• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tampilkan DIP: RENSTRA 2013-2018 DPMPTSP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tampilkan DIP: RENSTRA 2013-2018 DPMPTSP"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembentukan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Bantaeng didasarkan kepada penggabungan dari dua kantor sebagai unit dari pelaksana teknis daerah, yaitu bidang penanaman modal daerah dan bidang pelayanan perizinan dan non perizinan. Dinas Penanaman modal dan PTSP dibentuk melalui Peraturan Pemerintah nomor 18 Tahun 2016 tentang Organisasi Pembentukan Daerah dan Perda Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan susunan organisasi perangkat daerah.

Spirit reformasi telah mewarnai pendayagunaan aparatur negara dengan tuntutan untuk mewujudkan administrasi negara yang mampu mendukung kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan negara dan pembangunan, dengan mempraktekkan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (

good

governance). Selain itu, masyarakat menuntut agar pemerintah daerah

memberikan atensi yang sungguh-sungguh dalam menanggulangi korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) agar tercipta pemerintahan yang baik (good governance) dan mampu menyediakan public goods and

services kepada segenap lapisan masyarakat.

Untuk merespon spirit reformasi tersebut, ditegaskan dalam Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), dinyatakan bahwa dalam rangka penilaian kinerja pejabat pemerintah diwajibkan menyusun rencana strategis (Renstra) yang merupakan dasar penyusunan Laporan pertanggungjawaban atas keberhasilan dan atau kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.

(2)

Satuan Kerja Perangkat Daerah, dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bantaeng Tahun 2013-2018 yang akan dijadikan acuan dalam penyusunan rencana kerja Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Bantaeng.

Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Bantaeng yang di ditetapkan dalam suatu Peraturan Daerah Kabupaten Bantaeng Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi, Kedudukan, Tugas dan Fungsi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bantaeng yang mempunyai tugas pokok dan fungsi seperti yang tertuang dalam Peraturan Bupati Bantaeng Nomor 156 Tahun 2008 dengan Uraian Tugas Pokok Fungsi dan Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Bantaeng mempunyai Tugas melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi perizinan secara terpadu dengan Prinsip Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, Keamanan Berkas, dan Kepastian. Salah satu permasalahan yang menjadi kendala bagi perkembangan usaha di Indonesia adalah birokrasi perizinan. Kondisi pelayanan perizinan masih dihadapkan pada sistem yang belum efektif dan efisien serta belum sesuai dengan tuntutan dan ekspektasi masyarakat, terlihat dari banyaknya keluhan dari masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung mengenai kinerja aparatur. Banyak peraturan yang tumpang tindih (overlapping), prosedur yang berbelit-belit, tidak ada kepastian jangka waktu penyelesaian, tingginya biaya yang harus dikeluarkan, banyaknya persyaratan yang harus dipenuhi, sikap petugas layanan yang kurang responsif, sarana yang kurang menunjang dan lain-lain menimbulkan citra kurang baik terhadap kinerja pemerintah daerah. Kebijakan pengembangan dan penyelenggaraan pelayanan perizinan terpadu di Kabupaten Bantaeng pada hakekatnya merupakan salah satu upaya perbaikan kualitas pelayanan perizinan untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat secara berkesinambungan, yang dilaksanakan melalui pembenahan sistem pelayanan perizinan secara menyeluruh, dan terintegrasi dengan strategi maupun kebijakan nasional.

Dalam rangka meningkatkan fungsi pelayanan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM RI) menerbitkan Perka BKPM RI No.14 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada Kab/ Kota di

(3)

Indonesia . Terdapat tujuh pelayanan dasar sebagai pedoman/ acuan pada SPM dimaksud yang terdiri dari :

1. Kebijakan Penanaman Modal 2. Kerjasama Penanaman Modal 3. Promosi Penanaman Modal 4. Pelayanan Penanaman Modal

5. Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal

6. Penyelesaian data di Sitem Informasi Penanaman Modal 7. Penyebarluasan Pendidikan dan Pelatihan Penanaman Modal

Rencana strategis Dinas Penanaman Modal dan PTSP dapat memberikan arahan dan pedoman pelaksanaan kegiatan. Rencana strategis ini perlu ditunjang oleh keterpaduan, kebersamaan, tanggung jawab, motivasi, pengembangan inisiatif, dan kreativitas aparatur untuk tercapainya keberhasilan tugas pokok dan fungsi Dinas Penanaman Modal dan PTSP. Organisasi Perangkat Daerah serta berpedoman pada RPJM Daerah dan bersifat indikatif. Rencana strategis menjadi perangkat penting bagi organisasi untuk menjelaskan apa yang hendak dicapai dan bagaimana mencapainya. Rencana strategis membantu anggota organisasi untuk menemukan masalah yang dihadapi, identifikasi potensi dan sumber daya, menyusun program/proyek serta kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi. Rencana strategis fokus pada upaya sistematis yang dilakukan komponen organisasi dalam menghadapi berbagai tantangan dan perubahan yang dihadapi serta pengembangan suatu visi yang luas. Melalui perencanaan strategis seluruh anggota organisasi berkomitmen untuk membangun visi dengan mengidentifikasi potensi dan menetapkan strategi spesifik berdasarkan analisis komprehensif terhadap situasi dan lingkungan meliputi kekuatan internal dan eksternal termasuk peluang, kecenderungan dan dampak terhadap organisasi.

(4)

bagaimana rencana strategis. Pemahaman yang sama akan membantu mendorong semua pihak berkomitmen dalam mengembangkan arah (sense of direction) untuk mencapai apa yang dicita-citakan. Dengan ungkapan lain, pengembangan visi, misi, maksud (goal) dan tujuan (objective) yang akan dicapai merupakan konsensus bersama atau “sharing” dari semua yang terlibat dalam proses penyusunan rencana strategis.

Rencana strategis (Renstra) SKPD merupakan produk perencanaan pembangunan daerah yang menjadi acuan bagi dinas, badan atau unit kerja pemerintah dan pelaksanaan tugas pelayanan publik dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarajat. Perencanaan strategis adalah pendekatan dan cara untuk mencapai tujuan; mengarahkan pengambilan keputusan serta tindakan diberbagai peringkat organisasi; sifatnya garis besar, medium to long range, menghubungkan sumber daya dan dana dengan tujuan yang ingin dicapai. Perencanaan strategis perlu melibatkan para pemangku kepentingan untuk memastikan terdapatnya perspektif yang menyeluruh atas isu yang dihadapi; pemikiran dan analisis yang mendalam dan comprehensive dalam perumusan strategi; mereview mana strategi yang berhasil dan tidak; dan diantara strategi yang tersedia tidak saling bertentangan, namun saling melengkapi. Perencanaan strategis menetapkan arah dan tujuan kemana pelayanan SKPD akan dikembangkan; apa yang hendak dicapai pada masa lima tahun mendatang; bagaimana mencapainya, dan langkah-langkah strategis apa yang perlu dilakukan agar tujuan tercapai.

1.2 Landasan Hukum

Peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan hukum dalam penyusunan Rencana Strategis Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Bantaeng Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut:

1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

(5)

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

5. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal; 8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 10.Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah;

11.Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggara Pemerintrah Daerah;

12.Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daera;

13.Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2008 tentang Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah; 14.Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2009 tentang Pelayan Terpadu

(6)

15.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

16.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Terpadu di Daerah; 17.Peraturan Daerah Kabupaten Bantaeng Nomor 24 Tahun 2007 tentang

Urusan Pemerintah Daerah Kabupaten Bantaeng;

18.Peraturan Daerah Kabupaten Bantaeng Nomor 26 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi , Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Bantaeng;

19.Peraturan Daerah Kabupaten Bantaeng Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi , Kedudukan, Tugas dan Fungsi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bantaeng;

20.Peraturan Daerah Kabupaten Bantaeng Nomor 6 Tahun 2009, tentang Penetapan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Bantaeng (RPJP) 2008 – 2028;

21.Peraturan Daerah Kabupaten Bantaeng Nomor 7 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2008-2013;

22.Peraturan Daerah Kabupaten Bantaeng Nomor 4 Tahun 2011 tentang Mekanisme Perencanaan dan Sistem Penganggaran Pembangunan Partisipatif Kabupaten Bantaeng;

23.Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Penanaman Modal 24.Peraturan Daerah Kabupaten Bantaeng Nomor 2 Tahun 2012 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bantaeng 2012-2032.

25.Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;

26.Peraturan Daerah Kabupaten Bantaeng Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan Susunan Perangkat Daerah.

1.3 Maksud dan Tujuan a. Maksud

Rencana Strategis (Renstra) 2013-2018 disusun sebagai pedoman bagi Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Bantaeng dalam menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta untuk memberikan arah dan pedoman kepada seluruh stake holder

(7)

Penanaman Modal dan PTSP dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan daerah.

b. Tujuan

Tujuan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) 2013-2018 Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Bantaeng adalah:

1) Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan program dan kegiatan selama periode renstra;

2) Terwujudnya keselarasan antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan program dan kegiatan;

3) Pedoman dalam merencanakan kegiatan tahunan dalam mewujudkan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih periode 2013-2018.

1.4 Sistematika Penulisan

Penyajian Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2013-2018 Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Bantaeng disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan

BAB II GAMBARAN PELAYANAN OPD

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi OPD 2.2 Sumber Daya OPD

2.3 Kinerja Pelayanan OPD

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan OPD

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

(8)

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD 4.3 Strategi dan Kebijakan

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VII PENUTUP

(9)

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi a. Kepala Dinas

1. Menetapkan kebijakan pengembangan Penanaman Modal daerah kabupaten dalam bentuk rencana umum Penanaman Modal daerah dan Rencana Strategis Daerah sesuai dengan Program pembangunan Kabupaten, berkordinasi dengan Pemerintah;

2. Merumuskan dan menetapkan Pedoman, Pembinaan dan pengawasan dalam skala Kabupaten terhadap penyelenggaraan Kebijakan dan perencanaan pengembangan Penanaman modal berkoordinasi dengan Pemerintah;

3. Merumuskan peraturan daerah Kabupaten tentang Penanaman Modal dengan berpedoman pada ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;

4. Mengkaji dan merumuskan kebijakan teknis pelaksaan pemberian bimbingan dan pembinaan promosi penanaman modal di tingkat Kabupaten/kota

5. Mengkoordinasikan dan melaksanakan promosi Penanaman Modal daerah Kabupaten baik didalam Negeri maupun keluar Negeri yang melibatkan kabupaten/Kota ;

6. Mengkoordinasikan, mengkaji dan merumuskan materi promosi skala Kabupaten;

(10)

Satu Pintu Kegiatan penanaman Modal yang ditetapkan oleh pemerintah;

8. Memberikan Izin Usaha kegiatan Penanaman Modal dan Non Perizinan yang menjadi kewenangan Kabupaten;

9. Melaksanakan Pelayanan perizinan berdasarkan pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari lembaga atau Instansi yang memiliki kewenangan Perizinan dan Non Perizinan yang menjadi kewenangan Kabupaten;

10.Mengkaji dan merumuskan kebijakan teknis pengendalian pelaksanaan penanaman Modal di kabupaten;

11.Mengkaji dan merumuskan Pedoman tata cara Pengembangan sistem informasi Penanaman Modal Skala Kabupaten ;

12.Membangun dan mengembangkan Sistem Informasi penanaman Modal yangterintegrasi dengan sistem Informasi Penanaman Modal Pemerintah Kabupaten/Kota ;

13.Mengkaji data kegiatan usaha Penanaman Modal dan Realisasi proyek Penanaman Modal skala Kabupaten;

14.Membina dan mengawasi pelaksanaan instansi penanaman modal Kabupaten dibidang Sistem Informasi Penanaman Modal;

15.Mengkoordinasikan pelaksanaan sosialisasi atas kebijakan dan perencanaan pengembangan,promosi, pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu, pengendalian pelaksanaan dan Sistem Informasi Penanaman Modal skala Kabuapaten kepada Aparatur Pemerintah dan dunia Usaha;

16.Mengkoordinasikan dan melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan Penanaman Modal;

b. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris, yang mempunyai tugas mengkoordinasikan penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan tugas kesekretariatan meliputi umum dan kepegawaian, program dan pelaporan, keuangan, serta pemberian pelayanan administrasi dan fungsional kepada semua unsur dalam lingkup Dinas.

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP 1

(11)

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Sekretaris mempunyai fungsi:

1. Penyusunan kebijakan teknis sub bagian administrasi umum dan kepegawaian, program dan pelaporan serta keuangan;

2. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sub bagian umum dan kepegawaian, program dan pelaporan serta keuangan; pemberian dukungan atas penyelenggaraan urusan di bidang umum, kepegawaian, perlengkapan dan aset, perencanaan dan pelaporan, serta keuangan;

3. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pelayanan administrasi dan fungsional kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkup Dinas;

4. Pengkoordinasian, pengawasan, pengendalian, dan evaluasi program dan kegiatan lingkup Dinas;

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Rincian tugas Sekretaris sebagai berikut :

a. Merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan mengendalikan serta menetapkan kebijakan di sub bagian umum dan kepegawaian, program dan pelaporan, serta keuangan;

b. Mengkoordinasikan dan menyusun rencana kegiatan tahunan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

c. Mengelola dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas sub bagian umum dan kepegawaian;

d. Mengelola dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas sub bagian program dan pelaporan;

e. Mengelola dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas sub bagian keuangan;

f. Mengelola dan mengkoordinasikan pelaksanaan urusan perlengkapan dan aset;

(12)

h. Mengkoordinasikan dan mengelola pelaksanaan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkup Dinas;

i. Mengkoordinasikan dan mengelola penyusunan laporan pelaksanaan program dan kegiatan dalam lingkup Dinas;

j. Menilai prestasi kerja para Kepala Sub Bagian dalam rangka pembinaan dan pengembangan karier;

k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya;

l. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Sekretaris bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Dalam menjalankan tugas sebagaimana disebutkan diatas, Sekretaris dibantu oleh:

 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan tugas umum dan kepegawaian meliputi pengelolaan tugas rumah tangga, kearsipan, protokol, perjalanan dinas, tatalaksana, perlengkapan dan aset, kepegawaian dan tugas umum lainnya, serta mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas bidang administrasi umum dan kepegawaian.

Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis bidang umum

dan kepegawaian;

b. Pembinaan dan pelaksanaan tugas umum dan kepegawaian meliputi pengelolaan urusan rumah tangga, surat menyurat, kearsipan, protokol, perjalanan dinas, tatalaksana, perlengkapan dan aset, kepegawaian dan tugas umum lainnya; c. Pengkoordinasian, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan

tugas bidang umum dan kepegawaian;

d. Pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tugas umum dan kepegawaian;

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP 1

(13)

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Rincian tugas Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian sebagai berikut:

a. Menghimpun dan menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis bidang umum dan kepegawaian;

b. Menyusun rencana operasional program kerja Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

c. Membina dan mengelola pelaksanaan urusan rumah tangga dan keamanan lingkungan Dinas;

d. Membina dan mengelola pelaksanaan surat menyurat meliputi surat masuk dan surat keluar serta kearsipan;

e. Membina dan mengelola pelaksanaan tugas kehumasan, keprotokoleran, perjalanan dinas dan tatalaksana Dinas;

f. Membina dan mengelola administrasi penyimpanan, pendistribusian, dan penginventarisasian barang, perlengkapan dan aset Dinas.

g. Membina dan mengelola pelaksanaan administrasi kepegawaian meliputi penyiapan rencana kebutuhan pegawai, penempatan pegawai, bahan usulan kenaikan pangkat dan gaji berkala, daftar urut kepangkatan (DUK), dan DP-3 pegawai, serta administrasi kepegawai an lainnya;

h. Membina dan mengelola pelaksanaan cuti, teguran pelanggaran disiplin, pemberhentian dan pensiun pegawai; i. Membina dan mengelola pengembangan, karier, dan

kesejahteraan pegawai;

j. Melaksanakan pemantauan, pengendalian dan evaluasi serta menyusun laporan hasil pelaksanaan program dan kegiatan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya;

l. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas.

(14)

Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan tugas program dan pelaporan meliputi penyusunan program/kegiatan, jadwal pelaksanaan program/kegiatan, penyusunan laporan, dan tugas program dan pelaporan lainnya, serta mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas sub bagian administrasi program dan pelaporan.

Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis bidang perencanaan dan pelaporan;

b. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang program dan pelaporan meliputi pengelolaan urusan penyusunan program/kegiatan, jadwal pelaksanaan perencanaan/kegiatan, dan penyusunan laporan;

c. Pengkoordinasian, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas sub bagian perencanaan dan pelaporan; d. Pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tugas bidang

perencanaan dan pelaporan;

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Rincian tugas Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan sebagai berikut :

a. Menghimpun dan menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis sub bagian perencanaan dan pelaporan;

b. Menyusun rencana operasional program kerja Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan;

c. Membina dan mengelola penyusunan rencana tahunan dan pelaksanaan perencanaan/kegiatan Dinas;

d. Merencanakan kebutuhan pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana meliputi barang, perlengkapan dan aset Dinas;

e. Melaksanakan penyiapan bahan dan penyusunan KUA, DPA, Lakip, Renstra dan Renja Dinas;

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP 1

(15)

f. Mengumpulkan, mengelola, menganalisa dan menyusun bahan laporan bulanan, triwulan dan tahunan

g. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, penganalisaan dan penyajian data statistik serta informasi Dinas;

h. Melaksanakan pemantauan, pengendalian dan evaluasi serta menyusun laporan hasil pelaksanaan program dan kegiatan Sub Bagian Program dan Pelaporan;

i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya;

j. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Kepala Sub Bagian Program dan Pelaporan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas.

 Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan tugas keuangan meliputi penyusunan anggaran, verifikasi, perbendaharaan, pembukuan dan pelaporan anggaran, dan tugas keuangan lainnya dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), serta melaporkan dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan administrasi keuangan.

Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi:

a. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis bidang keuangan;

b. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang keuangan meliputi penyusunan anggaran, verifikasi, perbendaharaan, pembukuan dan pelaporan anggaran;

c. Pengkoordinasian, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas sub bagian keuangan;

d. Pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tugas bidang keuangan; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Dinas

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(16)

a. Menghimpun dan menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis sub bagian keuangan;

b. Menyusun rencana operasional program kerja Sub Bagian Keuangan;

c. Membina dan mengelola penyusunan rencana tahunan dan pelaksanaan program/kegiatan Dinas;

d. Menyiapkan proses administrasi terkait dengan penatausahaan keuangan daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

e. Melakukan pembukuan setiap transaksi keuangan pada buku kas umum;

f. Melaksanakan perbendaharaan keuangan Dinas;

g. Melaksanakan pengendalian atas pelaksanaan tugas pembantu bendahara pengeluaran;

h. Mengajukan SPP untuk pengisian kas, SPP beban tetap dan SPP gaji atas persetujuan pengguna anggaran (kepala satuan kerja perangkat daerah/lembaga teknis daerah) yang ditetapkan sebagai pengguna anggaran dengan keputusan Bupati;

i. Memeriksa pembayaran gaji SKPP pegawai yang mutasi;

j. Mendistribusikan uang kerja kegiatan kepada bendahara kegiatan sesuai dengan jadwal kegiatan atas persetujuan pengguna anggaran;

k. Memeriksa, mengoreksi dan menandatangani Surat Pertanggung jawaban (SPJ) atas penerimaan dan pengeluaran kas beserta lampirannya;

l. Melaksanakan pemantauan, pengendalian dan evaluasi serta menyusun laporan hasil pelaksanaan program dan kegiatan Sub Bagian Program dan Pelaporan;

m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya;

n. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Kepala Sub Bagian Keuangan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas.

c. Bidang Perencanaan Pengembangan Iklim Penanaman Modal Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Kepala Bidang Perencanaan Pengembangan Iklim Penanaman Modal mempunyai fungsi:

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP 1

(17)

1. Menyusun Rencana Pengembangan Penanaman Modal dalam menunjang pelaksanaan Penanaman modal;

2. Menyusun Rencana Kajian Potensi Penanaman Modal dalam menunjang pelaksanaan Penanaman Modal ;

3. Menyusun Profil Penanaman Modal, Peta Pananaman Modal dan Profil Proyek Penanaman Modal ;

4. Menyusun Rancangan Peraturan Penanaman modal kabupaten ; 5. Menyusun Sistem Teknis data Informasi penanaman Modal ; 6. Mengkoordinasikan perumusan dan pelaksaan Kebijakan di

Bidang Pengembangan Penanaman Modal ;

7. Mengkaji dan mengusulkan kebijakan di Bidang Perencanaan Pengembangan Iklim Penanaman Modal ;

8. Menetapkan norma, standar, prosedur, dan criteria pelaksanaan kegiatan di bidang Perencanaan Pengembangan Iklim Penanaman Modal;

9. Mengembangkan potensi dan peluang Penanaman modal dengan Memberdayakan Badan usaha melalui Pembinaan penanaman modal antara lain meningkatkan kemitraaan, meningkatkan daya saing, menciptakan persaingan usaha yang sehat serta menyebarkan informasi yang seluas- luasnya dalam lingkup penyelenggaraan penanaman modal

10. Menginfentarisasi potensi dan peluang investasi untuk pengembangan penanaman Modal ;

11. Melaksanakan Inventarisasi Kebijakan Penanaman Modal;

12. Melaksanakan Sosialisasi Kebijakan yang berkaitan dengan Penanaman Modal;

13. Mengevaluasi Kebijakan Penanaman Modal ;

14. Melaksanakan Sosialisasi, Bimbingan Teknis, Penyuluhan dan kegiatana lainnya tentang tata cara dan Prosedur pelayanan Penanaman Modal kepada pengusaha Aparat Penanaman Modal kabupaten dan Instansi terkait;

15. Melakukan analisis setiap data BidangPerencanaan Pengembangan Iklim Penanaman Modal;

(18)

Seksi Data, Informasi dan Fasilitasi Penanaman Modal Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Kepala Seksi mempunyai fungsi:

1. Menyusun Sistem Informasi Investasi Penanaman Modal ;

2. Melakukan Pemutakhiran data, informasi dan FasilitasiPenanaman Modal ;

3. Menyiapkan bahan Penunjang aplikasi Sistem Informasi Investasi ;

4. Menginventarisasi Potensi, peluang investasi Penanaman Modal ;

5. Melakukan Pengembangan potensi, peluang penanaman modal ;

6. Menyiapkan data dan menganalisa data ekonomi Makro;

7. Menyusun profil Investasi peta investasi serta informasi lainnya terkait potensi dan peluang investasi daerah;

8. Mengelola website Investasi/aplikasi Sisten Informasi Potensi Investasi Daerah (SIPID);

9. Melaksanakan pelaporan dan Pertanggun jawaban atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala Bidang perencanaan Pengembangan Iklim Penanaman Modal;

10. Melaksanakan tugas Kedinasan lain yang diberikan oleh atasan  Seksi Perencanaan dan Regulasi Penanaman Modal

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Kepala Seksi mempunyai fungsi:

1. Melaksnakan rancangan peraturan Penanaman Modal Kabupaten ;

2. Melakukan penyusunan Kebijakan dan regulasi kewengan kabupaten terkait perbaikan iklim penanaman modal;

3. Melakukan Evaluasi kebijakan penanaman modal kabupaten; 4. Melaksanakan Perumusan, kebijakan pengembangan

penanaman modal;

5. Melakukan penetapan Norma, standar, prosedur, Kriteria penanaman modal ;

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP 1

(19)

6. Melaksanakan pelaporan dan pertanggun jawaban atas pelaksnaan tugasnya kepada Kepala Bidang Perencanaan Pengembangan Iklim Penanaman modal;

7. Menilai prestasi kerja bawahan dalam rangka pembinaan dan pengembangan karier;

8. Melaksanakan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan; 9. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh

atasan.

Seksi Pengkajian dan Pengembangan Potensi Penanaman Modal

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Kepala Seksi mempunyai fungsi:

1. Melakukan identifikasi, inventarisasi, kompilasi, pengolahan, analisis, penyajian potensi serta peluang investasi daerah; 2. Melakukan pengkajian dan pengembangan potensi serta

peluang investasi daerah;

3. Menyusun profil potensi dan peluang investasi;

4. Menyiapkan bahan usulan daftar bidang usaha yang tertutup/terbuka dengan persyaratan;

5. Menginventarisir dan menganalisis permasalahan/hambatan pengembangan penanaman modal;

6. Menyusun perumusan kebijakan teknis pengembangan penanaman modal yang strategis;

7. Melaksanakan pemantauan, pembinaan, dan evaluasi pengkajian dan pengembangan potensi;

8. Melaksanakan koordinasi dengan Pemerintah dan Pemerintah Daerah serta Lembaga Non Pemerintah di bidang pengkajian dan pengembangan potensi;

(20)

10. Melaksanakan pelaporan dan pertanggun jawaban atas pelaksnaan tugasnya kepada Kepala Bidang Perencanaan Pengembangan Iklim Penanaman modal;

11. Menilai prestasi kerja bawahan dalam rangka pembinaan dan pengembangan karier;

12. Melaksanakan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan;

13. Melaksanakan tugas Kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

d. Bidang Promosi Penanaman Modal

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Kepala Bidang Promosi Penanaman Modal mempunyai fungsi: 1. Mengkoordinir kegiatan perencanaan,pelaksanaan dan

tindaklanjut kegiatan promosi dengan mempertimbangkan kondisi potensi pasar serta kemampuan anggaran pemerintah daerah;

2. Mengadakan sarana dan prasarana promosi yang efektif menunjang pelaksanaan kegiatan promosi bisnis dan investasi; 3. Mengkoordinir persiapan keikutsertaan kabupaten pada

kegiatan promosi investasi yang dilaksanakan misalnya pameran,temu usaha dan perjalanan misi investasi sesuai dengan anggaran yang tersedia;

4. Mengkoordinir kegiatan pemberian pelayanan informasi tentang potensi dan peluang bisnis dan investasi yang dibutuhkan oleh pengusaha;

5. Melakukan koordinasi perencanaan,perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang promosi penanaman modal; 6. Melakukan pengkajian dan pengusulan kebijakan di bidang

promosi penanaman modal;

7. Melakukan penetapan norma,standard dan prosedur pelaksanaan kegiatan di bidang promosi penanaman modal;

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP 2

(21)

8. Memfasilitasi kunjungan pengusaha yang akan melakukan investasi di Kabupaten Bantaeng;

9. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan promosi yang telah dilakukan;

10. Merumuskan rencana dan memfasilitasi pelaksanaan kerjasama bidang investasi dengan pemerintah daerah dan lembaga pemerintah/swasta dalam dan luar negeri;

11. Mengevaluasi pelaksanaan kerjasama bidang investasi dengan pemerintah daerah dan lembaga pemerintah/swasta dalam dan luar negeri;

12. Melakukan analisis setiap data bidang promosi penanaman modal

13. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

Seksi Pengembangan dan Materi Promosi Penanaman modal

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Kepala Seksi mempunyai fungsi:

1. Menyusun rencana kegiatan seksi pengembangan promosi penanaman modal;

2. Menyusun jadwal kegiatan promosi;

3. Memetakan daerah sebagai tujuan promosi;

4. Menyelenggarakan promosi secara bersama dan terpadu lintas instansi dan dunia usaha;

5. Memberikan informasi peluang investasi yang prospektif;

6. Melakukan pelayanan informasi dan kebijakan promosi penanaman modal;

7. Memberikan informasi potensi sumber daya alam dan peluang investasi;

8. Melakukan penetapan,standar dan prosedur pelaksanaan promosi;

9. Menyelenggarakan pameran,temu usaha,kontak bisnis dan seminar penanaman modal;

(22)

11. Membuat perekapan data kegiatan seksi promosi penanaman modal;

12. Melaksanakan pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala bidang promosi;

13. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan;

Seksi Pelaksanaan Promosi penanaman modal

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Kepala Seksi mempunyai fungsi:

1. Menyusun jadwal dan rencana kegiatan seksi pelaksanaan promosi penanaman modal;

2. Memfasilitasi kegiatan koordinasi penanaman modal;

3. Menyelenggarakan koordinasi,kerjasama penanaman modal; 4. Memfasilitasi kerjasama antara pengusaha;

5. Menyiapkan dan memfasilitasi kemitraan antar usaha mikro dengan pengusaha besar;

6. Memfasilitasi lembaga pemerintah/swasta terkait penanaman modal;

7. Melakukan inventarisasi dan identifikasi calon mitra usaha; 8. Melakukan pemantauan dan evaluasi kerjasama promosi

penanaman modal;

9. Melakukan perekapan data kegiatan seksi koordinasi promosi penanaman modal;

10. Melaksanakan pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala bidang promosi;

11. Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas;

12. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

Seksi Fasilitasi Kerjasama

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Kepala Seksi mempunyai fungsi:

1. Memfasilitasi kerjasama antar pemerintah daerah dan dunia usaha dalam serta luar negeri;

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP 2

(23)

2. Menyusun pola kerjasama kemitraan dunia usaha berdasarkan peluang dan potensi daerah;

3. Memfasilitasi kemitraan usaha antara pengusaha mikro, kecil dan menengah dengan pengusaha besar;

4. Mengidentifikasi permasalahan serta solusi dalam kemitraan antar dunia usaha;

5. Menyiapkan bahan rancangan kesepakatan atau perjanjian kerjasama penanaman modal;

6. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan atas pelaksanaan program dan kegiatan penanaman modal;

7. Melaksanakan pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Bidang Promosi Penanaman Modal;

8. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

e. Bidang Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Kepala Bidang Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan mempunyai fungsi:

1. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang pelayanan perizinan penanaman modal;

2. Menetapkan norma,standard an prosedur pelaksanaan kegiatan di bidang pelayanan perizinan penanaman modal;

3. Melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang pelayanan perizinan;

4. Memimpin dan atau mengikuti rapat koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka pelaksanaan tugas;

5. Melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lain terkait dengan pelaksanaan pelayanan perizinan; 6. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan di

bidang pelayanan Perizinan Satu Pintu;

7. Melakukan analisis setiap data bidang pelayanan perizinan terpadu satu pintu;

(24)

9. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan; 10. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas di bidang Pelayanan

Perizinan dan Non Perizinan;

11. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Kepala Seksi mempunyai fungsi:

1. Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan perizinan dan non perizinan penanaman modal; 2. Mengusulkan kebijakan di bidang pelayanan perizinan dan non

perizinan penanaman modal;

3. Penetapan norma,standard an prosedur pelaksanaan kegiatan di bidang pelayanan perizinan penanaman modal;

4. Menyusun rencana kegiatan seksi pelayanan perizinan dan non perizinan;

5. Melaksanakan penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non perizinan;

6. Mengelolah penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non perizinan;

7. Memverifikasi penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non perizinan;

8. Mengidentifikasi penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non perizinan;

9. Mengkoordinasikan penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non perizinan;

10. Memvalidasi penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non perizinan;

11. Menyusun laporan penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non perizinan;

12. Menyusun laporan penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non perizinan;

13. Mengadministrasi penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non perizinan;

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP 2

(25)

14. Menerbitkan penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non perizinan;

15. Melaksanakan pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala bidang penyelenggaraan pelayanan perizinan;

16. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan.

Seksi Pengolahan Data, Pemeriksaan dan Pelaporan

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Kepala Seksi mempunyai fungsi

1. Menyusun program dan kegiatan seksi Pengolahan data,pemeriksaan dan pelaporan;

2. Menyiapkan bahan dan petunjuk tehnis pelaksanaan tugas seksi Pengolahan Data,pemeriksaan dan Pelaporan;

3. Menyiapkan bahan dalam rangka pelaksanaan tugas;

4. Melakukan pengolahan dan penelusuran serta pemeriksaan terhadap setiap berkas-berkas dan/atau dokumen yang terkait dengan pengelolaan perizinan dan non perizinan;

5. Melakukan penelitian terhadap kelengkapan administrasi yang menjadi persyaratan terbitnya suatu dokumen perizinan dan non perizinan;

6. Melakukanh koordinasi dan fasilitasi serta penelusuran dokumen-dokumen perizinan dan non perizinan yang mmerlukan peni9njauan lapangan denganh unit kerja tehnis terkait;

7. Memfasilitasi pelaksanaan konsultasi,koordinasi dan sinkronisasi terhadap data –data yang menyertai dokumen – dokumen administrasi perizinan dan non perizinan yang memerlukan rekomendasi dari unit kerja tehnis ;

(26)

9. Melaksanakan tugas pelayanan dengan baik serta berupaya untuk senantaiasa memperbaiki citra pelayanan perizinan dan non perizinan ;

10. Melakukan pembinaan pelaksanaan tugas bawahan sserta mendistribusikan tugas-tugas kepada bawahan;

11. Menginventarisir setiap permasalahan-permasalahan yang terkait dengan penyelenggaraan pengolahan data dan pemeriksaan dan menyiapkan bahan pemecahan masalahnya; 12. Memberikan saran pertimbangan mengenai diterima atau

ditolaknya suatu permohonan perizinan dan non perizinan; 13. Melaksanakan penataan dan penelusuran arsip-arsip yang

berkaitan dengan pengolahan data dan pemeriksaan;

14. Menilai prestasi kerja bawahan dalam rangka pembinaan dan pengembangan karir serta membuat laporan hasil pelaksanaan tugas;

15. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan;  Seksi Pengaduan dan advokasi

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Kepala Seksi mempunyai fungsi

1. Melaksanakan administrasi penanganan pengaduan pelayanan perizinan dan non perizinan;

2. Merencanakan penangangan pengaduan pelayanan perizinan dan non perizinan;

3. Mengidentifikasi penanganan pengaduan pelayanan perizinan dan non perizinan sesuai dengan jenis pengaduan;

4. Mengolah data penanganan pengaduan pelayanan perizinan dan non perizinan;

5. Menganalisis data permasalahan penanganan pengaduan pelayanan perizinan dan nonb perizinan;

6. Merumuskan permasalahan penanganan pengaduan dan advokasi pelayanan perizinan dan non perizinan pada sektor terkait;

7. Membuat konsep penanganan pengaduan dan advokasi pelayanan perizinan dan non perizinan;

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP 2

(27)

8. Menyusun laporan penanganan pengaduan dan advokasi pelayanan perizinan dan non perizinan;

9. Melaksanakan pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala bidang pelayanan perizinan dan non perizinan;

10. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

f. Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal:

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Kepala Seksi mempunyai fungsi

1. Menyelenggarakan penyusunan pedoman dan standar operasional prosedur pengawasan dan pengendalian penanaman modal;

2. Menyelenggarakan penyusunan kebijakan pengendalian pelaksanaan penanaman modal;

3. Menyelenggarakan pengendalian pelaksanaan penanaman modal;;

4. Menyelenggarakan perumusan dan penetapan pedoman pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan dan perencanaan pengembangan penanaman modal,berkoordinasi dengan Pemerintah;

5. Menyelenggarakan pengkajian,perumusan dan penyusunan kebijakan tehnis pengendalian pelaksanaan penanaman modal; ;

6. Menyelenggarakan pemantauan,bimbingan dan pengawasan berkoordinasi dengan pemerintah ;

7. Melakukan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian pelaksanaan penanaman modal;

8. Melakukan pengkajian dan pengusulan kebijakan di bidang pengendalian pelaksanaan penanaman modal;

(28)

10. Melakukan pembinaan pelaksanaan penanaman modal serta pemberian bantuan hokum dan penyelesaian berbagai hambatan dan konsultasi permasalahan yang dihadapi penanam modal dalam menjalankan kegiatan penanaman modal;

11. Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan ketentuan penanaman modal berkoordinasi dengan pemerintah ;

12. Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian terhadap penggunaan fasilitas yang diberikan serta melaksanakan pemeriksaan ke lokasi proyek sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

13. Menyelenggarakan tindak lanjut terhadap penyimpanan atas ketentuan penanaman modal;

14. Menyelenggarakan koordinasi pemberian bantuan dan fasilitasi penyelesaian masalah/hambatan yang dihadapi penanaman modal;

15. Menyelenggarakan monitoring,evaluasi dan laporan kegiatan penanaman modal;

16. Menyelenggarakan koordinasi pemberian bantuan dan fasilitasi penyelesaian masalah/hambatan yang dihadapi penanaman modal;

17. Menyelenggarakan monitoring,evaluasi dan laporan kegiatan penanaman modal;

18. Menyelenggarakan monitoring,evaluasi dan laporan kegiatan penanaman modal;

19. Menyelenggarakan penyusunan laporan/data hasil pengawasan 20. Melakukan analisis setiap data bidang pengendalian

pelaksanaan penanaman modal;

21. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

Seksi Pemantauan Penanaman Modal

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Kepala Seksi mempunyai fungsi

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP 2

(29)

1. Menyusun rencana pelaksanaan program dan kegiatan di Seksi Pemantauan Penanaman Modal, pengolahan dan pemasaran sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

2. Melakukan pemantauan penanaman modal bagi PMDN/ PMA ; 3. Menyusun laporan hasil evaluasi realisasi pemantauan

penanaman modal ;

4. Menyusun potensi realisasi/ bahan pemantauan penanaman modal;

5. Menyiapkan bahan rekionsiliasi data realisasi pemantauan penanaman modal;

6. Menginventarisasi, mengevaluasi data realisasi pelaksanaan penanaman modal;

7. Melaksanakan pemantauan pelaksanaan penanaman modal; 8. Melakukan identifikasi dan menyusun klasifikasi penanaman

modal;

9. Melakukan penilaian terhadap perusahaan PMDN dan PMA yang berprestasi dan berkinerja baik;

10. Memberikan Penjelasan teknis tentang pelaksanaan penanaman modal bagi perusahaan PMDN/PMA;

11. Melakukan koordinasi dengan satuan tugas tim (Task Force) penanaman modal ;

12. Melakukan Penatapan Norma, standard dan prosedur penanaman modal;

13. Menyelesaikan kendala, hambatan dan masalah penanaman modal

14. Memberikan teguran dan menindak lanjuti masalah penanaman modal;

15. Melakukan penetapan data kegiatan Seksi Pemantauan Penanaman Modal;

16. Melaksanakan pelaporan dan pertanggun jawaban atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala bidang pengendalian pelaksanaan penanaman modal

(30)

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Kepala Seksi mempunyai fungsi

1. Menyusun pedoman teknis pelaksanaan pembinaan penanaman modal;

2. Melakukan pembinaan penggunaan fasilitas penanaman modal; 3. Menyiapkan data pembinaan laporan realisasi penggunaan

fasilitas ;

4. Melakukan pembinaan terhadap tindak lanjut terhadap penanaman modal yang mempunyai indikasi penyimpangan ; 5. Melakukan pembinaan penanaman modal dengan berkoordinasi

dengan instansi teknis ;

6. Melakukan koordinasi terkait dengan pembinaan tenaga kerja asing ;

7. Mengiventarisir data pembinaan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan;

8. Menyiapkan data pembinaan terhadap perusahaan sebagai kewajiban penyampaian laporan realisasi penggunaan fasilitasi ;

9. Melaksanakan tindak lanjut terhadap penyimpangan atas ketentuan penanaman modala sesuai ketentuan peraturan perundan- undangan yang menjadi kewenanga pemerintah kabupaten;

10. Melakukan Perekapan data kegiatan seksi pengawasan, pengendalian dan evaluasi Penanaman Modal;

11. Melaksanakan tugas Kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

Seksi Pengawasan Penanaman Modal

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Kepala Seksi mempunyai fungsi :

1. Menyusun pedoman teknis Pelaksanaan pengawasan penanaman modal;

2. Melakukan pengawasan penggunaan fasilitas penanaman modal;

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP 3

(31)

3. Menyiapkan data pengawasan laporan realisasi penggunaan fasilitas ;

4. Melakukan pengawasan tindak lanjut terhadap penanaman modal yang mempunyai indikasi penyimpangan ;

5. Melakukan pengawasan penanaman modal dengan berkoordinasi dengan instansi teknis ;

6. Melakukan koordinasi terkait dengan pengawasan tenaga kerja asing ;

7. Mengiventarisir data Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan;

8. Menyiapkan data pengawasan terhadap perusahaan sebagai kewajiban penyampaian laporan realisasi penggunaan fasilitasi ;

9. Melaksanakan tindak lanjut terhadap penyimpangan atas ketentuan penanaman modala sesuai ketentuan peraturan perundan- undangan yang menjadi kewenanga Pemerintah Kabupaten;

10. Melakukan perekapan data kegiatan Seksi Pengawasan Penanaman Modal;

11. Melaksanakan tugas Kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

2.2 Tim Teknis

Tim teknis adalah kelompok kerja yang terdiri atas unsur

dari SKPD teknis terkait yang memiliki kewenangan teknis

untuk memberikan pelayanan perizinan dan non perizinan

dalam memberikan rekomendasi teknis mengenai diterima

atau ditolaknya suatu permohonan.

Tim teknis mempunyai Tugas :

1).

Melakukan visitasi ke lapangan untuk melakukan

analisis teknis;

2) Membuat berita acara pemeriksaan.

(32)

kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP guna diproses

lebih lanjut.

2.3 Sumber Daya Dinas Penanaman Modal dan PTSP

Sumber Daya Manuasia

Dengan memperhatikan kedudukan, tugas pokok dan fungsi

Dinas Penanaman Modal dan PTSP dalam peyelenggaraan

pemerintahan, dan agar dapat terlaksana dengan baik tugas

pokok dan fungsi tersebut, serta terwujudnya agenda

pembangunan daerah sebagaimana yang diamanatkan di

dalam RPJMD, Dinas Penanaman Modal dan PTSP harus

memiliki potensi sumber daya manusia yang handal sebagai

modal atau suatu kekuatan pendukung pelaksanaan tugas

pokok dan fungsinya. Adapun sumberdaya manusia sebagai

potensi/kekuatan yang dimiliki oleh Dinas Penanaman Modal

dan PTSP dapat dilihat di bawah ini :

Tabel 1.1. Komposisi Pegawai Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bantaeng Menurut Tingkat

Pendidikan

No

Pendidikan

Golongan

Jumla

h

(Oran

g)

Kontr

ak/Ma

gang

I

II

III

IV

1.

SD

-

-

-

-

-

0

2.

SLTP

-

-

-

-

-

0

3.

SLTA

6

-

8

6

-

20

4.

Diploma III

-

-

-

-

-

0

5.

Sarjana

7

-

-

10

2

19

6.

Pasca

-

-

-

-

2

2

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP 3

(33)

Sarjana

Jumlah (Orang)

13

0

8

16

4

41

Sumber: Bag. Kepegawaian DPMPTSP Bantaeng, 2016

2.4 Sarana dan Prasarana

Salah satu faktor yang mendukung pelayanan prima dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non perizinan pada Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Bantaeng adalah adanya gedung Kantor yang representatif yang aksesibilitasnya dapat dijangkau oleh masyarakat.

Di samping itu, juga dilakukan penyempurnaan ruang yang konstruktur melalui dari proses permohonan sampai proses untuk penyerahan dokumen izin, yaitu :

1)

Front Office

a. Meja Pelayanan Informasi b. Meja Pelayanan Pendaftaran c. Meja Pelayanan SKRD

d. Meja Penyerahan e. Ruang Tunggu

f. Meja Pelayanan Pengaduan

2)

Back Office

a. Ruang pemrosesan berkas b. Ruang server

c. Ruang arsip

d. Ruang tim penghubung

e. Ruang pengelolaan informasi dan data f. Ruang rapat

g. Ruang kerja

Sebagai penunjang fisik yang penting dalam mendukung kegiatan Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Bantaeng, telah tersedia sarana seperti : komputer, printer, telpon, kendaraan operasional, papan pengumuman, brosur, dan perlengkapan fasilitas lainnya.

2.5. Kinerja Pelayanan Dinas Penanaman Modal dan PTSP

(34)

dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non perizinan dalam bentuk

Dilihat dari segi geografis Kabupaten Bantaeng merupakan salah satu kabupaten yang mempunyai banyak potensi, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia

 Potensi sumber daya alam seperti : Potensi industri, potensi wisata, potensi agriculture, potensi agrobisnis, dan banyak lagi potensi lainnya masih harus digali dan dikembangkan dengan berbagai kajian ilmiah sehingga dapat menjadikan daya tarik bagi investor

 Potensi sumber daya manusia, seperti : perguruan tinggi, lembaga-lembaga pusat pelatihan dan lainnya merupakan sisi lain yang menarik dan dapat menjadi modal yang baik dalam rangka menggali dan mengembangkan berbagai potensi di kabupaten Bantaeng.

Adapun sebagai gambaran perkembangan investasi PMA dan PMDN di Kabupaten Bantaeng sampai tahun 2016

Pelayanan perizinan yang diselenggarakan Dinas Penanaman Modal dan PTSP adalah pelayanan administrasi, baik pelayanan perizinan maupun non perizinan yang meliputi:

1. Izin Prinsip 2. Izin Lokasi

3. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 4. Izin gangguan (HO)

5. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

6. Izin Usaha Industri (IUI)/ Tanda Daftar Industri (TDI) 7. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

8. Izin Pemasangan Reklame (IPR) 9. Izin Usaha Jasa Kontruksi (IUJK) 10. Izin Sarana Kesehatan

11. Izin Tenaga Kesehatan 12. Izin Usaha Perikanan 13. Izin Lingkungan

14. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

15. Tanda Daftar Gudang/ Ruang (TDG/R)

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP 3

(35)

16. Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) 17. Laik Hygiene Sanitasi

18. Standar Pelayanan Izin Prinsip Penanaman Modal 19. Izin Prinsip perluasan Penanaman Modal

20. Izin Prinsip Perubahan Penanaman Modal

21. Izin Usaha Penggabungan Perusahaan Penanaman Modal 22. Izin usaha Perubahan Penanaman Modal

23. Izin Usaha Perluasan Penanaman Modal 24. Izin usaha Penanaman Modal

2.6. Tantangan dan Peluang Pelayanan Dinas Penanaman Modal dan PTSP

Berdasarkan isu yang berkembang di masyarakat dan pengamatan terhadap lingkungan strategis, dapat diidentifikasi kondisi internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman). Identifikasi atas keempat aspek positif dan negatif organisasi tersebut akan membantu pemerintah daerah, khususnya Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Bantaeng dalam menentukan tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan yang akan dilaksanakan dalam pencapaian misi dan visi organisasi.

Analisis lingkungan internal Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Bantaeng Kabupaten Bantaeng memperhatikan unsur-unsur kekuatan dan kelemahan dan analisis lingkungan eksternal memperhatikan unsur-unsur peluang dan ancaman sebagai berikut :

2.6.1 Kekuatan (

strength

)

Kekuatan merupakan kondisi internal yang dapat mendorong penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Bantaeng adalah :

1. Landasan hukum Dinas Penanaman Modal dan PTSP.

2. Kewenangan dalam melaksanakan pelayanan administrasi di bidang investasi.

3. Integritas pelayanan .

(36)

2.6.2 Kelemahan (

weakness

)

Kelemahan merupakan kondisi internal yang dapat menjadi kendala penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Bantaeng. Ancaman tersebut dapat diindentifikasi sebagai berikut :

1. Rendahnya kapasitas SDM aparatur.

2. Budaya kerja belum berorientasi pada kualitas. 3. Keterbatasan anggaran.

4. Belum optimalnya fasilitas teknologi informasi.

5. Struktur organisasi belum mencerminkan peningkatan fungsi pelayanan.

2.6.3 Peluang (

Opportunity

)

Peluang merupakan kondisi eksternal yang dapat mendorong penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Bantaeng adalah :

1. Peraturan perundang-undangan

2. Dukungan pemerintah, khususnya pemerintah daerah dan forum PTSP.

3. Tuntutan profesionalisme penyelenggaraan pelayanan. 4. Kondisi iklim investasi kondusif.

2.6.4 Ancaman (

threat

)

Ancaman merupakan kondisi eksternal yang dapat menganggu dan menghambat penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Bantaeng. Ancaman tersebut dapat diindentifikasi sebagai berikut :

1. Tingkat partisipasi masyarakat belum optimal. 2. Disharmoni kebijakan.

3. Belum bersinergi dalam penyelenggaraan pelayanan secara terpadu.

4. Pengelolaan data dan informasi belum terintegrasi.

Berdasarkan gambaran tentang analisis potensi dan permasalahan internal dan eksternal (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) yang diprediksi akan berpengaruh terhadap penyelenggaraan

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP 3

(37)

pelayanan perizinan ke depan. Untuk itu perlu dikembangkan upaya tindak lanjut sebagai berikut:

1. Pengkajian dan penyempurnaan produk hukum daerah yang berkaitan penyelenggaraan penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu.

2. Peningkatan kapasitas SDM aparatur.

3. Penataan kembali sistem aplikasi data base penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu.

4. Perbaikan sitem pengendalian internal.

5. Peningkatan koordinasi dan konsultasi dengan instansi/SKPD terkait serta stakeholder.

6. Pembagian jabatan fungsional umum bagi staf.

Berdasarkan hasil analisa lingkungan yang telah dilakukan sebelumnya, berikut ini adalah pilihan-pilihan strategis yang dapat diambil guna menentukan kebijakan-kebijakan sebagai bentuk antisipasi masa yang akan datang serta untuk perbaikan kondisi saat ini. Pilihan-pilihan strategis di bawah ini adalah hasil analisa SWOT yang dilakukan berdasarkan analisa lingkungan baik internal maupun eksternal organisasi Dinas Penanaman Modal dan PTSP. Penggunaan strategi di bawah ini lebih bergantung dari cara pandang unit kerja dan unit organisasi dalam memandang setiap permasalahan yang dihadapi. Ada beberapa pilihan strategi yang dapat digunakan untuk waktu dan kesempatan yang berbeda. Pilihan-pilihan strategi tersebut antara lain :

1. Strategi SO, yaitu menggunakan kekuatan untuk mendapatkan peluang.

2. Strategi WO, yaitu mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang.

3. Strategi ST, yaitu menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman.

(38)

2.6.5 Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Bupati Bantaeng Nomor 48 Tahun 2016, susunan organisasi Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Bantaeng terdiri atas :

a) Kepala Dinas b) Sekretariat

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 2. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan 3. Sub Bagian Keuangan

c) Bidang Perencanaan Pengembangan Iklim Penanaman Modal

1. Seksi Informasi dan fasilitasi dan Penanaman Modal 2. Seksi Perencanaan dan regulasi Penanaman Modal

3. Seksi Pengkajian dan Pengembangan Potensi Penanaman Modal d) Bidang Promosi Penanaman Modal

1. Seksi Pengembangan dan Materi Penanaman Modal 2. Seksi Pelaksanaan Promosi Penanaman Modal 3. Seksi Fasilitas Kerjasama

e) Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan

1. Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan

2. Seksi Pengolahan Data, Pemeriksaan dan Pelaporan 3. Seksi Pengaduan dan Advokasi

f) Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal 1. Seksi Pemantauan Penanaman Modal

2. Seksi Pembinaan Penanaman Modal 3. Seksi Pengawasan Penanaman Modal g) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) h) Kelompok Jabatan Fungsional

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP 3

(39)
(40)

BAB III ISU – ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

Isu strategis dalam kurun waktu lima tahun ke depan terkait dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Bantaeng adalah sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan pelayanan melalui pendekatandebirokratisasi dan deregulasi;

2. Sinergitas pelayanan administratif dengan pelayanan teknis;

3. Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan sesuai dengan standar pelayanan ;

4. Prosedur pelayanan distandarisasi, dipersingkat, dan dapat diotomasikan dan pengelolaan pangkalan data berbasis teknologi; 5. Penguatan kelembagaan.

Isu tersebut di atas dipengaruhi oleh perkembangan lingkungan strategis dan perkembangan dinamika masyarakat yang terus berlangsung saat ini. Kondisi tersebut memerlukan langkah adaptif terhadap kebijakan yang berbasis ekspektasi masyarakat sebagai pengguna layanan. Berikut permasalahan-permasalahan OPD beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Tabel 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi DPMPTSP

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP 4

(41)

perizinanny a dengan sistem paralelisasi

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Daerah Terpilih

Dengan mempertimbangkan kemajuan yang telah dicapai pada periode 2008-2013; memperhatikan hasil analisis isu strategis; mengacu visi dan visi Bupati/ Wakil Bupati Bantaeng yang terpilih untuk masa bakti 2013 – 2018; berpedoman pada RPJPD Kabupaten Bantaeng 2008 - 2028; memperhatikan prioritas pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 – 2013 dan perioritas pembagunan nasional yang tercantum dalam RPJMN 2010 – 2014; serta merujuk pada tujuan nasional yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, maka Visi Pembangunan Kabupaten Bantaeng Tahun 2013 – 2018 adalah :

Kabupaten Bantaeng sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi di

Bagian Selatan Sulawesi Selatan

”.

Berdasarkan visi pembangunan tersebut ditetapkan misi pembangunan Kabupaten Bantaeng Tahun 2013-2018 adalah :

1. Peningkatan wawasan dan kapasitas Manusia;

2. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam bidang pertanian dan kelautan;

3. Peningkatan Jaringan Perdagangan, Industri dan Pariwisata;

4. Memaksimalkan berkembangnya lembaga ekonomi masyarakat secara terpadu;

5. Penguatan kelembagaan pemerintah.

Tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Bantaeng yang akan dicapai dalam lima tahun mendatang dirumuskan berdasarkan visi dan misi pembangunan Kabupaten Bantaeng tahun 2013-2018 yang berhubungan dengan Dinas Penanaman Modal dan PTSP adalah tujuan dan sasaran yang terkait dengan misi kesatu, keempat dan kelima.

1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Mewujudkan Misi Kesatu

(42)

sasaran pembangunan yang akan dicapai dalam lima tahun mendatang adalah sebagai berikut:

Tujuan 1 : Meningkatkan kinerja administrasi pemerintahan dengan sasaran

1) Terwujudnya administrasi pemerintahan yang efisien, efektif, dan akuntabel yang dtandai dengan meningkatnya kinerja pelayanan. 2) Terwujudnya pengelolaan keuangan daerah yang berorientasi pada

masyarakat selaras dengan meningkatnya pengelolaaan akuntabilitas dan transparansi aset dan keuangan kantor.

3) Terwujudnya pelayanan publik sesuai dengan prinsip kepemerintahan yang baik (good governance).

2. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Mewujudkan Misi Keempat

Sesuai dengan misi keempat: Memaksimalkan berkembangnya lembaga ekonomi masyarakat secara terpadu; serta memperhatikan tujuan ke kedua, ketiga dan kelima dari tujuan pembangunan milenium, dan prioritas kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Bantaeng keempat dalam RPJMD 2013-2018, maka tujuan dan sasaran pembangunan yang akan dicapai dalam lima tahun mendatang adalah sebagai berikut.

Tujuan 2: Memperkuat ketahanan dan modal sosial budaya masyarakat berdasarkan nilai-nilai keutamaan budaya lokal yang inklusif dengan sasaran:

(1) Berkembangnya organisasi dan lembaga ekonomi masyarakat antara lain ditandai dengan meningkatnya jumlah usaha usaha mikro kecil dan menengah di pedesaan.

(2) Berkembangnya solidaritas, kerjasama dan kemitraan antar kelompok masyarakat antara lain ditandai dengan meningkatnya kerjasama antar kelompok usaha masyarakat.

3. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Mewujudkan Misi Kelima

Dalam mendukung terwujudnya misi kelima: Penguatan kelembagaan pemerintah; dan mendukung prioritas kebijakan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantaeng kelima dalam RPJMD 2013-2018; maka tujuan dan sasaran pembangunan yang akan dicapai dicapai dalam lima tahun mendatang adalah sebagai berikut.

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP 4

(43)

Tujuan 3: Penataan Lembaga Pemerintahan dan Lembaga Kemasyarakatan yang ada di desa dan kelurahan dalam rangka peningkatan akselerasi pelayanan:

1. Terbangunnya tata kelola kepemerintahan yang baik dalam penyelenggaraan pelayanan publik, khususnya pelayanan perizinan dan non perizinan.

2. Terbangunnya hubungan yang harmonis antara pemerintah desa dan kelurahan serta lembaga kemasyarakatan dalam menopang pelayanan terpadu satu pintu.

Visi Kabupaten Bantaeng tahun 2013-2018 yang ditetapkan kepala daerah dan wakil kepala daerah menjadi acuan utama dalam penyusunan rencana strategis Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Bantaeng.

3.3. Telahaan Renstra Dinas Penanaman Modal dan PTSP

Dalam era otonomi saat ini, daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya. Daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan kapasitas daerah sehingga mempunyai daya saing yang kompetitif.

Permendagri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Daerah bahwa dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan investasi, dengan memberikan perhatian yang lebih besar pada peran usaha mikro, kecil dan menengah, perlu dilakukan penyerderhanaan penyelenggaraan pelayanan terpadu sesuai Instruksi Presiden Nomor 03 Tahun 2009 tentang Paket Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi.

Landasan pemikiran Permendagri ini adalah keinginan untuk mengintegrasikan seluruh proses pelayanan publik, baik perizinan maupun non perizinan ke dalam suatu sistem penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Tujuan dan sasaran penyelenggaraan pelayanan dan penanaman modal adalah :

Tujuan :

(44)

2. Memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan publik.

Sasaran:

1. Terwujudnya pelayanan publik yang cepat, murah, mudah, transparan, kepastian proses, terjangkau, dan anti pungli;

2. Meningkatnya hak-hak masyarakat terhadap pelayanan publik dan penanaman modal.

3.4. TELAAHAN RENSTRA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL RI DAN RENSTRA BKPM PROV.SULAWESI-SELATAN

Berdasarkan RENSTRA Badan Koordinasi Penamanan Modal (BKPM) Republik Indonesia 2010 - 2014, maka Visi dan Misi BKPM RI adalah terwujudnya iklim penanaman modal yang berdaya saing untuk menunjang kualitas

perekonomian nasional dengan sasaran jangka menengah adalah :

1. Meningkatnya kualitas perencanaan penanaman modal yang berorientasi pada peningkatan daya saing.

2. Semakin efektifnya kegiatan promosi yang berorientasi pada peningkatan daya saing penanaman modal

3. Meningkatnya koordinasi dan partisipasi aktif BKPM dalam forum perundingan kerjasama internasional dan kerjasama dengan dunia usaha asing didalam dan diluar negeri dibidang penanaman modal 4. Meningkatnya kualitas pelayanan penanaman modal yang

berorientasi pada peningkatan daya saing

5. Tersedianya rumusan kebijakan yang mendorong perbaikan iklim penanaman modal

6. Semakin efektifnya kegiatan pembinaan, fasilitasi pelaksanaan, pengawasan dan pemantauan penanaman modal

7. Meningkatnya kualitas program/kegiatan dan anggaran serta evaluasi program/kegiatan BKPM

Berdasarkan hal tersebut diatas maka faktor-faktor penghambat ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan BKPMD yang

mempengaruhi permasalahan pelayanan BKPMD ditinjau dari sasaran jangka menengah RENSTRA BKPM RI.

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP 4

(45)

Tabel 3.2. Permasalahan Pelayanan BKPMD Prov. Sulsel berdasarkan Sasaran RENSTRA BKPM RI beserta faktor Penghambat dan Pendorong Penanganannya

Gambar

Tabel 1.1. Komposisi Pegawai Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Tabel 3.2. Permasalahan  Pelayanan BKPMD Prov. Sulsel berdasarkan Sasaran RENSTRA BKPM RI beserta faktor Penghambat dan Pendorong Penanganannya
Tabel 3.3. Permasalahan Pelayanan DPMPTSP Kab. Bantaeng
Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Strategis DPMPTSP Kabupaten Bantaeng
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui bentuk – bentuk sosialisasi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Kota Pematangsiantar pada Pemilihan Umum

Pertama, tahapan ini adalah mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian, kegiatan yang dilakukan meliputi : (1) Melakukan studi pustaka yaitu

Adapun temuan dari penelitian ini adalah (a) aksi terorisme dapat dilakukan berdasarkan logic of action atau method of action; (b) Saat ini, Indonesia berada dalam

Pendekatan penelitian kualitatif pada tahap kedua dilakukan untuk mengelaborasi lebih lanjut hasil yang diperoleh pada tahap pertama, sekaligus untuk mengetahui

Nilai original sample variabel daya tarik wisata dalam mempengaruhi kepuasan adalah positif yaitu sebesar 0,408 yang menunjukkan bahwa arah hubungan antara X1 dengan

PEJABAT PENGADAAN BARANG/PEKERJAAN KONSTRUKSI/JASA LAINNYA BAGIAN/ BIDANG CIPTA KARYA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA.. TAHUN

Simpulan penelitian pengembangan ini adalah (1) Dihasilkan modul pembelajaran fisika dengan strategi inkuiri terbimbing pada materi fluida statis yang tervalidasi; (2)

Hal-hal tersebut yang kemudian melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian mengenai brand image sepatu merek crocs dan hubungannya dengan keputusan membeli