• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Tumor Otak | Karya Tulis Ilmiah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengertian Tumor Otak | Karya Tulis Ilmiah"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

1. Pengertian Tumor Otak

Menurut Smeltzer (2001), tumor otak adalah sebuah lesi

yang terletak pada intrakranial yang menempati ruang di dalam

tengkorak yang selalu tumbuh sebagai massa yang berbentuk bola

dan dapat menyebar masuk ke dalam jaringan akibat kompresi

dan infiltrasi jaringan dengan perubahan fisik yang bervariasi.

Tumor otak adalah neoplasma atau proses desak ruang

(space occupying lesion atau space taking lesion) yang timbul di

dalam rongga tengkorak baik di dalam kompartemen supratentorial

maupun infratentorial mencakup tumor-tumor primer pada korteks,

meningens, vaskuler, kelenjar hipofise, epifise, saraf otak, jaringan

penyangga, serta tumor metastasis dari bagian tubuh lainnya

(Satyanegara, 1998).

2. Klasifikasi Tumor Otak

Menurut Samuels (1986) dalam Harsono (1996) klasifikasi

tumor otak yang paling sering dijumpai berdasarkan lokasi tumor

yaitu :

a. Tumor Supratentorial

1) Hemisfer otak

a) Glioma

(2)

(1) Gliblastoma multiforme

(2) Astrositoma

(3) Oligodendroglikoma

b) Meningioma

c) Tumor metastasis

2) Tumor struktur median

a) Adenoma hipofisis

b) Tumor glandula pinealis

c) Kraniofaringioma

b. Tumor Infratentorial

1) Schwannoma akustikus

2) Tumor metastase

3) Meningioma

4) Hemangioblastoma

c. Tumor Medula Spinalis

1) Ekstradural

a) Metastasis

2) Intradular

3) Ekstramedular

a) Meningioma

b) Neurufibroma

4) Intramedular

(3)

b) Astrositoma

Klasifikasi tumor otak menurut Smeltzer (2001) yaitu :

a. Tumor yang muncul dari pembungkus otak seperti meningioma

dura

b. Tumor yang berkembang di dalam atau di atas saraf kranial

seperti neuroma akustik

c. Tumor yang berasal di dalam jaringan otak seperti glioma

d. Lesi metastatik yang berasal dari bagian tubuh lainnya

3. Etiologi

Menurut Ngoerah (1991) faktor-faktor yang berperan dalam

timbulnya suatu tumor otak adalah :

a. Bawaan

b. Bangunan Embrional yang tertinggal seperti

1) Suatu kraniofaringioma yang berpangkal pada sel-sel yang

tertinggal dari suku Rathke.

2) Suatu khoedoma yang berpangkal dari sel-sel yang tertinggal

dari khorda dorsalis.

3) Suatu kista dermoid, kista epidermoid dan suatu teratoma

intrakranialis yang berpangkal pada sel-sel yang tertinggal.

c. Radiasi

d. Virus

(4)

4. Patofisiologis

Menurut Price (1995) tumor otak menyebabkan gangguan

neurologik yang disebabkan oleh :

a. Gangguan fokal

Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada

jaringan otak dan infiltrasi atau invasi langsung pada parenkim

otak dengan kerusakan jaringan neuron.

b. Kenaikan tekanan intrakranial

Peningkatan tekanan intrakranial dapat diakibatkan oleh

beberapa faktor seperti bertambahnya massa dalam tengkorak,

terbentuknya edema sekitar tumor dan perubahan sirkulasi

cairan serebrospinalis.

Menurut Smeltzer (2001) kejadian patofisiologinya

menimbullkan peningkatan tekanan intrakranial dan tanda-tanda

neurologis fokal, hidrosefalus serta gangguan fungsi hipofise.

5. Manifestasi Klinis Tumor Otak

Menurut Smeltzer (2001) gejala umum adalah adanya

tekanan intrakranial yaitu

a. Sakit kepala terutama pagi hari.

b. Mual sehingga terjadi anoreksia atau biasanya terjadi iritasi

pusat muntah di medulla.

c. Pupil edema terjadinya pembengkakan saraf optik sehingga

(5)

d. Penurunan mental dan kelemahan.

Menurut Harsono (1996) manifestasi klinis yang terpenting

adalah sebagai berikut :

a. Kenaikan tekanan intrakranial yang terdapat pada sebagian

besar tumor otak menyebabkan sefalgia, mual dan muntah.

Nyeri kepala pada orang dewasa yang timbul berulang-ulang,

sedangkan sebelumnya tidak menderita sefalgia kronis, harus

dicurigai adanya tumor otak. Edema pupil nervus optikus

terdapat hanya pada sebagian kecil tumor otak, jadi lebih

banyak tumor otak tanpa edema pupil.

b. Manifestasi klinis fokal seperti hemiparesis, afasia dan

gangguan visus, bergantung pada lokasi tumor dan edema otak

di sekitarnya. Tumor pada silent region bisa hanya memberi

gejala edema pupil atau gangguan mental.

c. Konvulsi fokal, konvulsi umum atau keduanya terdapat pada

sepertiga penderita tumor otak.

d. Perdarahan pada tumor yang kaya akan pembuluh darah.

6. Pemeriksaan Fisik

Menurut Smeltzer (2001) pada pemeriksaan tingkat

kesadaran dilakukan pemeriksaan yang dikenal sebagai Glascow

Coma Scale (GCS) untuk mengamati pembukaan kelopak mata,

(6)

Pemeriksaan tingkat kesadaran adalah dengan pemeriksaan

yang dikenal sebagai Glascow Coma Scale (GCS) yaitu sebagai

berikut :

a. Membuka mata

1) Membuka spontan : 4

2) Membuka dengan perintah : 3

3) Membuka mata karena rangsang nyeri : 2

4) Tidak mampu membuka mata : 1

b. Kemampuan bicara

1) Orientasi dan pengertian baik : 5

2) Pembicaraan yang kacau : 4

3) Pembicaraan tidak pantas dan kasar : 3

4) Dapat bersuara, merintih : 2

5) Tidak ada suara : 1

c. Tanggapan motorik

1) Menanggapi perintah

: 6

2) Reaksi gerakan lokal terhadap rangsang : 5

3) Reaksi menghindar terhadap rangsang nyeri : 4

4) Tanggapan fleksi abnormal : 3

5) Tanggapan ekstensi abnormal : 2

6) Tidak ada gerakan

(7)

Sedangkan untuk pemeriksaan kekuatan otot adalah sebagai

berikut :

0 : Tidak ada kontraksi otot

1 : Terjadi kontraksi otot tanpa gerakan nyata

2 : Pasien hanya mampu menggeserkan tangan atau kaki

3 : Mampu angkat tangan, tidak mampu menahan gravitasi

4 : Tidak mampu menahan tangan pemeriksa

5 : Kekuatan penuh

Menurut Tucker (1998), fungsi saraf kranial adalah sebagai

berikut :

a. Saraf Olfaktorius (N.I): Penghidu/penciuman.

b. Saraf Optikus (N.II): Ketajaman penglihatan, lapang pandang.

c. Saraf Okulomotorius (N.III): Reflek pupil, otot okular, eksternal

termasuk gerakan ke atas, ke bawah dan medial, kerusakan

akan menyebabkan otosis dilatasi pupil.

d. Saraf Troklearis (N.IV): Gerakan okular menyebabkan ketidak

mampuan melihat ke bawah dan ke samping.

e. Saraf Trigeminus (N.V): fungsi sensori, reflek kornea, kulit wajah

dan dahi, mukosa hidung dan mulut, fungsi motorik, reflek

(8)

f. Saraf Abduschen (N.VI): gerakan okular, kerusakan akan

menyebabkan ketidakmampuan ke bawah dan ke samping.

g. Saraf Facialis (N.VII): fungsi motorik wajah bagian atas dan

bawah, kerusakan akan menyebabkan asimetris wajah dan

paresis.

h. Saraf Akustikus (N.VIII): tes saraf koklear, pendengaran,

konduksi udara dan tulang, kerusakan akan menyebabkan

tinitus atau kurang pendengaran atau ketulian.

i. Saraf Glosofaringeus (N.IX): fungsi motorik, reflek gangguan

faringeal atau menelan.

j. Saraf Vagus (N.X): klien dapat berbicara, menelan, makan, dan

minum.

k. Saraf Asesorius (N.XI): kekuatan otot trapesus dan

sternokleidomastoides, kerusakan akan menyebabkan

ketidakmampuan mengangkat bahu.

l. Saraf Hipoglosus (N.XII): fungsi motorik lidah, kerusakan akan

menyebabkan ketidakmampuan menjulurkan dan

menggerakkan lidah.

7. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Satyanegara (1998) pemeriksaan scan magnet

(MRI) dan scan tomografi komputer merupakan pemeriksaan

terpilih untuk mandeteksi adanya tumor otak. Pemeriksaan

(9)

ekhoensefalografi, dan pemeriksaan diagnostik yang invasif seperti

angiografi serebral, pneumoensefalografi sudah jarang diterapkan.

Menurut Tucker (1998) pemeriksaan diagnostik pada tumor

otak antara lain :

a. Pemeriksaan fisik dan neurologis

b. Pemeriksaan lapang pandang

c. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

d. Pemeriksaan sinar X kepala

e. Pungsi Lumbal : Cairan Serebrospinal (CSS)

f. Elektroensefalogram (EEG)

g. Ekhoensefalografi

h. CT Scan

i. Angiografi serebral

j. Glukosa, kadar prolaktin serum

8. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan tumor otak menurut Satyanegara (1998)

mencakup tindakan-tindakan :

a. Terapi Operatif

Tindakan operasi pada tumor otak (khusunya yang ganas)

bertujuan untuk mendapatkan diagnosa pasti dan dekompresi

internal mengingat bahwa obat-obatan antiedema otak tidak

dapat diberikan secara terus-menerus. Persiapan pra bedah,

(10)

pascabedah sangat berperan penting dalam menentukan

keberhasilan penanganan operatif terhadap tumor otak.

b. Terapi Konservasi

1) Radioterapi

Radioterapi untuk tumor-tumor susunan saraf pusat

kebanyakan menggunakan sinar X dan sinar Gamma,

disamping juga radiasi lainnya seperti proton, partikel alfa,

neutron dan pimeson.

2) Kemoterapi

Saat ini yang menjadi titik pusat perhatian modalitas terapi

ini adalah tumor-tumor otak jenis astrositoma , glioblastoma

dan astrositoma anaplastik beserta variannya. Beberapa

obat kemoterapi untuk tumor ganas otak yaitu HU

(hidroksiurea), 5 FU (5 fluorourasil), PCV (Prokarbazin,

CCNU, Vincristine), Nitrous urea (PCNU, BCNU/ Karmustin,

CCNU/ lomustin), MTX (metotreksat), DAG

(Dianhidrogalaktitol).

3) Immunoterapi

Yang mendasari modalitas terapi ini adalah anggapan bahwa

tumbuhnya suatu tumor disebabkan oleh adanya gangguan

fungsi immunologi tubuh sehingga diharapkan dengan

melakukan restorasi system immune dapat menekan

(11)

sebagai immuno-modular antara lain BCG/ Levamizole, dan

Visivanil.

B. Asuhan Keperawatan Klien dengan Tumor Otak 1. Pengkajian

Menurut Smeltzer (2001) pengkajian keperawatan berfokus

pada bagaimana klien berfungsi, bergerak dan berjalan,

beradaptasi terhadap kelemahan atau paralisis dan untuk melihat

dan kehilangan kemampuan bicara dan adanya kejang.

Pengkajian dibuat terhadap gejala-gejala yang

menyebabkan distress bagi klien. Terdiri dari nyeri, masalah

pernapasan, masalah eliminasi dan berkemih, gangguan tidur dan

gangguan integritas kulit, keseimbangan cairan, dan pengaturan

suhu. Masalah-masalah ini dapat disebabkan oleh invasi tumor.

Perawat dapat bekerja sama dengan pekerja sosial untuk

mengkaji dampak penyakit klien pada keluarga dalam hal

perawatan di rumah, perubahan hubungan, masalah keuangan,

keterbatasan waktu dan masalah-masalah dalam keluarga.

Informasi ini penting dalam membantu keluarga menguatkan

ketrampilan koping mereka.

Menurut Tucker (1998), pengkajian pada klien dengan tumor

(12)

a. Sakit kepala : lokal atau umum, dapat meningkat dengan

aktivitas

b. Pening kepala terjadi dengan perubahan posisi, vertigo

c. Perubahan tingkat kesadaran

d. Penurunan respons terhadap rangsangan verbal atau nyeri

e. Ketidakmampuan untuk mengikuti perintah

f. Perubahan mental atau kepribadian :

1) Peka rangsang

2) Mudah lupa

3) Kehilangan memori

4) Gangguan penilaian

5) Depresi

g. Pupil : respons tidak sama terhadap cahaya

h. Papiledema

i. Diplopia

j. Pandangan berkunang-kunang atau menurun

k. Ptosis

l. Tinitus

m. Kehilangan pendengaran

n. Kelemahan atau paralisis pada wajah dan/atau ekstremitas

o. Diskoordinasi ekstremitas

p. Parestesia

(13)

1) Sempoyongan

2) Tak terkoordinasi

3) Berjalan dengan langkah yang lebar

r. Kesulitan mengunyah dengan disfagia

s. Muntah dengan atau tanpa mual.

t. Afasia

u. Agrafia (ketidakmampuan untuk mengekspresikan diri dalam

tulisan)

v. Obesitas

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawtan yang muncul pada klien dengan tumor

otak menurut Tucker (1998) adalah

a. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan

peningkatan tekanan intrakranial sekunder terhadap tumor.

b. Potensial terhadap defisit perawatan diri, higiene, makan,

toileting, dan mobilitas yang berhubungan dengan gangguan

persepsi kognitif dan/atau neurologis.

c. Ansietas berhubungan dengan ancaman biologis atau

psikologis yang dirasakan.

d. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya

informasi tentang proses penyakit dan penatalaksanaan

(14)

Menurut Wilkinson (2007) diagnosa keperawatan yang

muncul adalah :

a. Ansietas berhubungan dengan perubahan pada lingkungan.

b. Kerusakan memori berhubungan dengan gangguan saraf.

c. Kurang perawatan diri : makan, mandi, toileting berhubungan

dengan kelemahan

d. Risiko jatuh berhubungan dengan kerusakan keseimbangan.

f. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya prosedur invasif

3. Perencanaan

Menurut Nursalam (2001), langkah-langkah dalam

perencanaan proses keperawatan, meliputi :

a. Menentukan prioritas masalah

Hierarki Maslow memprioritaskan urutan diagnosa keperawatan

disesuaikan dengan lima tingkatan kebutuhan manusia dalam

lima tahap yang meliputi :

1) Kebutuhan fisiologi

kebutuhan fisiologi, yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi

untuk kelangsungan hidup. Contoh kebutuhan fisiologi:

Respirasi, sirkulasi, suhu, hidrasi, menghindari nyeri, nutrisi,

perawatan kulit, istirahat/mobilitasi, eliminasi.

2) Kebutuhan rasa aman dan keselamatan

Kebutuhan rasa aman yaitu kondisi yang membuat

(15)

keselamatan, yaitu: Lingkungan yang bebas dari bahaya,

peraturan dan hukum dalam masyarakat, bebas dari

ancaman yang nyata atau tidak nyata, pakaian,

perlindungan, bebas dari infeksi, bebas dari rasa takut.

3) Kebutuhan mencintai, dicintai dan memiliki, yaitu kebutuhan

untuk memberikan dan menerima rasa cinta sayang dan

memiliki. Adapun contoh kebutuhan mencintai dan memiliki

adalah memberi : a) Kasih sayang/seksualitas, b) Afiliasi

dalam kelompok, c) Hubungan dengan teman, keluarga,

teman sebaya dan masyarakat.

4) Kebutuhan harga diri yaitu kondisi yang membuat orang

merasa dihargai karena kemampuan dan perbuatannya.

Adapun contoh kebutuhan harga diri yaitu mendapat respek

dari kolega, perkembangan perasaan kompeten, perasaan

menghargai diri sendiri dan pengakuan diri.

5) Aktualisasi diri yaitu kebutuhan untuk terus berkembang dan

berubah. Adapun contoh kebutuhan aktualisasi diri, yaitu

semua kebutuhan diri tingkat sebelumnya telah terpenuhi,

kepuasan terhadap diri dan lingkungan.

b. Menentukan kriteria hasil

Menurut pendapat Allen (1998) dalam menentukan kriteria

hasil, komponen pernyataanya meliputi :

(16)

ganda.

M : Measurable, kata kerja yang dapat dicapai.

A : Achievable, tujuan harus dapat dicapai.

R : Reasonable, tujuan harus dapat dipertanggungjawabkan

secara ilmiah.

T : Time, target waktu.

c. Menentukan rencana tindakan

Rencana tindakan adalah suatu desain spesifik intervensi

untuk membantu klien dalam mencapai kriteria hasil (Nursalam,

2001).

Menurut Tucker (1998) perencanaan masing-masing

diagnosa antara lain sebagai berikut :

1) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan

peningkatan tekanan intrakranial sekunder terhadap tumor .

Hasil yang diharapkan :

a) Klien memperlihatkan peningkatan atau perfusi jaringa

serebral menjadi normal

b) Tanda neurologis dalam batas yang dapat diterima

c) Klien berorientasi dengan sadar

d) Tidak terdapat tanda tekanan intrakranial

Rencana tindakan :

a) Dapatkan dan catat riwayat dari tanda dan gejala, pantau

(17)

Rasional : Menentukan pilihan intervensi, penurunan

tanda/gejala setelah serangan dapat menunjukkan jenis

perawatan klien intersif atau tidak.

b) Kaji tingkat kesadaran tiap 4 sampai 5 jam

Rasional : Mengetahui kecenderungan tingkat kesadaran

dan perkembangan klien.

c) Gunakan skala koma glascow untuk pengkajian cepat

Rasional : GCS dapat menentukan tingkat

kesadaran dan bermanfaat dalam menentukan lokasi

dan perkembangan kerusakan sistem saraf pusat.

d) Kaji kualitas dan kekuatan otot-otot wajah dan

ekstremitas setiap 4 sampai 5 jam.

Rasional : Mengetahui adanya kerusakan pada saraf

motorik ataupun saraf kranial lainnya.

e) Pantau tanda-tanda vital dan lakuakan pemeriksaan

neurologi setiap 2 sampai 4 jam.

Rasional : Peningkatan tekanan darah sistemik dan

diikuti penurunan tekanan darah diastolik (nadi yang

membesar) merupakan tanda terjadinya peningkatan

tekanan intrakranial.

f) Periksa suhu rektal setiap 2 sampai 4 jam, mungkin

(18)

Rasional : Demam dapat mencerminkan kerusakan pada

hipotalamus

2) Potensial terhadap defisit perawatan diri, higiene, makan,

toileting, dan mobilitas yang berhubungan dengan gangguan

persepsi kognitif dan/atau neurologis.

Hasil yang diharapkan :

Kebutuhan perawatan diri klien terpenuhi.

Rencana tindakan :

a) Kaji derajat ketidakmampuan dalam melakukan Aktivitas

Kehidupan Sehari-hari : mandi, makan, toileting,

dan mobilitas

Rasional : Menentukan intervensi yang sesuai.

b) Bantu saat melakukan perawatan higiene fisik sesuai

indikasi

Rasional : Efektivitas dalam melakukan intervensi dapat

mengoptimalkan intervensi yang diberikan.

c) Lakukan oral higiene, lakukan perawatan kulit

Rasional : Memenuhi kebutuhan dasar klien.

d) Pastikan terhadap eliminasi

Rasional : Membantu dalam pemenuhan kebutuhan

dasar yang diperlukan klien.

e) Berikan makanan dan bantu dalam masukan nutrisi

(19)

Rasional : Membantu dalam pemenuhan kebutuhan

dasar yang diperlukan klien.

f) Ambulasi sesuai toleransi

Rasional : Dapat mencegah terjadinya atropi otot.

g) Lakukan latihan rentang gerak pasif dan aktif pada

semua ekstremitas setiap 4 sampai 5 jam

Rasional : Meningkatkan perfusi jaringan perifer dan

dapat meningkatkan kemampuan klien dalam

pemenuhan kebutuan dasar sehari-hari.

3) Ansietas berhubungan dengan ancaman biologis atau

psikologis yang dirasakan

Hasil yang diharapkan :

a) Tingkat ansietas menurun

b) Klien terlihat tenang dan mampu mengungkapkan

perasaan serta perhatiannya

Rencana tindakan :

a) Kaji perasaan, berikan dorongan pada klien untuk

membicarakan rasa takut dan perhatiannya mengenai

diagnosis dan terapi yang diberikan

Rasional : Gangguan tingkat kesadaran dapat

mempengaruhi ekspresi rasa takut tetapi tidak

(20)

b) Kaji terhadap tanda dan gejala ketakutan dan ansietas,

perhatikan ekspresi verbal dan nonverbal

Rasional : Menciptakan rasa percaya dapat menurunkan

rasa takut dan cemas.

c) Berikan dukungan emosional

Rasional : Meningkatkan perasaan akan keberhasilan

dalam penyembuhan.

d) Berikan penjelasan yang sederhana terhadap pertanyaan

yang diajukan

Rasional : Dapat meringankan ansietas.

4) Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya

informasi tentang proses penyakit dan penatalaksanaan

perawatan di rumah.

Hasil yang diharapkan : Klien dan/atau orang terdekat

mengungkapkan pengetahuan dan pengertian tentang

penatalaksanaan perawatan dirumah, proses penyakit, dan

pengobatan.

Rencana tindakan :

a) Kaji tingkat pengertian mengenai proses penyakit dan

pengobatan.

Rasional : Tingkat pengetahuan mempengaruhi metode

pengajaran pada klien.

(21)

Rasional : Meningkatkan peran serta klien dalam

perawatan.

c) Diskusikan tentang pengobatan, efek samping, atau efek

toksis

Rasional : Dapat menjadi tanda adanya eksaserbasi

respons paska traumatik.

d) Jelaskan perlunya diet baik yang seimbang

Rasional : Meningkatkan pengetahuan dan kesehatan

klien.

e) Jelaskan perlunya mengikuti program rehabilitasi yang

berkelanjutan

Rasional : Mencegah terjadinya kerusakan yang

berkelanjutan.

4. Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah perawat mengimplementasikan

intervensi-intervensi yang terdapat dalam rencana perawatan

(Doenges, 1999). Tahap ini dilakukan dengan tujuan memenuhi

kebutuhan klien secara optimal, yang semuanya disesuaikan

dengan kondisi dan kemampuan klien serta rumah sakit tempat

perawat bekerja.

5. Evaluasi

Evaluasi pada klien dengan tumor otak menurut Long (1996)

(22)

a. Klien mengungkapkan bahwa rasa cemas minimal

b. Klien dapat berkomunikasi walaupun tanpa kata-kata.

c. Klien memperlihat kesedihan yang sesuai dan mekanisme

penyesuaian yang tepat.

d. Klien dapat mempertahankan mobilitas yang optimal.

e. Klien dapat mengkompensasi proses berfikir yang terganggu.

f. Klien mengkompensasi persepsi sensori yang kurang.

g. Klien dapat mempertahan perfusi serebral yang adekuat.

h. Klien dapat menjelaskan pengobatan yang sedang

berlangsung.

i. Klien dapat menjelaskan tanda-tanda dan gejala yang harus

dilaporkan ke dokter.

j. Klien dapat menjelaskan tentang obat-obatan (dosis, efek

samping, cara pakai dan waktu).

k. Klien dapat menyatakan rencana perawatan selanjutnya.

l. Klien dapat menyatakan ketakutannya dan pemahamannya

tentang diagnosa.

Sedangkan evaluasi pada klien dengan tumor otak menurut

Smeltzer (2001) antara lain :

a. Melakukan aktivitas merawat diri sepanjang waktu yang

memungkinkan :

(23)

2) Jadwal periode istirahat berkala untuk memberikan

partisipasi dalam perawatan diri.

b. Mempertahankan status nutrisi yang optimal bila

memungkinkan:

1) Makan dan menerima makanan dalam keterbatasan kondisi.

2) Menerima bantuan untuk makan bila diindikasikan.

c. Melaporkan ansietas berkurang

1) Gelisah berkurang dan tidur lebih baik.

2) Mengungkapkan kekuatiran tentang kematian.

3) Berpartisipasi dalam aktivitas pribadi yang penting selama

mungkin.

d. Anggota keluarga mencari bantuan sesuai kebutuhan

1) Menunjukkan kemampuan untuk mandi, makan dan

perawatan untuk klien.

2) Mengekspresikan perasaan dan kekhawatiran pada tenaga

kesehatan yang tepat.

3) Mendiskusikan dan mencari perawatan hospice sebagai

pilihannya.

C. Dokumentasi

Dokumentasi diartikan sebagai pekerjaan mencatat atau

merekam jalannya peristiwa yang dianggap berharga atau penting,

(24)

dasar hukum. Manfaat dokumentasi adalah sebagai alat

komunikasi antar anggota keperawatan dan antar anggota tim

kesehatan lainnya, sebagai dokumen resmi dalam sistem

pelayanan kesehatan dan dapat juga sebagai alat yang digunakan

dalam bidang pendidikan serta sebagai alat pertanggungjawaban

asuhan keperawatan yang telah berikan. (Effendi, 1995).

Prinsip dokumentasi menurut Potter dan Perry dalam

Nursalam (2001) adalah

1. Jangan menghapus dengan menggunakan tip-ex atau mencoret

tulisan salah ketika mencatat. Karena seakan-akan perawat

mencoba menyembunyikan informasi atau merusak catatan.

Cara yang benar adalah dengan membuat satu garis pada

tulisan yang salah, tulis kata “salah” lalu di paragraf kemudian

tulis catatan yang benar.

2. Jangan menulis komentar yang bersifat mengkritik pasien

maupun tenaga kesehatan lain, karena pernyataan tersebut

dapat digunakan sebagai bukti terhadap perilaku yang tidak

profesional atau asuhan keperawatan yang tidak bermutu.

3. Koreksi semua kesalahan sesegera mungkin karena kesalahan

menulis dapat diikuti dengan kesalahan tindakan.

(25)

5. Jangan biarkan pada akhir catatan perawat kosong, karena

orang lain dapat menambahkan informasi yang tidak benar

pada bagian yang kosong tadi.

6. Semua catatan harus dapat dibaca, ditulis dengan tinta dan

menggunakan bahasa yang lugas.

7. Jika anda mempertanyakan suatu instruksi, catat bahwa anda

sedang mengklarifikasi karena jika perawat melakukan tindakan

di luar batas kewenangannya dapat dituntut.

8. Tulis hanya untuk diri sendiri karena perawat bertanggung

jawab dan bertanggung gugat atas informasi yang ditulisnya.

9. Hindari penggunaan tulisan yang bersifat umum, tulis lengkap,

singkat, padat dan obyektif.

10.Mulailah mencatat dokumentasi dengan waktu dan diakhiri

dengan tanda tangan.

Menurut Effendi (1995), jenis catatan keperawatan adalah

sebagai berikut:

1. Catatan Tradisional

a. Catatan berorientasi pada sumber pembuatan catatan

sesuai dengan kegunaan dan kepentingannya.

b. Semua anggota tim kesehatan membuat catatan sendiri –

sendiri.

2. Problem Oriented Record

(26)

b. Merupakan alat komunikasi antara tim kesehatan, apa,

kapan, bagaimana, sesuatu dikerjakan untuk memenuhi

kebutuhan klien.

c. Terdiri dari empat bagian antara lain: data dasar, daftar

masalah, rencana dan catatan perkembangan klien.

3. Catatan Keperawatan

Catatan keperawatan meliputi:

a. Data dasar yang berisi informasi umum tentang pasien

dikumpulkan saat masuk rumah sakit.

b. Klasifikasi data keperawatan.

c. Daftar masalah yang disaring dari data dasar dan

merupakan dokumen pertama dalam catatan klien yang

bersifat dinamis. Masalah baru yang terjadi ditambahkan

karena telah diyakini menjadi masalah aktif.

d. Rencana asuhan keperawatan

Merupakan rencana asuhan keperawatan yang berisi data

dasar, dignosa atau masalah keperawatan, rencana tindakan

dan rencana evaluasi.

e. Catatan perkembangan pasien

Disebut dengan format SOAP

S: Subyektif adalah informasi yang diperoleh dari klien.

O: Obyektif adalah informasi yang diperoleh berdasarkan

(27)

A: Assesment (pengkajian) adalah analisa masalah klien.

P: Planning of action (rencana tindakan) adalah rencana

tindakan yang akan diambil selanjutnya.

f. Flow Chart (catatan tindakan keperawatan)

Berisi catatan informasi penting dan pengamatan data yang

sedang berlangsung. Catatan ini diperlukan untuk

menunjukkan asuhan keperawatan yang dilakukan,

melaporkan pengobatan khusus, mencatat vital sign, miksi,

defekasi, diit, nyeri, obat-obatan yang diberikan pada klien.

g. Discharge Plan (catatan untuk pulang)

Meliputi keterangan-keterangan tentang diagnosa saat

pulang, alasan pulang atau keluar dari rumah sakit, saran

Referensi

Dokumen terkait

Pada penebangan pohon di areal pengusahaan hutan (HPH), kayu yang dimanfaatkan hanya bagian batang bebas cabang sedangkan bagian tajuknya yang terdiri dari dahan besar,

Praktisi Wing Chun dan Pendiri Jeet Kune Do (Intercepting Fist). Beliau adalah aktor sekaligus seniman bela diri yang berangkat dari hobi perkelahian jalanan bahkan dengan

Saya menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa Tugas Akhir dengan Judul Pemberdayaan Alumni Panti Sosial Bina Remaja “Mardi Utomo” Blitar Melalui Pembentukan Kelompok Usaha

Dwidaya Worldwide yang dapat memberikan kontribusi yang besar dalam perkembangan perusahaan dengan melakukan pengembangan jaringan organisasi dan melakukan pengembangan

Sehubungan dengan evaluasi Dokumen Penawaran Saudara untuk pekerjaan KAJIAN ANALISA DAMPAK LINGKUNGAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PEMKAB LAMONGAN, maka bersama ini diharap

Berdasarkan masalah pada komunitas motor tersebut penulis membuat situs web yang mudah, dan interaktif, sehingga pemakai bisa mendapatkan informasi seperti Profil, Prestasi,

Melalui program ini diharapkan akan mampu meningkatkan jiwa wirausaha dikalangan masyarakat khususnya mahasiswa dalam rangka mengatasi masalah

The study aimed: 1) to result the scaling data of multiple intelligence (MI) instruments of Thurstone and Likert types using the classical approach, 2) to reveal