• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Simple Additive Wighting(SAW) dan Comparative Performance Index (CPI) Pada Pemilihan Anggota TNI Terbaik.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perbandingan Simple Additive Wighting(SAW) dan Comparative Performance Index (CPI) Pada Pemilihan Anggota TNI Terbaik."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Perbandingan Simple Additive Wighting(SAW) dan Comparative

Performance Index (CPI) Pada Pemilihan Anggota TNI Terbaik.

Ahmad Solihin,Sri Setyaningsih, Arie Qur’ania

Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Pakuan

ABSTRAK

Satuan PUSPOMAD sebagai Badan Pelaksana Pusat (BALAKPUS) TNI AD

merupakan satuan yang berkedudukan langsung dibawah Markas Besar Angkatan Darat

(KASAD), memiliki tugas pokok dalam penyelenggaraan dan pembinaan fungsi tehnis

kepolisian militer bagi dan untuk kepentingan TNI AD sesuai Surat Keputusan Kasad

Nomor : Kep/26/VI/2007 tanggal 27 Juni 2007 tentang Organisasi dan Tugas Puspomad.

Layaknya satuan TNI AD pada umumnya, peran para prajurit TNI di satuan Puspomad juga

menjadi faktor penting dari segi human capital yang kontribusinya sangat menentukan dalam

mencapai keberhasilan pada pelaksanaan tugas pokok satuan. Dalam setiap penyelenggaraan

pemilihan anggota TNI terbaik dari pihak Puspomad sebelumnya melakukan tahap penilaian

bagi anggota yang ingin mengikuti pemilihan anggota terbaik tersebut.

Oleh karena itu diperlukan suatu sistem komputer yang dapat membantu dalam proses

penyeleksiannya. Sistem tersebut adalah Sistem Pendukung Keputusan (SPK). SPK

merupakan suatu sistem interaktif berbasis komputer yang dapat membantu dalam proses

pengambilan keputusan menggunakan data dan model untuk memecahkan persoalan yang

bersifat tidak terstruktur (Turban et al, 1990).

Perbandingan Simple Additive Wighting(SAW) dan Comparative Performance Index (CPI)

Pada Pemilihan Anggota TNI Terbaik ini berbasis web dalam implementasinya, hasil

penilaian di tampilkan bentuk posisi anggota yang paling terbaik sesuai urutan nilai terbesar

sampaikan yang terkecil. Sistem pemilihan anggota TNI terbaik ini memiliki kriteria yaitu :

Kriteria pendidikan, kriteria usia, kriteria absensi, kriteria surat peringatan.

Kata Kunci : Tni terbaik, Sistem Pendukung Keputusan (SPK), Fuzzy Multiple Atribute Decision

Making (FMADM), Simple Additive Weighting (SAW), Comparative Performance Index (CPI).

1. PENDAHULUAN

Suatu kesatuan Tentara Nasional Indonesia memiliki banyak anggota dan selalu melakukan penyeleksian anggota terbaik. Salah satunya di Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (PUSPOMAD) yang selalu melakukan proses penyeleksian anggota. Hal tersebut dilakukan demi meningkatkan kinerja anggota dalam menjalankan tanggung jawabnya. Proses penyeleksian di PUSPOMAD masih dilakukan dengan perhitungan secara manual yaitu dengan menjumlahkan nilai kualitas kerja dengan nilai absensi yang dimiliki setiap anggota. Anggota yang memiliki nilai tertinggi akan mendapatkan predikat Anggota terbaik dan akan mendapatkan penghargaan. Apabila anggota yang mengikuti penyeleksian lebih dari satu orang maka memungkinkan terjadi ketidaktepatan serta ketidaktelitian tim penilai dalam proses perhitungannya. Hal tersebut terjadi karena banyaknya anggota yang menjadi calon pemilihan sehingga memerlukan tenaga ekstra dan

waktu lama dalam melakukan proses perhitungannya. Adanya ketidaktepatan atau kurangnya ketelitian dalam proses perhitungan, dapat memberikan dampak pada hasil keputusan yang kurang tepat.

Oleh karena itu diperlukan suatu sistem komputer yang dapat membantu dalam proses penyeleksiannya. Sistem tersebut adalah Sistem Pendukung Keputusan (SPK). SPK merupakan suatu sistem interaktif berbasis komputer yang dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan menggunakan data dan model untuk memecahkan persoalan yang bersifat tidak terstruktur (Turban et al, 1990).

Metode Simple Additive Weighting (SAW) merupakan metode penjumlahan terbobot. Konsep metode ini adalah mencari nilai rating tertinggi dari hasil proses penjumlahan terbobot dari setiap alternatif pada semua kriteria dengan perhitungan secara matematis. Comparative Performance Index (CPI) yang merupakan indeks gabungan untuk

(2)

menentukan penilaian atau peringkat dari berbagai alternatif (i) berdasarkan beberapa kriteria (j).

Banyak metode yang dapat digunakan dalam menerapkan sistem pendukung keputusan, berdasarkan kasus di atas maka penulis berinisiatif membandingkan metode antara metode Simple

Additive Weighting (SAW) dengan metode

Comparative Performance Index (CPI) untuk

mengetahui apakah sama hasil yang di berikan metode SAW dan CPI atau mengalami hasil yang berbeda, serta dari tingkat keakurasian informasi yang diberikan, metode yang manakah yang mampu memberikan informasi yang lebih akurat. Penelitian sebelumnya telah dilakukan Nurrachman (2014) dalam penelitiannya tentang Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Pengurus Osis SMAN 1 Sedayu menggunakan metode CPI. Penelitian sebelumnya juga dilakukan Amalia, dkk (2009) dalam penelitiannya tentang Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Penerima Beasiswa Bank BRI Menggunakan FMADM metode Simple

Additive Weighting (SAW). Kedua hasil penelitian

tesebut mampu memecahkan masalah, akan tetapi belum tentu hasil yang diberikan akan sama antara metode SAW dan metode CPI. Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian dengan judul Perbandingan Simple Additive Wighting(SAW) dan

Comparative Performance Index (CPI) Pada

Pemilihan Anggota TNI Terbaik.

Tujuan dari proposal ini yaitu, untuk mengetahui tingkat keakurasian yang diberikan oleh setiap metode antara metode Comparative

Performance Index (CPI) dan metode Simple Additive Weighting (SAW).

Pada penelitian ini, penulis memanfaatkan

Fuzzy Multiple Attribute Decision Making

(FMADM). FMADM untuk digunakan dalam penelitian ini dimana langkah penyeleksian alternatifnya lebih pendek namun akan tetap menghasilkan keputusan optimal dalam menentukan alternatif terbaik dari berbagai alternatif berdasarkan kriteria tertentu. Sedangkan

Simple Additive Weighting (SAW) merupakan

metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode Simple Additive Weighting (SAW) adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua kriteria (Kusumadewi, 2006). Metode SAW dapat membantu dalam pengambilan keputusan suatu kasus, akan tetapi perhitungan dengan menggunakan metode SAW ini hanya yang menghasilkan nilai terbesar yang akan terpilih sebagai alternatif yang terbaik. Perhitungan akan sesuai dengan metode ini apabila alternatif yang terpilih memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Metode SAW ini lebih efisien karena waktu yang dibutuhkan dalam perhitungan lebih singkat dan metode SAW dapat melakukan proses pencarian alternative optimal dari berbagai alternatif.

Sementara Index gabungan (composite index) dapat digunakan untuk menentukan penentuan atau peringkat dari berbagai alternatif berdasarkan beberapa kriteria. Metode perangkingan diatas diharapkan akan memberikan penilaian yang lebih tepat. Hal ini dikarenakan penilaian didasarkan pada nilai kriteria dan bobot yang sudah ditentukan terlebih dahulu. Sebagai konsekuensinya penentuan penerima beasiswa lebih akurat.

2. METODE PENELITIAN

Metode dalam penelitian ini menggunakan Metode Siklus Hidup Pengembangan Sistem merupakan serangkaian aktivitas yang dilaksanakan oleh professional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi. Siklus Hidup Pengembangan Sistem terdiri dari beberapa tahap dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1 . Pendekatan Sistem SDLC

3. RANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Tahap pertama ialah tahap perencanaan. Tahap ini di lakukan identifikasi kebutuhan sistem dan menentukan sistem yang akan dibuat. Data yang di gunakan untuk menganalisis masalah diperoleh dengan 2 cara, yaitu : 1) Wawancara, dengan melakukan tanya jawab secara intraktif ataupun konsultasi untuk mengetahui sistem yang sedang berjalan, proses perhitungan penentuan anggota TNI terbaik, serta informasi yang dibutuhkan dari sistem yang akan dibuat. 2) Studi Pustaka, dengan mengumpulkan informasi melalui buku mengenai pemilihan anggota TNI terbaik, mengumpulkan data proses perhitungan pemilihan anggota di Kantor Pusat Polisi Militer Angkatan Darat dan menggunakan fasilitas internet sebagai literatur pendukung pelaksanaan penelitian.

Tahap kedua analisis sistem di lakukan dengan mengidentifikasi sistem lama yang berjalan pada Kantor Puspomad. Tahap ini merupakan tahap pendefinisian kebutuhan sistem yang akan di proses. Proses ini dapat memudahkan pada saat merancang sistem yang akan di kembangkan, Tahap ini dilakukan dengan 2 cara yaitu :

1)

Analisis sistem yang sedang berjalan

Analisis ini di lakukan dengan cara

mencoba

melakukan

penyeleksian

(3)

anggota TNI terbaik dengan proses

manual yaitu dengan menjumlahkan nilai

kualitas kerja dengan nilai absensi dari

setiap anggota. Angggota yang memiliki

nilai

terbesar

atau

tertinggi

akan

mendapatkan predikat anggota terbaik.

Proses tersebut memang dapat juga

digunakan namun, apabila annggota yang

mengikuti penyeleksian lebih dari 30

orang maka tim penilai akan melakukan

perhitungan sebanyak 30 kali. Hal

tersebut

memungkinkan

terjadinya

kesalahan dalam perhitungan karena tim

penilai merasa kelelahan serta hasil

penyeleksian kurang akurat karena proses

penyeleksian tidak menggunakan

kriteria-kriteria tertentu.

2) Analisis sistem yang akan dibangun

Berdasarkan hasil analisis sistem yang sedang berjalan maka dilakukan pencarian solusi atau jalan keluar untuk memecahkan masalah yang ada. Pencarian solusi tersebut dilakukan dengan memanfaatkan sistem yang ada pada komputer yaitu sistem penunjang keputusan. SPK dapat diselesaikan dengan berbagai metode, Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode Fuzzy Multple

Atribute Decision Making (FMADM). FMADM dapat diselesaikan juga dengan berbagai metode, salah satunya dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Composite Performance Index (CPI).

Tahap ketiga ialah tahap perancangan. Tahapan ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai rancangan sistem yang akan dibangun, rancangan ini mencakup rancangan database, perancangan secara umum dan secara detail. Perancangan database sangat di perlukan untuk mempermudah pengelolaan hubungan (relasi) data dengan data yang lainnya. Adapun hubungan database perancangan sistem secara umum dan secara detail.

Struktur tabel database merupakan struktur tabel yang telah dibuat dari sebuah aplikasi database. Struktur tabel dibentuk berdasarkan entitas yang telah dibuat dan isi dari setiap tabel akan diisi oleh atribut-atribut dari setiap entitas yang telah dibuat sebelumnya. Jadi, banyak tabel yang di bentuk berdasarkan banyaknya entitas yang telah dibuat.

Tabel-tabel tersebut seperti pada

tabel 2 sampai 11 dibawah ini :

Pembuatan keputusan juga penting dalam mempertimbangkan kriteria penilaian ini sesuai dengan data yang sudah diberikan oleh Kantor Pusat Polisi Militer Angkatan Darat. Kriteria penilaian kinerja anggota sebagai berikut pada tabel 12 sampai tabel 15:

Kriteria C1

Kriteria Pendidikan dilihat berdasarkan dari jenjang pendidikan anggota TNI bekerja di Puspomad. Berikut interval nilai pendidikan yang dikonversikan dengan bilangan fuzzy dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12 Kriteria Absensi.

Kriteria Pendidikan Nilai

AKMIL 100

SECAPA 75

SECABA 50

SECATAM 25

Kriteria C2

Kriteria Usia dilihat berdasarkan nilai Usia kerja selama anggota bekerja dengan baik. Berikut interval nilai usia yang dikonversikan dengan bilangan fuzzy dapat dilihat pada tabel 13.

Tabel 13 Kriteria Usia.

Kriteria Kualitas Kerja Nilai

41-50 75

31-40 50

21-30 25

Kriteria C3

Kriteria surat peringatan dilihat berdasarkan anggota yang memiliki atau tidak memiliki surat peringatan. Berikut interval surat

(4)

peringatan terhadap anggota yang dikonversikan dengan bilangan fuzzy dapat dilihat pada tabel 14. Tabel 14 Kriteria Surat Peringatan

Kriteria Surat Peringatan Nilai

Peringatan 0 100

Peringatan 1 75

Peringatan 2 50

Peringatan 3 25

Kriteria C4

Kriteria absensi dilihat berdasarkan sikap anggota terhadap anggota lain, kepada atasan, dan dilihat dari sikap kreative serta inovatif kepada masyarakat. Berikut interval sikap yang dikonversikan dengan bilangan fuzzy dapat dilihat pada tabel 15.

Tabel 15 Kriteria Surat Peringatan.

Kriteria Surat Peringatan Nilai

1 100 2 100 3 100 4 75 5 75 6 50 7 50 8 25 9 25

Tahap terakhir ialah tahap implementasi yang merupakan tahap pembuatan sistem yang telah dirancang sehingga aplikasi tersebut dapat dipergunakan.

Tahap ini merupakan bagian terpenting pada sistem ini yaitu proses implementasi perhitungan menggunakan metode Simple Additive Wighting (SAW) dan Composite Performance Index (CPI). Proses ini dijelaskan dari tahap awal hingga tahap akhir proses dalam satu perhitungan yaitu perhitungan Simple Additive Wighting (SAW) :

Sedangkan Database yang digunakan dalam tahap pembuatan aplikasi ini menggunakan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahap hasil merupakan tahap yang mendeskripsikan keseluruhan dari tampilan beserta uraian perbandingan antar metode dan mengenai halaman dari aplikasi yang telah di buat. 4.1 Penggunaan Database

Manajemen data yang di lakukan pada sistem ini yaitu dengan pengambilan data internal berupa data kriteria, dan data pegawai. Data – data tersebut merupakan data master pada sistem ini karena data tersebut merupakan syarat yang telah di tentukan untuk penilaian anggota terbaik. Database pada sistem ini ada 1 database yang diberi nama pm, database ini berisi 5 tabel. Setiap penginputan data diolah kedalam database dan akan tersimpan pada tabel – tabel sesuai dengan data yang diinputkan.

4.2 Penggunaan model base

Sistem ini menggunakan metode Simple

Additive Weighting (SAW) dan Composite Performance Index (CPI) untuk menentukan

anggota terbaik. Kriteria yang digunakan untuk pemilihan anggota dengan kinerja terbaik yaitu kriteria yang terbagi dalam beberapa Sub Kriteria.Simple Additive Weighting (SAW) digunakan dalam sistem ini

karena metode ini sangat cocok untuk penilaian anggota terbaik karena pada setiap kriteria memiliki bobot yang telah ditetapkan. 1. Simple Additive Weighting (SAW)

Tabel 16. Tabel Nilai Kriteria No Nama Absens i Kualita s Kerja Surat Peringata n Sika p 1 Ahmad Subarj o 1.00 1.00 1.00 1.00 2 Bayu 0.75 1.00 0.75 0.50 3 Andika 0.50 1.00 0.75 0.50 .... . ... ... ... ... ... 30 Bagas 0.50 0.67 1.00 0.50 Perhitungan nya sebagai berikut :

1. Sugeng = (1.00*0,4) + (1.00*0,3) + (1.00*0,2) + (1.00*0,1) =1.00 2. Bayu = (0.75*0,4) + (1.00*0,3) + (0.75*0,2) + (0.50*0,1) =0.80 3. Andika = (0.50*0,4) + (1.00*0,3) + (0.75*0,2) + (0.50*0,1) =0.70 ... 30. Bagas = (0.50*0,4) + (0.67*0,3) + (1.00*0,1) + (0.50*0,2) =0.65

(5)

Tabel 17. Hasil Rangking SAW

No Nama Hasil Ranking

1 Ahmad Subarjo 1.00 1

2 Bayu 0.80 5

3 Andika 0.70 11

... ... ... ...

30 Bagas 0.65 15

2. Composite Performance Index (CPI) Tabel 18. Tabel Normalisasi CPI

N o Nama Absen si Kualita s Kerja Surat Peringata n Sika p 1 Sugen g 400 300 400 25 2 Bayu 300 300 300 50 3 Andik a 200 300 300 50 .... . ... ... ... ... ... 20 Bagas 200 200 400 50 4.3 Halaman Utama

Halaman utama adalah halaman yang pertama di akses ketika website dibuka. Halaman ini terdiri terdiri dari 3 bagian, yaitu header,

menu dan banner..Tampilan halaman utama

dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2. Halaman Utama

4.4 Halaman Anggota

Halaman Anggota merupakan halaman untuk memasukan data nilai alternatif dan mengetahui nilai data yang ada. Halaman anggota dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 3. Halaman Anggota

4.5 Halaman Input Anggota

Halaman input data merupakan halaman untuk memasukan nilai kriteria dari masing masing anggota yang nantinya nilai tersebut akan di simpan ke dalam database. Halaman input data dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4. Halaman Input Data

4.6 Halaman Lihat Data

Halaman lihat data merupakan halaman untuk melihat data anggota yang telah kita masukan ke dalam database. Halaman lihat data dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 5. Halaman Lihat Data

4.7 Halaman Bobot

Halaman bobot merupakan halaman yang nilai nya telah ditetapkan oleh setiap instansi dan pada halaman bobot ini memiliki aksi edit. Halaman bobot adalah halaman yang paling penting karena sebagai syarat utama untuk penggunaan metode SAW dan CPI, Halaman bobot dapat dilihat pada gambar 6.

.Gambar 6. Halaman Bobot 4.8 Halaman SAW&CPI (Proses Seleksi)

Halaman SAW&CPI (Proses Seleksi) Merupakan tampilan halaman yang di dalam nya terdapat nilai kriteria anggota, normalisasi anggota dan perengkingan anggota. Pada halaman ini nilai kriteria anggota yaitu nilai yang terdapat dari masing masing alternatif terhadap setiap kriteria, normalisasi anggota merupakan nilai alternatif yang telah di perhitungakan dengan mencari nilai terbesar dan terkecil sebagai pembagi, perengkingan annggota adalah hasil nilai perhitungan normalisasi yang telah di kalikan bobot. Dapat dilihat pada gambar 7:

(6)

Gambar 7. Halaman Proses Seleksi 4.9 Pembahasan

Tahap selanjutnya adalah uji coba sistem. Program ini di uji coba dengan cara memasukkan folder aplikasi ke dalam folder

htdocs kemudian membukanya melalui browser dan isikan Localhost/(nama folder

aplikasi) di URL. Dengan uji coba ini dapat

diketahui kekurangan atau kelemahan program yang dibuat, seperti link yang terputus, tampilan yang kurang menarik, tampilan informasi kurang proporsional, penulisan kode yang tidak benar, dan sebagainya.

4.9.1 Metode Simple Additive Weighting (SAW) 1. Menetukan Kriteria.

2. Memberikan Nilai Setiap Kriteria. 3. Menentukan bobot yang telah di tetapkan

oleh instansi dalam hal ini Puspomad. 4. Melakukan Normalisasi pada setiap nilai

alternatif.

5. Perhitungan Nilai Total. 6. Perangkingan.

4.9.2 Metode Composite Performance Index (CPI)

1. Memberikan Kriteria

2. Memberikan Nilai Setiap Kriteria 3. Menentukan bobot.

4. Memberiakan penilaian trend (+) dan (-) terhadap bobot yang telah di tetapkan. 5. Perhitungan Nilai Total.

6. Perangkingan.

4.9.3 Perbandingan Metode Simple Additive

Weighting (SAW) Dan Metode Composite Performance Index (CPI)

Hasil perhitungan penilaian kinerja menggunakan metode Simple Additive

Weighting (SAW) dan Composite Performance Index (CPI) masing – masing

memiliki perangkingan yang sama tetapi dengan nilai hasil akhir yang berbeda untuk penilaian anggota terbaik penilaian metode SAW jatuh kepada Ahmad Subarjo dengan nilai 1.00 digambarkan pada gambar 8 dan untuk perhitungan CPI dengan penilaian anggota terbaik jatuh kepada Ahmad Subarjo dengan nilai 13.30 digambarkan pada gambar 9. Hasil perbedaan nilai hasil

akhir dari kedua metode ini berbeda karena pada metode SAW terdapat pembobotan yang secara langsung dapat dihitung dengan setiap normalisasi kriteria sedangkan perhitungan CPI didasari oleh pemberian trend (+) dan (-) pada setiap bobot nya setelah itu nilai yang akan dinormalisasi di kalikan 100 sesuai rumus yang telah di tetapkan .

Gambar 19. Halaman Bobot Hasil Perangkingan SAW

Gambar 20. Gambar perangkingan CPI

Setelah dilakukan perhitungan manual serta di lakukan nya perhitungan dengan model base maka disimpulkan perbandingan SAW dan CPI terletak pada posisi keduanya. Berikut posisi yang membedakan pada kedua nya :

Gambar 21. Hasil SAW Gambar 22. Hasil CPI Pada perhitungan yang dihasilkan SAW dan CPI terlihat perbandingan dari kedua metode tersebut terutama dalam posisi keduanya.

Berikut adalah beberapa tahapan dan perumusan perhitungan manual yang dilakukan oleh Kantor Puspomad :

1. Pemberian nilai kriteria dari setiap alternatif

2. Menghitung jumlah dari kriteria sasaran kerja dan sikap kerja

3. Mencari rata – rata dari kriteria sasaran kerja dan sikap kerja

(7)

4. Hasil nilai dari rata rata yaitu penjumlahan hasil sasaran kerja dan sikap kerja. Tabel 19. Perhitungan Kantor Puspomad

Setelah melakukan perbandingan antara penilaian dengan metode Simple Additive

Weighting dan Composite Performance Index

dengan perhitungan manual yang dilakukan oleh Kantor Puspomad hasil dari penilaian manual dan metode Simple Additive Weighting hampir mendekati yaitu Bambang Wicaksono mendapatkan penilaian kinerja anggota terbaik. Karena penilaian manual dan Simple Additive

Weighting menggunakan pembobotan sama di

penilaian terakhir yaitu Sasaran membuat bobot menjadi 100% tanpa harus memberikan nilai tambahan pada setiap perhitungan kriteria. Maka menurut saya Simple Additive Weighting sangat cocok digunakan pada sistem pendukung keputusan pemilihan anggota TNI terbaik ini.

4.9.4 Uji Coba Struktural

Uji coba ini dilakukan untuk menguji setiap for/halaman yang telah dirancang sesuai dengan cara menjalankan form/halaman pada program. Hal ini bertujuan agar didapkan hasil yang diinginkan. Dapat dilihat pada tabel 25. Tabel 20. Tabel Uji Coba Alur

Dari hasil pengujian alur yang dilakukan pada setiap form/halaman, telah terbukti bahwa halaman program tersebut sudah dapat dijalankan. Semua tampilan form/halaman juga sudah sesuai dengan perancangan yang dibuat pada tahap perancangan. 4.9.5 Tahap Uji Coba Fungsional

Setelah melakukan uji coba struktural selanjutnya dilakukan uji coba fungsional, uji coba fungsional dilakukan dengan cara mengklik setiap link dan melihat halaman yang akan terbuka. Hasil uji coba fungsional ini, dapat dilihat pada table 26 : Tabel 21. Tabel Uji Coba Fungsional

Dari hasil pengujian fungsional yang dilakukan pada setiap link di halaman Sistem Pendukung Keputusan ini, telah terbukti bahwa semua link sudah dapat berfungsi dengan baik. 4.9.6 Tahap Uji Coba Validasi

Uji coba validasi merupakan pemeriksaan keakuratan hasil data yang telah dimasukkan kedalam aplikasi. Uji coba tersebut dilakukan dengan validasi sistem pengisian data kedalam sistem dan hasil akhirnya sesuai dengan data yang dimasukkan.

Gambar 23. Validasi sistem

5. SIMPULAN

Penelitian ini menggunakan metode Simple

Additive Weighting (SAW) dan Composite Performance Index (CPI) untuk menentukan

anggota dengan penilaian kinerja terbaik sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan , Kriteria sistem ini menggunakan satu database bernama “db_skripsi” berisikan 10 tabel yaitu table user, tabel kriteria_pendidikan ,tabel kriteria_usia ,tabel_suratperingatan,kriteria_absensi,bobot,nilai_ kriteria,peserta,n_view,cpi_view . Konsep Metode SAW merupakan metode penjumlahan terbobot, konsep dari metode ini adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja setiap alternatif pada semua kriteria dengan proses perhitungan matematis. .Konsep Metode CPI Merupakan indeks gabungan (Composite Index) yang dapat digunakan untuk menentukan penilaian atau peringkat dari berbagai alternatif (i) berdasarkan beberapa kriteria (j).

Kriteria dalam sistem ini sesuai dengan data yang diberikan. Dan data alternatif dalam sistem ini yaitu anggota di kantor Puspomad . Tampilan dalam sistem ini dirancang untuk memudahkan pengguna dalam menggunakan sistem ini.Setelah melakukan perbandingan antara penilaian dengan metode Simple Additive Weighting (SAW) dan

Composite Performance Index (CPI) dengan

perhitungan manual yang dilakukan oleh Kantor Pusat Puspomad hasil dari penilaian manual dan metode metode Simple Additive Weighting (SAW) hampir mendekati yaitu Bambang Wicaksono mendapatkan penilaian anggota terbaik. Karena penilaian manual dan Simple Additive Weighting

(8)

(SAW) menggunakan pembobotan sama di perangkingan terakhir tanpa menambahkan nilai yang ada. Maka menurut saya Simple Additive

Weighting (SAW) sangat cocok digunakan pada

sistem pendukung keputusan penilaian anggota terbaik ini.

DAFTAR PUSTAKA

Amborowati, A. 2007. Sistem Pendukung

Keputusan

Penilaian

Karyawan

Berprestasi

Berdasarkan

Kinerja.

STMIK AMIKOM, Yogyakarta.

Hadi,N. , Fitrisia,Y. , Yunanto,W. 2012.

Aplikasi

Multi

Criteria

Decision

Making

Menggunakan

Metode

Promethee. Pekanbaru : Jurnal Teknik

Informatika.1.

Kamaludin, A. 2012. Sistem Pendukung

Keputusan Dalam Pemilihan Alternatif

Alat Kontrasepsi Menggunakan Simple

Additive Wieghting. Bandung : Jurusan

Teknik Informatika Fakultas sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri

Sunan Gunung Djati

Kusumadewi,Sri. Et al. 2006. Fuzzy

Multi-Atribute

Decision

Making

(Fuzzy

MADM). Yogyakarta. Graha Ilmu.

Murdick dan Ross. 1993. Analisis dan

Perancangan Sistem Informasi.

www.books.google.co.id

. 18 Januari

2013 pukul 23.00 Wib.

Nugraha, F. 2011. Sistem Pendukung

Keputusan Dengan Metode Simple

Additive Weughting (SAW) Dalam

Manajemen

Aset(Tesis).

Program

Pascasarjana Universitas Diponegoro,

Semarang.

Sri

Eniyati.2011.

Perancangan

Sistem

Pendukung

Pengambilan

Keputusan

untuk Penerimaan Beasiswa dengan

Metode Single Additive Weighting

(SAW).

Teknologi

Informasi

DINAMIK 16:171-176.

Turban et al. 1990. Pengertian Sistem

Pendukung Keputusan (SPK).

www.books.google.co.id

. 18 Januari

2013 pukul 20.00 WIB.

Verina Valensia , Yohana Dewi Lulu W, S.Si,

M.T

,

Kartina

Diah

Kusuma

Wardhani,S.T. 2012. Aplikasi Tutorial

Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Menggunakan Metode Simple Additive

Weighting.

Program

Studi

Teknik

Gambar

Tabel 12 Kriteria Absensi.
Tabel 15 Kriteria Surat Peringatan.
Tabel 17. Hasil Rangking SAW
Gambar 19. Halaman Bobot Hasil Perangkingan SAW
+2

Referensi

Dokumen terkait

Membuat Surat Perintah Membayar (SPM) Uang Muka/Persekot Gaji untuk ditandatangani oleh Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (SPM). 15

Setelah mengerjakan tugas ini mahasiswa mampu meerapkan tranduser, pengkondisi sinyal dan aktutaor dalam sistem instrumentasi elektronika sesuai spesifikasi yang telah

Konsep Kreatif dari perancangan ini adalah komik daring yang menceritakan daya tarik pariwisata Kabupaten Mojokerto berupa situs-situs peninggalan sejarah Kerajaan Majapahit

Berdasarkan alasan yang telah dipaparkan di atas, maka penelitian ini layak untuk dilakukan guna mengetahui tentang ketentuan hukum penerapan kebijakan wakaf uang dalam

Oleh karena itu, penyusunan dan penerbitan Kamus Dwibahasa Bahasa Talaud- Bahasa Indonesia ini diharapkan dapat mengatasi kesenjangan kemampuan berbahasa Indonesia bagi

Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah (1) Bagaimana gaya bahasa Ustad Adi Hidayat Dalam Ceramah Keluarga Yang Dirindukan Rosulullah (2) Bagaimana gaya suara

Ella Komariah, S.Pd selaku Guru Prakarya dan Kewirausahaan pada kelas XI bahwa Pertama, Kurikulum Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Bandung menggunakan kurikulum 2006 untuk

 Upah adalah : hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada buruh yang ditetapkan dan dibayarkan