• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis efektivitas pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat studi kasus di Puskesmas Gedongtengen Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis efektivitas pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat studi kasus di Puskesmas Gedongtengen Yogyakarta"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ANALISIS EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN OBAT Studi Kasus di Puskesmas Gedongtengen Yogyakarta SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi. Oleh : Stefani Primasari Wara Wahyuni 082114034. PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015.

(2) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ANALISIS EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN OBAT Studi Kasus di Puskesmas Gedongtengen Yogyakarta SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi. Oleh : Stefani Primasari Wara Wahyuni 082114034. PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015. i.

(3) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(5) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HALAMAN MOTO TUHAN… TAK SELALU MENGABULKAN YANG KITA MINTA… TAPI... PASTI MEMBERI YANG KITA PERLUKAN.... SABAR MENANTI WAKTU TUHAN Di dalam hidup ini, semua ada waktunya. Ada waktunya kita menabur... Ada juga waktu menuai.. Mungkin dalam hidupmu badai datang menyerbu, Mungkin doamu bagai tak terjawab ! Namun yakinlah tetap.. Tuhan tak’kan terlambat ! juga tak akan lebih cepat Semuanya... Dia jadikan indah tepat pada waktuNya.. Tuhan selalu dengar doamu ! Tuhan tak pernah tinggalkanmu ! PertolonganNya pasti’kan tiba tepat pada waktuNya.. Bagaikan kuncup mawar pada waktunya mekar Percayalah... Tuhan jadikan semua indah pada waktuNya.. Hendaklah kita s’lalu dalam firmanNya Percayalah Kepada Tuhan ! Nantikan Dia bekerja pada waktuNya. Iv.

(6) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Tuhan takkan terlambat Juga tak akan lebih cepat Ajarlah kami setia s’lalu menanti waktuMu Tuhan. 1 Korintus 10 : 13 & Pengkotbah 3 : 11a. Kupersembahkan Karya Ini Untuk : - Bapak dan Ibu - Saudari Kembarku. v.

(7) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(8) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(9) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Tuhan Yesus yang selalu memberikan berkat dan kasih karunia-Nya sehngga penulis dapat menyelesaikan skripsi. 2. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph. D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis. 3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA.C.A selaku pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Para Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah memberikan fasilitas dan bekal ilmu pengetahuan selama perkuliahan. 5. Para Staf Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang mendukung penulis di dalam pembuatan skripsi. 6. dr. Tri Kusumo Bawono S.E, selaku Kepala Puskesmas Gedongtengen yang memberikan ijin melakukan untuk melakukan penelitian. Mbak Ria dan Mbak Sani yang telah senang hati membantu di dalam memberikan data. Dan segenap karyawan Puskesmas Gedongtengen yang telah banyak membantu dengan mencarikan data yang di butuhkan. 7. Bapak dan Ibu yang peduli pada pendidikan anaknya, dan banyak mendorong dan mendoakan penulis hingga skripsi ini dapat selesai. 8. Saudari kembar saya Stefana Primawati Dwi Winahyu atas untuk dorongan semangatnya. 9. Teman-teman ang selalu setia mendampingi dalam suka dan duka Della, Erna, Mario, Ferri, Lius, Abang Putra, Mbak Pipit, Dek Ayu, Rosa, Nurul. Kalian luar biasa. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. viii.

(10) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(11) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING....................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................. iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN..................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN ILMIAH..................................................................................................... vi HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS............................................... vii HALAMAN KATA PENGANTAR...................................................................................... viii HALAMAN DAFTAR ISI..................................................................................................... x HALAMAN DAFTAR TABEL............................................................................................. xii HALAMAN DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….. xiii ABSTRAK............................................................................................................................ .xiv ABSTRACT........................................................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... ... ..1 A.Latar Belakang Masalah.............................................................................................1 B.Rumusan Masalah.......................................................................................................3 C.Tujuan Penelitian....................................................................................................... 3 D.Manfaat Penelitian..................................................................................................... 4 E. Sistematika Penulisan............................................................................................... 4 BAB II LANDASAN TEORI................................................................................................... 6 A.Sistem Akuntansi………………………………………………………………....... 6 1. Definisi Sistem Akuntansi........................................................................................ 6 2. Elemen Sistem Akuntansi........................................................................................ 9 B. Sistem Akuntansi Persediaan.................................................................................. 10 1. Definisi Sistem Akuntansi Persediaan................................................................... 10 2. Fungsi dan Alasan Perlunya Fungsi Persediaan.................................................... 10 3. Fungsi yang terkait dengan Sistem Akuntansi Persediaan.................................... 11 4. Dokumen yang digunakan..................................................................................... 13 5. Catatan Akuntansi yang Digunakan...................................................................... 15 C. Sistem Akuntansi Persediaan Obat........................................................................ 16 D. Pengendalian Internal………………………………………………………........ 21 1. Definisi Pengendalian Intern................................................................................. 21 2. Prinsip-prinsip Aktivitas Pengendalian Intern...................................................... 23 3. Keterbatasan Pengendalian Intern......................................................................... 30 BAB III METODE PENELITIAN………………………………………………………...... 32 A.Jenis Penelitian………………………………………………………………........ 32 B.Objek dan Subjek Penelitian…………………………………………………….... 32 C.Tempat Penelitian……………………………………………………………….... 33 D.Waktu Penelitian ……………………………………………………………….... 33 E.Data yang Diperlukan…………………………………………………………...... 33 xi.

(12) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI F.Teknik Pengumpulan Data……………………………………………………..... 34 G.Teknik Analisis Data…………………………………………………………....... 35 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN………………………………………. ... 42 A.Latar Belakang ………………………………………………………………....... 42 B.Visi dan Misi…………………………………………………………………....... 44 C.Tujuan Pokok dan Fungsi……………………………………………………........ 47 D.Kondisi Geografis dan Batas Wilayah………………………………………........ 49 E.Kegiatan yang Dilakukan Puskesmas…………………………………………...... 50 F.Situasi Sumber Daya………………………………………………………............ 52 G.Sumber Dana…………………………………………………………………....... 54 H.Struktur Organisasi………………………………………………………….......... 55 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN……………………………………. ..... 56 A.Deskripsi Data Pengendalian Intern Sistem Akuntansi Persediaan Obat……........56 B.Uji Pendahuluan Pengendalian Intern Sistem Akuntansi Persediaan Obat ...... ..... 57 C.Uji Kepatuhan Sistem Akuntansi Persediaan Obat................................................. 61 D. Pembahasan............................................................................................................ 68 PENUTUP.............................................................................................................................. 70 A.Kesimpulan.............................................................................................................. 70 B.Keterbatasan Penelitian........................................................................................... 71 C.Saran........................................................................................................................ 71 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... ...... 73 LAMPIRAN. xi.

(13) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3-1. Risiko penetapan risiko pengendalian terlalu rendah……………….. 38. Tabel 3.2. Tingkat deviasi bisa ditoleransi……………………………………. 38. Tabel 3-3. Tingkat penyimpangan yang dapat diterima………………………... 39. Tabel 4-1. Jumlah Sarana Kesehatan Puskesmas Gedongtengen........................... 53. Tabel 4-2. Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas.................................................. 54. Tabel 4-3. Sumber Dana yang Membiayai Puskesmas ......................................... 55. Tabel 5-1. Kuesioner ............................................................................................. 59. Tabel 5-2. Kuesioner (Lanjutan)........................................................................... 60. Tabel 5-3. Kuesioner (Lanjutan)........................................................................... 61. Tabel 5-4 : Evaluasi Hasil : Keandalan 95%......................................................... 64. Tabel 5-5. Pemeriksaan Dokumen (Lanjutan)........................................................ 65. Tabel 5-6. Pemeriksaan Dokumen (Lanjutan)....................................................... 66. Tabel 5-7. Pemeriksaan Dokumen (Lanjutan)....................................................... 67. xii.

(14) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar Struktur Oganisasi............................................................................ 55. xiii.

(15) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRAK ANALISIS EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN OBAT Studi Kasus di Puskesmas Gedongtengen. Stefani Primasari Wara Wahyuni NIM : 082114034 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2015 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efektivitas pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat di Puskesmas Gedongtengen. Penelitian ini dilakukan untuk meminimalkan kesalahan di dalam sistem akuntansi persediaan obat. Jenis penelitian ini adalah studi kasus di Puskesmas Gedongtengen. Teknik pengumpulan data yang digunakan diperoleh dengan wawancara, kuesioner dan pengamatan secara langsung. Teknik analisis data yang digunakan yaitu : (1) uji pendahuluan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat, (2) uji kepatuhan untuk menilai efektifitas pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat dengan menggunakan fixed-sample-size sampling. Hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diperoleh bahwa pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat bersifat kuat. Berdasarkan hasil pengujian kepatuhan R%=95% dan DUPL=5%, ditemukan salah satu attribute yang tidak memenuhi kriteria. Kata Kunci : Pengendalian intern, efektivitas pengendalian intern, sistem.

(16) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRACT ANALYSIS THE EFFECTIVENESS OF MEDICINE INVENTORY ACCOUNTING SYSTEM Case Study at Gedongtengen Health Centers.. Stefani PrimasariWaraWahyuni NIM : 082114034 Sanata Dharma University Yogyakarta 2015. The purpose of this study is to identify the effectiveness of medicine inventory accounting system. at Gedongtengen health center. The study was. perfomed to minimize errors in the accounting system of drug supply. The type of this study was a case study at Gedongtengen health center. Data was obtained by interview, questionnaires and documentation. The data analysis technique used were (1) a preliminary test to determine the presence or absence of internal control medicine inventory accounting system (2) compliance tests for assessing the effectiveness of medicine inventory accounting system usingfixedsample-size sampling. Results of the data analysis and discussion stated that the medicine inventory accounting systemhas been effective. It is based on the results of compliance testwith confidence level of 95% anddesired upper precision limit 5%. Keywords : internal control, effectiveness of controls, inventory accounting system..

(17) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan adanya Puskesmas merupakan bukti nyata adanya komitmen dari Pemerintah Daerah dan dari tim manajerial Puskesmas serta seluruh tenaga kerja Puskesmas di dalam upaya melakukan peningkatan kesehatan bagi masyarakat. Akan tetapi lebih dari tiga dasa warsa Negara kita masih belum bisa mencapai tingkat derajat kesehatan yang optimal. Hal ini disebabkan adanya beberapa faktor yaitu adanya disparitas ataupun tingkat perbedaan kesehatan yang masih tinggi, rendahnya kualitas dari kesehatan penduduk miskin, rendahnya kondisi kesehatan lingkungan yang ada di masyarakat, adanya birokratisasi dari pelayanan Puskesmas serta minimnya kesadaran dari masyarakat akan kesehatan mereka sendiri dan minimnya kesadaran masyarakat untuk sekedar terlibat di dalam peningkatan kesehatan di dalam lingkungannya. Puskesmas sebagai unit dari pelayanan kesehatan masyarakat yang terstruktur mempunyai kewenangan yang cukup besar untuk menciptakan inovasi di dalam pelayanan kesehatannya agar kegiatan operasinya bisa lebih efektif, efisisen dan juga terpadu. Salah satu yang merupakan inovasi dari pengaturan yang ada adalah pada pelayanan kefarmasiaan, dimana termasuk pelayanan utama karena hampir seluruh pelayanan yang diberikan kepada pasien berkaitan dengan persediaan farmasi atau persediaan untuk kesehatan. Persediaan kefarmasiaan pada Puskesmas sebagian besar didapat dari subsidi Pemerintah, dengan demikian Puskesmas juga harus melakukan pengelolaan dengan baik, agar tidak terjadi.

(18) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. kekurangan persediaan. Apabila terdapat pengaturan persediaan dari farmasi yang tidak terkoordinasi dengan baik maka akan dapat mengakibatkan terjadinya hambatan. akan. jalannya. proses. operasional. dari. Puskesmas.. Permasalahan yang lain yang berhubungan dengan mutu pelayanan pada puskesmas adalah kurangnya sistem yang terkomputerisasi di dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini dapatlah terlihat dari masih banyaknya Puskesmas yang belum menggunakan sistem komputer untuk mengolah data baik data pasien ataupun data persediaan obat. Hal ini dapat menyebabkan dibutuhkannya waktu yang cukup lama untuk melakukan pelayanan kepada para pasien, sehingga kegiatan operasional Puskesmas menjadi tidak efektif. Oleh sebab itu diperlukan sistem yang dapat mengatur data pasien dan data persediaan. Sistem informasi dari data pasien dan persediaan dapat membantu memperlancar kegiatan operasional dari Puskesmas. Termasuk diantaranya adalah membantu memperlancar kegiatan dan juga pencatatan keluar masuknya semua pemakaian persediaan, sehingga jumlah persediaan dapat selalu terkontrol dan dapat meminimalkan penyimpangan terhadap pemakaian persediaan. Sistem harus punya internal control agar jalannya suatu sistem tersebut dapat tetap konsisten pada tujuan semula ketika sistem informasi ini dirancang. Sistem yang ada tersebut dapat diartikan sebagai suatu pengorganisasian peralatan komputer untuk mengumpulkan, menginput, melakukan proses, menyimpan, mengatur, mengontrol dan melaporkan informasi untuk pencapaian tujuan perusahaan..

(19) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3. Sistem yang baik merupakan sistem yang efektif, yang berarti sistem yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai pada saat pertama kali sistem dirancang. Sistem akuntansi persediaan obat akan lebih efektif apabila didukung dengan adanya pengendalian intern. Pengendalian intern persediaan obat akan dapat memastikan bahwa sistem akuntansi persediaan obat dapat berjalan sesuai dengan prosedur. Untuk mengetahui efektivitas pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat diperlukan adanya uji kepatuhan. Dengan adanya uji kepatuhan tersebut maka akan dapat diketahui apakah pengendalian intern dari Puskesmas tersebut sudah efektif atau belum. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu: Apakah pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat di Puskesmas Gedongtengen sudah efektif? C. Tujuan Penelitian Di dalam melakukan penelitian terdapat tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui efektivitas dari pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat yang dilakukan oleh pihak Puskesmas Gedongtengen.

(20) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4. D. Manfaat Penelitian 1.. Bagi pihak Puskesmas Gedongtengen Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan bahan masukan bagi pihak Puskesmas Gedongtengen untuk perbaikan kebijakan atas penerapan pengendalian intern dalam sistem akuntansi persediaan obat.. 2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan referensi pustaka yang bermanfaat. bagi. pihak-pihak. yang. membutuhkan. sehingga. dapat. mengembangkan dan menambah ilmu pengetahuan. 3. Bagi Penulis Hasil penelitian ini menambah pengetahuan berkaitan dengan pengelolaan persediaan obat khususnya di Puskesmas Gedongtengen serta sebagai sarana di dalam penerapan teori dan praktik terkait internal control. E. Sistematika Penulisan Bab I. Pendahuluan Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.. Bab II. Landasan Teori Dalam bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang mendasari masalah yang ada..

(21) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Bab III. 5. Metode Penelitian Dalam bab ini akan diuraikan mengenai jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, metode pengumpulan data, data yang dicari dan teknik analisis data.. Bab 1V. Gambaran Umum Objek Penelitian Di dalam bagian ini menjelaskan secara garis besar objek yang akan diteliti, seperti: sejarah dari perusahaan, bidang usaha dan sebagainya.. Bab V. Analisis Data Dan Pembahasan Dalam bab ini akan diuraikan mengenai deskripsi data, analisis data dan pembahasan.. Bab VI. Penutup Di dalam bagian ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan, keterbatasan dari penelitian tersebut serta saran yang dikemukakan..

(22) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 6. BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Akuntansi 1. Definisi Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi 2001:3). Dari definisi sistem akuntansi tersebut, unsur suatu sistem akuntansi pokok adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta laporan. Berikut ini diuraikan lebih lanjut mengenai pengertian masing-masing unsur sistem akuntansi tersebut (Mulyadi 2001:3-5). a. Formulir Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen, karena dengan formulir ini peristiwa yang terjadi di dalam organisasi direkam (didokumentasikan) di atas secarik kertas. Formulir sering pula disebut dengan istilah media, karena formulir merupakan media yang digunakan untuk mencatat peristiwa yang terjadi di dalam organisasi ke dalam catatan. Dengan formulir ini, data yang bersangkutan dengan transaksi direkam pertama kalinya sebagai dasar pencatatan dalam catatan. Contoh formulir adalah faktur penjualan, bukti kas keluar dan cek. Dengan.

(23) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 7. faktur penjualan misalnya direkam data mengenai nama pembeli, alamat pembeli, jenis dan kuantitas barang yang dijual, harga barang, tanda tangan otorisasi dan sebagainya. Dengan demikian faktur penjualan digunakan untuk mendokumentasikan transaksi penjualan. Informasi yang tercantum dalam faktur penjualan tersebut kemudian dicatat dalam jurnal penjualan dan buku pembantu piutang. Dengan demikian faktur penjualan tersebut merupakan media pencatatan ke dalam jurnal dan media posting ke dalam buku pembantu piutang. Dalam sistem akuntansi secara manual, media yang digunakan untuk merekam pertama kali data transaksi keuangan adalah formulir yang dibuat dari kertas. Dalam sistem akuntansi dengan komputer digunakan berbagai macam media untuk memasukkan data ke dalam sistem pengolahan data seperti: papan ketik (keyboards), optical and magnetic characters and code, mice, voice, touch sensors, dan cats. b. Jurnal Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data yang lainnya. Sumber informasi di dalam pencatatan ini adalah formulir. Dalam jurnal ini data keuangan untuk pertama kalinya diklasifikasikan menurut penggolongan yang sesuai dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Dalam jurnal ini pula terdapat kegiatan peringkasan data, yang hasil peringkasannya (berupa jumlah rupiah transaksi tertentu) kemudian di-posting ke rekening yang bersangkutan dalam buku besar. Contoh jurnal.

(24) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 8. adalah jurnal penerimaan kas, jurnal pembelian, jurnal penjualan dan jurnal umum. c. Buku Besar Buku besar terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal. Rekening-rekening dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan unsurunsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Rekening buku besar ini di satu pihak data dapat dipandang sebagai wadah untuk menggolongkan data keuangan, di pihak lain dapat dipandang pula sebagai informasi keuangan untuk penyajian laporan keuangan. d. Buku Pembantu Jika data keuangan yang digolongkan dalam buku besar diperlukan rinciannya lebih lanjut, dapat dibentuk buku pembantu. Buku pembantu ini terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar. Sebagai contoh jika rekening piutang dagang yang tercantum dalam neraca perlu dirinci lebih lanjut menurut nama debitur yang jumlahnya 60 orang, dapat dibentuk buku pembantu piutang yang berisi rekening-rekening pembantu piutang kepada tiap-tiap debitur tersebut. Buku besar dan buku pembantu merupakan catatan akuntansi akhir, yang berarti tidak ada catatan akuntansi lain lagi sesudah data akuntansi diringkas dan digolongkan dalam buku besar dan buku pembantu. Buku besar dan buku pembantu disebut sebagai catatan akhir juga karena setelah data akuntansi keuangan.

(25) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 9. dicatat dalam buku-buku tersebut, proses akuntansi selanjutnya adalah penyajian laporan keuangan, bukan pencatatan lagi ke dalam catatan akuntansi. e. Laporan Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang data berupa neraca, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok penjualan, daftar umur piutang, daftar utang yang akan dibayar, daftar saldo persediaan yang lambat penjualannya. Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran sistem akuntasi. Laporan data berbentuk hasil cetak komputer dan tayangan pada layar monitor komputer. 2. Elemen-elemen Sistem Akuntansi “Sistem akuntansi terdiri dari beberapa subsistem ang saling berkaitan atau dapat juga dikatakan terdiri dari prosedur-prosedur ang berhubungan” (Baridwan 2012:5). Sistem akuntansi terdiri dari : a. Sistem akuntansi utama Sistem akuntansi utama terdiri dari klasifikasi rekening riil dan nominal, buku besar, jurnal dan bukti transasksi. b. Sistem penjualan dan penerimaan uang Sistem penjualan dan penerimaan uang terdiri dari order penjualan, perintah pengiriman, pembuatan faktur (penagihan), distribusi penjualan, pitang, penerimaan uang, dan pengawasan kredit. c. Sistem pembelian dan pengeluaran uang.

(26) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 10. Sistem pembelian dan pengeluaran uang terdiri dari order pembelian dan laporan penerimaan barang, distribusi pembelian dan biaya, utang (voucher), prosedur pengeluaran uang. d. Sistem pencatatan waktu dan penggajian Sistem pencatatan waktu dan penggajian terdiri dari personalia, pencatatan waktu, penggajian, distribusi gaji dan upah. e. Sistem produksi dan biaya produksi Sistem produksi dan biaya produksi terdiri dari order produksi, pengawasan persediaan, dan akuntansi biaya. B. Sistem Akuntansi Persediaan 1. Definisi Sistem Akuntansi Persediaan Sistem akuntansi persediaan merupakan suatu sistem yang mempunyai tujuan untuk mencatat mutasi tiap jenis persediaan yang disimpan di gudang. Sistem ini berkaitan erat dengan sistem penjualan, sistem retur penjualan, sistem pembelian, sistem retur pembelian, dan sistem akuntansi biaya produksi. 2. Fungsi dan Alasan Perlunya Fungsi Persediaan Persediaan merupakan suatu hal yang tak terhindarkan. Namun persediaan mempunyai beberapa fungsi penting yaitu: a).Mekanisme pemenuhan atas permintaan Permintaan terhadap suatu barang tidak dapat dipenuhi seketika bila barang tersebut tidak tersedia sebelumnya. Untuk menyiapkan barang ini diperlukan waktu untuk pembuatan dan pengiriman, maka persediaan merupakan hal yang sulit dihindarkan..

(27) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 11. b). Keinginan untuk meredam ketidakpastian Ketidakpastian terjadi akibat permintaan yang bervariasi dan tidak pasti dalam jumlah maupun waktu kedatangan, waktu pembuatan yang cenderung tidak konstan antara satu produk dengan produk berikutnya, waktu tenggang (lead time) yang cenderung tidak pasti karena banyak faktor yang tak dapat dikendalikan. Ketidakpastian ini dapat diredam dengan mengadakan persediaan. c). Keinginan melakukan spekulasi Spekulasi bertujuan mendapatkan keuntungan besar dari kenaikan harga dimasa mendatang. Selain itu, perusahaan juga akan memperoleh pemotongan harga karena kuantitas pembelian. 3. Fungsi yang Terkait dengan Sistem Persediaan a). Fungsi Gudang Fungsi gudang bertanggung jawab terhadap penyimpanan barang persediaan. Selain itu, di dalam sistem perhitungan fisik juga mempunyai tanggung jawab di dalam melakukan penyesuaian dan kuantitas persediaan yang dicatat dalam kartu gudang berdasarkan hasil perhitungan fisik persediaan. b). Fungsi Penjualan / pemakaian barang Fungsi ini bertanggungjawab penuh terhadap penjualan barang yang terjadi dari perusahaan tersebut. c). Fungsi Pembelian Fungsi pembelian bertanggungjawab di dalam membeli persediaan yang hampir habis kepada pemasok. d). Fungsi Penerimaan Barang.

(28) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 12. Fungsi ini bertanggungjawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu dan kuantitas barang yang diterima dari para pemasok guna menentukan dapat atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan. Fungsi ini juga bertanggungjawab untuk melakukan penerimaan barang dari pembeli yang berasal dari retur penjualan e). Fungsi Akuntansi Fungsi ini berperan sebagai pencatat uang dan fungsi pencatat persediaan. Selain itu di dalam sistem perhitungan fisik juga bertanggungjawab untuk : (1) Mencantumkan harga pokok satuan persediaan yang dihitung ke dalam daftar hasil perhitungan fisik. (2) Mengalikan kuantitas dan harga pokok per satuan yang tercantum di dalam daftar satuan hasil perhitungan fisik. (3) Mencantumkan harga pokok total di dalam daftar hasil perhitungan fisik. (4) Melakukan penyesuaian terhadap kartu persediaan berdasarkan data hasil perhitungan fisik persediaan. (5) Membuat bukti memorial untuk mencatat penyesuaian data persediaan dalam jurnal umum berdasarkan hasil perhitungan fisik persediaan.. f). Fungsi Perhitungan Fisik Persediaan Hasil perhitungan fisik diserahkan kepada bagian kartu persediaan untuk digunakan sebagai dasar penyesuaian terhadap catatan persediaan di dalam kartu persediaan..

(29) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 13. 4. Dokumen yang Digunakan a). Surat Permintaan Pembelian Dokumen ini merupakan suatu formulir yang diisi oleh fungsi gudang atau fungsi pemakaian barang untuk meminta fungsi pembelian melakukan pembelian barang dengan jumlah, jenis, mutu. Surat ini dibuat rangkap dua lembar setiap terdapat permintaan, satu lembar digunakan untuk fungsi pembelian sedangkan tembusannya digunakan untuk arsip dari fungsi yang meminta barang. b). Surat Permintaan Penawaran Harga Merupakan dokumen yang digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang yang pengadaannya tidak bersifat berulangkali yang menyangkut jumlah rupiah pembelian yang benar. c).Surat Order Pembelian Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang telah dipilih. d). Laporan Penerimaan Barang Laporan ini merupakan dokumen yang digunakan oleh bagian gudang sebagai dasar pencatatan tambahan kuantitas barang dari pemasok ke kartu gudang. e). Laporan Pengiriman Barang Laporan ini merupakan dokumen yang digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat kuantitas persediaan yang dikirimkan kembali kepada pemasok ke dalam kartu gudang..

(30) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 14. f). Memo Debit Merupakan dokumen yang digunakan oleh bagian kartu persediaan untuk mencatat kuantitas dan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pemasok ke dalam kartu persediaan. g). Bukti Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang Merupakan dokumen yang digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat pengeluaran barang gudang. h). Bukti Pengembalian Barang Gudang Digunakan oleh bagian gudang untuk melakukan pencatatan tambahan kuantitas persediaan ke dalam kartu gudang. Selain itu, juga dipakai oleh bagian kartu persediaan untuk mencatat tambahan kuantitas dan harga pokok persediaan ke dalam kartu persediaan, untuk mencatat berkurangnya biaya ke dalam kartu biaya dan untuk mencatat pengembalian barang ke dalam jurnal umum. i). Kartu Perhitungan Fisik Kartu ini digunakan untuk melakukan perekaman hasil perhitungan fisik dari persediaan.. j). Daftar Hasil perhitungan Fisik Daftar ini digunakan untuk meringkas data yang telah direkam ke bagian dari kartu persediaan fisik. k). Bukti Memorial.

(31) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 15. Bukti ini digunakan untuk membuktikan penyesuaian rekening persediaan sebagai akibat dari transaksi tertentu atau adanya perhitungan ulang fisik persediaan. 5. Catatan akuntansi yang Digunakan a). Kartu Gudang Kartu ini berfungsi untuk melakukan pencatatan kuantitas persediaan dan mutasi tiap jenis barang yang disimpan di gudang. Biasanya kartu gudang tidak berisi data harga pokok tiap jenis barang, namun hanya berisi informasi kuantitas tiap jenis barang yang disimpan di gudang. Kartu ini disimpan di arsip kantor gudang untuk mencatat mutasi kuantitas fisik barang di gudang. b). Kartu Barang Kartu ini ditempelkan ataupun diletakkan pada tempat penyimpanan barang. Kartu ini berfungsi sebagai identitas barang yang disimpan, untuk memudahkan pencarian barang dan sekaligus untuk mencatat mutasi. c).Kartu Persediaan Didalam sistem akuntansi persediaan, kartu ini digunakan untuk melakukan pencatatan kuantitas dan harga pokok barang yang disimpan di gudang. Kartu ini digunakan sebagai alat kontrol catatan kuantitas barang yang diselenggarakan oleh Bagian Gudang. Selain itu, kartu persediaan merupakan suatu rician rekening kontrol persediaan yang bersangkutan dengan buku besar. d). Kartu Hutang.

(32) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 16. Apabila di dalam pencatatan hutang, perusahaan menggunakan account payable procedure, buku pembantu yang digunakan untuk melakukan pencatatan utang kepada pemasok adalah Kartu Hutang. e).Jurnal Umum Jurnal ini berfungsi untuk melakukan pencatatan terhadap jurnal harga pokok yang dijual untuk dilakukan posting ke dalam rekening kontrol persediaan produk. C.Sistem Akuntansi Persediaan Obat 1). Perencanaan dan Penentuan Kebutuhan Salah satu sarana penunjang medis yang paling penting adalah obat dan kebutuhan akan obat-obatan ini perlu perhatian yang baik. Hal ini dikarenakan adanya perputaran obat-obatan yang terjadi dengan cepat tanpa bisa dipastikan secara pasti. Oleh karena itu dibutuhkan adanya perencanaan dan penentuan terhadap kebutuhan obat-obatan yang baik. Tujuan dengan diadakannya proses perencanaan dan penentuan kebutuhan tersebut agar terlaksananya kejelasan dan kelancaran sistem yang berkaitan dengan perencanan dan persediaan serta dapat terlaksananya pengawasan dan juga pengendalian terhadap persediaan obat. Selain itu juga menghindari adanya kekosongan stok obat di dalam gudang, sehingga kebutuhan dapat tetap terpenuhi dengan baik. Perencanaan kebutuhan obat untuk Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh Pengelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Puskesmas. Perencanaan yang dilakukan meliputi pengumpulan laporan dari gudang mengenai jumlah dan jenis persediaan obat-obatan yang diperlukan, serta.

(33) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 17. mempertimbangkan dana dan situasi juga kondisi. Hasil dari rekap ini digunakan sebagai salah satu pedoman perencanaan dan juga penentuan kebutuhan yang akan dilakukan. 2). Permintaan Obat Tujuan dari permintaan obat adalah memenuhi kebutuhan obat di masing-masing unit pelayanan kesehatan sesuai dengan pola penakit yang ada di wilayah kerjanya. Sumber penyediaan obat di Puskesmas adalah berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Obat yang diperkenankan untuk disediakan di Puskesmas adalah obat esensial yang jenis dan itemnya ditentukan setiap tahun oleh Menteri Kesehatan dengan merujuk kepada Daftar Obat Esensial Nasional. Selain itu sesuai dengan kesepakatan global maupun Keputusan Menteri Kesehatan No : 085 tahun 1989 tentang Kewajiban menuliskan Resep/ dan atau menggunakan Obat Generik di Pelayanan Kesehatan milik Pemerintah, maka hanya obat generik saja yang diperkenankan tersedia di Puskesmas. Berdasarkan UU No : 23 tahun 1992 tentang Kesehatan dan PP No : 72 tahun 1999 tentang Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, yang diperkenankan untuk melakukan penyediaan obat adalah tenaga Apoteker. Untuk itu Puskesmas tidak diperkenankan melakukan pengadaan obat secara sendirisendiri. Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di masing-masing Puskesmas diajukan oleh Kepala Puskesmas kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan menggunakan format LPLPO, sedangkan permintaan dari sub unit ke kepala puskesmas dilakukan secara periodik menggunakan.

(34) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 18. LPLPO sub unit. Berdasarkan pertimbangan efisiensi dan ketepatan waktu penyerahan obat kepada Puskesmas, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menusun petunjuk lebih lanjut mengenai alur permintaan dan penyerahan obat secara langsusng dari UPOPPK ke Puskesmas. 3). Penerimaan Obat Tujuan dari penerimaan obat adalah agar obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Puskesmas. Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima obat-obatan dari unit pengelola yang lebih tinggi kepada unit pengelola di bawahnya. Setiap penyerahan obat oleh UPOPPK kepada Puskesmas, dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau pejabat yang diberi wewenang untuk itu. Petugas penerimaan obat wajib melakukan pengecekan terhadap obat-obatan yang diserahkan, mencakup jumlah kemasan, jenis dan jumlah obat, bentuk obat sesuai dengan isi dokumen (LPLPO) dan ditanda tangani oleh petugas penerima/diketahui Kepala Puskesmas. Bila tidak memenuhi sarat petugas penerima dapat mengajukan keberatan. Jika terdapat kekurangan, penerima obat wajib menuliskan jenis yang kurang (rusak, jumlah kurang dan lain-lain). Setiap penambahan obat-obatan, dicatat dan dibukukan pada buku penerimaan obat dan kartu stok. 4). Penyimpanan Tujuan dari penyimpanan adalah agar obat yang tersedia di Unit pelayanan kesehatan mutunya dapat dipertahankan. Penyimpanan adalah suatu.

(35) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 19. kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan kimia dan mutunya tetap terjamin. 5). Pengamatan mutu Setiap petugas pengelola yang melakukan penyimpanan obat, perlu melakukan pengamatan mutu obat secara berkala, paling tidak setiap awal bulan. Pengamatan mutu obat : a. Mutu obat yang disimpan dapat mengalami perubahan baik secara fisik maupun kimia. b. Laporkan perubahan yang terjadi kepada UPOPPK Kabupaten/Kota untuk diteliti lebih lanjut. c. Secara sederhana pengamatan dilakukan dengan visual.. 6). Distribusi Tujuan dari distribusi adalah untuk memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan tepat waktu. 7). Pengendalian Tujuan dari pengendalian adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Pengendalian obat terdiri dari pengendalian persediaan, pengendalian penggunaan, penanganan obat hilang. Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan.

(36) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 20. tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar. (a). Pengendalian Persediaan Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan terhadap stok kerja, stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok. Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan, perlu diperhitungkan keadaan stok yang seharusnya ada pada waktu kedatangan obat atau kalau dimungkinkan memesan, maka dapat dihitung jumlah obat yang dapat dipesan (Q) dengan rumus berikut : Q = SK + SP + ( WT X D ) – SS Keterangan : Q = jumlah obat yang dipesan SK = stok kerja SP = stok pengaman WT = waktu tunggu ( leadtime ) SS = sisa stok D = pemakaian rata-rata perminggu/perbulan (b). Pengendalian Penggunaan Tujuan pengendalan penggunaan adalah untuk menjaga kualitas pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat. (c). Penanganan obat hilang, rusak dan kadaluarsa.

(37) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Tujuan. dari. penanganan. obat. hilang. adalah. sebagai. 21. bukti. pertanggungjawaban Kepala Puskesmas sehingga di ketahui persediaan obat saat itu. Tujuan dari penanganan obat rusak/kadaluarsa adalah melindungi pasien dari efek samping penggunaan obat rusak/kadaluarsa. 8). Pelayanan Obat Tujuan dari pelayanan obat adalah agar pasien mendapat obat sesuai dengan resep dokter dan mendapat informasi bagaimana menggunakannya. Pelayanan obat adalah proses kegiatan yang meliputi aspek teknis dan non teknis yang harus dikerjakan mulai dari menerima resep dokter sampai penyerahan obat kepada pasien. D.Pengendalian Intern 1. Definisi Pengendalian Intern Pengendalian intern terdiri dari semua metode dan langkah-langkah yang terkait, yang diadaptasi dari suatu organisasi yang digunakan untuk mengamankan asetnya, meningkatkan keandalan catatan akuntansi yang ada, meningkatkan efisiensi operasi, dan memastikan kepatuhan atau taat terhadap hukum dan peraturan yang ada. Sistem pengendalian intern memiliki lima komponen utama sebagaimana yang ada di bawah ini (Kieso 2013:316-317). a. Lingkungan Pengendalian Merupakan sebuah tanggung jawab dari manajemen puncak untuk membuat kejelasan bahwa organisasi menghargai adanya integritas dan aktivititas yang.

(38) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 22. dianggap tidak etis tidak akan ditoleransi. Komponen ini sering disebut sebagai ”tone at the top”. b. Penilaian Risiko Perusahaan harus mengidentifikasi dan menganalisis berbagai faktor yang menciptakan adanya risiko bisnis dan harus menentukan bagaimana mengelola risiko tersebut. c. Aktivitas Pengendalian Pengendalian ini untuk mengurangi terjadinya fraud, manajemen harus melakukan perancangan kebijakan dan prosedur untuk mengatasi risiko spesifik yang dihadapi oleh perusahaan. d. Informasi dan Komunikasi Pengendalian intern harus menangkap dan juga mengkomunikasikan semua informasi yang terkait baik dari bawah dan atas dari organisasi, serta mengkomunikasikan informasi yang tepat kepada pihak eksternal.. e. Pengawasan Pengendalian intern harus dipantau secara berkala untuk kepentingan dari pihak perusahaan. Kekurangan yang signifikan untuk dilaporkan ke manajemen puncak dan/atau kepada dewan direksi. 2. Prinsip-prinsip Aktivitas Pengendalian Intern Masing-masing bagian dari pengendalian intern sangat penting. Salah satu komponen yang akan difokuskan yaitu aktivitas pengendalian. Kegiatan ini.

(39) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 23. merupakan komponen paling penting dari upaya perusahaan yang digunakan untuk mengatasi risiko yang dihadapi, misalnya fraud. Aktivitas pengendalian secara khusus yang digunakan perusahaan akan berbeda-beda, tergantung pada penilaian manajemen terhadap risiko yang dihadapi perusahaan. Penilaian ini sangat dipengaruhi oleh ukuran dan sifat dari perusahaan. Enam prinsip aktivitas pengendalian intern sebagai berikut: a. Pembentukan tanggungjawab Prinsip penting dari pengendalian intern adalah untuk memberikan tanggungjawab tertentu kepada karyawan. Kontrol yang paling efektif adalah ketika satu orang karyawan bertanggungjawab terhadap tugas yang telah diberikan kepadanya. Pemberian tanggungjawab ini sering membutuhkan pembatasan akses yaitu hanya untuk petugas yang bertugas, dan kemudian melakukan identifikasi kepada para karyawan. Misalnya, sistem otomatis yang digunakan memiliki mekanisme melakukan pengidentifikasian kode yang digunakan didalam membuat jurnal, yang akan berdering jika ada penjualan, atau ada yang memasuki. gudang. persediaan. pada. waktu. tertentu.. Penggunaan. pengidentifikasian kode memungkinkan perusahaan untuk menetapkan tanggungjawab dengan melakukan pengidentifikasian terhadap karyawan yang melakukan kegiata tertentu. b. Pemisahan Tugas Pemisahan tugas sangat diperlukan di dalam pengendalian internal. Terdapat dua aplikasi umum yang ada di dalam prinsip-prinsip:.

(40) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 24. 1). Masing-masing individu harus bertanggungjawab terhadap kegiatan yang terkait. 2). Tanggungjawab untuk pencatatan terhadap pembukuan aset harus terpisah dari fisik dari aset tersebut. Alasan untuk melakukan pemisahan tugas adalah pekerjaan seorang karyawan harus tanpa adanya duplikasi usaha, yang dapat memberikan dasar untuk dilakukannya evaluasi terhadap pekerjaan karyawan yang lainnya. Misalnya, karyawan yang mempunyai tugas melakukan perancangan terhadap sistem terkomputerisasi sebaiknya tidak ditugaskan dengan tugas sehari-hari yang berkaitan dengan penggunaan sistem. Jika tidak, mereka bisa merancang sistem. yang. menguntungkan. mereka. sendiri. secara. pribadi. dan. menyembunyikan kecurangan yang ada. c. Pemisahan terhadap kegiatan terkait Membuat. satu. orang. bertanggungjawab. untuk. kegiatan. terkait. meningkatkan potensi kesalahan dan penyimpangan. Misalnya, perusahaan harus menetapkan kegiatan pembelian terkait dengan individu yang berbeda. Kegiatan pembelian terkait termasuk dengan pemesanan barang, persetujuan pemesanan, penerimaan barang, otorisasi pembayaran, dan melakukan pembayaran untuk barang atau jasa. Berbagai kecurangan yang mungkin dilakukan ketika seseorang menangani kegiatan terkait. Misalnya : jika agen pembelian diperbolehkan untuk melakukan pemesanan barang tanpa melakukan pengawasan, kemungkinan agen pembelian menerima suap dari pemasok. Jika seorang karyawan yang.

(41) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 25. menangani penerimaan barang dan faktur, serta otorisasi pembayaran, ia mungkin mengotorisasi pembayaran untuk faktur fiktif, kecurangan ini tidak akan terjadi apabila perusahaan membagi tugas bagian pembelian. Perusahaan harus menetapkan kegiatan penjualan dengan karyawan yang berbeda. Kegiatan ini termasuk melakukan penjualan, pengiriman (atau memberikan) barang kepada pelanggan, penagihan pelanggan, dan menerima pembayaran. Berbagai kecurangan yang mungkin dilakukan saat karyawan tersebut menangani bagian penjualan , misalnya: jika penjual dapat membuat penjualan tanpa persetujuan pengawas, ia mungkin akan melakukan penjualan dengan harga yang tidak sah untuk meningkatkan komisi penjualan. Petugas pengiriman yang mempunyai akses ke pencatatan akuntansi bisa mengirimkan barang kepada dirinya sendiri. Petugas penagihan yang menangani penagihan dan penerimaan bisa mengecilkan jumlah ditagih untuk penjualan kepada teman atau kerabat. Kecurangan ini mungkin terjadi apabila perusahaan membagi tugas penjualan dengan: orang-orang penjualan membuat penjualan, departemen pengiriman barang dengan dasar penjualan,. dan departemen penagihan. mempersiapkan faktur penjualan setelah membandingkan urutan penjualan dengan laporan barang yang dikirim. d. Pemisahan pencatatan dengan fisik Akuntan harus memiliki hak akses ke sana. Penjaga aset tidak harus menjaga atau memiliki akses ke catatan akuntansi. Penjaga aset tidak seharusnya untuk mengkonversi aset ke penggunaan pribadi, ketika salah satu.

(42) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 26. karyawan mempertahankan catatan aset, dan karyawan yang berbeda memiliki hak terhadap fisik aset. Pemisahan tanggung jawab akuntansi dari aset sangat penting untuk kas dan persediaan karena aset ini sangat rentan terhadap penipuan. e. Prosedur pendokumentasian Dokumen memberikan bukti bahwa transaksi dan peristiwa telah terjadi. Pada Stephanie Gourmet Coffee and More, cash register adalah dokumentasi restoran untuk penjualan dan jumlah kas yang diterima. Demikian pula, dokumen pengiriman menunjukkan bahwa barang telah dikirim, dan faktur penjualan menunjukkan bahwa perusahaan telah ditagih pelanggan untuk barang. Dengan mensyaratkan tanda tangan (atau inisial) dari dokumen, perusahaan dapat mengidentifikasi individu bertanggung jawab atas transaksi atau peristiwa. Perusahaan harus mendokumentasikan transaksi pada saat transaksi terjadi. Perusahaan harus menetapkan prosedur untuk dokumen. Pertama, bila memungkinkan, perusahaan harus menggunakan pra nomor dokumen, dan semua dokumen harus dipertanggungjawabkan. Penomoran membantu mencegah transaksi dari yang tercatat lebih dari sekali, atau sebaliknya, dari tidak dicatat sama sekali. Kedua, sistem kontrol harus meminta karyawan dengan segera dokumen sumber untuk entri akuntansi ke departemen akuntansi. Tindakan pengendalian ini membantu untuk memastikan rekaman.

(43) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 27. tepat waktu transaksi dan memberikan kontribusi langsung ke akurasi dan keandalan catatan akuntansi. f. Kontrol terhadap fisik aset Penggunaan kontrol fisik sangat penting. Kontrol fisik berhubungan dengan pengamanan aset dan meningkatkan akurasi dan keandalan catatan akuntansi. g. Verifikasi Independen internal Kebanyakan. pengendalian. internal. menyediakan. verifikasi. internal. independen. Prinsip ini melibatkan review data yang disiapkan oleh karyawan. Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari verifikasi internal independen. 1). Perusahaan harus memverifikasi catatan secara berkala. 2). Seorang karyawan yang independen bertanggung jawab atas informasi dan harus membuat verifikasi. 3). Perbedaan dan pengecualian harus dilaporkan ke tingkat manajemen yang dapat mengambil tindakan korektif yang tepat. Verifikasi internal independen sangat berguna dalam membandingkan akuntabilitas yang direkam dengan aset yang ada. Rekonsiliasi antara pita kasir dengan uang tunai dalam register di Stephanie Gourmet Coffee and More adalah contoh dari prinsip pengendalian internal ini. Contoh lainnya adalah rekonsiliasi saldo kas perusahaan per buku dengan saldo kas per bank dan verifikasi catatan persediaan perpetual melalui hitungan persediaan fisik..

(44) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Perusahaan-perusahaan. besar. sering. menetapkan. verifikasi. 28. internal. independen untuk auditor internal. Auditor internal adalah karyawan perusahaan yang terus-menerus mengevaluasi efektivitas sistem pengendalian internal perusahaan. Mereka meninjau kegiatan departemen dan individu untuk menentukan apakah pengendalian internal yang ditentukan sedang diikuti. Mereka juga merekomendasikan perbaikan bila diperlukan. Pada kenyataannya, sebagian besar penipuan ditemukan oleh perusahaan melalui mekanisme internal seperti pengendalian intern yang ada dan audit internal. Misalnya, dugaan penipuan di WorldCom (USA), yang melibatkan miliaran dolar, telah ditemukan oleh auditor internal.. h. Kontrol Sumber Daya Manusia Kegiatan pengendalian sumber daya manusia meliputi berikut ini. 1). Karyawan Obligasi yang menangani uang tunai. Bonding melibatkan memperoleh perlindungan asuransi terhadap pencurian oleh karyawan. Ini memberikan kontribusi untuk pengamanan uang tunai dalam dua cara: Pertama, perusahaan asuransi hati-hati menyaring semua individu sebelum menambahkannya ke kebijakan dan mungkin menolak pelamar berisiko. Kedua, karyawan terikat tahu bahwa perusahaan asuransi dengan penuh semangat akan menuntut semua pelaku. 2). Rotasi karyawan dan memberikan karyawan untuk mengambil liburan. Langkah-langkah ini mencegah karyawan dari mencoba pencurian karena.

(45) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 29. mereka tidak akan mampu untuk menyembunyikan tindakan yang tidak benar mereka secara permanen. Banyak bank, misalnya, telah menemukan pencurian karyawan ketika karyawan sedang liburan atau ditugaskan ke posisi baru. 3). Melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Banyak yang percaya bahwa ukuran yang paling penting dan murah bisnis apapun dapat dilakukan untuk mengurangi pencurian dan penipuan karyawan untuk departemen sumber daya manusia untuk melakukan melalui pemeriksaan latar belakang. Dua tips: (1) Periksa untuk melihat apakah pelamar kerja benar-benar lulus dari sekolah yang mereka masukan ke daftar pada saat melamar. (2) Jangan pernah menggunakan nomor telepon yang digunakan sebelumnya yang diberikan pada lembar referensi. 3. Keterbatasan Pengendalian Intern Perusahaan umumnya merancang sistem mereka dengan pengendalian intern untuk memberikan keyakinan memadai tentang pengamanan aset-aset dan keandalan catatan akuntansi. Konsep keyakinan memadai bertumpu pada bahwa biaya membangun prosedur pengendalian tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan mereka. Untuk menggambarkan, mempertimbangkan kerugian di toko-toko. Toko bisa menghilangkan kerugian tersebut dengan berhenti memiliki satpam dan pelanggan pencari mereka meninggalkan toko. Tapi, manajer toko telah menyimpulkan bahwa efek negatif dari prosedur tersebut tidak dapat dibenarkan. Sebaliknya, mereka telah berusaha untuk mengendalikan kerugian dengan.

(46) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 30. prosedur lebih murah. Mereka posting tanda-tanda mengatakan, "Kami berhak untuk memeriksa semua paket" dan "Semua pencuri akan dituntut". Mereka menggunakan kamera TV tersembunyi dan menyimpan detektif untuk memonitor aktivitas pelanggan, dan mereka memasang peralatan sensor. Unsur manusia merupakan faktor penting dalam setiap sistem pengendalian intern. Sebuah sistem yang baik dapat menjadi tidak efektif sebagai akibat dari kelalaian karyawan, kecerobohan, atau ketidakpedulian. Misalnya, petugas penerima mungkin tidak repot-repot untuk menghitung barang yang diterima dan mungkin hanya "fudge" penghitungan. Kadang-kadang, dua atau lebih individu dapat bekerja sama untuk mendapatkan kontrol sekitar. Kolusi tersebut dapat secara signifikan mengurangi efektivitas sistem, menghilangkan perlindungan yang ditawarkan oleh pemisahan tugas. Tidak ada sistem pengendalian intern sempurna. Ukuran bisnis juga dapat menerapkan pembatasan pada pengendalian intern. Sebuah perusahaan kecil, misalnya, mungkin merasa sulit untuk memisahkan tugas atau untuk menyediakan verifikasi internal independen..

(47) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 31. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian dengan melihat masalah yang berhubungan dengan latar belakang dan keadaan yang terjadi saat ini, dari objek dan subjek penelitian serta bagaimana interaksinya dengan lingkungan sekitar. Penelitian dilakukan terhadap kegiatan perusahaan khususnya kegiatan yang berhubungan dengan sistem persediaan obat. Oleh karena itu hasil analisi dan kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada data perusahaan yang diteliti. B. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian a. Aktivitas / kegiatan pokok yang dilakukan di bagian obat b. Bagian yang terkait dengan sistem akuntansi persediaan c. Jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi persediaan.

(48) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 32. d. Dokumen dan catatan yang digunakan dalam pelaksanaan sistem akuntansi persediaan 2. Subjek penelitian : a. Kepala bagian gudang b. Kepala bagian akuntansi c. Kepala bagian tata usaha d. Kepala Puskesmas. C. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Puskesmas Gedongtengen Jl. Pringgokusuman No 30, Yogyakarta. D. Waktu penelitian Penelitian terhadap sistem persediaan obat dilaksanakan bulan Februari 2014 – Mei 2014. E. Data yang diperlukan Data digunakan untuk memberikan informasi di dalam menjawab permasalahan efektivitas pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat, maka data yang diperlukan untuk mendukung analisis dibagi menjadi 2 tujuan yaitu: 1. Tujuan umum : (a). Gambaran umum perusahaan (b). Struktur organisasi (c). Job Description.

(49) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 33. 2. Tujuan khusus : (a). Pengendalian intern (b). Sistem akuntansi persediaan (c). Dokumen yang digunakan berkaitan dengan sistem akuntansi persediaan. F. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab secara lisan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan objek yang diteliti. Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan gambaran umum puskesmas, deskripsi pekerjaan pada masing-masing bagian, prosedur dalam sistem akuntansi persediaan obat, dan dokumen maupun catatan yang digunakan, serta pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat. 2. Observasi Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian. 3. Dokumentasi Merupakan teknik pengumpulan ang bertujuan untuk mendapatkan data berbentuk tulisan atau gambar dengan melihat dokumen, catatan dan formulir.

(50) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 34. yang digunakan di dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan secara langsung dengan sistem persediaan di Puskesmas Gedongtengen. 4. Kuesioner Peneliti menyusun daftar pertanyaan secara tertulis mengenai aspek-aspek sistem dan masalah unsur pengendalian intern yang ditujukan kepada pihak terkait.. G. Teknik Analisis Data Langkah yang digunakan di dalam menganalisis data adalah sebagai berikut: 1. Uji Pendahuluan Uji pendahuluan dilakukan untuk memperoleh gambaran awal terhadap entitas yang diaudit yaitu untuk mengetahui kuat atau lemahnya pengendalian intern yang ada di Puskesmas, hal ini dilakukan dengan alat bantu yang berupa kuesioner. Apabila dilihat dari hasil kuesioner tersebut, dari 24 pertanyaan yang berkaitan dengan pengendalian intern tersebut terdapat sekitar 18 jawaban ya. Dari sekitar 75% jawaban Ya tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern yang ada adalah kuat. Perhitungan indeks persentase dihitung dengan rumus sebagai berikut (Harnani,2010 : 49) :. Persentase :. n N. x 100%.

(51) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 35. Keterangan : n : jumlah jawaban ya N : jumlah seluruh jawaban % : Tingkat keberhasilan yang dicapai Adapun penafsiran terhadap analisis deskriptif terdiri dari langkah-langkah (Harnani 2010:49-50) a. Menentukan persentase maksimal yaitu 100% b. Menentukan persentase minimal yaitu 0% c. Menentukan rentang persentase (r%) diperoleh dari pengurangan persentase minimal terhadap persentase maksimal, maka didapatkan 100%-0%=100% d. Menentukan interval kelas persentase, diperoleh dari hasil pembagian kriteria dengan rentang persentase, maka didapatkan hasil 100%:4=25% e. Menentukan kriteria yaitu sangat kuat, kuat, kurang kuat, tidak kuat. f. Menentukan kriteria kekuatan dan kelemahan pengendalian intern : 1). 0 % - 25 %. = tidak kuat. 2).26 % - 50 %. = kurang kuat. 3). 51 % - 75 % = kuat 4). 76 % - 100 % = sangat kuat 2. Pengujian Kepatuhan Pengujian kepatuhan ini digunakan untuk menguji efektivitas pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat. Di dalam pengujian kepatuhan menggunakan fixed-sample-size attribute sampling, di mana metode ini.

(52) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 36. digunakan untuk menguji ketaatan dalam menjalankan prosedur pengendalian intern. Adapun prosesnya adalah sebagai berikut: a. Tujuan pengujian yang dilakukan adalah untuk menguji keefektifan pengendalian intern. b. Populasi yang diambil sampelna. Populasinya adalah dokumen termasuk dalam sistem akuntansi persediaan obat di Puskesmas Gedongtengen sepanjang tahun Januari 2011- Desember 2013 yang diharapkan kelengkapan dokumen masih dapat terjamin, dokumen tersebut adalah LPLPO. c. Menentukan attribute yang diperiksa untuk menguji efektivitas pengendalian intern. Attribute yang digunakan di dalam melakukan uji kepatuhan terhadap dokumen sistem akuntansi persediaan obat adalah : 1. Kelengkapan dokumen pendukung 2. Adanya otorisasi dari pihak yang berwenang 3. Kesesuaian antara catatan pada dokumen yang diteliti dengan catatan yang tercantum dalam dokumen pendukungnya. d. Menentukan besarnya sampel Untuk menentukan besarnya sampel yang akan diambil dari populasi tersebut, maka auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini: 1). Penentuan tingkat keandalan (reliability level) atau confidence level (R%). Risiko pengendalian direncanakan yang digunakan adalah rendah/minimum yang berarti efektivitas pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat di Puskesmas Gedongtengen diyakini berjalan cukup efektif sehingga perlu.

(53) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 37. adanya pengujian untuk memastikan pengendalian telah berjalan efektif secara terus menerus, maka risiko penetapan risiko pengendalian terlalu rendah ditetapkan sebesar 5% karena penelenggaraan audit internal di Puskesmas Gedongtengen memberikan keyakinan bahwa pengendalian ditetapkan secara terus menerus sehingga memperkecil risiko dalam sistem akuntansi persediaan obat. Tingkat keandalan adalah probabilitas benar dalam mempercayai efektivitas pengendalian intern. Dalam pengujian pengendalian, umumnya menggunakan R% = 90%, 95%, 99%. Tingkat keandalan atau R% ditentukan 95% artinya penelitian ini memiliki risiko 5% untuk meyakini pengendalian intern yang sesungguhnya tidak efektif. Berikut ini diuraikan risiko penetapan pengendalian terlau rendah dalam tabel 3.1. Tabel 3.1 : Risiko penetapan risiko pengendalian terlalu rendah Risiko pengendalian. Risiko penetapan risiko. direncanakan. pengendalian terlalu. Tingkat keandalan (R). rendah (5%) Rendah. 5%. 95%. Sumber : Haryono Jusup, 2001:404 2). Tingkat deviasi yang bisa diterima berhubungan langsung dengan risiko pengendalian direncanakan artinya semakin rendah tingkat yang direncanakan semakin rendah pula tingkat yang dapat ditoleransi dan sebaliknya. Tabel 3.2 : tingkat deviasi bisa ditoleransi..

(54) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. Risiko Pengendalian Direncanakan. 38. Tingkat Deviasi Bisa Ditoleransi Rentang (%). Rendah. 2-7. Sumber : Haryono Jusup, 2001 : 407 Berdasarkan risiko pengendalian direncanakan yang rendah maka tingkat devasi yang bisa ditoleransi ditentukan sebesar 5% mengingat bahwa Puskesmas Gedongtengen termasuk pusksmas yang cukup banyak menangani pasien sehingga persediaan obat menjadi cukup sering bahkan dalam jumlah yang relatif besar yang ditujukan kepada Gudang Farmasi Kota, maka pengendalian persediaan obat menjadi hal yang sangat penting untuk menjamin ketersediaan obat di Puskesmas. Berikut ini diuraikan tingkat penyimpangan yang dapat diterima dalam Tabel Tabel 3.3 : Tingkat penyimpangan yang dapat diterima Risiko pengendalian direncanakan. Tingkat deviasi bisa ditoleransi (%). Rendah. 5. Sumber : Haryono Jusup, 2010:407 3). Penentuan tingkat penyimpangan populasi yang diharapkan dilakukan dengan menguji populasi. e. Metode pemilihan sampel yang dipilih f. Mengidentifikasi. setiap. sampel. yang. terpilih. dan. mencocokkan. kekosistensiannya pada atribut yang telah ditentukan dan mencatat seluruh penimpanganya yang ditemukan. g. Evaluasi hasil 1). Menghitung tingkat deviasi.

(55) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 39. Jumlah deviasi yang ditemukan dibagi dengan ukuran yang diperiksa. 2). Menentukan batas atas deviasi Batas atas deviasi ditentukan dengan tabel melalui beberapa ketentuan yakni menyesuaikan dengan risiko penentuan risiko pengendalian terlalu rendah, menentukan kolom yang berisi jumlah deviasi yang sesungguhnya yang ditemukan dalam populasi, menentukan baris yang berisi ukuran sampel yang digunakan, serta membaca batas atas deviasi dari perpotongan antara kolom dan baris yang telah ditentukan. 3). Menentukan cadangan untuk risiko sampling Cadangan risiko sampling ditentukan dengan cara mengurangkan tingkat deviasi dari batas atas deviasi. (a). Tingkat deviasi sampel lebih besar daripada tingkat deviasi populasi diharapkan yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel, maka batas atas deviasi akan lebih besar daripada tingkat deviasi bisa ditoleransi yang digunakan risiko penentuan risiko pengendalian terlalu rendah dan hasil sampel tidak akan mendukung rencana risiko pengendalian. (b). Tingkat deviasi sampel lebih kecil atau sama dengan tingkat deviasi populasi diharapkan yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel, maka batas atas deviasi akan lebih kecil daripada tingkat deviasi bisa ditoleransi yang digunakan pada risiko penentuan risiko pengendalian terlalu rendah dan hasil sampel akan mendukung rencana risiko pengendalian. 4). Mempertimbangkan aspek kualitatif dari deviasi.

(56) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 40. h. Merumuskan Kesimpulan Pengambilan kesimpulan efektivitas pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat apabila batas atas deviasi kurang dan atau sama dengan tingkat deviasi bisa ditoleransi dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern efektif, jika batas deviasi melebihi tingkat deviasi bisa ditoleransi dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern tidak efektif..

(57) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 41. BAB IV GAMBARAN UMUM PUSKESMAS A.. Latar Belakang Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah menetapkan bidang kesehatan merupakan urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh Kabupaten atau Kota. Pembangunan Kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pembanguan nasional Indonesia menganut konsep pembangunan berwawasan kesehatan, dimana setiap kegiatan pembangunan perlu mempertimbangkan aspek dan dampak kesehatan. Pembangunan berwawasan kesehatan yang dilaksakan di Kota Yogyakarta pada akhirnya harus dapat mempercepat tujuan Milenium Developmen Goals pada tahun 2005. Ada 8 point tujuan MDGs 2015 antara lain : a. Memberantas kemiskinan dan kelaparan. b. Mencapai pendidikan dasar universal. c. Meningkatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. d. Menurunkan angka kematian anak. e. Meningkatkan kesehatan ibu. f. Menanggulangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lain. g. Memastikan kelestarian lingkungan h. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan..

(58) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 42. Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan masyarakat telah dibangun Puskesmas. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan dan kenyamanan kota adalah kondisi kesehatan institusi yang menyelenggarakan. pelayanan. kesehatan. yaitu. Puskesmas.. Puskesmas. merupakan salah satu UPT Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta yang mempunyai. rincian. tugas. sesuai. PERATURAN. WALIKOTA. YOGYAKARTA Nomor 74 Tahun 2008 tentang Pembentukan , Susunan , Kedudukan , Fungsi dan Rincian tugas unit pelaksana teknis pada Dinas Kesehatan Yogyakarta. Puskesmas sebagai lini terdepan pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah kecamatan mempunyai tugas dua macam upaya kesehatan (menurut KepMenKes Nomor 128/MenKes/SK/II/2004) yaitu : 1. Upaya kesehatan wajib, terdiri dari 6 upaya : a. Upaya Promosi Kesehatan. b. Upaya Kesehatan Lingkungan. c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana. d. Upaya perbaikan Gizi. e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular. f. Upaya pengobatan. 2. Upaya kesehatan pengembangan terdiri dari 9 upaya : a. Upaya kesehatan sekolah. b. Upaya kesehatan perorangan. c. Upaya perawatan kesehatan masyarakat..

(59) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 43. d. Upaya kesehatan kerja. e. Upaya kesehatan gigi dan mulut. f. Upaya kesehatan jiwa. g. Upaya kesehatan mata. h. Upaya kesehatan usia lanjut. i. Upaya pembinaan pengobatan tradisional. j. Upaya Pelayanan IMS.HR,VCT,LJSS dan PTRM serta klinik berhenti merokok. Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upaya, Puskesmas dilengkapi dengan instrumen manajemen administrasi yang terdiri dari : 1. Perencanaan tingkat Puskesmas. 2. Lokakarya Mini Puskesmas. 3. Penilaian Kinerja Puskesmas dan Manajemen Sumberdaya B. Nilai, Misi dan Visi 1. Nilai Untuk mewujudkan visi dan misi , nilai-nilai yang dilaksakan dan disepakati adakah : a. Pro Rakyat Upaya kesehatan perorangan dan kesehatan masyarakat senantiasa mendahulukan kepentingan rakyat..

(60) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 44. b. Inklusif Memperhatikan peran serta aktif masyarakat dan pemberdayaan seluruh komponen masyarakat yang independen, tokoh masyarakat dan kader kesehatan. c. Responsif Memenuhi kebutuhan msyarakat dengan mengutamakan mekanisme perencanaan bersumber masyarakat sehingga mengakomodir kebutuhan masyarakat. d. Efektif dan Efisien Penggunaan sumberdaya yang optimal, adanya perbaikan berkelanjutan serta berkurangnya tumpang tindih penyelenggaraan fungsi organisasi. e. Transparan dan Akuntabel Setiap program dan kegiatan dapat dipertanggungjawabkan dan dapat diakses oleh masyarakat sesuai peraturan yang berlaku. 2.. Visi Visi Puskesmas Gedongtengen adalah “Mewujudkan kehidupan masyarakat Gedongtengen yang berperilaku hidup sehat dalam lingkungan sehat dengan pelayanan prima yang terjangkau”.. 3.. Misi Misi yang akan dijalankan untuk mencapai visi yang telah disepakati oleh seluruh karyawan yang ada di Puskesmas Gedongtengen adalah : a. Menggerakkan. pembangunan. berwawasan kesehatan.. wilayah. kecamatan. gedongtengen. yang.

(61) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 45. b. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu prima, merata dan terjangkau. c. Meningkatkan pemberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dengan meningkatkan partisipasi dalam bidang kesehatan. 4.. Tujuan. a. Menggerakkan. pembangunan. wilayah. kecamatan. gedongtengen. yang. berwawasan kesehatan. b. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu prima, merata dan terjangkau. c. Meningkatkan pemberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dengan meningkatkan partisipasi dalam bidang kesehatan. 5.. Sasaran. a. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan. b. Meningkatnya pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau. c. Meningkatnya kualitas informasi kesehatan berbasis data yang akurat. d. Meningkatnya upaya pembinaan gizi masyarakat serta kesehatan keluarga dan reproduksi. e. Meningkatnya upaya pengendalian penyakit dan masalah kesehatan dan upaya penyehatan lingkungan 6.. Strategi a. Meningkatkan partisipasi aktif masyarakat melalui Community Deal. b. Memberikan diskriminasi.. pelayanan. kesehatan. masyarakat. gedongtengen. tanpa.

(62) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 46. c. Mengoptimalkan surveilans, monitoring, evaluasi untuk seluruh program dan kegiatan kesehatan. d. Meningkatkan kualitas pelayanan gizi. e. Mendorong peran serta masyarakat melalui pemantauan balita dan kelompok pendukung ibu. f. Meningkatkan kualitas pelayanan KIA melalui pemantapan PWS-KIA. g. Meningkatkan peran serta masyarakat melalui program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) dan pematauan ibu hamil. h. Mengoptimalkan advokasi, komunikasi dan mobilisasi sosial bagi semua elemen masyarakat. i. Mengaktifkan sweeping di masyarakat dalam upaya peningkatan cakupan hasil program. j. Mendorong perubahan perilaku dan meningkatkan pelayanan konsultasi sanitasi dengan pendekatan berbasis masyarakat. C. Tugas Pokok dan Fungsi 1. Fungsi Menurut Perwal Yogyarta Nomor 74 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Fungsi dan Rician Tugas Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, maka fungsi UPT Puskesmas ada 3: a. Pusat pelayanan kesehatan masyarakat strata pertama. b. Pusat pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan. c. Pusat penggerakan pembangunan berwawasan kesehatan. 2. Rincian Tugas Pokok.

Gambar

Tabel 3.1 : Risiko penetapan risiko pengendalian terlalu rendah  Risiko pengendalian
Tabel 3.3 : Tingkat penyimpangan yang dapat diterima
Tabel 4-2. Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Gedongtengen
Tabel 4-3 Sumber Dana Yang Membiayai Puskesmas Tahun 2011  No  Sumber
+7

Referensi

Dokumen terkait

terjadi semenjak pertengahan Mei 2014 mendorong peningkatan biaya impor untuk bahan makanan, selain itu masih belanjutnya kecenderungan peningkatan harga beberapa komoditas

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kinerja jaringan jalan kondisi Do-Nothing pada tahun 2013 dan 2018 masih tergolong baik, tetapi

Kedisiplinan itu perlu diajarkan kepada siswa dengan alasan, sebagai berikut: (1) kedisiplinan perlu diajarkan serta dipelajari dan dihayati oleh siswa agar siswa mampu

62 Penelitian lain oleh Kwawukume EY et al tentang usia menopause pada wanita dari negara berkembang menunjukkan bahwa usia alami pada saat menopause adalah 4 tahun lebih dini

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perbedaan hasil belajar PKn antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran Kuantum dengan

Hal lain yang menarik dari kasus ini ialah selain munculnya aspek-aspek standar dalam relasi antara negara dengan kapitalis lokal (relasi patrimonial yang subyektif, tuntutan

Allhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang karena karunia dan rahmatnya, penulis berhasil menyelesaikan penulisan hukum (Tesis)

SCRABBLE GAME ON THEIR COMPETENCE IN ARRANGING ENGLISH VOCABULARY AT THE FIRST YEAR STUDENTS OF SMP NEGERI 8 KOTA CIREBON .” This thesis is presented to t he English