BAB 3
PROSES PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini, pembaca diharapkan dapat memahami tentang proses pemilihan media pembelajaran melalui jabaran menyeluruh proses pemilihan media pembelajaran, langkah dalam proses, media pembelajaran dan menjadi pertimbangan pemilihan media pendidikan, kriteria pemilihan media pembelajaran serta prosedur pemilihan media pembelajaran. Maslah ini yang timbul pada waktu kita memilih media yang cocok untuk suatu program instruksional kadang-kadang hilang begitu saja karena adanya permintaan khusus untuk media tertentu. Pernyataan seperti “Kita memerlukan suatu video tentang ...” atau “Kita harus membuat satu program slide untuk pelajaran ...”, menunjukkan permintaan khusus untuk itu. Namun yang penting, pernyataan semacam itu mengandung makna bahwa beberapa langkah dasar dalam proses pengembangan suatu pelajaran telah di penuhi. Langkah itu adalah : kebutuhan latihan telah dianalisis dan ditentukan, isi dan tujuan latihan direncanakan, dan media yang dibutuhkan telah dipilih melalui pertimbangan yang matang. Secara implisit hal itu juga berarti bahwa rekomendasi untuk media yang dipilih itu diberikan setelah melalui pertimbangan hati-hati tentang sarana instruksional apa yang paling efisien dan efektif serta paling cocok untuk keperluan produksi, distribusi dan pemanfaatannya dalam organisasi itu. Tetapi sayangnya, pertimbangan yang sangat penting ini sering kali tidak merupakan dasar dalam pemilihan media yang diperlukan, sehingga wajarlah jika usaha-usaha para petugas pengembangan dan instruktur terhambat.
Terlepas dari keputusan yang diambil dari proses pemilihan media di tahap awal dari perencanaan tertentu, buku ini menunjukkan langkah-langkah logis yang harus diambil dalam proses pemilihan tersebut. Prosedur ini di dasarkan pada sejumlah pertanyaan yang menghubungkan isi dan tujuan pelajaran dengan beberapa karakteristik pemilihan media.
sudah dipilih. Pemilihan ini biasanya berdasarkan pada sesuai tindaknya media itu dengan macam-macam latar belakang, umur, kebudayaan, kemampuan produksi, fasilitas, dan anggaran. Akhirnya keputusan pemilihan media itu masih harus disaring lagi melalui “tes pengembangan”. Hasil tes inilah yang akan menentukan apakah media yang dipilih itu diterima untuk digunakan, direvisi, atau malah harus di tes lagi.
Hal ini bukan proses yang kacau balau, melainkan satu proses yang terarah dan sistematik. Dapat dibuktikan setelah media terpilih itu digunakan, pertanyaan yang menjadi dasar pemilihan kita itu semakin lama semakin tidak diperlukan. Maka apa salahnya jika kita mengadaptasikan pertanyaan itu ke dalam suatu kondisi khusus yang lain? Proses bukanlah proses mati seperti ukiran di atas batu. Tetapi proses ini benar-benar berdasarkan keputusan yang khas, yang sering kita ambil manakala kita ingin berkomunikasi dengan orang lain.
Kita boleh saja memilih telepon, surat, atau bahkan komunikasi empat mata, untuk berhubungan dengan orang lain. Pilihan ini kita ambil setelah kita mempertimbangkan beberapa variabel yang kita analisis begitu saja. Kita boleh saja menelepon orang lain untuk memperoleh umpan balik langsung, misalnya, apakah pembicaraan kita dapat dimengerti atau tidak, atau tentang mutu penyajian kita. Kita juga dapat menggunakan surat. Hal ini dilakukan apabila kita menghendaki agar isi hati kita dapat terungkap dengan jelas dan dapat dipertanggungjawabkan, serta untuk membandingkan jawaban orang yang kita kirimi itu dengan surat kita kepadanya. Kadang-kadang, supaya komunikasi lebih mantap, kita jangan menggunakan media visual semacam foto, gambar, atau peta; dan bila kita menganggap unsur suara penting, kita dapat menggunakan kaset atau semacamnya. Jika kita sering mengulang suatu pesan, secara sadar atau tidak sesungguhnya kita telah meningkatkan mutu penyampaian kita serta mendapatkan banyak pengalaman dari respons yang timbul dari koresponden itu atau dari audiens kita. Ini pun termasuk satu bentuk tes pengembangan. Satu lagi bahkan kalau kita terpaksa menghadapi pendengar di pelosok yang jauh, dapat juga memanfaatkan metode konferensi jarak jauh yang kini banyak macamnya itu. Mengapa tidak?
disajikan di sini sengaja diberi struktur untuk meyakinkan bahwa keputusan yang perlu diambil benar-benar telah termasuk di dalamnya.
A. Gambaran Menyeluruh Proses Pemilihan
Pertama-tama, pelajarilah diagram lengkap dan paragraf yang menjelaskannya di halaman 28 sampai 29. ikutilah setiap jalur dengan cermat sampai Anda mengerti betul bentuk proses tersebut. Jika Anda sudah merasa akrab dengan proses itu, diagram dan cek yang ada, Anda pasti akan mampu mengadaptasikan semuanya itu di dalam lingkungan kerja Anda sendiri.
B. Langkah Demi Langkah Dalam Proses
Untuk membantu Anda memahami proses pemilihan secara menyeluruh, sekarang Anda kami ajak untuk mempelajari satu seri diagram yang dirancang untuk satu situs yang menggunakan media intruksional. Proses yang berlangsung pada dasarnya sama dengan proses dalam satu situasi yang menghendaki penggunaan alat bantu (“aids”) instruksional. Satu-satnnya perbedaan yang ada yaitu: pada langkah ke tiga Anda harus menggunakan diagram IA dan IB bukan diagram IC dan ID yang akan kita gunakan sekarang.
Jika Anda perhatikan proses ini, Anda akan menyadari bahwa diagram yang dirancang itu sesungguhnya dibuat sebagai alat bantu kerja (“job-aids”). Anda tentu saja boleh menggunakan diagram itu berkali-kali waktu anda mengembangkan unit-unit instruksional.
Sekarang lihatlah diagram I, ingat pahami isinya dengan baik sebelum beralih ke bagian yang lain. Dan akan segera tahu bahwa langkah paling awal yang harus Anda lakukan adalah mengambil tindakan praktis, yakni, membuat satu keputusan yang akan sangat menentukan perjalanan Anda selanjutnya.
INFORMASI ATAU PEMBELAJARAN – langkah pertama
Langkah pertama menentukan apakah tujuan proyek bersifat informasi atau pembelajaran.
pertemuan, dan lain-lain), dan pembelajaran. Ke dua kategori ini memiliki sifat khas yang berbeda, sehingga media yang dipergunakan akan berbeda pula.
Walaupun secara umum tugas para pengembang mata pelajaran bukan untuk menghasilkan program-program informasi, tetapi sekali waktu mereka harus menghasilkan program semacam ini. Misalnya suatu profesi umum harus dibuat untuk memberikan informasi tentang satu program instruksional baru kepada para pengelola atau orang-orang lain yang memerlukannya. Atau kadang kala Anda terpaksa harus membuat suatu pengantar atau pandangan umum tentang satu pelajaran, yang dalam kenyataannya selalu ada laporan-laporan semacam ini. Karena tujuannya berbeda, maka jenis-jenis pesan yang harus Anda sajikan mungkin sangat mempengaruhi pemilihan medianya.
Perbedaan pokok antara program pembelajaran adalah sebagai berikut:
Informasi Pembelajaran
Para penerima informasi tidak dibebani tanggung jawab untuk melakukan satu perbuatan atau penampilan yang dapat diukur. Sering kali penyajiannya mengandung isi yang umum, untuk memberikan gambaran umum baik tentang gagasan ataupun bidang studi
untuk menggairahkan minat,
memberikan informasi pendahuluan atau untuk memperkenalkan atau ide. (jika penerima informasi terpaksa mengambil tindakan yang dapat
dipertanggungjawabkan, maka
sesungguhnya program ini telah mendekati tujuan instruksional).
Para penerima program pembelajaran harus mampu pembelajaran harus mampu memberikan bukti nyata bahwa mereka telah belajar. Para penulis mata pelajaran, instruktur dan siswanya, semuanya bertanggung jawab atas keberhasilan program instruksional tersebut, dan harus dapat menunjukkan bukti keberhasilan itu.
dalam pencanangan serangkaian tujuan yang jelas, perancangan yang cermat serta penilaian yang tepat dapat pula diterapkan kepada media lain.
MENENTUKAN METODE TRANSAKSI – Langkah Kedua
Banyak perancang sistem pengembangan instruksional lebih suka meletakkan pertimbangan ini di bagian akhir dari keseluruhan proses. Namun, mengingat adanya praktek-praktek khas dalam dunia perdagangan dan industri, keputusan ini di ambil setelah memperhatikan sungguh-sungguh praktek atau kebijakan kelembagaan yang dilaksanakan. Jika hal ini benar, maka pertanyaannya adalah : Apakah organisasi tempat Anda bekerja memiliki pusat latihan yang mempunyai pelajaran-pelajaran formal, sejumlah instruktur, dan satu kebijakan pembelajaran yang berpusat pada guru? Jelasnya, apakah guru itu memberikan kuliah, menyajikan demonstrasi, memimpin diskusi kelas serta menentukan kegiatan siswa, disertai survei dan perhatian yang terus-menerus? Jika memang demikian, Anda sebaiknya mencari alat bantu instruksional (“instructional Aids”), yakni media yang sengaja dirancang dan diproduksi untuk dipakai oleh para guru dalam pengajaran mereka. Proyektor transparansi (OHP2
Overhead Projector) adalah satu contoh yang telah banyak digunakan sebagai alat bantu instruksional. Beberapa contoh lain adalah film bingkai, peta, grafik, gambar dan papan tulis. Dari sini dapat dimengerti bahwa alat bantu instruksional adalah media atau perlengkapan yang digunakan untuk membantu guru mengajar. Tetapi jika organisasi Anda menyediakan bahan instruksional untuk siswa yang jumlahnya besar dan tersebar di daerah yang sangat luas, maka sebaiknya Anda menggunakan media jenis kedua, yaitu Media Instruksional (instructional Media).
Dari perbedaan yang mencolok ini, jelaslah bagi kita mengapa penggunaan dua istilah ini, alat bantu instruksional dan media instruksional, perlu diterangkan. Karena itu adalah sangat penting untuk memutuskan metode pembelajaran apa yang akan dipakai di awal suatu perencanaan instruksional.
Bagaimanapun juga, kombinasi ke dua metode instruksional ini sebaiknya. Sebab bukan tidak mungkin suatu saat Anda akan menggunakan keduanya, baik alat bantu instruksional maupun media instruksional. Oleh sebab itu Anda sebaiknya menggunakan referensi baik yang terdapat dalam kolom sebelah kiri maupun di sebelah kanan pada diagram.
Untuk mempermudah pembahasan, sekarang kita pilih salah media instruksional untuk mempelajari langkah berikutnya. Untuk itu, lihat kembali diagram IC (media instruksional) dan pelajarilah isinya dengan baik sebelum beralih ke langkah ketiga.
MENENTUKAN CIRI-CIRI KHAS PELAJARAN Langkah ke tiga
Kita asumsikan saja bahwa Anda telah melaksanakan langkah pendahuluan proses pengembangan instruksional, yakni: Anda telah menganalisis kebutuhan untuk latihan, Anda telah menentukan sarana yang luas dari program pembelajaran, dan telah selesai pula merumuskan tujuan instruksional secara cermat. Lebih jauh lagi, Anda telah memilih cara untuk mengetahui apakah para siswa sudah benar-benar belajar.
Anda akan melihat di jalur kiri atas diagram itu langkah yang akan membimbing Anda untuk meninjau kembali tujuan pelajaran dan isi pelajaran yang telah Anda pilih, serta memutuskan apakah dan sejauh apa proses belajar yang diusulkan itu bersifat kognitif (pengetahuan dan fakta, peraturan, diskriminasi dan lain-lain sejauh yang Anda identifikasi). Jika satu tujuan sudah jelas bersifat kognitif, Anda harus menghadapi pertanyaan lain. Dan ingatlah pula bahwa tujuan yang bersifat psikomotor (keterampilan) menuntut Anda menjawab pertanyaan yang sama bunyinya, yakni : Apakah pelajaran itu melibatkan objek atau benda yang masih asing bagi para siswa? Jika Ya, Anda diarahkan ke langkah ketiga, yaitu diagram ID. Sejarang, perhatikanlah diagram ID itu, kemudian pelajarilah sampai tuntas sebelum terus ke bagian lain.
isi pelajaran tersebut: apakah perlu gerakan, suara, dan benda-benda sebenarnya? Bagaimana dengan warna?
Jika Anda telah sampai di bagian akhir diagram ID ini, berarti Anda telah siap ke langkah ke empat.
MEMILIH MEDIA KATEGORI PERTAMA – langkah Keempat
diagram ini dapat menghidupkan imajinasi Anda untuk. menemukan alternatif baru, maka berhasilkah seluruh usaha ini. Dan ini berarti, proses untuk mengambil keputusan tentang media apa yang akan digunakan dalam satu situasi instruksional telah berhasil disederhanakan, dan jumlah pilihan Anda pun telah dikurangi
Bantuan tambahan akan Anda dapatkan di bagian berikutnya dari buku ini, yakni bagian yang akan membicarakan macam-macam media yang spesifik.
ANALISIS CIRI-CIRI KHAS MEDIA — Langkah Kelima
Pada saat setiap media dibahas, Anda akan menjumpai halaman-halaman yang berisi analisis tentang kemampuan dan keterbatasan instruksional media tersebut. Ini penting untuk bahan pertimbangan keputusan yang telah Anda ambil. Anda sebaiknya membaca halaman-halaman ini pada saat Anda sampai di bagian akhir dari langkah kelima ini.
Ini akan sangat membantu Anda dalam mengambil keputusan akhir terhadap media apa yang akan digunakan. Mungkin Anda akan saring menemukan pilihan yang lebih sederhana, lebih hemat dan lebih sesuai dengan kemampuan Anda untuk memproduksinya. Bukalah halaman 165 sampai halaman 174 dan pelajarilah bahan cetak yang diterangkan dalam halaman tersebut. Atau bukalah halaman 76 sampai 82, dan pelajarilah seluk-beluk slide. Ingat dengan baik, bagaimana analisis tersebut membantu Anda pada waktu mempelajari tujuan Anda, dan kelak jika Anda menimbang-nimbang beberapa macam media yang ingin Anda gunakan.
Pada waktu Anda membaca halaman referensi di atau dan juga pada waktu Anda mengenali dan mempelajari media lain, perhatikanlah beberapa pertimbangan khusus yang
menjadi dasar pemilihan media demi pertanggungjawaban suatu latihan tertentu.
GAMBARAN MENYELURUH PROSES PEMILIHAN
Di halaman sebelah ini terda[at satu “flow chart” yang mengambarkan proses tersebut secara menyeluruh. Dengan keterangan di bawah ini, Anda dapat menelusuri ke enam langkah, yang memungkinkan Anda bekerja dengan, paling banyak tiga diagram saja.
Langkah pertama (diagram 1)
Anda menentukan apakah pesan Anda bersifat pembelajaran atau informasi
Langkah ke dua (diagram 1)
Anda menentukan bagaimana cara Anda mentransilkan pesan Anda, Apakah ini media untuk membantu seorang instruktur ataukah suatu media yang menunjukkan terjadinya pembelajaran mandiri atau kelompok tanpa seorang instruktur pun.
Langkah ke tiga (diagram IA-IB atau IC-ID)
Dengan menggunakan diagram IA
C. Informasi
Sebagaimana telah di kemukakan pada Bab II, media menurut batasannya adalah perangkat lunak yang berisi pesan (atau informasi) pendidikan yang lazimnya disajikan dengan menggunakan peralatan. Dikatakan lazimnya karena ada beberapa jenis media yang bersifat swasaji, seperti halnya gambar dan objek yang berupa benda-benda yang sebenarnya maupun benda-benda tiruan.
dikaitkan dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang menyebabkan banyak negara berkembang memilih media jadi baik untuk diangkat secara utuh dengan modifikasi seperlunya, maupun diadaptasikan dengan keadaan setempat.
D. Pertimbangan Pemilihan Media
Beberapa penyebab orang memilih media antara lain adalah:
a. bermaksud mendemonstrasikannya seperti halnya pada kuliah tentang media; b. merasa sudah akrab dengan media tersebut, misalnya seorang dosen yang sudah terbiasa menggunakan proyektor transparansi; c. ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih konkret; dan d. merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukannya, misalnya untuk menarik minat atau gairah belajar siswa. Jadi, dasar pertimbangan untuk memilih suatu media sangatlah sederhana, yaitu dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak. Me. Connel (1974) mengatakan bila media itu sesuai pakailah, "If The Medium Fits, Use It!".
Hal yang menjadi pertanyaan di sini adalah apa ukuran atau kriteria kesesuaian tersebut. Jawaban atas pertanyaan ini tidaklah semudah pertanyaannya. Beberapa faktor perlu dipertimbangkan, misalnya tujuan instruksional yang ingin dicapai, karakteristik siswa atau sasaran, jenis rangsangan belajar yang diinginkan (audio, visual, gerak, dan seterusnya), keadaan latar atau lingkungan, kondisi setempat, dan luasnya jangkauan yang ingin dilayani. Faktor-faktor tersebut pada akhirnya harus diterjemahkan dalam keputusan pemilihan.
Pertanyaan-pertanyaan praktis yang dapat diajukan dalam rangka pembelian media jadi adalah sebagai berikut.
1. Apakah media yang bersangkutan relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai?
2. Apakah ada sumber informasi, katalog, dan sebagainya mengenai media yang bersangkutan?
3. Apakah perlu dibentuk dan untuk mereviu yang terdiri?dari para calon pemakai? 4. Apakah ada media di pasaran yang telah divalidasikan?
E. Kriteria Pemilihan
Di atas telah disinggung bahwa kriteria pemilihan media harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan sifat-sifat khasnya (karakteristik) media yang bersangkutan.
Profesor Ely dalam kuliahnya di Fakultas Pascasarjana IKIP Malang tahun 1982 mengatakan bahwa pemilihan media seyogianya tidak terlepas dari konteksnya bahwa media merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan. Karena itu, meskipun tujuan dan isinya sudah diketahui, faktor-faktor lain seperti karakteristik siswa, strategi belajar mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta prosedur penilaiannya juga perlu dipertimbangkan. Sebagai pendekatan praktis, beliau menyarankannya untuk mempertimbangkan media apa saja yang ada, berapa harganya, berapa lama diperlukan untuk mendapatkannya, dan format apa yang memenuhi selera pemakai (misalnya siswa dan guru).
Dalam hubungan ini Dick dan Carey (1978) menyebutkan bahwa di samping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya, setidaknya masih ada empat faktor lagi yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media. Pertama adalah ketersediaan sumber setempat. Artinya, bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, harus dibeli atau dibuat sendiri. Kedua adalah apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga dan fasilitasnya. Ketiga adalah Faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang lama. Artinya media bisa digunakan di mana pun dengan peralatan yang ada di sekitarnya dan kapan pun serta mudah dijinjing dan dipindahkan.
Faktor yang terakhir adalah efektivitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang. Ada sejenis media yang biaya produksinya mahal (seperti program film bingkai). Namun bila dilihat kestabilan materi dan penggunaan yang berulang-ulang untuk jangka waktu yang panjang program film bingkai mungkin lebih murah dari media yang biaya produksinya murah (misalnya brosur) tetapi setiap waktu materinya berganti.
Hakikat dari pemilihan media pada akhirnya adalah keputusan untuk memakai, tidak memakai, atau mengadaptasi media yang
F. Prosedur Pemilihan Media
Sebagaimana telah diuraikan di muka, usaha-usaha untuk mendapatkan kesepakatan tentang taksonomi media belum membawa hasil. Hal ini disebabkan karena tujuan pengelompokan maupun pemilihannya memang berlainan. Karena itu, kita juga tidak perlu heran bila kemudian timbul berbagai jenis, cara, maupun prosedur pemilihan media. Namun demikian, bila dilihat dari bentuknya, cara-cara tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga model yaitu model flowchart yang menggunakan sistem pengguguran (atau eliminasi) dalam pengambilan keputusan pemilihan, model matriks
yang menangguhkan proses pengambilan keputusan pemilihan sampai seluruh kriteria pemilihannya diidentifikasi, dan model checklist yang juga menangguhkan keputusan pemilihan sampai semua kriterianya dipertimbangkan. Meskipun belum ada penelitian khusus tentang hal ini, tampaknya model checklist lebih sesuai untuk membakukan prosedur pemilihan media jadi, model matriks lebih serasi untuk digunakan dalam pemilihan media rancangan, sedang model flowchart dapat digunakan baik untuk menggambarkan proses pemilihan media jadi maupun media rancangan.
Beberapa contoh tentang masing-masing bentuk ini akan dapat anda lihat dalam Gambar 3.1 sebagai ilustrasi.
Pada flowchart di atas, hal yang dijadikan sebagai masukan adalah permintaan akan kebutuhan film tertentu (misalnya dari Fakultas). Setelah melewati berbagai tahap pengguguran, kesimpulan akhirnya adalah membeli atau tidak. Ingat bahwa pada tahap evaluasi, semua persyaratan atau kriteria telah dituangkan dalam format evaluasi (kuesioner, opinioner, checklist) yang biasanya telah dibakukan.
Gambar 3.1 Flowchart Proses Pembelian Film (Cabaceiros 1978)
Gambar 3.2 Pemilihan Media Menurut Modus belajar Mandiri (Gagne dan Reiser)
berlatih Alat
eraktif TV
terprogram belajar komputer
int
video kaset
bingkai Film film
film rangkai film
bingkai Film
bergambar fteks
[image:13.595.100.515.440.683.2]Gambar 3.3 Pemilihan Media Menurut Modus Siaran (Gagne dan Reiser)
Prosedur lain untuk pemilihan media dibuat dalam bentuk matriks seperti yang dikembangkan oleh Wilbur Schramm (1977) yang ingin melihat kesesuaian media dengan tingkat kesulitan pengendalian oleh pemakai. Model ini kemudian ditambah dan di adaptasi oleh Yusufhadi Miarso menjadi seperti yang tampak pada Gambar 3.4.
Contoh lain yang juga mempergunakan pendekatan matriks adalah model yang dikembangkan oleh Alien. Alien melihat bahwa media tertentu mempunyai kelebihan-kelebihan tertentu terhadap yang lain untuk tujuan belajar tertentu dan sebaliknya.
Gambar 3.4 pemilihan Media menurut Kontrol Pemakai
Kontrol Media Pertabel Untuk di
rumah Siap setiapsaat Terkendali Mandiri Umpanbalik
Televisi tidak ya tidak tidak ya tidak
Radio ya ya tidak tidak ya tidak
Film ya ya ya sulit sulit tidak
Video kaset tidak sulit ya ya ya tidak
Slide ya ya ya ya ya tidak
Film strip ya ya ya ya ya tidak
Audio kaset ya ya ya ya ya tidak
Piringan hitam tidak ? ya ya sulit tidak
Buku ya ya ya ya ya tidak
Teks program ya ya ya ya ya ya
Komputer tidak tidak ya ya sulit ya
Permainan ya ya ya ya tidak ya
Gambar 3.4 pemilihan Media menurut Kontrol Pemakai
Kontrol Media Pertabel Untuk di
rumah Siap setiapsaat Terkendali Mandiri Umpanbalik
Televisi tidak ya tidak tidak ya tidak
Radio ya ya tidak tidak ya tidak
Film ya ya ya sulit sulit tidak
Video kaset tidak sulit ya ya ya tidak
Slide ya ya ya ya ya tidak
Film strip ya ya ya ya ya tidak
Audio kaset ya ya ya ya ya tidak
Piringan hitam tidak ? ya ya sulit tidak
Buku ya ya ya ya ya tidak
Teks program ya ya ya ya ya ya
Komputer tidak tidak ya ya sulit ya
Permainan ya ya ya ya tidak ya
FORMAT EVALUASI MEDIA
1. Judul : 2. Sumber : 3. Prosedur :
4. Tanggal hak Cipta ;
5. Format (Buku, Film, Video dll) :
6. Uraian Format : suara, Warna Hitam/putih 7. Bidang studi :
8. Akan digunakan pada (jurusan/tingkat) 9. Tujuan instruksional yang harus diselesaikan 10. siswa yang menjadi sasaran :
11. jumlah yang dilayani/tahun
Buruk ... Bagus
Kesesuaian dengan tujuan 1 2 3 4 5
Kosa kata 1 2 3 4 5
Penyusunan materi 1 2 3 4 5
Kemungkinan bertahan lama 1 2 3 4 5
Kecepatan presentasi 1 2 3 4 5
Kesesuaian untuk berbagi 1 2 3 4 5
Jenis siswa 1 2 3 4 5
Kualitas validasi prosedur 1 2 3 4 5
Kualitas pedoman guru 1 2 3 4 5
Kualitas suara 1 2 3 4 5
Kualitas gambar/visual 1 2 3 4 5
13. Penilaian secara
14. Apakah akan dipergunakan oleh pengajar/jurusan lain? ... ya, ...tidak 15. Apakah Anda akan mempergunakannya? ... ya, ...tidak
16. Apakah diperlukan alat atau sarana lain untuk menggunakannya? ... ya, ... tidak
17. Sarana pembelian ... sekarang ... nanti ... tak usah Saran dan komentar Anda:
... ... ... ...
Format evaluasi seperti di atas mungkin diolah dan dikembangkan sesuai dengan keperluan setempat.
Rangkuman
Ada beberapa model atau pedoman yang dapat dipakai untuk pemilihan media pengajaran. Di lihat dari bentuknya pedoman pemilihan media tersebut dapat dibedakan menjadi tiga model, yaitu bagan arus (flow chart), matriks dan check list.
Dalam kondisi demikian sebelum guru memutuskan digunakan tidaknya suatu media tentunya perlu dilakukan evaluasi terhadap media yang akan dipakai.
Latihan :
1. Apa yang mendasari anda dalam pertimbangan pemilihan media pembelajaran ? 2. Uraikan prosedur pemilihan media pembelajaran !
3. Bagaimanakah gambaran menyeluruh dalam proses pemilihan media pembelajaran ! 4. Buatlah suatu media pembelajaran yang sesuai dengan topik pada suatu mata