• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan adalah sebuah proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan. Pembangunan merupakan upaya semua komponen bangsa yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan bernegara sebagaimana diamanatkan oleh Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan berdasarkan Pancasila. Pencapaian tujuan ini dilaksanakan secara bertahap, mulai dari tahapan yang bersifat jangka panjang, menengah, dan tahunan.

Rencana kerja pembangunan daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut dengan rencana pembangunan tahunan daerah yang merupakan penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu pada RKP, memuat rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Probolinggo tahun 2014 merupakan pelaksanaan tahun pertama Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Probolinggo Tahun 2013–2018, yang saat ini masih dalam proses penyusunannya, sehingga penyusunan RKPD 2014 berpedoman pada RPJP Kabupaten Probolinggo tahun 2005 – 2025.

Penyusunan RKPD merupakan pelaksanaan dari Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara, Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang Nomor 12 Tahun 2008 serta Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.

(2)

I-2

Proses penyusunan RKPD didasarkan pada penjaringan aspirasi yang diformulasikan melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tahunan dengan memperhatikan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah pada tahun sebelumnya. Disamping itu penyusunan RKPD juga memperhatikan dan mengakomodir Usulan Program dan Kegiatan SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Probolinggo.

Lebih lanjut penyusunan dokumen RKPD juga diintegrasikan dengan prioritas pembangunan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Propinsi, hal ini sejalan dengan pasal 2 Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang menyatakan bahwa daerah Kabupaten dan Kota merupakan bagian daerah Propinsi serta mempunyai hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum pemanfaatan sumberdaya alam dan sumber daya lainnya.

Dokumen RKPD Kabupaten Probolinggo Tahun 2014 memuat arah kebijakan pembangunan, prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi daerah dan program kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2014 merupakan pedoman dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2014.

1.2. Landasan Hukum

Peraturan Perundang-undangan yang melatarbelakangi penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Probolinggo Tahun 2014 adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945, Pasal 4 ayat (1);

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965;

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara;

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

(3)

I-3

8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaran Pemerintah Daerah;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

17. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

18. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Jangka Panjang Menengah Nasional Tahun 2010 – 2014;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 ;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

21. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014;

(4)

I-4

22. Peraturan Daerah Kabupaten Probolinggo Nomor 08 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Probolinggo Tahun 2005–2025;

1.3. Hubungan RKPD Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) memiliki hubungan dengan berbagai dokumen perencanaan lainnya, RKPD tahun 2014 merupakan penjabaran tahun pertama dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Probolinggo tahun 2013-2018. Dengan demikian RKPD 2014 memuat arah kebijakan dan prioritas pembangunan yang diamanatkan dalam RPJMD Kabupaten Probolinggo tahun 2013 – 2018 yang pada saat ini dalam proses penyusunan.

RKPD disusun dengan memperhatikan RKPD Provinsi Jawa Timur dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Pusat. Artinya RKPD juga mempertimbangkan asas kesinambungan dengan program-program pembangunan yang termuat dalam RKPD Provinsi dan RKP Pusat. Penyusunan RKPD juga mempertimbangkan arah pembangunan kewilayahan yang telah ditetapkan sebelumnya sebagaimana dimuat dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Probolinggo, serta mempertimbangkan pula Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Probolinggo 2005–2025.

RKPD setelah memperoleh legalitas formal berupa Peraturan Kepala Daerah, akan digunakan sebagai pedoman bagi daerah dalam menyusun Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafond Anggaran Sementara (KUA-PPAS) pada tahun rencana, serta pedoman bagi SKPD untuk menyusun Rencana Kerja Tahun 2014. Dokumen KUA dan PPAS setelah dibahas bersama legislatif akan digunakan sebagai bahan dalam penyusunan R-APBD dan RKA SKPD.

1.4. Sistematika Penyusunan RKPD

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Probolinggo Tahun 2014 disusun dengan sistematika, sebagai berikut :

BAB I

BAB II :

:

PENDAHULUAN

Memuat tentang latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, dan sistematika RKPD.

EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU

(5)

I-5 BAB III BAB IV BAB V BAB VI : : : :

pembangunan daerah, evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD tahun 2012 dan realisasi RPJMD 2008 – 2013 tahun terakhir, serta isu strategis dan masalah mendesak. RENCANA KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

Memuat kondisi ekonomi daerah tahun 2012 dan tahun 2013, tantangan dan prospek perekonomian daerah tahun 2014, arah kebijakan ekonomi daerah, serta arah kebijakan keuangan daerah

PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

Memuat rumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah berdasarkan evaluasi pelaksanaan RKPD, kebijakan yang tertuang dalam RPJMD dan identifikasi isu dan masalah stategis pembangunan daerah dan nasional tahun 2014

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN DAERAH

Memuat program dan kegiatan pembangunan berdasarkan prioritas pembangunan, pada masing-masing urusan kewenangan yang ada pada SKPD dan antar wilayah di Kabupaten Probolinggo.

PENUTUP

Memuat kesimpulan berbagai harapan dan tindak lanjut pelaksanaan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Probolinggo Tahun 2014.

1.5. Maksud dan Tujuan

Dalam tata urut dokumen perencanaan, maksud penyusunan RKPD 2014 disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan dalam jangka waktu satu tahunan. Hal ini, secara yuridis telah sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

Sedangkan tujuan dari dokumen RKPD Kabupaten Probolinggo Tahun 2014 adalah:

1. Menjabarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Probolinggo Tahun 2013 – 2018 dalam rencana program kegiatan prioritas pada Tahun Anggaran 2014;

(6)

I-6

2. Menjadi pedoman dalam penyusunan APBD Tahun Anggaran 2014, karena memuat arah kebijakan pembangunan daerah dalam kurun waktu satu tahun;

3. Menjadi acuan bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah di jajaran pemerintah Kabupaten Probolinggo dalam penyusunan Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA–SKPD);

4. Menciptakan kepastian dan sinergitas perencanaan program kegiatan pembangunan antar wilayah, antar sektor pembangunan dan antar tingkat Pemerintah;

5. Mewujudkan efisiensi dan efektivitas dalam perencanaan alokasi sumber daya dalam pembangunan daerah.

(7)

II-1

BAB II

EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU

Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu menguraikan tentang hasil evaluasi RKPD tahun lalu, selain itu juga memperhatikan dokumen RPJMD dan dokumen RKPD tahun berjalan sebagai bahan acuan. Sementara itu capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan menguraikan tentang kondisi geografi demografi, pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan, dan permasalahan pembangunan.

2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.1.1.Aspek Geografis

Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu kabupaten yang termasuk wilayah Provinsi Jawa Timur, berada pada posisi 7°40’ s/d 8°10’ Lintang Selatan dan 111°50’ s/d 113°30’ Bujur Timur, dengan luas wilayah 1.696,16 km², termasuk didalamnya kawasan Pulau Gili Ketapang dengan luas wilayah 0,6 km².

Kabupaten Probolinggo terletak di lereng gunung-gunung yang membujur dari Barat ke Timur, yakni Pegunungan Tengger, Gunung Lamongan dan Gunung Argopuro. Wilayah kabupaten Probolinggo terletak pada ketinggian 0 - 2500 m diatas permukaan laut, tanahnya berupa tanah vulkanis yang banyak mengandung mineral yang berasal dari ledakan gunung berapi berupa pasir dan batu, lumpur bercampur dengan tanah liat yang berwarna kelabu kekuning-kuningan. Pada ketinggian 750 - 2500 m diatas permukaan laut, cocok untuk jenis tanaman sayur-sayuran dan pada ketinggian 150 - 750 m diatas permukaan laut, yang membujur dari Barat ke Timur di bagian Selatan yang berada di kaki gunung Argopuro, sangat cocok untuk tanaman kopi, buah-buahan seperti, durian, alpukat dan buah lainnya, contoh di kecamatan Tiris dan Kecamatan Krucil.

2.1.1.1. Luas Wilayah dan Letak Geografis Daerah

Luas wilayah kabupaten probolinggo lebih kurang 1.696,16 km², terdiri atas :

a). Pemukiman : 147,74km²

(8)

II-2 c). Tegal : 513,80km² d). Perkebunan : 32,81km² e). Hutan : 426,46km² f). Tambak/Kolam : 13,99km² g). Lain-lain : 188,23km²

Sementara Luas wilayah kabupaten probolinggo ditinjau dari luas 24 kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.1.sebagai berikut :

Tabel 2.1

Luas Wilayah Kabupaten Probolinggo Per Kecamatan

No. Kecamatan Luas (Ha) Prosentase (%)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. Sukapura Sumber Kuripan Bantaran Leces Tegalsiwalan Banyuanyar Tiris Krucil Gading Pakuniran Kota Anyar Paiton Besuk Krasakan Krejengan Pajarakan Maron Gending Dringu Wonomerto Lumbang Tongas Sumber Asih 10.208,53 14.188,13 6.674,76 4.212,83 3.680,97 4.173,56 4.569,63 16.566,69 20.252,66 14.684,64 11.385,00 4.258,00 5.327,94 3.503,63 3.779,75 3.442,84 2.134,35 5.139,27 3,.61,48 3.113,54 4.566,84 9.271,00 7.795,20 3.025,41 6,02 8,36 3,94 2,48 2,17 2,46 2,69 9,77 11,94 8,66 6,71 2,51 3,14 2,06 2,23 2,03 1,26 3,03 2,16 1,84 2,69 5,46 4,61 1,78 Jumlah 169.616.65 100%

Sumber :Kabupaten Probolinggo Dalam Angka, 2012

Letak geografis daerah berbatasan dengan : - Utara : Selat Madura

- Timur : Kabupaten Situbondo - Barat : Kabupaten Pasuruan

- Selatan : Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Jember

Sedangkan di sebelah Utara bagian tengah terdapat Daerah Otonom yaitu Kota Probolinggo.

(9)

II-3 2.1.1.2. Topografi

Secara topografis, Kabupaten Probolinggo mempunyai ciri fisik yang menggambarkan kondisi geografis, yaitu terdiri dari dataran rendah pada bagian utara, lereng-lereng gunung pada bagian tengah dan dataran tinggi pada bagian selatan, dengan tingkat kesuburan dan pola penggunaan tanah yang berbeda.

Sedangkan bentuk permukaan daratan di Kabupaten Probolinggo di klasifikasikan atas 3 (tiga) jenis, yaitu :

a) Dataran rendah dan tanah pesisir dengan ketinggian 0 – 100 m diatas permukaan laut. Daerah ini membentang di sepanjang pantai utara mulai dari Barat ke Timur kemudian membujur ke Selatan

b) Daerah perbukitan dengan ketinggian 100 – 1.000 m diatas permukaan laut. Daerah ini terletak di wilayah bagian Tengah sepanjang Pegunungan Tengger serta pada bagian selatan sisi Timur sekitar Gunung Lamongan c) Daerah pegunungan dengan ketinggian diatas 1.000 m dari permukaan

laut. Daerah ini terletak di sebelah Barat Daya yaitu sekitar Pegunungan Tengger dan sebelah Tenggara yaitu di sekitar Gunung Argopuro.

2.1.1.3. Hidrologi

Terdapat 25 sungai yang mengalir dan mengairi wilayah Kabupaten Probolinggo. Sungai terpanjang adalah Rondoningo dengan panjang 95,2 km, sedangkan sungai terpendek adalah Afour Bujel dengan panjang hanya 2 km saja.

Sungai-sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Probolinggo tersebut sangat dipengaruhi oleh iklim yang berlangsung tiap tahun. Pada saat musim kemarau, sebagian besar sungai yang mengalir mengalami kekeringan kecuali sungai-sungai besar (yaitu sungai-sungai utama) yang masih tergenang terus sepanjang tahun.

Tabel 2.2

Sungai di Kabupaten Probolinggo

No. Nama Sungai Panjang Lebar Debit Air

Baku Lahan (Km) (M) (Minimum) (Ha) 1 K. Rondoningo 95,20 26,00 ± 200 3.36 2 K. Pandan Laras 43,50 26,00 ± 1.300 2.85 3 K. Kertosono 39,70 25,00 ± 100 570.00 4 K. Kandang Jati 8,00 8,00 ± 100 507.00 5 K. Besuk 13,20 8,00 ± 100-200 173.00 6 K. Jabung 20,50 8,00 ± 300 465.00 7 K. Pancarlagas 85,70 50,00 ± 200 3.30 8 K. Legundi 12,50 6,00 - -

(10)

II-4

No. Nama Sungai Panjang Lebar Debit Air

Baku Lahan (Km) (M) (Minimum) (Ha) 9 K. Paiton 18,00 20,00 ± 100 454.00 10 K. Kresek 24,50 25,00 ± 100 786.00 11 K. Taman 24,10 12,00 ± 5-10 240.00 12 K. Curah Manjangan 5,00 9,00 ± 50 34.00 13 K. Klumprit 12,50 12,00 ± 50 53.00 14 K. Lumbang/Bayeman 17,50 13,00 ± 75 125.00 15 K. Blibis 20,00 15,00 - - 16 K. Blabo 10,00 10,00 ± 50 213.00 17 K. Besi 15,50 15,00 ± 5-10 183.00 18 K. Patalan 22,50 18,00 ± 50 72.00 19 K. Kedung Galeng 38,00 35,00 ± 100 564.00 20 K. Banyubiru 11,00 18,00 ± 300 697.00 21 K. Gending 20,00 20,00 ± 300 - 22 K. Klaseman 11,00 15,00 ± 100-200 - 23 K. Pekalen 35,10 35,00 ± 3.300 6.98 24 Afour Bujel 2,00 5,00 - - 25 K. Lawean 16,70 25,00 ± 200 369.00

Sumber : Dinas PU Pengairan Kabupaten Probolinggo

Selain sungai di Kabupaten Probolinggo juga terdapat danau/ranu yaitu Ranu Segaran, Ranu Agung, Ranu Segaran Duwas dan Ranu Gedong yang belum didayagunakan sebagaimana mestinya. Lokasi semua danau tersebut berada di Kecamatan Tiris, sedang lokasi desanya dapat dilihat pada Tabel. 2.3., berikut :

Tabel. 2.3

Danau atau Ranu di Kabupaten Probolinggo

No Nama Danau Luas (Ha) Lokasi

1. Ranu Segaran* 30.000 Desa Segaran, Kecamatan Tiris

2. Ranu Agung*

Segaran Agung 20.813 Desa Ranuagung, Kecamatan Tiris 3. Ranu Segaran Duwas* 23.000 Desa Tlogoargo, Kecamatan Tiris

4. Ranu Merah* 18.000 Desa Andungsari

5. Ranu Gedang* 10.000 Desa Andung Sari, Kecamatan Tiris

Ranu Citakan* - Desa Andung Sari, Kecamatan Tiris

Ranu Kembar* - Desa Andung Sari, Kecamatan Tiris

Ranu Bintaro* - Desa Andung Sari, Kecamatan Tiris

6. Danau Ronggojalu 2.5 Kecamatan Tegalsiwalan

Sumber : Kabupaten Probolinggo Dalam Angka, 2012

Selain itu tercatat pula sumur yang umumnya berupa sumur gali dan beberapa sumur bor. Kedalaman dari sumur-sumur gali berkisar 3 - 30 m. Kedalaman ini berarti air tanah dangkal sampai sedang dan sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim, sedangkan kedalaman sumur bor yang merupakan air tanah dalam berkisar 40-200 m.

(11)

II-5

Sumur bor yang sudah ada mempunyai debit yang cukup besar, sebagian untuk kebutuhan air minum dan sebagian besar lainnya diperuntukkan irigasi, hal ini mengingat pada saat musim kemarau sebagian besar daerah mengalami kekeringan.

Ditinjau dari sisi kedalaman air tanah, 62,56 % dari luas wilayah Kabupaten Probolinggo memiliki kedalaman > 90 m; seluas 11,17 % kedalaman air tanahnya antara 60 – 90 m; dan selebihnya 26,27 % mempunyai kedalaman air tanah < 60 m.

2.1.1.3. Klimatologi

Seperti juga daerah tropis lainnya, iklim yang ada berupa iklim tropis dengan 2 musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau.Pada umumnya musim kemarau jatuh pada bulan April hingga bulan Oktober, sedangkan musim hujan terjadi antara bulan Oktober hingga bulan April.

Curah hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan Desember sampai dengan Maret. Curah hujan selama tahun 2012 berkisar antara 1.100–1.700 mm untuk dataran rendah, dan berkisar 1.700–5.700 mm untuk dataran tinggi dengan rata-rata intensitas hujan sebesar 24,211 mm/hari. Jumlah curah hujan rata-rata dalam setahun di Kabupaten Probolinggo sebesar 1.713 mm/tahun dengan hari hujan rata 75.41 hari. Suhu udara beragam rata-rata antara 27C hingga 32C pada bagian Utara, sedangkan di wilayah pegunungan Argopuro dan Tengger, yaitu di Kecamatan Tiris, Krucil, Sumber dan Sukapura suhu udaranya berkisar antara 5C hingga 15C.

2.1.1.4. Jenis Tanah

Jenis tanah penting untuk diketahui terutama usaha pengembangan budidaya pertanian. Dilihat dari tekstur tanahnya, maka jenis tanah yang mendominasi adalah tanah latosol yang berasal dari tanaman perkebunan, sawah dan hutan tropika. Jenis tanah lainnya adalah alluvial, regosol, andosol, mediteran dan gromossol.

2.1.1.5. Luas dan Sebaran Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan sebagai fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Klasifikasi kawasan budidaya meliputi kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan, dengan berbagai jenis peruntukan dapat dilihat pada tabel 2.4.

(12)

II-6 Tabel 2.4

Luas Peruntukan Kawasan Budidaya (Ha)

No Peruntukan Luas Prosen

1. Hutan 55.796,68 32,89

2. Tegal 52.801,95 31,13

3. Sawah 38.509,00 22,70

4. Perkampungan/Permukiman 12.904,04 7,60 5. Perkebunan Swasta/Rakyat 2.009,30 1,18 6. Tanah Rusak/Padang Rumput 2.413,96 1,42

7. Tambak 1.320,06 0,77 8. Kebun Campur 1.186,57 0,69 9. Industri 866,56 0,51 10. Hutan Rakyat 625,32 0,37 11. Danau/Rawa 138,00 0,08 12. Lain-lain 1.045,36 0,66 Jumlah 169.616,80 100

Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Probolinggo

Dari tabel 2.4 terlihat bahwa peruntukan lahan di Kabupaten Probolinggo didominasi oleh hutan (32,89 %), tegalan (31,13 %), serta persawahan (22,70 %). Sedangkan lahan permukiman yang merupakan kawasan terbangunnya hanya meliputi 7,60 % dari seluruh luas lahan.

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilyah Kabupaten Probolinggo Tahun 2010-2029, rencana peruntukan kawasan budidaya yang ditetapkan dapat dilihat pada tabel 2.5

Tabel 2.5

Luas Kawasan Budidaya (Ha)

No Kawasan Budidaya Luas Kawasan Prosen 1. Kawasan Hutan Produksi 28.829,10 17,00 2. Kawasan Pertanian & Peternakan 40.081,07 23,63 3. Kawasan Perkebunan 38.649,00 22,79 4. Kawasan Perikanan 3.227,00 1,90 5. Kawasan Pariwisata 1.700,00 1,00 6. Kawasan Permukiman 18.248,00 10,76 7. Kawasan Perindustrian 3.272,00 1,93 8. Kawasan Pertambangan 10,00 0,01 9. Kawasan Khusus 1.550,00 0,91

10 Luas Kawasan Budidaya 135.566,17 79,93 11 Luas Kabupaten Probolinggo 169.616,80 100 Sumber :Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Probolinggo

(13)

II-7 2.1.1.6. Kawasan Lindung

Yang dimaksud dengan kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan.

Salah satu kawasan lindung yang perlu terus menerus dimantapkan adalah kawasan suaka alam. Kawasan ini di Kabupaten Probolinggo telah ditetapkan sesuai dengan arahan RTRW Propinsi Jawa Timur. Pada dasarnya pemantapan kawasan ini bertujuan untuk melestarikan lingkungan dan melindungi biota, ekosistem, ilmu pengetahuan dan pembangunan pada umumnya. Perlindungan kawasan suaka alam terdiri dari cagar alam, suaka margasatwa, hutan wisata, daerah perlindungan plasma nutfah dan daerah pengungsian satwa. Kawasan suaka alam selain untuk mempertahankan kelestarian alam itu sendiri, juga berperan dalam pengembangan dunia ilmu pengetahuan dan kegiatan wisata. Pemanfaatan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan kegiatan wisata tetap harus berdasarkan pada konsepsi menjaga kawasan suaka alam itu sendiri, termasuk dalam kawasan suaka alam Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Jenis kawasan lindung di Kabupaten Probolinggo yang akan dikembangkan dalam 5 tahun kedepan antara lain kawasan suaka alam, hutan lindung, sempadan sungai, dan sempadan pantai. Luas rencana kawasan lindung di Kabupaten Probolinggo sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 2.6.

Tabel 2.6

Luas Kawasan Lindung

No Jenis Kawasan Lindung Luas Kawasan Prosen

1. Kawasan Suaka Alam 5.859,50 16,25

2. Hutan Lindung 25.998,53 72,08

3. Sempadan Sungai 3.585,00 9,94

4. Sempadan Pantai 625,00 1,73

Jumlah 36.068,03 100

Sumber :RTRW Kabupaten Probolinggo

2.1.1.7. Kawasan Rawan Bencana

Penetapan kawasan ini bertujuan untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia meliputi kawasan gerakan tanah, rawan

(14)

II-8

letusan gunung berapi, rawan gempa bumi, dan rawan angin topan. Wilayah rawan bencana alam dan wilayah kritis merupakan wilayah yang sering dan atau mempunyai potensi bencana alam, seperti letusan gunung berapi, Angin Gending, banjir dan kebakaran yang disebabkan oleh alam. Beberapa wilayah rawan bencana di Kabupaten Probolinggo dapat diidentifikasi diantaranya, sebagai berikut:

a

a.. LLeettuussaannGGuunnuunnggBBeerraappii

Gunung Bromo merupakan gunung berapi yang masih aktif mempunyai potensi disamping sebagai obyek wisata, juga dapat menimbulkan bencana letusan gunung berapi.Wilayah-wilayah yang masih berada dalam jangkauan letusan gunung berapi seperti Kecamatan Sukapura dan Kecamatan Sumber perlu mewaspadai aktifitas yang terjadi di kawah Gunung Bromo.

Kabupaten Probolinggo memiliki 2 buah gunung berapi yang berpotensi menimbulkan bencana yaitu Gunung Bromo dan Gunung Lamongan. Gunung Bromo merupakan gunung api yang sering meletus lemah, berupa letusan freatik atau magmatik tipe Stromboli. Material yang diletuskan berupa batu (pijar) dan hembusan gas beracun hanya terbatas disekeliling kawah atau dasar kaldera Lautan Pasir. Ancaman hujan abu lebat tidak lebih dari jarak 6 Km dari kawah Gunung Bromo.

b

b.. GGeerraakkaannTTaannaahh((LLoonnggssoorr))

Kawasan rawan bencana di Kabupaten Probolinggo berupa tanah longsor terdapat di berbagai kecamatan. Wilayah yang peka terhadap bahaya ini adalah wilayah yang memiliki tingkat erosi tinggi, kawasan pantai dan tanah-tanah gundul di kawasan hutan lindung, serta kawasan yang mempunyai kelerengan tanah lebih dari 40 %. Berdasarkan Studi identifikasi kawasan rawan bencana Kabupaten Probolinggo tahun 2007, kawasan dengan tipologi gerakan tanah tertinggi adalah Kecamatan Gading, Krucil, Lumbang, Pakuniran, Sukapura, Sumber, Kota Anyar dan Tiris. c

c.. BBaannjjiirr

Kawasan-kawasan yang berada di sepanjang daerah aliran sungai perlu mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir. Demikian pula perluasan kawasan permukiman di perkotaan akan mengurangi luas wilayah resapan air, sehingga tanpa sistem drainase yang baik akan dapat menimbulkan banjir. Wilayah yang potensial terhadap bahaya banjir adalah Perkotaan Gending, Dringu, Kraksaan, Tongas, Sumberasih, Krejengan dan Kotaanyar.

(15)

II-9 d

d.. DDaaeerraahhRRaawwaannAAbbrraassii PPaannttaaii

Kabupaten Probolinggo memiliki panjang kawasan pesisir sekitar 71,893 Km dan seperti kabupaten lain di Indonesia juga memiliki masalah

dengan ekosistem pantainya terutama dengan masalah abrasi pantai.

Ada banyak faktor yang mengakibatkan sebuah pantai mengalami abrasi, dari sekian faktor yang mempengaruhi ada satu faktor yang sangat dominan yaitu ketahanan pantai itu sendiri dalam menghadapi gelombang air laut. Ketahanan pantai akan tercipta dengan sendirinya jika ekosistem di kawasan tersebut masih terjaga, salah satu ekosistem pantai yang berperan penting dalam menciptakan ketahanan pantai adalah keberadaaan hutan mangrove atau rawa di wilayah pantai tersebut.

Dari beberapa hal di atas, maka deliniasi kawasan rawan abrasi pantai dicari dengan menganalisa kawasan pantai yang tidak mempunyai vegetasi rawa atau mangrove di pesisirnya. Dari hasil analisa spasial pada peta tata guna lahan didapatkan distribusi kawasan rawan abrasi pantai meliputi Kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Kraksaan, Gending, Pajarakan dan Paiton.

Tabel 2.7

Luas Daerah Berdasarkan Kemiringan Tanah

No. Kemiringan Luas Kawasan (Ha) Prosen

1 0 - 2 % 48.070,55 28,34

2 2 – 15 % 41.721,36 24,59

3 15 – 40 % 20.968,52 12,36

4 > 40 % 58.856,22 34,69

Jumlah 169.616,65 100

Sumber : Kabupaten Probolinggo Dalam Angka Tahun 2012 (Diolah)

Dari tabel 2.7 terlihat bahwa daerah yang memiliki tingkat kemiringan tanah lebih dari 40 % cukup tinggi, yaitu seluas 58.856,22 Ha (34,69 %) dari seluruh luas daerah Kabupaten Probolinggo. Diantara luas daerah yang memiliki kemiringan tanah > 40 % tersebut, yang terluas adalah di Kecamatan Sumber yaitu seluas 11.979,66 Ha (20,35 %) dan Kecamatan Krucil seluas 11.889,96 Ha (20,20 %).

2.1.1.8. Potensi pengembangan wilayah

Sesuai dengan RTRW Kabupaten Probolinggo, penetapan kawasan strategis Kabupaten Probolinggo dan skenario pengembangan wilayah, maka ditetapkan rencana pengembangan kawasan strategis prioritas, yaitu:

(16)

II-10

a. Prioritas I : Pengembangan Kawasan Strategis Agropolitan, Ekowisata, dan Industri guna mendukung pengembangan wilayah barat.

Wilayah Kabupaten Probolinggo bagian barat mempunyai potensi yang besar karena terdapat beberapa kawasan strategis Kabupaten Probolinggo antara lain:

 Kawasan agropolitan bagian barat yang terdiri dari Kecamatan Tongas, Lumbang, Sukapura, Sumber.

 Jalur Pariwisata Nasional - Internasional Tanaman Nasional Bromo Tengger Semeru,

 Pengembangan kawasan industri di Kecamatan Tongas.

Sesuai dengan tujuan, kebijakan dan strategi pengembangan perwujudan ruang Kabupaten Probolinggo, maka kawasan strategis yang terletak di Kabupaten Probolinggo bagian barat merupakan prioritas I pengembangan. Pengembangan kawasan strategis bagian barat ini diarahkan pada pengembangan kawasan agropolitan, ekowisata dan industri.

b. Prioritas II : Pengembangan Kawasan Strategis pada Sistem Perkotaan Pendukung

Sistem perkotaan pendukung merupakan kawasan Perkotaan Kraksaan dan kawasan pusat-pusat pelayanan. Pengembangan kawasan ini merupakan prioritas pengembangan karena kawasan sistem perkotaan pendukung ini fungsinya sebagai sentra-sentra pengembangan, simpul distribusi pelayanan dan simpul penarik keterkaitan antar wilayah. Pengembangan kawasan ini diarahkan sesuai dengan fungsi dan perannya seperti telah dirumuskan rencana struktur ruang Kabupaten Probolinggo. c. Prioritas III: Pengembangan Kawasan Strategis Agropolitan, Ekowisata, dan

Industri guna mendukung pengembangan wilayah timur.

Wilayah Kabupaten Probolinggo bagian timur mempunyai potensi pengembangan kawasan strategis Kabupaten Probolinggo antara lain:

 Kawasan agropolitan bagian timur yang terdiri dari Kecamatan Tiris, Krucil, Gading.

 Kawasan wisata Pegunungan Argopuro/Dataran Tinggi Hyang, arung jeram Sungai Pekalen,

 Pengembangan kawasan industri di Kecamatan Paiton.

Sesuai dengan tujuan, kebijakan dan strategi pengembangan perwujudan ruang Kabupaten Probolinggo, maka kawasan strategis yang terletak di Kabupaten Probolinggo bagian timur merupakan prioritas III

(17)

II-11

pengembangan kawasan strategis bagian timur ini diarah pada pengembangan kawasan agropolitan, ekowisata dan industri.

d. Prioritas IV: Pengembangan Kawasan Strategis Minapolitan

Selain potensi pertanian, industri dan pariwisata, Kabupaten Probolinggo mempunyai potensi yang besar di sektor perikanan. Potensi perikanan meliputi perikanan laut di sekitar laut Pantai Utara dan perikanan darat berupa budidaya tambak. Potensi perikanan tersebut juga telah didukung oleh sentra-sentra pengolahan tetapi potensi perikanan kurang diperhatikan terutama untuk perikanan laut, sehingga kawasan perikanan laut dan kawasan tambak di sekitar Pantai Utara banyak yang mengalami alih fungsi ke industri, permukiman dan perdagangan. Oleh karena itu pengembangan kawasan strategis minapolitan berupa pengembangan sentra-sentra perikanan sangat diperlukan dan menjadi prioritas pengembangan. Pengembangan kawasan strategis minapolitan meliputi:

 Pengembangan kawasan tambak di sekitar Kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Gending, Pajarakan, Kraksaan dan Paiton.

 Pengembangan kawasan budidaya laut tersebar di Kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Gending, Pajarakan, Kraksaan dan Paiton.

2.1.2 Aspek Demografi

Menurut hasil registrasi penduduk, jumlah penduduk Kabupaten Probolinggo Tahun 2011 tercatat 1.185.711 Jiwa, yang tersebar di 24 kecamatan. Dengan rincian jumlah laki-laki sebanyak 583.209 jiwa dan perempuan 602.502 jiwa. Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu Kecamatan Tiris sebanyak 76.719 jiwa, sedangkan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Sukapura yaitu sebanyak 21.176 jiwa sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 2.8.dibawah ini :

Tabel. 2.8

Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Probolinggo berdasarkan hasil registrasi Tahun 2012

KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

SUKAPURA 10,441 10694 21,135

SUMBER 13,351 13819 27,170

KURIPAN 15,560 16400 31,960

BANTARAN 22,082 23642 45,724

(18)

II-12 BANYUANYAR 28,721 30150 58,871 TIRIS 38,816 39213 78,029 KRUCIL 31,713 31437 63,150 GADING 27,805 28275 56,080 PAKUNIRAN 23,169 24006 47,175 KOTAANYAR 19,071 20075 39,146 PAITON 35,303 35681 70,984 BESUK 25,054 26580 51,634 KRAKSAAN 35,646 36417 72,063 KREJENGAN 20,848 21616 42,464 PAJARAKAN 17,502 18024 35,526 MARON 34,030 35145 69,175 GENDING 21,773 22229 44,002 DRINGU 28,163 28191 56,354 TEGALSIWALAN 18,403 19568 37,971 SUMBERASIH 32,931 33577 66,508 WONOMERTO 23,891 24935 48,826 TONGAS 34,689 36101 70,790 LUMBANG 16,050 16865 32,915 JUMLAH 605,878 624,204 1,230,082

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

2.1.3. Aspek Sumber Daya Manusia

Kondisi sumber daya manusia di Kabupaten Probolinggo bisa dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan sebaran Rumah Tangga Miskin (RTM) di Kabupaten Probolinggo. Mengenai IPM di Kabupaten Probolinggo dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 2.9

Besarnya Nilai IPM dan Komponennya

Indeks 2010 2011 2012**

IPM 62.99 63.84 64,06

Indeks Kesehatan 60,22 60.70 60,87

Indeks Pendidikan 64.98 66.52 66,84

Indeks Pengeluaran Per Kapita 63.79 64.29 64,48

(19)

II-13

Sedangkan mengenai sebaran rumah tangga miskin di Kabupaten Probolinggo dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.10

Informasi Status Kesejahteraan Rumah Tangga dan Individu di Kabupaten Probolinggo

Sumber: Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial. Maret 2012

KECAMATAN

Jumlah Rumah Tangga

JUMLAH Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 SUKAPURA 806 761 724 2.291 SUMBER 1.670 1.389 1.377 4.436 KURIPAN 2.559 1.664 1.587 5.810 BANTARAN 1.629 1.873 2.518 6.020 LECES 1.571 1.964 3.141 6.676 TEGALSIWALAN 1.706 1.569 1.769 5.044 BANYUANYAR 3.393 2.825 2.647 8.865 TIRIS 4.855 3.899 3.936 12.690 KRUCIL 5.284 2.944 1.965 10.193 GADING 3.784 2.549 2.472 8.805 PAKUNIRAN 3.444 2.106 1.606 7.156 KOTAANYAR 4.401 1.748 1.217 7.366 PAITON 3.783 2.833 2.294 8.910 BESUK 3.178 2.710 2.782 8.670 KRAKSAAN 2.930 2.354 2.453 7.737 KREJENGAN 2.955 1.950 2.017 6.922 PAJARAKAN 1.537 1.370 1.588 4.495 MARON 4.543 3.631 3.157 11.331 GENDING 2.149 1.872 1.779 5.800 DRINGU 1.709 1.762 2.069 5.540 WONOMERTO 1.860 1.862 1.857 5.579 LUMBANG 1.896 1.807 2.170 5.873 TONGAS 4.001 3.385 3.409 10.795 SUMBERASIH 2.841 2.655 2.947 8.443 Jumlah Total 68.484 53.482 53.481 175.447

Sumber: Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial. Maret 2012

2.1.4 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Probolinggo 5 tahun terakhir ditinjau dari aspek kesejahteraan masyarakat, terdiri dari kondisi makro ekonomi daerah dan kesejahteraan sosial.

A. PDRB

Dalam rentang waktu 5 (lima) tahun terakhir peningkatan PDRB Kabupaten Probolinggo baik berdasarkan harga berlaku maupun harga konstan menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan semakin meningkatnya nilai tambah barang dan jasa yang diindikasikan dengan pesatnya peningkatan nilai PDRB atas dasar harga berlaku dari sebesar Rp. 10,262 Milyar,- pada tahun 2007 menjadi sebesar Rp. 11,834.2 Milyar pada tahun 2008, pada tahun 2009 sebesar Rp. 13,196.2 Milyar, pada tahun 2010 sebesar Rp. 14,896.3 Milyar, pada tahun 2011 sebesar Rp. 16,761.96 Milyar dan pada tahun 2012 (angka

(20)

II-14

sementara) sebesar Rp. 18,849.11 Milyar. Kenaikan PDRB ini mengindikasikan bahwa kegiatan ekonomi Kabupaten Probolinggo secara makro khususnya produksi barang dan jasa mengalami peningkatan. Pencapaian PDRB Kabupaten Probolinggo dapat dikatakan cukup berhasil seiring dengan usaha penguatan ekonomi rakyat melalui pembinaan terhadap usaha kecil/wirausaha baru dan penguatan ekonomi melalui sektor yang lain.

B. Pertumbuhan Ekonomi

Secara umum laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolinggo dalam tiga tahun terakhir menunjukkan peningkatan, artinya kondisi perekonomian di Kabupaten Probolinggo tetap dapat memberikan pertumbuhan yang positif. Mulai tahun 2008 sampai dengan 2012 tingkat pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan kecuali pada tahun 2009, yakni 5,78% tahun 2008, turun menjadi sebesar 5,72% tahun 2009. Sedangkan pada tahun 2010 terjadi kenaikan yang cukup signifikan mencapai 6,19%. Adapun pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolinggo tahun 2011 sebesar 6,23% dan pada tahun 2012 (angka sementara) sebesar 6,47%. Kondisi ini tentunya cukup menggembirakan dan menandakan bahwa perkembangan perekonomian di wilayah Kabupaten Probolinggo sudah mulai kembali pada jalur yang sesuai dengan harapan. Namun demikian masih diperlukan upaya-upaya yang lebih baik di dalam upaya percepatan pertumbuhan ekonomi di wilayah Kabupaten Probolinggo.

Selanjutnya kecenderungan laju pertumbuhan ekonomi sejak 2008-2012 adalah sebagaimana pada grafik di bawah ini :

(21)

II-15 Gambar 2.1 5.78 5.72 6.19 6.23 6.47 10.1 5.48 6.3 5.93 5.62 0 2 4 6 8 10 12 2008 2009 2010 2011 2012**

Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi

Kab.Probolinggo (%)

Pertumbuhan Ekonomi Inflasi

Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur ** Angka Sementara

C. PDRB Per Kapita

Salah satu indikator ekonomi yang cukup penting penting untuk mengetahui pertumbuhan pendapatan daerah dalam hubungannya dengan kemajuan sektor ekonomi adalah PDRB per kapita yang biasanya dipakai sebagai indikator perkembangan kesejahteraan rakyat. Pada umumnya PDRB per kapita disajikan berdasarkan Atas Dasar Harga Berlaku, karena PDRB Perkapita selain dipengaruhi faktor produksi juga dipengaruhi oleh harga barang/jasa. Namun demikian gambaran tersebut tidak dapat langsung dijadikan sebagai ukuran peningkatan ekonomi maupun penyebaran di setiap strata ekonomi karena pengaruh inflasi sangat dominan baik dalam pembentukan PDRB maupun pendapatan regional.

Adapun PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku pada Tahun 2008 sebesar Rp. 9.966.152,90, Tahun 2009 adalah sebesar Rp. 11.022.140,09,-, Tahun 2010 sebesar Rp. 12.336.674,37,- sedangkan pada Tahun 2011 PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku sebesar Rp. 13.818.944,20,- dan pada tahun 2012 sebesar Rp. 15.453.119,42,- (angka sementara).

(22)

II-16 D. Laju Inflasi

Kabupaten Probolinggo cukup berhasil dalam menekan laju inflasi. Pada tahun 2008 angka Inflasi sebesar 10,10%, Tahun 2009 turun menjadi 5,48%, Tahun 2010 kembali meningkat sebesar 6,30% antara lain diakibatkan oleh kondisi iklim ekstrim dan tidak menentu atau anomali cuaca, kenaikan harga bahan makanan yang disebabkan banyaknya kegagalan panen menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas serta kenaikan tarif dasar listrik (TDL) pada awal tahun 2010. Sedangkan pada tahun 2011 inflasi tercatat sebesar 5,93% dan pada tahun 2012 (angka sementara) 5,62 %.

Tabel 2.11

Inflasi Kabupaten Probolinggo 2008 – 2012 (%)

Indeks 2008 2009 2010 2011 2012**

PERTANIAN 10,24 6,74 6,43 8,28 8,47

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 4,55 3,45 3,47 5,17 4,13

INDUSTRI PENGOLAHAN 9,43 6,34 8,41 6,52 6,49

LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 2,11 1,06 2,54 1,11 1,17

BANGUNAN 10,80 5,14 7,61 7,50 2,80

PERDAG, HOTEL, RESTORAN 8,30 4,05 5,11 3,44 2,79

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1,77 2,96 2,91 1,24 1,66

KEU. PERSEWAAN DAN JASA PERUSH 8,48 4,25 5,05 4,66 4,88

JASA-JASA 10,27 6,20 4,97 5,32 5,38

INFLASI KAB. PROBOLINGGO 10,10 5,48 6,30 5,93 5,62

Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur * Angka Sementara

E. Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Data kemiskinan yang baik dapat digunakan untuk:

1. Mengevaluasi kebijakan pemerintah terhadap kemiskinan; 2. Membandingkan kemiskinan antar waktu, antar daerah;

3. Menentukan target penduduk miskin dengan tujuan untuk memperbaiki posisi mereka.

(23)

II-17

Angka Kemiskinan di Kabupaten Probolinggo secara resmi menggunakan data Informasi Status Kesejahteraan Rumah Tangga dan Individu yang merupakan hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) Tahun 2011 oleh BPS Kabupaten Probolinggo. Angka RT Kelompok 1 (Rumah Tangga/Individu dengan kondisi kesejahteraan sampai dengan 10% terendah di Indonesia) sejumlah 68.484 KK, RT Kelompok 2 (Rumah Tangga/Individu dengan kondisi kesejahteraan sampai dengan 11% - 20% terendah di Indonesia) sejumlah 53.482 KK dan RT Kelompok 3 (Rumah Tangga/Individu dengan kondisi kesejahteraan sampai dengan 21% - 30% terendah di Indonesia) sejumlah 53.481 KK, sehingga jumlah RTS di Kabupaten Probolinggo adalah 175.447 KK. Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Probolinggo Tahun 2010 yang disusun oleh Bappeda Kabupaten probolinggo merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:

 Tahap pertama (2010-2012) diprioritaskan pada sektor yang mampu menjadi landasan dalam memerangi kemiskinan, peningkatan kesempatan kerja, pengembangan layanan dan kualitas pendidikan, pemenuhan kebutuhan dasar dan kualitas kesehatan.

 Tahap kedua (2012-2014) diprioritaskan pada kegiatan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, peningkatan investasi, peningkatan kesempatan kerja, pemberdayaan masyarakat pada arus mikro, pengembangan layanan dan kualitas pendidikan, serta percepatan pengembangan wilayah.

 Tahap ketiga (2014-2015) dititikberatkan pada kegiatan yang bersifat monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan tahun-tahun sebelumnya

Tabel 2.12

Prosentase Penduduk Miskin Kabupaten Probolinggo Hasil Sensus Tahun 2008 – 2012

No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1 Jumlah Penduduk Miskin (000) 305,07 280,10 276,60 259,23 245,88 2 Jumlah Penduduk Miskin (%) 29,23 27,69 25,22 23,48 22,17 3 Garis Kemiskinan (Rp/Kap/Bln) 178.717 225.151 255.757 280.101 306.762

(24)

II-18 Tabel 2.13 TPT Kabupaten Probolinggo No. Uraian 2009 2010 2011 2012 ** 1 Pengangguran 15,686 12,190 18,218 12,356 2 Angka Kerja 604,247 603,228 569,592 623,537 3 TPT 2,60 2,02 3,20 1,98

Sumber : BPS Jatim ** Angka Sementara

F. Angka Kriminalitas

Keamanan, ketertiban dan penanggulangan kriminalitas merupakan salah satu prioritas dalam mewujudkan stabilitas penyelenggaraan pemerintahan terutama di daerah. Pemerintahan daerah dapat terselenggara dengan baik apabila pemerintah dapat memberikan rasa aman kepada masyarakat, menjaga ketertiban dalam pergaulan masyarakat, serta menanggulangi kriminalitas sehingga kuantitas dan kualitas kriminalitas dapat diminimalisir.

Angka kriminalitas yang tertangani adalah penanganan kriminal oleh aparat penegak hukum (kepolisian). Data mengenai perkembangan angka kriminalitas pada tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel 2.14. sebagai berikut :

Tabel 2.14

Jumlah Angka Kriminalitas di Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 - 2012 NO Uraian Satuan 2008 2009 2010 2011 2012 1 Perjudian Kasus 118 93 121 80 55 2 Pembunuhan Kasus 3 4 9 5 7 3 Penipuan Kasus 42 45 44 75 48 4 Narkoba Kasus 11 31 39 36 -

5 Pencurian biasa Kasus 47 44 32 53 33

6 Penadahan Kasus 4 9 13 15 13

7 Penculikan Kasus 1 - 0 0 -

8 Ganda Uang Kasus - - 0 1 -

9 Aniaya Biasa Kasus - 5 79 70 125

10 Pemerasan Kasus 12 6 42 42 4 11 KDRT Kasus - 15 13 30 27 12 C a b u l Kasus 13 1 7 6 6 13 Perkosaan Kasus 8 8 10 5 15 14 Perampasan Kasus 5 5 4 6 2 Jumlah Kasus 264 266 413 424 335

Sumber : Polres Probolinggo tahun 2012

Matrik mengenai gambaran umum kondisi daerah terhadap capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Probolinggo 5 tahun

(25)

II-19

terakhir ditinjau dari aspek kesejahteraan masyarakat lainnya secara rinci dapat diliihat pada tabel 2.15 berikut ini:

Tabel 2.15

Matrik Gambaran Umum Kondisi Daerah

terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Probolinggo tahun 2008 – 2012

Aspek Kesejahteraan Masyarakat No

Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan

Daerah

Capaian kinerja SKPD Penanggung

Jawab

2008 2009 2010 2011 2012

ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi keuangan daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 1.1 ADHB 11,834,2 M 13,196,2 M 14.896,2 M 16.761,96 M 18.849,11 M ** BPS 1.2 Laju inflasi 10,01 5,48 6,30 5,93 5,62** BPS 1.3 PDRB per kapita 9.966.153 11.022.14 0 12.336.67 4 13.818.944 15.453.119 ** BPS Fokus Kesejahteraan Sosial

1 Pendidikan

1.1 Angka melek huruf 78.24 77.97 82,06 81,73 82,94 Dinas Pendidikan

1.2 Angka rata-rata lama sekolah

(SD s/d SMA) 13,16 12,97 12,78 12,17 12,09 Dinas Pendidikan

1.3 Angka partisipasi kasar

1.3.1 Angka Partisipasi Kasar (APK)

SD/MI/Paket A 119.26 119.96 119.50 119.74 120,28 Dinas Pendidikan

1.3.2 Angka Partisipasi Kasar (APK)

SMP/MTs/Paket B 92.86 93.11 93.05 93.23 93,66 Dinas Pendidikan

1.3.3 Angka Partisipasi Kasar (APK)

SMA/SMK/MA/Paket C 59,53 59,87 60.21 60.56 60,9 Dinas Pendidikan

1.4 Angka Partisipasi Murni

1.4.1 Angka Partisipasi Murni (APM)

SD/MI/Paket A 98.87 99.13 98.86 99.06 99,67 Dinas Pendidikan

1.4.2 Angka Partisipasi Murni (APM)

SMP/MTs/Paket B 71.87 70.38 72.03 72.17 72,54 Dinas Pendidikan

1.4.3 Angka Partisipasi Murni (APM))

SMA/SMK/MA/Paket C 38.68 33.37 38.90 39.12 39,57 Dinas Pendidikan

2 Kesehatan

2.1 Angka kelangsungan hidup bayi

per 1000 KH 993,1 993,53 987,31 988,29 987,57 Dinas Kesehatan 2.2 Angka usia harapan hidup 60,56 60,85 61,13 61,42 61,52 Dinas Kesehatan 2.3 Persentase balita gizi buruk 1,65 2,23 3,36% 2,3% 2,8% Dinas Kesehatan

(26)

II-20

3.1 Rasio penduduk yang bekerja - 0,974 0,979 0,968 0,980 Disnakertrans Fokus Seni Budaya dan Olahraga

1 Kebudayaan

1.1 Jumlah Grup Kesenian 60 62 73 83 90 Disbudpar

1.2 Jumlah Gedung 10 12 14 14 14 Disbudpar

2 Olah raga

2.1 Jumlah klub olahraga 64 82 88 98 117 Kanpora

2.2. Jumlah gedung olahraga 1 1 1 1 1 Kanpora

2.1.5 Aspek Pelayanan Umum

Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Probolinggo 5 tahun terakhir ditinjau dari aspek pelayanan umum, terdiri dari fokus urusan layanan kewenangan wajib dan kewenangan pilihan pemerintah daerah, sesuai dengan SKPD yang mempunyai tupoksi kewenangan masing-masing.

Data dari matrik gambaran pelayanan umum dapat dilihat pada tabel 2.16 berikut ini:

Tabel 2.16

Data Gambaran Umum Kondisi Daerah

terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Probolinggo tahun 2008 – 2012

Aspek Pelayanan Umum No

Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan

Daerah

Capaian kinerja SKPD

Penanggungja wab

Satuan 2008 2009 2010 2011 2012

ASPEK PELAYANAN UMUM Fokus Pelayanan Urusan Wajib

1 Pendidikan

1.1 Pendidikan dasar

1.1.1 Angka partisipasi sekolah (SD

s/d SMA) % 87,38 87,56 87,73 87,84 87,93 Diknas

1.1.2 Rasio ketersediaan sekolah/

penduduk usia sekolah % 119.16 119.45 119.20 119.18 119.25 Diknas

1.1.3 Rasio Guru terhadap murid 1:… 1:7 1:8 1:8 1:7 1:10 Diknas

1.1.4 Rasio guru/murid per kelas rata

rata 1:…. 20 22 21 23 24 Diknas

1.3 Fasilitas Pendidikan:

1.3.1 Sekolah pendidikan SD/MI

kondisi bangunan baik % 86.30 86.47 85.79 85.95 87.54 Diknas

1.3.2 Sekolah pendidikan SMP/MTs

(27)

II-21

bangunan baik

1.4 Pendidikan Anak Usia Dini

1.4.1 Rasio Jumlah Siswa Paud/Julah

Anak usia 2- 4 Tahun % 43.38 39.44 35.85 44.92 45,14 Diknas

1.5 Angka Putus Sekolah

1.5.1 Angka Putus Sekolah (APS)

SD/MI % 0,065 0,051 0,09 0,02 0,041 Diknas

1.5.2 Angka Putus Sekolah (APS)

SMP/MTs % 2.37 2.24 2.11 0.023 1,93 Diknas

1.5.3 Angka Putus Sekolah (APS)

SMA/SMK/MA % 1.07 1.02 0.97 0.03 0,72 Diknas

1.6 Angka Kelulusan

1.6.1 Angka Kelulusan (AL) SD/MI % 94,21 94,97 99,54 99,99 99,98 Diknas

1.6.2 Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs % 96,85 97,34 98,95 98,78 98,98 Diknas

1.6.3 Angka Kelulusan (AL)

SMA/SMK/MA % 97.77 98.17 98.65 98.68 98.86 Diknas

1.6.4 Angka Melanjutkan (AM) dari

SD/MI ke SMP/MTs % 79.28 80.21 80.73 91.85 92,17 Diknas

1.6.5 Angka Melanjutkan (AM) dari

SMP/MTs ke SMA/SMK/MA % 69.50 69.80 70.08 70.98 71,24 Diknas

1.6.6 Guru yang memenuhi kualifikasi

S1/D-IV % 54.58 56.17 57.64 67.89 68,06 Diknas

2 Kesehatan

2.1 Rasio posyandu per satuan balita 13,55 13,55 14,43 14,43 14,43 Dinkes

2.2 Rasio puskesmas, poliklinik,

pustu per satuan penduduk /100.000 11,03 0,0121 0,0120 0,0121 0,0118 Dinkes

2.3 Rasio Rumah Sakit per satuan

penduduk /100.000 0,0048 0,0046 0,0045 0,0055 0,0055 Dinkes

2.4 Rasio dokter per satuan

penduduk /100.000 0,044 0,057 0,063 0,05 0,05 Dinkes

2.5 Rasio perawat per satuan

penduduk /100.000 0,061 0,073 0,085 0,087 0,087 Dinkes

2.6 Cakupan komplikasi kebidanan

yang ditangani % 73,81 86,66 60,59 80,61 97,53 Dinkes

2.7

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

% 92,97 94,68 97,50 97,37 87,23 Dinkes

2.8

Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

% 91,82 91,52 95,45 92,73 98,79 Dinkes

2.9 Cakupan Balita Gizi Buruk

mendapat perawatan % 100 100 100 100 100 Dinkes

2.10

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA

% 81,91 81,62 73,38 85,27 80,12 Dinkes

2.11 Cakupan penemuan dan

(28)

II-22

DBD

2.12

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

% 133,26 100 198,34 5,80 5,38 Dinkes

2.13 Cakupan kunjungan bayi % 101,32 89,66 93,81 97,19 96,77 Dinkes

3 Pekerjaan Umum

3.1 Proporsi panjang jaringan jalan

dalam kondisi baik % 80.11 82.44 68.26 74,62 73,10

DPU Bina Marga

3.2 Rasio Jaringan Irigasi 22,50 22,50 22,50 - DPU Pengairan

3.3 Jumlah tempat ibadah Buah 9,927 9,927 9,579 9,925 Bagian Kesra

3.4 Persentase rumah tinggal

bersanitasi % 44% 45% 45% 46%

DPU Ciptakarya

3.5

Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk

- m0,788 3/th m0,86 3/th m0,86 3/th 0,86 m3/th BLH

3.6 Rasio permukiman layak huni % 38% 38% 38% 38% DPU Ciptakarya

3.7 Panjang jalan dilalui Roda 4 Km 785,819 785,819 785,819 785,819 785,819 DPU Binamarga

3.8

Jalan Penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk (mimal dilalui roda 4)

km 15,211 17,835 86,972 12,836 91,230 DPU Binamarga

3.9 Panjang jalan kabupaten dalam

kondisi baik ( > 40 KM/Jam ) % 88,27 90,42 86,38 90,56 89,76 DPU Binamarga

3.10

Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air ( minimal 1,5 m)

km 120,562 150,231 175,821 200,690 235,746 DPU Binamarga

3.11

Sempadan jalan yang dipakai pedagang kaki lima atau bangunan rumah liar

km 3,621 4,791 5,312 6,342 7,858 DPU Binamarga

3.12 Sempadan sungai yang dipakai

bangunan liar % 0,052 0,054 0,052 0,051 0,051

DPU Pengairan

3.13

Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat

11,220 12,124 15,233 18,671 23,575 DPU Binamarga

3.14 Luas irigasi Kabupaten dalam

kondisi baik % 90,00 92,00 92,00 92,00 92,00 DPU Pengairan

4 Perumahan

4.1 Rumah tangga pengguna air

bersih (PDAM) % 59,67 66,95 83,01 87,44 -

DPU Ciptakarya

4.2 Rumah tangga pengguna listrik % 84,80 84,38 83,97 83,55 83,76 DPU

Ciptakarya

4.3 Rumah tangga ber-Sanitasi % 45% 45% 36% - - DPU

Ciptakarya

4.4 Rumah layak huni % 65% 65% 65% - - DPU Ciptakarya

5 Penataan Ruang

5.1

Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB

% - - - - 3,44 DPU

Ciptakarya

5.2 Rasio bangunan ber- IMB per 0.15 0.16 0.14 - - DPU

(29)

II-23 satuan bangunan 6 Perencanaan Pembangunan 6.1 Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA Ada/Tida

k ADA ADA ADA ADA ADA Bappeda

6.2 Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA Ada/Tida

k ADA ADA ADA ADA ADA Bappeda

6.3

Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA

Ada/Tida

k ADA ADA ADA ADA ADA Bappeda

6.4 Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD

Ada/Tida

k TIDAK ADA ADA ADA ADA Bappeda

7 Perhubungan

7.1 Rasio ijin trayek 445/jml

pnduduk 747/jml pnduduk 404/jml pnduduk 250/jml pnduduk 103/jml pnduduk Dinas Perhubungan 7.2 Jumlah uji kir angkutan umum Buah 1.128 1.195 1.287 1.392 1.502 Dinas

Perhubungan 7.3 Jumlah Pelabuhan

Laut/Udara/Terminal Bis Buah 3 3 3 3 3 Dinas Perhubungan

7.4 Angkutan darat Buah 5.050 5.368 5.547 5.756 5.980 Dinas

Perhubungan 7.5 Kepemilikan KIR angkutan

umum Buah 1.128 1.195 1.287 1.392 1.502 Dinas Perhubungan

7.6 Lama pengujian kelayakan

angkutan umum (KIR) Jam 15 menit 15 menit 10 menit 10 menit 10 menit Dinas Perhubungan

7.7 Biaya pengujian kelayakan

angkutan umum Rp 41.000 41.000 41.000 41.000 41.000 Dinas Perhubungan

7.8 Pemasangan Rambu-rambu % 100% 100% 100% 100% 100% Dinas

Perhubungan

8 Lingkungan Hidup

8.1 Persentase penanganan sampah - 0,788 1.38 1,58 1,58 BLH

8.2 Persentase Penduduk berakses

air minum 10,680 11,222 11,819 - BLH

8.3 Pencemaran status mutu air - 40 59,10 82,60 83,3 BLH

8.4 Cakupan pengawasan terhadap

pelaksanaan amdal. % 100 100 100 100 100 BLH

8.5 Tempat pembuangan sampah

(TPS) per satuan penduduk 0.6 0.60 0,77 0.8 0,78 BLH

8.6 Penegakan hukum lingkungan % 100 100 100 85 66,6 BLH

9 Pertanahan

9.1 Penyelesaian izin lokasi % 100 100 100 100 100 Kantor Perijinan

10 Kependudukan dan Catatan Sipil

10.1 Rasio bayi (penerbitan) berakte

kelahiran 26,439 47,207 19,700 11,901 11,642

Dinas kependuduka n dan Capil 10.2 Kepemilikan (penerbitan) KTP 24,879 20,788 13,185 12,624 77,796 Dinas kependuduka

n dan Capil 10.3 Ketersediaan database

kependudukan skala kabupaten Ada/Tidak Ada Ada Ada Ada Ada

Dinas kependuduka n dan Capil

(30)

II-24

11 Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak 11.1 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah % 4.064 3.939 3,939 3,939 14,5 BPP & KB 11.2 Partisipasi perempuan di

lembaga swasta % 25 29,6 32,7 35,6 37,9 BPP & KB

11.3 Rasio KDRT % 0,99 0,81 0,81 1,11 1,58 BPP & KB

11.4 Persentase jumlah tenaga kerja

dibawah umur % - 3,04 3,07 3,07 3,09 BPP & KB

11.5 Partisipasi angkatan kerja

perempuan % 25 27 19,61 16,65 21,04 BPP & KB

11.6

Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan

anak dari tindakan kekerasan %

50 65 77 96 96 BPP & KB

12 Keluarga Berencana dan

Keluarga Sejahtera

12.1 Rata-rata jumlah anak per

keluarga 63,42% 79,68% 110,78% 105,82 % - BPP & KB

12.2 Rasio akseptor KB % 14,35 14,76 14,76 17,20 16,74 BPP & KB

12.3 Cakupan peserta KB aktif % 73,11 72,94 72,95 75,64 73,39 BPP & KB

12.4 Keluarga Pra Sejahtera dan

Keluarga Sejahtera I % 59,11 54,64 54,64 59,27 47,92 BPP & KB

13 Sosial

13.1

Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi

56 67 82 96 102 Dinsos

13.2 Total PMKS (yg memperoleh

bantuan sosial) 3,2% 3% 3,47% 3,62% 3,71% Dinsos

13.3 Penanganan penyandang

masalah kesejahteraan sosial 0,0471 0,0042 0,0059 0,0058 0,0058 Dinsos

14 Ketenagakerjaan

14.1 Angka angkatan kerja Jiwa 586.702 604.247 603.228 569.592 623.537 Disnakertrans

14.2 Tingkat partisipasi angkatan

kerja % 75,25 74,08 73,28 70,02 75,31

Disnakertrans 14.3 Pencari kerja yang terdaftar Jiwa 4,670 7,138 3,657 3,445 3,025 Disnakertrans

14.4 Tingkat pengangguran terbuka % 3,46 2,60 2,02 3,20 1,98 Disnakertrans

14.5 Keselamatan dan Perlindungan % - - 24,79 32,34 33,66 Disnakertrans

15 Koperasi Usaha Kecil dan

Menengah

15.1 Persentase koperasi aktif % 36 37 50 64,70 70,50 Diskop dan

UKM

15.3 Usaha Mikro dan Kecil % 4,80 4,81 4,90 5,10 5,60 Diskop dan

UKM

16 Penanaman Modal

16.1 Jumlah investor berskala 22 22 21 22 12 Kantor

(31)

II-25

nasional (PMDN/PMA) Penanaman

Modal

16.2 Jumlah nilai investasi berskala

nasional (PMDN/PMA) 52.605 M 52.840 M 52.921 M 52.936 M 53.751 M Kantor Perijinan dan Penanaman Modal 17 Kebudayaan

17.1 Penyelenggaraan festival seni

dan budaya Kali 14 8 12 17 - Disbudpar

17.2 Benda, Situs dan Kawasan Cagar

Budaya yang dilestarikan % 100 100 100 100 100 Disbudpar

18 Kepemudaan dan Olahraga

18.1 Jumlah organisasi pemuda 762 1.057 1.081 1.096 1.014 Kanpora

18.2 Jumlah organisasi olahraga

(kab/kecamatan) 63 63 63 63 66 Kanpora

18.3 Jumlah kegiatan kepemudaan 23 56 36 43 - Kanpora

18.6 Lapangan olahraga 64 64 65 65 65 Kanpora

19 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

19.1

Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP (jumlah orsospol)

1 1 1 1 1 Bakesbangpol

19.2 Kegiatan Pembinaan Politik

Daerah 14 18 19 27 42 Bakesbangpol

20

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

20.1 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja

per 10.000 penduduk Rasio 1.79 1.91 2.22 3.46 3,35

Kantor Satpol PP

20.2 Jumlah Linmas Orang 13,615 15,869 15,439 15,990 18,584 Bakesbangpol

20.3 Rasio Pos Siskamling per jumlah

desa/kelurahan Rasio 15,87 15,27 14,62 14,62 14,1 Bakesbangpol

20.4 Pertumbuhan ekonomi % 5.78 5.72 6.19 6,23 6,47 Bid. Ekonomi

Bappeda 20.5 Kemiskinan (RTM) KK 112,095 112.095 112.095 112.095 - Bid. Ekonomi Bappeda

20.6

Sistem informasi Pelayanan Perijinan dan adiministrasi pemerintah

Ada/Tdk Ada Ada Ada Ada Ada

Kantor Perijinan dan Penanaman Modal

20.7 Penegakan PERDA % 100 100 100 100 100 Kantor Satpol PP

20.8

Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten

Orang 13,615 15,869 15,439 15,990 18,584 Bakesbangpol

20.9 Cakupan pelayanan bencana

kebakaran kabupaten % - - 10,39 10,39 10,39 Kantor Satpol PP

20.10

Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik

% 92.30 92.30 97.23 97.23 97.5 Bagian

Pemerintahan

20.11 Sistim Informasi Manajemen

Pemda Ada/Tdk Ada Ada Ada Ada Ada

Bagian Kominfo 21 Ketahanan Pangan

(32)

II-26

21.1 Ketersediaan pangan utama Ton 171.824 172.964 176.569 221.525 167.944 BKP & PPP

22 Pemberdayaan Masyarakat dan

Desa

22.1 LPM Berprestasi Klp 3 3 3 3 3 Bapemas

22. Kelompok LPM Klp 330 330 330 330 330 Bapemas

22.2 PKK aktif % 100 100 100 100 100 Bapemas

22.3 Posyandu aktif % 100 100 100 100 100 Bapemas

22.4 Kader Posyandu Aktif % 88 88 88 93,13 93,13 Bapemas

22.5

Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat

% 10,44 10,26 10,49 10,53 10,67 Bapemas

23 Statistik

23.1 Buku ”kabupaten dalam angka” Ada/Tida

k ADA ADA ADA ADA ADA

Bid. Dalap Bappeda 23.2 Buku ”PDRB kabupaten” Ada/Tida

k ADA ADA ADA ADA ADA

Bid. Dalap Bappeda

24 Kearsipan

24.1 Pengelolaan arsip secara baku/

Laporan data Kearsipan (SKPD) % 47 55 68 73 76

Kantor Arsip daerah 24.2 Peningkatan SDM pengelola kearsipan (SKPD) orang 10 30 48 77 82 Kantor Arsip daerah

25 Komunikasi dan Informatika

25.1 Jumlah surat kabar

nasional/lokal Buah 8 10 10 10 12 Bagian Kominfo

25.2 Jumlah penyiaran radio/TV lokal Buah 12 14 12 9 11 Bagian

Kominfo 25.3 Web site milik pemerintah

daerah Buah 1 1 1 1 1 Bagian Kominfo

25.4 Pameran/expo Kali 1 1 1 1 1 Bagian

Kominfo 26 Perpustakaan 26.1 Jumlah perpustakaan (sekolah/Ponpes/Desa) Buah 120 132 227 259 265 Kantor Perpustakaan daerah 26.2 Jumlah pengunjung

perpustakaan per tahun Orang 42.380 47.037 62.789 31.463 25.184 Kantor Perpustakaan daerah

26.3

Koleksi buku yang tersedia di

perpustakaan daerah Buku 6.374 9.084 5.565 4.328 3.735

Kantor Perpustakaan daerah

Fokus Layanan Urusan Pilihan

1 Pertanian

1.1

Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar % 57,19 56,83 56,50 51,40 55,00 Diperta/Dibu nhut 1.2 Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB % 31.16 31.26 30.42 29.92 29,59 Diperta/Dibu nhut

1.3 Kontribusi sektor pertanian

(33)

II-27

1.4 Kontribusi sektor perkebunan

(tanaman keras) terhadap PDRB % 4.18 4.15 4.08 4.06 4.07 Dibunhut

1.5 Kontribusi sektor peternakan

terhadap PDRB % 3.76 3.77 3.83 3.81 3.81 Disnak

1.6 Cakupan bina kelompok petani % 60.98 39.40 42.68 57.30 - Diperta

2 Kahutanan

2.1 Rehabilitasi hutan dan lahan

kritis % 2.33 6.06 9.79 49.10 25,00 Disbunhut

2.3 Kontribusi sektor kehutanan

terhadap PDRB % 1,17 1,16 1,12 1,11 1,11 Disbunhut

3 ESDM

3.1 Pertambangan tanpa ijin % - 15 45 38 55 PU Pengairan

4 Pariwisata

4.1 Kunjungan wisata 174.153 204.167 240.016 243.381 244.644 Disbudpar

4.2 Kontribusi sektor pariwisata

terhadap PDRB 0.83 0.89 0.94 0.95 0.96 Disbudpar

5 Kelautan dan Perikanan

5.1 Produksi perikanan % 100,13 100,19 102,01 100,93 103,22 Dinas Perikanan dan Kelautan

5.2 Konsumsi ikan % 17,69 17,72 17,91 18,23 18,75 Dinas Perikanan dan

Kelautan 5.3 Cakupan bina kelompok nelayan % 33,33 33,33 37,50 68,00 39,34 Dinas Perikanan dan

Kelautan 5.4 Produksi perikanan kelompok

nelayan % 9,7 9,6 9,5 12,10 13,90

Dinas

Perikanan dan Kelautan

6 Perdagangan

6.1 Kontribusi sektor Perdagangan

terhadap PDRB 25.89 25.71 26.51 26.81 26.97 Disperindag

6.2 Cakupan bina kelompok

pedagang/usaha informal 0.6 0.8 0.9 0.9 0.9 Disperindag

7 Perindustrian

7.1 Kontribusi sektor Industri

terhadap PDRB 18.86 18.74 18.83 18.97 19.18 Disperindag

7.2 Pertumbuhan Industri. 0.5 0.1 0.2 0.06 0.06 Disperindag

7.4 Cakupan bina kelompok

pengrajin 0.8 0.8 0.10 0.12 0.12 Disperindag

8 Ketransmigrasian

8.1 Transmigran swakarsa % 0 0 71,03 0 0 Disnakertrans

2.1.6 Aspek Daya Saing Daerah

Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Probolinggo 5 tahun terakhir ditinjau dari aspek daya saing daerah, terdiri dari fokus kemampuan ekonomi daerah, fasilitas

(34)

II-28

wilayah, iklim investasi dan sumberdaya manusia. Data dari matrik gambaran pelayanan umum dapat dilihat pada tabel 2.17. berikut ini:

Tabel 2.17

Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah

terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Probolinggo tahun 2008 – 2012

Aspek Daya Saing Daerah No

Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan

Daerah

Capaian kinerja

SKPD penanggungjawab

2008 2009 2010 2011 2012

ASPEK DAYA SAING DAERAH Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

1.1 Pengeluaran konsumsi rumah

tangga per kapita 55,61 54,22 58,58 57,56 55,59 BPS

1.2 Pengeluaran konsumsi non

pangan perkapita 44,39 45,78 41,42 42,44 44,41 BPS

2 Pertanian

2.1 Nilai tukar petani 97,01 98,19 98,74 102,62 103,28 Diperta

Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur

1 Perhubungan

1.1 Rasio panjang jalan per jumlah

kendaraan 1 : 143 1 : 192 1 : 96 1 : 192 1 : 192 Dinas Perhubungan

1.2

Jumlah orang/barang melalui dermaga/bandara/ terminal per tahun

46.371 53.220 58.100 38.100 - Dinas Perhubungan

2 Penataan Ruang

2.1 Ketaatan terhadap RTRW 100 100 100 100 100 DPU CIPTA KARYA

2.2 Luas wilayah produktif 93.115,7

5 93.115,75 93.115,75

93.115,7

5 93.115,75 DPU CIPTA KARYA 2.3 Luas wilayah industri 79.006 79.006 79.006 79.006 79.006 DPU CIPTA KARYA 2.4 Luas wilayah kebanjiran 1.461,07 1.461,07 1.461,07 1.461,07 1.461,07 DPU PENGAIRAN 2.5 Luas wilayah perkotaan 4.715,23 4.715,23 4.715,23 4.715,23 4.715,23 DPU CIPTA KARYA

3 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

3.3 3.3.1

Jenis, kelas, dan jumlah

Restoran 6 5 7 2 14 Dispenda

3.3.2 Rumah Makan 95 76 60 69 55 Dispenda

3.4 Jenis, kelas, dan jumlah penginapan/ hotel

3.4.1 Hotel Melati Satu 2 2 2 10 12 Dispenda

3.4.2 Hotel Melati Dua 5 4 4 4 5 Dispenda

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendapatkan gambaran yang rinci dan lengkap terkait daftar program, kegiatan, keluaran, lokasi, waktu pelaksanaan dan anggaran dapat dilihat dalam lampiran, yang

Pantai Pulau Bengkalis bagian Barat yang mengalami laju abrasi dan akresi paling tinggi pada kurun waktu tahun 1988 – 2014 .... Laju perubahan garis pantai Pulau Bengkalis bagian

Sesuai dengan penjelasan singkat mengenai permasalahan pencatatan persediaan yang sedang dihadapi oleh Giri Mart UPN Veteran Jawa Timur maka, pada dasarnya dibutuhkan

Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa : Pertama, keberhasilan implementasi kebijakan program usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera

Pemodelan penyelesaian permasalahan penjadwalan ujian Program Studi S1 Sistem Mayor-Minor IPB menggunakan ASP efektif dan efisien untuk data per fakultas dengan mata

Pada minggu ke tiga, rata rata konversi ransum perlakuan yang menggunakan tepung limbah udang mengalami peningkatan konversi ransum dibanding control, hal ini

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah virus Covid-19 adalah dengan menerapkan perilaku Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di mana dalam penerapannya

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti pada ibu yang memiliki anak penyandang autis diketahui kedua subjek dalam penelitian ini dapat