennya. Dalam hal ini model yang digunakan ialah model berdasarkan data berkala (times series data). Artinya penulis hanya melihat pola pertumbuhan suatu variabel karena perubahan waktu dan melihat rata-rata kenaikan variabel yang akan diramalkan tanpa mempersoalkan faktor yang menyebabkan variabel tersebut tumbuh.

B.

Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan ialah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) serta pengaruh sektor pariwisata (Jumlah biro perjalanan wisata dan agen perjalanan di provinsi NTB). Variabel-variabel tersebut dapat dinyatakan dalam suatu model ekonometrika, dengan metode Error Correction Model (ECM) yang menangkap adanya korelasi persamaan regresi antara variabel yang secara individual.

C.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data diperoleh melalui data sekunder yaitu data yang dikumpulkan melalui sumber yang telah ada melalui Badan Pusat Statistika (BPS), buku, internet, serta keterangan-keterangan atau publikasi lainnya. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh suatu variabel dalam meningkatkan laju Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi NTB, maka data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan regresi linier berganda.

Suatu persamaan regresi linier yang memiliki lebih dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat, akan membentuk suatu persamaan regresi yang disebut persamaan regresi linier berganda (multiple regression). Secara umum model regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

Y = 0 + 1X1 + 2X2 + 

(6)

Sedangkan model untuk taksiran dari persamaan regresi linier ganda atas X1, X2, X3 sebagai variabel bebasnya adalah

sebagai berikut

:

Ŷ = a

0

+ a

1

X

1

+ a

2

X

2 Dimana :

Ŷ = Nilai taksiran bagi variabel Y (Y = PDRB) a0 = Taksiran bagi parameter konstanta a0

a1, a2 = Taksiran bagi parameter koefisien regresi a1, a2 (Dimana variabel X1 ialah PARIWISATA dan X2 ialah IPM)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis ingin membuktikan adanya pengaruh sektor pariwisata serta Indeks Pembangunan Manusia terhadap Produk Domestik Regional Bruto pada tahun 2001 sampai 2012. Penelitian ini menggunakan satu variabel terkait yaitu Produk Domestic Regional Bruto (Y) dan dua variabel bebas yaitu Indeks Pembangunan Manusia (X1) serta sektor pariwisata (X2).

Setelah pengumpulan data terkait dari berbagai sumber, kemudian dari data yang ada penulis akan menggunakan aplikasi eviews 8 dalam menganalisis regresi tersebut. Hal ini dilakukan untuk memperjelas tingkat akurasi dari masing-masing variabel serta mempermudah perhitungan data.

B. Analisis Data

Tabel PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat Atas Dasar Harga Konstan, Laju Pariwisata serta Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2001 – 2012

Tahun PDRB NTB Atas

2001 13.086.322,55 110 54,2 2.72

2002 13.544.495,89 120 57,8 3.54

2003 14.073.340,01 133 58,12 5.41

2004 14.928.174,68 140 60,6 4.97

2005 15.183.788,95 143 62,42 4.05

2006 15.603.774,90 150 63,04 4.95

2007 16.369.220,45 168 63,71 5.70

2008 16.831.600,88 185 64,12 6.95

(7)

2010 20.072.641,39 190 65,2 4.29

2011 19.439.961,22 376 66,23 5.60

2012 19.221.443,38 376 66,89 5.72

Sumber : Badan Pusat Statistik

0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00

PDRB Harga Berlaku (milyar)

Pariwisata IPM

Sumber : Badan Pusat Statistik

B.1. Variabel X1 (PARIWISATA)

Tabel Banyaknya Wisatawan Mancanegara dan Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Nusa Tenggara Barat Tahun Wisatawan Mancanegara Wisatawan Nusantara Total

1991 Tidak disebutkan Tidak disebutkan 117.988

1992 Tidak disebutkan Tidak disebutkan 129.997

1993 Tidak disebutkan Tidak disebutkan 140.630

1994 Tidak disebutkan Tidak disebutkan 157.801

1995 Tidak disebutkan Tidak disebutkan 167.267

1996 Tidak disebutkan Tidak disebutkan 227.453

1997 245.049 158.894 403.943

1998 211.812 168.327 380.139

2000 107.286 126.364 233.650

2010 282.161 443.227 725.388

2011 364.196 522.684 886.880

2012 471.706 691.436 1.163.142

(8)

Tahun 1997

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi NTB

B.2. Variabel X2 (IPM)

Tabel Perbandingan IPM Nasional dengan IPM NTB Tahun IPM Nasional IPM NTB

2004 68,7 60,6 kualitas manusia. Namun berdasarkan klasifikasi IPM yang digunakan UNDP, IPM Provinsi Nusa Tenggara Barat masih berada pada tingkat menengah bawah, karena IPM nya masih berada pada kisaran 50 sampai 66.

* Dengan menggunakan IPM, UNDP membagi status

pembangunan manusia di setiap daerah ke dalam empat kategori dengan kriteria sebagai berikut :

Tingkatan Status Kriteria

(1) (2)

Rendah IPM < 50 Menengah Bawah 50 50 =< IPM < 66

Menengah Atas 66 =< IPM < 80

Tinggi =>80

C. Analisis Data dengan Eviews

Dependent Variable: PDRB Method: Least Squares Date: 09/24/14 Time: 13:59 Sample: 2001 2012

Included observations: 12

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

(9)

R-squared 0.867924 Mean dependent var 32191270 Adjusted

R-squared 0.838574 S.D. dependent var 13297039 S.E. of

regression 5342471. Akaike info criterion 34.03259 Sum squared

resid 2.57E+14 Schwarz criterion 34.15382 Log likelihood -201.1956 Hannan-Quinn criter. 33.98771 F-statistic 29.57127 Durbin-Watson stat 1.023640

Prob(F-statistic) 0.000111

Interpretasi :

1. Koefisien pada variabel :

PARIWISATA

Jika sektor pariwisata (biro perjalanan wisata dan agen perjalanan meningkat 1 unit maka PDRB akan meningkat sebesar 35799.36 unit ceteris paribus

IPM

Jika Indeks Pembangunan Manusia yang mencakup indeks harapan hidup, indeks pendidikan serta indeks pendapatan meningkat sebesar 1 unit maka PDRB akan meningkat sebesar 2562583. unit ceteris paribus

C

Jika variabel independen lain tidak ada atau bernilai 0 maka pdrb sebesar -1.34E+08 ceteris paribus

2. R-Squared

Variasi Y sebanyak 86.7924% merupakan sumbangan dari X (regresi) sedangkan sisanya 13,2076% disebabkan oleh faktor-faktor lain yang mempengaruhi Y akan tetapi tidak dimasukkan dalam persamaan regresi.

86.7924% variasi variabel independen dapat merangkan variabel dependen sisanya

13,2076% diterangkan variasi variabel lain diluar model

3. Uji hipotesis individu (uji t)

Ho : variabel independen tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen

Ha : variabel independen signifikan mempengaruhi variabel dependen

Variabel terhadap probability dan alpha (=0,05) PARIWISATA 0,1912 > 0,05

Ho tidak ditolak, Ha ditolak. Variabel PARIWISATA tidak signifikan mempengaruhi variabel PDRB

(10)

Ho ditolak, Ha tidak ditolak. Variabel IPM signifikan mempengaruhi variabel PDRB

C 0,0034 < 0,05

Ho ditolak, Ha tidak ditolak. Variabel C signifikan mempengaruhi variabel PDRB

4. Uji F

Ho : Secara bersama -sama variabel independen signifikan dapat menjelaskan variabel dependen

Ha : Secara bersama-sama variabel independen tidak signifikan menjelaskan variabel dependen

Probability terhadap alpha (=0,05) 0,000111 < 0,05

Ho ditolak, Ha tidak ditolak. Secara bersama-sama variabel independen signifikan menjelaskan variabel dependen

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Nusa Tenggara Barat sebenarnya memiliki kekuatan daya pikat pariwisata, baik wisata alam maupun wisata budaya. Seiring berjalannya waktu, sektor pariwisata di Nusa Tenggara Barat semakin meningkatkan kontribusinya dalam hal pertumbuhan ekonomi. Hal ini menjadi titik temu bagi perkembangan wajah NTB di masa datang, terutama untuk membangun diri menjadi wilayah yang kompeten.

Bila kita melihat sejarah NTB yang masih menduduki peringkat terbawah pada persentase IPM (Indeks Pembangunan Manusia), kita dapat memformulasikan bahwa penting bagi NTB untuk mengintegrasikan Indeks Pembangunan Manusia sebagai tolak ukur pertumbuhan dalam skala nasional.

(11)

B. Saran.

Indikator yang digunakan untuk mengukur pembangunan berbasis ekonomi tidak hanya sebatas pertumbuhan ekonomi semata, tetapi juga menyangkut pembangunan manusia yang intens. Nilai dari IPM diharapkan dapat menjadi dasar dalam pelaksanaan pembangunan manusia yang berkualitas untuk seluruh kabupaten/kota di Provinsi NTB. Proses pembangunan manusia yang dilakukan secara berkelanjutan tentu pada akhirnya akan mencapai kualitas manusia yang ideal sebagai modal dasar pembangunan di Provinsi NTB. Selain itu peningkatan di sektor pariwisata menjadi salah satu acuan dalam rangka pendekatan pembangunan, terlebih karena NTB memiliki panorama alam yang memikat serta potensi wisata yang sangat beragam. Pemanfaatan potensi sumber daya yang ada haruslah segera diperhatikan kemajuannya agar mampu mengidupi masyarakat NTB secara finansial.

Daftar pustaka

Bidang Neraca Wilayah dan Analisi.2002.Tabel Input Output Provinsi NTB 2000.Jakarta:Badan Pusat Statistik Provinsi NTB.

Datakesra.menkokesra.go.id/dataprov/ntb/ntb-dalam-angka-bidang-pariwisata

http://www.bi.go.id/id/statistik/metadata/sekda/Documents/8PDRBSEK DA1.pdf

http://ntb.bps.go.id/data_uploads/brs/brs-2013-11-06-pdrb.pdf http://ntb.bps.go.id/data_uploads/brs/brs-2014-02-05-pdrb.pdf http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?

kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=26&notab=2

Sub Direktorat Konsistensi Statistik.2008.IPM Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2006.Jakarta:Badan Pusat Statistik.

Sub Direktorat Konsolidasi Neraca Pengeluaran.2013.Produk Domestik Regional Bruto Provinsi di Indonesia Menurut Penggunaan 2008-2012.Jakarta:Badan Pusat Statistik.

(12)

www.bps.go.id/booklet/Booklet_Agustus_2012.pdf

Gambar

Tabel Banyaknya Wisatawan Mancanegara dan Wisatawan
Tabel Perbandingan IPM Nasional dengan IPM NTB

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat pencemaran tanah ditentukan oleh peruntukan tanah, jenis tanah, jumlah bahan kimia dalam tanah (alamiah), jumlah partikel tanah, jenis tanah, jumlah bahan kimia

Merupakan antibiotik bakteriostatis yang berikatan dengan subunit ribosomal 16S-30S dan mencegah pengikatan aminoasil-tRNA dari situs A pada ribosom, sehingga dengan

(2) Berdasarkan hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepala instansi pelaksana penyuluhan kehutanan kabupaten/kota menyampaikan usulan penetapan kelas KTH

Berdasarkan analisis dan interpretasi data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pola sebaran temperatur, keasaman, konsentrasi nitrit, nitrat, amonia, fosfat, oksigen

Perbaikan untuk celah kecil kurang dari 5 mm dapat dilakukan dengan pengisian celah, sedangkan untuk celah lebih dari 5 mm dilakukan pembangunan kembali pelat

Bagian pertama tentang pendekatan dalam kajian etika komunikasi yaitu pendekatan kultural guna menganalisis perilaku pelaku profesi komunikasi dan pendekatan strukrural

Pada tahap imp le mentasi dan pengujian terhadap Perangcangan Sistem animasi Abrasi Daerah Aliran Sungai Krueng Peusangan Kabupaten Bireuen Berbasis Multimedia d

Cara mengetahui: pemeriksaan ulang dengan pemeriksaan ulang dengan alat yang berbeda terdapat perbedaan. alat yang berbeda