• Tidak ada hasil yang ditemukan

identifikasi kebutuhan dalam proses perk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "identifikasi kebutuhan dalam proses perk"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai penyimpangan dan tidakwajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori-teori perkembangan yang membahas ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan-perubahan lingkungan.

Sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja, mereka juga dihadapkan pada tugas-tugas yang berbeda dari tugas pada masa kanak-kanak. Sebagaimana diketahui, dalam setiap fase perkembangan, termasuk pada masa remaja, individu memiliki tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Apabila tugas-tugas tersebut berhasil diselesaikan dengan baik, maka akan tercapai kepuasan, kebahagian dan penerimaan dari lingkungan. Keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas itu juga akan menentukan keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas-tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya.

Remaja dan permasalahannya tidak pernah selesai diperbincangkan dalam berbagai hal. Terutama dalam hal pemenuhan kebutuhannya, itu di karenakan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya menuju ke jenjang kedewasaan kebutuhan-kebutuhan remaja tersebut selalu mengalami perubahan. Kebutuhan fisik dan psikologis merupakan dua kebutuhan yang sangat mendasar di dalam kehidupan para remaja. Oleh karena itu dalam makalah ini akan membahas tentang kebutuhan dasar dalam proses perkembangan remaja.

1.2 RUMUSAN MASALAH

(2)

1. Bagaimana proses perkembangan remaja ?

2. Apa saja kebutuhan dasar dalam proses perkembangan remaja ? 3. Bagaimana aplikasi teori kebutuhan dalam pendidikan ?

1.3 TUJUAN

Tujuan makalah ini yaitu untuk menambah wawasan penulis dan pembaca dalam memahami:

1. Proses perkembangan remaja

2. Kebutuhan dasar dalam proses perkembangan remaja 3. Aplikasi teori kebutuhan dalam pendidikan

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Perkembangan Remaja

Perkembangan pada remaja merupakan proses untuk mencapai kemasakan dalam berbagai aspek sampai tercapainya tingkat kedewasaan. Proses ini adalah sebuah proses yang memperlihatkan hubungan erat antara perkembangan aspek fisik dengan psikis pada remaja.

(3)

Menurut Imran (1998) masa remaja diawali dengan masa pubertas, yaitu masa terjadinya perubahan-perubahan fisik (meliputi penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan proporsi tubuh) dan fungsi fisiologis (kematangan organ-organ seksual). Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas ini merupakan peristiwa yang paling penting, berlangsung cepat, drastis, tidak beraturan dan terjadi pada sisitem reproduksi. Hormon-hormon mulai diproduksi dan mempengaruhi organreproduksi untuk memulai siklus reproduksi serta mempengaruhi terjadinya perubahan tubuh. Perubahan tubuh ini disertai dengan perkembangan bertahap dari karakteristik seksual primer dan karakteristik seksual sekunder. Karakteristik seksual primer mencakup perkembangan organ-organ reproduksi, sedangkan karakteristik seksual sekunder mencakup perubahan dalam bentuk tubuh sesuai dengan jenis kelamin misalnya, pada remaja putri ditandai dengan menarche (menstruasi pertama), tumbuhnya rambut-rambut pubis, pembesaran buah dada, pinggul, sedangkan pada remaja putra mengalami pollutio (mimpi basah pertama), pembesaran suara, tumbuh rambut-rambut pubis, tumbuh rambut pada bagian tertentu seperti di dada, di kaki, kumis dan sebagainya.

Menurut Mussen dkk., (1979) sekitar dua tahun pertumbuhan berat dan tinggi badan mengikuti perkembangan kematangan seksual remaja. Anak remaja putri mulai mengalami pertumbuhan tubuh pada usia rata-rata 8-9 tahun, dan mengalami menarche rata-rata pada usia 12 tahun. Pada anak remaja putra mulai menunjukan perubahan tubuh pada usia sekitar 10-11 tahun, sedangkan perubahan suara terjadi pada usia 13 tahun (Katchadurian, 1989). Penyebab terjadi makin awalnya tanda-tanda pertumbuhan ini diperkirakan karena faktor gizi yang semakin baik, rangsangan dari lingkungan, iklim, dan faktor sosio-ekonomi (Sarwono, dalam JEN, 1998).

Pada masa pubertas, hormon-hormon yang mulai berfungsi selain menyebabkan perubahan fisik/tubuh juga mempengaruhi dorongan seks remaja. Menurut Bourgeois dan Wolfish (1994) remaja mulai merasakan dengan jelas meningkatnya dorongan seks dalam dirinya, misalnya muncul ketertarikan dengan orang lain dan keinginan untuk mendapatkan kepuasan seksual.

(4)

sudah mencapai bentuk akhirnya dan sistem reproduksi sudah mencapai kematangan secara fisiologis, sebelum akhirnya nanti mengalami penurunan fungsi pada saat awal masa lanjut usia (Myles dkk, 1993). Sebagai akibat proses kematangan sistem reproduksi ini, seorang remaja sudah dapat menjalankan fungsi prokreasinya, artinya sudah dapat mempunyai keturunan. Meskipun demikian, hal ini tidak berarti bahwa remaja sudah mampu bereproduksi dengan aman secara fisik. Menurut PKBI (1984) secara fisik, usia reproduksi sehat untuk wanita adalah antara 20 – 30 tahun. Faktor yang mempengaruhinya ada bermacam-macam . Misalnya, sebelum wanita berusia 20 tahun secar fisik kondisi organ reproduksi seperti rahim belum cukup siap untuk memelihara hasil pembuahan dan pengembangan janin. Selain itu, secara mental pada umur ini wanita belum cukup matang dan dewasa. Sampoerno dan Azwar (1987) menambahkan bahwa perawatan pra-natal pada calon ibu muda usia biasanya kurang baik karena rendahnya pengetahuan dan rasa malu untuk datang memeriksakan diri ke pusat pelayanan kesehatan.

2.1.2 Perkembangan Psikis Remaja

Ketika memasuki masa pubertas, setiap anak telah mempunyai sistem kepribadian yang merupakan pembentukan dari perkembangan selama ini. Di luar sistem kepribadian anak seperti perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi, pengaruh media massa, keluarga, sekolah, teman sebaya, budaya, agama, nilai dan norma masyarakat tidak dapat diabaikan dalam proses pembentukan kepribadian tersebut. Pada masa remaja, seringkali berbagai faktor penunjang ini dapat saling mendukung dan dapat saling berbenturan nilai.

2.1.3 Perkembangan Sosial Remaja

(5)

Batasan remaja menurut usia kronologis, yaitu antara 13 hingga 18 tahun. Ada juga yang membatasi usia remaja antara 11 hingga 22 tahun.

Lebih lanjut Thornburgh membagi usia remaja menjadi tiga kelompok, yaitu: a. Remaja awal : antara 11 hingga 13 tahun

b. Remaja pertengahan: antara 14 hingga 16 tahun c. Remaja akhir: antara 17 hingga 19 tahun.

Pada usia tersebut, tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:

1. Mencapai hubungan yang baru dan lebih masak dengan teman sebaya baik sesama jenis maupun lawan jenis

2. Mencapai peran sosial maskulin dan feminin

3. Menerima keadaan fisik dan dapat mempergunakannya secara efektif 4. Mencapai kemandirian secara emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya

5. Mencapai kepastian untuk mandiri secara ekonomi 6. Memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja

7. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan dan kehidupan keluarga 8. Mengembangkan kemampuan dan konsep-konsep intelektual untuk tercapainya kompetensi sebagai warga negara

9. Menginginkan dan mencapai perilaku yang dapat dipertanggungjawabkan secara sosial memperoleh rangkaian sistem nilai dan etika sebagai pedoman perilaku

2.2 Kebutuhan Dasar Dalam Proses Perkembangan Remaja

(6)

pengetahuan dan yang tertinggi adalah kebutuhan akan keindahan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut digambarkan dalam piramid sebagai berikut:

Maslow mempresentasikan kebutuhan dasar dalam sebuah hirarki (hierarchy of needs). Setelah kebutuhan yang paling dasar dari manusia berupa udara, air, makanan, dan seks berturut-turut diikuti dengan kebutuhan dasar lainnya. Pada mulanya, Maslow menganggap bahwa aktualisasi diri merupakan kebutuhan tertinggi, namun akhir-akhir ini ditambahkan dengan kebutuhan akan rasa keindahan atau estetika sebagai kebutuhan tertinggi.

2.2.1 Kebutuhan fisiologis (The physiological needs)

Kebutuhan fisiologis manusia terdiri atas berbagai macam, antara lain kebutuhan akan oksigin, air, protein, garam, gula, kalsium, serta mineral dan vitamin lainnya. Kebutuhan ini juga mencakup kebutuhan untuk mempertahankan keseimbangan kadar pH dan termperatur tubuh. Di samping itu, kebutuhan fisiologis juga meliputi kebutuhan untuk aktif, istirahat, tidur, dan membuang kotoran (CO2, keringat, urin, dan berak). Beberapa kebutuhan yang dapat digolongkan pada kebutuhan fisiologis lainnya adalah kebutuhan untuk menghindar dari rasa sakit dan kebutuhan akan kehidupan seksual.

(7)

kebutuhan akan fisiologis ini menjadi semakin meningkat sejalan dengan kenyataan bahwa orok yang ada dalam kandungan juga membutuhkan makanan.

Pada saat kebutuhan fisiologis menjadi bagian utama dari kehidupan manusia, maka kebutuhan-kebutuhan lainnya tidak akan menjadi pusat perhatian. Sebagai contoh, ketika kebutuhan akan makan dan minum menjadi utama, maka orang tidak pernah banyak memikirkan resiko akan keamanan dirinya. Dia akan berani melakukan sesuatu demi memenuhi kebutuhan sisiologis tersebut tanpa mempedulikan apakah untuk mendapatkan makan dan minum tersebut mengandung bahaya bagi keselamatan diri atau tidak.

2.2.2 Kebutuhan akan rasa aman (The safety and security needs).

Apabila sebagian besar kebutuhan fisiologis telah terpenuhi, maka akan mulai terbuka akan kebutuhan rasa aman. Orang akan menjadi mulai berke-inginan untuk mendapatkan suasana yang aman, kehidupan yang stabil, mendapatkan perlindungan. Orang mungkin akan mulai mengembangkan kebutuhan untuk hidup lebih teratur dengan aturan-aturan yang lebih mengikat.

Dalam pandangan dari sisi negatif, orang cenderung menjadi lebih tergugah bukan saja dengan kebutuhan akan baju, tetapi berkaitan dengan perasaan takut dan cemas. Pada masayarakat kita, kebutuhan ini dinyatakan dalam bentuk keinginan untuk memiliki rumah, hidup bertetangga secara harmonis, memiliki pekerjaan, memiliki rencana masa depan yang lebih baik. pada masyarakat yang sudah lebih maju, maka kebutuhan akan keamanan dinyatakan dengan keikutsertaan mereka pada program asuransi dengan segala macam bentuknya, termasuk asuransi hidup, asuransi pendidikan, asuransi kebakaran, dan sebagainya.

2.2.3 Kebutuhan akan Kasih sayang dan keterlibatan (The love and belonging needs).

(8)

bahagia, memiliki hubungan yang menyenangkan, merasa sebagian bagian dari komunitasnya. Secara negatif, orang menjadi meningkat ketakutannya dalam kesendirian dan memiliki kecemasan sosial.

Dalam kehidupan sehari-hari, kebutuhan ini dinyatakan dalam bentuk keinginan untuk menikah, memiliki keluarga, merasa sebagai bagian dari masyarakat, sebagai bagian dari kehidupan keagamaan, menjadi bagian dari suatu gang atau kelompok bermain. Dalam kehidupan juga dinyatakan sebagai bagian dari kehidupan kariernya.

2.2.4 Kebutuhan akan harga diri (The esteem needs)

Secara lambat laun setelah kebutuhan akan kasih sayang dan menjadi terlibat dalam kehidupan, orang akan mengembangkan kebutuhannya akan harga diri. Maslow membedakan kebutuhan akan harga diri rendah dan tinggi. Dalam tingkatan yang rendah, kebutuhan ini diwujudkan dalam bentuk-bentuk, misalnya: kebutuhan dihargai orang lain, kebutuhan akan status, kebutuhan akan pengakuan, perhatian, reputasi, apresiasi, dan kebutuhan untuk menjadi bagian dominan. Dalam kategori yang lebih tingi, kebutuhan akan harga diri diwujudkan dalam bentuk kebutuhan untuk mendapatkan kepercayaan diri, mencakup merasa percaya diri, mampu, berprestasi, tuntas dalam berkarya, mandiri, dan bebas.

Dalam sisi negatif dari kebutuhan ini dinyatakan dalam bentuk harga diri rendah atau mengalami inferioritas. Sejalan dengan pandangan Alfred Adler, kenyataan ini banyak bersumber dari persoalan-persoalan psikologis. Pada masyarakat modern, kebanyakan tidak lagi mempersoalkan kebutuhan akan aspek fisiologis dan rasa aman. Mereka cenderung mengalami hambatan dalam hal pemenuhan kebutuhan cinta kasih dan menjadi terlibat dalam banyak bidang kehidupan. Oleh karena itu, dalam aspek terakhir ini harus menjadi pusat perhatian dari kehidupan kita sehari-hari, saat ini.

(9)

Maslow juga mengemukakan tingkatan-tingkatan tersebut dengan istilah homeostasis. Homeostasis merupakan prinsip kerja sebagaimana ukuran panas (thermostat): Jikalau terlalu dingin, maka pindahkan saklar ke panas, jika terlalu panas, pindahkan ke dingin atau saklar panasnya dimatikan. Dalam cara kerja yang sama, maka tubuh kita bila kekurangan sesuatu kebutuhan akan mengembangkan perasaan “lapar” untuk itu. Jika kebutuhan tertentu telah terpenuhi akan berhenti dengan sendirinya.

Maslow memandang semua kebutuhan di atas merupakan kebutuhan akan kelangsungan hidup (survival needs). Kata Maslow, cinta kasih dan harga diri merupakan kebutuhan untuk memperhatankan (memelihara) kesehatan. Ia juga menyatakan bahwa kita memiliki dua macam kebutuhan itu bagaikan instink. Oleh karena itu sering keduanya disebut instinctoid needs.

Di bawah kondisi tertekan (stressful conditions) atau ketika kelangsungan hidup kita terancam, maka kita akan turun ke arah kebutuhan yang lebih rendah. Ketika karier Anda turun, maka kemungkin besar Anda akan mencari perhatian. Jika keluargamu menjauhimu, kamu akan membutuhkan rasa cinta dan mengabaikan harga diri.

Maslow juga mengemukakan perlunya orang mengembangkan filosofi masa depan (philosophy of the future) dimana kita memiliki rancangan kehidupan yang ideal atau dunia yang diangankan dan untuk itu memerlukan informasi-informasi untuk memenuhi kebutuhan akan masa depan tersebut.

(10)

yang dicintai, maka Anda akan mengatur kebutuhan agar hidup menjadi lebih tenang atau lebih santai.

2.2.5 Kebutuhan untuk Aktualisasi Diri (Self-actualization)

Istilah aktualisasi diri dipersamakan oleh Maslow dengan motivasi untuk tumbuh atau being needs atau B-needs sebagai lawan dari D-needs). Pada pandangan awal, kebutuhan ini dipandang yang tertingi dari kebutuhan manusia. Namun, akhir-akhir ini ada kebutuhan yang lebih tinggi lagi yaitu kebutuhan akan pengetahuan dan kebutuhan akan rasa keindahan.

Kebutuhan untuk aktulisasi diri tidak termasuk ke dalam keseimbangan atau homeostasis. Dalam kenyataannya kebutuhan ini kadang lebih kuat dari kebutuhan lainnya. Kebutuhan ini mencakup keinginan terus-menerus untuk mengaktualisasikan potensi sampai pada batas yang dapat dicapai. Untuk dikatakan sebagai “dirimu” kebutuhan ini harus dipenuhi sampai batas yang paling lengkap. Oleh karena itulah maka kebutuhan ini disebut aktualisasi diri. Artinya, menampilkan keseluruhan pribadinya sampai batas puncak.

Dalam memahami teori kebutuhan secara lengkap, maka perlu diperhatikan bahwa jika Anda ingin benar-benar mampu mengaktualisasikan diri, maka Anda perlu memenuhi dulu kebutuhan-kebutuhan di bawahnya yang lebih lengkap. Jika Anda lapar, Anda perlu mengambil makanan. Jika Anda tidak aman, maka Anda perlu mendapat pengawalan. Jika Anda merasa terisolasi atau tidak dicintai, maka Anda perlu memuaskan kebutuhan tersebut; Jika Anda merasa rendah diri, maka Anda perlu mempertahankan harga diri atau mengkompensasikannya; Jika kebutuhan-kebutuhan tersebut tak terpenuhi, maka sulit bagi Anda untuk memenuhi kebutuhan tertinggi Anda yakni untuk menampilkan potensi Anda. Dalam berbagai penelitian, ternyata di dunia ini sangat jarang ditemukan orang yang mampu memenuhi kebutuhan tertinginya untuk beraktualisasi diri. Maslow menyebut angka dua persen (2%) saja umat manusia di dunia ini yang mampu menampilkan potensinya secara penuh.

(11)

kebutuhan aktualisasi dirinya dan dalam hidupnya menjadi bahagia, yaitu orang-orang yang mengutamakan:

 Kebenaran, bukannya ketidak jujuran.  Kebaikan, bukannya kejahatan.

 Kecantikan (pribadi), bukannya kejelekan atau ketidaksopanan.

 Kesatuan dan keutuhan pribadi, bukannya aneka pilihan yang dipaksakan.  Kesadaran akan perilaku sebagai bagian hidupnya, bukan sebagai

mekanisasi dari hidup (upaya mempertahankan diri belaka).  Keunikan pribadi, bukan keseragaman yang lemah.

 Kesempurnaan dan kemanfaatan, bukan kejorokan, ketidakajegan, atau ketidakbergunaan.

 Kelengkapan, bukannya ketidaklengkapan.

 Keadilan dan keteraturan, bukan ketidakadilan dan pelanggaran aturan.  Kesederhanaan, bukan kompleksitas yang tak perlu.

 Merasa kaya, bukan merasa miskin atau lemah.  Giat berusaha, bukan tegang dalam berusaha.

 Santai, bukan suram atau cemberut, hati tak senang, kerja yang menjemukan.

 Mencukupi keperluan sendiri, bukan ketergantungan.  Hidup bermakna (Meaningfulness), bukannya kesia-siaan.

Tentu saja untuk memiliki sifat di atas tidaklah sederhana. Ketika manusia hidup dalam tekanan ekonomi, tekanan perang, hidup di lingkungan masyarakat miskin, atau cemas karena mengkhawatirkan tidak cukup makan, sifat-sifat di atas sulit untuk berkembang. Dalam kenyataannya, Maslow yakin bahwa keadaan dunia dimana kita hidup menjadi kunci dari terpenuhinya kebutuhan manusia.

2.2.6 Kebutuhan Pengetahuan (Knowledge Needs)

(12)

kebutuhan yang lebih tinggi dari aktualisasi diri yaitu kebutuhan akan pengetahuan. Hanya orang-orang yang berilmu yang mampu mengaktualisasikan diri secara memadai. Dalam hal ini dapat dicontohkan ketika seseorang memiliki potensi kuat di aspek fisik (body-kinesthetic), maka ia baru akan mampu mengaktulasisasikan potensi fisiknya tersebut kalau menguasai “ilmu” olah fisik secara memadai. Bila kita tidak memiliki pengetahuan yang cukup di bidang olah fisik, maka kita tak akan bisa tampil memadai.

2.2.7 Kebutuhan akan Rasa Keindahan (Aesthetic Needs)

Puncak dari kebutuhan manusia adalah rasa keindahan. Kebutuhan ini terkait dengan kehalusan budi manusia. Ada kaitannya pula dengan apresiasi manusia terhadap segala kebutuhan hidupnya. Terpenuhinya kebutuhan fisiologis tidak saja secara lahiriyah terpenuhi, tetapi lebih dari itu, terpenuhinya kebutuhan fisiologis tersebut akan diikuti dengan rasa estetika. Makan tidak sekedar makan, tetapi bagaimana makan tersebut disertai dengan suasana indah. Demikianpun rasa aman. Aman secara fisik tidak saja memakai baju seadanya, tetapi perlu memikirkan rasa keindahan. Begitu selajutnya, kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi pun akan dimanifestasikan dalam rasa estetika bagi masing-masing pribadi manusia.

2.3 Aplikasi Teori Kebutuhan Dalam Pendidikan

(13)

functioning person", "healthy personality", atau sebagaimana dinyatakan oleh Maslow sebagai "self-actualizing person.".

Sebagaimana telah dikemukakan di muka, bahwa Maslow menyusun kebutuhan manusia dalam sebuah hirarki. Kebutuhan-kebutuhan tersebut instinctoid, yang sejajar dengan instincts pada binatang. Dalam kaitan ini, ada keyakinan bahwa jika lingkungan baik, maka orang akan tumbuh menjadi kuat dan berpribadi cantik, mampu mengaktualisasikan diri secara memadai. Sebaliknya, jika lingkungan tidak baik, maka manusia akan tumbuh dalam pertumbuhan yang lemah dan tidak menyenangkan.

Maslow yakni bahwa satu-satunya alasan orang tidak bergerak menuju ke arah kebutuhan self-actualization disebabkan oleh hambatan-hambatan dari masyarakat. Peristiwa pendidikan merupakan cara memadai untuk menghantarkan manusia mencapai kebutuhan aktualisasi diri secara memadai. Maslow menyatakan bahwa pendidik harus merespon terhadap potensi-potensi individu untuk tumbuh ke arah a self-actualizing person. Ada sepuluh pesan bagi para pendidik dalam kerangka memberi kesempatan anak untuk mengaktualisasikan dirinya:

1. Pendidik harus mengajar anak untuk menjadi authentic, untuk menyadari “dunia dalam” mereka untuk mendengarkan suara hati mereka sendiri.

2. Pendidik harus mengajar anak-anak untuk menjadi transcend their cultural conditioning dan menjadi warga dunia yang arif.

3. Pendidik harus membantu anak untuk menemukan dunia kerja mereka dalam kehidupan sehingga mendapat tempat yang pas untuk aktualisasi diri. Hal ini dikhususkan pada penemuan karier yang tepat.

4. Pendidik harus mengajarkan bahwa hidup itu mahal, bahwa ada kegembiraan yang bisa dialami dalam hidup, jika orang terbuka untuk mencari situasi-situasi yang baik dan menggembirakan, maka hal ini akan membuat hidup itu menyenangkan. 5. Pendidik harus menerima anak sebagaimana anak adanya dan membantu mereka

(14)

6. Pendidik harus melihat bahwa kebutuhan dasar manusia itu harus dipuaskan. Anak-anak harus merasa aman, merasa terlibat, dan merasa memiliki harga diri. 7. Pendidik harus menyegarkan kembali kesadaran anak, mengajar anak untuk

mengapresiasi hal-hal yang indah dan baik dalam hehidupan.

8. Pendidik harus mengajar anak bahwa mengontrol atau mengendalikan diri itu bagus. Peristiwa mengendalikan diri merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup dalam semua bidang.

9. Pendidik harus mengajar anak untuk memahami permasalahan hidup dan bergulat dengan permasalahan yang serius dalam hidup. Hal ini mencakup peristiwa-peristiwa ketidakadilan, kesakitan, penderitaan, dan kematian.

10. Pendidik harus mengajar anak untuk menjadi pemilih yang baik. Anak-anak harus diberi banyak pengalaman untuk melakukan pilihan-pilihan dengan baik.

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Remaja senantiasa mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan adalah perubahan secara fisik, psikis, dan sosial sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungi perkembangan yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu.

(15)

beberapa kebutuhan dasar manusia sebagai suatu hirarki. Artinya, orang akan berupaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya dari yang paling dasar menuju ke yang paling tinggi.

Maslow telah mengembangkan teori kepribadian yang sangat berpengaruh dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan. Pengaruh yang luas ini sampai pada tataran praktis. Sebagai ahli psikologi humanistik, Maslow yakin bahwa manusia tidak bisa dibuka atau ditutup dengan kekuatan mekanistik, sebagaimana diajarkan oleh kaum behavioristik yang menekankan pada hubungan stimulus dan respon, atau dorongan-dorongan dari alam ketidaksadaran sebagaimana diajarkan kaum psikoanalisis. Kaum humanis menekankan bahwa manusia itu memiliki potensi. Mereka yakin bahwa manusia itu berkehendak untuk mencapai kapabilitas yang lebih tinggi. Manusia akan mencari bentuk-bentuk kreativitas, mereka berkehendak untuk mencapai kesadaran tinggi atau mencapai kehidupan yang arif (wisdom).

DAFTAR PUSTAKA

Sumadi, Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers, 2004.

http://mutiaraincome.blogspot.com/2013/02/makalah-pertumbuhan-dan-perkembangan.html

http://umptbo2011.wordpress.com/2011/12/13/kebutuhan-dasar-dan-tugas-tugas-perkembangan-remaja/

http://belajarpsikologi.com/pengertian-psikologi-perkembangan/

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Kebutuhan akan rasa kasih sayang dialami oleh Syamsul, Zizi, Bu Bambang dan Burhan dengan perilaku baik buruknya seseorang saat kehilangan rasa kasih sayang dari

Contoh: kebutuhan untuk berekspresi.Menurut Maslow orang dewasa secara normal memuaskan kira kira 85% kebutuhan fisiologis, 70%kebutuhan rasa aman, 50% kebutuhan untuk memiliki

Menurut Garrison yang dikutip oleh Andi Mapiare (1982) remaja memiliki kebutuhan paling sedikit ada tujuh kebutuhan khas remaja. Kebutuhan itu adalah:1) kebutuhan akan kasih sayang,

Humanistik Abraham Maslow yang meliputi a) kebutuhan-kebutuhan dasar fisiologis, b) kebutuhan akan rasa aman, c) kebutuhan akan cinta dan memiliki, d) kebutuhan akan

Dimana nilai R=0,940 artinya merupakan nilai kontribusi yang kuat dari variabel faal, rasa aman, sosial, harga diri dan aktualisasi terhadap motivasi

Psikologis yang dikemukakan Maslow (1943) mencakup a) kebutuhan untuk memiliki sesuatu b) kebutuhan cinta dan kasih sayang 3) kebutuhan keyakinan diri 4) kebutuhan aktualisasi

Ketika siswa sudah memenuhi kebutuhan-kebutuhan hierarki tersebut, mulai dari kebutuhan fisiologis, keamanan, kasih sayang, dan harga diri terpenuhi, maka motivasi

Tingkatan kebutuhan tersebut diawali dengan kebutuhan dasar seperti kebutuhan fisiologi manusia, kebutuhan rasa aman, kebutuhan merasakan kasih sayang, kebutuhan mendapatkan pencapaian,