TUGAS AMAMI
TUGAS AMAMI
KADAR AIR DAN ABU KOPI GULA KRIMER
KADAR AIR DAN ABU KOPI GULA KRIMER
Disusun oleh : Disusun oleh : 1.
1. Rifka Rifka Injrian Injrian Jaswati Jaswati (P0713411(P07134112074)2074) 2.
2. Risqi Risqi Sholikhah Sholikhah (P07134112075)(P07134112075) 3.
3. StyaningsStyaningsih ih (P07134112076)(P07134112076) 4.
4. Shinta Shinta Gonita Gonita (P07134112(P07134112077)077) 5.
5. Siti Siti Fatimah Fatimah (P0713411(P07134112078)2078) 6.
6. Siti Siti Khotimah Khotimah L.M L.M (P07134112079)(P07134112079)
7.
7. Ulfah Ulfah Restu Restu Nugraheni Nugraheni (P071341120(P07134112080)80) 8.
8. Umi Umi Kurniasih Kurniasih (P07134112081)(P07134112081) 9.
9. Vivi Vivi Indriyani Indriyani (P07134112082))(P07134112082 10.
10. Yasminannisa Yasminannisa Nur Nur R R (P07134112083(P07134112083)) 11.
11. Yassinta Yassinta Eka Eka (P07134112(P07134112084)084) 12.
12. Yum Yum Zakiyyah Zakiyyah Istnaini Istnaini (P07134112085)(P07134112085)
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN ANALIS KESEHATAN JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2013 2013
Kopi Gula Krimer
A. Definisi
Kopi gula susu dalam kemasan merupakan produk berbentukbubuk yang terdiri dari campuran kopi instan, gula putih serta susu dan darivasinya dengan atau tanpa tambahan pangan lainyang diizinkan dan dikemas secara hermetis.
B. Persyaratan
No Jenis Uji Satuan Persyaratan
1. Keadaan Bau Rasa - Normal Normal 2. Air % b/b Maks.3,0 3. Abu % b/b Maks. 3,0 4. Lemak % b/b Min 5,0 5. Protein % b/b Min 2,0
6. Gula dihitung sebagai sakarosa % b/b Min 65
C. Cara Penetapan Kadar Air, Abu, Protein dan Lemak
1. Penetapan Kadar Air
a. Penetapan kadar air (Secara langsung) dengan mereaksikan bahan makanan dengan CaC2 (Diktat K. Makanan Pusdiknakes)
1) Prinsip : Sejumlah bahan makanan dicampur dengan sejumlah CaC2. Air yang terdapat dalam bahan makanan tersebut bereaksi dengan CaC2 sebagai berikut :
CaC2 + 2H2O Ca(OH)2 + C3H2
CaO + H2O
CaC2 + H2O CaO + C2H2
Pengurangan berat campuran sebelum dan sesudah dibiarkan, maka kehilangan berat, menunjukkan jumlah C2H2 yang dihasilkan.
100% 100% - W%
B
–
CB - A
2) Cara kerja :
a) Timbang CaC2 dalam botol timbang
b) Timbang bahan ke dalam botol timbang, kemudian memasukkan bahan makanan tersebut ke dalam botol timbang yang berisi CaC2.
c) Botol timbang dan sisa bahan makanan ditimbang kembali.
d) Berkurangnya berat adalah berat bahan makanan yang direaksikan dengan CaC2.
e) Dengan cepat bahan makanan dicampur dengan CaC2 ditempat kering, dibiarkan sebentar.
f) Kemudian ditimbang kembali
g) Kekurangan berat sesuai dengan banyaknya CaC2 ditempat yang kering, dibiarkan sebentar. 3) Perhitungan : Kadar air = x 100% = W% (wet basis) Kadar air (dry basis) = x W% = D% Keterangan :
A = bobot cawan kosong
B = bobot contoh + berat cawan
C = bobot contoh + bobot cawan setelah pengeringan W = % kadar air wet basis
D = % kadar air dry basis
Catatan :
Untuk analisa kadar air pada contoh garam, suhu pemanasannya adalah 140C selama 2
–
3 jam.b. Penetapan kadar air (Secara tidak langsung)
1) Prinsip : Air akan menguap pada temperatur sekitar 105C. 2) Cara kerja :
a) Timbang contoh yang telah berupa serbuk/ bahan yang telah dihaluskan sebanyak 1
–
2 gr dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.b) Keringkan dalam oven pada suhu 100 - 105C selama 3
–
5 jam tergantung bahannya.c) Dinginkan dalam eksikator dan ditimbang
d) Panaskan lagi dalam oven 30 menit, dinginkan dalam eksikator dan ditimbang sampai berat konstan (selisih penimbangan berturut-turut kurang dari 0,2 mg).
e) Pengurangan berat merupakan banyaknya air dalam bahan makanan tersebut.
f) Kadar air =
g) Untuk mempercepat pengeringan, sering kali pada dasar cawan diberi pasir serbuk/ batu apung/ asbes yang sudah ditara (bila bahan makanan berbentuk cairan).
c. Metoda Destilasi
1) Prinsip : Pemisahan azeotrapik air dengan pelarut organik. 2) Pereaksi : Xylol, Toluene
3) Peralatan
a) Labu didih 500 ml beserta batu didih; b) Alat aufhauser
c) Penangas listrik d) Neraca analitik 4) Cara Kerja
a) Timbang dengan seksama 5g-10g cuplikan, masukkan ke dalam labu didih dan tambahkan 300 ml xylol serta batu didih
b) Sambungkan dengan alat aufhauser dan panaskan di atas penangas listrik selama satu jam dihitung sejak mulai mendidih. Setelah cukup satu jam matikan penangas listrik
dan biarkan alat aufhauser mendingin
c) Bilas alat pendingin dengan xylol murni/toluene d) Baca jumlah volume air
5) Perhitungan:
Kadar air=
x 100%
Dimana:
a adalah bobot cuplikan, dalam g
2. Penetapan Kadar Abu
a. 5-10 gram contoh (yang telah digerus dan dihaluskan) ditimbang dan dicampurkan dengan air sampai menjadi bubur.
b. Tambahkan 1 ml asam sulfat pekat, kemudian panaskan sampai kelebihan asamnya hilang. Sesudah itu dipijar lalu didinginkan dan dibasahi lagi dengan 2-3 tetes asam sulfat pekat dan dipijarkan lagi. Selam dipijar tambahkan beberapa butir amonium karbonat untuk mempermudah pengabuan.
c. Dinginkan dan timbang hingga bobotnya tetap. Kadar abu =
(Bobot abu / berat gram contoh ) x 100% 1) Abu dapat larut dengan air
Abu yang terdapat dalam kadar abu diatas ditambah dengan air dan dipanaskan diatas pemanas air, kemudian disaring dan dicuci dengan air panas 2-3 kali. Kertas saring (berikut endapannya) dipijarkan dalam cawan petri, lalu didinginkan dan ditimbang hingga bobotnya tetap.
Kadar abu larut dalam air =
(Pengurangan bobot masal abu / berat gram contoh) x 100%
3. Penetapan Kadar Protein
a. Protein Kasar (Metode Semimikro Kjeldhal)
1) Prinsip : Senyawa nitrogen diubah menjadi ammonium sulfat oleh H2SO4 pekat. Ammonium sulfat yang terbentuk diuraikan dengan NaOH. Amoniak yang dibebaskan diikat dengan asam borat dan kemudian dititar dengan larutan baku asam.
2) Peralatan
a) Labu Kjeldhal 100 ml
b) Alat penyulingan dan kelengkapannya
c) Pemanas listrik atau pembakar
d) Neraca analitik 3) Pereaksi
a) Campuran selen
Campuran 2,5 g serbuk SeO2, 100 g K 2SO4 dan 30 g CuSO45H2O. b) Indikator campuran
Siapkan larutan bromocresol green 0,1% dan larutan merah metal 0,1% dalam alkohol 95% secara terpisah. Campur 10 ml bromocresol green dengan 2 ml merah metil . c) Larutan asam borat, H3BO3 2%
Larutkan 10 g H3BO3 dalam 500 ml air suling. Setelah dingin pindahkan ke dalam botol bertutup gelas. Campur 500 ml asam borat dengan 5 ml indikator.
d) Larutan asam klorida, HCl 0,01 N
e) Larutan natrium hidroksida NaOH 30%
Larutkan 150 g natrium hidroksida ke dalam 350 ml air, simpan dalam botol bertutup karet.
4) Cara Kerja
a) Timbang seksama 0,51 g cuplikan, masukkan ke dalam labu kjeldhal 100 ml.
b) Tambahkan 2 g campuran selen dan 25 ml H2SO4 pekat.
c) Panaskan diatas pemanas listrik atau api pembakar sampai mendidih dan larutan menjadi jernih kehijau-hijauan (sekitar 2 jam).
d) Biarkan dingin, kemudian encerkan dan masukkan ke dalam labu ukur 100 ml, tepatkan sampai tanda garis.
e) Pipet 5 ml larutan dan masukkan ke dalam alat penyuling, tambahkan 5 ml NaOH 30% dan beberapa tetes indikator PP.
f) Sulingkan selama kurang lebih 10 menit, sebagai penampung gunakan 10 ml larutan asam borat 2% yang telah dicampur indikator.
g) Bilasi ujung pendingin dengan air suling.
h) Titar dengan larutan HCl 0,01 N
i) Kerjakan penetapan blanko.
Perhitungan:
Kadar Protein =
()
Dimana:
W adalah bobot cuplikan
V1 adalah volume HCl 0,01 N yang dipergunakan penitaran contoh V2 adalah volume HCl yang dipergunakan penitaran blanko
N adalah normalitas HCl
- susu dan hasil olahannya 6,38 - minyak kacang 5,46
f.p. adalah faktor pengenceran b. Metode Formol 1) Peralatan a) Buret b) Neraca analitik c) Labu Erlenmeyer d) Labu ukur e) Peralatan vakum 2) Pereaksi
a) Larutan formaldehida netral.
Netralkan formaldehida 37% sampai warna merah muda menggunakan indikator fenolftalin.
b) Natrium hidroksida, NaOH 0,2 N c) Indikator fenolftalin, PP
d) Larutan asam klorida, HCl 0,2 N
e) Larutan barium hidroksida, Ba(OH)2 10% f) Larutan barium klorida, BaCl2 10%
3) Persiapan Analisa Contoh titrasi:
Campur 50 ml air mendidih dan 20 ml larutan formaldehida netral, tambahkan larutan baku NaOH 0,2 N, Ba(OH)2 bebas CO2 dan titar dengan HCl 0,2 N, menggunakan indikator PP sampai warna merah jambu, kemudian tambahkan 3 tetes larutan Ba(OH)2 jenuh sampai terbentuk warna merah.
4) Cara Kerja a) Larutan
Timbang sejumlah cuplikan atau pipet, setara kira-kira 2 g bobot kering.
Masukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan larutkan dengan 50 ml dan larutkan dengan 50 ml air suling.
Titar dengan larutan Na(OH)2 jenuh sampai warna menjadi merah, kemudian tambahkan lagi Ba(OH)2 kira-kira 5 ml.
Larutan digoyang atau dikocok, biarkan selama 15 menit dan saring. Ambil 80 ml larutan atau saringan, suling ammonianya dalam alat
vakum dan tambahkan ke sisa sedikit HCl untuk membawa bahan- bahan yang tidak larut dalam larutan.
Lalukan udara bebas CO2 melalui larutan untuk menghilangkan atau memindahkan CO2 dan netralkan dengan hati-hati, pertama dengan larutan NaOH bebas CO2 sampai membentuk warna biru muda pada kertas lakmus dan akhirnya dengan HCl 0,2 N.
b) Penitaran
Ke dalam larutan bebas amonia yang disiapkan di atas, tambahkan 20 ml larutan formaldehida netral.
Titar dengan larutan HCl 0,2 N sampai warna sama dengan larutan kontrol.
Tambahkan beberapa ml lebih banyak dan titar kembali dengan HCl 0,02 N sampai dipastikan warna kurang dari larutan kontrol.
Akhirnya penitaran disempurnakan dengan alkali standar sampai warna sempurna.
Perhitungan:
mg N2 sebagai asam amino netral dalam 80 ml larutan, (b - c) x 2,8
Sebagai asam amino netral dalam contoh =
()
Dimana:
V1 adalah volume basa yang dipergunakan dalam penitaran,dalam ml
V2 adalah volume asam yang dipergunakan dalam penitaran,dalam ml
W adalah bobot cuplikan, dalam mg