• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENSTRA BLH 2013 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RENSTRA BLH 2013 2018"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA STRATEGIS

( RENSTRA )

BADAN LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN BOJONEGORO

(2)

2

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah S.W.T, atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan dokumen Rencana Strategis Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro Tahun 2013 – 2018, sebagai pedoman untuk melaksanakan program dan kegiatan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan.

Dokumen ini menggambarkan arah yang jelas tentang kondisi pembangunan masa depan yang ingin dicapai melalui penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro dalam 5 (lima) tahun mendatang, disertai dengan penjelasan yang operasional mengenai tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan sehingga diharapkan dokumen ini dapat menjadi acuan dan pedoman serta pertimbangan dalam melakukan perencanaan dan evaluasi untuk melaksanakan upaya-upaya pengelolaan lingkungan hidup bagi Pemerintah Kabupaten Bojonegoro secara terpadu dan berkelanjutan.

Dengan segala kerendahan hati, kami mohon saran dan masukan untuk dapat lebih meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan hidup yang lebih baik lagi di Kabupaten Bojonegoro. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung atas dukungan dan partisipasinya dalam penyusunan dan penyempurnaan dokumen ini.

Akhir kata semoga RENSTRA BLH Kabupaten Bojonegoro Tahun 2013 – 2018 ini dapat bermanfaat sehingga bisa lebih meningkatkan kinerja BLH Kabupaten Bojonegoro dalam pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan di Kabupaten Bojonegoro secara optimal dan terpadu dalam rangka menjaga serta melestarikan fungsi lingkungan hidup.

Bojonegoro, Januari 2014 Kepala Badan Lingkungan Hidup

Kabupaten Bojonegoro

Ir. TEDJO SUKMONO, MM.

(3)

3

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Tujuan Pelaksanaan DAK Bidang LH 2013 1.2 Landasan Hukum

1.3 Maksud dan Tujuan

1.4 Hubungan Antar Dokumen 1.5 Sistematika Penulisan

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi BLH 2.2 Sumber Daya

2.3 Kinerja Pelayanan

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan

BAB III ISU – ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati Terpilih 3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra BLH

3.4 Telaahan RTRW dan KLHS 3.5 Penentuan Isu – Isu Strategis

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN

KEBIJAKAN

4.1 Visi dan Misi BLH

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah 4.1 Strategi dan Kebijakan

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

5.1 Pengantar

(4)

4

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN

DAN SASARAN RPJMD

6.1 Pengantar

6.2 Indikator Kinerja Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD (TABEL 6.1)

BAB VII KAIDAH PELAKSANAAN

(5)

5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Upaya perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup diselenggarakan berdasarkan manfaat dan lestari, kerakyatan, keadilan, kebersamaan, keterbukaan dan keterpaduan dengan tujuan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang berkeadilan dan berkelanjutan.

Untuk mendukung azas dan tujuan penyelenggaran pembangunan Lingkungan Hidup tersebut, diperlukan arah dan kebijakan pembangunan yang tertuang dalam perencanaan utuh, terpadu dan menyeluruh baik dalam bentuk rencana jangka panjang yang bersifat makro maupun rencana jangka menengah dan tahunan yang lebih mikro, bersifat teknis dan operasional.

Pembangunan Lingkungan Hidup di daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sehingga dalam proses perencanaannya tidak terlepas atau merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rencana-rencana pembangunan nasional.

Oleh sebab itu dibutuhkan suatu perencanaan strategis untuk menentukan strategi atau arahan yang akan dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro dalam mendukung pencapaian sasaran pembangunan daerah yang telah ditetapkan dalam dokumen RPJMD Kabupaten Bojonegoro Tahun 2013 – 2018.

Rencana Strategis (RENSTRA) Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro merupakan dokumen perencanaan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro untuk periode 5 (lima) tahun (2013 - 2018) yang memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Program dan Kegiatan serta ukuran keberhasilan dalam pelaksanaannya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro yang disusun dengan berpedoman pada RPJMD dengan memperhatikan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul.

(6)

6

tugas pokok dan fungsi Badan Lingkungan Hidup dan dibuat dengan tujuan untuk memberikan pedoman dan fasilitasi dalam penyelenggaraan pemerintahan umum demi tercapainya akuntabilitas kinerja.

Renstra Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro merupakan penjabaran dari RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kabupaten Bojonegoro tahun 2013 – 2018. Selanjutnya Renstra Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro menjadi landasan maupun pedoman bagi penyusunan Renja (Rencana Kerja) tahunan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro selama kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan.

1.2 DASAR HUKUM PENYUSUNAN

Landasan penyusunan Rencana Strategis Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro Tahun 2013 – 2018 sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ;

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ; 3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota ;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah ;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

(7)

7

9. Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 5 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bojonegoro maka Tugas Pokok dan Fungsi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro.

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

Rencana Strategis (Renstra) Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro Tahun 2013 – 2018 disusun dengan maksud menyediakan dokumen perencanaan bagi Badan Lingkungan Hidup untuk kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan, dengan tujuan :

 Sinkronisasi Tujuan, Sasaran, Program dan Kegiatan BLH Kabupaten Bojonegoro dengan RPJMD Kabupaten Bojonegoro;

 Menyediakan bahan serta pedoman untuk penyusunan Rencana Kinerja

(Renja) Tahunan BLH Kabupaten Bojonegoro dalam kurun waktu 2013 – 2018;

 Memberikan arah dan tujuan yang akan dicapai dalam pembangunan lingkungan hidup di Kabupaten Bojonegoro selama 5 (lima) Tahun ke depan;

 Meningkatkan pelaksanaan tugas dan fungsi BLH sebagai pelaksana kebijakan daerah di bidang lingkungan hidup dengan menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Dokumen Rencana Strategis Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro disusun dengan Sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang perlunya disusun renstra, maksud dan tujuan, landasan hukum penyusunan, keterkaitan renstra Badan

Lingkungan Hidup dengan dokumen perencanaan lainnya dan sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP

(8)

8

dan Fungsi, Sumber Daya SKPD serta kondisi Badan Lingkungan Hidup pada saat ini dan juga kondisi yang diinginkan Badan Lingkungan Hidup dan proyeksi ke depan.

BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN

FUNGSI

Bab ini berisikan mengenai permasalahan yang dihadapi berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Badan Lingkungan Hidup, juga diuraikan mengenai peluang dan prioritas dalam menangani permasalahan/ kendala dengan memanfaatkan peluang yang ada.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN

KEBIJAKAN

Dalam bab ini diuraikan tentang Visi, Misi Badan Lingkungan Hidup, Tujuan yang merupakan penjabaran misi yang lebih spesifik dan terukur, serta Sasaran Badan Lingkungan Hidup selama kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan, juga memuat Strategi dan arah Kebijakan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran sebagaimana yang tertuang dalam Visi dan Misi BLH Kabupaten Bojonegoro.

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR

KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN

INDIKATIF

Berisikan uraian singkat mengenai perencanaan program dan kegiatan beserta Tabel tentang Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif.

BAB VI INDIKATOR KINERJA BLH YANG MENGACU PADA TUJUAN

DAN SASARAN RPJMD

(9)

9

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI BLH

Kedudukan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro adalah sebagai Lembaga Teknis Daerah yang merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berkedudukan dibawah serta bertanggungjawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah dengan tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang lingkungan hidup.

Adapun Susunan Organisasi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bojonegoro adalah sebagai berikut :

(10)

10

Dalam melaksanakan tugasnya Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro menyelenggarakan fungsi :

- Perumusan kebijakan teknis di bidang Lingkungan Hidup;

- Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah di bidang

Lingkungan Hidup;

- Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Lingkungan hidup;

- Pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai bidang

tugasnya.

Berdasarkan Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 5 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bojonegoro maka Tugas Pokok dan Fungsi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro ditetapkan sebagai berikut :

Pasal 134

(1) Kepala Badan lingkungan Hidup bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

(2) Kepala Badan Lingkungan Hidup mempunyai tugas memimpin Badan Lingkungan Hidup dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Lingkungan Hidup.

(3) Kepala Badan Lingkungan Hidup, mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan Perumusan Kebijakan teknis di bidang Lingkungan Hidup b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah di bidang

Lingkungan Hidup

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Lingkungan Hidup

d. Pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai bidang tugasnya.

Pasal 135

(1) Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang dalam hal melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Badan.

(2) Sekretaris mempunyai tugas menyiapkan bahan koordinasi dan memberikan pelayanan administratif.

(11)

11

a. Penyiapan Bahan Koordinasi dan pengendalian Rencana Program Kerja

b. Penghimpunan, pengelolaan, penilaian dan penyimpanan fungsional c. Penyusunan bahan data dalam rangka pembinaan teknis fungsional d. Penyusunan, pengiventarisasian dan pengkoordinasian data dalam

rangka peñata usahaan

e. Pelaksanaan urusan umum, kepegawaian, keuangan, program dan laporan

f. Pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai bidang tugasnya.

Pasal 136

(1) Sekretariat terdiri dari :

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Bagian Program dan Laporan.

(2) Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris.

Pasal 140

(1) Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam menjalankan tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Badan melalui Sekretaris.

(2) Kepala Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan dibidang pengembangan standarisasi pengkajian dampak lingkungan dan pembinaan teknis amdal serta bina lingkungan.

(3) Untuk menyelenggaraan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis pengembangan dan standarisasi dampak lingkungan dan bina Lingkungan serta pembinaan teknis amdal

(12)

12

c. Pengkajian lingkungan dan pengembangan perangkat system manajemen lingkungan

d. Pelaksana Kajian Lingkungan Strategis ( KLS) e. Pembinaan Laboratorium lingkungan

f. Pengembangan kebijakan, penilaian dan evaluasi Amdal

g. Pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai bidang tugasnya.

Pasal 141

(1) Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan terdiri dari :

a. Sub Bidang Bina Teknis dan Penerapan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

b. Sub Bidang Standarisasi dan Bina Lingkungan.

(2) Masing-masing Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan.

Pasal 144

(1) Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepala Badan melalui Sekretaris.

(2) Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan mempunyai tugas merumuskan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan dibidang pengawasan, pengendalian dan pencemaran air, udara, tanah serta kerusakan lingkungan.

(3) Untuk menyelenggaraan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan mempunyai fungsi :

a. Penyusunan kebijakan operasional pengawasan dan pengendalian pencemaran serta kerusakan Lingkungan

(13)

13

d. Pelaksanaan koordinasi pelaksanaan pengendalian pencemaran dan evaluasi pengelolaan lingkungan, serta pembinaan dan koordinasi upaya penegakan hukum lingkungan hidup

e. Pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan Bidang tugasnya.

Pasal 145

(1) Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan terdiri dari : a. Sub Bidang Pengawasan dan Kerusakan Lingkungan

b. Sub Bidang Rehabilitasi Lingkungan.

(2) Masing-masing Sub Bidang dipimpin dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan.

Pasal 148

(1) Bidang Konservasi dan Pemulihan Lingkungan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Badan melalui Sekretaris.

(2) Kepala Bidang Konservasi dan Pemulihan Lingkungan mempunyai tugas perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan dibidang konservasi keanekaragaman hayati pemulihan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup.

(3) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Bidang Konservasi dan Pengawasan dan Pemlihan Lingkungan mempunyai fungsi :

a. Penyusunan kebijakan operasional di bidang konservasi keanekaragaman hayati, pemulihan dan pelestarian fungsi Lingkungan hidup

b. Pelaksanaan Inventarisasi kegiatan konservasi, pemulihan dan pelestarian lingkungan hidup

c. Pembinaan pelaksanaan konservasi, pemulihan dan pelestarian lingkungan hidup

(14)

14

e. Pelaksanaan koordinasi pemilihan fungsi lingkungan akibat bencana alam dan kerusakan sumber daya alam hayati

f. Pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan Bidang tugasnya.

Pasal 149

(1) Bidang Konservasi dan Pemulihan Lingkungan terdiri dari : a. Sub Bidang Konservasi Lingkungan

b. Sub Bidang Pemulihan Lingkungan.

(3) Masing-masing Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Konservasi dan Pemulihan Lingkungan.

Pasal 152

(1) Bidang Pengkajian dan Laboratorium Lingkungan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam menjalankan tugasnya bertanggung jawab kepala Badan melalui Sekretaris.

(2) Kepala Bidang Pengkajian dan Laboratorium Lingkungan mempunyai tugas melakukan analisis hasil laboratorium, pembinaan, pelatihan dan evaluasi laboratorium lingkungan serta penelitian kualitas lingkungan.

(3) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Bidang Pengkajian dan Laboratorium Lingkungan mempunyai fungsi :

a. Penyusunan dan pemeriksaan parameter kualitas Lingkungan b. Pengujian dan pemeriksaan parameter kualitas lingkungan c. Pelaksanaan pelatihan dan pengembangan metode pengujian

d. Pengkoordinasian dengan instansi terkait dalam rangka pembangunan dan pengembangan laboratorium lingkungan di daerah

e. Pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan Bidang tugasnya.

Pasal 153

(15)

15

b. Sub Bidang Pengendalian Mutu.

(2) Masing-masing Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Pengkajian dan Laboratorium Lingkungan.

2.2 SUMBER DAYA BLH

a. Kondisi SDM Aparatur

Sosok Aparatur Badan Lingkungan Hidup hendaknya memiliki pengetahuan dan kualifikasi teknis dan fungsional di bidang lingkungan, serta kemampuan berkoordinasi dan bekerjasama dengan berbagai pihak dalam menangani berbagai permasalahan lingkungan. Selain itu juga harus mampu berkomunikasi secara efektif dalam memberikan pelayanan dan informasi serta kemampuan dalam melakukan pengukuran berbagai parameter lingkungan.

Adapun kualifikasi staf secara umum diasumsikan pada berbagai komposisi di BLH pada setiap level Struktur Organisasi tergantung pada banyak faktor yaitu :

 Fungsi, prioritas dan beban kerja dari setiap Sub Bidang dan Sub Bagian di BLH;

 Arah dan prioritas program dan kegiatan organisasi;

 Isu-isu permasalahan lingkungan yang berkembang di setiap daerah;

 Kemampuan Anggaran dan;

 Ketersediaan personil dengan kualifikasi dan pengalaman yang dibutuhkan. Sebagai gambaran mengenai ketersediaan SDM Aparatur Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro adalah bahwa sebagaian besar Aparatur berpendidikan Sarjana dan Magister. Hal ini merupakan salah satu faktor pendorong dan motivasi untuk menciptakan budaya kerja yang kondusif dalam melaksanakan tugas. Adapun komposisi pegawai Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro keadaan per 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut :

- Komposisi pegawai berdasarkan kelompok jabatan : a. Eselon II : 1 Orang;

(16)

16

d. Staf : 15 Orang.

- Komposisi pegawai berdasarkan kepangkatan/golongan : a. Golongan IV : 7 Orang;

b. Golongan III : 20 Orang; c. Golongan II : 5 Orang.

- Komposisi pegawai berdasarkan Tingkat Pendidikan : a. S2 (Magister) : 10 Orang;

b. S1 (Sarjana) : 15 Orang; c. D3 (Diploma 3) : 2 Orang; d. SLTA : 5 Orang.

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro masih belum memiliki pejabat fungsional Pengawas dan pejabat fungsional Pengendali Dampak Lingkungan, hal ini dikarenakan belum adanya SDM yang sesuai dengan klasifikasi yang dipersyaratkan untuk kedua jabatan tersebut, sehingga berdampak pada kurang optimalnya kinerja pengawasan dan pemantauan lingkungan, ke depannya akan diusulkan untuk kedua jabatan tersebut.

b. Sarana dan Prasarana

Salah satu sumber daya yang mendukung kelancaran pelaksanaan tugas adalah tersedianya sarana dan prasarana yang memadai guna menunjang upaya pengelolaan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup, hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa lingkungan hidup merupakan faktor fisik yang harus terus dijaga, dipelihara, dipertahankan dan ditingkatkan kualitas fungsinya untuk menopang sistem kehidupan dan pembangunan berkelanjutan.

Oleh sebab itu, ketersediaan sarana dan prasarana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang memadai merupakan faktor penunjang keberhasilan dalam pencapaian program/kegiatan. Dalam menunjang kelancaran pelaksanaan tugas Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro telah ditunjang sarana operasional berupa kendaraan roda empat sebanyak 5 (lima) unit dan kendaraan roda dua sebanyak 12 (dua belas) unit.

(17)

17

 Belum tersedianya gedung laboratorium lingkungan;

 Belum tersedianya ruang pertemuan;

 Minimnya peralatan laboratorium (portable) sebagai sarana penunjang kegiatan dan;

 Belum tersedianya mobil laboratorium lingkungan.

Adapun sarana prasarana penunjang kegiatan operasional lainnya seperti Komputer, Printer, Meja dan Kursi Kerja serta peralatan lainnya sudah cukup memadai dalam menunjang operasional kegiatan, akan tetapi masih perlu penambahan anggaran dalam rangka meningkatkan ketersediaan sarana prasarana penunjang lainnya.

2.3 KINERJA PELAYANAN BLH

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro dalam melaksanakan fungsinya sebagai Lembaga Teknis Daerah yang mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan Kebijakan Daerah di Bidang Lingkungan Hidup, terus berupaya untuk meningkatkan kinerjanya dalam rangka mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Sebagai pelaksana kebijakan di bidang lingkungan hidup, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro senantiasa mengedepankan pelayanan kepada masyarakat, khususnya dalam hal pemberian rekomendasi Amdal/UKL/UPL dan SPPL. Setiap kegiatan/usaha atau pembangunan di Kabupaten Bojonegoro yang diprakirakan memberikan dampak penting terhadap lingkungan hidup perlu melakukan studi analisa mengenai dampak lingkungan, dalam rangka mewujudkan hak masyarakat untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat.

(18)

18

dirasa masih kurang. Kewajiban menyusun dokumen kajian lingkungan hanya didasarkan pada adanya persyaratan perijinan semata.

Pembangunan lingkungan hidup menghendaki pemerintahan yang baik dengan indikator bersih dari korupsi, efektif dalam bekerja, transparan dan partisipatif dalam menentukan kebijakan dan program, serta konsisten dalam melaksanakan kebijakan tersebut. Keberhasilan program dan kegiatan juga harus didukung oleh sumber daya manusia yang cukup, sebagai pelaksana program/kegiatan.

Sampai saat ini Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro belum mempunyai tenaga fungsional pengendali dampak lingkungan dan fungsional pengawas lingkungan, sehingga fungsi pengawasan belum bisa berjalan secara optimal. Di samping itu juga belum ada laboratorium lingkungan dan juga belum adanya tenaga analis laboratorium sehingga pengujian paremeter lingkungan belum bisa dilaksanakan sendiri dikarenakan keterbatasan personil dan keterbatasan sarana prasarana yang ada.

Selain itu, BLH juga melayani pengaduan masyarakat terkait adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan, meskipun BLH belum mempunyai pos pengaduan masyarakat akan tetapi setiap ada kasus dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan, BLH selalu menindaklanjuti setiap pengaduan masyarakat yang masuk dan berusaha memfasilitasi terhadap penyelesaian kasus tersebut.

Oleh sebab itu ke depan diharapkan adanya peningkatan kapasitas kelembagaan lingkungan hidup guna mendukung kinerja BLH serta membangun kerjasama dan koordinasi yang harmonis antar stakeholder dalam penyelesaian berbagai masalah lingkungan hidup yang ada di Kabupaten Bojonegoro.

(19)

19

Sedangkan untuk SPM penyediaan informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomasssa, masih belum bisa dilaksanakan dikarenakan kurangnya SDM yang memahami tentang analisis kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomasssa, dan juga belum pernah dilakukan kajian analisis mengenai sifat dasar tanah sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 150 Tahun 2000 tentang Pengendalian Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa dan Permen LH Nomor 7 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengukuran Kriteria Baku Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa

Adapun tingkat capaian kinerja pelayanan Badan Lingkungan Hidup

Kabupaten Bojonegoro berdasarkan sasaran/target renstra periode sebelumnya ( 2009 – 2013 ), beserta anggaran dan realisasi pendanaan pelayanan sebagaimana

(20)

20

Tabel 2.1. Pencapaian Kinerja Pelayanan BLH Kabupaten Bojonegoro

No. Indikator Kinerja Target renstra SKPD tahun ke Satuan Realisasi Capaian tahun Rasio Capaian tahun ke

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1

Meningkatnya angka indeks standar

pencemaran udara kategori baik

0,60 0,50 0,40 0,30 0,20 Ppm 0,57 0,60 0,31 0,27 0,20 95 120 78 90 100

2

Meningkatnya persentase jumlah perusahaan yang memiliki IPAL

7,50 7,50 14,90 22,40 29,85 % 9,50 12,50 13,40 15,30 17,50 127 167 90 68 59

3

Menurunnya persentase jumlah kasus pencemaran lingkungan

76,60 76,60 67,20 57,70 52,20 % 75,00 74,00 61,60 59,00 50,20 98 97 92 102 96

4

Meningkatnya persentase jumlah perusahaan yang memiliki dokumen UKL, UPL dan Amdal

44,80 44,80 52,20 59,70 67,20 % 76,10 82,00 45,37 57,25 69,70 170 183 87 96 104

Tabel 2.2. Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan BLH Kabupaten Bojonegoro

No. Uraian Kegiatan Anggaran Realisasi Anggaran Rasio Capaian

Rata-rata Pertumbuhan 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 1 2 3 4 5 Anggaran Realisasi

I

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

1 Penyediaan Jasa

(21)

21

No. Uraian Kegiatan Anggaran Realisasi Anggaran Rasio Capaian Rata-rata Pertumbuhan

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 1 2 3 4 5 Anggaran Realisasi

2

Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik

0 4.000.000 5.492.000 6.140.000 26.098.480 0 1.355.707 1.510.293 5.145.913 1.957.840 0 34 27 84 8

3

Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor

60.530.000 20.000.000 0 0 0 59.299.000 19.719.000 0 0 0 98 99 0 0 0

4

Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional

41.400.000 15.000.000 29.950.000 43.465.000 50.612.500 16.101.000 13.788.500 24.760.322 35.867.355 11.550.874 39 92 83 83 23

5 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan

58.560.000 35.279.000 54.285.000 84.960.000 108.135.000 58.250.000 28.491.000 48.650.000 84.905.000 29.835.000 99 81 90 100 28

6 Penyediaan Jasa

Kebersihan Kantor 0 0 0 7.800.000 9.900.000 0 0 0 7.800.000 0 0 0 0 100 0

7 Penyediaan Alat

Tulis Kantor 24.000.000 4.998.900 7.500.000 11.850.000 15.932.000 19.605.100 4.883.600 7.109.300 8.946.000 5.453.160 82 98 95 75 34

8 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan

20.000.000 5.000.000 7.149.900 10.500.000 10.070.000 17.830.900 3.786.195 6.121.260 8.669.300 2.828.650 89 76 86 83 28

9

Penyediaan Komponen Instalasi

Listrik/Penerangan Bangunan Kantor

0 0 0 1.200.000 750.000 0 0 0 1.072.500 429.000 0 0 0 89 57

10

Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor

0 0 62.980.000 13.530.000 43.250.000 0 0 62.265.000 12.988.050 38.029.400 0 0 99 96 88

11 Penyediaan Makanan dan Minuman

(22)

22

No. Uraian Kegiatan Anggaran Realisasi Anggaran Rasio Capaian Rata-rata Pertumbuhan

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 1 2 3 4 5 Anggaran Realisasi

12

Rapat-rapat Kordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah

113.550.000 61.500.000 98.350.000 179.525.000 165.000.000 75.364.000 61.408.400 98.345.455 142.169.465 69.984.468 66 100 100 79 42

13 Rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam Daerah

26.675.000 6.500.000 12.000.000 10.400.000 20.000.000 7.789.450 6.380.000 11.503.000 9.295.000 10.750.000 29 98 96 89 54

II

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

1 Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional

0 0 0 415.530.000 312.267.950 0 0 0 331.776.650 0 0 0 0 80 0

2 Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor

0 0 22.517.500 10.445.000 23.580.000 0 0 22.387.500 9.731.636 22.590.000 0 0 99 93 96

3 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor

0 0 0 2.100.000 5.000.000 0 0 0 2.065.500 803.500 0 0 0 98 16

4

Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor

0 40.000.000 6.800.000 0 0 38.800.000 6.799.130 0 2.525.000 0 97 100 0 0

5

Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor

0 0 5.000.000 6.000.000 12.000.000 0 0 5.000.000 4.165.000 2.525.000 0 0 100 69 21

III Program Peningkatan Disiplin Aparatur

1 Pengadaan Pakaian Khusus Hari-Hari Tertentu

(23)

23

No. Uraian Kegiatan Anggaran Realisasi Anggaran Rasio Capaian Rata-rata Pertumbuhan

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 1 2 3 4 5 Anggaran Realisasi

IV

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

1 Pendidikan dan

Pelatihan Formal 0 0 0 20.000.000 30.000.000 0 0 0 7.500.000 0 0 0 0 38 0

V

Program Peningkatan Pengembangan Sistem

Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

1

Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD

0 0 8.280.000 9.282.000 14.943.000 0 0 8.238.350 8.482.000 5.659.950 0 0 99 91 38

VI

Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

1

Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan

105.195.000 51.000.000 29.945.000 92.720.000 107.697.170 98.767.000 50.412.000 28.965.000 87.529.000 0 94 99 97 94 0

2

Pengembangan Teknologi Pengolahan Persampahan

95.000.000 65.250.000 19.900.000 0 0 91.010.000 57.547.400 19.465.000 0 0 96 88 98 0 0

3 Bimbingan Teknis

(24)

24

No. Uraian Kegiatan Anggaran Realisasi Anggaran Rasio Capaian Rata-rata Pertumbuhan

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 1 2 3 4 5 Anggaran Realisasi

4 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

10.621.935 0 0 0 0 8.725.500 0 0 0 0 82 0 0 0 0

VII

Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

1 Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura

200.000.000 160.000.000 160.000.000 160.000.000 144.500.000 173.715.500 116.317.000 127.603.570 124.063.732 62.377.700 87 73 80 78 43

2 Pemantauan Kualitas Lingkungan

31.920.000 15.000.000 20.000.000 24.460.000 57.000.000 23.593.000 10.000.000 14.509.500 23.660.000 1.364.500 74 67 73 97 2

3

Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup

51.000.000 15.000.000 25.000.000 46.000.000 75.000.000 47.323.000 12.602.500 22.425.000 28.938.300 10.965.000 93 84 90 63 15

4 Pengelolaan B3

dan Limbah B3 0 0 0 20.000.000 20.000.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 Koordinasi Penyusunan Amdal

0 0 0 24.220.000 15.000.000 0 0 0 4.635.000 0 0 0 0 19 0

VIII

Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

1

Konservasi Sumber Daya Air dan Pengendalian Kerusakan Sumber-Sumber Air

(25)

25

No. Uraian Kegiatan Anggaran Realisasi Anggaran Rasio Capaian Rata-rata Pertumbuhan

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 1 2 3 4 5 Anggaran Realisasi

2

Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Perlindungan dan Konservasi SDA

68.310.150 0 29.394.000 70.000.000 72.000.000 35.039.100 0 27.349.500 61.711.200 37.665.500 51 0 93 88 52

IX

Program Pemb. Ketenagakerjaan Lingkungan Sosial Industri Hasil Tembakau

1

Pelaksanaan Pengujian, Pemeriksaan dan Penelitian di bidang Higiene, Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Penyerasian anatara Pekerja dan Lingkungan Kerja

52.319.100 0 0 0 0 46.809.000 0 0 0 0 89 0 0 0 0

2

Penelitian, Kajian dan Evaluasi Dampak Sosial, Ekonomi dan Kesehatan akibat tembakau dan Rokok

59.500.000 0 0 0 0 52.863.000 0 0 0 0 89 0 0 0 0

X

Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan LH

(26)

26

No. Uraian Kegiatan Anggaran Realisasi Anggaran Rasio Capaian Rata-rata Pertumbuhan

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 1 2 3 4 5 Anggaran Realisasi

1 Pengembangan Data & Informasi Lingkungan

0 0 70.590.000 41.500.000 41.998.600 0 0 9.935.000 9.642.000 13.342.000 0 0 14 23 32

2

Penyusunan Data SDA dan Neraca Sumber Daya Hutan Nasional dan Daerah

18.188.000 7.000.000 0 0 0 12.571.600 5.815.500 0 0 0 69 83 0 0 0

XI

Program Peningkatan Pengendalian Polusi

1

Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat dan Limbah Cair

0 15.000.000 0 64.100.000 75.000.000 0 12.867.500 0 13.145.000 12.937.500 0 86 0 21 17

2

Pembangunan Tempat Pembuangan Benda Padat/Cair Yg Menimbulkan Polusi

130.452.500 85.000.000 195.000.000 464.820.000 620.175.500 124.810.450 83.717.750 193.462.500 457.649.000 3.605.000 96 98 99 98 1

XII

Program Penyuluhan, Pembinaan & Pengawasan Cukai Rokok serta Penindakan Rokok Ilegal

1

Memberi Peringatan bagi para Industri rokok yg tidak mentaati peraturan yg berlaku

(27)

27

No. Uraian Kegiatan Anggaran Realisasi Anggaran Rasio Capaian Rata-rata Pertumbuhan

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 1 2 3 4 5 Anggaran Realisasi

2

Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan LH bagi Kegiatan Perkebunan Tembakau, Industri Hasil Tembakau dan Industri pendukungnya

19.895.000 24.452.500 0 0 0 10.300.000 14.152.500 0 0 0 0 71 0 0 0

3

Pembinaan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) Kegiatan

Perkebunan Tembakau, Industri Hasil Tembakau dan Industri Pendukungnya

0 50.000.000 0 0 0 40.230.000 0 0 0 0 80 0 0 0

4

Pengadaan Prasarana Pemantauan Lingkungan dalam rangka

Pengawasan Kinerja Lingk. bagi Kegiatan

Perkebunan Tembakau, Industri Hasil Tembakau dan Industri pendukungnya

(28)

28

No. Uraian Kegiatan Anggaran Realisasi Anggaran Rasio Capaian Rata-rata Pertumbuhan

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 1 2 3 4 5 Anggaran Realisasi

5

Peningkatan Kualitas SDM Pengelolaan Lingkungan bagi Aparatur, Masy. dan Kegiatan Perkebunan Tembakau, Industri Hasil Tembakau dan Industri pendukungnya

0 82.050.000 0 0 0 0 71.757.500 0 0 0 0 87 0 0 0

6

Pengawasan dan Pemantauan Kinerja

Lingkungan pada Keg. Perkebunan Tembakau, Industri Hasil Tembakau dan Industri pendukungnya

0 46.950.000 20.000.000 0 0 0 30.370.000 0 0 0 0 65 0 0 0

7

Pengambilan Uji Kualitas Udara dan Emisi serta Air Sungai di lingkungan Industri Rokok

0 0 45.000.000 0 0 0 0 1.670.000 0 0 0 0 4 0 0

8

Pembuatan Data Laporan Pemantauan Kualitas Air, Udara di lingk. Industri Hasil Tembakau terkait Amdal

(29)

29

No. Uraian Kegiatan Anggaran Realisasi Anggaran Rasio Capaian Rata-rata Pertumbuhan

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 1 2 3 4 5 Anggaran Realisasi

9

Penanaman Tanaman MPTS/Kayu-kayuan dlam rangka Pengamanan Sumber Mata Air

0 0 48.000.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Bojonegoro, Januari 2014

Mengetahui,

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOJONEGORO

Ir. TEDJO SUKMONO, MM.

(30)

30

2.4 TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro terus berupaya untuk meningkatkan kinerjanya dalam rangka mewujudkan pelayanan yang prima kepada masyarakat terkait penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang lingkungan hidup.

Luasnya cakupan layanan yang harus ditangani BLH, belum optimalnya penegakan aturan di bidang lingkungan hidup dan kurangnya kesadaran dari pelaku usaha/kegiatan dalam penerapan dokumen lingkungan merupakan tantangan tersendiri bagi BLH kabupaten Bojonegoro saat ini. Akan tetapi hal tersebut justru menjadi motivasi bagi BLH Kabupaten Bojonegoro untuk dapat terus berinovasi melakukan pengembangan kinerja dan pelayanannya.

Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan BLH Kabupaten Bojonegoro bertekad untuk dapat melayani masyarakat lebih baik lagi terkait pemberian rekomendasi Amdal, UKL/UPL dan SPPL dengan melaksanakan pembinaan penilaian dan evaluasi pelaksanaan. Di dukung dengan adanya KLHS dan RTRW maka akan lebih memudahkan dalam pemberian ijin lingkungan dan pelaksanaan evaluasi daya dukung dan daya tampung lingkungan. Cakupan layanan lingkungan hidup yang begitu luas membutuhkan koordinasi dan sinergi antar stakeholder.

Saat ini BLH Kabupaten Bojonegoro sudah memiliki 2 mobil operasional pemantauan dan pengawasan lingkungan guna mendukung kinerja pemantauan dan pengawasan usaha/kegiatan dan industri yang berpotensi mencemari lingkungan baik yang sifatnya rutin maupun insidentil terkait pengaduan masyarakat. Selain itu juga pemantapan koordinasi upaya penegakan hukum lingkungan dengan mengusulkan jabatan fungsional pengendali dampak lingkungan dan jafung pengawas lingkungan.

Selanjutnya dari segi pengembangan sistem informasi BLH Kabupaten Bojonegoro sudah memiliki website dengan alamat

http://blh.bojonegorokab.go.id/ dan email dengan alamat blhidup@bojonegorokab.go.id

(31)

31

Dengan dukungan sarana Local Area Network (LAN), setiap bidang dapat saling tukar menukar data, mengakses internet, mencari dan menukar data dengan mudah guna menunjang kegiatan BLH Kabupaten Bojonegoro.

Adapun program unggulan untuk 5 tahun ke depan di antaranya adalah ; 1. Pembangunan Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) di sentra-sentra industri

kecil sebagai percontohan dan langkah awal dalam menurunkan beban pencemaran air dengan pengolahan limbah yang tepat, sehingga limbah cair yang dibuang ke badan air sudah memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan. 2. Pembangunan Instalasi Biogas di sentra industri tahu dan di lingkungan peternak sapi dalam rangka mengurangi tingkat pencemaran udara (menurunkan efek emisi GRK) sehingga dapat menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, dengan memanfaatkan potensi limbah yang berbahaya menjadi energi alternatif terbarukan (biogas).

3. Pembangunan sumur resapan di daerah – daerah rawan kekeringan dan pembuatan lubang biopori yang berfungsi sebagai :

1. Resapan air hujan untuk mengurangi aliran air permukaan (run off) dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga memperkecil terjadinya banjir dan erosi;

2. Mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air tanah;

3. Mencegah penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan.

4. Program/Kegiatan pendampingan dan pembinaan Adiwiyata dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup (sekolah berbudaya lingkungan) dan menanamkan budaya peduli lingkungan sejak dini.

5. Program/Kegiatan Menuju Indonesia Hijau, Kalpataru, pendampingan dan

pembinaan “Desa Berseri” dan masih banyak lagi program – program dari

(32)

32

6. Program/Kegiatan “Gerbang Bojonegoro Bersinar” (Gerakan Bangga

Bojonegoro Bersih, Sehat, Indah, Asri dan Rapi) sebagai sarana evaluasi dan pemantauan kualitas lingkungan dalam rangka mendukung pencapaian ADIPURA KENCANA yang akan diadakan rutin tiap tahun, guna mewujudkan lingkungan kota dan desa yang bersih, sehat, indah dan nyaman.

(33)

33

BAB III

ISU

ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS FUNGSI

3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PELAYANAN

Kedudukan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro adalah sebagai Lembaga Teknis Daerah yang merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berkedudukan dibawah serta bertanggungjawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah dengan tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang lingkungan hidup.

Sebagaimana yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Bojonegoro 2013 – 2018, bahwa masalah lingkungan menjadi isu yang sangat penting di Kabupaten Bojonegoro karena adanya kegiatan eksploitasi sumber daya migas dan penambangan pasir sungai secara liar yang berpotensi merusak lingkungan. Sisi positif perkembangan ekonomi yang didorong oleh pesatnya pertumbuhan sektor migas memicu perkembangan sektor ekonomi lainnya, juga membawa dampak negatif terjadinya penurunan kualitas air dan udara, ketika kualitas lingkungan mengalami penurunan, produktifitas sektor pertanian dan perkebunan yang sangat tergantung pada kualitas lingkungan juga akan menurun.

Konversi lahan pertanian ke lahan terbangun mengakibatkan berkurangnya pesediaan air tanah di wilayah catchment utama, perubahan iklim dan cuaca, ancaman bencana alam banjir, longsor, dan kekeringan menjadi tantangan sekarang dan di masa mendatang, sehingga upaya-upaya penanggulangan bencana dan penyadaran kelestarian lingkungan harus terus dilakukan.

(34)

34

1. Belum adanya pos pengaduan masyarakat terkait dugaan kasus pencemaran dan perusakan lingkungan;

2. Belum adanya laboratorium lingkungan dan tenaga laboratorium yang kompeten di bidangnya;

3. Belum adanya perda tentang ijin lingkungan dan;

4. Masih lemahnya penegakan hukum lingkungan dikarenakan belum adanya jabatan fungsional pengendali dampak lingkungan dan fungsional pengawas lingkungan.

Berbagai macam persoalan mengenai lingkungan hidup merupakan suatu masalah bersama yang dihadapi oleh manusia. Manusia perlu menanggapinya dengan serius sambil mengusahakan suatu solusi yang terbaik. Oleh karena itu, hal-hal yang perlu dilakukan sebagai usaha melestarikan lingkungan hidup antara lain; upaya rekonsiliasi, perubahan konsep tentang alam dan penanaman budaya pelestari.

BLH Kab. Bojonegoro sebagai kepanjangan tangan Kepala Daerah dalam

melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang lingkungan

hidup bukanlah eksekutor akan tetapi peranannya sangatlah penting dalam mengkoordinasikan dan mensinergikan kebijakan dan program-program pemerintah Kabupaten Bojonegoro di bidang lingkungan hidup. Cakupan layanan lingkungan hidup yang begitu luas membutuhkan koordinasi dan sinergitas antar SKPD terkait.

Kepedulian dari berbagai pihak mulai dari pengambil kebijakan, pelaksana kebijakan, pelaku usaha/kegiatan dan industri serta segenap warga masyarakat Bojonegoro amatlah penting dalam upaya pelestarian dan keberlanjutan fungsi lingkungan hidup yang ada di Kabupaten Bojonegoro.

Dalam hal ini kebijakan yang diambil oleh Kepala Daerah sangatlah menentukan dalam rangka mendukung terlaksananya pelestarian fungsi LH. Kebijakan pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah kebijakan pembangunan yang pro environment dengan menempatkan isu Lingkungan Hidup sebagai prioritas utama dalam setiap pendekatan pembangunan sebagai

“environmental mainstreaming in development” serta dijadikan sebagai dasar dalam

(35)

35

3.2 TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KDH DAN WAKIL KDH

TERPILIH

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bojonegoro 2013 – 2018 menetapkan Visi yang merupakan keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan yaitu “Terwujudnya Pondasi Bojonegoro Sebagai Lumbung Pangan Dan Energi Negeri Yang Produktif, Berdaya Saing, Adil,

Sejahtera, Bahagia, dan Berkelanjutan.”

Berlandaskan kepada makna Visi Kabupaten Bojonegoro, maka ditetapkan Misi Kabupaten Bojonegoro 2013 – 2018 sebagai berikut :

1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, seimbang dan berkelanjutan berbasis ekonomi kerakyatan dan keunggulan daerah;

2. Meningkatkan kualitas hidup, pelayanan pendidikan dan kesehatan yang terjangkau bagi seluruh masyarakat;

3. Memantapkan pengelolaan sarana prasarana, sumber daya alam, infrastruktur, dan industri jasa yang berkualitas;

4. Mewujudkan kualitas lingkungan hidup yang bersih dan nyaman;

5. Meningkatkan modal sosial masyarakat guna menopang daya tahan, keamanan ketertiban dan kebahagiaan masyarakat yang kondusif serta menjaga kehidupan bernegara yang demokratis;

6. Meningkatkan profesionalisme pelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan transparan berlandaskan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik.

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro mendukung pelaksanaan misi ke-4 dari RPJMD Kabupaten Bojonegoro yaitu “Mewujudkan kualitas lingkungan hidup yang

bersih dan nyaman” bermakna terwujudnya Kabupaten Bojonegoro yang nyaman, bersih, dan menyenangkan sebagai tempat tinggal, tempat bekerja dan bermain, dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.

Tujuan dan Sasaran pembangunan daerah Pemerintah Kabupaten Bojonegoro di bidang lingkungan selama kurun waktu jangka menengah lima tahun yang ingin dicapai adalah “Terwujudnya Kabupaten Bojonegoro sebagai tempat hunian yang aman, nyaman, dan layak bagi masyarakat”, dengan

(36)

36

- Meningkatnya kualitas lingkungan hidup yang bersih dan sehat;

- Meningkatnya pengelolaan sampah perkotaan dan kecamatan;

- Tertanganinya bencana alam banjir, kekeringan dan dampak perubahan iklim lainnya;

- Meningkatnya kesiapsiagaan pemerintah dan masyarakat dalam upaya mengurangi resiko bencana dan perubahan iklim;

- Meningkatkan luasan dan kualitas ruang terbuka hijau (RTH);

- Terwujudnya Kabupaten Bojonegoro sebagai tempat bekerja, bermain, dan bermukim yang layak huni, sehat, dan terjangkau oleh masyarakat;

tingkat keberhasilan misi ini pada setiap tahunnya diukur dengan tercapainya indikator meningkatnya ruang terbuka hijau, meningkatnya penanganan bencana dan meningkatnya pengelolaan sampah.

Arah kebijakan pembangunan Kabupaten Bojonegoro tahun pertama dan kedua sebagaimana yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Bojonegoro Tahun 2013 – 2018 difokuskan kepada pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM) dan penanganan permasalahan yang mendesak seperti banjir, kekeringan, konektivitas antar wilayah yang dilakukan di bidang fisik infrastruktur, dan tetap dilanjutkan dengan konsisten pada tahun – tahun selanjutnya serta meningkatkan pelayanan masyarakat dengan meningkatkan “Kualitas Hidup dan

Kesehatan” yang dituangkan dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA)

Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.

Adapun Arah Kebijakan urusan lingkungan hidup sebagaimana yang tertuang dalam RPJMD yaitu :

- melaksanakan pemantauan kualitas air, tanah, dan udara;

- melakukan pengawasan ketaatan pelaku usaha/kegiatan, dan masyarakat guna menurunkan pencemaran lingkungan;

- melakukan edukasi pelaku usaha dan masyarakat untuk menggunakan teknologi yang ramah lingkungan dalam kegiatan pembangunan ekonomi sehingga tidak mempercepat terjadinya degradasi dan pencemaran lingkungan;

(37)

37

- menegakkan hukum terkait perusakan dan pencemaran lingkungan secara tegas dan adil.

Dalam rangka mewujudkan Visi Misi RPJMD di atas, BLH Kabupaten Bojonegoro harus berkoordinasi dan bersinergi dengan SKPD terkait. Keberadaan BLH Kabupaten Bojonegoro sebagai pelaksana kebijakan daerah di bidang LH memang benar adanya, akan tetapi sebagai eksekutor terhadap keberlangsungan/kelestarian fungsi lingkungan hidup yang ada di Kabupaten Bojonegoro merupakan tanggungjawab kita bersama selaku warga masyarakat Bojonegoro.

Dalam RPJMD Kabupaten Bojonegoro 2013 – 2018 disebutkan bahwa prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dapat dijadikan parameter untuk menilai sejauh mana kebijakan pembangunan lingkungan hidup yang diselenggarakan oleh pemerintah. Berbagai aktivitas pembangunan termasuk kegiatan perekonomian dilakukan dengan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada, dengan tetap memperhatikan dan menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan demi masa depan penerus bangsa.

3.3 TELAAHAN RENSTRA K/L DAN RENSTRA BLH

Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Negara LH Nomor 11 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis Kementrian Lingkungan Hidup disebutkan bahwa Visi kementrian LH adalah “Terwujudnya Kementrian LH

yang handal dan proaktif, serta berperan dalam pelaksanaan pembangunan

berkelanjutan, dengan menekankan pada ekonomi hijau” dengan Misi sebagi berikut :

1. Mewujudkan kebijakan pengelolaan SDA dan LH terintegrasi, guna mendukung tercapainya pembangunan berkelanjutan, dengan menekankan pada ekonomi hijau;

2. Melakukan koordinasi dan kemitraan dalam rantai nilai proses pembangunan untuk mewujudkan integrasi, sinkronisasi antara ekonomi dan ekologi dalam pembangunan berkelanjutan;

(38)

38

4. Melaksanakan tatakelola pemerintahan yang baik serta mengembangkan kapasitas kelembagaan dalam pengelolaan SDA dan LH secara terintegrasi.

Visi Misi Kementrian LH yang menekankan pada ekonomi hijau selaras dengan Visi Misi RPJPD dan RPJMD Kabupaten Bojonegoro yang ingin mewujudkan kelestarian lingkungan hidup yang menjamin ketersediaan sumber daya yang berkelanjutan bagi pembangunan dengan menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

Ekonomi hijau bermakna perekonomian yang tidak merugikan lingkungan hidup. Ekonomi hijau juga dapat diartikan sebagai ekonomi yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan keadilan sosial dan menghilangkan/ meminimalkan dampak negatif pertumbuhan ekonomi terhadap lingkungan dan kelangkaan sumber daya alam.

Konsep ekonomi hijau melengkapi konsep pembangunan berkelanjutan, sebagaimana diketahui prinsip utama dari pembangunan berkelanjutan adalah memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan generasi masa depan, sehingga dapat dikatakan bahwa ekonomi hijau merupakan motor utama pembangunan berkelanjutan, sebagaimana spirit utama RPJPD dan RPJMD Kabupaten Bojonegoro.

3.4 TELAAHAN RTRW DAN KLHS

Perencanaan Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bojonegoro juga memperhatikan dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bojonegoro. Peraturan Daerah Nomor 26 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011 – 2031 memberikan arahan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah Kabupaten Bojonegoro.

Adapun tujuan dan kebijakan penataan ruang yang termuat dalam RTRW Kabupaten Bojonegoro sebagai berikut :

 Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten Bojonegoro yaitu untuk mewujudkan ruang yang mampu mendukung perkembangan pertanian, pariwisata, dan perindustrian yang selaras dengan keberlanjutan lingkungan hidup dan pemerataan pembangunan.

(39)

39

a. pengembangan lahan pertanian dan sistem agropolitan yang produktif dan ramah lingkungan;

b. pengembangan dan peningkatan potensi pariwisata yang ramah lingkungan serta berbasis masyarakat;

c. pengembangan dan peningkatan kawasan industri berbasis agro, yang ramah lingkungan serta bernilai ekonomis;

d. pemerataan pembangunan sektor ekonomi dan infrastruktur wilayah; e. pengendalian secara ketat pada kawasan hutan dan;

f. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

Kelestarian lingkungan saat ini juga telah menjadi Isu Strategis Nasional bahkan Internasional. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis, dalam Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah disebutkan bahwa perlunya kepastian prinsip – prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam penyusunan RPJPD, RPJMD dan Renstra SKPD serta peningkatan RPJPD, RPJMD dan Renstra SKPD sebagai upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

3.1 PENENTUAN ISU – ISU STRATEGIS

Isu-isu strategis memberikan gambaran tentang hal – hal yang menjadi fokus dan prioritas penanganan karena pengaruhnya yang besar, luas, dan signifikan terhadap perbaikan kondisi masyarakat pada 5 (lima) tahun mendatang. Isu – isu strategis adalah isu – isu yang jika diprioritaskan penanganannya maka peluang tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan 5 (lima) tahun mendatang akan lebih besar dan lebih pasti. Jika isu strategis ini tidak ditangani maka tujuan dan sasaran menjadi sulit tercapai.

Berdasarkan telaahan di atas dapat dirumuskan isu – isu strategis lingkungan hidup yang ada di Kabupaten Bojonegoro sebagai berikut :

1) Bencana Alam (Banjir, Longsor dan Kekeringan)

(40)

40

Solo menjadikan Kabupaten Bojonegoro mempunyai beberapa kawasan yaitu kawasan rawan bencana banjir, rawan bencana kekeringan rawan bencana tanah longsor dan rawan bencana angin putting beliung.

a) Banjir

Semakin sempitnya catchment area akibat dari cepatnya pertumbuhan kawasan terbangun di kawasan perkotaan serta penurunan kualitas daya serap tanah terhadap air hujan di kawasan hutan menyebabkan bencana banjir di musim penghujan.

Selain itu wilayah Kabupaten Bojonegoro yang dilalui Aliran Sungai Bengawan Solo menyebabkan daerah sekitar aliran menjadi daerah yang rawan banjir. Daerah rawan banjir di Kabupaten Bojonegoro meliputi 14 Kecamatan yaitu Margomulyo, Ngraho, Padangan, Kasiman, Malo, Purwosari, Kalitidu, Dander, Bojonegoro, Kapas, Balen, Kanor, Sumberrejo dan Baureno.

b) Longsor

Kondisi topografi Kabupaten Bojonegoro yang relatif datar pada bagian utara serta dataran tinggi pada bagian selatan memungkinkan aliran hujan akan menambah beban genangan sehingga pada musim hujan tanah akan mengalami kembang (swilling) dan akan mengakibatkan resiko longsor akibat rendahnya kekuatan geser tanah.

Daerah rawan bencana tanah longsor meliputi Kecamatan Margomulyo, Tambakrejo, Ngambon, Sekar, Gondang, Malo, dan Kedewan. Daerah -daerah tersebut merupakan -daerah pegunungan Kapur Selatan dan Pengunungan Kapur Utara, yang merupakan perbukitan kapur yang ada di Kabupaten Bojonegoro.

c) Kekeringan

(41)

41

untuk keperluan hidup sehari – hari kepada masyarakat desa yang mengalami kekeringan.

Untuk penanggulangan jangka panjang Pemerintah Kabupaten melalui beberapa SKPD telah memprogramkan pemanfaatan air hujan dengan membuat embung, geomembran, sumur resapan, lubang resapan biopori, serta penanaman pohon pada daerah tangkapan air (Cathment Area) sumber mata air, sehingga diharapkan dalam jangka panjang dapat melestarikan sumber-sumber mata air yang ada.

2) Kerusakan Lingkungan

Selama ini aktifitas pembangunan yang hanya terfokus pada pertumbuhan ekonomi, mengakibatkan dampak negatif dan menyebabkan penurunan kondisi ekologis dan degradasi sumber daya alam, diantaranya :

a) Penambangan Galian C

Adanya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi tambang minyak dan gas bumi, juga aktivitas penambangan sumur minyak tua di Kecamatan Kedewan dan Malo, berpotensi mencemari dan menimbulkan kerusakan lingkungan sekitarnya. Selain itu adanya kegiatan penambangan tanah urug dan penambangan pasir illegal, juga ikut menyumbang kerusakan lingkungan di daerah DAS Bengawan Solo;

b) Pencemaran Air, Tanah dan Udara

Seiring bertumbuh kembangnya berbagai usaha/kegiatan dan industri di Kabupaten Bojonegoro, khususnya industri minyak dan gas bumi berpotensi menimbulkan pencemaran dan penurunan kualitas lingkungan. Pembuangan limbah cair dan limbah padat dari kegiatan Industri, Rumah Sakit, Rumah Makan dan Hotel yang tidak dikelola dengan baik dan benar akan menimbulkan dampak yang serius bagi lingkungan hidup.

c) Pembalakan liar (Illegal Logging)

(42)

42

gersang dengan udara yang panas. Banyaknya warga di sekitar lokasi hutan yang menjarah kayu jati mengakibatkan rusaknya hutan di wilayah Bojonegoro. Pembalakan liar mengakibatkan berkurangnya lahan hutan sehingga menyebabkan semakin bertambahnya lahan kritis. Selain itu dampak illegal logging juga dapat menyebabkan berbagai macam bencana alam, di antaranya angin puyuh/puting beliung, tanah longsor, dan banjir bandang. Kefahaman dan kesadaran masyarakat akan pentingnya hutan harus ditanamkan dalam benak setiap individu sehingga timbul kesadaran untuk ikut menjaga dan melestarikannya.

3) Ijin Lingkungan

Setiap Usaha/Kegiatan dan atau Industri wajib memiliki Ijin Usaha. Untuk dapat memperoleh ijin usaha salah satu persyaratnya adalah harus mendapat ijin lingkungan. Untuk bisa mendapatkan ijin lingkungan, setiap jenis usaha dan/atau kegiatan wajib memiliki dokumen lingkungan (AMDAL, UKL-UPL, atau SPPL).

Suatu usaha dan/atau kegiatan boleh dilaksanakan kalau sudah memiliki ijin usaha, namun kenyataannya masih banyak para pengusaha melakukan kegiatan dulu baru mengurus ijin usaha. Sebelumnya ada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 14 Tahun 2010 yang mengatur tentang kegiatan usaha yang sudah beroperasi tapi belum memiliki dokumen lingkungan diperbolehkan membuat dokumen lingkungan (DELH untuk AMDAL dan DPLH untuk UKL-UPL). Namun peraturan tersebut sudah tidak berlaku lagi sejak tanggal 3 Oktober 2011.

Saat ini masih menjadi dilema bagi Badan Lingkungan Hidup untuk memberikan rekomendasi kepada pengusaha yang belum memiliki dokumen lingkungan tapi sudah beroperasi, di sisi lain BLH tidak ingin melanggar peraturan dan di sisi lain BLH tidak ingin menghambat investor yang masuk ke Kabupaten Bojonegoro.

(43)

43

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

4.1 VISI DAN MISI

V I S I

Sebagai gambaran tentang masa depan ideal yang ingin dicapai Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro agar dapat berperan aktif, antisipasif, inovatif dan produktif sesuai eksistensinya dalam rangka mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, maka ditetapkan Visi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro Tahun 2013 - 2018 sebagai berikut :

”Terwujudnya lingkungan hidup Kabupaten Bojonegoro yang bersih, sehat dan berkelanjutan, dengan menekankan pada ekonomi hijau”.

- Lingkungan hidup, bermakna kesatuan ruang dengan semua benda atau kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya ada manusia dan segala tingkah lakunya demi

melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia maupun mahkluk hidup lain yang ada di sekitarnya;

- Bojonegoro Bersih dan Sehat, bermakna suatu kondisi yang dinamis untuk menciptakan lingkungan yang hijau, nyaman dan aman untuk ditinggali masyarakat Bojonegoro, dan terhindar dari hal – hal yang dapat merusak kesehatan dan

kenyamanan hidup;

- Berkelanjutan, bermakna bahwa pembangunan dilaksanakan untuk sebesar besarnya kemakmuran masyarakat Bojonegoro tanpa mengorbankan pemenuhan

kebutuhan generasi masa depan.

- Konsep Ekonomi hijau melengkapi konsep pembangunan berkelanjutan, bermaknaekonomi yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bojonegoro,

akan tetapi ramah lingkungan, hemat sumber daya alam dan berkeadilan sosial.

M I S I

(44)

44

merupakan tonggak dari perencanaan strategis dan sebagai langkah aksi dalam perwujudan cita-cita yang merupakan landasan kerja yang harus diikuti.

Berdasarkan Visi tersebut, ditetapkan Misi sebagai berikut :

1. Membentuk perilaku masyarakat yang berbudaya dan peduli lingkungan dengan mengubah persepsi masyarakat menuju masyarakat ramah lingkungan;

2. Mengendalikan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup dengan penegakan hukum dan pemberdayaan masyarakat;

3. Mewujudkan perlindungan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup;

4.2 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH

TUJUAN

Tujuan pembangunan lingkungan hidupdi kabupaten Bojonegoro adalah :

1. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan

lingkungan;

2. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang bersih dan sehat;

3. Meningkatkan peran serta masyarakat, dan pelaku usaha/kegiatan dalam pengendalian pencemaran dan perusakan LH;

4. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelestarian dan perlindungan fungsi

LH;

SASARAN

(45)

45

Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah BLH Kabupaten Bojonegoro

No. Tujuan Sasaran Satuan

Rencana tingkat capaian

Target Kinerja Sasaran pada Tahun ke :

Uraian Indikator Sasaran 1 2 3 4 5

1. Meningkatkan kesadaran dan

1. Meningkatnya ketersediaan sarana prasarana

persampahan

- Bak pemilah sampah

- Drum Composter

- Alat Pencacah Sampah

Unit

2. Meningkatnya pengelolaan lingkungan perkotaan

menuju kota bersih dan teduh melalui :

- Penilaian lomba Kota Sehat/Adipura

- Tersusunnya buku Non Fisik Adipura

- Jumlah masyarakat yang tersosialisasikan

mengenai pengelolaan sampah organik

Titik

3. Meningkatnya pengelolaan lingkungan kota dan

desa se Kab. Bojonegoro melalui lomba “Gerbang

Bojonegoro Bersinar” :

- Kategori I (Kel./ds. Se Kec. Bojonegoro)

- Kategori II (27 ds di Ibu Kota Kecamatan)

- Kategori III (27 ds terpilih di 27 Kecamatan)

Kel./ds

2. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang bersih dan sehat

Meningkatnya

1. Presentase usaha dan/atau kegiatan yang memiliki

dokumen lingkungan ( Amdal/UKL/UPL dan SPPL);

Persen 97 88 90 93 95 97

2. Jumlah pengajuan dokumen lingkungan dlm satu

tahun berjalan :

- pembahasan dokumen Amdal

- pemberian rekomendasi UKL/ UPL

- pemberian rekomendasi SPPL

Gambar

Tabel 2.2. Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan BLH Kabupaten Bojonegoro
Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah BLH Kabupaten Bojonegoro
Tabel 5.1 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif BLH Kabupaten Bojonegoro
Tabel 7.1. Pencapaian Kinerja Pelayanan BLH Kabupaten Bojonegoro

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

• Memahami dan menjelask an hubungan antara Bahasa Indonesia 3.7 Menguraikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi 4.7 Menyajikan konsep-konsep

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar Seni musik siswa dengan menerapkan modelpembelajaran kooperatif Time Token, pada setiap pelaksanaan tindakan

Alasan peneliti menggunakan sampel kelas delapan adalah bahwa kelas delapan memiliki pengalaman berinteraksi dengan lingkungan sekolah selama satu tahun sehingga

[r]

Bahwa terhadap surat pencalonan tersebut, Termohon melalui Berita Acara Nomor 77/BA/VERIFIKASI/2013 tentang Verifikasi Akhir Dokumen Pencalonan Pasangan Calon Bupati dan Wakil

Sehubungan dengan proses Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun Anggaran 2012 yang dilakukan dengan Sistem E-Proc dimana

Texas Holdem is a 5 card poker game, but instead of each layer being dealt 7 cards, the dealer deals 5 cards in the center of the table, these cards are used by all the players to

Dengan ini kami beritahukan bahwa perusahaan Saudara telah lulus Evaluasi Administrasi, Teknik, Harga dan Kualifikasi untuk Paket tersebut di atas.. Sebagai kelanjutan proses